ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR : Studi Kasus di Sekolah Dasar Negeri 2 Awiluar Kecamatan Lumbung Kabupaten Ciamis.

(1)

Popon Patimah, 2013

ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURUPADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURU

PADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR

(Studi Kasus di Sekolah Dasar Negeri 2 Awiluar Kecamatan Lumbung Kabupaten Ciamis)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Popon Patimah NIM 0903604

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS TASIKMALAYA 2013


(2)

Popon Patimah, 2013

ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURUPADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PADA

PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR (Studi Kasus di Sekolah Dasar Negeri 2 Awiluar

Kecamatan Lumbung Kabupaten Ciamis)

Oleh Popon Patimah

Sebuah skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Popon Patimah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Popon Patimah, 2013

ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURUPADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR POPON PATIMAH

ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PADA PEMBELAJARAN IPS

DI SEKOLAH DASAR

(Studi Kasus di Sekolah Dasar Negeri 2 Awiluar Kecamatan Lumbung Kabupaten Ciamis)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing I

Drs. H. Didi Sutardi D, M.A. NIP. 195002121975011001

Pembimbing II

Dra. Hj. Momoh Halimah, M.Pd. NIP. 19530706197403 2 001

Mengetahui

Ketua Program Studi PGSD UPI KampusTasikmalaya

Drs. Rustono WS, M.Pd. NIP. 19520628 198103 1 001


(4)

Popon Patimah, 2013

ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURUPADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURU

PADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR

(Studi Kasus di Sekolah Dasar Negeri 2 Awiluar Kecamatan Lumbung Kabupaten Ciamis)

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi oleh pentingnya kompetensi profesional guru pada pembelajaran IPS namun pada kenyataannya masih ada kekurangan dalam pelaksanaannya. Dalam penelitian ini ada tiga masalah pokok yang dibahas, yakni pemahaman materi, penggunaan metode dan pelaksanaan evaluasi pembelajaran IPS di SDN 2 Awiluar. Sehingga tujuan penelitian ini untuk mengetahui pemahaman materi, penggunaan metode dan pelaksanaan evaluasi pembelajaran IPS di SDN 2 Awiluar. Karena keterbatasan waktu dan tenaga maka penelitian ini difokuskan pada guru Kelas I sampai Kelas V saja. Untuk itu, penulis menggunakan pendekatan kualitatif yang dilakukan secara wajar sesuai dengan kondisi objektif di lapangan tanpa adanya manipulasi. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus yakni metode yang melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu. Adapun yang menjadi sumber data adalah guru. Pengumpulan data dilakukan langsung oleh peneliti sendiri secara terus menerus dengan melakukan observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Analisa data dilakukan melalui tiga tahap, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Temuan hasil penelitian ini meliputi: Kemampuan profesional guru dalam penguasaan materi pelajaran IPS sudah cukup. Guru memberikan materi pelajaran IPS cenderung merupakan dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat namun guru tetap mampu melontarkan materi yang masih mengacu pada tujuan pembelajaran dan indikator yang diharapkan selain itu metode yang digunakan guru sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran kurang bervariasi hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan guru tentang berbagai metode untuk menunjang pelajaran IPS, sehingga guru hanya sering menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas. Sedangkan dalam pelaksanaan evaluasi guru lebih banyak menggunakan tes lisan dari pada tes tulisan hal ini disesuaikan dengan waktu jam pelajaran. Berdasarkan temuan hasil penelitian ini dapat penulis kemukakan saran yang ditujukan kepada berbagai pihak. Bagi kepala sekolah diharapkan mampu memotivasi serta meningkatkan kompetensi profesional guru terlebih dalam pelajaran IPS. Bagi guru, hendaknya terus meningkatkan kompetensi profesionalnya dalam aspek penguasaan materi dan penggunaan metode dengan cara membaca buku sumber, mengikuti pelatihan, seminar, dan sebagainya. Di samping itu, perlu menjaga keseimbangan antara penilaian dimensi produk, dimensi proses dan sikap dalam pembelajaran IPS. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat membahas masalah-masalah evaluasi dengan ruang lingkup yang lebih luas lagi.


(5)

Popon Patimah, 2013

ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURUPADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK…… ... i

KATA PENGANTAR….. ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH…... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR BAGAN ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A.LatarBelakangPenelitian... 1

B. IdentifikasidanPerumusanMasalah ... 8

C.TujuanPenelitian ... 8

D.ManfaatPenelitian ... 9

E. Struktur Organisasi Sekripsi ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN ANGGAPAN DASAR A. KajianPustaka ... 12

1. Pengertian Kompetensi ... 12

2. Pengertian Profesional ... 25

3. Pengertian Guru ... 28

4. Pengertian Kompetensi Profesional Guru ... 30

5. Mata Pelajaran IPS di Sekolah Dasar ... 33

B. Kerangka Pemikiran ... 35

C. Anggapan Dasar ... 36

BAB III METODE PENELITIAN A.LokasiPenelitian ... 37

B. MetodePenelitian ... 37

1. Desain Penelitian ... 37

2. Subyek Penelitian... 39

3. Pengembangan Instrumen ... 40

4. Teknik Pengumpulan Data ... 42

5. Teknik Analisis Data... 46


(6)

Popon Patimah, 2013

ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURUPADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Penelitian ... 50

1. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 50

2. Pemaparan Data ... 54

a. Penguasaan Materi ajar ... 54

b. Penggunaan Metode ... 57

c. Pelaksanaan Evaluasi ... 60

B. Pembahasan Hasil Penelitian. ... 64

1. Penguasaan Materi ajar ... 65

2. Penggunaan Metode ... 66

3. Pelaksanaan Evaluasi ... 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 69

B. Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 72

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 73 RIWAYAT HIDUP PENULIS


(7)

Popon Patimah, 2013

ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURUPADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Pedoman Wawancara ... 41

3.2 Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data, Instrumen dan Sumber Data ... 46

4.1 Keadaan Guru... 53

4.2 KeadaanGuru Berdasarkan Jenjang Pendidikan ... 53


(8)

Popon Patimah, 2013

ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURUPADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman 2.1 Kerangka Pengembangan Standar Kompetensi ... 24 4.1 Struktur Organisasi SDN 2 Awiluar ... 24


(9)

Popon Patimah, 2013

ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURUPADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 2.1 Kerangka Berfikir Penelitian... 35 3.1 Macam-macam Cara Uji Kredibilitas Data Dalam Penelitian

Kulitatif ... 42 3.2 Macam-macam Teknik Pengumpulan Data ... 43 3.3 Komponen Komponen Analisis Data ... 47


(10)

Popon Patimah, 2013

ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURUPADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A. Data HasilObservasi (DO) ... 73

A.1 PedomanObservasi ... 74

A.2 Data HasilObservasiGuru Kelas I (DO1) ... 76

A.3 Data HasilObservasiGuru Kelas II (DO2) ... 78

A.4 Data HasilObservasiGuru Kelas III(DO3) ... 80

A.5 Data HasilObservasiGuru Kelas IV(DO4) ... 82

A.6 Data HasilObservasiGuru Kelas V(DO5) ... 84

Lampiran B. Data HasilWawancara (DI) ... 86

B.1 PedomanWawancara ... 87

B.2 Data HasilWawancaradengan Guru Kelas I ... 88

B.3 Data HasilWawancaradengan Guru Kelas II ... 90

B.4 Data HasilWawancaradengan Guru Kelas III ... 92

B.5 Data HasilWawancaradengan Guru Kelas IV ... 94

B.6 Data HasilWawancaradengan GuruKelas V ... 96

Lampiran C. Data HasilStudiDokumentasi (DD) ... 99

C.1RPP IPS Kelas I SDN 2 Awiluar ... 100

C.2RPP IPS Kelas II SDN 2 Awiluar ... 104

C.3RPP IPS Kelas III SDN 2 Awiluar ... 108

C.4 RPP IPS Kelas IV SDN 2 Awiluar ... 112

C.5 RPP IPS Kelas V SDN 2 Awiluar ... 116

Lampiran D.ProfilLokasidanSubjekPenelitian ... 120

D.1 CV Guru Kelas I ... 121

D.2 CVGuru Kelas II ... 122

D.3 CVGuru Kelas III ... 123

D.4 CVGuru Kelas IV ... 124

D.5 CVGuru Kelas V ... 125

D.6 ProfilSekolah ... 126

Lampiran E. Lain-Lain ... 134

E.1DokumentasiPenelitian ... 135


(11)

1

Popon Patimah, 2013

ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURUPADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR BAB I

PENDAHULUAN A.Latar Belakang

Pendidikan sangat penting bagi kelangsungan kehidupan bangsa, kualitas kehidupan suatu bangsa sangat erat dengan tingkat pendidikan. Pendidikan tidak hanya memberikan berbagai ilmu pengetahuan umum yang berupa konsep semata, akan tetapi pendidikan memberikan pelajaran yang berharga tentang pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai bekal untuk menuju kehidupan yang lebih baik.

Menurut Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab I pasal (1) :

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Berdasarkan pandangan di atas, sudah jelas bahwa pendidikan itu dilakukan dengan suatu pengelolaan yang baik, baik dari segi perencanaan maupun dari pelaksanaannya, yang bermuara kepada tujuan pendidikan itu sendiri. Adapun tentang tujuan Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 Tahun 2003 yang berbunyi :

Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Sejalan dengan itu, dalam mencapai suatu tujuan yang diharapkan, pemerintah selalu berusaha memperbaiki aspek-aspek yang berhubungan dengan pendidikan, seperti halnya kurikulum yang terus diperbaiki, peningkatan mutu tenaga pendidik, peningkatan sarana dan prasarana


(12)

2

Popon Patimah, 2013

ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURUPADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR

pendidikan. Hal ini terus dilakukan agar proses belajar yang merupakan jembatan untuk mencapai tujuan pendidikan dapat dilaksanan dengan baik dan benar.

Mutu pendidikan merupakan konsekuensi langsung dari suatu perubahan dan perkembangan berbagai aspek kehidupan. Tuntutan terhadap mutu pendidikan menjadi syarat terpenting untuk dapat menjawab tantangan, perubahan dan perkembangan dunia pendidikan. Hal itu diperlukan untuk mendukung terwujudnya manusia indonesia yang cerdas dan berkehidupan yang damai, terbuka dan demokrasi serta mampu bersaing secara terbuka diera global. Untuk itu pembenahan dan penyempurnaan kinerja pendidikan menjadi hal pokok yang perlu segera dituntaskan.

Dalam menentukan kinerja pendidikan, guru adalah salah satu komponen yang menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapatkan perhatian secara sentral, pertama dan utama. Guru juga sangat menentukan keberhasilan peserta didik, karena guru merupakan salah satu komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Menurut Djamarah (2005:31) menyatakan bahwa “guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik”. Sedangkan Ametembun dalam Djamarah menyebutkan bahwa ‘guru adalah semua orang yang bewerwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid, baik secara individul ataupun klasikal, baik di sekolah maupun di luar sekolah’.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru adalah semua orang yang berwewenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membina anak didik, baik secara individual maupun klasikal, di sekolah maupun di luar sekolah.

Berdasarkan Undang-Undang No 14 tahun 2005 terdapat empat kompetensi yang wajib dimiliki oleh seorang guru, yaitu sebagai berikut. 1. Kompetensi Pedagogik

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir a dikemukakan bahwa:


(13)

3

Popon Patimah, 2013

ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURUPADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta dididk meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilkinya.

Sedangkan dalam RPP tentang Guru dikemukakan bahwa:

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan b. Pemahaman terhadap peserta didik

c. Pengembangan kurikulum/silabus d. Perencanaan pembelajaran

e. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis f. Pemanfaatan teknologi pembelajaran

g. Evaluasi hasil belajar

h. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

2. Kompetensi Kepribadian

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan 28 ayat 3 butir b, dikemukakan bahwa “Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia”.

Kompetensi kepribadian ini memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam membentuk kepribadian anak, guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia, serta mensejahterakan masyarakat, kemajuan negara, dan bangsa pada umumnya.

Sehubungan dengan hal kompetensi kepribadian, setiap guru dituntut untuk memiliki kompetensi kepribadian yang memadai, bahkan kompetensi ini menjadi landasan bagi kompetensi-kompetensi lainnya. Dalam hal ini guru tidak hanya dituntut untuk mampu memaknai pembelajaran tetapi yang paling penting adalah bagaimana dia menjadikan pembelajaran sebagai ajang pembentukan kompetensi dan perbaikan kualitas pribadi peserta didik. 3. Kompetensi Profesional


(14)

4

Popon Patimah, 2013

ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURUPADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR

Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang dapat membimbing peserta didik mencapai standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.

Memahami uraian diatas, nampak bahwa kompetensi profesional guru merupakan kompetensi yang harus dikuasai guru dalam kaitannya dengan pelaksanaan tugas utamanya mengajar.

4. Kompetensi Sosial

Dalam penjelasan pasal 28 ayat 3 butir d dikemukakan bahwa:

Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

Hal tersebut diuraikan lebih lanjut dalam RPP tentang Guru, bahwa:

Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat, yang sekurang-kurangnya memiliki kompetensi untuk: a.Berkomunikasi secara lisan, tulisan, dan isyarat

b.Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional

c.Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik

d.Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.

Dari pengertian kompetensi sosial ini nampak bahwa guru harus mampu memfungsikan dirinya sebagai mahluk sosial dimasyarakat dan lingkungannya, sehingga mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, serta masyarakat sekitar.

Secara teoritis keempat jenis kompetensi guru dapat dipisahkan satu sama lain, akan tetapi secara praktis sesungguhnya keempat jenis kompetensi guru tidak mungkin dapat dipisah-pisahkan. Diantara keempat jenis kompetensi itu saling menjalin secara terpadu dalam diri guru. Guru yang terampil mengajar tentu harus pula meiliki pribadi yang baik dan mampu melakukan penyesesuaian dalam masyarakat. Keempat kompetensi terpadu dalam karakteristik tingkah laku guru.Dalam penelitian ini hanya akan disoroti salah satu jenis kompetensi saja, yakni kompetensi


(15)

5

Popon Patimah, 2013

ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURUPADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR

profesional, dan sama sekali tidak bermaksud untuk mengesampingkan pentingnya ketiga kompetensi guru yang lainnya. Penelitian ini hanya bermaksud mengungkapkan dan menonjolkan salah satu kompetensi saja secara khusus, dan berusaha meninjaunya lebih dalam secara komprehensif.

Jabatan guru merupakan pekerjaan profesi oleh karena itu, kompetensi profesional guru sangatlah dibutuhkan dalam proses belajar mengajar. Dalam kaitannya dengan pendidikan, kompetensi profesional menunjukkan kepada perbuatan yang bersifat rasional untuk mencapai suatu tujuan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Salah satu faktor yang menentukan berhasilnya proses belajar mengajar adalah guru. Seorang guru perlu memiliki kompetensi profesional dalam mengorganisasikan ide-ide yang dikembangkan dikalangan peserta didiknya sehingga dapat menggerakan minat dan semangat belajar mereka.

Tinggi rendahnya mutu pendidikan banyak dipengaruhi oleh kualitas proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Bertolak darirendahnya mutu pendidikan, kelangsungan hidup dari keberhasilan pendidikan pada masa ini tergantung pada kompetensi profesional guru dalam mengelola proses belajar siswa dikelas. Proses belajar mengajar akan berjalan dengan baik apabila guru memiliki sikap mengembangkan kemampuan dasar (kompetensi) yang dimiliki siswa. Dengan demikian seorang guru perlu memiliki kompetensi yang tinggi dan memenuhi persyaratan-persyaratan yang diperlukan akan melaksanakan tugas dengan baik. Ujung tombak dari semua persoalan pendidikan pada akhirnya akan kembali pada guru.

Seorang guru dituntun untuk memberikan perhatian sebesar-besarnya bagi mutu pendidikan. Kualitas pendidikan tidak terlepas dari mutu guru, kualitas guru saat ini merupakan hal yang dilematis. Secara objektif jumlah guru saat ini memang menjangkau. Namun, hal ini tidak dapat dipukul rata begitu saja karena ternyata jumlah guru yang memadai ini hanya sedikit yang mengajar sesuai bidangnya.

Pelaksanaan pendidikan lebih ditekankan pada upaya membangkitkan semangat generasi muda, tidak saja rasa ingin tahu akan kemampuannya,


(16)

6

Popon Patimah, 2013

ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURUPADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR

tetapi yang lebih penting adalah kemauanuntuksesuatu yangbermanfaat yaitu ]belajar, salah satunya yaitu belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan disekolah dasar sejak kurikulum 1964 sampai dengan 2006. Namun pelajaran ini selalu kurang mendapat perhatian, baik dari kalangan siswa maupun dari kalangan masyarakat. Kurangnya perhatian siswa dan masyarakat ini disebabkan adanya beberapa asumsi yang keliru terhadap pelajaran IPS selama ini, antara lain adalah sebagai berikut:

1. Pelajaran IPS adalah pelajaran hapalan belaka yang disampaikan oleh guru secara ceramah dan bercerita di muka kelas. Dengan demikian siswa akan jenuh dan bosan belajar IPS

2. Dalam pembelajarn IPS tidak dapat menggunakan alat-alat konkrit yang dapat dimanipulasi (diotak-atik) siswa, sehingga mereka pasif dalam belajar

3. Dengan pelajaran IPS tidak dapat dijadikan tolak ukur kecerdasan siswa, berbeda dengan pelajaran eksak seperti Ilmu Pengetahuan Alam(IPA) dan matematika

4. Pelajaran IPS tidak menjamin masa depan siswa kecuali pelajaran yang bersifat eksak.

Dari keempat asumsi yang keliru terhadap pelajaran IPS ini minat belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS relatif rendah. Padahal yang sebenarnya tidak demikian eksistensi IPS dalam membentuk kepribadian dan mengasah kecerdasan siswa. Apabila seorang guru Sekolah Dasar yang kreatif disaat mengajar pelajaran IPS keempat asumsi tersebut tidak akan terbukti. Hal ini berarti kemampuan profesional guru sangat diperlukan dalam menciptakan pembelajaran IPS yang lebih bermakna dan menarik bagi siswa.

Kemampuan mengajar guru yang sesuai dengan tuntutan standar tugas yang diemban memberikan efek positif bagi hasil yang ingin dicapai seperti perubahan hasil akademik peserta didik, sikap peserta didik, keterampilan peserta didik, dan perubahan pola kerja guru yang makin meningkat,


(17)

7

Popon Patimah, 2013

ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURUPADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR

sebaliknya jika kemampuan mengajar yang dimiki guru sangat sedikit akan berakibat bukan saja menurunkan prestasi peserta didik tetapi juga menurunkan tingkat kinerja guru itu sendiri. Untuk itu kemampuan mengajar guru menjadi sangat penting dan menjadi keharusan bagi guru untuk dimiliki dalam menjalankan tugas dan fungsinya, tanpa kemampuan mengajar yang baik sangat tidak mungkin guru mampu melakukan inovasi atau kreasi dari materi yang ada dalam kurikulum yang pada gilirannya memberikan rasa bosan bagi guru maupun peserta didik untukmenjalankan tugas dan fungsinya masing-masing. Menurut Sanjaya(2007) “ kemampuan dalam penguasaan materi pelajaran sesuai dengan bidang studi yang diajarkan adalah salah satu tingkat keprofesionalan seorang guru”. Jadi kemampuan penguasaan materi memungkinkan membimbng peserta didik memenuhi standar kompetensi.

Sementara itu, hasil observasi di lapangan diperoleh informasi bahwa di Sekolah Dasar Negeri 2 Awiluar ini terlihat adanya masalah kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran IPS. Hal ini disebabkan karena adanya guru yang masih belum strata 1 dan ada yang sudah strata 1 tapi sebagian besar bukan lulusan dari Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Selain itu di Sekolah Dasar Negeri 2 Awiluar ini terlihat adanya masalah dalam pelaksanaan pembelajaran terutama dalam penguasaan materi pembelajaran dimana guru hanya terfokus pada salah satu bahan ajar. Selain itu, sebagian besar guru tidak menggunakan model pembelajaran yang bervariasi sehingga yang terjadi dalam proses pembelajaran terasa membosankan. Dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran peneliti melihat sebagian guru hanya memberikan evaluasi pada saat akan ujian. Ketika kegiatan pembelajaran di kelas, guru tidak melakukan evaluasi sehingga tidak diketahui sejauh mana keberhasilan mengajar guru dan pemahaman siswa dalam pelajaran IPS.

Atas dasar uraian diatas peneliti terdorong untuk mengungkap permasalahan tentang “Analisis Kompetensi Profesional Guru pada Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar”.


(18)

8

Popon Patimah, 2013

ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURUPADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR B.Identifikasi dan PerumusanMasalah

1. Identifikasi Masalah

Masalah yang menjadi fokus perhatian peneliti yang berkaitan dengan kompetensi profesional guru, yaitu:

a. Kemampuan penguasaan materi pembelajaran

b. Kemampuan menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi

c. Kemampuan mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media dan sumber belajar yang relevan

d. Kemampuan mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran

e. Kemampuan melaksanakan evaluasi hasil belajar. 2. Perumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang dipaparkan tersebut, maka dibuatlah rumusan masalah secara umum yaitu: Bagaimana kompetensi profesional guru pada pembelajaran IPS di Sekolah Dasar Negeri 2 Awiluar Kecamatan Lumbung Kabupaten Ciamis?

Sedangkan rumusan masalah secara khusus adalah:

a. Bagaimana kemampuan professional guru dalam penguasaan materi pelajaran IPS di Sekolah Dasar Negeri 2 Awiluar ?

b. Metode apa yang digunakan guru untuk mengajarkan IPS di Sekolah Dasar Negeri 2 Awiluar ?

c. Jenis evaluasi apa yang sering digunakan dalampelajaran IPS di Sekolah Dasar Negeri 2 Awiluar ?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran kompetensi profesional guru pada pembelajaran IPS di Sekolah Dasar Negeri 2 Awiluar Kecamatan Lumbung Kabupaten Ciamis.


(19)

9

Popon Patimah, 2013

ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURUPADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR

a. Untuk memperoleh gambarantentang kemampuan professional guru dalam penguasaan materi pelajaran IPS di Sekolah Dasar Negeri 2 Awiluar Kecamatan Lumbung Kabupaten Ciamis

b. Untuk mendeskripsikan metode yang digunakan guru untuk mengajarkanIPS di Sekolah Dasar Negeri 2 Awiluar Kecamatan Lumbung Kabupaten Ciamis.

c. Untuk mendeskripsikanjenis evaluasi yang sering digunakan dalam pelajaran IPS di Sekolah Dasar Negeri 2 Awiluar Kecamatan Lumbung Kabupaten Ciamis?

D.Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti berharap hasil penelitian dapat memberikan manfaat konseptual utamanya kepada pembelajaran. Disamping itu juga kepada penelitian peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran IPS.

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan keilmuan dalam pengembangan pendidikan dan peningkatan kualitas pembelajaran IPS di Sekolah. Mulyasa (2012:8) menyebutkan bahwa “guru memiliki peranan yang sangat strategis dan menentukan keberhasilan pendidikan dan meningkatkan kualitas pembelajaran serta membentuk

kompetensi peserta didik”. Hal ini berarti bahwa proses belajar dan hasil

belajar siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola, struktur dan isi kurikulum, akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh kompetensi profesional guru yang memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik secara efektif dan efisien.

Menurut Ali (1996:44) menyebutkan “kehadiran seorang guru haruslah seseorang yang memegang profeional dalam arti memiliki keterampilan dasar mengajar yang baik, memahami atau menguasai bahan dan memilik

loyalitas terhadap tugasnya sebagai guru”. Dengan demikian dituntut harus

memiliki kompetensi. Salah satu kompetensi yang haru dimiliki seorang guru adalah kompetensi profesional.


(20)

10

Popon Patimah, 2013

ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURUPADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR 2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat

a. Bagi guru, hasil penelitian dapat menjadikan guru untuk lebih memahami cara melakasanakan proses pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa. Atau bahkan memecahkan masalah yang dapat menghambat minat siswa dalam belajar dengan mengoptimalkan kompetensi profesionalnya. b. Bagi siswa, hasil penelitian dapat menjadikan siswa termotivasi belajar

IPS tanpa terpaku pada pendekatan pembelajaran yang konvensional dengan metode monoton yang diberikan guru, tetapi siswa dapat termotivasi untuk memahami konsep pembelajaran IPS melalui kompetensi profesional yang dimiliki oleh guru.

c. Bagi peneliti lain, hasil penelitian diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan bahan acuan untuk meningkatkan kompetensi profesional guru yang selama ini dirasakan masih kurang, serta dapat mendorong peneliti lain dalam bidang pendidikan untuk mengadakan studi perbandingan dengan variasi lain yang berkaitan dengan kompetensi guru.

d. Bagi sekolah, hasil penelitian dapat memberikan sumbangan baik pada sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran khususnya dan sekolah pada umumnya.

e. Bagi Lembaga Pendidikan, Sebagai masukan berharga dan bahan kajian pendidikan akademis untuk meningkatkan kualitas penyelengaraan pembelajaran di sekolah dasar.

E.Struktur Organisasi Skripsi

Struktur penulisan penelitian ini berdasarkan pengelompokan pokok-pokok pikiran yang tercantum dalam bab-bab sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

B.Identifikasi dan Perumusan Masalah C.Tujuan Penelitian


(21)

11

Popon Patimah, 2013

ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURUPADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR D.Manfaat Penelitian

E. Struktur Organisasi Sekripsi

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ANGGAPAN DASAR

A.Landasan Teori

1. Pengertian Kompetensi 2. Pengertian Profesional 3. Pengertian Guru

4. Pengertian Kompetensi Profesional Guru 5. Mata Pelajaran IPS di Sekolah Dasar B.Kerangka Pemikiran

C.Angapan Dasar

BAB III METODE PENELITIAN A.Lokasi Penelitian B.Metode Penelitian

1. Desain Penelitian 2. Subyek Penelitian

3. Pengembangan Instrumen 4. Teknik Pengumpulan Data 5. Teknik Analisis Data 6. Hasil Analisis Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Objek Penelitian 2. Pemaparan Data

B.Pembahasan Hasil Penelitian

1. Penguasaan Materi Pelajaran IPS

2. Metode yang digunakan untuk Mengajar IPS 3. Evaluasi yang digunakan dalam Mengajar IPS BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan B.Saran


(22)

37

Popon Patimah, 2013

ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURUPADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 2 Awiluar yang berada di Kecamatan Lumbung Kabupaten Ciamis. Sekolah Dasar Negeri 2 Awiluar ini dipilih menjadi tempat dilaksanakannya penelitian dengan alasan sebagai berikut:

1. Adanya guru yang masih belum strata 1 dan ada yang sudah strata 1 tapi sebagian besar bukan lulusan dari Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

2. Dalam pelaksanaan pembelajaran terutama dalam pelajaran IPS, sebagian besar guru tidak menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi

3. Dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran peneliti melihat sebagian guru sering menggunakan tes lisan daripada tulisan.

4. Sekolah ini merupakan sekolah yang mempunyai banyak prestasi dalam bidang olahraga dan agama.

Dengan pertimbangan di atas, akhirnya penulis memutuskan Sekolah Dasar Negeri 2 Awiluar sebagai lokasi penelitian.

B. Metode Penelitian 1. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Hal ini sejalan dengan pendapat

Arikunto (2006:45) “Desain penelitian adalah rencana atau rancangan yang

dibuat oleh peneliti sebagai ancar-ancar kegiatan yang dilaksanakan”. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan suatu keadaan alami tanpa ada manipulasi. Metode studi kasus digunakan dalam penelitian ini untuk melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi


(23)

38

Popon Patimah, 2013

ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURUPADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR

tertentu atau bidang tertentu. Sehingga peneliti hanya bekerja dengan informasi-informasi data dan didalam menganalisanya tidak menggunakan analisa data statistik.

Nasution (2002:5) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif seperti yang

digunakan dalam penelitian ini hakikatnya adalah “mengamati orang dalam

lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, serta berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya, sehingga untuk itu peneliti harus turun ke lapangan dan berada disana dalam waktu

yang cukup lama.” Nasution (2002:18) juga mengatakan bahwa,“penelitian

kualitatif disebut juga penelitian naturalistik". Disebut kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan merupakan data yang bersifat kualitatif, bukan kuantitatif, karena tidak menggunakan alat-alat pengukur.Disebut penelitian

naturalistik, karena situasi lapangan penelitian bersifat “natural” atau wajar,

tanpa dimanipulasi melalui eksperimen atau test. Penelitian kualitatif berusaha mengkonstruksi realitas dan memahami maknanya. Sehingga, peneliti kualitatif biasanya sangat memperhatikan proses dan peristiwa yang sedang terjadi.Sedangkan Sumanto dalam Yahya dan tedi (2007:91) menyatakan bahwa

Pada penelitian kualitatif menggunakan teknik analisis mendalam (in-depth analysis), yaitu mengkaji masalah secara khusus karena penelitian kualitatif yakin bahwa sifat dari suatu masalah satu akan berbeda dengan sifat dari masalah lainnya. Yang dihasilkan dari penelitian kualitatif ini bukan suatu generalisasi, tetapi pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat penulis kemukakan ciri-ciri penelitian kualitatif sebagai berikut: (a) penelitian dilakukan secara natural; apa adanya; sesuai dengan kondisi objektif di lapangan, (b) peneliti bertindak sebagai “human instrument”,(c) data yang dikumpulkan oleh peneliti berupa data kualitatif, yang pada umumnya menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Hal ini sejalan dengan pendapat Sudjana dan Ibrahim (2001:197-199) yang menegaskan bahwa ada lima ciri pokok dari penelitian kualitatif, yaitu:


(24)

39

Popon Patimah, 2013

ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURUPADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR

1. Penelitian kualitatif menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data langsung.

2. Penelitian kualitatif sifatnya deskriptif-analitik.

3. Tekanan penelitian kualitatif ada pada proses bukan pada hasil. 4. Penelitian kualitatif sifatnya induktif.

5. Penelitian kualitatif mengutamakan makna.

Memperhatikan masalah dan tujuan dalam penelitian serta hakikat dan karakteristik penelitian di atas, maka pendekatan dan metode yang dianggap paling tepat adalah pendekatan kualitatif dan metode studi kasus. Pendekatan kualitatif tepat digunakan karena penelitian ini hanya mendeskripsikan keadaan subjek penelitian tanpa menguji hipotesis. Selain itu, peneliti mendeskripsikan kondisi subjek penelitian yang ada secara perorangan dan tanpa dimanipulasi data. Winarno S dalam Yahya dan Tedi

(2007:106) menyatakan bahwa “Penelitian kasus adalah penelitian yang

dilakukan untuk mengungkap tentang suatu keadaan secara mendalam, intensif, baik mengenai perseorangan secara individual maupun kelompok

lembaga masyarakat”. Maka dari itu, metode studi kasus digunakan untuk

mendapatkan hasil penelitian yang memaparkan prosedur yang dilaksanakan oleh subjek penelitian untuk mengevaluasi pembelajaran siswa.

Di samping itu, masalah penelitian ini adalah masalah yang sedang terjadi saat ini, khususnya di Sekolah Dasar Negeri 2 Awiluar dan penelitian ini memusatkan perhatiannya kepada kompetensi profesional guru pada pembelajaran IPS. Konsekuensinya, hasil dari penelitian ini tidak berlaku secara umum. Peneliti juga mengharapkan memahami konteks seperti perilaku orang, gagasan dan pikirannya, dimana berlangsung pembelajaran IPS guna memperoleh data yang sebenarnya sesuai dengan realitas di lapangan.

2. Subyek Penelitian

Penelitian ini tidak menggunakan istilah populasi karena berangkat dari kasus yang ditemukan pada saat peneliti mengadakan studi pendahuluan. Sugiyono (2012: 215) memandang populasi untuk penelitan kualitatif sebagai berikut:


(25)

40

Popon Patimah, 2013

ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURUPADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi, tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang dipelajari.

“Dalam pendekatan kualitatif, ada beberapa istilah yang digunakan untuk menunjuk subyek penelitian, diantaranya informan, partisipan, dan tetap

dengan istilah subyek” Raymond Tambunan (2009:2-3). Selanjutnya

Atmodjo (2007:3) “Dalam penelitian kualitatif lebih mengenal istilah

‘informan-narasumber’ dibandingkan istilah sampel”. Pada penelitian ini,

peneliti tetap memakai istilah subyek penelitian untuk menunjuk subyek yang diteliti.Apapun istilahnya, yang terpenting adalah bagaimana hubungan peneliti dengan subyek penelitiannya. Subyek bagaimanapun dipandang sebagai seorang individu yang bermartabat dengan pribadi yang utuh, dan bukannya sekedar sumber informasi atau obyek penelitian. Adapun yang dijadikan subjek dalam penelitian ini adalah kompetenasi profesional guru pada pembelajaran IPS di Sekolah Dasar Negeri 2 Awiluar Kecamatan Lumbung Kabupaten Ciamis.

Dalam penentuan sampel sumber data penelitian, peneliti menggunakan teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling digunakan bila penentuan sample berdasarkan pertimbangan tertentu yang dipandang dapat memberikan data secara maksimal. Peneliti menggunakan teknik ini karena peneliti ingin mendapatkan data maksimum dari guru yang mengajarkan pelajaran IPS . Maka dengan pertimbangan itu, yang menjadi sampel sumber data penelitian adalah guru kelas dari kelas 1 smpai kelas 5 Sekolah Dasar Negeri 2 Awiluar selaku pihak yang berupaya meningkatkan kompetensi profesional guru.

3. Pengembangan Instrumen

Sugiyono (2012:292) menyatakan “dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrument utama adalah peneliti itu sendiri atau anggota tim peneliti.” Dalam penelitian ini instrumen utamanya adalah peneliti itu


(26)

41

Popon Patimah, 2013

ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURUPADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR

sendiri, namun dilengkapi dengan instrumen lain yakni pedoman wawancara dan lembar observasi.

Ketika melakukan penelitian, peneliti sebagai intrumen utama dibantu oleh intrumen lain yakni pedoman wawancara dan lembar observasi. Lembar observasi digunakan untuk mengetahui hal-hal yang terkait dengan kompetensi profesional guru pada pembelajaran IPS DI Sekolah Dasar Negeri 2 Awiluar.

Tabel 3.1 Pedoman Wawancara

No Aspek Tujuan Bentuk

Pertanyaan 1. Penguasaan

materi

Memperoleh gambaran tentang kompetensi profesional guru dalam penguasaan materi pelajaran di Sekolah Dasar Negeri 2 Awiluar

Terbuka 2. Penggunaan

metode

Mendeskripsikan metode yang digunakan guru untuk mengajarkan IPS di Sekolah Dasar Negeri 2 Awiluar

Terbuka 3. Pelaksanaan

evaluasi

Mendeskrifsikan pelaksannan evaluasi yang sering digunakan dalam pelajaran IPS di Sekolah Dasar Negeri 2 Awiluar

Terbuka

Penelitian kualitatif menggunakan istilah yang berbeda dengan penelitian kuantitatif dalam pengujian keabsahan data.Dalam penelitian kuantitatif dikenal istilah validitas meliputi validitas internal dan validitas ekternal, serta istilah reliabilitas ketika menguji keabsahan data.

Berbeda dengan istilah dalam penelitian kualitatif, seperti yang diungkapkan oleh Sugiyono (2012:121), “Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif ini terdiri dari uji credibility, dependability, dan

confirmability”. Untuk mengetahui nilai kebenaran data dalam penelitian

kualitatif maka dilakukan uji kredibilitas (credibility). Berikut beberapa cara yang digunakan untuk menguji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif yang diungkapkan Sugiyono (2012:122).


(27)

42

Popon Patimah, 2013

ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURUPADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR Gambar 3.1

Macam-Macam Cara Uji Kredibilitas Data Dalam Penelitian Kualitatif Pada penelitian ini, peneliti menggunakan member check.Member checkadalah pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data (Sugiyono, 2009:375). Tujuan member check adalah mengetahui seberapa jauh kesesuaian data yang ditemukan peneliti dengan apa yang diberikan oleh sampel sumber data. Uji dependability dan konfirmability dalam penelitian inidilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian kepada auditor yang independen (pembimbing).

4. Teknik Pengumpulan Data

Riduwan (2009:69) menjelaskan: “metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk

Peningkatan ketekunan

Diskusi dengan teman

Trianggulasi Uji

Kredibilitas Data

Perpanjangan pengamatan

Member check Analisis kasus negatif


(28)

43

Popon Patimah, 2013

ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURUPADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR

mengumpulkan data”. Menurut pendapat Sugiyono (2012:62-63), dalam

penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data meliputi observasi participant, wawancara mendalam, studi dokumentasi, dan gabungan ketiganya atau triangulasi.Seperti yang digambarkan pada gambar dibawah ini.

Gambar 3.2

Macam-macam Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Burton dalam Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI (2012:26), ‘penelitian kualitatif biasanya menggunakan metode deskriptif seperti observasi, wawancara, dan studi dokumentasi untuk menggambarkan perilaku daripada menggunakan data yang bisa dianalisis secara statistik’. Data kemudian dikelompokkan menjadi data primer dan data sekunder. Data primer berasal dari hasil observasi dan wawancara guru, sedangkan data sekunder didapat dari studi dokumentasi.

Nasution dalam Sugiyono (2012:64) menyatakan bahwa ‘observasi

adalah dasar semua ilmu pengetahuan’. Dalam buku yang sama, Sanafiah

Faisal mengklasifikasikan observasi menjadi observasi berpartisipasi, observasi yang secara terang-terangan, dan observasi tak berstruktur. Selanjutnya Susan Stainback (dalam Sugiyono, 2012:311) membagi

Macam teknik pengumpulan data

Observasi

Wawancara

Dokumentasi


(29)

44

Popon Patimah, 2013

ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURUPADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR

observasi berpartisipasi menjadi empat yakni pastisipasi pasif, partisipasi moderate, partisipasi aktif, dan observasi yang lengkap. Posisi peneliti pada penelitian ini berada pada partisipasi pasif.Jadi dalam hal ini peneliti datang ke tempat kegiatan yang diamati namun tidak ikut terlibat dalam kegiatan itu.

Lembar observasi yang digunakan oleh peneliti pada setiap pertemuan selama kegiatan berlangsung lebih berorientasi pada aspek penglihatan dan pendengaran. Lembar observasi di isi oleh observer yang mengamati aktifitas guru ketika melakukan proses pembelajaran IPS yang dicatat pada lembar observasi yang telah disediakan.

Observasi merupakan suatu pengamatan yang dilakukan denganteliti sistematis untuk tujuan tertentu. Objek dalam penelitian kualitatif yang diobservasi menurut Spradley (Sugiyono,2012:229) dinamakan situasi sosial, yang terdiri atas tiga komponen yaitu place (tempat), actor (pelaku), dan activities (aktivitas).

Teknik pengumpulan data yang digunakan selain observasi adalah wawancara. Esterberg dalam Sugiyono (2012:72) mendefinisikan

‘wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu’. Sedangkan Riduwan (2009:74) menyatakan bahwa”wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya”. Pernyataan itu menunjukkan bahwa wawancara merupakan teknik pengumpulan informasi melalui komunikasi secara langsung dengan sampel sumber data.

Menurut Licoln dan Guba (Sugiyono,2012:76) tujuh langkah dalam penggunaan wawancara untuk pengumpulan data penelitian kualitatif, yaitu:

a. menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan

b. menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan

c. mengawali atau membuka alur wawancara d. melangsungkan awal wawancara


(30)

45

Popon Patimah, 2013

ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURUPADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR f. menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan,

g. mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah di peroleh.

Wawancara terbagi menjadi beberapa macam, yakni wawancara terstruktur/wawancara terpimpin, semistruktur/bebas terpimpin, dan tidak berstruktur/bebas. Wawancara terstruktur (structured interview)/ terpimpin dilaksanakan apabila peneliti telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang akan diperoleh dalam suatu penelitian sehingga pertanyaan yang diajukan mengacu pada daftar yang telah disusun. Berbeda dengan wawancara bebas/ tidak berstruktur (unstructured interview) yang tidak menggunakan pedoman wawancara telah tersusun sistematis dan lengkap ketika pengumpulan datanya. Namun tetap mengacu pada tujuan penelitian. Sedangkan wawancara semiterstruktur (semistructured interview) atau wawancara bebas terpimpin adalah perpaduan antara wawancara tidak berstruktur dan terstruktur. Peneliti membawa pedoman yang merupakan garis besar hal-hal yang akan ditanyakan. (Esterberg dalam Sugiyono (2012:73-75).

Untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam mengenai kompetensi profesional guru pada pembelajaran IPS maka peneliti menggunakan wawancara semiterstruktur. Dengan teknik wawancara semistruktur, peneliti berusaha untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan pertanyaan penelitian.Peneliti menggunakan alat wawancara berupa pedoman wawancara yang langsung mengacu pada tujuan penelitian.Peneliti menggali pengalaman sampel sumber data mengenai hal yang berkaitan dengan pertanyaan penelitian.

Teknik pengumpulan data yang ketiga dari penelitian ini adalah studi dokumentasi.Dokumentasi adalah catatan peristiwa yang telah berlalu.Dokumen bisa berupa gambar, tulisan, atau karya monumental dari seseorang (Sugiyono,2012:82). Penggunaan studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Adapun alat-alat yang akan digunakan dalam studi


(31)

46

Popon Patimah, 2013

ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURUPADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR

dokumentasi diantaranya yaitu berupa tulisan/dokumen dari sekolah, kamera digital sebagai dokumen berupa gambar.

Berikut rincian mengenai jenis data, teknik pengumpulan data, instrumen dan sumber data dijelaskan pada tabel berikut.

Tabel 3.2

Jenis Data, Teknik Pengumpulan, Instrumen dan Sumber Data

No. Jenis Data

Teknik Pengumpula

n

Instrumen Sumber

(a) (b) (c) (d) (e)

1. Penguasaan materi

pembelajaran IPS Observasi, Wawancara Lembar observasi, Pedoman Wawancara Guru

2. Penggunaan metode

pada pembelajaran IPS Observasi, Wawancara, Dokumentasi Lembar observasi, Pedoman Wawancara Guru

3. Pelaksanaan Evaluasi

Pembelajaran IPS Observasi, Wawancara, Dokumentasi Lembar observasi, Pedoman

Wawancara Guru

5. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono(2009:245), “analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan

setelah selesai di lapangan”. Pernyataan itu menunjukkan Penelitian

kualitatif diharapkan sejak awal pengumpulan data sudah langsung diadakan analisis data dengan mengadakan interpretasi untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

Peneliti berusaha untuk mendapatkan data yang kredibel pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah pengumpulan data selesai. Pada saat wawancara, peneliti berusaha menganalisis jawaban hasil dari wawancara yang dilakukan, dengan ketentuan jika jawaban yang telah di analisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan


(32)

47

Popon Patimah, 2013

ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURUPADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR

pertanyaan lagi sampai tahap yang ditentukan. Adapun langkah - langkah analisis data yang akan dilakukan, yaitu :

1. Mengorganisir informasi yang diperoleh

2. Membaca keseluruhan informasi dan membuat klasifikasi

3. Membuat uraian terperinci mengenai hal yang kemudian muncul dari hasil pengujian

4. Menetapkan pola dan mencari hubungan antara beberapa kategori 5. Selanjutnya peneliti melakukan interpretasi

6. Menyajikan secara naratif

Peneliti dalam melakukan analisis data akan mengacu kepada tiga alur proses analisis data menurut Miles and Huberman(Sugiyono,2012:91-92), mereka mengemukakan bahwa ‘aktivitas dalam analisis kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh’. Berikut model interaktif berdasarkan pada komponen-komponen analisis data yang digagaskan oleh Miles dan Huberman (Patilima,2007:98):

Gambar 3.3

Komponen-komponen analisis data (interactive model) Reduksi

data

Penyajian data

Penarikan kesimpulan Pengumpulan


(33)

48

Popon Patimah, 2013

ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURUPADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR Tahapan-tahapan dalam aktivitas analisis data meliputi:

1) Data reduction (reduksi data),

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data

“kasar” yang muncul dari data penelitian di lapangan. Mereduksi data

berarti merangkum, memilih hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Pada penelitian ini.setelah data terkumpul maka akan dilakukan tahap reduksi yaitu memilih data pokok dan memisahkan dengan data-data yang kurang penting untuk penelitian.

Data akan diberi kode (coding) untuk memudahkan peneliti dalam menganalisis data. Kode yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut : DO : Data Observasi

DI : Data Interviu (wawancara) DD : Data Dokumentasi

Selanjutnya data yang telah diberi kode DI, DD dan DO akan dikategorikan kembali sesuai dengan kebutuhan peneliti dalam menjawab pertanyaan penelitian.

2) Data display (penyajian data)

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya (Sugiono, 2012:95). Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan uraian singkat dalam menyajikan data yang telah diperoleh, sehingga didapat gambaran yang mudah dipahami dari data yang telah terkumpul.

3) Conclusion drawing (penarikan kesimpulan).

Menarik kesimpulan merupakan langkah terakhir dalam analisis data. Hal ini dilakukan setelah data direduksi dan disajikan sehingga mudah dipahami. Dengan adanya langkah ini maka data yang sudah dikumpulkan melalui bukti-bukti yang kuat akan semakin jelas dan dapat mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.


(34)

49

Popon Patimah, 2013

ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURUPADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR 6. Hasil Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil analisis kemudian akan diolah terlebih dahulu dengan mendeskripsikan data sekunder dan data primer. Pertama-tama data akan diklasifikasikan, diverifikasi, diinterpretasi, lalu dianalisis sehingga diperoleh kesimpulan yang sistematis mengenai kompetensi profesional guru pada pembelajaran IPS di Sekolah Dasar Negeri 2 Awiluar Kecamatan Lumbung Kabupaten Ciamis.


(35)

67

Popon Patimah, 2013

ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURUPADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan tentang kompetensi profesional guru pada pembelajaran IPS di Sekolah Dasar Negeri 2 Awiluar akan dikemukakan sesuai dengan tahap-tahap kegiatan sebagai berikut:

1. Pemahaman terhadap materi pelajaran IPS

Guru memberikan materi pelajaran IPS cenderung merupakan dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat. Sehingga pelaksanaannya cenderung berbeda dengan yang telah dituliskan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Namun begitu, guru tetap mampu melontarkan materi yang masih mengacu pada tujuan pembelajaran dan indicator yang diharapkan.

Selain itu, sumber yang digunakan guru sebagian besar hanya menggunakan buku paket. Namun untuk membantu menambahkan wawasan pemahamannya terhadap materi pelajaran IPS selain menggunakan buku paket terkadang guru membuka internet, berita dari televisi, dan menggunakan lingkungan sekitar. dengan demikian pemahaman guru terhadap materi pelajaran IPS menjadi sangat luas.

Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi profesional guru dalam pemahaman materi pelajaran IPS sudah cukup namun perlu ada lagi peningkatan kompetensi profesionalnya, sehingga mampu lebih mengembangkan lagi pemahamannya terhadap pelajaaran IPS.

2. Penggunaan metode pembelajaran IPS

Metode digunakan guru sebagai alat bantu dalam proses pengajaran. Namun untuk memilih metode mengajar tidak bisa sembarangan, banyak faktor yang mempengaruhinya dan patut dipertimbangkan. Di SDN 2 Awiluar kemampuan guru dalam memilih metode masih merasa kesulitan hal ini dikarenakan masih kurangnya pengetahuan guru tentang berbagai


(36)

68

Popon Patimah, 2013

ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURUPADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR

metode untuk menunjang pelajaran IPS. Sehingga guru sering menggunakan metode yang tidak bervariasi. Guru sering menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas.

Pada dasarnya penggunaan metode yang dilakukan guru pada pelajaran IPS sudah tepat sesuai dengan pertimbangan tertentu misalnya tujuan pembelajaran, tingkat perkembangan anak, serta keadaan situasinya namun hal ini perlu ditingkatkan lagi agar penggunaan metodenya lebih bervariasi. 3. Pelaksanaanevaluasi

Pelaksanaan evaluasi yang dilakukan guru pada dasarnya sudah dilaksanakan dengan baik. Guru cukup memahami bahwa kegiatan evaluasi merupakan sarana untuk merangsang dan memotivasi peserta didik untuk belajar, baik di sekolah maupun di rumah. Bagi peserta didik yang berprestasi baik harus dimotivasi terus agar prestasinya dipertahankan, sedangkan bagi peserta didik yang prestasinya kurang baik, guru harus senantiasa memberikan motivasi agar mereka dapat berprestasi lebih baik.

Disamping itu, pelaksanaan evaluasi cenderung untuk mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik dalam proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan angka yang berada di atas nilai KKM. Hal ini tentu tidak salah, tetapi keliru apabila guru menentukan keberhasilan peserta didikhanya berpatokan pada angka hasil ulangan, karena angka-angka tersebut belum tentu seluruhnya hasil usaha dari anak yang bersangkutan.

Dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran IPS, guru cenderung mengevaluasi dimensi produk (hasil) saja. Sedangkan dimensi proses dan sikap terkadang tidak terdokumentasikan dengan baik. Padahal, pembelajaran IPS pada hakikatnya terdiri dari tiga dimensi yakni meliputi dimensi produk, proses dan sikap. Begitu juga dengan teknik evaluasi yang lebih banyak digunakan adalah tes tertulis. Adapun guru sering melakukan tes lisan ketika pada akhir pembelajaran, namun hal itu dilakukan secara klasik kepada peserta didik untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai oleh peserta didik.


(37)

69

Popon Patimah, 2013

ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURUPADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR B.Saran

Berdasarkan penelitian dan pembahasan di atas bahwa kompetensi profesional guru pada pembelajaran IPS sangat dipentingkan. Oleh karena itu maka disarankan:

1. Bagi Sekolah

Kepada sekolah dalam hal ini melalui kepala sekolah diharapkan mampu memotivasi serta meningkatkan kompetensi profesional guru, terlebih dalam aspek pengusaan materi pelajaran, penggunaan metode dan pelaksanaan evaluasi. Upaya yang dilakukan antara lain adalahdengan memberikan pelatihan dan training untuk meningkatkan kompetensi profesional yang sudah dimiliki guru, sehingga dapat meningkatkan profesionalisme guru yang pada akhirnya dapat memberikan yang terbaik kepada peserta didik.

2. Bagi Guru

Dengan melihat pentingnya kompetensi profesional guru pada pelajaran IPS, maka bagi setiap guru diharapkan untuk lebih meningkatkan kompetensi yang dimiliki terutama kompetensi profesional dalam aspek pengusaan materi pelajaran, penggunaan metode dan pelaksanaan evaluasi. Sehingga dapat membantu membangkitkan motivasi belajar peserta didik pada pelajaran IPS.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini hanya mengkaji analisis kompetensi profesional guru pada pembelajaran IPS secara umumnya saja, tanpa membahas aspek kompetensi profesionalyang lebih khusus. Sehingga bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk mampu mengkaji atau melakukan lanjut penelitian yang terkait dengan kompetensi profesional guru secara lebih rinci dengan persiapan, instrumen, dan metodologi penelitian yang lebih sempurna, supaya dapat memberikan sumbangan pemikiran yang lebih mendalam dan lebih baik terutama dalam bidang pendidikan.


(38)

70

Popon Patimah, 2013

ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURUPADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Badudu dan Zain. (1994). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Djamarah, S.B. (2005). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Dosen Pengajar IPS. (2011). Bahan Ajar Pendidikan IPS Sekolah Dasar. Bandung: UPI.

Fazar, I. (2012). Empat Kompetensi yang Harus Dimiliki Seorang Guru. [Online] tersedia: http://ibnufajar75.wordpress.com/2012/12/27/empat-kompetensi-yang-harus-dimiliki-seorang-guru-profesional, diakses tanggal 10 april 2013

Londong, D. (2013). Kompetensi. [Online] Tersedia: Londng http://www.dedylondong.blogspot.com/2013/03/kompetensi, diakses tanggal 03 Mei 2013

Hamalik, O. (2008). Pendidikan Guru Berdasarkan Kompetensi. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Kunandar. (2009). Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajawali.

Mukhlis, M. (2012). Pengertian Guru dan Tugasnya. [Online] tersedia: http://www.worldfriend.web.id/blog-friend/711-pengertian-guru-dan-tugasnya, diakses tanggal 10 April 2013.

Mulyana, Edi Hendri. (2009). Pendidikan dan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar. Tasikmalaya: UPI Kampus Tasikmalaya.

Mulyasa, E. (2012). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. (2011). Menjadi Guru Frofesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


(39)

71

Popon Patimah, 2013

ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURUPADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR

Partanto, P dan Al Barry M. (1994). Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arkola. Patilima, Hamid. (2007). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Riduwan. (2009). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti

Pemula. Bandung: Alfabeta

Saud, U. (2009). Pengembangan Profesi Guru. Bandung: CV Alfabeta. Sudjana, Nana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Usman, U. (2006). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Yamin, M. (2010). Standarisasi Kinerja GuruI. Jakarta: Gaung Persada Press. Yaya dan Tedi. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Azkia Pustaka

Utama.

Zuriah, Nurul. (2009). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.


(1)

6. Hasil Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil analisis kemudian akan diolah terlebih dahulu dengan mendeskripsikan data sekunder dan data primer. Pertama-tama data akan diklasifikasikan, diverifikasi, diinterpretasi, lalu dianalisis sehingga diperoleh kesimpulan yang sistematis mengenai kompetensi profesional guru pada pembelajaran IPS di Sekolah Dasar Negeri 2 Awiluar Kecamatan Lumbung Kabupaten Ciamis.


(2)

Popon Patimah, 2013

ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURUPADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan tentang kompetensi profesional guru pada pembelajaran IPS di Sekolah Dasar Negeri 2 Awiluar akan dikemukakan sesuai dengan tahap-tahap kegiatan sebagai berikut:

1. Pemahaman terhadap materi pelajaran IPS

Guru memberikan materi pelajaran IPS cenderung merupakan dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat. Sehingga pelaksanaannya cenderung berbeda dengan yang telah dituliskan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Namun begitu, guru tetap mampu melontarkan materi yang masih mengacu pada tujuan pembelajaran dan indicator yang diharapkan.

Selain itu, sumber yang digunakan guru sebagian besar hanya menggunakan buku paket. Namun untuk membantu menambahkan wawasan pemahamannya terhadap materi pelajaran IPS selain menggunakan buku paket terkadang guru membuka internet, berita dari televisi, dan menggunakan lingkungan sekitar. dengan demikian pemahaman guru terhadap materi pelajaran IPS menjadi sangat luas.

Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi profesional guru dalam pemahaman materi pelajaran IPS sudah cukup namun perlu ada lagi peningkatan kompetensi profesionalnya, sehingga mampu lebih mengembangkan lagi pemahamannya terhadap pelajaaran IPS.

2. Penggunaan metode pembelajaran IPS

Metode digunakan guru sebagai alat bantu dalam proses pengajaran. Namun untuk memilih metode mengajar tidak bisa sembarangan, banyak faktor yang mempengaruhinya dan patut dipertimbangkan. Di SDN 2 Awiluar kemampuan guru dalam memilih metode masih merasa kesulitan hal ini dikarenakan masih kurangnya pengetahuan guru tentang berbagai


(3)

metode untuk menunjang pelajaran IPS. Sehingga guru sering menggunakan metode yang tidak bervariasi. Guru sering menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas.

Pada dasarnya penggunaan metode yang dilakukan guru pada pelajaran IPS sudah tepat sesuai dengan pertimbangan tertentu misalnya tujuan pembelajaran, tingkat perkembangan anak, serta keadaan situasinya namun hal ini perlu ditingkatkan lagi agar penggunaan metodenya lebih bervariasi. 3. Pelaksanaanevaluasi

Pelaksanaan evaluasi yang dilakukan guru pada dasarnya sudah dilaksanakan dengan baik. Guru cukup memahami bahwa kegiatan evaluasi merupakan sarana untuk merangsang dan memotivasi peserta didik untuk belajar, baik di sekolah maupun di rumah. Bagi peserta didik yang berprestasi baik harus dimotivasi terus agar prestasinya dipertahankan, sedangkan bagi peserta didik yang prestasinya kurang baik, guru harus senantiasa memberikan motivasi agar mereka dapat berprestasi lebih baik.

Disamping itu, pelaksanaan evaluasi cenderung untuk mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik dalam proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan angka yang berada di atas nilai KKM. Hal ini tentu tidak salah, tetapi keliru apabila guru menentukan keberhasilan peserta didikhanya berpatokan pada angka hasil ulangan, karena angka-angka tersebut belum tentu seluruhnya hasil usaha dari anak yang bersangkutan.

Dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran IPS, guru cenderung mengevaluasi dimensi produk (hasil) saja. Sedangkan dimensi proses dan sikap terkadang tidak terdokumentasikan dengan baik. Padahal, pembelajaran IPS pada hakikatnya terdiri dari tiga dimensi yakni meliputi dimensi produk, proses dan sikap. Begitu juga dengan teknik evaluasi yang lebih banyak digunakan adalah tes tertulis. Adapun guru sering melakukan tes lisan ketika pada akhir pembelajaran, namun hal itu dilakukan secara klasik kepada peserta didik untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai oleh peserta didik.


(4)

Popon Patimah, 2013

ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURUPADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B.Saran

Berdasarkan penelitian dan pembahasan di atas bahwa kompetensi profesional guru pada pembelajaran IPS sangat dipentingkan. Oleh karena itu maka disarankan:

1. Bagi Sekolah

Kepada sekolah dalam hal ini melalui kepala sekolah diharapkan mampu memotivasi serta meningkatkan kompetensi profesional guru, terlebih dalam aspek pengusaan materi pelajaran, penggunaan metode dan pelaksanaan evaluasi. Upaya yang dilakukan antara lain adalahdengan memberikan pelatihan dan training untuk meningkatkan kompetensi profesional yang sudah dimiliki guru, sehingga dapat meningkatkan profesionalisme guru yang pada akhirnya dapat memberikan yang terbaik kepada peserta didik.

2. Bagi Guru

Dengan melihat pentingnya kompetensi profesional guru pada pelajaran IPS, maka bagi setiap guru diharapkan untuk lebih meningkatkan kompetensi yang dimiliki terutama kompetensi profesional dalam aspek pengusaan materi pelajaran, penggunaan metode dan pelaksanaan evaluasi. Sehingga dapat membantu membangkitkan motivasi belajar peserta didik pada pelajaran IPS.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini hanya mengkaji analisis kompetensi profesional guru pada pembelajaran IPS secara umumnya saja, tanpa membahas aspek kompetensi profesionalyang lebih khusus. Sehingga bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk mampu mengkaji atau melakukan lanjut penelitian yang terkait dengan kompetensi profesional guru secara lebih rinci dengan persiapan, instrumen, dan metodologi penelitian yang lebih sempurna, supaya dapat memberikan sumbangan pemikiran yang lebih mendalam dan lebih baik terutama dalam bidang pendidikan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Badudu dan Zain. (1994). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Djamarah, S.B. (2005). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Dosen Pengajar IPS. (2011). Bahan Ajar Pendidikan IPS Sekolah Dasar. Bandung: UPI.

Fazar, I. (2012). Empat Kompetensi yang Harus Dimiliki Seorang Guru. [Online] tersedia: http://ibnufajar75.wordpress.com/2012/12/27/empat-kompetensi-yang-harus-dimiliki-seorang-guru-profesional, diakses tanggal 10 april 2013

Londong, D. (2013). Kompetensi. [Online] Tersedia: Londng http://www.dedylondong.blogspot.com/2013/03/kompetensi, diakses tanggal 03 Mei 2013

Hamalik, O. (2008). Pendidikan Guru Berdasarkan Kompetensi. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Kunandar. (2009). Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajawali.

Mukhlis, M. (2012). Pengertian Guru dan Tugasnya. [Online] tersedia: http://www.worldfriend.web.id/blog-friend/711-pengertian-guru-dan-tugasnya, diakses tanggal 10 April 2013.

Mulyana, Edi Hendri. (2009). Pendidikan dan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar. Tasikmalaya: UPI Kampus Tasikmalaya.

Mulyasa, E. (2012). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. (2011). Menjadi Guru Frofesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


(6)

Popon Patimah, 2013

ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURUPADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Partanto, P dan Al Barry M. (1994). Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arkola. Patilima, Hamid. (2007). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Riduwan. (2009). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti

Pemula. Bandung: Alfabeta

Saud, U. (2009). Pengembangan Profesi Guru. Bandung: CV Alfabeta. Sudjana, Nana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Usman, U. (2006). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Yamin, M. (2010). Standarisasi Kinerja GuruI. Jakarta: Gaung Persada Press. Yaya dan Tedi. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Azkia Pustaka

Utama.

Zuriah, Nurul. (2009). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.


Dokumen yang terkait

Kompetensi Profesional, Motivasi dan Kinerja Guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu, Riau

0 8 82

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PROFESIONAL DI SEKOLAH DASAR GUGUS YUDHISTIRA KECAMATAN SELOGIRI Kompetensi Pedagogik Guru Profesional Di Sekolah Dasar Gugus Yudhistira Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri.

0 3 19

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PROFESIONAL DI SEKOLAH DASAR GUGUS YUDHISTIRA KECAMATAN SELOGIRI Kompetensi Pedagogik Guru Profesional Di Sekolah Dasar Gugus Yudhistira Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri.

0 2 17

PENDAHULUAN Kompetensi Pedagogik Guru Profesional Di Sekolah Dasar Gugus Yudhistira Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri.

0 2 12

PENGELOLAAN KOMPETENSI SOSIAL GURU SEKOLAH DASAR NEGERI 2 MOJOREBO KECAMATAN WIROSARI KABUPATEN Pengelolaan Kompetensi Sosial Guru Sekolah Dasar Negeri 2 Mojorebo Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan.

0 2 13

Kompetensi Profesional Guru Dalam Kerja Di Sekolah Dasar Negeri Jabung I Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen.

0 0 7

KOMPETENSI SOSIAL GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 MOJOAGUNG KECAMATAN KARANGRAYUNG Kompetensi Sosial Guru Di Sekolah Dasar Negeri 1 Mojoagung Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan.

0 2 14

KOMPETENSI SOSIAL GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 MOJOAGUNG KECAMATAN KARANGRAYUNG Kompetensi Sosial Guru Di Sekolah Dasar Negeri 1 Mojoagung Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan.

0 1 21

ANALISIS KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR : Studi Kasus di Sekolah Dasar Negeri 2 Awiluar Kecamatan Lumbung Kabupaten Ciamis.

0 1 39

PENGUASAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU KELAS SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SANDEN.

0 9 343