PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI SISWA PUTRI KELAS XI DI PONDOK PESANTREN AL-MUKMIN DENGAN Perbedaan Tingkat Depresi Siswa Putri Kelas XI Di Pondok Pesantren Al-Mukmin Dengan Di SMA Negeri 2 Sukoharjo.

1

PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI SISWA PUTRI KELAS XI
DI PONDOK PESANTREN AL-MUKMIN DENGAN
DI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan oleh:
Asella Sanvina Arsita
J500110030

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016

HALAMAN PERSETUJUAN

Perbedaan Tingkat Depresi Siswa Putri Kelas XI
di Pondok Pesantren Al-Mukmin dengan
di SMA Negeri 2 Sukoharjo

Universitas Muhammadiyah Surakarta
Latar Belakang: Perilaku remaja sangat rentan terhadap pengaruh lingkungan,
faktor lingkungan yang berpengaruh yaitu lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah, lingkungan teman sebaya dan lingkungan masyarakat merupakan faktor
yang mempengaruhi perkembangan jiwa remaja.
Tujuan: Menganalisis apakah ada perbedaan antara tingkat depresi pada siswa
putri kelas XI di Pondok Pesantren Al-Mukmin dan siswa putri kelas XI di SMA
Negeri 2 Sukoharjo.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain observasional analitik dengan
pendekatan cross sectional menggunakan teknik pengambilan cluster sampling.
Jumlah sampel 43 responden pada setiap kelompok.Penelitian ini menggunakan
kuesioner L-MMPI untuk mengetahui skor kejujuran dan kuesioner BDI untuk
mengukur tingkat depresi. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji
statistik uji-t.
Hasil: Hasil dari analisis data tersebut dapat di peroleh angka signifikansi 0,023
dan hasil analisis tersebut signifikansi, karena p < 0,05. Maka dapat disimpulkan
terdapat Perbedaan Tingkat Depresi Siswa Putri Kelas XI di Pondok Pesantren
Al-Mukmin dengan di SMA N 2 Sukoharjo.
Simpulan: Siswa putri kelas XI di Pondok Pesantren Al-Mukmin lebih depresi
daripada siswa putri kelas XI yang bersekolah di SMA Negeri 2 Sukoharjo.

Kata Kunci: Depresi, Pondok Pesantren, SMAN

Background: Adolence behavior are vulnerable to environmental influences such
as family, school, peer group and society factor that can affect growth and
development adolescence and all the problems include depression disorder.
Objective: To analyze whether there are differences of depression rate between
female student of class XI atIslamic Boarding School Al-Mukmin and Senior High
School 2 Sukoharjo.
Methods: The study is observational analytic method with cross sectional
approach using cluster sampling technique. The samples takenfrom 43
respondents in each group. This study use a questionnaire to determine the LMMPI truth scoresand BDI questionnaire to measure the level of depression.
Data were analyzed using t-test statistical test.
Results:The results ofanalysis ofdata, count of depression atIslamic Boarding
School 19 students and at Senior High School 7 students with presentage the rate
of depression atIslamic Boarding School22,09% and Senior High School 8,13%.
The difference of mean is 3,02 and obtained p= 0,023 sihnificance when score p <
0,05.
Conclusion:Female Students Class XI at Islamic Boarding School Al-Mukmin
more depressed that female student at Senior High School 2 Sukoharjo.


Keywords: Depression, Islamic Boarding School, Senior High School

PENDAHULUAN
Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan
masa dewasa. Di mulai pada saat terjadinya pubertas yaitu antara usia 12 sampai
20 tahun, termasuk pada siswa-siswi sekolah menengah atas baik sekolah umum
maupun sekolah yang bersifat agama seperti pondok pesantren (Marheni, 2007).
Pondok pesantren adalah tempat murid-murid (disebut santri) mengaji agama
Islam dan sekaligus diasramakan di tempat itu. Salah satu metode pendidikan
yang diterapkan dalam membentuk perilaku santri melalui kedisiplinan (Kosasih,
et al., 2008).Siswa merupakan subjek yang menerima apa yang disampaikan oleh

guru. Sosok siswa umumnya merupakan sosok anak yang membutuhkan bantuan
orang lain untuk bisa tumbuh & berkembang ke arah kedewasaan. Dengan
demikian siswa adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
potensi diri melalui pendidikan (Muhadjir and Rohman, 2009). Remaja dikenal
sebagai masa storm & stres, yaitu suatu masa dimana terjadi berbagai pergolakan
emosi yang diiringi dengan pertumbuhan fisik yang pesat dan pertumbuhan psikis
yang bervariasi. Permasalahan yang dialami remaja merupakan suatu hal yang
harus dihadapi dan dipecahkan karena jika tidak segera diselesaikan akan

menimbulkan kecemasan, ketegangan, dan konflik. Jika hal ini berlangsung secara
terus menerus maka akan menimbulkan stres dan perasaan takut yang pada
akhirnya bisa menyebabkan terjadinya depresi (Marthaningrum, 2007).
Depresi merupakan gangguan mental umum yang menyajikan dengan
mood depresi, kehilangan minat atau kesenangan, perasaan bersalah atau rendah
diri, tidur terganggu atau nafsu makan menurun, energi rendah, dan hilang
konsentrasi. Masalah ini dapat menjadi kronis atau berulang&menyebabkan
gangguan besar dalam kemampuan individu untuk mengurus tanggung jawabnya
sehari-hari (WHO, 2014). Dapat berupa depresi ringan, sedang atau berat. Depresi
dapat timbul pada semua orang tanpa ada batasan usia (Mardiya, 2011). Depresi
meningkat seiring pertambahan usia, terutama setelah melalui masa pubertas
(Ardjana, 2007). Usia remaja rentan terkena depresi karena pada masa-masa
remaja banyak masalah yang muncul (Bakoro, 2010).

Data statistik menunjukkan bahwa satu dari delapan orang remaja
kemungkinan mengalami depresi. Lebih parahnya lagi, 30 % dari remaja tersebut
menunjukkan kekacauan kondisi mental dan emosi akibat mengalami depresi
(Morrow, 2007). Gangguan depresif adalah salah satu jenis gangguan jiwa yang
paling sering terjadi. Prevalensi gangguan depresif pada populasi dunia adalah 3-8
% dengan 50% kasus terjadi pada usia produktif yaitu 20-50 tahun. World Health

Organization (WHO) menyatakan bahwa gangguan depresif berada pada urutan

ke empat penyakit di dunia. Gangguan depresif mengenai sekitar 20% wanita dan
12% laki-laki pada suatu waktu dalam kehidupan (Muchid, et al., 2007). Pada
tahun 2020 diperkirakan jumlah penderita gangguan depresif semakin meningkat
dan akan menempati urutan kedua penyakit di dunia (Depkes, 2007).
Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, diperkirakan ada
19 juta penderita gangguan jiwa di Indonesia. Prevalensi masalah mental
emosional yakni depresi dan ansietas ada sebatas 11,60% dari jumlah penduduk
Indonesia atau sekitar 24.708.000 jiwa. Kemudian prevalensi gangguan jiwa berat
yakni psikosis ada sekitar 0,46% dari jumlah penduduk Indonesia atau sekitar
1.065.000 juta jiwa (Fadilah, 2011).
Perilaku remaja sangat rentan terhadap pengaruh lingkungan, faktor
lingkungan yang berpengaruh yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,
lingkungan teman sebaya dan lingkungan masyarakat merupakan faktor yang
mempengaruhi perkembangan jiwa remaja. Sistem pendidikan di Pondok
Pesantren dan di SMA Negeri pada umumnya sama. Tetapi pada Pondok
Pesantren lebih menonjolkan ilmu keagamaannya. Untuk kegiatan sehari-hari
berada di Pondok Pesantren memiliki berbagai aktivitas seperti hafalan ayat AlQur’an, hafalan do’a, hadits dan ceramah di hadapan teman-teman berbeda
dengan di SMA Negeri yang tidak terlalu menonjolkan aktivitas tersebut (Buku

Profil Pondok Pesantren Islam Al-Mukmin, 2014).
Dari uraian diatas, peneliti ingin melakukan penelitian perbedaan tingkat
depresi siswa putri kelas XI di Pondok Pesantren Al-Mukmin dengan siswa putri

kelas XI di SMA Negeri 2 Sukoharjo. Tujuan dari penelitian ini untuk
menganalisis apakah terdapat perbedaan antara tingkat depresi pada siswa putri
kelas XI di Pondok Pesantren Al-Mukmin dengan siswa putri kelas XI di SMA
Negeri 2 Sukoharjo. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat
menjadi bukti empirik mengenai tingkat depresi dan memperkaya khasanah yang
berguna bagi kemajuan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu kedokteran jiwa.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan observasional analitik dengan pendekatan
cross sectional (Notoatmodjo, 2010). Dilakukan di Pondok Pesantren Al-Mukmin

Ngruki Sukoharjo dan di SMA Negeri 2 Sukoharjo pada bulan Desember 2015.
Populasi dalam penelitian ini pada santriwati Pondok Pesantren Al-Mukmin
Ngruki Sukoharjo dan siswa putri SMA Negeri 2 Sukoharjo. Metode pengambilan
sampel menggunakan Probability Sample, dengan teknik Cluster (Notoadmodjo,
2012). Cluster sampling digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang
diteliti atau sumber data sangat luas atau unit pencuplikan adalah kelompok

subjek, bukan individu (Murti, 2006). Jumlah sampel yang akan digunakan
peneliti minimal adalah sebesar 43 responden pada setiap sekolah, jadi 86 sampel.
Jumlah keseluruhan responden dalam penelitian ini adalah 100 siswa putri.
Kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu siswa putri kelas XI, bersedia menjadi
responden, dapat mengerti Bahasa Indonesia dengan baik. Kriteria eksklusi dalam
penelitian ini yaitu tidak hadir pada saat penelitian, hasil skor L-MMPI > 10,
siswa yang mempunyai gangguan dalam pengasuhan oleh keluarga dalam waktu
10, maka tidak di ikutkan dalam penelitian.
Tabel 2. menunjukkan jumlah responden yang terlibat dalam penelitian
ini yaitu siswa putri kelas XI di Pondok Pesantren sebanyak 43 responden dan
siswa putri kelas XI di SMA Negeri 2 Sukoharjo 43 responden. Jumlah
keseluruhan responden dalam penelitian ini adalah 100 siswa putri. Sebanyak
11 siswa putri termasuk kriteria esklusi, sehingga diperoleh 89 siswa putri
yang memenuhi syarat penelitian. Karena banyak subjek penelitian yang
dibutuhkan hanya 86 siswa putri maka dilakukan perandoman untuk
membuang 3 subjek penelitian.
Pelaksanaan penelitian ini dengan cara menyebarkan kuesioner kepada
responden berupa isian data diri untuk mengetahui status responden,
kuesioner Lie Minnesota Multhiphasic Personality Inventory (L-MMPI)
untuk menilai kejujuran dan kuesioner skala penilaian Beck Depression

Inventory (BDI) untuk mengetahui adanya tingkat depresi dalam sekali

waktu.
Tabel 3. Menunjukkan distribusi presentase tingkat depresi pada siswa
putri kelas XI di Pondok Pesantren Al-Mukmin dan di SMA Negeri 2
Sukoharjo. Untuk presentase tingkat depresi pada siswa putri di Pondok
Pesantren Al-Mukmin sebanyak 19 santriwati (22,09%) dan di SMA Negeri 2
Sukoharjo sebanyak 7 siswa putri (8,13%). Untuk presentase tidak depresi
pada siswa putri di Pondok Pesantren Al-Mukmin sebanyak 24 santriwati
(27,90%) dan di SMA Negeri 2 Sukoharjo sebanyak 36 siswa putri (41,86%).
Tabel 4. Merupakan hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji-t tidak
berpasangan dengan independent samplet-test. Dari hasil uji normalitas
Shapiro-Wilk, diperoleh hasil data 0,413 di Pondok Pesantren Al-Mukmin

dan 0,556 di SMA Negeri 2 Sukoharjo, hasil menunjukkan nilai signifikansi
yaitu nilai p > 0,05 maka dapat disimpulkan terdapat Perbedaan Tingkat

Depresi Siswa Putri Kelas XI di Pondok Pesantren Al-Mukmin dengan di
SMA Negeri 2 Sukoharjo. Dari tabel di atas dapat dilihat perbedaan rerata
sebesar 3,02 dari peluang 0,023%. Perbedaan skor depresi antara siswa putri

di Pondok Pesantren Al-Mukmin dengan di SMA Negeri 2 Sukoharjo adalah
0,42-5,62.
PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini diperoleh hasil uji beda t-test dengan signifikansi
pada equal variances assumed sebesar 0,023 (p 0,023 < 0,05) maka hasil
analisis data menunjukkan hasil signifikansi dan dapat disimpulkan bahwa
terdapat Perbedaan Tingkat Depresi antara Siswa Putri Kelas XI di Pondok
Pesantren Al-Mukmin dengan Siswa Putri kelas XI di SMA Negeri 2
Sukoharjo. Dari hasil pengambilan data dengan skala BDI diperoleh kriteria
yaitu nilai 0-16 menunjukkan tidak depresi dan 17-63 menunjukkan bahwa
responden mengalami depresi (Polgar, 2011).
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan depresi, meliputi faktor
genetik (Soetjiningsih, 2007), faktor lingkungan-sosial (Nevid, 2005) dan
faktor biologis Depkes, 2007). Faktor genetik, apabila salah satu dari orang
tuanya menderita depresi, maka kemungkinan besar anak beresiko dua kali
lipat mengalami depresi (Soetjiningsih, 2007). Faktor lingkungan-sosial,
depresi pada masa remaja dapat dipicu oleh kejadian-kejadian seperti konflik
dengan orang tua dan ketidakpuasan dengan nilai-nilai di sekolah (Nevid,
2005). Faktor biologis, gangguan alam perasaan (depresi) secara biologis
terganggunya


reguler

sistem

monoamin-neurotransmitter

termasuk

noreprinefrin dan serotonin (Depkes, 2007). Depresi rentan terjadi pada masa
remaja dibandingkan pada masa kanak-kanak dan remaja putri memiliki
tingkat depresi yang lebih tinggi dibandingkan dengan remaja putra
(Santrock, 2008).
Depresi telah mengalami peningkatan di berbagai budaya, namun
spekulasinya berfokus pada perubahan sosial dan lingkungan disintegrasi
keluarga karena relokasi (Greene, 2009). Hal ini terjadi pada santriwati di

Pondok Pesantren Al-Mukmin yang merupakan santri mukim, yaitu
santriwati yang tidak memungkinkan untuk pulang ke rumah dan berpisah
dengan orang tua berbeda dengan yang di SMA mereka dapat bertemu

dengan keluarga mereka setiap hari.
Remaja perempuan lebih sering mengekspresikan depresi dengan
menginternalisasinya merasa gelisah atau khawatir (Geldard, 2011). Depresi
juga diakibatkan karena mereka juga terlalu menilai secara berlebihan dan
merasa bahwa orang lain menyaksikan dan selalu menilai mereka (Myers,
2012). Santriwati di Pondok Pesantren merasa kurang percaya diri dihadapan
teman-temannya yang lebih mampu dari diri mereka misalnya dalam hafalan
Al-Qur’an atau berceramah di depan orang banyak dari materi pelajaran di
Pondok Pesantren Al-Mukmin meliputi Aqidah, Syari’ah, Bahasa Arab dan
Bahasa Inggris merupakan materi pokok yang diberikan kepada setiap santri
di seluruh tingkatan kelas. Sedangkan di SMA tidak banyak melakukan
hafalan dan pelajarannya lebih sedikit.
Depresi pada tahap remaja bisa mengakibatkan beragam situasi atau
stimuli, seperti: berulangnya pengalaman kehilangan; sejarah perpisahan dan
atau perceraian orang tua; serangkaian perpindahan termasuk menjauh dari
teman-teman terpercaya; kematian seseorang yang dicintai, teman atau
binatang peliharaan; menerima dorongan positif yang sangat sedikit; tidak
mampu melarikan diri dari hukuman (Geldard, 2011). Santriwati di Pondok
Pesantren Al-Mukmin mengalami perpisahan dengan orang tua, dan pindah
ke dalam lingkungan yang baru dengan berbagai aturan. Pada siswa SMA
tidak begitu perlu menyesuaikan lingkungan seperti yang menyebabkan
berpisahnya dengan orangtua. Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Budiyoko pada tahun 2010, kehidupan di Pondok Pesantren yang sangat
berbeda dengan kehidupan sebelumnya terutama santri/murid yang dahulu
belum pernah tinggal di Pondok Pesantren, mereka harus melakukan
penyesuaian diri agar bisa bertahan hingga menyelesaikan pendidikannya di
Pondok Pesantren tersebut.

Dalam penelitian ini terdapat keterbatasan dibandingkan penelitian lain.
Antara lain jumlah sampel yang relatif kecil. Penelitian hanya dilakukan satu
kali waktu. Tetapi kelebihan penelitian ini adalah, peneliti dapat mengetahui
jumlah depresi dari siswa sekolah dan dapat di beritahukan kepada
pembinaan atau bagian pengasuhan di sekolah yang lebih terkena depresi, lalu
diberikan arahan atau konseling kepada ahli jiwa.

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan
pada bab sebelumnya, maka dapat diambil simpulan terdapat perbedaan
tingkat depresi antara siswa putri kelas XI di Pondok Pesantren Al-Mukmin
dengan siswa putri kelas XI di SMA Negeri 2 Sukoharjo. Siswa putri kelas XI
di Pondok Pesantren Al-Mukmin lebih depresi dari pada siswa putri kelas XI
yang bersekolah di SMA Negeri 2 Sukoharjo.
Saran
1.

Dari pihak pembinaan atau pengasuh agar lebih memperhatikan tentang
masalah kejiwaan anak didiknya dan memberikan konseling, nasehat
serta motivasi sebagai tindakan preventif.

2.

Apabila dari skor depresi dari kuesioner BDI > 24 maka dikonsultasikan
ke ahli jiwa.

3.

Siswa putri kelas XI di Pondok Pesantren Al-Mukmin diharapkan
mempersiapkan mental terlebih dahulu, agar dapat memahami dan
mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan Pondok Pesantren.

4.

Penelitiaan ini dapat dijadikan dasar untuk penelitian lain mengenai
kondisi kejiwaan siswa Sekolah Menengah Atas.

DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an
Amir, N. 2005. Depresi: Aspek Neurobiologi Diagnosis dan Tata Laksana.
Jakarta: BP FK UI.
Ardjana, I Gusti Ayu Endah. 2007. Depresi Pada Remaja. Dalam: Soetjiningsih.
Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya . Jakarta: CV. Sagung

Seto.
Baihaqi. 2005. Psikiatri Konsep Dasar dan Gangguan-Gangguan. Bandung:
Refika Aditama.
Bakhtiar, N. 2009. Pola Pendidikan Pesantren: Studi Terhadap Pesantren seKota Pekanbaru.

http://uinsuska.info/tarbiyah/images/jurnal/2009/

nurhasanah_pola.pdf (17 Oktober 2015).
Baskoro, M. D. P. (2010). Hubungan Antara Depresi Dengan Perilaku Antisosial
Pada Remaja Di Sekolah (Skripsi, tidak diterbitkan). Fakultas Kedokteran

Universitas Diponegoro.
Beck, A. T., Steer, R. A., Ranieri, W. 1996. “Comparison of Beck Depression
Inventories -IA and -II in Psychiatrics Outpatients”, Journal of Personality
Asessment.

Davidson, Gerald C, Neale, John M, Kring, Ann M. 2010. Psikologi Abnormal.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Durland, V Mark and Barlow, David H., 2006. Intisari Psikologi Abnormal, Ed. 4.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Depkes. 2007. Pharmautical Care Untuk Penderita Gangguan Depresif, (online),
http//:www.binfar.depkes.go.id (diakses 8 Oktober 2015).

Fadilah, L. 2011. Sistem Informasi Manajemen Gejala Depresi Melalui Model
User – Centered Berbasis WEB, (Online), http//:www.fik.ac.id (Diakses 10
Oktober 2015).
Gerdard, D., 2011. Konseling Remaja Pendekatan Proaktif untuk Anak Muda . Ed
III. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Greene, B. 2009. Psikologi Abnormal Ed V, Jilid II. Jakarta: Eerlangga.
Hawari, D., 2006. Sejahterah Diusia Lanjut. Jakarta: FKUI.
Kaplan, HI, Sadock, BJ., 2010. Sinopsis Psikiatri. Jilid 2, edisi VII. Jakarta:
Binarupa Aksara.
Kosasih, A.D., Priyanto. E dan Makhful., 2008. Latar Belakang dan
Penyelenggaraan Pendidikan Islam Model Santri Asrama di Majalengka
Pada Awal Abad ke-20 M. http://jurnal.ump.ac.id/_berkas/jurnal/20.pdf (5
Oktober 2015).
Mardiya. 2011. Persoalan Depresi Remaja. Kasubid Advokasi Konseling dan
Pembinaan Kelembagaan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi
BPMPDP

dan

KB

Kabupaten

Kulon

Progo.Diakses

dari

www.kulonprogokab.go.id/v21/Persoalan-Depresi-Pada-Remaja_1411 (18

Desember 2015).
Marheni, A. 2007. Perkembangan psikososial dan kepribadian remaja. In:
Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya . Jakarta:
CV. Sagung Seto, pp: 45-52.
Marthaningrum, R. 2007. Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dan Strategi
Coping dengan Kecenderungan Depresi. http://etd.library.ums.ac.id/
go.php?id= jtptums-gdl-s1-2007-ranimartha-8016. 03/10/15.

Maslim, Rusdi. 1993. Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa di
Indonesia . Ed. III. Dalam PPGDJ III. Jakarta: PT Nuh Jaya.

Morrow, A. 2007. Depression in Teenagers. http://www.omnimedicalsearch.com/
conditions-diseases/depression-inteenagers.html.03/10/15.

Muchid, A. dkk.(2007). Pharmaceutical Care untuk penderita Gangguan
Depresif. Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik DepKes. RI.

Jakarta
Muhadjir, Noeng., 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Tarsito.
Murti, B. 2006. Desain dan Ukuran Sampel Untuk Penelitian Kuantitatif dan
Kualitatif di Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Gajah Mada University

Press.
Myers, David G. 2012. Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.
Nafi’, M.D., A’la, A., Anisah, H., Aziz, A. dan Muhaimin, A. 2007. Praksis
Pembelajaran Pesantren. Yogyakarta: Yayasan Selasih.

Nevid, J.S., Rathus, S.A., et al. 2003.Psikologi Abnormal. Penerjemah (Tim
Fakultas Psikologi UI: Murad, J. dkk). Jakarta: Penerbit Erlangga.
Notoatmodjo, Soekidjo., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Pinel, J.P.J., 2009, Biopsikologi. Ed 7. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Pondok Pesantren Islam Al-Mukmin. Khittah Pendidikan dan Tata Tertib Santri.
2014. Sukoharjo.
Polgar, Michael., 2011. Beck Depression Inventory. http://www.Minddisorders.
com/A-Br/Beck-Depression-Inventory.Html (18 September 2015).

Prasetyono, Dwi Sunar., 2007. Metode Mengatasi Cemas dan Depresi.
Yogyakarta: Oryza.
Rohman, Arif., 2009. Politik Ideologi Pendidikan. Yogyakarta: LaksBang
Mediatama.

Sadock, BJ. dan Sadock, Virginia A., 2009. Kaplan & Sadock’s Comprehensive
Textbook of Psychiatry. Lippincott Williams & Wilkins. pp: 1047-1049.

Sadock, BJ. dan Sadock, Virginia A., 2007. Kaplan & Sadock’s Synopsis of
Psychiatry: Behavioral Sciences / Clinical Psychiatry. Ed. 10. Lippincott

Williams & Wilkins. Penerjemah: Kusuma, W. pp: 528-529.
Santrock, JW., 2002. Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup, Edisi
5, jilid II. Jakarta: Erlangga.

Santrock, JW., 2008. Psikologi Pendidikan, Edisi 3, Buku 1. Jakarta: Salemba
Humanika.
Saryono. 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan: Penuntun Praktis Bagi Pemula.
Yogyakarta: Mitra Cendikia Press. pp: 61.
Sekilas Profil Pondok Pesantren Islam Al-Mukmin. 2014. Sukoharjo.
Soetjiningsih. 2007. Buku Ajar Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya .
Jakarta: Sagung Seto.
Sukandar, E.Y., Andrajati, R., Sigit, I. J., Adnyana, K. I., Setiadi, P.A.A,
Kusnandar. 2009. ISO Farmakoterapi . Jakarta: PT ISFI Penerbitan.
Teter, C. S., Kando, J. C., Wells, B. G., & Hayes, P. E., 2007, Depressive
Disorder, dalam Dipiro, J. T., Talbert, R. L., Yee, G. C., Matzke, G. R,
Well, B. G., & Posey Micheal,

L.,(eds),

Pharmacotherapy A

Pathophysiologic Approach, 7th Edition, Appleton and lange, New York.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003.Sistem Pendidikan
Nasional.
World

Health

Organization

(WHO).

Health

Topic

Depression.

www.who.int/topics/depression/en/ (diunduh 11 September 2015).

2011

Dokumen yang terkait

Hubungan Emotional Quotient (EQ) dengan Derajat Depresi pada Siswi kelas XI Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Islam Al Mukmin Ngruki Sukoharjo

1 5 63

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA REMAJA KELAS 3 MU’ALLIMIN PONDOK PESANTREN AL MUKMIN SUKOHARJO

3 18 96

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA REMAJA KELAS 3 MU’ALLIMIN PONDOK PESANTREN AL MUKMIN SUKOHARJO

0 14 101

TUGAS AKHIR Redesain Pondok Putri Pesantren Islam Al Mukmin Ngruki Sukoharjo (Dengan Pendekatan Ekologi Arsitektur).

4 17 15

REDESAIN PONDOK PUTRI PESANTREN ISLAM AL MUKMINNGRUKI SUKOHARJO ( Dengan Pendekatan Ekologi Arsitektur) Redesain Pondok Putri Pesantren Islam Al Mukmin Ngruki Sukoharjo (Dengan Pendekatan Ekologi Arsitektur).

3 15 19

PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI SISWA PUTRI KELAS XI DI PONDOK PESANTREN AL-MUKMIN DENGAN Perbedaan Tingkat Depresi Siswa Putri Kelas XI Di Pondok Pesantren Al-Mukmin Dengan Di SMA Negeri 2 Sukoharjo.

0 2 15

DAFTAR PUSTAKA Perbedaan Tingkat Depresi Siswa Putri Kelas XI Di Pondok Pesantren Al-Mukmin Dengan Di SMA Negeri 2 Sukoharjo.

0 2 4

MOTIVASI WALI SANTRI MENYEKOLAHKAN ANAKNYA DI PONDOK PESANTREN AL MUKMIN NGRUKI SUKOHARJO.

0 2 21

KULIYYATUL MU’ALLIMIN AL ISLAMIYYAH PONDOK PESANTREN AL POLA PENDIDIKAN KULIYYATUL MU’ALLIMIN AL ISLAMIYYAH PONDOK PESANTREN AL MUKMIN NGRUKI SUKOHARJO AL-MUKMIN.

0 1 7

PENDAHULUAN POLA PENDIDIKAN KULIYYATUL MU’ALLIMIN AL ISLAMIYYAH PONDOK PESANTREN AL MUKMIN NGRUKI SUKOHARJO AL-MUKMIN.

0 2 13