Implementasi rencana strategi sarana prasarana di SMPN 5 Tangerang Selatan

(1)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)

Oleh:

Dhiza Namira Fatihany

(1110018200045)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

Program Studi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. April 2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses perencanaan, pengadaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana di SMPN 5 Tangerang Selatan. strategi diartikan sebagai suatu rencana untuk memimpin suatu angkatan perang agar dapat selalu memenangkan perang. Sarana pendidikan yaitu perlengkapan yang secara langsung dipergunakan untuk proses pendidikan, seperti meja, kursi, kelas, dan media pengajaran. Prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah.

Jenis metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dengan menggunakan pendekatan analisis deskriptif, instrumen pengumpulan data penelitian menggunakan instrumen : observasi awal, dokumentasi serta wawancara dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana, kepala TU dan beberapa guru

Hasil penelitian menunjukan bahwa perencanaan, pengadaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana di SMPN 5 Tangerang Selatan belum semuanya terlaksana dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari keadaan beberapa fasilitas sarana dan prasarana yang ada seperti laboratorium biologi yang disatukan dengan gudang dan ruang guru yang kurang luas sehingga mengakibatkan suasana yang kurang kondusif.


(6)

Jakarta: Program Management Studies Faculty of Education and Teaching Tarbiyah, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta.April 2015

This study aims to determine the planning, procurement and maintenance of facilities and infrastructure at SMPN 5 South Tangerang.the strategy is defined as a plan to lead an army in order to always win the war.Education means that the equipment is directly used for the educational process, such as tables, rate i, class, and teaching media.Education infrastructure are all basic accessory device that indirectly support the implementation of the educational process at school. This type of method is carried out in this study is a qualitative research, using descriptive analysis approach, using research data collection instruments instruments: initial observation, documentation and interview with the school principal, vice principal fields of infrastructure, head of TU and some teachers The results showed that the planning, procurement and maintenance of facilities and infrastructure at SMPN 5 South Tangerang's not all done well.It can be seen from the state of some facilities of existing infrastructure such as biology laboratory and warehouse space together with teachers who are less extensive, resulting in an atmosphere which is less conducive.


(7)

i

Dalam penulisan skripsi yang berjudul “Implementasi Rencana Strategi Sarana Prasarana di SMPN 5 Tangerang Selatan“ penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Namun inilah usaha maksimal yang dapat penulis lakukan.

Penulis juga menyadari sepenuhnya tentunya ada pihak-pihak yang berkontribusi baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd, ketua Program Studi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, juga selaku dosen pembimbing kedua, saya sangat berterima kasih kepada beliau, karena beliau selalu memberi arahan kepada penulis dan teman-teman untuk segera menyelesaikan skripsi. 3. Dr. Fathi Ismail MM, dosen pembimbing pertama yang selalu

meluangkan waktu untuk membimbing penulis hingga selesainnya skripsi ini. Semoga Allah selalu memberikan keberkahan dalam hidupnya. Amin.

4. Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan khususnya dosen-dosen di Prodi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Alan Suherlan. S.Pd, MM. Kepala Sekolah SMPN 5 Tangerang Selatan yang dengan ramah dalam menerima dan membantu penulis selama proses penelitian.

6. Bapak dan Ibu guru, serta bagian Tata Usaha yang sangat ramah dalam memberikan informasi yang penulis perlukan dalam skripsi ini,


(8)

ii

semangat moril maupun materiil. Yang selalu bekerja keras untuk menghidupi keluarga kecil kami. Terimakasih banyak Ayah. Kamu yang terbaik.

8. H. Dadang Sutrisna, ayah yang selalu memberikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi dan mendapat gelar S1 di UIN Syarif Hidayatullah.

9. Hj. Sri Mulyati, Amih yang baik, yang selalu membantu mengurus dan menjaga Syaqilla semasa penulis menyelesaikan skripsi.

10. Kedua Kakak, Rizsky Pratama Sutrisna, S.Sos dan Rizsa Mulyawan, ST, serta kedua kakak ipar yaitu Anggraini Puspitasari SE, Robiatul Alawiyah SE. Terimakasih telah memberikan semangat dan pengalaman kepada penulis.

11. Syaqilla Kanaya Adzra anak cantik yang memberikan senyuman semangat untuk bunda. Terimakasih sayang, kamu anak yang pintar. Bunda sayang Qilla selalu.

12. H. Supandi Mansyur dan Hj. Nuraini bapak dan mama mertua terimakasih sudah mendoakan dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi. Untuk mama mertua semoga Allah memberikan mama kesehatan. Amin ya rabbal alamin

13. Teman-teman di Program Studi Manajemen Pendidikan angkatan 2010 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya kepada Popy Lukitawati, Ayunda Septiani, Nofita Dian, Ratih Kusumawati, Sity Nurjannah, Titin Khumedah, Nurul Aulia Islamika, makasih geng mecin udah mengajak penulis makan mecin terus dan Ari istiara yang rela mengorbankan waktunya untuk membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi, Lia Dahlia makasih udah jadi teman semasa


(9)

iii

penulis termotivasi dalam menyelesaikan skripsi.

15. Untuk semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu, terima kasih atas segala bantuannya dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat.

Skripsi ini adalah murni hasil karya penulis sendiri. Oleh karena itu penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan pelaksanaan penelitian mendatang.

Jakarta, 28 April 2015 Penulis


(10)

iv LEMBARAN PERNYATAAN

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

ABSTRAK ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian... ..6

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR A. Pengertian Strategi ... 7

1. Perumusan Strategi ... ..8

a. Strategi Umum ... 10

b. Strategi Operasional ... 11

B. Sarana dan Prasarana Pendidikan 1. Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 13

2. Tujuan Sarana dan Prasarana Pendidikan ... .15

3. Macam-macam Sarana dan Prasarana Pendidikan ... .16

a. Ditinjau dari Habis Tidaknya Dipakai ... 16

b. Ditinjau dari Bergerak Tidaknya Pada Saat Digunakan ... 16

c. Ditinjau dari Hubungan dengan Proses Belajar ... 17

4. Pengelolaan Sarana dan Prasarana ... ..18


(11)

v BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 30

B. Metode Penelitian ... 30

C. Sumber dan Jenis Data ... 31

1. Sumber Data ... 31

2. Jenis Data ... 31

D. Teknik Pengumpulan Data ... 31

E. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 32

F. Analisa Data ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 35

1. Profil SMPN 5 Tangerang Selatan ... 35

2. Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMPN 5 Tangerang Selatan ... 36

3. Keadaan Siswa ... 38

4. Prestasi Siswa ... 39

B. Deskripsi dan Analisa Data ... ...40

1. Sarana dan Prasarana di SMPN 5 Tangerang Selatan ... …40

2. Formulasi Strategi Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 42

a. Perumusan Strategi ... 42

b. Strategi Umum ... 46

c. Strategi Operasional ... 49

d. Implementasi Strategi Pengelolaan Sarana dan Prasarana ... 52


(12)

vi BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 59 B. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(13)

vii

3.1 Kisi-kisi Instrumen Wawancara 32

4.1 Data Tenaga Pendidik SMPN 5 Tangerang Selatan 36

4.2 Data Tenaga Kependidikan 37

4.3 Data Siswa 3 Tahun Terakhir 38

4.4 Prestasi Akademik 39

4.5 Prestasi Non Akademik 39


(14)

vii

3.1 Kisi-kisi Instrumen Wawancara 41

4.1 Data Tenaga Pendidik SMPN 5 Tangerang Selatan 41

4.2 Data Tenaga Kependidikan 41

4.3 Data Siswa 3 Tahun Terakhir 42

4.4 Prestasi Akademik 43

4.5 Prestasi Non Akademik 44


(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah hal yang perlu dimiliki setiap orang, untuk investasi di masa depan. Pada hakikatnya, pendidikan di zaman era globalisasi menuntut manusia untuk lebih kreatif. Dengan pendidikan SDM akan mudah atau mampu mengatasi masalah-masalah yang terdapat disebuah organisasi atau sekolah. Memang sesungguhnya bahwa manusia merupakan unsur terpenting dalam organisasi atau sekolah. Mengingat pentingnya unsur manusia itulah mengapa dalam menyusun suatu perencanaan atau program, jenis, jumlah dan kualifikasi para pelaksananya harus tergambar secara jelas.1Sekolah membutuhkan manusia-manusia yang pandai dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 2 disebutkan bahwa

“Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap

tuntutan perubahan zaman.”2

1 Sondang P. Siagian, Analisis serta Perumusan Kebijaksanaan dan Strategi Organisasi,

1993,Jakarta: CV. Haji Masagung, h.87


(16)

Dalam konteks ini bahwa Pendidikan nasional harus berdasarkan pada Pancasila dan Undang-undang. Yang diharapkan peserta didik dapat menerapkan nilai-nilai agama, menjadi pribadi yang baik, taat kepada Tuhan yang Maha Esa, menerapkan kebudayaan nasional Indonesia dan dapat mengikuti perkembangan zaman. Pada era globalisasi hal yang penting dipersiapkan adalah manusia yang berkompeten. Untuk melahirkan manusia tersebut harus melalui jalur pendidikan. Pada saat ini masyarakat semakin menyadari bahwa pendidikan sangat penting untuk menghadapi tantangan dimasa mendatang. Sumber daya manusia yang berkompeten juga dilahirkan untuk mengembangkan IPTEK, agar siap untuk menghadapi tantangan eksternal. Terbukti pada saat ini tekhnologi sudah masuk di dunia pendidikan. Dimana setiap siswa dapat mengakses informasi secara efisien dan efektif.Sekolah mempunyai pihak-pihak terkait mengenai perencanaan program pendidikan di sekolah. Pihak-pihak tersebut sangat dibutuhkan ide, ilmu pengetahuannya dalam merumuskan perencanaan strategis.

Perencanaan strategis adalah suatu kegiatan jangka panjang yang dilakukan organisasi dalam menentukan strategi atau rancangan untuk mengelola kondisi saat ini untuk melakukan proyeksi ke masa yang akan datang, apa saja yang dikerjakan, siapa yang melakukan, dan sebagainya, demi mencapai keberhasilan yang diinginkan. Pentingnya perencanaan strategi adalah memberikan kerangka dasar mengenai perencanaan-perencanaan apa saja yang harus dibentuk, perencanaan strategi membantu akan pemahaman akan bentuk-bentuk perencanaan lainnya, perencanaan strategi memberikan konsepsi yang jelas bagi sebuah instansi untuk memformulasikan sasaran serta rencana-rencana yang dapat menentukan keberhasilan suatu organisasi atau instansi.

Perencanaan strategis mengandaikan bahwa sebuah organisasi harus tanggap terhadap lingkungan yang dinamis yang sulit diramal. Perencanaan strategis menekankan pentingnya membuat keputusan-keputusan yang menempatkan organisasi khususnya sekolah untuk berhasil menanggapi perubahan lingkungan. Fokus perencanaan strategis adalah pada pengelolaan


(17)

strategis, artinya, penerapan pemikiran strategis pada tugas pemimpin sebuah organisasi sekolah guna mencapai tujuan.3Perencanaan strategis memudahkan suatu organisasi untuk menentukan sasaran dan rencana-rencana yang dapat menunjang dalam proses pendidikan. Salah satunya yang dapat memajukan mutu sekolah adalah sarana dan prasarana.

Sebagai lembaga pendidikan, dalam melaksanakan pendidikan tentu diperlukan hal-hal yang menunjang proses kegiatan belajar mengajar. Proses kegiatan belajar memerlukan tempat yang layak sesuai standarisasi sarana prasarana yang ada, tempat yang nyaman untuk proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar. Sarana prasarana yang mengacu untuk keberlangsungan proses belajar mengajar setidaknya memiliki tempat yang layak untuk berlangsungnya proses KBM. Karena proses KBM yang baik juga ditunjang dari sarana-prasarana nya. Sarana prasarana yang memadai dapat membantu mencari informasi, membantu menggali informasi, memudahkan guru dalam memberikan materi dengan media-media pembelajaran yang aktif dan unik, sehingga peserta didik dapat menerima pelajaran dengan baik. Sarana prasarana yang baik tentu sesuai dengan standarisasi sarana prasarana. Menurut UU dan Peraturan Pemerintah RI pasal 42 ayat 2 “Bahwa setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi dan ruang atau tempat yang lain diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.”4

Sarana prasarana pendidikan harus sesuai dengan rencana yang sudah dibuat, harus pula sesuai dengan standarisasi yang ada, sehingga ketercapaian tujuan terlaksana dengan baik. Untuk menunjang proses belajar mengajarpun bisa terlaksana dengan baik, dengan sarana prasarana yang memadai. Sekolah yang baik tidak hanya sekolah yang mempunyai guru yang berkompeten,

3 Michael Allison Jude Kaye, Perencanaan Strategis bagi Organisasi Nirlaba, 2005, Jakarta: Media Grafika, h.5


(18)

tetapi juga dilihat dari sarana prasarananya menunjang atau tidak. Maka setiap satuan pendidikan harus mengiuti standar yang ada.

Sarana prasarana harus tersedia semaksimal mungkin untuk menjadi daya tarik calon peserta didik. Apabila sarana prasarana kurang memadai, maka akan menghambat pada keberlangsungan proses belajar mengajar yang merupakan hal terpenting untuk memberikan penjelasan secara lebih baik kepada peserta didik. Namun, bila pengelolaan sarana dan prasarananya tidak baik, akan terjadi ketidaktepatan dalam proses pengelolaannya, mulai dari cara pengadaan, penyimpanannya, pemeliharaan perlengkapan, penginventarisasian, maupun penghapusan. Karena asbab tersebut banyak pengelola yang kurang memahami standarisasi dari sarana dan prasarana yang sebenarnya.

Fenomena yang terjadi di sekolah adalah kurang nyamannya tempat belajar mengajar tersebut dikarenakan setiap hujan mengalami banjir, karena didalam sekolah ada sebuah sungai yang menghubungkan ruang kepala sekolah dengan ruang guru dan ruang kelas. Ketika banjir datang, air masuk sampai ke dalam semua ruangan. Yang pada akhirnya kepala sekolah meliburkan kegiatan belajar mengajar tersebut. Sehingga hal tersebut sangat mengganggu kegiatan yang sedang berlangsung.

Karena ketidaknyamanan tersebut, kepala sekolah mengambil sebuah kebijakan dengan mengajukan relokasi lahan agar tidak terjadi dengan hal-hal yang diinginkan kembali, tetapi belum ada respon yang diharapkan dari pihak Pemda. Pengelolaan sarana prasarana disekolah ini belum maksimal karena berbagai masalah yaitu keterbatasan dana yang menghambat proses pengadaan, pemeliharaan dan perbaikan sapras. Sumber dana yang diterima oleh sekolah ini ada 3 yaitu dana BOS, BOSDA dan lain-lain. Dana yang diterima tidak bisa langsung diterima secara tepat waktu, sehingga dalam proses pengadaan, perbaikan harus menunggu dana cair. Missal, pada perbaikan, mengajukannya pada 2013 mungkin saja bisa terealisasinya pada tahun depan.


(19)

Sekolah mempunyai kebutuhan yang sangat banyak mulai dari sarana dan prasarananya, tetapi jumlah dana yang diterima tidak sesuai dengan kebutuhan yang direncanakan. Birokrasi yang tidak udah sehingga masalah yang terjadi pada sarana dan prasarana disekolagh tidak dapat diselesaikan secara tepat waktu. Maka dengan ini penulis mengambil judul “Implementasi Strategi Pengelolaan Sarana dan Prasarana di SMPN 5 kota Tangerang

Selatan”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka dapat dilakukan identifikasi masalah sebagai berikut :

1. Lokasi gedung sekolah yang tidak strategis.

2. Keterbatasan dana yang menghambat keberlangsungan pencapaian fasilitas secara optimal.

3. Dana yang turun dari pusat tidak tepat waktu. 4. Ketidaksesuaian antara jumlah dana dan kebutuhan. 5. Belum optimalnya strategi pengelolaan yang digunakan

6. Keterbatasan pemahaman tim khusus mengenai pengelolaan sarana dan prasarana.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut maka dapat dilakukan pembatasan masalah sebagai berikut:

1. Belum maksimalnya pencapaian strategi perencanaan dalam mengelola sarana prasarana.

2. Ketidaksesuaian antara jumlah dana dan kebutuhan sarana dan prasarana.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah tersebut maka dapat dilakukan perumusan masalah sebagai berikut: “Bagaimana implementasi strategi pengelolaansarana dan prasarana di SMPN 5 Tangerang Selatan”


(20)

E. Tujuan Penulisan

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui strategipengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di SMPN 5 Tangerang Selatan.

2. Mengetahui strategi umum dan strategi operasional di SMPN 5 Tangerang Selatan dalam implementasi strategi sarana dan prasarana. 3. Mengetahui proses perencanaan, pengadaan serta pemeliharaan di SMPN

5 Tangerang Selatan

F. Manfaat Penulisan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:

1. Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah wawasan dan informasi baru yang berguna, khususnya dibidang manajemen pendidikan dalam mengelola sistem pendidikan, terkait dengan program sarana prasarana demi menunjang kegiatan belajar mengajar.

2. Bagi lembaga pendidikan, penelitian ini dapat memberi masukan, ide, gagasan, dan mampu memberikan sumbangan pemikiran pada pihak yang terkait dalam dunia pendidikan, bahwa mutu pendidikan tidak hanya terukur oleh kualitas tenaga pendidik, tetapi juga dari sarana prasarana pendidikan.

3. Bagi pembaca, penelitian ini dijadikan sebagai bahan referensi bagi sekolah untuk termotivasi dalam mencapai strategi sarana prasarana pendidikan agar menjadi lebih berkualitas.


(21)

7 BAB II KAJIAN TEORI

A. Pengertian Strategi

Menurut Crown Dirgantoro kata strategi berasal dari bahasa Yunani yang berarti kepemimpinan dalam ketentaraan. Konotasi ini berlaku selama perang yang kemudian berkembang menjadi manajemen ketentaraan dalam rangka mengelola para tentara bagaimana melakukan mobilisasi pasukan dalam jumlah yang besar, bagaimana mengkoordinasikan komando yang jelas, dan lain sebagainya.1

Bambang Tri Cahyono menjelaskan strategi diartikan sebagai suatu rencana untuk memimpin suatu angkatan perang agar dapat selalu memenangkan perang. selain itu beliau juga menjelaskan strategi dalam konteks bisnis, strategi menggambarkan arah bisnis yang mengikuti lingkungan yang dipilih dan merupakan pedoman untuk mengalokasikan sumber daya dan usaha suatu organisasi.2

Setiap organisasi membutuhkan strategi manakala menghadapi situasi yang dijelaskan oleh Jain sebagai berikut:

a. Sumber daya yang dimiliki terbatas.

b. Ada ketidakpastian mengenai kekuatan bersaing organisasi.

1 Crown Dirgantoro, Manajemen Stratejik, ( Jakarta: PT.Grasindo, 2004) cet.II, h.5 2 Bambang Tri Cahyono, Manajemen Strategi, (Jakarta: Badan Penerbit IPWI, 1996), h.3


(22)

c. Komitmen terhadap sumber daya tidak dapat diubah lagi.

d. Keputusan-keputusan harus dikoordinasikan antar bagian sepanjang waktu.

e. Ada ketidakpastian mengenai pengendalian inisiatif.3

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa strategi adalah suatu rencana untuk menghadapi peperangan, dimana seorang pemimpin yang memimpin suatu perang agar dapat selalu memenangkan perang. Strategi juga sebuah arahan, tujuan, seni untuk mengimplementasikan dalam sebuah kegiatan yang untuk mencapai sasaran yang diinginkan. Strategi dibutuhkan ketika harus mengelola sumber daya, bagaimana sumberdaya yang terbatas bisa dimanfaatkan secara maksimal. Strategi dibutuhkan ketika ada ketidakpastian mengenai kekuatan bersaing, selain itu komitmen sumberdaya tidak dapat diubah lagi maka strategi harus bekerja untuk menjalankan komitmen sehingga komitmen tersebut dapat berjalan sesuai yang direncanakan. Strategi juga dibutuhkan ketika keputusan-keputusan harus dikoordinasikan sepanjang waktu, karena sebuah keputusan harus dikoordinasikan kepada karyawan atau bawahan yang bekerja sama dalam menjalankan strategi agar strategi dapat berjalan sebagaimana mestinya.

Biasanya pengendalian inisiatif dapat dilakukan secara berlebih, karena inisiatif datang dari diri manusia dari akal manusia, kesalahan-kesalahan yang dilakukan manusia bisa diberantas dengan strategi yang baik dan benar. Strategi bisa digunakan untuk mensukseskan rencana-rencana yang telah direncanakan agar tercapainya sebuah rencana yang telah ditentukan.

1. Perumusan Strategi

Perumusan strategi yang sukses tidak menjamin implementasi strategi yang sukses. Pada kenyataannya lebih sulit dalam melaksanakan implementasi daripada mengatakan bahwa sedang berusaha melakukannya (perumusan strategi). Meskipun berhubungan, tetapi implementasi dengan perumusan berbeda konsep. Formulasi strategi dan impementasi dapat dibedakan berdasarkan hal-hal sebagai berikut:


(23)

a. Perumusan strategi adalah memosisikan kekuatan sebelum dilakukan tindakan

b. Implementasi strategi adalah mengelola kekuatan yang mengelola semua hal selama tindakan dijalankan

c. Perumusan strategi berfokus pada efektivitas d. Implementasi strategi berfokus pada efisiensi

e. Perumusan strategi terutama adalah proses intelektual f. Implementasi strategi terutama adalah proses operasional

g. Perumusan strategi membutuhkan keahlian intuitif dan analisa yang baik

h. Implementasi strategi membutuhkan motivasi khusus dan keahlian kepemimpinan

i. Perumusan strategi membutuhkan koordinasi di antara beberapa individu

j. Implementasi strategi membutuhkan koordinasi di antara banyak individu.4

Perumusan strategi tidak selalu menjamin implementasi yang baik. Karena pada hakikatnya implementasi lebih sulit daripada perencanaannya, hambatan-hambatan selalu datang dan selalu mencari solusi yang terbaik agar tercapainya implementasi yang maksimal. Perbedaan-perbedaan yang melihatkan bahwa perumusan strategi dengan implementasi strategi sangat berbeda konsep tetapi tetap berhubungan yaitu perumusan strategi lebih kepada perencanaan sebelum dilakukannya tindakan. Perumusan menitikberatkan pada efektivitas atau tepat guna sedangkan implementasi strategi lebih kepada tepat sasaran. Perumusan strategi terutama adalah proses intelektual sedangkan implementasi proses operasional, karena perumusan strategi lebih kepada pemikiran yang matang agar terkonsep dan tidak salah dalam mengambil keputusan. Sedangkan implementasi lebih kepada proses yang dijalankan. Perumusan

4 Fred R. david, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Salemba Empat, 2006) edisi 10 h.338-339


(24)

strategi membutuhkan keahlian intuitif dan analisa yang baik jadi perumusan strategi harus mmpunyai keahlian evaluasi yang tepat secara cepat dengan analisa yang baik. Implementasi strategi membutuhksn motivasi khusus dan keahlian kepemimpinan. Pada penerapannya proses implementasi membutuhkan kepemimpinan untuk memonitori target target yang ingin dicapai. Perumusan strategi membutuhkan koordinasi setiap individu karna perumusan strategi dibuat oleh team-team yang bersangkutan, tidak banyak campur tangan tetapi hasil yang memuaskan. Sedangkan implementasi strategi harus dengan persetujuan atau kerjasama oleh banyak individu, karena pada penerapannya lebih sulit daripada perumusannya, jadi membutuhkan banyak orang seperti contoh di sekolah yang dibantu oleh karyawan, guru, dan staf-staf lain.

a. Strategi Umum

Para perancang sistem perencanaan sepakat tentang pentingnya peran strategi umum. Strategi umum sering disebut dengan strategi induk atau bisnis, memberikan arah bagi tindakan-tindakan strategik. Mereka merupakan dasar bagi tindakan terkoordinasi dan berkesinambungan yang diarahkan untuk mencapai sasaran bisnis jangka panjang. Strategi umum menetapkan periode waktu untuk mencapai sasaran jangka panjang. 5 Jadi, suatu strategi umum dapat didefinisikan sebagai rencana induk yang pedoman tindakan-tindakan penting yang akan dilakukan oleh perusahaan dalam jangka waktu yang telah ditetapkan. Setiap perusahaan harus mempunyai strategi umum karena merupakan acuan untuk mencapai tujuan.

Tujuan strategi umum ada dua: (1) menyajikan, menguraikan, membahas yang perlu dipertimbangkan para manajer strategic dan (2) menyajikan ancangan untuk memilih salah satu strategi umum yang optimal dari alternative-alternatif yang ada.

5 Pearce dan Robinson, Manajemen Strategis Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian, (Jakarta: Binarupa Aksara,1997), jilid 1, h. 289.


(25)

Dari tujuan strategi umum dapat disimpulkan bahwa strategi umum membahas hal-hal yang akan dipertimbangkan sehingga tidak salah langkah dalam mengimplementasikannya. Strategi umum juga menyajikan rencana yang optimal dari alternative yang telah disediakan.

b. Strategi Operasional

Rencana operasional disusun berdasarkan Renstra dan tidak boleh menyimpang dari Renstra sehingga antara renstra dan Renop harus terkait dan terdapat benang merah. Renstra dan Renop inilah yang selanjutnya akan dipergunakan sebagai dasar untuk melakukan monitoring dan evaluasi, pembinaan, dan pembimbing oleh berbagai pihak yang berkepentingan dengan sekolah. Berikut langkah-langkah menyusun rencana operasional yaitu (1) melakukan analisis lingkungan sekolah saat ini, (2) melakukan analisis pendidikan sekolah saat ini, (3) melakukan analisis pendidikan sekolah satu tahun kedepan, (4) merumuskan kesenjangan antara pendidikan sekolah saat ini dan satu tahun kedepan, (5) merumuskan tujuan tahunan, (6) mengidentifikasi urusan-urusan sekolah yang perlu dilibatkan untuk mencapai setiap sasaran dan yang masih perlu diteliti tingkat kesiapannya, (7) melakukan analisis SWOT, (8) menyusun langkah-langkah pemecahan persoalan, (9) menyusun rencana program sekolah, (10) menentukan milestone (output apa dan kapan dicapai), (11) menyusun rencana biaya, (12) menyusun rencana pelaksanaan program, (13) menyusun rencana pemantauan dan evaluasi, (14) membuat jadwal pelaksanaan program, (15) menentukan penanggungjawab program.6


(26)

Dapat disimpulkan bahwa rencana operasional disusun berdasarkan Renstra dan tidak boleh menyimpang, karena akan menjadi pedoman dalam menjalankan monitoring dan evaluasi terhadap proses disekolah. Terdapat langkah-langkah dalam rencana operasional yaitu melakukan analisis lingkungan sekolah, analisis lingkungan ini menitikberatkan pada lingkungan sekolah yang cakupannya lebih sempit dan berpengaruh pada operasional sekolah. Selanjutnya melakukan analisis sekolah saat ini, analisis ini dilakukan dalam menganalisis internal yang ada disekolah yang akan dan mempengaruhi penyelenggaraan pendidikan. Melakukan analisis satu tahun kedepan dimaksudkan agar sekolah dapat mempunyai potret sekolah yang diharapkan pada satu tahun kedepan, menentukan kesenjangan antara situasi sekolah dan yang akan diharapkan satu tahun kedepan sehingga apa yang diharapkan sekolah dapat dicapai. Merumuskan tujuan atau sasaran merupakan penjabaran dari tujuan sekolah yang lebih rinci terukur dari lima tahunan dalam renstra. Melakukan identifikasi terhadap fungsi-fungsi yang diperlukan untuk mencapai sasaran tersebut. Melakukan analisis swot untuk mengenali tingkat kesiapan pada sekolah tersebut. Merumuskan alternative pemecahan persoalan yang dimaksudkan agar ketika planning A tidak dapat berjalan atau gagal sekolah juga harus memilki planning B untuk memberikan solusi yang tepat. Pihak terkait seperti kepsek, komite sekolah dll menentukan program-program untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Menentukan tonggak-tonggak keberhasilan yaitu apa saja yang menjadi kunci keberhasilan dalam waktu kapan akan dicapai. Menyusun rencana biaya atau yang disebut dengan RAPBS. Didalam RAPBS sudah jelas bahwa setiap program atau kegiatan harus nampak jelas dan terperinci untuk memudahkan dalam menentukan dana yang diperlukan.


(27)

Perumusan atau penyusunan rencana pelaksanaan program lebih kepada cara untuk mensukseskan tujuan yang akan dicapai. Menyusus rencana evaluasi yang dimaksudkan agar setiap kegiatan dapat terkontrol dan dapat memperbaiki kelemahan-kelemahannya. Jika program-program telah disusun makan diperlukan alokasi waktu atau membuat jadwal pelaksanaan program. Setiap kegiatan harus menentukan siapa yang menjadi penanggungjawab program agar setiap kegiatan dapat dipertanggungjawabkan.

B. Sarana dan Prasarana Pendidikan

1. Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan

Guru merupakan sumber daya manusia yang menentukan keberhasilan proses pendidikan. Guru juga harus mampu mengelola proses belajar mengajar secara professional. Namun, bukan berarti bahwa unsur-unsur lain tidak pentiing dalam meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu yang penting pula dalam proses kegiatan pendidikan ialah sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana pendidikan tentu memiliki peran yang penting dalam proses kegiatan belajar mengajar. Pendidikan dewasa ini menuntut pendidikan untuk terus mengikuti perkembangan zaman, tekhnologi yang dibutuhkan, tidak terlepas oleh pentingnya sarana dan prasarana yang diperlukan dan dibutuhkan oleh murid.

Sarana dan prasarana pendidikan sangat menunjang proses kegiatan belajar mengajar untuk menjadikan proses pendidikan lebih baik efektif dan efisien. Sarana prasarana sekolah harus dipelihara dengan baik agar nilai kegunaannya terjaga sehingga proses pendidikan dapat terlaksana dengan baik. Berikut definisi sarana dan prasarana pendidikan menurut para ahli.


(28)

Manajemen sarana dan prasarana pendidikan dalam istilah asing

terkenal dengan istilah “school plant administration”, yang mencakup lahan, bangunan, perabot, dan perlengkapan pendidikan/sekolah.7

Menurut Sri Minarti, Sarana pendidikan yaitu perlengkapan yang secara langsung dipergunakan untuk proses pendidikan, seperti meja, kursi, kelas, dan media pengajaran.8 Menurut Ibrahim Bafadal, Sarana pendidikan adalah semua perangkat, peralatan, bahan, dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan disekolah.9

Kedua pendapat tersebut menjelaskan bahwa sarana pendidikan adalah semua perangkat, baik itu peralatan, bahan maupun perabot yang secara langsung digunakan dalam penyelenggaraan proses pendidikan di sekolah.

Menurut Ali Imron dan kawan-kawan, Prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah.10 Menurut Suryadi, prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan.11

Dari definisi menurut para ahli diatas. Maka dapat disimpulkan bahwa pengertian sarana dan prasarana pendidikan adalah segala proses kegiatan pendidikan yang direncanakan yang dapat menunjang proses kegiatan pendidikan baik menunjang secara langsung maupun tidak langsung. Sarana dan prasarana yang digunakan dalam proses belajar akan mendapat nilai penting demi terciptanya suasana belajar yang baik. Sarana prasarana juga mejadi aspek yang penting karena adanya tempat untuk belajar, media-media untuk menyampaikan materi akan menjadikan guru lebih mudah dalam menjalankan proses kegiatan belajar mengajar. Sarana dan

7 Suryadi., Manajemen Mutu Berbasis Sekolah Konsep dan Aplikasinya, (Bandung: PT Sarana Panca Karya Nusa, 2009) h.125

8 Sri Minarti, Manajemen SekolahMengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), h. 251

9 Ibrahim Bafadal., Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasinya, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003) cet-1, h. 2

10 Ali Imron, dkk, Manajemen Pendidikan, (Malang: Penerbit Universitas Negri Malang, 2003) cet-1 h.85

11 Suryadi, Manajemen Mutu Berbasis Sekolah Konsep dan Aplikasinya, (Bandung: PT Sarana Panca Karya Nusa, 2009) h.124


(29)

prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan sekolah yang bersih, rapi, indah sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan baik bagi guru maupun murid untuk berada di sekolah.

2. Tujuan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Secara umum tujuan sarana dan prasarana pendidikan adalah memberikan layanan pendidikan secara professional di bidang sarana dan prasarana pendidikan dalam rangka terselenggaranya proses pendidikan secara efektif dan efisien. Secara rinci tujuan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah sebagai berikut :

a. Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana sekolah melalui sistem perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan saksama, sehingga sekolah memiliki sarana dan prasarana yang baik, sesuai dengan kebutuhan sekolah, dan dengan dana yang efisien.

b. Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana sekolah secara tepat dan efisien

c. Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan, sehingga keberadaannya selalu dalam kondisi siap pakai dalam setiap diperlukan oleh semua personel sekolah.12

Tujuan daripada sarana prasarana adalah memberikan layanan pendidikan yang baik, memfasilitasi berjalannya proses belajar mengajar demi terciptanya pembelajaran yang nyaman. Sarana prarasara diupayakan baik karena sekolah memerlukan fasilitas untuk dilakukannya pembelajaran. Karena sarana prasarana dapat membantu berjalannya program pemerintah yang tertera pada UUD 1945 yaitu mencerdaskan anak bangsa. Salah satunya melalui sarana dan prasarana yang baik dan berkualitas.

12 Ali Imron, dkk, Manajemen Pendidikan Analisis Substansi dan Aplikasinya dalam Institusi Pendidikan (Malang: Penerbit Universitas Negri Malang, 2003) cet-1, h.86-87


(30)

3. Macam-macam Sarana dan Prasarana Pendidikan

Sehubung dengan sarana pendidikan bisa diklasifikasikan menjadi beberapa macam sarana pendidikan, yaitu ditinjau dari sudut: (1) habis tidaknya dipakai; (2) bergerak tidaknya pada saat digunakan; (3) hubungan dengan proses belajar mengajar.

a. Ditinjau dari Habis Tidaknya Dipakai

Apabila dilihat dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam sarana pendidikan, yaitu sarana pendidikan yang habis dipakai dan sarana pendidikan tahan lama.

(1) Sarana Pendidikan yang Habis Dipakai

Sarana pendidikan yang habis dipakai adalah segala bahan atau alat yang apabila digunakan bisa habis dalam waktu yang relative singkat, seperti kapur tulis, sepidol, penghapus dan sapu, serta beberapa bahan kimia yang digunakan dalam pembelajaran IPA. (2) Sarana Pendidikan yang Tahan Lama

Sarana pendidikan yang tahan lama yaitu keseluruhan bahan atau alat yang dapat digunakan secara terus menerus dalam waktu yang relative lama, seperti bangku, kursi, mesin tulis, komputer, dan peralatan olahraga.

b. Ditinjau dari Bergerak Tidaknya Pada Saat Digunakan

(1) Sarana Pendidikan yang Bergerak

Sarana pendidikan yang bergerak adalah sarana pendidikan yang bisa digerakan atau dipindah sesuai dengan kebutuhan pemakaiannya, seperti lemari arsip, bangku, dan kursi yang bisa digerakkan atau dipindahkan kemana saja.

(2) Sarana Pendidikan yang Tidak Bergerak

Sarana pendidikan yang tidak bergerak, yaitu semua sarana pendidikan yang tidak bisa atau relative sangat sulit untuk dipindahkan, seperti tanah, bangunan, sumur dan menara serta saluran air dari PDAM/ semua yang berkaitan dengan itu seperti


(31)

pipanya, yang relative tidak mudah untuk dipindahkan ke tempat-tempat tertentu.

c. Ditinjau dari Hubungannya dengan Proses Belajar Mengajar

Dalam hubungannya proses belajar mengajar, ada dua jenis sarana pendidikan. Pertama, sarana pendidikan yang secara langsung digunakan dalam proses belajar mengajar, seperti kapur tulis, sepidol, alat peraga, alat praktik, dan media/sarana pendidikan lainnya yang digunakan buru dalam belajar mengajar. Kedua, sarana pendidikan yang secara tidak langsung berhubungan dengan proses belajar mengajar, seperti lemari arsip dikantor.13

Macam-macam sarana dan prasarana dapat dibedakan menjadi 3 klasifikasi dari bermacam sudut yaitu habis tidaknya dipakai, bergerak tidaknya pada saat digunakan dan hubungan dengan proses belajar. Dilihat dari sudut habis tidaknya dipakai ada dua macam sarana pendidikan yaitu sarana pendidikan yang habis dipakai dan sarana pendidikan yang tahan lama. Sarana pendidikan yang habis dipakai adalah segala alat yang digunakan dapat habis dalam waktu yang cepat atau singkat seperti spidol, kapur tulis dan lain-lain. Lalu sarana pendidikan yang tahan lama adalah segala bahan atau fasilitas yang digunakan dapat bertahan lama atau dapat habis dalam waktu yang lama seperti bangku, kursi, meja dan lain-lain. Adapun dari sudut bergerak tidaknya pada saat digunakan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu sarana pendidikan yang bergerak dansarana pendidikan yang tidak bergerak. Sarana pendidikan yang bergerak adalah sarana atau fasilitas sekolah yang digunakan dapat digerakkan atau dipindahkan sesuai fungsinya seperti lemari, meja, dan lain-lain.

13 Sri Minarti, Manajemen Sekolah Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri,


(32)

Selanjutnya sarana pendidikan yang tidak dapat bergerak adalah sarana yang tidak dapat digerakkan atau dipindahkan contohnya adalah tanah, gedung dan lain-lain. Dilihat dari sudut yang ketiga yaitu hubungannya dengan proses mengajar adalah sarana yang langsung digunakan dalam proses belajar mengajar seperti buku, ruang kelas, alat pelajaran (alat peraga), LAB dan-lain-lain. Dan sarana yang tidak langsung dalam proses belajar mengajar adalah taman, lapangan upacara dan lain-lain. Tetapi dalam hubungannya semua menjadi satunkesatuan untuk menunjang proses belajar mengajar agar lebih bermutu.

4. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Administrasi sarana sering disebut juga sebagai administrasi materiil atau administrasi peralatan adalah segenap proses penataan yang bersangkut-paut dengan pengadaan, pendayagunaan, dan pengelolaan sarana pendidikan agar tercapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.14 Agar semua fasilitas tersebut memberikan kontribusi yang berarti pada jalannya proses pendidikan, hendaknya dikelola dengan baik. Manajemen yang dimaksud meliputi: (1) Perencanaan, (2) Pengadaan, (3) Inventarisasi (4) Penyimpanan, (5) Penataan, (6) Penggunaan, (7) Pemeliharaan dan (8) Penghapusan 15

Dalam pembahasan ini tentu tidak mungkin penulis membahas semua secara keseluruhan dan terperinci. Berikut hanya dibahas tiga hal,yaitu : (1) perencanaan, (2) pengadaan, dan (3) pemeliharaan sarana dan prasarana.

a. Perencanaan

Ditinjau dari arti katanya, perencanaan adalah suatu proses memikirkan dan menetapkan kegiatan-kegiatan atau programprogram

14 Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejujuran,

(Jakarta: Rajawali Pers, 1990) h.81

15Suryadi, Manajemen Mutu Berbasis Sekolah Konsep dan Aplikasinya, (Bandung: PT Sarana Panca Karya Nusa, 2009) h.125.


(33)

yang akan dilakukan dimasa yang akan datang untuk mencapai tujuan tertentu.16

Suatu kegiatan administrasi/manajemen/pengelolaan yang baik dan tidak gegabah (sembrono) tentu diawali dengan suatu perencanaan (planning/programming) yang matang dan baik dilaksanakan demi menghindari terjadinya kesalahan dan kegagalan yang tidak diinginkan. perencanaan yang baik dan diteliti akan berdasarkan analisis kebutuhan, dan penentuan skala prioritas bagi kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan urutan pertama, kedua, ketiga dan seterusnya untuk dilaksanakan yang disesuaikan dengan tersedianya dana dan tingkat kepentingannya.17

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata perencanaan berasal dari kara rencana yang mempunyai arti rancangan atau rangka dari sesuatu yang akan dilakukan atau dikerjakan pada masa yang akan datang.18.

Perencanaan dapat dilakukan jika sudah dibutuhkan. Untuk kebutuhan alat pelajaran atau media pendidikan yang pengadaannya dapat melalui prosedur sederhana, maka kebutuhan untuk tahun berikutnya segera dapat terpenuhi. Sedangkan jika kebutuhan alat pelajaran/media pendidikan yang prosedurnya sulit (harganya tinggi dan membutuhkan usaha pengumpulan uang), maka kebutuhan itu dapat terpenuhi bila sudah ada uang. Menyesuaikan dengan kebutuhan ini, maka perencanaan tidak boleh mendadak. Semuanya disesuaikan dengan mendesaknya kebutuhan dan tenggang waktu yang diperlukan untuk pemenuhan kebutuhan. Selanjutnya perencanaan dilakukan bila ada perubahan kurikulum atau materi pelajaran, maka perencanaan dilakukan sesuai dengan datangnya peraturan baru tersebut dengan

16 Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasinya, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003) cet-1, h.26.

17 Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah Administrasi Pendidikan Mikro, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996), h. 114

18 Sri Minarti, Manajemen SekolahMengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri


(34)

pertimbangan waktu dan biaya yang tersedia. Kebutuhan akan sarana prasarana tidak bisa dilakukan mendadak karna mengingat biaya yang harus dikeluarkan harus dipersiapkan. Tetapi juga dapat disortir mana yang lebih penting mana yang tidak, dalam arti mana yang harus diprioritaskan. Kebutuhan sarana prasarana memang penting demi menunjangnya kegiatan belajar mengajar tetapi harus adanya perencanaan pengadaan yang benar, tidak semata-mata yang tidak begitu dipentingkan menjadi penting adanya.

Setelah dijelaskan beberapa pengertian mengenai perencanaan selanjutnya akan dibahas prosedur perencanaan yang menurut Boeni Soekarno dapat dibagi menjadi beberapa langkah-langkah, yaitu:

1) Menampung semua usulan pengadaan perlengkapan sekolah yang diajukan setiap unit kerja sekolah

2) Menyusun rencana perlengkapan sekolah untuk periode tertentu. 3) Memadukan rencana kebutuhan yang telah disusun dengan

perlengkapan yang tersedia sebelumnya

4) Memadukan rencana kebutuhan dengan dana atau anggaran sekolah yang telah tersedia

5) Memadukan rencana (daftar) kebutuhan perlengkapan dengan dana atau anggaran yang ada

6) Penetapan rencana akhir.

b. Pengadaan

Pengadaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyediakan semua jenis sarana dan prasarana pendidikan persekolahan yang sesuai dengan kebutuhan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan, Ary H. Gunawan mendefinisikan pengadaan sebagai segala kegiatan untuk menyediakan semua keperluan barang/benda/jasa bagi keperluan pelaksanaan tugas.19 Pengadaan adalah semua kegiatan

19 Sri Minarti, Manajemen SekolahMengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri


(35)

penyediaan perlengkapan untuk menunjang pelaksanaan tugas sekolah.20

Dapat disimpulkan bahwa pengadaan merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangka menyediakan apa-apa saja yang dibutuhkan dalam proses kegiatan belajar mengajar.

Pengadaan sarana dan prasarana merupakan fungsi oprasional pertama dalam manajemen sarana dan prasarana pendidikan persekolahan. Fungsi ini pada hakikatnya merupakan serangkaian kegiatan untuk menyediakan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan sesuai dengan kebutuhan, baik berkaitan dengan jenis dan spesifikasi, jumlah, waktu maupun tempat, dengan harga, maupun sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.21 Pemilihan dan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah dapat dilaksanakan oleh sekolah, dengan tetap mengacu kepada standard an pedoman yang ditetapkan oleh pemerintah pusat atau provinsi dan kabupaten/kota.22

Dalam usaha pengadaan barang, harus direncanakan dengan hati-hati agar pengadaannya sesuai dengan apa yang diharapkan. Untuk mengadakan perencanaan kebutuhan alat pelajaran, dapat melalui tahap-tahap sebagai berikut:

1) Mengadakan analisis terhadap materi pelajaran mana yang membutuhkan alat atau media dalam penyampaiannya. Dari analisis materi ini, dapat didaftar alat-alat atau media apa yang dibutuhkan. Ini dilakukan oleh dosen pengampu/guru bidang studi.

2) Apabila kebutuhan yang diajukan ternyata melampaui kemampuan daya beli atau daya pembuatan, harus diadakan seleksi menurut skala prioritas terhadap alat-alat yang mendesak pengadaanya, kebutuhan yang lain dapat dipenuhi pada kesempatan yang lain.

20 Piet A. Sahertian , Dimensi Administrasi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994), h. 176

21

Sri Minarti, Manajemen SekolahMengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri

(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012) h.259

22

Sri Minarti, Manajemen SekolahMengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri


(36)

3) Mengadakan inventarisasi terhadap alat atau media yang telah ada. Alat yang sudah ada perlu dilihat kembali, lalu mengadakan reinventarisasi. Alat yang perlu diperbaiki dan dipisahkan untuk diserahkan kepada orang yang dapat memperbaikinya.

4) Mengadakan seleksi terhadap alat pelajaran atau media yang masih dapat dimanfaatkan, baik dengan reparasi, modifikasi maupun tidak. 5) Mencari dana bila belum ada. Kegiatan dalam tahap ini adalah

mengadakan perencanaan tentang bagaimana cara memperoleh dana baik dari dana rutin maupun non rutin.

6) Menunjuk seseorang untuk melaksanakan pengadaan alat. Penunjukkan ini sebaiknya mengingat beberapa hal yaitu keahlian, kelincahan berkomunikasi, kejujuran, dan sebagainya. 23

Pengadaan merupakan segala kegiatan untuk menyediakan semua keperluan barang/benda/jasa bagi keperluan pelaksanaan tugas. Sejalan dengan pembicaraan didepan maka pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dilakukan sebagai berikut:

1) Pengadaan tanah

Untuk pengadaan tanah dapat dilaksanakan dengan cara membeli, menerima hibah, hak pakai atau menukar.24

2) Pengadaan bangunan

Untuk pengadaan bangunan ini dapat dilaksanakan dengan membangun/mendirikan bangunan baru, membeli, menyewa, menerima hibah atau menukar (pada prinsipnya sama dengan pengadaan tanah)

3) Pengadaan perabot

Yang dimaksud dengan perabot ialah barang-barang rumah tangga yang fungsinya sebagai tempat penyimpanan atau pengamanan dari alat-alat atau bahan-bahan yang antara lain

23 Sri Minarti, Manajemen Sekolah (Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri), (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 259.

24 Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah Administrasi Pendidikan Mikro, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996), h. 137


(37)

meliputi: meja tulis, kursi, almari, rak, filling kabine, brankas dan lain-lain.

Cara pengadaan perabot dapat dilakukan dengan membeli, membuat sendiri atau menerima bantuan/sumbangan.

a) Membeli perabot dapat berwujud barang jadi (readystock) dan membeli dengan pesanan yang sesuai dengan syarat dengan ukuran anatomis, teknis kontruksi dan kualitas bahan.

b) Membuat sendiri dapat dimungkinkan dalam rangka praktik serta disesuaikan dengan biaya dengan kemampuan yang tersedia.

c) Menerima bantuan dan sumbangan dari donator seperti BP3 yang bersifat tidak mengikat, dilaksanakan dengan proses verbal.

4) Pengadaan kendaraan/alat transportasi

Yang dimaksud dengan kendaraan adalah alat angkut orang atau barang untuk di darat, di air dan di udara. Khusus untuk sekolah hanya kendaraan darat dan air. Dewasa ini pengadaan kendaraan untuk sekolah dilakukan oleh pemerintah pusat.

5) Pengadaan sarana pendidikan, alat-alat kantor dan alat tulis kantor (ATK)

Sarana pendidikan (alat pelajaran, alat peraga, media dan alat-alat praktikum), alat-alat-alat-alat kantor (mesin ketik, mesin hitung, alat-alat penyedot debu, sapu dan sebagainya) dan alat tulis kantor (kertas, tinta, map dan sebagainya) dapat diadakan sesuai ketentuan yang berlaku, yaitu untuk jumlah besar tertentu melalui lelang/tender dengan tekanan. Kekurangan ATK dalam jumlah kecil dapat diadakan/dibeli melalui dana taktis.25

25 Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah Administrasi Pendidikan Mikro, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996), h. 137-138


(38)

c. Pemeliharaan

Menurut Ary H. Gunawan yang dimaksud dengan pemeliharaan perlengkapan ialah suatu kegiatan pemeliharaan yang terus menerus untuk mengusahakan agar setiap jenis barang tetap berada dalam keadaan baik dan atau siap pakai.26

Agar semua sarana prasarana di sekolah dapat berfungsi dan digunakan dengan lancar tanpa menimbulkan gangguan atau hambatan. Maka perlu di adakan pemeliharaan secara berkelanjutan. Oleh karena itu, tujuan dari adanya pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah sebagai berikut:

1) Untuk mengoptimalkan usia pakai peralatan. Hal ini sangat penting terutama jika dilihat dari aspek biaya karena untuk membeli suatu peralatan akan jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan merawat bagian dari peralatan tersebut.

2) Untuk menjamin kesiapan operasional peralatan untuk mendukung kelancaran pekerjaan sehingga diperoleh hasil yang optimal. 3) Untuk menjamin ketersediaan peralatan yang diperlukan melalui

pengecekan secara rutin dan teratur.

4) Untuk menjamin keselamatan orang atau siswa yang menggunakan alat tersebut.27

Selain dari tujuan tersebut, pemeliharaan sarana dan prasarana juga bermanfaat dalam proses pembelajaran atau proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Dengan adanya pemeliharaan yang baik, sarana prasana menjadi awet dan tahan lama, sehingga tidak diperlukan pergantian sarana prasarana dalam waktu singkat. Adanya pemeliharaan yang baik juga dapat meminimalisir biaya perbaikan sarana prasana yang berlebihan.

Ada beberapa macam pemeliharaan sarana prasarana pendidikan di sekolah ditinjau dari sifat maupun waktunya.

26 Piet A. Sahertian, Dimensi Administrasi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994) h. 195

27 Sri Minarti, Manajemen Sekolah (Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri), (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 269.


(39)

1) Ditinjau dari sifatnya ada empat macam pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah. Keempat macam pemeliharaan tersebut cocok untuk perawatan mesin. Pemeliharaan perlengkapan yang bersifat pengecekan pemeliharaan yang bersifat pencegahan, pemeliharaan yang bersifat perbaikan ringan, perbaikan berat. 2) Ditinjau dari waktu pemeliharaannya ada dua macam

pemeliharaan sarana prasarana pendidikan disekolah

3) Pemeliharaan sehari-hari, seperti menyapu, mengepel lantai, membersihkan pintu.

4) Pemeliharaan berkala, misalnya pengontrolan genting, pengapuran tembok.28

Dalam mengelola sarana prasarana diperlukan pemeliharaan yang terus menerus agar setiap jenis barang tetap dalam keadaan baik secara berkala. Pemeliharaan dilakukan dalam suatu jangka waktu tertentu. Pelaksanaan pemeliharaan tersebut dapat dilakukan dengan bantuan orang lain. Pemeliharaan berkala menurut keadaan barang dibedakan menjadi :

1) Pemeliharaan barang habis pakai

Sarana pendidikan yang habis pakai adalah segala bahan atau alat yang apabila digunakan bisa habis dalam waktu yang relative singkat.29 Sarana pendidikan yang bisa habis dalam kurun waktu yang singkat bisa sebagai contoh adalah kapur tulis yang sering digunakan oleh guru untuk pembelajaran.

2) Pemeliharaan barang tidak habis pakai/tahan lama

Pemeliharaan barang habis pakai merupakan cara penyimpanan atas barang itu sebelum ia pakai. Pemeliharaan tahan lama antara lain:

28 Ali Imron, dkk. Manajemen Pendidikan, (Malang: Penerbit Universitas Negri Malang, 2003) cet-1 h.91

29 Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasiny, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004) cet-II h.2


(40)

a) Mesin/alat praktek dan kantor (mesin tulis, mesin jahit, mesin pembangkit tenaga listrik, dan lain-lain), memerlukan pemeliharaan sehari-hari dan berkala yang dilakukan oleh pegawai yang bertanggungjawab atas barang tersebut dengan cara membersihkan debu, menutup kembali setelah dipergunakan. Pemeliharaan alat-alat harus sesuai dengan ketentuan pabrik.

b) Mebel (perabot) memerlukan pemeliharaan sehari-hari dan perbaikan jika ada kerusakan.

c) Gedung memerlukan pemeliharaan sehari-hari seperti pembersihan, pengecatan secara berkala, perbaikan atas kerusakan baik ringan maupun berat.

d) Kendaraan, memerlukan pemeliharaan sehari-hari, berkala dan perbaikan kerusakan. Pemeliharaan sehari-hari dilakukan oleh pengemudi dengan cara pembersihan kendaraan, memeriksa air radiator, membersihkan dan memeriksa air aki, bila terdapat kerusakan segera mengurus perbaikan kendaraan, pemeliharaan berkala misalnya servis, sesuai dengan ketentuan pabrik.

e) Buku-buku. Pemeliharaan buku dilakukan setiap hari dan berkala, pembersihan sehari-hari dengan cara membersihkan debu, pemeliharaan berkalanya dengan cara menyemprot buku dengan obat anti hama.

f) Alat-alat laboratorium. Pemeliharaan sehari-hari dan sebagian pemeliharaan berkala, alat-alat yang mudah pecah ditempatkan pada kotak-kotak khusus, pemeliharaannya sesuai dengan petunjuk pabrik.

g) Tanah. Pemeliharaannya hanya berupa pemagaran dan pembersihan.30

30 Piet A. Sahertian, Dimensi AdministrasiPendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994) cet-1 h. 196-198


(41)

Agar setiap barang yang kita miliki senantiasa dapat berfungsi dan digunakan dengan lancar tanpa banyak menimbulkan gangguan/hambatan, maka barang-barang tersebut perlu dirawat secara baik dan kontinu untuk menghindarkan adanya unsure-unsur pengganggu/perusaknya. Dengan demikian kegiatan rutin untuk mengusahakan agar barang tetap dalam keadaan baik dan berfungsi baik pula, disebut pemeliharaan atau perawatan. Kegiatan pemeliharaan dapat dilakukan menurut ukuran waktu dan menurut ukuran keadaan barang. Pemeliharaan menurut ukuran waktu dapat dilakukan setiap hari (setiap akan/sesudah memakai) dan secara berkala atau dalam jangka waktu tertentu sesuai petunjuk penggunaan (manual), misalnya 2 atau 3 bulan sekali (seperti mesin tulis) atau setelah jarak tempuh (kendaraan bermotor) atau jam pakai tertentu (mesin statis). Pemeliharaan yang dilakukan menurut keadaan barangnya dilakukan terhadap barang habis pakai dan barang tak habis pakai, seperti pemeliharaan terhadap ketras, kapur dan sebagainya dengan penimpanan yang baik (aman, tidak lembab, bebas hama, dan sebagainya), sebelum barang tersebut dipakai seperti mesin tulis, kendaraan dan sebagainya dilakukan servis bila keadaan pemakaiannya ternyata sudah kurang enak atau kurang lancar, secara rutin berkala. Pemeliharaan terhadap tanah dan gedung, dilakukan dengan pembersihan, pengecatan, menyapu, mengepel dan sebagainya.31

Pemeliharaan dapat dilakukan dalam kurun waktu tertentu, bisa satu hari sekali, sebulan sekali bahkan setahun sekali. Pemeliharaan dilakukan agar sarana dan prasarana masih dapat berfungsi dengan baik. Pengecekan terhadap sarana prasarana harus dilakukan rutin dan harus ada laporan-laporan.

31 Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah Administrasi Pendidikan Mikro, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996), h. 146


(42)

Misalnya ada barang yang rusak dan harus diganti, sehingga dapat diberikan solusi segera. Pihak-pihak terkait yang dapat melakukan pemeliharaan adalah semua pihak yang ada disekolah, baik kepala sekolah, guru, murid, serta staf-staf yang lain. Pihak-pihak ini harus ikut andil dalam proses pemeliharaan sarana prasarana disekolah. Karena penggunaan pada sarana dan prasarana dilakukan bersama-sama.

C. Penelitian yang Relevan

1. Fakih Mufti (107018203835), Implementasi Standar Sarana & Prasarana Dalam Menunjang Keberhasilan Program Rintisan Sekolah Internasional (Studi Kasus di SMKN 1 Rangkasbitung). Berdasarkan hasil penelitian, implemetasi standar sarana dan prasarana kelompok ruang belajar umum seperti ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang laboratorium computer dan ruang laboratorium bahasa dapat dikatakan telah menunjang untuk keberhasilan program RSBI yang ada di SMKN 1 Rangkasbitung, walaupun masih ada beberapa hal yang harus disempurnakan. Implementasi standar sarana dan prasarana kelompok ruang belajar khusus atau ruang praktik untuk masing-masing jurusan belum mampu menunjang keberhasilan program RSBI yang dimiliki oleh SMKN 1 Rangkasbitung, dan itu terlihat dari belum adanya beberapa ruang praktik yang harus dimiliki oleh setiap jurusan dalam menunjang proses pembelajaran. Dari 5 jurusan yang ada, hanya Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan saja yang hamper memenuhi jumlah ruang praktik yang harus dimiliki.

2. Moh. Jakfar Implementasi Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah di SDN Sawah 1 Ciputat, Program Studi Manajemen Pendidikan, Jurusan Kependidikan Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah Jakarta. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan diperoleh data tentang impelentasi sarana dan prasarana sekolah di SDN Sawah 1 Ciputat dengan bentuk pelaksanaan yakni perencanaan kebutuhan, pengadaan, pemeliharaan, penyimpanan, dan inventarisasi, serta


(43)

pengawasan. Dari keseluruhan pelaksanaannya sudah mencapai nilai yang cukup efektif, adapun yang menjadi perhatian, yakni dalam bidang pemeliharaan yang memerlukan peningkatan dengan menerapkan 5P, yakni penyadaran, pemahaman, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pembiasaan serta pendataan dalam pelaksanaannya. Berikutnya, dalam bidang penyimpanan yang membutuhkan perluasan ruangan untuk barang yang sudah tak layak pakai.


(44)

30 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMPN 5 Tangerang Selatan yang beralamat di Jalan Prima Barat no.59 Komplek Pondok Kacang Prima, Pondok Aren. Penulis memilih sekolah ini sebagai objek penelitian karena letak yang strategis dan sekolah ini merupakan sekolah unggulan di Tangerang Selatan yang memiliki manajemen sekolah yang baik serta memiliki fasilitas belajar yang sudah menunjang. Dari sekolah inilah penulis mengumpulkan data-data yang diperlukan. Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih 3 bulan yang dimulai dari Oktober hingga akhir Desember 2014.

B. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif dan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Tujuan dari deskripsi ini membantu pembaca mengetahui apa yang terjadi di lingkungan di bawah pengamata, seperti apa pandangan partisipasi dan seperti apa peristiwa dan aktifitas yang terjadi di latar penelitian.1 Alasan penulis menggunakan metode deskriptif adalah untuk mendapatkan penjelasan

1Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja


(45)

deskriptif dan mengeksplorasi suatu fenomena atau masalah sosial yang sebenarnya dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti. Dalam hal ini penelitian akan mengadakan observasi untuk mengumpulkan keterangan seluas-luasnya mengenai hal tersebut.

C. Sumber dan Jenis Data 1. Sumber Data

Sumber Pengumpulan data ini adalah dari Kepala Sekolah SMPN 5 Tangerang Selatan, Wakil Bidang Sarana Prasarana SMPN 5 Tangerang Selatan, Staff TU SMPN 5 Tangerang Selatan. Penulis juga melakukan studi dokumentasi dan observasi untuk menguatkan hasil penelitian.

2. Jenis Data

a. Data Primer

Yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan Kepala Sekolah, wakil bidang sarana prasarana, ketua TU dan guru bidang studi untuk memperoleh data implementasi strategi pengelolaan sarana prasarana pendidikan.

b. Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh dari keadaan sekolah dan profil sekolah, dokumen-dokumen atau foto yang berisi sarana prasarana sekolah tersebut.

D. Teknik Pengumpulan Data

Adapun instrument yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Wawancara yaitu mengadakan wawancara langsung kepada pimpinan, wakil bidang sarana prasarana beserta staff TU mengenai sarana prasarana yang ada di SMPN 5 Tangsel. Hal ini bertujuan untuk menggali informasi


(46)

langsung dari informan secara lebih jelas tentang sarana prasarana di SMPN 5 Tangerang Selatan.

2. Observasi yaitu mengadakan pengamatan mengenai sarana prasarana yang ada disekolah dan pencatatan hal-hal apa yang terjadi dalam penelitian yang dianggap penting sebagai tambahan memperoleh informasi.

3. Studi Dokumentasi yaitu dalam penelitian kualitatif kebanyakan diperoleh dari sumber manusia atau human resources, melalui observasi dan wawancara. Sumber lain yang bukan dari manusia (non-human resources), seperti dokumen, foto, bahan statistic. Dengan menggunakan foto akan dapat mengungkap suatu situasi pada detik tertentu sehingga dapat memberikan informasi deskriptif yang berlaku saat itu. Foto dibuat dengan maksud tertentu, misalnya kondisi sarana dan prasarana yang ada di SMPN 5 Tangsel. Selain foto, bahan statistic juga dapat memberikan informasi seperti jumlah guru, murid, tenaga administrasi.

E. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Kisi-kisi instrumen yang akan digunakan untuk mendapatkan informasi di SMPN 5 Tangsel. Pada penelitian ini yang dapat dijadikan pedoman sebagai berikut:

Tabel 3.1

Kisi-kisi instrument wawancara

Fokus Dimensi Sub Dimensi Indikator

1. Perumusan Strategi

1. Strategi umum 2. Strategi

operasional

1. Kondisi internal dan eksternal sarana prasarana sekolah.

2. Perumusan strategi umum mengenai sapras. 3. Mekanisme


(47)

Implementasi Strategi Pengelolaan Sarana Prasarana pembuatan perencanaan kebutuhan sapras. 4. Solusi dalam

penyusunan strategi operasional. 2. Proses Sarana Prasarana 1. Perencanaan 2. Pengadaan 3. Pemeliharaan 1. Langkah-langkah dalam mengetahui kebutuhan sarana prasarana. 2. Perencanaan anggaran dalam mengalokasikan biaya.

3. Sumber anggaran alternative. 4. Proses pengadaan

sarana prasarana. 5. Cara pemeliharaan sarana prasarana. 6. Upaya pemeliharaan terhadap sarana prasarana yang tidak terpakai. 7. Laporan periodik


(48)

F. Analisa Data

Teknik analisa data merupakan suatu cara yang digunakan untuk menguraikan keterangan-keterangan atau data-data yang diperoleh agar semua data tersebut dapat dipahami bukan saja oleh orang yang meneliti (peneliti), akan tetapi oleh orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian itu. Data yang diperoleh kemudian diklasifikasi, diolah dan dianalisis menggunakan metode deskriptif kualitatif yang kemudian hasilnya diambil dan dijadikan sebuah kesimpulan. Data-data yang ditemukan dilapangan akan disajikan dan dijelaskan secara terperinci sehingga dapat diciptakan suatu konsep atau penarikan kesimpulan tentang penerapan strategi pengelolaan sarana dan prasarana di SMPN 5 Kota Tangerang Selatan. Teknik analisis data dimulai dengan menelaah data yang terfokus kepada penerapan strategi pengelolaan yang diperoleh dari kajian dokumen. Kemudian dibandingkan dengan data yang diperoleh dari observasi dan hasil wawancara. Analisa data dilakukan selama pengumpulan data dan setelah data terkumpul.


(49)

35 BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Profil SMPN 5 Kota Tangerang Selatan

SMPN 5 Kota Tangerang Selatan merupakan lembaga pendidikan formal dibawah naungan Kemendikbud yang beralamat di Jalan Prima Barat 59 Kompleks Pondok Kacang Prima, kelurahan Pondok Kacang Timur, kecamatan Pondok Aren 15225 provinsi Banten.Sekolah dengan nomor statistik/NPSN 20.1.280311.001/20603126. SMPN 5 Kota Tengerang Selatan nilai akreditasinya adalah “A” dengan skor 90.62 pada tahun 2012.Adapun Visi SMPN 5 Kota Tangerang Selatan sebagai berikut:

Visi

Terwujudnya insan cerdas berakhlakul karimah.

Penjelasan dari visi yang dimaksud yaitu SMPN 5 Tangerang selatan yang mampu menghasilkan lulusan yang cerdas terdepan dalam bidang akademiknya tetapi juga baik akhlak, rajin beribadah, dan mempunyai pribadi yang baik.


(50)

Misi

Dalam menggapai visi yang telat dirumuskan, SMPN 5 Tangerang Selatan memerlukan misi yang harus dijalankan. Adapun misi yang ada di SMPN 5 Tangerang Selatan yaitu:

1. Mengembangkan kurikulum berbasis kompetensi

2. Meningkatkan penghayatan dan pengamalan nilai-nilai keagamaan 3. Mengembangkanproses pembelajaran kontekstual

4. Mengembangkan potensi peserta didik sesuai dengan bakat dan minat

5. Mengimplementasikan manajemen berbasis sekolah

2. Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMPN 5 Tangerang Selatan

Guru merupakan salah satu komponen pendidikan yang penting dalam proses belajar mengajar dengan tersedianya guru, maka proses belajar mengajar dapan belajar dengan lancar.

Di SMPN 5 Kota Tangerang Selatan jumlah keseluruhan tenaga pendidik dan staf berjumlah 65 orang. Yang terdiri dari 53 guru dan 12 tenaga pendukung atau tenaga kependidikan.


(51)

Tabel 4.1

Data Tenaga Pendidik SMPN 5 Tangerang Selatan

No Tingkat

Pendidikan

Jumlah dan Status Guru

Jumlah GT/PNS

GTT/Guru Bantu

L P L P

1. S3 - - - - -

2. S2 4 - - - 4

3. S1/D4 13 26 5 4 48

4. D3/Sarmud - 1 - - 1

5. D2 - - - - -

6. D1 - - - - -

7. ≤ SMA/sederajat - - - - -

Jumlah 17 27 5 4 53

Sumber : Dokumen SMPN 5 Tangerang Selatan

Tabel 4.2

Data Tenaga Kependidikan SMPN 5 Tangerang Selatan

No Tenaga Pendukung

Jumlah Tenaga Pendukung dan

Statusnya Jumlah

L P L P

1 Tata Usaha - 1 1 2 4

2 Perpustakaan - - - 1 1

3 Penjaga Sekolah - - 3 1 4

4 Tukang Kebun - - 1 - 1

5 Keamanan - - 2 - 2

Jumlah - 1 7 4 12

Sumber : Dokumen SMPN 5 Tangerang Selatan

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa SMPN 5 Tangerang Selatan memiliki tenaga pendidik yang sangat kompeten di bidangnya. Dengan jumlah tenaga pendidikan 53 tenaga pendidik hanya ada 1 guru yang


(52)

berijazah D3. Sebanyak 48 tenaga pendidik adalah sarjana lulusan strata satu, dan 4 guru yang berijazah strata dua. Masing-masing mata pelajaran diampu oleh guru yang berkompeten dibidangnya, sehingga membuat penyampaian materi dapat berlangsung dengan baik. SMPN 5 Tangerang Selatan juga memiliki 12 tenaga kependidikan. Tenaga pendukug di bidang Tata Usaha menurut kualifikasi pendidikannya strata 1 sebanyak 1 orang, D3 sebanyak 1 orang, D1 sebanyak 1 orang dan SMA sebanyak 1 orang. Di bidang Perpustakaan SMA sebanyak 1 orang. Penjaga sekolah SMP sebanyak 1 orang, SMA 1 orang. Tukang kebun SMP 1 orang, dan keamanan SMP sebanyak 2 orang. Sehingga jumlah total tenaga pendidik dan tenaga kependidikan berjumlah 65 orang.

3. Keadaan Siswa

SMPN 5 Tangerang Selatan pada tahun 2014/2015 memiliki siswa yang lebih banyak dibandingkan dari tahun sebelumya yaitu 1085 siswa. Untuk mengetahui data siswa dapat dilihat pada table di bawah ini:

Tabel 4.3

Data Siswa 3 Tahun Terakhir

Tahun Pelajaran

Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jumlah (Kls VII

+ VIII + IX) Jml

Siswa Jml

RB Jml Siswa

Jml

RB Jml Siswa Jml RB Jml Siswa Jml RB

L P L P L P L P

2012/2013 167 195 9 139 156 8 168 147 9 474 491 26

2013/2014 186 174 9 165 194 9 136 157 9 487 525 27

2014/2015 202 193 10 181 166 9 152 191 9 535 550 28


(53)

Dari table diatas dapat disimpulkan jumlah siswa di SMPN 5 Tangerang Selatan pada tahun 2014/2015 sebanyak 1085 siswa dengan perincian siswa kelas VII memiliki 10 rombel yang terdiri dari 202 laki-laki dan 193 perempuan, sehingga berjumlah 359 siswa. Pada kelas VII memiliki 9 rombel yang terdiri dari 181 laki-laki dan 191 perempuan, sehingga berjumlah 372 siswa. Dan pada kelas IX memiliki 9 rombel yang terdiri 152 laki-laki dan 191 perempuan, sehingga berjumlah 343 siswa. Sehingga jumlah keseluruhan rombongan belajar berjumlah 28 yang terdiri dari 535 laki-laki dan 550 perempuan.

4. Prestasi Siswa

Sebagai sebuah sekolah negeri, SMPN 5 Tangerang Selatan sudah memiliki berbagai prestasi, baik ditingkat kabupaten, propinsi, maupun nasional. Pencapaian prestasi ini diperoleh berkat kerja sama yang baik antara tenaga pengajar dengan siswa serta ditunjang dengan keberadaan sarana dan prasarana yang memadai dalam mendukung kegiatan pembelajaran siswa. Beberapa prestasi yang telah dicapai oleh SMPN 5 Tangerang Selatan antara lain adalah :

Tabel 4.4 Prestasi Akademik

No Nama Lomba

Tahun 2012/2013 Tahun 2013/2014

Juara ke: Tingkat Juara ke: Tingkat Kab/

Kota Prop Nas

Kab/

Kota Prop Nas

1 Sains/Matematika IV √ - - - - - -

2 Sains/B. Inggris V √ - - - - - -

3 Sains/IPS - - - - I √ - -

4 Sains/TIK - - - - I √ - -


(54)

Tabel 4.5

Prestasi Non Akademik

No Nama Lomba

Tahun 2012/2013 Tahun 2013/2014

Juara ke: Tingkat Juara ke: Tingkat Kab/

Kota Prop Nas

Kab/

Kota Prop Nas

1 FLS2N/Vocal Grup I √ - - - -

2 FLS2N/Menulis Cerpen II √ - - - -

3 Taekwondo III √ - - - -

4 Lomba Cerita (B. Indo) - - - - III √ - -

5 Futsal - - - - I √ - -

6 O2SN/Bulutangkis - - - - I √ - -

7 O2SN/Bulutangkis - - - - I - √ -

8 O2SN/Bulutangkis - - - - IV - - √

Sumber : Dokumen SMPN 5 Tangerang Selatan

Dalam prestasi akademikSMPN 5 Tangerang Selatan mendapat juara empat pada lomba Sains/Matematika tingkat Kabupaten/Kota. Selanjutnya juara 5 pada lomba Sains/B.Inggris tingkat Kabupaten/Kota. Lomba tersebut diadakan pada tahun ajaran 2012/2013. SMPN 5 Tangerang Selatan juga mendapatkan juara 1 pada lomba Sains/IPS, selanjutnya mendapatkan juara 1 kembali pada lomba Sains/TIK keduanya pada tingkat yang sama yaitu tingkat Kabupaten/Kota yang diadakan pada tahun 2013/2014.

Data selanjutnya yaitu data prestasi non akademik SMPN 5 Tangerang Selatan menjadi juara 1 pada lomba Vocal Grup, Juara 2 pada lomba Menulis Cerpen, juara 3 pada lomba Taekwondo ketiganya pada tingkat yang sama yaitu tingkat Kabupaten/Kota yang diselenggarakan pada tahun 2012/2013. Selanjutnya SMPN 5 Tangerang Selatan mendapatkan juara 3 pada lomba cerita (B.Indo) tingkat Kabupaten/Kota, Juara 1 pada lomba Futsal tingkat Kabupaten/Kota, juara 1 pada lomba Bulutangkis tingkat


(55)

Kabupaten/Kota, Juara 1 pada lomba Bulutangkis tingkat Propinsi dan juara 4 masih pada lomba Bulutangkis tingkat Nasional.

B. Deskripsi dan Analisis Data

1. Sarana dan Prasarana di SMPN 5 Tangerang Selatan

Sebagai sebuah lembaga pendidikan negeri, SMPN 5 Tangerang Selatan memiliki sarana dan prasarana sekolah yang mampu menunjang proses belajar mengajar. Keberadaan sarana dan prasarana sekolah tersebut ditujukan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar bagi seluruh siswa, agar merasa nyaman dan konsentrasi dalam mempelajari berbagai mata pelajaran disekolah. Selain itu juga disediakannya sarana penunjang kegiatan ekstrakurikuler siswa.

Selain sarana utama seperti ketersediaan ruang belajar yang sesuai jumlah siswa, SMPN 5 Tangerang Selatan juga didukung dengan keberadaan 3 laboratorium, yaitu laboratorium IPA, computer, dan bahasa. Dengan adanya laboratorium siswa dapat lebih memahami pelajaran tidak hanya teks buku saja melaikan dengan praktik dengan menggunakan sarana yang sudah disediakan.

Untuk memenuhi kebutuhan informasi dalam belajar, SMPN 5 Tangerang Selatan memiliki perpustakaan yang disediakan bagi siswa-siswinya dalam menunjang proses belajar. Bagi siswa yang ingin kondultasi dengan masa depannya atau dengan berbagai masalah yang dihadapi baik berkenaan dengan pelajaran maupun rencana masa depan, pihak sekolah menyediakan layanan bimbingan konseling.

Fasilitas lain yang terdapat di SMPN 5 Tangerang Selatan adalah tersedianya berbagai sarana olah raga seperti bulu tangkis, basket, futsal, voli, dan tenis meja dengan status milik sendiri. Sarana dan prasarana ini ditujukan untuk memberikan fasilitasbagi siswa-siswi SMPN 5 Tangerang Selatan dalam menyalurkan minat dan bakatnya, baik dibidang keilmuan maupun bidang-bidang lainnya.


(1)

LAPORAN HASIL OBSERVASI

Data Ruang Belajar (Kelas)

Kondisi

Jumlah dan ukuran

Jumlah ruang lainnya yang digunakan untuk

ruang kelas

Jumlah ruang yang digunakan untuk

ruang kelas Ukuran

7 x 9 m2

(a)

1 28

Baik 21

Rusak

Ringan 6

Rusak

sedang -

Rusak Berat -

Rusak Total -

Data Ruang Belajar Lainnya

Jenis Ruangan Jumlah Ukuran

( p x l) Kondisi*) Jenis Ruangan Jumlah

Ukuran

(p x l) Kondisi

Perpustakaan 1 7 x 9 Baik Lab. Bahasa 1 7 x 9 Baik

Lab. IPA 1 7 x 9 Baik Lab. Komputer 1 7 x 9 Baik

Keterampilan - - - Pend. Tek. Dasar - - -

Multimedia 1 7 x 9 Baik Serbaguna/Aula - - -

Kesenian 1 3 x 7 Baik Lainnya - - -

Data Ruang Kantor

Jenis Ruangan Jumlah Ukuran (p x l) Kondisi*)

Ruang Kepala Sekolah 1 7 x 9 Baik

Ruang Wakil Kepala Sekolah 1 3 x 7 Baik

Ruang Guru 1 10 x 12 Baik

Ruang Tata Usaha 1 7 x 9 Baik

Ruang Tamu - - Baik

Ruang BK 1 3 x 7 Baik

Data Ruang Fenunjang (di isi dalam angka) Jenis Ruangan Jumlah Ukuran

(p x l)

Kondisi Jenis Ruangan Jumlah Ukuran (p x l)

Kondisi

Gudang 1 3 x 7 Baik Ibadah 1 9 x 7 Baik

Dapur 1 3 x 7 Baik Ganti - - -

Reproduksi - - - Koperasi 1 4 x 7 Baik


(2)

KM/WC Siswa 20 2 x 1 Baik Kantin 6 3 x 2 Baik

BK 1 3 x 7 Baik Rumah Pompa/

Menara Air

3 3 x 2 Baik

UKS 1 3 x 7 Rusak

Ringan

Bangsal Kendaraan

1 4 x 10 Baik

PMR/Pramuka 1 3 x 7 Rusak

Ringan

Rumah Penjaga 1 3 x 10 Baik

OSIS 1 3 x 7 Rusak

Ringan

Pos Jaga 1 2 x 2 Baik

Studio Musik 1 3 x 7 Baik - - -

Lapangan Olahraga dan Upacara

Lapangan Jumlah Ukuran (p x l) Kondisi Keterangan

1. Lapangan Olahraga

a. Bulu Tangkis 1 15 x 8 Rusak

Lapangan olahraga (basket, footsal dan volley)

merangkap

dengan lapangan upacara

b. Bola Basket - - -

c. Footsal - - -

d. Bola Volley - - -

e. Tenis Meja 1 2,5 x 1,5 Baik

2. Lapangan Upacara 1 40 x 50 Baik

Perabot (furniture) utama a. Perabot ruang kelas (belajar)

No.

Jumlah Ruang Kelas

Perabot Jml dan kondisi

meja siswa

Jml dan kondisi kursi siswa

Almari + rak

buku/alat Papan tulis

Ju

m

lah

Baik Rusa

k rin g an Ru sa k Ber at Ju m lah

Baik Rusa

k rin g an Ru sa k Ber at Ju m lah

Baik Rusa

k rin g an Ru sa k Ber at Ju m lah

Baik Rusa

k rin g an Ru sa k Ber at

1 27 573 527 46 - 1099 1049 50 - 13 13 - - 27 21 6 - b. Perabot ruang belajar lainnya

No. Ruang

Perabot

Meja Kursi Almari + rak

buku/alat Lainnya

Ju m lah Baik Ru sa k r in g an Ru sa k Ber at Ju m lah Baik Ru sa k r in g an Ru sa k Ber at Ju m lah Baik Ru sa k r in g an Ru sa k Ber at Ju m lah Baik Ru sa k r in g an Ru sa k Ber at

1. Perpustakaan 8 8 - - 8 8 - - - -

2. Lab.IPA 6 1 5 - - - 6 6 - - - -


(3)

4. Multimedia

5. Lab. Bahasa 19 - - - 19 - - - 1 1 6. Lab. Komputer 21 21 - - 41 41

7. Serbaguna. 8. Kesenian 9. PTD 10. Lainnya: c. Perabot Ruang Kantor

No. Ruang

Perabot

Meja Kursi Almari + rak

buku/alat Lainnya

Ju m lah Baik Ru sa k rin g an Ru sa k Ber at Ju m lah Baik Ru sa k r in g an Ru sa k Ber at Ju m lah Baik Ru sa k r in g an Ru sa k Ber at Ju m lah Baik Ru sa k r in g an Ru sa k Ber at

1. Kepala Sekolah 11 11 - - 18 18 - - 8 8 - - 2 2 - - 2. Wk Kepala Sekolah 3 3 - - 3 3 - - 2 2 - - 1 1 - -

3. Guru 61 61 - - 56 56 - - 7 7

4. Tata Usaha 8 8 - - 8 8 - - 9 9

5. Tamu 6. Lainnya:

d. Perabot Ruang penunjang

Perabot

No. Ruang Meja Kursi Almari + rak

buku/alat

Lainnya

Ju

m

lah

Baik Rusa

k rin g an Ru sa k Ber at Ju m lah

Baik Rusa

k rin g an Ru sa k Ber at Ju m lah

Baik Rusa

k rin g an Ru sa k Ber at Ju m lah

Baik Rusa

k rin g an Ru sa k Ber at

1. BK 5 5 - - 8 8 - - 4 4 - - 1 1 - -

2. UKS - - - - 2 2 2 2 - -

3. PM R/Pramuka 4. OSIS

5. Gudang 1 1 - - 3 - 3 - 4 2 2 - - - - -

6. Ibadah 2 2

7. Koperasi 2 2

8. Hall/lobi

9. Kantin 6 6 - -

10. Pos jaga - - - 1 - 1 -

11. Reproduksi 12. Lainnya: ...


(4)

Fasilitas Penunjang Perpustakaan

No. Jenis Jumlah / Ukuran/ Spesifikasi

1 Komputer 2 unit /

2. Ruang baca 1 ruang / 56 m2

4. TV 1 (42”)

5. LCD -

6. VCD/DVD player -

7. Lainnya: -

Alat/Bahan di Laboratorium/Ruang Keterampilan/Ruang Multimedia (di isi dalam angka)

No. Alat/bahan Jumlah, kualitas, dan kondisi alat/bahan*)

Jumlah Kualitas Kondisi

< 25% dr keb.

25%- 50% dr

keb

50%- 75% dr

keb.

75%- 100% dr keb.

Kuran

g Cukup Baik

Sangat baik

Rusak berat

Rusak Ringan Baik

1. Lab. IPA V V' v

2. Lab. bahasa v v v

3. Lab. komputer V V

4. Ketrampilan 5. PTD 6. Kesenian

7. Multimedia V V V

Keterangan kondisi:

Baik Kerusakan < 15%

Rusak Ringan 15% - < 30%

Rusak sedang 30% - < 45%

Rusak berat 45%-65%


(5)

(6)

BIOGRAFI PENULIS

Dhiza Namira Fatihanny

, lahir di Jakarta, 21 Juli

1993. Merupakan putri ketiga dari tiga bersaudara

dari pasangan H. Dadang Sutrisna dan Hj. Sri

Mulyati S.Pd, yang beralamatkan di Pondok

Kacang Prima Blok K8/3 RT 16/08, Pondok Aren.

Penulis memulai Pendidikan di SDN Pd Aren 01

pada tahun 1998 dan selesai pada tahun 2004.

Kemudian penulis melanjutkan ke MTs

Al-Islamiyah

Cileduk.

Selanjutnya

penulis

melanjutkan pendidikannya ke SMAN 108 Jakarta dan lulus tepat waktu pada

tahun 2010. Tamat dari MAN penulis mendaftarkan diri untuk melanjutkan ke

perguruan tinggi. Pada tahun 2010, penulis berhasil lulus masuk di Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan Manajemen Pendidikan.

Allah selalu melihat. Allah selalu melihat dan membantu apa yang kita

keluhkan.

Melalui skripsi yang berjudul “

Implementasi Rencana Strategi Sarana

Prasarana di SMPN 5 Tangerang Selatan

di bawah bimbingan Bapak Fathi