PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN (SAP) DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN (SPI) TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

(1)

ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN (SAP) DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN (SPI) TERHADAP KUALITAS LAPORAN

KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

Oleh

FERINDO SAPUTRA

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penerapan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) dan Sistem Pengendalian Intern (SPI) terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Variabel Independen dalam penelitian ini adalah Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) dan Sistem Pengendalian Intern (SPI). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Teknik sampling dilakukan dengan metode Stratified Random Sampling dan didapatkan 170 responden yang diambil dari 204 pegawai yang berada di bidang pengelolaan laporan keuangan di Sekertariat Daerah, 16 Dinas dan 11 Badan Kabupaten Tulang Bawang. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dengan menggunakan program SPSS 17. Hasil dari penelitian ini adalah penerapan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) berpengaruh positif terhadap Kualitas Laporan Keuangan pada Pemerintah Daerah Kabupaten Tulang Bawang, dan penerapan Sistem Pengendalian Intern (SPI) berpengaruh positif terhadap Kualitas Laporan Keuangan pada Pemerintah Daerah Kabupaten Tulang Bawang.

Kata Kunci : Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), Sistem Pengendalian Intern (SPI),Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.


(2)

ABSTRACT

THE EFFECT OF GOVERNMENT ACCOUNTING STANDARDS APPLICATION AND INTERNAL CONTROL SYSTEM ON THE QUALITY OF LOCAL GOVERNMENT

FINANCIAL STATEMENTS

by

FERINDO SAPUTRA

This study aimed to examine the effect of government accounting standards application and internal control system on the quality of local government financial statements. The independent variables in this research are government accounting standards application and internal control system, then for the variable dependent is the qualitty of local government financial statements.

Sampling method used Stratified Random Sampling and obtained 170 respondents drawn from the 204 employees who were field in the management of financial statements in the regional secretariat, 16 office, and 11 agency at Tulang Bawang. Multiple linear regresion was used to test the hypothesis and data was tasted by SPSS version 17 for windows..

The results show that the government accounting standards application and internal control system are positively affect the quality of local government financial statements especially at Tulang Bawang regency.

Key woards: Government Accounting Standards, Internal Control System, The Quality of Local Government Financial Statements.


(3)

PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH (SAP) DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN (SPI) TERHADAP

KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH: (Studi Empiris Pada Kabupaten Tulang Bawang)

Oleh

FERINDO SAPUTRA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA EKONOMI

Pada Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(4)

(5)

(6)

(7)

✁ ✂✄YAT HIDUP

☎✆nul✝s ✞✝l✟✠✝✡ ✟r n✞ ✝ ☛ ✟☞✞✟r ✌✟✍mpun p✟✞✟ t✟n✍ ✍✟l 28 Februari 1992 sebagai

anak kedua dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak Hi. Suandri, S.Sos., MM dan Ibu Hj. Amridawati.

Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) diselesaikan di TK Taruna Jaya, Bandar Lampung. Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan oleh penulis pada tahun 2004 di SD Al-Kautsar Bandar Lampung. Sekolah Menengah Pertama (SMP) ditempuh oleh penulis di SMP Al-Kautsar Bandar Lampung, kemudian pada tahun 2007 penulis melanjutkan pendidikan tingkat atas di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung.

Selanjutnya penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung melalui jalur Penjaringan Bibit Unggul Daerah (PBUD) pada tahun 2010.


(8)

Karya kecilku ini kupersembahkan kepada:

ALLAH SWT sebagai rasa syukur atas segala nikmat yang telah dilimpahkan;

Bapak dan bunda, sebagai wujud tanda baktiku juga sebagai wujud terimakasih atas dukungan dan kasih sayang yang berlimpah, kakakku tercinta Rian nuriman Kurniawan, S.E &

Ayu ichda mardatila, S.e Dan adikku tercinta muzdalifa, terimakasih atas dukungan dan motivasi dan semangat

kalian ;


(9)

MOTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada

kemudahan, Maka apabila kamu telah

selesai dari suatu urusan, kerjakanlah

dengan sungguh-sungguh (urusan) yang

lain.

(qs. Al

insyirah : 6-7)

Happiness depends on what you give not on

what you get.

(FERINDO SAPUTRA)

SAYA DATANG, SAYA BIMBINGAN, SAYA UJIAN, SAYA REVISI DAN SAYA

MENANG


(10)

✎✏✑WACANA

✒✓✓ssmll✔✕✓✔✕ ✖✔ ✗✓r ✔✕✓rr m

✘✙✚✔✔l ✛✜ ✢✓✣✔n syukur p✙✓ulns ✛✔ ✗✢✔t✤✔n✥✙✕ ✔✣✓✔rt ✦ll✔✕✘WT dan shalawat

serta salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya beserta sahabatnya dan orang-orang yang senantiasa mengikuti sunnah beliau. Alhamdulillah atas Kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul“Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) dan Sistem Pengendalian Intern (SPI) Terhadap Kualitas Laporan

Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Empiris Pada Kabupaten Tulang Bawang)”sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Terselesaikannya skripsi ini tak lepas dari bantuan, dukungan dan bimbingan berbagai pihak baik moral maupun material. Untuk itu dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang tulus kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Ibu Dr. Fajar Gustiawaty Dewi, S.E., M.Si., Akt., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.


(11)

3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si., Akt selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

4. Ibu Retno Yuni Nur S., S.E., M.Sc., Akt., selaku Pembimbing Akademik penulis atas kesediaanya membantu, mengarahkan dan memberi masukan selama penulis menempuh pendidikan S1 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

5. Ibu Dr. Rindu Rika Gamayuni, S.E., M.Si. selaku Pembimbing I (satu) yang telah meluangkan waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran, masukan dan semangat untuk penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak Lego Waspodo, S.E., M.Si., Akt. selaku Pembimbing II (dua) yang telah meluangkan waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran, masukan dan semangat untuk penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi.

7. Ibu Dr. Lindrianasari, S.E., M.Si., Akt., selaku Pembahas yang telah memberikan kritik, saran dan masukan yang membangun terhadap skripsi ini.

8. Seluruh Dosen beserta seluruh staf karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan juga pembelajaran berharga bagi penulis selama menempuh program pendidikan S1. Khususnya untuk staf karyawan di jurusan Akuntansi pak Sobari, mbak Sri, Mpok, mas Yana, mas Yogi, mas Leman, yang telah banyak membantu selama proses pengerjaan skripsi dan selalu berbagi canda tawa sehari-hari.


(12)

✧ ★ ✩✪l✫✬✫✭ ✩t✮✯ ✰ ✱✲ ✳✴✵ ✶✶nst✬✮s✶ ✲ ✳✮ ✴✪k m✶k✷✮kult✮s ✸✶monok✴✮n✹✶✺ ✶s s✲

✱✺ ✶✪vrs✶t✮s ✻✮✼✫✺✽✲m s✪rt✮ p✪✽✮✮✶w y✮✺✽ turut m✪m✾✮tun✴✮l✮m pros✪s

✼✪nyus✫✺ ✮n s✿✬✶ps✶✶✺ ✶❀

❁ ❂★❃❄ ❅y ❆❄n❇❈❉ t❊rcinta, Bapak Hi. Suandri, S.Sos., MM dan Ibu Hj.

Amridawati, yang selalu memberikan doa, semangat, kasih sayang, dukungan moral dan material serta senantiasa berkorban dan selalu memberikan yang terbaik bagi penulis dengan penuh keikhlasan. Semoga Allah SWT selalu melindunginya.

11. Untuk kakakku tercinta Rian Nuriman Kurniawan,S.E dan Istri kakakku tersayang Ayu Ichda Mardatila, S.E yang selalu memberi motivasi serta dukungan. Semoga kita bisa menjadi anak yang selalu membanggakan kedua orangtua kita.

12. Untuk adikku tercinta Mutiara Tikha Aprilia dan Muzdalifa yang selalu memberi motivasi, dukungan, semangat dan senantiasa selalu ada dalam pembuatan skripsi penulis. Semoga kita bisa menjadi anak yang selalu membanggakan kedua orangtua kita.

13. Keluarga Besar Akuntansi Unila 2010 dan teman-teman seperjuangan M. Satria Putra, Indana Lazulfa Anas, S.E., Mahmud Rianto, S.E., Ben Marshal, S.E., Hendrik Saputra, S.E., Sidiq Teja Purna,S.E., Rizal Romdhona,S.E., Ari Meidiansyah, atas kerjasama, persahabatan dan kecintaan satu sama lainnya selama empat tahun terakhir.

14. Sahabat-sahabatku terbaikku, DKDSBH 10. Apri Fajar, Agustia

Wirandika,S.E., Irfan Roza, Rifky Yusnandar, Dicky Andika, Erlian Fitrah Bramantalla, M.Wanhar Agus Putra, Frassyda Pratama, Debol, M. Firaz Zakky, Ramdan Rossy, Ario Narabewa. Yang selalu memberikan


(13)

❋ ●❍■❏m❑▲▼ ❑t◆ mot❖P ❑■❖◆ ◗❘ ❙❘ ▲▼ ❑n◗❑n m❏❚ ❑l ▼ ❯ ❑n n w❑❑yntuk❍ ❱❘ ▼❏t❲❏r We

Are Stronger!

16. Keluarga Besar ALLWISE AUTHENTIC, M. Adhe Damara K.P, SH.,MH, Arif Yanuar, Ridho Pane, Rizky Fajar Abidin, S,Pd., Catra Novandra Satria, S.E., Gita Prima Lestari, S.E., Tomy Luthfi Aditya, Yohannes Hendrico Thomson Purba, S.H., Yourdan Saputra, Ali, Hermansyah. Atas jerih payah, semangat, motivator handal dan kekeluargaanya yang senantiasa terjalin dengan kuat. Stay Wise Team!

17. Teman-teman calon Pemimpin Indonesia. Faiz Nadiyansyah Putra,S.H., MH, Riza Ghazali Lutfi, S.H., Herryansyah, S.H., Adi Prima Putra, S.MB, Jerry Andrian Alfred, Mirzan Triandana, Yudhi Scarov, S.E, Dita Rifky K. S.Ip, Fajar Aldila, S.H. Wildan Y.S, Galih Abhiyoga, S.H, Rommy Primatama, S.H., atas kekonyolan, keperkasaan, kegilaan, dan kekeluargaan yang senantiasa terjalin dengan kuat. Good Job guys!

18. Almamaterku Tercinta

19. Serta kepada semua pihak yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu, penulis mengucapkan terima kasih atas semua bantuan yang telah diberikan.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis, pembaca, dan pihak pihak lainnya.

Bandar Lampung, Penulis,


(14)

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 8

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 8

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 9

II. LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori ... 10

2.1.1 Teori Entitas... 10

2.1.2 Teori kegunaan-keputusan (Decision-Usefulness theory) ... 11

2.2 Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) ... 12

2.2.1 Pengertian penerapan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) ... 12

2.2.2 Efektivitas Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)... 17

2.3 Sistem Pengendalian Intern (SPI) ... 19

2.4 Kualitas Laporan Keuangan... 23

2.5 Standar Akuntansi Pemerintah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan 26 2.6 Penelitian Terdahulu ... 27


(15)

2.7 Kerangka Pemikiran ... 28

2.8 Hipotesis ... 31

III. METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sample ... 34

3.1.1 Populasi ... 34

3.1.2 Sampel... 38

3.2 Data Penelitian ... 38

3.2.1 Jenis dan Sumber Data ... 38

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data ... 40

3.3 Operasional Variabel Penelitan... 41

3.3.1 Variabel Terikat (Dependent Variabel) ... 41

3.3.2 Variabel Bebas (Independent Variabel)... 41

3.4 Metode Analisis Data... 43

3.4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 43

3.4.2 Uji Asumsi Klasik... 44

3.5 Pengujian Hipotesis... 47

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskriptif Variabel Penelitian ... 49

4.1.1 Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)... 49

4.1.2 Sistem Pengendalian Intern (SPI)... 51

4.1.3 Kualitas Laporan Keuangan ... 53


(16)

4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Data ... 56

4.3.1 Uji Validitas Data ... 56

4.3.2 Uji Reliabilitas Data... 58

4.4 Uji Asumsi Klasik... 59

4.4.1 Uji Normalitas... 59

4.4.2 Uji Multikolonieritas... 60

4.4.3 Uji Heteroskedastisitas ... 61

4.4.4 Uji Autokorelasi... 62

4.5 Pengujian Hipotesis... 63

4.5.1 Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) Terhadap Kualitas Laporan Keuangan ... 65

4.5.2 Pengaruh Sistem Pengendalian Intern (SPI) terhadap Kualitas Laporan Keuangan ... 65

4.6 Pembahasan ... 66

4.6.1 Pengaruh Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) terhadap kualitas laporan keuangan ... 66

4.6.2 Pengaruh Sistem Pengendalian Intern (SPI) terhadap kualitas laporan keuangan... 67

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 69

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 70

5.3 Saran ... 70


(17)

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(18)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Perkembangan Opini Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten

Tulang Bawang se-Provinsi Lampung tahun 2010-2013... 5

1.2 Kelompok Temuan SPI dalam Pemeriksaan Keuangan se- Provinsi Lampung Tahun 2010-2013 ... 6

2.1 Penelitian Terdahulu ... 27

3.1 Definisi Operasional Variabel... 42

3.2 Kriteria Autokorelasi... 46

4.1 Distribusi Jawaban Responden tentang Standar Akuntansi Pemerintah.. 50

4.2 Distribusi Jawaban Responden tentang Sistem Pengendalian Intern (SPI) 51 4.3 Distribusi Jawaban Responden tentang Kualitas Laporan Keuangan... 53

4.4 Deskriptif Statistik ... 54

4.5 Hasil Uji Validitas Intrumen Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) ... 56

4.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Sistem Pengendalian Intern (SPI) ... 51

4.7 Hasil Uji Validitas Instrumen Kualitas Laporan Keuangan... 53

4.8 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 58

4.9 One–Sample Kolmogorov–Smirnov Test ... 53

4.10 Nilai Tolerance dan VIF... 60

4.11 Nilai Durbin Watson ... 62

4.12Coefficients... 63


(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 Rekapitulasi Uji Instrumen Tentang SAP Lampiran 3 Rekapitulasi Uji Instrumen Tentang SPI

Lampiran 4 Rekapitulasi Uji Intrumen Tentang Kualitas Laporan Keuangan Lampiran 5 Rekapitulasi Jawaban Responden tentang SAP (X1)

Lampiran 6 Rekapitulasi Jawaban Responden tentang SPI (X2)

Lampiran 7 Rekapitulasi Jawaban Responden tentang Kualitas Laporan Keuangan (Y)

Lampiran 8 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Lampiran 9 Output Regresi Linier Berganda

Lampiran 10 Tabel Uji r Product Moment Lampiran 11 Tabel Uji T

Lampiran 12 Daftar Opini Laporan Keuangan Pemerintahan Daerah (LKPD) Tahun 2005 -2013

Lampiran 13 Daftar Kelemahan Sistem Pengendalian Intern (SPI) LKPD Tahun 2010- 2013

Lampiran 14 Daftar Alasan yang Mempengaruhi Pemberian Opini Pemeriksaan LKPD TA. 2013 Perwakilan BKP RI Provinsi Lampung


(20)

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka Pikir ... 30 4.1 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual ………... 60 4.2 Scatterplot ………. 61


(21)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan tuntutan transparansi dan akuntabilitas atas pelaksanaan otonomi daerah dalam hal pengelolaan keuangan daerah, instansi pemerintah diwajibkan melakukan pengelolaan keuangan serta mempertanggungjawabkan pelaksanaan keuangannya sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya yang didasarkan pada perencanaan strategis yang telah ditetapkan. Dalam rangka pertanggungjawaban tersebut diperlukan penerapan sistem pelaporan keuangan yang tepat, jelas, dan terukur sesuai dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas. Oleh karena itu, diperlukan upaya reformasi dan pengembangan, khususnya di bidang akuntansi pemerintahan, yang berkesinambungan sehingga terbentuk sistem yang tepat.

Reformasi yang diperjuangkan oleh seluruh lapisan masyarakat diharapkan membawa perubahan dalam kehidupan politik nasional maupun di daerah. Salah satu agenda reformasi tersebut adalah adanya desentralisasi keuangan dan otonomi daerah. Dalam hal desentralisasi keuangan dan otonomi daerah yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan, pemerintah telah mengeluarkan suatu paket kebijakan tentang pengelolaan keuangan negara yaitu: Penetapan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang-Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Undang-Undang Nomor


(22)

2 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah, Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Terbitnya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Selain itu, terdapat Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 yang merupakan perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah, perlu menetapkan peraturan pemerintah tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Berbagai peraturan serta perUndang-Undangan tentang pengelolaan keuangan telah disusun guna dijadikan sebagai landasan yang kokoh bagi pengelola keuangan negara dalam rangka menjadikangood governancedanclean government(Nurlaela dan Rahmawati, 2010).

Penerapan sistem akuntansi pemerintahan suatu negara akan sangat bergantung pada peraturan perundang-undangan yang berlaku di negara yang bersangkutan. Negara Indonesia telah menetapkan standar akuntansi pemerintahannya melalui Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010. Adapun pengertian standar akuntansi pemerintah menurut Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 2010 yaitu

“prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan


(23)

3 Meskipun seperangkat perundangan dan peraturan mengenai pengelolaan

keuangan telah memadai, pelaksanaan pengelolaan keuangan negara tersebut masih rentan terhadap penyimpangan dan penyalahgunaan uang publik. Penerapan sistem keuangan pada prakteknya tidak terlepas dari persepsi, wawasan, dan profesionalisme dari aparatur pemerintahnya itu sendiri (Jannaini, 2012). Hal ini berimplikasi terhadap kualitas laporan keuangan yang dibuat oleh setiap satuan kerja pemerintah.

Penyusunan laporan keuangan pemerintah merupakan perwujudan dari transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara. Kerangka

Konseptual Akuntansi Pemerintah (Paragraf 9 Tahun 2007) menyatakan bahwa tujuan pelaporan keuangan pemerintah adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas, dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka informasi dalam laporan keuangan harus mempunyai karakteristik kualitatif meliputi relevan, andal, dapat diperbandingkan dan dapat dipahami. Khusus untuk karakteristik kualitatif relevan, sebuah informasi dalam laporan keuangan

pemerintah dinyatakan memiliki nilai relevan jika informasi tersebut memenuhi empat kriteria, yang terdiri dari nilai umpan balik (feedback value), manfaat prediktif (predictive value), tepat waktu (timelines) dan lengkap (completeness).

Indonesia yang telah menetapkan standar akuntansi pemerintahannya sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003, pemerintah menerbitkan


(24)

4 Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan (SAP). SAP merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Dengan

demikian, SAP merupakan persyaratan yang mempunyai kekuatan hukum dalam upaya meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah di Indonesia. Maka dari itu, pemahaman aparatur atas penerapan PP Nomor 71 Tahun 2010 memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas laporan keuangan Pemerintah Daerah.

Apabila informasi yang terdapat di dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah memenuhi kriteria karakteristik kualitatif laporan keuangan pemerintah seperti yang disyaratkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005, berarti pemerintah daerah mampu mewujudkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan daerah. Informasi yang terkandung di dalam laporan keuangan yang dihasilkan oleh pemerintah daerah harus sesuai dengan kriteria nilai informasi yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan. Apabila tidak sesuai dengan perundang-undangan, maka akan mengakibatkan kerugian daerah, potensi kekurangan daerah, kekurangan penerimaan, kelemahan administrasi, ketidakhematan, ketidakefisienan, dan ketidakfektifan.

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah mendefinisikan pengendalian intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan


(25)

5 organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan

keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

Tabel 1.1 Perkembangan Opini Laporan Keuangan Pemerintah Daerah se-Provinsi Lampung Tahun 2010 sampai dengan 2013

Provinsi/Kabupaten/Kota LKPD (Tahun)

2010 2011 2012 2013*

Provinsi Lampung WDP WTP WTP WDP

Lampung Barat WTP WTP WTP WTP

Lampung Selatan WTP WTP WTP WDP

Lampung Tengah WDP WDP WDP WDP

Lampung Timur TMP TMP TMP WDP

Lampung Utara TMP WDP WDP TW

Tanggamus WDP WDP WDP WDP

Tulang Bawang WDP WDP WDP WDP

Way Kanan WTP WTP WTP

-Bandar Lampung WTP WTP WTP

-Metro WTP WTP WTP

-Pesawaran WDP WDP WDP WDP

Pringsewu TMP WDP WDP WDP

Mesuji WDP TMP TMP WDP

Tulang Bawang Barat WDP WTP WTP

-Sumber: www.bpk.go.id

Keterangan : 2013* Masih dalam bentuk pemberian opini sementara dengan berbagai alasan

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) untuk Kabupaten Tulang Bawang untuk 4 (empat) tahun terakhir secara terus-menerus mendapatkan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP), bahkan dari hasil pra riset menunjukkan LKPD Kabupaten Tulang Bawang dari tahun 2005 sampai dengan 2009 juga

mendapatkan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Kondisi penilaian tersebut disebabkan banyaknya temuan tentang kelemahan dalam penyajian laporan keuangan di Kabupaten Tulang Bawang. Kelemahan dalam penyajian


(26)

6 laporan keuangan pada Kabupaten Tulang Bawang selama tahun 2010-2013 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1.2 Kelompok Temuan SPI dalam Pemeriksaan Keuangan se- Provinsi Lampung Tahun 2010 sampai dengan 2013

Provinsi/Kabupaten/ Kota

Temuan SPI (Tahun)

Jumlah

2010 2011 2012 2013

Provinsi Lampung 122 45 51 94 322

Lampung Barat 57 52 40 38 187

Lampung Selatan 57 43 46 119 265

Lampung Tengah 73 73 102 78 326

Lampung Timur 191 195 179 175 740

Lampung Utara 117 105 110 96 428

Tanggamus 150 113 141 142 546

Tulang Bawang 219 232 223 223 897

Way Kanan 55 46 49 61 211

Bandar Lampung 38 40 30 25 133

Metro 32 31 26 28 117

Pesawaran 187 173 156 155 673

Pringsewu 138 137 147 150 572

Mesuji 187 223 187 198 795

Tulang Bawang Barat 171 50 35 31 287

Sumber: www.bpk.go.id

Fakta yang terjadi di lapangan menunjukkan bahwa dari hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2010-2013 menemukan 897 kasus kelemahan Sistem Pengendalian Intern dengan kategori masih dalam

opini “Wajar dengan Pengecualian”, atauqualified opinion(www.bpk.go.id). Kelemahan sistem pengendalian pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja, dan kelemahan struktur pengendalian intern. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) juga menemukan dan mencatat ketidakpatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan sebanyak 551 kasus yang meliputi belanja fiktif, kekurangan volume


(27)

7 belanja pekerjaan atau barang, kelebihan pembiayaan, belanja tidak sesuai

ketentuan, pembayaran melebihi standar.

Laporan keuangan yang berkualitas menunjukkan bahwa kepala daerah dan aparatur pemerintah daerah bertanggung jawab sesuai dengan wewenang yang dilimpahkan kepadanya dalam pelaksanaan tanggung jawab mengelola organisasi. Kepala daerah dipercayakan untuk mengelola sumber-sumber daya publik dan yang bersangkutan dengannya untuk dapat menjawab hal-hal yang menyangkut pertanggungjawabannya.

Berdasarkan hasil pemaparan di atas yang terkait dengan fenomena yang dialami oleh Pemerintahan Kabupaten Tulang Bawang untuk melihat adanya pengaruh antara penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah maka penulis bermaksud untuk mencoba meneliti tentang“Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) dan Sistem Pengendalian Intern (SPI) Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Empiris Pada Kabupaten Tulang Bawang”.

1.2 Rumusan Masalah

BPK (2013), berpendapat bahwa Laporan Keuangan Kabupaten Tulang Bawang

Tahun Anggaran 2010 sampai 2013, masih dalam opini “Wajar dengan

Pengecualian”, atauqualified opinion. Laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang telah menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang per tanggal 31 Desember 2012, realisasi anggaran, arus kas dan catatan atas laporan keuangan untuk tahun


(28)

8 yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah. Fakta yang terjadi di lapangan menunjukkan bahwa dari hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2010-2013 menemukan 897 kasus kelemahan Sistem Pengendalian Intern. Pemerintah Daerah Kabupaten Tulang Bawang dalam menyajikan laporan

keuangannya sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan yang berlaku, namun hal tersebut masih belum berjalan dengan baik serta pemerintah daerah dinilai masih belum maksimal dalam penyampaian laporan keuangannya, sehingga berpotensi terjadinya keterlambatan dalam penyelesaian laporan keuangan.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah pada Kabupaten Tulang Bawang?

2. Apakah Sistem Pengendalian Intern (SPI) berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah pada Kabupaten Tulang Bawang?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh penerapan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah pada Kabupaten Tulang Bawang.


(29)

9 2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh penerapan Sistem Pengendalian

Intern (SPI) terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah pada Kabupaten Tulang Bawang.

1.4 Kegunaan Penelitian

Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan kegunaan sebagai berikut:

1. Bagi penulis. Penelitian ini dapat menjadi pengetahuan dan bermanfaat dalam memahami akuntansi pemerintah yang berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan.

2. Bagi Akademis. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berarti dalam pengembangan ilmu ekonomi secara umum, khususnya pada bidang ilmu akuntansi publik.

3. Bagi peneliti selanjutnya. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan perbandingan untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan penerapan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), Sistem Pengendalian Intern (SPI) dan kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.


(30)

II. LANDASAN TEORI

2.1 Teori yang Dipakai

2.1.1 Teori Entitas

Teori yang dipakai untuk menganalisis laporan keuangan dalam penelitian ini adalah teori entitas, hal ini dikarenakan laporan keuangan merupakan catatan informasi suatu entitas pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja dari entitas tersebut.

Teori entitas yang dikemukakan oleh Paton (1962) dalam Santoso (2008), dinyatakan bahwa organisasi dianggap sebagai suatu kesatuan atau badan usaha ekonomik yang berdiri sendiri, bertindak atas nama sendiri, dan kedudukannya terpisah dari pemilik atau pihak lain yang menanamkan dana dalam organisasi dan kesatuan ekonomik tersebut menjadi pusat perhatian atau sudut pandang

akuntansi. Dari perspektif ini, akuntansi berkepentingan dengan pelaporan keuangan kesatuan usaha bukan pemilik. Dengan kata lain, kesatuan usaha menjadi kesatuan pelapor (reporting entity) yang bertanggungjawab kepada pemilik. Kesatuan usaha merupakan pusat pertanggungjawaban dan laporan keuangan merupakan medium pertanggungjawabannya.

Dalam mekanisme keuangan negara di Indonesia, teori ataupun konsep entitas telah diaplikasikan. Istilah entitas pelaporan masuk dalam khasanah


(31)

perundang-11 undangan melalui penjelasan Pasal 51 ayat (2) dan ayat (3) dari UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, yang berbunyi : tiap-tiap

kementerian negara/lembaga merupakan entitas pelaporan yang tidak hanya wajib menyelenggarakan akuntansi, tetapi juga wajib menyampaikan laporan

pertanggungjawaban berupa laporan keuangan (Santoso, 2008). Dalam penyajian Informasi Akuntansi pemerintah sesuai Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dalam Pasal 32 mengamanatkan bahwa bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. Sesuai dengan amanat Undang-Undang Keuangan Negara tersebut, Pemerintah telah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Standar Akuntansi Pemerintahan yang kemudian diganti menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.

2.1.2 Teori Kegunaan-Keputusan (Decision-Usefulness Theory)

Menurut Staubus (2000) dalam Anthony dan Govindarajan (2005), teori kegunaan-keputusan (decision-usefulness theory) informasi akuntansi telah dikenal sejak tahun 1954 dan menjadi referensi dari penyusunan kerangka konseptualFinancial Accounting Standard Boards(FASB), yaitu Statement of Financial Accounting Concepts(SFAC) yang berlaku di Amerika Serikat. Pada tahap awal, teori ini dikenal dengan nama lain yaitua theory of accounting to investors. Kegunaan-keputusan informasi akuntansi mengandung komponen-komponen yang perlu dipertimbangkan oleh para penyaji informasi akuntansi agar


(32)

12 cakupan yang ada dapat memenuhi kebutuhan para pengambil keputusan yang akan menggunakannya.

Sikap manajemen terhadap penerapan suatu standar akuntansi berhubungan dengan kepentingannya terhadap pengungkapan informasi akuntansi yang menggambarkan kinerja finansial dalam bentuk pelaporan keuangan. Teori kegunaan-keputusan informasi akuntansi tercermin dalam bentuk kaidah-kaidah yang harus dipenuhi oleh komponen-komponen pelaporan keuangan agar dapat bermanfaat dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi. Adapun kaidah-kaidah yang harus terpenuhi sesuai dengan karakteristik kualitatif laporan keuangan yang dimuat dalam kerangka konseptual agar memenuhi tujuannya yaitu relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami.

2.2 Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)

2.2.1 Pengertian Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)

Menurut Bastian (2007), Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah pada pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dimaksudkan dalam rangka peningkatan kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD), dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan akuntansi pemerintah. SAP dinyatakan dalam bentuk Pernyataan Standar


(33)

13 Selain itu, SAP juga dilengkapi dengan Kerangka Konseptual Akuntansi

Pemerintahan.

Menurut Nordiawan dkk (2007), mengatakan bahwa prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan dimaksudkan sebagai ketentuan yang dipahami dan ditaati oleh pembuat standar dalam menyusun standar, penyelenggara akuntansi dan pelaporan keuangan dalam melakukan kegiatannya, serta pengguna laporan keuangan dalam memahami laporan keuangan yang disajikan. Adapun delapan prinsip yang digunakan dalam akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah yaitu basis akuntansi, nilai historis, realisasi, substansi mengungguli bentuk, perioditas, konsistensi, pengungkapan lengkap, dan penyajian wajar.

a. Basis Akuntansi

Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah adalah basis akrual, untuk pengakuan pendapatan-laporan operasional (LO), beban, aset, kewajiban, dan ekuitas. Dalam hal peraturan perundangan mewajibkan disajikannya laporan keuangan dengan basis kas, maka entitas wajib

menyajikan laporan demikian. Basis akrual untuk laporan operasional (LO) berarti bahwa pendapatan diakui pada saat hak untuk memperoleh pendapatan telah terpenuhi walaupun kas belum diterima di Rekening Kas Umum

Negara/Daerah atau oleh entitas pelaporan dan beban diakui pada saat kewajiban yang mengakibatkan penurunan nilai kekayaan bersih telah terpenuhi walaupun kas belum dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau entitas pelaporan. Pendapatan seperti bantuan pihak luar/asing dalam bentuk jasa disajikan pula pada laporan operasional (LO).


(34)

14 Dalam hal anggaran disusun dan dilaksanakan berdasar basis kas, maka

Laporan Realisasi Anggaran (LRA) disusun berdasarkan basis kas, berarti bahwa pendapatan dan penerimaan pembiayaan diakui pada saat kas diterima di Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau oleh entitas pelaporan; serta belanja, transfer dan pengeluaran pembiayaan diakui pada saat kas dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah. Namun demikian, bilamana anggaran disusun dan dilaksanakan berdasarkan basis akrual, maka LRA disusun berdasarkan basis akrual.

Basis akrual untuk neraca berarti bahwa aset, kewajiban, dan ekuitas diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.

b. Nilai Historis (Historical Cost)

Aset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas yang dibayar atau sebesar nilai wajar dari imbalan (consideration) untuk memperoleh asset tersebut pada saat perolehan. Kewajiban dicatat sebesar jumlah kas dan setara kas yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban di masa yang akan datang dalam pelaksanaan kegiatan pemerintah.

Nilai historis lebih dapat diandalkan daripada penilaian yang lain karena lebih obyektif dan dapat diverifikasi. Dalam hal yang tidak terdapat nilai historis, dapat digunakan nilai wajar aset atau kewajiban terkait.


(35)

15 c. Realisasi (Realization)

Bagi pemerintah, pendapatan basis kas yang tersedia yang telah diotorisasikan melalui anggaran pemerintah suatu periode akuntansi akan digunakan untuk membayar utang dan belanja dalam periode tersebut. Mengingat Laporan Realisasi Anggaran masih merupakan laporan yang wajib disusun, maka pendapatan atau belanja basis kas diakui setelah diotorisasi melalui anggaran dan telah menambah atau mengurangi kas.

Prinsip layak temu biaya-pendapatan (matching-cost against revenue principle) dalam akuntansi pemerintah tidak mendapat penekanan sebagaimana dipraktekkan dalam akuntansi komersial.

d. Substansi Mengungguli Bentuk Formal (Substance Over Form)

Informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan wajar transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka transaksi atau peristiwa lain tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi, dan bukan hanya aspek formalitasnya. Apabila substansi transaksi atau peristiwa lain tidak konsisten/berbeda dengan aspek formalitasnya, maka hal tersebut harus diungkapkan dengan jelas dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

e. Periodisitas (Periodicity)

Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan entitas pelaporan perlu dibagi menjadi periode-periode pelaporan sehingga kinerja entitas dapat diukur dan posisi sumber daya yang dimilikinya dapat ditentukan. Periode utama yang


(36)

16 digunakan adalah tahunan. Namun, periode bulanan, triwulanan, dan

semesteran juga dianjurkan.

f. Konsistensi (Consistency)

Perlakuan akuntansi yang sama diterapkan pada kejadian yang serupa dari periode ke periode oleh suatu entitas pelaporan (prinsip konsistensi internal). Hal ini tidak berarti bahwa tidak boleh terjadi perubahan dari satu metode akuntansi ke metode akuntansi yang lain. Metode akuntansi yang dipakai dapat diubah dengan syarat bahwa metode yang baru diterapkan mampu memberikan informasi yang lebih baik dibanding metode lama. Pengaruh atas perubahan penerapan metode ini diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

g. Pengungkapan Lengkap (Full Disclosure)

Laporan keuangan menyajikan secara lengkap informasi yang dibutuhkan oleh pengguna. Informasi yang dibutuhkan oleh pengguna laporan keuangan dapat ditempatkan pada lembar muka (on the face) laporan keuangan atau Catatan atas Laporan Keuangan.

h. Penyajian Wajar (Fair Presentation)

Laporan keuangan menyajikan dengan wajar Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.


(37)

17 Faktor pertimbangan sehat dalam rangka penyajian wajar, diperlukan bagi

penyusun laporan keuangan ketika menghadapi ketidakpastian peristiwa dan keadaan tertentu. Ketidakpastian seperti itu diakui dengan mengungkapkan hakikat serta tingkatnya dengan menggunakan pertimbangan sehat dalam penyusunan laporan keuangan. Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan prakiraan dalam kondisi ketidakpastian

sehingga aset atau pendapatan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban tidak dinyatakan terlalu rendah. Namun demikian, penggunaan pertimbangan sehat tidak memperkenankan, misalnya, pembentukan cadangan tersembunyi, sengaja menetapkan aset atau pendapatan yang terlampau rendah, atau sengaja mencatat kewajiban atau belanja yang terlampau tinggi, sehingga laporan keuangan menjadi tidak netral dan tidak andal.

2.2.2 Efektivitas Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)

Admosudirdjo (2003) menyatakan bahwa: “berbicara tentang efisiensi bilamana

membayangkan hal penggunaan sumberdaya (resources) secara optimum untuk mencapai sesuatu tujuan tertentu, dan berbicara tentang efektivitas bilamana hendak menekankan pada hasilnya atau efeknya, artinya sampai dimana prapta (obyektif) itu dapat dicapai”.

Senada dengan pendapat di atas, Widjadja (1998) juga memberi batasan efektifitas

sebagai: “Pencapaian sasaran menurut perhitungan terbaik”. Pengertian ini juga menunjuk pada hasil yang di peroleh, dimana dapat dikatakan efektif apabila pencapaian hasil sesuai dengan sasaran. Pengertian ini dikemukakan oleh


(38)

18 Emerson (1997) dalam Handayaningrat (2006), yang menyatakan bahwa:

Effectiveness is measuring in term of actuating prescribed or objectives (efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya)”.Pendapat tersebut juga didukung oleh Komarudin (2004), yang menyatakan bahwa: “Efektivitas adalah suatu keadaan yang

menunjukkan tingkatan keberhasilan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya”.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan standar akuntansi pemerintahan dikatakan efektif jika tujuan yang dicapai oleh instansi pemerintah sesuai dengan yang diharapkan. Tujuan dari Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan tersebut yaitu guna dalam peningkatan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD), dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan akuntansi pemerintah.

Untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi tercapainya efektivitas diperlukan suatu sistem pengendalian intern yang baik. Dalam lingkungan pemerintahan Sistem pengendalian Intern disebut SPIP (Sistem Pengendalian Internal Pemerintah). Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, yang selanjutnya disingkat SPIP adalah sistem pengendalian intern yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah (Pasal 1 angka 2 Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2008 tentang Pengendalian Intern Pemerintah).


(39)

19 Sistem pengendalian intern adalah proses yang integral pada tindakan dan

kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan (Pasal 1 angka 1 Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2008 tentang Pengendalian Intern

Pemerintah).

Menurut Moeller dan Robert (2009), terdapat lima komponen pengendalian internal baik untuk pengendalian intern pemerintah maupun perusahaan bisnis: a. Lingkungan pengendalian;

b. Penilaian resiko; c. Aktifitas pengendalian; d. Informasi dan komunikasi; e. Pemantauan.

2.3 Sistem Pengendalian Intern (SPI)

Mardiasmo (2002) menjelaskan bahwa interaksi antara orang dan sistem serta implementasi sistem merupakan faktor penting yang mempengaruhi kualitas dari sebuah informasi. Keandalan sistem harus juga didukung oleh keandalan sumber daya manusia. Namun sistem yang sudah berjalan harus dikontrol agar tetap dapat berjalan baik. Sistem pengendalian intern dapat diukur melalui :

1. Integritas data.


(40)

20 3. Prosedur otorisasi dokumen transaksi.

4. Tersimpannya dokumen sumber data.

Pengendalian intern yang didefinisikan oleh COSO (1994) dalam Sulistiyowati (2003) adalah:“Internal control is a process,effected by an entity’s board of directors, management and other personel, designed to provide reasonable assurance regarding the achievement of objectives in the following categories: 1. Effectiveness and efficiency of operations

2. Reliability of financial reporting

3. Compliance with applicable laws and regulations.”

Tujuan yang pertama adalah menekankan pada tujuan dasar dalam setiap

organisasi, mencakup kinerja, profitabilitas dan pengamanan sumber daya. Kedua adalah menyangkut kehandalan laporan organisasi. Terakhir adalah berkaitan dengan kepatuhan terhadap hukum dan regulasi dimana organisasi itu berada.

Sistem pengendalian intern bukan hal baru dalam pemerintahan, Anthony dan Govindarajan (2005) menyatakan :Internal control is broadly defined as the process put in place by management to provide reasonable assurance regarding the achievement of effective and efficient operations, reliable financial reporting, and compliance with laws and regulations.

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Pengendalian Intern

Pemerintah mendefinisikan pengendalian intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan


(41)

21 organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan

keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

Mardiasmo (2002) menyatakan bahwa SPI merupakan kegiatan pengendalian terutama atas pengelolaan sistem informasi yang bertujuan untuk memastikan akurasi dan kelengkapan informasi. Kegiatan pengendalian atas pengelolaan informasi meliputi:

a. Pengendalian umum

Pengendalian ini meliputi pengamanan sistem informasi, pengendalian atas akses, pengendalian atas pengembangan dan perubahan perangkat lunak aplikasi, pengendalian atas perangkat lunak sistem, pemisaan tugas, dan kontinuitas pelayanan.

b. Pengendalian aplikasi

Pengendalian ini meliputi pengendalian otorisasi, pengendalian kelengkapan, pengendalian akurasi, dan pengendalian terhadap keandalan pemrosesan dan file data.

Menurut Kawedar (2009) mendefinisikan lima komponen pengendalian intern yang saling berkaitan yaitu:

a. Lingkungan pengendalian. b. Penilaian risiko.

c. Aktivitas pengendalian. d. Informasi dan komunikasi.


(42)

22 e. Pengawasan.

Kawedar (2009), menyatakan terdapat hubungan langsung antara tujuan, yang merupakan hal yang diperjuangkan untuk dicapai organisasi dan komponen-komponen tersebut yang mencerminkan hal-hal yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

a. Control environment(lingkungan pengendalian) menunjukkan atmosfir atau suasana dalam suatu organisasi/perusahaan yang mempengaruhi kesadaran pengendalian tersebut. Lingkungan pengendalian ini merupakan fondasi bagi komponen lainnya dan sangat dipengaruhi oleh suasana yang diciptakan dari atas atautone at the top.

b. Risk assessment(penilaian risiko), merupakan mekanisme untuk mengidentifikasi, menganalisis dan mengelola berbagai risiko dalam organisasi dikaitkan dengan tujuan yang ingin dicapai.

c. Control activities(aktivitas pengendalian), mencakup kebijakan dan prosedur untuk membantu meyakinkan bahwa semua tindakan dilaksanakan sesuai dengan arahan manajamen secara efektif.

d. Information and communication(informasi dan komunikasi), sistem informasi dan komunikasi memungkinkan orang-orang dalam organisasi untuk

memperoleh dan berbagi informasi yang diperlukan untuk mengelola, melaksanakan dan mengendalikan kegiatan operasional.

e. Monitoring(pemantauan), merupakan proses penilaian terhadap kualitas dan efektivitas dari sistem pengendalian intern, termasuk modifikasi dan


(43)

23 2.4 Kualitas Laporan Keuangan

Mardiasmo (2002) menjelaskan akuntabilitas publik adalah kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan, dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya kepada pihak pemberi amanah (principal) yang memiliki hak dan kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban tersebut.

Menurut Afiah (2009), karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Adapun empat karakteristik berikut ini merupakan prasyarat normatif yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki yaitu relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami.

1. Relevan

Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuat di dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Dengan demikian, informasi laporan keuangan yang relevan dapat dihubungkan dengan maksud penggunaannya.

Informasi yang relevan harus memenuhi syarat yang telah ditentukan yaitu: a. Memiliki manfaat umpan balik (feedback value)


(44)

24 Informasi memungkinkan pengguna untuk menegaskan atau mengoreksi ekspektasi mereka di masa lalu.

b. Memiliki manfaat prediktif (predictive value)

Informasi dapat membantu pengguna untuk memprediksi masa yang akan datang berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa kini.

c. Tepat waktu

Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan berguna dalam pengambilan keputusan.

d. Lengkap

Informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan selengkap mungkin, mencakup semua informasi akuntansi yang dapat memengaruhi

pengambilan keputusan dengan memerhatikan kendala yang ada. Informasi yang melatarbelakangi setiap butir informasi utama yang termuat dalam laporan keuangan diungkapkan dengan jelas agar kekeliruan dalam penggunaan informasi tersebut dapat dicegah. 2. Andal

Laporan keuangan bisa dikatakan andal jika informasi yang terkandung di dalamnya bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi.

3. Dapat dibandingkan

Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan dapat


(45)

25 dilakukan secara internal dan eksternal. Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila suatu entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke tahun.

Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila entitas yang

diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama. Apabila entitas pemerintah menerapkan kebijakan akuntansi yang lebih baik daripada

kebijakan akuntansi yang sekarang diterapkan, perubahan tersebut diungkapkan pada periode terjadinya perubahan.

4. Dapat dipahami

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna. Untuk itu, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan lingkungan operasi entitas pelaporan, serta adanya kemauan pengguna untuk mempelajari informasi yang dimaksud.

Menurut Huang, et al. (1999) dalam Sukmaningrum (2012) mendefinisikan 15 (lima belas) dimensi kualitas informasi yang dikelompokkan menjadi empat kelas: a. Kualitas intrinsik: akurasi, obyektivitas,believability, dan reputasi.

b. Kualitas aksesibilitas: akses dan keamanan.

c. Kualitas kontekstual: relevansi, nilai tambah, ketepatan waktu, kelengkapan dan jumlah data.

d. Kualitas representasi: interpretasi, kemudahan pemahaman, representasi ringkas, dan perwakilan konsisten.


(46)

26 2.5 Standar Akuntansi Pemerintahan terhadap Kualitas Laporan Keuangan

Daerah

Standar Akuntansi Pemerintahan merupakan prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah pusat dan daerah. Dengan demikian SAP merupakan persyaratan yang mempunyai kekuatan hukum dalam upaya meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah di Indonesia. Maka dari itu, pemahaman aparatur atas penerapan Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 2010 memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas laporan keuangan Pemerintah Daerah.

Laporan keuangan yang berkualitas menunjukkan bahwa kepala daerah

bertanggung jawab sesuai dengan wewenang yang dilimpahkan kepadanya dalam pelaksanaan tanggung jawab mengelola organisasi. Kepala daerah dipercayakan untuk mengelola sumber-sumber daya publik dan yang bersangkutan dengannya untuk dapat menjawab hal-hal yang menyangkut pertanggungjawabannya.

Nordiawan, dkk (2007) menyatakan bahwa adanya pengaruh antara Standar Akuntansi Pemerintahan pada kualitas laporan keuangan pemerintah daerah yaitu

“SAP diterapkan di lingkup pemerintahan, baik di pemerintah pusat dan

departemen-departemennya maupun di pemerintahan daerah dan dinas-dinasnya. Penerapan SAP diyakini akan berdampak pada peningkatan kualitas pelaporan

keuangan di pemerintahan pusat dan daerah.”

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan SAP diyakini akan berdampak pada peningkatan kualitas pelaporan keuangan di pemerintahan


(47)

27 pusat dan daerah. Dengan demikian informasi keuangan pemerintahan akan dapat menjadi dasar pengambilan keputusan di pemerintahan dan juga terwujudnya transparansi serta akuntabilitas.

2.6 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama Kesimpulan

1. Lasoma (2012) Hasil penelitian menunjukan bahwa pengaruh standar akuntansi pemerintah (SAP) berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah dengan arah positif pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Gorontalo Utara. Koefisien determinasi menunjukan besarnya pengaruh standar akuntansi pemerintah (SAP) terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Gorontalo Utara adalah sebesar 49,1%.

2. Kusumah (2012) Hasil penelitian menunjukan bahwa :

(1) Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan pada SKPD/OPD Pemerintahan Kota Tasikmalaya baik; (2) Kualitas Laporan Keuangan pada

SKPD/OPD Pemerintahan Kota Tasikmalaya baik; (3) terdapat pengaruh signifikan antara penerapan standar akuntansi pemerintahan terhadap kualitas laporan keuangan.

3. Bahtiar (2013) Hasil penelitian menunjukan bahwa sistem pengendalian intern berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pada PT Bank Mega, Tbk Cabang Gorontalo. Koefisien determinasi menunjukan besarnya pengaruh sistem pengendalian intern terhadap kualitas laporan keuangan pada PT. Bank Mega, Tbk Cabang Gorontalo sebesar 56.1%.

4. Riana (2014) Hasil penelitian menunjukkan bahwa standar akuntansi pemerintahan dan sistem pengendalian intern secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah sebesar 52,0%. Standar


(48)

28 Akuntansi Pemerintahan berpengaruh positif

terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah sebesar 13%, namun tidak signifikan. Sistem pengendalian intern memiliki pengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah sebesar 74.6%.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu di atas, dimensi variabel Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang digunakan terdiri dari basis akuntansi, nilai histories, realisasi, substansi mengungguli bentuk formal, perioditas, konsistensi,

pengungkapan lengkap dan penyajian wajar. Sedangkan dalam penelitian ini lebih mengerucut yaitu pada dimensi basis akuntansi, nilai histories, realisasi, substansi mengungguli bentuk formal, perioditas, dan konsistensi. Hal ini dimaksudkan karena akan berbenturan dan menimbulkan persamaan dengan indikator pada kualitas laporan keuangan. Selain perbedaan dari segi indikator variabel penelitian di atas, perbedaan lainnya yaitu dari segi ruang lingkup dan obyek penelitian yang akan dilaksanakan.

2.7 Kerangka Pemikiran

Terciptanya pemerintahan yang baik (Good Governance) merupakan cita-cita semua bangsa, tak terkecuali Indonesia.Untuk menciptakan suatu pemerintahan yang baik, diperlukan suatu sistem yang bisa mengatur kehidupan masyarakat dalam segala bidang, baik sosial, ekonomi, politik, dan bidang lainnya. Di Indonesia sendiri telah banyak dikeluarkan Undang-Undang untuk mengatur segala bidang kemasyarakatan guna terciptanyagood governance.


(49)

29 Salah satunya Undang-Undang yang mengatur tentang bidang ekonomi,

khususnya pengelolaan keuangan Negara. Munculnya berbagai masalah terkait dengan Pengelolaan Keuangan Negara mulai dari penyelewengan anggaran sampai pada masalah perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah telah menarik perhatian pemerintah untuk menciptakan suatu perundang-undangan untuk memudahkan dalam penyelesaian segala masalah yang ada.

Khusus dalam penyelesaian masalah tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah Daerah, telah dikeluarkan UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan daerah, dan aturan pelaksanaannya, khusunya PP Nomor 105 Tahun 2000 yang telah diubah menjadi UU No 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan dan Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara maka terhitung tahun anggaran 2001, diharapkan terjadi pembaharuan di dalam manajemen keuangan Daerah. Salah satunya adalah Laporan Keuangan.

Untuk dapat menghasilkan laporan keuangan tersebut diperlukan suatu standar akuntansi. Penerapan standar akuntansi Pemerintahan suatu Negara akan sangat bergantung kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara yang bersangkutan. Untuk negara Indonesia telah dikemukakan dalam Pasal 32 ayat (2) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Pasal 184 ayat (3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah


(50)

30 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan “Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan

keuangan pemerintah”. Hal ini bersifat wajib baik untuk pemerintah pusat maupun

pemerintah daerah guna dalam peningkatan kualitas Laporan Keuangan

Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan pemerintah Daerah (LKPD), dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan akuntansi

pemerintah. Dalam menyusun laporan keuangan yang berkualitas, suatu entitas harus memenuhi prasyarat yang telah ditentukan sebelumnya. Untuk laporan keuangan pada umumnya terdapat empat karakteristik yang merupakan prasyarat normatif yaitu relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami.

Berdasarkan uraian yang dikemukakan sebelumnya dan telaah pustaka, maka variabel yang terkait dalam penelitian ini dapat dirumuskan melalui suatu kerangka pemikiran sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka Pikir Penerapan Standar

Akuntansi Pemerintah

Kualitas Laporan Keuangan Sistem Pengendalian


(51)

31 2.8 Hipotesis

Hipotesis penelitian merupakan dugaan sementara yang digunakan sebelum dilakukannya penelitian dalam hal pendugaannya menggunakan statistik untuk menganalisisnya. Pengajuan hipotesis dalam penelitian ini, terlebih dahulu akan diuraikan mengenai penelitian terkait yang telah dibuktikan kebenarannya.

1. Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) terhadap kualitas laporan keuangan daerah

Nordiawan, dkk (2007) menyatakan bahwa adanya pengaruh penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan terhadap kualitas laporan keuangan

pemerintah daerah baik di pemerintah pusat, dan departemen-departemennya maupun di pemerintahan daerah dan dinas-dinasnya. Penerapan SAP diyakini akan berdampak pada peningkatan kualitas pelaporan keuangan di

pemerintahan pusat dan daerah.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lasoma (2012) dapat disimpulkan bahwa standar akuntansi pemerintah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Kabupaten Gorontalo Utara dengan arah positif. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Kusumah (2012), dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara penerapan standar akuntansi pemerintahan terhadap kualitas laporan keuangan pada SKPD/OPD Pemerintahan Kota Tasikmalaya.


(52)

32 Pemerintah daerah yang telah melakukan penerapan Standar Akuntansi

Pemerintah (SAP) yang baik yang didasarkan pada basis akuntansi, nilai historis, realisasi, substansi mengungguli bentuk formal, perioditas, konsistensi, pengungkapan lengkap dan penyajian wajar akan mampu berdampak pada laporan keuangan pemerintah daerah yang berkualitas.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut :

H1= Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) berpengaruh positif

terhadap kualitas laporan keuangan daerah Kabupaten Tulang Bawang.

2. Pengaruh Sistem Pengendalian Intern (SPI) terhadap kualitas laporan keuangan daerah

Menurut Basuki (2007), sistem pengendalian intern merupakan suatu langkah nyata pemerintah dalam memberikan acuan serta pijakan bagi pemerintah daerah agar pengelolaan keuangan dapat dilaksanakan secara akuntabel dan transparan.

Masih ditemukannya penyimpangan dan kebocoran di dalam laporan keuangan oleh BPK, menunjukkan bahwa laporan keuangan pemerintah daerah belum memenuhi karakteristik/nilai informasi yang disyaratkan. Hasil audit yang dilakukan oleh BPK, BPK memberikan opini “tidak wajar dan/atau

disclaimer” diantaranya disebabkan oleh kelemahan sistem pengendalian

intern yang dimiliki oleh pemerintah daerah terkait (Badan Pemeriksa Keuangan, 2011).


(53)

33 Menurut Bahtiar (2013) membuktikan secara empiris bahwa sistem

pengendalian intern berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pada PT Bank Mega, Tbk Cabang Gorontalo. Koefisien determinasi menunjukan besarnya pengaruh sistem pengendalian intern terhadap kualitas laporan keuangan pada PT. Bank Mega, Tbk Cabang Gorontalo sebesar 56.1%

Sistem pengendalian yang baik pada tahap penyajian laporan keuangan pada pemerintah daerah melalui dimensi integritas data, ketepatan input dan posting data, prosedur otorisasi dokumen transaksi dan tersimpannya dokumen

sumber daya akan berpengaruh secara langsung terhadap kualitas laporan keuangan.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut :

H2= Sistem Pengendalian Intern (SPI) berpengaruh positif terhadap kualitas


(54)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel

3.1.1 Populasi

Sugiyono (2010) mengemukakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini unit analisis yang digunakan adalah pegawai yang mempunyai tugas dan kewajiban di bidang pengelolaan laporan keuangan di setiap SKPD pada Kabupaten Tulang Bawang yaitu Sekretariat Daerah, 16 Dinas dan 11 Badan dengan total pegawai sebanyak 204 orang, dengan perincian sebagai berikut :

Bagian Sekertariat Daerah & SKPD :

1. Pegawai bagian Tata Usaha Keuangan di Sekertariat Daerah

2. Pegawai bagian dinas pelaporan keuangan di Sekertariat Kasubbag Keuangan pada Badan Kepegawaian Daerah

3. Pegawai bagian dinas pelaporan keuangan di Sekertariat Kasubbag Keuangan pada Badan Penanaman Modal dan Perizinan


(55)

35 4. Pegawai bagian dinas pelaporan keuangan di Sekertariat Kasubbag

Keuangan pada Ketahanan Pangan Daerah

5. Pegawai bagian dinas pelaporan keuangan di Sekertariat Kasubbag Keuangan pada Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan & Kehutanan

6. Pegawai bagian dinas pelaporan keuangan di Sekertariat Kasubbag Keuangan pada Badan Pemberdayaan Masyarakat & Pemerintahan Kampung/Kelurahan

7. Pegawai bagian dinas pelaporan keuangan di Sekertariat Kasubbag Keuangan pada Badan Diklat Daerah

8. Pegawai bagian dinas pelaporan keuangan di Sekertariat Kasubbag Keuangan pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

9. Pegawai bagian dinas pelaporan keuangan di Sekertariat Kasubbag Keuangan pada Badan Pengelola Keuangan & Aset Daerah

10. Pegawai bagian dinas pelaporan keuangan di Sekertariat Kasubbag Keuangan pada Badan Kesatuan Bangsa & Politik

11. Pegawai bagian dinas pelaporan keuangan di Sekertariat Kasubbag Keuangan pada Badan Pemberdayaan Perempuan & Keluarga Berencana


(56)

36 12. Pegawai bagian dinas pelaporan keuangan di Sekertariat Kasubbag

Keuangan pada Badan Pemanfaatan Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Daerah

Bagian Dinas Terdiri dari :

1. Pegawai bagian dinas pelaporan keuangan di Sekertariat Kasubbag Keuangan pada Dinas Komunikasi & Informatika

2. Pegawai bagian dinas pelaporan keuangan di Sekertariat Kasubbag Keuangan pada Dinas Pendapatan

3. Pegawai bagian dinas pelaporan keuangan di Sekertariat Kasubbag Keuangan pada Dinas Pendidikan

4. Pegawai bagian dinas pelaporan keuangan di Sekertariat Kasubbag Keuangan pada Dinas Kebudayaan & Pariwisata

5. Pegawai bagian dinas pelaporan keuangan di Sekertariat Kasubbag Keuangan pada Dinas Kelautan & Perikanan

6. Pegawai bagian dinas pelaporan keuangan di Sekertariat Kasubbag Keuangan pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

7. Pegawai bagian dinas pelaporan keuangan di Sekertariat Kasubbag Keuangan pada DInas Pasar


(57)

37 8. Pegawai bagian dinas pelaporan keuangan di Sekertariat Kasubbag

Keuangan pada Dinas Pekerjaan Umum

9. Pegawai bagian dinas pelaporan keuangan di Sekertariat Kasubbag Keuangan pada Dinas Pemuda & Olah Raga

10. Pegawai bagian dinas pelaporan keuangan di Sekertariat Kasubbag Keuangan pada Dinas Perhubungan

11. Pegawai bagian dinas pelaporan keuangan di Sekertariat Kasubbag Keuangan pada Dinas Pertambangan & Energi

12. Pegawai bagian dinas pelaporan keuangan di Sekertariat Kasubbag Keuangan pada Dinas Koperasi UKM, Perindustrian & Perdagangan

13. Pegawai bagian dinas pelaporan keuangan di Sekertariat Kasubbag Keuangan pada Dinas Pertanian, Perkebunan & Kehutanan

14. Pegawai bagian dinas pelaporan keuangan di Sekertariat Kasubbag Keuangan pada Dinas Peternakan & Kesehatan Hewan

15. Pegawai bagian dinas pelaporan keuangan di Sekertariat Kasubbag Keuangan pada Dinas Sosial Tenaga Kerja & Transmigrasi

16. Pegawai bagian dinas pelaporan keuangan di Sekertariat Kasubbag Keuangan pada Dinas Kesehatan.


(58)

38

3.1.2 Sampel

Sugiyono (2010) mengemukakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Rumus ukuran sampel dalam penelitian ditentukan berdasarkan pada pendapat Slovin dengan formula sebagai berikut :

) ) e ( N 1 ( N n 2   Dimana :

n = Jumlah sampel minimal. N = Jumlah populasi.

e = Prosentase tingkat kesalahan yang ditoleransi adalah 5%.

n = ) (0,05) 204 1 ( 204 2

 = 1 0,51 204

 = 1,51 204

= 135,1≈135 responden.

Teknik sampling dalam penelitian ini yaitu dengan teknikStratified Random Sampling(Sugiyono, 2010), adalah teknik penentuan sampel yang dilakukan apabila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.

3.2 Data Penelitian

3.2.1 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dibutuhkan untuk mendukung penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang diukur dengan suatu alat ukur


(59)

39 tertentu, yang diperlukan untuk keperluan analisis secara kuantitatif yang

berbentuk angka-angka seperti rekapitulasi jawaban responden terkait dengan kuisioner penelitian. Sedangkan data kualitatif adalah jenis data yang tidak berbentuk angka-angka (data yang berbentuk kata, kalimat, skema dan gambar) tetapi berupa penjelasan yang berhubungan dengan objek penelitian seperti pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) dan Sistem Pengendalian Intern (SPI) terhadap kualitas laporan keuangan.

Berdasarkan sumbernya, data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

1. Data primer merupakan data yang dikumpulkan langsung dari lapangan melalui metode wawancara dengan menggunakan kuisioner yang telah disiapkan sebelumnya. Data primer diperoleh langsung dari sumber pertama (responden) yang telah ditentukan dalam hal ini bersumber dari pegawai yang mempunyai tugas di bidang penyajian laporan keuangan pada Pemerintah Daerah Kabupaten Tulang Bawang.

2. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari sumber tidak langsung (sumber kedua), umumnya diperoleh melalui badan/dinas/instansi yang bergerak dalam proses pengumpulan data baik instansi pemerintah maupun swasta. Data sekunder dalam penelitian ini bersumber dari Badan Pengawasan Keuangan (BPK), Pemerintah Daerah Kabupaten Tulang Bawang, dan


(60)

40 3.2.2 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Studi pustaka, yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari literatur-literatur; buku-buku, koran, peraturan perundangan dan lain-lain yang

menyangkut kajian penelitian yaitu penerapan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) dan kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

2. Studi lapangan, yaitu pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung ke lokasi yang telah ditentukan melalui:

a. Observasi, yaitu pengumpulan data melalui pengamatan langsung

dan mencatat informasi-informasi dari seluruh SKPD di Kabupaten Tulang Bawang.

b. Wawancara, yaitu kegiatan mengumpulkan data melalui tanya jawab secara langsung antara penulis dengan pihak-pihak yang terkait dengan penelitian ini baik secara terstruktur maupun tidak terstruktur. Adapun pihak-pihak yang akan dihubungi yaitu Pegawai Kabupaten Tulang Bawang.

c. Angket, yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi atau data dari responden mengenai masalah yang diteliti. Angket ini dilakukan dengan cara menyebar daftar pertanyaan tertulis yang dilengkapi dengan jawaban yang dapat dipilih oleh responden dari setiap SKPD di Kabupaten Tulang Bawang.


(61)

41 3.3 Operasional Variabel Penelitian

3.3.1 Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat (Dependent Variabel) adalah kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Kualitas laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Dimensi-dimensi dari kualitas laporan keuangan menurut Afiah (2009), antara lain :

a. Relevan b. Andal

c. Dapat dibandingkan d. Dapat dipahami

3.3.2 Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas (IndependentVariabel) adalah penerapan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) dan Sistem Pengendalian Intern (SPI)

a. Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)

Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Dimensi dari Standar Akuntansi Pemerintah menurut Bastian (2007), tersebut antara lain :

1) Basis akuntansi 2) Nilai historis


(62)

42 4) Perioditas

5) Konsistensi

b. Sistem Pengendalian Intern (SPI)

Pengendalian intern didefinisikan sebagai suatu proses yang dipengaruhi oleh sumber daya manusia dan sistem teknologi informasi yang dirancang untuk membantu organisasi mencapai suatu tujuan tertentu. Variabel sistem pengendalian intern menurut Mardiasmo (2002) diukur dengan 5 (lima) dimensi yaitu :

1) Lingkungan pengendalian. 2) Penilaian risiko.

3) Aktivitas pengendalian. 4) Informasi dan komunikasi. 5) Pengawasan.

6) Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat dijabarkan dalam tabel operasionalisasi variabel penelitian sebagai berikut :

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Operasional Dimensi Nomor

Kuisioner Penerapan

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) (X1)

Merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah (Bastian, 2007)

1. Basis akuntansi 2. Nilai historis 3. Substansi mengungguli bentuk 4. Perioditas 5. Konsistensi 1,2 3,4 5,6 7,8 9,10 Sistem Pengendalian Intern (SPI) (X2)

Merupakan kegiatan pengendalian terutama atas pengelolaan sistem informasi yang bertujuan untuk memastikan akurasi

1. Lingkungan pengendalian 2. Penilaian risiko 3. Aktivitas

pengendalian

1,2 3,4 5,6


(63)

43 dan kelengkapan

informasi (Mardiasmo, 2002)

4. Informasi dan komunikasi 5. Pengawasan 7,8 9,10 Kualitas Laporan Keuangan (Y) Merupakan ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya (Afiah, 2009).

1. Relevan 2. Andal

3. Dapat dibandingkan 4. Dapat dipahami

1,2 3,4 5,6 7,8

3.4 Metode Analisis Data

3.4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Data

Uji coba instrumen diberlakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan tersebut benar-benar valid, yang dimaksud valid adalah data yang terkumpul sesuai dengan data yang ada di lapangan, sedangkan yang dimaksud reliabel adalah untuk mengetahui apakah suatu alat ukur yang digunakan mampu memberikan hasil pengukuran yang konsisten dalam waktu dan tempat yang berbeda. Untuk uji coba, maka perlu diperhatikan beberapa cara dan pelaksanaan uji coba. Setelah diadakan uji coba instrumen, untuk mengetahui dan memilih butir-butir item yang valid, jika butir-buitr tersebut valid, maka butir tersebut dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Uji coba instrumen yang dilakukan melalui uji validitas dan realibilitas instrumen.

1. Uji Validitas Angket

Untuk mengetahui tingkat kesahihan atau kevalidan dari suatu instrumen, maka dilakukan pengujian validitas instrumen terlebih dahulu. Menurut Ghozali (2009) uji validitas adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur valid tidaknya suatu kuesioner. Kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan


(64)

44 pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh

kuesioner. Pengambilan keputusannya bahwa setiap indikator valid apabila nilai rhitunglebih besar atau sama dengan rtabel. Untuk menentukan nilai rhitung,

dibantu dengan program SPSS yang dinyatakan dengan nilaiCoorrected Item-Total Correlation. Dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut : a. Jika rhitung> rtabel, maka kuiseoner valid

b. Jika rhitung< rtabel, maka kuesioner tidak valid.

2. Uji Reliabilitas Angket

Reliabilitas menurut Ghozali (2009) adalah alat ukur untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel konstruk. Cara menghitung tingkat reliabilitas suatu data yaitu dengan menggunakan rumusAlpha

CronbachReliabilitas merupakan tingkat keandalan alat ukur (kuesioner). Kuesioner yang reliabel adalah kuesioner yang apabila dicobakan berulang-ulang pada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama, cara mengukurnya dengan menggunakan rumusAlpha Cronbachdimana pada pengujian reliabilitas ini menggunakan bantuan komputer program SPSS. Jika nilaiCronbach Alphapada kuisioner > 0,6 maka variabel tersebut dinyatakan reliabel (Ghozali, 2009).

3.4.2 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak


(65)

45 (Ghozali, 2009). Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas data tersebut dapat dilakukan melalui 3 cara yaitu menggunakan Uji Kolmogorof-Smirnov (Uji K-S), grafik histogram dan kurva penyebaran P-Plot.

Untuk Uji K-S yakni jika nilai hasil Uji K-S > dibandingkan taraf signifikansi 0,05 maka sebaran data tidak menyimpang dari kurva normalnya itu uji normalitas. Sedangkan melalui pola penyebaran PPlot dan grafik histogram, yakni jika pola penyebaran memiliki garis normal maka dapat dikatakan data berdistribusi normal

2. Uji Multikolinieritas

Uji ini dimaksudkan untuk mendeteksi gejala korelasi antara variabel independen yang satu dengan variabel independen yang lain. Pada model regresi yang baik seharusnya tidak terdapat korelasi di antara variabel

independen. Uji Multikolinieritas dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan melihat VIF (Variance Inflation Factors) dan nilai tolerance. Jika VIF > 10 dan nilai tolerance < 0,10 maka terjadi gejala Multikolinieritas (Ghozali, 2009).

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamataan ke pengamatan yang lain tetap, atau disebut homoskedastisitas.


(66)

46 Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas, tidak

heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas ditandai dengan adanya pola tertentu pada grafikscatterplot.Jika titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang), maka terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

4. Uji Autokorelasi

Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah ada korelasi antar anggota sampel atau data pengamatan yang diurutkan berdasarkan waktu, sehingga munculnya suatu data pengamatan dipengaruhi oleh data sebelumnya. Dalam penelitian ini bila terjadi Autokorelasi, berarti kualitas laporan keuangan selain dipengaruhi oleh variabel independen juga dipengaruhi oleh kualitas laporan keuangan pada periode sebelumnya.

Tabel 3.2 Kriteria Autokorelasi

Hipotesis nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi Tolak 0 < d < dl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl≤ dl ≤ du Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4-dl < d < 4 Tidak ada autokorelasi negatif No decision 4-du≤ d ≤ 4-dl Tidak ada autokorelasi, positif,

dan negatif Tidak ditolak du < d < 4-du


(67)

47 3.5 Pengujian Hipotesis

Untuk menganalisis pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan rumus regresi linier berganda dengan rumus sebagai berikut :

Y = a + b1X1+ b2X2+ et

Keterangan:

Y = Kualitas laporan keuangan a = Konstanta

b1.b2 = Koefisien regresi

X1 = Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)

X2 = Sistem Pengendalian Intern (SPI)

et = Errot term

Menurut Sugiyono (2010) harga a dan b dapat dicari dengan rumus sebagai berikut: a = n X) ( . b

Y 



   2 2 x x n y x xy n b

Guna menguji hipotesis dalam penelitian ini digunakan Hipotesis Alternatif (Ha)

sebagai berikut:

H01 : r < 0 Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) tidak berpengaruh

terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

Ha1 : r≠ 0Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) berpengaruh positif

terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

H02 : r < 0 Sistem Pengendalian Intern (SPI) tidak berpengaruh terhadap kualitas


(68)

48 Ha2 : r≠ 0Sistem Pengendalian Intern (SPI) berpengaruh positif terhadap

kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

Uji t untuk melihat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dengan rumus :

t =

2

) r ( 1 (

2 -n r

Keterangan :

t = Pengujian koefisien korelasi r = Koefisien korelasi parsial n = Jumlah sampel yang diteliti


(1)

70 5.2 Keterbatasan Penelitian

Pelaksanakan penelitian senantiasa dihadapkan pada keterbatasan-keterbatasan, baik dalam sampel penelitian penelitian maupun kuisioner penelitian.

1. Keterbatasan pertama berkaitan dengan sampel penelitian. Sampel dalam penelitian ini tergolong heterogen, apabila dilihat dari jabatan dan masa kerja dari responden yang bersangkutan. Sampel yang heterogen menyebabkan persepsi yang berbeda di antara responden terkait dengan variabel penelitian. 2. Dilihat dari aspek kuisioner yang digunakan untuk menggungkap variabel

penelitian dikembangkan sendiri oleh peneliti berdasarkan teori yang ada, karena belum ada kuisioner yang baku, sehingga memungkinkan belum dapat mengungkap data tentang variabel yang diteliti dengan komprehensip. Akan tetapi, pertanyaan/pernyataan variabel interaksi sudah mampu mengungkap fakta di lapangan.

5.3 Saran

1. Hasil penelitian ini sudah baik, namun terdapat sedikit kelemahan pada penerapan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) di bagian basis akuntansi pada pencatatan asset yang belum didukung dengan buktibukti sesuai ketentuan dan Sistem Pengendalian Intern (SPI) di bagian pengawasan dimana kurangnya pemantauan yang berkelanjutan pada pengelolaan rutin,

supervisi,pembandingan dan tindakan lain terkait dengan pelaksanaan laporan keuangan. Kemudian terdapat juga kelemahan dibagian penyajian kualitas laporan keuangan dimana penyampaian laporan keuangan pemerintah daerah


(2)

71 belum tepat waktu. oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang hendaknya memperhatikan dan memperbaiki penerapan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), meningkatkan Sistem Pengendalian Intern (SPI) agar laporan keuangan pemerintah daerah semakin berkualitas dan opini yang diberikan Badan Pengawas Keuangan (BPK) semakin baik.

2. Dalam penelitian selanjutnya, dapat menambah subyek penelitian yang tidak hanya 1 (satu) kabupaten saja, misalnya dengan menambahkan kabupaten/kota yang mempunyai opini penilaian kualitas keuangan yang baik, sehingga dapat membandingkan penerapan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) dan Sistem Pengendalian Intern di antara kedua subyek penelitian.

5.4 Implikasi

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, serta penelusuran setiap item variabel penelitian maka dapat dirumuskan saran sebagai berikut :

1. Hasil penelusuran untuk variabel penerapan Standar Akuntansi Pemerintah, diperoleh skor terendah yaitu pada item pertanyaan nomor 1 yaitu pencatatan asset telah didukung dengan bukti-bukti sesuai ketentuan. Untuk itu,

Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang dalam pencatatan asset hendaknya berpedoman pada ketentuan Standar Akuntansi Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).

2. Hasil penelusuran untuk variabel Sistem Pengendalian Intern (SPI), diperoleh skor terendah yaitu pada item pertanyaan nomor 9 yaitu adanya pengawasan


(3)

72 dan pemantauan berkelanjutan melalui kegiatan pengelolaan rutin, supervisi, pembandingan dan tindakan lain terkait dengan pelaksanaan laporan

keuangan. Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang melalui instansi terkait hendaknya melakukan pengawasan dan pemantauan secara rutin dan berkala pada tiap SKPD khususnya pada bagian pelaporan keuangan, sehingga mampu meminimalisir kesalahan dalam penyajian laporan keuangan.

3. Hasil penelusuran untuk variabel Kualitas Laporan Keuangan, diperoleh skor terendah yaitu pada item pertanyaan nomor 2 yaitu informasi keuangan belum disajikan secara tepat waktu sesuai kebutuhan dalam pengambilan keputusan. Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang melalui instansi terkait hendaknya menyajikan laporan keuangan secara tepat waktu.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Admosudirdjo, Prajudi. 2003.Administrasi dan Manajemen Umum.Ghalia Indonesia. Jakarta.

Afiah, Nunuy Nur. 2009.Implementasi Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

Anthony, N. Robert dan Govindarajan. 2005.Management Control System. Terjemahan oleh F.X. Kurniawan Tjakrawala. Salemba Empat. Jakarta. Bahtiar, Erwin. 2013.Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kualitas

Laporan Keuangan (Studi Kasus Pada PT Bank Mega, Tbk Cabang Gorontalo. Jurnal Akuntansi. Vol 2. No. 1. Juni 2013.

Bastian, Indra. 2007.Audit Sektor Publik. Salemba Empat. Jakarta.

Basuki. 2007.Pengelolaan Keuangan Daerah. Kreasi Wacana. Yogyakarta. BPK.Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester II Tahun 2012-2013. Badan

Pemeriksa Keuangan Negara. Jakarta.

Ghozali, Imam. 2009.Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Badan Penerbit Undip. Semarang.

Handayaningrat, Soewarno. 2006.Pengantar Studi Ilmu Adminstrasi dan Manajemen. CV Haji Masagung. Jakarta.

Hartati, Yenni. 2011.Analisa Pengungkapan Laporan Keuangan Opini Wajar Tanpa Pengecualian, (Online), (http://pasca.unand.ac.id, diakses 24 Juni 2013).

Irwana, Toni. 2010.Pengaruh Efektivitas Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan: Penelitian pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Wilayah Priangan Jawa Barat. Program Studi Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Jannaini, Yuli. 2012.Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan terhadap Kualitas Laporan Keuangan dan Implikasinya terhadap Akuntabilitas Pemerintah Daerah. Program Studi Universitas Komputer Indonesia. Bandung.


(5)

Kawedar, Warsito. 2009.Opini Audit dan Sistem Pengendalian Intern (Studi Kasus di Kabupaten PWJ yang Mengalami Penurunan Opini Audit). Dalam Jurnal Akuntansi dan Auditing, 6 (1): h: 1-9.

Komarudin. 2004.Aspek-aspek Pengawasan di Indonesia. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Kusumah, Arif Ardi. 2012.Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi

Pemerintahan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan (Survei Pada SKPD/ OPD Pemerintahan Kota Tasikmalaya). Jurnal Akuntansi. Vol. 1 No. 3. Desember 2012.

Lasoma, Vicky Agustiawan. 2012.Pengaruh Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Kabupaten Gorontalo Utara. Jurnal Akuntansi. Vol 2. No. 1. Mei 2012. Mardiasmo. 2002.Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Andi Offset. Yogyakarta. Moeller dan Robert. 2009.Brink’s Modern Internal Auditing:A Common Body Of

Knowledge. Electronic Book. USA.

Nordiawan, Deddi dkk. 2007.Akuntansi Pemerintahan. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Nurlaela, Sitti dan Rahmawati. 2010.Pengaruh Faktor Keperilakuan Organisasi Terhadap Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah di

Subosukawonosrate. Jurnal Akuntansi. Vol. 1 No. 13: 1-38.

Nurlaila. 2014.Pengaruh Efektivitas Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi pada Pemerintahan Kabupaten Enrekang). Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Hasanuddin. Makasar.

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.

Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Pengendalian Intern Pemerintah.

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).


(6)

Nugraha, Darya Setya dan Apriyanti Susanti. 2010.Pengaruh Sistem

Pengendalian Intern terhadap Keandalan Laporan Keuangan (Studi pada Pemerintah Provinsi Jawa Barat). Program Studi Universitas Komputer Indonesia. Bandung.

Riana, Dwi Seftihani. 2014.Standar Akuntansi Pemerintahan dan Sistem Pengendalian Intern Sebagai Anteseden Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Jurnal Penelitian Akuntansi. Vol. XI. No. 1. Santoso, Urip. 2008.Pengaruh Penerapan Akuntansi Sektor Publik terhadap

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dalam Mencegah Fraud. Jurnal Administrasi Bisnis, (Online), Vol. 4, No.1,

(Http://journal.unpar.ac.id/index.php/), diakses 23 Januari 2014).

Sekaran, Uma dan Bougie, Roger. 2009.Research Methods for Business: A Skill Building Approach (Edisi 5). TJ International Ltd, Padstow, Cornwall. Great Britain.

Singarimbun, Masri. 2003.Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta.

Sugiyono. 2003.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Alfabeta. Bandung.

Sukmaningrum, Tantriani. 2012.Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Empiris pada Pemerintah Kabupaten dan Kota Semarang). Skripsi Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Universitas Diponegoro. Semarang.

Mangkuatmodjo, Soegyarto. 3002.Pengantar Statistik. Jakarta ; Rineka Cipta Sturges. H. A 1926.The Choice of a Class Interval. Journal of The American

Statistical Association

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah.

Widjaja, AW. 1998.Beberapa Pengertian di Bidang Pengawasan.Ghalia Indonesia. Jakarta.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan dan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

22 191 103

PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, SISTEM PENGENDALIAN INTERN, DAN PENERAPAN Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Sistem Pengendalian Intern, dan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah(Stud

0 3 16

PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, SISTEM PENGENDALIAN INTERN, DAN PENERAPAN Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Sistem Pengendalian Intern, dan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah(Stud

0 3 18

PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN

0 1 11

PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN, SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DAN AKSESIBILITAS LAPORAN KEUANGAN TERHADAP AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH KOTA BANDA ACEH

1 3 10

PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI KABUPATEN ACEH UTARA Munasyir1,

0 0 13

Bagian I - Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan dan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

0 0 20

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan dan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

0 0 8

SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Studi Kasus di Dinas Pemerintahan Kota Medan)

0 0 12

PENGARUH PEMAHAMAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN (SAP), PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN, SISTEM PENGENDALIAN INTERN DAN PERAN INTERNAL AUDIT TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PATI

1 3 17