TEKNIK PERMAINAN ALAT MUSIK TRADISIONAL SIMALUNGUN TULILA. PROGRAM STUDI SENI MUSIK.

TEKNIK PERMAINAN ALAT MUSIK TRADISIONAL
SIMALUNGUN TULILA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

RISNA MARGARETTA DAMANIK
NIM 2103140041

JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Adapun judul skripsi ini adalah “Teknik Permainan Alat Musik Tradisional
Simalungun Tulila”.
Skripsi ini disusun guna memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan (S. Pd) pada jurusan Sendratasik Program Studi Pendidikan
Seni Musik, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan. Penyelesaian
skripsi ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan
ketulusan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.
2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan.
3. Dra. Tuti Rahayu, M.Si, selaku Ketua Jurusan Sendratasik.
4. Uyuni Widyastuti, M.Pd, selaku Sekretaris Jurusan Sendratasik dan Dosen
Pembimbing Akademik penulis.
5. Panji Suroso, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Seni Musik.
6. Lamhot Basani Sihombing, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Sripsi I dan
Mukhlis Hasbullah, M.Sn selaku Dosen Pembimbing Skripsi II, yang
bermurah hati dan telah berkenan memberikan bimbingan dan arahan
kepada penulis sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan.

7. Bapak/Ibu Dosen Seni Musik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas
Negeri

Medan

yang

telah

memberikan

ilmunya

selama

proses

pembelajaran berlangsung dan selama perkuliahan.
8. Kepada Bapak Ketua Museum Simalungun beserta segenap pengurus
Museum yang telah memberikan kesempatan kepada penulis selama

penelitian ini berlangsung. Kepada Bapak J Badu Purba, Bapak Rosul
Damanik,

dan

Bapak

Ridwan

Purba,

selakunarasumber,

penulis

mengucapkan terima kasih banyak telah membantu dalam penyelesaian

Skripsi ini. Begitu juga dengan Bapak Setia Dermawan Purba yang telah
banyak memberikan arahan dan bimbingan dalam penyelesaian Skripsi ini.
9. Teristimewa keluarga tercinta, Ayahanda S. Damanik dan Ibunda M.

Situmorang yang telah mencurahkan kasih sayang, waktu, doa, dan
dukungan serta motivasi baik secara moril maupun materiil. Buat kakak
dan adekku, Ira Novrista Damanik dan Alfredo Atur Damanik, terima
kasih karena telah memberikan dukungan semangat.
10. Buat sahabat-sahabat terbaikku Putri, Deasy, Octa, Gusti, Devi, Lerin,
Elda, Narita, dan Mawarni Simatupang, saya mengucapkan terima kasih
atas doa dan dukungan semangatnya. Buat Ando Simanjuntak terima kasih
banyak telah mendukung dan membantu saya selama penyelesaian Skripsi
ini, dan terima kasih juga atas perhatian, doa, dan semangatnya.
11. Buat teman-teman seperjuangan dalam menyusun Skripsi Lerin, Prawika,
Gusti, Christin PA, Elda, dan lain-lain, saya mengucapkan terima kasih
buat dukungannya. Begitu juga buat teman-teman kos yang sudah seperti
keluarga Lerin, Cristin PA, kak Lisa, kak Juli, kak Norlin, kak Cristin, kak
tetty, bang Hendrik, bang Wirsan, bitara, jojor, jeje, fanjos, wahyu,
terkhusus buat ibu kos yang telah memberi dukungan pada penulis.
Semoga Tuhan memberikan berkat yang melimbah kepada seluruh pihak
yang telah memberikan bantuan, baik moril maupun materiil kepada penulis
dalam menyelesaikan Skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga Skripsi
yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi penelitian lain maupun
pembaca dalam usaha peningkatan mutu pendidikan dan kebudayaan, khususnya

dibidang seni musik di sekolah di masa yang akan datang.
Medan,

September 2014

Penulis,

Risna Margaretta Damanik
NIM. 2103140041

ABSTRAK
Risna Margaretta Damanik, NIM 2103140041. Teknik Permainan Alat
Musik Tradisional Simalungun Tulila. Program Studi Seni Musik. Jurusan
Sendratasik. Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui teknik permainan alat musik tradisional
Simalungun tulila, mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penyajian
permainan alat musik tradisional Simalungun tulila, dan mengetahui tanggapan
seniman Batak Simalungun terhadap alat musik tradisional Simalungun tulila.
Teori yang digunakan mencakup pengertian teknik permainan, pengertian alat
musik, pengertian alat musik tradisional, dan alat musik tulila, yang berdasarkan

teori dari buku dan jurnal/ hasil penelitian.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh pemain alat musik tradisional Simalungun tulila.
Sampel dalam penelitian ini adalah tiga orang pemain alat musik tradisional
Simalungun tulila. Untuk melengkapi data-data dalam penelitian ini, peneliti
melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini dilaksanakan di
Museum Simalungun yang berada di kota Pematang Siantar.
Teknik permainan pada alat musik tradisional Simalungun tulila terdiri dari posisi
badan dalam memainkan alat musik tradisional Simalungun tulila, penjarian nada,
dan teknik memainkannya. Di dalam bermain tulila terdapat beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi dalam penyajian permainan alat musik tradisional
simalungun ini yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar. Begitu juga dengan
seniman Batak Simalungun memiliki tanggapan yang berbeda terhadap alat musik
tradisional Simalungun tersebut. Bapak J. Badu Purba berpendapat bahwa tulila
tidak seharusnya menjadi permainan pribadi saja, tetapi juga dapat menjadi aset
yang berharga bagi kesenian yang ada di Simalungun yang harus diperhatikan.
Sedangkan. Bapak Rosul Damanik berpendapat tulila ada baiknya tulila
diperkenalkan di sekolah-sekolah sebagai media dalam belajar alat musik tiup.
Dan Bapak Ridwan berpendapat bahwa festival tulila yang pernah diadakan pada
Pertunjukan Rondang Bittang sebaiknya tidak hanya sekali saja diadakan, akan

tetapi bisa menjadi salah satu program pada saat Pertunjukan Rondang Bittang
dilaksanakan.

Kata Kunci : Teknik Permainan, Alat Musik Tradisional, Tulila

DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................

i

KATA PENGANTAR ...............................................................................

ii

DAFTAR ISI ..............................................................................................

iv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................


vi

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................

vii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................

1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................

7

C. Pembatasan Masalah .......................................................................

8

D. Perumusan Masalah ........................................................................


9

E. Tujuan Penelitian ............................................................................

9

F. Manfaat Penelitian ..........................................................................

10

BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL
A. Landasan Teoritis ............................................................................

12

1. Pengertian Teknik Permainan ...................................................

12


2. Pengertian Alat Musik...............................................................

13

3. Pengertian Alat Musik Tradisional ...........................................

15

4. Alat Musik Tulila ......................................................................

17

B. Kerangka Konseptual ......................................................................

19

BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ..........................................................

22


B. Populasi dan Sampel .......................................................................

22

1. Populasi .....................................................................................

22

2. Sampel .......................................................................................

23

C. Metode Penelitian............................................................................

24

D. Teknik Pengumpulan Data ..............................................................

25

1. Studi Kepustakaan .....................................................................

26

2. Observasi ...................................................................................

28

3. Wawancara ................................................................................

28

4. Dokumentasi .............................................................................

29

E. Teknik Analisis Data .......................................................................

29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Historis Tulila Simalungun ....................................

31

B. Teknik Permainan Alat Musik Tradisional Simalungun Tulila ......

33

1. Posisi Badan dalam Memainkan Alat Musik Tradisional
Simalungun Tulila .....................................................................

33

2. Penjarian Nada dalam Memainkan Alat Musik Tradisional
Simalungun Tulila ...........................................................................

35

3. Teknik Memainkan Alat Musik Tradisional Simalungun
Tulila .........................................................................................

39

C. Faktor-faktor yang dapat Mempengaruhi dalam Penyajian
Permainan Alat Musik Tradisional Simalungun Tulila ..................

48

D. Tanggapan Seniman Batak Simalungun terhadap Alat Musik
Tradisional Simalungun Tulila........................................................

50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .....................................................................................

53

B. Saran ................................................................................................

55

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................

56

DAFTAR GAMBAR
Gambar2.1

TulilaSimalungun..............................................................

17

Gambar 4.1

Posisi Badan .....................................................................

33

Gambar 4.2

Posisi Mulut dalam Meniup Tulila .................................

34

Gambar 4.3

Posisi Jari dalam Memainkan Tulila .............................

34

Gambar 4.4Nomor Penjarian ..................................................................

35

Gambar 4.5Penjarian Nada A=Do ..........................................................

36

Gambar 4.6Tanda Buka dan Tutup ........................................................

37

Gambar 4.7Penjarian Nada D=Do ..........................................................

38

Gambar 4.8 Pemain Tulila Menghirup Udara dan Menyimpannya
di dalam Mulut .......................................................................

40

Gambar 4.9 Pemain Tulila Menghembuskan Udara ke Lubang
Nada Tulila ..............................................................................

40

Gambar 4.10Permainan Jari Tulila ........................................................

41

Gambar 4.11 Teknik Inggou pada Tulila................................................

41

Gambar 4.12Teknik Mamdila-dilai pada Tulila .....................................

42

Gambar 4.13Partitur dan Penjarian Nada Lagu Sitalasari ..................

44

Gambar 4.14Nada A diinggoukan ...........................................................

47

i

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Partitur Lagu Sitalasari yang dimainkan oleh
Bapak J Badu Purba……………………………………… 57
Lampiran 2 : Partitur Lagu Sitalasari yang dimainkan oleh
BapakRosul Damanik……………………………….…… 58
Lampiran 3 : Partitur Lagu Sitalasari yang dimainkan oleh
Bapak Ridwan Purba……………………………….……. 59
Lampiran 4 :Dokumentasi Penelitian………………………….………. 60
Lampiran 5 : Daftar Pertanyaan Wawancara…………….…….……… 64

ii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang kaya akan budaya dan memiliki
beraneka ragam corak budaya dan seni yang secara tradisional lahir dari
pemikiran-pemikiran, kebiasaan-kebiasaan yang terkait erat dengan kondisi
lingkungan dimana kelompok masyarakat tersebut berada. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa kebudayaan dari suatu etnis berkolerasi erat dengan
pembentukan kepribadian setiap anggota kelompok masyarakat yang tercermin
dari setiap tindak tanduk individu maupun kelompok dan mengandung nilai-nilai
seni luhur yang diturunkan secara turun-temurun dari satu generasi kegenerasi
berikutnya.Hal

ini

dapat

kita

lihat

secara

langsung

dengan

adanya

keanekaragaman suku dengan berbagai bentuk-bentuk budaya, tradisi dan seni
dari masing-masing daerah yang berbeda.
Pulau Sumatera merupakan salah satu pulau terbesar yang ada di Negara
Republik Indonesia yang terdiri dari bermacam suku yang berasal dari berbagai
daerah.Salah satunya yaitu suku Batak yang berasal dari Sumatera Utara.Suku
batak terdiri dari Batak Simalungun, Toba, Mandailing, Karo, dan Pakpak
Dairi.Setiap suku ini memiliki keunikan tersendiri yang membedakannya dengan
suku lain, baik pada adat-istiadat, kebudayaan, bahasa, dan lain sebagainya.Salah
satu unsur kebudayaan yang merupakan ciri khas dari setiap suku yaitu
keseniannya.

Seni merupakan suatu wadah untuk menyalurkan bakat atau kreativitas
manusia yang dilakukan dengan tujuan untuk kesenangan, keindahan serta rasa
ketertarikan bagi pelaku seni maupun orang yang menikmatinya.Salah satu unsur
seni yang sering kita jumpai dalam masyarakat adalah seni musik. Musik seakan
tidak dapat

dipisahkan dari kehidupan manusia, bahkan sebagian orang

beranggapan bahwa kebutuhan akan musik hampir sama dengan kebutuhan akan
makan. Musik adalah ilmu atau seni menyusun nada atau suara yang diurutkan
kombinasinya untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai kesatuan
dan keseimbangan.Musik berkembang seiring dengan dinamika kebudayaan yang
selalu berkembang dari waktu ke waktu, perkembangan itu bersifat kompleks,
yang mencakup konsep estetika, komposisi, rekayasa instrumen musik, harmoni,
dan berbagai hal yang melatarbelakangi aktifitas berkomposisi dalam kegiatan
musik.Demikian halnya dengan suku Simalungun yang memiliki kekayaan
budaya dan seni yang patut diketahui dan dipelajari.
Sebagai karya seni, musik pada hakikatnya merupakan bagian dari
kebudayaan yang tak terpisahkan dari peradaban suatu masyarakat atau suatu
bangsa, bahkan indikasi tinggi rendahnya peradaban suatu masyarakat atau suatu
bangsa dapat ditelusuri dari nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, termasuk
dari hasil pemikiran karya keseniannya.Pada dasarnya karya seni (musik)
merupakan refleksi perasaan, pikiran, atau cerminan realitas sosial dari nilai-nilai
kehidupan yang ada dalam masyarakat tersebut.Melalui musik ini pula kita dapat
belajar, moralitas, spiritual, religius, maupun interaksi antar manusia dalam
kehidupan suatu masyarakat, bangsa, atau Negara.

Musik tradisional adalah musik yang lahir dan berkembang di daerahdaerah di seluruh Indonesia.Ciri khas pada jenis musik ini terletak pada isi lagu
dan instrumen (alat musiknya). Musik tradisional memiliki karakteristik yang
khas, yakni syair dan melodinya menggunakan bahasa dan gaya daerah setempat.
Musik tradisional adalah musik yang lahir dan berkembang di suatu daerah
tertentu dan diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi
berikutnya.
Musik pada suku Simalungun sudah menjadi bagian dalam kehidupan
sehari-harinya.Karena hampir setiap kegiatanmemerlukanmusik, baik itu kegiatan
adat-istiadat, upacara religi, mengiringi tortor (tarian), hiburan maupun untuk
mengiringi doding (lagu tradisional).Bahkan pada zaman dahulu setiap kegiatan
bertani, memanen hasil, membangun rumah, sampai kegiatan sehari-haripun
seperti menidurkan anakdiapresiasikan melalui musik.Pada suku Simalungun, seni
musik terbagi atas dua bagian besar yaitu musik vokal yang disebut inggou,dan
musik instrumen yang disebut gual.Musik instrumen yang dimainkan secara
ensambel, dan musik instrumen dimainkan secara tunggal (solo instrument).
Suku Simalungun memiliki alat musik tradisional yang secara turun
temurun digunakan dan berfungsi dalam kehidupan sehari-harinya seperti sulim,
tulila, sarunei buluh, sarunei bolon, ogung, mongmongan dan sitalayasak,
gonrang sipitu-pitu (gonrang bolon) dan gonrang sidua-dua (gonrang dagang)
dan lain-lain.Bahan-bahan untuk pembuatan alat musik tersebut terdiri dari
bambu, kayu, dan bahan logam (perunggu atau besi) yang dibuat oleh pengrajin
alat musik suku Batak Simalungun.

Salah satu alat musik tradisional Simalungun yang sudah sangat tua yaitu
tulia.Tulila merupakanalat musik tiup yang terbuat dari bambu. Beberapa pemusik
tradisional Simalungun menyatakan bahwa alat musik tiup ini sama jenisnya
seperti recorder dan alat musik ini memiliki 7 buah lubang, 6 buah diletakkan
sebelah atas dan 1 lubang pembelah udara yang ditempatkan pada bagian bawah.
Tulilatermasuk ke dalam aerophoneyaitu sumberbunyinya berasal dari udara,
yang dimainkan dengan cara ditiup secara tegak lurus (end blown flute). Lubang
tiupnya berada di tengah yang memiliki diameter pangkal 1,5 cm dan diameter
lubang tiup pada tulila bermacam-macam, ada yang segi empat, dan ada yang
seperti tabung. Tulila bisa dimainkan secara tunggal maupun dipadu dengan alat
musik lainnya seperti: garattung, mongmongan, ogung,gonrang sidua-duadan
lain-lainDalam memainkan suatu lagu, tulila dimainkan dengan sistem
tablatureyaitu tulila ditiup kemudian jari tangan dibuka dan ditutup sesuai dengan
nada yang diinginkan, juga dimainkan secara tidak putus-putus (circular
breathing).
Zaman dahulu permainan tulila hanya dilakukan untuk permainan pribadi
(self amusement), yang dimainkan di sawah, untuk memikat hati seorang wanita,
atau di dalam rumah. Namun pada saat ini tulila dimainkan untuk acara-acara
pertunjukan budaya Simalungun antara lainPesta Budaya, Rondang Bittang, dan
Simalem Simalungun. Bahkan dalam pertunjukan Rondang Bittangyang diadakan
setiap tahunnya, tulilapernah difestivalkan, guna melestarikan kembali alat musik
tulila kepada muda-mudi Simalungun.Begitu juga dengan pemain tulilayang
sudah mulai memadukan tulila dengan alat musik lain seperti: garattung,

mongmongan, ogung,gonrang sidua-duadan lain-lain.Akan tetapi tulila tidak
pernah dimainkan

dalam pesta adat seperti; pesta pernikahan dan upacara

kematian, tulila hanya digunakan untuk pesta-pesta budaya saja.
Alat musik tradisional Simalungun tulila merupakan salah satu alat
musik tradisional yang jarang diketahui muda-mudi khususnya muda-mudi
Simalungun. Faktor yang mungkin menyebabkannya yaitu kurangnya minat
masyarakat Simalungun khususnya muda-mudi akan alat musik tradisionalnya,
dimana kalangan muda Simalungun lebih cenderung menyukai musik modern dari
pada mengenal dan mempelajari alat musik tradisional Simalungun khususnya
tulila. Faktor lain yang mungkin mempengaruhi yaitu jumlah pemain musik
tradisional yang berada di Simalungun hanya tinggal beberapa orang saja,
termasuk tulila Simalungun. Rata-rata pemain tersebut sudah berusia lebih dari 50
tahun.
Penulis tertarik untuk mempelajari alat musik tradisional Simalungun
tulila sebagai salah satu masyarakat suku Simalungun.Penulis berupaya untuk
melestarikan kembali alat musik tradisional tersebut agar tidak hilang dari budaya
Simalungun serta ingin mengetahui bagaimana teknik permainannya dalam
memainkan suatu lagu.Pada penelitian ini, penulis mendapatkan informasi dari
salah satu pemusik tradisional Simalungun khususnya tulila yaitu Bapak J Badu
Purba Siboro. Bapak J Badu Purba Siboro, 72 tahun merupakan salah satu
pemusik tulila yang sudah cukup paham mengenai alat musik ini, sehingga
penulis memiliki sumber dalam melakukan penelitian ini. Selain sebagai pemain
tulila Bapak J Badu Purba Siboro juga seorang pembuat tulila bahkan bisa

dikatakan pembuat tulila Simalungun hanya tinggal Bapak J Badu Purba Siboro
saja.Beliau adalah pemain tulila yang sangat dihormati dan disegani dikalangan
peniup tulila.Selain dikenal kepiawaiannya dalam membuat dan memainkan
tulila, Beliau juga dikenal sebagai tokoh masyarakat yang tetap mendukung
kelestarian musik tradisional Simalungun seperti memperkenalkan kebudayaan
musik Simalungun pada muda-mudi Simalungun dalam mengisi acara Rondang
Bittang.Akan tetapi menjadi pembuat dan pemain alat musik tulila bukanlah
pekerjaan tetap beliau, bapak J Badu Purba Siboro hanya membuat tulila bila ada
yang memesan saja.Begitu juga halnya dengan meniup tulila. Pekerjaan tetap
beliau adalah PNS di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Simalungun,
tetapi beliau sudah pensiun, dan sekarang beliau salah satu pengurus museum
Simalungun yang berada di kota Pematang Siantar.
Penulis melakukan penelitian di Museum Simalungun kota Pematang
Siantar karena Museum Simalungun ini sering dijadikan para seniman sebagai
tempat berkumpul untuk sekadar bertemu dan berbincang-bincang setelah
menyelesaikan pekerjaan rutinitasnya masing-masing.Para seniman Simalungun
yang dapat memainkan alat musik tradisional Simalunguntulila pasti memiliki
teknik yang berbeda-beda dalam memainkan alat musik tersebut.Melalui setiap
permainan tulila yang dilakukan oleh tiap seniman dapat membantu peneliti di
dalam mengumpulkan informasi untuk mengetahui bagaimana teknik permainan
alat musik tradisional Simalungun tersebut.
Teknik permainan tulila tidak hanya membahas sebatas meniup sesuai
dengan melodi lagu saja, melainkan juga membahas teknik pernafasan dan

penjarian yang membuat lagu tersebut lebih bervariasi.Dari faktor diatas dan
dikarenakan sudah jarang yang mengenal dan mengembangkan alat musik
tradisional Simalunguntulila, serta keunikan yang terdapat pada alat musik
tersebutdan juga dapat diterapkan sebagai bahan pelajaran.Maka penulis tertarik
untuk meneliti serta membuat suatu karya ilmiah dengan judul Teknik Permainan
Alat Musik Tradisional Simalungun Tulila.

B. Identifikasi Masalah
Tujuan dari identifikasi masalah adalah penelitian yang dilakukan
menjadi terarah serta cakupan masalah yang diketahui tidak terlalu luas.
Identifikasi masalah tersebut sesuai dengan pendapat Hadeli (2006:23) yang
mengatakan bahwa:
“Identifikasi masalah adalah suatu situasi yang merupakan akibat
dari interaksi dua atau lebih faktor (seperti kebiasaan-kebiasaan,
keadaan-keadaan, dan lain sebagainya) yang menimbulkan beberapa
pertanyaan-pertanyaan.”
Berdasarkan ulasan dan uraian latar belakang masalah yang sudah
dijelaskan, maka penulis memunculkan dan mengidentifikasi beberapa masalah,
yakni sebagai berikut :
1. Bagaimana posisi badan dalam memainkan alat musik tradisional
Simalungun tulila?
2. Bagaimana penjarian nada dalam memainkan alat musik tradisional
Simalungun tulila?
3. Bagaimana jangkauan nada pada alat musik tradisional Simalungun tulila?

4. Bagaimana tingkat kesulitan dalam memainkan alat musik tradisional
Simalungun tulila?
5. Bagaimana teknik permainan alat musik tradisional Simalungun tulila?
6. Alat musik apa saja yang dapat dimainkan bersamaan dengan alat musik
tradisional Simalungun tulila?
7. Faktor-faktor apa yangdapat mempengaruhi penyajianpermainanalat musik
tradisional Simalungun tulila?
8. Bagaimana tanggapan seniman Batak Simalungun terhadap alat musik
tradisional Simalungun tulila?

C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah untuk mengidentifikasi dan membatasi pembahasan
masalah agar pembahasan tidak melebar dan menjadi terfokus, pembatasan
masalah sesuai dengan pendapat Sukardi (2003 : 30) yang mengatakan bahwa:
“Dalam merumuskan ataupun membatasi permasalahan dalam suatu
penelitian sangatlah bervariasi dan tergantung pada kesenangan
peneliti.Oleh karena itu perlu hati-hati dan jeli dalam mengevaluasi
rumusan permasalahan penelitian, dan dirangkum kedalam beberapa
pertanyaan yang jelas.”
Maka penulis membatasi masalah dengan pertanyaan yaitu:
1. Bagaimana teknik permainan alat musik tradisional Simalungun tulila?
2. Faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi penyajian permainan alat
musik tradisional Simalungun tulila?
3. Bagaimana tanggapan seniman Batak Simalungun terhadap alat musik
tradisional Simalungun tulila?

D. Perumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan inti dari sebuah penelitian yang akan
dilakukan, mengingat penelitian merupakan upaya untuk menemukan jawaban
pertanyaan, maka perlu dirumuskan dengan baik, sehingga dapat mendukung
untuk menemukan jawaban dari pertanyaan penelitian.
Menurut Maryaeni (2005:14) mengatakan bahwa:
“Rumusan masalah merupakan jabaran detail fokus penelitian yang
akan digarap. Rumusan masalah menjadi semacam kontrak bagi
peneliti karena penelitian merupakan upaya untuk menemukan
jawaban pertanyaan sebagaimana terpapar pada rumusan
masalahnya.Rumusan masalah juga biasa disikapi sebagai jabaran
fokus penelitian karena dalam praktiknya, proses penelitian
senantiasa berfokus pada butir-butir masalah sebagaimana
dirumuskan.”
Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,
serta pembatasan masalah, maka permasalahan dapat dirumuskan yaitu
:“Bagaimana Teknik Permainan Alat Musik Tradisional Simalungun Tulila?”

E. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan selalu mengarah pada tujuan, penelitian ini juga tentunya
mengarah pada tujuan dari penelitian.Hal ini sesuai dengan pendapat Azril
(2008:18)

mengatakan

bahwa

“Tujuan

merupakan

pernyataan

yang

mengungkapkan hal yang diperoleh pada ahli penelitian sehingga dapat dikatakan
bahwa tujuan adalah sesuatu yang diharapkan peneliti.”Tujuan penelitian
merupakan suatu keberhasilan penelitian di dalam penelitiannya, dan tujuan
penelitian merupakan jawaban atas pertanyaan dalam penelitian. Maka tujuan
yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui teknik permainan alat musik tradisional Simalungun
tulila.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penyajian
permainanalat musik tradisional Simalungun tulila.
3. Untuk mengetahui tanggapan seniman Batak Simalungun terhadap alat
musik tradisional Simalungun tulila.

F. Manfaat Penelitian
Penelitian akan mempunyai manfaat jika tujuan yang diharapkan
tercapai. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bacaan bagi masyarakat luas,
khususnya masyarakat Simalungun untuk melestarikan alat musik tradisional
Simalungun tulila.Menurut Hariwijaya (2008:50) yang mengatakan bahwa:
“Manfaat penelitian adalah apa yang diharapkan dari hasil penelitian tersebut,
dalam hal ini mencakup dua hal yakni kegunaan dalam pengembangan ilmu dan
manfaat dibidang praktik.”Berdasarkan pendapat tersebut maka manfaat
penelitian merupakan hal-hal yang diharapkan dari hasil penelitian dalam hal
pengembangan ilmu dan praktik.
Jadi hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:
1. Sebagai bahan masukan bagi peneliti dan menambah wawasan mengenai
teknik permainan alat musik tradisional tulila di Kabupaten Simalungun.
2. Sebagai bahan acuan dan pertimbangan dalam melakukan penelitian lanjutan.
3. Sebagai tambahan referensi dalam mengkaji bidang seni musik.

4. Sebagai bahan masukan dalam memotivasi masyarakat Simalungun untuk
melestarikan alat musik tradisional Simalungun tulila,
5. Sebagai bahan pelajaran untuk masyarakat Simalungun khususnya mudamudi Simalungun.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Teknik permainan pada alat musik tradisional Simalungun tulila terdiri dari
posisi badan dalam memainkan alat musik tradisional Simalungun tulila,
penjarian nada, dan teknik memainkannya. Posisi badan dalam memainkan
tulila dapat dilakukan dengan berdiri dan duduk, dengan sikap tegak dan tidak
membungkuk. Letak tulila dengan garis tegak badan membentuk sudut kirakira 40 derajat. Posisi mulut di letakkan diujung pangkal tulila dan jari-jari
tangan masing-masing dilubang nada. Untuk penjarian nada dalam memainkan
tulila, jari-jari tangan harus berfungsi dan peka menurut bagiannya masingmasing. Sedangkan teknik memainkan tulilamemiliki peristilahan dan
ungkapan tersendiri di dalam bahasa Batak Simalungun. Manguttong berasal
dari kata uttong berarti tidak putus-putus. Teknik permainan manguttong
adalah teknik memainkan tulila dengan cara menghirup udara melalui hidung
sambil meniup/ menghembuskannya secara bersamaan. Adapun teknik lain
dalam tulila yaitu manoppul, manggiut, inggou, dan mandila-dilai.
2. Di dalam bermain tulila terdapat beberapa faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi dalam penyajian permainan alat musik tradisional simalungun
ini yaitu faktor dari dalam dan faktor luar. Faktor dari dalam mencakup faktor

kesehatan, faktor kemampuan memainkan, faktor penghayatan lagu, dan faktor
naluri musikal. Sedangkan faktor dari luar yaitu faktor kualitas instrumen,
faktor suara instrumen, dan faktor perawatan instrumen.
3. Setiap seniman memiliki pendapat yang berbeda-beda dalam menanggapi
tulila. Bapak J. Badu Purba berpendapat bahwa tulila tidak seharusnya menjadi
permainan pribadi saja, tetapi juga dapat menjadi aset yang berharga bagi
kesenian yang ada di Simalungun yang harus diperhatikan. Sedangkan Bapak
Rosul Damanik berpendapat tulila merupakan alat musik tradisional suku
Batak Simalungun yang memiliki kemiripan dengan recorder. Sangat bagus
diperkenalkan kepada muda-mudi Simalungun khususnya. Dikarenakan
kemiripannya dengan recorder, ada baiknya tulila diperkenalkan di sekolahsekolah sebagai media dalam belajar alat musik tiup.Dan Bapak Ridwan
berpendapat bahwa festival tulila yang pernah diadakan pada Pertunjukan
Rondang Bittangsebaiknya tidak hanya sekali saja diadakan, akan tetapi bisa
menjadi salah satu program pada saat Pertunjukan Rondang Bittang
dilaksanakan. Karena saat pertunjukan inilah muda-mudi Simalungun
berkumpul dan dapat mempelajari beragam kesenian yang ada di Simalungun.
Sehingga merupakan kesempatan yang baik bagi seluruh kalangan untuk
bekerja sama dalam mempertahankan kesenian Simalungun.

B. SARAN
1. Pemuda-pemudi Simalungun harus memberikan perhatiannya terhadap
kesenian dan budaya Simalungun dan memberikan hatinya supaya
kesenian Simalungun tidak punah suatu saat.
2. Bagi para seniman kiranya tidak bosan-bosannya mengarahkan generasi
muda agar lebih peduli dengan kesenian dan budayanya.
3. Setiap orangtua mengenalkan kesenian Simalungun kepada putra-putrinya
baik itu musik, alat musik, maupun tari-tarian yang ada di Simalungun.
4. Pemerintah Simalungun diharapkan lebih memperhatikan kesenian
tradisional khususnya tulila Simalungun, seperti mengadakan seminar
tradisi, membangun sanggar-sanggar kesenian Simalungun serta sanggar
musik tradisi Simalungun untuk memperkenalkan musik tradisi pada
masyarakat khususnya muda-mudi Simalungun.

DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 1985. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern.Jakarta :
Pustaka Amani
Azril. 2008. Metode Penelitian. Jakarta : Bumi Pustaka
Banoe, Pono .2003. Kamus Musik. Yogyakarta : Kanisius
Corazon, CD. 2007. Traditional Musical Instrument of The Philippines. Nevada :
FMAdigest
Hadeli. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Padang Quantum Teaching
Jansen, Arlin Dietrich. 2003. Gonrang Simalungun, Stuktur dan Fungsinya
dalamMasyarakat Simalungun. Medan : Bina Media
Leach, Maria. 2001. The new book of knowledge. New York : Glolier, Inc
Lexsy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Offset
Maryaeni. 2005. Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta : Bumi Aksara
Sipayung, Hernauli. Andreas Lingga. Peralatan Musik Tradisional Batak
Simalungun : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
Jenderal Kebudayaan Museum Neg. Prop. Sumatera Utara 1992/ 1993
Soeharto, M. 2001. Kamus musik. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia
Soewito. 1996. Teknik Termudah Bermain Suling (Rekorder Sopran). Jakarta :
Titik Terang
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Kependidikan. Yogyakarta : Bumi Aksara
Supranto. 2004. Proposal Penelitian dan Contoh. Jakarta : Universitas Indonesia
Suyatno dan Sutinah. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta : Arrauz
Media
W. West Phal, Frederick. 1978. Woodwind Ensemble Method Beginning Class
Instruction. California State University Sacramento : Wm. C. Brown
Company Publishers
(http://spitod.wordpress.com/2007/08/29/apa-itu-teknologi-apa-itu-teknik)yang
diakses pada tanggal 26 Mei 2014