Anodizing Aluminium Dengan Menggunakan Pewarna Tembaga Nitrat Dan Kalium Permanganat.

(1)

Anodizing Aluminium Dengan Menggunakan Pewarna

Tembaga Nitrat Dan Kalium Permanganat

PENELITIAN

Oleh :

EDVIN MAHARDIKA ( 0631010059 )

ANIK TRESNAWATI ( 0631010088 )

JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR


(2)

KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat

rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan penelitian dengan judul

“Anodizing Aluminium Dengan Menggunakan Pewarna Tembaga Nitrat Dan

Kalium Permanganat “.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memenuhi pesyaratan

akademis guna mencapai gelar sarjana pada jurusan Teknik Kimia, Fakultas

Teknologi Industri, Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa Timur.

Pada kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan rasa terima kasih

kepada :

1. Bapak Ir. Sutiyono, MT, selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jatim.

2. Ibu Ir. Retno Dewati, MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia Universitas

Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jatim.

3. Ibu Ir. Isni Utami.,MT , selaku Dosen Pembimbing kami.

4. Ibu Ir. Dwi Heri A.,MT, selaku Dosen Penguji I kami.

5. Bapak Ir. L. Urip Widodo, MT, selaku Dosen penguji II kami.

6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Teknik Kimia yang telah memberikan

pengetahuannya kepada kami.

7. Kedua Orang Tua dan Saudara kami yang memberikan dukungan baik

materiil maupun spiritual.

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur i


(3)

KATA PENGANTAR

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur ii 8. Teman – teman kami semua yang membantu kami sehingga penelitian

kami ini dapat mengerjakan penelitian ini dengan baik dan benar.

Kami menyadari bahwa laporan penelitian ini masih belum sempurna, sehingga

segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah diharapkan.

Semoga laporan penelitian ini bermanfaat bagi para pembaca.

Surabaya, Oktober 2010


(4)

INTISARI

INTISARI

Penelitian Anodizing Aluminium Dengan Menggunakan Pewarna

Tembaga Nitrat Dan Kalium Permanganat dilakukan dengan : proses

pendahuluan yaitu, pembersihan mekanis, degresing dan acidetching.

Kemudian dilakukan proses anodizing menggunakan campuran larutan

elektrolit (H2SO4) 2,5 N dan (H2C2O4) 0,5 N denga arus 12 volt, waktu 60

menit, suhu 30oC.

Setelah anodizing dilakukan proses pewarnaan dengan

menggunakan pewarna organik kalium Permanganat ( KMnO4 ) dengan

konsentrasi 10 gr/lt, 20 gr/lt, 30gr, 40 gr/lt dan Tembaga Nitrat (Cu(NO3)2 )

dengan konsentrasi 50 gr/lt, 100 gr/lt, 150 gr/lt, 200 gr/lt dan suhu pewarnaan

90oC, 95oC, dan 100oC dengan waktu pewarnaan 5menit. Lalu tahap akhir disealing dengan K2Cr2O7 dengan suhu 90oC dengan waktu 10 menit.

Dari penelitian didapat kondisi yang terbaik dengan hasil

pewarnaaan yang merata yaitu konsentrasi kalium Permanganat ( KMnO4 ) 30

gr/lt dan Tembaga Nitrat (Cu(NO3)2 ) 100 gr/lt dengan suhu pewarnaan 900C

menghasilkan berat lapisan 0,0119 gr yang berwarna coklat.

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur viii


(5)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

INTISARI... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1. Latar Belakang... 1

I.2. Tujuan Penelitian ... 2

I.3. Manfaat Penelitian ... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4

II.1. Tinjauan Umum... 4

II.2. Teknik Proses Anodizing ... 5

II.2. 1. Pencucian lemak ( degreasing )... 9

II.2. 2. Pengetsaan ( Etching ) ... 9

II.2. 3. Pembilasan ( Rising ) ... 10

II.2. 4. Pembilasan secara kimia (Chemical Engineering) . 10 II.3. Landasan Teori ... 11

II.3.1. Teknik Proses Anodizing Aluminium ... 11

II.3.2. Pengerjaan Akhir ... 12

II.4. Hipotesa... 16

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN... 17

III.1. Bahan-bahan yang digunakan ... 17

III.2. Gambar Alat ... 17

III.3. Diagram Alir ... 18

III.3.1.Pengerjaan Pendahuluan ... 18

III.3.2. Pengerjaan Akhir... 18

III.4. Prosedur Penelitian... 19

III.5. Variabel yang digunakan pada penelitian ... 19

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur iii


(6)

DAFTAR ISI

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur iv

III.6. Pengamatan Kondisi Operasi Anodizing ... 20

III.7. Pengamatan Kondisi Pewarnaan ... 21

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN... 22

IV.1 Hasil Pengamatan... 22

IV.2 Grafik Dan Pembahasan ... 23

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 30

V.1. Kesimpulan ... 30

V.2. Saran... 30 DAFTAR PUSTAKA


(7)

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Rangkaian Aliran proses Anodizing ... 7

Gambar 2. Alat anodizing ... 12

Gambar 3. Susunan Alat Pewarnaan... 17

Gambar 4. Diagram Alir ... 18

Gambar 5.Grafik pengaruh penambahan barbagai konsentrasi KMnO4 terhadap berat lapisan yang dihasilkan dengan variasi suhu pewarna dengan waktu pewarnaan 10 menit dan konsentrasi Cu(NO3)2 50 gr/lt. ... 23

Gambar 6.Grafik pengaruh penambahan barbagai konsentrasi KMnO4 terhadap berat lapisan yang dihasilkan dengan variasi suhu pewarnaan dengan waktu pewarnaan 10 menit dan konsentrasi Cu(NO3)2 100 gr/lt ... 23

Gambar 7.Grafik pengaruh penambahan barbagai konsentrasi KMnO4 terhadap berat lapisan yang dihasilkan dengan variasi suhu pewarnaan dengan waktu pewarnaan 10 menit dan konsentrasi Cu(NO3)2 150 gr/lt. ... 24

Gambar 8. Grafik pengaruh penambahan barbagai konsentrasi KMnO4 terhadap berat lapisan yang dihasilkan dengan variasi suhu pewarnaan dengan waktu pewarnaan 10 menit dan konsentrasi Cu(NO3)2 200 gr/lt. ... 24

Gambar 9. Grafik pengaruh penambahan barbagai konsentrasi KMnO4 terhadap berat lapisan yang dihasilkan dengan variasi konsentrasi Cu(NO3)2 dengan waktu pewarnaan 10 menit dan suhu pewarnaan 90 0C... 28

Gambar 10. Grafik pengaruh penambahan barbagai konsentrasi KMnO4 terhadap berat lapisan yang dihasilkan dengan variasi konsentrasi Cu(NO3)2 dengan waktu pewarnaan 10 menit dan suhu pewarnaan 95 0C... 28

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur vi


(8)

DAFTAR GAMBAR

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur vii Gambar 11.Grafik pengaruh penambahan barbagai konsentrasi KMnO4

terhadap berat lapisan yang dihasilkan dengan variasi konsentrasi Cu(NO3)2 dengan waktu pewarnaan 10 menit dan

suhu pewarnaan 100 0C... 29 Gambar 12. Grafik pengaruh penambahan barbagai konsentrasi Cu(NO3)2

terhadap berat lapisan yang dihasilkan dengan variasi suhu pewarna dengan waktu pewarnaan 10 menit dan konsentrasi KMnO4 10 gr/lt. ... 25

Gambar 13.Grafik pengaruh penambahan barbagai konsentrasi Cu(NO3)2

terhadap berat lapisan yang dihasilkan dengan variasi suhu pewarna dengan waktu pewarnaan 10 menit dan konsentrasi KMnO4 20 gr/lt. ... 25

Gambar 14.Grafik pengaruh penambahan barbagai konsentrasi Cu(NO3)2

terhadap berat lapisan yang dihasilkan dengan variasi suhu pewarna dengan waktu pewarnaan 10 menit dan konsentrasi KMnO4 30 gr/lt. ... 26

Gambar 15.Grafik pengaruh penambahan barbagai konsentrasi Cu(NO3)2

terhadap berat lapisan yang dihasilkan dengan variasi suhu pewarna dengan waktu pewarnaan 10 menit dan konsentrasi KMnO4 40 gr/lt. ... 26


(9)

DAFTAR TABEL

DAFTAR TABEL

Table 1. Sifat – sifat fisika aluminium ... 3

Tabel 2. Perbedaan Reaksi Proses Anodizing dan Elektroplating ... 5

Table 3. Kondisi operasi bahan pewarna organic ... 13

Tabel 4. Kondisi operasi dan komposisi Bahan Pewarna Anorganik ... 14

Tabel 5. Metode dan contoh sealing ... 15

Table 6. Hasil penelitian pewarnaan alumunium dengan KMnO4 dan Cu(NO3)2 setelah proses anodizing... 22

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur v


(10)

PENDAHULUAN

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Alumunium digunakan secara luas, karena mempunyai sifat – sifat seperti ringan, bercahaya, daya hantar listrik tinggi, dan mudah dipadukan dengan unsur – unsur lain. Sifat lainnya yangdimanfaatkan sebagai pelindung adalah mudah beroksidasi dengan oksigen pada udara terbuka dan membentuk lapisan oksida yang tipis Al2O3 yaitu ± 0,005 – 0,01 micron pada permukaannya, tetapi lapisan

tersebut belum dapat dikatakan sebagai pelindung yang protektif karena terlalu tipis.

Korosi pada aluminium terjadi karena adanya unsur lain dalam aluminium seperti magnesium, silicon, besi, dan tembaga baik yang berasal dari hasil pengolahan yang kurang sempurna maupun yang sengaja di tambahkan untuk maksud – maksud tertentu. Untuk itu pengerjaan secara kimia atau dengan proses anodic oxidation ( proses anodizing ) diusahakan untuk mendapatkan lapisan oksida yang lebih tebal dan berfungsi sebagai lapisan pelindung.

Pembentukan lapisan oksida proses anodizing pada aluminium diperkenalkan pada tahun 1846 M. Di Jepang baru dikenal pada tahun 1923 dan dikembangkan dengan adanya proses sealing pada tahun 1929 dengan tujuan meningkatkan kekuatan terhadap karat.

Ditinjau dari pemakaian dan kegunaannya, prosesz anodizing secara garis besar dapat dibagi menjadi dua macam yaitu untuk keperluan dekoratif dan untuk keperluan protektif. Untuk yang bersifat dekoratif harus tahan warna ( light fastness ) dan cuaca ( weather fastness ) karena sinar matahari, sedangkan untuk yang bersifat protektif antara lain haris tahan korosi dan abrasi.

Berbagai penelitian yang telah dilakukan disampaikan bahwa substasnsi – subtansi pewarnaan seperti bahan warna organic dapat dilakukan bersamaan dengan pelapisan oksida, yang akan menghasilkan efek dekoratif.

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 1


(11)

PENDAHULUAN

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 2 Dalam penelitian ini dipelajari bagaimana pengaruh komposisi dari tembaga nitrat dan kalium permanganate agar diperoleh hasil pewarnaan yang tahan warna dan cuaca setelah proses anodizing.

I.2. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh komposisi campuran bahan pewarna anorganik tembaga nitrat dan kalium permanganate pada logam aluminium setelah mengalami proses anodizing khususnya untuk warna coklat.

I.3. Manfaat Penelitian

1. Untuk mendapatkan kondisi optimum proses pewarnaan pada logam aluminium.


(12)

TINJ AUAN PUSTAKA

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Tinjauan Umum

Aluminium merupakan unsure logam yang paling umum dalam kerak bumi, barulah pada kira – kira 100 tahun yang lalu sebuah proses industry ditemukan untuk memproduksi aluminium tersebut. Pada waktu itu aluminium sama berharganya seperti perak, dan dipakai untuk permata, hiasan – hiasan dan barang mewah.

Seperti logam aktif lainnya, aluminium direduksi dalam suasana tak berair. Pada tahun 1886, garam kriolit, Na3AlF6 yang meleleh digunakan sebagai pelarut

untuk Al2O3. Oleh dua orang penemu. Charles M Hall di Amerika Serikat dan

Paul Heroult di Prancis……….. ( Kimia Untuk Universitas ed 6, 1991 ).

Aluminium adalah unsur logam yang berwarna putih keperakan dan termasuk golongan III A. keberadaan alumunium di alam merupakan isotop tunggal dengan nomor masaa 27.

Aluminium seperti logam – logam laiinya, memiliki sifat – sifat fisika dan kimia sebagai berikut :

Table 1. Sifat – sifat fisika aluminium.

No Sifat – sifat fisika aluminium Harga

1 Berat Atom 26,9815

2 Bilangan atom 13

3 Densitas pada suhu 25 oC, kg / cm3 2698

4 Titik leleh, oC 660,2

5 Titik didih, oC 2494 6 Konduktivitas termal 25 oC, W/mk 234,3 7 Potensial elektroda, Volt -1,66 8 Panas laten peleburan, Kj/g 395 9 Panas laten penguapan, Kj/g 10,777


(13)

TINJ AUAN PUSTAKA

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 4 10 Ekivalen elektrokimia, mg/c 0,0932

11 Modulus young’s , Mpa 65000

 Sifat – sifat kimia aluminium

1. Bereaksi dengan unsur senyawa anorganik

Ion aluminium memiliki bilangan koordinasi 6, di dalam larutan mengikat 6 molekul air membentuk ( Al ( H2O)6)3+ . pada penambahan

basa akan menyebabkan subsitusi oleh ion hidroksil pada molekul air berlangsung sampai terbentuk hidroksida yang terbentuk endapan. Pada suhu tinggi aluminium dapat mereduksi logam sehingga reaksi berikut digunakan dalam pembuatan logam – logam tertentu dan Alloys.

3MO + 2 Al Al2O3 + 3 M ……( kimia untuk Universitas ed6,1991)

Aluminium tidak bereaksi dengan hydrogen secara langsung tetapi bereaksi dengan nitrogen, sulfur, dan karbon dengan adanya oksigen dalam udara dan berlangsung pada suhu tinggi.

Reaksi dalam unsure halogen ( fluorin, bromine, dan iodine ) berlangsung dengan cepat dan membentuk trihalida dengan

reaksi :

2 Al + 3 X2 AlX3 ….. ( kimia untuk universitas ed 6,1991 )

2. Reaksi denan senyawa organic

Aluminium tidak bereaksi dengan senyawa hidrokarbon jenuh maupun tak jenuh, hidrokarbon alifatik maupun aromatic. Turunan hidrokarbon terhalogenasi umumnya tidak bereaksi dengan aluminium kecuali dengan adanya air yang cenderung membentuk asam – asam halogen. Stabilitas kimia aluminium dengan alcohol sangat baik begitu juga dengan aldehid, keton, dan kunion.


(14)

TINJ AUAN PUSTAKA

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 5

 Anodizing

Anodizing adalah suatu proses elektrolisa dalam larutan elektrolit yang reaksinya terjadi secara oksidasi pada anoda. Proses ini merupakan kebalikan dari electroplating.

Proses anodizing dapat dibedakan dalam dua tipe lapisan oksida yaitu type porous film ( lapisan pori – pori ) yang tebalnya 2,54 – 12,7 micron dan type barrier film ( lapisan barrier ) yang tebalnya 0,254 micron.

Oleh karena lapisan oksida yang terjadi bersifat porous, maka daya serapnya relative tinggi sesuai dengan kondisi yang dilakukan pada proses anodizing. Dengan tingginya daya serap, sehingga lapisan oksida pada aluminium mudah untuk diberi warna, hanya dengan mencelupkan ke dalam larutan pewarna baik dari bahan organic maupun anorganik.

Proses pewarnaan pada penelitian ini berdasarkan pada penelitian sebelumnya yaitu proses anodizing pada aluminium degan larutan elektrolit H2SO4 yang telah dilakukan oleh stefanus W dan Linnawati.

Anodizing aluminium merupakan proses pelapisan logam aluminium sebagai anoda dan elektroda inert ( karbon ) sebagai katoda dalam suatu bak plating yang mengandung elektrolit tertentu.

Sedangkan pengertian anodizing adalah proses elektrolisa dalam larutan elektrolit yang reaksinya terjadi secara oksidasi pada anoda. Proses ini merupakan kebalikan dari proses electroplating.

Perbedaan reaksi dan prinsip kerja proses electroplating dan proses anodizing diperlihatkan pada table berikut ini:……….( Teknik Proses Anodizing Aluminium dan Paduannya, 1990 )

TAbel 2. Perbedaan Reaksi Proses Anodizing dan Elektroplating. Anodizing

( Anoda )

Electroplating ( Katoda )

Oksidasi Reduksi


(15)

TINJ AUAN PUSTAKA

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 6 Logam larut Logam diendapkan

Al Al3+ + 3e Al3+ + 3e Al

Kesamaan antara proses anodizing dan proses electroplating terletak pada sumber arus listrik yang digunakan yaitu sumber arus searah DC ( Direct Curent ).

Pada anodizing benda kerja membantu ion – ion membentuk lapisan oksida, sedangkan pada electroplating ion – ion logam diendapkan pada permukaan benda kerja secara reduksi.

Anodizing aluminium dilakukan dengan tujuan : 1. Meningkatkan ketahanan terhadap korosi

2. Merupakan dasar plating selanjutnya

3. Memperbaiki penampilan dekoratif

4. Meningkatkan ketahanan abrasi.

Reaksi yang terjadi pada proses anodizing : Katoda : 6e + 6H+ 3H2

Anoda : 2Al(s)+ 3H2O Al2O3(s) + 6H+ + 6e

3H2O + 2Al(s) Al2O3(s) + 3H2  Kondisi Operasi

Dalam proses anodizing lapisan oksida yang dihasilkan akan berbeda – beda sifatnya dengan rangkaian aliran proses yang digunakan. Oleh karena itu Asosiasi Aluminium telah membuat suatu klarifikasi mengenai rangkaian aliran proses anodizing yang dilengkapi dengan tingkat – tingkat pengerjaan.

Rangkaian aliran proses anodizing yang banyak digunakan pada industry – industry anodizing………… ( Teknik proses Anodizing dan Paduannya, 1990)


(16)

TINJ AUAN PUSTAKA

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 7 Gambar 1. Rangkaian Aliran proses Anodizing

 Larutan Elektrolit Untuk Proses Anodizing.

Sebelum proses Anodizing dilakuka, yang perlu diperhatikan adalah larutan elektrolit yang digunakan. Lapisan oksida type berpori ( porous ) dapat dihasilakan dengan menggunakan bermacam – macam jenis larutan. Lapisan porous banyak dipakai karena absorpsinya baik sekali terhadap zat warna, jenis – jenis larutan elektrolit tersebut diantaranya :

1. Jenis larutan elektrolit anodizing dekoratif

a. Jenis larutan chromic

- Jenis larutan chromic – sulfat Degreasing

Acid Etching Alkaline Acid Bring Dip

Anodizing

Pewarnaan dengan bahan organik

Pewarnaan dengan bahan anorganik

Sealing dengan air


(17)

TINJ AUAN PUSTAKA

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 8 Chromic acid ( CrO3) 50,25 – 100,51 g/l

Sodium chloride ( NaCl) 0,20 g/l Asam sulfat (H2SO4) 0,50 g/l

Kondisi Operasi

Temperature ± 35 oC

Rapat arus 0,10 – 0,54 A/dm2

Waktu proses 30 menit

Voltase 40 volt

- Jenis larutan chomic – acid

Chromic – acid 100 g/l Kondisi operasi

Waktu proses 30 menit

Voltase 40 volt

Agitasi udara

b. Jenis larutan asam sulfat

Asam sulfat ( H2SO4 ) 15 – 18 % isi

Kondisi operasi :

Temperatur 20 - 28 oC Rapat arus 1,20 – 1,4 A/dm2 Waktu proses 10 – 30 menit Voltase 14 – 24 volt

Agitasi udara

2.Jenis Larutan elektrolit Hard Anodizing a. Jenis larutan asam sulfat

Asam sulfat ( H2SO4 ) 20 % isi

Kondisi operasi :

Temperatur 0 - 4 oC Rapat arus 4 – 4,5 A/dm2 Waktu proses 40 – 80 menit Voltase 60 – 70 volt


(18)

TINJ AUAN PUSTAKA

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 9 Dalam praktek – praktek komersial, proses – proses asam krom, memerlukan 40 v,sedangkan proses asam sulfat hanya memerlukan 15vsampai 20 volt.oleh karena itu,lapisan pemisah pada asam krom kira – kira dua kali dari yang terdapat dalam pelapisan – pelapisan sulfat…( Elektroplating Engineering Handbook, 1971 ).

II.2. Teknik Proses Anodizing

1. Pencucian lemak ( degreasing )

Pengerjaan ini bertujuan untuk menghilangkan lemak maupun kotoran – kotoran yang menempel serta menetralisir permukaan aluminium. Cara pengerjaannya mirip dengan pengerjaan pencucian lemak pada proses elektrolplating, hanya bahan larutannya yang berbeda.

Kesempurnaan lapisan tergantung dari hasil pencucian, oleh karena itu pencucian harusa dilakukan dengan seksama. Pelaksanaan pencucian didasarkan pada kulaitas permukaan benda kerja, semakin tinggi kualitas kotorannya, semakin lama waktu pencuciannya.

2. Pengetsaan ( Etching )

Pengetsaan adalah suatu cara pembersihan logam ( benda kerja ) dari lapisan oksida dan unsure – unsure pengotor yang menempel, sehingga akan menghasilkan daya adhesi permukaan benda kerja yang kuat.

Ada dua macam cara pengetsaan yaitu :

a. Pengetsaan secara asam ( acid Etching )

Bila dilanjutkan dengan proses pewarnaan secara panas, hasilnya akan lebih baik jika dibandingkan dengan larutan alkali, karena pengaruhnya terhadap logam dasar kecil.

b. Pengetsaan sacara alkali ( Alkaline Etching )

Larutan alkaline etching banyak digunakan untuk aluminium dan paduannya adalah jenis caustic soda ( NaOH ) yang


(19)

TINJ AUAN PUSTAKA

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 10 dikombinasikan dengan unsure – unsure lain dilakukan dalam keadaan panas.

3. Pembilasan ( Rising )

Pembilsan bertujuan untuk menetralisir benda kerja dari larutan pencuci maupun larutan elektrolit anadozing. Cara pembilasan disesuaikan dengan sisitem pencucian itu sendiri.

Sistem pembilasan dengan air yang mengalir sangat efisien dan lebih bersih dibandingkan dengan cara direndam, karena air pembilas selalu berganti – ganti secara kontinyu,tetapi dalam perencanaannya cukup sulit.

Pembilasan dapat pula dihilangkan dengan cara disemprotkan dengan tenaga penyemprotan sesuai yang diinginkan.

4. Pembilasan secara kimia ( Chemical Engineering )

Beberapa aluminium paduan selain dapat dibersihkan dengan cara diatas dapat pula dibersihkan dengan cara proses kimia.

Pembersihan dengan cara kimia ini disamping akan mendapatkan aluminium lebih bersih juga jauh lebih kering.

Sebelum pencucian denagn kimia dilakukan, benda kerja terlebih dahulu dibersihkan dari kotoran – kotoran, debu dan lainnya. Hal ini untuk menjaga dan mnghindari terbentuknya gas pada permukaan aluminium, sehingga dapat mempengaruhin pada proses pencelupan dalam larutran nitrat atau asam phospat. Untuk menghindari terbentuknya gas, maka larutan harus dipanaskan atau dilakukan agitasi, sehingga dengan adnya gerakan yang terus menerus udara pada permukaan aluminium akan berkurang.

Pembilasan tidak dicantumkan dalam rangkaian aliran proses diatas tetapi tetap dibutuhkan setiap kali proses misalnya setelah degresing etching, anodizing dan pewarnaan. Hal ini dikarenakan pada pembilasan tidak terdapat hal – hal yang istimewa dan perlakuannya sama dengan


(20)

TINJ AUAN PUSTAKA

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 11 pembilasan pada proses electroplating. Sedangkan pembilasan dengan air panas, hanya dilakukan setelah proses chemical brightening.

II.3. Landasan Teori

II.3.1. Teknik Proses Anodizing Aluminium

Dalam proses anadozing, lapisan oksida yang dihasilkan akan berbeda – beda sifatnya sesuai dengan rangkaian aliran proses yang digunakan faktor – faktor yang mempengaruhi anodizing:

- Waktu pencelupan ( Dipping time )

Semakin lama waktu pencelupan semakin tebal lapisan oksida yang didapat. Lazimnya waktu pencelupan pada proses anadozing berkisar antara 10 – 60 menit.

- Rapat arus ( current density )

Rapat arus biasanya pada proses anadozing berkisar 1,10 – 1,80 A/dm2. Bila rapat arus lebih rendah darin itu maka hasil lapisan lembek, berbintik – bintik dan tipis, sebaliknya jika dinaikkan lebih dari 3,2 A/dm2 lapisan akan keras, berbintik – bintik dan cenderung akan terbakar ( hitam ).

- Temperatur dan konsentrasi asam

Akibat tinginya temperature akan meningkatkan konsentarsi asam akan menghasilkan karakteristik lapisan yang hampir sama. Kedua faktor tersebut menyebabkan kelarutan lapisan oksida, sehingga menghasilkan lapisan yang tipis, berbintik – bintik dan lunak. Keadaan ini mengurangi juga berat lapisan. Untuk itu temperature larutan anodizing ditetapkan antara 20 sampai 30oC.


(21)

TINJ AUAN PUSTAKA

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 12

Gambar 4. Proses anodizing

Keterangan :

A. Power supply dengan arus 20 Volt DC B. Anoda (alumunium)

C. Katoda (grafit) D. Beaker glass 200 ml E. Beaker glass 1000 ml F. Termometer

II.3.2. Pengerjaan Akhir 1. Pewarnaan

Berbeda dengan lapisan oksida pada logam – logam lainnya, lapisan oksida pada aluminium dan paduannya mudah untuk diberikan warna. Bahan pewarna terbuat dari bahan organic dan anorganik atau suatu larutan asam organic. Terjadinya warna akibat adanya reaksi bahan pewarna dengan ion – ion aluminium dan sifat penyerapan serta sifat aktif dan permukaan lapisan oksida aluminium.

Cara pewarnaan aluminium ada beberapa macam : a. Pewarnaan dengan bahan organic.

Pewarnaan dengan bahan organic dapat menghasilakan bermacam – macam warna sesuai dengan yang diinginkan. Tetapi kelemahan bahan pewarna ini kurang tahan terhadap cahaya atau sinar dan panas.


(22)

TINJ AUAN PUSTAKA

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 13 Faktor – faktor yang penting pada proses pewarnaan tergantung dari kerapatan dari lapisan oksida. Kondisi operasi proses anodizing seperti komposissi elektrolit, temperature, dan rapat arus akan menentukan warna yang cocok.

Table 3. Kondisi operasi bahan pewarna organic Bahan pewarna Kode bahan

pewarna

Konsentrasi gr/l

pH Tebal lapisan

Yellow LLW 3-5 5 – 7 4 – 6 Golden Yellow GLW 5 5- 8 4 – 6 Golden Orange 2 RL 6 4 – 4,5 6 – 7 Crange GL 0,20 5 – 8 6 – 7 Brass Yellow NGW 0,30 5 – 8 8 Gold Mo 5 5,5 – 6,5 4 – 6 Copper 2 RLW 6 5,5 – 6,5 9 – 10 Red RLW 1,50 5- 8,5 7 – 8 Violet CLW 5,50 3,3 – 4,5 7 – 8

Kondisi operasi anodizing untuk pewarnaan dengan bahan pewarna diatas adalah sebagai berikut :

- Asam sulfat : 200gr/l

Temperature :

- Untuk warna hitam : 20 – 23 oC - Untuk warna lain : 18 – 20 oC - Rapat arus : 1,2 – 1,5 A/dm2

b. Pewarna dengan garam logam anorganik

Perbedaan dengan bahan organic adalah pewarnaan dengan cara ini, warna yang dihasilkan terbatas. Daya tahan cahaya atau sinar dan kestabilan warna lebih baik dibandingkan dengan bahan pewarna organic.


(23)

TINJ AUAN PUSTAKA

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 14 Pewarnaan dengan cara ini banyak digunakan pada produk – produk untuk interior. Berikut dijelaskan contoh – contoh dari paduan bahan – bahan pewarna anorganik :

- ( CH3COOH) acid + K2Cr2O7 Kuning

- Co(CH3COOH)2 4H2O + K2Cr2O7 Kuning coklat

- CuSO4 + (NH4) Hijau

- (NH4)2Fe2(C2O4)3H2O Kuning emas

Tabel 4. Kondisi operasi dan komposisi Bahan Pewarna Anorganik Larutan 1 Larutan 2 Temperature Warna Cobal acetat

20 – 50 gr/l

Potassium permanganate 20 – 50 g/l

30 – 50 Perunggu

Cupper Nitrat 50 – 100 g/l

Potassium permanganate 20 – 50 g/l

90 – 100 Coklat

Cupper acetat 25 – 50 g/l

Ammonium sulfide 50 gr/l

50 Kuning Coklat

Cupper sulfat 25 – 50 g/l

Ammonium sufid 1 – 10 g/l

35 – 50 Hijau

c. Pewarnaan langsung dari proses anodizing.

Proses ini digunakan pada paduan aluminium yang tertentu saja. Aluminium – aluminium paduan tersebut, sewaktu proses anodizing langsung menghasilkan lapisan oksida berwarna.

Karena warna yang dihasilkan langsung, maka warna tersebut sedikitnya mempunyai kelebihan antara lain seperti kestabilan warna lapisan, daya tahan terhadap panas atau cuaca dan lain sebagainya.


(24)

TINJ AUAN PUSTAKA

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 15 Warna yang dihasilkan terbatas tergantung pada komposisi paduan sertra tebal lapisan oksida. Umumnya pewarnaan secara ini dilakukan pada produk – produk arsitektur.

d. Pewarnaan secara elektrolit

Lapisan oksida dari hasil anodizing dalam larutan asam sulfat atau asam oksalat, diwarnakan secara elektrolisa dalam larutan garam logam atau bukan logam seperti carboxyl acid, phetholic acid atau salicylic acid dengan arus bolak – balik. Sifat warna yang dihasilkan sedikit gelap, tetapi lebih kuat atau stabil, sehingga banyak digunakan untuk warna keperluan arsitektur seperti kusen, pintu, jendela, dan pagar.

2. Sealing

Sealing adalah proses akhir dari rangkaian proses anodizing tujuannya adalah untuk mengurangi daya serap lapisan oksida. Dengan demikian akan menambah sifat protektif terhadap lingkungan ( korosi ), karena adanya penambahan perubahan struktur permukaan lapisan.

Sealing biasanya di kerjakan dengan cara mencelupkan benda kerja ( lapisan oksida ) ke dalam air yang mendidih ( 98 – 100 oC ), pH 6 – 6,5 dalam waktu 3 – 6 menit.

Tabel 5. Metode dan contoh sealing

Metode Larutan sealing Kondisi sealing keterangan Tekanan uap air Uap air Tekanan min 3

atm

Memberi hasil yang lebih baik

Air mendidih Air panas Temperature 100

o

C wktu 15 menit

Banyak di gunakan di industry – industry

Nikel acetat Nikel acetat 0,5 – 2% isi

Temperature 90 – 100 oC Waktu 10 menit


(25)

TINJ AUAN PUSTAKA

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 16 Potassium

dikromat

K2Cr2O7 5% isi Temperature

90 – 100 oC Waktu 10 menit

Kuning

Water glass Water glass 5 – 10 % isi

Temperature 50oC Waktu 10 menit

Setelah sealing dalam air mendidih, kemudian diikuti dengan sealing dalam larutan dicromat, maka akan menghasilkan lapisan yang mempunyai sifat daya tahan korosi yang cukup tinngi dan tanpa mempengaruhi warna dari lapisan.

II.4 Hipotesa

Komposisi dan konsentrasi campuran bahan pewarna tembaga nitrat dan kalium permanganate akan memberikan warna coklat yang berbeda.


(26)

PELAKSANAAN PENELITIAN

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 17 BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

III. 1 Bahan-bahan yang digunakan : 1. Alumunium

2. Karbon (C) sebagai elektrode inert 3. Aquadest

4. Asam Sulfat (H2SO4)

Konsentrasi : 2,5 N dan 1 M 5. Asam Oksalat (H2C2O4)

Konsentrasi : 0,5 N 6. Natrium hidroksida (NaOH)

Konsentrasi : 2,5M 7. Konsentrasi KMnO4

Konsentrasi :10; 20; 30; 40 (gr/lt) 8. Konsentrasi Cu(NO3)2

Konsentrasi :50; 100; 150; 200 (gr/lt) III.2 Gambar Alat :

Gambar 3. Susunan Alat Pewarnaan

Keterangan : A. Water bath

B. Beaker glass 200 ml C. Aluminium


(27)

PELAKSANAAN PENELITIAN

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 18 III.3 Prosedur Penelitian

A. Pengerjaan Pendahuluan

1. Degreasing

.Alumunium yang telah dibersihkan dengan kertas gosok, kemudian dicuci dengan NaOH 2,5 M dengan suhu 40OC selama 1 menit.

Setelah itu dibilas dengan aquadest. 2. Etching

Setelah deagreasing, alumunium dicuci dengan H2SO4 1 M pada suhu

80OC selama 1 menit, untuk membersihkan alumunium dari lapisan oksida dan unsur pengotor yang masih menempel.

Setalah itu dibilas dengan aquadest. 3. Anodizing

Setelah proses di atas, alumunium dianodizing dengan larutan elektrolit asam sulfat 2,5 N dan asam oksalat 0,5N selama 60 menit dengan arus 20 volt DC pada suhu 30OC.

4. Setelah itu alumunium disealing dengan air pada suhu 100OC selama 5 menit.

B. Pengerjaan akhir (Pewarnaan)

1. Alumunium hasil anodizing dicelupkan ke dalam larutan Cu(NO3)2 dan

KMnO4 dengan variasi konsentrasi yang beda selama 5 menit pada variasi

suhu yang berbeda.

2. Lalu disealing dengan larutan K2Cr2O7 0,5% pada suhu 90OC selama 10


(28)

PELAKSANAAN PENELITIAN

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 19 III. 4. Diagram Alir

III. 4.1 Pengerjaan Pendahuluan

III. 4.2 Pengerjaan Akhir

Gambar 4. Diagram Alir Degreasing

(NaOH 2,5 M)

Etching (H2SO4 1M)

Anodizing

Sealing

(H2O pada suhu 100OC)

Pewarnaan

Sealing

(Potasium dikromat 90OC)

Pada suhu 40OC Waktu = 1 menit

Pembilasan dengan aquadest

Pada suhu 80OC Selama 1 menit

Pembilasan dengan aquadest Dikeringkan dengan oven

Dengan arus 20 volt DC Waktu = 60 menit

Waktu = 5 menit

Waktu = 5 menit


(29)

PELAKSANAAN PENELITIAN

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 20 III. 5 Variabel yang digunakan pada penelitian :

Variabel tetap dari penelitian ini adalah : - Waktu anodizing = 60 menit

- Besar potensial elektrode = 20 volt arus DC - Konsentrasi asam sulfat (H2SO4) = 2,5 N

- Konsentrasi asam oksalat (H2C2O4) = 0,5 N

- Waktu pewarnaan = 5 menit

Variabel bebas dari penelitian ini adalah :

- Konsentrasi KMnO4 : 10; 20; 30; 40 (gr/lt)

- Konsentrasi Cu(NO3)2 : 50; 100; 150; 200 (gr/lt)

- Suhu pewarnaan = 90, 95, 100O C III. 6 Pengamatan Kondisi Operasi Anodizing

Sebelum dianodizing alumunium terlebih dahulu diperlakukan degreasing, perlakuan ini bertujuan untuk menghilangkan lemak maupun kotoran-kotoran yang menempel pada permukaan alumunium. Cara yang dilakukan adalah dengan cara alkaline cleaning dengan menggunakan NaOH 2,5 M pada suhu 40OC selama satu menit pada saat perlakuan degreasing, pada logam terlihat adanya lapisan tipis dan licin yang hilang dengan pembilasan menggunakan aquadest berulang-ulang. Hal ini dikarenakan pada permukaan alumunium terdapat lemak atau minyak yang bereaksi dengan NaOH membentuk sabun.

Selanjutnya alumunium diperlakukan etching dengan larutan H2SO4 1 M

pada suhu 80OC selama 1 menit. Pada saat alumunium dicelupkan dalam larutan H2SO4 terlihat adanya gelembung-gelembung udara, setelah gelembung udara

hilang, alumunium terlihat mengkilap.

Gelembung-gelembung udara tersebut adalah gas hidrogen. 2Al(s) + 3H2SO4(aq)  Al2(SO4)3(aq) + 3 H2(g)

Selanjutnya alumunium dibilas dengan aquadest dan siap dianodizing. Pada saat proses anodizing dengan larutan H2SO4 dan larutan H2C2O4

terlihat adanya gelembung-gelembung udara pada katoda. Hal ini disebabkan reduksi ion H+ dari asam sulfat yang ditambahkan dengan reaksi sebagai berikut :


(30)

PELAKSANAAN PENELITIAN

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 21 2H+ + 2e  H2 EO = 0,00 volt

(Fundamental of Chemical Technology, 1983)

Menurut Junius D. Edward penambahan asam oksalat akan memberikan hasil pelapisan yang lebih baik, serta mempunyai ketahanan abrasi yang tinggi. Sedangkan menggunakan elektrolit H2SO4 saja akan mengakibatkan permukaan

alumunium hasil anodizing akan kehitaman (terbakar). III. 7 Pengamatan Kondisi Pewarnaan

Terjadinya warna pada alumunium karena adanya reaksi bahan pewarna dengan ion-ion alumunium, sifat penyerapan serta sifat aktif dari permukaan lapisan oksida alumunium.

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan pewarnaan dengan Cu(NO3)2 dan KMnO4 akan memberikan warna coklat.

Setelah proses pewarnaan alumunium disealing dengan K2Cr2O7 0,5%

(potasium dikromat) pada suhu 90OC, untuk menghasilkan lapisan yang mempunyai sifat tahan korosi dan tanpa mempengaruhi warna dari lapisan.


(31)

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 22

BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

IV

.1. HASIL PENGAMATAN

Hasil penelitian pewarnaan alumunium dengan KMnO4 dan Cu(NO3)2

setelah proses anodizing akan ditunjukan dalam table dan berbagai grafik dibawah ini yang disertai dengan pembahasan.

Table 6. Hasil penelitian pewarnaan alumunium dengan KMnO4 dan

Cu(NO3)2 setelah proses anodizing:

Suhu (o C)

Cu(NO3)2 KMnO4 90 95 100

(gr/lt) (gr/lt) Berat lapisan (gr) Tampak Berat lapisan (gr) Tampak Berat lapisan (gr) Tampak

10 0.01162 Kurang Bagus 0.01165 Kurang Bagus 0.01171 Kurang Bagus 50 20 0.01172 Kurang Bagus 0.01178 Kurang Bagus 0.01184 Kurang Bagus 30 0.01184 Kurang Bagus 0.01189 Kurang Bagus 0.01199 Kurang Bagus 40 0.012 Kurang Bagus 0.01208 Kurang Bagus 0.01216 Kurang Bagus 10 0.01163 Kurang Bagus 0.01168 Kurang Bagus 0.01172 Kurang Bagus 100 20 0.01174 Kurang Bagus 0.0118 Kurang Bagus 0.01187 Kurang Bagus 30 0.01184 Bagus 0.0119 Kurang Bagus 0.01202 Kurang Bagus 40 0.01202 Kurang Bagus 0.0121 Kurang Bagus 0.01219 Kurang Bagus 10 0.01165 Kurang Bagus 0.0117 Kurang Bagus 0.01173 Kurang Bagus 150 20 0.01175 Kurang Bagus 0.01182 Kurang Bagus 0.01189 Kurang Bagus 30 0.01187 Kurang Bagus 0.01193 Kurang Bagus 0.01203 Kurang Bagus 40 0.01205 Kurang Bagus 0.01212 Kurang Bagus 0.01219 Kurang Bagus 10 0.01166 Kurang Bagus 0.01172 Kurang Bagus 0.01174 Kurang Bagus 200 20 0.01177 Kurang Bagus 0.01183 Kurang Bagus 0.0119 Kurang Bagus 30 0.01189 Kurang Bagus 0.01195 Kurang Bagus 0.01205 Kurang Bagus 40 0.01205 Kurang Bagus 0.01214 Kurang Bagus 0.01221 Kurang Bagus


(32)

KESIMPULAN DAN SARAN

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 30

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. Kesimpulan

1. Konsentrasi Tembaga Nitrat dan Kalium permanganate serta suhu pewarnaan sangat mempengaruhi berat lapisan dan warna dari pada aluminium tersebut.

2. Secara visual pada konsentrasi KMnO4 30 gr/lt dan Cu(NO3)2 100gr/lt

pada suhu 90oC diperoleh hasil pewarnaan yang paling bagus dengan berat lapisan yang merata yaitu 0,0119 gr. Sedangkan pada konsentrasi KMnO4

40gr/lt dan Cu(NO3)2 40gr/lt pada suhu 100oC diperoleh hasil pewarnaan

yang kurang bagus dengan berat lapisan yang kurang merata 0,01221 gr.

V.2. Saran

1. Pewarnaan logam aluminium sebaiknya dilakukan untuk warna lain dan dengan metode yang berbeda.

2. Setelah diamplas sebaiknya aluminium langsung dianodizing karena jika tidak hasil dari pewarnaan nya akan tidak rata.


(33)

DAFTAR PUSTAKA

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 31

DAFTAR PUSTAKA

Austin, George T., dan Jasjfi, E., 1994, “Industri Proses Kimia”, edisi 5, Erlangga,

Jakarta.

Kimia Untuk Universitas ed 6, 1991.

Griffin, R. C., 1972, “Technical Methods of Analysis”, 2nd edition, Mc. Graw Hill Book Company, Inc., New York.

Kirk, R. E., and Othmer, P. F., 1952, “Encyclopedia of Chemical Technology”,

vol. 10, The Inter Science Encyclopedia, Inc., New York.

Smallwood, Ian, 1993, “Solvent Recovery Handbook”, Mc. Graw Hill Kagasuka,

Ltd. Tokyo.

Vogel, 1985, “Buku Teks Analisis Organik Kualitatif Makro dan Semimikro”,

bagian II, PT. Kalman Media Pustaka, Jakarta.

Teknik Proses Anodizing Aluminium dan Paduannya, 1990

www.chemicalland21.com www.google.co.id


(1)

PELAKSANAAN PENELITIAN

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 19

III. 4. Diagram Alir

III. 4.1 Pengerjaan Pendahuluan

III. 4.2 Pengerjaan Akhir

Gambar 4. Diagram Alir

Degreasing (NaOH 2,5 M)

Etching (H2SO4 1M)

Anodizing

Sealing

(H2O pada suhu 100OC)

Pewarnaan

Sealing

(Potasium dikromat 90OC)

Pada suhu 40OC Waktu = 1 menit

Pembilasan dengan aquadest Pada suhu 80OC Selama 1 menit

Pembilasan dengan aquadest Dikeringkan dengan oven

Dengan arus 20 volt DC Waktu = 60 menit

Waktu = 5 menit

Waktu = 5 menit


(2)

PELAKSANAAN PENELITIAN

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 20

III. 5 Variabel yang digunakan pada penelitian :

Variabel tetap dari penelitian ini adalah : - Waktu anodizing = 60 menit

- Besar potensial elektrode = 20 volt arus DC - Konsentrasi asam sulfat (H2SO4) = 2,5 N - Konsentrasi asam oksalat (H2C2O4) = 0,5 N - Waktu pewarnaan = 5 menit

Variabel bebas dari penelitian ini adalah :

- Konsentrasi KMnO4 : 10; 20; 30; 40 (gr/lt) - Konsentrasi Cu(NO3)2 : 50; 100; 150; 200 (gr/lt) - Suhu pewarnaan = 90, 95, 100O C

III. 6 Pengamatan Kondisi Operasi Anodizing

Sebelum dianodizing alumunium terlebih dahulu diperlakukan degreasing, perlakuan ini bertujuan untuk menghilangkan lemak maupun kotoran-kotoran yang menempel pada permukaan alumunium. Cara yang dilakukan adalah dengan cara alkaline cleaning dengan menggunakan NaOH 2,5 M pada suhu 40OC selama satu menit pada saat perlakuan degreasing, pada logam terlihat adanya lapisan tipis dan licin yang hilang dengan pembilasan menggunakan aquadest berulang-ulang. Hal ini dikarenakan pada permukaan alumunium terdapat lemak atau minyak yang bereaksi dengan NaOH membentuk sabun.

Selanjutnya alumunium diperlakukan etching dengan larutan H2SO4 1 M pada suhu 80OC selama 1 menit. Pada saat alumunium dicelupkan dalam larutan H2SO4 terlihat adanya gelembung-gelembung udara, setelah gelembung udara hilang, alumunium terlihat mengkilap.

Gelembung-gelembung udara tersebut adalah gas hidrogen. 2Al(s) + 3H2SO4(aq)  Al2(SO4)3(aq) + 3 H2(g)

Selanjutnya alumunium dibilas dengan aquadest dan siap dianodizing. Pada saat proses anodizing dengan larutan H2SO4 dan larutan H2C2O4 terlihat adanya gelembung-gelembung udara pada katoda. Hal ini disebabkan reduksi ion H+ dari asam sulfat yang ditambahkan dengan reaksi sebagai berikut :


(3)

PELAKSANAAN PENELITIAN

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 21 2H+ + 2e  H2 EO = 0,00 volt

(Fundamental of Chemical Technology, 1983)

Menurut Junius D. Edward penambahan asam oksalat akan memberikan hasil pelapisan yang lebih baik, serta mempunyai ketahanan abrasi yang tinggi. Sedangkan menggunakan elektrolit H2SO4 saja akan mengakibatkan permukaan alumunium hasil anodizing akan kehitaman (terbakar).

III. 7 Pengamatan Kondisi Pewarnaan

Terjadinya warna pada alumunium karena adanya reaksi bahan pewarna dengan ion-ion alumunium, sifat penyerapan serta sifat aktif dari permukaan lapisan oksida alumunium.

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan pewarnaan dengan Cu(NO3)2 dan KMnO4 akan memberikan warna coklat.

Setelah proses pewarnaan alumunium disealing dengan K2Cr2O7 0,5% (potasium dikromat) pada suhu 90OC, untuk menghasilkan lapisan yang mempunyai sifat tahan korosi dan tanpa mempengaruhi warna dari lapisan.


(4)

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 22

BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

IV

.1. HASIL PENGAMATAN

Hasil penelitian pewarnaan alumunium dengan KMnO4 dan Cu(NO3)2 setelah proses anodizing akan ditunjukan dalam table dan berbagai grafik dibawah ini yang disertai dengan pembahasan.

Table 6. Hasil penelitian pewarnaan alumunium dengan KMnO4 dan

Cu(NO3)2 setelah proses anodizing:

Suhu (o C)

Cu(NO3)2 KMnO4 90 95 100

(gr/lt) (gr/lt) Berat lapisan (gr) Tampak Berat lapisan (gr) Tampak Berat lapisan (gr) Tampak

10 0.01162 Kurang Bagus 0.01165 Kurang Bagus 0.01171 Kurang Bagus 50 20 0.01172 Kurang Bagus 0.01178 Kurang Bagus 0.01184 Kurang Bagus 30 0.01184 Kurang Bagus 0.01189 Kurang Bagus 0.01199 Kurang Bagus 40 0.012 Kurang Bagus 0.01208 Kurang Bagus 0.01216 Kurang Bagus 10 0.01163 Kurang Bagus 0.01168 Kurang Bagus 0.01172 Kurang Bagus 100 20 0.01174 Kurang Bagus 0.0118 Kurang Bagus 0.01187 Kurang Bagus 30 0.01184 Bagus 0.0119 Kurang Bagus 0.01202 Kurang Bagus 40 0.01202 Kurang Bagus 0.0121 Kurang Bagus 0.01219 Kurang Bagus 10 0.01165 Kurang Bagus 0.0117 Kurang Bagus 0.01173 Kurang Bagus 150 20 0.01175 Kurang Bagus 0.01182 Kurang Bagus 0.01189 Kurang Bagus 30 0.01187 Kurang Bagus 0.01193 Kurang Bagus 0.01203 Kurang Bagus 40 0.01205 Kurang Bagus 0.01212 Kurang Bagus 0.01219 Kurang Bagus 10 0.01166 Kurang Bagus 0.01172 Kurang Bagus 0.01174 Kurang Bagus 200 20 0.01177 Kurang Bagus 0.01183 Kurang Bagus 0.0119 Kurang Bagus 30 0.01189 Kurang Bagus 0.01195 Kurang Bagus 0.01205 Kurang Bagus 40 0.01205 Kurang Bagus 0.01214 Kurang Bagus 0.01221 Kurang Bagus


(5)

KESIMPULAN DAN SARAN

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 30

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. Kesimpulan

1. Konsentrasi Tembaga Nitrat dan Kalium permanganate serta suhu pewarnaan sangat mempengaruhi berat lapisan dan warna dari pada aluminium tersebut.

2. Secara visual pada konsentrasi KMnO4 30 gr/lt dan Cu(NO3)2 100gr/lt pada suhu 90oC diperoleh hasil pewarnaan yang paling bagus dengan berat lapisan yang merata yaitu 0,0119 gr. Sedangkan pada konsentrasi KMnO4 40gr/lt dan Cu(NO3)2 40gr/lt pada suhu 100oC diperoleh hasil pewarnaan yang kurang bagus dengan berat lapisan yang kurang merata 0,01221 gr.

V.2. Saran

1. Pewarnaan logam aluminium sebaiknya dilakukan untuk warna lain dan dengan metode yang berbeda.

2. Setelah diamplas sebaiknya aluminium langsung dianodizing karena jika tidak hasil dari pewarnaan nya akan tidak rata.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 31

DAFTAR PUSTAKA

Austin, George T., dan Jasjfi, E., 1994, “Industri Proses Kimia”, edisi 5, Erlangga, Jakarta.

Kimia Untuk Universitas ed 6, 1991.

Griffin, R. C., 1972, “Technical Methods of Analysis”, 2nd edition, Mc. Graw Hill Book Company, Inc., New York.

Kirk, R. E., and Othmer, P. F., 1952, “Encyclopedia of Chemical Technology”, vol. 10, The Inter Science Encyclopedia, Inc., New York.

Smallwood, Ian, 1993, “Solvent Recovery Handbook”, Mc. Graw Hill Kagasuka, Ltd. Tokyo.

Vogel, 1985, “Buku Teks Analisis Organik Kualitatif Makro dan Semimikro”, bagian II, PT. Kalman Media Pustaka, Jakarta.

Teknik Proses Anodizing Aluminium dan Paduannya, 1990

www.chemicalland21.com www.google.co.id