PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME.
Dewi Sarah, 2013
PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA
ANAK DOWN SYNDROME
( Studi Eksperimen Melalui Pendekatan SSR Pada Anak Down Syndrome Di SDN Pasirkaliki Mandiri 1 Kelurahan Pasirkaliki Kecamatan Cimahi Utara)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Khusus
Oleh : Dewi Sarah
0607306
JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
(2)
Dewi Sarah, 2013
PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA
ANAK DOWN SYNDROME
( Studi Eksperimen Melalui Pendekatan SSR Pada Anak Down Syndrome Di SDN Pasirkaliki Mandiri 1 Kelurahan Pasirkaliki Kecamatan Cimahi Utara)
Oleh Dewi Sarah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Dewi Sarah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
Dewi Sarah, 2013
PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN
Dewi Sarah 0607306
PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA
ANAK DOWN SYNDROME
( Studi Eksperimen Melalui Pendekatan SSR Pada Anak Down Syndrome Di SDN Pasirkaliki Mandiri 1 Kelurahan Pasirkaliki Kecamatan
Cimahi Utara)
Disetujui dan disahkan oleh Pembimbing I
Drs. H. Maman Abdurahman SR, M.Pd NIP. 19570613 01853 1 001
Pembimbing II
Drs. Zulkifli Sidiq, M.Pd NIP. 19601015 198710 1 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Khusus
Drs. Sunaryo, M.Pd NIP. 19560722 198501 1 001
(4)
Dewi Sarah, 2013
PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Anak Down Syndrome banyak yang mampu berbicara dengan baik namun dalam kosakatnya kurang pembendaharaan kata-katanya. Mereka mengalami kesukaran berfikir abstrak, tetapi mereka masih dapat mengikuti pelajaran akademik baik di sekolah biasa maupun disekolah khusus (Amin, M 1995:37).
Bagi anak Down Syndrome membaca merupakan salah satu hal yang penting karena anak Down Syndrome jika diberikan pembelajaran secara berkelanjutan masih akan dapat membaca, menulis dan berhitung yang sifatnya sederhana. Permasalahan yang harus dihadapi dalam proses pembelajaran bukanlah hanya yang berkenaan dengan materi akademiknya saja, tetapi juga hal-hal lain seperti salah satunya minat dan ketertarikan peserta didik selama proses pembelajaran. Membangkitkan semangat, minat, dan menciptakan rasa senang.
Dalam proses membaca terdapat aspek-aspek berfikir seperti mengingat, memahami, membandingkan, membedakan, menemukan, menganalisis, mengorganisasi dan pada akhirnya menerapkan makna yang terkandung dalam bacaan. Hal ini sulit dilakukan oleh anak Down Syndrome sehingga pada proses pembelajaran khususnya pembelajaran membaca untuk anak Down Syndrome diperlukan metode-metode khusus yang menarik, agar anak dapat menerima materi dengan mudah, tidak mudah bosan dan metode tersebut dapat meningkatkan kemampuan membaca.
Pada SDN Pasirkaliki Mandiri 1 Kelurahan Pasirkaliki Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi terdapat peserta didik Down Syndrome yang mengalami kesulitan dalam membaca, untuk itu peneliti ingin membantu meningkatkan kemampuan membaca peserta didik tersebut dengan melakukan pengajaran membaca dengan menggunakan media kartu puzzle bergambar pada peserta didik tersebut.
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh media kartu puzzle bergambar terhadap peningkatan kemampuan membaca permulaan pada subjek sebelum diberikan intervensi dan sesudah diberikan intervensi.
Berdasarkan hasil analisis data yang disajikan dalam bentuk tabel, grafik batang maupun grafik garis dengan menggunakan desain A-B-A, dapat dikatakan bahwa media kartu puzzle bergambar dapat mdningkatkan kemampuan membaca permulaan pada siswa down syndrome di SDN PasirKaliki Mandiri 1 dapat meningkat secara signifikan. Hal tersebut membuktikan bahwa kartu puzzle bergambar berpengaruh terhadap kemamppuan membaca permulaan siswa Down Syndrome.
(5)
Dewi Sarah, 2013
PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK………..
KATA PENGANTAR………
UCAPAN TERIMA KASIH………..
DAFTAR ISI………..
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………..……1
B. Identifikasi Masalah……….………...3
C. Batasan Masalah..………4
D. Rumusan Masalah...………..4
E. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian………4
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Konsep Down Syndrome………...……….……….…………..6
B. Pengajaran Membaca Permulaan...………....………....14 C. Media Kartu Puzzle Bergambar....………..……….21 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian………30
B. Metode……….……...……….……..…….…….30
C. Subjek dan Lokasi……….…...32
D. Instrumen Penelitian……….……….………..32
E. Teknik Pegumpulan Data………...…………32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian…...………37
(6)
Dewi Sarah, 2013
PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Pembahasan Penelitian...64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan………..67
B. Implikasi………..………64
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
(7)
1
Dewi Sarah, 2013
PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu proses untuk mengembangkan kemampuan dan mencerdaskan individu. Pendidikan dapat mengembangkan potensi diri individu untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, serta keterampilan. Pendidikan sangatlah penting bagi seluruh warga negara. Begitupun dengan anak-anak berkebutuhan khusus, mereka memerlukan pendidikan yang layak dan bermutu seperti yang tertulis dalam Undang-Undang nomor 20 tahun
2003 pasal 5 ayat 1 “Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”. Ayat 2 “Warga negara yang memiliki
kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh
pendidikan khusus”.
Dalam kurikulum sekolah dasar, anak diharuskan belajar membaca dan berhitung. Belajar membaca dan berhitung diperlukan untuk semua anak termasuk anak berkebutuhan khusus karena kemampuan membaca dan berhitung sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Membaca adalah bagian penting dalam proses pendidikan. Dalam proses membaca terdapat aspek-aspek berfikir seperti mengingat, memahami, membandingkan, membedakan, menemukan, menganalisis, mengorganisasi dan pada akhirnya menerapkan apa-apa yang terkandung dalam bacaan. Kita mendapat ilmu pengetahuan dari membaca buku. Kita seringkali memperoleh informasi melalui kegiatan yang disebut membaca. Membaca merupakan keterampilan yang penting bagi manusia.
Kemampuan membaca merupakan dasar untuk menguasai berbagai bidang studi, jika pada masa sekolah tidak segera memiliki kemampuan untuk membaca, maka ia akan mengalami banyak kesulitan dalam mempelajari berbagai bidang studi pada kelas-kelas yang lebih tinggi. Kemampuan anak Down Syndrome dalam membaca relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan anak pada umumnya. Sulit sekali bagi anak tunagrahita untuk bisa membaca dengan benar,
(8)
2
Dewi Sarah, 2013
PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kalaupun bisa membaca dengan benar tetapi anak sering sekali tidak mempunyai pengertian dari isi bacaan tersebut.
Anak Down Syndrome banyak yang mampu berbicara dengan baik namun dalam kosakata kurang pembendaharaan kata-katanya. Mereka mengalami kesukaran berfikir abstrak, tetapi mereka masih dapat mengikuti pelajaran akademik baik disekolah biasa maupun disekolah khusus (Amin, M 1995:37). Bagi anak Down Syndrome membaca merupakan salah satu hal yang penting karena anak Down Syndrome masih dapat membaca, menulis dan berhitung yang sifatnya sederhana. Permasalahan yang harus dihadapi dalam proses pembelajaran bukanlah hanya yang berkenaan dengan materi akademiknya saja, tetapi juga hal-hal lain seperti salah satunya minat dan ketertarikan peserta didik selama proses pembelajaran. Membangkitkan semangat, minat, dan menciptakan rasa senang.
Salah satu hal yang sangat penting dalam mengupayakan pembelajaran yang bermutu dan menyenangkan pada pendidikan luar biasa adalah ketersediaannya alat peraga/media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak dan dapat menunjang dalam proses belajar yang menyenangkan.
Salah satu hal yang sangat penting dalam mengupayakan pembelajaran yang bermutu dan menyenangkan adalah ketersediaan alat peraga/media pembelajaran. ketersediaan alat peraga pembelajaran ini tidak dapat dianggap sepele karena dengan penggunaan alat peraga pembelajaran yang tepat, praktis, dan menarik akan membuat para siswa menjadi senang belajar, dan mudah menyerap materi pembelajaran yang diberikan. Bahkan dengan penggunaan alat peraga tesebut akan dapat memenuhi harapan yang dikemukakan dalam pakem yakni pembelajaran yang akif, kreatif, dan menyenangkan.
Dalam proses membaca terdapat aspek-aspek berfikir seperti mengingat, memahami, membandingkan, membedakan, menemukan, menganalisis, mengorganisasi dan pada akhirnya menerapkan apa-apa yang terkandung dalam bacaan. Hal ini sulit dilakukan oleh anak Down Syndrome sehingga pada proses pembelajaran khususnya pembelajaran membaca untuk anak Down Syndrome diperlukan metode-metode khusus yang menarik, agar anak dapat menerima
(9)
3
Dewi Sarah, 2013
PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
materi dengan mudah, tidak mudah bosan dan metode tersebut dapat meningkatkan kemampuan membaca.
Hal tersebut di atas senada dengan pendapat Sugiarto (2002:18) yang menyatakan bahwa:
Membaca bukanlah suatu kegiatan pembelajaran yang mudah. Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan anak dalam membaca. Secara umum, faktor – faktor tersebut datang dari guru, anak, kondisi lingkungan, materi pelajaran, serta metode pelajaran.
Anak tunagrahita dalam pembelajaran membaca khususnya membaca permulaan sebaiknya menggunakan pendekatan visual, suara, dan linguistik untuk bisa belajar membaca dengan fasih. Kemampuan membaca anak tergantung pada kemampuan dalam memahami hubungan antara wicara, bunyi, dan simbol yang diminta (Grainger, 2003:174). Pada anak Down Syndrome diperlukan praktek pengajaran membaca yang memperhatikan perbedaan tingkat kemampuan anak dan tipe pembelajaran pada anak karena pada dasarnya setiap pribadi anak itu berbeda terlebih lagi jika anak tersebut mengalami hambatan dalam itelektual.
Pada SDN Pasirkaliki Mandiri 1 Kelurahan Pasirkaliki Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi terdapat peserta didik Down Syndrome yang mengalami kesulitan dalam membaca, untuk itu peneliti ingin membantu meningkatkan kemampuan membaca peserta didik tersebut dengan melakukan pengajaran membaca dengan menggunakan media kartu puzzle bergambar pada peserta didik tersebut.
B.Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan semua masalah yang ada pada objek penelitian, baik yang akan diteliti maupun tidak (Sugiyono, 2002:304). Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka identifikasi permasalahannya sebagai berikut :
1. Hambatan kemampuan membaca permulaan anak tunagrahita ringan yang dicapai siswa sangat erat kaitannya dengan kemampuan guru dalam menyajikan pelajaran.
(10)
4
Dewi Sarah, 2013
PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Penggunaan media pembelajaran yang tepat akan membantu mengatasi kesulitan belajar membaca permulaan anak Down Syndrome.
3. Pengaruh media kartu puzzle bergambar terhadap peningkatan kemampuan membaca permulaan anak Down Syndrome.
C.Batasan Masalah
Agar penelitian yang dilakukan tidak meluas, maka peneliti membatasi penelitian ini pada pengaruh media kartu puzzle bergambar terhadap peningkatan kemampuan membaca kata pada anak Down Syndrome.
D.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah media kartu puzzle bergambar dapat meningkatkan kemampuan membaca kata pada anak Down Syndrome?”
E.Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan
a. Tujuan umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data objektif pengaruh penggunaan media kartu puzzle bergambar terhadap peningkatan kemampuan membaca kata pada anak Down Syndrome.
b. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah : untuk memperoleh data objektif pengaruh media kartu puzzle bergambar terhadap peningkatan membaca kats
2. Kegunaan
a. Kegunaan umum adalah :
- Memberikan sumbangan pemikiran dan pengembangan media media kartu puzzle untuk kemampuan membaca permulaan anak tunagrahita.
(11)
5
Dewi Sarah, 2013
PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
- Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai acuan dalam mengembangkan kemampuan membaca kata pada anak Down Syndrome.
b. Kegunaan praktis
Secara praktis hasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai alat bantu untuk mempermudah anak dalam proses belajar. Sehingga dengan adanya media tersebut proses belajar mengajar dianggap akan berlangsung dengan lancar dan akan lebih cepat diserap oleh anak. Dengan menggunakan alat peraga juga tidak akan mengakibatkan kejenuhan bagi para siswa, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar khususnya dalam kemampuan membaca permulaan.
(12)
30
Dewi Sarah, 2013
PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PEELITIAN
A.Variabel Penelitian
Menurut Sunanto, D, dkk (2005:12) dalam buku pengantar penelitian dengan subjek tunggal, yaitu:
variabel merupakan istilah dasar dalam penelitian eksperimen termasuk penelitian dengan subjek tunggal. Variabel merupakan suatu atribut atau ciri-ciri mengenai sesuatu diamati dalam penelitian. Dengan demikian variabel dapat berbentuk benda atau kejadian yang dapat diamati dan diukur.
Dalam penelitian ini ada dua variabel penelitian yaitu:
a. Variabel bebas, yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. (Sugiono, 2006:61). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah penggunaan media kartu puzzle bergambar. Media tersebut merupakan bentuk modifikasi dari media gambar yang sudah ada.
b. . Variabel terikat, yaitu yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. (Sugiono, 2006:61). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah meningkatkan kemampuan membaca kata pada anak Down Syndrome.
B.Metode Penelitian
Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, menggunakan rancangan Single Subject Research (SSR) karena yang diteliti adalah subjek tunggal. Tawney dan Gast (1984: 10) menjelaskan bahwa:
“Single subject research design is an integral part of the behavior analytic tradition. The term refers to a research strategy developed to document changes in the behavior of individual subject. Throungh the accurate selection an utilization of the family design It is possible to demonstrate a functional relation ship between intervention and a change in behavior”.
(13)
31
Dewi Sarah, 2013
PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Definisi di atas diartikan secara bebas bahwa single subject research merupakan bagian yang integral dan analisis tingkah laku (behavior analytic). SSR mengacu pada strategi penelitian yang dikembangkan untuk medokumentasikan perubahan tentang tingkah laku subjek secara individu. Melalui seleksi yang akurat dengan memanfaatkan pola desain kelompok yang sama. Hal ini memungkinkan untuk memperlihatkan hubungan fungsional antara perlakuan dan perubahan tingkah laku.
Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah A-B-A design (applied behavior analysis), tujuannya untuk mempelajari besarnya pengaruh dan suatu perlakuan, terhadap variabel tertentu yang diberikan terhadap individu. A-B-A design memiliki tiga tahap yaitu baseline-1 (A-B-A-1), treatment (B), dan baseline-2 (A-2). Secara visual desain A-B-A dapat digambarkan pada grafik di bawah ini.
Keterangan:
A-1 = A1 merupakan suatu kondisi awal untuk mengetahui sejauh mana
kemampuan subjek dalam membaca sebelum diberikan perlakuan atau intervensi. B = Fase ini disebut intervensi. Subjek diberikan intervensi membaca kata
melalui media kartu puzzle gambar. Pemberian intervensi ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan membaca subjek penelitian.
A-2 = Merupakan pengulangan kondisi baseline (disebut juga baseline-2) untuk memantau dan mengevaluasi sejauh mana intervensi yang
(14)
32
Dewi Sarah, 2013
PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diberikan berpengaruh terhadap kemampuan membaca. Hasil evaluasi dapat menunjukkan apakah intervensi yang diberikan memberikan pengaruh positif pada subjek dengan membandingkan kondisi subjek pada baseline-1 dan baseline-2.
C.Subjek dan Lokasi Penelitian 1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah seorang siswa Down Syndrome dengan identitas sebagai berikut.
Nama : AZ
Kelas : III SDLB Umur : 10 tahun
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini bertempat di SDN Pasirkaliki Mandiri 1 Kelurahan Pasirkaliki Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi.
D.Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen
Pada penelitian ini instrumen yang digunakan berupa Rencana Program Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat sebelumnya. Penggunaan instrumen dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan subjek dalam membaca kata. Langkah-langkah penyusunan instrumen adalah sebagai berikut:
1. Membuat kisi-kisi
Kisi-kisi dalam penelitian ini di sesuaikan dengan kemampuan awal anak dalam membaca permulaan dan disesuaikan dengan target behavior yang ingin dicapai pada subjek. Alasan peneliti tidak menyesuaikan kisi-kisi dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan karena materi yang terdapat pada kurikulum jauh dari kemampuan awal anak.
2. Penyusunan Rencana Program Pembelajaran
Penyusunan RPP disesuaikan dengan kisi-kisi yaitu berdasarkan pada kemampuan awal anak.
(15)
33
Dewi Sarah, 2013
PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Uji validitas instrumen
Validitas merupakan ketetapan alat ukur yang digunakan untuk memperoleh data. Uji validitas ini menggunakan validitas isi berupa expert-judgment dalam hal ini adalah pakar dan guru. Penilaian dilakukan oleh tiga orang dan data yang diperoleh melalui expert-judgment akan dihitung dengan rumus:
Persentase =
Pada pelaksanaan expert-judgment hasil penilaian instrumen awal (terlampir) dari tiga penilai, dua menyatakan instrumen di RPP dapat langsung digunakan dan satu penilai menyarankan beberapa perbaikan pada kegiatan peneliti dan kegiatan siswa saat proses intervensi berlangsung. Setelah melakukan revisi pada RPP, maka dilakukan kembali judgment terhadap instrumen penelitian dan dari hasil judgment diperoleh tiga penilai menyatakan semua aspek cocok sehingga diperoleh hasil sebagai berikut.
Persentase =
Dengan demikian, instrumen yang digunakan diharapkan akan dapat mengukur kemampuan membaca permulaan khususnya membaca suku kata, kata dan kalimat sederhana anak tunagrahita ringan secara akurat.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Baseline-1 (A-1)
Pada kondisi baseline-1 (A-I), yang dilakukan yaitu: menentukan dan menetapkan perilaku yang akan diukur sebagai target behavior, dalam penelitian ini yaitu kemampuan membaca kata.
Kemudian menetapkan kemampuan dasar atau kondisi baseline-1 melalui pengukuran sebanyak 5 sesi untuk mengukur kemampuan membaca kata. Fase baseline ini dilakukan selama 30 menit setiap sesinya. Langkah pertama: mengkondisikan subjek pada situasi belajar. Penelitian tersebut dilakukan saat
(16)
34
Dewi Sarah, 2013
PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran sesuai dengan rancangan pembelajaran yang telah dipersiapkan. Subjek diminta untuk membaca soal latihan yang diberikan peneliti.
Intervensi (B)
Langkah awal yaitu menyusun rancangan pembelajaran, mata pelajaran Bahasa Indonesia. Memasuki tahap rancangan intervensi ini subjek dikondisikan pada situasi belajar, dan waktu yang digunakan kurang lebih 30 menit dalam satu kali pertemuan. Pada fase intervensi dilakukan selama 8 sesi untuk membaca kata. Pada intervensi setiap sesi dilakukan selama 30 menit. Penelitian tersebut dilakukan saat pembelajaran sesuai dengan rancangan pembelajaran yang telah dipersiapkan. Setelah peneliti selesai mengajarkan materi dengan menggunakan media kartu puzzle bergambar, subjek diberi latihan membaca menggunakan media kartu puzzle bergambar dalam kurun waktu 30 menit. Kemudian peneliti memperhatikan kemampuan subjek dalam membaca kata.
Baseline-2 (A-2)
Guna mengetahui tercapainya tujuan penggunaan media kartu puzzle bergambar, pengamatan ulang dilakukan untuk setiap subjek pada saat peneliti memberikan pembelajaran sesuai dengan rancangan pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi sama seperti fase baseline-1. Prosedur penelitianya sama seperti fase baseline-1 dan fase intervensi. Yaitu memperhatikan kemampuan subjek dalam membaca tersebut selama proses pembelajaran. Pada baseline-2 dilakukan selama 5 sesi untuk mengukur kemampuan membaca kata. Dengan kurun waktu 30 menit pada setiap sesinya. Kemudian memasukan data yang telah diperoleh ke dalam format pencatatan hasil observasi (recording sheet for rate data) untuk baseline-2 (A-2) yang telah dibuat. Selanjutnya setelah data yang ada pada recording sheet for rate data untuk setiap fase di formatkan ke dalam grafik A-B-A design.
E.Teknik Pengolahan Data
Setelah semua data terkumpul melalui format pencatatan, kemudian data diolah dan dianalisis ke dalam statistik deskriptif dengan tujuan memperoleh
(17)
35
Dewi Sarah, 2013
PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
gambaran secara jelas mengenai hasil intervensi dalam jangka waktu tertentu dengan menggunakan grafik.
Pelaksanaan pengukuran dilakukan dalam kurun waktu tertentu, kemudian penyajian datanya diolah dengan menggunakan grafik atau diagram. Penggunaan analisis visual grafik ini diharapkan dapat lebih memperjelas gambaran stabilitas perkembangan kemampuan membaca siswa Down Syndrom tersebut
Desain subject single research ini menggunakan tipe grafik garis yang sederhana (type simple line graph). Menurut Sunanto (2006:30) komponen-komponen yang penting dalam membuat grafik diantaranya:
1. Absis adalah sumbu X yang merupakan sumbu mendatar yang menunjukkan satuan / waktu (misalnya, sesi, hari dan tanggal)
2. Ordinat adalah sumbu Y merupakan sumbu vertikal yang menunjukkan satuan untuk variabel terikat atau perilaku sasaran (misalnya, persen, frekuensi, durasi)
3. Titik awal merupakan pertemuan antara sumbu X dan Y sebagai titik awal skala
4. Skala garis-garis pendek pada sumbu X dan sumbu Y yang menunjukkan ukuran (misalnya: 0%, 25%, 50%, dan 75%)
5. Label kondisi yaitu keterangan yang menggambarkan kondisi eksperimen misalnya base line atau intervensi
6. Garis perubahan kondisi yaitu garis vertical yang menunjukkan adanya perubahan dari kondisi ke kondisi lainnya, biasanya dalam bentuk garis putus-putus
7. Judul grafik, judul yang mengarahkan perhatian pembaca agar segera diketahui hubungan antara variable bebas dan terikat.
Adapun langkah-langkah yang dapat diambil dalam menganalisis data ialah sebagai berikut:
1. Menskor hasil pengukuran baseline A-1 dari setiap subjek pada tiap sesi. 2. Menskor hasil pengukuran pada fase intervensi dari subjek pada tiap sesi 3. Menskor hasil pengukuran pada fase baseline A-2 dari setiap subjek pada
(18)
36
Dewi Sarah, 2013
PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Membuat tabel perhitungan dari setiap skor pada fase baseline A-1, fase intervensi, dan fase baseline A-2 dari setiap sesi
5. Menjumlahkan semua skor pada fase baseline A-1, fase intervensi, dan fase baseline A-2 dari setiap sesi
6. Membandingkan hasil skor pada fase baseline A-1, fase intervensi, dan fase baseline A-2 dari setiap sesi
7. Membuat analisis dalam bentuk grafik sehingga terlihat langsung perubahan yang terjadi dari ketiga fase tersebut
8. Membuat analisis dalam bentuk grafik batang sehingga dapat diketahui dengan jelas setiap fasenya secara keseluruhan
(19)
67
Dewi Sarah, 2013
PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa: 1. Secara khusus
a. Penggunaan media kartu puzzle bergambar dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak Down Syndrome yang dijadikan subjek penelitian.
b. Penggunaan media kartu puzzle bergambar secara nyata disukai oleh subjek penelitian ketika proses pembelajaran sedang berlangsung. 2. Secara umum
a. Penggunaan media yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan anak dapat meningkatkan mood belajar
b. Pembelajaran membaca permulaan dapat dilakkukan dengan media yang beragam, salah satunya dengan menggunakan media kartu puzzle bergambar secara berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak Down Syndrome..
B. Implikasi
Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, maka memiliki implikasi sebagai berikut:
1. Bagi guru
Hasil penelitian membuktikan bahwa melalui media kartu puzzle bergambar yang digunakan dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak. Berkenaan dengan hal itu, metode ini dapat dijadikan salah satu alternatif bagi guru didalam memperbaiki atau meningkatkan kemampuan membaca disekolah.
(20)
68
Dewi Sarah, 2013
PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penggunaan media terebut selain bisa digunakan untuk belajar membaca, akan tetapi dapat juga digunakan sebagai media untuk melatih anak dalam mengklasifikasikan sesuatu
2. Bagi peneliti selanjutnya
Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian kepada siswa yang lain dengan karakteristik yang berbeda, dan dengan instrumen yang lebih lengkap atau lebih variatif, misalnya dengan memodivikasi media ataupun materi belajar sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih baik serta dapat menemukan penemuan baru yang melengkapi kekurangan-kekurangan dalam peneliltian yang telah penulis lakukan.
(21)
Dewi Sarah, 2013
PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Amin, M. (1995). Ortopedagogik Anak Tunagrahita. Proyek Pembinaan dan Pengenbangan
Arsyad, A. (2004). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Alimin, Z. (2007). Pengajaran Bahasa Bagi Anak Tunagrahita. Tersedia:
http://z-alimin.blogspot.com/2007/07/blog-post.html [08 Juli 2011] Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Askep. (2009). Down Syndrome Pada Anak [online]. Tersedia : http://varyaskep.wordpress.com/2009/01/21/down-syndrom-pada-anak/ [ 7 Oktober 2009 ]
Astati dan Euis, N. (2001). Pendidikan Luar Biasa di Sekolah Umum (Pengantar). Bandung: CV Pendawa
Delphie, B. (2006). Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: PT Refika Aditama.
Delphie, B. (2009). Bimbingan Perilaku Adaptif (anak dengan hendaya perkembangan fungsional). Klaten: Intan Sejati .
Gunarhadi. (2005). Penanganan Anak Sindroma Down dalam Lingkungan Keluarga dan Sekolah. Jakarta : Depdikbud.
Hadis, A. (2006). Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Autistik. Bandung : Alfabeta.
Lewis, V. (2003). Development and Disability. British : Blackwell publishing Rahim, F. (2008). Pengajaran Membaca Di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara Rosalia, I. (2009). Pengaruh Kesadaran Linguistik Terhadap Kemampuan
Membaca Permulaan Anak Tunagrahita Ringan. Skripsi Sarjana PLB FIP UPI Bandung : Tidak Diterbitkan.
Sudrajat, S. (2008). Pendekatan Strategi, Metode, Teknik dan Model Pembelajaran. Tersedia:
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2009/09/12/pendekatan-strategi-metode-teknikdanmodelpembelajaran/.
Somantri, S.T. (2005). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT. Refika Aditama. Sugiyono. (2009). Statistik Untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta.
Sukardi. (2007). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Sunanto, J. (2006). Penelitian Dengan Subjek Tunggal. Bandung: UPI Press. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta
(22)
Dewi Sarah, 2013
PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sunanto, J., Takeuchi, K., dan Nakata, H. (2005) Pengantar Penelitian Dengan Subyek Tunggal. CRICED University of Tsukuba.
Suryani, L. (2009). Penggunaan Media Kartu Kata Bergradasi Dalam Pengajaran Membaca Permulaan Pada Anak Tunagrahita Ringan. Skripsi Sarjana pada FIP UPI. Bandung: tidak diterbitkan.
Tampubolon. (1990). Kemampuan Membaca, Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung: Angkasa.
Tampubolon. (1993). Mengembangkan Minat Dan Kebiasaan Membaca Pada Anak. Bandung: Angkasa.
Tarigan, H.G. (2008). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
UPI. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Laporan Buku, Makalah, Skripsi, Tesis. Disertasi. Bandung: Departemen Pendidikan Nasional. Universitas Pendidikan Indonesia.
(1)
Dewi Sarah, 2013
PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
gambaran secara jelas mengenai hasil intervensi dalam jangka waktu tertentu dengan menggunakan grafik.
Pelaksanaan pengukuran dilakukan dalam kurun waktu tertentu, kemudian penyajian datanya diolah dengan menggunakan grafik atau diagram. Penggunaan analisis visual grafik ini diharapkan dapat lebih memperjelas gambaran stabilitas perkembangan kemampuan membaca siswa Down Syndrom tersebut
Desain subject single research ini menggunakan tipe grafik garis yang sederhana (type simple line graph). Menurut Sunanto (2006:30) komponen-komponen yang penting dalam membuat grafik diantaranya:
1. Absis adalah sumbu X yang merupakan sumbu mendatar yang menunjukkan satuan / waktu (misalnya, sesi, hari dan tanggal)
2. Ordinat adalah sumbu Y merupakan sumbu vertikal yang menunjukkan satuan untuk variabel terikat atau perilaku sasaran (misalnya, persen, frekuensi, durasi)
3. Titik awal merupakan pertemuan antara sumbu X dan Y sebagai titik awal skala
4. Skala garis-garis pendek pada sumbu X dan sumbu Y yang menunjukkan ukuran (misalnya: 0%, 25%, 50%, dan 75%)
5. Label kondisi yaitu keterangan yang menggambarkan kondisi eksperimen misalnya base line atau intervensi
6. Garis perubahan kondisi yaitu garis vertical yang menunjukkan adanya perubahan dari kondisi ke kondisi lainnya, biasanya dalam bentuk garis putus-putus
7. Judul grafik, judul yang mengarahkan perhatian pembaca agar segera diketahui hubungan antara variable bebas dan terikat.
Adapun langkah-langkah yang dapat diambil dalam menganalisis data ialah sebagai berikut:
1. Menskor hasil pengukuran baseline A-1 dari setiap subjek pada tiap sesi. 2. Menskor hasil pengukuran pada fase intervensi dari subjek pada tiap sesi 3. Menskor hasil pengukuran pada fase baseline A-2 dari setiap subjek pada
(2)
36
Dewi Sarah, 2013
PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME
4. Membuat tabel perhitungan dari setiap skor pada fase baseline A-1, fase intervensi, dan fase baseline A-2 dari setiap sesi
5. Menjumlahkan semua skor pada fase baseline A-1, fase intervensi, dan fase baseline A-2 dari setiap sesi
6. Membandingkan hasil skor pada fase baseline A-1, fase intervensi, dan fase baseline A-2 dari setiap sesi
7. Membuat analisis dalam bentuk grafik sehingga terlihat langsung perubahan yang terjadi dari ketiga fase tersebut
8. Membuat analisis dalam bentuk grafik batang sehingga dapat diketahui dengan jelas setiap fasenya secara keseluruhan
(3)
Dewi Sarah, 2013
PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa: 1. Secara khusus
a. Penggunaan media kartu puzzle bergambar dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak Down Syndrome yang dijadikan subjek penelitian.
b. Penggunaan media kartu puzzle bergambar secara nyata disukai oleh subjek penelitian ketika proses pembelajaran sedang berlangsung. 2. Secara umum
a. Penggunaan media yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan anak dapat meningkatkan mood belajar
b. Pembelajaran membaca permulaan dapat dilakkukan dengan media yang beragam, salah satunya dengan menggunakan media kartu puzzle bergambar secara berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak Down Syndrome..
B. Implikasi
Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, maka memiliki implikasi sebagai berikut:
1. Bagi guru
Hasil penelitian membuktikan bahwa melalui media kartu puzzle bergambar yang digunakan dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak. Berkenaan dengan hal itu, metode ini dapat dijadikan salah satu alternatif bagi guru didalam memperbaiki atau meningkatkan kemampuan membaca disekolah.
(4)
68
Dewi Sarah, 2013
PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME
Penggunaan media terebut selain bisa digunakan untuk belajar membaca, akan tetapi dapat juga digunakan sebagai media untuk melatih anak dalam mengklasifikasikan sesuatu
2. Bagi peneliti selanjutnya
Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian kepada siswa yang lain dengan karakteristik yang berbeda, dan dengan instrumen yang lebih lengkap atau lebih variatif, misalnya dengan memodivikasi media ataupun materi belajar sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih baik serta dapat menemukan penemuan baru yang melengkapi kekurangan-kekurangan dalam peneliltian yang telah penulis lakukan.
(5)
Dewi Sarah, 2013
PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Amin, M. (1995). Ortopedagogik Anak Tunagrahita. Proyek Pembinaan dan Pengenbangan
Arsyad, A. (2004). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Alimin, Z. (2007). Pengajaran Bahasa Bagi Anak Tunagrahita. Tersedia:
http://z-alimin.blogspot.com/2007/07/blog-post.html [08 Juli 2011] Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Askep. (2009). Down Syndrome Pada Anak [online]. Tersedia :
http://varyaskep.wordpress.com/2009/01/21/down-syndrom-pada-anak/ [ 7 Oktober 2009 ]
Astati dan Euis, N. (2001). Pendidikan Luar Biasa di Sekolah Umum (Pengantar). Bandung: CV Pendawa
Delphie, B. (2006). Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: PT Refika Aditama.
Delphie, B. (2009). Bimbingan Perilaku Adaptif (anak dengan hendaya perkembangan fungsional). Klaten: Intan Sejati .
Gunarhadi. (2005). Penanganan Anak Sindroma Down dalam Lingkungan Keluarga dan Sekolah. Jakarta : Depdikbud.
Hadis, A. (2006). Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Autistik. Bandung : Alfabeta.
Lewis, V. (2003). Development and Disability. British : Blackwell publishing Rahim, F. (2008). Pengajaran Membaca Di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara Rosalia, I. (2009). Pengaruh Kesadaran Linguistik Terhadap Kemampuan
Membaca Permulaan Anak Tunagrahita Ringan. Skripsi Sarjana PLB FIP UPI Bandung : Tidak Diterbitkan.
Sudrajat, S. (2008). Pendekatan Strategi, Metode, Teknik dan Model Pembelajaran. Tersedia:
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2009/09/12/pendekatan-strategi-metode-teknikdanmodelpembelajaran/.
Somantri, S.T. (2005). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT. Refika Aditama. Sugiyono. (2009). Statistik Untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta.
Sukardi. (2007). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Sunanto, J. (2006). Penelitian Dengan Subjek Tunggal. Bandung: UPI Press. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta
(6)
Dewi Sarah, 2013
PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sunanto, J., Takeuchi, K., dan Nakata, H. (2005) Pengantar Penelitian Dengan Subyek Tunggal. CRICED University of Tsukuba.
Suryani, L. (2009). Penggunaan Media Kartu Kata Bergradasi Dalam Pengajaran Membaca Permulaan Pada Anak Tunagrahita Ringan. Skripsi Sarjana pada FIP UPI. Bandung: tidak diterbitkan.
Tampubolon. (1990). Kemampuan Membaca, Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung: Angkasa.
Tampubolon. (1993). Mengembangkan Minat Dan Kebiasaan Membaca Pada Anak. Bandung: Angkasa.
Tarigan, H.G. (2008). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
UPI. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Laporan Buku, Makalah, Skripsi, Tesis. Disertasi. Bandung: Departemen Pendidikan Nasional. Universitas Pendidikan Indonesia.