PENGARUH MUSEUM EXPERIENCE TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG Survei Pada Wisatawan Nusantara Yang Berkunjung Ke Museum Kereta Api Ambarawa.

(1)

PENGARUH MUSEUM EXPERIENCE TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG

(Survei Pada Wisatawan Nusantara Yang Berkunjung Ke Museum Kereta Api Ambarawa)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pariwisata Program Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata

Oleh

Elsa Dwi Melyanti 0806533

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMASARAN PARIWISATA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


(2)

Pengaruh Museum Experience Terhadap Keputusan Berkunjung (Survei Pada Wisatawan Nusantara yang Berkunjung di Museum Kereta Api

Ambarawa)

Oleh

Elsa Dwi Melyanti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Elsa Dwi Melyanti 2014 Universitas Pendidikan Indonesia


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH MUSEUM EXPERIENCE TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG DI MUSEUM KERETA API AMBARAWA (Survey Terhadap Wisatawan Nusantara Yang Berkunjung Di Museum

Kereta Api Ambarawa)

Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I

RiniAndari, S.Pd.,SE.,Par.,MM NIP. 19810916 200812 2 022

Pembimbing II

Oce Ridwanudin S.E.MM 198104072010121002 Mengetahui

Ketua Program Studi ManajemenPemasaranPariwisata

H.P. DiyahSetyorini, MM NIP. 197610312008122001


(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwaskripsi dengan judul “Pengaruh

Museum Experience Terhadap Keputusan Berkunjung di Museum Kereta

Api Ambarawa(Survei terhadap wisatawan nusantara yang berkunjung di museum kereta api Ambarawa) beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Berdasarkan pernyataan tersebut, saya siap menanggung resikoatau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika-etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhdap keaslian karya saya ini.

Bandung, Februari 2014 yang membuat pernyataan,

Elsa Dwi Melyanti NIM. 0806533


(5)

Elsa Dwi Melyanti, 08006533, Pengaruh Museum Experience Terhadap Keputusan Berkunjung Di Museum Kereta Api Ambarawa (Survei Terhadap Wisatawan Nusantara Yang Berkunjung Di Museum Kereta Api Ambarawa). Skripsi 2014, dibawah bimbingan ibu Rini Andari, S.Pd. SE.Par, MM dan bapak Oce Ridwanudin, MM.

Indonesia memiliki potensi ekonomi terutama di bidang kepariwisataannya. Pariwisata terdiri dari kegiatan orang-orang yang bepergian dari satu tempat ke tempat lain dan tinggal di luar lingkungan biasa mereka selama tidak lebih dari satu tahun berturut-turut untuk bersantai, bisnis, dan untuk tujuan lain. Agar kegiatan pariwisata berjalan dengan baik perlu didukung dengan fasilitas penunjang seperti objek daya tarik wisata, akomodasi perhotelan, restoran, dan biro perjalanan. Semarang merupakan salah satu kota dengan kegiatan pariwisata yang cukup tinggi, hal ini dapat dilihat dari beragamnya atraksi wisata salah satunya adalah wisata museum. Museum kereta api Ambarawa merupakan salah satu museum yang diminati oleh wisatawan mancanegara maupun nusantara karena letaknya yang cukup strategis dan koleksi yang ditawarkan cukup beragam. Masalah yang sedang dihadapi oleh Museum Kereta Api Ambarawa saat ini adalah terjadinya penurunan wisatawan di tahun 2012, hal ini disebabkan karena banyaknya objek wisata yang dibangun baik oleh pihak swasta maupun dari pemerintah. Dengan banyaknya objek wisata baru tentu saja dapat menjadi ancaman bagi museum kereta api ambarawa sendiri. Oleh karena itu pihak museum menerapkan strategi museum experience untuk meningkatkan kembali keputusan berkunjung wisatawan. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh temuan mengenai pelaksanaan museum experience, keputusan berkunjung dan pengaruh dari museum experience terhadap keputusan berkunjung. Objek dalam penelitian ini adalah wisatawan nusantara yang berkunjung di museum kereta api Ambarawa. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dan verifikatif, dan metode yang digunakan adalah explanatory survey dengan teknik sampling systematic random sampling, serta jumlah sampel 100 responden. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik regresi linear berganda dengan alat bantu software komputer SPSS 20 for windows. wawancara dan penyebaran angket sebagai teknik pengumpulan data. Temuan penelitian menunjukan bahwa museum experience dengan dimensi Recreation(X1), Sociabillity(X2), Learning experience (X3),Celebrative experience(X4) mempunyai pengaruh terhadap keputusan berkunjung wisatawan yang terdiri dari pemilihan produk, pemilihan merek, pemilihan saluran distribusi, penentuan waktu berkunjung, dan metode pembayaran yang digunakan.


(6)

ABSTRACT

Elsa Dwi Melyanti, 08006533, The Influence Of Museum Experience Of The Decision Of A

Visit In A Museum Train Ambarawa (Surveying Tourists Visit In A Museum Train Ambarawa ).

A thesis 2014, under the guidance of Rini Andari, S.Pd. SE.Par, MM and Oce Ridwanudin, MM

Indonesia has a lot of economic potential, especially in tourism. Tourism has a definition as a people activity which travelling from one place to another, stay outside their ordinary environtment no more than one year to relax, leisure and another activity which not related to work. In order to run tourism activity properly, it require supporting facilities such as tourist attraction, hotels, restaurants, and travel agent. Semarang is the city with a high activity tourism activity, it seen from much variety of tourist attraction. And the most interesting tourist attraction in Semarang is museum. Museum Kereta Api Ambarawa is the most visited museum by the tourist, it has strategic location and has very complete and diverse museum collections. Museum Kereta Api Ambarawa implement museum experience strategy to increase tourists arrival. The purpose of this research was to look for the findings in museum experience implementation, decision to visit and the impact of museum experience to tourist decision. Object in this research is domestic tourists who visiting Museum Kereta Api Ambarawa. The type of research is descriptive and verification, and this research used explanatory survey method, with systematic random sampling technique, with the samples of 1000 respondents. Data analysis technique used multiple linear regression with SPSS 20 for windows software as a tools. Data collecting technique using interviews and surveys. The research findings that museum experience with Recreation (X1), Sociability (X2), Learning Experience (X3), Celebrate Experience (X4) dimention has an impact to tourist travelling decision which consisting of product selection, brand selection, distribution channel selection, visiting time decision, and payment method used.


(7)

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ...xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 11

1.3 Tujuan Penelitian ... 11

1.4 Manfaat Penelitian ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 13

2.1.1 Museum ... 13

2.1.2 Marketing and strategy of museum ... 14

2.1.2.1 Tactical Marketing ... 15

2.1.2.1.1 Carrying out marketing research ... 18

2.1.2.1.2 Developing attractive offerings ... 18

2.1.2.1.3 Managing marketing communication ... 19

2.1.2.1.4 Setting pricing strategies ... 20

2.1.2.1.5 Managing Marketing Operation ... 21

2.1.3 Museum Experience ... 21

2.1.3.1 Recreation ... 25

2.1.3.2 Sociabillity ... 25


(8)

2.1.3.6 Issued oriented experience ... 27

2.2 Keputusan berkunjung ... 27

2.2.1Proses pengambilan keputusan berkunjung ... 27

2.2.2 Pengertian keputusan berkunjung ... 32

2.2.3 Jenis prilaku berkunjung ... 33

2.2.4 Tipe wisatawan dalam mengambil keputusan ... 34

2.2.5 Peran wisatawan dalam mengambil keputusan ... 35

2.2.6 Jenis keputusan berkunjung ... 36

2.3 Pengaruh museum experience terhadap keputusan berkunjung ... 37

2.4 Orisinilitas penelitian ... 38

2.5 Kerangka pemikiran ... 40

2.6 Hipotesis ... 47

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 49

3.2 Metode Penelitian ... 49

3.3 Operasionalisasi vaiabel ... 51

3.4 Jenis dan sumber data ... 55

3.5 Populasi, sample dan tehnik sampling ... 56

3.5.1 Populasi ... 56

3.5.2 Sampel ... 57

3.5.3 Teknik Sampling ... 58

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 59

3.2.6. Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 59

3.7 Hasil pengujian validitas dan reabilitas ... 60

3.7.1 Hasil pengujian validitas ... 60


(9)

3.8.2 Hipotesis ... 68

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan dan wisatawan museum kereta api Ambarawa ... 75

4.1.1 Profil Perusahaan ... 75

4.1.1.1 Identitas Perusahaan... 75

4.1.1.2 Sejarah Perusahaan ... 75

4.1.1.3 Struktur Organisasi ... 77

4.1.1.4 Produk yang ditawarkan ... 78

4.1.2 Profil wisatawan berdasarkan karakteristik pengalaman, dan penilaian terhadap museum kereta api Ambarawa ... 80

4.1.2.1 Karakteristik wisatawan Berdasarkan jenis kelamin dan usia ... 80

4.1.2.2 Jenis wisatawan Dilihat Dari Pendidikan dan Pekerjaan ... 81

4.1.2.3 Jenis wisatawan Dilihat Dari Sumber Informasi dan Pengalaman ... 83

4.2 Program Strategi museum experience Museum Kereta Api Ambarawa ... 85

4.2.1 Tanggapan wisatawan Terhadap Museum Experience ... 85

4.2.2 Tanggapan wisatawan Terhadap Recreation ... 86

4.2.3 Tanggapan wisatawan Terhadap Sociabillity ... 87

4.2.4 Tanggapan wisatawan Terhadap Learning experience ...88

4.2.4 Tanggapan wisatawan Terhadap Celebrative experience ... 89

4.2.5 Rekapitulasi Hasil Tanggapan wisatawan mengenai museum experience ... 90

4.3 Tanggapan Mengenai Keputusan berkunjung museum kereta api Ambarawa ... 91

4.3.1 Tanggapan Mengenai Keputusan Berkunjung ...91

4.3.2 Keputusan berkunjung Berdasarkan Pemilihan Produk ...92

4.3.3 Keputusan berkunjung Berdasarkan Pemilihan Merek ... 93

4.3.4 Keputusan berkunjung Berdasarkan Pemilihan Saluran Distribusi ... 94


(10)

4.4 hasil Uji Asumsi Variabel ... 97

4.4.1 Pengujian Asumsi Regresi ... 97

4.4.2 Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi ...101

4.4.3 Pengujian Anova ...102

4.4.4 Pengujian Hipotesis dan Signifikansi Secara Parsial (Uji t) ...103

4.4.5 Model Persamaan Regresi Pengaruh museum experience Terhadap Keputusan berkunjung di museum kereta api Ambarawa ... 105

4.5 Implikasi Hasil Penelitian ...106

4.5.1 Temuan yang Bersifat Teoritik ...106

4.5.2 Temuan yang Bersifat Empirik ...106

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan ...108

5.2 Rekomendasi ...109 DAFTAR PUSTAKA


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kunjungan Wisatawan mancanegara di Indonesia ...2

Tabel 1.2 Rata-rata pendapatan dari sektor pariwisata Indonesia ...3

Tabel 1.3 Jumlah wisatawan di kota semarang ...4

Tabel 1.4 Jenis-jenis wisata di Semarang ...6

Tabel 1.5 Jumlah kunjungan wisatawan di Museum Kereta Api Ambarawa ...8

Tabel 1.6 Daerah tujuan wisata baru di Semarang...8

Tabel 1.7 Program Museum Experience di Museum Kereta Api Ambararawa...9

Tabel 2.1 Taxonomy of museum offering ... 19

Tabel 2.2 kebijakan museum ... 21

Tabel 2.3 Jenis keputusan berkunjung ... 37

Tabel 2.4 Orisinilitas penelitian ... 38

Tabel 3.1 Operasionalisasi variabel ... 52

Tabel 3.2 Jenis dan sumber data ... 56


(12)

Tabel 4.1 Karakteristik wisatawan dilihat dari jenis kelamin dan umur ... 80

Tabel 4.2 Jenis wisatawan Berdasarkan Pendidikan dan pekerjaan ... 82

Tabel 4.3 Jenis wisatawan Berdasarkan informasi dan pengalaman ... 84

Tabel 4.4 Tanggapan wisatawan Terhadap Recreation ... 86

Tabel 4.5 Tanggapan wisatawan terhadapSociabillity ... 88

Tabel 4.6 Tanggapan wisatawan terhadapLearning Experience ... 89

Tabel 4.7 Tanggapan wisatawan terhadapCelebrative Experience ... 90

Tabel 4.8 Rekapitulasi Tanggapan wisatawan museum kereta api Ambarawa Mengenai Program museum experience ... 91

Tabel 4.9 Tanggapan wisatawan terhadapPemilihan Produk ... 92

Tabel 4.10 Tanggapan wisatawan terhadapPemilihan Merk ... 93

Tabel 4.11 Tanggapan wisatawan terhadapPemilihan Distribusi ... 94

Tabel 4.12 Tanggapan wisatawan terhadapPemilihan Waktu Berkunjung ... 94

Tabel 4.13Tanggapan wisatawan terhadapPemilihan Metode Pembayaran ... 95

Tabel 4.14 Rekapitulasi Tanggapan wisatawan museum kereta api Ambarawa Terhadap Keputusan berkunjung ... 96

Tabel 4.15 Uji Multikolinearitas ...100

Tabel 4.16 koefisiensi kolerasi ...101

Tabel 4.17 Output Pengaruh Museum experience Terhadap Keputusan berkunjung museum kereta api Ambarawa ...102

Tabel 4.18 Output Tabel Annova ...103

Tabel 4.19 Output Analisis Koefisien Regresi ...104


(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Degree of design and orchestration of museum experience ... 23

Gambar 2.2 Lima tahap keputusan berkunjung ... 28

Gambar 2.3 Tahapan antara evaluasi alternative dengan keputusan berkunjung ... 31

Gambar 2.4 Kerangka pemikiran ... 44

Gambar 2.5 Paradigma penelitian ... 47

Gambar 3.1 Regresi berganda ... 71


(14)

Gambar 4.4 Jenis wisatawan Berdasarkan Sumber Informasi dan Pengalaman ... 84

Gambar 4.5 Histogram Dependent Variabel ... 97

Gambar 4.6 Normal Probability Plot ... 98


(15)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Pertumbuhuan pariwisata saat ini merupakan bentuk nyata dari perjalanan sebuah bisnis global yang memang sangat menjanjikan karena pertumbuhan pariwisata itu sendiri mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dunia yang dihasilkan dari pergerakan wisatawannya. Dengan adanya Globalisasi, tentu adanya persaingan antar sesama individu bahkan antar negara. Persaingan yang ada salah satunya persaingan dalam Pariwisata.

Setiap negara tentunya memiki destinasi yang mempunyai daya tarik dan daya saing yang berbeda. Pendeskripsian daya saing destinasi antar negara dapat dilihat pada pernyataan bahwa Singapura menduduki peringkat pertama dengan indeks daya saing 71,73%, Malaysia dengan indeks daya saing sebesar 56,83%, Thailand dengan indeks daya saing sebesar 53,25%, Filipina dengan indeks daya saing sebesar 49%, Indonesia dengan indeks daya saing sebesar 40,63%, dan yang terakhir adalah Vietnam dengan indeks daya saing sebesar 40,61% (Hasil kajian daya saing Indonesia terhadap Negara pesaing, sebagaimana pernah diungkapkan Sekretaris Jenderal Kemenbudpar, 2010).

Indonesia sendiri memiliki jumlah tingkat kunjungan yang potensial serta bisa bersaing dengan negara-negara ASEAN yang lainnya. Walau memang dari posisi indeks daya saing pariwisata indonesia sangat jauh tertinggal dibandingkan


(16)

dengan negara tetangganya sendiri. Jumlah wisatawan Indonesia yang didalamnya terdiri dari wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara yang mana memeiliki pengeluaran yaang berbeda-beda dalam kegiatan pariwisatanya di indonesia. Adapun jumlah kunjungan para wisatawan mancanegara dapat dilihat didalam Tabel di bawah ini.

TABEL 1.1

STATISTIK KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA DI INDONESIA Tahun Jumlah Wisatawan Mancanegara Rata-Rata Lama Tinggal (Hari) Rata-Rata Pengeluaran

Per Orang (USD) Penerimaan Devisa

wisman Pertumbuhan (%) Per Hari Per Kunjungan juta USD Pertumbuhan (%)

2004 5.321.165 19,12 9,47 95,17 901,66 4.797,90 18,85

2005 5.002.101 -6,00 9,05 99,86 904,00 4.521,90 -5,75

2006 4.871.351 -2,61 9,09 100,48 913,09 4.447,98 -1,63

2007 5.505.759 13,02 9,02 107,70 970,98 5.345,98 20,19

2008*) 6.234.497 13,24 8,58 137,38 1.178,54 7.347,60 37,44 2009**) 6.323.730 1,43 7,69 129,57 995,93 6.297,99 -14,29

2010 7.002.944 10,74 8,04 135,01 1.085,75 7.603,45 20,73 2011 7.649.731 11,82 9,51 144,52 1.374,38 8.977,83 18,61 Sumber : P2DSJ dan BPS, 2012

Tabel 1.1 menunjukan bahwa Indonesia mengalami peningkatan yang cukup baik dari tahun sebelumnya. Hal ini dikeranakan upaya yang dilakukan


(17)

pemerintah sudah cukup baik. Ini menandakan bahwa indonesia berpotensi untuk mendatangkan wisatawan yang lebih banyak lagi untuk tahun-tahun berikutnya.

Dapat dilihat bahwa jumlah kunjungan mancanegara ke Indonesia pada tahun 2009 mengalami kenaikan, dari tahun 2008 sebesar 6.234.497 menjadi 6.323.730. Bila dilihat pada tabel diatas, pada tahun 2009 juga mengalami peningkatan yang sangat signifikan, bermula dari 6.323.730 menjadi 7.002.944 pada tahun 2010. Kemajuan pariwisata Indonesia juga ditandai dengan meningkatnya jumlah kunjungan pada tahun 2011 yaitu sebesar 7.649.731. Indonesia sebagai salah satu kawasan ASEAN dan negara yang mempunyai potensi wisata yang sangat banyak, mengalami laju pertumbuhan wisatawan yang keadaanya tidak pasti.

Untuk mencapai prospek yang baik tersebut, kepariwisataan di Indonesia haruslah dikelola oleh tenaga-tenaga yang sangat profesional. Peranan Pemerintah, Swasta serta masyarakat Indonesia sangatlah penting demi untuk kemajuan pariwisata yang di Indonesia itu sendiri. Pariwisata sangatlah baik untuk mendukunng dan menciptakan lapangan pekerjaan dan devisa yang cukup tinggi untuk sebuah negara. Dengan berkembangnya kepariwisataan yang ada akan sangat membantu sebuah negara tersebut untuk memajukan daerah-daerahnya.

Jumlah pendapatan yang diperoleh dari sektor pariwisata Indonesia memiliki jumlah yang cukup tinggi dan menjadi penghasil devisa negara kedua setelah migas yang dapat menghasilkan penerimaan devisa sebesar US$ 8,7 juta (Sumber:


(18)

Badan Pusat Statistik, 2008). Berikut data yang menunjukan penghasilan yang diperoleh dari pariwisata mulai dari tahun 2004 sampai tahun 2009 di Indonesia.

TABEL 1.2

RATA-RATA PENDAPATAN PER TAHUN DARI SEKTOR PARIWISATA INDONESIA

Tahun

WISMAN

(IN BOUND TOURISM)

WISNAS (OUT BOUND TOURISM) WISNUS Kunjungan Orang Penerimaan Devisa Kunjungan Orang Pengeluaran Devisa Perjalanan (Ribuan Orang) Pengeluaran (Triliun Rp) 2004 5.321.165 4.797,90 3.941.381 3.388,84 202.763 71,7

2005 5.002.101 4.521,90 4.106.225 2.807,75 198.359 74,72

2006 4.871.351 4.447,98 4.967.403 3.863,20 204.553 88,21

2007 5.505.759 5.345,98 5.158.441 4.331,23 222.389 108,96

2008 6.429.027*) 7,377.39*) 4.996.594 5.245,02 225.042 123,17

2009 6.452.259**) 6,302.50**) 4,772,790*) 4,680.67*) 229.731 137,91

2010 7.002.944 7.169,35 4,559,010 3.448,82 310.159 139,01

2011 7.649.731 7.831,50 4,354,806 3.532,63 448.242 144,52

Sumber : www.budpar.go.id (Diolah)

Peningkatan jumlah wisatawan dan jumlah pendapatan merupakan langkah baik bagi Indonesia dan pemerintah daerah yang daerahnya mempunyai potensi pariwisata yang cukup mumpuni. Setiap daerah yang ada di Indonesia mempunyai potensi yang sangat berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Setiap pemerintah daerah memiliki peraturan atau wewenang bagi daerahnya dalam upaya untuk mengembangkan pariwisata yang ada di daerahnya tersebut.


(19)

Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang industri pariwisatanya tengah mengalami perkembangan. Atraksi wisata yang dimiliki antara lain adalah wisata budaya, wisata sejarah, wisata belanja dan juga wisata kuliner. Salah satu kota yang sangat berpengaruh di Jawa Tengah adalah Kota Semarang. Sebagai ibu kota dari provinsi Jawa Tengah, Kota Semarang merupakan kawasan tujuan wisata yang diminati oleh para wisatawan. Berikut data kunjungan wisatawan ke Kota Semarang pada tahun 2007-2011.

TABEL 1.3

JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA DAN WISATAWAN NUSANTARA DI KOTA SEMARANG TAHUN 2007-2011

TAHUN WISATAWAN

MANCANEGARA

WISATAWAN NUSANTARA

JUMLAH WISATAWAN

2007 67,103 4,341,245 6,070,348

2008 75,222 4,850,579 5,753,738

2009 74,682 4,756,234 4,831,027

2010 84,548 5,669,770 5,753,801

2011 86,227 5,983,897 6,707,258

Sumber: jateng.go.id

Tabel 1.3 menunjukan bahwa terjadi penurunan pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2009. Tetapi pada tahun 2010 sampai tahun 2011 mengalami peningkatan. Walaupun sempat mengalami penurunan dan ahirnya mengalami peningkatan jumlah wisatawan ini menunjukan bahwa keinginan dari wisatawan untuk berkunjung ke Semarang masih sangat tinggi didukung oleh keberadaan objek, sarana dan prasarana yang terus bertambah dan terus memajukan kondisi pariwisata di kota Semarang.


(20)

Kota Semarang memiliki beragam potensi budaya, baik budaya tangible (fisik) maupun yang intangible (non fisik). Budaya yang tangible antara lain kawasan cagar budaya dan dan benda cagar budaya, sedangkan intangible meliputi gagasan, sistem nilai atau norma, karya seni, sistem sosial, atau prilaku sosial yang ada di dalam masyarakat. Keberadaan aset budaya peninggalan peradaban tinggi masa lampau itu masih terlestari keberadaanya. Berikut tabel 1.4 merupakan jenis-jenis wisata yang ada di Semarang

TABEL 1.4

JENIS-JENIS WISATA DI SEMARANG

JENIS WISATA KETERANGAN

WISATA RELIGI DAN BANGUNAN KUNO

 Masjid Agung Jawa Tengah

 Pagoda Avalokitesvara

 Lawang Sewu

 Masjid Besar Kauman

 Masjid Raya Baiturahman

 Klenteng Sam Poo Kong

 Klenteng Tay Kak Sie

 Gereja Belenduk WISATA PANTAI

 Pantai Marina

 Pantai Maron

 Pantai Tirang

WISATA CANDI Candi Gedong Songo

Candi Tugu WISATA ALAM

 Air Terjun Kali Pancur

 Kampoen Wisata Taman Lele

 Kawasan Wana Wisata

Panggaron

 Kawasan Wisata Umbul Sidomukti

 Rawa Pening

 Curug Benowo


(21)

WISATA MUSEUM

 Museum Kereta Api

 Museum Perkembangan Islam Jawa Tengah

 Museum Nyonya Maneer

 Museum Ronggowarsito

 Museum Rekor Indonesia

 Museum Mandala Bhakti Sumber: www.visitsemarang.com

Salah satu potensi wisata yang ditawarkan adalah banyaknya museum yang menjadi bukti warisan budaya yang telah ada dari zaman dahulu. Pada tahun 2010 Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia mengandalkan museum sebagai salah satu daerah tujuan wisata. Tahun kunjungan museum 2010 menjadi momentum awal dimulainya Gerakan Indonesia Cinta Museum. Kegiatan tahun kunjungan museum pada prinsipnya dilakukan di museum seluruh Indonesia, tetapi untuk prioritasnya hanya dilaksanakan di 7 Provinsi diantaranya DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Sumatera Utara dan Yogyakarta.

Direktur permuseuman, Direktorat Sejarah dan Purbakala, Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Dra Intan Mardiana M,Hum menjelaskan bahwa museum harus mampu mengubah paradigma yang terjadi di masyarakat. Museum kedepan tidak hanya berorientasi pada pengumpulan koleksi benda-benda pada zaman dahulu kala tetapi harus mampu menjadi bagian masyarakat dan menjaring minat masyarakat untuk berkunjung ke museum. (sumber: Pikiran Rakyat, 8 Desember 2011).


(22)

Museum Kereta Api Ambarawa merupakan sebuah museum terbuka yang dahulu adalah sebuah stasiun kereta api pada masa penjajahan Belanda. Museum yang terletak di jalan Stasiun No.1 Ambarawa, Jawa Tengah ini memiliki beberapa koleksi kereta api uap yang unik dan antik bahkan masih bisa berfungsi sampai sekarang. Museum Kereta Api Ambarawa mengoleksi 21 lokomotif uap. Saat ini terdapat 3 lokomotif yang dapat dioperasikan. Koleksi yang lain dari museum adalah telepon antik, peralatan telegram morse, bel antik dan beberapa perabotan antik.

Museum ini juga melayani kereta wisata Bedono, Ambarawa-Tuntang dan lori wisata Ambarawa-Ambarawa-Tuntang. Kereta wisata Ambarawa-Bedono atau lebih dikenal Ambarawa Railway Mountain Tour ini beroperasi dari Museum menuju Stasiun Bedono yang jaraknya 35 KM dan ditempuh 1 jam untuk sampai stasiun. Kereta ini melewati rel bergerigi yang hanya ada di Ambarawa dan di Sawahlunto. Harga tiket Masuk Museum ini adalah Rp5.000/orang sedangkan untuk menikmati kereta wisata adalah Rp50.000/orang, sedangkan lori Rp10.000/orang. Harga sewa kereta Rp3.000.000. Jumlah kunjungan wisatawan di Museum Kereta Api Ambarawa dapat dilihat pada Tabel 1.5 berikut:

TABEL 1.5

JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN DI MUSEUM KERETA API AMBARAWA TAHUN 2008-2012


(23)

TAHUN 2008 2009 2010 2011 2012

JUMLAH 32.476 48.231 50.874 53.413 51.276

Sumber: museum Kereta Api Ambarawa 2012

Tabel diatas dapat terlihat bahwa adanya kenaikan jumlah pengunjung yang sangat pesat pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2011, dan terjadi penurunan pada tahun 2012 hal ini disebabkan karena banyaknya destinasi wisata yang dibangun baik oleh pihak swasta, maupun dari pemerintah. Adanya destinasi baru yang lebih atraktif, lebih menyajikan nuansa yang lebih menarik dan lebih memberikan pengalaman yang baik di benak wisatawaan dapat dilihat pada Tabel 1.6 berikut:

TABEL 1.6

DAERAH TUJUAN WISATA BARU DI AMBARAWA

OBJEK WISATA ATRAKSI

Kampoeng Rawa

Keindahan pemandangan alam, Danau Rawapening, kuliner dan permainan

Banaran

Menikmati udara sejuk di perkebunan kopi dan menikmati sedapnya minum kopi “Banaran coffee”, Tempat parkir, MCK, arena bermain anak-anak, mushola, lapangan tenis, coffee walk, outbond games, kolam renang, gazebo, taman buah, flying fox, gedung pertemuan.


(24)

Bandungan Indah

Tempat peristirahatan dengan kolam renang sebagai obyek utamanya, menikmati suasana panorama alam pegunungan, banyak terdapat penginapan (hotel) dan pasar tradisional yang menyediakan sayur-sayuran khas Bandungan, buah-buahan dan tanaman hias, Pesanggrahan, tempat parkir, kolam renang, arena bermain anak-anak.

Sumber : Dimodifikasi dari berbagai sumber 2013

Dengan adanya objek wisata baru yang menawarkan beragamnya jenis atraksi wisata tentu saja dapat menjadi ancaman bagi wisata museum. Untuk mengatasi hal tersebut pihak museum telah menambahkan atraksi baru yang dapat dinikmati di museum diantaranya adanya ruang pameran, ruang seminar, tempat pagelaran seni, ruang sewa usaha, dan tempat pesta taman itu dimaksudkan supaya pendapatan dan tingkat kunjungan museum dapat terus meningkat. Program yang dapat meningkatkan jumlah kunjungan di museum kereta api Ambarawa dapat dilihat pada Tabel 1.7 berikut :

TABEL 1.7

MUSEUM EXPERIENCE KERETA API AMBARAWA

MUSEUM EXPERIENCE KETERANGAN

 Pengunjung dapat bersantai menikmati keindahan alam dan panorama pegunungan

 Museum buka mulai hari senin sampai dengan minggu dimulai pukul 08.00 sampai dengan pukul 17.00.

 Adanya tempat untuk membeli souvenir khusus museum kereta api.


(25)

Recreation  Adanya restoran dan juga halaman terbuka untuk para pengunjung yang ingin beristirahat.

 Pengunjung dapat menikmati wisata kereta api Ambarawa Railway Mountain Tour dan juga kereta lori wisata.

 Pengunjung dapat menikmati kurang lebih 165 benda bersejarah mengenai perkeretaapikan Indonesia.

Sociability

 Dapat mengunjungi pameran secara berkelompok.

 Tersedianya restoran yang bertujuan untuk tempat beristirahat wisatawan atau sekedar untuk makan siang bersama teman atau klien.

 Adanya Tanya jawab bersama para wisatawan dan juga tour guide tantang sejarah

perkeretaapian Indonesia.

Learning experience

 Adanya ruang pameran yang

memamerkan barang

peninggalan sejarah tentang perkeretaapian Indonesia.

 Disediakanya pemandu atau tour guide yang dapat menjelaskan seluruh produk yang ada di dalam museum Kereta Api Ambarawa.

Celebrative experience  Pengunjung dapat merasakan sensasi menaiki kereta uap bergerigi sejauh 35Km dan menikmati keindahan alam pegunungan.


(26)

Menurut Kotler dan Nail (2008:301) dalam bukunya Museum Marketing and Strategy, museum experience dapat diartikan sebagai rancangan yang dibuat seunik mungkin dengan melibatkan para wisatawan secara langsung. Ia juga menjelaskan bahwa program museum dapat dirancang untuk tujuan menarik dan memuaskan para wisatawan.

Melalui program museum experience diharapkan dapat menarik wisatawan untuk kembali mengunjungi museum dan juga dapat menaikan jumlah kunjungan wisatawan yang menurun karena adanya destinasi baru yang lebih atraktif, lebih menyajikan nuansa yang lebih menarik dan lebih memberikan pengalaman yang baik di benak wisatawaan. Berdasarkan uraian tersebut penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian mengenai Museum Experience terhadap keputusan berkunjung di Museum Kereta api Ambarawa dengan judul“ PENGARUH MUSEUM EXPERIENCE TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG” (Survei pada wisatawan nusantara yang berkunjung ke Museum Kereta Api Ambarawa). 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diungkapkan, maka dapat dirumuskan masalah penelitian adalah sebagai berikut

1. Bagaimana gambaran mengenai museum experience di Museum Kereta Api Ambarawa?


(27)

3. Seberapa besar pengaruh museum experience terhadap keputusan berkunjung di Museum Kereta Api Ambarawa?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini untuk memperoleh hasil temuan mengenai 1. Gambaran museum experience di Museum Kereta Api Ambarawa. 2. Keputusan berkunjung di Museum Kereta Api Ambarawa.

3. Pengaruh museum experience terhadap keputusan berkunjung di museum Kereta Api Ambarawa.

1.4 Kegunaan penelitian

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan

1.4.1 Kegunaan teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas kajian ilmu tentang museum experience dalam upaya meningkatkan kunjungan wisatawan ke suatu kawasan wisata budaya sehingga penelitian ini dapat berguna bagi para akademisi mengembangkan teori kepariwisataan.

1.4.2 Kegunaan praktis

Secara praktis hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi pengelola Museum Kereta Api Ambarawa khususnya dalam bidang jasa pariwisataan dalam upaya meningkatkan tingkat kunjungan wisatawan untuk berkunjung ke Museum Kereta Api Ambarawa.


(28)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis mengenai strategi museum experience di museum kereta api Ambarawa untuk meningkatkan keputusan berkunjung wisatawan. Adapun yang menjadi objek penelitian sebagai variabel bebas adalah museum experience (X) yang memiliki empat sub variabel, recreation (X1), sociabillity (X2) learning experience (X3) dan celebrative

experience (X). Sedangkan untuk variabel terikat atau (Y) adalah keputusan berkunjung.

Penelitian ini dilakukan di Museum Kereta Api Ambarawa dengan unit analisis dari penelitian ini adalah wisatawan nusantara yang berkunjung ke Museum Kereta Api Ambarawa. Berdasarkan waktu penelitian yang dilaksanakan pada waktu kurang dari satu tahun, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode cross sectional. Berdasarkan objek penelitian di atas, maka akan dianalisis mengenai pengaruh museum experience terhadap keputusan berkunjung ke Museum Kereta Api Ambarawa.

3.2 Jenis dan Metode Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian dan variabel-variabel yang diteliti, maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif, yaitu menguji


(29)

kebenaran suatu hipotesis yang telah diuraikan pada Bab II, melalui pengumpulan data di lapangan (wisatawan nusantara yang berkunjung di Museum Kereta Api Ambarawa). Agar tercapai tujuan dari penelitian ini maka diperlukan suatu metode dan teknik penelitian yang sesuai.

Menurut Travens dalam Husein Umar (2008:21) penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi atau gambaran mengenai museum experience (recreation, sociability, learning experience dan celebrative experience) dan keputusan berkunjung wisatawan Museum Kereta Api Ambarawa.

Sedangkan jenis penelitian verifikatif yaitu untuk menguji kebenaran suatu hipotesis yang dilakukan melalui pengumpulan data di lapangan. Penelitian ini akan diuji mengenai kebenaran hipotesis melalui pengumpulan data di lapangan, dalam hal ini dilakukan melalui metode survey terhadap tamu yang berkunjung di Museum Kereta Api Ambarawa untuk mengetahui pengaruh museum experience terhadap keputusan berkunjung.

Metode dapat diartikan sebagai suatu cara kerja untuk mencapai tujuan tertentu, agar dapat terkumpul data serta dapat mencapai tujuan penelitian itu sendiri. Sedangkan menurut Sugiyono (2010:5) metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan,


(30)

dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehungga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah. Berdasarkan jenis penelitian di atas, yaitu penelitian deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode penelitian yang digunakan adalah explanatory survey. Menurut Kerlinger dalam Sugiyono (2010:85), yang dimaksud dengan metode survei yaitu metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.

Penelitian dengan menggunakan metode ini yaitu informasi dari sebagian populasi dikumpulkan langsung di tempat kejadian secara empiris dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti.

Menurut Husein Umar (2008:45) apabila penelitian yang dilakukan dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, maka pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional, yaitu Metode penelitian dengan cara mempelajari objek dalam satu kurun waktu tertentu atau tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang.


(31)

Variabel yang diteliti dari penelitian ini adalah museum experience (X) sebagai variabel bebas serta keputusan berkunjung (Y) sebagai variabel terikat. Secara lengkap operasionalisasi variabel dapat dilihat pada tabel berikut:

TABEL 3.1 OPERASIONALISASI VARIABEL Variabel sub Variabel Subz Variabel

Konsep Indikato Ukuran Skala No Item

Museum Experie nce (x)

Rancangan yang dibuat seunik mungkin dengan melibatkan para wisatawan secara langsung, Kotler dan Nail (2008:303).

Recreation Enjoyment of free, relaxed,

unstructured time and activity; playful and diversionary activity;

activity that can refresh body and spirit (walking around carefree, trying out interactive devices, sitting down for a meal, shopping in the museum shop)

K o t l e r d a n N a i l

( 3 0 3 : 2 0 0 8 )

Enjoyment of free

Relaxed

Activity that can

Tingkat kesenangan mengunjungi museum Tingkat kebebasan dalam melakukan aktifitas di museum Tingkat bersantai di museum Tingkat kenyamanan di museum Tingkat Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal C.1.1 C.1.2 C.1.3 C.1.4 C.1.5


(32)

spirit museum

Sociabillity Meeting with or participating with others; looking at and being together with others; taking part in shared, public activity (visiting an exhibition with a group, meeting someone over lunch, looking at other visitors)

Kotler dan Nail

(303:2008)

looking at and being together with others

Tingkat banyaknya koleksi yang dapat dilihat di museum Tingkat sosialisasi yang dilakukan oleh museum Tingkat kegiatan yang dilakukan bersama sama di museum Ordinal Ordinal Ordinal C.2.6 C.2.7 C.2.8 Learning Experience Gathering and acquiring new information; perceiving patterns; exercising curiosity and

a sense of discovery; understanding concepts and ideas; contemplating and refl ecting;

practicing cognitive skills (doing a science experiment, viewing new art forms, reading labels

and text for context and meaning)

Kotler dan Nail (303:2008) Gathering and acquiring new information understanding concepts and ideas reading labels and text for context and meaning Tingkat mendapatkan informasi baru di museum Tingkat pemahaman terhadap informasi di museum Tingkat kejelasan infomasi di museum Ordinal Ordinal Ordinal C.3.9 C.3.10 C.3.11 Celebrative Experience Observing and honoring a leader, event, group, or organization; sharing in and extolling connecting with the past, Tingkat keterlibatan pengunjung dengan catatan sejarah masa lalu. Ordinal C.4.12


(33)

connecting with the past, the historic record, and continuity through history and time; encountering standards that refi ne sensibility, enlarge thought, and shape aspiration (view advanced technologies in museums to marvel at the fruits of human

achievement, view an icon with reverence and respect)

Kotler dan Nail (303:2008) the historic record, Tingkat kekaguman terhadap barang yang ada di museum Tingkat menghormati barang/pening galan yang ada di museum Ordinal Ordinal C.4.13 C.4.14 Keputusan Berkunjung (Y)

Keputusan Berkunjung Adalah Tahap Dalam Proses Pengambilan Keputusan Berkunjung Di Mana Wisatawan Benar-Benar Memilih Tempat Untuk Berkunjung.

Kotler Dan Keller (2009:226)

Pemilihan produk

Keputusan berkunjung berdasarkan kualitas dan jasa yang ditawarkan Keputusan berdasarkan produk museum Tingkat keputusan berdasarkan kualitas dan jasa yang ditawarkan Tingkat keputusan berdasarkan produk museum Ordinal Ordinal D.1.1 D.1.2 Pemilihan merek Keputusan berdasarkan citra museum Keputusan berdasarkan Tingkat keputusan berkunjung berdasarkan citra museum Tingkat keputusan Ordinal Ordinal D.2.3 D.2.4


(34)

museum berdasarkan kepopuleran museum Pilihan Distribusi Keputusan berdasarkan kemudahan lokasi/tempat Tingkat keputusan berkunjung berdasarkan lokasi/tempat Ordinal D.3.5 Waktu Kunjungan Berkunjung pada saat week end

Berkunjung pada saat week day

Berkunjung pada saat hari libur nasional

Tingkat keputusan berkunjung pada saat week end

Tingkat keputusan berkunjung pada saat week day

Tingkat keputusaan berkunjung pada saat hari libur nasional Ordinal Ordinal Ordinal D.3.6 D.3.7 D.3.8 Metode Pembayara n Kebutusan berdasarkan keberagaman metode pembayaran Keputusan berdasarkan pembayaran menggunakan uang tunai Keputusan berkunjung karena pembayaran dapat menggunakan kredit/debit card Tingkat keputusan berkunjung berdasarkan keberagaman metode pembayaran Keputusan berkunjung berdasarkan pembayaraan menggunakan uang tunai Tingkat keputusan berkunjung karena pembayaran dapat menggunakan Ordinal Ordinal Ordinal D.4.9 D.4.10 D.4.11


(35)

Sumber: Hasil Pengolahan data 2014 3.4 Jenis dan Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh, Apabila penelitian menggunakan kuesioner atau wawancara, maka sumber data disebut responden, sedangkan jika penelitian menggunakan teknik observasi, maka sumber data bisa berupa benda, gerak atau proses sesuatu.

Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder yang memiliki pengertian sebagai berikut.

1. Data Primer (Primary Data Source)

Uma Sekaran (2006:60) menyatakan bahwa data primer adalah responden individu, kelompok fokus, dan panel yang secara khusus ditentukan oleh peneliti dan di mana pendapat bisa dicari terkait persoalan tertentu dari waktu ke waktu, atau sumber umum seperti majalah atau buku tua.

2. Data Sekunder (Secondary Data Source)

Cooper dan Schindler (2006:163) menyatakan studi yang telah dibuat oleh orang lain untuk keperluan mereka sendiri dapat menjadi suatu data sekunder.

Untuk lebih jelasnya mengenai data dan sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini, maka penulis mengumpulkan dan menyajikannya dalam Tabel 3.2 berikut :

card atau kartu lainya


(36)

TABEL 3.2

JENIS DAN SUMBER DATA

Jenis Data Kategori

Data

Sumber Data Statistik Kunjungan Wisatawan

Mancanegara Di Indonesia

Sekunder P2dsj Dan Bps, 2012 Rata-Rata Pendapatan Per Tahun Dari

Sektor Pariwisata Indonesia

Sekunder Www.Budpar.Go.Id Jumlah Wisatawan Mancanegara Dan

Wisatawan Nusantara Di Kota Semarang Tahun 2007-2011

Sekunder Jateng.Go.Id

Jenis-Jenis Wisata Di Semarang Sekunder Www.Visitsemarang.Com Daerah Tujuan Wisata Baru Di Ambarawa Sekunder Museum Kereta Api Ambarawa

2012 Jumlah Kunjungan Wisatawan Di Museum

Kereta Api Ambarawa Tahun 2008-2012

Primer Dimodifikasi Dari Berbagai Sumber 2013

Museum Experience Kereta Api Ambarawa

Primer Museum Kereta Api Ambarawa 2012

Sumber: Hasil pengolahan data 2014

3.5 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 3.5.1 Populasi

Menurut Sugiyono, (2010:115) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Dalam mengumpulkan dan menganalisa suatu data, menentukan populasi merupakan langkah yang penting. Populasi bukan hanya sekedar orang, tetapi juga benda-benda alam lainnya. Populasi juga bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek itu, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki subjek atau objek itu.


(37)

Berdasarkan pengertian populasi tersebut maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wisatawan yang mempengaruhi keputusan berkunjung, dan anggota populasinya adalah wisatawan nusantara yang berkunjung di Museum Kereta Api Ambarawa. Jumlah kunjungan wisatawan nusantara ke Museum Kereta Api Ambarawa pada tahun 2011 yaitu sebanyak 51.276 wisatawan. (sumber Museum Kereta Api Ambarawa tahun 2012)

3.5.2 Sampel

Sugiyono (2010:116) mengemukakan pengertian sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian tidak mungkin semua populasi diteliti, hal ini disebabkan karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu. Maka penelitian diperkenankan mengambil sebagian objek populasi yang telah ditentukan, dengan catatan bagian yang diambil tersebut mewakili bagian yang lain yang diteliti. Menurut Sugiyono (2010:116) “Bila populasi besar dan peneliti tidak dapat mempelajari semua yang ada maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut”.

Dalam menentukan ukuran sampel (n) dan populasi (N) yang telah ditetapkan, maka dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin (Husein Umar, 2008:59) yaitu sebagai berikut:

Rumus : n = N


(38)

Keterangan

n = Ukuran Sampel N = Ukuran Populasi

e = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang dapat ditolerir

n = 51.276 1+51.276(0,12) n = 51.276

1+512,76

n = 99,8053566 dibulatkan menjadi 100

Menurut perhitungan di atas, maka ukuran sampel minimal dalam penelitian ini setelah dijumlahkan antara proporsi sampel di Museum Kereta Api Ambarawa yaitu sebesar 100 responden.

3.5.3 Teknik Sampling

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini salah satunya adalah teknik systematic random sampling atau teknik pengambilan sampel acak sistematis untuk populasi yang bergerak.

Menurut Sugiyono (2008:62) systematic random sampling adalah “metode untuk mengambil sampel secara sistematis dengan jarak atau interval dari suatu kerangka yang telah diurutkan”. Dengan demikian, tersedia populasi sasaran yang tersusun (ordered population target) merupakan prasyarat penting bagi


(39)

dimingkinkannya pelaksanaan pengambilan sampel dengan metode acak sistematis.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan proses pengadaan data untuk keperluan penelitian, dimana data yang terkumpul adalah untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Menurut Sugiyono (2010:37) menjelaskan bahwa terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu, kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data. Kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen dan kualitas pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang diguanakan untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah:

1. Angket atau Kuesioner

Kuesioner atau angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan penulis kepada responden untuk dijawabnya.

2. Studi Literatur

Teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari buku, majalah ilmiah guna memperoleh informasi yang berhubungan dengan teori-teori dan konsep-konsep yang berkaitan dengan masalah penelitian.


(40)

Observasi dilakukan dengan meninjau serta melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti yaitu Museum Kereta Api Ambarawa, khususnya mengenai museum experience

4. Wawancara atau Interview

Sebagai teknik komunikasi langsung dengan pihak museum. Wawancara ini dilakukan kepada manajemen museum untuk memperoleh data mengenai strategi pemasaran, tingkat kunjungan, dan lain sebagainya. 3.7 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Pada suatu penelitian data adalah hal yang terpenting karena data merupakan gambaran dari variabel yang diteliti juga fungsinya sebagai pembentuan hipotesis. Benar tidaknya data akan sangat menentukan mutu hasil penelitian. Sedangkan benar tidaknya data tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. Penelitian ini menggunakan data ordinal. Pengujian validitas dan realibilitas pada penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS 20 for windows.

3.7.1 Hasil Pengujian Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan dari suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang memiliki validitas rendah (Suharsimi, 2008:145). Menurut Sugiyono (2010:172) hasil penelitian yang valid bila terdapat


(41)

 



2 2

2

2

n XY X Y

r

n X X n Y Y

 

 

 

kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.

Setelah data diubah menjadi data interval, maka dapat dilakukan pengujian validitas. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung validitas dari suatu instrumen adalah rumus korelasi product moment, yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut :

(Sugiyono, 2010:248) Keterangan :

r = Koefisien validitas item yang dicari

X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item Y = Skor total

∑X = Jumlah skor dalam distribusi X ∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y ∑X2

= Jumlah Kuadrat dalam skor distribusi X ∑Y2

= Jumlah Kuadrat dalam skor distribusi Y n = Banyaknya responden

Setelah melakukan analisis faktor dengan cara mengkorelasikan jumlah skor faktor dengan skor total, maka langkah selanjutnya adalah melakukan perbandingan tingkat signifikansi. Berikut ini keputusan pengujian validitas

instrumen:


(42)

2. Jika tingkat siginfikansi > 0,05 (level of significant 5%) maka instrumen dikatakan tidak valid.

Pengujian validitas item instrumen dilakukan dengan bantuan SPSS 20 for windows. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 20 for windows diperoleh hasil pengujian dari item pertanyaan yang diajukan peneliti sebagai berikut.

TABEL 3.3

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS INSTRUMEN PENELITIAN

NO PERTANYAAN SIG KETERANGAN

MUSEUM EXPERIENCE (X) Recreation(X1)

C.1.1 Tingkat kesenangan mengunjungi museum 0,000 Valid

C.1.2 Tingkat kebebasan dalam melakukan aktifitas di

museum 0,008 Valid

C.1.3 Tingkat bersantai di museum 0,000 Valid

C.1.4 Tingkat kenyamanan di museum 0,001 Valid

C.1.5 Tingkat kegiatan di museum 0,002 Valid

Sociabillityy (X2)

C.2.6 Tingkat banyaknya koleksi yang dapat dilihat di

museum 0,016 Valid

C.2.7 Tingkat sosialisasi yang dilakukan oleh museum 0,000 Valid

C.2.8 Tingkat keragaman kegiatan yang dilakukan

bersama sama di museum 0,009 Valid

Learning Experience (X3)

C.3.9 Tingkat mendapatkan informasi baru di museum 0,023 Valid

C.3.10 Tingkat pemahaman terhadap informasi yang ada

di museum 0,000

Valid

C.3.11 Tingkat kejelasan infomasi di museum 0,000 Valid

Celebrative Experience(X4)

C.4.12 Tingkat keterlibatan pengunjung dengan catatan

sejarah masa lalu 0,002

Valid

C.4.13 Tingkat kekaguman terhadap barang yang ada di

museum 0,007

Valid

C.4.14 Tingkat menghormati (respek) terhadap

barang/peninggalan yang ada di museum 0,000

Valid

KEPUTUSAN BERKUNJUNG (Y) Pilihan Produk (Y1)


(43)

NO PERTANYAAN SIG KETERANGAN

kualitas dan jasa yang ditawarkan

D.1.2 Tingkat keputusan berkunjung berdasarkan

produk museum 0,045 Valid

Pilihan Merek (Y2)

D.1.3 Tingkat keputusan berkunjung berdasarkan citra

museum

0,000 Valid

D.1.4 Tingkat keputusan berkunjung berdasarkan

kepopuleran museum 0,014 Valid

Pilihan Distribusi (Y3)

D.1.5 Tingkat keputusan berkunjung berdasarkan

lokasi/tempat

0,037 Valid

Waktu berkunjung (Y4)

D.1.6 Tingkat keputusan berkunjung pada saat week end 0,000 Valid

D.1.7 Tingkat keputusan berkunjung pada saat week day 0,000 Valid

D.1.8 Tingkat keputusaan berkunjung pada saat hari

libur nasional

0,000 Valid

Metode Pembayaran (Y5)

D.1.9 Tingkat keputusan berkunjung berdasarkan

keberagaman metode pembayaran 0,000 Valid

D.1.10 Keputusan berkunjung berdasarkan pembayaraan

menggunakan uang tunai

0,001 Valid

D.1.11

Tingkat keputusan berkunjung karena pembayaran dapat menggunakan kredit/debit card atau kartu lainya

0,049 Valid

Sumber : Hasil pengolahan data primer 2014

Tabel 3.3 menunjukkan hasil pengujian uji validitas, dimana semua item pernyataan valid karena skor r hitung lebih besar jika di bandingkan dengan r tabel yag bernilai 0,361. Dengan demikian, maka proses selanjutnya adalah melakukan pengujian realibitas.

3.7.2 Rancangan Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data, karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya,


(44)

dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan. Menurut Sugiyono (2010:268), reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Dalam pandangan positifistik, suatu data dinyatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam objek yang sama menghasilkan data yang sama atau peneliti sama dalam waktu berbeda menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data bila dipecah menjadi dua menunjukkan data yang tidak berbeda.

Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Cronbach alpha, yaitu:

{ } { ∑ }

(Husein Umar, 2008:125 dan Suharsimi, 2008:171) Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen k = banyaknya butir pertanyaan

= varians total

∑ = jumlah varians butir tiap pertanyaan

Jumlah varian butir dapat dicari dengan cara mencari nilai varians tiap butir, kemudian jumlahkan seperti berikut ini:

∑ ∑

(Husein Umar, 2008:172) n = jumlah sampel

= jumlah varians

X = nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor-nomor butir pertanyaan)


(45)

Koefisien Cronbach alpha merupakan statistik yang paling umum digunakan untuk menguji reliabilitas suatu instrumen penelitian. Suatu instrumen penelitian diindikasikan memiliki tingkat reliabilitas memadai jika Koefisien Cronbach alpha lebih besar atau sama dengan 0,70

Perhitungan validitas dan reliabilitas pertanyaan dilakukan dengan bantuan program aplikasi SPSS 20 for windows. Pengujian dilakukan dengan menggunakan teknik Cronbach Alpha. Apabila angka Croncbach Alpha mendekati 1, maka semakin tinggi tingkat reabilitasnya. Berikut hasil uji reliabilitas instrumen penelitian.

TABEL 3.4

HASIL UJI RELIABILITAS INSTRUMEN PENELITIAN

No Variabel r Hitung

(Cronbach alpha) r Tabel Keterangan

1 Museum Expeience (X) 0,730 0,70 Reliabel

2 Keputusan Berkunjung (Y) 0,732 0,70 Reliabel

Sumber : Hasil pengolahan data 2014

Tabel 3.4 dapat diketahui bahwa hasil tingkat reliabilitas pada penelitian ini, untuk variabel Museum Experience (X) yaitu sebesar 0,730 dan untuk variabel keputusan berkunjung (Y) yaitu sebesar 0,732. Kedua variabel dinyatakan reliabel karena nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,70.

3.8 Rancangan Analisis Data

Teknik analisis data merupakan suatu cara untuk mengukur, mengelola dan menganalisis data tersebut. Tujuan pengolahan data adalah untuk memberikan keterangan yang berguna, serta untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan


(46)

dalam penelitian ini. Dengan demikian, teknik analisis data diarahkan pada pengujian hipotesis serta jawaban masalah yang diajukan.

Jenis data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah data ordinal. Dimana sejalan dengan penelitian ini, yaitu untuk mengetahui museum experience terhadap keputusan berkunjung wisatawan nusantara di museum kereta api Ambarawa dengan bantuan statistik untuk mengolah data yang terkumpul dari sejumlah kuesioner.

Media penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner disusun oleh peneliti berdasarkan variabel yang terdapat dalam penelitian, yaitu memberikan keterangan dan data mengenai museum experience yang mempengaruhi keputusan berkunjung wisatawan di museum kereta api Ambarawa.

Adapun yang menjadi variabel bebas atau variabel X adalah museum experience yang memliki empat sub dimensi yaitu recreation, sociabillity, learning experience dan celebrative experience. Objek yang merupakan variabel terikat atau variabel Y adalah keputusan menginap. Sehingga penelitian ini akan diteliti pengaruh museum experience (X) terhadap keputusan berkunjung (Y). Kegiatan analisis data dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap sebagai berikut :


(47)

Mengecek nama dan kelengkapan identitas responden, serta mengecek kelengkapan data yang diisi oleh responden. Untuk mengetahui karakteristik responden digunakan rumus persentase sebagai berikut: % =

N n

X 100 Dimana:

n = nilai yang diperoleh N = jumlah seluruh nilai 100 = konstanta

2. Menyeleksi data untuk memeriksa kesempurnaan dan kebenaran data yang terkumpul.

3. Tabulasi Data

Tabulasi data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

a) Memberikan skor pada setiap item. Salah satu persyaratan dalam menggunakan skala ordinal adalah peringkat jawaban diberikan skor antara 1 sampai dengan 5. Setiap variabel yang dinilai oleh responden, diklasifikasikan ke dalam lima alternatif jawaban (numeric scale), dimana setiap option terdiri dari lima kriteria skor sebagai berikut:

TABEL 3.5

SKOR ALTERNATIF JAWABAN

Alternatif Jawaban

Sangat Tinggi

Tinggi Cukup tinggi

Tidak Tinggi

Sangat Tidak Tinggi

Positif 5 4 3 2 1

Sumber: Modifikasi dari Uma Sekaran (2006:51)


(48)

4. Menganalisis data dan menafsirkan hasil perhitungan berdasarkan angka-angka yang diperoleh dari perhitungan statistik.

5. Pengujian

Proses pengujian hipotesis pada penelitian ini adalah metode verifikatif, maka dilakukan analisis regresi berganda.

3.8.1 Rancangan Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif bertujuan mengubah kumpulan data mentah menjadi mudah dipahami dalam bentuk informasi yang lebih ringkas. Analisis deskriptif juga dapat digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Analisis data deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan variabel-variabel penelitian, yaitu:

1. Analisis deskriptif tanggapan wisatawan yang berkunjung mengenai museum experience museum kereta api Ambarawa yang terdiri dari recreation, sociabillity, learning experience dan celebrative experience.. 2. Analisis deskriptif tanggapan tamu yang berkunjung di museum kereta api

Ambarawa tentang keputusan berkunjung. 3.8.2 Pengujian Hipotesis

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda (multiple linear regression). Analisis regresi linear berganda


(49)

adalah suatu alat analisis peramalan nilai pengaruh dua atau lebih variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan kausal antara dua variabel bebas atau lebih. Adapun untuk pengolahan data dilakukan bantuan program SPSS 20 for windows, yang menurut uliyanto (2005:8) dilakukan sebagai berikut:

a. Masukan data dalam SPSS pada data view, dan pada variable view dalam kolom label berilah nama masing-masing variabel.

b. Klik analyze, regression linier. Lalu pindahkan variabel Y sebagai variabel bergantung ke kolom dependent serta variabel X1.1, X1.2, X1.3, dan X1.4 sebagai variabel bebas ke kolom independent. Klik method pilih enter. Abaikan yang lain kemudian klik OK.

Sebelum mengolah data dengan menggunakan program SPSS 20 for windows, peneliti harus menentukan terlebih dahulu teknik analisis yang digunakan. Teknik analisis regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda. Menurut Asep Hermawan (2005:220) regresi linear berganda, merupakan suatu model statistik yang sesuai jika masalah penelitian mencakup satu variabel terikat (dependent) yang berskala pengukuran metrik (interval atau rasio), yang diduga dapat diprediksi oleh variabel-variabel independent yang berskala pengukuran metrik (interval atau rasio).

Analisis regresi digunakan bila penelitian bermaksud ingin mengetahui kondisi diwaktu yang akan datang dengan suatu dasar keadaan sekarang atau ingin


(50)

Y = a + bX1.1 + bX1.2 + bX1.3 + bX1.4

melihat kondisi waktu lalu dengan dasar keadaan dimana sifat ini merupakan prediksi atau perkiraan (Irianto, 2006:156). Arti kata prediksi bukanlah merupakan hal yang pasti tetapi merupakan suatu keadaan yang mendekati kebenaran. Dampak dari penggunaan analisis regresi dapat digunakan untuk memutuskan apakah naik dan menurunnya variabel dependen dapat dilakukan melalu menaikan dan menurunkan keadaan variabel independen atau untuk meningkatkan keadaan variabel dependen dapat dilakukan dengan meningkatkan variabel independen dan sebaliknya (Sugiyono, 2010:204).

3. Berdasarkan tujuan penelitian ini, maka variabel yang dianalisis adalah variabel independen yaitu Museum Experience yang terdiri dari Recreation, Sociabillity, Learning Experience dan Celebrative Experience.

Sedangkan variabel dependen adalah keputusan berkunjung. Untuk bisa membuat ramalan melalui regresi, maka data setiap variabel harus tersedia. Berdasarkan data tersebut peneliti harus menemukan persamaan regresi berganda melalui perhitungan sebagai berikut:

Keterangan:

Y = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan a = Harga Y bila X = 0


(51)

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan. X = Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu. X1,

X2, X3, X4, = variabel penyebab (X1 = Recreation), (X2 = Sociabillity), (X3 = Learning Experience), (X4 = Celebrative Experience).

Menurut Sugiyono (2010:277) analisis regresi berganda digunakan bila penelitian bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independent sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik-turunkan nilainya). Analisis regresi berganda akan dilakukan bila jumlah variabel independen minimal dua atau lebih. Menerjemahkan ke dalam beberapa sub hipotesis yang menyatakan pengaruh sub variabel independen yang paling dominan terhadap variabel dependen, lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut:


(52)

GAMBAR 3.1 REGRESI BERGANDA Keterangan :

X1.1 = Recreation

X1.2 = Sociabillity

X1.3 = Learning Experience

X1.4 = Celebrative Experience

Y = Keputusan berkunjung

Uji Hipotesis regresi berganda digunakan untuk menguji signifikan atau tidaknya hubungan lebih dari dua variabel melalui koefisien regresinya. Uji hipotesis pada penelitian ini dilakukan secara simultan dan parsial dengan rumus sebagai berikut :

a. Pengujian secara simultan

Uji secara simultan yaitu uji statistik bagi koefisien regresi yang bersama-sama mepengaruhi Y, Uji ini menggunakan Uji F

Keterangan R = Nilai Korelasi

k = Jumlah Variabel Bebas n = Jumlah subjek (sampel)

Y

X1.3


(53)

b. Pengujian secara Parsial

Uji secara parsial yaitu uji statistik bagi koefisien regresi dengan hanya satu koefisien regresi yang mempengaruhi Y, uji ini menggunakan uji t

Menghitung pengaruh variabel lain (

Adapun pengolahan data dilakukan dengan bantuan SPSS 20 for windows, yang menurut Suliyanto (2005:8) dilakukan sebagai brikut

a. Masukan data dalam SPSS pada data view, dan pada variabel view dalam kolom label berilah nama masing-masing variabel.

b. Klik analyze, regression, linier. Lalu pindahkan variabel Y sebagai bergantung ke kolom dependent serta variabel X1, X2, X3,X4 sebagai variabel bebas ke kolom independent. Klik method pilih enter. Abaikan yang lain kemudian klik ok

Sebelum mengolah data dengan menggunakan program SPSS 20 for windows, peneliti harus menentukan terlebih dahulu teknik analisis yang digunakan. Teknik analisis regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda. Teknik analisis dilakukan dengan prosedur kerja sebagai berikut


(54)

1. Uji Asumsi Normalitas

Pada analisis regresi data yang dimiliki harus berdistribusi normal. Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah residual yang diteliti berdistibusi normal atau tidak. Adapun untuk pengolahan data dapat dilakukan dengan bantuan program SPSS 20 for windows, yang menurut Suliyanto (2005:67) dilakukan sebagai berikut:

a. Buka file Analisis regresi, analyze regression linear

b. Masukan variabel Y pada kotak dependent dan variabel X pada kotak independent

c. Pada kotak Plots, pada Y diisi DEPENDENT, pada X diisi ZRESID d. Pada Standardized Residual Plots klik Histogram klik Normal

Probability Plot Continue

e. Pada kotak residual klik Standardized continue f. Abaikan pilihan lain OK

2. Uji Asumsi Multikolinearitas

Multikolinearitas merupakan adanya hubungan yang mendekati sempurna antarvariabel bebas. Salah satu cara untuk mengetahui adanya multikolinearitas antarvariabel bebasa dapat dilihat melalui nilai variance inflation factor (VIF)


(55)

dengan bantuan SPSS 20 for windows yang menurut Suliyanto (2005:73) dilakukan sebagai berikut:

a. Buka file analisis regresi : analyze regression linear

b. Masukan variabel Y pada kotak dependent dan variabel X pada kotak independent

c. Pada kotak statistics aktifkan covariance matix dan collinearity diagnotics, nonaktifkan dan model fit continue

3. Uji Asumsi Hetereoskedastisitas

Hetereoskedastisitas merupakan adanya varian variabel dalam model yang tidak sama (konstan). Untuk mengetahui adanya hetereoskedastisitas dapat dilakukan dengan bantuan SPSS 20 for windows menurut Suliyanto (2005:71)

a. Buka file analisis regresi : analyze regression linear

b. Masukan variabel Y pada kotak dependent dan variabel X pada kotak independent

c. Pada kotak save klik unstandardized d. Abaikan yang lain klik OK

Ho : bi = 0 ;

Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Museum Experience yang terdiri dari Recreation, Sociabillity, Learning Experience dan Celebrative Experience terhadap keputusan berkunjung wisatawan nusantara di Museum Kereta Api Ambarawa.


(56)

Hi : bi ≠ 0 ;

Terdapat pengaruh yang signifikan antara Museum Experience yang terdiri dari Recreation, Sociabiillity, Learning Experience dan Celebrative Experience terhadap keputusan berkunjung wisatawan di museum kereta api Ambarawa. Jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Hi diterima


(57)

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan analisa deskriptif dan verifikatif serta teknik analisis regresi berganda, antara museum experience terhadap keputusan berkunjung di museum kereta api Ambarawa, maka dari penelitian tersebut dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil tanggapan responden mengenai pelaksanaan mueum experience museum kereta api Ambarawa yang terdiri dari recreation, sociability, learning experience dan celebrative experience, memiliki kriteria yang tinggi. Sub-variabel learning experience merupakan dimensi yang mendapatkan penilaian paling tinggi dari wisatawan yang mengunjungi museum kereta api Ambarawa. Hal ini dikarenakan museum kereta api Ambarawa dianggap dapat memberikan kejelasan dan kepahaman mengenai produk yang ada di museum.

2. Tanggapan wisatawan mengenai keputusan berkunjung yang terdiri dari pilihan produk, pilihan merek, pilihan distribusi, waktu berkunjung, dan metode pembayaran memiliki kriteria yang tinggi. Sub variabel yang mendapatkan penilaian tertinggi adalah pemilihan saluran distribusi, hal ini menunjukkan bahwa museum kereta api Ambarawa yang merupakan museum yang berlokasi di tempat yang strategis, menyediakan berbagai


(58)

berbelanja souvenir, merasakan kenikmatan menaiki kereta uap dan juga kereta bergerigi dengan demikian wisatawan akan lebih mudah dan tertarik unruk melakukan kunjungan ke museum kereta api Ambarawa.

3. Penelitian ini menunjukkan bahwa museum experience yang terdiri dari recreation, sociability, learning experience dan celebrative experience memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan berkunjung di museum kereta api Ambarawa. Pengaruh yang paling signifikan terdapat pada sub-variabel learning experience. Namun secara parsial sub-variabel recreation dan sociability tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan berkunjung di museum kereta api Ambarawa.

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis merekomendasikan beberapa hal mengenai pengaruh museum experience terhadap keputusan berkunjung di museum kereta api Ambarawa, yaitu :

1. Museum experience melalui sub-variabel Recreation dengan lima item pertanyaan satu diantaranya masih mendapat respon negatif dari responden, yaitu mengenai tingkat kegiatan yang ada di museum. Museum kereta api Ambarawa perlu untuk memperhatikan beragam kegiatan yang ada di museum seperti berwisata mengelilingi museum, wahana kereta uap, kereta bergerigi, kereta wisata dan juga kegiatan wisata berbelanja souvenir supaya semua kegiatan yang ada di museum dapat dinikmati


(59)

wisatawan dapat menikmati kegiatan tersebut.

2. Sub-variabel Sociabillity memiliki skor terendah dibandingkan dengan sub variabel lainya. Oleh karena itu sub variable ini perlu diperhatikan dengan sangat serius. Kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama oleh para wisatawan seharusnya bisa menjadi pengalaman yang sangat berkesan di benak wisatawan pada saat melakukan wisata museum, pihak museum seharusnya menggunakan pemandu wisata yang sudah professional supaya dapat mengajak wisatawan masuk secara mendalam kedalam cerita catatan sejarah masa lalu tentang perkeretaapian Indonesia, membuat wisatawan lebih atraktif dan merasa nyaman berada bersama-sama di dalam museum. 3. Sub-variabel learning experience mempunyai tiga item pertanyaan satu

diantaranya masih memiliki skor terendah yaitu tingkat mendapatkan informasi di dalam museum, oleh sebab itu pihak museum harus dapat memberikan informasi yang lengkap kepada wisatawan dengan cara memberika brosur atau buku panduan kepada wisatawan supaya wisatawan tidak kebingungan dalam mencari dan mendapatkan informasi mengenai museum.

4. Sub-Variabel celebrative experience memiliki tiga item pertanyaan, satu diantaranya memiliki skor terendah yaitu tingkat menghormati atau respek terhadap barang yang ada di museum. Oleh sebab itu sub-variabel ini perlu diperhatikan oleh manajemen museum dengan cara merawat dan


(60)

bisa merasa bangga dan terbawa ke kehidupan di masa lalu dengan melihat produk yang ditawarkan di museum.

5. Indikator dari keputusan berkunjung mendapatkan penilaian yang cukup baik, untuk dapat meningkatkan keputusan berkunjung di museum kereta api Ambarawa harus senantiasa mempertahankan dan meningkatkan mutu produknya untuk mempertahankan tingkat keputusan berkunjung. Museum kerta api Ambarawa juga perlu meningkatkan dalam melakukan berbagai program dan strategi yang berkesinambungan, baik itu dilakukan oleh pihak museum sendiri maupun bekerjasama dengan pihak lain, Mengingat bahwa museum merupakan suatu jenis usaha yang memiliki potensi yang cukup baik dan juga masih belum banyak dimanfaatkan, kerjasama antara pihak-pihak terkait akan banyak membantu dalam mengembangkan potensi usaha ini.

6. Museum experience merupakan salah satu strategi yang diharapkan dapat meningkatkan keputusan berkunjung wisatawan. Dalam penelitian ini museum experience yang terdiri dari recreation, sociability, learning experience dan celebrative experience menunjukkan pengaruh yang cukup tinggi terhadap keputusan berkunjung wisatawan. Tetapi apabila dilihat dari pengujian secara parsial dimensi recreation dan sociability tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan berkunjung wisatawan di museum kereta api Ambarawa. Apabila recreation dan sociabillity


(61)

wisatawan agar memutuskan berkunjung di museum kereta api Ambarawa. 7. Penelitian ini masih terdapat banyak kelemahan dan kekurangan. Salah satunya yaitu dalam pengkajian teori museum experiencey dan keputusan berkunjung. Diharapkan agar penelitian selanjutnya dapat mengkaji lebih luas mengenai museum experience terutama dari sub-variabelnya agar dapat mengukur efektifitas dari museum experience itu sendiri. Keputusan berkunjung merupakan adaptasi dari keputusan pembelian, peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengkaji teori-teori lainnya yang berhubungan dengan keputusan berkunjung agar lebih variatif dan lebih efektif dalam pengujiannya. Selain itu diharapkan peneliti selanjutnya meneliti variabel yang dapat mempengaruhi keputusan berkunjung di museum kereta api Ambarawa.


(62)

Kotler Philip. Neil G. Wendy. (2008). Museum and Marketing Strategy Second edition. Jossey-Bass.

______, Kevin Lane Keller. (2012). Marketing Management 14th. New Jersey: Pearson Prentice Hall.

______, Garry Amstrong. (2012). Principles of marketing 14th. New Jersey: Pearson Prentice Hall.

Amenta Carlo, (2010) , exploring museum marketing performance , international journal of marketing studies

Eva reussner. 2005. museum marketing research. Bowater school of management and marketing Deakin University

Ginsburgh dan mairesse. (2009). Issues in the international market for cultural heritage, economics of cultural heritage

Chieh-Wen Sheng, Ming-Chia Chen. (2012). A study of experience expectations of museum visitor. Elseiver

L. Kesner. (2006). The role of cognitive competence in the art museum experience. Elseiver Goulding Christina. (2010). Museum visitors experiences. Emerald

Pitana, I. Gede dan Gayatri, Putu G (2005). Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: Andi. Kerin dan Paterson. (2007). Strategic Marketing Problems. 12th Edition. Nick book house


(63)

Buchari Alma. (2007), Manajemen Pemasaran Dan Pemasaran Jasa, Bandung: Alfabeta Bandung

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV ALFABETA

________. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV ALFABETA.

Suharsimi, Arikunto. (2009). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Yogyakarta: Bina Aksara.


(64)

WEBSITE:

www.budpar.go.id www. jateng.go.id www.visitsemarang.com www.kereta-api.co.id


(1)

110

Elsa Dwi Melyanti, 2014

Pengaruh museum experience terhadap keputusan berkunjung di museum kereta api Ambarawa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bebas oleh wisatawan tanpa harus memenuhi syarat tertentu agar wisatawan dapat menikmati kegiatan tersebut.

2. Sub-variabel Sociabillity memiliki skor terendah dibandingkan dengan sub variabel lainya. Oleh karena itu sub variable ini perlu diperhatikan dengan sangat serius. Kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama oleh para wisatawan seharusnya bisa menjadi pengalaman yang sangat berkesan di benak wisatawan pada saat melakukan wisata museum, pihak museum seharusnya menggunakan pemandu wisata yang sudah professional supaya dapat mengajak wisatawan masuk secara mendalam kedalam cerita catatan sejarah masa lalu tentang perkeretaapian Indonesia, membuat wisatawan lebih atraktif dan merasa nyaman berada bersama-sama di dalam museum. 3. Sub-variabel learning experience mempunyai tiga item pertanyaan satu

diantaranya masih memiliki skor terendah yaitu tingkat mendapatkan informasi di dalam museum, oleh sebab itu pihak museum harus dapat memberikan informasi yang lengkap kepada wisatawan dengan cara memberika brosur atau buku panduan kepada wisatawan supaya wisatawan tidak kebingungan dalam mencari dan mendapatkan informasi mengenai museum.

4. Sub-Variabel celebrative experience memiliki tiga item pertanyaan, satu diantaranya memiliki skor terendah yaitu tingkat menghormati atau respek

terhadap barang yang ada di museum. Oleh sebab itu sub-variabel ini perlu diperhatikan oleh manajemen museum dengan cara merawat dan


(2)

111

Elsa Dwi Melyanti, 2014

Pengaruh museum experience terhadap keputusan berkunjung di museum kereta api Ambarawa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memelihara produknya agar tetap terawat dengan harapan agar wisatawan bisa merasa bangga dan terbawa ke kehidupan di masa lalu dengan melihat produk yang ditawarkan di museum.

5. Indikator dari keputusan berkunjung mendapatkan penilaian yang cukup baik, untuk dapat meningkatkan keputusan berkunjung di museum kereta api Ambarawa harus senantiasa mempertahankan dan meningkatkan mutu produknya untuk mempertahankan tingkat keputusan berkunjung. Museum kerta api Ambarawa juga perlu meningkatkan dalam melakukan berbagai program dan strategi yang berkesinambungan, baik itu dilakukan oleh pihak museum sendiri maupun bekerjasama dengan pihak lain, Mengingat bahwa museum merupakan suatu jenis usaha yang memiliki potensi yang cukup baik dan juga masih belum banyak dimanfaatkan, kerjasama antara pihak-pihak terkait akan banyak membantu dalam mengembangkan potensi usaha ini.

6. Museum experience merupakan salah satu strategi yang diharapkan dapat

meningkatkan keputusan berkunjung wisatawan. Dalam penelitian ini

museum experience yang terdiri dari recreation, sociability, learning

experience dan celebrative experience menunjukkan pengaruh yang cukup

tinggi terhadap keputusan berkunjung wisatawan. Tetapi apabila dilihat dari pengujian secara parsial dimensi recreation dan sociability tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan berkunjung wisatawan di museum kereta api Ambarawa. Apabila recreation dan sociabillity


(3)

112

Elsa Dwi Melyanti, 2014

Pengaruh museum experience terhadap keputusan berkunjung di museum kereta api Ambarawa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sudah terbentuk dengan baik maka diharapkan hal ini akan lebih menarik wisatawan agar memutuskan berkunjung di museum kereta api Ambarawa. 7. Penelitian ini masih terdapat banyak kelemahan dan kekurangan. Salah satunya yaitu dalam pengkajian teori museum experiencey dan keputusan berkunjung. Diharapkan agar penelitian selanjutnya dapat mengkaji lebih luas mengenai museum experience terutama dari sub-variabelnya agar dapat mengukur efektifitas dari museum experience itu sendiri. Keputusan berkunjung merupakan adaptasi dari keputusan pembelian, peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengkaji teori-teori lainnya yang berhubungan dengan keputusan berkunjung agar lebih variatif dan lebih efektif dalam pengujiannya. Selain itu diharapkan peneliti selanjutnya meneliti variabel yang dapat mempengaruhi keputusan berkunjung di museum kereta api Ambarawa.


(4)

Elsa Dwi Melyanti, 2014

Pengaruh museum experience terhadap keputusan berkunjung di museum kereta api Ambarawa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Kotler Philip. Neil G. Wendy. (2008). Museum and Marketing Strategy Second edition. Jossey-Bass.

______, Kevin Lane Keller. (2012). Marketing Management 14th. New Jersey: Pearson Prentice Hall.

______, Garry Amstrong. (2012). Principles of marketing 14th. New Jersey: Pearson Prentice Hall.

Amenta Carlo, (2010) , exploring museum marketing performance , international journal of marketing studies

Eva reussner. 2005. museum marketing research. Bowater school of management and marketing Deakin University

Ginsburgh dan mairesse. (2009). Issues in the international market for cultural heritage, economics of cultural heritage

Chieh-Wen Sheng, Ming-Chia Chen. (2012). A study of experience expectations of museum

visitor. Elseiver

L. Kesner. (2006). The role of cognitive competence in the art museum experience. Elseiver Goulding Christina. (2010). Museum visitors experiences. Emerald

Pitana, I. Gede dan Gayatri, Putu G (2005). Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: Andi. Kerin dan Paterson. (2007). Strategic Marketing Problems. 12th Edition. Nick book house


(5)

Elsa Dwi Melyanti, 2014

Pengaruh museum experience terhadap keputusan berkunjung di museum kereta api Ambarawa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Schiffman dan Kanuk (2007). Consumer behavior. New jersey: Perason prestice hall

Buchari Alma. (2007), Manajemen Pemasaran Dan Pemasaran Jasa, Bandung: Alfabeta Bandung

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV ALFABETA

________. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV ALFABETA.

Suharsimi, Arikunto. (2009). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Yogyakarta: Bina Aksara.


(6)

Elsa Dwi Melyanti, 2014

Pengaruh museum experience terhadap keputusan berkunjung di museum kereta api Ambarawa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

WEBSITE: www.budpar.go.id www. jateng.go.id www.visitsemarang.com www.kereta-api.co.id


Dokumen yang terkait

STRATEGI POSITIONING PADA WISATA EDUKASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG (Studi Kasus Pada Wisatawan Domestik yang Berkunjung Di Museum Kereta Api Ambarawa)

6 42 111

PENGARUH PERSONAL SELLING TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE JENDELA ALAM : Survei pada wisatawan yang berkunjung ke Jendela Alam.

1 13 59

PENGARUH MUSEUM EXPERIENCE TERHADAP PERILAKU PASCA BERKUNJUNG: survei terhadap pengunjung non-rombongan museum geologi bandung.

8 21 62

PENGARUH SERVICESCAPE TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN NUSANTARA DI MUSEUM PERUNDINGAN LINGGARJATI.

6 18 50

PENGARUH BAURAN PRODUK MUSEUM TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN DI MUSEUM JAWA TENGAH RANGGAWARSITA: Survei pada Pengunjung Umum di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita.

0 2 66

PENGARUH BAURAN PRODUK MUSEUM TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN DI MUSEUM JAWA TENGAH RANGGAWARSITA.

1 5 68

EFEKTIVITAS SPECIAL EVENT BERSIFAT EDUTAINMENT DALAM MENINGKATKAN PROSES KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE MUSEUM SRI BADUGA BANDUNG :Survei terhadap Wisatawan yang Berkunjung ke Museum Sri Baduga Bandung.

1 6 67

PENGARUH VACATIONSCAPE TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KOTA BANDUNG: Survey terhadap Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kota Bandung.

3 18 120

PENGARUH EXPANDED MARKETING MIX TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG:Survei pada Wisatawan Nusantara yang berkunjung ke Museum Sonobudoyo Yogyakarta.

0 1 73

View of PENGARUH IDENTITAS KABUPATEN GARUT TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG (Survei terhadap Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kabupaten Garut)

0 0 18