PEMBERDAYAAN PRASARANA DAN SARANA PEMBELAJARAN DALAM PENINGKATAN MUTU LULUSAN : Studi Kasus Pemberdayaan Laboratorium Kerja Kayu di SMK Negeri 4 Tangerang.
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI... v
DAFTAR TABEL ... ...vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Balakang Masalah ... 1
B. Identivikasi Masalah ... 2
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 3
D. Definisi Operasional ... 4
E. Tujuan Penelitian ... 6
F. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II LANDASAN TEORITIS DAN HIPOTESIS ... 8
A. Landasan Teoritis ... 8
1. Konsep Dasar Pemberdayaan Prasarana dan Sarana Pembelajaran ... 8
2. Konsep Dasar Laboratorium... 15
3. Konsep Dasar Mutu Lulusan ... 22
B. Anggapan Dasar ... 24
C. Hipotesis ... 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 26
A. Metode Penelitian... 26
B. Variabel dan Paradigma Penelitian... 27
1. Variabel Penelitian... 27
2. Paradigma Penelitian... 28
C. Data dan Sumber... 29
D. Populasi dan Sampel... 30
1. Populasi Penelitian... 30
2. Sampel Penelitian... 31
E. Teknik Pengumpulan Data, Kisi-kisi, dan Instrumen... 32
1. Teknik Pengumpulan Data... 32
2. Kisi-kisi dan instrument... 33
3. Uji Coba Instrumen... 34
a. Uji Validitas... 35
b. Uji Reliabilitas... 37
F. Tekinik Analisis Data... 39
1. Analisis Deskripsi Data... 39
2. Uji Persyaratan Analisis... 43
3. Menghitung Koefesiensi Korelasi... 44
4. Pengujian Hipotesis... 46
(2)
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48
A. Pelasanaan Penelitian... 48
B. Instrumen Penelitian... 49
C. Skor Instrumen Penelitian... 49
D. Uji Cobe Instrumen Penelitian... 49
1. Uji Validitas... 49
2. Uji Reliabilitas... 50
E. Analisis Data... 51
1. Analisis Deskripsi Data... 51
2. Uji Normalitas Distribusi Variabel X dan Variabel Y... 52
3. Menghitung Koefesien Korelasi... 53
4. Pengujian Hipotesis... 53
5. Gambaran Umum Pemberdayaan Prasarana dan Sarana Pembelajaran... 54
6. Gambaran Umum Mutu Lulusan... 54
7. Mencari Koefesien Determinasi... 55
8. Pembahasan... 55
BAB V Kesimpulan dan Saran... 58
A. Kesimpulan ... 58
B. Saran... 59 DAFTAR PUSTAKA
(3)
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kehidupan dunia pendidikan tidak terlepas dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek), artinya bahwa perkembangan Iptek harus diikuti oleh perkembangan pendidikan. Sebab sampai saat ini lembaga-lembaga pendidikan merupakan wadah dalam mendidik masyarakat untuk mampu mengenal dan menciptakan Iptek tersebut. Pendidikan juga memiliki peranan penting dalam meningkatkan sumber daya yang ada di masyarakat. Hal itu menjadi sebuah tantangan bagi lembaga-lembaga pendidikan untuk melakukan perubahan-perubahan seiring dengan tuntutan terhadap dunia pendidikan yang semakin meningkat dengan selalu tetap memberikan pelayanan yang terbaik.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai salah satu lembaga Pendidikan yang bertugas mencetak insan-insan pembangunan yang siap pakai (siap kerja) atau semi profesional. Sebagaimana diungkapkan dalam PP No. 29 Tahun 1990 tentang pendidikan menengah Pasal 1 ayat 3 dinyatakan bahwa: “Pendidikan menegah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu”. Dan Pada PP No. 29 Tahun 1990 Pasal 3 ayat 2 menyebutkan bahwa : “Pendidikan menengah kejuruan mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional”. Dengan kata lain kualitas atau mutu lulusan menjadi alat ukur
(4)
2
keberhasilan lembaga pendidikan dalam memenuhi tuntutan terhadap dunia pendidikan.
Penurunan mutu lulusan bisa saja terjadi pada setiap hasil proses pembelajaran. Prasarana dan sarana yang dimiliki sebagai salah satu komponen sumber daya yang perlu di berdayakan dalam proses pembelajaran belum dapat dimanfaatkan dengan baik oleh beberapa lembaga pendidikan merupakan salah satu faktor penyebabnya.
Upaya peningkatan mutu lulusan merupakan suatu permasalahan yang perlu dikaji oleh lembaga pendidikan. Upaya-upaya tersebut dapat dilakukan dengan cara mengoptimalisasikan atau memberdayakan sumber daya yang dimiliki sekolah sebagai lembaga pendidikan. Sumber daya tersebut berupa sumber daya manusia dan sumber daya non-manusia. Adapun sumber daya manusia terdiri dari guru, murid, staf kependidikan, orang tua, dan masyarakat, sedangkan sumber daya non-manusia terdiri dari kurikulum, keuangan, serta prasarana dan sarana pendidikan.
Berdasarkan uraian di atas penulis merasa tertarik untuk meneliti tentang “Pemberdayaan Prasarana dan Sarana Pembelajaran Dalam Meningkatkan Mutu Lulusan”. Penelitian ini merupakan studi kasus tentang pemberdayaan laboratorium kerja kayu di SMK Negeri 4 Tangerang.
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah perlu ditetapkan terlebih dahulu untuk memperjelas dan mempertegas permasalahan dalam sebuah penelitian. Berdasarkan latar
(5)
belakang masalah, maka dalam penelitian ini penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
a. Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap dunia pendidikan.
b. SMK sebagai lembaga pendidikan yang bertugas menciptakan insan-insan pembangunan yang siap pakai atau semi profesional.
c. Pemberdayaan merupakan salah satu faktor dalam upaya peningkatan mutu lulusan.
d. Faktor-faktor penghambat dalam proses pencapaian tujuan pendidikan. e. Upaya-upaya peningkatan mutu lulusan menjadi permasalahan yang
perlu dikaji oleh seluruh lembaga pendidikan.
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Untuk menghasilkan kejelasan masalah yang akan diteliti dan tidak terjadinya perluasan masalah suatu penelitian, perlu dibatasi ruang lingkup permasalahannya karena rumusan permasalahan dapat mengembangkan pengertian yang luas serta menyangkut keterbatasan waktu, tenaga dan kecakapan. Seperti yang dikemukakan oleh Winarno Surakhmad (1990:3) bahwa:
“Pembatasan masalah diperlukan untuk memudahkan atau menyederhanakan masalah, untuk menetapkan terlebih dahulu sesuatu yang diperlukan pemecahan dengan dibatasi oleh keadaan waktu, tenaga, kecakapan. Selain itu juga menghindari terlalu luasnya masalah yang akan dibahas”.
(6)
4
Dengan demikian, dalam penelitian ini dibatasi pada pemberdayaan laboratorium kerja kayu sebagai prasarana dan sarana pembelajaran dan peningkatan kualitas atau mutu lulusan pada aspek psikomotor di SMK Negeri 4 Tangerang.
2. Perumusan Masalah
Perumusan masalah adalah pokok permasalahan yang menjadi inti dalam penelitian. Sebagaimana diungkap oleh Suharsimi Arikunto (1998 : 43) bahwa: “Rumusan masalah adalah dasar dalam membuat hipotesis, dimana didalamnya harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah, masalah harus jelas dan padat dan biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan”.
Adapun perumusan masalah yang akan dikemukakan untuk memperjelas permasalahan yang akan diteliti adalah “Bagaimana hubungan laboratorium kerja kayu di SMK Negeri 4 Tangerang diberdayakan dalam meningkatkan kualitas atau mutu lulusannya pada aspek psikomotor”.
D. Definisi Operasional
Operasional dalam judul dapat memiliki beberapa pengertian sesuai dari sudut mana dipandangnya, sehingga kemungkinan terjadi salah penafsiran. Oleh karena itu diperlukan persamaan persepsi, penulis memberikan definisi operasional sebagai berikut :
(7)
1. Pemberdayaan
Pemberdayaan berasal dari kata “daya” . W.J.S. Poewadarminta (1976) mendefinisikan bahwa: “Daya sebagai kekuatan, tenaga dan pengaruh yang dihasilkan oleh sesuatu”. Apa bila dilihat dari kata pemberdayaan tersebut, maka pemberdayaan merupakan upaya mengerakkan kekuatan, tenaga dan pengaruh yang dimiliki seseorang atau kelompok sehingga menghasilkan sesuatu yang lebih manfaat atau berarti.
Sejalan dengan pengertian di atas, maka penelitian ini pula mendefinisikan pemberdayaan sebagai suatu proses penggerak sarana pendukung pembelajaran dalam meningkatkan mutu lulusan.
2. Prasarana dan sarana Pembelajaran
Menurut E. Mulyasa (2004 : 49) menjelaskan bahwa: “Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dalam menunjang proses pendidikan,...”. Selanjutnya menurut Suharsimi Arikunto (1979 : 80) menjelaskan bahwa: “Yang termasuk prasarana pendidikan adalah bangunan sekolah dan alat perabot sekolah.” Prasarana pendidikan ini juga berperan dalam proses belajar mengajar walaupun secara tidak langsung.
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa laboratorium merupakan salah satu bangunan sekolah yang secara tidak langsung menunjang proses pembelajaran. Dalam penelitian ini akan dibahas tentang
(8)
6
bagaimana laboratorium kerja kayu dioptimalkan pendayagunaannya dalam meningkatkan kualitas atau mutu lulusan pada aspek psikomotor.
3. Mutu Lulusan
Suryosubroto. B (2004 : 201) menjelaskan pengertian tentang mutu lulusan bahwa:
“Dalam pengertian umum mutu mengandung makna derajat (tingkat) keunggulan suatu produk (hasil kerja/upaya) baik berupa barang maupun jasa, baik yang tangible maupun yang intangible. Dalam konteks pendidkan pengertian mutu, dalam hal ini mengacu pada proses pendidikan, dan hasil pendidikan”.
Berdasarkan pengertian di atas, Mutu lulusan dapat diartikan sebagai kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dari hasil pembelajaran yang mengacu pada perstasi yang dicapai baik aspek kognitif, psikomotor, ataupun afektif.
E. Tujuan Penelitian
Suharsimi Arikunto (2002 : 51) menyebutkan bahwa: “Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya sesuatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai”.
Agar penelitian memiliki arah tujuan yang jelas, maka dalam penelitian ini dirumuskan tujuan yaitu untuk memperoleh gambaran tentang pendayagunaan laboratorium kerja kayu dalam meningkatkan mutu lulusan di SMK Negeri 4 Tangerang.
(9)
F. Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini selesai, diharapkan dapat memberi hasil yang bermanfaat untuk hal-hal yang berhubungan dengan proses pendidikan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Temuan penelitian diharapkan dapat menjadi sebuah alat ukur dalam upaya pemberdayaan laboratorium kerja kayu yang telah ataupun sedang dilakukan di SMK Negeri 4 Tangerang.
2. Temuan penelitian diharapkan dapat menjadi sebuah pedoman dalam upaya peningkatan mutu lulusan pendidikan sesuai dengan apa yang diharapkan di SMK Negeri 4 Tangerang.
3. Dapat menjadi bahan pertimbangan atau perbandingan untuk penelitian selanjutnya.
(10)
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode adalah suatu pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan data yang diperlukan sehingga mendapatkan hasil yang optimal (Suharsimi Arikunto : 1998). Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang keadaan yang sedang berlangsung. Dalam penelitian ini maksudnya adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai pemberdayaan laboratorium sebagai sarana pendukung pembelajaran dalam meningkatkan mutu lulusan pada aspek psikomotor. Dari hasil telaah tersebut dilakukan pengujian dengan statistik.
M. Ali (1985 : 120) mengemukakan bahwa “Metode penelitian deskriptif digunakan untuk berupaya memencahkan masalah yang sedang dihadapi pada situasi sekarang”. Selanjutnya Winarno Surachmad (1990 : 140) mengemukakan bahwa ciri-ciri metode penelitian deskriptif adalah sebagai berikut:
1. memusatkan diri pada masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah-masalah yang aktual.
2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan kemudian dianalisis.
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus, dengan maksud untuk mengetahui bagaimana pendayagunaan laboratoriun kerja kayu dalam
(11)
meningkatkan kulitas atau mutu lulusan pada aspek psikomotor di SMK Negeri 4 Tangerang.
B. Variabel dan Paradigma Penelitian 1. Variabel Penelitian
Di dalam Suatu penelitian, variabel yang dipakai biasanya terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Suprian AS (2001 : 38) mengatakan bahwa “Variabel bebas adalah variabel perlakuan yang sengaja dimanipulasi untuk diketahui pengaruhnya terhadap variabel terikat. Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang timbul akibat dari variabel bebas”. Dengan demikian variabel terikat menjadi tolak ukur dari keberhasilan variabel bebas. Suharsimi Arikunto (1996 : 99) mengemukakan bahwa: “Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi perhatian suatu penelitian”. Selanjutnya beliau (1997 : 101) juga mengemukakan bahwa: “...Ada variabel yang mempengaruhi disebut variabel penyebab, variabel bebas atau independent variabel (X). sedangkan variabel akibat disebut variabel tak bebas, variabel tergantung, variabel terikat atau dependen variabel (Y)”.
Adapun dalam penelitian ini yang menjadi variabel meliputi :
1. Variabel bebas, yaitu pemberdayaan sarana dan prasarana pembelajaran.
2. Variabel terikat, yaitu mutu lulusan.
Secara skematis hubungan kedua variabel tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
(12)
28
Gambar 3.1. Hubungan antara variabel X dan variabel Y
2. Paradigma Penelitian
Untuk memperjelas gambar tentang variabel-variabel penelitian, dibawah ini dibuat paradigma penelitian sebagai kerangka pemikiran dalam penelitian. Menurut Earl Babie yang dikutip Nana Sudjana (1993:1) berpendapat bahwa paradigma adalah: ”Metode atau skema yang mendasar yang merupakan pandangan mengenai sesuatu”. Pandangan tersebut belum merupakan jawaban terhadap sesuatu persoalan akan tetapi memberi petunjuk bagaimana persoalan tersebut sebaiknya ditelaah dan di pecah.
Variabel X
Pemberdayaan Prasarana dan Sarana pembelajaran
Variabel Y
(13)
: Tinjauan permasalahan
Gambar 3.2. Paradigma penelitian
C. Data dan Sumber
Menurut Suharsimi Arikunto (1998:99-100), “Data adalah hasil pencatatan peneliti baik berupa fakta maupun angka”. Data-data ataupun fakta yang terkumpul merupakan suatu variabel yang kemudian digunakan untuk mengisi hipotesis penelitian. Jadi dalam hal ini data merupakan faktor ataupun angka yang dijadikan bahan dalam penelitian. Dalam penelitian ini untuk memperoleh data primer dilakukan melalui angket-angket yang disebar kepada siswa jurusan teknik bangunan SMK Negeri 4 Tangerang, sedangkan untuk data sekunder dapat diperoleh dari data Pengelolaan laboratorium SMK Negeri 4 Tangerang. Data
Siswa Jurusan Teknik Bangunan SMK Negeri 4 Tangerang Temuan P E N E L I T I A N Kesimpulan dan Saran Pemberdayaan
prasarana dan sarana pembelajaran (variable X) Aspek yang diungkap yaitu: Pemberdayaan laboratorium
kerja kayu.
Mutu lulusan. (variable Y) Aspek yang diungkap yaitu: Keterampilan psikomotor
(14)
30
yang akan didapatkan dalam penelitian ini berupa data kuantitatif, dengan jenis data untuk variabel X dan Y adalah ordinal. Hasil dari jawaban pertanyaan (instrument penelitian) peneliti terhadap responden, yaitu orang yang menjawab atau merespon pertanyaan-pertanyaan peneliti secara tertulis dimana responden tersebut dianggap sebagai sumber data dan juga sebagai subjek penelitian. “Sumber data penelitian adalah subjek dari mana data itu dan data itu dicari melalui teknik observasi dan komunikasi baik secara langsung maupun tak langsung”. Adapun yang menjadi sumber data penelitian adalah sampel yang ada dalam populasi siswa jurusan teknik bangunan SMK Negeri 4 Tangerang.
D. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian
Suharsimi Arikunto (1997:11) mengatakan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Populasi penelitian adalah kelompok besar subjek penelitian, sedangkan bagian dari kelompok yang mewakili kelompok besar disebut sampel penelitian (Moh. Ali:1993). Berdasarkan pengertian diatas maka populasi dalam penelitian ini adalah siswa jurusan teknik bangunan SMK Negeri 4 Tangerang. Adapun jumlah populasi siswa jurusan teknik bangunan SMK Negeri 4 Tangerang sebagai berikut:
(15)
Tabel 3.1. Jumlah Populasi Penelitian
2. Sampel Penelitian
Sampel merupakan keseluruhan dari populasi yang diteliti, yang karakteristiknya mewakili populasi tersebut. Menurut Suprian AS. (2001:78) “Banyaknya sampel yang dipergunakan dalam penelitian tidak menurut aturan yang tegas. Pada umumnya untuk sampel sebanyak 30 orang sudah cukup. Ada pula pendapat sampel dipilih kira-kira 10 % - 50 %”.
Pendapat lain menyatakan jumlah prosentase yang memungkinkan untuk dijadikan sampel adalah menurut Suharsimi Arikunto (1992:107) yang mengungkapkan bahwa: ”Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25% atau lebih”.
Berdasarkan pendapat di atas maka dalam penelitian ini mengambil sampel sebanyak 40 siswa dari jumlah populasi, sedangkan 20 siswa lainnya dipergunakan untuk uji coba instrument.
KELAS JUMLAH SISWA
I SP1 I SP2 I SP3 II TPK
29 27 30 19
(16)
32
E. Teknik Pengumpulan Data, Kisi-kisi, dan Instrumen 1. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan cara-cara atau langkah-langkah yang ditempuh untuk memperoleh data dalam usaha pemecahan permasalahan penelitian. Dalam pengumpulan data tersebut diperlukan teknik-teknik tertentu sehingga data yang diharapkan dapat terkumpul dan benar-benar relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan.
Teknik yang dipakai dalam penelitian ini adalah : 1. Dokumentasi.
Dokumentasi adalah teknik yang digunakan untuk mengetahui jumlah populasi penelitian, dalam hal ini jumlah siswa jurusan teknik bangunan SMK Negeri 4 Tangerang.
2. Observasi,
Observasi secara singkat dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala pada suatu objek penelitian. ”Mengamati bukanlah sekedar menatap atau memperhatikan benda, kejadian atau pengamatan lewat mata. Menggunakan teknik interview, tes, atau kuesioner, juga digolongkan sebagai mengamati”. (Suharsimi Arikunto, 1998 :237).
Dalam penelitian ini, penyusunan skala sikap mengambil model skala Likert, dengan pertimbangan sesuai dengan pendapat Nasution S (1983:75)
(17)
bahwa: ”Skala Likert memiliki rehabilitas tinggi dalam mengukur manusia berdasarkan intensitas sikap tertentu serta skala ini sangat fleksibel, lebih fleksibel dari teknik pengukuran lain”. Adapaun nama dan bentuk alat pengumpul data yang digunakan untuk mengumpulkan data yang digunakan untuk mengumpulkan data tersebut dengan format. Untuk variabel X menggunakan teknik pengumpulan data berupa angket dengan empat pilihan jawaban, yaitu sangat baik, baik, kurang baik, dan sangat kurang, dengan skor 4-1. Sedangkan untuk variabel Y mengunakan test praktek dengan empat skala kemampuan, yaitu Sangat terampil, terampil, kurang terampil dan tidak terampil. Dalam penilaianya diberi rentang Skor 4-1.
2. Kisi-kisi dan instrumen
Untuk menguji hipotesis, diperlukan data yang benar, cermat, serta akurat karena keabsahan hasil pengujian hipotesis bergantung kepada kebenaran dan ketepatan data. Sedangkan kebenaran dan ketepatan data yang diperoleh bergantung kepada alat pengumpul data yang digunakan (instrument) serta sumber data.
Instrumen penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah dokumentasi untuk variabel X dan test praktek untuk variabel Y, sehingga dari test praktek inilah diharapkan data utama yang berhubungan dengan masalah penelitian dapat terpecahkan. Adapun test praktek yang dipergunakan disusun berdasarkan kisi-kisi instrumen yang telah ditetapkan. Kisi-kisi instrumen penelitian memuat : variabel X adalah pemberdayaan prasarana dan sarana pembelajaran; aspek yang diungkap adalah pendayagunaan laboratorium kerja
(18)
34
kayu, indikatornya adalah persyaratan laboratorium, penggunaan dan pemeliharaan laboratorium, peralatan laboratorium, dan variabel Y adalah mutu lulusan, aspek yang diungkap adalah keterampilan psikimotor, indikasinya adalah keterampilan penggunaan alat-alat dan instrumen tertentu.
Setelah menentukan jenis instrumen, langkah selanjutnya adalah menyusun pertanyaan-pertanyaan (perintah-perintah) dengan responden siswa jurusan teknik bangunan SMK Negeri 4 Tangerang.
Penyusunan pertanyaan (perintah) diawali dengan membuat kisi-kisi instrumen. Kisi-kisi memuat aspek yang akan di ungkap melalui pertanyaan (perintah). Aspek yang akan diungkap bersumber dari masalah penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 1.
3. Uji Coba Instrumen
Untuk mendapatkan data yang akurat dalam penelitian, instrumen penelitian harus memilih tingkat keshahihan serta keterandalan (validitas dan reabilitas). Pendapat Suharsimi Arikunto (1993:135) menyatakan bahwa: “Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan yang penting yaitu valid dan reliabel. Untuk mengetahui hal tersebut instrumen penelitian harus di uji coba terhadap subjek yang mempunyai sifat-sifat yang sama dengan sampel penelitian”.
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah dokumentasi dan observasi langsung berupa test praktek. Sebelum dilakukan pengumpulan data yang sebenarnya dilakukan penyusunan instrumen dan diuji cobakan
(19)
kepada responden yang sama dengan responden yang telah ditentukan sebagai sumber data penelitian.
Maksud dari uji coba instrumen ini adalah untuk mengetahui kekurangan-kekurangan atau kelemahan-kelemahan angket yang telah disusun untuk koreksi. Pada uji coba instrumen ini, yang di uji cobakan adalah validitas dan reliabilitasnya. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (1998:158) bahwa: “Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan yang penting yaitu valid dan reliabel”. Sedangkan menurut Suprian AS, (1990:36) yaitu: ” Suatu alat pengukur dikatakan valid, jika mengukur betul-betul mengukur apa yang seharusnya diukur. Alat ukur dikatakan reliabel jika alat ukur tersebut mengukur apa yang diukurnya, artinya kapan pun alat ukur tersebut digunakan akan memberikan hasil ukur yang sama”.
Secara rinci penjabaran uji validitas dan reliabilitas angket penelitian ialah sebagai berikut :
a. Uji Validitas
Sesuai yang dikemukakan oleh Suprian AS (1998:10) validitas adalah menyatakan ketepatan dan kemampuan suatu instrumen untuk melaksanakan fungsinya. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan, mamapu mengungkap data dari variabel yang diteliti. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Arikunto, 1996:158). Untuk menguji tingkat validitas alat
(20)
36
ukur ini digunakan rumus korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Person sebagai berikut :
Keterangan :
rxy = Koefesien korelasi
Σ xiyi = Jumlah Perkaitan antara skor suatu butir dengan skor normal
Σ xi = Jumlah skor total dari seluruh responden dalam menjawab 1 soal yang diperiksa validitasnya
Σ yi = Jumlah total seluruh responden dalam menjawab seluruh soal pada instrumen tersebut
n = Jumlah responden uji coba
(Suprian AS, 2001:95) Pengujian validitas dilakukan dengan cara analisis butir (anabut) sehingga perhitungannya merupakan perhitungan setiap item. Hasil perhitungan tersebut kemudian dikonsultasikan kedalam tabel harga
Product Moment dengan taraf kepercayaan 95 %. Kriteria pengujian
validitas adalah jika rhitung > rtabel maka butir tersebut signifikan dan valid. Jika suatu butir tidak valid, maka butir tersebut harus dibuang atau tidak dipakai sebagai pertanyaan kuesioner (Singarimbun, 1989 : 139). Berikut adalah kriteria validitas suatu penelitian menurut Suprian AS (2001:94) :
{
2 2}{
2 2}
) ( ) ( ) )( ( i i i i i i i i xy Y Y n X X n Y X Y X n r Σ − Σ Σ − Σ Σ Σ − Σ =
(21)
Tabel 3.2 Kriteria Validitas Suatu Penelitian
0,80 < rxy ≤ 1,00 Validitas Sangat Tinggi 0,60 < rxy ≤ 0,80 Validitas Tinggi 0,40 < rxy ≤ 0,60 Validitas Sedang 0,20 < rxy ≤ 0,40 Validitas Rendah 0,00 < rxy ≤ 0,20 Validitas Sangat Rendah
rxy ≤ 0,00 Tidak Valid
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukan suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup kuat dapat dipercaya untuk dipergunakan sebagai alat pengumpul data. Untuk mengetahui apakah instrumen yang dipergunakan dalam penelitian ini reliabel, maka dilakukan uji reliabilitas instrumen. Pengertian reliabilitas menurut Suprian AS (2000:97) adalah keajegan (konsisten) terhadap hasil pendeteksian yang dilakukan oleh suatu instrumen. Suatu instrumen dikatan reliabel jika memberikan hasil pendeteksian yang tidak jauh berbeda atau relatif sama terhadap objek yang sejenis.
Dalam menguji reliabilitas alat ukur atau angket, dalam penelitian ini digunakan rumus koefisien Alpha, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
(22)
38
a. Mencari harga varians tiap butir (σb2)
(
2)
2 2 b X X N N σ ∑ ∑ = Keterangan: 2 b
σ = Harga varians total
2 X
∑ = jumlah kuadrat skor total
2
(∑X ) = Kuadrat dari skor total N = Jumlah responden b. Mencari harga varians total (σb2)
( )
2 2 2 b Y Y N N σ ∑ ∑ = Keterangan: 2 bσ = Harga varians total
2 Y
∑ = jumlah kuadrat skor total
2
(∑Y ) = Kuadrat dari skor total
N = Jumlah responden
c. Menghitung reliabilitas angket dengan rumus Alpha
( )
r11 sebagaiberikut:
2
11 1 2
1 b t K r K σ σ ∑ = − −
(23)
Keterangan:
11
r = Reliabilitas instrumen
K = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
2
b σ
∑ = jumlah varians butir
2
t
σ = varians total
Sebagai tolok ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas suatu instrumen dapat menggunakan batasan dari JP. Guilford yang dikutip oleh Rodiah (1998). Dengan kriteria sebagai berikut :
0,800 – 1,000 : Sangat tinggi 0,600 – 0,799 : Tinggi 0,400 – 0,599 : Cukup 0,200 – 0,399 : Rendah
< 0,200 : Sangat Rendah
Kriteria pengujian reliabilitas adalah jika harga t hitung > t tabel, dengan tingkat kepercayaan 99 % dan 95 % serta derajat kebebasan (n-2), maka item tersebut reliabel.
F. Tekinik Analisis Data 1. Analisis Deskripsi Data
Untuk sampai pada tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka data yang terkumpul perlu diolah atau dianalisis dengan teknik-teknik yang benar. Teknik analisis data dimaksudkan untuk menguji hipotesis. Apakah hipotesis dapat diterima atau tidak berdasarkan pertimbangan-pertimbangan kepada hipotesis yang diuji, tujuan penelitian, jenis data dan
(24)
40
variabel penelitian, maka penulis memuruskan untuk memperoleh data secara statistik. Langkah-langkah yang ditempu dalam menganalisa data adalah sebagai berikut :
1. Hitung kembali jumlah lembar hasil test praktek responden.
2. Mengubah data ordinal pada variabel X dan Y menjadi interval, dengan cara memberikan bobot nilai atau skor pada option setiap hasil test praktek berdasarkan Skala Likert. Data yang diperoleh dari hasil penelitian merupakan data yang berbentuk skala ordinal, dimana jarak satu dengan yang lainnya tidak sama. Seperti dikemukakan oleh Sugiyono (1992 : 41) bahwa : “ Skala yang berjenjang dimana sesuatu lebih atau kurang dari yang lain. Data yang diperoleh dari skala ini disebut data ordinal, yaitu data berjenjang yang jarak satu dengan yang lainnya tidak sama”. Adapun jenjang yang terdapat dalam skala ordinal adalah sebagai berikut : sangat mampu, mampu, kurang mampu dan tidak mampu. Data ordinal merupakan data yang menggambarkan kualitas atau keadaan dari objek yang diteliti dan bersifat kualitatif. Untuk itu agar data ordinal dapat diolah dengan metode statistik maka data tersebut harus diubah menjadi data yang berbentuk bilangan atau data kuantitatif. Untuk mempermudah dalam mengolah data maka setiap hasil pengumpulan data responden diberi skor atau nilai sebagai berikut :
(25)
Tabel 3.3. Kriteria Pemberian Skor Terhadap Alternatif Jawaban Pada Variabel X No. Alternatif Jawaban Bobot Nilai
1. Sangat baik 4
2. baik 3
3. Kurang baik 2
4. Sangat Kurang 1
Tabel 3.4. Kriteria Pemberian Skor Terhadap Alternatif Jawaban Pada Variabel Y
No. Alternatif Jawaban Bobot Nilai
1. Sangat terampil 4
2. Terampil 3
3. Kurang terampil 2
4. Tidak terampil 1
3. Menstabilkan data yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut : a. Menghitung skor yang diperoleh dari tiap responden
b. Memberikan skor untuk hasil test praktek, pada variabel X dan variabel Y ke dalam skor standar Z-score dan T-score. Hal ini dilakukan dengan skor mentah yang didapat dan korelasi belum mempunyai arti apa-apa sebelum diolah, artinya dikonversi ke dalam Nilai Akhir (NA).
SD M X Z = i −
(26)
42
Dimana :
X = Data untuk masing-masing pengamat M = Mean/Rata-rata seluruh responden SD = Standar Deviasi
) 1 (
) (
. 2 2
− Σ − Σ = N N X X N
SD i i
(Sudjana, 1996:95) Teknis analisis data uji instrumen yang diukur normalis homogenitas dan perhitungan koefesien korelasi. Adapun langkah-langkah analisis data uji instrumen adalah sebagai berikut :
- Jika datanya berdistribusi normal, dapat dilanjutkan dengan pengetesan homogenitas variansnya.
- Jika homogen dilanjutkan dengan uji – T
- Jika datanya tidak berdistribusi normal, maka digunakan statistik non parametrik.
- Jika datanya berdistribusi normal, tapi variansnya tidak homogen dapat dilanjutkan dengan uji – t.
50 10 . ) ( + − = − SD M X Skor i T
(27)
2. Uji Persyaratan Analisis
a. Uji Normalitas Data
Adapun dalam pengujian normalitas ini yang digunakan adalah uji normalitas Chi-kuadrat (χ2). Dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menghitung rentang skor ( R ) R = Skor tertinggi – Rkor terendah 2. Mencari banyaknya kelas (BK)
BK = 1 + (3,3) Log n
3. Menentukan panjang kelas (P)
BK R P=
4. Menentukan rata-rata (mean)
N X X
M( )=∑
5. Menentukan standar Deviasi (SD)
) 1 ( ) ( 2 2 − ∑ − ∑ = n n X X n SD
6. Menentukan batas luas daerah dengan menggunakan tabel “Luas daerah di bawah lengkung normal O ke Z”.
7. Menentukan luas daerah yakni selisih dari kedua batas.
8. Menentukan harga frekuensi yang diharapkan (Fh), yaitu dengan mengalikan luas daerah dengan jumlah responden.
(28)
44
10. Menentukan 2
(X )hitung dengan rumus
1 1 2
2
1
( t h) h
F F
X
F
− = 11. Menentukan dk dengan rumus :
Dk = BK – 3
12. Selanjutnya hasil perhitungan tersebut dimasukkan kedalam tabel sebagai berikut:
Tabel 3.5. Uji Normalitas distribusi Skor Variabel X
Interval Xti X Z Y Ft Fh Ft' Fh' Ft'-Fh' (Ft'-Fh')
2
X2
∑
Kriteria pengkajian :
Χ2hitung < χ2tabel dengan taraf nyata 0,95 dengan derajat kebebasan (dk) = k – 3, maka data berdistribusi normal. Dan sebaliknya Χ2hitung > χ2tabel maka data berdistribusi tidak normal. Jika hasil pengujian normalitas distribusi variabel X dan variabel Y keduanya berdistribusi normal, maka analisa data menggunakan statistik parametrik. Sebaliknya jika salah satu berdistribusi normal atau keduanya tidak berdistribusi normal, maka analisa data statistik non parametrik.
3. Menghitung Koefesiensi Korelasi
Menghitung korelasi adalah suatu alat statistik yang dapat digunakan untuk membandingkan hasil pengukuran dua variabel yang berbeda agar dapat menentukan tingkat hubungan antar variabel. Koefesien korelasi yang dipakai untuk mengetahui korelasi antara dua variabel yang berjenis interval dan ratio
(29)
adalah dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment, dengan rumus sebagai berikut :
{
2 2}{
2 2}
) ( ) ( ) )( ( i i i i i i i i xy Y Y n X X n Y X Y X n r Σ − Σ Σ − Σ Σ Σ − Σ = Dimana :
rxy = Koefesien korelasi
ΣXi = jumlah harga Xi
ΣYi = jumlah harga Yi n = jumlah sampel
Sedangkan pedoman kriteria penafsiran koefesiensi korelasi menurut Siguyono (1997:216) sebagai berikut :
Tabel 3.6 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefesien Korelasi
Interval Koefesien Tingkat Hubungan
0,00 - 0,199 Sangat Rendah
0,20 - 0,399 Rendah
0,40 - 0,599 Sedang
0,60 - 0,799 Kuat
(30)
46
4. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk menguji apakah hipotesis yang telah diajukan pada penelitian ini, diterima atau ditolak. Untuk menguji kebenaran hipotesis yang telah diajukan, maka dapat diuji dengan rumus :
2
1 2
r n r t
− − =
Keterangan : t = Uji signifikan r = Koefesien korelasi
n = Jumlah responden uji coba
(Sudjana, 1996:380) Koefesien yang harus di uji adalah :
Ha : ρ > 0, melawan Ho : ρ = 0
Dengan tingkat signifikan dan dk tertentu, dengan ketentuan : 1. Terima Ha apabila harga t hitung > t tabel
2. Terima Ho apabila harga t hitung < t tabel
5. Mencari Koefesien Determinasi
Koefesien determinasi bertujuan untuk mengetahui besarnya prosentase pengaruh pemberdayaan laboratotum kerja kayu terhadap peningkatan mutu lulusan pada aspek psikomotor, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
(31)
KD = r2 x 100 %
Dimana :
KD = koefesien determinasi r = nilai koefesien korelasi
(32)
(33)
(34)
58
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab terakhir ini, penulis menguraikan tentang kesimpulan hasil penelitian. Di samping itu diajukan pula beberapa saran yang berpedoman kepada hasil penelitian untuk pengembangan lebih lanjut.
A. Kesimpulan.
Berdasarkan analisis data yang diperoleh, penulis dapat mengambil kesimpulan dari permasalahan yang penelitian yang dikemukakan atau diajukan. Dari data yang telah terkumpul dan hasil analisis sebagaimana yang dilaporkan dalam bab sebelumnya, secara garis besar penelitian ini menjawab pertanyaan yang dirumuskan dalam rumusan masalah. Demikian juga dengan hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa “Terdapat hubungan antara pemberdayaan laboratorium kerja kayu dengan mutu lulusan pada aspek psikomotor” telah terjawab dan dapat diterima, maka dari itu dapat diambil kesimpulan yang secara garis besar adalah sebagai berikut :
1. Pemberdayaan prasarana dan sarana pembelajaran merupakan salah satu cara dalam upaya-upaya peningkatan mutu lulusan.
2. Keberhasilan pemberdayaan laboratorium kerja kayu sebagai prasarana dan sarana pembelajaran dalam meningkatkan mutu lulusan tidak terlepas dari penerapan unsur-unsur pemberdayaan secara profesional.
3. Semakin baik penerapan unsur-unsur pemberdayaan semakin baik pula mutu lulusan yang dihasilkan dari proses pendidikan.
(35)
4. Pemberdayaan laboratorium kerja kayu memiliki hubungan yang kuat dengan memberilan kontribusi sebesar 43,43% terhadap peningkatan mutu lulusan pada aspek psikomotor.
B. Saran
Berdasarkan dari hasil penelitian yang penulis lakukan ada beberapa saran sebagai berikut :
1. Untuk Siswa dan Guru
Dalam upaya peningkatan mutu lulusan hendaknya lebih memaksimalkan penggunaan prasarana dan saran pembelajaran yang telah dimiliki, seperti memaksimalkan penggunaan laboratorium kerja kayu dalam upaya peningkatan mutu lulusan pada aspek psikomotor.
Pada pelaksanaanya pemberdayaan bukan hanya memaksimalkan penggunaannya saja, akan tetapi prasarana dan sarana yang telah dimiliki harus dipelihara dengan baik.
2. Untuk Lembaga (SMK Negeri 4 Tangerang)
SMK Negeri 4 Tangerang hendaknya menjalin kerjasama internal dan eksternal yang lebih baik lagi dalam upaya peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana pembelajaran. Selain itu penerapan unsur-unsur pemberdayaan harus lebih ditingkatkan lagi.
3. Untuk Peneliti Selanjutnya
Penelitian yang dilakukan penulis adalah mengenai pemberdayaan laboratorium kerja kayu dalam peningkatan mutu lulusan pada aspek
(36)
60
psikomotor, merupakan studi kasus dari pemberdayaan prasarana dan sarana pembelajaran dalam peningkatan mutu lulusan. Pada kesempatan ini penulis menyarankan agar dilakukan penelitian dengan studi kasus yang lain dan masih dalam wacana pemberdayaan prasarana dan sarana pembelajaran dalam peningkatan mutu lulusan. Selain itu diadakan penelitian yang lebih lusa lagi tentang pemberdayaan sumber daya pendidikan yang lainnya.
(37)
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. (1985). Penelitian Kependidikan: Prosedur dan Strategi, Bandung : Angkasa.
Atmodiwiryo, S (2000). Manajemen Pendidikan Nasional, Jakarta: Ardadizya Jaya
Fattah, Nanang. (1996). Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.
Mamusung, Y. (1991). Penataan Lahan Bangunan, Perabot, Perlengkapan
Sekolah, Bandung: CV. Mitratama
Mulyasa, E, (2004). Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.
Nasution, S. (1983). Metode Research, Bandung: Jemmars.
Nawawi, H. (1992). Administrasi Pendidikan, Jakarta: Haimasagung.
, (1989). Pedoman Pengelolaan Laboratorium/Workshop Studio
FPTK IKIP Bandung, Bandung: FPTK – IKIP Bandung.
Somantri, Yoyo (2000) Evaluasi Pelaksanaan Praktek Elektronika Digital (ELK
512) Di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK Universitas Pendidikan
Indonesia.
Sudjana, Nana dan Untung Laksmana. (1991). Menyusun Karya Ilmiah Untuk
Memperoleh Angka Kredit, Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Sugiyono,. (1992) Metode Penelitian Administrasi, Bandung: AlfaBeta. Sugiyono,. (1999) Metode Penelitian Bisnis, Bandung: AlfaBeta
Sugiyono,. (1997) Statistika dan Penelitian, Bandung: Alfabet
Suharsimi, Arikunto. (1979). Pengelolaan Materiil, Yogyakarta: Jurusan AP, IKIP Yogyakarta.
. (1993). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta. , (1996). Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta. , (1997). Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta.
(38)
, (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakart : Rineka Cipta.
, (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta.
Suprian, AS (2001). Penelitian Pendidikan. Bandung: FPTK – UPI
Surakhmad, Winarno. (1990) Pengantar Penelitian Ilmiah dan Teknik, Bandung: Tarsito.
Poewadarminta, W.J.S. (1976). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Cetakan ketiga. Widodo, R. (1983). Pengelolaan Laboratorium/Workshop Keterampilan Teknik,
P2LPTK.
(1)
(2)
58 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab terakhir ini, penulis menguraikan tentang kesimpulan hasil penelitian. Di samping itu diajukan pula beberapa saran yang berpedoman kepada hasil penelitian untuk pengembangan lebih lanjut.
A. Kesimpulan.
Berdasarkan analisis data yang diperoleh, penulis dapat mengambil kesimpulan dari permasalahan yang penelitian yang dikemukakan atau diajukan. Dari data yang telah terkumpul dan hasil analisis sebagaimana yang dilaporkan dalam bab sebelumnya, secara garis besar penelitian ini menjawab pertanyaan yang dirumuskan dalam rumusan masalah. Demikian juga dengan hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa “Terdapat hubungan antara pemberdayaan laboratorium kerja kayu dengan mutu lulusan pada aspek psikomotor” telah terjawab dan dapat diterima, maka dari itu dapat diambil kesimpulan yang secara garis besar adalah sebagai berikut :
1. Pemberdayaan prasarana dan sarana pembelajaran merupakan salah satu cara dalam upaya-upaya peningkatan mutu lulusan.
2. Keberhasilan pemberdayaan laboratorium kerja kayu sebagai prasarana dan sarana pembelajaran dalam meningkatkan mutu lulusan tidak terlepas dari penerapan unsur-unsur pemberdayaan secara profesional.
3. Semakin baik penerapan unsur-unsur pemberdayaan semakin baik pula mutu lulusan yang dihasilkan dari proses pendidikan.
(3)
59
4. Pemberdayaan laboratorium kerja kayu memiliki hubungan yang kuat dengan memberilan kontribusi sebesar 43,43% terhadap peningkatan mutu lulusan pada aspek psikomotor.
B. Saran
Berdasarkan dari hasil penelitian yang penulis lakukan ada beberapa saran sebagai berikut :
1. Untuk Siswa dan Guru
Dalam upaya peningkatan mutu lulusan hendaknya lebih memaksimalkan penggunaan prasarana dan saran pembelajaran yang telah dimiliki, seperti memaksimalkan penggunaan laboratorium kerja kayu dalam upaya peningkatan mutu lulusan pada aspek psikomotor.
Pada pelaksanaanya pemberdayaan bukan hanya memaksimalkan penggunaannya saja, akan tetapi prasarana dan sarana yang telah dimiliki harus dipelihara dengan baik.
2. Untuk Lembaga (SMK Negeri 4 Tangerang)
SMK Negeri 4 Tangerang hendaknya menjalin kerjasama internal dan eksternal yang lebih baik lagi dalam upaya peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana pembelajaran. Selain itu penerapan unsur-unsur pemberdayaan harus lebih ditingkatkan lagi.
3. Untuk Peneliti Selanjutnya
Penelitian yang dilakukan penulis adalah mengenai pemberdayaan laboratorium kerja kayu dalam peningkatan mutu lulusan pada aspek
(4)
60
psikomotor, merupakan studi kasus dari pemberdayaan prasarana dan sarana pembelajaran dalam peningkatan mutu lulusan. Pada kesempatan ini penulis menyarankan agar dilakukan penelitian dengan studi kasus yang lain dan masih dalam wacana pemberdayaan prasarana dan sarana pembelajaran dalam peningkatan mutu lulusan. Selain itu diadakan penelitian yang lebih lusa lagi tentang pemberdayaan sumber daya pendidikan yang lainnya.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. (1985). Penelitian Kependidikan: Prosedur dan Strategi, Bandung : Angkasa.
Atmodiwiryo, S (2000). Manajemen Pendidikan Nasional, Jakarta: Ardadizya Jaya
Fattah, Nanang. (1996). Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.
Mamusung, Y. (1991). Penataan Lahan Bangunan, Perabot, Perlengkapan Sekolah, Bandung: CV. Mitratama
Mulyasa, E, (2004). Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.
Nasution, S. (1983). Metode Research, Bandung: Jemmars.
Nawawi, H. (1992). Administrasi Pendidikan, Jakarta: Haimasagung.
, (1989). Pedoman Pengelolaan Laboratorium/Workshop Studio FPTK IKIP Bandung, Bandung: FPTK – IKIP Bandung.
Somantri, Yoyo (2000) Evaluasi Pelaksanaan Praktek Elektronika Digital (ELK 512) Di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK Universitas Pendidikan Indonesia.
Sudjana, Nana dan Untung Laksmana. (1991). Menyusun Karya Ilmiah Untuk Memperoleh Angka Kredit, Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Sugiyono,. (1992) Metode Penelitian Administrasi, Bandung: AlfaBeta. Sugiyono,. (1999) Metode Penelitian Bisnis, Bandung: AlfaBeta
Sugiyono,. (1997) Statistika dan Penelitian, Bandung: Alfabet
Suharsimi, Arikunto. (1979). Pengelolaan Materiil, Yogyakarta: Jurusan AP, IKIP Yogyakarta.
. (1993). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta. , (1996). Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta. , (1997). Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta.
(6)
, (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakart : Rineka Cipta.
, (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta.
Suprian, AS (2001). Penelitian Pendidikan. Bandung: FPTK – UPI
Surakhmad, Winarno. (1990) Pengantar Penelitian Ilmiah dan Teknik, Bandung: Tarsito.
Poewadarminta, W.J.S. (1976). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Cetakan ketiga. Widodo, R. (1983). Pengelolaan Laboratorium/Workshop Keterampilan Teknik,
P2LPTK.