Pengaruh Biaya Kualitas terhadap Laba Operasional dan Pejualan pada PT Tebeindo Sunshine Technica Mandiri.

(1)

ABSTRACT

Globalization makes competition increasingly fierce in the economy so that no company can be shut down. This situation prompted the company to win the competition. In these circumstances, the company that wants to survive and evolve must always produce the products in accordance with customer wishes, one of which is to produce a product that is more qualified. The purpose of this research was to determine the effect of cost of quality to operating profit and sales. This research was conducted at PT Tebeindo Sunshine Technica Mandiri which is engaged in manufacturing field. The method used in this research is descriptive analytical and simple linear regression. The results showed that quality costs has no significant effect on operating profit and sales. However, from the regression equation, the cost of quality is directly proportional to operating profit and sales, which if the cost of quality increases, the operating profit and sales will increase. The author recommends that companies should have more concentrate on the quality expenditures so that failures maximally can be reduced.


(2)

ABSTRAK

Arus globalisasi membuat persaingan dalam perekonomian semakin ketat sehingga tidak ada lagi perusahaan yang dapat menutup diri. Keadaan ini yang mendorong perusahaan untuk memenangkan persaingan. Dalam keadaan seperti ini, perusahaan yang ingin tetap bertahan dan berkembang harus selalu menghasilkan produk-produk yang sesuai dengan keinginan konsumen, salah satunya adalah menghasilkan produk yang semakin berkualitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh biaya kualitas terhadap laba operasional dan penjualan. Penelitian ini dilakukan pada PT Tebeindo Sunshine Technica Mandiri yang bergerak dalam bidang manufaktur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis dan regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya kualitas tidak berpengaruh signifikan terhadap laba operasional dan penjualan. Namun dari persamaan regresinya, biaya kualitas berbanding lurus dengan laba operasional dan penjualan, dimana bila biaya kualitas meningkat maka laba operasional dan penjualan juga akan meningkat. Penulis menyarankan agar perusahaan lebih berkonsentrasi pada pengeluaran biaya kualitasnya agar kegagalan yang terjadi dapat dikurangi semakmsimal mungkin.


(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………...… i

HALAMAN PENGESAHAN………...…... .. ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI……….. . iii

KATA PENGANTAR………...…….. .. iv

ABSTRACT………. . vii

ABSTRAKSI……….….. . viii

DAFTAR ISI………. . ix

DAFTAR GAMBAR……….. .. xii

DAFTAR TABEL………... xiii

DAFTAR LAMPIRAN………..… . xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ………...………..….... 1

1.2 Identifikasi Masalah..………...………... ...3

1.3 Tujuan Penelitian ………...………....……...….... 4

1.4 Kegunaan Penelitian ………...………...…… 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Biaya Kualitas 2.1.1 Pengertian Biaya ……….. 6

2.1.2 Pengertian Kualitas……….. 6


(4)

2.1.4 Penggolongan Biaya Kualitas……….. ... 8

2.1.5 Analisis Biaya Kualitas………. 12

2.1.6 Pengendalian Biaya Kualitas………. 13

2.1.7 Kelebihan dan Kelemahan Laporan Biaya Kualitas………..14

2.2 Laba Operasional………. 16

2.3 Penjualan……….. 18

2.4 Pengembangan Hipotesis 2.4.1 Biaya Kualitas dan Laba Operasional ... 18

2.4.2 Biaya Kualitas dan Penjualan ... 24

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 28

3.2 Populasi dan Sampel ... 28

3.3 Metode dan Pengumpulan Data ... 29

3.4 Metode Analisis Data ... 31

3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.5.1 Biaya Kualitas ... 33

3.5.2 Laba Operasional ... 34

3.5.3 Penjualan ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Aktivitas Produksi Perusahaan……….. .. 35

4.2 Identifikasi Biaya Kualitas ... 36

4.3 Penerapan Laporan Biaya Kualitas ... 38

4.4 Uji Asumsi Klasik ... 41

4.5 Pengaruh Biaya Kualitas terhadap Laba Operasional ... 42


(5)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 46

5.2 Saran ... 47

5.3 Keterbatasan………. 48

DAFTAR PUSTAKA ... 49


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Dua Cara Kualitas meningkatkan Keuntungan…..………. 22 Gambar 2.2 Model Penelitian………. 27


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Bentuk Umum Laporan Biaya Kualitas Bulanan………... 15

Tabel 4.1 Laporan Biaya Kualitas tahun 2008……… 38

Tabel 4.2 Laporan Biaya Kualitas tahun 2009……… 39

Tabel 4.3 Laporan Biaya Kualitas tahun 2010……… 39

Tabel 4.4 One-Sample Kolomogorov-Smirnov Test……….. 41

Tabel 4.5 Coefficients (a)………... 42

Tabel 4.6 Anova (b)………..……….. 42

Tabel 4.7 Coefficients (a)………...……… 43

Tabel 4.8 Anova (b).………..………... 44


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Wawancara……… 51

Lampiran 2 Perhitungan Laporan Biaya Kualitas tahun 2008 PT TSTM..……… 56

Lampiran 3 Perhitungan Laporan Biaya Kualitas tahun 2009 PT TSTM..……… 65

Lampiran 4 Perhitungan Laporan Biaya Kualitas tahun 2010 PT TSTM.………. 70

Lampiran 5 Hasil Output SPSS……….. 77

Lampiran 6 Surat Keterangan Penelitian……… 81


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Arus globalisasi membuat persaingan dalam perekonomian semakin ketat sehingga tidak ada lagi perusahaan yang dapat menutup diri. Keadaan ini yang mendorong perusahaan untuk memenangkan persaingan. Persaingan yang dihadapi bukan hanya berasal dari dalam negeri saja, tetapi juga mencakup pesaing-pesaing dari luar negeri.

Dalam keadaan seperti ini, perusahaan yang ingin tetap bertahan dan berkembang harus selalu menghasilkan produk-produk yang sesuai dengan keinginan konsumen, salah satunya adalah menghasilkan produk yang semakin berkualitas. Terutama pada masa sekarang ini konsumen memilih produk yang berkualitas dengan harga yang terjangkau, sehingga perusahaan harus berusaha lebih keras lagi untuk tetap bertahan dan memperluas pangsa pasarnya. Walaupun begitu, masih banyak manajemen yang berpendapat bahwa pengeluaran biaya kualitas hanya memboroskan dana dan membuat efisiensi perusahaan menurun. Biaya kualitas biasanya timbul karena memproduksi produk yang buruk, sehingga muncul biaya pengerjaan ulang, perbaikan, dan lain-lain.

Biaya kualitas memang adakalanya membutuhkan dana yang cukup besar, penelitian menunjukkan bahwa biaya kualitas bagi perusahaan di Amerika Serikat biasanya berkisar antara 20 hingga 30 persen dari penjualan (Hansen, Mowen, 2005:


(10)

2

4). Hansen dan Mowen (2005) meneruskan bahwa beberapa pakar kualitas berpendapat bahwa tingkat kualitas optimal harusnya berkisar antara dua hingga empat persen dari penjualan. Maka dari itu, kualitas telah memegang peranan penting dalam perusahaan manufaktur maupun jasa, juga bagi usaha kecil maupun besar.

Biaya kualitas bisa dipakai oleh perusahaan sebagai pengukur keberhasilan program perbaikan kualitas. Wahyuningtias (2013) mengungkapkan, apabila

perusahaan ini melakukan program tersebut, maka perusahaan harus

mengidentifikasi biaya-biaya yang dikeluarkan dari masing-masing keempat kategori biaya kualitas, untuk itu perusahaan harus membuat laporan biaya kualitas (Gaspersz, 2005:172). Dijelaskan juga laporan biaya kualitas secara garis besar memberi manfaat (1) sebagai alat untuk mengukur kinerja, (2) sebagai alat analisis mutu proses, (3) sebagai alat pemograman, (4) sebagai alat penganggaran yaitu untuk membuat anggaran pengeluaran dalam mencapai program pengendalian mutu, (5) sebagai alat peramal yaitu untuk mengevaluasi dan menjamin prestasi produk dalam memenuhi persaingan pasar (Fregenhaum, 1992: 199).

Tandiontong et al. (2010) menjelaskan bahwa biaya kualitas yang terjadi dalam

suatu perusahaan dapat digunakan untuk mengetahui sampai sejauh mana fungsi sistem pengendalian kualitas yang diterapkan oleh perusahaan. Dijelaskan juga bahwa semakin rendahnya biaya kualitas menunjukkan semakin baiknya program perbaikan kualitas yang dijalankan oleh perusahaan, dan dengan meningkatnya penjualan dan menurunnya biaya yang dikeluarkan maka tentu akan meningkatkan tingkat profitabilitas perusahaan. Jadi barang yang berkualitas sangatlah penting untuk suatu perusahaan terutama untuk perusahaan manufaktur. Jika perusahaan tersebut tidak dapat menghasilkan yang terbaik, maka rasa kepercayaan para


(11)

3

konsumen lambat laun akan menurun. Kepercayaan yang hilang ini dapat menyebabkan kerugian yang terus menerus pada perusahaan tersebut jika mereka tidak berusaha untuk memperbaikinya.

PT Tebeindo Sunshine Technica Mandiri adalah salah satu perusahaan

manufaktur yang bergerak di bidang injection molding plastic. Dalam

perkembangannya, perusahaan ini bekerja sama dengan Asahi Mold yang berasal dari Jepang. Bentuk kerja sama yang terbentuk adalah menghasilkan produk setengah jadi dan kemudian dikirimkan kepada pelanggan. Dalam memperluas pangsa pasarnya, PT Tebeindo Sunshine Technica Mandiri berusaha meningkatkan kualitas sekaligus dapat menghasilkan produk dengan biaya optimum, yaitu biaya yang ditekan serendah mungkin tanpa mengurangi kualitas produk itu sendiri.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang biaya kualitas yang dilakukan PT Tebeindo Sunshine Technica Mandiri dengan mengambil judul “Pengaruh Biaya Kualitas terhadap Laba Operasional dan Penjualan Pada PT Tebeindo Sunshine Technica Mandiri.”

1.2. Identifikasi Masalah

Globalisasi membuat persaingan semakin ketat diantara perusahaan-perusahaan di dalam negeri maupun luar negeri. Biaya kualitas merupakan salah satu aspek yang paling penting dalam menghasilkan suatu produk. Dan aspek terpenting dari biaya kualitas itu sendiri adalah tidak adanya produk yang cacat. Untuk mencegah hal tersebut, perusahaan harus memberikan perhatian dan usaha untuk mengurangi cacat.


(12)

4

bebas dari cacat yang mungkin mempengaruhi penampilan atau mengurangi kinerjanya (Garrison et al., 2006: 82).

Martusa dan Haslim (2011) menjelaskan agar perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain dibutuhkan suatu proses produksi yang efisien dan efektif, yang dapat dicapai jika ditunjang dengan perencanaan dan pengendalian kualitas produk yang optimal. Dengan demikian, perusahaan dapat menekan biaya produksi tanpa mengurangi kualitas produk yang dihasilkan. Martusa dan Haslim juga menambahkan bahwa setiap penyimpangan atau kesalahan yang terjadi pada proses produksi harus dideteksi sedini mungkin sehingga dapat mengurangi pemborosan biaya yang dikeluarkan untuk memproses kembali barang yang cacat.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perusahaan mengklasifikasikan biaya kualitas?

2. Bagaimana pengaruh biaya kualitas terhadap laba operasional perusahaan?

3. Bagaimana pengaruh biaya kualitas terhadap penjualan?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas penelitian ini mempunyai maksud dan tujuan untuk mengetahui:

1. Pengklasifikasian biaya kualitas di dalam perusahaan.

2. Pengaruh biaya kualitas terhadap laba operasional perusahaan.


(13)

5

1.4. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak diantaranya adalah:

1. Bagi perusahaan

Memberikan masukan tentang analisis biaya kualitas (cost of quality) pada

perusahaan khususnya pada bagian keuangan sehingga dapat membantu dalam membuat strategi pengendalian kualitas dalam upaya menekan biaya produksi. Penulis juga berharap perusahaan berusaha untuk melakukan perubahan untuk dapat mengoptimalkan labanya.

2. Bagi pembaca

Memberikan sumbangan pengetahuan bagi para pembaca yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh biaya kualitas terhadap laba operasional dan penjualan dalam suatu perusahaan.


(14)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Setelah melakukan pengolahan dan analisis data yang dilakukan pada PT Tebeindo Sunshine Technica Mandiri mengenai perhitungan biaya kualitas dan pengaruhnya terhadap laba operasional dan penjualan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Biaya kualitas yang dikeluarkan oleh PT TSTM selama tahun 2008 sampai

dengan 2010 adalah sebesar Rp 1,459,254,823 pada tahun 2008, Rp 417,080,065 pada tahun 2009, dan Rp 638,367,657 pada tahun 2010. Ini berarti bahwa PT TSTM belum berkonsentrasi pada pengeluaran biaya kualitasnya karena biaya yang dikeluarkan tidak konsisten setiap tahunnya.

2. Setelah uji regresi linier sederhana, ternyata nilai P valuenya lebih besar dari

0,05 yaitu sebesar 0,244 yang berarti biaya kualitas tidak berpengaruh signifikan terhadap laba operasional. Artinya PT TSTM belum cukup fokus dalam mengeluarkan biaya kualitasnya, terlihat bahwa biaya kegagalan internal rata-rata mempunyai jumlah yang besar sehingga laba operasional tidak mengalami perbaikan. Dari uji regresi linier sederhana biaya kualitas terhadap laba operasional, persamaannya adalah Y= -1047409241.228 + 0.846X. Persamaan tersebut menunjukkan bahwa bila biaya kualitas meningkat, maka laba operasional akan meningkat juga.


(15)

47

3. Uji regresi linier sederhana menunjukkan nilai P value sebesar 0,209 yang lebih

besar dari 0,05 yaitu berarti biaya kualitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penjualan. Ini berarti biaya kualitas yang dikeluarkan belum tepat, karena komponen biaya kualitas yang paling besar adalah biaya kegagalan internal sehingga biaya kualitas yang dikeluarkan belum bisa memperbaiki penjualan perusahaan. Dari uji regresi linier sederhana biaya kualitas terhadap penjualan, persamaannya adalah Y = 35093072483.736 + 3,553X. Persamaan tersebut menunjukkan bahwa bila biaya kualitas meningkat, maka penjualan juga akan meningkat.

5.2. Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada PT TSTM, penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi perusahaan, sebaiknya ditingkatkan lagi biaya pencegahan dan biaya

penilaiannya agar biaya kegagalan dapat dikurangi semaksimal mungkin agar dapat meningkatkan laba operasional dan penjualannya.

2. Laporan biaya kualitas harus dibuat setiap tahunnya agar dapat membantu pihak

manajemen dalam mengambil kebijakan untuk memperbaiki kualitas produk.

3. Bagi peneliti selanjutnya, agar menambah variable lainnya sebagai faktor yang

dapat mempengaruhi laba operasional dan penjualan pada PT TSTM, misalnya biaya promosi dan biaya produksi.


(16)

48

5.3. Keterbatasan

Keterbatasan yang peneliti temukan dalam penelitian ini adalah kurang lengkapnya data perusahaan, sehingga penulis hanya bisa melakukan wawancara dan mengasumsikan biaya-biaya yang terjadi. Misalkan dalam hal mengasumsikan biaya pemeriksaan proses produksi, penulis tidak bisa langsung mengambil jumlah yang ada di dalam laporan keuangan melainkan harus mewawancarai pihak yang bersangkutan.


(17)

DAFTAR PUSTAKA

Apriliya, Janice. 2014. Analisis Perhitungan Biaya Kualitas dan Pengaruhnya

terhadap laba Operasi Perusahaan (Studi Kasus pada PT “X”). Fakultas Ekonomi. Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

Carter, William K.. 2009. Akuntansi Biaya. Edisi Keempatbelas. Jilid kesatu.

Diterjemahkan oleh: Krista. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Febrianto, R. dan E. Widiastuty. 2005. Tiga Angka Laba Akuntansi: Mana yang

Lebih Bermakna Bagi Investor?. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Akuntansi VIII, Solo.

Gantino, Rilla, dan Erwin. 2010. Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Penjualan pada

PT Guardian Pharmata. Journal of Applied Finance and Accounting, 2 (2),

hal. 138-168.

Garrison, Ray H., Eric W. Noreen, dan Peter C. Brewer. 2006. Akuntansi Manajerial.

Edisi Kesebelas. Buku Kesatu. Diterjemahkan oleh: Nuri Hinduan, S.E., Ak.. Salemba Empat, Jakarta.

Gaspersz, Vincent. 2006. Continuous Cost Reduction Through Lean-Sigma

Approach. Gramedia Pustaka Utama,Jakarta.

Hansen, Don R. dan Maryanne Mowen. 2005. Akuntansi Manajemen.

(Diterjemahkan oleh: Dewi Ftriasari, M.Si., dan Deni Arnos Kwary, M.Hum. Salemba Empat, Jakarta.

Heizer, Jay dan Barry Render. 2005. Manajemen Operasi. Diterjemahkan oleh:

Dwianoegrahwati dan Indra Almahdy. Salemba Empat, Jakarta..

Horngren, Charles T., Srikant M. Datar, dan George Foster. 2008. Akuntansi biaya:

Penekanan Manajerial. Edisi Kesebelas. Jilid kedua. Diterjemahkan oleh: PT Indeks. PT Macanan Jaya Cemerlang, Indonesia.

Jusup, Al Haryono. 2003. Dasar-dasar Akuntansi. Edisi 6. Bagian Penerbitan STIE

YKPN, Yogyakarta.

Kholmi, Masiyah dan Yuningsih. 2004. Akuntansi Biaya. Edisi Keempat. Universitas

Muhammadiyah Malang, Malang.

Lasmauli, Erni. 2011. Pengaruh Anggaran Biaya Kualitas terhadap Volume

Penjualan Perusahaan.Fakultas Ekonomi. Universitas Padjajaran, Bandung. Martusa, Riki dan Henri Darmadi Haslim. 2011. Peranan Analisis Biaya Kualitas

dalam Meningkatkan Efesiensi Biaya Produksi. Jurnal Ilmiah Akuntansi, 4


(18)

50

Mursyidi. 2008. Akuntansi Biaya. Cetakan Pertama. Refika Aditama, Bandung.

Sutedi, Adrian. 2008. Tanggung Jawab Produk (dalam Hukum Perlindungan

Konsumen). Ghalia Indonesia, Bogor.

Suwardjono. 2008. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi

Ketiga. BPFE-Yogyakarta.

Tandiontong, Mathius, Fentri Sitanggang dan Verani Carolina (2010). Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan (Studi Kasus pada

The Majesty Hotel and Apartment, Bandung). Jurnal Ilmiah Akuntansi. 2 (1)

Mei-Agustus, hal. 1-17.

Wahyuningtias, Kiki Adelina. 2013. Pengaruh Biaya Kualitas terhadap Produk

Rusak pada CV. Ake Abadi. Jurnal EMBA Vol. 1 No. 3, hal 321-330.

Weygandt, Kieso dan Kimmel. 2005. Accounting Principles. Edisi 7. John Wiley and


(1)

1.4. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak diantaranya adalah:

1. Bagi perusahaan

Memberikan masukan tentang analisis biaya kualitas (cost of quality) pada perusahaan khususnya pada bagian keuangan sehingga dapat membantu dalam membuat strategi pengendalian kualitas dalam upaya menekan biaya produksi. Penulis juga berharap perusahaan berusaha untuk melakukan perubahan untuk dapat mengoptimalkan labanya.

2. Bagi pembaca

Memberikan sumbangan pengetahuan bagi para pembaca yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh biaya kualitas terhadap laba operasional dan penjualan dalam suatu perusahaan.


(2)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Setelah melakukan pengolahan dan analisis data yang dilakukan pada PT Tebeindo Sunshine Technica Mandiri mengenai perhitungan biaya kualitas dan pengaruhnya terhadap laba operasional dan penjualan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Biaya kualitas yang dikeluarkan oleh PT TSTM selama tahun 2008 sampai dengan 2010 adalah sebesar Rp 1,459,254,823 pada tahun 2008, Rp 417,080,065 pada tahun 2009, dan Rp 638,367,657 pada tahun 2010. Ini berarti bahwa PT TSTM belum berkonsentrasi pada pengeluaran biaya kualitasnya karena biaya yang dikeluarkan tidak konsisten setiap tahunnya.

2. Setelah uji regresi linier sederhana, ternyata nilai P valuenya lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,244 yang berarti biaya kualitas tidak berpengaruh signifikan terhadap laba operasional. Artinya PT TSTM belum cukup fokus dalam mengeluarkan biaya kualitasnya, terlihat bahwa biaya kegagalan internal rata-rata mempunyai jumlah yang besar sehingga laba operasional tidak mengalami perbaikan. Dari uji regresi linier sederhana biaya kualitas terhadap laba operasional, persamaannya adalah Y= -1047409241.228 + 0.846X. Persamaan tersebut menunjukkan bahwa bila biaya kualitas meningkat, maka laba operasional akan meningkat juga.


(3)

3. Uji regresi linier sederhana menunjukkan nilai P value sebesar 0,209 yang lebih besar dari 0,05 yaitu berarti biaya kualitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penjualan. Ini berarti biaya kualitas yang dikeluarkan belum tepat, karena komponen biaya kualitas yang paling besar adalah biaya kegagalan internal sehingga biaya kualitas yang dikeluarkan belum bisa memperbaiki penjualan perusahaan. Dari uji regresi linier sederhana biaya kualitas terhadap penjualan, persamaannya adalah Y = 35093072483.736 + 3,553X. Persamaan tersebut menunjukkan bahwa bila biaya kualitas meningkat, maka penjualan juga akan meningkat.

5.2. Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada PT TSTM, penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi perusahaan, sebaiknya ditingkatkan lagi biaya pencegahan dan biaya penilaiannya agar biaya kegagalan dapat dikurangi semaksimal mungkin agar dapat meningkatkan laba operasional dan penjualannya.

2. Laporan biaya kualitas harus dibuat setiap tahunnya agar dapat membantu pihak manajemen dalam mengambil kebijakan untuk memperbaiki kualitas produk. 3. Bagi peneliti selanjutnya, agar menambah variable lainnya sebagai faktor yang

dapat mempengaruhi laba operasional dan penjualan pada PT TSTM, misalnya biaya promosi dan biaya produksi.


(4)

48

5.3. Keterbatasan

Keterbatasan yang peneliti temukan dalam penelitian ini adalah kurang lengkapnya data perusahaan, sehingga penulis hanya bisa melakukan wawancara dan mengasumsikan biaya-biaya yang terjadi. Misalkan dalam hal mengasumsikan biaya pemeriksaan proses produksi, penulis tidak bisa langsung mengambil jumlah yang ada di dalam laporan keuangan melainkan harus mewawancarai pihak yang bersangkutan.


(5)

Apriliya, Janice. 2014. Analisis Perhitungan Biaya Kualitas dan Pengaruhnya terhadap laba Operasi Perusahaan (Studi Kasus pada PT “X”). Fakultas Ekonomi. Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

Carter, William K.. 2009. Akuntansi Biaya. Edisi Keempatbelas. Jilid kesatu. Diterjemahkan oleh: Krista. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Febrianto, R. dan E. Widiastuty. 2005. Tiga Angka Laba Akuntansi: Mana yang Lebih Bermakna Bagi Investor?. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Akuntansi VIII, Solo.

Gantino, Rilla, dan Erwin. 2010. Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Penjualan pada PT Guardian Pharmata. Journal of Applied Finance and Accounting, 2 (2), hal. 138-168.

Garrison, Ray H., Eric W. Noreen, dan Peter C. Brewer. 2006. Akuntansi Manajerial. Edisi Kesebelas. Buku Kesatu. Diterjemahkan oleh: Nuri Hinduan, S.E., Ak.. Salemba Empat, Jakarta.

Gaspersz, Vincent. 2006. Continuous Cost Reduction Through Lean-Sigma Approach. Gramedia Pustaka Utama,Jakarta.

Hansen, Don R. dan Maryanne Mowen. 2005. Akuntansi Manajemen. (Diterjemahkan oleh: Dewi Ftriasari, M.Si., dan Deni Arnos Kwary, M.Hum. Salemba Empat, Jakarta.

Heizer, Jay dan Barry Render. 2005. Manajemen Operasi. Diterjemahkan oleh: Dwianoegrahwati dan Indra Almahdy. Salemba Empat, Jakarta..

Horngren, Charles T., Srikant M. Datar, dan George Foster. 2008. Akuntansi biaya: Penekanan Manajerial. Edisi Kesebelas. Jilid kedua. Diterjemahkan oleh: PT Indeks. PT Macanan Jaya Cemerlang, Indonesia.

Jusup, Al Haryono. 2003. Dasar-dasar Akuntansi. Edisi 6. Bagian Penerbitan STIE YKPN, Yogyakarta.

Kholmi, Masiyah dan Yuningsih. 2004. Akuntansi Biaya. Edisi Keempat. Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.

Lasmauli, Erni. 2011. Pengaruh Anggaran Biaya Kualitas terhadap Volume Penjualan Perusahaan.Fakultas Ekonomi. Universitas Padjajaran, Bandung. Martusa, Riki dan Henri Darmadi Haslim. 2011. Peranan Analisis Biaya Kualitas

dalam Meningkatkan Efesiensi Biaya Produksi. Jurnal Ilmiah Akuntansi, 4 (2) Januari-April, hal. 1-20.


(6)

50

Mursyidi. 2008. Akuntansi Biaya. Cetakan Pertama. Refika Aditama, Bandung.

Sutedi, Adrian. 2008. Tanggung Jawab Produk (dalam Hukum Perlindungan Konsumen). Ghalia Indonesia, Bogor.

Suwardjono. 2008. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi Ketiga. BPFE-Yogyakarta.

Tandiontong, Mathius, Fentri Sitanggang dan Verani Carolina (2010). Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan (Studi Kasus pada The Majesty Hotel and Apartment, Bandung). Jurnal Ilmiah Akuntansi. 2 (1) Mei-Agustus, hal. 1-17.

Wahyuningtias, Kiki Adelina. 2013. Pengaruh Biaya Kualitas terhadap Produk Rusak pada CV. Ake Abadi. Jurnal EMBA Vol. 1 No. 3, hal 321-330.

Weygandt, Kieso dan Kimmel. 2005. Accounting Principles. Edisi 7. John Wiley and Sons, Inc, USA.