TINJAUAN HUKUM MENGENAI ZAKAT SURAT BERHARGA SYARIAH MENURUT HUKUM ISLAM DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NO 19 TAHUN 2008 TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DAN UNDANG-UNDANG NO 23 TAHUN 2011 TENTAN.
TINJAUAN HUKUM MENGENAI ZAKAT SURAT BERHARGA SYARIAH
NEGARA MENURUT HUKUM ISLAM DIKAITKAN DENGAN UNDANGUNDANG NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG SURAT BERHARGA
SYARIAH NEGARA DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011
TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT
ANGGA SUKMA PRATAMA
NPM. 110110070597
ABSTRAK
Islam sebagai agama universal tidak hanya berisi ajaran mengenai hubungan
manusia dengan Tuhannya yang berupa ibadah, tetapi juga mengatur hubungan
manusia dengan manusia yang disebut mu'amalah. Indonesia sendiri merupakan
negara yang berpendudukan mayoritas islam, namun kenyataannya di lapangan
cenderung terpengaruh oleh sistem pajak yang diterapkan negara kapitalis. Akhirnya,
Indonesia menetapkan suatu kebijakan yang dapat merangsang masyarakat untuk
membayar pajak, diakomodirlah kebijakan yang dapat memberikan keuntungan di dua
sisi dengan adanya Undang-undang No. 23 Tahun 2011 sebagai pembaharuan dari
Undang-undang NO. 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat. Undang-undang ini
diberlakukan agar masyarakat dapat menjadikan zakat mereka sebagai pengurang
pajak.
Metode penelitian skripsi ini melalui pendekatan yuridis normatif, yaitu
dengan melakukan pengkajian terhadap kaidah-kaidah hukum, khususnya yang
berkenaan dengan zakat atas Surat Berharga Syariah Negara. Spesifikasi penelitian
yang dipakai dalam penelitian adalah deskriptif analitis, yang menghubungkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan teori-teori hukum dan praktik
pelaksanaan hukum positif yang menyangkut permasalahan mengenai zakat atas Surat
Berharga Syariah Negara.
Hasil pengkajian skripsi memperoleh kesimpulan, bahwa zakat atas Surat
Berharga Syariah Negara wajib hukumnya untuk dikeluarkan sama dengan zakat pada
umumnya. Akan tetapi ada dua pendapat yang menganalogikan zakat atas Surat
Berharga Syariah Negara, pendapat pertama menurut Komisi Fatwa MUI dan kedua
menurut Badan Amil Zakat Provinsi Jawa Barat. Sedangkan yang menjadi kendala
dalam melakukan pebghitungan dan pemanfaatan zakat Surat Berharga Syariah
Negara adalah minimnya sumber daya manusia dalam bidang zakat, masih banyak
amil yang kurang mendalami ilmu fiqihnya, rendahnya kesadaran masyarakat tentang
hukum zakat, penerapan teknologi yang ada masih jauh dalam pengelolaan zakat,
adanya berbagai pendapat yang berbeda-beda tentang pemahaman zakat atas Surat
Berharga Syariah Negara.
iv
NEGARA MENURUT HUKUM ISLAM DIKAITKAN DENGAN UNDANGUNDANG NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG SURAT BERHARGA
SYARIAH NEGARA DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011
TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT
ANGGA SUKMA PRATAMA
NPM. 110110070597
ABSTRAK
Islam sebagai agama universal tidak hanya berisi ajaran mengenai hubungan
manusia dengan Tuhannya yang berupa ibadah, tetapi juga mengatur hubungan
manusia dengan manusia yang disebut mu'amalah. Indonesia sendiri merupakan
negara yang berpendudukan mayoritas islam, namun kenyataannya di lapangan
cenderung terpengaruh oleh sistem pajak yang diterapkan negara kapitalis. Akhirnya,
Indonesia menetapkan suatu kebijakan yang dapat merangsang masyarakat untuk
membayar pajak, diakomodirlah kebijakan yang dapat memberikan keuntungan di dua
sisi dengan adanya Undang-undang No. 23 Tahun 2011 sebagai pembaharuan dari
Undang-undang NO. 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat. Undang-undang ini
diberlakukan agar masyarakat dapat menjadikan zakat mereka sebagai pengurang
pajak.
Metode penelitian skripsi ini melalui pendekatan yuridis normatif, yaitu
dengan melakukan pengkajian terhadap kaidah-kaidah hukum, khususnya yang
berkenaan dengan zakat atas Surat Berharga Syariah Negara. Spesifikasi penelitian
yang dipakai dalam penelitian adalah deskriptif analitis, yang menghubungkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan teori-teori hukum dan praktik
pelaksanaan hukum positif yang menyangkut permasalahan mengenai zakat atas Surat
Berharga Syariah Negara.
Hasil pengkajian skripsi memperoleh kesimpulan, bahwa zakat atas Surat
Berharga Syariah Negara wajib hukumnya untuk dikeluarkan sama dengan zakat pada
umumnya. Akan tetapi ada dua pendapat yang menganalogikan zakat atas Surat
Berharga Syariah Negara, pendapat pertama menurut Komisi Fatwa MUI dan kedua
menurut Badan Amil Zakat Provinsi Jawa Barat. Sedangkan yang menjadi kendala
dalam melakukan pebghitungan dan pemanfaatan zakat Surat Berharga Syariah
Negara adalah minimnya sumber daya manusia dalam bidang zakat, masih banyak
amil yang kurang mendalami ilmu fiqihnya, rendahnya kesadaran masyarakat tentang
hukum zakat, penerapan teknologi yang ada masih jauh dalam pengelolaan zakat,
adanya berbagai pendapat yang berbeda-beda tentang pemahaman zakat atas Surat
Berharga Syariah Negara.
iv