PENGARUH PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Kabupaten/Kota Se-Provinsi Lampung)

(1)

ABSTRACT

THE EFFECT OF IMPLEMENTATION OF REGIONS FINANCIAL ACCOUNTING SYSTEM AND HUMAN RESOURCES COMPETENCE

OF THE QUALITY OF LOCAL GOVERNMENT FINANCIAL STATEMENTS

(Empirical Study on Regional Working Unit (SKPD) of Regency/City Government of Lampung Province)

By

EKA NOVITASARI

Decentralization makes each region is given the authority to manage their own region. Afterwards, there are the demands of transparency and accouuntability in the local government system, is no exception the transparency in local

government financial management. This study aims to obtain empirical evidence of implementations of financial accounting system and the human resources competence affected to the quality of local government financial reports.

This study is an empirical study at the regency/city of the Lampung Province. The sampling technique used is stratified random sampling. This study uses primary data which obtained through the questionnaire results. The data were colleccted 57 questionnaires were returned. Data processing is using SPSS version 21. Statistial analysis are used multiple linear regression, F-Test, and t-test.

The results of this sudy showed that the implementation of financial accounting system has significant positive effect on the quality of local government financial reports and human resources competence does not affect the quality of local governement financial reports.

Keywords : Regions Financial Accounting System, Human Resources


(2)

ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP

KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah

Kabupaten/Kota Se-Provinsi Lampung)

Oleh

EKA NOVITASARI

Berlakunya otonomi daerah, maka setiap daerah diberikan wewenang untuk mengelola daerahnya sendiri. Di sisi lain, adanya tuntutan transparasi dan akuntabilitas dalam sistem pemerintahan di daerah, tidak terkecuali transparasi dalam pengelolaan keuangan pemerintah daerah. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris bahwa penerapan sistem akuntansi keuangan daerah dan kompetensi sumber daya manusia berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

Penelitian ini merupakan studi empiris pada pemerintah kabupaten/kota se-Provinsi Lampung. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah stratified random sampling. Penelitian ini menggunakan data primer yang didapat melalui hasil pengisian kuesioner. Data yang terkumpul sebanyak 57 kuesioner yang kembali. Pengolahan data menggunakan alat bantu SPSS versi 21. Analisis statistik yang digunakan adalah regresi linier berganda, uji F, dan uji t.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa penerapan sistem akuntansi keuangan daerah berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan

pemerintah daerah dan kompetensi sumber daya manusia tidak berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

Kata kunci: Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Kompetensi Sumber Daya Manusia, dan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.


(3)

(4)

PENGARUH PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KUALITAS LAPORAN

KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

(Studi Empiris pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Kabupaten/Kota Se-Provinsi Lampung)

(Skripsi)

Oleh

Eka Novitasari

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2014


(5)

(6)

(7)

(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas – Grafik Normal P-Plot ... 47


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ABSTRAK

HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN RIWAYAT HIDUP

PERSEMBAHAN MOTO

SANWACANA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Batasan Masalah ... 7

1.4 Tujuan Penelitian ... 7

1.5 Manfaat Penelitian ... 8

1.5.1 Manfaat Teoritis ... 8

1.5.2 Manfaat Praktis ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori... 9

2.1.1 Teori Entitas ... 9

2.2 Sistem Akuntansi ... 11

2.3 Sistem Akuntansi Keuangan Daerah ... 11

2.3.1 Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas ... 14

2.3.2 Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas ... 14


(10)

2.3.4 Prosedur Akuntansi Selain Kas ... 16

2.4 Sistem dan Prosedur Pencatatan ... 17

2.4.1 Sistem Pencatatan ... 17

2.4.2 Prosedur Pencatatan ... 19

2.5 Sistem Pengakuan/Dasar Akuntansi ... 21

2.6 Kompetensi Sumber Daya Manusia ... 23

2.7 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ... 24

2.8 Komponen Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ... 26

2.9 Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ... 26

2.10 Model Penelitian ... 29

2.11 Pengembangan Hipotesis ... 29

2.11.1 Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Penerintah Daerah ... 29

2.11.2 Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ... 30

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel ... 32

3.2 Data Penelitian ... 33

3.2.1 Jenis dan Sumber Data ... 33

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data ... 34

3.3 Oprasional Variabel Penelitian ... 34

3.3.1 Variabel Dependen ... 34

3.3.2 Variabel Independen ... 35

3.4 Metode Analisis Data ... 37

3.4.1 Uji Kualitas Data ... 37

3.4.2 Uji Asumsi Klasik ... 38


(11)

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data ... 41

4.2 Karakteristik Responden ... 42

4.3 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian... 43

4.4 Hasil Pengujian Kualitas Data ... 44

4.4.1 Hasil Uji Validitas ... 44

4.4.2 Hasil Uji Reliabilitas ... 46

4.5 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 47

4.5.1 Hasil Uji Normalitas ... 47

4.5.2 Hasil Uji Multikolinearitas ... 48

4.5.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 49

4.6 Hasil Pengujian Hipotesis ... 50

4.6.1 Hasil Pengujian Koefisien Determinasi ... 50

4.6.2 Hasil Uji Hipotesis... 52

4.7 Pembahasan ... 53

4.7.1 Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Penerintah Daerah ... 53

4.7.2 Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ... 55

V. KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan ... 57

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 58

5.3 Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Kuesioner ...

Lampiran 2 Administrasi Penelitian... Lampiran 3 Profil Responden ... Lampiran 4 Tabulasi Jabawan Responden ... Lampiran 5 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... Lampiran 6 Hasil Uji Kualitas Data ... Lampiran 7 Hasil Uji Asumsi Klasik ... Lampiran 8 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ...


(13)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Definisi Oprasional Variabel ... 36

Tabel 4.1 Tingkat Pengembalian Kuesioner ... 41

Tabel 4.2 Profil Responden ... 42

Tabel 4.3 Hasil Analisis Deskriptif ... 43

Tabel 4.4 KMO and Bartlett’s test ... 44

Tabel 4.5 Analisis Faktor ... 45

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas ... 46

Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas ... 47

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas ... 48

Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolineritas ... 49

Tabel 4.10 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 51

Tabel 4.11 Hasil Uji Statistik F ... 51


(14)

MOTO

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka

apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan

sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Allah hendaknya

kamu berharap”

(Q.S Al Insyirah: 6-8)

“Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan

sabar”

(Khalifah Umar Bin Khatab)

“Kau akan berhasil dalam setiap pelajaran, dan kau harus percaya akan

berhasil, dan berhasillah kau; anggap semua pelajaran mudah, dan semua

akan jadi mudah; jangan takut pada pelajaran apa pun, karena

ketakutan itu sendiri kebodohan awal yang akan membodohkan semua”

(Pramoedya Ananta Toer)

“Setiap harapan menimbulkan doa, selalu berharap yang terbaik”

(Kurniawan Gunadi)


(15)

PERSEMBAHAN

Ku persembahkan buah karya dari perjuanganku ini kepada:

Ibu, Mama, dan Papa tercinta

Terima kasih atas segenap doa, didikan, cinta, dan kasih sayang yang kalian berikan selama hidupku, ini adalah salah satu tanda baktiku dan semoga ini

menjadi langkah awal yang baik untuk masa depanku. Aamiin.

Adik-adiku tersayang

Bripda Rizki Juliansyah, Aldi Nugraha, dan Annisa Putri serta Adik Sepupuku Fauzi Febriansyah, M. Reza Pahlevi dan M. Ghazi Alghifari.

Sahabat-sahabat terbaikku

Terima kasih atas dukungannya selama ini.

Teman-teman di Jurusan Akuntansi Unila angkatan 2010


(16)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tebing Tinggi Kabupaten Lahat, pada tanggal 25 November 1992 sebagai anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Nungcik Ubaidillah dan Ibu Nyimas Faridah, S.Pd., serta diasuh oleh Ibu Hj. Nurhayati.

Jenjang pendidikan yang pernah ditempuh oleh penulis adalah Taman Kanak-kanak (TK) di TK Taruna Jaya Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 1998, Sekolah Dasar (SD) di SD Al-Azhar II Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2004, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMPN 4 Bandar

Lampung yang diselesaikan pada tahun 2007, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMAN 2 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2010.

Pada tahun 2010, penulis diterima sebagai mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi di Universitas Lampung melalui jalur seleksi Ujian Mandiri (UM).


(17)

SANWACANA

Bismillahirohmannirrahim.

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Syukur Alhamdulillah, sehingga penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi

Keuangan Daerah Dan Kompetensi Sumber Daya Manusia Terhadap

Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Empiris pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Kabupaten/Kota Se-Provinsi

Lampung)” dapat diselesaikan dengan baik.

Skripsi ini disusun untuk memberikan sumbangsih terhadap pengembangan penelitian, khususnya bidang akuntansi sektor publik. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, namun penulis berharap agar karya ini dapat memberikan kontribusi untuk penelitian selanjutnya. Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, dukungan, masukan dan kontribusi dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.


(18)

2. Bapak Dr. H. Einde Evana, S.E., M.Si., Akt., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. Terima kasih atas

pembelajaran dan motivasi yang telah diberikan selama ini.

3. Bapak H. Saring Suhendro, S.E., M.Si., Akt., selaku Pembimbing Utama yang telah memberikan waktu, bimbingan, pengarahan, saran, nasihat, dan motivasi yang sangat luar biasa kepada penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.

4. Ibu Reni Oktavia, S.E., M.Si., selaku Pembimbing Kedua. Terima kasih atas waktu, bimbingan, kritik dan masukan yang membangun dalam proses penyelesaian skripsi ini, namun juga doa, perhatian, serta kasih sayang yang telah ibu berikan kepada penulis ini.

5. Bapak Sudrajat, S.E., M.Acc., Akt.,selaku Penguji Utama pada ujian skripsi. Terima kasih atas waktu, saran, nasihat, dan motivasi, serta pengalaman yang berharga yang telah diberikan kepada penulis ini.

6. Bapak Usep Syaipudin, S.E., M.Si., Akt., selaku Pembimbing Akademik. Terimakasih atas waktu dan masukan yang telah diberikan.

7. Segenap Bapak dan Ibu Dosen yang telah membantu penulis dalam menimba ilmu dan memperluas wawasan selama penulis mengikuti pendidikan di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. 8. Seluruh staff di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Lampung. Terima kasih atas bantuannya selama ini.

9. Keluargaku. Ibu, Mama, Papa, Kiki, Aldi, Putri, Nyai, Ujuk, Oji, Reza, Ghazi, Uwak De, Uwak Nasir, Uwak Mama dan Uwak Papa. Thank you for your support, love, prayers and everything, everything.


(19)

10.Rizki Jauhari. Terima kasih telah memberikan waktu dan ilmu akuntansi yang sangat bermanfaat ini. Semoga kebaikan akan berbalas kebaikan pula. Sukses untuk kita. Aamiin.

11.Sahabat SMA. Alghisna Rahmatika, Anita Surya, Meriam Gita, dan Elita Metica. Friendship is a single soul, dwelling in separate bodies. Thankful for I met you guys.

12.Nyons. Devri, Memei, Jabal, Santo, Surya, Cece Alen, Egha, Echa, Mak Rere, dan Dianti. I’m so blessed surrounded by lovely people. I want to say thank you for making me the coolest person to ever walk on earth. I’m cool but you guys are so cool that I have turned to be so much cooler since I met you. And Friends are a source of happiness.

13.Teman-teman Akuntansi 2010. Ayu Jufika, Irvia, Ipeh, Farrah, Dila, Sishi, Nurul, Devi, Anas, Satria, Teja, Ferry, Syarif, Dwi, Rossy, Nci Ira, Yesi, Fina, Tiwi, Tiaraku, Vya, Wella, Deni, Iga, Ivona, Citra, Ben, Jirry, Yobel, Rika, Yasni, Marlina, Latifah, Jane, Oksano, Pungki, Era, Andriani, dan seluruh teman-teman Akuntansi 2010 yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya selama ini.

14.Kakak-kakak Tingkat. Kak Pitra, Kak Ferdi, Kak David, Kak Rama, Kak Ari, Kak Ones, Kak Danepo, Kak Benawa, Mbak Nana, Mbak Ria, Kak Bery, Kak Tirta, Kak Gilang. Terima kasih atas waktu, cerita, dan pengalaman yang telah diberikan.

15.Ibu Ami. Terima kasih atas ilmu-ilmu akuntansi, nasihat, dan motivasi yang telah diberikan.


(20)

16.Pegawai-pegawai SKPD Pemerintah Kota Bandar Lampung, Kabupaten Lampung Tengah, dan Kabupaten Pesawaran. Terima kasih telah

memberikan data, informasi, dan bantuan selama penelitian di lapangan. 17.Serta seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Akhir kata, semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan karunia-Nya untuk membalas kebaikan dari semua pihak yang telah mendukung dan membantu penulis selama ini. Besar harapan bagi penulis bahwa skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi berbagai pihak.

Bandar Lampung, September 2014 Penulis,


(21)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Otonomi daerah telah ditetapkan di Indonesia sebagaimana yang telah diamanatkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang selanjutnya disempurnakan dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004. Pemerintah daerah diberikan kewenangan penuh untuk menyelenggarakan semua urusan pemerintahan, kecuali bidang-bidang tertentu yang telah ditetapkan peraturan pemerintah (Shodiqun dalam Setiawan, 2012). Di dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, otonomi daerah memberikan kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Penyelenggaraan otonomi daerah dilaksanakan dengan memberikan kewenangan yang luas, nyata, dan bertanggung jawab kepada daerah secara proporsional yang diwujudkan dengan pengaturan, pembagian, dan pemanfaatan sumber daya nasional yang berkeadilan serta perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah (Sabarno dalam Setiawan, 2012). Pendelegasian kewenangan tersebut


(22)

2

disertai dengan penyerahan dan pengalihan pendanaan, sarana dan prasarana, serta sumber daya manusia.

Otonomi daerah yang luas yang telah diberikan kepada daerah dimaksudkan agar pemerintah daerah dapat meningkatkan efisiensi, efektifitas, dan akuntabilitas pemerintah daerah yang pada akhirnya diharapkan mampu mencapai good government governance (Shodiqun dalam Setiawan, 2012). Di sisi lain tuntutan transparansi dan akuntabilitas dalam sistem pemerintah semakin meningkat pada era reformasi saat ini, tidak terkecuali transparansi dalam pengelolaan keuangan pemerintah daerah.

Pengelolaan keuangan daerah yang baik ditunjukan dari laporan keuangan yang disusun dan telah diaudit. Suatu laporan keuangan haruslah memenuhi kualitas laporan keuangan yang sesuai dengan kerangka konseptual akuntansi yang juga tertuang dalam PP No. 71 tahun 2010 yang menjadi dasar hukum Standar Akuntansi Pemerintahan, dimana kriteria tersebut meliputi relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami.

Pemerintah daerah diwajibkan menyusun laporan pertanggungjawaban yang menggunakan sistem akuntansi yang diatur oleh pemerintah pusat dalam bentuk undang-undang dan peraturan pemerintah yang bersifat mengikat seluruh pemerintah daerah. Dalam sistem pemerintah daerah terdapat 2 subsistem akuntansi, yaitu Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Laporan keuangan SKPD merupakan sumber untuk menyusun laporan keuangan SKPKD, oleh karena itu setiap SKPD harus menyusun laporan keuangan sebaik mungkin.


(23)

3

Selain itu, hal yang mendasar dan penting dari penerapan akuntansi di dalam penyusunan Laporan Keuangan Daerah salah satunya adalah Sistem Akuntansi. Sebagaimana pengertian dari Sistem Akuntansi Keuangan Daerah yaitu

serangkaian prosedur mulai dari proses pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan, dalam rangka

pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer (Bastian, 2007).

Laporan keuangan merupakan sebuah produk yang dihasilkan oleh bidang atau disiplin ilmu akuntansi. Sumber Daya Manusia (SDM) memegang peranan penting dalam setiap organisasi tidak terkecuali pada organisasi pemerintah. Sumber daya manusia adalah pengelolah dan pemikul tanggung jawab terhadap pengelolaan keuangan negara. Oleh karena itu, dibutuhkan SDM yang kompeten dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

Beberapa kelemahan yang masih terdapat dalam tata laksana keuangan

pemerintah Provinsi Lampung yaitu: mulai dari pengelolahan keuangan di salah satu kabupaten masih buruk, keandalan sistem informasi keuangan daerah, kendali terhadap prosedur akuntansi dalam penatausahaan keuangan daerah, serta kelalaian dan ketidakcermatan para kepala-kepala biro keuangan bagian akuntansi dalam menerapkan sistem akuntansi keuangan daerah, sehingga masih terdapat kendala dalam memperoleh laporan keuangan daerah yang sangat berkualitas.

Dalam memenuhi karakteristik kualitatif laporan keuangan yaitu relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami. Kualitas laporan keuangan dapat


(24)

4

diperkuat juga dari opini BPK. Kualitas terbaik dari laporan keuangan adalah Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Di dalam mencapai opini WTP, peran dari sumber daya manusia yang kompeten sangat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas laporan keuangan. Selain itu, proses penyusunan laporan keuangan harus dilakukan secara efektif dan efisien, tepat waktu, cepat, dan tentunya data yang dihasilkan harus akurat, maka di dalam hal ini diperlukan adanya dukungan sistem akuntansi dan teknologi.

Hasil penelitian yang ditemukan oleh Handayani (2007) menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang sedang antara penerapan sistem akuntansi keuangan daerah terhadap transparasi dan akuntabilitas laporan keuangan pemerintah kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah. Hal ini dikarenakan masih banyak kesulitan yang dialami dalam melaksanakan sistem akuntansi keuangan daerah.

Hasil yang berbeda ditunjukan pada penelitian Pangesti (2008) bahwa unsur-unsur pokok dalam sistem akuntansi keuangan SKPD di Kabupaten Batang berada dalam keadaan yang sesuai yaitu pada variabel kesesuaian Buku Besar, Prosedur Akuntansi dan Jurnal secara berurutan menunjukan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap efektivitas penerapan sistem akuntansi keuangan daerah dalam menghasilkan laporan keuangan. Namun variabel kesesuaian Struktur Organisasi menunjukan pengaruh negatif dan signifikan terhadap efektivitas penerapan sistem akuntansi keuangan daerah dalam menghasilkan laporan keuangan.

Dalam penelitian Rahman (2009) hasilnya terbukti bahwa penerapan sistem akuntansi keuangan daerah memberikan manfaat dan kemudahan bagi pemda dalam mewujudkan laporan keuangan yang berkualitas, transparasi dan


(25)

5

akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan daerah dalam mewujudkan laporan keuangan yang berkualitas.

Sedangkan pada penelitian Fajar (2010) menyatakan bahwa sistem akuntansi keuangan daerah memiliki pengaruh dengan arah positif terhadap kualitas laporan keuangan. Dari hasil tersebut dapat diartikan bahwa jika sistem akuntansi

keuangan daerah semakin membaik maka semakin membaiknya juga kualitas laporan keuangan, dan juga berlaku sebaiknya.

Penelitian ini merujuk pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Adrianus Fajar (2010) dengan judul “Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan

Daerah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Bandung”.

Penelitian tersebut mengatakan terdapat pengaruh dengan arah positif terhadap kualitas laporan keuangan. Penelitian tersebut merupakan studi kasus pada suatu kabupaten. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah menambahkan variabel independen yaitu kompetensi sumber daya manusia serta perbedaan lain yang terletak pada objek yang diteliti dan penelitian ini merupakan studi empiris pada SKPD Pemerintah Kabupaten/Kota Se-Provinsi Lampung.

Berdasarkan uraian di atas dan berpijak pada teori-teori yang ada, maka penulis bermaksut untuk melakukan peneltian lebih jauh dengan judul “Pengaruh

Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Dan Kompetensi Sumber


(26)

6

1.2 Perumusan Masalah

Pada saat dimulainya otonomi daerah, harapan yang muncul adalah pemerintah daerah akan semakin mandiri dalam pelaksanaan kegiatan pemerintahan maupun pembangunan di daerah masing-masing. Oleh karena itu, daerah otonom diberi kebebasan yang bertanggung jawab dalam hal penyajian laporan keuangan. Laporan keuangan pada pemerintah daerah dapat memberikan informasi yang digunakan sebagai dasar penyusunan anggaran pada periode berikutnya dan penilaian prestasi kerja pemerintah daerah.

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bertujuan umum untuk

memenuhi kebutuhan informasi dari semua kelompok pengguna. Agar kebutuhan tersebut terpenuhi, maka perangkat SKPD perlu memahami penerapan sistem akuntansi keuangan daerah dalam laporan keuangan SKPD sehingga dapat menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas.

Selain itu, kualitas laporan keuangan juga harus memenuhi aturan standar akuntansi pemerintah yang diatur dalam PP No. 71 Tahun 2010 pada lampiran II yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah daerah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki yaitu relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami.

Untuk dapat memperbaiki kinerja instansi dan mewujudkan good governance dibutuhkannya sumber daya manusia yang kompeten. Oleh karena itu, dari latar belakang yang telah ditemukan di atas terdapat beberapa masalah pokok dalam penelitian ini, yaitu:


(27)

7

1. Apakah terdapat pengaruh penerapan sistem akuntansi keuangan daerah terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah?

2. Apakah terdapat pengaruh kompetensi sumber daya manusia terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah?

1.3 Batasan Masalah

Untuk memfokuskan penelitian agar masalah yang diteliti memiliki ruang lingkup dan arah yang jelas, maka batasan masalah yang ditentukan oleh peneliti adalah:

1) Terdapat hanya tiga variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu penerapan sistem akuntansi keuangan daerah, kompetensi sumber daya manusia, dan kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

2) Penelitian ini dilakukan pada beberapa pemerintah daerah yang dapat mewakili seluruh Kabupaten/Kota Se-Provinsi Lampung.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Memperoleh bukti empiris bahwa penerapan sistem akuntansi keuangan daerah berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

2. Memperoleh bukti empiris bahwa kompetensi sumber daya manusia berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.


(28)

8

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu sumbangan data empiris dalam ilmu akuntansi sektor publik tentang bagaimana pengaruh penerapan sistem akuntansi keuangan daerah dan kompetensi sumber daya manusia terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah pada sektor pemerintahan. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi dokumen akademik yang berguna dan dijadikan informasi tambahan untuk penelitian sejenis di masa mendatang.

1.5.2 Manfaat Praktis

Diharapkan dapat menghimpun informasi sebagai bahan sumbangan pemikiran bagi pemerintah daerah Provinsi Lampung untuk dijadikan referensi serta masukan bagi pemerintah daerah guna meningkatkan kinerja terutama dalam penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah.


(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Entitas

Dalam teori entitas yang dikemukakan oleh Paton (Suwardjono, 2005),

dinyatakan bahwa organisasi dianggap sebagai suatu kesatuan atau badan usaha ekonomi yang berdiri sendiri, bertindak atas nama sendiri, dan kedudukannya terpisah dari pemilik atau pihak lain yang menanamkan dana dalam organisasi dan kesatuan ekonomi tersebut menjadi pusat perhatian atau sudut pandang akuntansi. Dari perspektif ini, akuntansi berkepentingan dengan pelaporan keuangan

kesatuan usaha, bukan pemilik. Kesatuan usaha merupakan pusat pertanggungjawaban dan laporan keuangan merupakan medium pertanggungjawabannya.

Dalam mekanisme keuangan negara di Indonesia, teori ataupun konsep entitas telah diaplikasikan. Istilah entitas pelaporan masuk dalam khasanah perundang-undangan melalui penjelasan pasal 51 ayat (2) dan ayat (3) dari Undang Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, yang berbunyi: tiap-tiap kementerian negara/lembaga merupakan entitas pelaporan yang tidak hanya wajib


(30)

10

menyelenggarakan akuntansi, tetapi juga wajib menyampaikan laporan

pertanggungjawaban berupa laporan keuangan. Berangkat dari ketentuan hukum di atas, maka dalam standar akuntansi pemerintahan dibakukan dan dipertegas eksistensi Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi, sebagai berikut:

1. Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan. 2. Entitas Akuntansi adalah unit pemerintahan pengguna anggaran/pengguna

barang, dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan.

Satuan kerja sebagai unit pemerintahan yang menerima anggaran belanja atau mengelola barang merupakan entitas akuntansi yang wajib menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan, dan secara periodik menyiapkan laporan keuangan menurut standar akuntansi pemerintahan. Laporan keuangan tersebut disampaikan secara intern dan berjenjang kepada unit yang lebih tinggi dalam rangka penggabungan laporan keuangan oleh entitas pelaporan.

Setiap unit pemerintah dapat ditetapkan menjadi suatu entitas akuntansi apabila unit yang dimaksud mengelola anggaran sebagaimana yang dimaksud dalam

PSAP 11 paragraf 15 yang mengatakan: ”Entitas akuntansi menyelenggarakan

akuntansi dan menyampaikan laporan keuangan sehubungan dengan


(31)

11

2.2 Sistem Akuntansi

Secara umum, suatu sistem merupakan sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi secara bersamaan untuk mencapai tujuan tertentu. Suatu sistem mengolah input menjadi output. Input sistem akuntansi adalah bukti-bukti transaksi dalam bentuk dokumen atau formulir. Sedangkan output tersebut adalah laporan keuangan. Setiap sistem dibuat untuk menangani sesuatu yang berulang kali atau yang terjadi secara rutin. Menurut Mulyadi (2001) sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi laporan keuangan yang dibutuhkan oleh manajer guna memudahkan pengelolaan perusahaan.

Dari definisi di atas yang menjabarkan pengertian sistem akuntansi dapat

disimpulkan bahwa sistem akuntansi merupakan organisasi formulir dan berbagai catatan transaksi yang mana digunakan untuk keperluan penyusunan laporan keuangan.

2.3 Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD)

Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD) adalah serangkaian prosedur yang saling berhubungan, yang digunakan sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh yang ditunjukan untuk menghasilkan informasi dalam bentuk laporan keuangan yang akan digunakan pihak intern dan ekstern pemerintah daerah untuk


(32)

12

Prosedur yang dimaksud adalah proses pengindentifikasian, pengukuran, pencatatan dan pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) suatu organisasi. Yang dimaksud dengan proses pengindentifikasian adalah pengindentifikasian ekonomi, agar dapat membedakan mana transaksi yang bersifat ekonomi dan mana yang tidak. Pada dasarnya transaksi ekonomi adalah aktivitas yang berhubungan dengan uang. Proses selanjutnya adalah pengukuran transaksi ekonomi, yaitu dengan menggunakan satuan uang. Proses tersebut menggunakan sistem pencatatan dan dasar akuntansi tertentu. Pelaporan transaksi ekonomi akan menghasilkan laporan keuangan yang merupakan hasil akhir proses akuntansi (Handayani, 2007).

Menurut Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah, sistem akuntansi keuangan daerah didefinisikan sebagai: Serangkaian prosedur mulai dari proses pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan dalam rangka

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer.

Sementara itu, dalam PP No.71 Tahun 2010 pada lampiran I mengatakan bahwa sistem akuntansi keuangan daerah adalah: Rangkaian sistematik dari prosedur, penyelenggara, peralatan, dan elemen lain untuk mewujudkan fungsi akuntansi sejak analis transaksi sampai dengan laporan keuangan di lingkungan organisasi pemerintah.

Dalam PP No. 71 Tahun 2010 dijelaskan bahwa Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan yang mengacu pada pedoman


(33)

13

umum Sistem Akuntansi Pemerintahan. Sedangkan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah diatur dengan peraturan gubernur/ walikota/ bupati yang mengacu pada pedoman umum Sistem Akuntansi Pemerintahan. Pedoman umum Sistem Akuntansi Pemerintahan yaitu tentang pengendalian internal dan peraturan pemerintah tentang standar akuntansi pemerintahan.

Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, setiap SKPD menyusun dan melaporkan pertangungjawaban pelaksanaan APBD tersebut secara periodik yang meliputi:

1. Laporan Realisasi Anggaran SKPD 2. Laporan Operasional SKPD

3. Laporan Perubahan Ekuitas SKPD 4. Neraca SKPD

5. Catatan atas Laporan Keuangan SKPD

Sistem akuntansi pemerintah daerah dilaksanakan oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD), sedangkan sistem akuntansi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dilakukan oleh PPK-SKPD.

Berdasarkan Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah bahwa sistem akuntansi pemerintah daerah sekurang-kurangnya meliputi sebagai berikut:

1. Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas 2. Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas 3. Prosedur Akuntansi Aset Tetap 4. Prosedur Akuntansi Selain Kas


(34)

14

2.3.1 Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas

Permendagri No. 59 Tahun 2007 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah pasal 241 mengatakan bahwa prosedur akuntansi penerimaan kas adalah:

Serangkaian proses mulai dari pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan keuangan yang berkaitan dengan penerimaan kas dalam rangka pertanggungjawaban APBD yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer.

Prosedur akuntansi penerimaan kas dilaksanakan oleh PPK-SKPD. PPK-SKPD berdasarkan bukti transaksi penerimaan kas melakukan pencatatan ke dalam jurnal penerimaan kas dengan mencantumkan uraian rekening lawan asal penerimaan kas berkenaan, dan secara periodik jurnal tersebut diposting ke buku besar.

Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur akuntansi penerimaan kas adalah sebagai berikut:

1. Surat tanda bukti pembayaran 2. STS

3. Bukti transfer; dan 4. Nota kredit Bank

2.3.2 Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas

Permendagri No. 59 Tahun 2007 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah pasal 247 mengatakan bahwa prosedur akuntansi pengeluaran kas adalah:

Serangkaian proses mulai dari pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan keuangan yang berkaitan dengan pengeluaran kas dalam rangka


(35)

15

pertanggungjawaban APBD yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer.

Prosedur akuntansi pengeluaran kas dilaksanakan oleh PPK-SKPD. PPK-SKPD berdasarkan bukti transaksi pengeluaran kas melakukan pencatatan ke dalam jurnal pengeluaran kas dengan mencantumkan uraian rekening lawan asal penerimaan kas berkenaan, dan secara periodik jurnal tersebut diposting ke buku besar.

Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur akuntansi pengeluaran kas mencakup sebagai berikut:

1. SP2D

2. Nota debet Bank; dan

3. Bukti transaksi pengeluaran lainnya

2.3.3 Prosedur Akuntansi Aset Tetap

Permendagri No. 59 Tahun 2007 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah pasal 253 mengatakan bahwa prosedur akuntansi aset tetap adalah: Serangkaian pencatatan dan pelaporan akuntansi atas perolehan, pemeliharan, rehabilitasi, perubahan klasifikasi dan penyusutan terhadap aset tetap yang digunakan SKPD.

Prosedur akuntansi aset dilaksanakan oleh PPK-SKPD serta pejabat pengurus dan penyimpan barang SKPD. PPK-SKPD berdasarkan bukti memorial melakukan pencatatan ke dalam jurnal umum dan secara periodik jurnal tersebut diposting ke buku besar. Setiap aset tetap kecuali tanah dan konstruksi dalam pengerjaan dilakukan penyusutan yang sistematis sesuai dengan masa manfaatnya. Metode


(36)

16

penyusutan yang dapat digunakan adalah garis lurus, saldo menurun ganda, dan unit produksi.

Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur akuntansi aset berupa bukti memorial yang memuat informasi sebagai berikut:

1. Jenis/ nama aset tetap 2. Kode rekening 3. Klasifikasi aset tetap 4. Nilai aset tetap; dan

5. Tanggal transaksi/ kejadian

2.3.4 Prosedur Akuntansi Selain Kas

Permendagri No. 59 Tahun 2007 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah pasal 259 mengatakan bahwa prosedur akuntansi selain kas adalah: Serangkaian proses mulai dari pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan keuangan yang berkaitan dengan semua transaksi atau kejadian selain kas yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer.

Prosedur akuntansi selain kas dilaksanakan oleh PPK-SKPD. PPK-SKPD berdasarkan bukti memorial melakukan pencatatan ke dalam jurnal umum dan secara periodik jurnal tersebut diposting ke buku besar.

Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur akuntansi selain kas berupa bukti memorial yang memuat informasi sebagai berikut:

1. Berita acara penerimaan barang 2. Surat keputusan penghapusan barang


(37)

17

3. Surat keputusan mutasi barang 4. Berita acara pemusnahan barang 5. Berita acara serah terima barang 6. Berita acara penilaian; dan

7. Berita acara penyelesaian pekerjaan

2.4 Sistem dan Prosedur Pencatatan

2.4.1 Sistem Pencatatan

Sebelum era reformasi keuangan daerah, pengertian pencatatan dalam akuntansi keuangan daerah selama ini adalah pembukuan. Padahal menurut akuntansi pengertian demikian adalah tidak tepat. Hal ini disebabkan akuntansi

menggunakan sistem pencatatan. Ada beberapa macam sistem pencatatan yang dapat digunakan, yaitu sistem pencatatan single entry, double entry, dan triple entry. Pembukuan hanya menggunakan sistem pencatatan tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pembukuan merupakan bagian dari akuntansi (Halim, 2007).

1. Single Entry

Sistem pencatatan single entry sering disebut juga dengan sistem tata buku tunggal atau pencatatan satu kali saja. Dalam sistem ini, pencatatan transaksi ekonomi hanya dengan mencatatnya satu kali.

Sistem pencatatan single entry ini memiliki beberapa kelebihan, di antaranya yaitu sederhana dan mudah dipahami. Tetapi, sistem ini juga memiliki kelemahan yaitu


(38)

18

kurang bagus untuk pelaporan dan sulit menemukan kesalahan pembukuan yang terjadi.

2. Double Entry

Sistem pencatatan double entry sering disebut juga dengan sistem tata buku berpasangan, pada dasarnya suatu transaksi ekonomi akan dicatat sebanyak dua kali atau dikenal dengan istilah menjurnal. Sehingga membentuk suatu pikiran dalam dua sisi berlawanan yaitu debit dan kredit secara berpasangan.

Dengan demikian, maka disetiap transaksi akan tercatat pada akun yang tepat, karena masing-masing akun penyeimbang berfungsi sebagai media cross check. Selain ketepatan dalam pencatatan akun, double entry juga memiliki kemampuan untuk mencatat transaksi dalam jumlah nominal yang akurat, karena jumlah sisi debit harus sama dengan jumlah sisi kredit.

3. Triple Entry

Sistem pencatatan triple entry adalah pelaksanaan pencatatan dengan

menggunakan sistem pencatatan double entry, ditambahkan dengan pencatatan pada buku anggaran. Oleh karena itu, sementara sistem pencatatan double entry dilaksanakan, sub bagian pembukuan (bagian keuangan) pemerintah daerah juga mencatat transaksi tersebut pada buku anggaran sehingga pencatatan tersebut akan berefek pada sisi anggaran.


(39)

19

2.4.2 Prosedur Pencatatan

Serangkaian prosedur pencatatan pada akuntansi pemerintahan terbagi ke dalam enam bagian yaitu pendapatan, belanja, pembiayaan, aset, kewajiban, dan ekuitas dana (Afiah, Nunuy Nur, 2009).

1. Prosedur Pencatatan Akuntansi Pendapatan

Transaksi pendapatan di Pejabat Pengelolahan Keuangan Daerah (PPKD) dicatat oleh fungsi akuntansi PPKD. Transaksi ini dicatat harian pada saat kas diterima oleh Kas Daerah atau pada saat menerima bukti transfer dari pihak ketiga. Akuntansi pendapatan ini juga dilaksanakan berdasarkan asas bruto.

2. Prosedur Pencatatan Akuntansi Belanja

Transaksi belanja di Pejabat Pengelolahan Keuangan Daerah (PPKD) dicatat oleh fungsi akuntansi PPKD. Transaksi ini dicatat saat pengesahan SPJ bila

menggunakan SP2D UP/GU/TU atau pada saat menerima SP2D LS bila

menggunakan LS. Akuntansi belanja dilaksanakan berdasarkan asas bruto. Untuk transaksi belanja modal pencatatan dilakukan secara corollary, yaitu dicatat dengan dua jurnal.

3. Prosedur Pencatatan Akuntansi Pembiayaan

Transaksi penerimaan pembiayaan dicatat dengan menggunakan asas bruto, dan diakui pada saat diterima pada rekening kas daerah. Sedangkan transaksi


(40)

20

4. Prosedur Pencatatan Akuntansi Aset

Prosedur pencatatan aset pada akuntansi Pejabat Pengelolahan Keuangan Daerah (PPKD) lebih merupakan pencatatan atas pengakuan aset yang muncul dari transaksi pembiayaan yang dilakukan oleh pemda. Berdasarkan bukti yang ada fungsi akuntansi PPKD membuat bukti memorial yang memuat informasi tentang jenis/ nama aset, kode rekening terkait, nilai aset, dan tanggal transaksi. Bukti memorial tersebut akan dipakai sebagai dasar pencatatan jurnal awal oleh fungsi akuntansi PPKD.

5. Prosedur Pencatatan Akuntansi Kewajiban

Prosedur pencatatan kewajiban pada akuntansi Pejabat Pengelolahan Keuangan Daerah (PPKD) lebih merupakan pencatatan atas pengakuan kewajiban yang muncul dari transaksi pembiayaan yang dilakukan oleh pemda, pengakuan atas bagian lancar utang jangka panjang dan pencadangan atas utang jangka pendek. Berdasarkan bukti yang ada fungsi akuntansi PPKD membuat memorial yang memuat informasi tentang sejenis/ nama kewajiban, kode rekening terkait, nilai kewajiban, dan tanggal transaksi. Bukti memorial tersebut akan dipakai sebagai dasar pencatatan jurnal oleh fungsi PPKD.

6. Prosedur Pencatatan Akuntansi Ekuitas Dana

Prosedur pencatatan ekuitas dana pada akuntansi Pejabat Pengelolahan Keuangan Daerah (PPKD) merupakan pencatatan atas pengakuan ekuitas dana yang muncul dari transaksi investasi jangka panjang, kewajiban jangka panjang beserta


(41)

21

2.5 Sistem Pengakuan / Dasar Akuntansi

Pengertian pengakuan menurut PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah Proses penetapan terpenuhinya kriteria pencatatan suatu kejadian atau peristiwa dalam catatan akuntansi sehingga akan menjadi bagian yang melengkapi unsur aset, kewajiban, ekuitas dana, pendapatan, belanja dan pembiayaan, sebagaimana termuat dalam laporan keuangan entitas pelaporan yang bersangkutan.

Pengakuan diwujudkan dalam pencatatan jumlah uang terhadap pos-pos laporan keuangan yang terpengaruh oleh kejadian atau peristiwa yang terkait. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengakuan adalah penentuan kapan suatu transaksi dicatat.

Untuk dapat menentukan kapan suatu transaksi dicatat, digunakan berbagai basis/ dasar akuntansi atau sistem pencatatan.

Adapun beberapa basis/ dasar akuntansi adalah sebagai berikut:

1. Basis Kas

Basis kas menetapkan bahwa pengakuan/ pencatatan transaksi ekonomi hanya dilakukan apabila transaksi belum menimbulkan perubahan pada kas. Apabila suatu transaksi belum menimbulkan perubahan pada kas maka transaksi tersebut tidak dicatat.


(42)

22

Dalam lembaga pemerintahan yang relatif masih kecil aktivitasnya tidak banyak serta tidak rumit, penerapan basis kas masih dipandang wajar saat awal otonomi daerah. Namun, seiring berjalannya waktu cash basis sudah tidak diterapkan lagi.

2. Basis Akrual

Basis akrual adalah dasar akuntansi yang mengakui transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa tersebut terjadi. Oleh karena itu, transaksi-transaksi dicatat dalam catatan akuntansi dan diakui dalam laporan keuangan periode terjadinya.

Cara pembukuan basis akrual membukukan pendapatan pada saat timbulnya hak tanpa memperhatikan kapan penerimaannya terjadi, sudah diterima ataupun sebelum, serta membukukan pembelanjaan pada saat kewajiban terjadi tanpa memperhatikan kapan pembayaran dilaksanakan. Basis akrual ini akan mencakup pencatatan terhadap transaksi yang terjadi di masa lalu dan berbagi hak dan kewajiban di masa yang akan datang. Basis akrual akan meliput semua aktivitas dibandingkan dengan basis kas.

3. Basis Kas Modifikasian

Basis kas modifikasian merupakan kombinasi kas dengan basis akrual. Jadi, penerapan basis akuntansi ini menuntut bendahara pengeluaran mencatat transaksi dengan basis kas selama tahun anggaran dan melakukan penyesuaian pada akhir tahun anggaran berdasarkan basis akrual.


(43)

23

4. Basis Akrual Modifikasian

Basis akrual modifikasian mencatat transaksi dengan menggunakan basis kas untuk transaksi-transaksi tertentu dengan menggunakan basis akrual sebagai besar transaksi. Pembatasan penggunaan basis akrual dilandasi dengan pertimbangan kepraktisan.

2.6 Kompetensi Sumber Daya Manusia

Kompetensi sumber daya manusia adalah kemampuan sumber daya manusia untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawab yang diberikan kepadanya dengan bekal pendidikan, pelatihan, dan pengalaman yang cukup memadai (Widodo dalam Kharis, 2010). Kompetensi merupakan suatu karakteristik dari seseorang yang memiliki keterampilan, pengetahuan, peran dan sikap untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Karakteristik yang mendasari seseorang mencapai kinerja yang tinggi dalam pekerjaannya adalah kompetensi. Keterampilan merupakan kapasitas yang dibutuhkan untuk melaksanakan suatu rangkaian tugas yang berkembang dari hasil pelatihan dan pengalaman. Pegawai yang tidak mempunyai pengetahuan yang cukup akan bekerja tersendat-sendat dan juga mengakibatkan pemborosan bahan, waktu, dan tenaga. Peran dan sikap seseorang tercermin dari seberapa baik seseorang dalam melaksanakan suatu kegiatan yang spesifik seperti

mengoperasikan suatu peralatan, berkomunikasi efektif, atau mengimplementasikan suatu strategi bisnis (Hevesi, 2005).

Sumber daya manusia merupakan salah satu elemen organisasi yang sangat penting. Oleh karena itu, harus dipastikan bahwa pengelolaan sumber daya


(44)

24

manusia dilakukan sebaik mungkin agar mampu memberikan kontribusi secara optimal dalam upaya pencapaian tujuan organisasi.

Dalam pengelolaan keuangan daerah yang baik, SKPD harus memiliki sumber daya manusia yang kompeten, yang didukung dengan latar belakang pendidikan akuntansi, mengikuti pendidikan dan pelatihan, dan mempunyai pengalaman di bidang keuangan. Hal tersebut diperlukan untuk menerapkan sistem akuntansi yang ada. Sumber daya manusia yang kompeten tersebut akan mampu memahami logika akuntansi dengan baik. Kegagalan sumber daya manusia Pemerintah Daerah dalam memahami dan menerapkan logika akuntansi akan berdampak pada kekeliruan laporan keuangan yang dibuat dan ketidaksesuaian laporan dengan standar yang ditetapkan pemerintah (Warisno, 2008).

2.7 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Laporan keuangan merupakan bagian dari pelaporan keuangan. Laporan keuangan adalah hasil akhir dari suatu proses akuntansi, yaitu aktivitas pengumpulan data dan pengolahan data keuangan untuk disajikan dalam bentuk laporan keuangan atau ikhtisar-ikhtisar lainnya yang dapat digunakan untuk membantu para pemakainya dalam membuat atau mengambil keputusan (Bastian, 2007).

Laporan keuangan merupakan suatu daftar finansial suatu entitas ekonomi yang disusun secara sistematis oleh akuntan pada akhir periode atau catatan yang memberikan informasi keuangan suatu perusahaan yang telah menjalankan perusahaan selama satu periode (biasanya satu tahun).


(45)

25

Menurut Abdul Halim (2007) dalam bukunya Akuntansi dan Pengendalian Keuangan Daerah, mengatakan laporan keuangan adalah: Suatu laporan yang menggambarkan posisi keuangan dari transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas yang merupakan hasil dari proses akuntansi.

Laporan keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan. Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan,

realisasi anggaran, arus kas, dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya.

Laporan keuangan pemerintah ditujukan untuk memenuhi tujuan umum pelaporan keuangan, namun tidak untuk memenuhi kebutuhan khusus pemakainya. Di samping penyusunan laporan keuangan bertujuan umum, entitas pelaporan dimungkinkan untuk menghasilkan laporan keuangan yang disusun untuk kebutuhan khusus.

Mardiasmo (2002) mengatakan bahwa lembaga pemerintah dituntut untuk dapat membuat laporan keuangan eksternal yang meliputi laporan keuangan formal seperti laporan surplus/ defisit, laporan realisasi anggaran, laporan arus kas, dan neraca serta kinerja yang dinyatakan dalam ukuran finansial dan non finansial.


(46)

26

2.8 Komponen Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Laporan keuangan berdasarkan PP No. 71 Tahun 2010 tentang standar akuntansi pemerintahan (SAP) terdiri dari:

1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) 2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih 3. Neraca

4. Laporan Arus Kas (LAK) 5. Laporan Oprasional (LO)

6. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) 7. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)

2.9 Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Kualitas laporan keuangan dapat dilihat dan dinilai dari karakteristik kualitatif. Ketika laporan keuangan telah memenuhi keempat karakteristik, berarti laporan keuangan itu sudah baik.

Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam setiap laporan akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Adapun karakteristik kualitatif laporan keuangan pemerintah berdasarkan PP No. 71 Tahun 2010 tentang standar akuntansi pemerintahan (SAP) yang merupakan prasyarat normatif antara lain:

1. Relevan, yaitu informasi yang di dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa


(47)

27

masa lalu atau masa kini dan memprediksi masa depan serta mengkoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Informasi relevan meliputi:

a. Manfaat umpan balik (feedback value)

Informasi memungkinkan pengguna untuk menegaskan alat mengkoreksi ekspektasi mereka di masa lalu.

b. Manfaat prediktif (predictive value)

Informasi dapat membantu pengguna untuk memprediksi masa yang akan datang berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa kini. c. Tepat waktu (timeliness)

Informasi yang disajikan secara tepat waktu dapat berpengaruh dan berguna dalam pengambilan keputusan.

d. Lengkap (complete)

Informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan dengan lengkap yaitu mencakup semua informasi akuntansi yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan. Informasi yang melatarbelakangi setiap butir informasi utama yang termuat dalam laporan keuangan diungkapkan dengan jelas agar kekeliruan dalam penggunaan informasi tersebut dapat dicegah dan diatasi.

2. Andal, yaitu informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur serta dapat diverifikasi kebenarannya. Informasi andal meliputi:


(48)

28

a. Penyajian jujur

Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.

b. Dapat diverifikasi (verifiability)

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diuji, dan apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang berbeda, hasilnya tetap menunjukkan simpulan yang tidak berbeda jauh.

c. Netralitas

Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada kebutuhan pihak tertentu.

3. Dapat dibandingkan, yaitu informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya.

4. Dapat dipahami, yaitu informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna.


(49)

29

2.10 Model Penelitian

Berdasarkan penjelasan yang dipaparkan dapat dibuat model konseptual yang akan diteliti. Model penelitian disusun untuk menjelaskan variabel-variabel mana yang berkedudukan sebagai variabel independen dan variabel dependen.

2.11 Pengembangan Hipotesis

2.11.1 Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Jika sistem akuntansi keuangan daerah sudah diterapkan dengan baik oleh dinas-dinas pada pemerintah daerah, maka kualitas laporan keuangan daerah pun akan semakin baik. Karena pada dasarnya sistem akuntansi adalah suatu kesatuan yang apabila tidak diterapkan atau ada satu bagian sistem yang tidak diterapkan maka sulit untuk memperoleh karakteristik kualitatif laporan keuangan daerah sesuai standar akuntansi pemerintahan yakni: relevan, andal, dapat dipahami, dan dapat dibandingkan. Sebagaimana pengertian dari Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD) menurut Permendagri No. 13 Tahun 2006 yakni sistem akuntansi yang meliputi proses pencatatan, penggolongan, penafsiran, peringkasan, transaksi, atau

Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah

Kompetensi Sumber Daya Manusia

Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah

(+)


(50)

30

kejadian keuangan serta pelaporan keuangannya dalam rangka APBD, dilaksanakan sesuai dengan prinsip–prinsip akuntansi yang berterima umum. Pemaparan tersebut didukung oleh Halim (2007) yang menyatakan untuk dapat menyediakan informasi secara tepat dan akurat dibutuhkan suatu sistem yang dapat digunakan dalam rangka penyediaan informasi. Jadi, untuk memperoleh kualitas laporan keuangan daerah sesuai SAP harus melalui penerapan sistem akuntansi keuangan daerah yang baik pula.

Dalam penelitian Rahman (2009) hasilnya terbukti bahwa penerapan sistem akuntansi keuangan daerah memberikan manfaat dan kemudahan bagi pemda dalam mewujudkan laporan keuangan yang berkualitas, transparasi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan daerah dalam mewujudkan laporan keuangan yang berkualitas. Penelitian Fajar (2010) menyatakan bahwa sistem akuntansi keuangan daerah memiliki pengaruh dengan arah positif terhadap kualitas laporan keuangan. Dari hasil tersebut dapat diartikan bahwa jika sistem akuntansi keuangan daerah semakin membaik maka semakin membaiknya juga kualitas laporan keuangan, dan juga berlaku sebaiknya.

H1: Penerapan sistem akuntansi keuangan daerah berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah

2.11.2 Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut (Desiana, 2012).


(51)

31

Dengan demikian, kompetensi menunjukan keterampilan dan pengetahuan yang dicirikan oleh profesionalisme dalam suatu bidang tertentu sebagai sesuatu yang terpenting, sebagai unggulan bidang tersebut.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Winidyaningrum dan Rahmawati (2010) memperoleh hasil bahwa fungsi dan proses akuntansi telah dilaksanakan oleh pegawai yang memiliki keterampilan dan pengetahuan dalam bidang akuntansi sehingga dapat membantu keandalan pelaporan keuangan pemerintah. Hasil ini menunjukkan bahwa sumber daya manusia berpengaruh positif signifikan terhadap keterandalan pelaporan keuangan pemerintah daerah.

Penelitian dari Amin (2011) pada unit pelaksana teknis Kementrian Pendidikan Nasional Provinsi Sumatra Utara yang menyimpulkan bahwa secara parsial

kompetensi berpengaruh terhadap kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan. Seorang kompeten cenderung mampu menyelesaikan masalah yang mereka

hadapi serta menikmati tantangan itu bahkan menjadikan alat dalam mencapai tujuan mereka.

H2: Kompetensi sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.


(52)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel

Populasi yang akan digunakan dalam penelitian adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ada di pemerintah kabupaten/kota se-Provinsi Lampung. Teknik pengambilan sampel untuk pemerintah kabupaten/kota dilakukan dengan stratified random sampling atau bertahap dan secara acak berdasarkan strata dengan probabilitas yang sama. Tahap pertama yang dilakukan adalah dengan pemilihan Provinsi, yaitu Provinsi Lampung sebagai lokasi penelitian. Tahap kedua adalah dengan menentukan sampel lokasi yang akan dipilih secara acak, yaitu kota, kabupaten induk, dan kabupaten pemekaran.

1. Pemerintah Kota Bandarlampung, dipilih secara acak dari kota yang ada di Provinsi Lampung

2. Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah, dipilih secara acak dari kabupaten induk yang ada di Provinsi Lampung

3. Pemerintah Kabupaten Pesawaran, dipilih secara acak dari kabupaten pemekaran yang ada di Provinsi Lampung


(53)

33

Pemilihan kabupaten/kota di atas dilakukan secara acak dengan probabilitas yang sama disetiap kabupaten/kota dan sudah mewakili kabupaten/kota se-Provinsi Lampung.

Untuk penentuan SKPD dan responden pada masing-masing kabupaten/kota digunakan multi-stage sampling. Multi-Stage sampling adalah teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan beberapa tahapan. Adapun tahapannya adalah sebagai berikut:

1. SKPD yang dijadikan sampel yang fungsinya mewakili pusat

pertanggungjawaban yang diatur dalam PP No. 46 Tahun 2011, yaitu profit center, cost center, dan administration center.

2. Fokus responden dalam penelitian ini adalah Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK-SKPD) selaku pengelola keuangan di setiap SKPD. Dikarenakan PPK-SKPD dianggap paling memahami kondisi yang berada pada bagian keuangan di SKPD.

3.2 Data Penelitian

3.2.1 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perorangan seperti hasil wawancara atau pengisian kuesioner. Pada penelitian ini, data primer didapat melalui hasil pengisian kuesioner yang diambil dari jawaban pegawai SKPD pemerintah daerah.


(54)

34

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu, menggunakan metode distribusi langsung (direct distribution method) dan wawancara langsung kepada responden. Metode distribusi langsung adalah dengan mendatangi para responden secara langsung untuk menyerahkan ataupun mengumpulkan kembali kuesioner. Metode ini bertujuan untuk memperoleh tingkat pengembalian kuesioner yang tinggi. Pengambilan kembali kuesioner disesuaikan dengan waktu yang telah disepakati oleh peneliti dengan yang bersangkutan. Sedangkan metode wawancara langsung adalah berbicara dan berhadapan langsung dengan sasaran responden yang dimaksutkan.

3.3 Operasional Variabel Penelitian 3.3.1 Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kualitas laporan keuangan

pemerintah daerah, yaitu probabilitas di mana seorang pegawai melaporkan hasil pertanggungjawaban laporan keuangan dengan memenuhi empat karakteristik kualitas laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah No. 71 Tahun 2010 pada lampiran II.

Kualitas laporan keuangan adalah ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Keempat karakteristik berikut ini merupakan prasyarat normatif yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki yaitu relevan, andal, dapat dipahami, dan dapat dibandingkan. Instrumen pengukuran terdiri dari sebelas pertanyaan yang telah digunakan oleh Fajar (2010) dan Permadi (2013). Skala


(55)

35

pengukuran yang digunakan adalah skala interval dengan menggunakan skala likert lima poin dari tidak sangat setuju sampai sangat setuju.

Variabel Independen

1. Sistem Akuntansi Keuangan Daerah

Variabel independen pertama dalam penelitian ini adalah sistem akuntansi

keuangan daerah. Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD) yaitu serangkaian prosedur mulai dari proses pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan, dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer (Bastian, 2007).

Variabel ini mencakup indikator, seperti: kesesuaian sistem akuntansi keuangan daerah dengan SAP, prosedur pencatatan akuntansi dengan standar pencatatan akuntansi berlaku umum dan mengenai pembuatan laporan keuangan yang dilaporkan secara periodik. Instrumen pengukuran terdiri dari sepuluh pertanyaan yang telah digunakan oleh Fajar (2010) dan Permadi (2013). Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval dengan menggunakan skala likert lima poin dari tidak sangat setuju sampai sangat setuju.

2. Kompetensi Sumber Daya Manusia

Variabel independen kedua dalam penelitian ini adalah kompetensi sumber daya manusia. Kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau


(56)

36

pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut (Desiana, 2012).

Variabel ini mencakup indikator, seperti: pengetahuan, keterampilan, fungsi dan sikap untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Instrumen pengukuran terdiri dari sembilan pertanyaan yang telah digunakan oleh Amin (2011). Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval dengan menggunakan skala likert lima poin dari tidak sangat setuju sampai sangat setuju.

Definisi Operasional Variabel Variabel

Penelitian Definisi Operasional Indikator Pengukuran

Skala Pengukuran

Kualitas Laporan Keuangan Daerah pada SKPD (Y)

Ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akunttansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. (PP No. 71 Tahun 2010 tentang SAP)

1. Relevan 2. Andal

3. Dapat dibandingkan 4. Dapat dipahami

Interval Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (X1)

Sistem akuntansi yang meliputi proses pencatatan, penggolongan, penafsiran, peringkasan transaksi, atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangannya dalam rangka pelaksanaan APBD, dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berterima umum. (Permendagri No. 13 Tahun 2006)

1. Kesesuaian sistem akuntansi keuangan daerah dengan SAP 2. Prosedur pencatatan akuntansi

dengan standar pencatatan akuntansi berlaku umum 3. Mengenai pembuatan laporan

keuangan yang dilaporkan secara periodik Interval Kompetensi Sumber Daya Manusia (X2) Kemampuan dan karakteristik yang dimiliki seorang pegawai negeri sipil berupa pengetahuan, keterampilan, peran dan sikap pelaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya, sehingga pegawai negeri sipil tersebut dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, efektif, dan efisien. (Keputusan Kepala BKN No. 46A Tahun 2007) 1. Pengetahuan 2. Keterampilan 3. Peran 4. Sikap Interval


(57)

37

3.4 Metode Analisis Data

Pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik statistik deskriptif dan analisis regresi berganda. Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, dan minimum (Ghozali, 2013). Analisis regresi berganda digunakan untuk pengujian hipotesis. Untuk keabsahan hasil analisis regresi berganda terlebih dahulu dilakukan uji kualitas instrumen pengamatan, uji normalitas data, dan uji asumsi klasik.

3.4.1 Uji Kualitas Data

Kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan instrumen penelitian dapat dievaluasi melalui dua uji, yaitu: uji validitas dan uji realibilitas.

1. Uji Validitas

Uji validitas penelitian ini ditentukan oleh proses pengukuran yang akurat. Suatu instrumen pengukur dikatakan valid jika instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen dikatakan valid apabila Kasier Mayer Olkin (KMO) > 0.5 dan Barlett’s test of sphericity < 0.05 (Ghozali, 2013). Pengujian validitas kuisioner dilakukan dengan menggunakan software Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 21.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukan konsistensi dan stabilitas suatu skor dari suatu instrumen pengukur. Pengujian reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini menggunakan one


(58)

38

shot. Pengujian reliabilitasnya digunakan uji statistic Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Ghozali, 2013). Pengujian reliabilitas kuesioner dilakukan dengan

menggunakan software Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 21.

3.4.2 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melihat grafik histogram dan Normal Probability Plot. Selain itu, uji normalitas juga dilakukan dengan Kolmogorovv Smirnov Test. Dasar pengambilan keputusannya jika nilai probabilitas lebih besar dari tingkat kekeliruan 5% (0,05) maka dapat disimpulkan bahwa nilai residual dari model regresi berdistribusi normal (Ghozali, 2013).

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas adalah untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi linear berganda.

Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan menggunakan variance inflation factor (VIF) dan Tolerance. Multikolinearitas terjadi jika VIF lebih besar dari 10 dan nilai tolerance kurang dari 0,1 (Ghozali, 2013).

3. Uji Heteroskedastisitas

Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.

Heteroskedastisitas berarti variasi (varians) variabel tidak sama untuk semua pengamatan. Untuk mendeteksi heteroskedastisitas dapat melihat grafik


(59)

39

mana sumbu X adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu Y adalah residual yang telah di studendized. Dasar pengambilan keputusan antara lain sebagai berikut: (a) jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar), maka telah terjadi heteroskedastisitas dan (b) jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2013).

3.4.3 Uji Hipotesis

Penelitian ini menggunakan satu variabel dependen dan dua variabel independen maka untuk menguji hipotesis yang diajukan digunakan alat analisis regresi berganda. Regresi bertujuan untuk menguji pengaruh antara satu variabel dengan variabel lain. Pengujian hipotesis ini dengan menggunakan alat statistik SPSS 21. Adapun persamaan regresinya adalah:

Y = β0 + β1X1 + β2 X2 + ε

Dimana:

X1 : penerapan sistem akuntansi keuangan daerah (SAKD)

X2 : kompetensi sumber daya manusia (SDM)

Y : kualitas laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) β0 : konsanta

β1, β2, dan β3 : koefisien

ε : error term

Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi (α) 0,05 atau 5%. Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, maka dilakukan pengujian terhadap variabel-variabel penelitian dengan menguji secara simultan


(60)

40

melalui uji signifikansi simultan (uji statistik F) dengan maksud untuk

menjelaskan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara bersamaan. Kriteria dasar pengambilan keputusan penerimaan atau penolakan adalah sebagai berikut:

1. Ha diterima, yaitu apabila ρ value < 0.05. 2. Ha ditolak, yaitu apabila ρ value > 0.05.

Sedangkan dalam menguji masing-masing variabel secara parsial dilakukan dengan uji signifikansi parameter individual yang bertujuan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen serta variabel mana yang dominan mempengaruhi variabel dependen. Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

1. Ha diterima, yaitu apabila ρ value < 0.05 berarti variabel independen secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen.

2. Ha ditolak, yaitu apabila ρ value > 0.05 berarti variabel independen secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Selanjutnya dilakukan pengujian Koefisien Determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013). Nilai koefisien determinasi adalah di antara 0 sampai dengan 1 (0 ≤ R2≤ 1).


(61)

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan sistem akuntansi keuangan daerah dan kompetensi sumber daya manusia terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah pada SKPD di Pemerintah Kabupaten/Kota se-Provinsi Lampung.

Pada penelitian ini, peneliti mengajukan dua hipotesis. Hasil dari pengujian regresi berganda dengan menggunakan alat bantu SPSS menyatakan bahwa satu hipotesis yang diterima dan satu hipotesis yang ditolak, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada SKPD di

Pemerintahan Kota Bandarlampung, Pemerintahan Kabupaten Pesawaran, dan Kabupaten Lampung Tengah bahwa sistem akuntansi keuangan daerah berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan pemerintah daerah. Hal ini menunjukan bahwa di setiap SKPD telah menerapkan prosedur akuntansi sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku yaitu dengan dijadikannya Permendagri No. 13 Tahun 2006 sebagai pedoman dalam


(62)

58

pengelolaan keuangan daerah dan laporan keuangan telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan sistem akuntansi keuangan daerah telah

dilaksanakan dengan baik.

2. Kompetensi sumber daya manusia tidak berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Dengan demikian, mengindikasikan bahwa sumber daya manusia kurang mempunyai kompetensi akuntansi yang cukup.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang kemungkinan mempengaruhi hasil penelitian. Keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini adalah:

1. Instrumen yang diberikan kepada responden untuk mengukur kinerja dalam pertanggungjawaban terhadap suatu entitas akuntansi adalah dimana pada umumnya, tiap responden menilai diri mereka sendiri dan mengungkapan gambaran organisasi tempat mereka berkerja. Sehingga pemberian nilai yang tidak sewajarnya merupakan kemungkinan yang sangat mungkin terjadi, sehingga menyebabkan variabel tidak terukur sempurna.

2. Di dalam instrumen pengukuran pada kompetensi sumber daya manusia mengalami kekurangan dalam menggambarkan pernyataan terhadap responden.

3. Instrumen dalam penelitian ini hanya terbatas pada penggunaan kuesioner. Hanya ada beberapa yang dilakukan wawancara dengan para responden. Jawaban yang didapat belum tentu menggambarkan situasi yang sebenarnya.


(63)

59

5.3 Saran

Berdasarkan keterbatasan dalam penelitian ini, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung

Secara operasional SKPD Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung sebaiknya memerhatikan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkompeten dan mampu untuk menangani pengelolaan dan pelaporan keuangan serta mempunyai pemahaman yang luas mengenai akuntansi sektor publik. Selain itu, hendaknya pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung melakukan pelatihan-pelatihan yang bervariasi guna untuk meningkatkan kualitas dan pemahaman para pegawai.

2. Bagi Penelitian Selanjutnya

Secara akademis, penelitian ini hanya mencakup tiga variabel, yaitu: sistem akuntansi keuangan daerah, kompetensi sumber daya manusia dan kualitas laporan keuangan. Oleh karena itu, disarankan bagi peneliti selanjutnya agar menambah variabel independen yang memiliki pengaruh terhadap kualitas laporan keuangan seperti: penggunaan teknologi informasi, pengawasan internal, pemberdayaan, ataupun pemahaman standar akuntansi pemerintah, dan jumlah sampel yang diteliti sebaiknya diperbanyak lagi untuk

memperkuat hasil penelitian serta memperhatikan ketepatan pemilihan kuesioner.


(64)

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Agus Muhardi. 2011. Pengaruh Kompetensi dan Sistem Akuntansi Instansi Terhadap Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan Pada Unit Pelaksan Teknis (UPT). Tesis. Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Medan.

Afiah, Nunuy Nur. 2009. Akuntansi Pemerintahan: Implementasi Akuntansi Keuangan Pemerintahan Daerah. Jakarta. Kencana Prenada Media Group. Bastian, Indra. 2007. Sistem Akuntansi Sektor Publik Edisi 2. Jakarta. Salemba

Empat.

Desiana. 2012. Pengaruh Dukungan Pimpinan dan Kompetensi Staf Akuntansi terhadap Kualitas Informasi Keuangan Daerah. Jurnal. Jurusan Akuntansi. Universitas Siliwangi.

Fajar, Adrianus. 2010. Pengaruh Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Bandung. Skripsi. Jurusan Akuntansi. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS,

Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Halim, Abdul. 2007. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta. Salemba Empat.

Handayani, Jeria. 2007. Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD) Dalam Mewujudkan Transparasi Dan Akuntabilitas Laporan Keuangan Pada Pemerintah Kabupaten/ Kota di Provinsi Jawa Tengah. Skripsi. Jurusan Akuntansi. Universitas Padjajaran. Bandung.

Hevesi, G. Alan. 2005. Standards for Internal Control in New York State Government. www.osc.state.ny.us

Indriasari, Desi Dan Hertambang. 2008. Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Sistem Pengendalian Intern Terhadap Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah. Jurnal SNA. Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang.

Kharis, Abdul. 2010. Pengaruh Kualitas Sumber Daya manusia Terhadap

Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern pada PT. Avia Avian. Skripsi. UPN Veteran, Jawa Timur.


(65)

Mardiasmo. 2002. Telaah Kritis Terhadap Upaya Aktualisasi Kebutuhan Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah. JAAI. UGM. Yogyakarta. Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Jakarta. Salemba Empat.

Pangesti, Karunia Sari Nur. 2008. Implementasi Sistem Akuntansi Keuangan SKPD Studi Kasus di Pemerintahan Kabupaten Batang. Tesis. Program Ilmu Akuntansi UGM, Yogyakarta.

Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 59 tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Permadi, Angga Dwi. 2013. Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Akuntansi Daerah Terhadap Kualiatas Laporan Keuangan Daerah. Skripsi. Jurusan Akuntansi. Universitas Widyatama. Bandung.

Rahman, Abdul. 2009. Pengaruh Implementasi Sistem Akuntansi, Pengelolaam Keuangan Daerah terhadap Fungsi Pengawasan dan Kinerja Pemerintah Daerah. Jurnal Akuntansi dan Bisnis.

Setiawan, Wahyu. 2012. Pengaruh Akuntabilitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Tingkat Korupsi Pemerintah Daerah Di Indonesia. Skripsi. Jurusan Akuntansi. Universitas Diponogoro. Semarang.

Sukmaningrum, Tantriani. 2012. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Skripsi. Jurusan Akuntansi. Universitas Diponogoro. Semarang.

Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi. Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Yogyakarta. BPFE.

Warisno. 2008. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jambi. Tesis. Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Medan.

Winidyaningrum, C., dan Rahmawati. 2010. Pengaruh Sumber Daya Manusia Dan Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Keterandalan Dan

Ketepatwaktuan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah Dengan Variabel Intervening Pengendalian Intern Akuntansi. SNA XIII. Purwokerto.


(1)

40

melalui uji signifikansi simultan (uji statistik F) dengan maksud untuk

menjelaskan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara bersamaan. Kriteria dasar pengambilan keputusan penerimaan atau penolakan adalah sebagai berikut:

1. Ha diterima, yaitu apabila ρ value < 0.05. 2. Ha ditolak, yaitu apabila ρ value > 0.05.

Sedangkan dalam menguji masing-masing variabel secara parsial dilakukan dengan uji signifikansi parameter individual yang bertujuan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen serta variabel mana yang dominan mempengaruhi variabel dependen. Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

1. Ha diterima, yaitu apabila ρ value < 0.05 berarti variabel independen secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen.

2. Ha ditolak, yaitu apabila ρ value > 0.05 berarti variabel independen secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Selanjutnya dilakukan pengujian Koefisien Determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013). Nilai koefisien determinasi adalah di antara 0 sampai dengan 1 (0 ≤ R2≤ 1).


(2)

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan sistem akuntansi keuangan daerah dan kompetensi sumber daya manusia terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah pada SKPD di Pemerintah Kabupaten/Kota se-Provinsi Lampung.

Pada penelitian ini, peneliti mengajukan dua hipotesis. Hasil dari pengujian regresi berganda dengan menggunakan alat bantu SPSS menyatakan bahwa satu hipotesis yang diterima dan satu hipotesis yang ditolak, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada SKPD di

Pemerintahan Kota Bandarlampung, Pemerintahan Kabupaten Pesawaran, dan Kabupaten Lampung Tengah bahwa sistem akuntansi keuangan daerah berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan pemerintah daerah. Hal ini menunjukan bahwa di setiap SKPD telah menerapkan prosedur akuntansi sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku yaitu dengan dijadikannya Permendagri No. 13 Tahun 2006 sebagai pedoman dalam


(3)

58

pengelolaan keuangan daerah dan laporan keuangan telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan sistem akuntansi keuangan daerah telah

dilaksanakan dengan baik.

2. Kompetensi sumber daya manusia tidak berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Dengan demikian, mengindikasikan bahwa sumber daya manusia kurang mempunyai kompetensi akuntansi yang cukup.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang kemungkinan mempengaruhi hasil penelitian. Keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini adalah:

1. Instrumen yang diberikan kepada responden untuk mengukur kinerja dalam pertanggungjawaban terhadap suatu entitas akuntansi adalah dimana pada umumnya, tiap responden menilai diri mereka sendiri dan mengungkapan gambaran organisasi tempat mereka berkerja. Sehingga pemberian nilai yang tidak sewajarnya merupakan kemungkinan yang sangat mungkin terjadi, sehingga menyebabkan variabel tidak terukur sempurna.

2. Di dalam instrumen pengukuran pada kompetensi sumber daya manusia mengalami kekurangan dalam menggambarkan pernyataan terhadap responden.

3. Instrumen dalam penelitian ini hanya terbatas pada penggunaan kuesioner. Hanya ada beberapa yang dilakukan wawancara dengan para responden. Jawaban yang didapat belum tentu menggambarkan situasi yang sebenarnya.


(4)

59

5.3 Saran

Berdasarkan keterbatasan dalam penelitian ini, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung

Secara operasional SKPD Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung sebaiknya memerhatikan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkompeten dan mampu untuk menangani pengelolaan dan pelaporan keuangan serta mempunyai pemahaman yang luas mengenai akuntansi sektor publik. Selain itu, hendaknya pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung melakukan pelatihan-pelatihan yang bervariasi guna untuk meningkatkan kualitas dan pemahaman para pegawai.

2. Bagi Penelitian Selanjutnya

Secara akademis, penelitian ini hanya mencakup tiga variabel, yaitu: sistem akuntansi keuangan daerah, kompetensi sumber daya manusia dan kualitas laporan keuangan. Oleh karena itu, disarankan bagi peneliti selanjutnya agar menambah variabel independen yang memiliki pengaruh terhadap kualitas laporan keuangan seperti: penggunaan teknologi informasi, pengawasan internal, pemberdayaan, ataupun pemahaman standar akuntansi pemerintah, dan jumlah sampel yang diteliti sebaiknya diperbanyak lagi untuk

memperkuat hasil penelitian serta memperhatikan ketepatan pemilihan kuesioner.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Agus Muhardi. 2011. Pengaruh Kompetensi dan Sistem Akuntansi Instansi Terhadap Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan Pada Unit Pelaksan Teknis (UPT). Tesis. Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Medan.

Afiah, Nunuy Nur. 2009. Akuntansi Pemerintahan: Implementasi Akuntansi Keuangan Pemerintahan Daerah. Jakarta. Kencana Prenada Media Group. Bastian, Indra. 2007. Sistem Akuntansi Sektor Publik Edisi 2. Jakarta. Salemba

Empat.

Desiana. 2012. Pengaruh Dukungan Pimpinan dan Kompetensi Staf Akuntansi terhadap Kualitas Informasi Keuangan Daerah. Jurnal. Jurusan Akuntansi. Universitas Siliwangi.

Fajar, Adrianus. 2010. Pengaruh Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Bandung. Skripsi. Jurusan Akuntansi. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS,

Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Halim, Abdul. 2007. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta. Salemba Empat.

Handayani, Jeria. 2007. Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD) Dalam Mewujudkan Transparasi Dan Akuntabilitas Laporan Keuangan Pada Pemerintah Kabupaten/ Kota di Provinsi Jawa Tengah. Skripsi. Jurusan Akuntansi. Universitas Padjajaran. Bandung.

Hevesi, G. Alan. 2005. Standards for Internal Control in New York State Government. www.osc.state.ny.us

Indriasari, Desi Dan Hertambang. 2008. Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Sistem Pengendalian Intern Terhadap Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah.

Jurnal SNA. Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang.

Kharis, Abdul. 2010. Pengaruh Kualitas Sumber Daya manusia Terhadap

Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern pada PT. Avia Avian. Skripsi. UPN Veteran, Jawa Timur.


(6)

Mardiasmo. 2002. Telaah Kritis Terhadap Upaya Aktualisasi Kebutuhan Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah. JAAI. UGM. Yogyakarta. Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Jakarta. Salemba Empat.

Pangesti, Karunia Sari Nur. 2008. Implementasi Sistem Akuntansi Keuangan SKPD Studi Kasus di Pemerintahan Kabupaten Batang. Tesis. Program Ilmu Akuntansi UGM, Yogyakarta.

Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 59 tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Permadi, Angga Dwi. 2013. Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Akuntansi Daerah Terhadap Kualiatas Laporan Keuangan Daerah. Skripsi. Jurusan Akuntansi. Universitas Widyatama. Bandung.

Rahman, Abdul. 2009. Pengaruh Implementasi Sistem Akuntansi, Pengelolaam Keuangan Daerah terhadap Fungsi Pengawasan dan Kinerja Pemerintah Daerah. Jurnal Akuntansi dan Bisnis.

Setiawan, Wahyu. 2012. Pengaruh Akuntabilitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Tingkat Korupsi Pemerintah Daerah Di Indonesia. Skripsi. Jurusan Akuntansi. Universitas Diponogoro. Semarang.

Sukmaningrum, Tantriani. 2012. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Skripsi. Jurusan Akuntansi. Universitas Diponogoro. Semarang.

Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi. Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Yogyakarta. BPFE.

Warisno. 2008. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jambi. Tesis. Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Medan.

Winidyaningrum, C., dan Rahmawati. 2010. Pengaruh Sumber Daya Manusia Dan Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Keterandalan Dan

Ketepatwaktuan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah Dengan Variabel Intervening Pengendalian Intern Akuntansi. SNA XIII. Purwokerto.


Dokumen yang terkait

PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH, DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris di Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Malang)

1 12 25

PENGARUH PARTISIPASI DALAM PENGANGGARAN DAN PERAN MANAJEMEN PUBLIK PENGELOLA KEUANGAN DAERAH TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Kabupaten/Kota Se-Provinsi Lampung)

0 12 71

PENGARUH PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Kabupaten/Kota Se-Provinsi Lampung)

2 23 65

PENGARUH PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN DAN PENERAPAN PRINSIP PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ACEH BARAT (Studi pada SKPD Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat)

0 0 8

PENGARUH KOMPETENSI PENGELOLA KEUANGAN DAN AKUNTABILITAS TERHADAP KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (Studi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Aceh Utara)

1 2 8

PENGARUH PEMAHAMAN ATAS SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DAN PERAN PENGAWAS FUNGSIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (Studi pada Satuan Kerja Perangkat Aceh di Pemerintah Aceh)

0 0 10

PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN (SAP) BERBASIS AKRUAL DAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GUNUNG KIDUL (Studi Empiris pada Instansi Pemerintahan Kabupaten Gunung Kidul DIY)

7 34 18

PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI, SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL, DAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI PEMERINTAH KOTA BANDA ACEH

0 4 11

106 PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) DAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH (SAKD) terhadap KUALITAS LAPORAN KEUANGAN (KLK)

0 0 7

PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KUALITAS INFORMASI LAPORAN KEUANGAN DENGAN LINGKUNGAN EKSTERNAL SEBAGAI VARIABEL MODERASI (Studi Empiris Pada Satuan Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pati)

1 3 15