Perancangan Tata Letak, Fasilitas Fisik dan Lingkungan Fisik Ruangan Penelitian Sistem Kerja Motion Capture Ditinjau Dari Segi Ergonomi Di Sekolah Tinggi Manajemen Industri (STMI) Jakarta.
vi Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
Film animasi ataupun game berbasis 3 dimensi merupakan sebagian dari dampak perkembangan animasi yang cukup pesat seiring dengan kemajuan teknologi. Salah satu teknik untuk mendapatkan gerakan animasi tersebut adalah dengan melalui motion capture. Motion capture sangat penting untuk industri, perfilman maupun medis. Salah satu lembaga pendidikan yang telah menggunakan fasilitas motion capture adalah Sekolah Tinggi Manajemen Industri (STMI) Jakarta. Dilihat dari kondisi ruangan motion capture STMI, perlu adanya perbaikan dari segi fasilitas fisik, lingkungan fisik dan juga tata letak fasilitas yang masih tidak ergonomis, sehingga mengakibatkan ketidaknyamanan bagi operator maupun aktor, sehingga operator dan aktor tersebut konsentrasinya terganggu dan hasil capture dapat menjadi tidak valid.
Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan, data-data yang telah dikumpulkan yaitu dimensi dan bahan dari fasilitas fisik yang ada, lingkungan fisik yang meliputi suhu dan kelembaban, pencahayaan dan kebisingan, tata letak fasilitas fisik dan aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Dari data-data tersebut terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan perbaikan, seperti ukuran meja komputer dan kursi komputer, tata letak peralatan di dalam ruangan yang masih tidak beraturan, temperatur, kelembaban, pencahayaan dan kebisingan masih tidak ergonomis serta aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang perlu dilakukan perbaikan.
Masing-masing objek yang diteliti kemudian diolah dan dianalisis berdasarkan data antropometri dari buku “Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya” karangan Eko Nurmianto, standar lingkungan fisik dari buku
“Handbook of Ergonomic”, teori-teori K3 dan modul panduan Motion Capture. Perancangan dilakukan setelah objek-objek yang diteliti tersebut dianalisis. Perancangan tersebut meliputi: meja komputer, kursi komputer, usulan perancangan lemari, lingkungan fisik, perbaikan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) serta perancangan tata letak ruangan motion capture. Perancangan fasilitas fisik dibuat dalam beberapa alternatif seperti: meja komputer 3 alternatif, kursi komputer 3 alternatif dan lemari 3 alternatif. Perancangan tata letak ruanganpun dibuat 3 alternatif. Perancangan tersebut dibuat melalui concept scoring yang mengambil beberapa parameter penilaian dan memberikan nilai pada masing-masing alternatif sesuai dengan parameter tersebut.
Dari hasil concept scoring terpilih meja komputer alternatif 3, kursi komputer alternatif 1 dan lemari alternatif 1 dan tata letak ruangan alternatif 1. Untuk perancangan lingkungan fisik perlu penambahan pencahayaan dan untuk K3 perlu diperbaiki dari segi manusia, mesin dan peralatan, metode, material dan lingkungan. Diharapkan dengan adanya usulan perbaikan tersebut dapat mengurangi gangguan terhadap proses dan hasil capture.
(2)
ix Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
ABSTRAK ……….…… vi
KATA PENGANTAR ………..…….…… vii
DAFTAR ISI ………..…… ix
DAFTAR TABEL ……….…... xi
DAFTAR GAMBAR ……….…… xiv
DAFTAR LAMPIRAN ………..……... xvii BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ………..…..….. 1-1 1.2 Identifikasi Masalah ………...……. 1-2 1.3 Batasan dan Asumsi ………..…………...……. 1-3
1.3.1 Batasan ……….………. 1-3
1.3.2 Asumsi ……….. 1-3 1.4 Perumusan Masalah ………..…… 1-4 1.5 Tujuan Penelitian ………. 1-5 1.6 Sistematika Penulisan ……….. 1-5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ergonomi ……….. 2-1 2.2 Antropometri ……… 2-2 2.3 Analisis Penilaian Konsep ……… 2-8 2.4 Pengaruh Suhu, Pencahayaan dan Kebisingan
terhadap Produktivitas Kerja ……… 2-10 2.5 Kesehatan dan Keselamatan Kerja ………... 2-13 2.6 Motion Capture 3D ………..… 2-15 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Flowchart Metodologi Penelitian ………. 3-1 3.2 Keterangan Flowchart ………... 3-4 BAB 4 PENGUMPULAN DATA DAN ANALISIS
(3)
x Universitas Kristen Maranatha 4.2 Motion Capture ……………….. 4-2
4.3 Tata Letak ………. 4-3
4.4 Fasilitas Fisik ……….…..…… 4-5 4.5 Peralatan Motion Capture ………. 4-11 4.6 Lingkungan Fisik ……….…. 4-30 4.7 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) ……….. 4-35 BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS
5.1 Data Antropometri ……… 5-1 5.2 Analisis Bentuk, Bahan dan Warna ………. 5-16 5.3 Analisis Lingkungan Fisik ……… 5-17 BAB 6 PERANCANGAN DAN ANALISIS
6.1 Perancangan dan Analisis Lemari ……… 6-1 6.1.1 Analisis Concept Scoring …………………. 6-13 6.2 Usulan dan Analisis Meja Komputer ………..…. 6-15 6.2.1 Analisis Concept Scoring ………………. 6-26 6.3 Usulan dan Analisis Kursi Komputer ………...…. 6-27 6.3.1 Analisis Concept Scoring ………………. 6-39 6.4 Perancangan dan Analisis Tata Letak ……….. 6-41 6.4.1 Analisis Concept Scoring ………………. 6-49 6.5 Usulan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) ………. 6-50 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan ……….. 7-1 7.2 Saran ………. 7-5
DAFTAR PUSTAKA ………. xviii
LAMPIRAN
KOMENTAR DOSEN PENGUJI DATA PENULIS
(4)
xi Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Analisis Penilaian Konsep 2-9
Tabel 2.2 Tabel Pemandu untuk Kadar Cahaya 2-11
Tabel 2.3 Klasifikasi Kebisingan 2-12
Tabel 2.4 Suhu yang Disarankan 2-13
Tabel 4.1 Data Fasilitas Fisik Meja Komputer 4-7 Tabel 4.2 Data Fasilitas Fisik Kursi Komputer 4-9 Tabel 4.3 Data Fasilitas Fisik Pintu Ruangan Motion Capture 4-10
Tabel 4.4 Data Monitor 4-12
Tabel 4.5 Data Keyboard 4-13
Tabel 4.6 Data CPU 4-14
Tabel 4.7 Data Tripod 4-16
Tabel 4.8 Data Kamera 4-18
Tabel 4.9 Data Stand Kalibrasi 4-20
Tabel 4.10 Data Marker 4-21
Tabel 4.11 Data Casing Marker 4-23
Tabel 4.12 Data Speaker 4-24
Tabel 4.13 Data AC Ruangan Motion Capture 4-25
Tabel 4.14 Data Synchronization Box 4-28
Tabel 4.15 Data Ethernet Box 4-30
Tabel 4.16 Data Suhu dan Kelembaban Area Capturing 4-32 Tabel 4.17 Data Suhu dan Kelembaban Area Operator 4-32 Tabel 4.18 Rata-rata Suhu dan Kelembaban Area Capturing
dan Area Operator 4-32
Tabel 4.19 Data Pencahayaan Area Capturing 4-33
Tabel 4.20 Data Pencahayaan Area Operator 4-33
Tabel 4.21 Rata-rata Pencahayaan Area Capturing dan Area
Operator 4-34
Tabel 4.22 Data Kebisingan Area Capturing 4-34
(5)
xii Universitas Kristen Maranatha Tabel 4.24 Rata-rata Kebisingan Area Capturing dan Area
Operator 4-35
Tabel 5.1 Keterangan Data Antropometri 5-3
Tabel 5.2 Data Antropometri Meja Komputer 5-4 Tabel 5.3 Data Antropometri Kursi Komputer 5-5
Tabel 5.4 Data Antropometri Pintu 5-6
Tabel 5.5 Rata-rata Suhu dan Kelembaban 5-18
Tabel 5.6 Rata-rata Pencahayaan Area Capturing dan Area
Operator 5-20
Tabel 5.7 Rata-rata Kebisingan di Area Capturing dan Area
Operator 5-21
Tabel 6.1 Data Antropometri Perancangan Lemari 6-2 Tabel 6.2 Kelebihan dan Kekurangan Lemari Alternatif 1 6-12 Tabel 6.3 Kelebihan dan Kekurangan Lemari Alternatif 2 6-12 Tabel 6.4 Kelebihan dan Kekurangan Lemari Alternatif 3 6-12
Tabel 6.5 Concept Scoring Lemari 6-12
Tabel 6.6 Data Antropometri Usulan Meja Komputer 6-16 Tabel 6.7 Kelebihan dan Kekurangan Meja Komputer
Alternatif 1 6-24
Tabel 6.8 Kelebihan dan Kekurangan Meja Komputer
Alternatif 2 6-25
Tabel 6.9 Kelebihan dan Kekurangan Meja Komputer
Alternatif 3 6-25
Tabel 6.10 Perbandingan Ukuran yang Disarankan dengan
Ukuran Tiap Alternatif 6-25
Tabel 6.11 Concept Scoring Meja Komputer 6-26
Tabel 6.12 Data Antropometri Usulan Kursi Komputer 6-29 Tabel 6.13 Kelebihan dan Kekurangan Kursi Komputer
Alternatif 1 6-38
Tabel 6.14 Kelebihan dan Kekurangan Kursi Komputer
(6)
xiii Universitas Kristen Maranatha Tabel 6.15 Kelebihan dan Kekurangan Kursi Komputer
Alternatif 3 6-38
Tabel 6.16 Perbandingan Ukuran yang Disarankan dengan
Ukuran Tiap Alternatif 6-38
Tabel 6.17 Concept Scoring Kursi Komputer 6-39
(7)
xiv Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Hubungan Antara Suhu dan Kelembaban 2-13
Gambar 2.2 Kamera vs Kalibrasi 2-17
Gambar 2.3 Mode Stand Alone 2-18
Gambar 2.4 Penempatan Batang Kalibrasi 2-21
Gambar 2.5 Kalibrasi yang Benar 2-22
Gambar 2.6 Kalibrasi Ulang 2-24
Gambar 2.7 Pilihan Model Capture dan Tipe Capture 2-25
Gambar 2.8 Body Set Up Position 2-27
Gambar 2.9 Proses Capture Bar 2-28
Gambar 2.10 Representasi Manusia dalam Capturing 2-28 Gambar 2.11 Validation View pada Set Up 2-29
Gambar 2.12 Capture yang Valid 2-29
Gambar 2.13 Capture yang Tidak Valid 2-30
Gambar 3.1 Flowchart Metodologi Penelitian 3-1
Gambar 4.1 Tata Letak Ruangan Motion Capture Sekarang 4-4
Gambar 4.2 Penempatan Peralatan Sekarang 4-5
Gambar 4.3 Meja Komputer 4-5
Gambar 4.4 Gambar Teknik Meja Komputer 4-6
Gambar 4.5 Kursi Komputer 4-7
Gambar 4.6 Gambar Teknik Kursi Komputer 4-8
Gambar 4.7 Pintu Ruangan Motion Capture 4-9
Gambar 4.8 Gambar Teknik Pintu 4-10
Gambar 4.9 Monitor 4-11
Gambar 4.10 Gambar Teknik Monitor 4-11
Gambar 4.11 Keyboard 4-12
Gambar 4.12 Gambar Teknik Keyboard 4-12
Gambar 4.13 CPU 4-13
Gambar 4.14 Gambar Teknik CPU 4-14
(8)
xv Universitas Kristen Maranatha
Gambar 4.16 Gambar Teknik Tripod 4-16
Gambar 4.17 Kamera 4-17
Gambar 4.18 Gambar Teknik Kamera 4-17
Gambar 4.19 Stand Kalibrasi 4-18
Gambar 4.20 Gambar Teknik Stand Kalibrasi 4-19
Gambar 4.21 Marker 4-20
Gambar 4.22 Gambar Teknik Marker 4-21
Gambar 4.23 Casing Marker 4-22
Gambar 4.24 Gambar Teknik Casing Marker 4-22
Gambar 4.25 Speaker 4-23
Gambar 4.26 Gambar Teknik Speaker 4-24
Gambar 4.27 AC Ruangan Motion Capture 4-25
Gambar 4.28 Gambar Teknik AC Ruangan Motion Captur e 4-25 Gambar 4.29 Synchronization Box (Tampak Depan) 4-26 Gambar 4.30 Synchronization Box (Tampak Belakang) 4-26 Gambar 4.31 Synchronization Box (Tampak Atas) 4-27 Gambar 4.32 Gambar Teknik Synchronization Box 4-27
Gambar 4.33 Ethernet Box (Tampak Depan) 4-28
Gambar 4.34 Ethernet Box (Tampak Belakang) 4-28
Gambar 4.35 Ethernet Box (Tampak Atas) 4-29
Gambar 4.36 Gambar Teknik Ethernet Box 4-29
Gambar 4.37 Area Pengukuran Lingkungan Fisik 4-31 Gambar 4.38 Fishbone Kecelakaan yang Terjadi (terjatuh) 4-36 Gambar 4.39 Fishbone Kecelakaan yang Terjadi (tersengat
listrik) 4-36
Gambar 4.40 Fishbone Kecelakaan yang Berpotensi Terjadi
(kebakaran) 4-37
Gambar 5.1 Data Antropometri Masyarakat Indonesia 5-2 Gambar 5.2 Suhu dan Kelembaban Area Capturing 5-18 Gambar 5.3 Suhu dan Kelembaban Area Operator 5-19
(9)
xvi Universitas Kristen Maranatha Gambar 6.2 Gambar Teknik Perancangan Lemari Alternatif 1 6-7
Gambar 6.3 Perancangan Lemari Alternatif 2 6-8
Gambar 6.4 Gambar Teknik Perancangan Lemari Alternatif 2 6-9
Gambar 6.5 Perancangan Lemari Alternatif 3 6-10
Gambar 6.6 Gambar Teknik Perancangan Lemari Alternatif 3 6-11
Gambar 6.7 Meja Komputer Alternatif 1 6-20
Gambar 6.8 Gambar Teknik Meja Komputer Alternatif 1 6-21
Gambar 6.9 Meja Komputer Alternatif 2 6-21
Gambar 6.10 Gambar Teknik Meja Komputer Alternatif 2 6-22 Gambar 6.11 Meja Komputer Alternatif 3 (1) 6-23 Gambar 6.12 Meja Komputer Alternatif 3 (2) 6-23 Gambar 6.13 Gambar Teknik Meja Komputer Alternatif 3 6-24 Gambar 6.14 Kursi Komputer Alternatif 1 6-33 Gambar 6.15 Gambar Teknik Kursi Komputer Alternatif 1 6-34 Gambar 6.16 Kursi Komputer Alternatif 2 6-35 Gambar 6.17 Gambar Teknik Kursi Komputer Alternatif 2 6-36 Gambar 6.18 Kursi Komputer Alternatif 3 6-36 Gambar 6.19 Gambar Teknik Kursi Komputer Alternatif 3 6-37
Gambar 6.20 Pentograf 1 6-42
Gambar 6.21 Pentograf 2 6-42
Gambar 6.22 Tata letak Alternatif 1 6-43
Gambar 6.23 Tata letak Alternatif 2 6-45
(10)
xvii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
1. Gambar 3D
2. Tabel Antropometri Masyarakat Indonesia
3. Tabel Antropometri Telapak Tangan Masyarakat Indonesia 4. Recommended Illumination Level For a Variety of Different Tasks 5. Comfort Zone as a Function of Relative Humidity Versus Temperature
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
KOMENTAR DOSEN PENGUJI
Nama Mahasiswa : Ratih Kharisma Marsilani
NRP : 0723081
Judul Tugas Akhir : Perancangan Tata Letak, Fasilitas Fisik dan Lingkungan Fisik Ruangan Penelitian Sistem Kerja Motion Capture Ditinjau dari Segi Ergonomi di Sekolah Tinggi Manajemen Industri Jakarta.
Komentar Dosen Penguji:
(19)
DATA PENULIS
Nama : Ratih Kharisma Marsilani
Alamat di Bandung : Komplek Cibolerang blok F-58 Bandung
Alamat Asal : Komplek Cibolerang blok F-58 Bandung
No. Telepon Bandung : 022-5402060
No. Telepon Asal : 022-5402060
No. Handphone : 0852 2033 2082
Alamat email : funkacidjazz@yahoo.com
Pendidikan : SMA Negeri 1 Bandung
Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha Bandung
Nilai Tugas Akhir : A
(20)
1-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Seiring dengan kemajuan teknologi, perkembangan animasi saat ini cukup pesat dan mampu menarik minat masyarakat dari berbagai kalangan. Di Indonesia, saat ini perkembangan dunia animasi sangat cepat. Sering kali terlihat animasi 3D, baik dalam permainan maupun dalam perfilman. Untuk itu perlu dirancang dan dibuat sebuah teknik pembuatan animasi 3D yang dapat menyerupai gerakan objek sesungguhnya. Salah satu teknik untuk mendapatkan gerakan animasi tersebut adalah teknik penangkapan gerak (motion capture) yang merupakan bentuk rekonstruksi 3D dari sebuah objek gerak yang dapat digunakan sebagai dasar dari pengembangan animasi 3D berikutnya. Teknologi ini dapat digunakan oleh kalangan pendidikan maupun industri kreatif.
Beberapa lembaga pendidikan telah membangun fasilitas motion capture lab. Salah satu lembaga pendidikan yang memiliki fasilitas motion capture lab tersebut adalah Sekolah Tinggi Manajemen Industri (STMI) yang bertempat di Jl. Letjen Suprapto no. 26 Jakarta Pusat. Motion capture lab ini adalah satu-satunya studio yang digunakan untuk pengajaran dan penelitian di bidang animasi dan games development. Dengan adanya fasilitas tersebut, mahasiswa jurusan Teknik Industri STMI memiliki kesempatan untuk menciptakan video games dan film animasi yang serupa dengan aslinya.
Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan, banyak yang perlu diperbaiki pada ruangan motion capture lab ini ditinjau dari aspek ergonomi, seperti fasilitas fisik, lingkungan fisik, dan tata letak ruangan. Hal ini dikarenakan meja dan kursi operator dirasakan kurang nyaman dan tidak leluasa dalam penggunaannya, kabel-kabel di dalam ruangan tidak tertata dengan baik sehingga orang yang lewat dapat tersandung, serta
(21)
Bab 1 Pendahuluan 1-2
Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha
terdapat peralatan yang tidak mempunyai tempat yaitu casing marker dan stand kalibrasi. Permasalahan tersebut dapat mempengaruhi kenyamanan dan konsentrasi para pengguna ruangan dalam melakukan proses capture, karena kurangnya kenyamanan dapat mengganggu kualitas hasil capturing. Oleh karena itu penulis akan melakukan penelitian lebih lanjut agar dapat memberikan usulan perancangan ruangan motion capture lab di STMI ditinjau dari segi ergonomi.
1.2 Identifikasi Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang masalah di motion capture lab, Permasalahan yang terdapat di ruangan motion capture lab ini dari hasil wawancara dengan pihak penanggung jawab menuju kepada segi kenyamanan dan masalah teknis pada saat praktikum, hal-hal tersebut diantaranya:
- Banyak orang yang keluar masuk pada saat capturing karena tidak ada pemberitahuan dari luar ruangan bahwa di dalam ruangan sedang on capture.
- Penempatan kabel-kabel masih tidak rapi, baik kabel pada kamera maupun pada komputer, sehingga memungkinkan orang yang lewat dapat tersandung kabel.
- Area Capturing yang terlalu kecil sehingga aktris/aktor tidak leluasa dalam bergerak.
- Kursi komputer terlalu tinggi
- Meja komputer sudah terlalu lama dan dengan warna yang terlalu terang
- Perlu adanya tempat untuk menyimpan stand kalibrasi, casing marker dan terminal agar ruangan motion capture lebih rapi dan tertata dengan baik.
Masalah-masalah ini perlu diberi perhatian khusus agar dapat menunjang kenyamanan dan konsentrasi para peserta didik maupun pengajar dalam kegiatan praktikum.
(22)
Bab 1 Pendahuluan 1-3
Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha
1.3 Batasan dan Asumsi
1.3.1 Batasan
Dalam penelitian dan perancangan ruangan motion capture lab ini, penulis perlu membatasi ruang lingkup yang dibahas dengan tujuan agar lebih terfokus dalam mengetahui inti permasalahan dan tidak terjadi kesalahan akibat penyimpangan yang terlalu jauh. Adapun batasan yang diambil oleh penulis adalah:
1. Masalah-masalah yang dianalisis adalah masalah tata letak alat bantu dalam capturing tanpa mengubah lokasi dan konstruksi ruangan.
2. Posisi pintu masuk tidak berubah dan jumlah pintu tetap 1 (satu) buah.
3. Jumlah kamera yang digunakan tetap 6 (enam) buah.
4. Fasilitas fisik yang akan dirancang adalah meja komputer, kursi komputer dan lemari penyimpanan peralatan.
5. Data-data lingkungan fisik yang diambil adalah pencahayaan, kebisingan, suhu dan kelembaban di area capturing dan area operator.
6. Tidak mempertimbangkan biaya yang dibutuhkan dalam perancangan ruangan motion capture.
7. Data antropometri diambil dari buku “Ergonomi: Konsep dasar dan Aplikasinya” karangan eko Nurmianto.
8. Area capturing yang diteliti hanya untuk 1 (satu) orang aktor.
1.3.2 Asumsi
Adapun asumsi-asumsi yang digunakan dalam perancangan ini adalah:
1. Data antropometri yang diambil dari buku “Ergonomi: Konsep dasar dan Aplikasinya” karangan eko Nurmianto mewakili data antropometri masyarakat Indonesia.
(23)
Bab 1 Pendahuluan 1-4
Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha
2. Panjang adalah dimensi yang diukur sejajar dengan dada (horizontal), lebar adalah dimensi tegak lurus dengan dada (horizontal) dan tinggi adalah dimensi yang diukur secara vertikal.
3. Persentil adalah nilai yang menunjukkan persentase tertentu dari orang yang memiliki ukuran pada nilai tersebut. Persentil 95 menggambarkan ukuran manusia yang terbesar, persentil 5 sebaliknya menunjukkan ukuran terkecil dan persentil 50 menunjukkan ukuran rata-rata manusia.
4. Satuan ukuran data antropometri dalam mm.
1.4 Perumusan Masalah
Setelah melakukan identifikasi masalah yang terjadi dalam ruangan motion capture lab di STMI, maka penulis dapat merumuskan masalah yang terjadi sebagai berikut:
1. Bagaimana keergonomisan fasilitas fisik saat ini di dalam ruangan motion capture lab saat ini?
2. Bagaimana keergonomisan tata letak fasilitas dalam ruangan motion capture lab saat ini?
3. Bagaimana keergonomisan lingkungan fisik dalam ruangan motion capture lab saat ini?
4. Bagaimana aspek kesehatan dan keselamatan kerja di dalam ruangan motion capture lab saat ini?
5. Bagaimana usulan/perbaikan fasilitas fisik di ruangan motion capture lab yang lebih ergonomis?
6. Bagaimana usulan/perbaikan tata letak fasilitas di ruangan motion capture lab yang lebih ergonomis?
7. Bagaimana usulan/perbaikan lingkungan fisik yang lebih ergonomis pada ruangan motion capture lab yang lebih ergonomis?
8. Bagaimana usulan/perbaikan kesehatan dan keselamatan kerja agar lebih baik?
(24)
Bab 1 Pendahuluan 1-5
Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha
1.5 Tujuan Penelitian
Sejalan dengan perumusan masalah, maka tujuan dari penelitian di ruangan motion capture lab ini adalah:
1. Mengetahui keergonomisan fasilitas fisik di dalam ruangan motion capture lab saat ini.
2. Mengetahui keergonomisan tata letak fasilitas dalam ruangan motion capture lab saat ini.
3. Mengetahui keergonomisan lingkungan fisik dalam ruangan motion capture lab saat ini.
4. Mengetahui aspek kesehatan dan keselamatan kerja di dalam ruangan motion capture lab saat ini.
5. Memberikan usulan/perbaikan terhadap fasilitas fisik di dalam ruangan motion capture lab yang lebih ergonomis.
6. Memberikan usulan/perbaikan tata letak fasilitas di dalam ruangan motion capture lab yang lebih ergonomis.
7. Memberikan usulan/perbaikan lingkungan fisik yang lebih ergonomis pada ruangan motion capture lab yang lebih ergonomis.
8. Memberikan usulan/perbaikan kesehatan dan keselamatan kerja agar lebih baik.
1.6 Sistematika Penulisan
BAB 1 PENDAHULUAN
Berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan dan asumsi, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas mengenai teori-teori serta konsep yang digunakan untuk menguatkan masalah yang diamati serta membantu memecahkan masalah yang terjadi.
BAB 3 SISTEMATIKA PENELITIAN
Bab ini membahas kerangka pemecahan masalah yang terjadi serta langkah-langkah pemecahan masalahnya. Langkah-langkah tersebut
(25)
Bab 1 Pendahuluan 1-6
Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha
ditampilkan dalam bentuk flowchart (diagram aliran) yang dimulai dari persiapan yang dilakukan sampai pengambilan kesimpulan dan pemberian saran bagi pihak STMI untuk memperbaiki rancangan ruangan motion capture lab.
BAB 4 PENGUMPULAN DATA DAN ANALISIS
Bab ini berisi data-data yang hasil observasi yang telah dikumpulkan penulis untuk kemudian diolah, yaitu data mengenai fasilitas-fasilitas dan kondisi lingkungan fisik yang terdapat pada ruangan motion capture lab.
BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS
Bab ini berisi tentang perbandingan hasil pengumpulan dan pengolahan data yang sudah dilakukan pada bab 4 dengan teori yang sudah ada. Apabila dari hasil perbandingan tersebut terdapat hal-hal yang tidak sesuai teori, maka perlu dilakukan perbaikan.
BAB 6 PERANCANGAN DAN ANALISIS
Bab ini berisi tentang perbaikan dan perancangan yang perlu dilakukan terhadap fasilitas-fasilitas fisik, tata letak dan ukurannya serta lingkungan fisiknya.
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian yang dilakukan sehingga diperoleh jawaban dari permasalahan dan dapat memberikan saran pada pihak STMI agar dapat mengurangi permasalahan yang ada sehingga kondisinya menjadi lebih baik.
(26)
7-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1Kesimpulan
1. Fasilitas Fisik saat ini yang ada pada ruangan motion capture adalah:
Meja komputer
Kursi komputer
Pintu ruangan
Kondisi fasilitas fisik yang tidak ergonomis adalah meja komputer dan kursi komputer sehingga diperlukan perbaikan. Sedangkan peralatan motion capture yang diteliti dan diperbaiki tata letaknya adalah:
Komputer
Tripod
Kamera
Stand Kalibrasi
Marker
Casing marker
Speaker
AC
Synchronization box
Ethernet box
2. Tata letak fasilitas yang ada pada ruangan motion capture adalah: 1. Tata letak casing marker tidak rapi
2. Tata letak stand kalibrasi tidak rapi 3. Kabel-kabel berantakan
3. Lingkungan fisik saat ini di ruangan motion capture adalah:
1. Suhu dan kelembaban berada dalam keadaan nyaman pada umumnya.
(27)
Bab 7 Kesimpulan dan Saran 7-2
Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha
3. Kebisingan berada pada kondisi cukup tenang sampai berisik. 4. Kesehatan dan keselamatan kerja yang berpotensi terjadi adalah:
1. Terjatuh pada saat pemasangan kamera ke tripod 2. Tersengat listrik
3. Kebakaran 5. Perbaikan fasilitas fisik:
1. Usulan meja komputer 2. Usulan kursi komputer 3. Usulan perancangan lemari 6. Perbaikan tata letak fasilitas
1. Penempatan casing marker, stand kalibrasi, terminal dan buku-buku manual dalam lemari.
2. Penempatan kamera dipasang pada pentograf agar kabel-kabel lebih tertata rapi.
7. Perbaikan lingkungan fisik:
1. Selalu nyalakan 3 buah AC pada saat pemakaian ruangan.
2. Penyesuaian pencahayaan untuk area capturing dan area operator 8. Perbaikan kesehatan dan keselamatan kerja:
a. Terjatuh pada saat pemasangan kamera ke tripod Manusia
Pencegahannya yaitu dengan cara lebih berhati-hati pada saat naik atau turun dari tangga, tidak terburu-buru pada saat pemasangan kamera ke tripod karena kamera berada pada ketinggian 2000 mm.
Penanggulangannya yaitu pada saat terluka korban harus dijauhkan dari kotoran, direbahkan dan tidak memegangi luka. Pada saat keseleo, letakkan anggota yang keseleo lebih tinggi dari tubuh lalu pasang pembalut, korban harus dibaringkan agar tidak merasa sakit, lalu periksa kepada ahlinya untuk pertolongan lebih lanjut.
(28)
Bab 7 Kesimpulan dan Saran 7-3
Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha
Metode
Pencegahannya yaitu dengan cara mengadakan pelatihan pada operator untuk cara pemasangan kamera ke tripod dengan benar dan tidak menimbulkan kecelakaan.
Selain itu ada pengawas pada saat pemasangan kamera ke tripod untuk memberikan instruksi. Adanya penggunaan standar atau kode yang dapat diandalkan dan mudah dimengerti.
Material
Pencegahannya yaitu operator dalam menaiki tangga yang licin tidak memakai kaus kaki atau alas kaki lainnya, cukup bertelanjang kaki agar tidak terpeleset pada saat naik atau turun tangga.
Lingkungan
Pencegahannya yaitu sebaiknya sebelum melakukan pemasangan kamera ke tripod terlebih dahulu nyalakan lampu seluruhnya (16 buah) agar kondisi penerangan ruangan cukup, sehingga lingkungan ruangan aman untuk untuk melakukan pemasangan kamera ke tripod.
b. Tersengat listrik Manusia
Pencegahannya yaitu dengan cara lebih berhati-hati, tidak ceroboh dalam menggunakan alat atau ketidaksengajaan menyentuh alat-alat yang terdapat aliran listrik.
Penanggulangannya yaitu jika terdapat korban yang pingsan segera dibawa ke rumah sakit.
Metode
Pencegahannya yaitu sebaiknya diberikan aturan tertulis di dalam ruangan alat-alat mana saja yang membahayakan dan mempunyai arus listrik yang besar sehingga orang yang berada di dalam ruangan motion capture dapat lebih waspada.
(29)
Bab 7 Kesimpulan dan Saran 7-4
Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha
Mesin dan Peralatan
Pencegahannya yaitu sebaiknya untuk alat-alat dan kabel yang penempatannya tidak beraturan dan tidak ada pelindung diberi pelindung dan dipisahkan penempatannya dengan area untuk beraktivitas agar lebih aman dalam melakukan capturing.
Material
Pencegahannya yaitu sebaiknya alat-alat yang dapat menghantarkan listrik atau konduktor memakai pelindung agar lebih aman dalam capturing dan mencegah terjadinya sengatan listrik.
c. Kebakaran Manusia
Pencegahannya yaitu dengan cara lebih berhati-hati pada hal-hal apa saja yang dapat mengakibatkan kebakaran, tidak ceroboh dalam menggunakan alat dan mematuhi peraturan yang ada.
Penanggulangannya yaitu jika terdapat luka akibat kebakaran pada korban harus segera ditangani. Jika kulit hanya memerah belum melepuh maka bagian tubuh yang terkena itu dituangi air dingin. Jika kulit yang keriput tidak boleh digunting. jika terdapat luka maka dibalut longgar. Jika terdapat luka angus sebaiknya korban dibawa ke rumah sakit secepatnya.
Metode
Pencegahannya yaitu sebaiknya diberikan pelatihan atau training untuk selalu waspada terhadap hal-hal yang dapat memicu terjadinya kebakaran dan pelatihan untuk penggunaan alat agar mencegah terjadinya kebakaran.
Penanggulangannya yaitu jika bahan-bahan seperti kayu dan kertas terbakar maka cukup dipadamkan dengan air atau pasir. Tetapi jika api tersebut berasal dariperalatan elektronik seperti saklar dan kabel, maka lakukan penyelimutan api untuk mengeluarkan oksigen, kemudian gunakan pemadam kebakaran
(30)
Bab 7 Kesimpulan dan Saran 7-5
Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha
yang mengandung bahan tepung dan karbon dioksida. Jika tidak berhasil segera panggil pemadam kebakaran.
Mesin dan Peralatan
Pencegahannya yaitu sebaiknya alat-alat yang mempunyai arus listrik dilindungi atau ditempatkan pada letak yang aman agar tidak terjadi arus pendek dengan peralatan lain, selain itu umur pakai peralatan listrik diperhatikan agar tidak terjadi kerusakan yang dapat mengakibatkan kebakaran.
Material
Pencegahannya yaitu sebaiknya kabel-kabel yang letaknya berantakan di ruangan motion capture disusun sedemikian rupa agar aman dan tidak terjadi kebakaran.
7.2 Saran
Saran yang diberikan kepada pihak ruangan motion capture STMI ini bertujuan untuk peningkatan kualitas dan kenyamanan dari ruangan tersebut. Saran yang diberikan adalah:
1. Memperbaiki tata letak ruangan
2. Mengganti tripod kamera dengan pentograf yang dapat digeser ke kanan dan ke kiri juga dapat dinaik-turunkan.
3. Menambah lemari untuk penempatan peralatan.
4. Penyesuaian lampu untuk pencahayaan di area operator maupun di area capturing.
5. Penyimpanan speaker pada meja komputer.
6. Pemasangan pemberitahuan di depan ruangan motion capture ketika di dalam ruangan sedang melakukan capturing sehingga tidak ada orang yang keluar masuk ruangan.
7. Sediakan kotak P3K di dalam ruangan.
(31)
xviii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
1. Nurmianto, Eko., “Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya”, Guna Widya, Indonesia, edisi pertama, 1996.
2. Sutalaksana, Iftikar Z., Anggawisastra, Ruhana, Tjakraatmadja, John H., “Teknik Tata Cara Kerja”, Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Bandung, 1979.
3. Ulrich, Karl.T, Steven.D.Eppinger., “Product Design and Development”. McGraw-Hill, Singapore, 2003.
4. Weimer, Don, Ph.D,. “Handbook of ergonomic and Human Factors
Tables”, PTR Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey 07632, 1990.
5. Yudiantyo, Wawan, ST., MT., “Diktat Kesehatan dan Keselamatan Kerja”, Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha, Bandung. 6. Yudiantyo, Wawan, ST., MT., “Diktat Kuliah APK & E II”, Jurusan
Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha, Bandung, 2008. 7. “Motion Captor: User’s Guide”, STT Ingenieria Sistemas.
(1)
BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1Kesimpulan
1. Fasilitas Fisik saat ini yang ada pada ruangan motion capture adalah: Meja komputer
Kursi komputer Pintu ruangan
Kondisi fasilitas fisik yang tidak ergonomis adalah meja komputer dan kursi komputer sehingga diperlukan perbaikan. Sedangkan peralatan
motion capture yang diteliti dan diperbaiki tata letaknya adalah:
Komputer Tripod
Kamera
Stand Kalibrasi
Marker
Casing marker
Speaker
AC
Synchronization box
Ethernet box
2. Tata letak fasilitas yang ada pada ruangan motion capture adalah: 1. Tata letak casing marker tidak rapi
2. Tata letak stand kalibrasi tidak rapi 3. Kabel-kabel berantakan
3. Lingkungan fisik saat ini di ruangan motion capture adalah:
1. Suhu dan kelembaban berada dalam keadaan nyaman pada umumnya.
(2)
3. Kebisingan berada pada kondisi cukup tenang sampai berisik. 4. Kesehatan dan keselamatan kerja yang berpotensi terjadi adalah:
1. Terjatuh pada saat pemasangan kamera ke tripod 2. Tersengat listrik
3. Kebakaran 5. Perbaikan fasilitas fisik:
1. Usulan meja komputer 2. Usulan kursi komputer 3. Usulan perancangan lemari 6. Perbaikan tata letak fasilitas
1. Penempatan casing marker, stand kalibrasi, terminal dan buku-buku manual dalam lemari.
2. Penempatan kamera dipasang pada pentograf agar kabel-kabel lebih tertata rapi.
7. Perbaikan lingkungan fisik:
1. Selalu nyalakan 3 buah AC pada saat pemakaian ruangan.
2. Penyesuaian pencahayaan untuk area capturing dan area operator 8. Perbaikan kesehatan dan keselamatan kerja:
a. Terjatuh pada saat pemasangan kamera ke tripod Manusia
Pencegahannya yaitu dengan cara lebih berhati-hati pada saat naik atau turun dari tangga, tidak terburu-buru pada saat pemasangan kamera ke tripod karena kamera berada pada ketinggian 2000 mm.
Penanggulangannya yaitu pada saat terluka korban harus dijauhkan dari kotoran, direbahkan dan tidak memegangi luka. Pada saat keseleo, letakkan anggota yang keseleo lebih tinggi dari tubuh lalu pasang pembalut, korban harus dibaringkan agar tidak merasa sakit, lalu periksa kepada ahlinya untuk pertolongan lebih lanjut.
(3)
Metode
Pencegahannya yaitu dengan cara mengadakan pelatihan pada operator untuk cara pemasangan kamera ke tripod dengan benar dan tidak menimbulkan kecelakaan.
Selain itu ada pengawas pada saat pemasangan kamera ke
tripod untuk memberikan instruksi. Adanya penggunaan standar
atau kode yang dapat diandalkan dan mudah dimengerti. Material
Pencegahannya yaitu operator dalam menaiki tangga yang licin tidak memakai kaus kaki atau alas kaki lainnya, cukup bertelanjang kaki agar tidak terpeleset pada saat naik atau turun tangga.
Lingkungan
Pencegahannya yaitu sebaiknya sebelum melakukan pemasangan kamera ke tripod terlebih dahulu nyalakan lampu seluruhnya (16 buah) agar kondisi penerangan ruangan cukup, sehingga lingkungan ruangan aman untuk untuk melakukan pemasangan kamera ke tripod.
b. Tersengat listrik Manusia
Pencegahannya yaitu dengan cara lebih berhati-hati, tidak ceroboh dalam menggunakan alat atau ketidaksengajaan menyentuh alat-alat yang terdapat aliran listrik.
Penanggulangannya yaitu jika terdapat korban yang pingsan segera dibawa ke rumah sakit.
Metode
Pencegahannya yaitu sebaiknya diberikan aturan tertulis di dalam ruangan alat-alat mana saja yang membahayakan dan mempunyai arus listrik yang besar sehingga orang yang berada di dalam ruangan motion capture dapat lebih waspada.
(4)
Mesin dan Peralatan
Pencegahannya yaitu sebaiknya untuk alat-alat dan kabel yang penempatannya tidak beraturan dan tidak ada pelindung diberi pelindung dan dipisahkan penempatannya dengan area untuk beraktivitas agar lebih aman dalam melakukan capturing.
Material
Pencegahannya yaitu sebaiknya alat-alat yang dapat menghantarkan listrik atau konduktor memakai pelindung agar lebih aman dalam capturing dan mencegah terjadinya sengatan listrik.
c. Kebakaran Manusia
Pencegahannya yaitu dengan cara lebih berhati-hati pada hal-hal apa saja yang dapat mengakibatkan kebakaran, tidak ceroboh dalam menggunakan alat dan mematuhi peraturan yang ada.
Penanggulangannya yaitu jika terdapat luka akibat kebakaran pada korban harus segera ditangani. Jika kulit hanya memerah belum melepuh maka bagian tubuh yang terkena itu dituangi air dingin. Jika kulit yang keriput tidak boleh digunting. jika terdapat luka maka dibalut longgar. Jika terdapat luka angus sebaiknya korban dibawa ke rumah sakit secepatnya.
Metode
Pencegahannya yaitu sebaiknya diberikan pelatihan atau
training untuk selalu waspada terhadap hal-hal yang dapat memicu
terjadinya kebakaran dan pelatihan untuk penggunaan alat agar mencegah terjadinya kebakaran.
Penanggulangannya yaitu jika bahan-bahan seperti kayu dan kertas terbakar maka cukup dipadamkan dengan air atau pasir. Tetapi jika api tersebut berasal dariperalatan elektronik seperti saklar dan kabel, maka lakukan penyelimutan api untuk
(5)
yang mengandung bahan tepung dan karbon dioksida. Jika tidak berhasil segera panggil pemadam kebakaran.
Mesin dan Peralatan
Pencegahannya yaitu sebaiknya alat-alat yang mempunyai arus listrik dilindungi atau ditempatkan pada letak yang aman agar tidak terjadi arus pendek dengan peralatan lain, selain itu umur pakai peralatan listrik diperhatikan agar tidak terjadi kerusakan yang dapat mengakibatkan kebakaran.
Material
Pencegahannya yaitu sebaiknya kabel-kabel yang letaknya berantakan di ruangan motion capture disusun sedemikian rupa agar aman dan tidak terjadi kebakaran.
7.2 Saran
Saran yang diberikan kepada pihak ruangan motion capture STMI ini bertujuan untuk peningkatan kualitas dan kenyamanan dari ruangan tersebut. Saran yang diberikan adalah:
1. Memperbaiki tata letak ruangan
2. Mengganti tripod kamera dengan pentograf yang dapat digeser ke kanan dan ke kiri juga dapat dinaik-turunkan.
3. Menambah lemari untuk penempatan peralatan.
4. Penyesuaian lampu untuk pencahayaan di area operator maupun di area capturing.
5. Penyimpanan speaker pada meja komputer.
6. Pemasangan pemberitahuan di depan ruangan motion capture ketika di dalam ruangan sedang melakukan capturing sehingga tidak ada orang yang keluar masuk ruangan.
7. Sediakan kotak P3K di dalam ruangan.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
1. Nurmianto, Eko., “Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya”, Guna Widya, Indonesia, edisi pertama, 1996.
2. Sutalaksana, Iftikar Z., Anggawisastra, Ruhana, Tjakraatmadja, John H., “Teknik Tata Cara Kerja”, Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Bandung, 1979.
3. Ulrich, Karl.T, Steven.D.Eppinger., “Product Design and Development”. McGraw-Hill, Singapore, 2003.
4. Weimer, Don, Ph.D,. “Handbook of ergonomic and Human Factors
Tables”, PTR Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey 07632, 1990.
5. Yudiantyo, Wawan, ST., MT., “Diktat Kesehatan dan Keselamatan
Kerja”, Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha, Bandung. 6. Yudiantyo, Wawan, ST., MT., “Diktat Kuliah APK & E II”, Jurusan
Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha, Bandung, 2008. 7. “Motion Captor: User’s Guide”, STT Ingenieria Sistemas.