MAKNA TARI INAI PADA MASYARAKAT MELAYU DESA PEKAN LABUHAN KOTA MEDAN.

(1)

MAKNA TARI INAI PADA MASYARAKAT MELAYU

DESA PEKAN LABUHAN KOTA MEDAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

DEBBI YOLANDA PUTRI

NIM. 2101142004

JURUSAN SENDRATASIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

i

ABSTRAK

DEBBI YOLANDA PUTRI, 2101142004. Makna Tari Inai Pada Masyarakat Melayu Desa Pekan Labuhan Kota Medan. Jurusan Sendratasik. Program Studi Pendidikan Tari. Fakultas Bahasa Dan Seni. Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini merupakan kajian mengenai makna Tari Inai pada masyarakat Melayu Desa Pekan Labuhan Kota Medan. Tari Inai ini menggambarkan rasa syukur terhadap pengantin yang akan menjalankan rumah tangga baru. Tari ini diiringi musik yang akan dimain ny melalui alat alat yang dibutuhkan.

Dalam penuangan hasil penelitian ini menggunakan menggunakan beberapa teori-teori yang mendukung dengan topik penelitian diantaranya teori-teori makna, teori-teori bentuk, pengertian tari serta pengertian inai.

Waktu penelitian yang digunakan untuk membahas tentang tari Inai selama tiga bulan, yaitu pada bulan Juni- Agustus 2016. Tempat penelitian berada di Desa Pekan Labuhan Kota Medan. Sampel dalam penelitian ini adalah dua orang ketua adat. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, studi kepustakaan dan dokumentasi.

Berdasarka hasil penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa secara keseluruhan makna yang terdapat dalam tari Inai melambangkan rasa kebahagiaan keluarga pengantin terhadap pengantin yang akan melakukan pernikahan. Tari Inai adalah memberi pemahaman dan kesadaran bagi calon pengantin bahwa ia akan diberi tanda yang akan menentukan dan merubah hidupnya dihari-hari yang akan datang. Maka, tanda ini tidak bisa dianggap ringan. Calon pengantin akan diantar pemahaman dan kesadarannya untuk memasuki ruang hidup yang baru. Ruang yang jauh berbeda dengan yang dijalaninya selama ini. Melalui tari menghadap inai, calon pengantin diberi pengertian yang dalam tentang akan adanya perubahan hidupnya. Suatu perubahan yang harus dilaluinya dengan penuh hati-hati, dengan menjaga amanah keluarga sebagaimana yang tersirat dalam persembahan tari menginai

pengantin.


(7)

ii

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah dan terima kasih setinggi– tingginya kepada kehadiran Allah swt Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.

Skripsi berjudul “Makna Tari Inai Pada Masyarakat Melayu Desa Pekan Labuhan Kota Medan”, di susun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Tari, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

Dalam penyusunan Skripsi ini banyak pihak yang telah membantu secara moral, material dan spiritual. Maka pada kesempatan ini penulis dengan segala ketulusan dan kerendahan hati mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat : 1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, Rektor di Univeristas Negeri Medan.

2. Dr. Isda Pramununiati, M.Hum, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni. 3. Uyuni Widiastuti, M.Pd, Ketua Jurusan Sendratasik.

4. Sitti Rahmah S.Pd, M.Si, Ketua Program Studi Pendidikan Tari. 5. Dra. Dilinar Adlin, M.Pd, Dosen Pembimbing Skripsi I.

6. Drs.Inggit Prastiawan, M.Sn, Dosen Pembimbing Skripsi II.

7. Dra. Rr. RHD. Nugrahaningsih, M.Si dan Iskandar Muda, M.Sn, Narasumber. 8. Seluruh Dosen Sendratasik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri

Medan, beserta Staf Pegawai Universitas Negeri Medan yang sudah membantu penulis.

9. Ketua Lembaga Pengembangan Seni Labuhan yang sudah mau menyediakan waktu untuk Penulis melakukan Penelitian.


(8)

iii

10.Panari Tari Inai di Lembaga Pengembangan Seni Labuhan yang sudah memberikan waktu untuk wawancara kepada Penulis.

11.Kepada kedua orang tua penulis Marianto dan Juga Ibunda tercinta Sumarni yang sudah banyak berdoa dan memberi kasih sayang tiada henti serta dukungan, dorongan, semangat, dan dana kepada penulis. Yang terkasih Edi Wartono dan Luthvia Shiffa tersayang yang sudah berdoa dan memberikan dukungan serta semangat kepada penulis dalam menyelesaikan studi di Universitas Negeri Medan.

12.Seluruh teman-teman dan adik-adik mahasiswa Sendratasik yang telah banyak membantu memberikan masukan dan semangat dalam penulisan skripsi ini.

Sebagai manusia yang memiliki keterbatasan pengetahuan, penulis menyadari Skripsi ini belum sampai pada kriteria sempurna baik dari segi penulisan maupun dari segi penyampaian ide penulis. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran pembaca yang bersifat membangun untuk perbaikan dimasa yang akan datang.

Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih, dan semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, September 2016 Penulis

Debbi Yolanda Putri NIM. 2101142004


(9)

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I : PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II : LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL ... 9

A. Landasan Teoritis ... 9

1. Pengertian Tari ... 9

2. Teori Bentuk... 11

3. Teori Makna ... 12

4. Pengertian Inai ... 14

B. Kerangka Konseptual ... 15

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ... 17


(10)

v

B. Lokasi dan Waktu Penelitian... 17

1. Lokasi Penelitian ... 17

2. Waktu Penelitian ... 18

C. Populasi dan Sampel ... 19

1. Populasi ... 19

2. Sampel ... 29

D. Teknik Pengumpulan Data ... 20

1. Kepustakaan ... 20

2. Observasi ... 22

3. Wawancara ... 24

4. Dokumentasi ... 23

E. Teknik Analisis Data ... 23

BAB IV : PEMBAHASAN ... 25

A. Gambar Umum Lokasi Penelitian ... 25

1. Desa Pekan Labuhan ... 25

a. Letak Geogrfis ... 25

b. Kondisi Terkini Desa Pekan Labuhan ... 26

2. Masyarakat Melayu Desa Pekan Labuhan ... 28

B. Upacara Malam Ber-Inai ... 30

C. Tari Inai pada Masyarakat Melayu Desa Pekan Labuhan ... 32

D. Bentuk penyajian Tari Inai ... 33

1. Penari Tari Inai ... 33


(11)

vi

3. Properti Tari Inai ... 41

4. Busana Tari Inai ... 42

5. Alat Musik Tari Inai ... 43

6. Pola Lantai ... 44

E. Makna Tari Inai Desa Pekan Lbuhan Kota Medan ... 45

1. Wilayah Isi... 45

a. Tipe Tari ... 45

b. Konteks Tari ... 45

c. Makna yang sengaja Versus tidak ... 46

2. Wilayah Ekspresi ... 46

a. Tubuh Insani ... 46

b. Nampak Visual ... 46

c. Iringan Musik ... 47

d. Sentuhan ... 47

3. Formasi Acara Malam Ber-Inai ... 48

a. Makna Tari Menghadap Inai ... 50

b. Makna Tari Meng-hadap Pengantin ... 50

BAB V : PENUTUP ... 52

A. Kesimpulan ... 52

B. Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 55 Lampiran


(12)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1.Bagan Kerangka Konseptual ... 16

Gambar 4.1.Sembah Inai ... 35

Gambar 4.2. Sembah Inai ... 35

Gambar 4.3. Sembah Inai ... 36

Gambar 4.4. Mengangkat Inai ... 36

Gambar 4.5. Mengangkat Inai ... 36

Gambar 4.6. Mengangkat Inai ... 37

Gambar 4.7.Mengarak Inai Kanan Kiri... 37

Gambar 4.8. Menjulang Inai ... 38

Gambar 4.9. Menjulang Inai ... 38

Gambar 4.10. Menjulang Inai ... 39

Gambar 4.11. Menjulang Inai ... 39

Gambar 4.12. Merentang Inai ... 40

Gambar 4.13.Sombah Inai Penutup ... 40

Gambar 4..14. Properti Tari Inai ... 41

Gambar 4.15. Accordion... ... 43

Gambar 4.16. Gendang ... 43

Gambar 4.17. Biola ... 44

Gambar 4.18. Gong ... 44


(13)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1. Data Pemeluk Agama Desa Pekan Labuhan ... 27

Tabel 4.2. Data Masyarakat Enik Desa Pekan Labuhan ... 27

Tabel 4.3. Lembaga Kebudayaan Kesenian ... 28

Tabel 4.4. Lembaga Kemasyarakatan ... 28

Tabel 4.5 Makna Gerak Tari Inai ... 35

Tabel 4.6 Busana Tari Inai ... 42


(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan manusia tari memiliki arti yang penting, karena bisa memberikan berbagai manfaat, seperti terselenggaranya upacara-upacara tradisi tertentu karena tari itu memiliki “makna” dalam menyampaikan maksud acara tersebut. Makna tari juga terdapat dalam fungsinya yang lain, baik ia sebagai sarana hiburan maupun sebagai sarana komunikasi antara seniman dan masyarakat pendukungnya. Dimana pun tari berada, sudah pasti memiliki makna-makna tertentu sehingga ia tetap hadir dalam kehidupan masyarakat dari zaman ke zaman.

Mengenai hal ini Sidi Gazalba (1988:40) berpendapat bahwa “Kenapa kesenian senantiasa ada dalam kebudayaan?. Karena ia bersifat naluri masyarakat. Tiap masyarakat memerlukan kesenangan estetika. Seperti pula tiap masyarakat menghendaki keselamatan, yang mendorong mereka membentuk kesatuan sosial atau masyarakat. Kesenangan estetika dalam kehidupan yang dikehendaki oleh masyarakat, menggerakkan mereka kepada aktivitas kesenian.

Aktivitas kesenian dalam masyarakat termasuk seni tari, akan terus berlangsung sejalan dengan Trdisi dan kebudayaannya. Menurut Soedarsono (1977:21) tari adalah bagian dari kebudayaan manusia yang dengan mudah dapat dijumpai diberbagai daerah dari belahan bumi ini. Tari adalah salah satu cabang kesenian yang merupakan alat ekspresi dan alat komunikasi yang bersifat


(15)

2

universal, oleh sebab itu tari banyak mendapatkan perhatian dari masyarakat pendukungnya, karena tari bisa dilakukan oleh siapa saja dan dinikmati oleh siapa saja, kapan saja dan dimana saja.

Perkembangan pemikiran dan kehidupan manusia serta berubahnya selera masyarakat dalam berkesenian, melahirkan jenis-jenis tari yang tidak hanya untuk tujuan upacara keagamaan saja, tetapi juga tari-tarian yang bersifat hiburan, pergaulan, bahkan yang bersuasana pertunjukan seni, dari yang bersumber tradisi sampai yang modern sekalipun. Sumandiyo Hadi (2005:13) mengatakan Penjelasan yang bagaimanapun adanya “seni tari” dalam wacana ini, baik tari yang berasal dari budaya primitif, tari tradisional yang berkembang di istana (biasa disebut klasik), tari yang hidup dikalangan masyarakat pedesaan dengan ciri “kerakyatan”, maupun tari yang berkembang di masyarakat perkotaan (sering mendapat lebel “pop”), dan tari “modern” atau “kreasi baru”, kehadirannya sesungguhnya tak akan lepas dari masyarakat pendukungnya. Keberadaan seni tari dengan lingkungannya, benar-benar merupakan masalah sosial yang cukup menarik

Kemudian Edi Sedyawati (1986:11-12) menimpali bahwa Bagaimanapun perlu disadari bahwa keanekaan ragam budaya adalah sesuatu yang wajar. Di dalam kebudayaan yang berbeda-beda itu tari dapat tumbuh berkembang dalam gayanya masing-masing yang khas. Keberanekaan gaya tari itulah yang turut menambah kekayaan khasanah budaya kita pada umumnya.


(16)

3

Di Sumatera Utara sejak dulu keberanekaan kesenian tradisional masih terwujud sampai sekarang. Hal ini berkaitan dengan penduduknya yang terdiri dari banyak etnik dimana masing-masing etnik memberi nuansa keberagaman. Di antara keberagaman itu kesenian tradisional Melayu salah satu bentuk yang memberi kekayaan tersebut. Daerah-daerah yang menjadi hadirnya kesenian tradisional Melayu itu termasuk wilayah kota Medan meski tidak dapat dipungkiri banyak juga bentuk-bentuk kesenian tradisi perlahan-lahan punah ditelan zaman.

Sementara itu, keberadaan kesenian tradisional yang dipertahankan oleh suatu kelompok atau masyarakat pasti masih mempunyai makna di tengah masyarakat. Makna itu bisa menyangkut falsafah yang dimilikinya, spirit yang dikandungnya, syiar syariat yang disampaikannya sampai kepada tentunya nilai-nilai estetis yang dimiliki kesenian tersebut. Sepanjang hubungan itu memiliki keterkaitan yang kuat, kesenian tetap tumbuh sebagai bagian dari kehidupan masyarakatnya.

Salah satu tari yang ada di tengah masyarakat Melayu adalah tari inai. Tari Inai yang dipersembahkan pada upacara perkawinan di waktu malam berinai merupakan aktivitas penting dalam sebuah perkawinan. Pada upacara tari Inai dipersembahkan suatu makna religius dalam gerak-gerak tarinya. Tari inai termasuk tari tradisional Melayu yang sampai saat ini masih bertahan hidup di tengah-tengah keberagaman budaya yang ada di Kota Medan.

Malam berinai adalah upacara pemberian inai kepada calon pengantin wanita yang dilakukan sebelum pengantin disandingkan di pelamiman esok harinya. Pemberian Inai kepada pengantin wanita adalah upaya memberi tanda


(17)

4

kepada pengantin sekaligus sebagai restu keluarga untuk mengizinkan calon pengantin mendirikan rumah tangga baru. Karena keistimewaan acara itu, maka penyajian tari Inai tidak seperti penyajian tari-tari Melayu lainnya yang dapat ditampilkan dimana saja dan kapan saja. Tari Inai memiliki ruang dan alamnya sendiri yang kemudian mengkhususkan kedudukannya. Dikatakan khusus, karena ia hanya ditarikan dihadapan pengantin. Dengan kata lain, tari Inai tidak ditemukan hadir dalam acara-acara hiburan lainnya yang sering diselenggarakan oleh masyarakat Melayu.

Meski demikian tari Inai tetap bertahan hidup. Faktanya salah satu ditemukan di Desa Pekan Labuhan Kota Medan. Itu berarti, bahwa tari Ini memiliki makna penting bagi masyarakat Melayu setempat. Ini juga yang membuat tari Inai penting dikaji kembali untuk melihat kedalaman maknanya sebagai tari tradisional yang dipertahankan masyarakatnya.

Tari Inai selalu ditarikan 1 sampai 3 orang penari. Di tempat-tempat tertentu di daerah Melayu Sumatera Utara lainnya jumlah penari bisa lebih. Cara penyajiannya penari selalu bergantian menarikannya dari satu orang penari ke penari lainnya. Mula-mula para penari mengambil tempat yang telah disediakan dalam satu ruangan yang tidak jauh dari pelaminan. Bahkan biasanya, penari sudah mengambil tempat di depan pelaminan sebelum acara dimulai. Setelah acara dibuka, penari diizinkan untuk memulai tariannya. Satu orang penari biasanya memulai pembukaan tari, baru kemudian bergantian dengan penari lainnya. Bila ruangan cukup memungkinkan, dibagian akhir penari secara


(18)

5

bersama mempersembahkan tarian. Baru setelah tarian berhenti, pemberian Inai dilakukan oleh kaum kerabat kepada pengantin.

Sebagai warisan budaya Melayu, tari Inai perlu ditempatkan menjadi perhatian untuk kajian penelitian agar nilai-nilai yang dimilikinya dapat disosialisasikan lebih luas. Tidak hanya penting untuk mengangkat bentuk-bentuk kearifan lokal yang kita miliki khususnya bentuk tari tradisi yang ada di Kota Medan, tetapi juga penting untuk mengetahui makna apa yang dimiliki tari Inai berkaitan dengan penyajian tari tersebut di tengah masyarakat pendukungnya.

Datangnya kebudayaan baru (modern) melalui arus teknologi komunikasi dan informasi yang masuk begitu mudah pada setiap orang dan rumah, semakin sulit dihempang dan memberikan dampak yang begitu besar terhadap perilaku dan dinamika kehidupan masyarakat Melayu sebagai pendukung tari Inai. Dampak yang sangat besar dirasakan salah satunya dengan jarang dilaksanakannya lagi upacara Malam Berinai. Akhirnya banyak anak-anak sekarang yang tidak mengetahui tentang tari Inai dan maknanya.

Atas kondisi seperti itu pada kesempatan kali ini sangat tepat apabila penulis mengangkatnya sebagai materi penelitian. Adapun perhatian yang penulis fokuskan untuk tari inai adalah mengenai makna tari Inai pada masyarakat Melayu Desa Pekan Labuhan.


(19)

6

B. Identifikasi Masalah

Masalah penelitian tentu berbeda-beda. Masing-masing memiliki persoalannya sendiri sesuai dengan kondisinya lingkungannya. Namun problema yang mendasar dari semua permasalahan penelitian adalah memetakan identifikasi masalah agar penelitian dapat merinci permasalahan penelitian. Adapun identifikasi masalahnya adalah :

1. Bagaimana bentuk tari Inai pada masyarakat Melayu Desa Pekan Labuhan di Kota Medan ?

2. Bagaimana properti tari Inai pada masyarakat Melayu Desa Pekan Labuhan di Kota Medan ?

3. Bagaimana makna tari Inai pada masyarakat Melayu Desa Pekan Labuhan di Kota Medan ?

4. Bagaimana penyajian pada masyarakat Melayu Desa Pekan Labuhan di Kota Medan ?

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah sangat penting dalam penelitian. Biasanya orang memilih topik yang sangat besar, untuk itu perlu dipersempit sehingga lebih spesifik (Gonsello Dkk, 1993:7). Mengingat luasnya permasalahan yang mungkin dapat terjadi, maka penulis memandang perlu untuk membuat batasan permasalahan yang akan diteliti. Batasan masalah merupakan upaya untuk menetapkan batas-batas permasalahan dengan jelas, yang memungkinkan kita


(20)

7

untuk mengidentifikasi faktor mana saja yang termasuk kedalam ruang lingkup permasalahan, dan faktor mana yang tidak masuk dalam permasalahan.

Berkaitan hal itu Ali (1985:36) menyatakan “Untuk kepentingan penelitian karya ilmiah suatu hal yang sangat diperhatikan adalah bahwa penelitian sedapat mungkin tidak terlalu luas. Berdasar pendapat di atas maka penulis membatasi masalah penelitian ini sebagai berikut ;

1. Bagaimanakah bentuk tari Inai pada masyarakat Melayu Desa Pekan Labuhan di Kota Medan ?

2. Bagaimana makna tari pada masyarakat Melayu Desa Pekan Labuhan di Kota Medan ?

D. Rumusan Masalah

Dari identifikasi masalah seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, maka akan dijelaskan rumusan masalah penelitian ini. Perumusan masalah merupakan pertanyaan yang lengkap mengenai ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah.

Rumusan masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut ;

Bagaimanakah makna tari pada masyarakat Melayu Desa Pekan Labuhan di Kota Medan ?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Tujuan penelitian menjadi kerangka yang selalu dirumuskan untuk


(21)

8

mendapatkan gambaran yang jelas tentang hasil yang akan diperoleh. Tujuan penelitian adalah pernyataan mengenai ruang lingkup kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan masalah yang telah dirumuskan. Berhasil atau tidaknya suatu penelitian akan ditentukan dari tujuan penelitian.

1. Untuk mendeskripsikan bentuk tari inai pada masyarakat Melayu Desa Pekan Labuhan di Kota Medan ?

2. Untuk mendeskripsikan makna tari inai pada masyarakat Melayu Desa Pekan Labuhan di Kota Medan ?

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian penting untuk pengetahuan dan pengembangan tari khususnya tentang tari inai pada masyarakat Melayu Desa Pekan Labuhan. Manfaat penelitian diantaranya sebagai berikut :

1. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat luas tentang keberadaan tari inai di Desa Pekan Labuhan Kota Medan.

2. Sebagai bahan referensi untuk pengetahuan tentang bentuk dan makna tari inai pada masyarakat Melayu di Desa Pekan Labuhan Kota Medan.

3. Sebagai sarana apresiatif bagi para penulis dan praktisi tari untuk mengangkat bentuk-bentuk kesenian tradisonal lainnya khususnya tentang tari inai.

4. Sebagai sarana inspirasi bagi kalangan parktisi tari untuk materi penelitian maupun penyajian tari.


(22)

52 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan dan uraian yang sudah dijelaskan mulai dari latar belakang hingga pembahasan, maka penulis dapat menyimpulkan keseluruhan dari hasil penelitian terhadap tari Inai pada masyarakat Melayu di Desa Pekan Labuhan Kota Medan, sebagai berikut :

1. Dalam Adat Melayu, tari Inai ini terdapat beberapa upacara dalam rangkaiannya, pada puncaknya yaitu malam berinai.

2. Dilihat dari strukturnya dalam tari Inai dipersembahkan pada upacara perkawinan diwaktu malam berinai. Upacara ini dilakukan kepada calon pengantin wanita yang akan dilaksanakan sebelum disanding esok harinya, dan tarian ini sebagai pemberi makna kepada pengantin wanita, sekaligus sebagai restu keluarga untuk mengizinkan pengantin mendirikan rumah tangga baru yang acaranya dilaksanakan pada malam hari setelah sholat Isya, sebelum akad nikah berlangsung.


(23)

B. SARAN

Dari kesimpulan hasil penelitian diatas, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut :

1. Dengan adanya penelitian ini, penelitian berharap kepada masyarakat serta pemerintahan untuk tetap dapat melestarikan tari Inai maupun upacara adat ini sebagai bentuk keperdulian terhadap tradisi adat istiadat terhadap masyarakat Melayu.

2. Diharapkan kepada seluruh masyarakat serta pemerintah daerah ini untuk lebih perduli terhadap tari-tari tradisi lainnya sehingga informasi adat istiadat beserta tariannya dapat dipertahankan dan diturunkan kepada generasi-generasi yang akan datang.

3. Diharapkan kepada masyarakat khususnya masyarakat Melayu yang masi muda untuk lebih memaknai budaya-budaya sendiri dibanding membudayakan tradisi-tradisi luar yang kebayakan sudah tidak sesuai dan hanya kita sendiri yang dapat mempertahankan budaya kita.


(24)

54

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Kasim. Seni, Tradisi dan Masyarakat. Jakarta : BP

Arikunto, Suharsimi. 1978. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta : Rineka Cipta

Arikunto, Suharsini. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bina Aksara. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. 2005.

Doubler, Margaret, N.H. 1959. Tari Pengalaman Seni Yang Kreatif.Terjemahan Tugas Kumorohadi. Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatika Surabaya.

Eco, Umberto. 1976. Teori Semiotika Signifikasi “Komunikasi, Teori Kode Serta Teori Produksi – Tanda. Kreasi Wacana : Bantul.

Gonsello Dkk; 1993. Pengantar Metode Penelitian. Terjemahan Alimuddin Hadi, Sumandiyo. 2005. Sosiologi Tari. Yogjakarta :Pustaka.

Hadi, Sumandiyo. 2012 Koreografi (Bentuk Tehnik Isi) Yogjakarta : Cipta Media.

Hasan M. Hambari, 1980. Peranan Beberapa Bandar Utama di Sumatera Abad ke-7 sampai 16 M dalam jalur Darat Melalui Lautan. Dalam Saraswati. Jakarta :Pusat Penyelidikan Arkeologi Nasional.

Hawkins, Alma M. 2003. Moving From Within (Bergerak Menurut Kata Hati). Terjemahan I Wayan Dibia. Jakarta: Kerjasama Ford Foundation dan Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.

Humphrey, Doris. 1983. Seni Menata Tari (The Art of Making Dances) Terjemahan Sal Murgiyanto. Dewan Kesenian Jakarta.

Husny, TM Lah. 1975. Lintasan Sejarah Peradaban dan Budaya Penduduk Melayu Pesisir Deli Sumatera Timur 1612 1950. BP. Husny Medan. Koetjaraningrat, 1993. Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Langer, Suzanne K. 2006. Problems Of Art (Problematika Seni). Terjemahan FX. Widaryanto. Bandung: Sunan Ambu Press.


(25)

55

Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi. 1977. Metodologi Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara.

Nasution, S.1992. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung : Tarsito. Poerwadarminta. 2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai

Pustaka.

Sedyawati, Edy, 1993. Pertumbuhan Seni Pertunjukan. Jakarta : Sinar Harapan. Sedyawati, Edi. 1984. Tari Tinjauan dari berbagai Segi. Jakarta : PT. Dunia

Pustaka Jaya.

Sedyawati, Edi. 1986. Pengetahuan Elementer Tari DanBeberapa Masalah Tari.Jakarta: Direktorat Kesenian, Proyek Pengembangan Kesenian Jakarta. DepartemenPendidikan Dan Kebudayaan

Sedyawati, Edi. 2010. Budaya Indonesia. Kajian Arkeologi, Seni dan Sejarah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sedyawati, Edi. 1997. Khasanah Budaya Nusantara IX. Jakarta : Proyek Pengembangan Media Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta.

Sinar, T. Lukman . 1986. Sari Sejarah Serdang II Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Penerbitan Buku Sastera Indonesia dan Daerah Jakarta.

Sinar, T. Lukman, 1990. Pengantar Etnomusikologi dan Tarian Melayu. Perwira Medan,

Soedarsono, RM. 1972. Djawa Dan Bali DuaPusatPerkembanganSeni Drama Tradisional Di Indonesia.Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Soedarsono. 1977. Tari-Tarian Indonesia I. Jakarta : Proyek pengembangan

Media kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan.

Soedarsono, 1977. Pengantar Pengetahuan Tari. Jakarta. Lagaligo. Soedarsono. 1978. Tari-tarian Indonesia I. Jakarta: Balai Pustaka.

Supardjan, N dan I Gusti Ngurah Suparta. 1982. Pengantar Pengetahuan Tari. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Takari, Drs. Muhammad dan Heristina. 2008. Budaya Musik dan tari Melayu Sumatera Utara. Medan : USU Press.6


(1)

7

untuk mengidentifikasi faktor mana saja yang termasuk kedalam ruang lingkup permasalahan, dan faktor mana yang tidak masuk dalam permasalahan.

Berkaitan hal itu Ali (1985:36) menyatakan “Untuk kepentingan penelitian karya ilmiah suatu hal yang sangat diperhatikan adalah bahwa penelitian sedapat mungkin tidak terlalu luas. Berdasar pendapat di atas maka penulis membatasi masalah penelitian ini sebagai berikut ;

1. Bagaimanakah bentuk tari Inai pada masyarakat Melayu Desa Pekan Labuhan di Kota Medan ?

2. Bagaimana makna tari pada masyarakat Melayu Desa Pekan Labuhan di Kota Medan ?

D. Rumusan Masalah

Dari identifikasi masalah seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, maka akan dijelaskan rumusan masalah penelitian ini. Perumusan masalah merupakan pertanyaan yang lengkap mengenai ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah.

Rumusan masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut ;

Bagaimanakah makna tari pada masyarakat Melayu Desa Pekan Labuhan di Kota Medan ?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Tujuan penelitian menjadi kerangka yang selalu dirumuskan untuk


(2)

mendapatkan gambaran yang jelas tentang hasil yang akan diperoleh. Tujuan penelitian adalah pernyataan mengenai ruang lingkup kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan masalah yang telah dirumuskan. Berhasil atau tidaknya suatu penelitian akan ditentukan dari tujuan penelitian.

1. Untuk mendeskripsikan bentuk tari inai pada masyarakat Melayu Desa Pekan Labuhan di Kota Medan ?

2. Untuk mendeskripsikan makna tari inai pada masyarakat Melayu Desa Pekan Labuhan di Kota Medan ?

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian penting untuk pengetahuan dan pengembangan tari khususnya tentang tari inai pada masyarakat Melayu Desa Pekan Labuhan. Manfaat penelitian diantaranya sebagai berikut :

1. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat luas tentang keberadaan tari inai di Desa Pekan Labuhan Kota Medan.

2. Sebagai bahan referensi untuk pengetahuan tentang bentuk dan makna tari inai pada masyarakat Melayu di Desa Pekan Labuhan Kota Medan.

3. Sebagai sarana apresiatif bagi para penulis dan praktisi tari untuk mengangkat bentuk-bentuk kesenian tradisonal lainnya khususnya tentang tari inai.

4. Sebagai sarana inspirasi bagi kalangan parktisi tari untuk materi penelitian maupun penyajian tari.


(3)

52 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan dan uraian yang sudah dijelaskan mulai dari latar belakang hingga pembahasan, maka penulis dapat menyimpulkan keseluruhan dari hasil penelitian terhadap tari Inai pada masyarakat Melayu di Desa Pekan Labuhan Kota Medan, sebagai berikut :

1. Dalam Adat Melayu, tari Inai ini terdapat beberapa upacara dalam rangkaiannya, pada puncaknya yaitu malam berinai.

2. Dilihat dari strukturnya dalam tari Inai dipersembahkan pada upacara perkawinan diwaktu malam berinai. Upacara ini dilakukan kepada calon pengantin wanita yang akan dilaksanakan sebelum disanding esok harinya, dan tarian ini sebagai pemberi makna kepada pengantin wanita, sekaligus sebagai restu keluarga untuk mengizinkan pengantin mendirikan rumah tangga baru yang acaranya dilaksanakan pada malam hari setelah sholat Isya, sebelum akad nikah berlangsung.


(4)

B. SARAN

Dari kesimpulan hasil penelitian diatas, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut :

1. Dengan adanya penelitian ini, penelitian berharap kepada masyarakat serta pemerintahan untuk tetap dapat melestarikan tari Inai maupun upacara adat ini sebagai bentuk keperdulian terhadap tradisi adat istiadat terhadap masyarakat Melayu.

2. Diharapkan kepada seluruh masyarakat serta pemerintah daerah ini untuk lebih perduli terhadap tari-tari tradisi lainnya sehingga informasi adat istiadat beserta tariannya dapat dipertahankan dan diturunkan kepada generasi-generasi yang akan datang.

3. Diharapkan kepada masyarakat khususnya masyarakat Melayu yang masi muda untuk lebih memaknai budaya-budaya sendiri dibanding membudayakan tradisi-tradisi luar yang kebayakan sudah tidak sesuai dan hanya kita sendiri yang dapat mempertahankan budaya kita.


(5)

54

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Kasim. Seni, Tradisi dan Masyarakat. Jakarta : BP

Arikunto, Suharsimi. 1978. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta : Rineka Cipta

Arikunto, Suharsini. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bina Aksara. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. 2005.

Doubler, Margaret, N.H. 1959. Tari Pengalaman Seni Yang Kreatif.Terjemahan Tugas Kumorohadi. Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatika Surabaya.

Eco, Umberto. 1976. Teori Semiotika Signifikasi “Komunikasi, Teori Kode Serta Teori Produksi – Tanda. Kreasi Wacana : Bantul.

Gonsello Dkk; 1993. Pengantar Metode Penelitian. Terjemahan Alimuddin Hadi, Sumandiyo. 2005. Sosiologi Tari. Yogjakarta :Pustaka.

Hadi, Sumandiyo. 2012 Koreografi (Bentuk Tehnik Isi) Yogjakarta : Cipta Media.

Hasan M. Hambari, 1980. Peranan Beberapa Bandar Utama di Sumatera Abad ke-7 sampai 16 M dalam jalur Darat Melalui Lautan. Dalam Saraswati. Jakarta :Pusat Penyelidikan Arkeologi Nasional.

Hawkins, Alma M. 2003. Moving From Within (Bergerak Menurut Kata Hati). Terjemahan I Wayan Dibia. Jakarta: Kerjasama Ford Foundation dan Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.

Humphrey, Doris. 1983. Seni Menata Tari (The Art of Making Dances) Terjemahan Sal Murgiyanto. Dewan Kesenian Jakarta.

Husny, TM Lah. 1975. Lintasan Sejarah Peradaban dan Budaya Penduduk Melayu Pesisir Deli Sumatera Timur 1612 1950. BP. Husny Medan. Koetjaraningrat, 1993. Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Langer, Suzanne K. 2006. Problems Of Art (Problematika Seni). Terjemahan FX. Widaryanto. Bandung: Sunan Ambu Press.


(6)

Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi. 1977. Metodologi Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara.

Nasution, S.1992. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung : Tarsito. Poerwadarminta. 2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai

Pustaka.

Sedyawati, Edy, 1993. Pertumbuhan Seni Pertunjukan. Jakarta : Sinar Harapan. Sedyawati, Edi. 1984. Tari Tinjauan dari berbagai Segi. Jakarta : PT. Dunia

Pustaka Jaya.

Sedyawati, Edi. 1986. Pengetahuan Elementer Tari DanBeberapa Masalah Tari.Jakarta: Direktorat Kesenian, Proyek Pengembangan Kesenian Jakarta. DepartemenPendidikan Dan Kebudayaan

Sedyawati, Edi. 2010. Budaya Indonesia. Kajian Arkeologi, Seni dan Sejarah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sedyawati, Edi. 1997. Khasanah Budaya Nusantara IX. Jakarta : Proyek Pengembangan Media Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta.

Sinar, T. Lukman . 1986. Sari Sejarah Serdang II Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Penerbitan Buku Sastera Indonesia dan Daerah Jakarta.

Sinar, T. Lukman, 1990. Pengantar Etnomusikologi dan Tarian Melayu. Perwira Medan,

Soedarsono, RM. 1972. Djawa Dan Bali DuaPusatPerkembanganSeni Drama Tradisional Di Indonesia.Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Soedarsono. 1977. Tari-Tarian Indonesia I. Jakarta : Proyek pengembangan

Media kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan.

Soedarsono, 1977. Pengantar Pengetahuan Tari. Jakarta. Lagaligo. Soedarsono. 1978. Tari-tarian Indonesia I. Jakarta: Balai Pustaka.

Supardjan, N dan I Gusti Ngurah Suparta. 1982. Pengantar Pengetahuan Tari. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Takari, Drs. Muhammad dan Heristina. 2008. Budaya Musik dan tari Melayu Sumatera Utara. Medan : USU Press.6