Kampanye Wisata Sejarah Kota Bandung tentang Saksi Sisoe Bandoeng Toea.
ABSTRAK
Bandung merupakan salah satu kota besar dan berkembang di Indonesia, yang memiliki latar belakang dan warisan sejarah. Peninggalan-peninggalan sejarah tersebut berasal dari zaman purba hingga ke zaman perjuangan, seperti lokasi, bangunan bersejarah, hingga benda-benda yang digunakan pada masa tersebut. Peninggalan bersejarah merupakan salah satu aspek penunjang pendidikan dan pariwisata. Namun seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern keberadaan sejarah-sejarah di Kota Bandung semakin terlupakan. Generasi Kota Bandung pada umumnya mengikuti trend, cerita dan mode yang sedang digemari. Budaya Barat menjadi salah satu ketertarikan pemuda dan pada akhirnya berkembang menjadi gaya hidup. Kondisi ini membutuhkan penanganan yang tepat atas penilaian minor terhadap sejarah di Kota Bandung salah satunya dapat diatasi dengan media DKV. DKV diperlukan dalam kasus ini, karena bidang keilmuan DKV dapat memberikan informasi dalam bentuk visual berupa komunikasi, yang ditujukan untuk memberikan informasi dan fakta dengan cara yang tepat.
(2)
ABSTRACT
Bandung is one of the large and growing cities in Indonesia, which has a historical background and heritage. The historical relics from ancient times to the times of struggle, such as location, historic buildings, to objects that are used at that time. Historic heritage is one aspect of supporting education and tourism. But along with the more modern era where the histories of Bandung increasingly forgotten. Bandung generation in general follow the trends, stories and fashion in vogue. Western culture became one of the youth's interest and eventually evolved into a lifestyle. This condition needs appropriate treatment for minor assessment of the history of the City of London one of them can be overcome with DCV media. DCV is required in this case, because the field of science DCV can provide information in a visual form of communication, which is intended to provide information and facts in a proper way.
(3)
DAFTAR ISI
COVER i
LEMBAR PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN v
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN vi
DAFTAR ISI vii
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR BAGAN xiii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup 3
1.2.1 Rumusan Masalah 3
2.6.2 Perancangan Promosi 3
1.3 Tinjauan Perancangan 3
1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 4
1.5 Skema Perancangan 5
BAB II LANDASAN TEORI 6
2.1. Sejarah Kota Bandung 6
2.1.1 Kota Bandung 7
2.1.2 Sejarah Geologis 9
2.1.3 Sejarah Lambang Kota Bandung 10 2.1.4 Bangunan-Bangunan Bersejarah 11
2.2 Pengertian Kampanye 12
2.2.1 Jenis-jenis Kampanye 14
(4)
2.2.3 Pelaksanaan Kampanye 18
BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH 20
3.1. Data dan Fakta 20
3.1.1 Lembaga Terkait 20
3.1.1.1 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat 20 3.1.1.2 Paguyuban Pelestarian Budaya Bandung 23 3.1.2 Tinjauan Terhadap Proyek Sejenis 25
3.1.3 Kuesioner 27
3.1.3.1 Kuesioner Secara Langsung 28 3.1.3.2 Kuesioner Menggunakan Media Sosial 29
3.1.4 Observasi Kota Bandung 30
3.1.4.1 Bandoeng Tempo Doeloe 30
3.1.4.2 Lokasi dan Bangunan Bersejarah Kota Bandung 32 3.1.4.2.1 Museum Geologi Bandung 33
3.1.4.2.2 Villa Isola 34
3.1.4.2.3 ITB 35
3.1.4.2.4 Gedung Sate 36
3.1.4.2.5 Gedung Merdeka 38
3.1.4.2.6 Gedung Dwi Warrna 39 3.1.4.2.7 Hotel Savoy Homann 40 3.1.4.2.8 Grand Hotel Preanger 41 3.2. Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta 42
3.2.1 Segmentasi Pasar 43
3.2.2 Target Pasar 45
3.2.3 Analisis SWOT 45
BAB IV PEMECAHAN MASALAH 47
4.1. Konsep Komunikasi 47
4.2 Konsep Kreatif 48
4.2.1 Grafis 48
(5)
4.2.3 Warna 49
4.2.4 Verbal 50
4.3 Konsep Media 50
4.3.1 Strategi Media 51
4.3.2 Timeline 53
4.3.4 Biaya Media 54
4.4 Hasil Karya 55
4.4.1 Logo Kampanye 55
4.4.2 Tahap Conditioning 57
4.4.3 Tahap Informing 64
4.4.4 Tahap Reminding 73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 80
5.1. Kesimpulan 80
5.2 Saran 80
DAFTAR PUSTAKA 81
DAFTAR ISTILAH 82
DAFTAR LAMPIRAN 83
DATA PENULIS 84
UCAPAN TERIMA KASIH 86
LAMPIRAN 1: Kuesioner 87
(6)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Lambang Kota Bandung 10
Gambar 3.1 Logo Pemprov Jawa Barat 18
Gambar 3.2 Logo Disbudpar 18
Gambar 3.3 Logo Bandung Heritage Conservation 23
Gambar 3.4 Kota Tua Jakarta 25
Gambar 3.5 Poster Wisata Kota Tua Jakarta 27
Gambar 3.6 Museum Geologi 33
Gambar 3.7 Villa Isola 34
Gambar 3.8 Aula Timur dan Barat ITB 35
Gambar 3.9 Gedung Sate 36
Gambar 3.10 Gedung Merdeka 38
Gambar 3.11 Gedung Dwi Warna 39
Gambar 3.12 Hotel Savoy Homann 40
Gambar 3.13 Grand Hotel Preanger 41
Gambar 4.1 Logo Kampanye Saksi Bisoe Bandoeng Toea 55 Gambar 4.2 Tag Line Kampanye Saksi Bisoe Bandoeng Toea 56
Gambar 4.3 Media Poster Conditioning 58
Gambar 4.4 Advetorial Majalah Conditioning 59
Gambar 4.5 Media Billboard Conditioning 60
Gambar 4.6 Media Web Banner Conditioning 61 Gambar 4.7 Media Avetorial Facebook Conditioning 62
Gambar 4.8 MediaFlyer Conditioning 63
Gambar 4.9 Media X-Banner Conditioning 64
Gambar 4.10 Media Poster Informing 65
Gambar 4.11 Advetorial Majalah Informing 66
Gambar 4.12 Halaman Beranda 67
Gambar 4.13 Halaman Peta Kota Bandung 68
Gambar 4.14 Halaman Saksi 68
(7)
Gambar 4.16 Peta Kota Bandung Tampak Belakang 69
Gambar 4.17 Kompas 70
Gambar 4.18 Halaman Cover 70
Gambar 4.19 Halaman Gedung Sate 71
Gambar 4.20 Halaman Gedung Merdeka 71
Gambar 4.21 Halaman Gedung Dwi Warna 71
Gambar 4.22 Halaman Museum Geologi 72
Gambar 4.23 Halaman Aula Timur dan Barat Kampus ITB 72 Gambar 4.24 Halaman Villa Isola Kampus UPI 72
Gambar 4.25 Halaman Hotel Savoy Homann 73
Gambar 4.26 Halaman Grand Hotel Preanger 73
Gambar 4.27 Media Poster Reminding 74
Gambar 4.28 Media Advetorial Majalah Reminding 75
Gambar 4.29 Media Flyer Reminding 76
Gambar 4.30 Media X-Banner Reminding 77
Gambar 4.31 Ambien Media Lift 78
Gambar 4.32 Ambien Media Mobil 79
Gambar 4.33 Gimmick set 1, Postcardbook 80
Gambar 4.34 Gimmick set 1, Stamp 80
Gambar 4.35 Gimmick set1, Notes 81
(8)
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Timeline Kampanye 53
(9)
DAFTAR BAGAN
Bagan 1.1 Skema Perancangan 5
Bagan 3.1 Hasil Kuesioner 1 28
Bagan 3.2 Hasil Kuesioner 2 28
(10)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Bandung merupakan salah satu kota besar dan berkembang di Indonesia, yang memiliki latar belakang dan warisan sejarah. Peninggalan-peninggalan sejarah tersebut berasal dari zaman purba hingga ke zaman perjuangan, seperti lokasi, bangunan bersejarah, hingga benda-benda yang digunakan pada masa tersebut. Peninggalan bersejarah merupakan salah satu aspek penunjang pendidikan dan pariwisata. Namun seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern keberadaan sejarah-sejarah di Kota Bandung semakin terlupakan.
Sangat sedikit masyarakat, terutama pemuda di Kota Bandung yang masih menjadikan lokasi atau gedung yang bersejarah sebagai sarana dan fasilitas untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Mall, bioskop, cafe dan tempat-tempat hiburan yang semakin bertambah di Kota Bandung menjadi tempat yang digandrungi oleh pemuda saat ini. Kondisi tersebut menjadi ironis disaat pemerintah menggalakan tentang peningkatan pendidikan dan daerah tujuan wisata, keberadaan sejarah di Kota Bandung semakin terlupakan.
Menurut Kompas pada Sabtu, 9 Oktober 2010 “Ikon-ikon Kota Bandung saat ini, perlahan tapi pasti, mulai menghilang. Hilangnya saksi bisu sejarah Bandung ini tidak dapat dimungkiri sebagai bentuk efek samping modernitas dan kurangnya kesadaran pemangku jabatan untuk melestarikannya. Hal paling menyesakkan dari hilangnya ikon sejarah kota ini adalah ketika pemandian Tjihampelas tergusur oleh modernisasi menjadi apartemen mewah yang tinggal menunggu waktu. Kolam renang yang berdiri sekitar dekade 1900-an tersebut dahulu merupakan pemandian elit meneer-meneer Belanda.” Iqbal Ramadhan ( 2010 )
Generasi Kota Bandung pada umumnya mengikuti trend, cerita dan mode yang sedang digemari. Budaya Barat menjadi salah satu ketertarikan pemuda dan pada akhirnya berkembang menjadi gaya hidup. Oleh karena itu sikap cinta tanah air di
(11)
Kota Bandung mengalami kecendrungan menurun, tidak berkembang dan membuat sejarah tentang kota ini semakin memudar. Dikemudian hari dikuatirkan sebagian besar pemuda Kota Bandung tidak mengetahui sejarah kotanya, tapi lebih mengenal sejarah daerah lain.
Setelah dilakukan pengamatan lebih lanjut, ternyata banyak penyebab mengapa pemuda Kota Bandung malas mengunjugi lokasi-lokasi maupun gedung-gedung bersejarah yang ada. Diantaranya adalah kesan yang membosankan, lokasi yang tidak terawat, tidak ada inovasi atau tambahan koleksi dan lain-lain. Semua hal tersebut menjadikan pemuda-pemuda memiliki penilaian yang minor terhadap sejarah Kota Bandung, bahkan sebelum mereka datang untuk mengunjunginya.
Kondisi ini membutuhkan penanganan yang tepat atas penilaian minor terhadap sejarah di Kota Bandung salah satunya dapat diatasi dengan media DKV. DKV diperlukan dalam kasus ini, karena bidang keilmuan DKV dapat memberikan informasi dalam bentuk visual berupa komunikasi, yang ditujukan untuk memberikan informasi dan fakta dengan cara yang tepat.
Penulis mengambil permasalahan ini, karena kurangnya penanganan yang tepat akan minornya penilaian sejarah Kota Bandung untuk diklarifikasi lebih lagi, agar dapat mempengaruhi masyarakat dan membuat pemuda yang berada di Kota Bandung mengetahui, mengingat, menggemari dan mencintai sejarah kotanya. Penulis meyakini bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang mengenal sejarahnya sendiri dan semuanya dimulai dari kepedulian pada sejarah kota. Oleh karena itu penulis berharap dapat memperbaiki penilaian dan memberitahukan informasi akan pentingnya sejarah yang diterapkan mulai sekarang, agar dapat membangkitkan rasa cinta tanah air dikalangan pemuda Kota Bandung.
1.2Permasalahan dan Ruang Lingkup
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, ditemukan permasalahan dan ruang lingkup sebagai berikut.
(12)
1.2.1 Rumusan Masalah
1) Bagaimana cara untuk merubah penilaian sejarah Kota Bandung yang dianggap kurang menarik dikalangan pemudanya melalui media komunikasi visual?
2) Bagaimana cara untuk menyampaikan informasi tentang sejarah Kota Bandung dan mengajak para pemuda agar mencintai sejarah kotanya melalui media kampanye?
1.2.2 Ruang Lingkup Masalah
Ruang lingkup dalam pemecahan masalah difokuskan kepada pemuda Kota Bandung, yang berusia antara 19 tahun - 24 tahun. Karena pada fase ini pemuda sudah bebas untuk menentukan tempat kemana mereka akan pergi dan memiliki kesadaran masing-masing tanpa harus dipaksa. Peranan DKV akan dibutuhkan sebagai pendekatan terhadap pemuda yang ada di Kota Bandung, dengan menyampaikan pengetahuan secara umum tentang pentingnya sejarah Kota Bandung untuk diketahui, diingat dan dicintai. Dengan menggunakan strategi kampanye yang akan dikembangkan lebih dari sebelumnya dan ditujukan kepada pemuda Kota Bandung agar membangkitkan kembali rasa cinta terhadap kotanya. Kampanye ini diharapkan dapat lebih bermanfaat untuk masyarakat, khususnya pada fase dewasa awal.
1.2Tujuan Perancangan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah di uraikan berikut ini akan dirumuskan pokok pokok hasil dari tujuan perencanaan.
1) Pemuda di Kota Bandung mendapatkan inovasi baru yang lebih menarik agar penilaian sejarah Kota Bandung tidak kalah menarik, melalui media komunikasi visual yang bergaya photo treatment.
2) Pembaca dapat memperoleh informasi yang benar dan menarik tentang sejarah Kota Bandung dan ditujukan agar para pemuda untuk mencintai sejarah kotanya, dengan menggunakan cara yang menarik melalui informasi yang dikemas dalam bentuk media kampanye.
(13)
Dalam penyusunan proposal ini, penulis memperoleh data dengan cara kualitatif, yaitu dengan cara.
1). Studi Pustaka:
Penulis mengumpulkan data-data dan informasi yang didapat melalui buku, literatur, jurnal dan situs yang digunakan sebagai dasar untuk menyampaikan informasi, agar informasi yang disampaikan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
2). Kuesioner :
Penulis membuat sejumlah pertanyaan tentang sejarah Kota Bandung yang disebarkan ke berbagai kalangan, khususnya pada pemuda Kota Bandung agar memperoleh data dan fakta yang relevan.
3). Wawancara:
Penulis membuat sejumlah pertanyaan tentang sejarah Kota Bandung untuk ditanyakan dan didiskusikan dengan komunitas pecinta sejarah dan sejarahwan Kota Bandung.
4). Observasi Lapangan :
Penulis mendokumentasi dan observasi lokasi-lokasi bersejarah di Kota Bandung yang akan ditampilkan dalam makalah tugas akhir yang berjudul Kampanye Wisata Sejarah Kota Bandung.
(14)
(15)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, penyelesaian masalah kurangnya kepedulian dikalangan pemuda ini, diperlukan adanya kampanye yang melakukan pendekatan melalui media-media yang dekat dengan keseharian pemuda Kota Bandung dan pendekatan pembagian peta Kota Bandung, kompas dan catalog secara gratis, agar proses kampanye dapat berjalan lancar dan dapat langsung tertuju kepada target audience. Pada dasarnya pemuda dalam kasus ini pemuda Kota Bandung memiliki karaker senang mengetahui sejarah-sejarah daerah lain, kampanye Saksi Bisoe Bandoeng Toea mengambil kesempatan ini dalam upaya agar pemuda lebih mengetahui, mencintai dan mau ikut menjaga bangunan-bangunan tua peninggalan sejarah, melalui kalimat persuasi yang selalu tertulis di setiap media. Keperdulian pemuda Kota Bandung terhadap sejarahnya perlu di atasi secepatnya sebelum generasi selanjutnya benar-benar tidak mengetahui sejarah Kota Bandung.
5.2 Saran
Dari permasalahan yang ada diharapkan masyarakat khususnya kepada pemuda Kota Bandung dapat meluangkan waktu agar mau lebih perduli lagi pada sejarah kotanya. Juga kepada pemerintah agar lebih memperhatikan kelayakan lokasi dan peninggalan-peninggalan sejarah tersebut agar lebih layak lagi untuk dikunjungi dan dapat menyelenggarakan kampanye serupa dengan lebih keras lagi.
Masukan yang penulis dapatkan dari dosen penguji untuk pengembangan laporan ini adalah, target sejarah yang ada harus lebih spesifik. Juga harus lebih mengusai teknik untuk menyatukan dua konsep yang berlawanan kedalam sebuah kumpulan desain yg dikemas dalam kampanye. Dalam hal ini penulis menyatukan objek wisata sejarah yang bersifat tua untuk dihidangkan kepada pemuda di Kota Bandung.
(16)
DAFTAR PUSTAKA
Venus, Antar (2007). Manajemen Kampanye: Panduan Teoretis dan Praktis dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikasi. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.
Anne, Gregory (2004). Perencanaan dan Manajemen Kampanye Public Relation. Jakarta :Erlangga.
Grunig, James (1984). Managing Public Relations. New York : Holt, Rinehart and Winston.
Rosady, Ruslan (2007). Kiat dan Strategi : Kampanye Public Relations. Jakarta : Garsindo.
Suherman, Sherly (2009) Sejarah Kota Bandung. Jakarta : Erlangga Internet
Sejarah Kota Bandung (2011) Diambil dari
http://www.bandung.go.id/?fa=sekilas.detail&id=10 dan
http://parisvanjava.com/sejarah-kota-bandung/ , 12 September 2011
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat (2011) Diambil dari http://disparbud.jabarprov.go.id , 13 September 2011
Paguyuban Pelestarian Budaya Bandung (2011) Diambil dari http://www.bandungheritage.org , 13 September 2011
Tinjauan Terhadap Proyek Sejenis (2011) Diambil dari http://www.indonesia-travel-guide.com , 15 September 2011
Bandoeng Tempo Doeloe (2010) Diambil dari http://www.kabarindonesia.com ; 10 Mei 2011
(17)
DAFTAR ISTILAH
ambient media : sebuah istilah dunia advertising sebagai bentuk pembaharuan atas cara-cara beriklan yang konvensional melalui media-media yang berkaitan dengan lingkungan.
pixel : unsur gambar atau representasi sebuah titik terkecil dalam sebuah gambar grafis yang dihitung perinci.
website : kumpulan dari halaman-halaman situs, yang biasanya terangkum dalam sebuah domain atau subdomain, yang tempatnya berada di dalam World Wide Web(WWW) di Internet.
(18)
DAFTAR LAMPIRAN
Kuesioner 89
(1)
Dalam penyusunan proposal ini, penulis memperoleh data dengan cara kualitatif, yaitu dengan cara.
1). Studi Pustaka:
Penulis mengumpulkan data-data dan informasi yang didapat melalui buku, literatur, jurnal dan situs yang digunakan sebagai dasar untuk menyampaikan informasi, agar informasi yang disampaikan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
2). Kuesioner :
Penulis membuat sejumlah pertanyaan tentang sejarah Kota Bandung yang disebarkan ke berbagai kalangan, khususnya pada pemuda Kota Bandung agar memperoleh data dan fakta yang relevan.
3). Wawancara:
Penulis membuat sejumlah pertanyaan tentang sejarah Kota Bandung untuk ditanyakan dan didiskusikan dengan komunitas pecinta sejarah dan sejarahwan Kota Bandung.
4). Observasi Lapangan :
Penulis mendokumentasi dan observasi lokasi-lokasi bersejarah di Kota Bandung yang akan ditampilkan dalam makalah tugas akhir yang berjudul Kampanye Wisata Sejarah Kota Bandung.
(2)
(3)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, penyelesaian masalah kurangnya kepedulian dikalangan pemuda ini, diperlukan adanya kampanye yang melakukan pendekatan melalui media-media yang dekat dengan keseharian pemuda Kota Bandung dan pendekatan pembagian peta Kota Bandung, kompas dan catalog secara gratis, agar proses kampanye dapat berjalan lancar dan dapat langsung tertuju kepada target audience. Pada dasarnya pemuda dalam kasus ini pemuda Kota Bandung memiliki karaker senang mengetahui sejarah-sejarah daerah lain, kampanye Saksi Bisoe Bandoeng Toea mengambil kesempatan ini dalam upaya agar pemuda lebih mengetahui, mencintai dan mau ikut menjaga bangunan-bangunan tua peninggalan sejarah, melalui kalimat persuasi yang selalu tertulis di setiap media. Keperdulian pemuda Kota Bandung terhadap sejarahnya perlu di atasi secepatnya sebelum generasi selanjutnya benar-benar tidak mengetahui sejarah Kota Bandung.
5.2 Saran
Dari permasalahan yang ada diharapkan masyarakat khususnya kepada pemuda Kota Bandung dapat meluangkan waktu agar mau lebih perduli lagi pada sejarah kotanya. Juga kepada pemerintah agar lebih memperhatikan kelayakan lokasi dan peninggalan-peninggalan sejarah tersebut agar lebih layak lagi untuk dikunjungi dan dapat menyelenggarakan kampanye serupa dengan lebih keras lagi.
Masukan yang penulis dapatkan dari dosen penguji untuk pengembangan laporan ini adalah, target sejarah yang ada harus lebih spesifik. Juga harus lebih mengusai teknik untuk menyatukan dua konsep yang berlawanan kedalam sebuah kumpulan desain yg dikemas dalam kampanye. Dalam hal ini penulis menyatukan objek wisata sejarah yang bersifat tua untuk dihidangkan kepada pemuda di Kota Bandung.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Venus, Antar (2007). Manajemen Kampanye: Panduan Teoretis dan Praktis dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikasi. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.
Anne, Gregory (2004). Perencanaan dan Manajemen Kampanye Public Relation. Jakarta :Erlangga.
Grunig, James (1984). Managing Public Relations. New York : Holt, Rinehart and Winston.
Rosady, Ruslan (2007). Kiat dan Strategi : Kampanye Public Relations. Jakarta : Garsindo.
Suherman, Sherly (2009) Sejarah Kota Bandung. Jakarta : Erlangga Internet
Sejarah Kota Bandung (2011) Diambil dari
http://www.bandung.go.id/?fa=sekilas.detail&id=10 dan
http://parisvanjava.com/sejarah-kota-bandung/ , 12 September 2011
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat (2011) Diambil dari
http://disparbud.jabarprov.go.id , 13 September 2011
Paguyuban Pelestarian Budaya Bandung (2011) Diambil dari
http://www.bandungheritage.org , 13 September 2011
Tinjauan Terhadap Proyek Sejenis (2011) Diambil dari http://www.indonesia-travel-guide.com , 15 September 2011
Bandoeng Tempo Doeloe (2010) Diambil dari http://www.kabarindonesia.com ; 10 Mei 2011
(5)
DAFTAR ISTILAH
ambient media : sebuah istilah dunia advertising sebagai bentuk pembaharuan atas cara-cara beriklan yang konvensional melalui media-media yang berkaitan dengan lingkungan.
pixel : unsur gambar atau representasi sebuah titik terkecil dalam sebuah gambar grafis yang dihitung perinci.
website : kumpulan dari halaman-halaman situs, yang biasanya terangkum dalam sebuah domain atau subdomain, yang tempatnya berada di dalam World Wide Web(WWW) di Internet.
(6)
DAFTAR LAMPIRAN
Kuesioner 89