UPAYA PENINGKATKAN NILAI-NILAI KERJASAMA DAN SPORTIVITAS SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL PETAK BENTENG PADA KELAS V SDN 17 SIJUK KABUPATEN BELITUNG.

(1)

UPAYA MENINGKATKAN NILAI-NILAI KERJASAMA DAN SPORTIVITAS SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL

PETAK BENTENG

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN 17 SIJUK) SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi PGSD Penjas

Oleh

MEIKA ARMANDA 0902650

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENDIDIKAN JASMANI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

Upaya Meningkatkan Nilai-Nilai

Kerjasama dan Sportivitas Siswa

Melalui Permainan Tradisional

Petak Benteng

Oleh Meika Armanda

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

Meika Armanda© M 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Maret 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : MEIKA ARMANDA

NIM : 0902650

JURUSAN : PENDIDIKAN JASMANI

JUDUL : UPAYA MENINGKATKAN NILAI-NILAI

KERJASAMA

DAN SPORTIVITAS SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL PETAK BENTENG PADA SISWA KELAS V SDN 17 SIJUK.

Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I

Dr. Uhamisastra, MS. AIFO NIP. 195106221980021001

Pembimbing II

Carsiwan, M. Pd Nip. 197101052002121001

Mengetahui

Ketua Program Studi PGSD Penjas

Drs. Andi Suntoda Situmorang, M. Pd NIP.195806201986011002


(4)

UPAYA PENINGKATKAN NILAI-NILAI KERJASAMA DAN SPORTIVITAS SISWA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL PETAK BENTENG PADA

KELAS V SDN 17 SIJUK KABUPATEN BELITUNG. Meika Armanda

Pembimbing I Dr. Uhamisastra. M.S. AIFO Pembimbing II Carsiwan M. Pd

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan nilai-nilai kerjasama dan sportivitas siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas, yang subjek penelitiannya adalah siswa kelas V SDN 17 Sijuk Kabupaten Belitung berjumlah 26 siswa, yaitu 15 laki-laki dan 11 perempuan. Data penelitian diambil dengan meggunakan lembar pengamatan (observasi). Hasil penelitian mampu memberikan manfaat positif terhadap proses belajar mengajar bagi siswa antara lain dengan adanya peningkatan dari pra siklus hingga tindakan IV, Begitu pula nilai rata hasil penilaian telah meningkat. Pada siklus I tindakan I nilai rata-rata yang diperoleh 46,46%, setelah diadakan tindakan II perolehan nilai meningkat menjadi 51,17%, dan pada siklus II tindakan III meningkat lagi menjadi 69,46%, dan pada akhirnya siklus II tindakan IV kembali meningkat hingga 76,46%. Dari hasil pelaksanaan penelitian dapat disimpulkan bahwa: permainan tradisional petak benteng dapat maningkatkan nilai kerjasama dan sportivitas siswa kelas V SDN 17 Sijuk, Kabupaten Belitung. Dengan perolehan akhir yaitu : 76,46%.


(5)

The efforts to increase the student's teamwork and sportivity values by the traditional games Petak Benteng on the 5th grade at SDN 17 Sijuk -

Belitung regency. Meika armanda

Supervisor I Dr. Uhamisastra. M.S. AIFO Supervisor II Carsiwan M.Pd

Abstract

This research has a special purpose to increase the student's teamwork and sportivity values. The method which is used on this research is Class Act Research, and the subject of the research is the 26 students on the 5th grade of SDN 17 sijuk, Belitung regency, it is devided to15 males and 11 females. The research data was taken by using research form (observation). The result of the research itself can give positive benefits for the learning process such as the improvement from the pre-cycle until the 4th act. Likewise, the result of the average score has improved. On the first cycle act I, the average score has improved up to 46,46%, after the act II the score has also improved up to 51,17% and on the second cycle act III, it has improved up to 69,46% and at the end of the second cycle act IV, it has improved again up to 76,46%. From the result of the research, it can be concluded that: Traditional game of Petak Benteng can improve the teamwork and sportivity values of the students on the 5th grade at SDN 17 Sijuk, Belitung regency. With the total result : 76.46%


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

UCAPAN TERIMA KASIH... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR/BAGAN... viii

DAFTAR GRAFIK... ix

DAFTAR KURVA... x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 6

C. Tujuan Penelitian... 6

D. Manfaat dan Kegunaan Penelitian... 6

E. Batasan Masalah... 8

F. Defenisi Operasional... 8

BAB II TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Hakekat Pendidikan Jasmani... 9

B. Permainan... 12

C. Permainan Tradisional Petak Benteng... 13

D. Nilai-nilai Kerjasama... 17

E. Nilai-nilai Sportivitas... 21

F. Hubungan Permainan Petak Benteng dengan Kerjasama dan Sportivitas... 23

G. Hakekat Penelitian Tindakan Kelas... 24

a. Pengertian Penelitian Tindakan kelas... 24

b. Jenis Penelitian Tindakan Kelas... 25

c. Prinsip Penelitian Tindakan Kelas... 25

d. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas... 26

e. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas... 27


(7)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian... 29

B. Jenis dan Rancangan Penelitian... 30

C. Populasi dan Sampel... 31

D. Desain Penelitian... 32

E. Prosedur Penelitian... 33

F. Instrumen Penelitian... 36

G. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA A. Proses Pembelajaran Penjas di SDN 17 Sijuk Kabupaten Belitung... 43

B. Pembelajaran Pra Siklus... 44

C. Hasil Penelitian... 49

D. Diskusi Penemuan dan Pembahasan... 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 74

B. Saran... 75

DAFTAR PUSTAKA... 76 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(8)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan individual secara organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif, dan emosional, dalam kerangka sistem pendidikan nasional. Menurut Juliantine, dkk (2012:6) menyatakan bahwa: ”Pendidikan jasmani merupakan alat pendidikan yang menggunakan aktivitas fisik dan olahraga sebagai media untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan”.

Pendidikan sangat penting bagi suatu bangsa, karena keberhasilan dan kemajuan bangsa sangat bergantung kepada pendidikan yang ditekankan kepada penduduknya, karena sebab itu pemerintah mewajibkan agar tiap-tiap warga negaranya berhak mendapatkan pendidikan yang layak. Hal ini sesuai dengan

UUD 45 Bab XIII, Pasal 31, ayat (1) Yang menyatakan bahwa: “Tiap-tiap warga

negara berhak mendapatkan pengajaran”. Menurut Kusuma & Somarya (2009:4) merumuskan bahwa :

Pengertian pendidikan secara memadai memang kompleks, sebab dapat dipandang dari berbagai bentuk, aspek unsur, dipandang dari setiap disiplin ilmu, dasar falsafanya, tetapi tidak merisaukan, yang penting adalah makna pengertian pendidikan yang tertuju pada upaya pengembangan sumber daya manusia.

Sukintaka (1992:10) mengungkapkan bahwa “pendidikan jasmani akan mempengaruhi ranah kognitif, psikomotor dan afektif”. Proses pendidikan jasmani ada tiga aspek yang menjadi bahan penilaian, yaitu: aspek kognitif (pengetahuan intelektual), afektif (sikap sosial) dan psikomotor (keterampilan gerak). Dauer & Pangrazi (1989:1) Mengemukakan bahwa“pendidikan jasmani adalah fase dari program pendidikan keseluruhan yang memberikan kontribusi, terutama melalui pengalaman gerak, untuk pertumbuhan dan perkembangan secara utuh untuk tiap anak”.


(9)

Dari beberapa pengertian para ahli tentang pendidikan jasmani dapat di simpulkan bahwa Pendidikan jasmani adalah peroses belajar yang menggunakan aktivitas jasmani untuk meningkatkat kebugaran jasmani dan mengandung nilai-nilai pendidikan kepada peserta didik antara lain : Percaya diri, apresiasi, harga diri, kooperatif, sportivitas, tanggung jawab, kompetitif dan budaya hidup sehat, merangsang pertumbuhan dan perkembangan jasmani secara menyeluruh yakni, kognitif, afektif dan psikomotorik. Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP,2006:207) dijelaskan bahwa tujuan pendidikan jasmani adalah sebagai berikut:

Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmnai. Tujuan pendidikan jasmani untuk sekolah dasar yang terdapat dalam standar isi Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP, 2006:208) yaitu:

1. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih. 2. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih

baik.

3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.

4. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.

5. Mengembangkan sikap sportif, jujur, bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis.

6. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.

7. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampilan, serta memiliki sikap yang positif.

Untuk mencapai tujuan dari pembelajaran pendidikan jasmani dapat melalui berbagai macam aktivitas jasmani yang sesuai dengan ruang lingkup pendidikan jasmani yang meliputi permainan dan gerak dasar olahraga.Salah satu aktivitas


(10)

yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani adalah aktivitas permainan tradisional.

Bermain dan anak merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, dengan permainan siswa dapat bergerak bebas dengan perasaan senang karena tidak terdapat teknik gerak yang di anggap sulit. Rasa senang dan gembira akan menghidupkan fungsi otak kanan dan mempermudah anak untuk menguasai materi pelajaran yang diberikan. Menurut BROOK & ELLIOT, (1971) bermain adalah “setiap kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir”. Sedangkan menurut Mentessori dalam Uhamisastra (2010) menjelaskan bermain adalah “Dunia anak bermain sangat signifikan dengan perkembangan anak secara fisik, sosial, emosional dan

kognitif”. Dan permainan tradisional menurut Uhamisastra (2010:1) menjelaskan

bahwa permainan tradisional adalah “permainan yang dimainkan oleh anak-anak dengan alat yang sederhana, tanpa mesin, asalkan anak tersebut sehat maka ia bisa

ikut bermain”. Adapun tujuan dari bermain tersebut diantaranya adalah: 1. Menyediakan pengalaman gerak yang menyenangkan.

2. Menyediakan rasa aman secara psikologis dan sosial anak.

3. Menyediakan partisipasi aktif anak untuk berinteraksi dengan teman. 4. Memberikan anak kesempatan untuk tumbuh secara fisik, emosional,

spiritual, melalui partisipasi dalam aktifitas bermain.

Sekolah yang baik adalah sekolah yang mampu menghadirkan lingkungan yang menyenangkan bagi siswa dan menumbuhkan keriangan dan kenyamanan seolah-olah siswa sedang bermain padahal sebenarnya sedang belajar. Salah satunya permaninan yang di gunakan dalam pembelajaran penjas yaitu permainan tradisional petak benteng.

Permainan petak benteng adalah permainan berkelompok yang terbagi menjadi 2 tim. Masing-masing tim memilih tiang untuk dijadikan benteng. Tugas setiap tim adalah merebut benteng musuh, hanya saja tidak semudah itu untuk

“menduduki” benteng musuh karena mereka akan berusaha mempertahankan bentengnya dan merebut juga benteng lawannya. Dalam permainan ini benteng berfungsi sebagai pengisi kekuatan pemainnya. Orang yang berada di luar benteng, kekuatannya akan berkurang sehingga dapat ditangkap oleh musuh yang


(11)

baru keluar dari bentengnya. Untuk itu, setiap pemain harus memperbaharui kekuatannya dengan menyentuh tiang benteng agar bisa menagkap musuh yang berada lebih lama di luar bentengnya. Pemain yang tertangkap akan menjadi

tawanan musuh dan “dipenjara” di sebelah benteng lawan. Ya bisa diselamatkan asal disentuh oleh teman satu timnya.

Permainan petak benteng adalah permainan yang mengandung nilai-nilai kerjasama dan sportivitas. Tanpa kerjasama tim dan sportif maka permainan ini tidak dapat dimainkan dengan baik. Dalam permainan petak benteng juga dapat mengembangkan kecerdasan emosi pemain sehingga tumbuh kerjasama dan empati terhadap orang lain, selain itu adanya proses saling belajar dan ketergantungan satu sama lain. Peserta didik akan terbiasa bekerja dan belajar dalam kelompok. Peserta didik akan mengalami perubahan kematangan dan pengalaman bermain dan belajar terutama pada nilai-nilai kerjasama (saling membantu) dan sportivitas (mentaati peraturan permainan). Kusmaedi & Husdarta, (2004:21) berpendapat

Memahami nilai yang penting bagi anak seperti kerjasama dan sportivitas dan menginternalisasikannya kepada anak-anak akan mendorong tumbuhnya anak-anak sebagai anak yang siap berinteraksi dan diterima dalam kelompoknya atau masyarakat.

Permainan petak benteng membuat anak menjadi banyak bergerak dan memiliki kemampuan untuk bersosialisasi, bekerjasama serta menumbuhkan sportivitas. Kusnadi (2009:11) mengartikan “kerjasama sebagai dua orang atau lebih untuk melakukan aktivitas bersama yang di lakukan secara terpadu yang di arahkan ke suatu target atau tujuan tertentu”. Lebih lanjut Depdikbud (1986:428) mengemukakan tentang kerjasama yaitu:

Kerjasama adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan beberapa orang atau pihak untuk mencapai tujuan bersama. Selain itu juga merupakan interaksi sosial antara individu atau kelompok secara bersama-sama mewujudkan kegiatan untuk mencapai tujuan bersama.

Kata sportif sering kita dengar terutama pada kegiatan bermain atau permainan yang mengandung unsur kompetitif. (Boomitu.blogspot.com,2012:5) Sportif adalah “sikap yang memperjuangkan fair play keserasian dengan rekan tim


(12)

dan lawan, perilaku etis dan integritas, fair play dan etika dalam menerima

kemenangan dan kekalahan”. Sportivitas juga bisa dikatakan sebagai bentuk kesediaan untuk melakukan sesuatu tanpa kecurangan dan mengikuti peraturan permainan.

Melemahnya nilai-nilai kerjasama dan sportivitas seperti menurunnya kepedulian sosial terhadap teman sepermainan, kurang disiplin dalam melaksanakan tugas, kurangnya empati terhadap masalah-masalah sosial seperti kesalah pahaman dan perkelahian ketika bermain. Ada peserta didik ditemui berlaku tidak jujur pada saat ulangan atau mengerjakan tugas. Pendekatan yang terlalu kognitif telah mengubah orientasi para siswa yang hanya semata-mata bertujuan untuk meraih nilai tinggi dan dapat mendorong para siswa untuk mengejar nilai dengan cara mencontek, menjiplak, dan sebagainya. Megawangi (2004:44) ”Sportifitas tidak lagi dijunjung tinggi terutama pada proses

pembelajaran”.

Hasil survey yang telah peneliti lihat pada siswa kelas Vdi SDN 17 Sijuk menunjukan hasil bahwa terdapat perbedaan antara pencapaian hasil pembelajaran mengenai aspek afektif, kognitif dan psikomotor.dengan demikian penulis memiliki keinginan untuk melakukan penelitian dalam asfek afektif yaitu Kerjasama dan Sportivitas siswa.

Pendidikan jasmani dirasakan hanya menitik beratkan pada peningkatan aspek kognitif dan psikomotor saja aspek afektif kurang di impelementasikan dalam peroses pembelajaran penjas sehingga anak tidak terlihat perubahan tingkah laku yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di sekolah maupun di luar sekolah.

Oleh karena itu penulis mengambil judul “Upaya Meningkatkan Nilai-nilai Kerjasama dan Sportivitas Siswa Melalui Permainan Tradisional Petak Benteng di kelas V SDN 17 Sijuk”.


(13)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka masalah yang dikaji dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah implementasi permainan tradisional petak benteng dapat meningkatkan nilai-nilai kerjasama dan sportivitas siswa di kelas V SDN 17 Sijuk ?

2. Apakah permainan tradisional petak benteng dapat memberikan pengaruh positif dalam proses belajar mengajar (PBM) bagi siswa kelas V SDN 17 Sijuk ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan nilai-nilai kerjasama dan sportivitas siswa melalui permainan tradisional petak benteng.

D. Manfaat dan kegunaan Penelitian

Penelitian diharapkan memiliki manfaat dan kegunaan antara lain :

1. Bagi dunia pendidikan hasil penelitian dapat dijadikan salah satu acuan bagi penelitian tindakan kelas selanjutnya dan menjadi bahan untuk melakukan observasi, refleksi, untuk perbaikan pendidikan pada tingkat satuan dasar.

2. Tenaga pengajar atau instruktur :

a. Sebagai salah satu referensi atau acuan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan permainan tradisional petak benteng sesuai materi pokok pembelajaran pendidikan Jasmani yaitu pembelajaran nilai-nilai kerjasama dan sportivitas.

b. Terjadinya pengembangan sikap terbuka bagi guru pendidikan jasmani terhadap pembaharuan pembelajaran penjas yang berlangsung satuan pendidikan dasar yang didasarkan pada hasil penelitian dan refleksi

c. Guru Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan guru lebih memahami tentang penerapan permainan tradisional dalam pembelajaran penjas di SD. Selanjutnya diharapkan dapat berguna


(14)

untuk menyajikan salah satu alternatif yang baik sebagai upaya untuk mengatasi masalah yang dihadapi siswa berkenaan dengan pembelajaran penjas di sekolah.

d. Diperoleh hasil balikan setelah bekerjasama dengan teman sejawat bila terdapat kekurangan atau kesalahan sehingga dapat dilakukan perbaikan yang lebih cepat.

e. Memperoleh pengetahuan dan keterampilan untuk mengembangkan dan menggunakan alat peraga atau media pembelajaran yang diperlukan dalam tugas keguruan terutama dengan menggunakan permainan tradisional.

3. Bagi institusi dan dunia pendidikan secara umum

a. Memberikan alternatif pembelajaran atau sebagai salah satu sumber acuan bagi pembelajaran untuk pemantapan kemampuan professional guru pendidikan jasmani.

b. Bagi dosen penelitian ini sangat bermanfaat, karena dengan menjadi seorang mitra guru sekolah dasar, dosen dapat lebih memahami tugas berat seorang guru serta mengetahui lebih jauh permasalahan-permasalahan pembelajaran di sekolah, yang mana hal tersebut dapat membantu para dosen dalam mendidik calon guru pendidikan jasmani.

c. Adanya peningkatan kualitas sumber daya guru dan siswa dalam proses belajar mengajar di sekolah tempat dilakukannya penelitian d. Secara praktis hasil penelitian ini dapat direkomendasikan kepada

pendidik olahraga terutama pada tingkat sekolah dasar untuk melakukan perbaikan, peningkatan dan pengembangan nilai-nilai sportivitas dan kerjasama siswa SD melalui permainan tradisional. Hasil penelitian dapat memberikan motivasi bagi guru pendidikan jasmani untuk terus mengembangkan upaya bagi perbaikan dan pengembangan potensi jasmani siswa SD melalui penelitian tindakan kelas.


(15)

E. Batasan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang teridentifikasi tersebut di atas, maka permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini dibatasi di sekitar pemecahan masalah sebagai akibat dari kurang mengenalnya anak tentang Permainan Tradisional Petak Benteng dalam rangka meningkatkan nilai-nilai kerjasama dan sportivitas siswa.

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan penafsiran dari masalah penelitian ini, maka penulis ingin memberikan beberapa definisi yang berkaitan dengan istilah yang digunakan dalam penelitian ini yakni:

1. Menurut Juliantine dkk, (2012:6), menyatakan bahwa ”Pendidikan jasmani merupakan alat pendidikan yang menggunakan aktivitas fisik dan olahraga sebagai media untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan”.

2. BROOK, & ELLIOT (1971) bermain adalah “setiap kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh kesenangan, tanpa

mempertimbangkan hasil akhir”.

3. Permainan Tradisional menurut Uhamisastra (2010:1) menjelaskan bahwa

permainan tradisional adalah “permainan yang dimainkan oleh anak-anak dengan alat yang sederhana, tanpa mesin, asalkan anak tersebut sehat

maka ia bisa ikut bermain”.

4. Kusnadi (2009:11) mengartikan “kerjasama sebagai dua orang atau lebih untuk melakukan aktivitas bersama yang di lakukan secara terpadu yang di

arahkan ke suatu target atau tujuan tertentu”.

5. Sumber (Boomitu.blogspot.com,2012:5) Sportif adalah “sikap yang memperjuangkan fair play keserasian dengan rekan tim dan lawan, perilaku etis dan integritas, fair play dan etika dalam menerima


(16)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara yang dipergunakan peneliti dalam rangka memperoleh data yang dipergunakan sesuai dengan permasalahan yang diselidiki. Seperti yang dikemukakan oleh Surakhmad (1990:13310) sebagai berikut:

Metode adalah merupakan suatu cara utama yang dipergunakan untuk memcapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji hipotesa, dengan mempergunkan teknik serta alat-alat tertentu. Cara ini dipergunakan setelah penyelidik, memperhitungkan kewajarannya, ditinjau dari tujuan penelitian serta dari situasi penelitian.

Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (Class Action Research/CAR) sebagai cara untuk menjawab permasalahan yang ada. Adapun peneliti menggunakan metode ini didasarkan pada bentuk penelitian itu sendiri yang bertujuan untuk meneliti suatu peristiwa atau suatu masalah dan kemudian melihat apa penyebab dari timbulnya masalah atau peristiwa itu terjadi. Dimana manfaat yang dapat diambil dari Penelitian Tindakan Kelas adalah perbaikan praktis yang meliputi penanggulangan berbagai masalah yang telah dialami oleh siswa yang diajar oleh guru sebagi pelaku PTK.

Secara lebih rinci, tujuan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) antara lain sebagai berikut:

1. Meningkatkan mutu isi, masukan proses, serta hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah.

2. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan luar kelas.

3. Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan.

4. Menumbuh kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan.


(17)

B. Jenis dan Rancangan Penelitian

Menurut Yusuf Hidayat, (2011:34) “Penelitian Tindakan Kelas merupakan

jenis atau tipologi penelitian tindakan, selain tiga jenis penelitian tindakan yang lain, yaitu Participatory, critical, dan Institusional action research”. PTK juga merupakan metode penelitian seperti halnya metode penelitian eksperimen, deskriptif korelasional atau komparatif dan lain-lain. Oleh karena PTK dilaksanakan di jenjang persekolahan mulai Taman Kanak-Kanak sampai Sekolah Menengah Atas, maka jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research/CAR).

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research/CAR). Pada tingkatan Sekolah Dasar. PTK merupakan suatu penelitian berbentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari berbagai macam tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang telah dilakukannya, dan memperbaiki kondisi tindakannya itu. Jenis Penelitian Tindakan Kelas ini merujuk pada rancangan Model Lewin (Yusuf,2011). Alasannya karena Model Lewin menjadi acuan pokok atau dasar dari adanya berbagai model penelitian tindakan yang lain, rancangan modelnya sederhana dan lebih mudah dipahami, serta paling banyak digunakan dalam penelitian-penelitian tindakan kelas. Menurut Lewin (1996) dalam Susilana (2005:74-75) dalam (Hidayat, Y. 2011) menyatakan bahwa “Penelitian tindakan kelas mengikuti suatu siklus dimana tiap siklus terdiri dari langkah-langkah berikut: (1). Perencanaan (Planing) (2).Aksi atau tindakan (Action) (3).Observasi (Observing) (4).Refleksi (Reflecting)”. Lebih jelasnya disajikan pada gambar dibawah ini :


(18)

Gambar 3.1

PTK. Model Lewin dalam Hidayat

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Yang dimaksud dengan Populasi Arikunto (2006:130), adalah,“keseluruhan

subjek penelitian”. Dari pengertian tersebut populasi yang dipergunakan dalam

penelitian ini adalah siswa-siswi SD kelas 5 di SDN 17 Sijuk yang berjumlah 26 murid, yakni 15 laki-laki dan 11 perempuan.

2. Sampel

Adapun yang dimaksud dengan sampel adalah “sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Arikunto (2006:131). Berkaitan dengan pengambilan sampel penelitian Surakhman (1998:93) mengemukakan bahwa:

karena tidak mungkinnya penyelidikan selalu langsung menyelidiki segenap yang diteliti, padahal tujuan penyelidikan ialah menemukan generalisasi yang berlaku secara umum, maka seringkali penyelidikan terpaksa menggunakan sebagian saja dari populasi itu diadakan penarikan atau pengambilan sampel (yakni penarikan sebagian populasi untuk mewakili seluruh populasi.

Adapun sampel dalam penelitian ini yakni seluruh siswa-siswi kelas 5 SDN 17 Sijuk, Kab.Belitung, seluruh populasi dijadikan sampel yakni 26 Siswa, 15 laki-laki dan 11 perempuan.

Melakukan Tindakan

(Acting)

Merencanakan

(Planning)

Mengamati (Observing)

Refleksi (Reflecting)


(19)

1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada akhir semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014 yaitu pada bulan Januari, dari tanggal 17-27 januari, hari Selasa dan Jumat jam 07.30 WIB s.d 09.15.

2. Tempat Penelitian di SDN 17 Sijuk Kab.Belitung. D. Desain Penelitian

Penelitian tindakan menurut Sukmadinata (2008:140) adalah:

Suatu pencarian sistematik yang dilakukan oleh para pelaksanaan program dalam kegiatannya sendiri (dalam pendidikan dilakukan oleh guru, dosen, kepala sekolah, konselor), dalam pengumpulan data tentang pelaksanaan kegiatan, keberhasilan dan hambatan yang dihadapi, untuk kemudian menyusun rencana dan melakukan kegiatan-kegiatan penyempurnaan. Untuk memperjelas prosedur penelitian atau pelaksanaan dalam penelitian diperlukan adanya suatu disain penelitian. Disain penelitian adalah rencana kerja dari suatu penelitian, dengan disain penelitian ini dapat mempermudah dan memperjelas perumusan prosedur penelitian.

Penelitian menggunakan metode penelitian tidakan kelas, penulis menggambarkan pula siklus-siklus penelitian yang akan penulis lakukan, digambarkan sebagai berikut:


(20)

Pengamatan

Perencanaan Pengamatan -- Tindakan 1& 2

Refleksi Pengamatan

Tindakan 3 & 4 --- Perencanaan ulang Pengamatan

Refleksi Gambar 3.2

(Model Lewin) E. Prosedur Penelitian

Menurut Lewin (1996) dalam Susilana (2005:74-75) dalam (Hidayat,Y. 2011) menyatakan bahwa “Penelitian tindakan kelas mengikuti suatu siklus dimana tiap siklus terdiri dari langkah-langkah berikut:

(1). Perencanaan (Planing) (2). Aksi atau tindakan (Action) (3). Observasi (Observing) (4). Refleksi (Reflecting)”.

Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam melakukan pembelajaran adalah sebagai berikut :

a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dengan permainan tradisional b. Mempersiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menggelar

permainan tradisional petak benteng

c. Mengundang teman sejawat atau guru olahraga setempat sebagai pengamat

SIKLUS I


(21)

d. Membawa peserta didik bermain petak benteng dan menjelaskan cara, peraturan, dan apa manfaatnya

Secara rinci rencana tindakan penelitian dilaksanakan dan disusun secara terperinci pada setiap siklus sesuai jadwal dan alokasi waktu berdasarkan rancangan penelitian. Bentuk tindakan yang akan dilaksanakan dalam tindakan kelas pada tiap-tiap siklusnya dijelaskan sebagai berikut :

Siklus 1

Pada pelaksanaan setiap siklus, terdapat 2 tindakan pembelajaran/pertemuan, dimana kegiatan yang dilakukan adalah :

Siklus I Tindakan I Perencanaan

a. Mempersiapkan Sumber belajar

b. Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran c. Mempersiapkan kelas dan lapangan brmain

d. Membuat lembar observasi tentang aktivitas siswa selama proses belajar mengajar

Pelaksanaan

a. Kegiatan pendahuluan yaitu memberikan nilai-nilai kerjasama dan sportivitas dalam bermain dan belajar

b. Kegiatan Inti yaitu menjelaskan tentang nilai-nilai kerjasama dan sportivitas pentingnya bagi siswa

c. Siswa mendengarkan penjelasan guru

d. Siswa berdiskusi sesuai dengan arahan guru mengenai bagaimana cara bekerjasama dalam satu tim dan sportif dalam bertindak

Observasi

a. Mengamati proses pembelajaran dan sekaligus mengevaluasi prilaku siswa, sesuai dengan target yang harus dicapai.

Refleksi

a. Mengevaluasi secara keseluruhan yang berkaitan dengan proses dan hasil yang dicapai pada siklus 1 dan menentukan tindakan selanjutnya.


(22)

Siklus I Tindakan II

Pada tindakan dua, langkah-langkah atau cara proses pembelajaran sama seperti halnya dalam tindakan satu, yaitu tentang permainan tradisional petak banteng dalam upaya meningkatkan nilai-nilai kerjasama dan sportivitas siswa.

Siklus 2

Siklus II Tindakan III Perencanaan

a. Mempersiapkan sumber belajar yang diperlukan b. Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran

b. Mempersiapkan lapangan dalam setting pembelajaran dengan bantuan permainan tradisional petak benteng

c. Membuat lembar observasi tentang aktivitas siswa selama proses permainan petak benteng

Pelaksanaan

a. Kegiatan pendahuluan, motivasi belajar dan apresiasi mengenai nilai-nilai kerjasama dan sportivitas dalam petak benteng

b. Kegiatan Inti, siswa dibagi menjadi dua kelompok A dan B

c. Guru memberikan penjelasan teknis, pelaksanaan permainan serta peraturan dan sanksi pelanggaran

d. Siswa mendiskusikan permainan dan bermain petak benteng Observasi

a. Mengamati proses pembelajaran dan sekaligus mengevaluasi prilaku siswa, sesuai dengan target yang harus dicapai.

Refleksi

a. Mengevaluasi hasil pemantauan dan mengolah data hasil evaluasi serta menentukan keberhasilan pencapaian tujuan tindakan

b. Memberi penguatan dan motivasi kepada siswa agar belajar lebih memahami arti pentingnya kerjasama dan sportivitas.


(23)

Siklus II Tindakan IV

Pada tindakan empat, langkah-langkah atau cara proses pembelajaran sama seperti halnya dalam tindakan tiga, yaitu tentang permainan tradisional petak banteng dalam upaya meningkatkan nilai-nilai kerjasama dan sportivitas siswa.

F. Instrumen Penelitian

Menurut Yusuf (2011:39) mengemukakan bahwa “instrumen adalah alat bantu untuk mengumpulkan informasi, melakukan pengukuran, atau

mengumpulkan data”. Dalam penelitian ini penulis atau peneliti menggunakan beberapa Instrumen, yaitu:

1. Observasi

Lembar observasi merupakan alat pengamatan yang digunakan untuk melihat aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Lembar observasi berfungsi juga sebagai bahan refleksi pembelajaran berikutnya. Observasi dilakukan dengan guru. dengan menggunakan lembar observasi sebagai pedomannya, yang dilakukan secara terus menerus dalam setiap siklus.

Tugas penilaian hanya memberi tanda cek (√) dalam kolom rentangan nilai.

Sugiyono (2010:170) bahwa “Sekala nilai di bawah menggunakan katagori baik,

sedang, dan kurang atau dengan angka 5, 4, 3, 2, 1”. Bentuk-bentuk instrumennya dapat digambarkan melalui lembar observasi aktivitas siswa yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut :


(24)

(Tabel 3.1)

Lembar Observasi Nilai-nilai Kerjasama dan Sportivitas Siswa Sumber : Pedoman PPL UPI

No Aspek yang di

Observasi Indikator

Kriteria 1 2 3 4 5 1 Kerjasama 1. Berinteraksi kepada teman

2. Menjalankan kesepakatan yang dibuat bersama

3. Tanggung jawab bersama dalam menyelesaikan masalah

2. Kekompakan 4. Mengerahkan kemampuan secara maksimal

5. Adanya saling pengertian dalam meyelesaikan masalah

6. Kompak dalam mengatur strategi 3 Menghargai

Lawan

7. Tidak bermain kasar 8. Tidak memaki lawan 4 Berjabat

Tangan

9. Berjabat tangan sebelum bermain 10.Berjabat tangan sesudah bermain Keterangan :

5 : Sangat Baik 4 : Baik

3 : Cukup 2 : Kurang

1 : Sangat Kurang P =

Ket : P = Persen

∑ = jumlah

F = jumlah skor siswa yang diperoleh N = jumlah siswa

K = jumlah butir soal dalam observasi 100% = Bilangan Tetap

Sudjana (2012 : 129)

2. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan alat yang sangat penting dalam suatu penelitian tindakan kelas. Dimana catatan lapangan berisi tentang deskripsi hal-hal yang terjadi atau muncul pada saat pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan. Format catatan lapangan memiliki fungsi untuk mengamati perilaku siswa ketika


(25)

melaksanakan pembelajaran. Catatan lapangan diisi oleh para observer, yang nantinya observer tersebut memberitahukan kepada penulis atau peneliti tentang hal-hal yang terjadi pada saat aktivitas pembelajaran berlangsung.

Adapun format catatan lapangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3. Rekaman Foto

Rekaman foto digunakan untuk mengabadikan tindakan yang telah dilaksanakan. Selain itu, rekaman foto berguna untuk menggambarkan situasi dan kondisi yang terjadi di kelas ataupun lapangan pada waktu aktivitas pembelajaran berlangsung, untuk menangkap suasana pembelajaran, detail peristiwa penting yang perlu didokumentasikan sebagai tanda bukti fisik. Selain itu, foto juga dapat

(Tabel 3.2)

CATATAN LAPANGAN HARI/TANGGAL : ... TEMPAT : ... KOMPETENSI DASAR : ... SIKLUS ...

Permasalahan yang Muncul Pada

Waktu Observasi Tindakan ... Alternatif Pemecahan Masalah ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...


(26)

menjadi bukti kuat bahwa telah dilakukannya penelitian, sehingga laporan yang diberikan menjadi lebih akurat dan dapat dipertanggung jawabkan.

4. Indikator Keberhasilan

Dari hasil yang diperoleh berdasarkan observasi awal, yang mencerminkan nilai-nilai kerjasama dan sportivitas siswa kelas V SDN 17 Sijuk dalam mengikuti aktivitas permainan tradisional petak benteng, diharapkan adanya peningkatan hingga minimal 70%.

G. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang ditempuh untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian, sehingga dapat menjawab permasalahan penelitian. Adapun cara yang ditempuh itu terdiri dari berbagai teknik yang digunakan seperti: obsevasi, mencatat gejala-gejala yang timbul dan dokumentasi data sebagai bukti dalam pelaksanaan.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi atau pengamatan langsung. Observasi dalam penelitian ini disusun berdasarkan pra observasi. Pra observasi adalah penulis mengamati siswa saat mengikuti pembelajaran petak benteng sebelum kegiatan penelitian dilaksanakan. Jenis observasi yang akan digunakan adalah observasi partisipatif, yaitu proses observasi langsung yang dilakukan dimana observer berada bersama subjek yang diteliti. Dalam teknik observasi ini, peneliti membuat pedoman observasi secara terstruktur untuk mengukur tingkat sikap siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran dalam variabel gejala partisipasi siswa.

Dalam penelitian tindakan kelas, analisis data dilakukan sejak awal penelitian, pada setiap aspek kegiatan penelitian. Penulis juga dapat langsung menganalisis apa yang diamati, situasi dan suasana kelas/lapangan, hubungan guru dengan peserta didik dan peserta didik dengan teman yang lainnya.

Proses analisis data dalam penelitian ini adalah mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden siswa kelas V SDN 17 Sijuk, menyajikan tiap variabel


(27)

yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang sudah diajukan.

Teknik analisis data yang akan dilakukan adalah menggunakan teknik analisis data kuantitatif dalam bentuk presentase. Secara garis besar kegiatan analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Pengolahan dan Penafsiran Data

Pengolahan dan penafsiran data dilakukan pada proses penelitian dan hasil dokumentasi selama pelaksanaan penelitian di lapangan, yaitu berupa hasil lembar observasi, hasil pengamatan dan dokumentasi gambar serta berbagai data pendukung lainnya yang digunakan. Kemudian data yang diperoleh ditafsirkan ke dalam kalimat atau kata-kata berupa kategori, serta dijelaskan melalui tabel hasil penelitian.

b. Hasil Analisis Data

Dari data hasil penelitian, penulis melakukan pencocokkan, yang kemudian didiskusikan dengan observer, serta dilakukan konfirmasi terhadap sampel. Untuk keabsahan data, penulis mengumpulkan berbagai informasi dari berbagai sumber untuk mencocokkan kevalidan data.

Adapun data yang diperoleh pada saat kegiatan pra siklus atau observasi awal adalah sebagai berikut :

(Tabel 3.3)

Hasil Observasi Permainan Tradisional Petak Benteng Pra – Siklus

No NAMA Kerjasama Kekompakan Menghargai

lawan

Berjabat Tangan

Jumlah

1. Agustini 4 5 4 4 17

2. Apriangga 6 6 4 3 19

3. Angga 6 5 3 4 18

4. Bayu Aprianti 7 5 3 4 19

5. Betti Monica 6 5 4 4 19

6. Dandi 5 6 4 3 18

7. Egas Yunanda 5 5 3 3 16

8. Eko Febrianto 6 4 3 4 17

9. Geri Akbar 5 4 4 4 17


(28)

∑ = Jumlah P =

P = Nilai Peresentase P =

f = Jumlah Skor Siswa yang diperoleh P =

N = Jumlah Siswa P = 36,07692%

K = Jumlah Skor Maksimal 100% = Bilangan Tetap

Sudjana (2012:129) c. Rekomendasi Selama Proses penelitian

Dalam rekomendasi data, penulis mengacu pada hasil analisis data yang ada, yang selanjutnya dicocokkan dengan data yang diperoleh selama di lapangan. Hasil interpretasi digunakan untuk dapat menjawab permasalahan dalam penelitian, yang akhirnya menjadi sebuah kesimpulan dari penelitian yang dilaksanakan. Kesimpulan tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi guru dan siswa, sebagai upaya untuk perbaikan proses pembelajaran, terutama dalam meningkatkan nilai-nilai kerjasama dan sportivitas siswa.

11. Lola Ifitri 4 5 4 4 17

12. Maulana Hidayat 6 4 3 3 16

13. Marta Adila 5 6 4 3 18

14. Oky Pratama 5 5 3 4 17

15. Rafael 5 6 4 4 19

16. Renaldo 7 6 4 4 21

17. Roky Pradana 6 5 4 3 18

18. Sari Juniarti 5 5 5 4 19

19. Siti Fatimah 6 6 4 3 19

20. Suci Indah Sari 6 5 3 4 18

21. Sisco Silvian 5 6 5 5 21

22. Sultan 6 5 4 3 18

23. Tiyani 5 5 3 3 16

24. Viona 4 5 4 4 17

25. Yessa 6 5 4 3 18

26. Suhendrawan 7 6 3 4 20

JUMLAH (∑) 143 135 97 94 469

Rata-rata (X) 18,03846


(29)

d. Diskusi Hasil Temuan

Dalam diskusi hasil temuan penelitian, peneliti dan observer mengemukakan persoalan-persoalan atau masalah yang telah ditemukan pada saat proses observasi lapangan dilakukan. Yang kemudian dicari titik penyelesaiannya untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi.


(30)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian disetiap tindakan maka terjadi peningkatan hasil belajar, namun data yang diperoleh menunjukkan bahwa upaya yang dilakukan peneliti telah mempu mendongkrak nilai rata-rata siswa pada setiap siklus penelitian. Secara umum permainan trasional di sekolah dasar belum dapat dilaksanakan secara terencana dan terjadwal, mengingat permainan tradisional setiap daerah sangat minim dan walaupun ada maka sulit untuk menyesuaikan dengan tingkat dan usia anak. Namun walau bagaimanapun penerapan permainan tradisional petak benteng telah mampu memberikan nilai-nilai kerjasama dan sportivitas serta pengaruh positif terhadap siswa kelas V SDN 17 Sijuk, Kabupaten Belitung.

Dari uraian serta hasil analisa data yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:

 Bahwa Implementasi pembelajaran aktivitas Permainan tradisional petak benteng dapat meningkatkan nilai-nilai kerjasama dan sportivitas siswa kelas V SDN 17 Sijuk. Kabupaten Belitung.

 Bahwa Implementasi pembelajaran aktivitas permainan petak benteng dapat memberikan pengaruh positif dalam proses belajar mengajar (PBM) bagi siswa kelas V SDN 17 Sijuk, Kabupaten Belitung


(31)

B. Saran-saran

1. Bagi Guru Pendidikan Jasmani, hasil dari penelitian menunjukkan bahwa permainan tradisional telah mempu meningkatkan aktifitas anak dalam pembelajaran sehingga guru dengan mudah menanamkan nilai-nilai yang berguna bagi anak. Oleh sebab itu sebagai guru pendidikan jasmani harus mampu menggali permainan tradisional terutama di daerahnya sendiri dan menjadikan materi ke dalam pendidikan jasmani di sekolah dasar, sesuai dengan karakteristik siswa.

2. Sekolah sebaiknya dapat mendorong guru dalam memberikan materi permainan tradisional ke dalam pendidikan jasmani. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mencarikan sumber-sumber materi yang ada pada buku yang tersedia di toko buku dan juga memberikan kesempatan kepada guru untuk mengikuti diklat permainan tradisional.

3. . Kepada dinas pendidikan kabupaten/kota disarankan untuk melakukan bimbingan teknik tentang permainan tradisional agar wawasan dan kemampuan guru dapat meningkat demi kemajuan pendidikan khususnya pendidikan olah raga tradisional.


(32)

DAFTAR PUSTAKA

Aqib Zainal, (2006). Metode Penelitian Tindakan Kelas. PT. Yrama Wydia

Hidayat, Y. (2011). Penulisan Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. FPOK UPI: Bandung.

Husdarta (2013) Perencanaan Pembelajaran dalam Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung Alfabeta

Husdarta, Yusuf Hidayat, (2008). Psikologi Olahraga. Bandung.

Husna (2009). Permainan Tradisional Indonesia untuk Kreatifitas, Ketangkasan, dan Keakraban. Andi Yogyakarta

Juliantine T. dkk. (2011). Model-model Pembelajaran Pendidikan Jamani. FPOK UPI:Bandung.

Kusmaedi dan Husdarta (2004) Pertumbuhan dan Perkembangan Sepanjang Rentang Kehidupan. Bandung UPI.FPOK

Lutan, Rusli (2007). Penelitian Pendidikan dalam Olahraga. Bandung. FPOK

Lutan, Rusli (2000). Strategi Belajar Mengajar Penjaskes. DEPDIKNAS

Sukintaka, (1992). Teori Bermain. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara.

Uhamisastra (2010) Permainan Tradisional

UPI, (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. UPI: Bandung


(33)

Sumber lain :

Sumber: (Hashbandung2011.com)

Sumber: (www.alfurqon.or.id/index2.php?option=com). Sumber: (http://repository.upi.edu,2008)

Sumber: (Boomitu.blogspot.com,2012) http://id.wikipedia.org/wiki/Petak_benteng,


(1)

Meika Armanda, 2014

Upaya Peningkatkan Nilai-Nilai Kerjasama Dan Sportivitas Siswa Melalui Permainan Tradisional Petak Benteng Pada Kelas V SDN 17 Sijuk Kabupaten Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

∑ = Jumlah P =

P = Nilai Peresentase P =

f = Jumlah Skor Siswa yang diperoleh P =

N = Jumlah Siswa P = 36,07692% K = Jumlah Skor Maksimal

100% = Bilangan Tetap

Sudjana (2012:129) c. Rekomendasi Selama Proses penelitian

Dalam rekomendasi data, penulis mengacu pada hasil analisis data yang ada, yang selanjutnya dicocokkan dengan data yang diperoleh selama di lapangan. Hasil interpretasi digunakan untuk dapat menjawab permasalahan dalam penelitian, yang akhirnya menjadi sebuah kesimpulan dari penelitian yang dilaksanakan. Kesimpulan tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi guru dan siswa, sebagai upaya untuk perbaikan proses pembelajaran, terutama dalam meningkatkan nilai-nilai kerjasama dan sportivitas siswa.

11. Lola Ifitri 4 5 4 4 17

12. Maulana Hidayat 6 4 3 3 16

13. Marta Adila 5 6 4 3 18

14. Oky Pratama 5 5 3 4 17

15. Rafael 5 6 4 4 19

16. Renaldo 7 6 4 4 21

17. Roky Pradana 6 5 4 3 18

18. Sari Juniarti 5 5 5 4 19

19. Siti Fatimah 6 6 4 3 19

20. Suci Indah Sari 6 5 3 4 18

21. Sisco Silvian 5 6 5 5 21

22. Sultan 6 5 4 3 18

23. Tiyani 5 5 3 3 16

24. Viona 4 5 4 4 17

25. Yessa 6 5 4 3 18

26. Suhendrawan 7 6 3 4 20

JUMLAH (∑) 143 135 97 94 469

Rata-rata (X) 18,03846


(2)

42

Meika Armanda, 2014

Upaya Peningkatkan Nilai-Nilai Kerjasama Dan Sportivitas Siswa Melalui Permainan Tradisional Petak Benteng Pada Kelas V SDN 17 Sijuk Kabupaten Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Diskusi Hasil Temuan

Dalam diskusi hasil temuan penelitian, peneliti dan observer mengemukakan persoalan-persoalan atau masalah yang telah ditemukan pada saat proses observasi lapangan dilakukan. Yang kemudian dicari titik penyelesaiannya untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi.


(3)

Meika Armanda, 2014

Upaya Peningkatkan Nilai-Nilai Kerjasama Dan Sportivitas Siswa Melalui Permainan Tradisional Petak Benteng Pada Kelas V SDN 17 Sijuk Kabupaten Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian disetiap tindakan maka terjadi peningkatan hasil belajar, namun data yang diperoleh menunjukkan bahwa upaya yang dilakukan peneliti telah mempu mendongkrak nilai rata-rata siswa pada setiap siklus penelitian. Secara umum permainan trasional di sekolah dasar belum dapat dilaksanakan secara terencana dan terjadwal, mengingat permainan tradisional setiap daerah sangat minim dan walaupun ada maka sulit untuk menyesuaikan dengan tingkat dan usia anak. Namun walau bagaimanapun penerapan permainan tradisional petak benteng telah mampu memberikan nilai-nilai kerjasama dan sportivitas serta pengaruh positif terhadap siswa kelas V SDN 17 Sijuk, Kabupaten Belitung.

Dari uraian serta hasil analisa data yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:

 Bahwa Implementasi pembelajaran aktivitas Permainan tradisional petak benteng dapat meningkatkan nilai-nilai kerjasama dan sportivitas siswa kelas V SDN 17 Sijuk. Kabupaten Belitung.

 Bahwa Implementasi pembelajaran aktivitas permainan petak benteng dapat memberikan pengaruh positif dalam proses belajar mengajar (PBM) bagi siswa kelas V SDN 17 Sijuk, Kabupaten Belitung


(4)

75

Meika Armanda, 2014

Upaya Peningkatkan Nilai-Nilai Kerjasama Dan Sportivitas Siswa Melalui Permainan Tradisional Petak Benteng Pada Kelas V SDN 17 Sijuk Kabupaten Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Saran-saran

1. Bagi Guru Pendidikan Jasmani, hasil dari penelitian menunjukkan bahwa permainan tradisional telah mempu meningkatkan aktifitas anak dalam pembelajaran sehingga guru dengan mudah menanamkan nilai-nilai yang berguna bagi anak. Oleh sebab itu sebagai guru pendidikan jasmani harus mampu menggali permainan tradisional terutama di daerahnya sendiri dan menjadikan materi ke dalam pendidikan jasmani di sekolah dasar, sesuai dengan karakteristik siswa.

2. Sekolah sebaiknya dapat mendorong guru dalam memberikan materi permainan tradisional ke dalam pendidikan jasmani. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mencarikan sumber-sumber materi yang ada pada buku yang tersedia di toko buku dan juga memberikan kesempatan kepada guru untuk mengikuti diklat permainan tradisional.

3. . Kepada dinas pendidikan kabupaten/kota disarankan untuk melakukan bimbingan teknik tentang permainan tradisional agar wawasan dan kemampuan guru dapat meningkat demi kemajuan pendidikan khususnya pendidikan olah raga tradisional.


(5)

Meika Armanda, 2014

Upaya Peningkatkan Nilai-Nilai Kerjasama Dan Sportivitas Siswa Melalui Permainan Tradisional Petak Benteng Pada Kelas V SDN 17 Sijuk Kabupaten Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Aqib Zainal, (2006). Metode Penelitian Tindakan Kelas. PT. Yrama Wydia Hidayat, Y. (2011). Penulisan Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pendidikan

Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. FPOK UPI: Bandung.

Husdarta (2013) Perencanaan Pembelajaran dalam Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung Alfabeta

Husdarta, Yusuf Hidayat, (2008). Psikologi Olahraga. Bandung.

Husna (2009). Permainan Tradisional Indonesia untuk Kreatifitas, Ketangkasan, dan Keakraban. Andi Yogyakarta

Juliantine T. dkk. (2011). Model-model Pembelajaran Pendidikan Jamani. FPOK UPI:Bandung.

Kusmaedi dan Husdarta (2004) Pertumbuhan dan Perkembangan Sepanjang Rentang Kehidupan. Bandung UPI.FPOK

Lutan, Rusli (2007). Penelitian Pendidikan dalam Olahraga. Bandung. FPOK Lutan, Rusli (2000). Strategi Belajar Mengajar Penjaskes. DEPDIKNAS Sukintaka, (1992). Teori Bermain. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara. Uhamisastra (2010) Permainan Tradisional

UPI, (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. UPI: Bandung UPI. (2013) Buku Panduan PPL Kependidikan – Bandung.


(6)

Meika Armanda, 2014

Upaya Peningkatkan Nilai-Nilai Kerjasama Dan Sportivitas Siswa Melalui Permainan Tradisional Petak Benteng Pada Kelas V SDN 17 Sijuk Kabupaten Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber lain :

Sumber: (Hashbandung2011.com)

Sumber: (www.alfurqon.or.id/index2.php?option=com). Sumber: (http://repository.upi.edu,2008)

Sumber: (Boomitu.blogspot.com,2012) http://id.wikipedia.org/wiki/Petak_benteng,