PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN KEKUATAN KOERSIF TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH : Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota di Wilayah I Bogor Provinsi Jawa Barat.

No. Daftar FPEB: 257/UN40.7.D1/LT/2014

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN
KEKUATAN KOERSIF TERHADAP KUALITAS LAPORAN
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
(Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota di Wilayah I Bogor
Provinsi Jawa Barat)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Ekonomi Pada Program Studi Akuntansi

Disusun oleh:
DESIANA ANUGRAH BUDIAWAN
NIM. 1000583

PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014

Des iana Anugrah Budiawan, 2014
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN KEKUATAN KOERSIF TERHADAP KUALITAS LAPORAN
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
(Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota di Wilayah I Bogor Provinsi Jawa Barat)
Uni versitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengaruh Sistem Pengendalian Internal
dan Kekuatan Koersif terhadap Kualitas
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
(Studi Pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di wilayah
I Bogor Provinsi Jawa Barat)

Oleh
Desiana Anugrah Budiawan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Desiana Anugrah Budiawan 2014
Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
Des iana Anugrah Budiawan, 2014
PENGARUH Desiana Anugrah Budiawan, 2014
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN KEKUATAN KOERSIF TERHADAP KUALITAS LAPORAN
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
(Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota di Wilayah I Bogor Provinsi Jawa Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Des iana Anugrah Budiawan, 2014
PENGARUH Desiana Anugrah Budiawan, 2014
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN KEKUATAN KOERSIF TERHADAP KUALITAS LAPORAN
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
(Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota di Wilayah I Bogor Provinsi Jawa Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lampiran 1: Daftar Kuesioner

Yth. Bapak/Ibu Responden

Bersama

ini

saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner dalam rangka

penelitian saya yang berjudul:
“Pengaruh Sistem Pengendalian Internal dan Kekuatan Koersif Terhadap Kualitas
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah”
Kuesioner

ini

terdiri

atas sejumlah pernyataan. Keberhasilan

penelitian


ini

sangat

tergantung dari partisipasi Bapak/Ibu dalam menjawab kuesioner.
Atas partisipasi dan kerjasamanya, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan
yang setinggi-tingginya.
Cara Pengisian Kuesioner
Bapak/Ibu cukup memberikan tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang tersedia sesuai
dengan pendapat Bapak/Ibu. Setiap pernyataan mengharapkan hanya satu jawaban. Setiap
jawaban akan mewakili tingkat kesesuaian dengan pendapat Bapak/Ibu:





SS
S
KS

TS

= SANGAT SETUJU
= SETUJU
= KURANG SETUJU
= TIDAK SETUJU

Untuk pertanyaan yang tidak ada angka pilihannya, Bapak/Ibu diminta untuk menjawab
pertanyaan sesuai dengan kondisi yang dialami pada pekerjaan saat ini.

Hormat Saya,

Peneliti

[Type text]
Desiana Anugrah Budiawan, 2014
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN KEKUATAN KOERSIF TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH DAERAH
(Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota di Wilayah I Bogor Provinsi Jawa Barat)
Uni versitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama

: ............................................................................................ *)

2. Umur

: ………………………………........................................tahun

3. Jenis Kelamin

:

Pria

Wanita

4. Pendidikan Terakhir


:

SMA

D1

D2

S1

S2

S3

D3

5. NIP

: .................................................................................................


6. Pangkat/Golongan

: ……………………………….................................................

7. Jabatan

: ……………………………….................................................

8. Lama Menjadi PNS

: ……………………………….................................................

9. Asal Pemerintah Daerah : ……………………………….................................................
10. Lama di Instansi tersebut : ………………………………...........................................
11. Pengalaman dimutasi/promosi : .................................................................................. kali

*) boleh tidak diisi

……………… , …..… Mei 2014


(

)

DAFTAR KUESIONER

No
1

Pernyataan
Kebijakan dan prosedur yang ditetapkan/ diatur
dalam peraturan perundang-undangan harus menjadi
acuan dalam praktik penyusunan laporan keuangan

2

Laporan keuangan yang diterbitkan harus memuat
karakteristik yang disyaratkan dalam peraturan
perundang-undangan


3

Dampak sosial yang ditimbulkan oleh opini terhadap
laporan keuangan periode sebelumnya
mempengaruhi praktik penyusunan laporan keuangan
periode selanjutnya

4

Konsekuensi hukum yang ditimbulkan oleh opini
terhadap laporan keuangan periode sebelumnya
mempengaruhi praktik penyusunan laporan keuangan
periode selanjutnya

5

Maraknya pemberitaan tentang laporan keuangan
pemerintah daerah di media massa mempengaruhi
praktik penyusunan laporan keuangan


6

Opini media massa menyebabkan tekanan dalam
praktik penyusunan laporan keuangan

7

Adanya tuntutan masyarakat akan akuntabilitas dan
transparansi laporan keuangan pemerintah daerah
mempengaruhi praktik penyusunan laporan keuangan

8

Opini masyarakat menyebabkan tekanan dalam
praktik penyusunan laporan keuangan

9

Tuntutan dunia bisnis atas laporan keuangan
pemerintah yang berkualitas semakin meningkat

10

Perkembangan sistem informasi dan teknologi
mempengaruhi praktik penyusunan laporan keuangan

SS

S

KS

TS

BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu
penelitian,

objek

penelitian

ini

menjadi

sasaran

dalam

penelitian

untuk

mendapatkan solusi dari permasalahan yang terjadi. Menurut Arikunto (2010)
obyek penelitian adalah fenomena atau masalah penelitian yang telah diabstraksi
menjadi suatu konsep atau variabel. Obyek penelitian ditemukan melekat pada
subyek penelitian.
Objek yang akan penulis teliti dalam penelitian kali ini adalah sistem
pengendalian

internal,

kekuatan

koersif,

dan

kualitas

laporan

keuangan

pemerintah pusat. Dalam penelitian ini sistem pengendalian internal dan kekuatan
koersif sebagai variabel bebas (variabel X) dan kualitas laporan keuangan sebagai
variabel terikat (variabel Y). Penelitian ini dilaksanakan pada Pemerintah Daerah
Kabupaten/ Kota di wilayah I Bogor Jawa Barat.
3.2. Metode Penelitian
3.2.1. Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
verifikatif. Menurut Sugiyono (2012): “penelitian deskriptif ini dilakukan untuk
mengetahui nilai variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan,
atau

menghubungkan

dengan

variabel

lain”.

Penelitian

deskriptif

meliputi

pengumpulan data untuk diuji hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai
Des iana Anugrah Budiawan, 2014
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN KEKUATAN KOERSIF TERHADAP KUALITAS LAPORAN
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
Uni versitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perp ustakaan.upi.edu

47

status terakhir dari subjek penelitian. Dengan metode deskriptif akan diketahui
bagaimana

sistem

pengendalian

internal

dan

kekuatan

koersif

dapat

mempengaruhi kualitas laporan keuangan.
Selain menggunakan metode deskriptif, penelitian ini juga menggunakan
metode verifikatif. Menurut Sugiyono (2010) metode verifikatif ini merupakan
penelitian melalui pembuktian untuk menguji hipotesis hasil penelitian deskriptif
dengan suatu perhitungan statistika sehingga didapat hasil pembuktian yang
menunjukan hipotesis ditolak atau diterima.
Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian dengan menggunakan
metode survei. Menurut Sugiyono (2012), metode survei digunakan untuk
mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah, tetapi peneliti melakukan
perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner,
test, wawancara terstruktur dan sebagainya.
Data yang diperoleh kemudian diolah, dianalisis, dan diproses lebih lanjut
dengan dasar-dasar teori yang telah dipelajari. Sedangkan analisis dilakukan
melalui pendekatan

kuantitatif dengan

menggunakan

metode statistik

yang

relevan untuk menguji hipotesis. Tahap-tahap perencanaan dalam penelitian ini
adalah :
1. Operasionalisasi variabel.
2. Penentuan populasi dan sampel penelitian.
3. Mendesain dan menguji instrumen penelitian.
4. Pengumpulan data.
5. Analisa data dan pengujian hipotesis.
Des iana Anugrah Budiawan, 2014
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN KEKUATAN KOERSIF TERHADAP KUALITAS LAPORAN
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
Uni versitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

48

6. Penarikan kesimpulan.
3.2.2. Definisi dan Operasionalisasi Variabel
3.2.2.1. Definisi Variabel
Variabel dapat

dikatakan

sebagai suatu

hal yang

menjadi objek

pengamatan penelitian atau sering pula dikatakan sebagai faktor-faktor yang
berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti. Sugiyono (2012)
mendefinisikan variabel sebagai suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang atau
objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Variabel-variabel yang terdapat dalam
penelitian ini dapat didefinisikan sebagai berikut:


Variabel Independen
Variabel Independen (X) adalah variabel yang mempengaruhi variabel
lainnya. Menurut Sugiyono (2012) variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel terikat. Pada penelitian ini yang menjadi variabel independen
adalah:
1. Sistem Pengendalian Internal (X1 ), PP Nomor 60 Tahun 2008
mendefinisikan pengendalian internal sebagai proses yang integral
pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus
oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan
memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang
efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan
aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

Des iana Anugrah Budiawan, 2014
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN KEKUATAN KOERSIF TERHADAP KUALITAS LAPORAN
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
Uni versitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

49

Sistem Pengendalian Internal diukur dari jumlah temuan BPK atas
kasus kelemahan sistem pengendalian internal dengan menetapkan
skala ordinal sebagai berikut:
Tabel 3.1
Skala Penafsiran Kasus Kelemahan SPI
Jumlah Temuan
Skor
0 – 7.59

4

7.6 – 15.09

3

15.1 - 22.59

2

22.6 – 30

1

2. Kekuatan Koersif (X2 ), adalah tekanan eksternal yang diberikan
oleh pemerintah, peraturan, atau lembaga lain untuk mengadopsi
struktur atau sistem (Ashworth, 2009)
 Variabel Dependen
Variabel dependen (Y) adalah variabel yang dipengaruhi variabel lainnya.
Menurut

Sugiyono

(2012)

variabel

dependen

mempengaruhi atau yang menjadi sebab

adalah

variabel

yang

perubahannya atau timbulnya

variabel terikat. Pada penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah
Kualitas Laporan Keuangan (Y), menurut PP No. 71 tahun 2010 tentang SAP,
Kualitas Informasi Laporan Keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang
perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi
tujuannya.

Kualitas

Laporan

Keuangan

Pemerintah

diukur

dengan

menetapkan skala ordinal pada opini yang diberikan BPK, sebagai berikut:


Skor 4 untuk opini Wajar Tanpa Pengecualian



Skor 3 untuk opini Wajar Dengan Pengecualian

Des iana Anugrah Budiawan, 2014
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN KEKUATAN KOERSIF TERHADAP KUALITAS LAPORAN
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
Uni versitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

50



Skor 2 untuk opini Tidak Wajar



Skor 1 untuk opini Tidak Memberikan Pendapat
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel
Indikator
Skala

Variabel
Sistem Pengendalian
Internal (X1)
(PP No. 60 tahun
2008)

Kekuatan Koersif
(X2)
(Asworth, 2009)

Kualitas Laporan
Keuangan
Pemerintah Daerah
(Y)
(PP No. 71 tahun
2010)

Jumlah
temuan
kelemahan
Pengendalian Internal

kasus
Sistem
Ordinal

1. Peraturan perundangan
yang mengatur praktik
penyusunan laporan
keuangan
2. Terdapat konsekuensi atas
opini laporan keuangan
3. Tuntutan masyarakat atas
laporan keuangan yang
berkualitas
4. Pemberitaan media massa
atas laporan keuangan
pemerintah daerah
5. Tuntutan dunia bisnis yang
membutuhkan laporan
keuangan yang berkualitas
6. Kebutuhan untuk
menyesuaikan dengan
sistem informasi dan
telekomunikasi
Opini BPK atas Laporan
keuangan pemerintah daerah

Item/ Sumber
Data
Ikhtisar
Hasil
Pemeriksaan BPK
RI
1,2

3,4
5,6

Ordinal

7,8

9

10

Ordinal

Ikhtisar
Hasil
Pemeriksaan BPK
RI

3.2.3. Populasi dan Sampel Penelitian
Sugiyono

(2012)

mendefinisikan

populasi

mempunyai

arti

sebagai

“wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/ subyek yang mempunyai kualitas
Des iana Anugrah Budiawan, 2014
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN KEKUATAN KOERSIF TERHADAP KUALITAS LAPORAN
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
Uni versitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

51

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya”. Jawa Barat terbagi dalam 4 Badan Koordinasi
Pemerintahan Pembangunan (Bakor PP) Wilayah, Wilayah I Bogor dipilih penulis
menjadi populasi sasaran

dalam penelitian ini mengingat kualitas laporan

keuangan yang dihasilkan kabupaten/ kota tersebut sebagian besar masih
mendapatkan opini WDP,

juga dalam situs resmi bakor PP wilayah I

dikemukakan bahwa daya saing ekonomi daerah-daerah tersebut masih terbilang
lemah. Selain itu wilayah ini juga merupakan wilayah perbatasan dan paling dekat
dengan ibukota DKI Jakarta yang merupakan pusat pemerintahan Republik
Indonesia. Pemerintah daerah kabupaten/ kota di wilayah I Bogor Provinsi Jawa
Barat, diantaranya:
Tabel 3.3
Wilayah I Bogor Provinsi Jawa Barat
No.
Pemerintah Daerah
1

Kab. Bogor

2

Kab. Sukabumi

3

Kab. Cianjur

4

Kota Bogor

5

Kota Sukabumi

6

Kota Depok

(Sumber: jabarprov.go.id)
Karena jumlah populasi yang sedikit, maka dalam penelitian ini tidak
diambil sampel. Penulis menggunakan teknik sampling jenuh, menurut Sugiyono
(2012) sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota
Des iana Anugrah Budiawan, 2014
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN KEKUATAN KOERSIF TERHADAP KUALITAS LAPORAN
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
Uni versitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

52

populasi digunakan sebagai sampel. Jumlah pemerintah daerah kabupaten/ kota di
wilayah I Bogor Provinsi Jawa Barat adalah sebanyak 6 Instansi dan responden
pada penelitian ini ditujukan kepada Kepala Seksi Akuntansi pada Pejabat
Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) tersebut.
3.2.4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, penulis berusaha mengumpulkan data primer dan
data sekunder. Data sekunder dipergunakan untuk mengukur variabel Sistem
Pengendalian Internal dan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Data
sekunder adalah data yang telah ada dan tersedia sehingga tidak perlu
dikumpulkan sendiri oleh peneliti (Sekaran, 2007). Data sekunder tersebut berupa
softcopy laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah daerah
kabupaten/kota tahun 2012 di seluruh Indonesia yang diperoleh dari Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK RI).
Adapun teknik pengumpulan data lain yang digunakan untuk memperoleh
data mengenai kekuatan koersif adalah penelitian lapangan (field research).
Penelitian lapangan terutama dimaksudkan untuk memperoleh data primer. Dalam
hal ini peneliti berusaha
menyebarkan kuisioner.

mengumpulkan

data

yang

akurat

dengan cara

Menurut Sugiyono (2012) kuesioner adalah teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan memberi seperangkat pertanyaan dan
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner dalam penelitian
ini berisi daftar pernyataan kepada responden mengenai kekuatan koersif,
responden mempunyai kebebasan untuk

memberikan jawaban atau respon

berdasarkan atas pengalaman dan pengetahuan pihak yang bersangkutan sesuai
Des iana Anugrah Budiawan, 2014
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN KEKUATAN KOERSIF TERHADAP KUALITAS LAPORAN
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
Uni versitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

53

dengan penelitian yang dibutuhkan. Jenis angket yang digunakan penulis adalah
angket tertutup dan terstruktur, artinya jawaban responden pada setiap pernyataan
terikat pada sejumlah alternatif
kesempatan untuk

yang disediakan dan responden tidak diberi

memberikan jawaban lain selain jawaban-jawaban yang

disediakan.
Kuisioner dipilih sebagai instrumen pengumpulan data karena :
a. Data yang diperlukan bersifat kuantitatif.
b. Dapat disusun dengan cermat sesuai dengan permasalahan yang
diteliti.
c. Dapat disebar kepada seluruh responden dalam waktu relatif singkat.
d. Relatif lebih efisien dari segi waktu dan tenaga, mengingat responden
yang cukup banyak.
Alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
adalah skala likert. Menurut Ulber Silalahi (2009: 229) skala likert sebagai teknik
penskalaan banyak digunakan terutama untuk mengukur sikap, pendapat, atau
persepsi seseorang tentang dirinya atau sekelompok orang yang berhubungan
dengan suatu hal. Skala ini sering disebut sebagai summated scale yang berisi
sejumlah pernyataan dengan kategori respon.
Mengingat pengertian dari kekuatan koersif adalah adalah tekanan
eksternal yang diberikan oleh pemerintah, peraturan, atau lembaga lain untuk
mengadopsi struktur atau sistem,

maka dalam penelitian ini penulis ingin

mengetahui bagaimana kekuatan koersif tersebut berpengaruh terhadap praktik
penyusunan laporan keuangan. Setiap indikator dari variabel kekuatan koersif
Des iana Anugrah Budiawan, 2014
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN KEKUATAN KOERSIF TERHADAP KUALITAS LAPORAN
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
Uni versitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

54

dijabarkan kedalam beberapa item pernyataan dengan menetapkan Skala Likert
pada alternatif jawaban sebagai berikut :


Skor 4 untuk jawaban sangat setuju.



Skor 3 untuk jawaban setuju.



Skor 2 untuk jawaban kurang setuju.



Skor 1 untuk jawaban tidak setuju.

3.2.5. Teknik Analisis Data
3.2.5.1. Uji Instrumen Penelitian
a. Uji Validitas
Uji validitas adalah untuk mengetahui sah tidaknya instrumen kuisioner
yang digunakan dalam pengumpulan data. Sebagaimana dikutip oleh Sugiyono
(2010), Masrun menjelaskan bahwa dalam memberikan interpretasi terhadap
koefisien korelasi, item yang mempunyai korelasi positif dengan skor total
menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi.
Dalam penelitian ini metode yang digunakan dalam uji validitas adalah
korelasi Rank Spearman. Menurut Sugiyono (2010), korelasi Rank Spearman
digunakan untuk mencari hubungan atau untuk menguji signifikasi hipotesis
asosiatif bila masing – masing variabel yang dihubungkan berbentuk ordinal, dan
sumber data antar variabel tidak harus sama.
Pengujian validitas dilakukan dengan menghitung korelasi antara masingmasing pertanyaan dengan skor total. Analisis ini digunakan untuk mengetahui
pernyataan mana yang valid dengan mengacu pada tingkat signifikan sebesar

Des iana Anugrah Budiawan, 2014
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN KEKUATAN KOERSIF TERHADAP KUALITAS LAPORAN
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
Uni versitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

55

0,811 (rskritis) pada n = 6. Jika r korelasi < 0,811 maka pernyataan tidak valid,
sedangkan jika rs korelasi > 0,811 maka pernyataan valid.
Pengujian

validitas

untuk

variabel

Kekuatan

Koersif

yang

diolah

berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dijabarkan ke dalam 10 pernyataan
dengan 6 responden di pemerintah daerah wilayah I Bogor provinsi Jawa Barat.
Berikut di bawah ini hasil pengujian validitas instrumen kuesioner dari variabel
Kekuatan Koersif pada tabel 3.4 dengan menggunakan bantuan software SPSS
20.0 for windows :
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Variabel Kekuatan Koersif
Item pernyataan
r tabel
r hitung
Keterangan
1
0,811
0,910
Valid
2
0,811
0,858
Valid
3
0,811
0,893
Valid
4
0,811
0,921
Valid
5
0,811
0,921
Valid
6
0,811
0,893
Valid
7
0,811
0,921
Valid
8
0,811
0,918
Valid
9
0,811
0,910
Valid
10
0,811
0,910
Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, perhitungan terlampir
Berdasarkan tabel 3.4 tentang Hasil Uji Validitas variabel Kekuatan
Koersif, semua pernyataan dari variabel tersebut yang berjumlah 10 pernyataan
dinyatakan

valid

dan

akan

digunakan

untuk

uji reliabilitas

dan

analisis

selanjutnya.
b.

Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan seberapa besar

hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulang lebih dari sekali.
Des iana Anugrah Budiawan, 2014
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN KEKUATAN KOERSIF TERHADAP KUALITAS LAPORAN
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
Uni versitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

56

Suatu kuesioner dikatakan handal atau reliabel jika jawaban seseorang terhadap
pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Reliabilitas adalah
seberapa jauh konsistensi alat ukur untuk dapat memberikan hasil yang sama
dalam mengukur hal dan subyek yang sama (Iqbal, 2008).
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah
metode

koefisien

Alpha

Cronbach’s.

Koefisien

ini merupakan

koefisien

reliabilitas yang paling sering digunakan karena koefisien ini menggambarkan
variasi dari item-item, baik untuk format benar atau salah atau bukan, seperti
format pada skala Likert sehingga koefisien ini merupakan koefisien yang paling
umum digunakan untuk

mengevaluasi internal consistency.

Suatu variabel

dikatakan reliabel jika harga r yang diperoleh paling tidak 0,60. Di pihak lain,
untuk tes-tes standar yang atau distandarkan, harga indeks reliabilitas itu paling
tidak harus mencapai 0,85 atau bahkan 0,90 (Burhan dkk, 2004). Hasil
perhitungan uji reliabilitas pada variabel Kekuatan Koersif dengan menggunakan
software SPSS 20.0 for windows dapat dilihat pada tabel 3.5:
Tabel 3.5
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kekuatan Koersif
Cronbach's Alpha
.976

N of Items
10

Berdasarkan tabel 3.5, nilai rhitung sebesar 0,976 sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa ke-10 pernyataan yang valid dalam kuesioner untuk variabel
Kekuatan Koersif adalah reliabel.

Des iana Anugrah Budiawan, 2014
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN KEKUATAN KOERSIF TERHADAP KUALITAS LAPORAN
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
Uni versitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

57

3.2.5.2. Analisis Data
Dalam penelitian

ini analisis

data

yang

dilakukan

adalah statistik

deskriptif. Menurut Sugiyono (2012), “Statistik deskriptif adalah statistik yang
digunakan

untuk

menganalisis

data

dengan

cara

mendeskripsikan

atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaiman adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.”
Data kuantitatif diperoleh dari pengumpulan data sekunder dan hasil
pengisian kuesioner oleh responden yang bersangkutan dengan masalah yang
diteliti. Pengisian kuesioner dilakukan secara langsung oleh responden dengan
memberi tanda pada jawaban yang telah disediakan. Alat ukur yang digunakan
untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah skala Likert dengan
menggunakan variabel berukuran ordinal.
Setelah data diperoleh dengan lengkap sesuai dengan yang dibutuhkan,
selanjutnya dilakukan proses analisis data sebagai berikut :
1. Analisis Koefisien Korelasi
Untuk melihat arah hubungan antara variabel X terhadap variabel Y
digunakan alat hitung dengan menggunakan statistik hitung korelasi rank
spearman, dengan rumus:
�=



6∑��2
� �2 −

(Sugiyono, 2010)

Keterangan:
Des iana Anugrah Budiawan, 2014
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN KEKUATAN KOERSIF TERHADAP KUALITAS LAPORAN
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
Uni versitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

58

bi = Selisih rank Xi dengan rank Yi
n = banyak data
Nilai koefisien korelasi berkisar antara -1 sampai dengan +1.
Kriteria pemanfaatannya sebagai berikut:
1. Jika, nilai r > 0, artinya telah terjadi hubungan yang linier positif, yaitu
semakin besar nilai variabel X maka semakin besar pula nilai variabel Y
atau semakin kecil nilai variabel X maka semakin kecil pula nilai variabel
Y. Jika, nilai r < 0, artinya telah terjadi hubungan yang linier negatif, yaitu
semakin besar nilai variabel X maka semakin kecil nilai variabel Y atau
semakin kecil nilai variabel X maka semakin besar nilai variabel Y.
2. Jika, nilai r = 0, artinya tidak ada hubungan sama sekali antara variabel X
dan variabel Y.
Kemudian nilai r yang diperoleh tersebut dibandingkan dengan
kriteria angka korelasi untuk menentukan kuat atau lemahnya kedua
variabel. Kriteria untuk menentukan korelasi tersebut dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
Tabel 3.6
Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00

- 0,199

Korelasi Sangat Rendah

0,20

- 0,399

Korelasi Rendah

0,40

- 0,599

Korelasi Sedang

0,60

- 0,799

Korelasi Kuat

0,80

- 1,000

Korelasi Sangat Kuat

Sumber: (Sugiyono, 2010)
Des iana Anugrah Budiawan, 2014
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN KEKUATAN KOERSIF TERHADAP KUALITAS LAPORAN
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
Uni versitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

59

2. Analisis Koefisien Determinasi
Menurut Supranto

(2003),

koefisien determinasi adalah bagian dari

keragaman total variabel Y (terikat) yang dapat diterangkan atau
diperhitungkan oleh keragaman variabel X (bebas), yaitu koefisien yang
mengukur besarnya persentase kontribusi variasi X terhadap Y. Analisis
ini digunakan untuk menilai seberapa besar variabel X dapat memberikan
pengaruh terhadap variabel Y dengan rumus sebagai berikut:
�� = ��2 �

Keterangan:

%

Kd

= Koefisien Determinasi

rs

= Koefisien Korelasi Rank Spearman

3.2.5.3. Uji Hipotesis
Penetapan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan
dengan ada atau tidaknya hubungan positif antara variabel X1 , X2 dan variabel Y,
yaitu hipotesis nol (H0 ) dan hipotesis alternatif (Ha). Hipotesis statistik dalam
penelitian ini adalah:
a. Hipotesis Pertama
H0 : ≤

Artinya sistem pengendalian internal tidak berhubungan
positif terhadap kualitas laporan keuangan

Ha: >

Artinya sistem pengendalian internal berhubungan positif
terhadap kualitas laporan keuangan

b. Hipotesis Kedua

Des iana Anugrah Budiawan, 2014
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN KEKUATAN KOERSIF TERHADAP KUALITAS LAPORAN
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
Uni versitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

60

H0 : ≤

Artinya kekuatan koersif tidak berhubungan positif terhadap
kualitas laporan keuangan

Ha: 

Artinya

kekuatan koersif berhubungan positif terhadap

kualitas laporan keuangan

Des iana Anugrah Budiawan, 2014
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN KEKUATAN KOERSIF TERHADAP KUALITAS LAPORAN
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
Uni versitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

……... (2010, 08 Oktober). Walikota Binjai Diminta Audit Kembali Laporan
Keuangan
2008.
Beritasore.com
[Online].
Tersedia:
http://beritasore.com/2010/10/08/walikota-binjai-diminta-audit-kembalilaporan-keuangan-2008/ [09 April 2014]
Arens, Alvin A., et al. (2006). Auditing and Assurance Services 12th edition. New
Jersey: Prentice-Hall Inc.
Aristanti Widyaningsih, dkk. (2011). Hubungan Efektifitas Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah Dan Pengendalian Intern Dengan Kualitas Akuntabilitas
Keuangan: Kualitas Informasi Laporan Keuangan Sebagai Variabel
Intervening, dalam SNA XIV. Aceh.
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. (2013). Ikhtisar Hasil Pemeriksaan
Semester I Tahun 2013. Jakarta
Burhan Nurgiyantoro, dkk. (2004). Statistik Terapan. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Butar Butar, Daniel. (2011). Pengaruh Kompensasi Eksekutif Dan Manajemen Laba
Terhadap Risiko Kebangkrutan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.
Cris

Defera. (2013). Pengaruh Kelemahan Sistem Pengendalian Intern Dan
Ketidakpatuhan Pada Ketentuan Perundang-Undangan Terhadap Penentuan
Opini Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Di Indonesia Tahun 2008-2011.
Skripsi. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya.

Darya Setya Nugraha dan Apriyanti Susanti. (2010). “The Influence of Internal
Control System to The Reliability of Local Government Financial Statement
(Case Study at Pemerintah Provinsi Jawa Barat)”. Jurnal Ekonomi, Keuangan,
Perbankan, dan Akuntansi, Vol. 2 No. 2, 259-280

Des iana Anugrah Budiawan, 2014
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN KEKUATAN KOERSIF TERHADAP KUALITAS LAPORAN
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
(Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota di Wilayah I Bogor Provinsi Jawa Barat)
Uni versitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DiMaggio, Paul. J., and Walter, W. Powell. (1983). “The Iron Cage Revisited:
Institutional Isomorphism and Collective Rationality In Organizational Fields”.
American Sociological Review. 48:147-60.
Donaldson, Thomas, Preston, Lee E. (1995). “The Stakeholder Theory of The
Corporation: Concepts, Evidence, and Implications”. Academy Management
Review, Vol.20, No.1, 65-91.
Egy, Moa (2014, 19 Maret). Dugaan Pemalsuan Dokumen APBDP, Banggar Pemkab
Matim
Diperiksa
Polisi.
tribunnews.com
[Online].
Tersedia:
http://kupang.tribunnews.com/2014/03/19/dugaan-pemalsuan-dokumen-apbdpbanggar-pemkab-matim-diperiksa-polisi [09 April 2014]
Harahap, Sofyan Syafri. (2007). Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Harahap, Sofyan Syafri. (2007). Teori Akuntansi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Harwanto. (2012, 29 Mei). Kualitas Laporan keuangan Pemerintah Pusat Masih
Belum
Maksimal.
Merdeka.com
[Online].
Tersedia:
http://www.merdeka.com/uang/kualitas-laporan-keuangan-pemerintah-pusatmasih-belum-maksimal.html [11 Desember 2013]
Hasan Iqbal. (2008). Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Husein Umar. (2008). Desain Penelitian Akuntansi Keprilakuan. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Icha Rastika. (2014, 8 Mei). Rachmat Yasin, Bupati Bogor yang "Akrab" di KPK...
nasional.kompas.com
[Online].
Tersedia:
http://nasional.kompas.com/read/2014/05/08/1144136/Rachmat.Yasin.Bupati.B
ogor.yang.Akrab.di.KPK. [27 Mei 2014]
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). (2007). Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).
Jakarta: Salemba Empat.
Indra Bastian. (2007). Audit Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat.
J. Supranto. (2003). Statistik Teori dan Aplikasi Edisi Lima. Jakarta: Erlangga.
M. Arsyadi Ridha. (2012). Pengaruh Tekanan Eksternal, Ketidakpastian Lingkungan,
Dan Komitmen Managemen Terhadap Penerapan Transparansi Pelaporan
Keuangan, dalam SNA XV. Banjarmasin.
Des iana Anugrah Budiawan, 2014
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN KEKUATAN KOERSIF TERHADAP KUALITAS LAPORAN
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
(Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota di Wilayah I Bogor Provinsi Jawa Barat)
Uni versitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pemerintah Provinsi Jawa Barat. (2013). Sekilas Jawa Barat. [Online] Tersedia:
jabarprov.go.id.
Rachel Ashworth, et al. (2009). “Escape from the Iron Cage? Organizational Change
and Isomorphic Pressures in the Public Sector”. Journal of Public
Administration Research and Theory. JPART 19:165–187.
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah.
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan.
Republik Indonesia, Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah.
Rusdi Akbar, et al. (2012). “Performance measurement in Indonesia: the case of local
government”. Pacific Accounting Review. Vol. 24 No. 3, 262-291.
Sanyoto Gondodiyoto. (2007). Audit Sistem Informasi + Pendekatan CobIT . Jakarta:
Mitra Wacana Media.
Scott, Richard. (2001). Institutionalism and Organization. London: Sage Publication,
Thoasand OaKS.
Sentot Imam Wahjono. (2010). Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Septiana Irma, dkk (2013). Penentu Jumlah Temuan BPK atas Sistem Pengendalian
Intern dan Kepatuhan (Internal Control Compliance Comments) Pemerintah
Daerah di Indonesia, dalam SNA XVI. Manado.
Siagian, Fretty. (2011). Pengaruh Corporate Governance, Ukuran Perusahaan dan
Struktur Kepemilikan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur
Yang Terdaftar Di Bursa. Efek Indonesia. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.
Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung; PT. Refika Aditama.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. (2010).
Jakarta : Rineka Cipta.

Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Des iana Anugrah Budiawan, 2014
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN KEKUATAN KOERSIF TERHADAP KUALITAS LAPORAN
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
(Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota di Wilayah I Bogor Provinsi Jawa Barat)
Uni versitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tantriani Sukmaningrum. (2012). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Empiris Pada
Pemerintah Kabupaten Dan Kota Semarang). Skripsi. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Teni, Jenahas (2014, 19 Maret). Pemda Matim Bantah Gunakan APBD Manipulasi.
tribunnews.com
[Online].
Tersedia:
http://kupang.tribunnews.com/2014/03/19/pemda-matim-bantah-gunakan-apbdmanipulasi. [09 April 2014]
Uma Sekaran. (2007). Research Methods For Business. Jakarta: Salemba Empat.
Villadsen, A. R. (2011). “Structural Embeddedness of Political Top Executives as
Explanation of Policy Isomorphism”. Journal of Public Administration
Research and Theory.
Wahyu Setiawan. (2012). Pengaruh Akuntabilitas Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah (LKPD) Terhadap Tingkat Korupsi Pemerintah Daerah Di Indonesia.
Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro.
Xu, et al. (2003). “Key Issue Of Accounting Information Quality Management :
Australian Case Studies”. Industrial Management & Data System 103/7, 461470.
Yayat Hayati Djatmiko. (2002). Perilaku Organisasi. Bandung: Alfabeta.

Des iana Anugrah Budiawan, 2014
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN KEKUATAN KOERSIF TERHADAP KUALITAS LAPORAN
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
(Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota di Wilayah I Bogor Provinsi Jawa Barat)
Uni versitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1. Kajian Pustaka
2.1.1. Laporan Keuangan
2.1.1.1. Pengertian Laporan Keuangan
Sofyan Syafri Harahap, (2007 : 201) mengemukakan bahwa “Laporan
Keuangan merupakan output dan hasil dari proses akuntansi yang menjadi bahan
informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses
pengambilan keputusan”.
Sementara berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
No. 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan, Laporan keuangan bertujuan umum
(selanjutnya disebut sebagai ’laporan keuangan’) adalah laporan keuangan yang
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa laporan
keuangan

adalah

laporan

yang

mempresentasikan

kondisi keuangan

yang

merupakan output dari proses-proses transaksi suatu entitas dalam periode tertentu
yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan penggunanya serta membantu dalam
proses pengambilan keputusan pihak internal maupun eksternal dari entitas
tersebut.
2.1.1.2. Tujuan Laporan Keuangan
Dalam Standar Akuntansi Keuangan (2007: 3) tujuan dari laporan
keuangan adalah:
Des iana Anugrah Budiawan, 2014
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN KEKUATAN KOERSIF TERHADAP KUALITAS LAPORAN
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
Uni versitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perp ustakaan.upi.edu

15

a. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.
b. Memenuhi kebutuhan bersama dari sebagian besar pengguna.
c. Menunjukkan apa yang telah dilakukan oleh manajemen (stewardship)
atau merupakan pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya.
Menurut Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan, peranan laporan keuangan adalah untuk menyediakan
informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang
dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan. Laporan
keuangan terutama digunakan untuk mengetahui nilai sumber daya ekonomi yang
dimanfaatkan untuk melaksanakan kegiatan operasional pemerintahan, menilai
kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan,
dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan.
Selanjutnya PP No. 71 tahun 2010 menjelaskan bahwa, pelaporan
keuangan pemerintah seharusnya menyajikan informasi yang bermanfaat bagi
para

pengguna

dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik

keputusan ekonomi, sosial, maupun politik dengan:
a) Menyediakan informasi tentang sumber, alokasi dan penggunaan
sumber daya keuangan;
b) Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode
berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran;
Des iana Anugrah Budiawan, 2014
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN KEKUATAN KOERSIF TERHADAP KUALITAS LAPORAN
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
Uni versitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perp ustakaan.upi.edu

16

c) Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang
digunakan;
d) Menyediakan

informasi

mengenai

bagaimana

entitas

pelaporan

mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya;
e) Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas
pelaporan;
f) Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas
pelaporan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tujuan dari penyusunan laporan
keuangan secara umum adalah untuk menyediakan informasi menyangkut posisi
keuangan suatu entitas agar dapat diketahui nilai sumber daya ekonomi yang
terpakai, dapat mengevaluasi efektivitas dan efisiensi entitas, juga menilai kondisi
keuangan,

serta

menentukan

ketaatan entitas terhadap

perundang-undangan

sehingga dapat membantu dalam hal pengambilan keputusan.
2.1.1.3. Komponen Laporan Keuangan
Menurut PSAK No. 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan, Laporan
keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini:
a) laporan posisi keuangan pada akhir periode;
b) laporan laba rugi komprehensif selama periode
c) laporan perubahan ekuitas selama periode;
d) laporan arus kas selama periode;
e) catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi
penting dan informasi penjelasan lainnya; dan
Des iana Anugrah Budiawan, 2014
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN KEKUATAN KOERSIF TERHADAP KUALITAS LAPORAN
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
Uni versitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perp ustakaan.upi.edu

17

f) laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan
ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif
atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika
entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.
Sedangkan dalam PP No. 71 tahun 2010 Komponen Laporan Keuangan
Pemerintah terdiri dari:
a) Laporan Realisasi Anggaran (LRA);
b) Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (Laporan Perubahan SAL);
c) Neraca;
d) Laporan Operasional (LO);
e) Laporan Arus Kas (LAK);
f) Laporan Perubahan Ekuitas (LPE);
g) Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
Dari teori diatas dapat dijabarkan bahwa masing-masing komponen
laporan keuangan memiliki fungsi yang berbeda-beda namun memiliki keterkaitan
satu sama lain, berikut penjelasannya menurut Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan (PSAP) No. 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan:
a) Laporan Realisasi Anggaran (LRA) mengungkapkan kegiatan keuangan
pemerintah
APBN/APBD.

pusat/daerah
Laporan

yang

menunjukkan

Realisasi

Anggaran

ketaatan

terhadap

menggambarkan

perbandingan antara anggaran dengan realisasinya dalam satu periode
pelaporan. LRA sekurang-kurangnya menyajikan unsur-unsur:
a. Pendapatan-LRA;
Des iana Anugrah Budiawan, 2014
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN KEKUATAN KOERSIF TERHADAP KUALITAS LAPORAN
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
Uni versitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perp ustakaan.upi.edu

18

b. belanja;
c. transfer;
d. surplus/defisit-LRA;
e. pembiayaan;
f. sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran.
b) Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih menyajikan secara komparatif
dengan periode sebelumnya pos-pos berikut:
a. Saldo Anggaran Lebih awal;
b. Penggunaan Saldo Anggaran Lebih;
c. Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran tahun berjalan;
d. Koreksi Kesalahan Pembukuan tahun Sebelumnya; dan
e. Lain-lain;
f. Saldo Anggaran Lebih Akhir.
c) Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai
aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu. Neraca menyajikan
secara komparatif dengan periode sebelumnya pos-pos berikut:
a. kas dan setara kas;
b. investasi jangka pendek;
c. piutang pajak dan bukan pajak;
d. persediaan;
e. investasi jangka panjang;
f. aset tetap;
g. kewajiban jangka pendek;
Des iana Anugrah Budiawan, 2014
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN KEKUATAN KOERSIF TERHADAP KUALITAS LAPORAN
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
Uni versitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perp ustakaan.upi.edu

19

h. kewajiban jangka panjang;
i.

ekuitas.

d) Laporan Arus Kas menyajikan informasi mengenai sumber, penggunaan,
perubahan kas dan setara kas selama satu periode akuntansi, dan saldo kas
dan setara kas pada tanggal pelaporan. Arus masuk dan keluar kas
diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan
transitoris.
e) Laporan finansial mencakup laporan operasional yang menyajikan pos-pos
sebagai berikut:
a. Pendapatan-LO dari kegiatan operasional;
b. Beban dari kegiatan operasional ;
c. Surplus/defisit dari Kegiatan Non Operasional, bila ada;
d. Pos luar biasa, bila ada;
e. Surplus/defisit-LO.
f) Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan sekurang-kurangnya pos-pos:
a. Ekuitas awal
b. Surplus/defisit-LO pada periode bersangkutan;
c. Koreksi-koreksi

yang

langsung

menambah/mengurangi ekuitas,

yang antara lain berasal dari dampak kumulatif yang disebabkan
oleh

perubahan

kebijakan

akuntansi dan

koreksi kesalahan

mendasar, misalnya:
1. koreksi kesalahan mendasar dari persediaan yang terjadi
pada periode-periode sebelumnya;
Des iana Anugrah Budiawan, 2014
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN KEKUATAN KOERSIF TERHADAP KUALITAS LAPORAN
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
Uni versitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perp ustakaan.upi.edu

20

2. perubahan nilai aset tetap karena revaluasi aset tetap.
d. Ekuitas akhir.
g) Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan atau daftar terinci atau
analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi
Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan
Operasional,

Laporan Arus Kas,

dan Laporan Perubahan Ekuitas.

Termasuk pula dalam Catatan atas Laporan Keuangan adalah penyajian
informasi yang

diharuskan

dan

dianjurkan

oleh Standar

Akuntansi

Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan
untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan, seperti kewajiban
kontinjensi dan komitmen-komitmen lainnya.
2.1.1.4. Pemakai Laporan Keuangan
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa laporan keuangan
disusun untuk membantu proses pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang
berkepentingan baik internal maupun eksternal.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2007), pemakai laporan keuangan
adalah sebagai berikut:
1. Investor.

Penanam

modal membutuhkan

informasi untuk

membantu

menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi
tersebut.

Pemegang

memungkinkan

mereka

saham
untuk

juga

tertarik

pada

informasi

yang

menilai kemampuan perusahaan untuk

membayar dividen.

Des iana Anugrah Budiawan, 2014
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN KEKUATAN KOERSIF TERHADAP KUALITAS LAPORAN
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
Uni versitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perp ustakaan.upi.edu

21

2. Karyawan. Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka
tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun,
dan kesempatan kerja.
3. Pemberi pinjaman. Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan
yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta
bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
4. Pemasok dan kreditor usaha lainnya. Pemasok dan kreditor usaha lainnya
tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan
apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.
5. Pelanggan. Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai
kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam
perjanjian jangka panjang dengan, atau tergantung pada perusahaan.
6. Pemerintah. Pemerintah dan berbagai lembaga membutuhkan informasi
untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan
sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik
lainnya.
7. Masyarakat. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan
menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir
kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
Namun dalam sektor pemerintahan, berdasarkan SAP terdapat beberapa
kelompok utama pengguna laporan keuangan pemerintah, yaitu:

Des iana Anugrah Budiawan, 2014
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN KEKUATAN KOERSIF TERHADAP KUALITAS LAPORAN
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
Uni versitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perp ustakaan.upi.edu

22

1. Masyarakat;
2. Para wakil rakyat, lembaga pengawas, dan lembaga pemeriksa;
3. Pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan
pinjaman daerah; serta
4. Pemerintah
2.1.1.5. Kualitas Laporan Keuangan
Laporan
mengandung

Keuangan

karakteristik

Pemerintah
yang

telah

dapat

dikatakan

ditetapkan,

berkualitas

sehingga

apabila

informasi yang

dihasilkan dapat menjadi dasar pembuatan keputusan bagi penggunanya.
Menurut PP No. 71 tahun 2010 dijelaskan bahwa, karakteristik kualitatif
laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam
informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Keempat karakteristik
berikut ini merupakan prasyarat normatif yang diperlukan agar laporan keuangan
pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki:
a) Relevan;
b) Andal;
c) Dapat Dibandingkan; dan
d) Dapat Dipahami
Menyajikan laporan keuangan yang berkualitas menjadi suatu hal wajib
bagi pemerintah, agar pemerintahan menjadi lebih accountable.

Laporan

keuangan yang berkualitas merupakan laporan keuangan yang memenuhi keempat
karakteristik diatas. Berikut penjelasan keempat karakteristik tersebut berdasarkan
PP No. 71 tahun 2010:
Des iana Anugrah Budiawan, 2014
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN KEKUATAN KOERSIF TERHADAP KUALITAS LAPORAN
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
Uni versitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perp ustakaan.upi.edu

23

a)

Relevan
Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang
termuat

di dalamnya

dapat

mempengaruhi keputusan pengguna

dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau
masa kini, dan memprediksi masa depan, serta menegaskan atau
mengoreksi

hasil

evaluasi mereka

di masa

lalu.

Karakteristik

informasi yang relevan diantaranya:
1. Memiliki manfaat umpan balik (feedback value)
Informasi

memungkinkan

pengguna

untuk

menegaskan

atau

mengoreksi ekspektasi mereka di masa lalu.
2. Memiliki manfaat prediktif (predictive value)
Informasi dapat membantu pengguna untuk memprediksi masa
yang akan datang berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa
kini.
3. Tepat waktu
Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan
berguna dalam pengambilan keputusan.
4. Lengkap
Informasi akuntansi keuangan
mungkin,

mencakup

mempengaruhi

semua

pengambilan

pemerintah
informasi

keputusan

disajikan

akuntansi
dengan

selengkap

yang

dapat

memperhatikan

kendala yang ada.
Des iana Anugrah Budiawan, 2014
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN KEKUATAN KOERSIF TERHADAP KUALITAS LAPORAN
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
Uni versitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perp ustakaan.upi.edu

24

b)

Andal
Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang
menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara
jujur, serta dapat diverifikasi. Informasi mungkin relevan, tetapi jika
hakikat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan
informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Informasi yang
andal harus memenuhi karakteristik:
1. Penyajian Jujur
Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa
lainnya yang s

Dokumen yang terkait

PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH, DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris di Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Malang)

1 12 25

PENGARUH PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Kabupaten/Kota Se-Provinsi Lampung)

2 23 65

PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP KETERANDALAN DAN KETEPATWAKTUAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran)

1 17 126

PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN (SAP) DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN (SPI) TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

5 48 75

PENGARUH PEMAHAMAN TENTANG STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP PROSES REVIU LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH OLEH INSPEKTORAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH PADA INSPEKTORAT KABUP

0 0 13

PENGARUH PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN DAN PENERAPAN PRINSIP PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ACEH BARAT (Studi pada SKPD Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat)

0 0 8

PENGARUH KUALITAS AUDIT TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

0 0 23

SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Studi Kasus di Dinas Pemerintahan Kota Medan)

0 0 12

PENGARUH AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL, SISTEM PENGENDALIAN INTERN, MOTIVASI KERJA, PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH DAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DI KABUPATEN KUDUS

1 3 17

PENGARUH PEMAHAMAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN (SAP), PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN, SISTEM PENGENDALIAN INTERN DAN PERAN INTERNAL AUDIT TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PATI

1 3 17