PENARIKAN KEMBALI HIBAH OLEH ORANG TUA TERHADAP ANAK YANG TELAH MENINGGAL DUNIA BERDASARKAN HUKUM ISLAM DIKAITKAN DENGAN HUKUM POSITIF INDONESIA.
ABSTRAK
PENARIKAN KEMBALI HIBAH OLEH ORANG TUA TERHADAP ANAK
YANG TELAH MENINGGAL DUNIA BERDASARKAN HUKUM ISLAM
DIKAITKAN DENGAN HUKUM POSITIF INDONESIA
Annisa Maretacharisna
110110090326
Hibah oleh orang tua kepada anak diberikan atas dasar kasih
sayang demi kesejahteraan anak. Permasalahan muncul ketika orang tua
sebagai pemberi hibah menarik kembali hibah terhadap anaknya yang
telah meninggal dunia dengan alasan yang tidak jelas, sedangkan anak
tersebut telah memiliki istri dan seorang anak laki-laki. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mencari kepastian hukum mengenai keabsahan
penarikan kembali hibah oleh orang tua terhadap anak yang meninggal
dunia dan mencari serta menentukan mengenai akibat hukumnya ditinjau
dari Kompilasi Hukum Islam dikaitkan dengan Hukum Positif Indonesia.
Metode penelitian yang digunakan disini adalah metode penelitian
deskriptif analitis, yaitu dengan menggambarkan permasalahanpermasalahan dalam penarikan kembali hibah oleh orang tua, harta hibah
yang menjadi harta waris si penerima hibah yang meninggal dunia, hal-hal
yang menghalangi penarikan kembali hibah dihubungkan dengan
ketentuan-ketentuan yang mengatur. Analisis data dilakukan secara
yuridis kualitatif yakni analisis yang dipakai tanpa rumusan statistik dan
angka serta wawancara kepada pihak-pihak yang berwenang.
Penarikan kembali hibah tanah oleh orang tua terhadap anaknya
yang telah meninggal dunia tidak diperbolehkan karena telah sesuai
dengan rukun dan syarat menurut Hukum Islam sebagaimana diatur
dalam Pasal 210 Kompilasi Hukum Islam dan Pasal 695-699 Kompilasi
Hukum Ekonomi Syariah. Dalam hal-hal tertentu, Hukum Adat
menyatakan bahwa penarikan kembali hibah diperbolehkan apabila
bertentangan dengan Hukum Adat yang berlaku. Sedangkan penarikan
kembali hibah oleh orang tua terhadap anak dipertimbangkan berdasarkan
pengecualian sebagaimana telah diatur pada pasal 1688 KUHPerdata.
iv
ABSTRACT
THE RECALL OF THE GRANTS BY THE PARENT OF CHILDREN WHO
HAS DIED BASED ON ISLAMIC LAW IS ASSOCIATED WITH THE
POSITIVE LAW OF INDONESIA
Annisa Maretacharisna
110110090326
Grant by parent to children granted on the basis of affection for the
welfare of children. Problem arises when the parent as the grantor grant
retract grant his child who has died with unclear reason, while the child
has a wife and a son. The purpose of this research is to find legal certainty
about the validity of the recall of the grant by the parent of children who
has died and to locate and determine how the result of the law based on
Islamic Law is associated with the Positive Law of Indonesia.
The method of the research is descriptive analytical, which
describe the problems in the recall of the grant by parent, the grant that
become inheritance of the grantee who has died, things that hinder the
recall of the grant linked with provisions regulating. The design used is
juridical qualitative. Juridical qualitative is analysis without statistic and
number, and interviews to the competent authorities.
The recall of the grant by the parent of children who has died is
not allowed because it has been in accordance with the tenets and terms
according to Islamic Law as regulated in article 210 Kompilasi Hukum
Islam, articles 695-699 Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah. In certain
things, Customary Law said that the recall of the grant allowed if it at odds
with customary law. Whereas the recall of the grant by parent of children
consider based on exception as has been set at article 1688 KUHPerdata.
v
PENARIKAN KEMBALI HIBAH OLEH ORANG TUA TERHADAP ANAK
YANG TELAH MENINGGAL DUNIA BERDASARKAN HUKUM ISLAM
DIKAITKAN DENGAN HUKUM POSITIF INDONESIA
Annisa Maretacharisna
110110090326
Hibah oleh orang tua kepada anak diberikan atas dasar kasih
sayang demi kesejahteraan anak. Permasalahan muncul ketika orang tua
sebagai pemberi hibah menarik kembali hibah terhadap anaknya yang
telah meninggal dunia dengan alasan yang tidak jelas, sedangkan anak
tersebut telah memiliki istri dan seorang anak laki-laki. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mencari kepastian hukum mengenai keabsahan
penarikan kembali hibah oleh orang tua terhadap anak yang meninggal
dunia dan mencari serta menentukan mengenai akibat hukumnya ditinjau
dari Kompilasi Hukum Islam dikaitkan dengan Hukum Positif Indonesia.
Metode penelitian yang digunakan disini adalah metode penelitian
deskriptif analitis, yaitu dengan menggambarkan permasalahanpermasalahan dalam penarikan kembali hibah oleh orang tua, harta hibah
yang menjadi harta waris si penerima hibah yang meninggal dunia, hal-hal
yang menghalangi penarikan kembali hibah dihubungkan dengan
ketentuan-ketentuan yang mengatur. Analisis data dilakukan secara
yuridis kualitatif yakni analisis yang dipakai tanpa rumusan statistik dan
angka serta wawancara kepada pihak-pihak yang berwenang.
Penarikan kembali hibah tanah oleh orang tua terhadap anaknya
yang telah meninggal dunia tidak diperbolehkan karena telah sesuai
dengan rukun dan syarat menurut Hukum Islam sebagaimana diatur
dalam Pasal 210 Kompilasi Hukum Islam dan Pasal 695-699 Kompilasi
Hukum Ekonomi Syariah. Dalam hal-hal tertentu, Hukum Adat
menyatakan bahwa penarikan kembali hibah diperbolehkan apabila
bertentangan dengan Hukum Adat yang berlaku. Sedangkan penarikan
kembali hibah oleh orang tua terhadap anak dipertimbangkan berdasarkan
pengecualian sebagaimana telah diatur pada pasal 1688 KUHPerdata.
iv
ABSTRACT
THE RECALL OF THE GRANTS BY THE PARENT OF CHILDREN WHO
HAS DIED BASED ON ISLAMIC LAW IS ASSOCIATED WITH THE
POSITIVE LAW OF INDONESIA
Annisa Maretacharisna
110110090326
Grant by parent to children granted on the basis of affection for the
welfare of children. Problem arises when the parent as the grantor grant
retract grant his child who has died with unclear reason, while the child
has a wife and a son. The purpose of this research is to find legal certainty
about the validity of the recall of the grant by the parent of children who
has died and to locate and determine how the result of the law based on
Islamic Law is associated with the Positive Law of Indonesia.
The method of the research is descriptive analytical, which
describe the problems in the recall of the grant by parent, the grant that
become inheritance of the grantee who has died, things that hinder the
recall of the grant linked with provisions regulating. The design used is
juridical qualitative. Juridical qualitative is analysis without statistic and
number, and interviews to the competent authorities.
The recall of the grant by the parent of children who has died is
not allowed because it has been in accordance with the tenets and terms
according to Islamic Law as regulated in article 210 Kompilasi Hukum
Islam, articles 695-699 Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah. In certain
things, Customary Law said that the recall of the grant allowed if it at odds
with customary law. Whereas the recall of the grant by parent of children
consider based on exception as has been set at article 1688 KUHPerdata.
v