BENTUK PERTUNJUKAN KESENIAN LINTAU PADA MASYARAKAT DELI SERDANG.

(1)

BENTUK PERTUNJUKAN KESENIAN LINTAU PADA

MASYARAKAT DELI SERDANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

SANDRA JULIANA SAMOSIR NIM 2103140045

JURUSAN SENDRATASIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

i ABSTRAK

SANDRA JULIANA SAMOSIR, NIM 2103140045 Bentuk Seni Pertunjukan Kesenian Lintau Pada Masyarakat Deli Serdang. Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan, 2015.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan sejarah Kesenian Lintau dan Bentuk pertunjukkan Kesenian Lintau pada masyarakat Deli Serdang.

Landasan teoritis yang di gunakan adalah teori-teori yang berhubungan dengan topik pembahasan, seperti teori bentuk, pengertian sejarah, serta kerangka konseptual sebagai penjabaran masalah yang terdapat di dalamnya.

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, memberikan gambaran, uraian, keterangan tentang suatu keadaan yang sedang terjadi berdasarkan fakta-fakta yang ada di lapangan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi lapangan, dokumentasi, pengumpulan data dan wawancara. Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah seniman dan pemain Lintau, masyarakat yang mengetahui tentang kesenian Lintau.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesenian Lintau merupakan seni bela diri, berdasarkan sejarah bahwa Silat Lintau dibawa oleh Syekh Batu Mandi, dari Minangkabau khususnya di desa Lintau Kabupaten Tanah Datar. Silat (silek) lintau adalah suatu teknik atau seni beladiri yang dimiliki oleh masyarakat yang telah diwariskan sejak turun-temurun. Kemudian menyebar melalui pedagang hingga ke tanah Melayu, Silat Lintau digunakan sebagai bela diri oleh masyarakat dan disebarkan pada orang-orang yang berada di Kesultanan Serdang. Seiring perkembangan, dulunya Silat Lintau dipertunjukkan hanya di istana oleh orang-orang tertentu, di karenakan adanya tahapan-tahapan sebelum dan sesudah mempelajari. Saat ini Silat Lintau tidak mengutamakan tahapan tersebut, dan sudah menjadi pertunjukkan rakyat yang lebih dikenal orang dengan Kesenian Lintau. Bentuk pertunjukan Kesenian Lintau terdiri dari ragam-ragam gerak yang terdiri dari hormat pembuka posisi duduk, jurus terdiri atas 4 (empat) jenis pukulan dan elak, 4 (empat) jenis pukulan, yaitu bermula dari tumbuk, simbor, tetak, dan cucuk. Selanjutnya langkah satu papan dan terakhir hormat penutup. Kata Kunci : Kesenian Lintau, Masyarakat Deli Serdang


(7)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Bentuk Pertunjukan Kesenian Lintau pada Masyarakat Deli Serdang”. Skripsi ini disusun untuk memperoleh Gelar Sarjana S-1 Pendidikan Tari Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan. Shalawat dan salam dipersembahkan kehadirat Nabi besar Muhammad SAW sebagai pembawa rahmat bagi alam semesta.

Penulis menyadari bahwa penulisan Skripsi ini tidak akan dapat terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapan terimakasih yang sedalam-dalam nya kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Skripsi ini.

Maka pada kesempatan ini dengan rasa hormat, ketulusan dan kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si. selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan.

3. Uyuni Widiastuti, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Jurusan Sendratasik.

4. Nurwani, S.S.T., M.Hum selaku Ketua Prodi Pendidikan Tari Jurusan Sendratasik dan juga selaku Dosen Pembimbing Skripsi II.

5. Yusnizar Heniwati, S.S.T., M.Hum, selaku Dosen Pembimbing skripsi I. 6. Martozet, S.Sn., M.A, selaku Dosen Pembimbing Akademik.

7. Semua Dosen Jurusan Sendratasik yang telah memberi banyak ilmu selama perkuliahan yang tidak dapat di sebutkan satu persatu.


(8)

iii

8. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Drs. Abdi Sabar Samosir dan Ibunda Yetty Tobing yang telah memberikan segenap kasih saying serta dukungan penuh kepada penulis serta doa yang selalu menyertai sehingga dapat menyelesaikan Skripsi ini dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan Universitas Negeri Medan. 9. Keluarga tersayang Fauzia Nora Samosir, S.pd., Syawaluddin, Boyke, Erik,

Kurniawan dan Faisal Doli yang telah memberi doa dan semangat bagi penulis untuk dapat dengan segera menyelesaikan Skripsi ini.

10. Sahabat tersayang Hasvara Dhiba Inanta Lubis, Harrini Maelini Mubarrak Lubis, Jelita Chayang, Lusiana Rusadi yang telah membantu dan memberikan semangat kepada penulis.

11. Tengku M. Muhar Omtatok MBA, M.Si, selaku narasumber I. O.K SUEB selaku narasumber II dan O.K RIZAL selaku narasumber III.

Disadari bahwa Skripsi ini masih memiliki kelemahan baik isi maupun tatabahasa, oleh karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi sempurnanya Skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.

Medan, Maret 2015 Penulis


(9)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR FOTO ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KOSEPTUAL ... 9

A. Landasan Teoritis ... 9

1. Teori Sejarah ... 9

2. Teori Bentuk ... 9

B. Kerangka Konseptual ... 10

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 13

A. Metode Penelitian ... 13

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 14

C. Populasi dan Sampel ... 15

D. Teknik Pengumpulan Data ... 16

E. Teknik Analisis Data ... 19

BAB IV PEMBAHASAN ... 20

A. Gambaran Umum Masyarakat Deli Serdang ... 20

B. Kesenian Lintau ... 26

C. Sejarah Kesenian Lintau ... 33


(10)

a. Gerak Deskripsi Ragam Gerak Kesenian Lintau ... 35

b. Musik ... 44

c. Busana ... 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 49

A. Kesimpulan... 49

B. Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 51 LAMPIRAN


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan kerangka Konseptual ... 12 Gambar 4.1 Peta Vektor wilayah Kabupaten Deli Serdang ... 20


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan kerangka Konseptual ... 12 Gambar 4.1 Peta Vektor wilayah Kabupaten Deli Serdang ... 20


(13)

DAFTAR FOTO

Foto 4.1 Hormat Pembuka ... 37

Foto 4.2 Tumbuk ... 37

Foto 4.3 Simbor ... 38

Foto 4.4 Tetak ... 38

Foto 4.5 Cucuk ... 38

Foto 4.6 Elakan Untuk Tumbuk ... 39

Foto 4.7 Elakan Untuk Simbor ... 39

Foto 4.8 Elakan Untuk Tetak ... 39

Foto 4.9 Elakan Untuk Cucuk ... 39

Foto 4.10 Hormat Pembuka Berdiri ... 41

Foto 4.11 Langkah Satu Papan Dalam Gerak ... 41

Foto 4.12 Mundur Selangkah Dengan Tangkisan ... 41

Foto 4.13 Langkah Mundur Dan Persiapan Serangan Balik ... 42

Foto 4.14 Langkah Maju Bersiap Menangkap ... 42

Foto 4.15 Langkah Satu Bersiap Menyerang ... 42

Foto 4.16 Serangan Balik Dengan Langkah Maju ... 43


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Sumatera Utara adalah salah satu provinsi terbesar di Indonesia yang penduduknya terdiri dari berbagai etnis, seperti Batak Toba, Batak Simalungun, Karo, Nias, Mandailing, Melayu dan lain-lain. Ada juga etnis pendatang di antaranya Jawa, Aceh, Padang (Minangkabau). Setiap etnis memiliki ciri tersendiri, baik dari adat istiadatnya, kesenian, maupun latar belakang yang membentuknya. Keragaman ciri tersebut tetap memiliki tujuan yang sama, yaitu mengembangkan kebudayaan masing-masing tanpa merubah ciri khas dari budaya itu sendiri.

Kebudayaan merupakan perwujudan dari hasil pemikiran manusia yang di aplikasikan kedalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat. Begitu banyaknya suku budaya yang tersebar di seluruh nusantara memiliki warisan kebudayaan yang berbeda-beda, itu menyimbolkan sebagai pencerminan karakter atau ciri khas dari masing-masing manusia yang ada pada tiap suku budaya. Di dalam kebudayaan mencakup begitu banyak aspek-aspek kehidupan baik dari segi nilai-nilai dalam kehidupan, hukum adat, bahasa, organisasi sosial, kesenian dan lain sebagainya

Koentjaraningrat (1925 : 25) menyatakan “kebudayaan adalah keseluruhan dari hasil kelakuan manusia yang teratur oleh tata kelakuan yang harus didapat dengan cara belajar dan semua itu tersusun dalam kehidupan masyarakat. Salah satu bentuk nyata atau wujud dari kebudayaan yang merupakan kompleks ide-ide, gagasan serta hasil karya manusia adalah kesenian”.


(15)

Kalimat terakhir dari pendapat Koentjoraningrat diatas menyatakan perwujudan yang kompleks dari suatu kebudayaan adalah kesenian. Semua suku budaya di dunia pastilah memiliki berbagai bentuk kesenian sesuai dengan ciri khas budayanya masing-masing. Begitu juga dengan kesenian yang ada di kawasan Sumatera Timur.

Kawasan Sumatera Timur sebenarnya juga mencakup wilayah-wilayah yang dihuni Suku Melayu di pantai Timur Pulau Sumatera (Kerajaan Tamiang, Kesultanan Siak, Kerajaan Pelalawan, Kerajaan Indragiri, dan Kesultanan Riau-Lingga). Sumatera Timur, sebuah daerah yang dihuni oleh mayoritas Suku Melayu, berdampingan dengan serumpun lainnya seperti Minangkabau, Aceh, Batak Simalungun, Batak Karo, Batak Mandailing, dan pendatang berbagai bangsa seperti Tionghoa, Arab, dan Tamil. Menurut para tetuah adat setempat (wawancara dengan narasumber II, O.K SUEB : 12 Desember 2014), awalnya daerah Sumatera Timur merupakan wilayah "jajahan" dari Kesultanan Aceh dan Kesultanan Siak. Wilayah ini terdiri dari beberapa monarki Melayu, yaitu Kesultanan Langkat, Kesultanan Deli, Kesultanan Serdang, dan Kesultanan Asahan. Pada abad ke 18, wilayah ini merdeka dari Aceh maupun Siak, dan para penguasa monarki-monarki tersebut berhak bergelar "sultan".

Sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Kabupaten Deli Serdang yang dikenal sekarang ini merupakan dua pemerintahan yang berbentuk Kerajaan (Kesultanan) yaitu Kesultanan Deli yang berpusat di Kota Medan, dan Kesultanan Serdang berpusat di Perbaungan (± 38 Km dari Kota Medan menuju Kota Tebing Tinggi). Kabupaten Deli Serdang dikenal sebagai salah satu daerah


(16)

dari 25 Kabupaten atau Kota di Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten yang memiliki keanekaragaman sumber daya alamnya yang besar sehingga merupakan daerah yang memiliki peluang investasi cukup menjanjikan. Suku melayu merupakan suku terbesar yang mendiami kabupaten Deli Serdang, suku melayu sama halnya dengan suku yang lainnya yang ada diseluruh pelosok Indonesia, memiliki suatu kebudayaan yang diwariskan oleh nenek moyang mereka sebagai identitas masyarakat tersebut.

Suku Melayu mempunyai banyak tradisi kebudayaan dan merupakan salah satu warisan untuk suku asli di Indonesia. Tradisi yang sudah menjadi bagian dari adat istiadat dan kesenian daerah ini di antaranya adalah kesenian Lintau. Lintau merupakan salah satu seni yang sudah berkembang dari zaman kerajaan-kerajaan, sebelum masa kolonial penjajahan Belanda. Lintau merupakan seni olah batin dengan perpaduan unsur seni serta teknik membela diri, digunakan sebagai pertahanan diri yang didalamnya terdapat muatan seni dan budaya masyarakat dimana Lintau itu lahir dan berkembang. Perkembangan kesenian Lintau terus berlanjut seiring dengan berkembangnya seni budaya dimasyarakat dan mempunyai peranan dalam memberikan kontribusi perkembangan seni budaya masyarakat suatu daerah.

Munculnya kesenian Lintau di Sumatera Timur khususnya Deli Serdang diperkirakan pada abad ke 18 dimana penyebarannya tidak terlepas dari adanya proses perpindahan penduduk dari satu kota ke kota lain atau disebut juga dengan urbanisasi. Masyarakat Minangkabau telah melakukan perpindahan ke tempat lain dengan membawa kebiasaan-kebiasaan yang mereka lakukan di daerahnya,


(17)

termasuk kesenian Lintau. Di tempat yang baru mereka membuat perkumpulan untuk tetap menjaga dan menjalin silaturahmi diantara mereka termasuk dengan penduduk setempat. Kesenian Lintau tidak hanya di pertunjukkan pada masyarakat Minangkabau saja karena perkumpulan yang telah mereka buat, mereka juga melaksanakan berbagai kegiatan seperti di daerahnya, dan Lintau menjadi salah satu bentuk kesenian yang dipertunjukkan dan dipertahankan keberadaannya.

Provinsi Sumatera Barat, yang dikenal dengan ranah Minangkabau merupakan daerah yang kaya akan keanekaragaman budaya dan menjadi identitas dari daerah ini. Keanekaragaman budaya yang mereka miliki tertuang dan menjadi media dalam berbagai kegiatan adat maupun kegiatan-kegiatan yang sifatnya hiburan dan pertunjukkan. Islam sebagai agama yang mayoritas dianut oleh masyarakat Minangkabau, juga menjadi pedoman dalam mencipatakan bentuk-bentuk kesenian.

Kesenian awalnya muncul di Surau, kesenian di daerah Sumatera Barat muncul dari kebiasaan masyarakat tersebut dalam mengisi kekosongan waktu dengan kegiatan-kegiatan kesenian. Kebiasaan masyarakat tersebut yang menjadi sebuah kesenian digunakan dalam acara-acara atau kegiatan masyarakat yang berfungsi menjadi hiburan. Bentuk-bentuk kesenian ini menjadi ungkapan kaum pria, karena setiap anak laki-laki yang sudah dewasa biasanya tidur di Surau. Di surau, mereka tidak hanya diajarkan ilmu keagamaan, tetapi juga diajarkan ilmu bela diri yang disebut juga dengan silek (silat) yang menjadi modal dalam


(18)

maupun di luar daerah mereka (merantau). Kebiasaan masyarakat Minangkabau pergi merantau untuk mencari kepentingan diri dan keluarga, karena dengan merantau mereka bisa memenuhi dan mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Masyarakat Lintau dan merupakan dasar dalam terciptanya bentuk-bentuk kesenian, salah satunya adalah kesenian lintau. Lintau merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Masyarakat Lintau yang merantau selain bertujuan untuk pergi berdagang mereka juga mengembangkan budaya dan kesenian. Kesenian tersebut adalah seni tari, seni musik, seni rupa dan salah satunya adalah silat Lintau dimana sudah cukup berkembang di daerah Sumatera Timur.

Berdasarkan uraian dan penjelasan di atas, peneliti penulis untuk mengkaji Kesenian Lintau. Sehingga peneliti mengangkat Kesenian Lintau yang dimiliki masyarakat Deli Serdang sebagai satu topik penelitian dengan judul “Bentuk pertunjukkan kesenian Lintau pada masyarakat Deli Serdang”.

B.Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam penelitian merupakan hal yang sangat penting.Hal ini disebabkan karena dalam identifikasi masalah, penulis dapat menemukan hal-hal atau pertanyaan yang ada dalam masa penelitian.Identifikasi masalah didapatkan dari latar belakang penelitian. Adanya identifikasi masalah, berarti upaya penulis untuk mendekatkan permasalahan sehingga masalahan yang akan dibahas tidak meluas. Berdasarkan penjabaran diatas, maka permasalah


(19)

dalam penelitian ini dapat diidentifikasi menjadi beberapa hal, di antaranya sebagai berikut:

1. Bagaimana sejarah kesenian Lintau di Deli Serdang ?

2. Bagaimana bentuk kesenian Lintau pada masyarakat Deli Serdang ?

3. Apakah kesenian Lintau hanya dipertunjukkan untuk masyarakat Minangkabau saja ?

4. Bagaimanakah tanggapan masyarakat Minangkabau tentang Kesenian Lintau yang berkembang di Deli Serdang ?

C.Pembatasan masalah

Seperti yang telah diungkapkan dalam identifikasi masalah di atas, ada beberapa masalah yang diuraikan pada identifikasi masalah. Penulis membatasi beberapa masalah tersebut menjadi satu titik fokus permasalahan yaitu mengenai :

1. Bagaimana sejarah kesenian Lintau di Deli Serdang ?

2. Bagaimana bentuk kesenian Lintau pada masyarakat Deli Serdang

D.Rumusan Masalah

Melihat uraian dan penjabaran dari latar belakang di atas maka akan muncul berbagai macam masalah dan pertanyaan-pertanyaan. Maka agar penelitian ini lebih terarah, lebih fokus dan tidak terlalu melebar maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini mengenai “Bagaimana bentuk pertunjukkan kesenian Lintau pada masyarakat Deli Serdang”.


(20)

E.Tujuan Penelitian

Dari penjelasan di atas, penulis memiliki beberapa tujuan dalam penelitian ini, dimana tujuan penelitian selalu dirumuskan untuk memperjelas tentang catatan hasil yang akan di capai. Hal ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (1978:69) yang menyatakan “Penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya hasil yang diperoleh setelah penelitian ini selesai”. Pada dasarnya penelitian ini berusaha menggali suatu bentuk kesenian yang ada pada masyarakat Deli Serdang. Penelitian ini difokuskan pada kesenian Lintau yang menggambarkan seni dalam gerak. Penelitian ini merupakan langkah untuk merealisasikan, melestarikan serta menyebarluaskan kesenian tradisional sehingga perlu dikaji keberadaan kesenian ini dalam seni budaya daerah. Didorong keinginan untuk menerapkan pengetahuan diperoleh semasa kuliah. Keberhasilan suatu penelitian dapat dilihat dari tercapai atau tidaknya tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Sehingga penulis memiliki beberapa tujuan dalam penelitian yang akan diperjelas pada pembahasannya. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan sejarah kesenian Lintau pada masyarakat Deli Serdang? 2. Mendeskripsikan bentuk pertunjukkan kesenian Lintau pada masyarakat

Deli Serdang?

F. Manfaat Penelitian

Setiap kegiatan penelitian sudah tentu hasilnya akan bermanfaat. Hal ini di karenakan kegiatan penelitian dilaksanakan untuk mengetahui kejadian apa saja


(21)

yang terjadi selama masa penelitian. Adapun manfaat penelitian ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan segala komponen masyarakat baik instansi yang bersangkutan, lembaga kesenian maupun praktisi kesenian. Setelah penelitian ini dilaksanakan, diharapkan peneliti dapat memberi beberapa manfaat penelitian diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Sebagai masukan bagi penulis dalam menambah pengetahuan dan wawasan mengenai kesenian Lintau.

2. Sebagai sumber informasi dan bahan motivasi bagi setiap pembaca mengenai kesenian, khususnya kesenian dibidang tradisional.

3. Sebagai motivasi agar lebih membangkitkan rasa cinta akan tradisi dan adat istiadat yang dimiliki serta turut andil dalam menjaga dan melestarikannya. 4. Sebagai sumber informasi semua pihak tentang suatu potensi kesenian. 5. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai referensi bagi peneliti-peneliti


(22)

49 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan terhadap kesenian Lintau yang hingga saat ini masih berkembang di Deli Serdang dapat diambil kesimpulan dan saran sebagai berikut :

A.Kesimpulan

Dari beberapa penelitian yang telah diteliti dan dijabarkan dari latar belakang sampai dengan pembahasan, maka penulis dapat menyimpulkan dari keseluruhan penelitian kesenian Lintau pada bentuk pertunjukkan pada masyarakat Deli Serdang.

Kesimpulan tersebut menjelaskan bahwa :

1. Lintau adalah kesenian beladiri yang berasal dari desa Lintau, Kecamatan di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.

2. Lintau merupakan seni olah batin dengan perpaduan unsur seni serta teknik membela diri, digunakan sebagai pertahanan diri yang didalamnya terdapat muatan seni dan budaya masyarakat dimana Lintau itu lahir dan berkembang.

3. Lintau telah beralih fungsi, yang pada mulanya kesenian Lintau berkembang di Sumatera Timur sebagai pertunjukan di istana untuk penyambutan tamu kerajaan yang hendak bersilahturahmi. Tetapi sekarang kesenian tersebut menjadi pertunjukkan biasa yang hadir ditengah masyarakat.


(23)

50

4. Bentuk kesenian Lintau di Deli Serdang tidak jauh berbedaannya dengan daerah asal yaitu Sumatera Barat. Hanya saja terdapat perbedaan pada pemilahan gerak.

B.SARAN

Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas, maka dapat memberikan beberapa saran yaitu :

1. Perkembangan masa yang setiap waktu akan terus maju dan berkembang, seni tradisi harus tetap dipertahankan nilai tradisinya walau sekalipun seni tradisi tersebut bukan berasal dari suku sendiri.

2. Dikarenakan pada saat penelitian, sedikitnya para generasi muda yang mempelajari kesenian ini. Kepada generasi muda diharapkan untuk dapat mempelajari lebih dalam lagi kesenian-kesenian lokal mau pun luar.

3. Agar kesenian lintau dapat dikembangkan, diperlukan upaya pengembangan yang melibatkan berbagai pihak, seperti pemerintah dan masyarakat setempat.


(24)

51

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1928. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Renika Cipta.

Arikunto. 1996. Prosedur Penelitian. Jakarta: Renika Cipta.

Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Renika Cipta.

Aziz, Alimut Hidayat, 2007. Metode Penelitian Kebidanandan Teknik Analisis Data. Surabaya Salemba Media.

Buhan, 2003 .Analisis Data Penelitan Kualitatif (pemahaman Filosofisdan Metodologis kearah penguasaa model aplikasi). PT. Graha Ilmu : Yogyakarta.

Kairuna , 2012. Keberadaan dan Bentuk Penyajian Randai Pada Masyarakat Minangkabau Di Kota Medan.Skripsi.Medan :Universitas Negeri Medan.

Koentjaraningrat, 1925.Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru.

Irwan, Syainul. 2008. Tari Melayu Sumatera Timur, Kajian Terhadap Perubahan Fungi Dan Bentuk Pertunjukan. Tesis. Medan. Universitas Negeri Medan.

Langer, Suzanne K, 1988. Problematika Seni Alih Bahasa. Terjemahan F. X Widaryanto. Bandung :Akademi Seni Tari Indonesia.

Muhammad, Ali, 1978. Penelitian Pendidikan Ilmiah dan Metode Teknik.Tarsiro : Bandung.

Pranoto W, Suhartono, 2006. Teoridan Metodologi Sejarah. PT. GrahaIlmu : Yogyakarta.

Surachman. 1990. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung :Tarsito.

Wiratha I Made, 2006. Pedoman Penulisan Usulan Penelitian. Skripsi dan Tesis, C. V Andi Off Set : Yogyakarta.

Y. Sumandio Hadi, 2007. Kajian Tari Teks Dan Konteks. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.


(25)

51

DAFTAR ACUAN INTERNET http://wikipedia.org/wiki/Deli Serdang

www.wikipedia.budaya.deli serdang Id.m.wikipedia.org


(1)

E.Tujuan Penelitian

Dari penjelasan di atas, penulis memiliki beberapa tujuan dalam penelitian ini, dimana tujuan penelitian selalu dirumuskan untuk memperjelas tentang catatan hasil yang akan di capai. Hal ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (1978:69) yang menyatakan “Penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya hasil yang diperoleh setelah penelitian ini selesai”. Pada dasarnya penelitian ini berusaha menggali suatu bentuk kesenian yang ada pada masyarakat Deli Serdang. Penelitian ini difokuskan pada kesenian Lintau yang menggambarkan seni dalam gerak. Penelitian ini merupakan langkah untuk merealisasikan, melestarikan serta menyebarluaskan kesenian tradisional sehingga perlu dikaji keberadaan kesenian ini dalam seni budaya daerah. Didorong keinginan untuk menerapkan pengetahuan diperoleh semasa kuliah. Keberhasilan suatu penelitian dapat dilihat dari tercapai atau tidaknya tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Sehingga penulis memiliki beberapa tujuan dalam penelitian yang akan diperjelas pada pembahasannya. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan sejarah kesenian Lintau pada masyarakat Deli Serdang? 2. Mendeskripsikan bentuk pertunjukkan kesenian Lintau pada masyarakat

Deli Serdang?

F. Manfaat Penelitian

Setiap kegiatan penelitian sudah tentu hasilnya akan bermanfaat. Hal ini di karenakan kegiatan penelitian dilaksanakan untuk mengetahui kejadian apa saja


(2)

yang terjadi selama masa penelitian. Adapun manfaat penelitian ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan segala komponen masyarakat baik instansi yang bersangkutan, lembaga kesenian maupun praktisi kesenian. Setelah penelitian ini dilaksanakan, diharapkan peneliti dapat memberi beberapa manfaat penelitian diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Sebagai masukan bagi penulis dalam menambah pengetahuan dan wawasan mengenai kesenian Lintau.

2. Sebagai sumber informasi dan bahan motivasi bagi setiap pembaca mengenai kesenian, khususnya kesenian dibidang tradisional.

3. Sebagai motivasi agar lebih membangkitkan rasa cinta akan tradisi dan adat istiadat yang dimiliki serta turut andil dalam menjaga dan melestarikannya. 4. Sebagai sumber informasi semua pihak tentang suatu potensi kesenian. 5. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai referensi bagi peneliti-peneliti


(3)

49 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan terhadap kesenian Lintau yang hingga saat ini masih berkembang di Deli Serdang dapat diambil kesimpulan dan saran sebagai berikut :

A.Kesimpulan

Dari beberapa penelitian yang telah diteliti dan dijabarkan dari latar belakang sampai dengan pembahasan, maka penulis dapat menyimpulkan dari keseluruhan penelitian kesenian Lintau pada bentuk pertunjukkan pada masyarakat Deli Serdang.

Kesimpulan tersebut menjelaskan bahwa :

1. Lintau adalah kesenian beladiri yang berasal dari desa Lintau, Kecamatan di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.

2. Lintau merupakan seni olah batin dengan perpaduan unsur seni serta teknik membela diri, digunakan sebagai pertahanan diri yang didalamnya terdapat muatan seni dan budaya masyarakat dimana Lintau itu lahir dan berkembang.

3. Lintau telah beralih fungsi, yang pada mulanya kesenian Lintau berkembang di Sumatera Timur sebagai pertunjukan di istana untuk penyambutan tamu kerajaan yang hendak bersilahturahmi. Tetapi sekarang kesenian tersebut menjadi pertunjukkan biasa yang hadir ditengah masyarakat.


(4)

4. Bentuk kesenian Lintau di Deli Serdang tidak jauh berbedaannya dengan daerah asal yaitu Sumatera Barat. Hanya saja terdapat perbedaan pada pemilahan gerak.

B.SARAN

Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas, maka dapat memberikan beberapa saran yaitu :

1. Perkembangan masa yang setiap waktu akan terus maju dan berkembang, seni tradisi harus tetap dipertahankan nilai tradisinya walau sekalipun seni tradisi tersebut bukan berasal dari suku sendiri.

2. Dikarenakan pada saat penelitian, sedikitnya para generasi muda yang mempelajari kesenian ini. Kepada generasi muda diharapkan untuk dapat mempelajari lebih dalam lagi kesenian-kesenian lokal mau pun luar.

3. Agar kesenian lintau dapat dikembangkan, diperlukan upaya pengembangan yang melibatkan berbagai pihak, seperti pemerintah dan masyarakat setempat.


(5)

51

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1928. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Renika Cipta.

Arikunto. 1996. Prosedur Penelitian. Jakarta: Renika Cipta. Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Renika Cipta.

Aziz, Alimut Hidayat, 2007. Metode Penelitian Kebidanandan Teknik Analisis Data. Surabaya Salemba Media.

Buhan, 2003 .Analisis Data Penelitan Kualitatif (pemahaman Filosofisdan Metodologis kearah penguasaa model aplikasi). PT. Graha Ilmu : Yogyakarta.

Kairuna , 2012. Keberadaan dan Bentuk Penyajian Randai Pada Masyarakat Minangkabau Di Kota Medan.Skripsi.Medan :Universitas Negeri Medan. Koentjaraningrat, 1925.Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru.

Irwan, Syainul. 2008. Tari Melayu Sumatera Timur, Kajian Terhadap Perubahan Fungi Dan Bentuk Pertunjukan. Tesis. Medan. Universitas Negeri Medan. Langer, Suzanne K, 1988. Problematika Seni Alih Bahasa. Terjemahan F. X

Widaryanto. Bandung :Akademi Seni Tari Indonesia.

Muhammad, Ali, 1978. Penelitian Pendidikan Ilmiah dan Metode Teknik.Tarsiro : Bandung.

Pranoto W, Suhartono, 2006. Teoridan Metodologi Sejarah. PT. GrahaIlmu : Yogyakarta.

Surachman. 1990. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung :Tarsito.

Wiratha I Made, 2006. Pedoman Penulisan Usulan Penelitian. Skripsi dan Tesis, C. V Andi Off Set : Yogyakarta.

Y. Sumandio Hadi, 2007. Kajian Tari Teks Dan Konteks. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.


(6)

DAFTAR ACUAN INTERNET http://wikipedia.org/wiki/Deli Serdang

www.wikipedia.budaya.deli serdang Id.m.wikipedia.org