PENDAHULUAN STUDI KRITIS KONSEP KESEHATAN REPRODUKSI WANITA DALAM CONVENTION ON THE ELIMINATION OF ALL FORMS DISCRIMINATION AGAINST WOMEN (CEDAW) TINJAUAN ISLAM.

(1)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dunia saat ini, tercirikan dengan perkembangan teknologi dan sains yang begitu cepat. Perkembangan itu tidak terkecuali terjadi di dunia kesehatan. Perkembangan pesat alat diagnosis, penemuan dalam terapi seperti transplantasi organ yang memungkinkan penggantian organ sehat ke organ rusak hingga penemuan teknologi stem cell yang memberikan harapan bagi manusia akan kesembuhan pada kerusakan organ melalui sel-sel yang berasal dari dirinya sendiri. Teknologi kesehatan saat ini berbeda jauh dengan dua puluh tahun yang lalu.

Perkembangan teknologi kesehatan yang begitu pesat, tapi di sisi lain angka prevalensi HIV/AIDS serta tingginya Angka kematian ibu dan bayi (selanjutnya disingkat dengan AKI dan AKB), adalah hal yang paradoks. Hal-hal tersebut menjadi kegelisahan sendiri di dunia internasional, yang kemudian mengundang para pemimpin Negara berkumpul dan merumuskan aksi-aksi untuk mengatasi permasalahan penting tersebut. Peningkatan prevalensi HIV/AIDS dan AKI/AKB ini mendesak untuk diatasi disebabkan potensinya dalam merusak generasi.


(2)

Salah satu jawaban atas perrrmasalahan tersebut adalah pembentukan Millennium Development Goals1 (selanjutnya disingkat dengan MDGs). Turunan dari penerapan MDGs dan program-program dunia lainnya mulai menimbulkan polemik saat tindakan seperti legalisasi aborsi sebagai salah satu strategi untuk mengurangi AKI/AKB didukung dan dipaksakan untuk diterapkan ke berbagai negara. Polemik lain muncul saat sosialisasi dan kemudahan akses alat-alat kontrasepsi digalakkan untuk mengatasi persoalan HIV/AIDS.

Lahirnya kegiatan semacam legalisasi aborsi dan kemudahan akses alat kontrasepsi salah satunya disebabkan oleh worldview Barat yang kental.

Worldview ini terlihat dari bagaimana persoalan aborsi dipandang sebagai

persoalan hak untuk mengatur tubuh yang melekat pada perempuan, my body is

my right, juga bagaimana solusi untuk HIV/AIDS adalah melalui alat kontrasepsi

yang secara tidak langsung mengkampanyekan seks bebas.

Barat adalah komunitas dengan unit terkecil individu, bukan keluarga sebagaimana Islam. Individu ini memiliki hak-hak asasi yang dijunjung tinggi. Standar kebenaran bagi Barat bersifat relatif, yang menganggap bahwa benar atau salah, baik dan buruk, senantiasa berubah-ubah dan tidak bersifat mutlak, tergantung pada individu, lingkungan, maupun kondisi sosial. Hal-hal tersebut menjadikan Barat sebagai kumpulan individu yang tidak ingin diatur oleh aturan apapun, baik Negara ataupun agama.

1

MDGs dicanangkan pada tahun 2000 dengan tujuan besarnya adalah mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidup bagi semua.


(3)

Tindakan berupa legalisasi aborsi dan kemudahan akses alat kontrasepsi ini berkembang luas, seiring berkembangnya konsep kesehatan reproduksi dan kesehatan seksual. Konferensi kependudukan di Kairo pada tahun 1994 telah menetapkan definisi kesehatan reproduksi,

Reproductive health is a state of complete physical, mental and social well-being and not merely the absence of disease or infirmity, in all matters relating to be reproductive system and to its functions and processes.

Reproductive health therefore implies that people are able to have a satisfying and safe sex life and that they have the capability to reproduce and the freedom to decide if, when and how often to do so. Implicit in this last condition are the right of men and women to be informed and to have access to safe, effective, affordable and acceptable methods of family planning of their choice, as well as other methods of their choice for regulation of fertility which are not against the law, and the right of access to appropriate health-care services that will enable women to go safely through pregnancy and childbirth and provide couples with the best chance of having a healthy infant. In line with the above definition of reproductive health, reproductive health care is defined as the constellation of methods, techniques and services that contribute to reproductive health and well-being by preventing and solving reproductive health problems. It also includes sexual health, the purpose of which is the enhancement of life and personal relations, and not merely counselling and care related to reproduction and sexually transmitted

diseases.2

Definisi di atas tersebut menekankan bahwa kesehatan reproduksi bukan hanya terkait kesehatan secara fisik, tapi juga mental dan sosial. Definisi ini juga memberi penekanan bahwa cakupan kesehatan reproduksi, termasuk di dalamnya seks yang memuaskan dan aman, tanpa memandang apakah kegiatan seks dilakukan dengan pasangan yang sah atau tidak sah.

2

United Nations, Report of the International Conference on Population and Development Cairo, 5-13 September 1994. (Online), (http://nigeria.unfpa.org/pdf/icpd.pdf , diakses pada 02Agustus 2014, 08:01).


(4)

ICPD lahir sebagai respon dinamis dari CEDAW. CEDAW adalah perjanjian internasional yang juga berfungsi sebagai instrumen hak-hak asasi wanita pertama di dunia. Landasan filosofis CEDAW dapat dilihat pada pasal 1,

For the purposes of the present Convention, the term "discrimination against women" shall mean any distinction, exclusion or restriction made on the basis of sex which has the effect or purpose of impairing or nullifying the recognition, enjoyment or exercise by women, irrespective of their marital status, on a basis of equality of men and women, of human rights and fundamental freedoms in the political, economic,

social, cultural, civil or any other field.3

Landasan filosofis CEDAW ini jika diperhatikan mirip dengan konsep gender, yang memiliki titik tekan pada partisipasi seimbang laki-laki dan perempuan di ranah publik. Konsep gender ini berangkat dari sejarah panjang Barat adanya penindasan terhadap perempuan sehingga mereka menuntut adanya persamaan antara laki-laki dan perempuan dalam berbagai hal.

CEDAW telah diratifikasi oleh 187 negara anggota PBB, dengan penerapan yang disesuaikan dengan keadaan Negara yang meratifikasi. CEDAW memungkinkan sebuah Negara tidak melaksanakan pasal yang dianggap bertentangan dengan kondisi suatu Negara yang disebut reservasi.

Hingga saat ini, sebanyak tujuh Negara belum meratifikasi CEDAW, diantaranya Amerika Serikat. Amerika Serikat belum meratifikasi CEDAW

3

Anonim. Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination Against Women. (Online), (http://www.ohchr.org/Documents/ProfessionalInterest/cedaw.pdf, diakses pada 02 Agustus 2014, 08:15).


(5)

terutama karena adanya pertentangan hebat yang berasal dari kelompok pro-family.4

Indonesia meratifikasi CEDAW melalui UU No.7 Tahun 1984. Kemunculan PP No.61 tahun 2014 tentang legalisasi aborsi dan Pekan Kondom Nasional (PKN)5 yang memfasilitasi pembagian kondom gratis kepada masyarakat awam tanpa restriksi sasaran terlebih dahulu, menimbulkan tanda tanya disebabkan Indonesia adalah Negara dengan penduduk mayoritas muslim yang kondisi masyarakatnya tentu saja berbeda dengan Barat. Indonesia masih memandang kuat institusi keluarga yang dibangun diatas pernikahan yang sah sebagai konstruksi dasar masyarakat. Maka, seks bebas dan legalisasi aborsi bertentangan dengan Indonesia, yang dasar negaranya adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Atas dasar permasalahan tersebut diatas, studi kritis mengenai konsep kesehatan reproduksi dalam CEDAW perlu dilakukan untuk melakukan filterisasi mengenai konsep CEDAW.

B. Rumusan Masalah

Berangkat dari permasalahan kesehatan reproduksi tersebut, rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana konsep kesehatan reproduksi wanita dalam CEDAW?

4

NRL news. Action Alert: Urge Your Senators to Reject the Pro-Abortion CEDAW treaty!

(Online), (http://nrlc.org/archive/news/2007/NLR03/CEDAW.html, diakses pada 20 Agustus 2014, 08:50).

5

ROL. MUI: Pekan Kondom Nasional Menyakiti Umat Islam. (Online),


(6)

2. Bagaimana kritik Islam terhadap konsep kesehatan reproduksi wanita dalam CEDAW?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Mengetahui konsep kesehatan reproduksi dalam CEDAW.

b. Menguraikan kritik Islam terhadap konsep kesehatan reproduksi dalam CEDAW.

2. Manfaat Penelitian

a. Teoritik

1) Memperkaya literatur pengetahuan Islam yang membahas tentang konsep kesehatan reproduksi yang sejalan dengan ajaran Islam.

2) Memberikan informasi yang jelas kepada pembaca akan konsep Islam yang menyeluruh perihal kesehatan reproduksi.

b. Praktik

1) Sebagai panduan dalam mengembangkan kurikulum kesehatan reproduksi yang berbasis Islam.

2) Sebagai panduan dalam menangani persoalan terkait kesehatan reproduksi di masyarakat.


(7)

D. Telaah Pustaka

Secara umum, terdapat banyak karya tulis mengenai aplikasi dari kesehatan reproduksi di ranah lapangan, baik aborsi maupun penggunaan alat kontrasepsi. Akan tetapi, sepengetahuan penulis, karya tulis yang membahas mengenai dasar pemikiran atau dasar landasan dari konsep kesehatan reproduksi belum ada. Telaah pustaka yang disajikan berikut membahas kesehatan reproduksi wanita dalam ranah aplikasi. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian lainnya terletak pada obyek penelitian dimana penulis meneliti landasan dari konsep kesehatan reproduksi wanita.

1. Tesis, Nurfadhilah, 2009, Studi Kasus Pemenuhan Hak Reproduksi Perempuan Muslim Menikah Tahun 2007-2008.

Temuan Penelitian: Pemenuhan hak-hak reproduksi pada wanita muslimah masih belum terpenuhi dengan baik dengan CERTS (Consent, Equality,

Respect, Trust, Safety). Meskipun begitu, penelitian ini menemukan bahwa

alasan para wanita ini bertahan dalam ikatan pernikahan adalah ibadah.

2. Penelitian, La Ode Angga, 2011, Hak Reproduksi Perempuan dalam Perspektif Syariat Islam.

Temuan Penelitian: Penelitian singkat ini membahas mengenai hak-hak reproduksi Islam seperti khitan perempuan, hak menentukan perkawinan, hak menentukan kehamilan, dan lain-lain. Sayangnya, pembahasannya tidak mendalam sehingga terkesan hukum-hukum Islam dipaksa menyesuaikan dengan opini yang berkembang.


(8)

3. Penelitian, Bobbie Khanna, 2013, CEDAW and The Impact on Violence Against Women in India.

Temuan Penelitian: India adalah salah satu Negara yang telah melakukan ratifikasi terhadap CEDAW pada tahun 1994. Penelitian ini bertujuan untuk melihat adakah dampak dari ratifikasi CEDAW tersebut untuk mengurangi kekerasan kepada perempuan yang sering terjadi di India seperti: pembakaran terhadap pengantin wanita (bride burnings), pembunuhan bayi perempuan

(female infanticide), perdagangan manusia atau budak seks (human trafficking

and/or sex slaves). Penelitian ini menyimpulkan belum adanya perbedaan

signifikan pada angka kekerasan pada perempuan sebelum dan setelah ratifikasi.

E. Kerangka Teoritik

Bagian ini akan digunakan untuk menganalisis data dan fakta yang ditemukan dari penelitian. Kesehatan reproduksi terdiri dari dua suku kata, yaitu kesehatan dan reproduksi. Makna kesehatan dapat dibedakan berdasar Islam dan CEDAW, sedangkan reproduksi bermakna serupa, merujuk pada organ-organ reproduksi pada wanita seperti ovarium, uterus, tuba fallopi, vagina, dan lain-lain. Oleh karena itu, akan digunakan tiga kerangka sebagai alat analisis, yaitu:

1. CEDAW

CEDAW adalah konvensi mengenai hak asasi perempuan yang sekaligus berfungsi sebagai instrumen perlindungan terhadap hak asasi perempuan.


(9)

Dasar kerja CEDAW adalah kesetaraan, non-diskriminasi, dan kewajiban Negara.

Sebagai sebuah bangunan, CEDAW tidak hanya terdiri dari konvensi itu sendiri, tapi juga dilengkapi dengan rekomendasi umum (general

recommendations) dan komentar akhir (concluding comments), yang

menjadikan CEDAW sebagai dokumen hidup dan dinamis yang selalu berespon terhadap adanya berbagai permasalahan wanita.

2. Kesehatan reproduksi wanita dalam CEDAW

Konsep kesehatan reproduksi wanita dalam CEDAW diambil berdasarkan hasil ICPD tahun 1994 di Kairo yang berbunyi,

Reproductive health is a state of complete physical, mental and social well-being and not merely the absence of disease or infirmity, in all matters relating to be reproductive system and to its functions and processes. Reproductive health therefore implies that people are able to have a satisfying and safe sex life and that they have the capability to reproduce and the freedom to decide if, when and how often to do so. Implicit in this last condition are the right of men and women to be informed and to have access to safe, effective, affordable and acceptable methods of family planning of their choice, as well as other methods of their choice for regulation of fertility which are not against the law, and the right of access to appropriate health-care services that will enable women to go safely through pregnancy and childbirth and provide couples with the best chance of having a healthy infant. In line with the above definition of reproductive health, reproductive health care is defined as the constellation of methods, techniques and services that contribute to reproductive health and well-being by preventing and solving reproductive health problems. It also includes sexual health, the purpose of which is the enhancement of life and personal relations, and not merely counselling and

care related to reproduction and sexually transmitted diseases.6

Definisi tersebut menggambarkan bahwa kesehatan reproduksi tidak hanya mencakup makna sehat secara fisik, tetapi juga mental dan sosial. Kesehatan

6


(10)

reproduksi memiliki implikasi khusus pada kehidupan seksual dimana wanita berhak untuk memiliki kehidupan seks yang aman dan memuaskan. Norma-norma agama disini tidak disebut secara khusus.

3. Kesehatan reproduksi dalam Islam

Sahal Mahfudz menjelaskan bahwa shihhah berarti keadaan jasmani yang memungkinkan seluruh anggota tubuh manusia berjalan dengan baik dan normal. Pada shihhah terkandung makna yang lebih luas yaitu ‘afiyat yang dampaknya untuk mencapai kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat.

Kesehatan reproduksi wanita dalam Islam berarti adalah kondisi sehat, yaitu bebas dari penyakit jasmani dan hati pada organ reproduksi wanita. Kondisi bebas dari penyakit hati ini berarti bebas dari syahwat yang menjurus pada kesesatan. Fungsi organ reproduksi wanita yang bertujuan regenerasi diperantarai oleh adanya fitrah seksual. Fitrah ini harus dibingkai dalam pernikahan, sehingga menjadi halal dan berkah. Maka kesehatan reproduksi wanita bukan saja bebas dari penyakit jasmani pada organ reproduksi wanita, tetapi juga harus dinaungi oleh kehalalan, dalam hal ini hubungan pernikahan. Ketika membicarakan mengenai kesehatan reproduksi wanita dalam Islam, maka tidak dapat dipisahkan dari fikih wanita (fikih al-Nisa’). Fikih disini bukan berarti cakupan makro yang meliputi seluruh aspek wanita dalam hal ibadah dan muamalah, melainkan ditujukan kepada persoalan-persoalan khusus terkait reproduksi wanita.


(11)

F. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah teknik-teknik yang digunakan dalam melakukan sebuah penelitian. Deddy Mulyana mengatakan metode yang dilakukan dalam suatu penelitian haruslah sesuai dengan kerangka teoritis yang diasumsikan sebelumnya.7

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini berjenis library research, dengan metode penelahan dokumen. Dokumen adalah segala materi yang dibuat dalam bentuk tertulis, baik bentuk kertas (hardcopy) maupun elektronik (softcopy).8 Obyek dalam penelitian ini berupa konsep, yaitu konsep kesehatan reproduksi dalam CEDAW. Penyajian laporan penelitian dengan metode deskriptif yang berisi kutipan-kutipan data.9

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan filosofis melalui penekanan evaluasi terhadap pengetahuan yang disajikan sebagai data.10 Pendekatan filosofis, menurut Sidi Gazalba, adalah pendekatan yang digunakan untuk mengetahui apa makna di balik sebuah realitas, berfikir secara mendalam untuk menemukan hakikat atau hikmah mengenai segala sesuatu yang ada.11

7

Deddy Mulyana. Metodologi Penelitian Kualitatif, cetakan keenam. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 146

8

Samiaji Sarosa. Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar. (Jakarta: Indeks, 2012), hlm. 61.

9

Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 11.

10

Anton Bakker, Achmad Charris Zubair. Metodologi Penelitian Filsafat. (Yogyakarta: Penerbit Kanisius,1990), hlm. 17

11


(12)

3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang digunakan penulis adalah dokumentasi, yakni pengumpulan data dari dokumen-dokumen yang berkaitan dengan obyek yang diteliti.

4. Sumber Data

Sumber data berupa sumber data tertulis, meliputi bahan-bahan pustaka atau materi yang berkaitan langsung dan tidak langsung. Literatur terdiri dari buku, peraturan perundang-undangan, publikasi dari berbagai organisasi dan bahan kepustakaan lainnya yang memiliki keterkaitan dengan permasalahan yang diteliti.

Sumber data terutama adalah concluding comments, yaitu tanggapan komite CEDAW terhadap laporan pertama, kedua dan ketiga, keempat dan kelima yang diberikan oleh Indonesia.

5. Validitas Data

Validitas data bertujuan untuk mengecek kebenaran data antara data yang dilaporkan peneliti dengan data faktual yang ada di lapangan. Penelitian ini menggunakan ukuran confirmability (kepastian) untuk menguji keabsahan data.

Peneliti memastikan sumber data dalam penelitian ini bersumber dari website resmi yang difasilitasi oleh komite CEDAW dalam menyediakan data-data mengenai concluding comments.


(13)

6. Analisis Data

Data-data yang dihimpun dalam penelitian ini dianalisis dengan metode

content analysis. Sedangkan, untuk analisis keseluruhan penulis

menggunakan metode deduktif, yaitu data-data secara khusus mengenai kesehatan reproduksi wanita CEDAW dikumpulkan untuk kemudian ditarik kesimpulan secara umum mengenai konsep kesehatan reproduksi wanita dalam CEDAW.

Content analysis merupakan sebuah teknik untuk membuat

inferensi-inferensi dengan mengidentifikasi secara sistematik dan obyektif karakteristik-karakteristik khusus dalam sebuah teks.12 Metode ini menetapkan sejumlah kategori dan kemudian data-data khusus yang kita dapatkan dari berbagai teks, diklasifikasikan dalam kategori-kategori yang telah dibuat.13

Metode content analysis dalam penelitian ini ditujukan untuk menganalisa isi dari dokumen-dokumen CEDAW perihal kesehatan reproduksi, untuk melihat adakah kebijakan yang direkomendasikan oleh CEDAW lebih mengarah kepada hal tertentu dibanding yang lain, hal tertentu yang dimaksud adalah aborsi legal dan akses kontrasepsi.

Dokumen penelitian yang digunakan berupa concluding comments diunduh dari http://www.un.org/womenwatch/daw/cedaw/reports.htm#i.

12

Klaus Krippendorff. Analisis Isi (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1993), hlm. 19.

13

David Silvermann. Interpreting Qualitative Data, second edition. (London: SAGE Publications, 2001), hlm. 122.


(14)

Langkah-langkah penerapan metode content analysis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Merumuskan tujuan analisis yaitu mengetahui kecenderungan kebijakan-kebijakan kesehatan reproduksi dalam CEDAW.

2) Menentukan unit analisis

a) Unit sampel: teks yang dikeluarkan oleh CEDAW yaitu concluding

comments.

b)Unit pencatatan: tematik yaitu gagasan atau ide yang ditangkap terkait kesehatan reproduksi.

3) Konseptualisasi dan operasionalisasi

Konsep kesehatan reproduksi dalam CEDAW mengacu kepada definisi yang diberikan oleh ICPD, dan konsep-konsep ini dijabarkan dalam kategori-kategori cakupan kesehatan reproduksi yang meliputi:

a) Keluarga Berencana

b)Safe Motherhood

c) Infeksi Menular Seksual (IMS) d)Infeksi pada Saluran Reproduksi e) HIV/ AIDS

f) Kesehatan Reproduksi Remaja

g)Kebebasan dari kekerasan dan paksaan seksual h)Keterlibatan laki-laki

i) Aborsi


(15)

k)Infertilitas

l) Kesehatan seksual

m)Kesehatan reproduksi usia lanjut n)Kondisi kesehatan reproduksi lainnya

4) Melakukan coding, yaitu pada setiap kategori yang dibuat dimasukkan hal yang ingin dilihat dan cara pengukurannya.

5) Pengujian Validitas dan Reliabilitas 6) Input data analisis

7) Penarikan Kesimpulan

G. Sistematika Penyajian

Tesis ini terdiri dari lima bab. Latar belakang permasalahan yang mendasari penulisan tesis, tujuan dan manfaat penelitian, serta metodologi penelitian yang digunakan akan dibahas pada bab I. Kerangka teori yang berfungsi sebagai pisau analisis akan dibahas pada bab II, yaitu mengenai konsep kesehatan reproduksi wanita dalam Islam dan konsep kesehatan reproduksi wanita dalam kesehatan. Data-data yang ditemukan mengenai konsep kesehatan reproduksi wanita dalam CEDAW akan dimuat pada bab III.

Inti tesis terletak pada bab IV yang menjawab rumusan masalah, yaitu bagaimana konsep kesehatan reproduksi wanita dalam CEDAW dan bagaimana kritik Islam terhadap konsep kesehatan reproduksi wanita dalam CEDAW tersebut. Tesis ini ditutup di bab V mengenai kesimpulan dan saran penulis mengenai tesis ini.


(16)

Tesis ini juga dilengkapi oleh lampiran definisi kesehatan reproduksi wanita dalam ICPD serta tujuh concluding comments dari komite CEDAW kepada Indonesia.


(1)

F. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah teknik-teknik yang digunakan dalam melakukan sebuah penelitian. Deddy Mulyana mengatakan metode yang dilakukan dalam suatu penelitian haruslah sesuai dengan kerangka teoritis yang diasumsikan sebelumnya.7

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini berjenis library research, dengan metode penelahan dokumen. Dokumen adalah segala materi yang dibuat dalam bentuk tertulis, baik bentuk kertas (hardcopy) maupun elektronik (softcopy).8 Obyek dalam penelitian ini berupa konsep, yaitu konsep kesehatan reproduksi dalam CEDAW. Penyajian laporan penelitian dengan metode deskriptif yang berisi kutipan-kutipan data.9

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan filosofis melalui penekanan evaluasi terhadap pengetahuan yang disajikan sebagai data.10 Pendekatan filosofis, menurut Sidi Gazalba, adalah pendekatan yang digunakan untuk mengetahui apa makna di balik sebuah realitas, berfikir secara mendalam untuk menemukan hakikat atau hikmah mengenai segala sesuatu yang ada.11

7

Deddy Mulyana. Metodologi Penelitian Kualitatif, cetakan keenam. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 146

8

Samiaji Sarosa. Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar. (Jakarta: Indeks, 2012), hlm. 61.

9

Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 11.

10

Anton Bakker, Achmad Charris Zubair. Metodologi Penelitian Filsafat. (Yogyakarta: Penerbit Kanisius,1990), hlm. 17

11


(2)

3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang digunakan penulis adalah dokumentasi, yakni pengumpulan data dari dokumen-dokumen yang berkaitan dengan obyek yang diteliti.

4. Sumber Data

Sumber data berupa sumber data tertulis, meliputi bahan-bahan pustaka atau materi yang berkaitan langsung dan tidak langsung. Literatur terdiri dari buku, peraturan perundang-undangan, publikasi dari berbagai organisasi dan bahan kepustakaan lainnya yang memiliki keterkaitan dengan permasalahan yang diteliti.

Sumber data terutama adalah concluding comments, yaitu tanggapan komite CEDAW terhadap laporan pertama, kedua dan ketiga, keempat dan kelima yang diberikan oleh Indonesia.

5. Validitas Data

Validitas data bertujuan untuk mengecek kebenaran data antara data yang dilaporkan peneliti dengan data faktual yang ada di lapangan. Penelitian ini menggunakan ukuran confirmability (kepastian) untuk menguji keabsahan data.

Peneliti memastikan sumber data dalam penelitian ini bersumber dari website resmi yang difasilitasi oleh komite CEDAW dalam menyediakan data-data mengenai concluding comments.


(3)

6. Analisis Data

Data-data yang dihimpun dalam penelitian ini dianalisis dengan metode

content analysis. Sedangkan, untuk analisis keseluruhan penulis

menggunakan metode deduktif, yaitu data-data secara khusus mengenai kesehatan reproduksi wanita CEDAW dikumpulkan untuk kemudian ditarik kesimpulan secara umum mengenai konsep kesehatan reproduksi wanita dalam CEDAW.

Content analysis merupakan sebuah teknik untuk membuat inferensi-inferensi dengan mengidentifikasi secara sistematik dan obyektif karakteristik-karakteristik khusus dalam sebuah teks.12 Metode ini menetapkan sejumlah kategori dan kemudian data-data khusus yang kita dapatkan dari berbagai teks, diklasifikasikan dalam kategori-kategori yang telah dibuat.13

Metode content analysis dalam penelitian ini ditujukan untuk menganalisa isi dari dokumen-dokumen CEDAW perihal kesehatan reproduksi, untuk melihat adakah kebijakan yang direkomendasikan oleh CEDAW lebih mengarah kepada hal tertentu dibanding yang lain, hal tertentu yang dimaksud adalah aborsi legal dan akses kontrasepsi.

Dokumen penelitian yang digunakan berupa concluding comments diunduh dari http://www.un.org/womenwatch/daw/cedaw/reports.htm#i.

12

Klaus Krippendorff. Analisis Isi (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1993), hlm. 19.

13

David Silvermann. Interpreting Qualitative Data, second edition. (London: SAGE Publications, 2001), hlm. 122.


(4)

Langkah-langkah penerapan metode content analysis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Merumuskan tujuan analisis yaitu mengetahui kecenderungan kebijakan-kebijakan kesehatan reproduksi dalam CEDAW.

2) Menentukan unit analisis

a) Unit sampel: teks yang dikeluarkan oleh CEDAW yaitu concluding comments.

b)Unit pencatatan: tematik yaitu gagasan atau ide yang ditangkap terkait kesehatan reproduksi.

3) Konseptualisasi dan operasionalisasi

Konsep kesehatan reproduksi dalam CEDAW mengacu kepada definisi yang diberikan oleh ICPD, dan konsep-konsep ini dijabarkan dalam kategori-kategori cakupan kesehatan reproduksi yang meliputi:

a) Keluarga Berencana b)Safe Motherhood

c) Infeksi Menular Seksual (IMS) d)Infeksi pada Saluran Reproduksi e) HIV/ AIDS

f) Kesehatan Reproduksi Remaja

g)Kebebasan dari kekerasan dan paksaan seksual h)Keterlibatan laki-laki

i) Aborsi


(5)

k)Infertilitas

l) Kesehatan seksual

m)Kesehatan reproduksi usia lanjut n)Kondisi kesehatan reproduksi lainnya

4) Melakukan coding, yaitu pada setiap kategori yang dibuat dimasukkan hal yang ingin dilihat dan cara pengukurannya.

5) Pengujian Validitas dan Reliabilitas 6) Input data analisis

7) Penarikan Kesimpulan

G. Sistematika Penyajian

Tesis ini terdiri dari lima bab. Latar belakang permasalahan yang mendasari penulisan tesis, tujuan dan manfaat penelitian, serta metodologi penelitian yang digunakan akan dibahas pada bab I. Kerangka teori yang berfungsi sebagai pisau analisis akan dibahas pada bab II, yaitu mengenai konsep kesehatan reproduksi wanita dalam Islam dan konsep kesehatan reproduksi wanita dalam kesehatan. Data-data yang ditemukan mengenai konsep kesehatan reproduksi wanita dalam CEDAW akan dimuat pada bab III.

Inti tesis terletak pada bab IV yang menjawab rumusan masalah, yaitu bagaimana konsep kesehatan reproduksi wanita dalam CEDAW dan bagaimana kritik Islam terhadap konsep kesehatan reproduksi wanita dalam CEDAW tersebut. Tesis ini ditutup di bab V mengenai kesimpulan dan saran penulis mengenai tesis ini.


(6)

Tesis ini juga dilengkapi oleh lampiran definisi kesehatan reproduksi wanita dalam ICPD serta tujuh concluding comments dari komite CEDAW kepada Indonesia.


Dokumen yang terkait

PANDANGAN HAK ASASI MANUSIA (HAM) ISLAMTERHADAP CONVENTION ON THE ELIMINATION OF ALL FORMS Pandangan Hak Asasi Manusia (HAM) Islam Terhadap Convention On The Elimination Of All Forms Of Discrimination Against Women (CEDAW) (Studi Kritis Pasal 5 Tentang K

0 3 23

PANDANGAN HAK ASASI MANUSIA (HAM) ISLAMTERHADAP CONVENTION ON THE ELIMINATION OF ALL FORMS Pandangan Hak Asasi Manusia (HAM) Islam Terhadap Convention On The Elimination Of All Forms Of Discrimination Against Women (CEDAW) (Studi Kritis Pasal 5 Tentang K

0 2 16

PENDAHULUAN Pandangan Hak Asasi Manusia (HAM) Islam Terhadap Convention On The Elimination Of All Forms Of Discrimination Against Women (CEDAW) (Studi Kritis Pasal 5 Tentang Kesetaraan Perempuan).

0 2 22

STUDI KRITIS KONSEP KESEHATAN REPRODUKSI WANITA DALAM CONVENTION ON THE ELIMINATION OF ALL FORMS STUDI KRITIS KONSEP KESEHATAN REPRODUKSI WANITA DALAM CONVENTION ON THE ELIMINATION OF ALL FORMS DISCRIMINATION AGAINST WOMEN (CEDAW) TINJAUAN ISLAM.

0 2 18

STUDI KRITIS KONSEP KESEHATAN REPRODUKSI WANITA DALAM CONVENTION ON THE ELIMINATION OF ALL FORMS STUDI KRITIS KONSEP KESEHATAN REPRODUKSI WANITA DALAM CONVENTION ON THE ELIMINATION OF ALL FORMS DISCRIMINATION AGAINST WOMEN (CEDAW) TINJAUAN ISLAM.

0 4 17

DAFTAR PUSTAKA STUDI KRITIS KONSEP KESEHATAN REPRODUKSI WANITA DALAM CONVENTION ON THE ELIMINATION OF ALL FORMS DISCRIMINATION AGAINST WOMEN (CEDAW) TINJAUAN ISLAM.

0 5 10

IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP CONVENTION ON THE ELIMINATION OF ALL FORMS OF DISCRIMINATION AGAINST WOMEN (CEDAW) DALAM PENANGANAN KASUS KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN.

0 3 98

PERLINDUNGAN HUKUM BURUH MIGRAN PEREMPUAN INDONESIA DITINJAU DARI CONVENTION ON THE ELIMINATION OF ALL FORMS OF DISCRIMINATION AGAINST WOMEN (CEDAW).

0 0 15

Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Wanita (Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination Against Women)

0 4 42

CONVENTION ON THE ELIMINATION OF ALL FORMS OF DISCRIMINATION AGAINST WOMEN

0 0 9