Pengaruh Musik Klasik Mozart "Andante, Symphony No.15 In G Major" Terhadap Waktu Reaksi Pada Pria Dewasa.
Universitas Kristen Maranatha iv
ABSTRAK
PENGARUH MUSIK KLASIK MOZART
“ANDANTE, SYMPHONY NO. 15 IN G MAJOR” TERHADAP WAKTU REAKSI PADA PRIA DEWASA
Desman S., 2006, Pembimbing I : Pinandojo Djojosoewarno, dr., Drs., AIF Dalam proses belajar dan mengingat sesuatu kita memerlukan konsentrasi yang baik. Faktor yang menunjang diantaranya adalah faktor lingkungan yang baik dan suasana hati yang mendukung proses belajar dan mengingat. Musik klasik andante mempunyai ketukan yang pelan dan sesuai dengan irama denyut jantung orang dewasa dan dapat menimbulkan perasaan tenang karena dapat merangsang gelombang alfa di otak. Gelombang alfa menggambarkan keadaan yang tenang, santai, tidak mudah stress, menumbuhkan rasa percaya diri dan hal-hal positif lainnya . Musik klasik juga dapat merangsang pusat eksitasi di formatio reticularis sehingga kita akan berada dalam keadaan waspada. Dalam keadaan tenang dan kewaspadaan yang meningkat, konsentrasi kita akan meningkat juga.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh musik klasik Mozart “Andante, Symphony no. 15 in G major” terhadap waktu reaksi.
Penelitian ini dilakukan terhadap 17 orang mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha yang berusia antara 20-24 tahun, diuji waktu reaksi sederhana terhadap cahaya merah, kuning, hijau, dan jingga masing-masing 10 kali. Pengukuran dilakukan sebelum dan selama mendengarkan musik klasik Mozart ”Andante, Symphony no. 15 in G major”. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan uji ”t” berpasangan dengan α = 0,01.
Hasil penelitian waktu reaksi selama mendengarkan musik klasik untuk cahaya merah 245,41 mdetik, kuning 237,41 mdetik, hijau 243,53 mdetik, jingga 236,71 mdetik, lebih cepat daripada waktu reaksi sebelum mendengar musik klasik untuk cahaya merah 318,06 mdetik, kuning 324,59 mdetik, hijau 301,47 mdetik, jingga 300,06 mdetik (p<0,01).
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa musik klasik Mozart ”Andante, Symphony no. 15 in G major” mempercepat waktu reaksi. Kata Kunci : Musik klasik, beta-endorfin, formatio reticularis
(2)
Universitas Kristen Maranatha v
ABSTRACT
THE EFFECT OF CLASSICAL MUSIC OF MOZART
“ANDANTE, SYMPHONY NO. 15 IN G MAJOR” ON REACTION TIME Desman S, 2006. Tutor : Pinandojo Djojosoewarno, dr., Drs., AIF
Learning process and memorizing need concentration. Meanwhile, good environment and good mood will be supporting factors. Slow beat classical music which is responding to the adult heart beat can make someone feel calm, because it can stimulate alpha wave in the brain. Classical music can also stimulate the excitation centre in the formation reticularis, which can make someone alert. This situation can raise the concentration.
The objective of this research was to know the effect of classic music of Mozart " Andante, Symphony no. 15 in G major" on reaction time.
This research was done to 17 male medical students of Maranatha Christian University, age 20-24 years old. Simple reaction time were examined to red, yellow, green, and orange light, 10 times each lights before and during listening classical music of Mozart " Andante, Symphony no. 15 in G major". Data was analysed by using paired “t” test with α = 0,01.
The Result of reaction time during listening the classic music for red light was 245,41 msecond, yellow 237,41 msecond, green 243,53 msecond, orange 236,71 msecond there were faster than the reaction time before listening to the classical music which were 318,06 msecond for red, 324,59 msecond for yellow, 301,47 msecond for green, and 300,06 msecond for orange light ( p<0,01).
According to the result of this research, it can be conclude that classical musicof Mozart " Andante, Symphony no. 15 in G major" can improve the reaction time.
(3)
Universitas Kristen Maranatha vi
(4)
Universitas Kristen Maranatha vii
(5)
Universitas Kristen Maranatha viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
SURAT PERNYATAAN ... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 2
1.3 Maksud dan Tujuan ... 2
1.4 Kegunaan penelitian ... 2
1.5 Kerangka Pemikiran ... 2
1.6 Metode Penelitian ... 3
1.7 Waktu dan Lokasi Penelitian ... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4
2.1 Otak Manusia ... 4
2.1.1 Area Frontal Korteks pada Otak Manusia ... 4
2.1.2 Gelombang Otak ... 6
2.1.2.1 Gelombang Alfa ... 7
2.1.2.2 Gelombang Beta ... 8
2.1.2.3 Gelombang Teta ... 8
2.1.2.4 Gelombang Delta ... 9
2.1.3 Formatio Reticularis ... 9
2.2 Musik ... 11
2.2.1 Berbagai Pengaruh yang Ditimbulkan oleh Musik ... 11
2.3 Hormon Endorfin ... 14
2.3.1 Pengaruh Hormon Endorfin Terhadap Waktu Reaksi ... 15
2.4 Waktu Reaksi ... 15
2.4.1 Pengertian Waktu Reaksi ... 15
2.4.2 Sejarah Waktu Reaksi ... 16
2.4.3 Bentuk Waktu Reaksi ... 17
2.4.4 Faktor yang Mempengaruhi Waktu Reaksi ... 18
2.5 Pengaruh Musik Klasik Terhadap Waktu Reaksi ... 23
BAB III BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN ... 25
3.1 Subjek Penelitian ... 25
3.2 Alat-alat yang Digunakan ... 25
(6)
Universitas Kristen Maranatha ix
3.3.1 Variabel Perlakuan dan Variabel Respon ... 26
3.3.2 Prosedur Penelitian ... 26
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 28
4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 28
4.1.1 Warna Merah ... 28
4.1.2 Warna Kuning ... 29
4.1.3 Warna Hijau ... 30
4.1.4 Warna Jingga ... 31
4.2 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 32
4.2.1 Hipotesis Penelitian ... 33
4.2.2 Hal yang Mendukung ... 33
4.2.3 Hal yang Tidak Mendukung ... 33
4.2.4 Kesimpulan ... 33
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 34
5.1 Kesimpulan ... 34
5.2 Saran ... 34
DAFTAR PUSTAKA ... 35
LAMPIRAN ... 37
(7)
Universitas Kristen Maranatha x
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Waktu Reaksi Sederhana Warna Merah Sebelum dan
Selama Mendengarkan Musik Klasik ... 28 Tabel 4.2. Waktu Reaksi Sederhana Warna Kuning Sebelum dan
Selama Mendengarkan Musik Klasik ... 29 Tabel 4.3. Waktu Reaksi Sederhana Warna Hijau Sebelum dan
Selama Mendengarkan Musik Klasik ... 30 Tabel 4.4. Waktu Reaksi Sederhana Warna Jingga Sebelum dan
(8)
Universitas Kristen Maranatha xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Sistem Limbik ... 6 Gambar 2.2. Gelombang-gelombang Otak ... 9 Gambar 2.3. Efek Kerja Musik Klasik ... 23
(9)
Universitas Kristen Maranatha xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Persetujuan Subjek Penelitian ... 37 Lampiran 2. Lembar Hasil Penghitungan Statistik ... 38
(10)
37 Universitas Kristen Maranatha Lampiran 1. Lembar Persetujuan Subjek Penelitian
SURAT PERSETUJUAN Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama lengkap : Tanggal Lahir :
NRP :
Alamat :
Menyatakan bersedia dan tidak keberatan menjadi naracoba dalam penelitian yang dilakukan oleh Desman Situmorang, 0310024 yang bertempat di Universitas Kristen Maranatha.
Surat persetujuan ini saya buat sendiri dalam keadaan sadar dan tanpa tekanan atau paksaan dari pihak manapun.
Bandung,………2006
( )
SURAT PERSETUJUAN Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama lengkap : Tanggal Lahir :
NRP :
Alamat :
Menyatakan bersedia dan tidak keberatan menjadi naracoba dalam penelitian yang dilakukan oleh Desman Situmorang, 0310024 yang bertempat di Universitas Kristen Maranatha.
Surat persetujuan ini saya buat sendiri dalam keadaan sadar dan tanpa tekanan atau paksaan dari pihak manapun.
Bandung,………2006
(11)
38
Universitas Kristen Maranatha Lampiran 2. Lembar Hasil Penghitungan Statistik
T-Test (warna merah)
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation
Std. Error Mean Pair 1 sebelum mendengar
musik 318.06 17 46.456 11.267 Selama mendengar
musik 237.41 17 28.823 6.991
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed) Mean Std.
Deviation
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the
Difference Lower Upper Pair 1 sebelum
mendengar musik - Selama mendengar
musik
(12)
39
Universitas Kristen Maranatha
T-Test (warna Kuning)
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation
Std. Error Mean Pair 1 sebelum mendengar
musik 324.59 17 83.211 20.182 selama mendengar
musik 243.53 17 31.617 7.668
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed) Mean Std.
Deviation
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the
Difference Lower Upper Pair 1 sebelum
mendengar musik -
selama mendengar
musik
(13)
40
Universitas Kristen Maranatha
T-Test (warna Hijau)
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation
Std. Error Mean Pair 1 sebelum mendengar
musik 301.47 17 60.795 14.745 selama mendengar
musik 245.41 17 41.500 10.065
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed) Mean Std.
Deviation
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the
Difference Lower Upper Pair 1 sebelum
mendengar musik -
selama mendengar
musik
(14)
41
Universitas Kristen Maranatha
T-Test (warna jingga)
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation
Std. Error Mean Pair 1 sebelum mendengar
musik 300.06 17 61.129 14.826 selama mendengar
musik 236.71 17 32.021 7.766
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed) Mean Std.
Deviation
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the
Difference Lower Upper Pair 1 sebelum
mendengar musik -
selama mendengar
musik
(15)
42
Universitas Kristen Maranatha RIWAYAT HIDUP
Nama : Desman Situmorang
NRP : 0310024
Alamat : Jl. Dangdeur Indah III no. 12 Bandung Tempat/ Tanggal Lahir : Medan, 29 Desember 1984
Riwayat Pendidikan :
1996, Lulus SD YPPK Gembala Baik Abepura, Jayapura 1999, Lulus SMP YPPK Santo Paulus Abepura, Jayapura 2002, Lulus SMUN 20 Bandung
(16)
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Dalam proses belajar dan mengingat sesuatu kita memerlukan konsentrasi yang baik. Faktor lain yang menunjang adalah faktor lingkungan. Faktor lingkungan yang baik dan suasana hati kita juga mendukung proses belajar dan mengingat. Salah satu cara untuk menimbulkan konsentrasi yang baik dan suasana hati yang tenang adalah dengan mendengarkan musik klasik (Sri Hermawati Dwi Arini, 2001).
Sekarang ini, kita telah mengenal berbagai macam jenis musik. Ada jenis musik jazz, rock, pop, dangdut, dan juga musik klasik. Musik tidak hanya berguna sebagai media hiburan saja, tetapi mempunyai kegunaan yang lain seperti terapi penyembuhan penyakit, dan juga sebagai alat bantu dalam belajar (Ria Purwiati, 2006). Dengan mendengarkan musik klasik sambil belajar, kita dapat meningkatkan konsentrasi kita sehingga kita dapat lebih mudah untuk mengingat apa yang kita pelajari. Metode ini sudah di ujicobakan di beberapa sekolah di luar negeri dan membawa hasil yang positif bagi nilai para murid-murid sekolah tersebut. Mengapa menggunakan musik klasik andante dan bukan jenis musik lainnya? Hal ini dikarenakan musik klasik andante mempunyai ketukan yang pelan dan sesuai dengan irama denyut jantung orang dewasa sehingga menimbulkan perasaan tenang (DePorter, Hernacki, 2004). Selain itu karena termasuk musik tempo lambat, musik klasik andante dapat meningkatkan konsentrasi sehingga manusia dapat lebih mudah untuk belajar dan mengingat suatu hal.
Untuk mengetahui pengaruh musik klasik andante dalam meningkatkan konsentrasi, maka saya akan melakukan penelitian dengan melihat pengaruhnya terhadap waktu reaksi.
(17)
Universitas Kristen Maranatha 2
1.2.Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah disebutkan diatas, maka saya ingin mengetahui apakah musik klasik ”andante, smphony no.15 in G major” mempercepat waktu reaksi.
1.3.Maksud dan Tujuan
Ingin mengetahui pengaruh musik klasik “andante, symphony no.15 in G major” terhadap waktu reaksi.
1.4.Kegunaan Penelitian
Untuk memberikan pengetahuan kepada sekolah dan masyarakat bahwa belajar sambil mendengarkan musik klasik, dapat membantu proses belajar anak-anak. Dengan begitu diharapkan mutu pendidikan di Indonesia dapat lebih ditingkatkan.
1.5.Kerangka Pemikiran dan Hipotesa Penelitian
Proses belajar dan mengingat dipengaruhi oleh konsentrasi, faktor lingkungan dan suasana hati. Relaksasi yang diiringi dengan musik membuat pikiran selalu siap dan mampu berkonsentrasi (DePorter, Hernacki, 2004) . Dengan konsentrasi yang baik kita dapat belajar dan mengingat dengan lebih baik. Salah satu cara untuk meningkatkan konsentrasi adalah dengan mendengarkan musik klasik (Agah Nugraha, 2006).
Perlakuan yang diberikan dalam percobaan ini adalah musik klasik. Alasannya adalah karena musik klasik dapat merangsang timbulnya gelombang alfa di otak. Gelombang alfa menggambarkan keadaan yang tenang, santai, tidak mudah stress, menumbuhkan rasa percaya diri dan hal-hal positif lainnya .
(18)
Universitas Kristen Maranatha 3
Gelombang alfa juga akan merangsang pengeluaran peptida yang disebut beta-endorfin. Beta-endorfin inilah yang mempunyai efek menurunkan tonus simpatis dan mengakibatkan rasa tenang (www.wikipedia.com, 2006)
Musik klasik mempunyai ketukan yang lambat dan sesuai dengan irama denyut jantung manusia. Hal ini menyebabkan manusia akan dapat mengeluarkan gelombang alfa yang menenangkan dan merangsang sistem limbik jaringan neuron otak (Sri Hermawati Dwi Arini, 2001).
Waktu reaksi adalah waktu yang dibutuhkan individu untuk memberikan reaksi yang sadar dan terkendali terhitung sejak pemberian rangsang (Ganong, 2003). Salah satu faktor yang mempengaruhi waktu reaksi adalah konsentrasi. Dengan konsentrasi yang baik, waktu reaksi akan lebih baik pula.
Hipotesis penelitian :
musik klasik mempercepat waktu reaksi.
1.6.Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat prospektif eksperimental sungguhan, bersifat komparatif dengan menggunakan Rancangan Percobaan Acak Lengkap (RAL) dan rancangan pra-tes dan pos-tes.
Data yang diukur yaitu waktu reaksi sederhana dalam mdetik.
Analisis statistik dengan menggunakan uji ‘t’ berpasangan dengan α = 0,01
1.7.Lokasi dan Waktu
Lokasi Penelitian : Ruang Ketrampilan Klinik FK-UKM Waktu Penelitian : Agustus2006 – Januari 2007
(19)
34 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Musik klasik Mozart “Andante, Symphony no. 15 in G major” mempercepat waktu reaksi sederhana pada 17 orang mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha.
5.2. Saran
Musik klasik Mozart dapat diputar di ruang-ruang kelas, ruang-ruang ujian, dan perpustakaan untuk meningkatkan konsentrasi berpikir. Selain itu pelajaran musik klasik dapat dimasukan ke dalam kurikulum sekolah dasar, karena telah terbukti dapat mencerdaskan anak dan membantu dalam perkembangan kecerdasan emosional.
(20)
35 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA
Agah Nugraha. 2006. Musik Tingkatkan Konsentrasi (2-Tamat). Http://www.pikiran-rakyat.com, 5 April 2006
Anonim 1. 2006. Endorphin. http://en.wikipedia.org/wiki/Endorphin.html, 24 November 2006
Anonim 2. 2006. Electroencephalography.
http://en.wikipedia.org/wiki/Electroencephalography.html, 24 Agustus 2006 Anonim 3. 2006. Reaction Time. Http:/en.wikipedia.org/wiki/Reaction_time.html,
24 November 2006.
Campbell, Don. 2002. Efek Mozart – Memanfaatkan Kekuatan Musik untuk Mempertajam Pikiran, Meningkatkan Kreativitas, dan Menyehatkan Tubuh. Edisi I. Jakarta : Gramedia. p. 33-36, 79-98
Daly, D.D., Pedley, T.A. 1990. Current Practice of Clinical Electroencephalography. New York : Raven Press, Ltd. p. 130-152
DePorter, B., Hernacki, M. 2004. Quantum Learning – Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung : Kaifa : 72-75
Duus, P. 1996. Diagnosis Topik Neurologi – Anatomi, Fisiologi, Tanda dan Gejala. Edisi 2. Jakarta : EGC. p. 146-147
Ganong, W.F. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 20. Jakarta : EGC. p. 123, 186-195
Guyton, A.C., Hall, J.E. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta : EGC. p. 767, 874, 909-926, 933-935, 949-951
Green, Marc. 2000. Driver Reaction Time.
http://www.visualexpert.com/Resources/reactiontime.html, 1 November 2006 Heibloem, P.H. 1990. Alpha Mind Power Training. Nambour : PH & CF
Heibloem. p. 12-32, 51-78
Hermans, Caroline. 2002. The Smallest Momentum Posible. Http://www.du.ahk.nl/mijnsite/papers/reactiontime.html, 1 November 2006 Houssay. 1955. Human Physiology. 2nd Edition. New York : McGraw-Hill Book
(21)
Universitas Kristen Maranatha 36
Http://www.indomedia.com/intisari/insomnia.html Http://www.m-web.com/.html
Jouvet, M. 1969. Handbook of Clinical Neurology vol 3. Amsterdam : North Holland Publishing Company
Mucci, R&K. 2002. The Healing Sound of Music. Jakarta : Gramedia : 2-13, 59-70
Ria Purwati, 1998. Cerdas dan Sehat dengan Musik. http://www.kompas.com/kompas-cetak/0103/18/SENI/pust05.htm, 5 April 2006
Stenberg, Saul. 2004. Reaction Time Experimentation. http://psych.upenn.edu/~saul/rt.experimentation.pdf, 1 November 2006
Sri Hermawati Dwi Arini. 2001. Musik Merupakan Stimulasi Terhadap Keseimbangan Aspek Kognitif dan Kecerdasan Emosi. http://www.depdiknas.go.id/jurnal/30.html, 5 April 2006
Woodworth, R.S, H.Schlosberg, 1961. Experimental Physiology. New York : Methuen & Co Ltd. p. 8-42
(1)
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Dalam proses belajar dan mengingat sesuatu kita memerlukan konsentrasi yang baik. Faktor lain yang menunjang adalah faktor lingkungan. Faktor lingkungan yang baik dan suasana hati kita juga mendukung proses belajar dan mengingat. Salah satu cara untuk menimbulkan konsentrasi yang baik dan suasana hati yang tenang adalah dengan mendengarkan musik klasik (Sri Hermawati Dwi Arini, 2001).
Sekarang ini, kita telah mengenal berbagai macam jenis musik. Ada jenis musik jazz, rock, pop, dangdut, dan juga musik klasik. Musik tidak hanya berguna sebagai media hiburan saja, tetapi mempunyai kegunaan yang lain seperti terapi penyembuhan penyakit, dan juga sebagai alat bantu dalam belajar (Ria Purwiati, 2006). Dengan mendengarkan musik klasik sambil belajar, kita dapat meningkatkan konsentrasi kita sehingga kita dapat lebih mudah untuk mengingat apa yang kita pelajari. Metode ini sudah di ujicobakan di beberapa sekolah di luar negeri dan membawa hasil yang positif bagi nilai para murid-murid sekolah tersebut. Mengapa menggunakan musik klasik andante dan bukan jenis musik lainnya? Hal ini dikarenakan musik klasik andante mempunyai ketukan yang pelan dan sesuai dengan irama denyut jantung orang dewasa sehingga menimbulkan perasaan tenang (DePorter, Hernacki, 2004). Selain itu karena termasuk musik tempo lambat, musik klasik andante dapat meningkatkan konsentrasi sehingga manusia dapat lebih mudah untuk belajar dan mengingat suatu hal.
Untuk mengetahui pengaruh musik klasik andante dalam meningkatkan konsentrasi, maka saya akan melakukan penelitian dengan melihat pengaruhnya terhadap waktu reaksi.
(2)
Universitas Kristen Maranatha 2
1.2.Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah disebutkan diatas, maka saya ingin mengetahui apakah musik klasik ”andante, smphony no.15 in G major” mempercepat waktu reaksi.
1.3.Maksud dan Tujuan
Ingin mengetahui pengaruh musik klasik “andante, symphony no.15 in G major” terhadap waktu reaksi.
1.4.Kegunaan Penelitian
Untuk memberikan pengetahuan kepada sekolah dan masyarakat bahwa belajar sambil mendengarkan musik klasik, dapat membantu proses belajar anak-anak. Dengan begitu diharapkan mutu pendidikan di Indonesia dapat lebih ditingkatkan.
1.5.Kerangka Pemikiran dan Hipotesa Penelitian
Proses belajar dan mengingat dipengaruhi oleh konsentrasi, faktor lingkungan dan suasana hati. Relaksasi yang diiringi dengan musik membuat pikiran selalu siap dan mampu berkonsentrasi (DePorter, Hernacki, 2004) . Dengan konsentrasi yang baik kita dapat belajar dan mengingat dengan lebih baik. Salah satu cara untuk meningkatkan konsentrasi adalah dengan mendengarkan musik klasik (Agah Nugraha, 2006).
Perlakuan yang diberikan dalam percobaan ini adalah musik klasik. Alasannya adalah karena musik klasik dapat merangsang timbulnya gelombang alfa di otak. Gelombang alfa menggambarkan keadaan yang tenang, santai, tidak mudah stress, menumbuhkan rasa percaya diri dan hal-hal positif lainnya .
(3)
Universitas Kristen Maranatha 3
Gelombang alfa juga akan merangsang pengeluaran peptida yang disebut beta-endorfin. Beta-endorfin inilah yang mempunyai efek menurunkan tonus simpatis dan mengakibatkan rasa tenang (www.wikipedia.com, 2006)
Musik klasik mempunyai ketukan yang lambat dan sesuai dengan irama denyut jantung manusia. Hal ini menyebabkan manusia akan dapat mengeluarkan gelombang alfa yang menenangkan dan merangsang sistem limbik jaringan neuron otak (Sri Hermawati Dwi Arini, 2001).
Waktu reaksi adalah waktu yang dibutuhkan individu untuk memberikan reaksi yang sadar dan terkendali terhitung sejak pemberian rangsang (Ganong, 2003). Salah satu faktor yang mempengaruhi waktu reaksi adalah konsentrasi. Dengan konsentrasi yang baik, waktu reaksi akan lebih baik pula.
Hipotesis penelitian :
musik klasik mempercepat waktu reaksi.
1.6.Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat prospektif eksperimental sungguhan, bersifat komparatif dengan menggunakan Rancangan Percobaan Acak Lengkap (RAL) dan rancangan pra-tes dan pos-tes.
Data yang diukur yaitu waktu reaksi sederhana dalam mdetik.
Analisis statistik dengan menggunakan uji ‘t’ berpasangan dengan α = 0,01
1.7.Lokasi dan Waktu
Lokasi Penelitian : Ruang Ketrampilan Klinik FK-UKM Waktu Penelitian : Agustus2006 – Januari 2007
(4)
34 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Musik klasik Mozart “Andante, Symphony no. 15 in G major” mempercepat waktu reaksi sederhana pada 17 orang mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha.
5.2. Saran
Musik klasik Mozart dapat diputar di ruang-ruang kelas, ruang-ruang ujian, dan perpustakaan untuk meningkatkan konsentrasi berpikir. Selain itu pelajaran musik klasik dapat dimasukan ke dalam kurikulum sekolah dasar, karena telah terbukti dapat mencerdaskan anak dan membantu dalam perkembangan kecerdasan emosional.
(5)
35 Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Agah Nugraha. 2006. Musik Tingkatkan Konsentrasi (2-Tamat). Http://www.pikiran-rakyat.com, 5 April 2006
Anonim 1. 2006. Endorphin. http://en.wikipedia.org/wiki/Endorphin.html, 24 November 2006
Anonim 2. 2006. Electroencephalography.
http://en.wikipedia.org/wiki/Electroencephalography.html, 24 Agustus 2006
Anonim 3. 2006. Reaction Time. Http:/en.wikipedia.org/wiki/Reaction_time.html, 24 November 2006.
Campbell, Don. 2002. Efek Mozart – Memanfaatkan Kekuatan Musik untuk
Mempertajam Pikiran, Meningkatkan Kreativitas, dan Menyehatkan Tubuh.
Edisi I. Jakarta : Gramedia. p. 33-36, 79-98
Daly, D.D., Pedley, T.A. 1990. Current Practice of Clinical Electroencephalography. New York : Raven Press, Ltd. p. 130-152
DePorter, B., Hernacki, M. 2004. Quantum Learning – Membiasakan Belajar
Nyaman dan Menyenangkan. Bandung : Kaifa : 72-75
Duus, P. 1996. Diagnosis Topik Neurologi – Anatomi, Fisiologi, Tanda dan
Gejala. Edisi 2. Jakarta : EGC. p. 146-147
Ganong, W.F. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 20. Jakarta : EGC. p. 123, 186-195
Guyton, A.C., Hall, J.E. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta : EGC. p. 767, 874, 909-926, 933-935, 949-951
Green, Marc. 2000. Driver Reaction Time.
http://www.visualexpert.com/Resources/reactiontime.html, 1 November 2006
Heibloem, P.H. 1990. Alpha Mind Power Training. Nambour : PH & CF Heibloem. p. 12-32, 51-78
Hermans, Caroline. 2002. The Smallest Momentum Posible.
Http://www.du.ahk.nl/mijnsite/papers/reactiontime.html, 1 November 2006
Houssay. 1955. Human Physiology. 2nd Edition. New York : McGraw-Hill Book Company. p. 873
(6)
Universitas Kristen Maranatha 36
Http://www.indomedia.com/intisari/insomnia.html
Http://www.m-web.com/.html
Jouvet, M. 1969. Handbook of Clinical Neurology vol 3. Amsterdam : North Holland Publishing Company
Mucci, R&K. 2002. The Healing Sound of Music. Jakarta : Gramedia : 2-13, 59-70
Ria Purwati, 1998. Cerdas dan Sehat dengan Musik.
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0103/18/SENI/pust05.htm, 5 April 2006
Stenberg, Saul. 2004. Reaction Time Experimentation.
http://psych.upenn.edu/~saul/rt.experimentation.pdf, 1 November 2006
Sri Hermawati Dwi Arini. 2001. Musik Merupakan Stimulasi Terhadap
Keseimbangan Aspek Kognitif dan Kecerdasan Emosi.
http://www.depdiknas.go.id/jurnal/30.html, 5 April 2006
Woodworth, R.S, H.Schlosberg, 1961. Experimental Physiology. New York : Methuen & Co Ltd. p. 8-42