UPAYA MENINGKATKAN NILAI-NILAI KERJASAMA DAN SPORTIVITAS MELALUI PENERAPAN PERMAINAN TRADISIONAL: penelitian tindakan kelas pada siswa kelas v sdn cisitu 2 bandung.
UPAYA MENINGKATKAN NILAI-NILAI KERJASAMA DAN SPORTIVITAS MELALUI PENERAPAN PERMAINAN TRADISIONAL
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN Cisitu 2 Bandung )
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi PGSD Penjas
oleh:
HARTOMI JIWANJAYA 1101521
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENDIDIKAN JASMANI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015
(2)
UPAYA MENINGKATKAN NILAI-NILAI KERJASAMA DAN SPORTIVITAS SISWA MELALUI PENERAPAN PERMAINAN TRADISIONAL
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN Cisitu 2 Bandung)
Oleh
Hartomi Jiwanjaya
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi PGSD Pendidikan Jasmani
© Hartomi Jiwanjaya 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.
(3)
LEMBAR PENGESAHAN HARTOMI JIWANJAYA
UPAYA MENINGKATKAN NILAI-NILAI KERJASAMA DAN SPORTIVITAS SISWA MELALUI PENERAPAN PERMAINAN
TRADISIONAL
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN Cisitu 2 Bandung)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING : Pembimbing I
Drs. Andi Suntoda, M.Pd NIP.195806201986011002
Pembimbing II
Didin Budiman, M.Pd NIP.197409072001121001
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani
Dr. Dian Budiana, M.Pd NIP.197706292002121002
(4)
UPAYA MENINGKATKAN NILAI-NILAI KERJASAMA DAN SPORTIVITAS SISWA MELALUI PENERAPAN PERMAINAN
TRADISIONAL
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN Cisitu 2 Bandung)
Hartomi Jiwanjaya
Pembimbing I Drs. Andi Suntoda, M.Pd Pembimbing II Didin Budiman, M.Pd
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan nilai-nilai kerjasama dan sportivitas siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas, yang subjek penelitiannya adalah siswa kelas V SDN Cisitu 2 Bandung berjumlah 39 siswa, yaitu 17 laki-laki dan 22 perempuan. Data penelitian diambil dengan menggunakan lembar pengamatan (observasi). Hasil penelitian mampu memberikan manfaat positif terhadap proses belajar mengajar bagi siswa antara lain dengan adanya peningkatan dari pra siklus hingga siklus III, Begitu pula nilai rata-rata hasil penelitian telah meningkat. Pada siklus I tindakan I nilai rata-rata yang di peroleh 40,34%, setelah diadakan tindakan II perolehan nilai meningkat menjadi 49,91%, pada siklus II tindakan I meningkat lagi menjadi 54,53%, pada tindakan II meningkat menjadi 62,39%, pada siklus III tindakan I meningkat menjadi 72,90%, dan pada akhirnya siklus III tindakan II kembali meningkat menjadi 75,89%. Dari hasil pelaksanaan penelitian dapat disimpulkan bahwa: permainan tradisional dapat meningkatkan nilai-nilai kerjasama dan sportivitas siswa kelas V SDN Cisitu 2 Bandung, dengan perolehan akhir yaitu : 75,89%.
(5)
EFFORTS TO IMPROVE VALUES COOPERATION AND SPORTMANSHIP STUDENTS THROUGH THE APPLICATION OF
TRADITIONAL GAMES
(Classroom Action Research In Grade Students of SDN Cisitu 2 Bandung) Hartomi Jiwanjaya
Supervisor I Drs. Andi Suntoda, M.Pd Supervisor II Didin Budiman, M.Pd
Abstract
This research aims to increase the values of teamwork and sportsmanship students. The method used in this research is the Classroom Action Research, which is the subject of his research is the students of class V SDN Cisitu 2 Bandung totaling 39 students, the 17 male and 22 female. The research data was taken using the observation sheet (observation). Results of the study were able to provide positive benefits to the learning process for students, among others, with an increase of pre-cycle to the third cycle, so it is the average value of the results of the research have increased. In the first cycle of the first actions that the average value of 40.34% was obtained, after held action II acquisition value increased to 49.91%, in the second cycle of action I increased to 54.53%, the second action rose to 62, 39%, the third cycle of action I increased to 72.90%, and finally the third cycle II measures increased again to 75.89%. From the results of the implementation of the study concluded that: traditional games can increase the values of teamwork and sportsmanship fifth grade students of SDN Cisitu 2 Bandung, with the acquisition of the final is: 75.89%.
(6)
DAFTAR ISI
HALAMAN
LEMBAR PENGESAHAN ... i
LEMBAR PERNYATAAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
KATA MUTIARA ... iv
UCAPAN TERIMAKASIH... v
ABSTRAK ... vii
DAFTAR ISI ... ix
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Rumusan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kerjasama ... 8
1. Pengertian Kerjasama ... 8
2. Persyaratan Kerjasama ... 9
3. Jenis Kerjasama ... 10
4. Tahap-tahap Kerjasama ... 13
5. Tujuan Kerjasama ... 15
6. Manfaat Kerjasama ... 16
7. Kerjasama dalam Pendidikan Jasmani ... 16
B. Sportivitas ... 18
1. Sportivitas dalam Pendidikan Jasmani ... 23
C. Bermain ... 24
1. Teori Bermain ... 24
2. Fungsi Bermain dalam Pendidikan ... 25
3. Makna Bermain dalam Pendidikan ... 27
(7)
D. Permainan Tradisional ... 30
1. Pengertian Permainan Tradisional... 30
2. Permainan Daerah Sebagai Wahana Pendidikan... 31
3. Permainan Daerah Sebagai Alat Pemersatu ... 31
a. Ucing Baledog ... 33
b. Petak Jongkok ... 33
c. Bebentengan... 34
d. Boy-boyan ... 35
e. Kasti ... 36
E. Tahap Perkembangan Anak ... 43
F. Kerangka Berfikir ... 45
G. Hipotesis Tindakan ... 45
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Operasional ... 46
B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 46
C. Objek dan Subjek Penelitian ... 47
D. Metode Penelitian ... 48
E. Langkah-langkah Penelitian ... 49
1. Prosedur Penelitian ... 49
2. Rencana Tindakan ... 50
F. Instrumen Penelitian ... 65
G. Teknik Pengumpulan Data ... 68
H. Teknik Analisis Data ... 68
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pembelajaran Penjas di SDN Cisitu 2 Bandung ... 70
B. Hasil Analisis Data ... 71
C. Hasil Penelitian ... 74
1. Siklus I tindakan I ... 74
2. Siklus I tindakan II... 78
3. Siklus II tindakan I... 83
(8)
5. Siklus II tindakan I... 93
6. Siklus III tindakan II ... 98
D. Refleksi dan Kesimpulan Proses Penelitian ... 104
E. Diskusi Penemuan ... 104
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 107
B. Saran ... 107
DAFTAR PUSTAKA ... 109
LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
(9)
DAFTAR TABEL TABEL
3.1 Waktu Penelitian ... 46
3.2 Siklus I tindakan I ... 51
3.3 Siklus I tindakan II ... 53
3.4 Siklus II tindakan I ... 56
3.5 Siklus II tindakan II ... 58
3.6 Siklus III tindakan I ... 60
3.7 Siklus III tindakan II ... 63
3.8 Lembar Observasi Nilai-nilai Kerjasama ... 66
3.9 Lembar Observasi Nilai-nilai Sportivitas ... 66
3.10 Catatan Lapangan ... 67
4.1 Hasil Observasi Awal Nilai-nilai Kerjasama dan Sportivitas ... 72
4.2 Proses Pembelajaran Siklus I tindakan I ... 75
4.3 Hasil Penelitian Siklus I Tindakan I ... 76
4.4 Proses Pembelajaran Siklus I tindakan II ... 79
4.5 Hasil Penelitian Siklus I Tindakan II ... 81
4.6 Proses Pembelajaran Siklus II tindakan I ... 84
4.7 Hasil Penelitian Siklus II Tindakan I ... 86
4.8 Proses Pembelajaran Siklus II tindakan II ... 89
4.9 Hasil Penelitian Siklus II Tindakan II ... 91
4.10 Proses Pembelajaran Siklus III tindakan I ... 94
4.11 Hasil Penelitian Siklus III Tindakan I ... 96
4.11 Proses Pembelajaran Siklus III tindakan II ... 99
(10)
DAFTAR GAMBAR GAMBAR
2.0 Permainan Bebentengan ... 34
2.1 Permainan Boy-boyan ... 36
2.2 Lapangan Permainan Kasti ... 37
2.3 Bola yang di lempar kepada pemukul ... 39
(11)
DAFTAR GRAFIK GRAFIK
4.1 Grafik Peningkatan Nilai-nilai Kerjasama dan Sportivitas ... 103
(12)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani di sekolah dasar merupakan salah satu sarana yang memfasilitasi dalam melatih serta mengolah gerak anak sehingga anak dapat memiliki kemampuan gerak yang baik dan selanjutnya dapat memiliki tingkat kemampuan social yang baik pula. Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang kedudukanya sama dengan mata pelajaran lainnya. Pendidikan jasmani di sekolah dasar ditujukan untuk mengembangkan karakter dan kebugaran anak. Sukintaka (1992, hlm. 10) mengungkapkan bahwa
“pendidikan jasmani akan mempengaruhi ranah kognitif, psikomotor dan afektif”. Proses pendidikan jasmani ada tiga aspek yang menjadi bahan penilaian, yaitu : aspek kognitif (pengetahuan intelektual), afektif (sikap sosial) dan psikomotor (keterampilan gerak).
Pendidikan jasmani di sekolah dasar telah menjadi bagian dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan maksud untuk mengubah perilaku peserta didik. Dalam hal ini sebagaimana yang di dikutip oleh Lutan dan Cholik (dalam Abdul Gafur, 1997, hlm. 14) yaitu:
pembelajaran olahraga adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar dan sistematis melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan kecerdasandan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani memiliki peran yang penting dalam meningkatkan kebugaran jasmani dan mengandung nilai-nilai pendidikan kepada peserta didik antara lain : percara diri, apresiasi, harga diri, kooperatif, sportivitas, tanggung jawab, kompetitif dan budaya hidup sehat, serta merangsang pertumbuhan dan perkembangan jasmani secara menyeluruh yakni, kognitif, afektif, dan psikomotor. Sebagaimana yang telah di ungkapkan oleh Juliantine,dkk (2013, hlm. 6) : “pendidikan jasmani merupakan alat pendidik yang menggunakan aktivitas fisik dan olahraga sebagai media untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan.”
(13)
2
Dalam upaya mencapai tujuan dari pembelajaran pendidikan jasmani, banyak macam permainan yang bisa di ajarkan kepada anak didik sesuai dengan ruang lingkup pendidikan jasmani yang diantaranya meliputi permainan ataupun melalui suatu kecabangan olahraga yang ditujukan untuk kepentingan pendidikan. Bermain dan Anak merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, dengan permainan siswa dapat bergerak bebas dengan perasaan senang karena tidak terdapat teknik gerak yang di anggap sulit. Rasa senang dan gembira akan menghidupkan fungsi otak kanan dan mempermudah anak untuk menguasai dan menyerap materi pelajaran yang diberikan. Menurut BROOK & ELLIOT, (1971)
bermain adalah “setiap kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir”. Sedangkan yang dikutip oleh Uhamisastra (dalam Mentessori, 2010) menjelaskan bermain adalah “Dunia anak bermain sangat signifikan dengan perkembangan anak secara fisik, sosial,
emosional dan kognitif”.
Sekolah yang baik adalah sekolah yang mampu menghadirkan lingkungan dan suasana yang nyaman dan menyenangkan bagi siswa karena dapat menumbuhkan kenyamanan kepada siswanya, hal ini di pengaruhi oleh sarana dan prasarana di sekolah tersebut, sarana yang lengkap akan memudahkan guru dalam memberikan materi ajar kepada siswanya dan juga dapat membuat anak lebih memahami materi pelajaran yang diberikan gurunya. Selain itu hal lain yang mempengaruhi pembelajaran adalah Sumber Daya Manusia (SDM). Sekolah yang baik adalah sekolah yang memiliki guru yang ahli pada bidangnya, Guru yang baik adalah guru yang memiliki kreatifitas dan menguasai materi yang akan di ajarkan kepada siswanya, mampu menumbuhkan semangat siswa untuk belajar, dan membuat anak tidak hanya senang, tetapi mampu membuat anak mengerti dan memahami apa yang telah dia pelajari dan menerapkan di kehidupannya. Salah satu cara guru dalam memberikan materi ajarnya yaitu melalui pembelajaran permainan tradisional.
Permainan tradisional adalah permainan yang tidak hanya mengutamakan kemampuan gerak pemainnya saja tetapi membutuhkan nilai-nilai kerjasama dan sportifitas dalam permainannya. Permainan tradisional menurut Uhamisastra (2010, hlm. 1) adalah “permainan yang dimainkan oleh anak-anak dengan alat
(14)
3
yang sederhana, tanpa mesin, asalkan anak tersebut sehat maka ia bisa ikut
bermain”.
Dalam hal ini permainan tradisional mengandung banyak manfaat yang mampu diterapkan dalam kehidupan Siswa, terkait dengan tumbuh kembang anak baik dalam segi afektif, kognitif, dan psikomotornya hal ini yang seharusnya di kembangkan oleh para guru untuk memberikan pembelajaran yang baik dan bermanfaat untuk anak didiknya. Nilai-nilai yang terkandung dalam permainan tradisional mampu membentuk karakter sosial anak menjadi lebih baik, dikarenakan inti dari permainannya mengutamakan nilai-nilai sosial yang secara langsung melatih perkembangan karakter anak menjadi lebih baik, maka dari itu betapa pentingnya pembelajaran permainan tradisional di ajarkan dalam mata pelajaran pendidikan jasmani terutama di sekolah dasar karena pada masa ini lah anak di latih karakter sosialnya sejak dini.
Permainan tradisional yang di berikan ada lima macam antara lain: petak jongkok, ucing baledog, bebentengan, boy-boyan dan kasti, Permainan tradisional ini merupakan permainan sederhana, mudah difahami dan mengasyikkan serta bisa dimainkan dimanapun, permainan ini sangat mengutamakan nilai-nilai kerjasama tim dan sportivitas para pemainya agar permainannya berjalan dengan lancar, perserta didik akan terbiasa bekerja dan belajar dalam kelompok bersama rekan satu timnya. Dalam permainan ini jumlah siswa tidak dibatasi dan luas daerah permainannya pun dapat ditentukan dengan persetujuan semua siswa terlebih dahulu. Dalam hal ini diharapkan peserta didik mengalami pengembangan kecerdasan emosi dan pengalaman belajar terutama pada nilai-nilai kerjasama (saling membantu) dan sportivitas (mentaati peraturan permainan). Permainan tradisional membuat anak menjadi gembira dan yang lebih penting permainan tradisional membuat anak bergerak, memiliki kemampuan untuk bersosialisasi antara kawan dan lawan, bekerjasama dan saling mentaati terhadap peraturan permainan yang telah di sepakati.
Kerjasama dalam permainan sangat penting karena tanpa kerjasama permainan tidak akan berjalan dengan baik, Kusnadi (2012, hlm 11) mengartikan
“kerjasama sebagai dua orang atau lebih untuk melakukan aktivitas bersama yang dilakukan secara terpadu yang diarahkan kesuatu target atau tujuan tertentu”.
(15)
4
Maka dari itu dalam suatu permainan berkelompok kerjasama dibutuhkan untuk mencapai suatu target atau mencetak poin demi meraih kemenangan. Sportivitas merupakan suatu sikap bersedia menerima kekalahan dan kemenangan dengan etika yang baik, saling respect terhadap lawan dan kawan serta mematuhi segala peraturan dalam bermain, Sportivitas selalu di butuhkan saat bermain karena tidak banyak orang yang melakukan kecurangan hanya demi kemenangan yang tidak jujur.
Kerjasama dan sportivitas adalah masalah yang sering di jumpai pada saat bermain, hal ini adalah dampak dari modernisasi permainan saat ini. Seiring berkembangnya zaman permainan untuk anak semakin cendrung bersifat individualis dan hal ini apabila di biarkan akan merusak karakter sosial anak. Melemahnya nilai-nilai kerjasama dan sportivitas pada saat ini seperti menurunya kepedulian sosial terhadap sesama teman, kurang disiplin dalam melaksanakan tugas, sering terjadi kesalah fahaman dan perkelahian ketika sedang bermain, dan mencontek saat ujian membuat tugas guru harus lebih keras, karena apabila hal ini terus dibiarkan dikhawatirkan nilai-nilai kerjasama dan sportifitas siswa akan semakin lemah.
Hasil survey yang peneliti lihat saat melaksanaan PPL pada siswa kelas V SDN Cisitu 2 menunjukan hasil bahwa terdapat kelemahan dalam aspek afektif siswa, kelemahan tersebut terdapat pada sikap siswa dalam bermain dan dalam bersosialisasi antar siswa saat dalam pembelajaran, dari permasalahan yang dihadapi dengan demikian peneliti akan melakukan penelitian dalam asfek afektif yaitu kerjasama dan sportivitas. Untuk itu peneliti berharap dengan memberikan beberapa pembelajaran permainan tradisional maka nilai-nilai kerjasama dan sportivitas yang terdapat dalam permainan tradisional tersebut dapat tertanam dan diterapkan oleh siswa sehingga terjadi perubahan tingkah laku menjadi lebih baik. Oleh karena itu penulis menerapkan pembelajaran permainan tradisional dalam materi pendidikan jasmani di SDN Cisitu 2 Bandung dalam upaya meningkatkan nilai-nilai kerjasama dan sportivitas Siswa. Oleh karena itu judul yang penulis ambil dalam penelitian ini adalah “Upaya Meningkatkan Nilai-nilai Kerjasama dan Sportivitas Siswa Melalui Penerapan Permainan Tradisional”.
(16)
5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang serta survey yang peneliti lihat di lapangan pada saat pembelajaran pendidikan jasmani di SDN Cisitu 2, ada beberapa permasalah yang muncul pada saat kegiatan belajar mengajar pembelajaran penjas, yaitu: 1. Lemahnya nilai-nilai kerjasama siswa saat bermain dalam kelompok,
Sehingga permainan tidak berjalan dengan baik.
2. Banyak terjadi kecurangan dan perkelahian saat permainan beregu, karena tidak puas dan ego yang berlebihan antar siswa.
3. Banyak anak yang bersifat individualis dan tidak menghiraukan teman-teman di sekitarnya.
C. Rumusan Masalah
Pokok-pokok persoalan dirumuskan dalam masalah umum penelitian sebagai
berikut: “Lemahnya nilai-nilai kerjasama dan sportivitas Siswa dalam
pembelajaran permainan tradisional” Selanjutnya, rumusan masalah umum di atas dijabarkan kedalam suatu rumusan masalah khusus, sebagai berikut :
Apakah permainan tradisional petak jongkok, ucing baledog, bebentengan, boy-boyan dan kasti dapat meningkatkan nilai-nilai kerjasama dan sportivitas siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Cisitu 2 Bandung?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian pada peneltian tindakan kelas ini yaitu untuk meningkatkan nilai-nilai kerjasama dan sportivitas dalam suatu permainan tim / beregu melalui beberapa permainan tradisional petak jongkok, ucing baledog, bebentengan, boy-boyan dan kasti.
(17)
6
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi yang berarti bagi semua pihak terutama kepada yang berkecimpung dalam dunia pendidikan jasmani, diantaranya :
a. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan menjadi alternatif bahan pembelajaran bagi guru untuk menambah wawasan terhadap permainan tradisional, selain itu hasil penelitian ini diharapkan menjadi umpan balik bagi guru dalam menyusun bahan pembelajaran yang lebih variatif dan diharapkan dapat bermanfaat untuk menyempurnakan pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani khususnya permainan tradisional.
b. Bagi Siswa
Siswa diharapkan mampu mengembangkan nilai-nilai yang terkandung dalam permainan tradisional dan mampu diterapkan dikehidupanya, sehingga dapat terus mampu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman materi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan jasmani, serta diharapkan penelitian tindakan kelas ini dijadikan motivasi untuk terus di mainkan diluar sekolah, karena nilai-nilai positif yang terkandung didalam permainan ini sangat diperlukan oleh siswa sebagai bekal untuk diterapkan dimasyarakat dan dapat dimainkan oleh generasi muda agar tidak hilang di telan zaman.
c. Bagi Peneliti
Peneliti dapat mengetahui alternatif pembelajaran untuk meningkatkan nilai-nilai kerjasama dan sportifitas melalui berbagai permainan tradisional dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani.
d. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik pada sekolah itu sendiri dalam rangka perbaikan pembelajaran khususnya pembelajaran pendidikan jasmani berupa permainan tradisional.
(18)
7
Pembatasan masalah penelitian ini terbatas pada masalah yang diteliti saja, Untuk membatasi penelitian ini agar lebih spesifik, maka penulisan membatasi masalahnya yaitu, apakah permainan tradisional petak jongkok, ucing baledog, bebentengan, boy-boyan dan kasti dapat meningkatkan nilai-nilai kerjasama dan sportivitas Siswa. Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Subjek penelitian Siswa kelas V, dan objeknya di SDN Cisitu 2 Kota Bandung.
2. Istrumen penelitian menggunakan observasi untuk penilaian terhadap praktek bermain dilapangan, catatan lapangan untuk mendeskripsikan hal yang terjadi saat pelaksanaan pembelajaran dan rekaman foto untuk mengabadikan tindakan yang telah dilaksanakan.
3. Pendekatan pembelajaran yang penulis maksud adalah melalui pendekatan bermain terhadap nilai-nilai kerjasama dan sportivitas siswa.
(19)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Operasional
Setelah proses penelitian berlangsung terdapat perfokusan masalah disekitar nilai-nilai kerjasama dan sportivitas siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani yang masih lemah dan harus lebih ditingkatkan lagi. Melalui pemfokusan permasalahan ini maka tujuan operasional dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan pembelajaran melalui pendekatan bermain dalam pendidikan jasmani yang diterapkan di SDN 2 Cisitu untuk kelas V. Secara operasional penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan nilai-nilai kerjasama dan sportivitas siswa melalui pendekatan permainan tradisional.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1) Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan selama kurang lebih 1 bulan dan disesuaikan dengan jadwal pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah tempat melaksanakan penelitian. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik disekolah, karena PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas.
Tabel 3.1
Tabel Waktu Penelitian
Hari Tanggal Waktu Siklus Tindakan
Selasa 11 agustus 2015 07.00 – 08.10 Pra tindakan
Mengobservasi materi permainan
tradisonal
Selasa 18 agustus 2015 10.00 – 11.10 satu
Memberikan materi permainan tradisional
(20)
47
Jum’at 21 agustus 2015 07.00 – 08.10 Satu Memberikan materi permainan tradional
selasa 25 agustus 2015 10.00 – 11.10 Dua
Memberikan materi permainan tradisional
Jum’at 28 agustus 2015 07.00 – 08.10 Dua
Memberikan materi permainan tradisional
selasa 1 september 2015 10.00 – 11.10 Tiga
Memberikan materi permainan tradisional
Jum’at 4 september 2015 07.00 – 08.10 Tiga
Memberikan materi permainan tradisional
2) Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 2 Cisitu Kota Bandung.
C. Objek dan Subjek Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SDN 2 Cisitu Bandung dengan jumlah siswa 38 siswa, terdiri dari 20 siswa perempuan dan 18 siswa laki-laki. Secara umum bila ditinjau dari sosial, budaya dan ekonomi masyarakat perserta didik tergolong cukup perhatiannya terhadap pendidikan dan ini salah satu pendorong terhadap peningkatan kualitas pendidikan di SDN 2 Cisitu Kota Bandung, walaupun hal tersebut bukan salah satu faktor yang menentukan kualitas pendidikan, masih banyak faktor lainnya seperti sarana dan prasarana, sumber daya manusia dan pelaksanaan kurikulum.
(21)
48
D. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan peneliti untuk mencari dan memperoleh data yang digunakan sesuai dengan permasalahan yang diselidiki, dan hasil dari penelitian ini akan menjawab berhasil atau tidaknya penelitian tersebut. Surakhmad (1990, hlm. 131) mengemukakan :
Metode adalah merupakan suatu cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji hipotesa, dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara ini dipergunakan setelah penyelidik, memperhitungkan kewajaranya, ditinjau dari tujuan penelitian serta situasi penelitian.
Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Class Action Research) sebagai cara untuk menjawab permasalahan dalam penelitian. Adapun peneliti menggunakan metode ini berdasarkan pada bentuk penelitian itu sendiri yang bertujuan untuk meneliti suatu peristiwa atau suatu masalah yang kemudian melihat apa penyebab dari timbulnya masalah atau peristiwa itu terjadi. Dimana manfaat yang dapat diambil dari Penelitian Tindakan Kelas adalah perbaikan praktis yang meliputi penanggulangan berbagai masalah yang telah dialami oleh siswa yang diajar oleh guru sebagai pelaku PTK.
Secara lebih rinci, tujuan penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut: a) Memperbaiki dan meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil
pendidikan dan pembelajaran di kelas, sekolah.
b) Membantu guru atau dosen, serta tenaga pendidikan lainnya mengatasi masalah pembelajaran di dalam dan luar kelas.
c) Mencari jawaban secara ilmiah (rasional, sistematis, empiris) mengapa masalah tersebut dapat dipecahkan melalui tindakan.
d) Meningkatkan profesionalisme sebagai pendidik.
e) Menumbuh kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah, sehingga tercipta perbaikan dan meningkatkan mutu atau kualitas pembelajaran secara berkelanjutan.
(22)
49
E. Langkah-langkah Penelitian 1) Prosedur Penelitian
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Fitri 1998, hlm. 14), yaitu berbentuk spiral dan siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), refleksion (refleksi). Langkah siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus satu dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar Alur PTK
Gambar: 3.1 Bagan Diagram Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Pelaksanaan tindakan Perencanaan
tindakan
Apabila permasalahan belum diselesaikan
Siklus II Pengamatan/
pengumpulan data Refleksi
Pelaksanaan tindakan Perencanaan
tindakan permasalahan
Pengamatan/ pengumpulan data Refleksi
Siklus I
Pelaksanaan tindakan Perencanaan
tindakan Permasalahan
baru hasil refleksi
Pengamatan/ pengumpulan data Refleksi
(23)
50
Atas dasar itulah maka upaya pemecahan masalah dalam penelitian ini dilakukan dengan tindakan yaitu :
a. Perencanaan Tindakan, Menetapkan skenario pembelajaran dalam bentuk rancangan penelitian (planning), yaitu peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran permainan tradisional.
b. Pelaksanaan Tindakan, Menerapkan skenario pembelajaran (acting), yaitu peneliti dan guru melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan.
c. Pengamatan (observasi), yaitu guru dan peneliti mengamati (mencatat) proses pembelajaran di SDN 2 Cisitu. Ini bertujuan untuk mengetahui nilai kerjasama dan sportivitas siswa pada saat melakukan aktivitas permainan tradisional dalam pembelajaran pendidikan jasmani.
d. Refleksi, maksudnya adalah peneliti dan guru menganalisis hasil yang telah dilaksanakan untuk kemungkinan terjadinya perubahan rencana tindakan serta perubahan perilaku siswa dalam proses belajarnya untuk dapat menguasai nilai kerjasama dan sportivitas serta upaya mengevaluasi kekurangannya.
e. Perencanaan Tindak Lanjut, maksudnya bila hasil perbaikan yg diharapkan belum tercapai pada siklus 1, maka diperlukan langkah lanjutan pada siklus 2. Satu siklus kegiatan merupakan kesatuan dari kegiatan perumusan masalah, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi, serta analisis dan refleksi. Banyaknya siklus tidak dapat ditetapkan, dan karenanya perlu dibuatkan semacam kriteria keberhasilan, misal : dengan menggunakan prinsip belajar tuntas. Apabila tingkat perbaikan yang diharapkan tercapai minimal 75%, maka pencapaian itu dapat dikatakan sudah memenuhi kriteria.
2) Rencana Tindakan
Secara rinci rencana tindakan penelitian dilaksanakan dan disusun secara terperinci pada setiap siklus sesuai jadwal dan alokasi waktu berdasarkan rancangan penelitian. Bentuk tindakan yang akan dilaksanakan dalam tindakan kelas pada tiap-tiap siklusnya dijelaskan sebagai berikut :
(24)
51
Siklus 1
Pada pelaksanaan setiap siklus, terdapat dua tindakan pembelajaran atau pertemuan, dimana kegiatan yang dilakukan adalah :
Siklus I tindakan I
Tabel 3.2
Tabel Siklus l tindakan l
TREATMENT/TIN DAKAN
TUJUAN PELAKSANAAN
Perencanaan Untuk
memudahkan peneliti dalam merencanakan dan melaksanakan penelitian
Mempersiapkan sumber belajar
Mempersiapkan RPP
Mempersiapkan peralatan dan lapangan bermain
Pelaksanaan ( kegiatan pendahuluan , inti dan akhir ) Memberikan materi kepada siswa dalam rangka meneliti dan menyelidiki hal-hal yang terjadi dilapangan.
Memberikan materi pembelajaran yang berkaitan dengan hal-hal yang akan di teliti.
Permainan ucing jongkok.
Agar siswa melakukan pemanasan yang bertujuan untuk meningkatkan nilai kerjasama dan sportivitas.
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok besar yang sama rata.
Salah satu siswa ditunjuk sebagai kucing dengan cara hompimpa.
Cara permainannya yaitu kucing harus mengejar siswa lain dan siswa yang terkena sentuhan kucing makan siswa tersebut menjadi teman kucing.
Permainan dimulai saat guru meniup peluit dan di akhiri dengan tiupan
(25)
52
peluit guru selanjutnya.
Permainan tradisional bebentengan.
Permainan inti dan bertujuan untuk
meningkatkan nilai kerjasama dan sportivitas.
Siswa dibagi menjadi 4 kelompok. 1 kelompok terdiri dari 8-10 siswa.
Kapten dari kelompok melakukan hompimpa untuk menentukan siapa lawan kelompoknya.
Permaianan diawali dengan salah satu pemain yang (ngawahan) atau mendekat pada benteng lawan untuk kemudian dikejar.
Pemain yang dikejar bila terkena sentuhan maka pemain tersebut menjadi tawanan musuhnya dan bisa diselamatkan oleh rekannya dengan
menyentuhnya kembali.
Permainan di akhiri oleh peluit guru.
observasi Mengamati
dan
menyelidiki hal-hal yang harus di benahi saat penelitian berlangsung.
Mengamati proses pembelajaran dan sekaligus mengevaluasi perilaku siswa sesuai dengan target yang akan dicapai.
Menuliskan hal-hal yang berkaitan dengan nilai kerjasama dan sportivitas pada lembar observasi.
Memberi penilaian pada lembar observasi.
Refleksi Mengevaluasi
secara keseluruhan proses dalam
Mengevaluasi hasil yang didapat pada lembar observasi.
(26)
53
satu siklus dan menentukan tindakan selanjutnya.
dan pengamat terhadap hal-hal yang diteliti yaitu kerjasama dan sportivitas saat pembelajaran
berlangsung.
Merencanakan tindakan selanjutnya apabila hasil penelitian dalam siklus 1 tidak berhasil, dan membuat perencanaan yang lebih baik lagi.
Siklus I Tindakan II
Tabel 3.3
Tabel Siklus l tindakan ll
TREATMENT/TIN DAKAN
TUJUAN PELAKSANAAN
Perencanaan Untuk
memudahkan peneliti dalam merencanakan dan melaksanakan penelitian
Mempersiapkan sumber belajar
Mempersiapkan RPP
Mempersiapkan peralatan dan lapangan bermain
Pelaksanaan ( kegiatan pendahuluan , inti dan akhir ) Memberikan materi kepada siswa dalam rangka meneliti dan menyelidiki hal-hal yang terjadi dilapangan.
Memberikan materi pembelajaran yang berkaitan dengan hal-hal yang akan di teliti yaitu kerjasama dan sportivitas.
Permainan jala ikan.
Agar siswa melakukan pemanasan yang bertujuan untuk meningkatkan nilai kerjasama
Siswa dikumpulkan dan guru menjelaskan peraturan permainan.
Guru menunjuk dua orang siswa untuk menjadi jala ikan
(27)
54
dan sportivitas. ikan harus saling memegang tangannya sesame jala dan berusaha mengejar siswa lain yang menjadi ikan
Apabila ikan sudah terkena sentuhan jala maka ikan tersebut menjadi jala
Permainan berakhir sampai semua ikan menjadi jala
Penjelasan ulang materi permainan bebentengan.
Agar siswa lebih memahami cara bermain dan mengerti terhadap nilai-nilai yang terkandung didalamnya
Menjelaskan kembali materi permainan bebentengan.
Menekankan kepada siswa agar bersikap sportif saat bermain dan saling bekerjasama dengan sesame teman.
Permainan tradisional bebentengan.
Permainan inti dan bertujuan untuk
meningkatkan nilai kerjasama dan sportivitas.
Siswa dibagi menjadi 4 kelompok. 1 kelompok terdiri dari 8-10 siswa.
Kapten dari kelompok melakukan hompimpa untuk menentukan siapa lawan kelompoknya.
Penentuan jarak (ngawahan).
Permaianan diawali dengan salah satu pemain yang (ngawahan) atau mendekat pada benteng lawan untuk kemudian dikejar.
Siswa harus benar-benar menginjak tanda jarak (ngawahan) sebelum akhirnya dikejar lawan.
(28)
55
terkena sentuhan maka pemain tersebut menjadi tawanan musuhnya dan bisa diselamatkan oleh rekannya dengan
menyentuhnya kembali.
Permainan di akhiri oleh peluit guru.
observasi Mengamati
dan
menyelidiki hal-hal yang harus di benahi saat penelitian berlangsung.
Mengamati proses pembelajaran dan sekaligus mengevaluasi perilaku siswa sesuai dengan target yang akan dicapai.
Menuliskan hal-hal yang berkaitan dengan nilai kerjasama dan sportivitas pada lembar observasi.
Memberi penilaian pada lembar observasi.
Refleksi Mengevaluasi
secara keseluruhan proses dalam satu siklus dan menentukan tindakan selanjutnya.
Mengevaluasi hasil yang didapat pada lembar observasi.
Berdiskusi bersama guru dan pengamat terhadap hal-hal yang diteliti yaitu kerjasama dan sportivitas saat pembelajaran
berlangsung.
Merencanakan tindakan selanjutnya apabila hasil penelitian dalam siklus 1 tindakan 2 tidak berhasil, dan membuat perencanaan yang lebih baik lagi.
(29)
56
Siklus II
Tabel 3.4
Tabel Siklus ll tindakan l
TREATMENT/TIN DAKAN
TUJUAN PELAKSANAAN
Perencanaan Untuk
memudahkan peneliti dalam merencanakan dan melaksanakan penelitian
Mempersiapkan sumber belajar
Mempersiapkan RPP
Mempersiapkan peralatan dan lapangan bermain
Membuat lembar observasi
Pelaksanaan ( kegiatan pendahuluan , inti dan akhir ) Memberikan materi kepada siswa dalam rangka meneliti dan menyelidiki hal-hal yang terjadi dilapangan.
Memberikan materi pembelajaran yang berkaitan dengan hal-hal yang akan di teliti.
Permainan ucing baledog.
Agar siswa melakukan pemanasan yang bertujuan untuk meningkatkan nilai kerjasama dan sportivitas.
Siswa dikumpulkan dan guru menjelaskan peraturan permainan ucing baledog.
Guru menunjuk dua orang siswa untuk menjadi kucing.
Siswa yang menjadi kucing harus saling mengoper bola dan berusaha mengejar siswa lain dan melemparkan bola itu ke tubuh siswa.
Apabila terkena sentuhan bola maka siswa tersebut menjadi rekan si kucing.
Permainan berakhir sampai semua siswa
(30)
57
menjadi kucing.
Permainan tradisional boy-boyan.
Permainan inti dan bertujuan untuk
meningkatkan nilai kerjasama dan sportivitas.
Guru menjelaskan peraturan permainan boy-boyan secara jelas.
Siswa dibagi menjadi 4 kelompok. 1 kelompok terdiri dari 8-10 siswa.
Kapten dari kelompok melakukan hompimpa untuk menentukan siapa lawan kelompoknya.
Permainan diawali dengan menentukan kelompok penyerang dan penjaga.
Permainan dimulai dengan melempar
tumpukan genting dan bila terkena maka tim penjaga akan mengambil bola dan berusaha untuk
melemparkan bolanya pada lawan.
Secara bersamaan tim penyerang juga harus rekontrkusi ulang tumpukan genting.
observasi Mengamati
dan
menyelidiki hal-hal yang harus di benahi saat penelitian berlangsung.
Mengamati proses pembelajaran dan sekaligus mengevaluasi perilaku siswa sesuai dengan target yang akan dicapai.
Menuliskan hal-hal yang berkaitan dengan nilai kerjasama dan sportivitas pada lembar observasi.
Memberi penilaian pada lembar observasi.
(31)
58
secara keseluruhan proses dalam satu siklus dan menentukan tindakan selanjutnya.
didapat pada lembar observasi.
Berdiskusi bersama guru dan pengamat terhadap hal-hal yang diteliti yaitu kerjasama dan sportivitas saat pembelajaran
berlangsung.
Merencanakan tindakan selanjutnya apabila hasil penelitian dalam siklus 2 tidak berhasil, dan membuat perencanaan yang lebih baik lagi.
Siklus II Tindakan II
Tabel 3.5
Tabel Siklus ll tindakan lI
TREATMENT/TIN DAKAN
TUJUAN PELAKSANAAN
Perencanaan Untuk
memudahkan peneliti dalam merencanakan dan melaksanakan penelitian
Mempersiapkan sumber belajar
Mempersiapkan RPP
Mempersiapkan peralatan dan lapangan bermain
Membuat lembar observasi
Pelaksanaan ( kegiatan pendahuluan , inti dan akhir ) Memberikan materi kepada siswa dalam rangka meneliti dan menyelidiki hal-hal yang terjadi dilapangan.
Memberikan materi pembelajaran yang berkaitan dengan hal-hal yang akan di teliti.
Permainan jala ikan.
Agar siswa melakukan pemanasan
Siswa dikumpulkan dan guru menjelaskan peraturan permainan.
(32)
59
yang bertujuan untuk
meningkatkan nilai kerjasama dan sportivitas.
Guru menunjuk dua orang siswa untuk menjadi jala ikan
Siswa yang menjadi jala ikan harus saling
memegang tangannya sesame jala dan berusaha mengejar siswa lain yang menjadi ikan
Apabila ikan sudah terkena sentuhan jala maka ikan tersebut menjadi jala
Permainan berakhir sampai semua ikan menjadi jala
Permainan tradisional boy-boyan.
Permainan inti dan bertujuan untuk
meningkatkan nilai kerjasama dan sportivitas.
Guru menjelaskan peraturan permainan boy-boyan secara jelas.
Siswa dibagi menjadi 4 kelompok. 1 kelompok terdiri dari 8-10 siswa.
Kapten dari kelompok melakukan hompimpa untuk menentukan siapa lawan kelompoknya.
Permainan diawali dengan menentukan kelompok penyerang dan penjaga.
Permainan dimulai dengan melempar
tumpukan genting dan bila terkena maka tim penjaga akan mengambil bola dan berusaha untuk
melemparkan bolanya pada lawan.
Secara bersamaan tim penyerang juga harus rekontrkusi ulang
(33)
60
tumpukan genting.
observasi Mengamati
dan
menyelidiki hal-hal yang harus di benahi saat penelitian berlangsung.
Mengamati proses pembelajaran dan sekaligus mengevaluasi perilaku siswa sesuai dengan target yang akan dicapai.
Menuliskan hal-hal yang berkaitan dengan nilai kerjasama dan sportivitas pada lembar observasi.
Memberi penilaian pada lembar observasi.
Refleksi Mengevaluasi
secara keseluruhan proses dalam satu siklus dan menentukan tindakan selanjutnya.
Mengevaluasi hasil yang didapat pada lembar observasi.
Berdiskusi bersama guru dan pengamat terhadap hal-hal yang diteliti yaitu kerjasama dan sportivitas saat pembelajaran
berlangsung.
Merencanakan tindakan selanjutnya apabila hasil penelitian dalam siklus 2 tidak berhasil, dan membuat perencanaan yang lebih baik lagi.
Siklus III Tindakan I
Tabel 3.6
Tabel Siklus llI tindakan I
TREATMENT/TIN DAKAN
TUJUAN PELAKSANAAN
Perencanaan Untuk
memudahkan peneliti dalam merencanakan
Mempersiapkan sumber belajar
Mempersiapkan RPP
(34)
61
dan
melaksanakan penelitian
dan lapangan bermain
Membuat lembar observasi
Pelaksanaan ( kegiatan pendahuluan , inti dan akhir ) Memberikan materi kepada siswa dalam rangka meneliti dan menyelidiki hal-hal yang terjadi dilapangan.
Memberikan materi pembelajaran yang berkaitan dengan hal-hal yang akan di teliti yaitu kerjasama dan sportivitas.
Permainan ucing baledog
Agar siswa melakukan pemanasan yang bertujuan untuk meningkatkan nilai kerjasama dan sportivitas.
Siswa dikumpulkan dan guru menjelaskan peraturan permainan ucing baledog.
Guru menunjuk dua orang siswa untuk menjadi kucing.
Siswa yang menjadi kucing harus saling mengoper bola dan berusaha mengejar siswa lain dan melemparkan bola itu ke tubuh siswa.
Apabila terkena sentuhan bola maka siswa tersebut menjadi rekan si kucing.
Permainan berakhir sampai semua siswa menjadi kucing. Permainan tradisional kasti ( modifikasi peraturan).
Permainan inti dan bertujuan untuk
meningkatkan nilai kerjasama dan sportivitas.
Guru menjelaskan secara rinci peraturan permainan kasti.
Siswa dibagi menjadi 3-4 kelompok. 1 kelompok terdiri dari 10-12 siswa.
Kapten dari kelompok melakukan hompimpa untuk menentukan siapa
(35)
62
lawan kelompoknya.
Permainan dimulai dengan waktu 20menit dalam satu pertandingan.
Tim yang memiliki poin lebih tinggi maka itulah pemenangnya dan boleh bermain lagi dengan tim lain yang menang.
Permainan di akhiri oleh peluit guru.
observasi Mengamati
dan
menyelidiki hal-hal yang harus di benahi saat penelitian berlangsung.
Mengamati proses pembelajaran dan sekaligus mengevaluasi perilaku siswa sesuai dengan target yang akan dicapai.
Menuliskan hal-hal yang berkaitan dengan nilai kerjasama dan sportivitas pada lembar observasi.
Memberi penilaian pada lembar observasi.
Refleksi Mengevaluasi
secara keseluruhan proses dalam satu siklus dan menentukan tindakan selanjutnya.
Mengevaluasi hasil yang didapat pada lembar observasi.
Berdiskusi bersama guru dan pengamat terhadap hal-hal yang diteliti yaitu kerjasama dan sportivitas saat pembelajaran
berlangsung.
Merencanakan tindakan selanjutnya apabila hasil penelitian dalam siklus 2 tindakan 2 tidak berhasil, dan membuat perencanaan yang lebih baik lagi.
(36)
63
Siklus III Tindakan II
Tabel 3.7
Tabel Siklus llI tindakan II
TREATMENT/TIN DAKAN
TUJUAN PELAKSANAAN
Perencanaan Untuk
memudahkan peneliti dalam merencanakan dan melaksanakan penelitian
Mempersiapkan sumber belajar
Mempersiapkan RPP
Mempersiapkan peralatan dan lapangan bermain
Membuat lembar observasi
Pelaksanaan ( kegiatan pendahuluan , inti dan akhir ) Memberikan materi kepada siswa dalam rangka meneliti dan menyelidiki hal-hal yang terjadi dilapangan.
Memberikan materi pembelajaran yang berkaitan dengan hal-hal yang akan di teliti yaitu kerjasama dan sportivitas.
Permainan ucing jongkok.
Agar siswa melakukan pemanasan yang bertujuan untuk meningkatkan nilai kerjasama dan sportivitas.
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok besar yang sama rata.
Salah satu siswa ditunjuk sebagai kucing dengan cara hompimpa.
Cara permainannya yaitu kucing harus mengejar siswa lain dan siswa yang terkena sentuhan kucing makan siswa tersebut menjadi teman kucing.
Permainan dimulai saat guru meniup peluit dan di akhiri dengan tiupan peluit guru selanjutnya.
Permainan ucing
Agar siswa melakukan
Siswa dikumpulkan dan guru menjelaskan
(37)
64
baledog pemanasan
yang bertujuan untuk meningkatkan nilai kerjasama dan sportivitas. peraturan permainan ucing baledog.
Guru menunjuk dua orang siswa untuk menjadi kucing.
Siswa yang menjadi kucing harus saling mengoper bola dan berusaha mengejar siswa lain dan melemparkan bola itu ke tubuh siswa.
Apabila terkena sentuhan bola maka siswa tersebut menjadi rekan si kucing.
Permainan berakhir sampai semua siswa menjadi kucing.
Permainan tradisional kasti.
Permainan inti dan bertujuan untuk
meningkatkan nilai kerjasama dan sportivitas.
Guru menjelaskan secara rinci peraturan permainan kasti.
Siswa dibagi menjadi 3-4 kelompok. 1 kelompok terdiri dari 10-12 siswa.
Kapten dari kelompok melakukan hompimpa untuk menentukan siapa lawan kelompoknya.
Permainan dimulai dengan waktu 20menit dalam satu pertandingan.
Tim yang memiliki poin lebih tinggi maka itulah pemenangnya dan boleh bermain lagi dengan tim lain yang menang.
Permainan di akhiri oleh peluit guru.
observasi Mengamati
dan
menyelidiki
Mengamati proses pembelajaran dan sekaligus mengevaluasi
(38)
65
hal-hal yang harus di benahi saat penelitian berlangsung.
perilaku siswa sesuai dengan target yang akan dicapai.
Menuliskan hal-hal yang berkaitan dengan nilai kerjasama dan sportivitas pada lembar observasi.
Memberi penilaian pada lembar observasi.
Refleksi Mengevaluasi
secara keseluruhan proses dalam satu siklus dan menentukan tindakan selanjutnya.
Mengevaluasi hasil yang didapat pada lembar observasi.
Berdiskusi bersama guru dan pengamat terhadap hal-hal yang diteliti yaitu kerjasama dan sportivitas saat pembelajaran
berlangsung.
Merencanakan tindakan selanjutnya apabila hasil penelitian dalam siklus 2 tindakan 2 tidak berhasil, dan membuat perencanaan yang lebih baik lagi.
F. Instrumen Penelitian
Menurut Yusuf (2011, hlm 39) mengemukakan bahwa “instrumen adalah alat bantu untuk mengumpulkan informasi, melakukan pengukuran, atau mengumpulkan data”. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa instrument, yaitu :
1. Observasi
Lembar observasi merupakan salah satu alat pengamatan yang digunakan untuk mengamati, melihat dan menilai aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung terkait dengan hal yang akan diteliti. Lembar observasi juga digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa dan sebagai bahan refleksi untuk pembelajaran berikutnya. Observasi dilakukan bersama guru
(39)
66
pamong yang bersangkutan, dengan menggunakan lembar observasi sebagai pedoman penilaiannya, dan dilakukan disetiap siklusnya.
Tugas penilaian memberi tanda ceklis (√) dalam kolom rentan nilai. Sugiyono (2010, hlm. 170) bahwa “sekala nilai dibawah menggunakan kategori baik, sedang dan kurang”. Bentuk-bentuk instrumennya dijabarkan melalui lembar observasi aktivitas siswa yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut:
(Tabel 3.8 & 3.9)
Lembar Observasi Nilai-nilai Kerjasama
LEMBAR OBSERVASI KERJASAMA kriteria
No Aspek yang di observasi
Indikator 1 2 3
1 Kerjasama mencapai tujuan
a. Berinteraksi sesama kawan b. Kompak dalam mengatur
strategi
c. Bertanggung jawab bersama dalam menyelesaikan masalah
2 Memotivasi orang lain
a. Membantu teman yang kesulitan
b. Memberi dukungan kepada teman
Lembar Observasi Nilai-nilai Sportivitas
LEMBAR OBSERVASI SPORTIVITAS kriteria
no Aspek yang di observasi
Indikator 1 2 3
1 Patuh pada peraturan
a. Mematuhi peraturan yang dibuat
b. Melaksanakan peraturan yang disepakati
2 Jujur dan adil a. Tidak mencoba berbuat curang b. Menyadari kesalahan yang
diperbuat
3 Hormat a. Menghargai keputusan guru
Keterangan : 3 = Baik, 2 = Cukup, 1= Kurang
P =
(40)
67
Keterangan :
P = Nilai Persentase (%) Σ = Jumlah
F = Skor siswa yang diperoleh N = Jumlah Siswa
K = Jumlah Skor Maksimal 100% = Bilangan tetap
Sudjana (2012, hlm. 129)
2. Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan salah satu alat yang dibutuhkan dalam penelitian tindakan kelas, karena catatan lapangan ini berfungsi untuk mendeskripsikan hal-hal apa saja yang terjadi saat proses penelitian atau proses pembelajaran berlangsung. Format catatan lapangan berfungsi untuk mengamati proses perilaku siswa saat melaksanakan pembelajaran. Catatan lapangan diisi oleh observer, dan setelah pembelajaran berlangsung observer tersebut akan memberi hasil observasinya kepada peneliti terkait hal-hal apasaja yang terjadi pada saat aktivitas pembelajaran berlangsung. Adapun format catatan lapangan yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut :
(Tabel 3.10) Catatan Lapangan
Hari/Tanggal :
Tempat :
Kompetensi Dasar :
SIKLUS :
masalah yang muncul alternatif pemecahan masalah
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
(41)
68
3. Rekaman Foto
Rekaman foto digunakan untuk menyimpan momen-momen saat peneletian berlangsung dan juga sebagai bukti bahwa peneliti benar-benar melakukan penelitian yang jujur. Rekaman foto ini juga berfungsi sebagai alat yang menggambarkan situasi dan kondisi yang terjadi dikelas maupun dilapangan saat melasanakan aktivitas pembelajaran berlangsung, sehingga laporan yang diberikan menjadi akurat dan dapat dipertanggung jawabkan.
4. Indikator Keberhasilan
Adapun yang menjadi indikator kinerja dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah bila minimal 75% kemampuan siswa yang menjadi objek penelitian sudah dapat meningkat terkait nilai-nilai kerjasama dan sportivitasnya.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang ditempuh untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian, sehingga dapat menjawab masalah dalam penelitian. Cara yang ditempuh dalam pengumpulan data juga memiliki berbagai teknik sesuai dengan kebutuhan penelitian itu sendiri.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi. Observasi atau pengamatan langsung dalam penelitian ini disusun berdasarkan praobservasi yang akan dilakukan pada semester awal proses kegiatan belajar mengajar disekolah. Pra observasi dilakukan dengan cara mengamati siswa saat mengikuti pembelajaran permainan tradisional sebelum kegiatan penelitian dilaksanakan. Jenis observasi yang dilakukan peneliti yaitu observasi partisipatif yaitu peneliti ikut serta bersama subjek yang akan diteliti.
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang akan dilakukan adalah menggunakan teknik analisis data kuantitatif dalam bentuk persentase. Secara garis besar kegiatan analisi data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Pengolahan dan Penafsiran Data
Pengolahan dan penafsiran data dilakukan pada proses penelitian dan hasil dokumentasi selama pelaksanaan penelitian di lapangan, yaitu berupa hasil lembar
(42)
69
observasi, hasil pengamatan dan dokumentasi gambar serta berbagai data pendukung lainnya yang digunakan. Kemudiaan data yang diperoleh di tafsirkan dalam bentuk kalimat atau kata-kata berupa kategori, serta dijelaskan melalui table hasil penelitian.
b. Hasil Analisis Data
Dari data hasil penelitian, penulis melakukan pencocokkan, yang kemudian didiskusikan dengan observer, serta dilakukan konfirmasi terhadap sample. Untuk keabsahan data,penulis mengumpulkan berbagai informasi dari berbagai sumber untuk mencocokan kevalidan data.
c. Rekomendasi Selama Proses Penelitian
Dalam hal ini peneliti mengacu pada hasil analisis data yang ad, yang selanjutnya dicocokan dengan data yang diperoleh selama dilapangan. Hasil dari pencocokan ini digunakan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian, yang akhirnya menjadi sebuah kesimpulandari penelitian yang dilaksanakan. Kesimpulan ini diharapkan diharapkan mampu memberi kontribusi positif bagi guru dan siswa, terutama dalam upaya meningkatkan nilai-nilai kerjasama dan sportivitas siswa.
d. Diskusi Hasil Temuan
Dalam diskusi hasil temuan penelitian, peneliti dan observer mengemukakan persoalan-persoalan atau masalah yang terdapat dalam proses observasi, yang kemudian dicari dan ditemukan penyelesaiannya untuk memperbaiki kekurangan dan meningkatkan nilai hasil belajar.
(43)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil penelitian ini berdasarkan hasil analisis data penelitian yang penulis teliti terbukti bahwa permainan tradisional memberikan peningkatan yang baik terhadap nilai-nilai kerjasama dan sportivitas siswa, hal ini tercapai setelah dilakukan selama tiga siklus yang setiap tindakannya terdiri dari dua tindakan dalam pembelajaran pendidikan jasmani pada siswa kelas V SDN Cisitu 2 Bandung.
Disetiap tindakannya, menunjukan adanya peningkatan nilai-nilai kerjasama dan sportivitas siswa, terlihat dari sikap-sikap siswa yang mengalami perubahan yang lebih baik, terjalinnya interaksi yang baik dengan kawan ataupun lawan, tolong menolong, saling memberi dukungan dan menaati peraturan yang dibuat oleh guru. Yang terpenting dari penelitian ini adalah siswa mampu memahami dan menerapkan pentingnya nilai-nilai kerjasama dan sportivitas dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang penulis teliti terbukti bahwa dengan menerapkan permainan tradisional mampu memberikan pengaruh terhadap peningkatan nilai-nilai kerjasama dan sportivitas siswa kelas V SD Negeri Cisitu 2 Bandung. Dalam hal ini hampir seluruh siswa dapat memahami dan mengetahui apa yang diberikan oleh guru sebagai peneliti dan tidak mengalami kejenuhan dalam pembelajaran pendidikan jasmani, serta tercipta saat mereka belajar dalam suasana yang menyenangkan dan mereka senang untuk belajar.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa hal yang akan penulis sampaikan sebagai masukan dan saran sebagai berikut:
1. Dalam pemberian materi pembelajaran hendaknya diberikan secara bertahap dari yang termudah sampai yang tersulit.
(44)
108
2. Pada saat melaksanakan pembelajaran hendaknya menggunakan strategi yang sesuai dengan karakter siswa dan lingkungannya, dan menggunakan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa.
3. Kepada para guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, hasil penelitian ini membuktikan bahwa pentingnya memberikan pembelajaran permainan tradisional kepada siswa karena permainan tradisional mampu meningkatkan nilai-nilai sosial terutama kerjasama dan sportivitas siswa kearah yang lebih baik. Permainan tradisional harus dikenalkan kepada anak sejak dini agar dapat terus lestari dan tidak di lupakan begitu saja.
4. Bagi sekolah diharapkan dapat memberikan berbagai dukungan terhadap proses pembelajaran pendidikan jasmani, sehingga proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik. Karena untuk dapat mencapai keberhasilan dalam pembelajaran perlu dukungan oleh semua pihak.
(45)
DAFTAR PUSTAKA
Abduljabar dan Darajat, (2013). Aplikasi Statistika dalam Penjas. Bandung: UPI Abduljabar, B. (2011). Pedagogi Olahraga: seri konsep dan pendekatan
pengajaran. Bandung: UPI.
Aqib Zainal, (2006). Metode Penelitian Tindakan Kelas. PT. Yrama Wydia Bahagia, Y (2010). Permainan Invasi. Bandung: UPI
Bandura, A., (1989). Human Agency In Social Cognitive Theory. American Psycologist 44(9):1175.
Beller, J. M. & Stoll, S. K. (1993). Sportmanship: An Antiquated Concept. (Journal of Physical Education, Recreation & Dance)
Hidayat, Y. (2011). Penulisan Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. FPOK UPI: Bandung.
Husdrata, (2013). Perencanaan Pembelajaran dalam Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Bandung Alfabeta
Husna, (2009). Permainan Tradisional Indonesia untuk Kreatifitas, Ketangkasan, dan keakraban. Andi Yogyakarta.
Juliantine T. dkk. (2011). Model-model Pembelajaran Pendidikan Jasmani. FPOK UPI: Bandung.
Juliantine, T. (2013) Model-model Pembelajaran dalam Pendidikan Jasmani.
FPOK UPI: Bandung.
Kusmaedi & Husdrata (2004) Pertumbuhan dan Perkembangan Sepanjang Rentan Kehidupan. Bandung UPI.FPOK
Lutan, R.(2001). Olahraga dan Etika Fair Play. Jakarta: Depdiknas. Lutan, Rusli (2000). Strategi Belajar Mengajar Penjaskes. DEPDIKNAS Lutan, Rusli (2007). Penelitian Pendidikan dalam Olahraga. Bandung. FPOK
(46)
110
Mahendra, Agus.(2009).Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani.Bandung Megawangi (2006) Pendidikan Karakter. Jakarta. Yayasan Obor
Panen, Paulina, dkk. (2005). Belajar dan Pembelajaran 1. Jakarta: Universitas Terbuka.
Saputra, Yudha. 2005. Pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan Ketrampilan Anak TK. Jakarta: DEPDIKNAS
Siagawati, dkk. (2006). Mengungkapkan Nilai-nilai dalam Permainan Tradisional Gobak Sodor. Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta: Fakultas Psikologi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & RND. Bandung: Alfabeta
Sudjana, N. (2012). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya
Suherman, A. (2001). Evaluasi Pendidikan Jasmani. Jakarta Departemen Pendidikan Nasional.
Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara. Sukintaka, (1992). Teori Bermain. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Sumadi Suryabrata. 1982. Perkembangan Individu. Jakarta : Rajawali.
Suparlan, Ajang, dkk. (2010). Permainan Bola Kecil. FPOK UPI: Bandung. Surakhmad, (1990). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung:UPI
Uhamisastra (2010) Permainan Tradisional. UPI BANDUNG UPI (2014) Buku Panduan PPL Kependidikan– Banduung UPI, (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. UPI:Bandung
(47)
111
Sumber Internet
Davis. (2006). Indikator kerjasama. [Online]. Tersedia
Dewi,http://indicator,kerjasama.com Diakses pada 11 Mei 2015 Pukul 09.20 WIB
Fairplay dalam Olahraga, http://frestianguntaraabdi.blogspot.com/2013/07/fair-play-dalam-olahraga.html. diakses pada 11 mei 2015 pukul 21.00 WIB
Kusnadi. H.(2012). Pengertian Kerjasama.[Online]. Tersedia
dihttp://idshoovng.com 1943506-pengertian-kerja-sama.diaksespada 12 mei 2015 pukul 114.20
Padmuji (1985) Kumpulan teori kerjasama http://al-bantany-112./kumpulan-teori-kerjasama.html. Diakses pada 14 september 2015 Pukul 15.00 WIB
Pengertian Kasti, http://gpswisataindonesia.blogspot.com/2015/05/permainan-tradisional-kasti.html. diakses pada 11 mei 2015 pukul 18.19 WIB
Sportivitas Olahraga, http://frestianguntaraabdi.blogspot.com/2013/07/fair-play-dalam-olahraga.html.diakses. Diakses pada 11 mei 2015 pukul 18.19 WIB Teori kerjasama, http://imadiklus.com/teori-kerjasama-dan-persaingan-kelompok/
(1)
69
observasi, hasil pengamatan dan dokumentasi gambar serta berbagai data pendukung lainnya yang digunakan. Kemudiaan data yang diperoleh di tafsirkan dalam bentuk kalimat atau kata-kata berupa kategori, serta dijelaskan melalui table hasil penelitian.
b. Hasil Analisis Data
Dari data hasil penelitian, penulis melakukan pencocokkan, yang kemudian didiskusikan dengan observer, serta dilakukan konfirmasi terhadap sample. Untuk keabsahan data,penulis mengumpulkan berbagai informasi dari berbagai sumber untuk mencocokan kevalidan data.
c. Rekomendasi Selama Proses Penelitian
Dalam hal ini peneliti mengacu pada hasil analisis data yang ad, yang selanjutnya dicocokan dengan data yang diperoleh selama dilapangan. Hasil dari pencocokan ini digunakan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian, yang akhirnya menjadi sebuah kesimpulandari penelitian yang dilaksanakan. Kesimpulan ini diharapkan diharapkan mampu memberi kontribusi positif bagi guru dan siswa, terutama dalam upaya meningkatkan nilai-nilai kerjasama dan sportivitas siswa.
d. Diskusi Hasil Temuan
Dalam diskusi hasil temuan penelitian, peneliti dan observer mengemukakan persoalan-persoalan atau masalah yang terdapat dalam proses observasi, yang kemudian dicari dan ditemukan penyelesaiannya untuk memperbaiki kekurangan dan meningkatkan nilai hasil belajar.
(2)
Hartomi Jiwanjaya, 2015
UPAYA MENINGKATKAN NILAI-NILAI KERJASAMA DAN SPORTIVITAS MELALUI PENERAPAN PERMAINAN TRADISIONAL
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil penelitian ini berdasarkan hasil analisis data penelitian yang penulis teliti terbukti bahwa permainan tradisional memberikan peningkatan yang baik terhadap nilai-nilai kerjasama dan sportivitas siswa, hal ini tercapai setelah dilakukan selama tiga siklus yang setiap tindakannya terdiri dari dua tindakan dalam pembelajaran pendidikan jasmani pada siswa kelas V SDN Cisitu 2 Bandung.
Disetiap tindakannya, menunjukan adanya peningkatan nilai-nilai kerjasama dan sportivitas siswa, terlihat dari sikap-sikap siswa yang mengalami perubahan yang lebih baik, terjalinnya interaksi yang baik dengan kawan ataupun lawan, tolong menolong, saling memberi dukungan dan menaati peraturan yang dibuat oleh guru. Yang terpenting dari penelitian ini adalah siswa mampu memahami dan menerapkan pentingnya nilai-nilai kerjasama dan sportivitas dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang penulis teliti terbukti bahwa dengan menerapkan permainan tradisional mampu memberikan pengaruh terhadap peningkatan nilai-nilai kerjasama dan sportivitas siswa kelas V SD Negeri Cisitu 2 Bandung. Dalam hal ini hampir seluruh siswa dapat memahami dan mengetahui apa yang diberikan oleh guru sebagai peneliti dan tidak mengalami kejenuhan dalam pembelajaran pendidikan jasmani, serta tercipta saat mereka belajar dalam suasana yang menyenangkan dan mereka senang untuk belajar.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa hal yang akan penulis sampaikan sebagai masukan dan saran sebagai berikut:
1. Dalam pemberian materi pembelajaran hendaknya diberikan secara bertahap dari yang termudah sampai yang tersulit.
(3)
108
Hartomi Jiwanjaya, 2015
UPAYA MENINGKATKAN NILAI-NILAI KERJASAMA DAN SPORTIVITAS MELALUI PENERAPAN PERMAINAN TRADISIONAL
2. Pada saat melaksanakan pembelajaran hendaknya menggunakan strategi yang sesuai dengan karakter siswa dan lingkungannya, dan menggunakan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa.
3. Kepada para guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, hasil penelitian ini membuktikan bahwa pentingnya memberikan pembelajaran permainan tradisional kepada siswa karena permainan tradisional mampu meningkatkan nilai-nilai sosial terutama kerjasama dan sportivitas siswa kearah yang lebih baik. Permainan tradisional harus dikenalkan kepada anak sejak dini agar dapat terus lestari dan tidak di lupakan begitu saja.
4. Bagi sekolah diharapkan dapat memberikan berbagai dukungan terhadap proses pembelajaran pendidikan jasmani, sehingga proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik. Karena untuk dapat mencapai keberhasilan dalam pembelajaran perlu dukungan oleh semua pihak.
(4)
Hartomi Jiwanjaya, 2015
UPAYA MENINGKATKAN NILAI-NILAI KERJASAMA DAN SPORTIVITAS MELALUI PENERAPAN PERMAINAN TRADISIONAL
DAFTAR PUSTAKA
Abduljabar dan Darajat, (2013). Aplikasi Statistika dalam Penjas. Bandung: UPI Abduljabar, B. (2011). Pedagogi Olahraga: seri konsep dan pendekatan
pengajaran. Bandung: UPI.
Aqib Zainal, (2006). Metode Penelitian Tindakan Kelas. PT. Yrama Wydia Bahagia, Y (2010). Permainan Invasi. Bandung: UPI
Bandura, A., (1989). Human Agency In Social Cognitive Theory. American Psycologist 44(9):1175.
Beller, J. M. & Stoll, S. K. (1993). Sportmanship: An Antiquated Concept. (Journal of Physical Education, Recreation & Dance)
Hidayat, Y. (2011). Penulisan Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. FPOK UPI: Bandung.
Husdrata, (2013). Perencanaan Pembelajaran dalam Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Bandung Alfabeta
Husna, (2009). Permainan Tradisional Indonesia untuk Kreatifitas, Ketangkasan, dan keakraban. Andi Yogyakarta.
Juliantine T. dkk. (2011). Model-model Pembelajaran Pendidikan Jasmani. FPOK UPI: Bandung.
Juliantine, T. (2013) Model-model Pembelajaran dalam Pendidikan Jasmani.
FPOK UPI: Bandung.
Kusmaedi & Husdrata (2004) Pertumbuhan dan Perkembangan Sepanjang Rentan Kehidupan. Bandung UPI.FPOK
Lutan, R.(2001). Olahraga dan Etika Fair Play. Jakarta: Depdiknas. Lutan, Rusli (2000). Strategi Belajar Mengajar Penjaskes. DEPDIKNAS Lutan, Rusli (2007). Penelitian Pendidikan dalam Olahraga. Bandung. FPOK
(5)
110
Hartomi Jiwanjaya, 2015
UPAYA MENINGKATKAN NILAI-NILAI KERJASAMA DAN SPORTIVITAS MELALUI PENERAPAN PERMAINAN TRADISIONAL
Mahendra, Agus.(2009).Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani.Bandung Megawangi (2006) Pendidikan Karakter. Jakarta. Yayasan Obor
Panen, Paulina, dkk. (2005). Belajar dan Pembelajaran 1. Jakarta: Universitas Terbuka.
Saputra, Yudha. 2005. Pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan Ketrampilan Anak TK. Jakarta: DEPDIKNAS
Siagawati, dkk. (2006). Mengungkapkan Nilai-nilai dalam Permainan Tradisional Gobak Sodor. Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta: Fakultas Psikologi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & RND. Bandung: Alfabeta
Sudjana, N. (2012). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya
Suherman, A. (2001). Evaluasi Pendidikan Jasmani. Jakarta Departemen Pendidikan Nasional.
Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara. Sukintaka, (1992). Teori Bermain. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Sumadi Suryabrata. 1982. Perkembangan Individu. Jakarta : Rajawali.
Suparlan, Ajang, dkk. (2010). Permainan Bola Kecil. FPOK UPI: Bandung. Surakhmad, (1990). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung:UPI
Uhamisastra (2010) Permainan Tradisional. UPI BANDUNG UPI (2014) Buku Panduan PPL Kependidikan– Banduung UPI, (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. UPI:Bandung
(6)
111
Hartomi Jiwanjaya, 2015
UPAYA MENINGKATKAN NILAI-NILAI KERJASAMA DAN SPORTIVITAS MELALUI PENERAPAN PERMAINAN TRADISIONAL
Sumber Internet
Davis. (2006). Indikator kerjasama. [Online]. Tersedia Dewi,http://indicator,kerjasama.com Diakses pada 11 Mei 2015 Pukul 09.20 WIB
Fairplay dalam Olahraga, http://frestianguntaraabdi.blogspot.com/2013/07/fair-play-dalam-olahraga.html. diakses pada 11 mei 2015 pukul 21.00 WIB Kusnadi. H.(2012). Pengertian Kerjasama.[Online]. Tersedia
dihttp://idshoovng.com 1943506-pengertian-kerja-sama.diaksespada 12 mei 2015 pukul 114.20
Padmuji (1985) Kumpulan teori kerjasama http://al-bantany-112./kumpulan-teori-kerjasama.html. Diakses pada 14 september 2015 Pukul 15.00 WIB
Pengertian Kasti, http://gpswisataindonesia.blogspot.com/2015/05/permainan-tradisional-kasti.html. diakses pada 11 mei 2015 pukul 18.19 WIB
Sportivitas Olahraga, http://frestianguntaraabdi.blogspot.com/2013/07/fair-play-dalam-olahraga.html.diakses. Diakses pada 11 mei 2015 pukul 18.19 WIB Teori kerjasama, http://imadiklus.com/teori-kerjasama-dan-persaingan-kelompok/