KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KOPI DI KECAMATAN TELUK BATANG Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kopi Di Kecamatan Teluk Batang Kabupaten Kayong Utara Provinsi Kalimantan Barat.

KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KOPI
DI KECAMATAN TELUK BATANG
KABUPATEN KAYONG UTARA
PROVINSI KALIMANTAN BARAT
NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan
Mencapai derajat sarjana S-1 Fakultas Geografi

Diajukan Oleh :
YUDI SUKMANA
Nirm : 02.6.106.09010.5.0014

Kepada

FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012

KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KOPI
DI KECAMATAN TELUK BATANG KABUPATEN KAYONG UTARA

PROVINSI KALIMANTAN BARAT
LAND SUITABILITY FOR COFFEE PLANT
IN KECAMATAN TELUK BATANG NORTH KAYONG REGENCY
WEST KALIMANTAN PROVINCE
ABSTRACT
The research is performed in Kecamatan Teluk Batang of North Kayong
Regency, West Kalimantan Province. Purpose of the research is to determine land
suitability for coffee plant and constraining factors of the land suitability of the
researched area.
Method uses in the research is survey one, namely, observation,
measurement and recording and laboratory analysis. Land sample is taken by
using stratified random sampling in each land unit. Data used in the research
consists of primary and secondary data. Primary data includes average annual air
temperature, number of dry months, annual average rainfall, class of land
drainage, soil texture, rooting depth, capacity of ion exchange (KPK), soil pH, N
total, available P2O5, available K2O, soil salinity, land slope, surface rock
condition and rock exposure. Secondary data is geological map, land shape map,
soil map, slope map, land use map, land unit map, and topographic map.
Classification method uses matching procedure, namely, comparing standard data
of land suitability classification according to Bunting, 1981 and CSR/FAO, 1983

(in Agus Murdowo, 2004).
Results of the research indicated that region of Kecamatan Teluk Batang
comprised of a land shape unit that can be divided into twelve land units, and two
levels of land suitability, namely, almost suitable class (S3) with area of 572.90
hectares or 7.24%. Researched region belonged to almost suitable (S3) was found
at land unit of F1AlP. The almost suitable class was found in Kelurahan Alur
Dandung, Banyuabang, Masbangun, Podorukun, Sungai Paduan, and Teluk
Batang. Dominant constraining factors of the almost suitable class (S3) include:
availability of soil nourishment (pH) and N total. Whereas, non-suitable land class
(N1) is found in land units of F1Alk, F1OrT, F1OrSw, F1OrK, F1OrH, F1OrP,
F1AkSw, F1AlSm, F1AlH, F1AlT with area of 69,527.1 or 92.58%. The nonsuitable class was found in Kelurahan Alur Dandung, Banyuabang, Durian,
Sebatang, Masbangun, Podorukun, Seponti Jaya, Suisepeti, Sungai Paduan,
Telaga Arum, Teluk Batang, Wonorejo. Dominant constraining factors of the
class are the soil pH has acid tendency.
Final result of the research is presented in map of land suitability with scale of 1 : 100,000

INTISARI
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Teluk Batang Kabupaten Kayong
Utara Propinsi Kalimantan Barat. Bertujuan untuk menentukan kelas kesesuaian
lahan untuk tanaman kopi dan faktor - faktor pembatas tingkat kesesuaian lahan

daerah penelitian.
Metode yang digunakan adalah metode survei yang berupa pengamatan,
pengukuran dan pencatatan dan analisis laboratorium. Pengambilan sampel tanah
menggunakan metode stratified random sampling pada setiap satuan lahan. Data
yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder.
Data primer meliputi : temperatur udara rata-rata tahunan, jumlah bulan kering,
curah hujan rata-rata tahunan, kelas drainase tanah, tekstur tanah, kedalaman
perakaran, kapasitas pertikaran ion (KPK), pH tanah, N total, P2O5 tersedia, K2O
tersedia, salinitas tanah, kemiringan lereng, keadaan batu dipermukaan dan
singkapan batuan. Data sekunder adalah : peta geologi, peta bentuk lahan, peta
tanah, peta lereng, peta penggunaan lahan, peta satuan lahan dan peta topografi.
Metode klasifikasi menggunakan cara matching yaitu membandingkan data
standar klasifikasi kesesuaian lahan menurut Bunting, 1981 dan CSR/FAO, 1983
(dalam Agus Murdowo, 2004).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah Kecamatan Teluk Batang
terdiri atas satu satuan bentuk lahan yang dapat dibagi menjadi dua belas satuan
lahan, dan terdiri atas dua tingkat kesesuaian lahan yaitu kelas hampir sesuai (S3)
dengan luas 572,90 ha atau 7,42%. Daerah penelitian termasuk hampir sesuai (S3)
terdapat pada satuan lahan F1AlP. Kelas hampir sesuai ini terdapat di Kelurahan
Alur Dandung, Banyuabang, Masbangun, Podorukun, Sungai Paduan, dan Teluk

Batang. Faktor pembatas yang dominan pada kelas hampir sesuai (S3) meliputi :
ketersediaan unsur hara tanah (pH) dan N total. Sedangkan kelas kesesuai lahan
tidak sesuai (Nt) terdapat pada satuan lahan F1AlK, F1OrT, F1OrSw, F1OrK,
F1OrH, F1OrP, F1OrSm, F1AlSw, F1AlSm, F1AlH, F1AlT dengan luas 69.527,1
ha atau 92,58%. Kelas kesesuai lahan tidak sesuai terdapat di Kelurahan Alur
Dandung, Banyuabang, Durian Sebatang, Masbangun, Podorukun, Seponti Jaya,
Suisepeti,Sungai Paduan, Telaga Arum, Teluk Batang, Wonorejo. Faktor
pembatas yang dominan pada kelas ini adanyan pH tanah yang cenderung asam.
Hasil akhir dari penelitian ini disajikan dalam peta kesesuaian lahan skala 1:100.000

keputusan pemanfaatan yang paling

PENDAHULUAN
Meningkatkan kebutuhan dan

menguntungkan dari sumber daya

persaingan dalam penggunaan lahan

lahan yang terbatas dan sementara itu


baik

juga melakukan tindakan konservasi

untuk

keperluan

produksi

pertanian maupun untuk keperluan

untuk

lainnya memerlukan perkiraan yang

(Santun S.R.P, 1985).

seksama


dalam

mengambil

penggunaan

masa

depan

Penggunaan lahan merupakan

penggunaan tertentu (FAO, 1976).

kegiatan manusia terhadap lahan

Kelas kesesuaian suatu areal dapat

untuk


berbeda

memenuhi

kebutuhan
lahan

sebagian

hidupnya.

berkaitan

dari

Penggunaan

erat


peningkatan produk agar

tergantung

penggunaan

lahan

dengan

dipertimbangkan.

dicapai

kesesuaian

dari
yang

tipe

sedang

Penilaian

lahan

pada

dasarnya

peningkatan. Produksi dan hasil yang

berupa pemilihan lahan yang sesuai

optimal serta lestari, maka tanaman

untuk

yang diusahakan pada suatu lahan


mencapai maksud tersebut dirasa

harus

perlu

disesuaikan

dengan

kelas

tanaman

adanya

tertentu.

kegiatan


Untuk

evaluasi

kesesuaian lahannya. Oleh karena itu

sumber daya lahan dengan tujuan

dalam

perencanaan

untuk

lahan,

kesesuaian

penggunaan

mengetahui

pemanfaatan

sangat

potensi sumber daya alam yang

penting karena sebagai salah satu

diperlukan bagi suatu wilayah dan

syarat untuk berhasilnya suatu usaha

hal ini dapat diperoleh dengan

pertanian. Dalam kaitannya dengaan

evaluasi

penelitian ini yang dimaksud adalah

1985). Fungsi evaluasi lahan adalah

usaha pertanian tanaman kopi.

memberi

lahan

Lahan adalah sumber daya

lahan

(Santun

Sitorus,

pengertian

hubungan

antara

kondisi

dengan

tertentu yang meliputi biosfer di atas

memberikan

dan dibawahnya termasuk atmosfer,

perencana

tanah, batuan ( geologi), hidrologi,

dan alternatif penggunaan yang dapat

flora

diharapakan berhasil.

fauna,

hasil

kultural

manusia masa lampau dan masa

lahan

lahan

alam yang dicirikan oleh sifat-sifat

dan

panggunaan

tentang

informasi
berbagai

Daerah

serta
kepada

perbandingan

penelitian

di

sekarang yang berpengaruh nyata

Kecamatan Teluk Batang Kabupaten

terhadap penggunaan lahan masa

Kayong Utara Provinsi Kalimantan

sekarang dan masa yang akan datang

Barat secara administrasi sebelah

(FAO,

utara berbatasan dengan Kecamatan

adalah

1976).

Kesesuaian

pengembangan

lahan
tingkat

kecocokan sebidang lahan untuk

Simpang

Hilir,

sebelah

selatan

berbatasan dengan Laut Karimata,

sebelah barat berbatasan dengan

OPT

Kabupaten Sanggau, dan sebelah

Tumbuhan)

timur berbatasan dengan Kabupaten

atau

Pontianak.

Pada

Berdasarkan

data

Monografi Kecamatan Teluk Batang

(Organisme
yang

membahayakan

berpotensi
satu

ditemukan

Pengganggu

membahayakan.

hamparan
gejala

memang

penyakit

pada

tanaman kopi masyarakat, namun
Jumlah

Tanaman

Kopi

di

oleh OPT, namun disebabkan karena

Kecamatan Teluk batang
Tahun

gejala tersebut bukanlah disebabkan

Tidak

kekurangan beberapa unsur penting

Menghasilkan

yang berfungsi dalam pembentukan

Menghasilkan

klorofil.

2000

75.920

49.390

2001

75.340

49.970

2002

73.950

51.360

gejala yang muncul pada tanaman

2003

73.250

52.060

akibat

2004

72.200

53.110

tertentu. Tujuannya tentu saja untuk

Data Monografi Kecamatan (2004)

Penting untuk

kekurangan

mengetahui

unsur

hara

menjaga produksi dan kualitas kopi

Dari data monografi diatas

yang dihasilkan.Sebagai rujukan bagi

diketahui penurunan produktivitas

para petani kopi trutama didaerah

tanaman

penelitian mungkin tulisan ini bisa

kopi

setiap

tahunnya.

Berdasarkan pengamatan dilapangan
bahwa tanaman kopi kelihatan kerdil,
daun

menguning

dan

gugur.

sedikit banyak membantu.
Mungkin perlu saya ingatkan
kembali perbedaan gejala penyakit

Pertumbuhan cabang‐cabang baru

fisiologis

terhambat

hanya

kekurangan unsur hara dengan gejala

menghasilkan sedikit bunga, bunga

yang disebabkan oleh OPT. Bila

prematur dan banyak yang kosong.

dilapangan kita menemukan kurang

sehingga

Pengamatan yang dilakukan

yang

disebabkan

oleh

lebih sepuluh tanaman mempunyai

mengamati

gejala yang sama seperti uraian yang

perkembangan hama dan penyakit

akan kita bahas nanti berarti tanaman

tidak

perkembangan

kopi kekurangan unsur hara. Bila

populasi dan intensitas serangan

gejala hannya muncul pada satu-dua

dilapangan

menemukan

tanaman, berarti itu disebabkan oleh

2.

OPT atau bibit yang tidak bagus.

pembatas tingkat kesesuaian lahan

Kecamatan

Teluk

Batang

Menentukan

faktor

-

faktor

daerah

mempunyai luas 75.100 ha, yang

Penelitian

terbagi menjadi 11 desa. Pada daerah
penelitian terdapat 2 jenis tanah

Metode Penelitian

jenis tanah yaitu Organosol dan

Di

Aluvial.

dalam

digunakan

Berdasarkan latar belakang

penelitian

metode

pengamatan,

ini

survei,

yaitu

pengukuran

dan

tersebut diatas, maka penulis tertarik

pencatatan secara sistematik terhadap

untuk melakukan penelitian dengan

fenomena yang diselidiki, kemudian

judul

dilengkapi

“Kesesuaian

lahan

untuk

dengan

analisis

tanaman kopi di Kecamatan Teluk

laboratorium, untuk melengkapi data

Batang Kabupaten Kayong Utara

yang

Kalimantan Barat.”

penemuan sampel dalam penelitian

diperlukan.

Adapun

cara

ini dilakukan secara Area sampling,
PERUMUSAN MASALAH

yaitu pengambilan sampel menurut

1. Bagaimana kesesuaian lahan kopi

satuan lahan.

pada daerah penelitian ?
2. Satuan lahan manakah yang sesuai
untuk lokasi tanaman kopi ?

TUJUAN PENELITIAN
1. Menentukan kelas kesesuaian
lahan untuk tanaman kopi
Pedoman Klasifikasi Kesesuaian Lahan Tanaman kopi
Kelas Kesesuaian Lahan
No
1

Kualitas dan Karakteristik Lahan

S1

S2

S3

N1

t-Regim temperatur
1. Temp tauhnan rata-rata (oC)

20 - 27

28 - 30

31 - 32

> 32

19 - 18

17 - 16

< 16

2

w-Ketersediaan air
1. Jumlah bulan kering (< 75 mm)

2–3

6

2. Curah hujan tahunan rata-rata

2000 - 3000

3000 - 4000

4000 - 5000

> 5000

2000 - 1500

1500 - 1000

< 1000

Sedang,agak

Buruk,

terlalu cepat

terlalu cepat

terlalu cepat

Geluh, lempung

Geluh

Pasir

Kerikil, pasir,

berpasir,

geluh

berpasir,

lempung berdebu,

lempung

berdebu,

debu,

lempung

berstruktur

masif.

(mm)
3

r-Kondisi perakaran
1. Kelas drainase tanah

2. Tekstur tanah (Tanah permukaan)

baik

geluh

agak

bergeluh,

Sangat buruk

berpasir

berlempung,
lempung
berdebu
3. Kedalaman perakaran (cm)
4

> 150

100 - 149

50 -99

< 50

> Tinggi

Sedang

Rendah

Sangat rendah

5,5 – 6,0

6,1 – 7,0

7,1 – 7,5

> 7,5

5,4 – 5,0

4,9 – 4,5

< 4,5

f-Daya penahanan unsur hara
*1. KPK (me/100g tanah)
(tanah bawah)
2. pH tanah (tanah permukaan)

5

6

n-Kesediaan unsur hara
*1. N Total (tanah permukaan)

> Rendah

Sangat rendah

-

-

*2. P2O5 tersedia (tanah permukaan)

> Rendah

Sangat rendah

-

-

*3. K2O tersedia (tanah permukaan)

> Rendah

Sangat rendah

-

-

4

0-8

8-15

15-30

> 30

*2. Batu dipermukan

0

1

2

>3

*3. Singkpan batuan

0

1

2

>3

x-Keracunan
1. Salinitas (mmhos/cm)
(tanah bawah)

7

s-Medan
1. Kemiringan lereng (%)

Sumber: CSR/FAO, 1983
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari satuan bentuk lahan tersebut maka dapat dirinci menjadi 12 satuan
lahan seperti dalam tabel 3.1. berikut

Penyebaran Daerah Sampel dan Luas Menurut Satuan

Lahan

Daerah Penelitin.
No
1
2
3

4

5

6

7

8

9
10
11
12

Satuan Lahan
Keterangan
F1Al K
Dataran alluvial kemiringan lereng 03% dengan tanah
F1Al P
Dataran alluvial kemiringan lereng 03%
F1Or T
Dataran alluvial kemiringan lereng 03% dengan tanah orgonosol untuk
penggunaan lahan tegalan.
F1Or Sw
Dataran alluvial kemiringan lereng 03% dengan tanah orgonosol untuk
penggunaan lahan sawah.
F1Or K
Dataran alluvial kemiringan lereng 03% dengan tanah orgonosol untuk
penggunaan lahan kopi.
F1Or H
Dataran alluvial kemiringan lereng 03% dengan tanah orgonosol untuk
penggunaan lahan hutan.
F1Or P
Dataran alluvial kemiringan lereng 03% dengan tanah orgonosol untuk
penggunaan lahan pemukiman.
F1Or Sm
Dataran alluvial kemiringan lereng 03% dengan tanah orgonosol untuk
penggunaan lahan semak belukar.
F1Al Sw
Dataran alluvial kemiringan lereng 03%
F1Al Sm
Dataran alluvial kemiringan lereng 03%
F1Al H
Dataran alluvial kemiringan lereng 03%
F1Al T
Dataran alluvial kemiringan lereng 03%
Sumber : Hasil Perhitungan

Luas (Ha)
6.043,81
5.572,90
593,57

2.118,44

1.870,47

38.276,04

6.419,72

1.529,11

2.270,16
433,86
6.093,13
640,34

Adapun karakteristik dari masing-masing satuan lahan tersebut adalah sebagai
berikut :

1.

F1 Al K
Wilayah satuan lahan ini mempunyai tekstur tanah geluh debuan dengan

perbandingan pasir 11,22%, debu 58,12%, lempung 29,66%. Kedalaman efektif
tanah termasuk kelas dalam >150, pH sebesar 3,61, kandungan kapasitas tukar
kation termasuk kelas sedang sebesar 20,11 me/100g, nitrogen total termasuk
kelas sangat rendah 0,53%, phospor tersedia termasuk kelas sedang-rendah
14,72ppm, dan salinitas termasuk kelas rendah sebesar 0,43 mmhos. Satuan lahan
F1 Al K

Bentuk Penggunaan Lahan Tanaman Kopi
2.

F1 Al P
Wilayah satuan lahan ini mempunyai tekstur tanah geluh debuan dengan

perbandingan pasir 18,31%, debu 55,11%, lempung 29,66%. Kedalaman efektif
tanah termasuk dalam kelas dalam >150, pH sebesar 4,75, kandungan kapasitas
tukar kation termasuk kelas sedang sebesar 22,68 me/100g, nitrogen total
termasuk kelas sangat rendah sebesar 0,45%, phospor tersedia termasuk kelas
sangat rendah sebesar 7,47 ppm, dan salinitas sebesar 1,69 mmhos. Satuan lahan
F1 Al P

Bentuk Panggunaan Lahan Pemukiman
3.

F1 Or T

Wilayah satuan lahan ini mempunyai tekstur tanah geluh lempungan dengan
perbandingan pasir 19,91%, debu 38,55%, lempung 42,35%. Kedalaman efektif
tanah termasuk dalam kelas sedang 100-149, pH sebesar 3,57, kandungan
kapasitas tukar kation termasuk kelas sedang sebesar 22,56 me/100g, nitrogen
total termasuk kelas sangat rendah sebesar 0,43%, phospor tersedia termasuk
kelas sangat rendah sebesar 8,55 ppm, dan salinitas sebesar 0,40 mmhos. Satuan
lahan F1 Or T

Bentuk Penggunaan Lahan Tegalan
4.

F1 Or Sw
Wilayah satuan lahan ini mempunyai tekstur tanah geluh debuan dengan

perbandingan pasir 11,22%, debu 58,12%, lempung 29,66%. Kedalaman efektif
tanah termasuk dalam kelas dangkal 50-99, pH sebesar 3,95, kandungan kapasitas
tukar kation termasuk kelas sedang sebesar 23,40 me/100g, nitrogen total
termasuk kelas sangat rendah sebesar 0,38%, phospor tersedia termasuk kelas
sangat rendah sebesar 7,69 ppm, dan salinitas sebesar 0,40 mmhos. Satuan lahan
ini F1 Or Sw

Bentuk Penggunaan Lahan Sawah

5.

F1 Or K
Wilayah satuan lahan ini mempunyai tekstur tanah geluh lempung debuan

dengan perbandingan pasir 8,00%, debu 51,88%, lempung 40,12%. Kedalaman
efektif tanah termasuk dalam kelas dalam >150, pH sebesar 0,48, kandungan
kapasitas tukar kation termasuk kelas sedang sebesar 22,52 me/100g, nitrogen
total termasuk kelas sangat rendah sebesar 0,48%, phospor tersedia termasuk
kelas sedang-rendah sebesar 24,73 ppm, dan salinitas sebesar 0,35 mmhos. Satuan
lahan ini F1 Or K

Bentuk Penggunan Lahan Tanaman Kopi

6.

F1 Or H
Wilayah satuan lahan ini mempunyai tekstur tanah geluh lempung debuan

dengan perbandingan pasir 9,24%, debu 52,22%, lempung 38,54%. Kedalaman
efektif tanah termasuk dalam kelas dalam >150, pH sebesar 3,86, kandungan
kapasitas tukar kation termasuk kelas sedang sebesar 23,33 me/100g, nitrogen
total termasuk kelas sangat rendah sebesar 0,21%, phospor tersedia termasuk
kelas sangat rendah sebesar 9,66 ppm, dan salinitas sebesar 0,12 mmhos. Satuan
lahan ini F1 Or H

Bentuk Panggunaan Lahan Hutan

7.

F1 Or P
Wilayah satuan lahan ini mempunyai tekstur tanah lempungan dengan

perbandingan pasir 14,28%, debu 39,66%, lempung 46,06%. Kedalaman efektif
tanah termasuk dalam kelas sedang 100-149, pH sebesar 4,12, kandungan
kapasitas tukar kation termasuk kelas sedang sebesar 22,67 me/100g, nitrogen
total termasuk kelas sangat rendah sebesar 0,36%, phospor tersedia termasuk
kelas sedang-rendah sebesar 11,95 ppm, dan salinitas sebesar 0,21 mmhos. Satuan
lahan F1 Or P

Bentuk Penggunaan Lahan Pemukiman

8.

F1 Or Sm
Wilayah satuan lahan ini mempunyai tekstur tanah geluh lempung debuan

dengan perbandingan pasir 9,89%, debu 51,56%, lempung 38,55%. Kedalaman
efektif tanah termasuk dalam kelas dangkal 50-99, pH sebesar 3,47, kandungan
kapasitas tukar kation termasuk kelas tinggi sebesar 25,26 me/100g, nitrogen total
termasuk kelas sangat rendah sebesar 0,34%, phospor tersedia termasuk kelas
sangat rendah sebesar 6,45 ppm, dan salinitas sebesar 0 31 mmhos. Satuan lahan
ini F1 Or Sm

Bentuk Penggunaan Lahan Semak Belukar

9.

F1 Al Sw
Wilayah satuan lahan ini mempunyai tekstur tanah geluh lempungan

dengan perbandingan pasir 21,60%, debu 44,55%, lempung 33,85%. Kedalaman
efektif tanah termasuk dalam kelas dangkal 50-99, pH sebesar 3,69, kandungan
kapasitas tukar kation termasuk kelas sedang sebesar 21,06 me/100g, nitrogen
total termasuk kelas sangat rendah sebesar 0,54%, phospor tersedia termasuk
kelas sangat rendah sebesar 6,75 ppm, dan salinitas sebesar 0,32 mmhos. Satuan
lahan ini F1 Al Sw

Bentuk Penggunaan Lahan Sawah

10.

F1 Al Sm
Wilayah satuan lahan ini mempunyai tekstur tanah geluh lempungan

dengan perbandingan pasir 33,90%, debu 36,55%, lempung 29,55%. Kedalaman
efektif tanah termasuk dalam kelas dangkal 50-99, pH sebesar 2,15, kandungan
kapasitas tukar kation termasuk kelas sedang sebesar 22,92 me/100g, nitrogen
total termasuk kelas sangat rendah sebesar 0,24%, phospor tersedia termasuk
kelas sangat rendah sebesar 6,14 ppm, dan salinitas sebesar 0,77 mmhos. Satuan
lahan F1 Al Sm

Bentuk Panggunaan Lahan Semak Belukar

11.

F1 Al H
Wilayah satuan lahan ini mempunyai tekstur tanah geluh lempung debuan

dengan perbandingan pasir 9,51%, debu 52,16%, lempung 38,33%. Kedalaman
efektif tanah termasuk dalam kelas dalam >150, pH sebesar 3,61, kandungan
kapasitas tukar kation termasuk kelas sedang sebesar 22,16 me/100g, nitrogen
total termasuk kelas sangat rendah sebesar 0,43%, phospor tersedia termasuk
kelas sangat rendah sebesar 8,58 ppm, dan salinitas sebesar 0,43 mmhos. Satuan
lahan F1 Al H

Bentuk Penggunaan Lahan Hutan

12.

F1 Al T
Wilayah satuan lahan ini mempunyai tekstur tanah geluh lempung debuan

dengan perbandingan pasir 17,20%, debu 39,55%, lempung 43,25%. Kedalaman
efektif tanah termasuk dalam kelas dangkal 50-99, pH sebesar 3,71, kandungan
kapasitas tukar kation termasuk kelas tinggi sebesar 25,98 me/100g, nitrogen total
termasuk kelas sangat rendah sebesar 0,42%, phospor tersedia termasuk kelas
sangat rendah sebesar 6,55 ppm, dan salinitas sebesar 1,45 mmhos. Satuan lahan
F1 Al T

Bentuk Penggunaan Lahan Tegalan

Tingkat Sub-kelas Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kopi di Daerah Penelitian
Satuan

Sub-kelas

Lahan

Kesesuaia

Faktor Pambatas

Luas
Ha

n Lahan

%

F1AlK

N

Ketersediaan unsur hara (pH)

6.043,81

8,05

F1AlP

S3fn

Unsur hara, pH

5.572,90

7,42

F1OrT

N

Ketersediaan unsur hara (pH)

539,57

0,72

F1OrSw

N

Ketersediaan unsur hara (pH)

2.118,44

2,82

F1OrK

N

Ketersediaan unsur hara (pH)

1.870,47

2,49

F1OrH

N

Ketersediaan unsur hara (pH)

38.276,04

50,97

F1OrP

N

Ketersediaan unsur hara (pH)

6.419,72

8,55

F1OrSm

N

Ketersediaan unsur hara (pH)

1.529,11

2,04

F1AlSw

N

Ketersediaan unsur hara (pH)

2.270,16

3,02

F1AlSm

N

Ketersediaan unsur hara (pH)

433,86

0,58

F1AlH

N

Ketersediaan unsur hara (pH)

6.093,13

8,11

F1AlT

N

Ketersediaan unsur hara (pH)

640,34

0,85

Sumber : Hasil Analisa Lapangan dan Laboratorium

KESIMPULAN
Tingkat

kesesuaian

lahan

daerah

Kecamatan

Teluk

Batang

mempunyai dua tingkat kesesuaian lahan yaitu, kelas kesesuaian lahan hampir
sesuai (S3) dengan luas 5.572,90 ha atau 7,42% dari luas daerah penelitian,
dan kelas kesesuaian lahan tidak sesuai pada saat ini (Nt) dengan luas 69.527,1
ha atau 92,58% dari luas daerah penelitian.
1. Kelas kesesuaian lahan hampir sesuai (S3) terdapat pada satuan lahan
F1AlP, Dengan Luas 5.572,90 Ha, terdapat didesa : Alur Dandung,Sungai
Paduan,Banyu Abanng dan Teluk Batang. Dan Kelas kesesuaian lahan
tidak sesuai (N) Kelas kesesuaian lahan tidak sesuai terdapat pada satuansatuan lahan F1AlK, dengan luas 6.043,81 Ha, terdapat didesa: Alur
Dandung,Sungai Paduan,dan Teluk Batang.
2. Adapun Faktor pembatas pada lahan hampir sesuai (S3) dengan faktor
pembatas pH tanah yaitu 4,75, N total 4,05% dan P2O5 tersedia 7,74 ppm,
Sedangkan pada Lahan tidak sesuai (N) dengan faktor pembatas pH 3,61.
F1OrT dengan pH 3,57. F1OrSw dengan pH 3,95. F1OrK dengan pH
4,04. F1OrH dengan pH 3,86. F1OrP dengan pH 4,12. F1OrSm dengan
pH 3,47. F1AlSw dengan pH 3,69. F1AlSm dengan pH 4,16. F1AlH
dengan pH 3,61 dan F1AlT dengan pH 3,71.

SARAN
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam hal pengelolaan
lahan perkebunan kopi di daerah penelitian yaitu :
1. Pemupukan dan pengelolaan tanah yang lebih insentif serta pembuatan
saluran air untuk irigasi.
2. Penambahan pupuk sangat diperlukan untuk meminimalisir kadar asam
dalam kandungan tanah.

DAFTAR PUSTAKA
CSR / FAO Staff. 1983. Reconnaissance Land Resource Surveys 1 : 25.000 Scale
Atlas Format Procedures. Bogor : Centre for Soil Research. Indonesia.
Isa Darma Wijaya. 1980. Klasifikasi Tanah Dasar Teori Bagi Peneliti Tanah
Pelaksana Pertanian di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah mada University
Press.
Jamulya dan Suratman Woro Suprodjo. 1983. Pengantar Geografi Tanah. Diktat
Kuliah. Yogyakarta: Fakultas Geografi UGM.
Jamulya dan Tukidal Yumano. 1991. Evaluasi Sumber Daya Lahan dan Survei
Pertanian. Diktat Kuliah. Yogyakarta: Fakultas Geografi UGM.
Jamulya dan Tukidal Yumano. 1991. Evaluasi Sumber Daya Lahan Untuk
Pertanian. Diktat Kuliah. Yogyakarta: Fakultas Geografi UGM.
Jupri. 1986. Evaluasi Penggunaan Lahan Terhadap Kesesuaian Lahan Untuk
Tanaman Padi Sawah dan Tanaman Lahan Kering Daerah Aliran Sungai
Kedungsiares Dui atas Waduk Wadaslintang Wonosobo Jawa Tengah.
Skripsi Sarjono. Yogyakarta : Fakultas Geografi UGM.
Mulyono. 1989. Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Pertanian Daerah Aliran
Sungai Serang Hulu Kabupaten Kulonprogo. Skripsi Sarjano.
Yogyakarta: Fakultas Geografi UGM.
Murdoyo, Agus. 2004. Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Tebu Di Kecamatan
Wedi Kabupaten Klaten Jawa Tengah.Skripsi. Surakarta. Fakultas
Geografi UMS.
Santun Sitorus. 1985. Evaluasi Sumber Daya Lahan. Bandung Tarsito.
Sarwono Hardjo Wigeno. 1987. Ilmu Tanah. Jakarta: Mediyatama Sarana Perkasa
Siti Sulastri. 1991. Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Tebu Pada Lahan Kering di
Daerah Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar Propinsi Jawa
Tengah. Skripsi. Surakarta : Sarjana Geografi.