Perancangan Ulang Fasilitas Fisik, Tata Letak Ruangan, dan Lingkungan Fisik Pada Klinik Bersalin "X" Di Kota Puncak Ditinjau Dari Segi Ergonomi.

(1)

iv Universitas Kristen Maranatha Dari tahun ke tahun tingkat kelahiran semakin meningkat. Banyak dari para dokter yang membuka usaha klinik bersalin sendiri, bukan naungan dari rumah sakit bersalin. Banyak hal yang harus diperhatikan dalam membuka klinik bersalin tersebut, salah satunya adalah kenyamanan. Dalam proses persalinan, kenyamanan menjadi salah satu faktor pendukung yang dapat membantu kondisi fisik dari pasien yang siap untuk bersalin. Kenyamanan dapat dipengaruhi oleh fasilitas fisik, tata letak ruangan, dan lingkungan fisik dalam ruang bersalin.

Kondisi dari fasilitas fisik, tata letak ruangan, dan lingkungan fisik pada klinik

bersalin “X” di Kota Puncak saat ini masih terlihat kurang baik. Hal itu disebabkan oleh

adanya fasilitas fisik yang masih manual penggunaannya dan belum sesuai dengan data anthropometri, yang dapat menyebabkan pasien atau pihak dokter/bidan/asisten bidan merasa kurang nyaman. Ketidaknyamanan itu membuat pihak pasien atau dokter/bidan/asisten bidan tidak akan mampu menghadapi proses persalinan dengan tenang. Untuk lingkungan fisik dapat dilihat dari pencahayaan yang kurang baik, kelembaban yang tinggi, sirkulasi udara yang kurang baik akibat ventilasi yang terbatas, dan tata letak fasilitas fisik masih terlihat kurang baik.

Adapun data-data yang dibutuhkan untuk melakukan perancangan ruang bersalin, yaitu data umum ruang bersalin, dimensi dari fasilitas fisik, tata letak ruangan aktual, data lingkungan fisik aktual, dan ukuran dimensi tubuh ibu hamil 9 bulan dan tubuh bayi baru lahir. Setelah melakukan pengumpulan data, maka dilakukan pengolahan data yang meliputi perbandingan data anthropometri ibu hamil 9 bulan untuk fasilitas fisik yang digunakan oleh pasien, data anthropometri tubuh bayi baru lahir untuk fasilitas fisik yang digunakan oleh bayi, dan data anthropometri yang terdapat dalam buku Ergonomi karangan Eko Nurmianto untuk fasilitas fisik yang digunakan oleh dokter/bidan/asisten bidan dengan data fasilitas fisik aktual. Apabila data aktual tidak sesuai dengan data anthropometri yang disarankan, maka dilakukan perbaikan. Selanjutnya, dilakukan analisis perbandingan data anthropometri, use value, esteem value, kelebihan dan kekurangan fasilitas fisik. Selain itu, dilakukan juga analisis tata letak fisik, dan lingkungan fisik aktual. Dapat terlihat dari hasil analisis bahwa fasilitas fisik seperti tempat tidur persalinan, kursi bidan, tempat tidur bayi, lemari, kursi pasien, dan tempat tidur pasien masih perlu perbaikan, begitu pula dengan lingkungan fisik untuk pencahayaan yang kurang baik, kelembaban yang tinggi, serta sirkulasi udara yang kurang baik akibat ventilasi yang terbatas.

Dari hasil analisis, maka dilakukan perancangan baik untuk fasilitas fisik, tata letak ruangan, maupun lingkungan fisik. Untuk perancangan fasilitas fisik dan tata letak fasilitas fisik dilakukan sebanyak 3 alternatif. Pemilihan fasilitas fisik dan tata letak fasilitas fisik terbaik dari ketiga alternatif dilakukan dengan menggunakan metode concept scoring. Lingkungan fisik usulan untuk pencahayaan dapat diperoleh dari hasil program Dialux. Hasil yang diperoleh ternyata ruang bersalin tersebut membutuhkan lampu sebanyak 6 buah lampu neon. Usulan untuk mengatur kelembaban yaitu menggunakan Dehumidifier yang berfungsi mengatur tinggi kelembaban.


(2)

vii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xxii

DAFTAR LAMPIRAN ... xxvi

BAB 1 PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah ... 1-1 Identifikasi Masalah ... 1-2 Batasan dan Asumsi ... 1-3 Batasan ... 1-3 Asumsi ... 1-3 Perumusan Masalah ... 1-4 Tujuan Penelitian ... 1-4

1.1... Sistem

atika Penulisan ... 1-5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ergonomi ... 2-1 2.1.1 Definisi Ergonomi ... 2-1 2.1 Antropometri ... 2-3 2.2.1 Antropometri Statis ... 2-6 2.2.2 Antropometri Dinamis ... 2-10 2.3 Perancangan ... 2-11


(3)

viii Universitas Kristen Maranatha 2.3.1 Teknik Perancangan ... 2-11 2.3.2. Karakteristik dari Teknik Perancangan dan

Karakteristik Perancang ... 2-11 2.3.3 Prosedur Perancangan ... 2-12 2.3.4 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Membuat

Suatu Rancangan ... 2-13 2.3.5 Analisa Desain ... 2-13 2.3.6 Analisa Nilai ... 2-14 2.4 Persentil ... 2-18

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metodologi Penelitian ... 3-1 3.2 Keterangan Flowchart ... 3-3

BAB 4 PENGUMPULAN DATA

4.1 Data Umum Klinik Bersalin ... 4-1 4.2 Spesifikasi Fasilitas Fisik Ruangan Klinik Bersalin ... 4-2 4.2.1 Tempat Tidur Persalinan ... 4-2 4.2.2 Penopang Popliteal pada Tempat Tidur Persalinan ... 4-7 4.2.3 Kursi Bidan ... 4-9 4.2.4 Tempat Tidur Bayi ... 4-11 4.2.5 Lemari Kecil ... 4-13 4.2.6 Kursi duduk ... 4-15 4.2.7 Tempat Tidur Pasien ... 4-17 4.2.8 Tabung Oksigen ... 4-19 4.2.9 Lampu Penerangan ... 4-20 4.2.10 Tiang Infus ... 4-21 4.2.11 Peralatan Persalinan ... 4-21


(4)

ix Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI (LANJUTAN)

4.3 Masalah Lingkungan Fisik ... 4-23 4.3.1 Suhu dan Kelembaban ... 4-23 4.3.2 Sirkulasi Udara ... 4-24 4.3.3 Pencahayaan ... 4-25 4.3.4 Kebisingan ... 4-25 4.3.5 Warna ... 4-25 4.3.6 Bau-bauan ... 4-25 4.4 Layout Ruangan Klinik Bersalin Saat Ini ... 4-26 4.5 Data Anthropometri Ibu Hamil 9 bulan ... 4-27 4.6 Data Anthropometri Tubuh Bayi Baru Lahir ... 4-29

BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

5.1 Pengolahan Data Anthropometri……….. 5-1

5.1.1 Pengolahan data untuk data anthropometri Ibu hamil 9 bulan…. 5-1 5.1.2Tabel Rangkuman Data Anthropometri………..……….………... 5-111 5.2 Analisis Fasilitas Fisik ………..……….………... 5-111 5.2.1 Tempat Tidur persalinan……….5-111

5.2.2 Kursi Bidan………..……...5-118

5.2.3 Tempat Tidur Bayi………..………5-123

5.2.4 Lemari Kecil……….………..………5-127

5.2.5 Kursi Pasien………...…………..…...…5-128

5.2.6 Tempat Tidur Pasien………...………...…………..…...…5-133

5.2.7 Tabung Oksigen………...………...…………..……...…5-138

5.2.8 Lampu Penerangan………...…………...…………..……...…5-139 5.2.9 Tiang Infusan………...…………...……...…………..……...… 5-139 5.3 Analisis Tata Letak Ruangan………...………..……... 5-139 5.4 Analisis Lingkungan Fisik……...………...…………..……...… 5-140 5.4.1 Suhu dan Kelembaban………...…….…...…………..……...… 5-140 5.4.2 Sirkulasi Udara………...………...…………..……...… 5-142


(5)

x Universitas Kristen Maranatha 5.4.3 Pencahayaan………...………...………..……... … 5-142 5.4.4 Kebisingan………...………...………..…………... 5-143

5.4.5 Warna………...………...………..……... . 5-143

5.4.6 Bau-bauan………...………...………..……... .5-144 5.5 Analisis Kesehatan dan Keselamatan Kerja saat ini………...………… 5-144

5.6 Produk Pembanding………...………..……... 5-144

5.6.1 Tempat Tidur Persalinan………...………..……..……...5-144 5.6.2 Kursi Bidan………...………..………...5-148 5.6.3 Tempat Tidur Bayi………...………...….………...5-150

5.6.4 Lemari………...………...…..………..…...……...5-154

5.6.5 Kursi Pasien…...…………...…..………..…...……... 5-157

5.6.6 Tempat Tidur Pasien………...…………...…..…..…...……... 5-160

BAB 6 PERANCANGAN DAN ANALISIS

6.1 Perancangan Fasilitas Fisik ………...………...…..…..…...……... 6-1 6.1.1 Tempat Tidur Persalinan………...……...…..…..…...……... 6-1 6.1.1.1 Data Anthropometri Tempat Tidur Persalinan………... 6-2 6.1.1.2 Analisis Dimensi Rancangan Tempat Tidur Persalinan

Alternatif 1……… . 6-4

6.1.1.3 Spesifikasi Tempat Tidur Persalinan Alternatif………… 6-6

6.1.1.4 Analisis Dimensi Rancangan Tempat Tidur Persalinan

Alternatif 2……….………... 6-8

6.1.1.5 Spesifikasi Tempat Tidur Persalinan Alternatif 2……... 6-11 6.1.1.6 Analisis Dimensi Rancangan Tempat Tidur Persalinan

Alternatif 3……….………...6-14

6.1.1.7 Spesifikasi Tempat Tidur Persalinan Alternatif 3…..…...6-16

6.1.2 Kursi Bidan……….………..6-18


(6)

xi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI (LANJUTAN)

6.1.2.2 Analisis Dimensi Rancangan Kursi Bidan

Alternatif 1..……….………... 6-20 6.1.2.3 Spesifikasi Kursi Bidan Alternatif 1…………..………...6-21 6.1.2.4 Analisis Dimensi Rancangan Kursi Bidan Alternatif 2…....6-23 6.1.2.5 Spesifikasi Kursi Bidan Alternatif 2………..…...6-25 6.1.2.6 Analisis Dimensi Rancangan Kursi Bidan Alternatif 3...6-26 6.1.2.7 Spesifikasi Kursi Bidan Alternatif 3………..…...6-28 6.1.3 Tempat Tidur Bayi………..…...6-30

6.1.3.1 Data Anthropometri Tempat Tidur Bayi………..…..…...6-30 6.1.3.2 Analisis Dimensi Rancangan Tempat Tidur Bayi

Alternatif 1………...………..…...6-32 6.1.3.3 Spesifikasi Tempat Tidur Bayi Alternatif 1………...…...6-33 6.1.3.4 Analisis Dimensi Rancangan Tempat Tidur Bayi

Alternatif 2………...6-35 6.1.3.5 Spesifikasi Tempat Tidur Bayi Alternatif 2……..……... .6-36 6.1.3.6 Analisis Dimensi Rancangan Tempat Tidur Bayi

Alternatif 3………... .6-38 6.1.3.7 Spesifikasi Tempat Tidur Bayi Alternatif 3…………... 6-39 6.1.4 Lemari………... 6-41 6.1.4.1 Data Anthropometri Lemari…..………... 6-41 6.1.4.2 Analisis Dimensi Rancangan Lemari Alternatif 1…….... ..6-43 6.1.4.3 Spesifikasi Lemari Alternatif 1…..………...…... .6-44 6.1.4.4 Analisis Dimensi Rancangan Lemari Alternatif 2……... 6-45 6.1.4.5 Spesifikasi Lemari Alternatif 2…..………...…... .6-47 6.1.4.6Analisis Dimensi Rancangan Lemari Alternatif 3……... 6-48 6.1.4.7 Spesifikasi Lemari Alternatif 3…..………...…... 6-50 6.1.5 Kursi Pasien…..………...………... 6-51 6.1.5.1 Data Anthropometri Kursi Pasien…..…..…………...…... 6-52 6.1.5.2 Analisis Dimensi Rancangan Kursi Pasien Alternatif 1…... 6-54


(7)

xii Universitas Kristen Maranatha 6.1.5.4 Analisis Dimensi Rancangan Kursi Pasien Alternatif 2… . 6-58 6.1.5.5 Spesifikasi Kursi Pasien Alternatif 2…..…………...…... 6-61 6.1.5.6 Analisis Dimensi Rancangan Kursi Pasien Alternatif 3…..6-63 6.1.5.7 Spesifikasi Kursi Pasien Alternatif 3…..…………...…...6-65 6.1.6 Tempat Tidur Pasien…..………..…...6-66

6.1.6.1 Data Anthropometri Tempat Tidur Pasien…..….…...…....6-67 6.1.6.2 Analisis Dimensi Rancangan Tempat Tidur Pasien

Alternatif 1…..………..…...6-69 6.1.6.3 Spesifikasi Tempat Tidur Pasien Alternatif 1…..………...6-71 6.1.6.4 Analisis Dimensi Rancangan Tempat Tidur Pasien

Alternatif 2…..………..…...6-73 6.1.6.5 Spesifikasi Tempat Tidur Pasien Alternatif 2…..……...6-75 6.1.6.6 Analisis Dimensi Rancangan Tempat Tidur Pasien

Alternatif 3…..………..…...6-77 6.1.6.7 Spesifikasi Tempat Tidur Pasien Alternatif 3………... .6-79 6.1.7 Meja Bayi………..………..…...6-81 6.1.7.1 Data Anthropometri Meja bayi………….…..….…...….... 6-81 6.1.7.2 Analisis Dimensi Rancangan Meja Bayi...…..….…...…....6-83 6.1.7.3 Spesifikasi Meja Bayi………...…..….…...….... 6-84 6.1.8 BrankarRoda………..……….. 6-85

6.1.8.1 Data Anthropometri Brankar Roda ………….…..….…... 6-85 6.1.8.2 Analisis Dimensi Rancangan Brankar Roda...…..….…...6-85 6.1.8.3 Spesifikasi Brankar Roda ………...…..….…...6-86

6.2 Concept scoring…..………..………..…...6-87

6.2.1 Concept scoring Tempat Tidur Persalinan …..……… . 6-88 6.2.2 Concept scoring Kursi Bidan…..………..…...6-90 6.2.3 Concept scoring Tempat Tidur Bayi…..………..…...6-92 6.2.4 Concept scoring Lemari…..…………..…..…...6-94 6.2.5 Concept scoring Kursi Pasien…..………..…...6-95 6.2.6 Concept scoring Tempat Tidur Pasien…..………..…...6-97


(8)

xiii Universitas Kristen Maranatha 6.3 Perancangan Tata Letak Fasilitas Fisik…..………...6-99

6.3.1 Perancangan Tata Letak Fasilitas Fisik Alternatif 1…..…...6-99 6.3.2 Perancangan Tata Letak Fasilitas Fisik Alternatif 2…..…...6-101

6.3.3 Perancangan Tata Letak Fasilitas Fisik Alternatif 3…..…... 6-102

6.4 Concept scoring Tata Letak Fasilitas Fisik di dalam Ruang Bersalin... 6-104

6.5 Perancangan Lingkungan Fisik…..………..…...6-105 6.5.1 Kelembaban…..………..…... 6-105 6.5.2 Sirkulasi Udara…..………...6-106 6.5.3 Pencahayaan…..………..…...6-106 6.6 Usulan untuk Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada Ruang

Bersalin ………..…..………..…...6-110

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan ... 7-1 7.2 Saran ... 7-2

DAFTAR PUSTAKA ... xx


(9)

xiv Universitas Kristen Maranatha

Tabel Judul Halaman

2.1 Tabel Analisis Penilaian Konsep 2-22

4.1 Dimensi Tempat Tidur Persalinan Saat Ini 4-7

4.2 Dimensi Penopang Popliteal Saat Ini 4-9

4.3 Dimensi Kursi Bidan Saat Ini 4-10

4.4 Dimensi Tempat Tidur Bayi Saat Ini 4-13

4.5 Dimensi Lemari Kecil Saat Ini 4-14

4.6 Dimensi Kursi Pasien Saat Ini 4-16

4.7 Dimensi Tempat Tidur Pasien Saat Ini 4-18

4.8 Tabel Data Suhu dan Kelembaban diruang Klinik Bersalin 4-24 4.9 Tabel Data Pencahayaan diruang Klinik Bersalin 4-25 4.10 Tabel Ukuran Dimensi Tubuh Ibu Hamil 9 Bulan 4-27

4.11 Data Anthropometri Tubuh Bayi Baru Lahir 4-29

5.1 Tabel Data Dimensi Tinggi Badan Tegak 5-1

5.2 Tabel Uji Kenormalan Data Tinggi Badan Tegak 5-3 5.3 Tabel Uji Keseragaman Data Tinggi Badan Tegak 5-4 5.4 Tabel Data Dimensi Jarak dari Siku ke Ujung Jari 5-6 5.5 Tabel Uji Kenormalan Data Jarak dari Siku ke Ujung Jari 5-8 5.6 Tabel Uji Keseragaman Data Jarak dari Siku ke Ujung Jari 5-9 5.7 Tabel Data Dimensi Telinga ke Puncak Kepala 5-11 5.8 Tabel Uji Kenormalan Data Telinga ke Puncak Kepala 5-13 5.9 Tabel Uji Keseragaman Data Telinga ke Puncak Kepala 5-14

5.10 Tabel Data Dimensi Jangkauan Tangan 5-16

5.11 Tabel Uji Kenormalan Data Jangkauan Tangan 5-18 5.12 Tabel Uji Keseragaman Data Jangkauan Tangan 5-19


(10)

xv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

5.14 Tabel Uji Kenormalan Data Tinggi Siku Berdiri 5-23 5.15 Tabel Uji Keseragaman Data Tinggi Siku Berdiri 5-24

5.16 Tabel Data Dimensi Tebal Perut 5-26

5.17 Tabel Uji Kenormalan Data Tebal Perut 5-28

5.18 Tabel Uji Keseragaman Data Tebal Perut 5-29

5.19 Tabel Data Dimensi Tinggi Badan Posisi Duduk 5-31 5.20 Tabel Uji Kenormalan Data Tinggi Badan Posisi Duduk 5-33 5.21 Tabel Uji Keseragaman Data Tinggi Badan Posisi Duduk 5-34 5.22 Tabel Data Dimensi Jarak dari Pantat ke Lutut 5-36 5.23 Tabel Uji Kenormalan Data Jarak dari Pantat ke Lutut 5-38 5.24 Tabel Uji Keseragaman Data Jarak dari Pantat ke Lutut 5-39

5.25 Tabel Data Dimensi Data Tinggi Lutut 5-41

5.26 Tabel Uji Kenormalan Data Tinggi Lutut 5-43

5.27 Tabel Uji Keseragaman Data Tinggi Lutut 5-44

5.28 Tabel Data Dimensi Jarak dari Lipat Lutut (Popliteal) ke Pantat 5-46 5.29 Tabel Uji Kenormalan Data Jarak dari Popliteal ke Pantat 5-48 5.30 Tabel Uji Keseragaman Data Jarak dari Lipat Lutut (Popliteal)

ke Pantat 5-49

5.31 Tabel Data Dimensi Panjang Telapak Kaki 5-51

5.32 Tabel Uji Kenormalan Data Panjang Telapak Kaki 5-53 5.33 Tabel Uji Keseragaman Data Panjang Telapak Kaki 5-54

5.34 Tabel Data Dimensi Lebar Telapak Kaki 5-56

5.35 Tabel Uji Kenormalan Data Lebar Kaki 5-58

5.36 Tabel Uji Keseragaman Data Lebar Kaki 5-59

5.37 Tabel Data Dimensi Tinggi Bahu Posisi Berdiri 5-61 5.38 Tabel Uji Kenormalan Data Tinggi Bahu Posisi Berdiri 5-63 5.39 Tabel Uji Keseragaman Data Tinggi Bahu Posisi Berdiri 5-64


(11)

xvi Universitas Kristen Maranatha 5.41 Tabel Uji Kenormalan Data Tinggi Popliteal 5-68 5.42 Tabel Uji Keseragaman Data Tinggi Popliteal 5-69

5.43 Tabel Data Dimensi Tebal Dada 5-71

5.44 Tabel Uji Kenormalan Data Tebal Dada 5-73

5.45 Tabel Uji Keseragaman Data Tebal Dada 5-74

5.46 Tabel Data Dimensi Lebar Bahu 5-76

5.47 Tabel Uji Kenormalan Data Lebar Bahu 5-78

5.48 Tabel Uji Keseragaman Data Lebar Bahu 5-79

5.49 Tabel Data Dimensi Tinggi Bahu Posisi Duduk 5-81 5.50 Tabel Uji Kenormalan Data Tinggi Bahu Posisi Duduk 5-83 5.51 Tabel Uji Keseragaman Data Tinggi Bahu Posisi Duduk 5-84

5.52 Tabel Data Dimensi Lebar Panggul 5-86

5.53 Tabel Uji Kenormalan Data Lebar Panggul 5-88

5.54 Tabel Uji Keseragaman Data Lebar Panggul 5-89

5.55 Tabel Data Dimensi Tebal Paha 5-91

5.56 Tabel Uji Kenormalan Data Tebal Paha 5-93

5.57 Tabel Uji Keseragaman Data Tebal Paha 5-94

5.58 Tabel Data Dimensi Panjang Bayi 5-96

5.59 Tabel Uji Kenormalan Data Panjang Bayi 5-98

5.60 Tabel Uji Keseragaman Data Panjang Bayi 5-99

5.61 Tabel Data Dimensi Lebar Bahu Bayi 5-101

5.62 Tabel Uji Kenormalan Data Lebar Bahu Bayi 5-103 5.63 Tabel Uji Keseragaman Data Lebar Bahu Bayi 5-104

5.64 Tabel Data Dimensi Tebal Perut Bayi 5-106

5.65 Tabel Uji Kenormalan Data Tebal Perut Bayi 5-108 5.66 Tabel Uji Keseragaman Data Tebal Perut Bayi 5-109 5.67 Tabel Rangkuman Dimensi Tubuh Ibu Hamil 9 Bulan 5-111 5.68 Tabel Data Anthropometri Tempat Tidur Persalinan 5-117 5.69 Tabel Kelebihan dan Kekurangan Tempat Tidur Persalinan 5-118


(12)

xvii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

5.70 Tabel Data Anthropometri Kursi Bidan 5-122

5.71 Tabel Kelebihan dan Kekurangan Kursi Bidan 5-123 5.72 Tabel Data Anthropometri Tempat Tidur Bayi 5-126 5.73 Tabel Kelebihan dan Kekurangan Tempat Tidur Bayi 5-127

5.74 Tabel Data Anthropometri Kursi Pasien 5-132

5.75 Tabel Kelebihan dan Kekurangan Kursi Pasien 5-133 5.76 Tabel Data Anthropometri Tempat Tidur Pasien 5-137 5.77 Tabel Kelebihan dan Kekurangan Tempat Tidur Pasien 5-138

5.78 Tabel Data Suhu dan Kelembaban 5-141

5.79 Tabel Analisis Pencahayaan 5-143

5.80 Tabel Spesifikasi Tempat Tidur Persalinan Model 1 5-145 5.81 Tabel Kelebihan dan Kekurangan Tempat Tidur Persalinan

Model 1 5-145

5.82 Tabel Spesifikasi Tempat Tidur Persalinan Model 2 5-146 5.83 Tabel Kelebihan dan Kekurangan Tempat Tidur Persalinan

Model 2 5-146

5.84 Tabel Spesifikasi Tempat Tidur Persalinan Model 3 5-147 5.85 Tabel Kelebihan dan Kekurangan Tempat Tidur Persalinan

Model 3 5-147

5.86 Tabel Spesifikasi Kursi Bidan Model 1 5-148

5.87 Tabel Kelebihan dan Kekurangan Kursi Bidan Model 1 5-148

5.88 Tabel Spesifikasi Kursi Bidan Model 2 5-149

5.89 Tabel Kelebihan dan Kekurangan Kursi Bidan Model 2 5-149

5.90 Tabel Spesifikasi Kursi Bidan Model 3 5-150

5.91 Tabel Kelebihan dan Kekurangan Kursi Bidan Model 3 5-150 5.92 Tabel Spesifikasi Tempat Tidur Bayi Model 1 5-151 5.93 Tabel Kelebihan dan Kekurangan Tempat Tidur Bayi Model 1 5-151 5.94 Tabel Spesifikasi Tempat Tidur Bayi Model 2 5-152 5.95 Tabel Kelebihan dan Kekurangan Tempat Tidur Bayi Model 2 5-152


(13)

xviii Universitas Kristen Maranatha 5.96 Tabel Spesifikasi Tempat Tidur Bayi Model 3 5-153 5.97 Tabel Kelebihan dan Kekurangan Tempat Tidur Bayi Model 3 5-153

5.98 Tabel Spesifikasi Lemari Model 1 5-154

5.99 Tabel Kelebihan dan Kekurangan Lemari Model 1 5-155

5.100 Tabel Spesifikasi Lemari Model 2 5-155

5.101 Tabel Kelebihan dan Kekurangan Lemari Model 2 5-156

5.102 Tabel Spesifikasi Lemari Model 3 5-156

5.103 Tabel Kelebihan dan Kekurangan Lemari Model 3 5-157

5.104 Tabel Spesifikasi Kursi Pasien Model 1 5-157

5.105 Tabel Kelebihan dan Kekurangan Kursi Pasien Model 1 5-158

5.106 Tabel Spesifikasi Kursi Pasien Model 2 5-158

5.107 Tabel Kelebihan dan Kekurangan Kursi Pasien Model 2 5-159

5.108 Tabel Spesifikasi Kursi Pasien Model 3 5-159

5.109 Tabel Kelebihan dan Kekurangan Kursi Pasien Model 3 5-160 5.110 Tabel Spesifikasi Tempat Tidur Pasien Model 1 5-160 5.111 Tabel Kelebihan dan Kekurangan Tempat Tidur Pasien

Model 1 5-161

5.112 Tabel Spesifikasi Tempat Tidur Pasien Model 2 5-161 5.113 Tabel Kelebihan dan Kekurangan Tempat Tidur Pasien

Model 2 5-162

5.114 Tabel Spesifikasi Tempat Tidur Pasien Model 3 5-162 5.115 Tabel Kelebihan dan Kekurangan Tempat Tidur Pasien

Model 3 5-162

6.1 Tabel Data Anthropometri Tempat Tidur Persalinan 6-3 6.2 Tabel Spesifikasi Rancangan Tempat Tidur Persalinan

Alternatif 1 6-6

6.3 Tabel Kelebihan dan Kekurangan Tempat Tidur Persalinan


(14)

xix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

6.4 Tabel Spesifikasi Rancangan Tempat Tidur Persalinan

Alternatif 2 6-11

6.5 Tabel Kelebihan dan Kekurangan Tempat Tidur Persalinan

Alternatif 2 6-13

6.6 Tabel Spesifikasi Rancangan Tempat Tidur Persalinan

Alternatif 3 6-16

6.7 Tabel Kelebihan dan Kekurangan Tempat Tidur Persalinan

Alternatif 3 6-18

6.8 Tabel Data Anthropometri Kursi Bidan 6-19

6.9 Tabel Spesifikasi Rancangan Kursi Bidan Alternatif 1 6-21 6.10 Tabel Kelebihan dan Kekurangan Kursi Bidan Alternatif 1 6-23 6.11 Tabel Spesifikasi Rancangan Kursi Bidan Alternatif 2 6-25 6.12 Tabel Kelebihan dan Kekurangan Kursi Bidan Alternatif 2 6-26 6.13 Tabel Spesifikasi Rancangan Kursi Bidan Alternatif 3 6-28 6.14 Tabel Kelebihan dan Kekurangan Kursi Bidan Alternatif 3 6-30 6.15 Tabel Data Anthropometri Tempat Tidur Bayi 6-31 6.16 Tabel Spesifikasi Rancangan Tempat Tidur Bayi Alternatif 1 6-33 6.17 Tabel Kelebihan dan Kekurangan Tempat Tidur Bayi

Alternatif 1 6-34

6.18 Tabel Spesifikasi Rancangan Tempat Tidur Bayi Alternatif 2 6-36 6.19 Tabel Kelebihan dan Kekurangan Tempat Tidur Bayi

Alternatif 2 6-37

6.20 Tabel Spesifikasi Rancangan Tempat Tidur Bayi Alternatif 3 6-39 6.21 Tabel Kelebihan dan Kekurangan Tempat Tidur Bayi

Alternatif 3 6-40

6.22 Tabel Data Anthropometri Lemari 6-42

6.23 Tabel Spesifikasi Rancangan Lemari Alternatif 1 6-44 6.24 Tabel Kelebihan dan Kekurangan Lemari Alternatif 1 6-45


(15)

xx Universitas Kristen Maranatha 6.25 Tabel Spesifikasi Rancangan Lemari Alternatif 2 6-47 6.26 Tabel Kelebihan dan Kekurangan Lemari Alternatif 2 6-48 6.27 Tabel Spesifikasi Rancangan Lemari Alternatif 3 6-50 6.28 Tabel Kelebihan dan Kekurangan Lemari Alternatif 3 6-51

6.29 Tabel Data Anthropometri Kursi Pasien 6-53

6.30 Tabel Spesifikasi Rancangan Kursi Pasien Alternatif 1 6-56 6.31 Tabel Kelebihan dan Kekurangan Kursi Pasien Alternatif 1 6-58 6.32 Tabel Spesifikasi Rancangan Kursi Pasien Alternatif 2 6-61 6.33 Tabel Kelebihan dan Kekurangan Kursi Pasien Alternatif 2 6-62 6.34 Tabel Spesifikasi Rancangan Kursi Pasien Alternatif 3 6-65 6.35 Tabel Kelebihan dan Kekurangan Kursi Pasien Alternatif 3 6-66 6.36 Tabel Data Anthropometri Tempat Tidur Pasien 6-68 6.37 Tabel Spesifikasi Rancangan Tempat Tidur Pasien Alternatif 1 6-71 6.38 Tabel Kelebihan dan Kekurangan Tempat Tidur Pasien Alternatif 1 6-73 6.39 Tabel Spesifikasi Rancangan Tempat Tidur Pasien Alternatif 2 6-75 6.40 Tabel Kelebihan dan Kekurangan Tempat Tidur Pasien Alternatif 2 6-77 6.41 Tabel Spesifikasi Rancangan Tempat Tidur Pasien Alternatif 3 6-79 6.42 Tabel Kelebihan dan Kekurangan Tempat Tidur Pasien Alternatif 3 6-81

6.43 Tabel Data Anthropometri Meja Bayi 6-82

6.44 Tabel Spesifikasi Meja Bayi 6-84

6.45 Tabel Data Anthropometri Brankar Roda 6-85

6.46 Tabel Spesifikasi Brankar Roda 6-86

6.47 Tabel Rating 6-88

6.48 Tabel Kriteria Tempat Tidur Persalinan 6-88

6.49 Tabel Concept scoring Tempat Tidur Persalinan 6-88

6.50 Tabel Kriteria Kursi Bidan 6-90

6.51 Tabel Concept scoring Kursi Bidan 6-90


(16)

xxi Universitas Kristen Maranatha 6.53 Tabel Concept scoring Tempat Tidur Bayi 6-92

6.54 Tabel Kriteria Lemari 6-94

6.55 Tabel Concept Scoring Lemari 6-94

6.56 Tabel KriteriaKursi Pasien 6-95

6.57 Tabel Concept Scoring Kursi Pasien 6-96

6.58 Tabel Kriteria Tempat Tidur Pasien 6-97

6.59 Tabel Concept Scoring Tempat Tidur Pasien 6-97

6.60 Tabel Rating 6-104

6.61 Tabel Kriteria Penilaian Tata Letak Fisik 6-104 6.62 Tabel Concept Scoring Tata Letak Fasilitas Fisik 6-104


(17)

xxii Universitas Kristen Maranatha

Gambar Judul Halaman

2.1 Gambar Tinggi Tubuh 2-10

2.2 Gambar Tinggi Badan ketika Duduk 2-11

2.3 Gambar Head Length 2-11

2.4 Gambar Tinggi Lutut ketika Duduk 2-11

2.5 Gambar Popliteal Height, Sitting 2-12

2.6 Gambar Elbow Rest Height, Sitting 2-12

2.7 Gambar Hip Breadth, Sitting 2-12

2.8 Gambar Elbow-to-Elbow, Sitting 2-13

2.9 Gambar Thigh Clearance, Sitting 2-13

2.10 Gambar Ketinggian Mata ketika Duduk 2-13

2.11 Gambar Jangkauan Tangan 2-14

2.12 Gambar Panjang Tangan 2-14

2.13 Gambar Panjang Kaki 2-14

3.1 Gambar Flowchart Metodologi Penelitian 3-1

3.1 Gambar Flowchart Metodologi Penelitian (lanjutan) 3-2

4.1 Gambar Tempat Tidur Persalinan Saat Ini 4-2

4.2 Gambar Tinggi Sandaran Tempat Tidur Persalinan Saat Ini 4-3 4.3 Gambar Panjang Ranjang Tempat Tidur Persalinan Saat Ini 4-3 4.4 Gambar Panjang Alas Kaki Tempat Tidur Persalinan Saat Ini 4-4 4.5 Gambar Panjang Alas Dudukan Tempat Tidur Persalinan Saat Ini 4-5 4.6 Gambar Tinggi Ranjang Tempat Tidur Persalinan Saat Ini 4-6 4.7 Gambar Tangga Kaki Tempat Tidur Persalinan Saat Ini 4-7

4.8 Gambar Penopang Popliteal Saat Ini 4-8

4.9 Gambar Spesifikasi Penopang Popliteal Saat Ini 4-8

4.10 Gambar Kursi Bidan Saat Ini 4-9


(18)

xxiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

4.12 Gambar Tempat Tidur Bayi Saat Ini 4-11

4.13 Gambar Spesifikasi Tempat Tidur Bayi Saat Ini 4-12

4.14 Gambar Lemari Kecil Saat Ini 4-13

4.15 Gambar Spesifikasi Lemari Kecil Saat Ini 4-14

4.16 Gambar Kursi Duduk Saat Ini 4-15

4.17 Gambar Spesifikasi Kursi Duduk saat ini 4-16

4.18 Gambar Tempat Tidur Pasien Saat Ini 4-17

4.19 Gambar Spesifikasi Tempat Tidur Pasien Saat Ini 4-18

4.20 Gambar Tabung Oksigen 4-19

4.21 Gambar Lampu penerangan 4-20

4.22 Gambar Tiang Infusan 4-21

4.23 Gambar Teak Block Tempat Alat Persalinan 4-22

4.24 Gambar Box Alat Persalinan 4-22

4.25 Gambar Peralatan Persalinan 4-23

4.26 Gambar Ventilasi Ruangan Klinik Bersalin 4-24 4.27 Gambar Layout Ruangan Klinik Bersalin saat ini 4-26 5.1 Gambar Gambar Grafik Keseragaman Data Tinggi Badan Tegak 5-5 5.2 Gambar Grafik Keseragaman Data Jarak dari Siku ke Ujung Jari 5-10 5.3 Gambar Grafik Keseragaman Data Telinga ke Puncak Kepala 5-15 5.4 Gambar Grafik Keseragaman Data Jangkauan Tangan 5-20 5.5 Gambar Grafik Keseragaman Data Tinggi Siku Berdiri 5-25 5.6 Gambar Grafik Keseragaman Data Tebal Perut 5-30 5.7 Gambar Grafik Keseragaman Data Tinggi Badan Posisi Duduk 5-35 5.8 Gambar Grafik Keseragaman Data Jarak dari Pantat ke Lutut 5-40 5.9 Gambar Grafik Keseragaman Data Tinggi Lutut 5-45 5.10 Gambar Grafik Keseragaman Data Jarak dari Lipat Lutut ke Pantat 5-50 5.11 Gambar Grafik Keseragaman Data Panjang Telapak Kaki 5-55 5.12 Gambar Grafik Keseragaman Data Lebar Kaki 5-60 5.13 Gambar Grafik Keseragaman Data Tinggi Bahu Posisi Berdiri 5-65


(19)

xxiv Universitas Kristen Maranatha 5.14 Gambar Grafik Keseragaman Data Tinggi Popliteal 5-70 5.15 Gambar Grafik Keseragaman Data Tebal Dada 5-75 5.16 Gambar Grafik Keseragaman Data Lebar Bahu 5-80 5.17 Gambar Grafik Keseragaman Data Tinggi Bahu Posisi Duduk 5-85 5.18 Gambar Grafik Keseragaman Data Lebar Panggul 5-90 5.19 Gambar Grafik Keseragaman Data Tebal Paha 5-95 5.20 Gambar Grafik Keseragaman Data Panjang Bayi 5-100 5.21 Gambar Grafik Keseragaman Data Lebar Bahu Bayi 5-105 5.22 Gambar Grafik Keseragaman Data Tebal Perut Bayi 5-110 5.23 Gambar Layout Ruangan Klinik Bersalin saat ini 5-140 5.24 Gambar Comfort Zone as Function of Relative Humidity

Versus Temperature 5-141

5.25 Gambar Tempat Tidur Persalinan Model 1 5-145

5.26 Gambar Tempat Tidur Persalinan Model 2 5-146

5.27 Gambar Tempat Tidur Persalinan Model 3 5-147

5.28 Gambar Kursi Bidan Model 1 5-148

5.29 Gambar Kursi Bidan Model 2 5-149

5.30 Gambar Kursi Bidan Model 3 5-150

5.31 Gambar Tempat Tidur Bayi Model 1 5-151

5.32 Gambar Tempat Tidur Bayi Model 2 5-152

5.33 Gambar Tempat Tidur Bayi Model 3 5-153

5.34 Gambar Lemari Model 1 5-154

5.35 Gambar Lemari Model 2 5-155

5.36 Gambar Lemari Model 3 5-156

5.37 Gambar Kursi Pasien Model 1 5-157

5.38 Gambar Kursi Pasien Model 2 5-158

5.39 Gambar Kursi Pasien Model 3 5-159

5.40 Gambar Tempat Tidur Pasien Model 1 5-160


(20)

xxv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

5.42 Gambar Tempat Tidur Pasien Model 3 5-162

6.1 Gambar Tempat Tidur Persalinan Alternatif 1 6-7 6.2 Gambar Tempat Tidur Persalinan Alternatif 2 6-12 6.3 Gambar Tempat Tidur Persalinan Alternatif 3 6-17

6.4 Gambar Kursi Bidan Alternatif 1 6-22

6.5 Gambar Kursi Bidan Alternatif 2 6-25

6.6 Gambar Kursi Bidan Alternatif 3 6-29

6.7 Gambar Tempat Tidur Bayi Alternatif 1 6-33

6.8 Gambar Tempat Tidur Bayi Alternatif 2 6-36

6.9 Gambar Tempat Tidur Bayi Alternatif 3 6-39

6.10 Gambar Lemari Alternatif 1 6-44

6.11 Gambar Lemari Alternatif 2 6-47

6.12 Gambar Lemari Alternatif 3 6-50

6.13 Gambar Kursi Pasien Alternatif 1 6-57

6.14 Gambar Kursi Pasien Alternatif 2 6-61

6.15 Gambar Kursi Pasien Alternatif 3 6-65

6.16 Gambar Tempat Tidur Pasien Alternatif 1 6-71

6.17 Gambar Tempat Tidur Pasien Alternatif 2 6-76

6.18 Gambar Tempat Tidur Pasien Alternatif 3 6-80

6.19 Gambar Meja Bayi 6-84

6.20 Gambar Brankar Roda 6-87

6.21 Gambar Perancangan Tata Letak Fasilitas Fisik Alternatif 1 6-100 6.22 Gambar Perancangan Tata Letak Fasilitas Fisik Alternatif 2 6-102 6.23 Gambar Perancangan Tata Letak Fasilitas Fisik Alternatif 3 6-103

6.24 Gambar Dehumidifier 6-106

6.25 Gambar Project Information Hasil Program Dialux 6-107

6.26 Gambar Data Input Hasil Program Dialux 6-108

6.27 Gambar Calcullation and Results Program Dialux 6-109


(21)

xxvi Universitas Kristen Maranatha

6.29 Gambar wastafel 6-110


(22)

xxvii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

1 Gambar Antropometri Tubuh Manusia LA-1

2 Tabel Data Antropometri Orang Indonesia LB-1

3 Tabel Distribusi Normal LC-1

4 Tabel Chi-Square LD-1

5 Tabel Lingkungan Fisik LE-1


(23)

(24)

Lampiran LF-1

Gambar 3D Tempat Tidur Persalinan


(25)

Gambar 3D Tempat Tidur Bayi


(26)

Lampiran LF-3

Gambar 3D Kursi Duduk Pasien


(27)

Gambar 3D Meja Bayi


(28)

(29)

(30)

LAMPIRAN F


(31)

(32)

KOMENTAR DOSEN PENULIS

Nama Mahasiswa : Indri Christina

NRP : 0623047

Tanggal USTA : 1 Februari 2011

Judul Tugas Akhir : Perancangan Ulang Fasilitas Fisik, Tata Letak Ruangan, Dan Lingkungan Fisik Pada Klinik Bersalin “X” Di Kota Puncak Ditinjau Dari Segi Ergonomi

Komentar-komentar dosen penguji :

1. Ruang Inap sebaiknya tidak bersatu dengan ruang tindakan. 2. Barang apa saja yang diperlukan untuk melayani bayi.


(33)

Nama : Indri Christina Tempat/ tanggal Lahir : Cianjur/29 Juni 1988

Alamat : Jalan Raya Hanjawar no. 3 Cipanas - Puncak

HP : 0817610205

Alamat Email : d3xteena@yahoo.com Pendidikan : - TK Mardi Yuana Cipanas

- SD Mardi Yuana Cipanas - SMP Mardi Yuana Cipanas - SMAK BPK Penabur Cianjur

- Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha, Bandung

Nilai Tugas Akhir : A


(34)

1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Proses persalinan merupakan tantangan bagi seorang ibu dan bayi yaitu

antara “hidup dan mati”. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri).

Pada proses persalinan dibutuhkan kenyamanan. Kenyamanan merupakan salah satu faktor utama yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Terlebih bagi seorang pasien yang siap untuk melahirkan dalam kondisi fisik yang lemah, dan bagi dokter/bidan/asisten bidan yang membantu pasien dalam proses persalinan, kenyamanan merupakan hal yang harus diperhatikan.

Kenyamanan di sebuah ruang bersalin terutama untuk fasilitas fisik yang digunakan dalam proses persalinan, akan membuat pasien dan dokter/bidan/asisten bidan menjadi lebih tenang dan relax. Hal itu merupakan salah satu pendukung untuk kelancaran proses persalinan agar kondisi pasien selalu terjaga dengan stabil, dan dokter/bidan/asisten bidan dapat bekerja dengan baik.

Fasilitas fisik yang dibutuhkan untuk kenyamanan pasien dan kenyamanan dokter/bidan/asisten bidan dalam proses persalinan meliputi tempat tidur persalinan, kursi dokter/bidan, tempat tidur bayi, lemari, kursi pasien, dan tempat tidur pasien. Selain itu, faktor kenyamanan dapat dipengaruhi oleh tata letak ruangan, dan lingkungan fisik.

Klinik bersalin “X” merupakan salah satu klinik bersalin di kota Puncak.

Fasilitas fisik yang ada pada ruangan klinik bersalin “X” tidak memberikan kenyamanan pada pengguna, tata letak fasilitas fisik yang kurang baik karena ruang tindakan dan ruang inap masih dalam 1 area, dan lingkungan fisik yang kurang baik, terlihat dari pencahayaan untuk ruangan tersebut masih kurang,


(35)

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha kelembaban yang tinggi, dan sirkulasi udara yang kurang baik. Dalam tugas akhir ini penulis mencoba untuk merancang ulang fasilitas fisik, tata letak, dan lingkungan fisik yang ada pada ruangan klinik bersalin sehingga diperoleh suasana yang nyaman dan ergonomis pada klinik bersalin tersebut yang akan membantu kondisi pasien dalam proses persalinan hingga pasca persalinan, serta membantu dokter/bidan/asisten bidan dalam menangani persalinan dengan baik.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah dilakukan di klinik bersalin

“X”, permasalahan yang terjadi diantaranya adalah :

1. Kesulitan dalam pengaturan tinggi sandaran tempat tidur persalinan yang masih manual, akan mempersulit pasien karena saat tinggi sandaran akan diatur, punggung pasien harus ditahan terlebih dahulu. 2. Bagian penopang popliteal dari tempat tidur persalinan masih

sederhana dimana hanya lempengan besi yang membuat pasien kurang nyaman, dan tidak bisa menyesuaikan postur tubuh pasien.

3. Kursi dokter/bidan yang masih sangat sederhana, yang membuat dokter/bidan menjadi cepat lelah karena belum sesuai dengan data anthorpometri.

4. Pagar dari tempat tidur bayi yang sudah rapuh dan tidak bisa dikunci akan membahayakan bayi.

5. Kapasitas lemari yang terlalu kecil sehingga hanya memuat beberapa baju.

6. Kursi pasien untuk penunggu pasien yang ikut menginap membuat pengguna merasa kurang nyaman akibat tidak ada sandaran tangan, dan ukurannya masih belum sesuai dengan data anthropometri.

7. Tempat tidur pasien yang masih sangat sederhana, tinggi ranjangnya tidak nyaman, karena terlalu tinggi dan belum bisa disesuaikan.


(36)

Bab 1 Pendahuluan 1-3

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha 9. Lingkungan fisik pada ruangan klinik bersalin kurang baik untuk

pencahayaan, kelembaban, dan sirkulasi udara.

1.3Batasan dan Asumsi 1.3.1 Batasan

Dengan adanya keterbatasan waktu dan kemampuan cara berpikir manusia yang memiliki pandangan yang berbeda-beda, maka dibutuhkan beberapa batasan-batasan untuk masalah-masalah tersebut, diantaranya :

1. Perancangan fasilitas fisik hanya meliputi tempat tidur persalinan, kursi bidan, tempat tidur bayi, lemari, kursi pasien, dan tempat tidur pasien.

2. Lingkungan fisik yang diamati meliputi suhu dan kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, warna, bau-bauan.

3. Pengambilan data untuk suhu dan kelembaban dilakukan selama 3 hari dengan 3 waktu yang berbeda yaitu pagi hari, siang hari, dan malam hari.

4. Pengambilan data untuk pencahayaan hanya diambil 1 x pada 3 titik, karena baik pada pagi hari, siang hari, atau malam hari, jendela terus ditutup dengan gorden berwarna gelap, sehingga pada ruangan tersebut sulit dibedakan antara siang hari atau malam hari.

5. Data anthropometri untuk kursi bidan, lemari, dan kursi pasien diambil

dari buku “Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya” karangan Eko

Nurmianto.

6. Menggunakan Percentile minimum 5 %, percentile rata – rata 50 %,

percentile maksimum 95 %.

7. Perancangan fasilitas fisik dilihat dari dimensi fasilitas, jenis bahan dari fasilitas tersebut, dan fungsi dari fasilitas tersebut.

8. Perancangan ini tidak memperhitungkan biaya-biaya. 9. Ruangan yang dirancang hanya untuk 1 pasien


(37)

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha 1.3.2 Asumsi

Adapun asumsi yang digunakan dalam perancangan ini, diantaranya :

1. Ukuran panjang adalah sejajar dengan rentangan tangan, jika dilihat dari tampak muka

2. Ukuran lebar adalah sejajar dengan jangkauan tangan, jika dilihat dari tampak muka

3. Ukuran tinggi adalah sejajar dengan tinggi tubuh manusia posisi berdiri tegak.

4. Kelonggaran yang digunakan untuk tebal hak sepatu adalah 2 cm. 5. Panjang gantungan baju adalah 42 cm.

6. Dimensi baju terpanjang posisi tergantung adalah 120 cm. 7. Tebal gantungan baju adalah 1 cm.

8. Dimensi baju terlebar posisi lipat adalah 25 cm. 9. Tinggi gantungan baju adalah 10 cm.

10.Tebal baju adalah 3 cm. 11.½ lebar bantal adalah 15 cm.

1.4Perumusan Masalah

Dari identifikasi masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah yang terjadi, diantaranya :

1. Bagaimana keergonomisan fasilitas fisik di klinik bersalin “X” saat ini?

2. Jika tidak ergonomis, bagaimana usulan rancangan fasilitas fisik yang lebih ergonomis?

3. Bagaimana tata letak fasilitas fisik di ruangan klinik bersalin saat ini? 4. Bagaimana tata letak fasilitas ruangan klinik bersalin yang lebih baik? 5. Bagaimana lingkungan fisik pada ruangan klinik bersalin “X” saat ini? 6. Jika kurang baik, bagaimana usulan lingkungan fisik yang lebih baik?


(38)

Bab 1 Pendahuluan 1-5

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha 1.5Tujuan Penelitian

Tujuan dari perancangan fasilitas fisik dan tata letak ruangan klinik bersalin yaitu :

1. Memberikan usulan dalam hal fasilitas fisik untuk kenyamanan pasien dan bidan atau asisten bidan.

2. Memberikan usulan dalam hal lingkungan fisik pada ruangan klinik bersalin agar menjadi lebih baik.

3. Memberikan usulan mengenai tata letak fasilitas ruangan klinik bersalin yang lebih ergonomis.

4. Memberikan kenyamanan pasien saat proses persalinan, dimana pada penopang kursi untuk menopang kedua popliteal pasien dapat sesuai dengan postur tubuh pasien.

5. Memberi usulan layout untuk fasilitas ruangan klinik bersalin yang lebih ergonomis.

1.6Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam menyusun laporan Tugas Akhir adalah sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah dan asumsi, maksud dan tujuan penelitian, dan sistematika penulisan laporan tugas akhir ini.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tinjauan pustaka yang berkaitan dengan perancangan fasilitas fisik dan tata letak ruangan klinik bersalin untuk digunakan sebagai dasar teoritis dalam pembahasan dan pemecahan masalah.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi kerangka pemikiran dan urutan langkah-langkah yang dilakukan untuk melakukan dan menyelesaikan perancangan fasilitas fisik


(39)

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha dan tata letak ruangan klinik bersalin. Dimana dalam bab ini dituangkan dalam bentuk flowchart.

BAB 4 PENGUMPULAN DATA

Bab ini berisi data-data yang dibutuhkan untuk melakukan perancangan fasilitas fisik dan tata letak ruangan klinik bersalin ini.

BAB 5 PENGOLAHAN DATA

Bab ini berisikan mengenai proses pengolahan data berdasarkan metode yang ditetapkan, kemudian hasilnya akan dianalisis sehingga berguna di dalam perancangan.

BAB 6 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

Bab ini berisi tentang hasil perancangan fasilitas fisik dan tata letak ruangan klinik bersalin yang telah dilakukan berdasarkan perhitungan yang diperoleh dari hasil pengolahan data dan analisis terhadap hasil yang diperoleh dari pengumpulan dan pengolahan data-data penelitian.

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil perancangan yang telah dilakukan, serta saran yang dapat diberikan kepada para dokter-dokter atau bidan-bidan yang membuka klinik bersalin.


(40)

6-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 6

PERANCANGAN DAN ANALISIS

Setelah dilakukan pengolahan data dan analisis terhadap fasilitas fisik, tata letak ruangan saat ini, dan lingkungan fisik, maka dapat diketahui fasilitas fisik, tata letak, dan lingkungan fisik mana yang memerlukan perbaikan dan perancangan baru yang lebih baik.

Perancangan yang akan dilakukan terhadap klinik bersalin ini yaitu :  Perancangan fasilitas fisik, seperti : Tempat tidur persalinan, kursi bidan,

tempat tidur bayi, lemari, kursi duduk (pasien), tempat tidur pasien, wastafel, meja bayi baru lahir, brankar roda.

 Perancangan tata letak fasilitas fisik dalam klinik bersalin  Perancangan lingkungan fisik dalam klinik bersalin.

6.1 Perancangan Fasilitas Fisik 6.1.1 Tempat Tidur Persalinan

Dari segi anthropometri, bagian yang perlu diperbaiki adalah tinggi ranjang untuk kenyamanan bidan atau asisten bidan, tinggi sandaran, dan panjang alas dudukan. Tinggi ranjang yang ada pada sekarang masih terlalu tinggi untuk kenyamanan bidan atau asisten bidan dalam pemeriksaan pasien.Tinggi sandaran yang ada pada sekarang ini masih terlalu pendek. Panjang alas dudukan disini masih terlalu pendek, jika dibandingkan dengan produk aktual.

Perancangan tempat tidur persalinan ini terdiri dari 3 alternatif. Ketiga alternatif yang akan dirancang ini adalah bagian untuk menaikkan atau menurunkan tinggi sandaran dari tempat tidur persalinan dengan bentuk dan cara kerja yang berbeda-beda. Pada alternatif 1 rancangan untuk pengaturan tinggi sandaran dari tempat tidur persalinan tersebut yaitu seperti menaikkan atau menurunkan sandaran pada jok mobil, dengan hanya menekan atau menarik sebuah komponen yang akan dibuat di samping dari tempat tidur persalinan. Alternatif kedua yaitu sama halnya dengan alternatif 1, hanya bedanya pada bentuk komponen dan cara kerja dari komponen tersebut dalam menaikkan atau menurunkan sandaran tempat tidur persalinan ini. Cara kerja dari komponen


(41)

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha alternatif kedua yaitu dengan menggunakan gas spring seperti pada kursi manajer dalam pengaturan tinggi kursi yaitu menaikkan atau menurunkan tinggi kursi tersebut, sedangkan pada alternatif 3 yaitu dengan sistem kerja elektrik. Pada bagian sisi kanan dari tempat tidur persalinan tersebut dibuat tombol yang berfungsi untuk mengatur tinggi sandaran pada tempat tidur persalinan.

6.1.1.1 Data Anthropometri Tempat Tidur Persalinan

Ukuran tempat tidur persalinan ini disesuaikan dengan data anthropometri yang akan digunakan. Berikut adalah data anthropometri yang akan digunakan :


(42)

Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-3

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha Tabel 6.1

Tabel Data Anthropometri Tempat Tidur Persalinan Dimensi (cm)

Jenis Jenis Persentil Perhitungan (cm) Ukuran (cm) Jenis Perhitungan (cm) ukuran (cm)

Panjang Ranjang Minimum Tinggi badan tegak 95% 161,7 1/2 lebar bantal 15 > 176,7 200

Minimum Lebar bahu 95% 45,4 Keleluasaan 10 > 55,4

Maksimum (untuk kenyamanan bidan/asisten

bidan)

jangkauan tangan 5% 61 < 61

Tinggi Ranjang Maksimum (untuk kenyamanan bidan/asisten bidan)

tinggi siku berdiri 5% 88,6 Tebal alas kaki

bidan 2 < 90,6 75

Tinggi Sandaran Minimum Tinggi badan posisi duduk 95% 87,5 Keleluasaan 8 > 95,5 96

Panjang Alas Dudukan Minimum Jarak dari pantat ke lutut 95% 59,3 > 59,3 60

Panjang Alas Kaki Minimum Tinggi popliteal 95% 43,2 > 43,2 44

Tinggi tiang penopang popliteal Maksimum Jarak dari lipat lutut (popliteal) ke

pantat 5% 42 < 42 15

Panjang anak tangga Minimum Panjang telapak kaki 95% 27,9 Keleluasaan 2 > 29,9 30 Lebar tangga Minimum 2 * lebar kaki 95% 2 * 11,8 23,6 Lebar kaki 11,8 > 35,4 40 Tinggi tangga Maksimum (Tinggi ranjang - tinggi popliteal) 5% 75 - 36,1 38,9 < 38,9 38 Tangga Bantu

Keputusan Data Anthropometri (cm)

Tempat Tidur Persalinan

Lebar Ranjang 55,4 - 61,0 56

Jenis Patokan Data Anthropometri/Data Acuan Lainnya Allowance Total ukuran (cm) Interval Anthropometri (cm)


(43)

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha 6.1.1.2 Analisis Dimensi Rancangan Tempat Tidur Persalinan Alternatif 1

Pada gambar alternatif pertama ini menggunakan tempat tidur persalinan yang ada sekarang hanya saja untuk pengaturan tinggi sandarannya dibuat lebih mudah dari sebelumnya, yaitu dirancang seperti menaikkan atau menurunkan sandaran pada jok mobil, dengan hanya menekan atau menarik sebuah komponen yang akan dibuat di samping dari tempat tidur persalinan. Rancangan tersebut diusulkan untuk kenyamanan pasien dalam penggunaan tinggi sandaran saat pasien hendak melahirkan, dan untuk kemudahan bidan atau asisten bidan dalam pengaturan tinggi sandaran dari tempat tidur persalinan tersebut.Kemudian pada penopang popliteal dirancang agar dapat diputar dalam beberapa sudut, dan dilapisi dengan busa yang dibungkus dengan bahan kulit imitasi, seperti bahan matras pada tempat tidur persalinan.Hal ini untuk kenyamanan pasien saat melahirkan.Tempat tidur persalinan ini dilapisi dengan busa yang dibungkus dengan bahan kulit imitasi, seperti bahan matras pada tempat tidur persalinan. Warna yang akan digunakan adalah berwarna hijau rumput. Warna hijau dapat memberikan suasana harmonis, teduh, santai, alami, menyejukkan, menyegarkan dan menenangkan.

Data anthropometri yang digunakan adalah tinggi badan tegak, lebar bahu, jangkauan tangan (bidan), tinggi siku berdiri (bidan), tebal perut, tinggi badan poisisi duduk, jarak dari pantat ke lutut, tinggi popliteal, jarak dari lipat lutut ke pantat, panjang telapak kaki, lebar kaki.

Panjang ranjang ditentukan menggunakan tinggi badan tegak pasien.Patokan yang digunakan adalah patokan minimum dengan persentil 95% karena supaya orang yang berbadan tinggi dapat tidur dengan nyaman di tempat tidur persalinan tersebut.Dari data anthropometri diperoleh nilai keputusan sebesar 200 cm.

Untuk lebar ranjang ditentukan menggunakan lebar bahu patokan minimum dengan persentil 95%, sedangkan patokan maksimumnya menggunakan jangkauan tangan dengan persentil 5% yang dilihat dari kenyamanan bidan atau asisten bidan. Penggunaan semua persentil ini dimaksudkan agar bidan dapat memeriksa pasien dengan menjangkau seluruh tubuh pasien, serta pasien pun


(44)

Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-5

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha dapat tidur dengan nyaman.Dari data anthropometri diperoleh nilai keputusan sebesar 56 cm.

Tinggi ranjang ditentukan menggunakan tinggi siku berdiri patokan maksimum dengan persentil 5%. Hal itu dilihat dari kenyamanan bidan atau asisten bidan. Penggunaan persentil tersebut dimaksudkan agar bidan atau asisten bidan dapat menjangkau pasien dengan mudah, serta pasien pun dapat naik ke atas tempat tidur persalinan ini dengan mudah. Dari data anthropometri diperoleh nilai keputusan sebesar 75 cm.

Tinggi sandaran ditentukan menggunakan tinggi badan posisi duduk patokan minimum dengan persentil 95%. Penggunaan persentil tersebut dimaksudkan agar orang yang berbadan tinggi dapat menggunakan tinggi sandaran ini dengan nyaman, sehingga kepala dapat tersangga dengan baik.Dari data anthropometri diperoleh nilai keputusan sebesar 96 cm.

Panjang alas dudukan ditentukan menggunakan jarak dari pantat ke lutut patokan minimum dengan persentil 95%. Penggunaan persentil tersebut dimaksudkan agar orang yang berbadan tinggi dan besar dapat menggunakan alas dudukan ini dengan nyaman. Dari data anthropometri diperoleh nilai keputusan sebesar 60 cm.

Panjang alas kaki ditentukan menggunakan tinggi popliteal patokan minimum dengan persentil 95%. Penggunaan persentil tersebut dimaksudkan agar kaki dari orang yang berbadan tinggi dapat tersangga dengan baik, sehingga keadaan kaki tidak menggantung.Dari data anthropometri diperoleh nilai keputusan sebesar 44 cm.

Tinggi tiang penopang popliteal ditentukan menggunakan jarak dari lipat lutut (popliteal) ke pantat patokan maksimum dengan persentil 5%. Penggunaan persentil tersebut dimaksudkan agar popliteal dari orang yang memiliki tubuh kecil dapat tersangga dengan baik, dan nyaman. Dari data anthropometri diperoleh nilai keputusan sebesar 15 cm.

Perancangan tangga bantu, untuk panjang anak tangga ditentukan menggunakan panjang telapak kaki sebagai patokan minimum dengan persentil 95%. Penggunaan tersebut dimaksudkan agar kaki orang yang berbadan gemuk dapat tersangga dengan baik. Dari data anthropometri diperoleh nilai keputusan


(45)

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha sebesar 30 cm. Untuk lebar anak tangga ditentukan menggunakan 2 kali dari lebar kaki sebagai patokan minimum dengan persentil 95%. Penggunaan tersebut dimaksudkan agar kaki orang yang berbadan gemuk dapat tersangga dengan baik. Dari data anthropometri diperoleh nilai keputusan sebesar 40 cm. untuk tinggi anak tangga ditentukan menggunakan tinggi ranjang dan tinggi popliteal sebagai patokan maksimum dengan persentil 5%. Penggunaan tersebut dimaksudkan agar orang yang berbadan kecil dapat menaiki tangga dengan nyaman. Dari data anthropometri diperoleh nilai keputusan sebesar 38 cm.

6.1.1.3 Spesifikasi Tempat Tidur Persalinan Alternatif 1 Tabel 6. 2

Tabel Spesifikasi Rancangan Tempat Tidur Persalinan Alternatif 1 Nama Produk

Panjang 200

Lebar 56

Tinggi 53

Dimensi sandaran ranjang (cm) Tinggi 96

Dimensi panjang alas dudukan (cm) Panjang 60

Dimensi alas kaki (cm) Panjang 44

Dimensi penopang popliteal (cm) Tinggi 15

Panjang 30

Lebar 40

tinggi 38

Matras terbuat dari busa dan kulit imitasi Rangka terbuat dari pipa

stainless steel Penopang popliteal terbuat dari busa

dan kulit imitasi Warna keseluruhan

Tempat tidur persalinan Dimensi tempat tidur persalinan keseluruhan (cm)

Dimensi tangga bantu

Bahan


(46)

Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-7

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha Gambar 6. 1

Gambar Tempat Tidur Persalinan Alternatif 1

Use value

Tempat tidur persalinan memiliki fungsi sebagai tempat tidur tindakan untuk pasien yang siap melahirkan. Pada tempat tidur persalinan alternatif 1 ini dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu sandaran, alas duduk, dan alas kaki. selain itu terdapat tiang penopang popliteal yang berfungsi untuk menopang popliteal pasien yang telah siap untuk melakukan proses persalinan. Oleh karena itu, tempat tidur persalinan ini dapat dikatakan memiliki fungsi yang cukup baik.


(47)

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

Esteem value

Tempat tidur persalinan ini memiliki bentuk yang menarik.Warna dari tempat tidur persalinan ini adalah berwarna hijau rumput. Warna hijau dapat memberikan suasana harmonis, teduh, santai, alami, menyejukkan, menyegarkan dan menenangkan. Pada bagian tinggi sandaran dari tempat tidur persalinan alternatif 1 ini dirancang seperti menaikkan atau menurunkan sandaran pada jok mobil, dengan hanya menekan atau menarik sebuah komponen yang akan dibuat di samping dari tempat tidur persalinan. Oleh karena itu tempat tidurpersalinan ini dapat dikatakan memiliki nilai estetika yang baik.

 Kelebihan dan Kekurangan

Berikut adalah kelebihan dan kekurangan dari tempat tidur persalinan alternatif 1 :

Tabel 6. 3

Tabel Kelebihan dan Kekurangan Tempat Tidur Persalinan Alternatif 1

No Kelebihan kekurangan

1 Memiliki ukuran yang luas. Pengaturan tinggi sandaran masih manual

2

Mempermudah pasien dalam

menggunakan tinggi sandaran tersebut karena bersifat adjustable, dimana sistem kerjanya seperti jok mobil 3 Dapat digunakan untuk berbaring.

4

Memberi kenyamanan pasien dalam menggunakan penopang popliteal karena terbuat dari busa dan kulit imitasi, serta dapat diatur dalam beberapa sudut.

6.1.1.4 Analisis Dimensi Rancangan Tempat Tidur Persalinan Alternatif 2

Pada gambar alternatif kedua ini menggunakan tempat tidur persalinan yang ada sekarang hanya saja untuk pengaturan tinggi sandarannya dibuat lebih mudah dari sebelumnya, yaitu dirancang dengan menggunakan gas spring namun terdapat lock/kunci yang berfungsi untuk mengunci batasan sandaran yang sudah ditentukan. Sistem kerja tersebut seperti menaikkan atau menurunkan pada kursi


(48)

Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-9

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha yang biasa digunakan oleh manajer. Rancangan tersebut diusulkan untuk kenyamanan pasien dalam penggunaan tinggi sandaran saat pasien hendak melahirkan, dan untuk kemudahan bidan atau asisten bidan dalam pengaturan tinggi sandaran dari tempat tidur persalinan tersebut. Kemudian pada penopang

popliteal dirancang agar dapat diputar dalam beberapa sudut, dan dilapisi dengan

busa yang dibungkus dengan bahan kulit imitasi, seperti bahan matras pada tempat tidur persalinan.Hal ini untuk kenyamanan pasien saat melahirkan.Tempat tidur persalinan ini dilapisi dengan busa yang dibungkus dengan bahan kulit imitasi, seperti bahan matras pada tempat tidur persalinan. Warna yang akan digunakan adalah berwarna merah. Warna merah dapat menggambarkan energi penuh, aktif, hangat dan bersemangat.

Data anthropometri yang digunakan adalah tinggi badan tegak, lebar bahu, jangkauan tangan (bidan), tinggi siku berdiri (bidan), tebal perut, tinggi badan poisisi duduk, jarak dari pantat ke lutut, tinggi popliteal, jarak dari lipat lutut ke pantat, panjang telapak kaki, lebar kaki.

Panjang ranjang ditentukan menggunakan tinggi badan tegak pasien.Patokan yang digunakan adalah patokan minimum dengan persentil 95% karena supaya orang yang berbadan tinggi dapat tidur dengan nyaman di tempat tidur persalinan tersebut.Dari data anthropometri diperoleh nilai keputusan sebesar 200 cm.

Untuk lebar ranjang ditentukan menggunakan lebar bahu patokan minimum dengan persentil 95%, sedangkan patokan maksimumnya menggunakan jangkauan tangan dengan persentil 5% yang dilihat dari kenyamanan bidan atau asisten bidan. Penggunaan semua persentil ini dimaksudkan agar bidan dapat memeriksa pasien dengan menjangkau seluruh tubuh pasien, serta pasien pun dapat tidur dengan nyaman.Dari data anthropometri diperoleh nilai keputusan sebesar 56 cm.

Tinggi ranjang ditentukan menggunakan tinggi siku berdiri patokan maksimum dengan persentil 5%. Hal itu dilihat dari kenyamanan bidan atau asisten bidan. Penggunaan persentil tersebut dimaksudkan agar bidan atau asisten bidan dapat menjangkau pasien dengan mudah, serta pasien pun dapat naik ke atas


(49)

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha tempat tidur persalinan ini dengan mudah. Dari data anthropometri diperoleh nilai keputusan sebesar 75 cm.

Tinggi sandaran ditentukan menggunakan tinggi badan posisi duduk patokan minimum dengan persentil 95%.Penggunaan persentil tersebut dimaksudkan agar orang yang berbadan tinggi dapat menggunakan tinggi sandaran ini dengan nyaman, sehingga kepala dapat tersangga dengan baik.Dari data anthropometri diperoleh nilai keputusan sebesar 96 cm.

Panjang alas dudukan ditentukan menggunakan jarak dari pantat ke lutut patokan minimum dengan persentil 95%. Penggunaan persentil tersebut dimaksudkan agar orang yang berbadan tinggi dan besar dapat menggunakan alas dudukan ini dengan nyaman. Dari data anthropometri diperoleh nilai keputusan sebesar 60 cm.

Panjang alas kaki ditentukan menggunakan tinggi popliteal patokan minimum dengan persentil 95%. Penggunaan persentil tersebut dimaksudkan agar kaki dari orang yang berbadan tinggi dapat tersangga dengan baik, sehingga keadaan kaki tidak menggantung.Dari data anthropometri diperoleh nilai keputusan sebesar 44 cm.

Tinggi tiang penopang popliteal ditentukan menggunakan jarak dari lipat lutut (popliteal) ke pantat patokan maksimum dengan persentil 5%.Penggunaan persentil tersebut dimaksudkan agar popliteal dari orang yang memiliki tubuh kecil dapat tersangga dengan baik, dan nyaman. Dari data anthropometri diperoleh nilai keputusan sebesar 15 cm.

Perancangan tangga bantu, untuk panjang anak tangga ditentukan menggunakan panjang telapak kaki sebagai patokan minimum dengan persentil 95%. Penggunaan tersebut dimaksudkan agar kaki orang yang berbadan gemuk dapat tersangga dengan baik. Dari data anthropometri diperoleh nilai keputusan sebesar 30 cm. untuk lebar anak tangga ditentukan menggunakan 2 kali dari lebar kaki sebagai patokan minimum dengan persentil 95%. Penggunaan tersebut dimaksudkan agar kaki orang yang berbadan gemuk dapat tersangga dengan baik. Dari data anthropometri diperoleh nilai keputusan sebesar 40 cm. untuk tinggi anak tangga ditentukan menggunakan tinggi ranjang dan tinggi popliteal sebagai patokan maksimum dengan persentil 5%. Penggunaan tersebut dimaksudkan agar


(50)

Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-11

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha orang yang berbadan kecil dapat menaiki tangga dengan nyaman. Dari data anthropometri diperoleh nilai keputusan sebesar 38 cm.

6.1.1.5 Spesifikasi Tempat Tidur Persalinan Alternatif 2 Tabel 6. 4

Tabel Spesifikasi Rancangan Tempat Tidur Persalinan Alternatif 2

Nama Produk

Panjang 200

Lebar 56

Tinggi 53

Dimensi sandaran ranjang (cm) Tinggi 96

Dimensi panjang alas dudukan (cm) Panjang 60

Dimensi alas kaki (cm) Panjang 44

Dimensi penopang popliteal (cm) Tinggi 15

Panjang 30

Lebar 40

tinggi 38

Matras terbuat dari busa dan kulit imitasi Rangka terbuat dari pipa

stainless steel Penopang popliteal terbuat dari busa

dan kulit imitasi

Warna keseluruhan Merah

Dimensi tempat tidur persalinan keseluruhan (cm)

Tempat tidur persalinan

Bahan Dimensi tangga bantu


(51)

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha Gambar 6. 2

Gambar Tempat Tidur Persalinan Alternatif 2

Use value

Tempat tidur persalinan memiliki fungsi sebagai tempat tidur tindakan untuk pasien yang siap melahirkan. Pada tempat tidur persalinan alternatif 2 ini dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu sandaran, alas duduk, dan alas kaki. selain itu terdapat tiang penopang popliteal yang berfungsi untuk menopang popliteal pasien yang telah siap untuk melakukan proses persalinan. Oleh karena itu, tempat tidur persalinan ini dapat dikatakan memiliki fungsi yang cukup baik.


(52)

Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-13

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

Esteem value

Tempat tidur persalinan ini memiliki bentuk yang menarik.Warna dari tempat tidur persalinan ini adalah berwarna merah.Warna merah dapat menggambarkan energi penuh, aktif, hangat dan bersemangat. Pada bagian tinggi sandaran dari tempat tidur persalinan alternatif 2 ini dirancang dengan menggunakan gas spring namun terdapat lock/kunci yang berfungsi untuk mengunci batasan sandaran yang sudah ditentukan.Sistem kerja tersebut seperti menaikkan atau menurunkan pada kursi yang biasa digunakan oleh manajer. Oleh karena itu tempat tidur persalinan ini dapat dikatakan memiliki nilai estetika yang baik.

 Kelebihan dan Kekurangan

Berikut adalah kelebihan dan kekurangan dari tempat tidur persalinan alternatif 2 :

Tabel 6. 5

Tabel Kelebihan dan Kekurangan Tempat Tidur Persalinan Alternatif 2

No Kelebihan kekurangan

1 Memiliki ukuran yang luas.

Pengaturan tinggi sandaran masih semi manual

2

Mempermudah pasien dalam

menggunakan tinggi sandaran tersebut karena bersifat adjustable, dirancang dengan menggunakan gas spring seperti sistem kerja pada kursi yang biasa digunakan oleh manajer

3 Dapat digunakan untuk berbaring.

4

Memberi kenyamanan pasien dalam menggunakan penopang popliteal karena terbuat dari busa dan kulit imitasi, serta dapat diatur dalam beberapa sudut.


(53)

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha 6.1.1.6 Analisis Dimensi Rancangan Tempat Tidur Persalinan Alternatif 3

Pada gambar alternatif ketiga ini menggunakan tempat tidur persalinan yang ada sekarang hanya saja untuk pengaturan tinggi sandarannya dibuat lebih mudah dari sebelumnya, yaitu dengan sistem kerja elektrik.Pada bagian sisi kanan dari tempat tidur persalinan tersebut dibuat tombol yang berfungsi untuk mengatur tinggi sandaran.Rancangan tersebut diusulkan untuk kenyamanan pasien dalam penggunaan tinggi sandaran saat pasien hendak melahirkan, dan untuk kemudahan bidan atau asisten bidan dalam pengaturan tinggi sandaran dari tempat tidur persalinan tersebut.Kemudian pada penopang popliteal dirancang agar dapat diputar dalam beberapa sudut, dan dilapisi dengan busa yang dibungkus dengan bahan kulit imitasi, seperti bahan matras pada tempat tidur persalinan.Hal ini untuk kenyamanan pasien saat melahirkan.Tempat tidur persalinan ini dilapisi dengan busa yang dibungkus dengan bahan kulit imitasi, seperti bahan matras pada tempat tidur persalinan. Warna yang akan digunakan adalah berwarna hitam. Warna hitam dapat memberikan kesan agar tidak mudah terkena kotor, memberi suasana penuh perlindungan, gagah, megah, dan elegan.

Data anthropometri yang digunakan adalah tinggi badan tegak, lebar bahu, jangkauan tangan (bidan), tinggi siku berdiri (bidan), tebal perut, tinggi badan poisisi duduk, jarak dari pantat ke lutut, tinggi popliteal, jarak dari lipat lutut ke pantat, panjang telapak kaki, lebar kaki.

Panjang ranjang ditentukan menggunakan tinggi badan tegak pasien.Patokan yang digunakan adalah patokan minimum dengan persentil 95% karena supaya orang yang berbadan tinggi dapat tidur dengan nyaman di tempat tidur persalinan tersebut.Dari data anthropometri diperoleh nilai keputusan sebesar 200 cm.

Untuk lebar ranjang ditentukan menggunakan lebar bahu patokan minimum dengan persentil 95%, sedangkan patokan maksimumnya menggunakan jangkauan tangan dengan persentil 5% yang dilihat dari kenyamanan bidan atau asisten bidan. Penggunaan semua persentil ini dimaksudkan agar bidan dapat memeriksa pasien dengan menjangkau seluruh tubuh pasien, serta pasien pun dapat tidur dengan nyaman.Dari data anthropometri diperoleh nilai keputusan sebesar 56 cm.


(54)

Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-15

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha Tinggi ranjang ditentukan menggunakan tinggi siku berdiri patokan maksimum dengan persentil 5%. Hal itu dilihat dari kenyamanan bidan atau asisten bidan. Penggunaan persentil tersebut dimaksudkan agar bidan atau asisten bidan dapat menjangkau pasien dengan mudah, serta pasien pun dapat naik ke atas tempat tidur persalinan ini dengan mudah. Dari data anthropometri diperoleh nilai keputusan sebesar 75 cm.

Tinggi sandaran ditentukan menggunakan tinggi badan posisi duduk patokan minimum dengan persentil 95%.Penggunaan persentil tersebut dimaksudkan agar orang yang berbadan tinggi dapat menggunakan tinggi sandaran ini dengan nyaman, sehingga kepala dapat tersangga dengan baik.Dari data anthropometri diperoleh nilai keputusan sebesar 96 cm.

Panjang alas dudukan ditentukan menggunakan jarak dari pantat ke lutut patokan minimum dengan persentil 95%. Penggunaan persentil tersebut dimaksudkan agar orang yang berbadan tinggi dan besar dapat menggunakan alas dudukan ini dengan nyaman. Dari data anthropometri diperoleh nilai keputusan sebesar 60 cm.

Panjang alas kaki ditentukan menggunakan tinggi popliteal patokan minimum dengan persentil 95%. Penggunaan persentil tersebut dimaksudkan agar kaki dari orang yang berbadan tinggi dapat tersangga dengan baik, sehingga keadaan kaki tidak menggantung.Dari data anthropometri diperoleh nilai keputusan sebesar 44 cm.

Tinggi tiang penopang popliteal ditentukan menggunakan jarak dari lipat lutut (popliteal) ke pantat patokan maksimum dengan persentil 5%.Penggunaan persentil tersebut dimaksudkan agar popliteal dari orang yang memiliki tubuh kecil dapat tersangga dengan baik, dan nyaman. Dari data anthropometri diperoleh nilai keputusan sebesar 15 cm.

Perancangan tangga bantu, untuk panjang anak tangga ditentukan menggunakan panjang telapak kaki sebagai patokan minimum dengan persentil 95%. Penggunaan tersebut dimaksudkan agar kaki orang yang berbadan gemuk dapat tersangga dengan baik. Dari data anthropometri diperoleh nilai keputusan sebesar 30 cm. untuk lebar anak tangga ditentukan menggunakan 2 kali dari lebar kaki sebagai patokan minimum dengan persentil 95%. Penggunaan tersebut


(55)

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha dimaksudkan agar kaki orang yang berbadan gemuk dapat tersangga dengan baik. Dari data anthropometri diperoleh nilai keputusan sebesar 40 cm. untuk tinggi anak tangga ditentukan menggunakan tinggi ranjang dan tinggi popliteal sebagai patokan maksimum dengan persentil 5%. Penggunaan tersebut dimaksudkan agar orang yang berbadan kecil dapat menaiki tangga dengan nyaman. Dari data anthropometri diperoleh nilai keputusan sebesar 38 cm.

6.1.1.7 Spesifikasi Tempat Tidur Persalinan Alternatif 3 Tabel 6. 6

Tabel Spesifikasi Rancangan Tempat Tidur Persalinan Alternatif 3 Nama Produk

Panjang 200

Lebar 56

Tinggi 53

Dimensi sandaran ranjang (cm) Tinggi 96

Dimensi panjang alas dudukan (cm) Panjang 60

Dimensi alas kaki (cm) Panjang 44

Dimensi penopang popliteal (cm) Tinggi 15

Panjang 30

Lebar 40

tinggi 38

Matras terbuat dari busa dan kulit imitasi Rangka terbuat dari pipa

stainless steel Penopang popliteal terbuat dari busa

dan kulit imitasi Warna keseluruhan

Tempat tidur persalinan Dimensi tempat tidur persalinan keseluruhan (cm)

Dimensi tangga bantu

Bahan


(56)

Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-17

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha Gambar 6. 3

Gambar Tempat Tidur Persalinan Alternatif 3

Use value

Tempat tidur persalinan memiliki fungsi sebagai tempat tidur tindakan untuk pasien yang siap melahirkan. Pada tempat tidur persalinan alternatif 3 ini dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu sandaran, alas duduk, dan alas kaki. selain itu terdapat tiang penopang popliteal yang berfungsi untuk menopang popliteal pasien yang telah siap untuk melakukan proses persalinan. Oleh karena itu, tempat tidur persalinan ini dapat dikatakan memiliki fungsi yang cukup baik.

Esteem value

Tempat tidur persalinan ini memiliki bentuk yang menarik.Warna dari tempat tidur persalinan ini adalah berwarna hitam. Warna hitam dapat memberikan kesan agar tidak mudah terkena kotor, memberi suasana penuh perlindungan, gagah, megah, dan elegan. Pada bagian pengaturan tinggi sandaran dari tempat tidur persalinan alternatif 3 ini dibuat lebih mudah dari sebelumnya, yaitu dengan sistem kerja elektrik. Pada bagian sisi kanan dari tempat tidur persalinan tersebut dibuat


(57)

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha tombol untuk mengatur ketinggian dari sandaran tempat tidur persalinan.Oleh karena itu tempat tidur persalinan ini dapat dikatakan memiliki nilai estetika yang baik.

 Kelebihan dan Kekurangan

Berikut adalah kelebihan dan kekurangan dari tempat tidur persalinan alternatif 3 :

Tabel 6. 7

Tabel Kelebihan dan Kekurangan Tempat Tidur Persalinan Alternatif 3

No Kelebihan kekurangan

1 Memiliki ukuran yang luas.

2

Mempermudah pasien dalam

menggunakan tinggi sandaran tersebut karena bersifat adjustable, dirancang dengan sistem kerja elektrik

3 Dapat digunakan untuk berbaring.

4

Memberi kenyamanan pasien dalam

menggunakan penopang popliteal karena terbuat dari busa dan kulit imitasi, serta dapat diatur dalam beberapa sudut.

6.1.2 Kursi Bidan

Dari segi anthropometri, bagian yang perlu diperbaiki adalah panjang sandaran kursi, panjang alas duduk, lebar alas duduk, dan tinggi alas duduk. Panjang sandaran kursi, panjang alas duduk, dan lebar alas duduk yang ada pada sekarang masih terlalu pendek. Sedangkan untuk tinggi alas duduk yang ada pada sekarang masih terlalu tinggi untuk kenyamanan bidan saat duduk di kursi tersebut, jika dibandingkan dengan produk aktual.

Perancangan kursi bidan ini terdiri dari 3 alternatif. Ketiga alternatif yang akan dirancang ini adalah bagian model dan bentuk yang berbeda-beda.


(58)

Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-19

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha 6.1.2.1 Data Anthropometri Kursi Bidan

Ukuran kursi bidan ini disesuaikan dengan data anthropometri yang akan digunakan. Berikut adalah data anthropometri yang akan digunakan :

Tabel 6. 8

Tabel Data Anthropometri Kursi Bidan Dimensi (cm)

Jenis Jenis Persentil Perhitungan (cm) Ukuran (cm) Jenis Perhitungan (cm) ukuran (cm)

Panjang sandaran kursi Minimum Lebar bahu 95 42,8 keleluasaan 5 > 47,8 48 Tinggi sandaran kursi Minimum 3/4 Tinggi bahu pada posisi duduk 95 3/4 * 59,9 44,93 > 44,93 45

Minimum 3/4 jarak dari lipat lutut ke pantat 95 3/4 * 58,6 43,95 > 43,95 Maksimum jarak dari lipat lutut ke pantat 5 48,8 < 48,8

Lebar alas duduk Minimum Lebar panggul 95 39,2 keleluasaan 5 > 44,2 48 Tinggi alas duduk dari

penopang kaki Maksimum Tinggi popliteal 5 33,7 Tinggi hak sepatu 2 < 35,2 35 Tinggi penopang kaki Maksimum Tinggi ranjang persalinan - (tinggu siku duduk +

tinggi popliteal + tinggi hak sepatu) 5 75 - (17,5+33,7+2) 21,8 < 21,8 21 Patokan

Data Anthropometri/Data Acuan Lainnya Allowance Total ukuran (cm) Jenis

Panjang alas duduk Kursi bidan

Interval Anthropometri

(cm)

43,95 - 48,8 48 Keputusan Data Anthropometri


(59)

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha 6.1.2.2 Analisis Dimensi Rancangan Kursi Bidan Alternatif 1

Pada gambar alternatif pertama ini dibuat rancangan baru, baik dari model, bahan yang digunakan, serta warna dari kursi bidan ini.Ukuran dimensi dari kursi bidan ini menggunakan ukuran-ukuran berdasarkan hasil keputusan data anthropometri.Rancangan tersebut diusulkan untuk kenyamanan bidan dalam penggunaan kursi tersebut. Kursi yang akan dirancang ini dilapisi dengan busa yang dibungkus dengan bahan kulit imitasi, seperti bahan matras pada tempat tidur persalinan. Alas duduk kursi ini dapat berputar, untuk memudahkan bidan dalam beraktivitas. Warna yang akan digunakan adalah berwarna hitam. Warna hitam dapat memberikan kesan agar tidak mudah terkena kotor, memberi suasana penuh perlindungan, gagah, megah, dan elegan. Kaki kursi yang digunakan berbentuk bulat seperti kursi bar yang memudahkan bidan dapat bergerak lebih leluasa.

Data anthropometri yang digunakan adalah lebar bahu, ¾ tinggi bahu pada posisi duduk, ¾ jarak dari lipat lutut ke pantat, jarak dari lipat lutut ke pantat, lebar panggul, dan tinggi popliteal.

Panjang sandaran kursi ditentukan menggunakan lebar bahu.Patokan yang digunakan adalah patokan minimum dengan persentil 95% karena supaya punggung orang yang berbadan gemuk dapat tersandar dengan baik.Dari data anthropometri diperoleh nilai keputusan sebesar 48 cm.

Untuk tinggi sandaran kursi ditentukan menggunakan ¾ dari tinggi bahu pada posisi duduk patokan minimum dengan persentil 95%.Penggunaan persentil ini dimaksudkan agar punggung orang yang berbadan tinggi dapat tersandar dengan baik.Dari data anthropometri diperoleh nilai keputusan sebesar 45 cm.

Panjang alas duduk ditentukan menggunakan ¾ jarak dari lipat lutut ke pantat untuk patokan minimum dengan persentil 95%, kemudian menggunakan jarak dari lipat lutut ke pantat untuk patokan maksimum dengan persentil 5%.Penggunaan persentil tersebut dimaksudkan agar bidan atau asisten bidan yang memiliki tubuh yang kecil dapat duduk dengan nyaman.Dari data anthropometri diperoleh nilai keputusan sebesar 48 cm.

Lebar alas duduk ditentukan menggunakan lebar panggul patokan minimum dengan persentil 95%. Penggunaan persentil tersebut dimaksudkan agar


(60)

Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-21

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha panggul orang yang berbadan gemuk dapat tersangga dengan baik.Dari data anthropometri diperoleh nilai keputusan sebesar 48 cm.

Tinggi alas duduk dari penopang kaki ditentukan menggunakan tinggi popliteal patokan maksimum dengan persentil 5%. Penggunaan persentil tersebut dimaksudkan agar orang yang berbadan kecil dapat duduk dengan nyaman, sehingga posisi kaki tidak menggantung.Dari data anthropometri diperoleh nilai keputusan sebesar 35 cm.

Tinggi penopang kaki ditentukan menggunakan tinggi ranjang persalinan, tinggi siku duduk, tinggi popliteal patokan maksimum dengan persentil 5%. Penggunaan persentil tersebut dimaksudkan agar kaki orang yang berbadan kecil dapat tersangga dengan baik, sehingga posisi kaki tidak menggantung.Dari data anthropometri diperoleh nilai keputusan sebesar 21cm.

6.1.2.3 Spesifikasi Kursi Bidan Alternatif 1 Tabel 6. 9

Tabel Spesifikasi Rancangan Kursi Bidan Alternatif 1

Nama Produk

Panjang 48

Lebar 48

Tinggi 80

Dimensi sandaran kursi (cm) Tinggi 45

Panjang 48

Lebar 48

Tinggi alas duduk dari penopang kaki

35 Tinggi

penopang kaki 21

Seat terbuat dari busa dan

kulit imitasi

Rangka terbuat dari pipa

stainless steel

Warna keseluruhan kursi bidan

Kursi Bidan Dimensi kursi bidan (cm)

Dimensi alas duduk (cm)

Dimensi Tinggi alas duduk (cm)

Bahan


(61)

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha Gambar 6. 4

Gambar Kursi Bidan Alternatif 1

Use value

Kursi bidan memiliki fungsi sebagai sarana duduk untuk bidan saat bidan hendak membantu persalinan pada pasien. Oleh karena itu, kursi bidan ini dapat dikatakan memiliki fungsi yang cukup baik.

Esteem value

Kursi bidan ini memiliki bentuk dan model yang menarik.Warna dari kursi bidan ini adalah berwarna hitam.Warna hitam dapat memberikan kesan agar tidak mudah terkena kotor, memberi suasana penuh perlindungan, gagah, megah, dan elegan. Bahan yang akan


(62)

Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-23

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha digunakan untuk sandaran dan alas duduk adalah busa yang dilapisi dengan bahan kulit imitasi. Oleh karena itu kursi bidan ini dapat dikatakan memiliki nilai estetika yang baik.

 Kelebihan dan Kekurangan

Berikut adalah kelebihan dan kekurangan dari kursi bidan alternatif 1 :

Tabel 6. 10

Tabel Kelebihan dan Kekurangan Kursi Bidan Alternatif 1

No Kelebihan kekurangan

1 Rangka dari kursi bidan ini terbuat dari bahan stainless steel yang kuat.

2 Alas duduk kursi ini dapat berputar, untuk memudahkan bidan dalam beraktivitas

3 Bahan dari sandaran dan alas duduk ini terbuat dari busa yang dilapisi dengan kulit imitasi

4 Alas duduk berbentuk bulat yang memudahkan bidan dapat bekerja lebih leluasa

5 Kaki kursi berbentuk bulat, sehingga memudahkan bidan dapat bergerak dengan leluasa dan tidah mudah tergeser.

6.1.2.4 Analisis Dimensi Rancangan Kursi Bidan Alternatif 2

Pada gambar alternatif kedua ini dibuat rancangan baru yang berbeda dari alternatif 1, baik dari model, bahan yang digunakan, serta warna dari kursi bidan ini.Ukuran dimensi dari kursi bidan ini menggunakan ukuran-ukuran berdasarkan hasil keputusan data anthropometri. Rancangan tersebut diusulkan untuk kenyamanan bidan dalam penggunaan kursi tersebut. Kursi yang akan dirancang ini dilapisi dengan busa yang dibungkus dengan bahan kain jenis fabric. Alas duduk kursi ini dapat berputar, untuk memudahkan bidan dalam beraktivitas. Warna yang akan digunakan adalah berwarna abu-abu. Warna abu-abu dapat membuat suasana stabil, luas, menentramkan. Kaki kursi berbentuk lingkaran. Di sekeliling lingkaran tersebut terdapat 5 buah karet tumpuan kursi yang tidak mudah tergeser.

Data anthropometri yang digunakan adalah lebar bahu, ¾ tinggi bahu pada posisi duduk, ¾ jarak dari lipat lutut ke pantat, jarak dari lipat lutut ke pantat, lebar panggul, dan tinggi popliteal.

Panjang sandaran kursi ditentukan menggunakan lebar bahu.Patokan yang digunakan adalah patokan minimum dengan persentil 95% karena supaya


(1)

Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-108

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

Gambar 6.26

Gambar Data Input Hasil Program Dialux

Pada room geometry, diisi dengn ukuran luas dari ruangan yang diteliti dengan satuan feet. Panjang dari ruangan klinik bersalin adalah 600 cm, lebar sebesar 400 cm, dan tinggi sebesar 300 cm. maka dalam satuan feet diperoleh : Diketahui : 1 cm = 0,03281

 Panjang = 600 * 0,03281 =19,7 (length)  Lebar = 400 * 0,03281 = 13,1 (width)  Tinggi = 300 * 0,03281 = 9,8 (Height)

Pada luminaire selection, kolom catalogues diisi dengan program lampu yang dibutuhkan yaitu lampu Philips. Kemudian pada workplane, diisi dengan tinggi ukuran fasilitas fisik yaitu tinggi dari tempat tidur persalinan dengan satuan feet yaitu 53 cm * 0,03281 didapat 1,7 feet. Kemudian klik “next” sehingga muncul kolom seperti di bawah ini :


(2)

Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-109

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

Gambar 6.27

Gambar Calcullation and Results Program Dialux

Hasil yang diperoleh untuk usulan pencahayaan dibutuhkan lampu sebanyak 6 lampu. Jarak antar lampu posisi horisontal diperoleh 6,57 feet * 30,84 cm = 202,6 cm. Jarak antara lampu dengan dinding posisi horisontal diperoleh 3,28 feet * 30,84 cm = 101,2 cm. Jarak antar lampu posisi vertikal diperoleh 6,55 feet * 30,84 cm = 202 cm. Jarak antara lampu dengan dinding posisi vertikal diperoleh 3,28 feet * 30,84 cm = 101,2 cm. Berikut adalah layout beserta letak lampu yang dibutuhkan :

Gambar 6.28


(3)

Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-110

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

6.6 Usulan untuk Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada Ruang Bersalin

Usulan untuk kesehatan kerja pada ruang bersalin adalah sebaiknya pada ruang bersalin memiliki wastafel dan tempat sampah untuk menjaga kebersihan ruang bersalin, dan untuk memperoleh kehigienisan dari tangan bidan/asisten bidan. Wastafel digunakan untuk mencuci tangan bidan/asisten bidan, sementara tempat sampah digunakan untuk benda-benda yang sudah tidak layak pakai seperti kapas yang sudah terpakai, sisa benang yang sudah digunakan, atau plastik-plastik yang tidak terpakai, dan lain sebagainya.

Gambar 6.29

Gambar wastafel

Gambar 6.30


(4)

7-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

1. Keergonomisan Fasilitas Fisik Pada Ruang Klinik Bersalin “X”

Fasilitas fisik yang terdapat di ruang klinik bersalin “X” saat ini belum ergonomis. Hal ini disebabkan karena ada beberapa dimensi fasilitas fisik yang ukurannya belum sesuai dengan data anthropometri yang sudah ada seperti tempat tidur persalinan, kursi bidan, tempat tidur bayi, lemari, kursi pasien, dan tempat tidur pasien.

2. Perancangan usulan untuk fasilitas fisik tempat tidur persalinan yang ergonomis adalah perancangan tempat tidur persalinan alternatif 3. Usulan untuk kursi bidan yang ergonomis adalah perancangan kursi bidan alternatif 1. Usulan untuk tempat tidur bayi yang ergonomis adalah perancangan tempat tidur bayi alternatif 2. Usulan untuk lemari yang ergonomis adalah perancangan lemari alternatif 1. Usulan untuk kursi pasien yang ergonomis adalah perancangan kursi pasien alternatif 2. Usulan untuk tempat tidur pasien yang ergonomis adalah perancangan tempat tidur pasien alternatif 2.

3. Tata letak fisik diruang bersalin yang ada pada sekarang, kurang tertata dengan baik, hal ini dapat dilihat dari penempatan tempat tidur pasien dengan tempat tidur persalinan masih menyatu dalam satu ruangan.

4. Perancangan usulan untuk tata letak fasilitas fisik ruang bersalin yang ergonomis adalah perancangan tata letak fasilitas alternatif 2.

5. Lingkungan fisik pada ruang klinik bersalin ini yang kurang baik adalah pencahayaan terlihat dari jumlah lampunya, sirkulasi udara yang kurang baik, serta kelembaban yang tinggi.

6. Perancangan lingkungan fisik untuk pencahayaan dapat diusulkan dengan menggunakan program Dialux, dimana diperoleh hasil bahwa ruang bersalin tersebut memerlukan 6 buah lampu. Untuk sirkulasi udara di sarankan untuk menggunakan exhaust fan. Untuk kelembaban disarankan


(5)

Bab 7 Kesimpulan dan Saran 7-2

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha menggunakan dehumidifier yang berfungsi untuk mengatur keluar-masuk udara.

7. Usulan untuk kesehatan dan keselamatan kerja yaitu adanya wastafel dan tempat sampah pada ruang bersalin.

7.2 Saran

1. Dapat menerapkan usulan perbaikan dari fasilitas fisik yang telah dibuat berdasarkan hasil perhitungan dan keergonomisan untuk kenyamanan pasien maupun dokter/bidan/asisten bidan.

2. Dapat menerapkan usulan perbaikan dari lingkungan fisik, khususnya pencahayaan, kelembaban, dan sirkulasi udara.


(6)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

1. Dosen & Team Asisten Lab. APK & E II, “Kumpulan Teori dan Diktat Kuliah APK & E II”, Jurusan Teknik Industri – Universitas Kristen Maranatha, Bandung, 2005.

2. Mustafa,. Pulat B,.” Perancangan Metode, Fasilitas, dan Lingkungan Kerja yang Ergonomis”, 1992

3. Nurmianto, Eko., “Konsep Dasar Ergonomi dan Aplikasinya”,

Indonesia, 1990.

4. Sutalaksana, Iftikar Z., Ruhana Anggawisastra, John H. Tjakraatmadja., “Teknik Tata Cara Kerja”, Departemen TI-ITB, 1979.

5. Weimer, Don, Ph. D.; “Handbook of Ergonomic and Human Factors

Tables”, Prentice Hall, Emglewood Cliffs, New Jersey, 1993.

6. Wignjosoebroto, Sritomo., “Ergonomi, Studi Gerak, dan Waktu”, Indonesia, 2003.


Dokumen yang terkait

Analisis dan Perancangan Fasilitas Fisik, Tata Letak Fasilitas, Lingkungan Fisik dan K3 Ditinjau Dari Segi Ergonomi (Studi Kasus Restoran 'X' Di Bandung).

0 1 55

Analisis dan Perancangan Fasilitas Fisik, Tata Letak, Lingkungan Fisik, dan K3 Ditinjau dari Segi Ergonomi (Studi Kasus di Bag. Spinning PT. Kurios Utama).

2 3 28

Analisis Perancangan Fasilitas, Tata Letak Fasilitas, dan Lingkungan Fisik Ditinjau Dari Segi Ergonomi (Studi Kasus Di Catering Dienarsih).

2 4 34

Perancangan Tata Letak, Fasilitas Fisik dan Lingkungan Fisik Ruangan Penelitian Sistem Kerja Motion Capture Ditinjau Dari Segi Ergonomi Di Sekolah Tinggi Manajemen Industri (STMI) Jakarta.

0 2 31

Perancangan Fasilitas Fisik, Lingkungan Fisik, Tata Letak dan Peningkatan Aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja Dapur Hotel Ditinjau Dari Segi Ergonomi (Studi Kasus Di Hotel "X", Bandung).

0 3 35

Analisis dan Perancangan Ulang Fasilitas Fisik, Lingkungan Fisik dan Tata Letak Pada Area Penerima Tamu Hotel Ditinjau Dari Segi Ergonomi (Studi Kasus Di Hotel "X" Bandung).

0 0 31

Perancangan Ulang Fasilitas Fisik dan Tata Letak Ruang Visual Di Laboratorium APK & E Teknik Industri UKM Ditinjau Dari Segi Ergonomi.

0 0 91

Analisis dan Perancangan Fasilitas Fisik, Tata Letak, dan Lingkungan Fisik Ditinjau Dari Segi Ergonomi (Studi Kasus Di Perusahaan Auto City).

0 1 154

Analisis dan Perancangan Fasilitas Fisik, Tata Letak Ruangan, dan Lingkungan Fisik Di Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha Ditinjau Dari Segi Ergonomi.

0 0 71

Perancangan Fasilitas Fisik, Lingkungan Fisik Serta Tata Letak Fasilitas Fisik Di Balai Pengobatan "X" Dilihat Dari Aspek Ergonomi.

0 0 25