PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN TEKHNIK TALKING CHIPS PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI SMA.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM
BASED LEARNING (PBL) DENGAN TEKHNIK
TALKING CHIPS PADA POKOK BAHASAN
HIDROKARBON TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA DI SMA

Oleh :
Azriyatuz Salsabila Purba
Nim4103331008
Program StudiPendidikan Kimia

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014


i

ii

RIWAYAT HIDUP

Azriyatuz Salsabila Purba dilahirkan di Si Pis-Pis pada tanggal 24
Februari 1992. Ibu bernama Rawiyah Saragih dan ayah bernama Sarwo Edy
Purba, merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Penulis memulai
pendidikannya pada tahun 1998 di SDN 116884 Sei Kebara dan lulus jenjang
pendidikan SD pada tahun 2004. Tahun 2004 kemudian melanjutkan pendidikan
di SMP Swasta Torgamba, lulus pada tahun 2007. Tahun 2007 penulis
melanjutkan pendidikannya di SMAN 1 Rantau Selatan, lulus pada tahun 2010.
Pada tahun 2010 penulis diterima di PTN Universitas Negeri Medan di Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam pada prodi Pendidikan Kimia melalui
Jalur SLMPTN. Penulis pernah menjadi asisten laboratorium praktikum kimia
umum II.

iii


PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM
BASED LEARNING (PBL) DENGAN TEKHNIK
TALKING CHIPS PADA POKOK BAHASAN
HIDROKARBON TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA DI SMA

Azriyatuz Salsabila Purba (NIM. 4103331008)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kimia
siswa yang menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning
(Eksperimen 1) dan yang menerapkan model pembelajaran konvensional
(Eksperimen 2) pada materi Hidrokarbon. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh kelas XI IPA SMA Kurikulum 2013, Semester I, Tahun Ajaran
2014/2015. Sampel yang diteliti hanya terdiri dari dua kelas, yang diambil pada
sekolah SMAN Negeri 1 Pantai Cermin. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tes hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda dengan
jumlah soal sebanyak 20 soal yang telah dinyatakan valid dan reliabel.
Berdasarkan analisis data hasil penelitian, rata-rata nilai pretest-postest pada kelas
eksperimen 1 yang diperoleh adalah 32,65 ; 86,09, sedang rata-rata nilai pretestposttest pada kelas eksperimen 2 adalah 27,7 ; 75. Pada uji normalitas dengan
tehnik uji χ2 pada tingkat signifikansi 0,05, data penelitian ini tidak berdistribusi

normal. Pada uji homogenitas dengan tehnik Fhitung pada tingkat signifikansi 0,05
menunjukkan data penelitian ini adalah homogen. Dengan demikian, berdasarkan
uji beda nyata dengan tehnik statistik t pada tingkat signifikansi 0,05 dapat
dinyatakan bahwa hasil belajar kimia siswa yang menerapkan model pembelajaran
Problem Based Learning lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar kimia
siswa yang menerapkan model pembelajarana konvensional.

vii

DAFTAR ISI

Halaman
Lembar Pengesahan

i

Riwayat Hidup

ii


Abstrak

iii

Kata Pengantar

iv

Daftar Isi

vii

Daftar Tabel

ix

Daftar Gambar

x


Daftar Lampiran

xi

BAB I PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Masalah

1

1.2

Ruang Lingkup

4

1.3

Rumusan Masalah


4

1.4

Batasan Masalah

4

1.5

Tujuan Penelitian

4

1.6

Manfaat Penelitian

4


1.7

Defenisi Operasional

5

BAB II TINJAUN PUSTAKA
2.1

Kerangka Teoritis

6

2.2

Model Pembelajaran

8


2.3

Kerangka Konseptual

14

2.4

Hipotesis Penelitian

15

viii

BAB III METODE PENELITIAN
3.1

Tempat dan Waktu Penelitian

16


3.2

Populasi dan Sampel

16

3.3

Variabel Penelitian

16

3.4

Rancangan Penelitian

17

3.5


Prosedur Penelitian

18

3.6

Teknik Pengumpulan Data

19

3.8

Teknik Analisis Data

22

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1


Hasil Penelitian

24

4.1.1 Analisis Data Instrumen Penelitian

24

4.1.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian

26

4.2

27

Analisis Data Hasil Penelitian

4.2.1 Uji Normalitas

28

4.2.2 Uji Homogenitas

29

4.2.3 Uji Hipotesis

29

4.2.4 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

30

4.2.5 Sikap Kerjasama Siswa

32

4.3

Pembahasan

34

4.4

Temuan Peneliti

36

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1

Kesimpulan

37

5.2

Saran

37

DAFTAR PUSTAKA

38

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan dari PBL

Halaman
11

Tabel 3.1. Two Group Pretes Postes Design

19

Tabel 3.2. Penolong Untuk Uji Normalitas

22

Tabel 4.1. Analisis Kisi-kisi Instrumen Tes

26

Tabel 4.2. Rata-rata Nilai Hasil Belajar Peserta Didik

27

Tabel 4.3. Rata-rata,Standar Deviasi dan Varians Pretest-Postest

28

Tabel 4.4. Uji Normalitas Data Pretes-Postest

28

Tabel 4.5. Uji Homogenitas Sampel

29

Tabel 4.6. Uji Hipotesis Data Postest

29

Tabel 4.7 Nilai Rata-Rata Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

30

Pada Setiap Pertemuan
Tabel 4.8..Rangkuman Statistik Deskriptif Nilai Kemampuan

31

Berpikir Kritis Siswa
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Kemampuan

31

Berpikir Kritis Siswa
Tabel 4.10 Nilai Rata-Rata Sikap Kerjasama Siswa Pada Setiap Pertemuan 32
Tabel 4.11.Rangkuman Statistik Deskriptif Nilai Sikap Kerjasama Siswa

33

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 3.1. Prosedur Penelitian

19

Gambar 4.1. Hasil Belajar Kimia Siswa

27

Gambar 4.2 Diagram Nilai Rata-Rata Kemampuan Berpikir Kritis

31

Siswa Padan Setiap Pertemuan Kelas Eksperimen I
Gambar 4.3 Diagram Nilai Rata-Rata Sikap Kerjasama Siswa Pada
Setiap Pertemuan Kelas Eksperimen I

32

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1.

Silabus

40

Lampiran 2.

Rencana Program Pembelajaran

43

Lampiran 3.

Materi Hidrokarbon

74

Lampiran 4.

Analisis Kisi-kisi Instrumen Tes Sebelum Validasi

80

Lampiran 5.

Instrumen Tes Sebelum Divalidasi

93

Lampiran 6.

Kunci Jawaban Instrumen Tes

100

Lampiran 7.

Lembar Analisis Siswa Eksperimen 1

101

Lampiran 8.

Lembar Kerja Siswa Eksperimen 2

113

Lampiran 9.

Lembar Penilaian Sikap

117

Lampiran 10. Perhitungan Validitas

127

Lampiran 11. Perhitungan Reliabilitas

128

Lampiran 12. Perhitungan Tingkat Kesukaran

130

Lampiran 13. Perhitungan Daya Beda

133

Lampiran 14. Analisis Kisi-kisi Instrumen Tes Setelah Validasi

135

Lampiran 15. Instrumen Tes Setelah Validasi

142

Lampiran 16. Tabulasi Data Nilai Siswa

148

Lampiran 17. Perhitungan rata-rata, varians, dan standar deviasi

150

hasil belajar siswa Kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2

xii

Lampiran 18. Uji Normalitas Data

152

Lampiran 19. Uji Homogenitas

156

Lampiran 20. Pengujian Hipotesis

158

Lampiran 21. Tabel Nilai – Nilai R-Product Moment

160

Lampiran 22. Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat

161

Lampiran 23. Daftar Tabel Persentil Untuk Distribusi f

162

Lampiran 24. Tabel Nilai – Nilai Dalam Distribusi-t (Tabel t)

163

Lampiran 25. Dokumentasi Penelitian

164

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting yang tidak dapat

dipisahkan dari kehidupan manusia. Salah satu permasalahan pendidikan
khususnya dalam pembelajaran di sekolah adalah lemahnya proses pembelajaran.
Hal tersebut dapat dibuktikan berdasarkan pengamatan dan pengalaman peneliti
pada saat melaksanakan PPLT tahun 2013 di SMA Negeri 1 Pantai Cermin, masih
banyak guru khususnya bidang studi kimia yang mengajar dengan menggunakan
metode konvensional (ceramah).
Proses pembelajaran yang dikembangkan guru tidak sesuai dengan ramburambu yang ditentukan standar proses pendidikan yang diatur dalam peraturan
Pemerintahan No. 19 Tahun 2005 Bab 1 Pasal 1 Ayat 6 yaitu “Standar proses
pendidikan adalah standart nasional, pendidikan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar
kompetensi lulusan”. (www.presidenri.go.id/dokumenUU.php/187.pdf).
Berdasarkan permasalahan tersebut pemerintah berupaya mengadakan
perombakan dan pembaharuan kurikulum secara berkesinambungan dengan cara
mengadakan perubahan kurikulum, mulai dari kurikulum 1968 sampai kurikulum
2004. Kurikulum yang sedang dikembangkan oleh pemerintah pada tahun 20062012 adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum ini
merupakan kurikulum penyempurnaan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK). Kurikulum ini berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan
kepentingan peserta didik serta lingkungannya.
Setiap kurikulum memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing
tergantung kepada situasi dan kondisi, di mana kurikulum tersebut diberlakukan.
Menurut Fasli Jalal (dalam Imam Hanafie, 2008) KTSP memiliki kelemahan,
yaitu kurangnnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada
kebanyakan satuan pendidikan yang ada, minimnya kualitas guru dan sekolah,
kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai kelengkapan
dari pelaksanaan KTSP, masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara

2

komprehensif baik kosepnya, penyusunannya,maupun prakteknya di lapangan,
serta penerapan KTSP yang merekomendasikan pengurangan jam pelajaran akan
berdampak berkurangnya pendapatan guru. Sulit untuk memenuhi kewajiban
mengajar 24 jam, sebagai syarat sertifikasi guru untuk mendapatkan tunjangan
profesi.
Pemerintah telah berusaha memperbaiki kurikulum dengan dikeluarkannya
PP 32 Tahun 2013 berkaitan dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP) yaitu
kurikulum 2013. Kurikulum 2013 menekankan dalam penguatan proses
pembelajaran. Proses pembelajaran berpedoman menggunakan pendekatan
saintifik. Pendekatan saintifik jika dihubungkan dengan proses pembelajaran
mencakup konteks dunia nyata, aktif menyelidiki, kooperatif, kritis, terjadi
pertukaran pengetahuan antara guru dan siswa, siswa dan siswa lainnya, serta
menutun siswa untuk mencari tahu bukan diberitahu. Siswa berperan aktif tidak
hanya dari segi eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi tetapi siswa juga aktif dalam
kegiatan mengamati,

menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi,

dan

mengkomunikasikan dalam proses pembelajaran.
Salah satu model pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013 yang
dikembangkan sekarang adalah Problem Based Learning (PBL). Menurut Arends
(1997),

model

pembelajaran

berbasis

masalah

sangat

berguna

untuk

mengembangkan cara berpikir seseorang ke tingkat yang lebih tinggi atau berpikir
kritis dalam situasi yang berorientasi pada masalah dan mengembangkan sikap
kerjasama siswa dalam situasi pemecahan masalah bersama kelompok belajar
secara kooperatif. Berdasarkan silbus kurikulum 2013, salah satu materi pokok
yang terdapat pada kelas XI Semester 1 adalah hidrokarbon. Karakteristik materi
ini merupakan materi berupa konsep yang abstrak serta memerlukan pemahaman
yang tinggi dalam mempelajarinya. Hal ini secara tidak langsung menuntut
pembelajaran materi hidrokarbon seharusnya mampu menyajikan konsep yang
abstrak secara menarik serta berpusat pada siswa
Prestasi belajar siswa yang masih di bawah KKM pada materi pokok
hidrokarbon kemungkinan disebabkan oleh penggunaan model pembelajaran yang
tidak sesuai dengan karakteristik siswa dan materi. Oleh karena itu, untuk

3

mengatasi materi yang memerlukan pemahaman konsep-konsep diperlukan model
pembelajaran yang tepat. Salah satu model yang dapat digunakan adalah model
pembelajaran PBL dengan tekhnik Talking Chips. Pembelajaran ini diharapkan
dapat menarik minat dan keaktifan siswa dalam belajar kimia sehingga diharapkan
hasil belajarnya akan meningkat, karena siswa diajak untuk mencari informasi,
untuk

mengembangkan

keterampilan

memecahkan

masalah,

melakukan

penyelidikan atau percobaan untuk menemukan konsep tentang materi pelajaran.
Beberapa peneliti menunjukkan bahwa model pembelajaran PBL memiliki
dampak positif terhadap kegiatan belajar mengajar yakni pada penelitian yang
dilakukan oleh Saifudin (2010) menunjukkan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan model PBL pada materi kesetimbangan kimia memiliki efektifitas
belajar sebesar 86,49%. Penelitian Batubara (2013), rata-rata peningkatan hasil
belajar kimia siswa kelas eksperimen 1 I sebesar 51,781% dan peningkatan hasil
belajar siswa kelas eksperimen 1 II sebesar 39,966%. Hasil penelitian Sony
Hidayat (2011) disimpulkan bahwa tes hasil belajar pada kelas eksperimen 1
diperoleh skor mean posttes 70,17 dan pada kelas eksperimen 2 skor mean posttes
sebesar 63,33. Hal ini sejalan dengan penelitian Diyah Rauhillah Husni (2010),
bahwa hasil belajar siswa eksperimen 1 lebih tinggi (rata-rata pretes = 22,25 dan
rata-rata posttes = 61,25) daripada siswa kelas eksperimen 2 (rata-rata pretes =
18,5 dan rata-rata posttes = 36,125).
Selain itu, Samsul Rizal (2006), dalam penelitiannya,disimpulkan bahwa
nilai preTes tertinggi kelas eksperimen 1 60 dan terendah 20, nilai rata-rata
sebesar 38,58% dan mengalami peningkatan setelah mengalami perlakuan
pembelajaran kooperatif teknik Talking Chips menjadi nilai tertinggi postTes
sebesar 80 dan terendah mendapatkan nilai 45 dengan rata-rata sebesar 61,25%.
Berdasarakan keterangan di atas tentang kesulitan siswa dalam memahami
pelajaran kimia yang bersifat abstrak dan model pembelajaran yang kurang sesuai
maka penulis tertarik mengambil judul

“Penerapan Model Pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) Dengan Tekhnik Talking Chips Pada Pokok
Bahasan Hidrokarbon Terhadap Hasil Belajar Siswa Di SMA”.

4

1.2.Ruang Lingkup
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka ruang
lingkup dalam penelitian ini yaitu Pembelajaran PBL Dengan Tekhnik Talking
Chips Pada Materi Hidrokarbon terhadap hasil belajar kimia siswa.
1.3.Rumusan Masalah
Berdasarkan ruang lingkup di atas, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Apakah hasil belajar kimia siswa yang menggunakan
model pembelajaran PBL dengan tekhnik Talking Chips lebih tinggi dibandingkan
dengan hasil belajar kimia siswa yang menggunakan model pembelajaran
konvensional pada pokok bahasan hidrokarbon?”.
1.4.Batasan Masalah
Melihat luasnya permasalahan yang dapat muncul dari penelitian ini, serta
mengingat keterbatasan waktu dan sarana penunjang lainnya maka penelitian ini
dibatasi pada :
1. Model pembelajaran yang digunakan di kelas Eksperimen 1 adalah Problem
Based Learning (PBL) dengan tekhnik Talking Chips pada pokok bahasan
Hidrokarbon.
2. Model pembelajaran yang digunakan di kelas Eksperimen 2 adalah Model
Pembelajaran Konvensional pada pokok bahasan Hidrokarbon.
1.5.Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dijabarkan di atas, maka tujuan
penelitian ini adalah “Untuk mengetahui bahwa hasil belajar siswa yang
mendapatkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) lebih tinggi
dibandingkan dengan tekhnik Kancing Gemerincing (Talking Chips)” dengan
hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada
pokok bahasan hidrokarbon.
1.6.

Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat bermanfaat :

1. Sebagai masukan kepada semua pihak yang terkait dalam melihat pengaruh

5

motivasi, kreatifitas, dan keaktifan belajar yang dihasilkan pembelajaran
berbasis masalah dengan kegiatan pembelajaran, terutama guru kimia, dalam
rangka meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Sebagai masukan kepada para peneliti yang ingin melakukan penelitianpenelitian lebih lanjut di bidang pembelajaran terutama pembelajaran kimia.
3. Menambah Hasanah ilmiah/data pada pembelajaran kimia.

1.7.Defenisi Operasional
Pembelajaran berbasis masalah adalah pendekatan pembelajaran siswa pada
masalah autentik sehingga siswa dapat menyusun pengetahuan sendiri,
menumbuhkan ketrampilan yang lebih tinggi dan inquiri, memandirikan siswa,
dan dapat meningkatkan kepercayaan diri sendiri. Masalah autentik diartikan
sebagai masalah kehidupan nyata yang ditemukan siswa dalam kehidupan seharihari. Dalam pembelajaran berbasis masalah ini digunakan pendekatan saintifik
yaitu pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun
pengetahuan melalui metode ilmiah. Model pembelajaran yang diperlukan adalah
yang

memungkinkan

terbudayakannya

kecakapan

berpikir

sains,

terkembangkannya “sense of inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswa.
Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang terjadi setelah
seseorang mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan
(Purwanto, 2013). Dalam penelitian ini yang dimaksud hasil belajar adalah nilai
yang dicapai siswa dalam tes hasil belajar kimia pada materi hidrokarbon.

38

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., (2011), Dasar - Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.
Anggraini, T., (2011), Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Pokok Hukum Newton Di Kelas VIII SMP Tunas
Harapan Sayurmatinggi., Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan
Arends, R.I.,(1997), Classroom Instructional and Management, Mc Graw Hill
Book companies, Inc, New York.
Barret, Terry (2005). Understanding Problem Based Learning. [online].Tersedia :
http:// [22 – 03 -2007]
Batubara, R., (2013), Pengaruh Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
(Problem Based Learning) dengan Media Peta Konsep Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Materi Pokok Laju
Reaksi, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan
Casal, S, Talking Chips (A Book of Multiple Intelligence Exercise From Spain),
google: www.Hlmtmag.co.uk/jul 02/teach.html
Djamarah, S.B., dan Zain, A., (2010), Starategi Belajar Mengajar, PT Rineka
Cipta, Jakarta.
Djamarah, S.B., dan Zain, A., (2002), Starategi Belajar Mengajar, PT Rineka
Cipta, Jakarta.
Hanafi, Imam. Plus Minus Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
(Online) Available: Http://www. mahaniv@yahoo.com
Hasni, D.R., (2010), Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) Terhadap
Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Laju Reaksi, Skripsi, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Hidayat, S., (2011), Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil
Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Termokimia, Skripsi, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Huda, M., (2013), Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan Model
Penerapan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

39

Lie, A., (2004), Cooperative Learning:Mempraktikkan Cooperative Learning di
Ruang-Ruang Kelas, Grasindo, Jakarta.
Liu, Min, (2005), Motivating Students Through Problem-based Learning.
University of Texas : Austin. [online]. Tersedia : http:// [22-03-2007]
Nasution, S., (2008), Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar.
Bumi Aksara, Jakarta.
Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 2013 tentang perubahan atas PP No. 19 tahun
2005 tentang Standar Nasional pendidikan (Lembar Negara RI Tahun
2013 No.71, Tambahan Lembar Negara)
Rizal, S., (2006), Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Dengan Teknik Talking
Chips Terhadap Hasil Belajar Pada Konsep Asam-Basa, Larutan
Elektrolit dan Non-elektrolit., Skripsi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta
Saifudin, A., (2010), Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
(Penelitian

Tindakan

Kelas

di

MAN

12

Jakarta).,

,http://repository.library.uinsyah.edu/ (Diakses tanggal 01 Juni 2014)
Silitonga, P.M., (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA UNIMED,
Medan.
Sudjana, (2005), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.
Suprijono, A., (2009), Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM,
Pustaka Belajar, Jakarta.
Suprijono, A., (2010), Cooperative Learning, Pustaka Belajar, Jakarta
Trianto, (2010), Mendisaen Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Prenada
Media Group, Jakarta.
www.presidenri.go.id/dokumenUU.php/187.pdf (Diakses Februari 2014)
http://muhammadkholik.wordpress.com/2011/11/08/metode-pembelajaran
konvensional/ (Diakses Februari 2014)
http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Article-23781-Suharta-Unimed.pdf
(Diakses 26 Agustus 2014)