PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBANTUAN HAND OUT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI POKOK HIDROKARBON.

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM
BASED LEARNING (PBL) BERBANTUAN HAND OUT
TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA
PADA MATERI POKOK HIDROKARBON

Oleh:
Syarifah Aini
NIM 4103331051
Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014

i


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Berbantuan Hand Out Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Materi Pokok
Hidrokarbon”. Adapun penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Kimia Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Dalam penyusunan skripsi ini tentunya penulis tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Zainuddin Muchtar,
M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan
bimbingan, pengarahan, saran motivasi dan waktunya kepada penulis sejak awal
perencanaan penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dra. Hafni Indriati Nst,
M.Si, Bapak (Alm) Prof.Dr. Suharta, M.Si, Bapak Drs. Rahmat Nauli, M.Si, dan
Bapak Dr. Marham Sitorus, M.Si sebagai dosen penguji yang telah memberikan
masukan dan saran-saran demi perbaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih
disampaikan kepada Bapak Agus Kembaren, S.Si, M.Si selaku dosen pembimbing

akademik serta kepada Bapak dan Ibu dosen staff pegawai jurusan kimia yang
telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis selama perkuliahan.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Anwar sembiring,
M.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 1 Medan dan Ibu Deliani,
S.Pd, M.Si selaku guru kimia serta siswa-siswi kelas XI IPA-1 dan XI IPA-2 yang
telah banyak membantu penulis selama penelitian berlangsung.
Teristimewa penulis ucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada
sosok yang takkan lekang dari kalbu, yang selalu menjadi inspirasi dan motivasi,
yang mengajarkan arti cinta, keikhlasan, ketegaran dalam menjalani hidup, sosok
yang rela berkorban demi kebahagiaan penulis dan selalu mendoakan penulis

ii

disetiap sujudnya, yakni ayahanda tersayang Tajul Ishar dan ibunda tersayang
Ellida Hannum. Terimakasih juga penulis sampaikan kepada kakanda dan adinda
penulis, yakni Syahrani Putri (Kak Ani), Ahmad Junaedi (Kurned), Tapi Lanniari
(Ping – Ping) dan Aisyah Amini (Minjel) yang selalu memotivasi dan mendoakan
penulis.
Penulis sampaikan terima kasih kepada rekan-rekan seperjuangan, yakni
mahasiswa Pendidikan Kimia Ekstensi 2010 yang telah memberi warna dalam

kehidupan, mengajarkan kedewasaan, dan memberikan kebahagiaan, khususnya
kepada kepompongku Andi hardi harefa dan Elida syahrani yang selalu setia
menemani penulis dalam suka maupun duka. Terimakasih juga kepada sahabat
saya Hilda Junanda Br. Harahap, Salahuddin Al Ayubi Pane dan Nazhimah Bey
Nasution yang sudah banyak membantu bertukar pikiran dan informasi yang
diperlukan dalam penulisan skripsi ini.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi,
susunan maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi
skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan,

2014

Penulis,

Syarifah Aini
Nim. 4103331051


i

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM
BASED LEARNING (PBL) BERBANTUAN HAND OUT
TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA
PADA MATERI POKOK HIDROKARBON
SYARIFAH AINI (NIM 4103331051)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar kimia siswa pada
materi pokok hidrokarbon dan kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan
menggunakan model pembelajaran problem based learning (PBL) berbantuan
hand out lebih tinggi dari hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan
menggunakan model pembelajaran langsung (direct instruction). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI peminatan bidang IPA di SMA
Muhammadyah 1 Medan yang berjumlah lima kelas dan setiap kelasnya rata-rata
berjumlah 40 orang siswa. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas yang
diambil secara acak (random). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah tes hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda dengan jumlah soal
sebanyak 20 soal yang telah dinyatakan valid dan reliabel serta lembar observasi

penilaian kemampuan berpikir kritis siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran
problem based learning (PBL) berbantuan hand out secara signifikan lebih tinggi
dari hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan menggunakan model
pembelajaran langsung (direct instruction) (Sig 0,002 < 0,05), dan kemampuan
berpikir kritis siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran
problem based learning (PBL) berbantuan hand out secara signifikan lebih tinggi
dari kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan menggunakan model
pembelajaran langsung (direct instruction) (Sig 0,037 < 0,05). Peningkatan hasil
belajar pada kelas yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran problem
based learning (PBL) berbantuan hand out sebesar 72,4 % dan pada kelas yang
dibelajarkan menggunakan model pembelajaran langsung (direct instruction)
sebesar 61,8 %.
Kata Kunci: hasil belajar, kemampuan berpikir kritis, pembelajaran
problem based learning (PBL), hand out, pembelajaran
langsung (direct instruction), hidrokarbon

i

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1. Langkah – Langkah Model Pembelajaran Problem Based
Learning

15

Tabel 2.2. Langkah – Langkah Model Pembelajaran Langsung

19

Tabel 2.3. Rumus Molekul dan Rumus Struktur Alkana

25

Tabel 2.4. Beberapa Gugus Alkil Yang Biasa Digunakan

27

Tabel 2.5. Lima Suku Pertama Alkena


28

Tabel 2.6. Tiga Suku Pertama Alkena

28

Tabel 2.7. Titik Didih Beberapa Alkana

29

Tabel 2.8. Titik Didih Beberapa Alkena

31

Tabel 2.9. Titik Didih Beberapa Alkuna

33

Tabel 3.1. Kisi-Kisi Lembar Observasi Penilaian Sikap


44

Tabel 3.2. Rancangan Penelitian

45

Tabel 3.3. Persentase Nilai Sikap Siswa

52

Tabel 4.1. Rata-rata, Standar Deviasi, Minimum, Maksimum Data
Pre – Test, Post – Test dan Gain Hasil Belajar serta
Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Eksperimen 1 dan 2

55

Tabel 4.2. Hasil Uji Normalitas Data

56


Tabel 4.3. Hasil Uji Homogenitas Data

57

Tabel 4.4. Hasil Uji Hipotesis Hasil Belajar Siswa

58

Tabel 45. Hasil Uji Hipotesis Hasil Belajar Siswa

58

i

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Skema Alur Penelitian

48


i

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Silabus Mata Pelajaran Kimia

68

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

73

Lampiran 3. Kisi-Kisi Instrumen Test Belum Divalidasi

112

Lampiran 4. Instrumen Tes Hasil Belajar Kimia (Sebelum Divalidasi)

116


Lampiran 5. Kunci Jawaban (Sebelum Divalidasi)

126

Lampiran 6. Format Lembar Jawaban (Sebelum Divalidasi)

127

Lampiran 7. Lembar Analisis Masalah

128

Lampiran 8. Kunci Jawaban Tugas Lembar Analisis Masalah

135

Lampiran 9. Kisi-Kisi Penilaian Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

138

Lampiran 10. Lembar Observasi Penilaian Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa

139

Lampiran 11. Kisi-Kisi Instrumen Tes Sesudah Divalidasi

141

Lampiran 12. Instrumen Tes Hasil Belajar Kimia (Sesudah Divalidasi)

145

Lampiran 13. Kunci Jawaban (Sesudah Divalidasi)

151

Lampiran 14. Format Lembar Jawaban (Sesudah Divalidasi)

152

Lampiran 15. Tabel Validitas Instrumen Tes

153

Lampiran 16. Tabel Uji Reliabilitas Instrumen Tes

154

Lampiran 17.Tabel Tingkat Kesukaran Instrumen Tes

155

Lampiran 18. Tabel Daya Beda Instrumen Tes

156

Lampiran 19. Perhitungan Uji Validitas Instrumen Tes

157

Lampiran 20. Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen Tes

160

Lampiran 21. Perhitungan Tingkat Kesukaran Instrumen Tes

162

Lampiran 22. Perhitungan Daya Beda Instrumen Tes

164

Lampiran 23. Rekapitulasi Instrumen Tes

166

Lampiran 24. Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen 1

168

Lampiran 25. Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen 2

170

ii

Lampiran 26. Data Peningkatan Hasil Belajar (Gain) Kelas Eksperimen 1 172
Lampiran 27. Data Peningkatan Hasil Belajar (Gain) Kelas Eksperimen 2 174
Lampiran 28. Uji Normalitas Data Hasil Belajar

176

Lampiran 29. Uji Homogenitas Data Hasil Belajar

181

Lampiran 30. Lembar Hasil Observasi Penilaian Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen 1

182

Lampiran 31. Lembar Hasil Observasi Penilaian Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen 2

194

Lampiran 32. Data Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Kelas Eksperimen 1

206

Lampiran 33. Data Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Kelas Eksperimen 2

208

Lampiran 34. Uji Normalitas Data Kemampuan Berpikir Kritis

210

Lampiran 35. Uji Homogenitas Data Kemampuan Berpikir Kritis

213

Lampiran 36. Uji Hipotesis

214

Lampiran 37. Tabel Nilai-Nilai R-Product Moment

217

Lampiran 38. Dokumentasi Penelitian

218

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah
lemahnya proses pembelajaran. Proses pembelajaran hanya menekankan pada
penguasaan sejumlah informasi/ konsep belaka. Tidak dapat disangkal, bahwa
konsep memang suatu hal yang sangat penting, tetapi yang terpenting tidak
terletak pada konsep itu sendiri, melainkan pada bagaimana konsep itu dipahami
oleh subjek didik. ( Trianto,2009 ).
Di lapangan siswa hanya menghafal konsep dan kurang mampu
menggunakan atau mengaplikasikan konsep tersebut ke dalam masalah yang
ditemukan dalam kehidupan nyata sehingga sebagian besar siswa sulit
menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan
tersebut akan dimanfaatkan/diaplikasikan pada situasi baru. Akibatnya, banyak
siswa yang merasa bosan dan menganggap bahwa proses pembelajaran
merupakan sesuatu yang sangat menuntut dan memaksa. Bahkan banyak siswa
yang merasa beberapa pelajaran yang disajikan di sekolah sangat sulit karena
banyaknya konsep – konsep dan rumus – rumus yang sulit dipahami sehinga dapat
menyebabkan kurangnya semangat siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang
maksimal.
Hal ini tidak terkecuali pada proses pembelajaran kimia, di mana belajar
kimia syarat dengan konsep – konsep dan rumus – rumus. Namun, kenyataan
yang diperoleh bahwa proses pembelajaran kimia di sekolah masih cenderung
berpusat pada guru di mana pemahaman atas konsep menjadi penekanan utama.
Hal ini dapat disebabkan karena hubungan guru dan murid masih sangat kaku dan
formal. Selain itu guru terbiasa dengan siswa yang tenang dan

tidak aktif

bertanya. Para siswa juga tidak melakukan aktivitas belajar lain selain hanya
duduk, diam dan mendengarkan penjelasan gurunya sehingga terjadi penumpukan
informasi/konsep yang belum tentu dapat dipahami dan diaplikasikan dalam

2

kehidupan sehari – hari. Akibatnya, banyak anak didik ketika lulus dari sekolah,
mereka pintar teoritis tetapi miskin aplikasi.
Berdasarkan hasil pengamatan saya pada saat mengikuti Program
Pengalaman Lapangan Terpadu (PPLT) di SMA Negeri 1 Gebang dan hasil
observasi di SMA Muhammadyah 1 menunjukkan bahwa banyak siswa yang
mengikuti remedial setelah dilakukan ujian. Artinya hasil belajar yang dapat
dicapai oleh siswa masih jauh dari yang diharapkan. Adapun proses pembelajaran
kimia pada kedua sekolah tersebut sama – sama masih menggunakan model
pembelajaran konvensional, yaitu model yang berpusat pada guru. Artinya, guru
hanya memberikan informasi sesuai dengan kemampuan dan pemahaman guru
tersebut tanpa mempertimbangkan kemungkinan untuk membiarkan siswa
mengeksplorasi kemampuan berfikirnya.
Untuk mengatasi permasalahan pembelajaran tersebut, Pemerintah telah
mengeluarkan PP 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas PP Nomor 19 Tahun
2005 berkaitan dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP) yaitu pengertian
kerangka dasar kurikulum, isi dan fungsi kerangka dasar kurikulum, serta struktur
kurikulum yang disusun menjadi suatu kurikulum baru Indonesia yaitu kurikulum
2013 (Devisi PLPG-PSG Rayon 102 Unimed, 2013).
Perbaikan dan pengembangan kurikulum 2013 yang dilakukan Pemerintah
menekankan dalam penguatan proses pembelajaran. Pada kurikulum 2013 proses
pembelajaran berpedoman menggunakan pendekatan saintifik. Pendekatan
saintifik memiliki karakter antara lain materi pembelajaran berbasis fakta atau
fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika serta mendorong dan
menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analitis dan tepat dalam memecahkan
masalah serta mengaplikasikan materi pembelajaran, menutun siswa untuk
mencari tahu bukan diberitahu.
Implementasi pembelajaran kurikulum 2013 menekankan proses student
centered learning yaitu siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran.
Proses pembelajaran mencakup konteks dunia nyata, aktif menyelidiki,
kooperatif, kritis, serta terjadi pertukaran pengetahuan (antara guru dan siswa,
siswa dan siswa lainnya). Siswa berperan aktif tidak hanya dari segi eksplorasi,

3

elaborasi dan konfirmasi tetapi siswa juga aktif dalam kegiatan mengamati,
menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan dalam
proses pembelajaran. Melalui proses ini, sedikit demi sedikit siswa akan
berkembang secara utuh. Artinya, perkembangan siswa tidak hanya terjadi pada
aspek kognitif, tetapi juga aspek afektif dan psikomotor melalui penghayatan
secara internal akan problema yang dihadapi. (Wina Sanjaya,2006).
Pembelajaran berbasis masalah juga berfungsi memperbaiki keterampilan
interpersonal, berpikir kritis, pencarian informasi, komunikasi, rasa hormat dan
kerja kelompok. Menurut Killey dalam Fitrah (2013) problem based learning
mempunyai kelebihan dalam hal membantu siswa memilah masalah (problem
abstraction), mendefinisikan masalah (problem definition) dan menyelesaikan
masalah (problem refinement), membantu mengembangkan berpikir kritis.
Salah satu pendekatan pembelajaran inovatif yang dianggap mewakili
proses konstruksi di kelas adalah

model Belajar Berbasis Masalah (problem

based learning – PBL). Model PBL ini merupakan salah satu model pembelajaran
di mana authentic assesment (penalaran yang nyata atau konkret) dapat diterapkan
secara komprehensif, sebab di dalamnya terdapat unsur menemukan masalah dan
sekaligus memecahkannya. Tujuan dari PBL adalah untuk menantang siswa
mengajukan permasalahan dan juga menyelesaikan masalah yang lebih rumit dari
sebelumnya, dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam mengemukakan
pendapatnya, menggalang kerjasama dan kekompakan siswa dalam kelompok,
mengembangkan kepemimpinan siswa serta mengembangkan kemampuan pola
analisis dan dapat membantu siswa mengembangkan proses nalarnya. (Nanik
Siswidyawati,2009 ). Menurut Oon Sen Tan (dalam Heni Rusnayati,2011), ketika
peserta didik mempelajari sesuatu dan diberikan masalah, hal tersebut
memberikan siswa tantangan untuk berfikir lebih dalam.
Dalam mengemas model pembelajaran berbasis masalah ini, ada baiknya
dilengkapi dengan penggunaan media. Penggunaan media pembelajaran dalam
proses belajar mengajar memiliki manfaat praktis di antaranya dapat memperjelas
penyajian pesan, alat perangsang bagi siswa untuk mengikuti pelajaran dan
tentunya hal ini dapat meningkatkan hasil belajar. Namun pada kenyataannya,

4

banyak guru yang belum menerapkan berbagai media yang sebenarnya membantu
dalam proses pembelajaran, khususnya pembelajaran berbasis masalah. Untuk
mengurangi komunikasi verbal yang terlalu banyak, dapat digunakan media hand
out. Media hand out merupakan media yang disiapkan oleh guru berupa bahan
tertulis berisi informasi untuk memperkaya pengetahuan peserta didik. (Lasmarina
Silalahi,2010). Dalam hal ini, hand out akan digunakan sebagai media untuk
menuangkan masalah yang nantinya akan didiskusikan oleh siswa.
Penggunaan model pembelajaran berbasis masalah telah banyak diteliti
dan menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa, khususnya pada pembelajaran
kimia. Di antaranya penelitian yang dilakukan oleh Hormida Damanik (2012)
yang menyimpulkan bahwa hasil belajar kimia siswa SMA N 1 Tanjung Morawa
kelas XI pada pokok bahasan Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan meningkat
sebesar 34,17 %. Selain itu Julius Situmorang

(2011) memperoleh peningkatan

hasil belajar siswa sebesar 66,74% pada kelas eksperimen dan 46,53% pada kelas
kontrol pada materi pokok laju reaksi. Rosyida Safrida Afriani

(2006)

menyatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil
belajar kimia peserta didik yaitu hasil belajar kognitif pada siklus I meningkat dari
47,61 dengan ketuntasan klasikal 27,91% menjadi 77,42 dengan ketuntasan
klasikal 83,72%. Pada siklus II mencapai 86,89 dengan

ketuntasan klasikal

100%. Pada siklus III mencapai 89,77 dengan ketuntasan klasikal 100%.
Penggunaan media hand out juga telah banyak diteliti dan menunjukkan
persentasi

keidealan yang bagus sebagai media yang layak digunakan. Di

antarannya penelitian yang dilakukan oleh Puguh Wahyu Ismono, menunjukkan
bahwa hasil penilaian kualitas hand out kimia untuk SMA/MA kelas X semester
genap materi pokok larutan elektrolit dan non elektrolit adalah sangat baik dengan
persentasi keidealan 84,76%. Selain itu, Piyan Rudianto menyimpulkan dalam
skripsinya bahwa hand out kimia yang telah disusun memiliki kualitas Sangat
Baik (SB) berdasarkan penilaian guru kimia dengan skor rata-rata 104 dan
persentase keidealan 86,67% serta respon siswa diperoleh skor rata-rata 42 dengan
persentase keidealan 76,36%, sehingga hand out kimia layak digunakan sebagai
sumber belajar penunjang dan media pembelajaran bagi siswa.

5

Dari uraian di atas, maka kiranya perlu untuk melakukan penelitian
dengan menggunakan perangkat model pembelajaran problem based learning
(PBL) sebagai upaya dalam meningkatkan kemampuan memecahkan masalah
dalam pembelajaran kimia pada materi pokok Hidrokarbon dengan judul :
“Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Berbantuan Hand Out Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Materi
Pokok Hidrokarbon”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi masalah
sebagai berikut:
1. Rendahnya hasil belajar kimia siswa karena proses pembelajaran yang
monoton dan berpusat pada guru.
2. Model pembelajaran yang berpusat pada guru dapat menyebabkan siswa
tidak aktif dalam belajar sehingga banyak siswa yang merasa bosan dan
tidak tertarik dalam mengikuti pelajaran.
3. Model pembelajaran yang berpusat pada guru lebih menuntut siswa
menghafal konsep sehingga siswa kurang mampu menggunakan atau
mengaplikasikan konsep tersebut ke dalam masalah yang ditemukan
dalam kehidupan nyata.
4. Dibutuhkan perubahan paradigma pembelajaran berpusat pada guru
menjadi berpusat pada siswa melalui model pembelajaran yang berbasis
masalah yang menuntut keaktifan dan pemahaman konsep lebih jauh
mengenai kehidupan sehari – hari.
5. Belum diterapkan media yang bervariatif untuk menyajikan materi
pelajaran lebih praktis sehingga dapat mengurangi komunikasi verbal oleh
guru.

6

1.3. Batasan Masalah
Dari identifikasi masalah penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka
pembatasan masalah dititik beratkan pada:
1. Objek Penelitian adalah siswa kelas XI semester Ganjil SMA
Muhammadyah 1 tahun pelajaran 2013/2014.
2. Model Pembelajaran yang digunakan adalah Model Pembelajaran problem
based learning (PBL) berbantuan media hand

out dan Model

pembelajaran langsung (direct instruction).
3. Materi yang diberikan dibatasi sampai pada materi pokok hidrokarbon.

1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan menggunakan model
pembelajaran problem based learning (PBL) berbantuan hand out secara
signifikan lebih tinggi dari hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan
menggunakan model pembelajaran langsung (direct instruction)?
2. Apakah kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan menggunakan
model pembelajaran problem based learning (PBL) berbantuan hand out
secara signifikan lebih tinggi dari kemampuan berpikir kritis siswa yang
dibelajarkan

menggunakan

model

pembelajaran

langsung

(direct

instruction)?

1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan
menggunakan model pembelajaran problem based learning (PBL)
berbantuan hand out lebih tinggi dari hasil belajar kimia siswa yang
dibelajarkan
instruction).

menggunakan

model

pembelajaran

langsung

(direct

7

2. Untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan
menggunakan model pembelajaran problem based learning (PBL)
berbantuan hand out lebih tinggi dari kemampuan berpikir kritis siswa
yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran langsung (direct
instruction).

1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat bagi siswa
a. Hasil belajar siswa meningkat
b. Pemahaman siswa terhadap materi hidrokarbon meningkat
2. Manfaat bagi guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi atau
wacana guru untuk meningkatkan hasil belajar kimia siswa dengan
menerapkan model pembelajaran problem based

learning (PBL)

berbantuan media hand out pada materi pokok hidrokarbon.
3. Manfaat bagi sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk perbaikan
kondisi pembelajaran ilmu kimia kelas XI di SMA Muhammadyah 1

1.7. Defenisi Operasional
1. Model Problem Based Learning (PBL)
Model pembelajaran problem based learning (PBL) merupakan salah satu
model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif
kepada siswa. Model

PBL adalah suatu strategi pembelajaran yang

melibatkan siswa untuk dapat memecahkan suatu masalah melalui tahaptahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang
berhubungan dengan masalah tersebut dan memiliki keterampilan untuk
memecahkan masalah.

8

2. Media Hand Out
Hand out adalah adalah salah satu bentuk media cetak yang berisi
penjelasan singkat atau elaborasi tentang suatu bahan, menjelaskan kaitan
antar topik, memberikan umpan balik dan langkah tindak lanjut. Dengan
kata lain, hand out adalah selebaran yang berisikan materi pelajaran yang
disusun oleh seorang guru sebagai bahan pendukung penjelasan maupun
pengembangan materi pelajaran yang harus dikuasai siswa sesuai dengan
tujuan pembelajaran.
3. Hidrokarbon
Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana.
Dari namanya, senyawa hidrokarbon adalah senyawa karbon yang hanya
tersusun dari atom hidrogen dan atom karbon. Dalam kehidupan seharihari banyak kita temui senyawa hidrokarbon, misalnya minyak tanah,
bensin, gas alam, plastik dan lain-lain.
4. Model pembelajaran langsung (direct instruction)
Model pembelajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar
yang dirancang langsung untuk menunjang proses belajar siswa yang
berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang
terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang
bertahap, selangkah demi selangkah

64

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan menggunakan model
pembelajaran problem based learning (PBL) berbantuan hand out secara
signifikan lebih tinggi dari hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan
menggunakan model pembelajaran langsung (direct instruction) dengan
peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen 1 yakni kelas
pembelajaran problem based learning (PBL) berbantuan hand out sebesar
72,40% dan pada kelas eksperimen 2 yakni kelas pembelajaran langsung
(direct instruction) sebesar 61,80%.
2. Kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan menggunakan model
pembelajaran problem based learning (PBL) berbantuan hand out secara
signifikan lebih tinggi dari kemampuan berpikir kritis siswa yang
dibelajarkan

menggunakan

model

pembelajaran

langsung

(direct

instruction).

5.2. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan, maka penulis menyarankan halhal berikut :
1.

Bagi guru atau calon guru disarankan untuk menerapkan model pembelajaran
problem based learning (PBL) yang didukung media hand out sebagai salah
satu alternative pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar dan
kemampuan berpikir kritis siswa khususnya mata pelajaran kimia.

2.

Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk lebih mengembangkan model
pembelajaran problem based learning (PBL) ini agar dapat dicapai hasil
belajar yang lebih maksimal.

65

3. Peneliti selanjutnya juga diharapkan dapat menggunakan media hand out
untuk membantu meningkatkan minat belajar siswa dan juga dapat
menggunakan media lain yang dianggap sejalan dengan model pembelajaran
problem based learning (PBL) berdasarkan pembanding dari penelitian
terdahulu.

66

67

DAFTAR PUSTAKA

Afriani, R. S., (2006)., Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Melalui Model
Pembelajaran dengan Pendekatan PBL (Problem Based Learning) Pada
Kelas XI SMA 12 Semarang, Skripsi, Universitas Negeri Semarang,
Semarang
Ahlya,S.,(2013), Implikasi Model Problem Based Learning dalam Pengembangan
Karakter Siswa., Jurnal Pendidikan, Vol.2 No 2 : 131-139, 2013
Arikunto, S., (2003), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi
VI, Rineka Cipta, Jakarta
Chang, R., (2005), Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Edisi Ketiga Jilid I,
Erlangga, Jakarta
Damanik, H., (2012), Pengaruh Pendekatan Pemecahan Masalah Terhadap Hasil
Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Di Kelas XI SMA., Skripsi, Universitas Negeri Medan, Medan
Djamarah,S. B., (2010), Strategi Belajar Mengajar,Rineka Cipta, Jakarta
Fessenden, R.J., dan Fessenden, J.S., (1986), Kimia Organik Jilid 2, Erlangga,
Jakarta
Hanik Nur Fadliana Tri Redjeki

dan Nanik Dwi Nurhayati,(2013), Studi

Komparasi Penggunaan Metode PBL (Problem Based Learning)
Dilengkapi Dengan Macromedia Flash Dan LKS (Lembar Kerja Siswa)
Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Materi
Asam, Basa Dan Garam Kelas Vii Smp Negeri 1 Jaten Karanganyar
Tahun Pelajaran 2012/2013,Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 3
2013
Rusnayati, H., (2011), Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning
dengan Pendekatan Inkuiri untuk Meningkatkan Keterampilan Proses
Sains pada Penguasaan Konsep Elastisitas pada Siswa SMA., Jurnal
Pendidikan, Hal: F331-F332, 2011
Sadiman, A., (1984)., Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan, Dan
Pemanfaatannya), Rajawali Pers, Jakarta

68

Sanjaya, W., (2007), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta
Sardiman, M., (1986), Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta
Silalahi, L., (2011), Perbandingan Penggunaan Media Hand Out dan Media Peta
Konsep dalam Bentuk Power Point Terhadap Hasil Belajar Di SMA Kelas
XI IPA T.A. 2010., Skripsi, Universitas Negeri Medan, Medan
Silitonga, P. M., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi Dalam Penelitian, FMIPA
Universitas Negeri Medan, Medan.
Siswidyawati, N., (2009), Implikasi Model Problem Based Learning untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pelajaran Biologi Kelas VII-A
SMP Negeri 1 GESI Tahun Ajaran 2007/2009., Skripsi, Universitas
Sebelas Maret, Surakarta
Situmorang, J., (2011), Perbedaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)
berbasis Web Blog dengan Pembelajaran Konvensional pada Pokok
Bahasan Hidrolisis Garam, Skripsi, Universitas Negeri Medan, Medan
Slameto., (2010), Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhi, Rineka
Cipta,Jakarta
Trianto., (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif - Progresif, Kencana,
Surabaya
Wagiran.,(2007), Peningkatan Keaktifan Mahasiswa dan Reduksi Miskonsepsi
Melalui Pendekatan Problem Based Learning, Universitas Negeri
Yogyakarta, Jurnal Kependidikan, Nomor I. Tahun XXXVll. Mei 2007

66

DAFTAR PUSTAKA

Afriani, R. S., (2006)., Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Melalui Model
Pembelajaran dengan Pendekatan PBL (Problem Based Learning) Pada
Kelas XI SMA 12 Semarang, Skripsi, Universitas Negeri Semarang,
Semarang
Ahlya,S.,(2013), Implikasi Model Problem Based Learning dalam Pengembangan
Karakter Siswa., Jurnal Pendidikan, Vol.2 No 2 : 131-139, 2013
Arikunto, S., (2003), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi
VI, Rineka Cipta, Jakarta
Chang, R., (2005), Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Edisi Ketiga Jilid I,
Erlangga, Jakarta
Damanik, H., (2012), Pengaruh Pendekatan Pemecahan Masalah Terhadap Hasil
Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Di Kelas XI SMA., Skripsi, Universitas Negeri Medan, Medan
Djamarah,S. B., (2010), Strategi Belajar Mengajar,Rineka Cipta, Jakarta
Fessenden, R.J., dan Fessenden, J.S., (1986), Kimia Organik Jilid 2, Erlangga,
Jakarta
Hanik Nur Fadliana Tri Redjeki

dan Nanik Dwi Nurhayati,(2013), Studi

Komparasi Penggunaan Metode PBL (Problem Based Learning)
Dilengkapi Dengan Macromedia Flash Dan LKS (Lembar Kerja Siswa)
Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Materi
Asam, Basa Dan Garam Kelas Vii Smp Negeri 1 Jaten Karanganyar
Tahun Pelajaran 2012/2013,Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 3
2013
Rusnayati, H., (2011), Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning
dengan Pendekatan Inkuiri untuk Meningkatkan Keterampilan Proses
Sains pada Penguasaan Konsep Elastisitas pada Siswa SMA., Jurnal
Pendidikan, Hal: F331-F332, 2011
Sadiman, A., (1984)., Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan, Dan
Pemanfaatannya), Rajawali Pers, Jakarta

67

Sanjaya, W., (2007), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta
Sardiman, M., (1986), Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta
Silalahi, L., (2011), Perbandingan Penggunaan Media Hand Out dan Media Peta
Konsep dalam Bentuk Power Point Terhadap Hasil Belajar Di SMA Kelas
XI IPA T.A. 2010., Skripsi, Universitas Negeri Medan, Medan
Silitonga, P. M., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi Dalam Penelitian, FMIPA
Universitas Negeri Medan, Medan.
Siswidyawati, N., (2009), Implikasi Model Problem Based Learning untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pelajaran Biologi Kelas VII-A
SMP Negeri 1 GESI Tahun Ajaran 2007/2009., Skripsi, Universitas
Sebelas Maret, Surakarta
Situmorang, J., (2011), Perbedaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)
berbasis Web Blog dengan Pembelajaran Konvensional pada Pokok
Bahasan Hidrolisis Garam, Skripsi, Universitas Negeri Medan, Medan
Slameto., (2010), Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhi, Rineka
Cipta,Jakarta
Trianto., (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif - Progresif, Kencana,
Surabaya
Wagiran.,(2007), Peningkatan Keaktifan Mahasiswa dan Reduksi Miskonsepsi
Melalui Pendekatan Problem Based Learning, Universitas Negeri
Yogyakarta, Jurnal Kependidikan, Nomor I. Tahun XXXVll. Mei 2007