STUDY KOMPARATIF TARI ZAPIN ANAK AYAM LABUHAN DENGAN TARI ZAPIN ANAK AYAM BATUBARA.

(1)

STUDY KOMPARATIF

TARI ZAPIN ANAK AYAM LABUHAN DENGAN TARI

ZAPIN ANAK AYAM BATUBARA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebahagian Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

MUHAMMAD ARIFIN SYAHPUTRA

NIM 2111542014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TARI

JURUSAN SENDRATASIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

Skripsi ini Diajukan oleh Muhammad Arifin Syahputra, NIM 2111542014 Jurusan Sendratasik

Program Studi Pendidikan Tari S-1 Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Dinyatakan telah memenuhi persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Medan, September 2015

Disetujui Oleh

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Nurwani, S.S.T., M.Hum Dra. Rr. RHD. Nugrahaningsih, M.Si NIP. 19660613 199702 2 001 NIP. 19620913 198903 2 003


(4)

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi ini diajukan oleh : Muhammad Arifin Syahputra, NIM 2111542014 Jurusan Sendratasik

Program Studi Pendidikan Tari Strata Satu Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Medan

Dinyatakan telah memenuhi syarat Untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan

Panitia Ujian

Medan, September 2015 Ketua


(5)

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI

Skripsi ini telah diuji dan dinyatakan telah Memenuhi persyaratan untuk memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Medan, September 2015

Tim Penguji,

Nama Tanda Tangan

1. Nurwani S.S.T., M.Hum _______________________

NIP. 196610613 199702 2 001

2. Dra. Rr. RHD. Nugrahaningsih, M.Si _______________________ NIP. 19620913 198903 2 003

3. Dra. Dillinar Adlin, M.Pd _______________________

NIP. 19650519 199303 2 003

4. Sitti Rahmah, S.Pd, M.Si _______________________


(6)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya haturkan kepada Allah SWT, atas berkat rahmat-Nya yang telah memberikan nikmat kesehatan baik jasmani maupun rohani kepada penulis sehingga penulisan ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Adapun judul Skripsi ini adalah “Study Komparatif Tari Zapin Anak Ayam

Labuhan Dengan Tari Zapin Anak Ayam Batubara”

Skripsi ini dibuat sebagai persyaratan untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan. Tiada kata yang dapat diungkapkan untuk menyampaikan rasa terima kasih. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada :

• Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, Rektor Universitas Negeri Medan.

• Dr. Isda Pramuniati, M. Hum, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

• Uyuni Widiastuti, M. Pd, Ketua Jurusan Sendratasik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

• Sitti Rahmah, S.Pd, M.Si, Ketua Prodi Pendidikan Tari, sekaligus Narasumber II.

• Nurwani, S.S.T., M.Hum, Dosen Pembimbing I.

• Dra. Rr. RHD Nugrahaningsih, M.Si, Dosen Pembimbing II.

• Dra. Dillinar Adlin, M.Pd, Narasumber I.

• Semua Dosen Jurusan Sendratasik yang telah memberikan banyak ilmu dan pengalaman selama perkuliahan yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

• Kepada Bapak Rusli Alwi, Bapak Abdul Rahman, Abang M Yusnar Harahap, serta Bapak Mustafa selaku narasumber dalam penelitian ini.

• Teristimewa kepada Orang Tua penulis Ayahanda Alm. Masriono yang menjadi inspirasi sampai akhir hayat penulis dan Ibunda Sutini yang penulis sayangi yang selalu mendoakan dan berjuang serta memberi dukungan dengan maksimal kepada penulis serta Kak Yeni, Bang Iir, Kak Nizar, Kak Yati, Bude Nur, dan Bude Was yang memberikan semangat kepada penulis.


(7)

iii

• Kepada yang tersayang sahabat penulis Purnomo, Suriya Setiawan, Kiki Ramadhani, Andre Pranata, Hestyoni Lase, Sri Rahayu, Lisna Romadani, Semandari, Laurensia, Riska Junianda, dan Nazila Ramadhani, Elsa Lestari, yang selalu mendukung penulis dan juga kepada seluruh stambuk 2011.

Dengan sepenuh hati penulis berterima kasih kepada semuanya yang mungkin juga tidak dapat disebutkan semoga selalu berada dalam lindungan Tuhan. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini ataupun penelitian ini masih banyak kekurngan, selanjutnya penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, September 2015 Penulis,

Muhammad Arifin Syahputra NIM : 2111542014


(8)

i

ABSTRAK

Muhammad Arifin Syahputra, NIM 2111542014, Study Komparatif Tari Zapin Anak Ayam Ujung Kubu Kabupaten Batubara Dengan Tari Zapin Anak Ayam Rengas Pulau Labuhan Kota Medan. Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan. 2015

Tari Zapin Anak Ayam merupakan tarian yang berasal dari suku Melayu yang mendiami daerah Labuhan Deli dan Batubara. Tujuan penelitian adalah membahas tentang Perbandingan antara Tari Zapin Anak Ayam Labuhan dengan Tari Zapin Anak Ayam Batubara dikaji dari bentuk kemudian menggunakan elemen-elemen tari yaitu gerak, busana, dan musik, selain itu dikaji dari sikap tubuh, tipe transisi dan jumlah bagian tubuh yang aktif.

Teori-teori yang digunakan berhubungan dengan topik penelitian yaitu teori perbandingan, teori bentuk, pengertian tari dan pengertian Zapin Anak Ayam. Populasi pada penelitian adalah masyarakat Labuhan dan masyarakat Batubara yang mengetahui tari Zapin Anak Ayam, seniman-seniman dan penari-penari, sampel pada penelitian ini adalah bagian dari populasi, yaitu seniman dan penari yang mengerti tentang tari Zapin Anak Ayam. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, studi kepustakaan dan dokumentasi, yang kemudian dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, tari Zapin Anak Ayam yaitu memiliki konsep gerak berdasarkan konsep gerak tari Zapin yaitu gerak tahsyim, isi, tahtum didalam gerak tari Zapin Anak Ayam Labuhan terdapat alif, siku keluang ,siku

keluang pecah, siku keluang titi batang, dan tahtum. Sementara pada tari Zapin

Anak Ayam Batubara terdapat sembah, kayuh, yaman kanan, yaman kiri,elang

balego, dan tahtum. Selain itu tarian ini juga membahas dari segi elemen-elemen

tari didalamnya terdapat gerak, iringan musik, tata busana, dan pola lantai yang merupakan bagian dari tahapan gerak.


(9)

iv

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK ... I KATA PENGANTAR ... II DAFTAR ISI ... IV DAFTAR GAMBAR ... VII DAFTAR TABEL ... VIII

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 9

F. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II LANDASAN TEORITIS ... 11

A. Landasan Teoritis ... 11

1. Teori Tari ... 11

2. Teori Perbandingan ... 13

a. Sikap Tubuh ... 14

b. Tipe Transisi ... 17

c. Jumlah Bagian Tubuh Yang Aktif ... 17

3. Teori Bentuk ... 17

4. Pengertian Zapin Anak Ayam ... 19

B. Kerangka Konseptual ... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 23

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 23

1. Tempat Penelitian ... 23

2.Waktu Penelitian ... 23


(10)

v

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 24

D. Proses Pengumpulan Data ... 24

1.Teknik Pengumpulan Data ... 24

a. Observasi ... 24

b. Wawancara ... 25

c. Studi Kepustakaan ... 25

d. Dokumentasi ... 27

2. Teknik Analisis Data ... 27

BAB IV PEMBAHASAN ... 28

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 28

1. Kota Medan ... 28

a. Letak Geografis ... 28

b. Sistem Kemasyarakatan ... 30

c. Sistem Religi ... 32

2. Kabupaten Batubara ... 33

a. Letak Geografis ... 33

b. Sistem Kemasyarakatan ... 35

c. Sistem Religi ... 37

B. Asal Usul Tari Zapin ... 39

1. Anak Ayam Labuhan di Rengas Pulau ... 39

2. Anak Ayam Batubara di Ujung Kubu ... 41

C. Perbandingan Bentuk Tari Zapin Anak ayam Labuhan dan Batubara ... 43

1. Ragam Gerak ... 43

2. Sikap Tubuh ... 63

3. Tipe Transisi ... 79

4. Jumlah Bagian Tubuh Yang Aktif ... 88

5. Cara Menyajikannya ... 89

BAB V PENUTUP ... 98


(11)

vi

B. Saran ... 99


(12)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data Umum Luas Kelurahan ... 30

Tabel 4.2 Komposisi Penduduk Menurut Agama ... 32

Tabel 4.3 Komposisi Penduduk Menurut Agama... 38

Tabel 4.4 Komperatif Ragam Gerak ... 45

Tabel 4.5 Komperatif Sikap Tubuh ... 70

Tabel 4.6 Komperatif Tipe Transisi ... 80

Tabel 4.7 Komperatif Pola Lantai ... 85


(13)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Peta Kotamadya Medan Kecamatan Medan Labuhan ... 28 Gambar 4.2 Peta Kabupaten Batubara ... 33


(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebudayaan merupakan suatu pola hidup yang kompleks, namun menjadi hal yang rumit karena sifatnya yang abstrak. Kebudayaan menentukan tujuan hidup kelompok masyarakat, salah satunya adalah tujuan dalam berkesenian. Seni sebagai bagian dari kebudayaan tidak bersifat statis namun dinamis karena berkaitan dengan tujuan masyarakat pendukungnya. Aktifitas kehidupan masyarakat pendukungnya tidak lepas dari berkesenian, seperti seni tari, seni musik, seni rupa, dan seni drama. Salah satu contoh seni yang sering digunakan dalam aktifitas masyarakat pendukungnya adalah seni tari yang dipergunakan sebagai sarana hiburan, sarana sosial dan lain sebagainya.

Salah satu bentuk tari yang ada di Sumatera Utara adalah tari Zapin. Tari Zapin dikenal sebagai seni yang mendapat pengaruh dari kebudayaan Islam. Sebagai seni yang bernuansakan ke-Islaman, tari Zapin dipastikan asal usulnya berhubungan erat dengan penyebaran Islam ke pesisir nusantara. Mengenai penyebaran Islam ini, tentu tidak dapat dipisahkan dari datangnya orang-orang Arab yang beragama Islam yang membawa kebudayaannya dan masuk ke nusantara di semenanjung Melayu Malaysia dan Sumatera dengan membawa serta kebudayaannya. Kedatangan saudagar-saudagar Arab ke Nusantara selain bertujuan menyebarkan agama Islam mereka juga berdagang dalam aktifitas penyebaran agama dan perdagangan itu salah satu kebudayaan yang ditinggalkan


(15)

2

adalah kesenian Zapin yang tersebar di pesisir pulau sumatera mulai dari Aceh sampai Sumatera Selatan.

Mubin Sheppard (dalam Takari, 2008:151) menegaskan bahwa tari-tarian yang berasal dari Arab di Sumatra yaitu Zapin, Rodat dan Hadrah diperkenalkan oleh orang-orang Arab. Setelah itu Zapin mengalami proses akulturasi dengan budaya Melayu setempat dan akhirnya bentuk dan penyajiannya seperti yang terdapat di daerah-daerah Melayu seperti di Kabupaten Batubara, Kabupaten Asahan, Kabupaten Serdang Bedagai, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Langkat, kota Medan dan lain-lain.

Kebudayaan Islam memberikan kontribusi yang besar terhadap bentuk tari Zapin, dengan berbagai normanya seperti adanya gerak sembah atau salam sebagai wujud rasa hormat kepada Tuhan. Mubin Shepard (dalam Takari, 2008:108) menegaskan bahwa “akulturasi agama Islam dengan kebudayaan setempat melahirkan langkah belakang siku keluang, anak ayam, anak ikan, buang anak, lompat kecil, lompat tiung, pisau belanak, pecah, tahto, tahtim dan lain-lainnya”. Lebih jauh Takari menambahkan bahwa berbagai unsur tari sufisme juga muncul di alam kebudayaan Melayu. Gerak-gerak simbolik seperti alif, mim,

ba, ra, waw, merupakan bagian dari tradisi sufi yang diadopsi oleh sufi

masyarakat Melayu. Dengan demikian dalam tari Zapin terdapat nilai-nilai etika dan estetika yang berkait dan merujuk kepada aturan agama Islam. Hal ini dipertegas oleh Datuk Haji Abdul Ghani Othman (dalam Moh. Anis, 2000:6)

bahwa “Pada umumnya pergerakan tari Zapin Melayu dititik beratkan kepada cara melangkah serta bunga-bunga langkah dengan ayunan tangan dan badan yang


(16)

3

sangat minimal tetapi anggun dan cukup menarik”. Meskipun pada awalnya tari Zapin digunakan untuk menyebarkan agama Islam, namun selanjutnya tari Zapin digunakan sebagai sarana hiburan pada masyarakat Melayu sebagai ungkapan kegembiraan yang terlihat pada aktivitas masyarakat yang berhubungan dengan upacara perkawinan, khitanan, festival, pesta budaya, hari besar agama Islam, dan lainnya.

Bentuk tari Zapin baku atau yang disebut Zapin tradisi yang masih bertahan di Sumatera Utara sekarang ini adalah di Desa Ujung Kubu Kabupaten Batubara dan Desa Rengas Pulau Medan Marelan yang termasuk wilayah kota Medan. Meski berasal dari sumber yang sama, tari Zapin selalu menghadirkan versi atau varian yang berbeda dari satu daerah dibandingkan dengan daerah lainnya. Hal ini dipengaruhi oleh alam dan lingkungan kesenian itu sendiri maupun perilaku masyarakat yang menghadirkannya, seperti yang terlihat pada bentuk tari Zapin di Desa Ujung Kubu Kabupaten Batubara maupun Desa Rengas Pulau Medan labuhan varian itu ada mengingat masyarakat pendukungnya yang berbeda. Pola dan karakter yang dihadirkan masyarakat pendukungnya kemudian menjadi ciri tertentu sebagai gaya tari Zapin setempat, gaya itu lahir karena lingkungan yang berbeda, lingkungan di Desa Ujung Kubu mata pencaharian petani, sedangkan di Desa Rengas Pulau bermata pencahariaan sebagai seniman, perbedaan itu merupakan salah satu bentuk yang terlahir dari gerak tari melalui sikap tubuh yang terbentuk pada masyarakat pendukungnya, kemudian tipe transisi, jumlah bagian tubuh yang aktif serta teknik yang gunakan pada kedua tari Zapin di kedua tempat pendukungnya berbeda.


(17)

4

Lama kelamaan ciri-ciri tersebut yang menjadi acuan untuk membedakan antara tari Zapin di satu tempat dengan tari Zapin di tempat yang lain. Salah satunya tari Zapin Anak Ayam Labuhan dengan tari Zapin Anak Ayam Batubara. Dalam bentuk penyajiannya tari Zapin Anak Ayam di kedua tempat ini menggunakan gerakan-gerakan yang membentuk tulisan arab seperti alif, mim,

ra,dan waw dengan gerakan yang didominasi oleh kecepatan langkah kaki yang

diiringi musik yang juga khas Arab (Marawis/Marwas dan Gambus) serta menggunakan keket atau teluk belanga sebagai kostum yang digunakan dalam penampilan.

Meski berasal dari sejarah dan kebudayaan yang sama, keragaman yang dimunculkan dari setiap daerah memberi bentuk baru terhadap Zapin Anak Ayam. Kondisi ini mengisyaratkan bahwa tari Zapin Anak Ayam layak dijadikan materi kajian untuk perbandingan bentuk yang ada di Desa Ujung Kubu Kabupaten Batubara dan Desa Rengas Pulau Medan. Secara garis besar bentuk tari zapin dikedua tempat ini tetap mengikuti ragam yang ada pada tari zapin seperti tahsyim, isi, dan tahtum. Namun pada beberapa bagian terdapat cara penyampaian dari ketiga aturan ini yang berbeda. Oleh karena itu penelitian ini akan mendeskripsikan perbedaan cara penyajian dua tari Zapin ini meskipun patuh pada ragam Zapin yang ada.


(18)

5

B. Identifikasi Masalah

Latar belakang masalah memberikan beberapa point penting untuk mengidentifikasikan masalah dalam tulisan ini. Bahwa, ada variasi atau varian tertentu dari satu tari Zapin di daerah tertentu dalam hal ini di Zapin Anak Ayam Labuhan dengan tari Zapin Anak Ayam Batubara. Keberagaman variasi atau varian tertentu dalam tari Zapin memberi kemungkinan hadirnya berbagai karakter baru. Di tengah keberagaman tersebut, seringkali kemudian bentuk-bentuk yang dihadirkan mendatangkan inspirasi baru yang dapat dikembangkan sebagai kreativitas kesenian masa kini. Dengan kenyataan itu telah memberi gambaran positif bahwa perbandingan bentuk-bentuk kesenian dalam hal ini tari Zapin akan melahirkan nilai dan apresiasi baru.

Identifikasi masalah sengaja penulis angkat untuk mengenal lebih dekat persoalan apa yang menjadi kajian dalam penelitian. Disamping itu juga dengan mengangkat identifikasi masalah dengan lebih jelas akan mendekati persoalan lebih spesifik, sehingga penelitian yang akan dilakukan dapat lebih terarah dan berjalan dengan baik.

Kerangka yang akan dicapai dari adanya identifikasi masalah terhadap materi penelitian yang akan dilakukan adalah bagaimana sesungguhnya perbandingan dari tari Zapin Anak Ayam Labuhan dengan tari Zapin Anak Ayam Batubara. Untuk lebih jelasnya penulis identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ;


(19)

6

1. Bagaimana perbandingan tata cara penyajian tari zapin anak ayam labuhan dan tari zapin anak ayam Batubara ?

2. Bagaimana asal usul sejarah tari zapin anak ayam labuhan dan tari zapin anak ayam Batubara ?

3. Bagaimana perbandingan bentuk tari zapin anak ayam labuhan dan tari zapin anak ayam Batubara ?

4. Bagaimana perbandingan gerak tari zapin anak ayam labuhan dan tari zapin anak ayam Batubara ?

5. Bagaimana perbandingan musik tari zapin anak ayam labuhan dan tari zapin anak ayam Batubara ?

6. Bagaimana perbandingan busana tari zapin anak ayam labuhan dan tari zapin anak ayam Batubara ?

7. Bagaimana tipe transisi tari zapin anak ayam labuhan dan tari zapin anak ayam Batubara ?

8. Bagaiamana jumlah bagian tubuh yang aktif dari tari zapin anak ayam labuhan dan tari zapin anak ayam Batubara ?

9. Bagaiamana keberadaan tari zapin anak ayam labuhan dan tari zapin anak ayam Batubara ?

10.Bagaimana perbandingan fungsi tari zapin anak ayam labuhan dan tari zapin anak ayam Batubara ?


(20)

7

C. Batasan Masalah

Penelitian tentang perbandingan tari Zapin kelihatannya sangat sederhana. Namun banyak masalah yang menyangkut tata nilai yang melingkupi bentuk tari tersebut. Keuntungan dapat memilah-milahkan masalah upaya membentuk ruang perhatian penelitian menjadi lebih rinci. Namun apabila masalah menjadi terlalu luas, fokus penelitian akan menjadi melebar. Mengingat ruang lingkup permasalahan itu begitu penting, maka penulis memandang perlu untuk membuat batasan masalah terhadap materi penelitian yang akan dilakukan. Hal ini sesuai dengan pendapat Surahmad (1981:31) yang menyatakan bahwa;

“Sebuah masalah yang dirumuskan terlalu luas tidak perlu dipakai sebagai masalah penyelidikan tidak akan pernah jelas batasan-batasan masalah, pembatasan ini perlu, bukan saja untuk mempermudah atau menyederhanakan masalah bagi penyelidikan akan tetapi juga menetapkan lebih dahulu segala sesuatu yang diperlukan dalam

memecahkan masalah waktu, ongkos dan lain sebagainya”

Penulis membatasi ruang lingkup penelitian hanya pada perbandingan bentuk penyajian tari Zapin Anak Ayam Labuhan dengan tari Zapin Anak Ayam Batubara. Agar penelitian ini tidak mengambang sudah pasti diperlukan subjek yang jelas. Sebagai subjek penelitian adalah tari Zapin yang ada di salah satu sanggar di Desa Ujung Kubu Kabupaten Batubara dengan sanggar tari Zapin yang ada di Desa Rengas Pulau kota Medan. Oleh karena itu batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ;

1. Bagaimana perbandingan bentuk tari zapin anak ayam labuhan dan tari zapin anak ayam Batubara ?

2. Bagaimana perbandingan sikap tubuh tari zapin anak ayam labuhan dan tari zapin anak ayam Batubara ?


(21)

8

3. Bagaimana perbandingan tipe transisi tari zapin anak ayam labuhan dan tari zapin anak ayam Batubara ?

4. Bagaimana perbandingan jumlah bagian tubuh yang aktif dari tari zapin anak ayam labuhan dan tari zapin anak ayam Batubara ?

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan suatu titik fokus dari sebuah penelitian yang hendak dilakukan, mengingat sebuah penelitian merupakan upaya untuk menemukan jawaban pertanyaan, maka dari itu perlu dirumuskan dengan baik, sehingga dapat mendukung untuk menemukan jawaban pertanyaan. Hal ini sejalan dengan pendapat Maryeani (2005: 14), yang menyatakan bahwa:

“Rumusan masalah merupakan jabaran detail focus penelitian

yang akan digarap. Rumusan masalah menjadi semacam kontrak bagi peneliti karena penelitian merupakan upaya untuk menemukan jawaban pertanyaan sebagaimana terpapar pada rumusan masalahnya. Rumusan masalah juga bias disikapi sebagai jabaran focus penelitian karena dalam praktiknya, proses penelitian senantiasa berfokus pada butir – butir masalah sebagaimana dirumuskan.”

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, indentifikasi masalah serta pembatasan masalah, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : “ Bagaimana perbandingan bentuk, sikap tubuh, tipe transisi, dan jumlah bagian tubuh yang aktif dari tari Zapin Anak Ayam Labuhan dengan tari Zapin Anak Ayam Batubara”.


(22)

9

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian selalu dirumuskan untuk mendapatkan catatan yang jelas tentang hasil yang akan dicapai. Berhasil atau tidaknya suatu penelitian yang dilakukan terlihat dari tercapai tidaknya tujuan penelitian yang telah ditetapkan.

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut ;

1. Mendeskripsikan perbandingan gerak tari berdasarkan sikap tubuh tari Zapin Anak Ayam Labuhan dan tari Zapin Anak Ayam Batubara.

2. Mendeskripsikan perbandingan gerak tari berdasarkan tipe transisi tari Zapin Anak Ayam Labuhan dan tari Zapin Anak Ayam Batubara.

3. Mendeskripsikan perbandingan gerak tari berdasarkan jumlah bagian tubuh yang aktif dari Tari Zapin Anak Ayam Labuhan dan Tari Zapin Anak Ayam Batubara.

4. Mendeskripsikan perbandingan unsur pendukung penyajian Tari Zapin Anak Ayam Labuhan dan Tari Zapin Anak Ayam Batubara.

F. Manfaat Penelitian

Dari tujuan penelitian yang telah ditetapkan pasti akan mendatangkan manfaat. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mendatangkan pengetahuan dan pemahaman tentang tari Zapin.

2. Sebagai bahan masukan bagi peneliti dalam menambah pengetahuan wawasan mengenai tari zapin anak ayam Labuhan dan tari zapin anak ayam Batu Bara.


(23)

10

4. Menanamkan kesadaran tentang pentingnya tari Zapin untuk diangkat sebagai materi penelitian.

5. Menanamkan rasa cinta budaya/kesenian sebagai bagian dari upaya-upaya pelestarian yang selalu dilakukan secara berkesinambungan. 6. Sebagai bahan evaluasi terhadap kondisi kesenian tradisional

khususnya tari Zapin, dan apresiasi bagi masyarakat luas. 7. Sebagai bahan apresiasi bagi masyarakat luas lainnya.

8. Sebagai salah satu bahan masukan dijurusan Sendratasik khususnya program studi Seni Tari UNIMED.


(24)

98

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian tentang tari Zapin Anak Ayam Rengas Pulau Medan Labuhan dan Ujung Kubu Batubara, ditemukan fakta bahwa tari Zapin adalah jenis tari tradisional yang berkembang di kedua daerah tersebut sesuai dinamika masyarakat pendukungnya. Atas dasar itu masing-masing daerah tersebut memiliki bentuk-bentuk gerak tertentu dan penyebutan nama gerak tertentu sebagai bagian dari karakter gerak Zapin masing-masing daerah tersebut. Kemudian dalam perbandingan lain bahwa kedua Zapin memiliki bentuk dan penyajian ragam yang berbeda sebagaimana yang tergambar dalam tabel-tabel sebelumnya. Diantara yang tergambar dalam perbandingan tari Zapin kedua daerah tersebut adalah perbandingan ragam dan gerak, sikap tubuh, tipe transisi, jumlah bagian tubuh yang aktif, musik dan alat musik, serta perbandingan busana. Adapun persamaan yang tampak dari perbandingan tari Zapin Anak Ayam Rengas Pulau Medan Labuhan dan Ujung Kubu Batubara adalah pada kedua ragam gerak sama-sama menggunakan tata aturan dalam tari Zapin, yaitu tahsyim, isi, dan tahtum, selain itu gerak melenggang juga terdapat pada kedua tari Zapin ini, selain itu judul musik iringan tari Zapin Anak Ayam juga-sama-sama berjudul Musik Anak Ayam, terdapat kesamaan alat musik yang digunakan, salah satunya adalah sama-sama menggunakan accordion, biola, gendang, dan marwas.


(25)

99

Perbedaan yang terdapat pada tari Zapin Anak Ayam Labuhan dengan tari Zapin Anak Ayam Batubara terdapat pada ragam gerak, busana yang digunakan, jumlah penari, pola lantai, musik serta syair lagu pada iringan tari Zapin Anak Ayam Labuhan dengan Tari Zapin Anak Ayam Batubara. Persamaan dan perbedaan ini tergambar dengan jelas dalam penelitian ini sebagai hasil yang nyata berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan di lapangan.

B. Saran

Sejalan dengan hasil pembahasan dan penelitian tentang “Perbandingan Tari

Zapin Anak Ayam di Rengas Pulau dan di Desa Ujung Kubu, maka penulis merasa perlu mengiringi dengan saran. Adapun saran berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut ;

a. Tari Zapin Anak Ayam di kedua daerah tersebut perlu didokumentasikan lebih permanen dan lengkap sebagai bahan referensi bagi pendataan dan perbendaharaan tari Zapin tradisional di Sumatera Utara.

b. Tari Zapin Anak Ayam adalah bentuk ungkapan masyarakat Melayu yang sejalan dengan sistem kemasyarakatan dan sistem religi, oleh karena itu keberadaan tari ini perlu dukungan pemerintah dan lembaga-lembaga terkait untuk dikembangkan dan dilestarikan agar dapat dipakai sebagai materi yang dapat digunakan menguatkan identitas daerah dan etnik Melayu. c. Penelitian-penelitian tentang kesenian tradisi perlu diperbanyak untuk

mengetahui bentuk-bentuk dan kesenian tradisional seperti keberadaan Zapin Anak Ayam di Rengas Pulau dan di Desa Ujung Kubu.


(26)

100

DAFTAR PUSTAKA

Anis, Moh. 2000. Zapin Melayu di Nusantara. Kuala Lumpur. Yayasan warisan Johor. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1989. Kamus Besar

Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Djelantik, Sukawarsini. 2007. Estetika Sebuah Pengantar. Bali

Jazuli, Muhammad. 2012. Pendidikan Seni Budaya Suplemen Pembelajaran. Semarang

Langer, Suzanne K. 1988. Probelmatka Seni. Bandung

Maryaeni. 2005. Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta. Bumi Aksara Murgianto, Sal. 1979. Seni Menata Tari. Jakarta. Dewan Kesenian Jakarta. Peterson, Anya. 2007. The Antropology of Dance, terjemahan F.X Widaryanto. Poerwadarminta, WJS. 2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka.

Sinar, T. Luckman. 1990. Pengantar Etnomusikologi dan Tarian Melayu. Medan : Percetakan Perwira.

Sedyawati, Edi. 1984. Tari Tinjauan dari berbagai Segi. Jakarta : PT. Dunia Pustaka Jaya.

Sirait, Bagindo. 1995. Estetika Dasar (Estetika Tradisional dan Estetika Modern) Medan : IKIP Medan.

Soedarsono. 1995. Pengantar Pengetahuan Tari. Jakarta : Lagaligo.

Soedarsono. 1977. Tari-Tarian Indonesia I. Jakarta : Proyek pengembangan Media kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan.

Soedarsono. 1978. Notasi Laban. Jakarta : Direktorat Pembinaan Kesenian Ditjen Kebudayaan Departemen P Dan K.

Surakhmad, Winarno. 1981. Paper, Skripsi, Thesis, Disertasi. Bandung : Tarsito. Takari, Drs. Muhammad dan Heristina. 2008. Budaya Musik dan tari Melayu


(27)

101

Yunus, H. Mahmud. 1973. Kamus Arab – Indonesia. Jakarta : Yayasan


(1)

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian selalu dirumuskan untuk mendapatkan catatan yang jelas tentang hasil yang akan dicapai. Berhasil atau tidaknya suatu penelitian yang dilakukan terlihat dari tercapai tidaknya tujuan penelitian yang telah ditetapkan.

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut ;

1. Mendeskripsikan perbandingan gerak tari berdasarkan sikap tubuh tari Zapin Anak Ayam Labuhan dan tari Zapin Anak Ayam Batubara.

2. Mendeskripsikan perbandingan gerak tari berdasarkan tipe transisi tari Zapin Anak Ayam Labuhan dan tari Zapin Anak Ayam Batubara.

3. Mendeskripsikan perbandingan gerak tari berdasarkan jumlah bagian tubuh yang aktif dari Tari Zapin Anak Ayam Labuhan dan Tari Zapin Anak Ayam Batubara.

4. Mendeskripsikan perbandingan unsur pendukung penyajian Tari Zapin Anak Ayam Labuhan dan Tari Zapin Anak Ayam Batubara.

F. Manfaat Penelitian

Dari tujuan penelitian yang telah ditetapkan pasti akan mendatangkan manfaat. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mendatangkan pengetahuan dan pemahaman tentang tari Zapin.

2. Sebagai bahan masukan bagi peneliti dalam menambah pengetahuan wawasan mengenai tari zapin anak ayam Labuhan dan tari zapin anak ayam Batu Bara.


(2)

4. Menanamkan kesadaran tentang pentingnya tari Zapin untuk diangkat sebagai materi penelitian.

5. Menanamkan rasa cinta budaya/kesenian sebagai bagian dari upaya-upaya pelestarian yang selalu dilakukan secara berkesinambungan. 6. Sebagai bahan evaluasi terhadap kondisi kesenian tradisional

khususnya tari Zapin, dan apresiasi bagi masyarakat luas. 7. Sebagai bahan apresiasi bagi masyarakat luas lainnya.

8. Sebagai salah satu bahan masukan dijurusan Sendratasik khususnya program studi Seni Tari UNIMED.


(3)

98 A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian tentang tari Zapin Anak Ayam Rengas Pulau Medan Labuhan dan Ujung Kubu Batubara, ditemukan fakta bahwa tari Zapin adalah jenis tari tradisional yang berkembang di kedua daerah tersebut sesuai dinamika masyarakat pendukungnya. Atas dasar itu masing-masing daerah tersebut memiliki bentuk-bentuk gerak tertentu dan penyebutan nama gerak tertentu sebagai bagian dari karakter gerak Zapin masing-masing daerah tersebut. Kemudian dalam perbandingan lain bahwa kedua Zapin memiliki bentuk dan penyajian ragam yang berbeda sebagaimana yang tergambar dalam tabel-tabel sebelumnya. Diantara yang tergambar dalam perbandingan tari Zapin kedua daerah tersebut adalah perbandingan ragam dan gerak, sikap tubuh, tipe transisi, jumlah bagian tubuh yang aktif, musik dan alat musik, serta perbandingan busana. Adapun persamaan yang tampak dari perbandingan tari Zapin Anak Ayam Rengas Pulau Medan Labuhan dan Ujung Kubu Batubara adalah pada kedua ragam gerak sama-sama menggunakan tata aturan dalam tari Zapin, yaitu tahsyim, isi, dan tahtum, selain itu gerak melenggang juga terdapat pada kedua tari Zapin ini, selain itu judul musik iringan tari Zapin Anak Ayam juga-sama-sama berjudul Musik Anak Ayam, terdapat kesamaan alat musik yang digunakan, salah satunya adalah sama-sama menggunakan accordion, biola, gendang, dan marwas.


(4)

Perbedaan yang terdapat pada tari Zapin Anak Ayam Labuhan dengan tari Zapin Anak Ayam Batubara terdapat pada ragam gerak, busana yang digunakan, jumlah penari, pola lantai, musik serta syair lagu pada iringan tari Zapin Anak Ayam Labuhan dengan Tari Zapin Anak Ayam Batubara. Persamaan dan perbedaan ini tergambar dengan jelas dalam penelitian ini sebagai hasil yang nyata berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan di lapangan.

B. Saran

Sejalan dengan hasil pembahasan dan penelitian tentang “Perbandingan Tari Zapin Anak Ayam di Rengas Pulau dan di Desa Ujung Kubu, maka penulis merasa perlu mengiringi dengan saran. Adapun saran berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut ;

a. Tari Zapin Anak Ayam di kedua daerah tersebut perlu didokumentasikan lebih permanen dan lengkap sebagai bahan referensi bagi pendataan dan perbendaharaan tari Zapin tradisional di Sumatera Utara.

b. Tari Zapin Anak Ayam adalah bentuk ungkapan masyarakat Melayu yang sejalan dengan sistem kemasyarakatan dan sistem religi, oleh karena itu keberadaan tari ini perlu dukungan pemerintah dan lembaga-lembaga terkait untuk dikembangkan dan dilestarikan agar dapat dipakai sebagai materi yang dapat digunakan menguatkan identitas daerah dan etnik Melayu. c. Penelitian-penelitian tentang kesenian tradisi perlu diperbanyak untuk

mengetahui bentuk-bentuk dan kesenian tradisional seperti keberadaan Zapin Anak Ayam di Rengas Pulau dan di Desa Ujung Kubu.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Anis, Moh. 2000. Zapin Melayu di Nusantara. Kuala Lumpur. Yayasan warisan Johor. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Djelantik, Sukawarsini. 2007. Estetika Sebuah Pengantar. Bali

Jazuli, Muhammad. 2012. Pendidikan Seni Budaya Suplemen Pembelajaran. Semarang

Langer, Suzanne K. 1988. Probelmatka Seni. Bandung

Maryaeni. 2005. Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta. Bumi Aksara Murgianto, Sal. 1979. Seni Menata Tari. Jakarta. Dewan Kesenian Jakarta. Peterson, Anya. 2007. The Antropology of Dance, terjemahan F.X Widaryanto. Poerwadarminta, WJS. 2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka.

Sinar, T. Luckman. 1990. Pengantar Etnomusikologi dan Tarian Melayu. Medan : Percetakan Perwira.

Sedyawati, Edi. 1984. Tari Tinjauan dari berbagai Segi. Jakarta : PT. Dunia Pustaka Jaya.

Sirait, Bagindo. 1995. Estetika Dasar (Estetika Tradisional dan Estetika Modern) Medan : IKIP Medan.

Soedarsono. 1995. Pengantar Pengetahuan Tari. Jakarta : Lagaligo.

Soedarsono. 1977. Tari-Tarian Indonesia I. Jakarta : Proyek pengembangan Media kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan.

Soedarsono. 1978. Notasi Laban. Jakarta : Direktorat Pembinaan Kesenian Ditjen Kebudayaan Departemen P Dan K.

Surakhmad, Winarno. 1981. Paper, Skripsi, Thesis, Disertasi. Bandung : Tarsito. Takari, Drs. Muhammad dan Heristina. 2008. Budaya Musik dan tari Melayu


(6)

Yunus, H. Mahmud. 1973. Kamus Arab – Indonesia. Jakarta : Yayasan Penterjemah/Pentafsiran Al- Quran.