PENGARUH VACATIONSCAPE TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KOTA BANDUNG: Survey terhadap Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kota Bandung.

(1)

(Survey terhadap Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kota Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pariwisata

Oleh Dadan Ramdani

0800282

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMASARAN PARIWISATA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

KE KOTA BANDUNG

(Survey pada Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kota Bandung) Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Lili Adi Wibowo, S.sos.,S.Pd.,MM Oce Ridwanudin, MM

NIP.196904041999031001 NIP.198104072010121002

Mengetahui Ketua Program Studi

Manajemen Pemasaran Pariwisata

H.P. Diyah Setyorini, MM NIP. 197610312008122001

Tanggung Jawab Yuridis Ada Pada Penulis

Dadan Ramdani NIM. 0800282


(3)

KE KOTA BANDUNG

(Survey terhadap Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kota Bandung)

Oleh Dadan Ramdani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Dadan Ramdani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(4)

ABSTRAK

Dadan Ramdani. 0800282, “Pengaruh Vacationscape Terhadap Keputusan

Berkunjung ke Kota Bandung” (Survei Terhadap Wisatawan Nusantara yang

Berkunjung ke Kota Bandung) di bawah bimbingan Dr. Lili Adiwibowo. S.Sos.,S.Pd.,MM dan Oce Ridwanudin, MM.

Industri pariwisata di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat, hal ini ditandai oleh semakin meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan baik itu wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara. Seiring dengan perkembangan tersebut perlu adanya pemeliharaan dan perawatan serta perbaikan di berbagai sector terutama mengenai ketersediaan fasilitas dan akomodasi untuk memberikan kemudahaan bagi wisatawan yang berkunjung.

Kota Bandung merupakan salah satu tujuan wisata di Indonesia, kemudahaan akses menuju kawasan wisata menjadikan Kota Bandung sebagai pilihan utama wisatawan untuk dikunjungi. Kota Bandung menawarkan berbagai macam jenis wisata seperti wisata alam, budaya dan minat khusus. Wisata minat khusus sangat banyak di kunjungi oleh wisatawan yang berkunjung ke Kota Bandung, adapun wisata minat khusus yang ada di Kota Bandung yaitu wisata belanja dan wisata kuliner.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar tanggapan responden terhadap pelaksanaan vacationscape, mengetahui tanggapan responden terhadap built and constructed, crowding, vegetation, urban stressors, maintanace

and upkeep, signage dan comport amenities, mengetahui tanggapan tanggapan

responden mengenai keputusan berkunjung ke Kota Bandung. Metode yang digunakan dala penelitian ini adlah deskriftif dan verifikatif , dengan metode

descriptive survey dan explanatory survey. Hasil dari penelitian ini menunjukan

bahwa vacationscape berpengaruh terhadap keputusan berkunjung. Hal tersebut dapat dilihat dari tingkat signifikan yang tinggi dan juga dari korelasi yag menunjukan hubungan antara vacationscape dengan keputusan berkunjung memiliki hubungat yang kuat.

Kata Kunci: Vacationscape (built and constructed, crowding, vegetation, urban

stressors, maintanace and upkeep, signage dan comport amenities) dan Keputusan


(5)

ABSTRACT

Dadan Ramdani. 0800282, "The Effect of Vacationscape on Against Decision to

BandungCity " (Survey of Indonesian Travelers to Bandung City) " Under the guidance of Dr. Lili Adiwibowo. S.Sos., S.Pd., and Oce Ridwanudin MM, MM. Indonesia's tourism industry has developed very rapidly, it is characterized by the increasing number of tourists both foreign tourists and domestic tourists. Along with these developments and the need for maintenance treatment and improvements in various sectors, especially regarding the availability of facilities and accommodation to provide ease for tourists visiting.

Bandung is one of the tourist destinations in Indonesia, ease of access to the area makes the city of Bandung as the top choice of tourists to visit. Bandung city offers a variety of types of tourism such as eco-tourism, cultural and special interest. Special interest is very much visited by tourists who visit the city of Bandung, while the special interest in the city of Bandung is shopping and dining.

The purpose of this study is to determine how much respondents to the implementation vacationscape, knowing respondents to built and constructed, crowding, vegetation, urban stressors, maintanace and upkeep, signage and amenities comport, see what the respondents regarding the decision to the city of Bandung. The method used dala adlah descriptive research and verification, the descriptive survey method and explanatory survey. The results of this study indicate that vacationscape effect on the decision to visit. This can be seen from the significantly high level of correlation Yag and also shows the relationship between

the vacationscape hubungat decision has been strong.

Keywords: Vacationscape (built and constructed, crowding, vegetation, urban stressors, maintanace and upkeep, signage and amenities comport) and Against Decision


(6)

DAFTAR ISI

COVER

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 15

1.3Tujuan Penelitian ... 15

1.4Kegunaan Penelitian ... 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 18

2.1.1Konsep Vacationscape ... 18

2.1.1.1Konsep Vacationscape dalam Sustainable Tourism Marketing 18 2.1.1.2 Definisi Vacationscape ... 27

2.1.2 Pengertian Keputusan Berkunjung ... 32

2.1.2.1 Proses Pengambilan Keputusan Berkunjung ... 34

2.1.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Berkunjung ... 35

2.1.2.3 Tipe-tipe Keputusan Berkunjung ... 36


(7)

2.1.3 Pengaruh Vacationscape terhadap Keputusan Berkunjung ... 38

2.1.4 Orisinalitas Penelitian ... 39

2.2 Kerangka Pemikiran ... 43

2.3 Hipotesis ... 49

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 51

3.2 Metode Penelitian ... 52

3.2.1 Jenis Metode Penelitian ... 52

3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 54

3.2.3 Jenis dan Sumber Data ... 68

3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ... 70

3.2.4.1 Populasi ... 70

3.2.4.2 Sampel ... 71

3.2.4.3 Teknik Sampling ... 74

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data ... 77

3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Realibilitas ... 79

3. 2.6. Hasil Pengujian Validitas ... 79

3.2.6.2 Hasil Pengujian Realibilitas ... 85

3.2.7 Analisis Data dan Hipotesis... 87

3.2.7.1 Analisis Data Deskriptif ... 87

3.2.7.2 Pengujiam Hipotesis ... 88

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Objek dan Wisatawan ... 92

4.1.1 Profil Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung ... 92

4.1.1.1Identitas Dinas Kebudayaan dan Priwisata Kota Bandung ... 92


(8)

4.1.2 Profil Wisatawan yang Berkunjung ke Kota Bandung ... 97

4.1.2.1 Jenis Wisatawan Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia ... 97

4.1.2.2 Jenis Wisatawan Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan dan Tujuan Berkunjung ... 98

4.1.2.3 Jenis Wisatawan Berdasarkan Pekerjaan dan Frekuensi Berkunjung ... 99

4.2 Tanggapan Wisatawan Mengenai Vacationscape terhadap Keputusan Berkunjung ... 100

4.2.1 Karakteristik Built and Cnstructed di Kota Bandung ... 102

4.2.2 Karakteristik Crowding di Kota Bandung ... 105

4.2.3 Karakteristik Vegetation di Kota Bandung ... 107

4.2.4 Karakteristik Urband Stressors di Kota Bandung ... 109

4.2.5 Karakteristik Maintanace and Upkeep di Kota Bandung ... 110

4.2.6 Karakteristik Signage di Kota Bandung ... 112

4.2.7 Karakteristik Comport Amenities di Kota Bandung ... 113

4.2.1 Rekapitulasi Hasil Tanggapan Responden terhadap Pelaksanaan Vacationscape di Kota Bandung ... 114

4.3 Keputusan Berkunjung Wisatawan Ke Kota Bandung ... 117

4.3.1 Pemilihan Produk... 117

4.3.2 Pemilihan Merek ... 118

4.3.3 Pemilihan Distribusi ... 119

4.3.4 Pemilihan Waktu Berkunjung... 120

4.3.5 Frekuensi Berkunjung ... 121

4.3.1 Rekapitulasi Hasil Tanggapan Responden terhadap Pelaksanaan Vacationscape di Kota Bandung ... 122

4.4 Pengaruh Vacationscape terhadap Keputusan Berkunjung ke Kota Bandung ... 123

4.5 Implikasi Hasil Temuan ... 129

4.5.1 Temuan Penelitian Berisifat Teoritik... 129


(9)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 132 5.2 Rekomendasi ... 133

DAFTAR PUSTAKA ...

CURICULUM VITAE ...


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Tabel Hal

1.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan Internasional 2012 ... 2

1.2 Jumlah Kunjungan Wisatawan Intenasional ke Asia Tenggara 2012 ... 4

1.3 Jumlah Kunjungan Wisman dan Wisnus ke Indonesia 2012 ... 4

1.4 Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Jawa Barat 2012 ... 5

1.5 Jumlah Kunjungan Wisatawan yang Berkunjung Melalui Pintu Gerbang Kedatangan 2010-2012 ... 6

2.1 Definisi Vacationscape ... 28

2.2 Pengertian Keputusan Berkunjung ... 33

2.3 Orisinalitas Penelitian ... 39

3.1 Operasionalisasi Variabel... 55

3.2 Jenis dan Sumber Data ... 39

3.3 Penyebaran Populasi Yaitu Wisnus di Objek Daya Tarik Wisata Kota Bandung ... 71

3.4 Penyeberan Wisata Belanja dan Wisata Kuliner di Kota Bandung ... 77

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 79

3.6 Koefisien Korelasi ... 80

3.7 Pengujian Validitas Variabel X (Vacationscape) ... 81

3.8 Pengujian Validitas Variabel Y (keputusan Berkunjung) ... 84

3.9 Hasil Pengujian Realibilitas ... 86

3.10 Kriteria Penafsiran Hasil Perhitungan Responden ... 88

4.1 Jenis Wisatawan Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia ... 97

4.2 Jenis Wisatawan Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan dan Tujuan Berkunjung ... 98

4.3 Jenis Wisatawan Berdasarkan Pekerjaan dan Frekuensi Berkunjung ... 99

4.4 Built and Constructed dalam Vacationscape di Kota Bandung ... 102

4.5 Level of Crowding dalam Vacationscape di Kota Bandung ... 105


(11)

4.6 Vegetation dalam Vacationscape di Kota Bandung ... 107

4.7 Urban Stressors dalam Vacationscape di Kota Bandung ... 109

4.8 Maintanace and Upkeep dalam Vacationscape di Kota Bandung ... 110

4.9 Signage dalam Vacationscape di Kota Bandung ... 112

4.10 Comport Amenities dalam Vacationscape di Kota Bandung ... 113

4.11 Rekapitulasi Hasil Tanggapan Wisatawan terhadap Pelaksanaan Vacationscape di Kota Bandung ... 115

4.12 Keputusan Berkunjung Berdasarkan Pemilihan Produk ... 117

4.13 Keputusan Berkunjung Berdasarkan Pemilihan Merek ... 118

4.14 Keputusan Berkunjung Berdasarkan Pemeilihan Distribusi ... 119

4.15 Keputusan Berkunjung Berdasarkan Waktu Kunjungan ... 112

4.16 Keputusan Berkunjung Berdasarkan Jumlah Kunjungan ... 121

4.17 Rekapitulasi Hasil Tanggapan Wisatawan terhadap Pelaksanaan Keputusan Berkunjung Kota Bandung ... 122

4.18 Pengaruh Pelaksanaan Vacationscape terhadap Keputusan Berkunjung Ke Kota Bandung ... 123

4.19 Uji Keseluruhan ... 118

4.20 Keputusan Berkunjung Berdasarkan (Uji F) Pemeilihan Distribusi ... 124

4.21 Pengujian Parsial ... 125

4.21 Koefisien Jalur Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung dari Vacationscape terhadap Keputusan Berkunjung ke Kota Bandung ... 127


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Gambar Hal 2.1 Kerangka Pemikiran Pengaruh Vacationscape terhadap

Keputusan Berkunjung ke Kota Bandung ... 47

2.2 Model Paradigma Pengaruh Vacationscape terhadap Keputusan Berkunjung ke Kota Bandung ... 48

3.1 Macam-macam Teknik Sampling ... 75

3.2 Teknik Penarikan Cluster Sampling ... 77

3.3 Struktur Kausal Antara X dan Y ... 89

3.4 Analisis Jalur (Path) Pengaruh Vacationscape terhadap Keputusan Berkunjung ke Kota Bandung ... 90

4.1 Struktur organisasi Dinas Kebudayaan dan pariwisata Kota Bandung 2013 ... 96


(13)

(14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Industri Pariwisata merupakan sektor terpenting dalam suatu negara karena dapat meningkatkan perekonomian. Beberapa dekade terakhir, banyaknya penduduk di dunia melakukan perjalanan wisata, menjadikan pariwisata berkembang menjadi suatu lahan yang menguntungkan. Peningkatan jumlah wisatawan tersebut di pengaruhi oleh kondisi perekonomian yang meningkat.

Pariwisata dan kemajuan teknologi telah mempermudah hubungan antara wilayah sehingga terdapat saling keterkaitan antar wilayah dan saling mempengaruhi berbagai segi kehidupan manusia, terutama dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya.

Pembangunan pariwisata pada suatu wilayah dapat memberikan dampak yang bernilai positif, yaitu peningkatan pendapatan masyarakat, peningkatan kesempatan kerja dan peluang usaha, peningkatan pendapatan pemerintah dari pajak dan keuntungan usaha milik pemerintah dan sebagainya.

United Nation World Tourism Organization (UNWTO), kenaikan tingkat pariwisata tahun 2012 telah di mulai dari Januari sampai Desember, kedatangan wisatawan internasional seluruh dunia mencapai 8,6% atau sebesar 980 juta, terjadi peningkatan dari tahun 2010 sebesar 6,8% dan tahun 2011 sebesar 7,2%. UNWTO, memprediksikan bahwa pada tahun 2030 pariwisata akan menjadi industri terbesar di dunia, dan merupakan generator penggerak peretumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja. Menurut perkiraan UNWTO pada


(15)

tahun 2030. akan ada lebih 1,8 milyar kunjungan wisatawan internasional di dunia dengan pengeluaran sebanyak US$ 2,5 triliun. Sebagai sektor pariwisata akan berkembang 3,5% pertahunya. Kunjungan Internasional di prediksi akan meningkat 5,3% per tahun dan pengeluaran pariwisata internatonal 7,6%.

Pada tahun 2012 pariwisata dunia telah terjadi peningkatan di berbagai wilayah diantaranya Eropa 8% dengan jumlah kedatangan 503 juta, Afrika 7 % dengan total jumlah kedatangan 450 juta, Asia dan Pasifik naik 6% dengan jumlah kedatangan 216 juta, Amerika 4% dengan jumlah kedatangan 156 juta (Sumber: www.unwto.com).

UNWTO memperkirakan pariwisata internasional untuk terus tumbuh pada tahun 2012 meskipun pada tingkat lebih lambat. Kedatangan diperkirakan meningkat sebesar 3% menjadi 4%, mencapai angka satu miliar pada akhir tahun. Negara berkembang dapat kembali memimpin pertumbuhan yang kuat baik di Asia Pasifik dan Afrika (4% sampai 6%), diikuti oleh Amerika dan Eropa (2% sampai 4%). Timur Tengah (0% sampai +5%).

TABEL 1.1

JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN INTERNASIONAL

Sumber: UNWTO 2012

No Negara Jumlah Wisatawan

1 Cina 38.300.000

2 Brazil 32.100.000

3 India 32.100.000

4 Hongkong 25.300.000

5 Rusia 21.500.000

6 Amerika Serikat 12.700.000

7 Spanyol 9.400.000

8 Inggris 7.300.000

9 Jerman 4.400.000


(16)

Berdasarkan Tabel 1.1, Cina, Hongkong dan India termasuk bagian dari wilayah Asia Pasifik dengan jumlah wisatawan yang mengunjungi pariwisata internasional sangat sebesar menempati peringkat pertama. Brazil dan Amerika Serikat menempati peringkat kedua. Rusia, Spanyol, Inggris, Jerman dan Austria termasuk wilayah Eropa menempati peringkat ke tiga. Kegiatan pariwisata Internasional berpeluang memberi dampak positif yang besar bagi peningkatan kualitas pada berbagai aspek, yang telah lama di sadari oleh banyak pihak. Keberhasilan dari berbagai negara dalam meningkatkan kemajuan dan kesejahtraan masyarkatnya melalui pengembangan pariwisata dapat di lihat keberadaanya.

Pertumbuhan pariwisata Asia Tenggara dan Asia Selatan merupakan yang terbaik di dunia pada akhir tahun 2012 dengan tingkat pertumbuhan 9% sampai 10%. Berbeda dengan Asia Timur dan Asia Utara pertumbuhan pariwisatanya tidak sebaik tahun sebelumnya yakni tahun 2011 8% sampai 9% sedangkan untuk tahun 2010 7% sampai 7,5%. Turunya kunjungan wisatawan ke Asia Utara dan Timur di sebabkan kondisi jepang pasca bencana gempa bumi dan tsunami.

Negara di ASEAN harus berhati-hati terhadap krisis ekonomi yang terjadi di Eropa. Dampak dari terjadinya krisis ekonomi akan memberikan dampak yang kurang baik bagi minat wisatawan internasional berkunjung. Asia Tenggara menjadi satu-satunya wilayah di ASEAN yang tidak terkena imbas dari dampak krisis ekonomi, tingginya minat wisatawan untuk bepergian atau berkunjung menjadikan pariwisata Asia Tenggara terus tumbuh dan berkembang. Solusi terbaik bagi pariwsata ASEAN dengan menjadikan satu-satunya wilayah yang


(17)

aman untuk di kunjungi bagi semua wisatawan internasional, selain itu pula menegaskan pariwisata ASEAN merupakan wilayah yang tahan akan krisis.

TABEL 1.2

DATA KUNJUNGAN WISATAWAN TERTINGGI UNTUK LIMA NEGARA DI ASIA TENGGARA

Sumber: UNWTO 2012

Tabel 1.2 menunjukan bahwa Indonesia berada pada urutan ke empat dari lima negara yang memiliki tingkat kunjungan wisatawan terbesar di Asia Tenggara, dengan rata-rata kenaikan 550.000 wisatawan pertahun dengan jumlah wisatawan mencapai 20.756,4 wisatawan dalam kurun waktu tiga tahun, jumlah ini hanya berselisih sekita 6,5 juta wisatawan yang berkunjung ke Vietnam. Angka ini jauh berbeda dengan jumlah kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Thailand berjumlah 44.488,9 dan Malaysia 76.335,1 juta wisatawan. Pariwisata Indonesia menargetkan untuk Tahun 2013 mencapai 8 juta wisatawan, berikut jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan nusantara (wisnus) ke Indonesia:

TABEL 1.3

JUMLAH KUNJUNGAN WISMAN DAN WISNUS KE INDONESIA

Tahun Wisman Wisnus Jumlah

Wisatawan

2010 6.323.730 85.623.452 91.947.182

2011 7.002.944 80.556.753 87.579.697

2012 7.649.731 96.240.645 103.890.377

Sumber: http//:www.budpar.go.id

Negara 2010 2011 2012 Jumlah

Wisatawan

Malaysia 23.646,2 24.667,4 28.025,5 76.335,1

Thailand 14.091,0 15.800,4 14.597,5 44.488,9

Singapura 9.681,3 11.643,6 11.116,5 32.491,4

Indonesia 6.425,0 7.002,9 7.429,8 20.857,7


(18)

Wisman sangat memiliki peran yang sangat strategis bagi perkembangan pariwisata Indonesia khususnya dalam kondisi rendahnya kunjungan wisman. Pentingnya posisi wisnus dapat dilihat dari tingginya jumlah perjalanan di dalam negeri. Tren pariwisata Indoneisa pada tahun 2013 akan banyak mengalami perubahan, pertumbuhan perekonomian menjadi target utama pada tahun 2013. Departemen Pariwisata dan ekonomi kreatif memprediksikan wisata dan perjalanan di tahun 2013 yaitu kapal pesiar, tarif baru penerbangan serta munculnya wisata baru akan menjadi tren pariwisata Indoneisa di tahun 2013 (Sumber:http//:www.budpar.qo.id)

Provinsi Jawa Barat sebagai salah satu tujuan wisata di Indonesia selain Bali, Yogyakarta, Jakarta dan pulau lain yang ada di Indonesia. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Prov. Jawa Barat memiliki salah satu program promosi yang berhasil dengan tema west java ffun truly fun. Berikut jumlah kunjungan wisman dan wisnus ke Jawa Barat:

TABEL 1.4

JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN KE JAWA BARAT

Tahun Wisman Wisnus Jumlah

2010 18.326.073 32.000.000 50.326.073

2011 18.656.643 37.000.000 55.656.643

2012 18.875.223 40.000.000 58.875.223

Sumber: Neraca Satelit Pariwisata Daerah Jawa Barat T.A. 2012

Berdasarkan Tabel 1.4 jumlah wisman yang berkunjung ke Jawa Barat terus mengalami peningkatan dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012. Peningkatan tersebut terjadi selama dua tahun berturut-turut yaitu sebanyak 330.570 orang atau sekitar 13,5% pada tahun 2011, sedangkan peningkatan di tahun 2012 tidak sebanyak tahun sebelumnya yaitu hanya 218.580 orang atau


(19)

sekitar 11%. Jumlah wisnus yang berkunjung ke Jawa Barat mengalami peningkatan yaitu sebanyak 5.000.000 orang atau sekitar 16% pada tahun 2011, sedangkan peningkatan di tahun 2012 tidak sebanyak di tahun sebelumnya yaitu hanya 3.000.000 orang atau sekitar 14,6% dan target wisatawan di tahun 2013 yaitu sebesar 17,3% dari tahun 2012 (Sumber: Neraca Satelit Pariwisata Daerah Jawa Barat T.A. 2012).

Potensi pariwisata Jawa Barat mencakup alam, seni budaya dan minat khusus, dimana potensi tersebut cukup beragam dan tersebar di Kabupaten / Kota di Jawa Barat, sehingga dapat ditetapkan enam jalur wisata unggulan, diantaranya: 1. Jalur Bogor dan sekitarnya (Kebun Raya, Taman Safari Indonesia, Perkebunan Teh Gunung Mas, Cibodas dan Taman Bunga), Jalur Sukabumi dan sekitarnya (Lido, Salabinta, Pelbuhan Ratu, Ujung Genteng dan Cisolok).

2. jalur Bandung dan sekitarnya (Ciater, Tagkuban Perahu, Maribaya, Lembang, Kota Bandung, Situ Patenggang dan Kawah Putih).

3. jalur Ciamis dan sekitarnya (Air Panas Tarogong, Situ Cangkuang, Kampung Naga, Pangandaran dan Green Canyon).

4. jalur Cirebon dan sekitarnya (Keraton Kasepuhan, Keraton Kecirebonan, Makam Sunan Gunung Jati, Gedung Linggarjati dan Air Panas Sangkan Hurip)

5. Jalur Purwakarta dan sekitarnya ( Waduk Cirata, Keramik Plered, Waduk Jatiluhur dan Situs Candi Jiwa) (Sumber: Disparbud Jawa Barat 2012).


(20)

Kawasan wisata unggulan Jawa Barat merupakan kawasan wisata yang diunggulkan ditingkat Provinsi Jawa Barat, yang berperan dalam menjawab isu-isu pokok pengembangan kepariwisataan Provinsi Jawa Barat. Salah satu daerah yang memilki daya tarik wisata serta banyak dikunjungi oleh wisatawan yaitu berada di Kota Bandung.

Kota Bandung merupakan central city, sebagai Ibu Kota Provinsi Jawa Barat yang di huni kurang lebih 4 juta jiwa penduduk, mayoritas penduduk beragama islam dan memiliki potensi pendidikan cukup besar untuk berbagai bidang profesi, sedangkan untuk sektor pariwisata memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan dan bahkan dapat dijadikan daerah tujuan wisata andalan, sehingga dapat menarik kunjungan wisatawan (Sumber:Disparbud Jawa Barat 2012).

Pemerintah Kota Bandung menjadikan pariwisata sebagai salah satu sektor yang termasuk dalam 10 common goals (sepuluh kegiatan unggulan) yang terdiri dari :

1. Ekonomi, berupa peningkatan pendapatan, penyedian lapangan kerja, dan lapangan berusaha, peningkatan pajak serta penggunaan sektor pariwisata sebagai penggerak bagi ekspansi sektor lain.

2. Sosial, berupa menumbuh-kembangkan dan mendorong pertukaran budaya kreatif serta memperkenalkan budaya kepada masyarakat luar/asing, mendidik masyarakat untuk mencintai daerahnya sendiri dan menyediakan kesempatan berekreasi.


(21)

3. Konservasi dan pelestarian, berupa menumbuh kembangkan dan mendorong pencapaian konservasi lingkungan dan budaya yang dikembangkan secara berkelanjutan. (Sumber:disbudpar Kota Bandung 2012)

Kota Bandung memiliki potensi objek dan daya tarik wisata yang terbagi menjadi tiga yaitu:

1. Potensi alam yang dimiliki Kota Bandung yaitu THR.IR.H.Juanda dan berberpa taman kota yaitu Taman Maluku, Taman Lansia, Punclut, Kebun Binatang Bandung dan Lembah Siliwangi.

2. Potensi budaya yaitu Museum Geologi, Museum Siliwangi, Museum Sribaduga, Museum Mandala Wangsit Siliwangi, Museum Zoologi KBB, Museum Asia Afrika dan Museum Pos Indonesia dan beberapa gedung bersejarah yaitu Gedung Dwi Warna, Gedung Merdeka, Gedung Indonesia Menggugat dan Gedung Paguyuban Pasundan.

3. Potensi minat khusus yaitu Kebun Binatang, Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani, Karang Setra, dan Wisata Belanja Cihampelas dan Cibaduyut . (Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat dalam Angka Tahun 2012)

Potensi wisata Kota Bandung merupakan potensi pariwisata yang di unggulkan di tingkat Kabupaten dan Kota Provinsi Jawa Barat, yang berperan dalam menjawab isu-isu pokok pengembangan kepariwisataan Kota Bandung. Potensi pariwisata Kota Bandung berperan strategis karena keunikan lokasi


(22)

maupun tingginya intensitas kunjungan wisatawan (Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat dalam Angka Tahun 2012).

Kunjungan wisman ke Kota Bandung didominasi oleh wisman asal Malaysia dan Singapura sedangkan target utama pariwisata Kota Bandung yaitu wisnus. Wisnus yang berkunjung ke Kota Bandung didominasi oleh wisnus asal Jakarta, Bekasi, Depok dan Bogor (Sumber: disbudpar Kota Bandung 2012).

Berikut data kunjungan wisatawan yang berkunjung melalui pintu gerbang kedatangan ke Kota Bandung:

TABEL 1.5

DATA KUNJUNGAN WISATAWAN YANG BERKUNJUNG MELALUI PINTU GERBANG KEDATANGAN KE KOTA BANDUNG

Sumber: Bada Pusat Statistika Kota Bandung 2012

Berdasarkan Tabel 1.5 yaitu jumlah wisman yang berkunjung ke Kota Bandung terus mengalami penurunan dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012. Penurunan tersebut terjadi selama dua tahun berturut-turut yaitu sebanyak 2.864 orang pada tahun 2011, sedangkan di tahun 2012 sebesar 48.730 orang. Sedangkan target utama pariwisata Kota Bandung yaitu wisnus yang berkunjung ke Kota Bandung. Sejak dibukanya Jalan Tol Cipularang, Kota Bandung telah menjadi tujuan utama dalam menikmati liburan akhir pekan terutama dari masyarakat yang berasal dari Jakarta dan sekitarnya, pada tahun 2011 wisnus yang berkunjung mengalami peningkatan yaitu sebanyak 1.535.800 orang dan terjadi penurunan pada tahun 2012 yaitu sebesar 1.406.654 orang. Jumlah

Tahun Wisman Wisnus Total

2010 228.449 4.951.439 5.179.888

2011 225.585 6.487.239 6.712.824

2012 176.855 5.080.584 5.257.439


(23)

wisatawan yang berkunjung ke Kota Bandung tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 1.532.936 dan terjadi penurunan tahun 2012 sebesar 1.455.385, target kunjungan wisatawan di tahun 2013 yaitu sebesar 8% dari tahun 2012 (Sumber:Disbudpar Kota Bandung 2012).

Penurunan wisatawan terutama wisnus diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu kemacetan dan infrastruktur jalan rusak menjadi faktor utama berkurangnya wisnus ke Kota Bandung. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Dody Iriana Memed selaku ketua Kepala Bidang Promosi Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) 2012 mengatakan "Bila kondisi infrastruktur jalan dan kemacetan seperti saat ini, tak bisa dihindarkan lagi 2013 pariwisata Kota Bandung akan mengalami kejenuhan serta tanda-tanda penurunan produktivitas kepariwisataan di Kota Bandung sudah mulai terasa dengan potensi penurunan tingkat kunjungan sekitar 15 persen."(Sumber:http//Kompas.com//news).

Fenomena tersebut dapat menjadi acuan Pemerintah Kota Bandung untuk mengambil tindakan atau keputusan, agar keputusan berkunjung ke Kota Bandung dapat meningkat kembali. Adapun cara yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandung untuk meningkatkan kembali tingkat keputusan berkunjung wisatawan yaitu dengan memperhatikan berbagai aspek diantaranya: aspek ekonomi, aspek sosial dan aspek lingkungan.

Menurut Jamrozy dalam I Made Suradnya (2011:43) mengemukakan bahwa model pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism marketing) yang menjadi kriteria keberhasilan strategi pemasaran destinasi pariwisata yaitu dengan memperhatikan aspek ekonomi, aspek sosial dan aspek lingkungan.


(24)

Aspek lingkungan menjadi bagian terpenting bagi pemerintah Kota Bandung, hal ini dikarenakan wisatawan yang berkunjung ke Kota Bandung ingin mendapatkan kenyamanan dan ketenangan, salah satunya dengan menjaga dan memelihara segala aspek yang berhubungan dengan lingkungan. Adapun strategi yang dilakukan oleh pemerintah Kota Bandung dalam upaya meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dengan berdasakan aspek lingkungan yaitu melakukan pengembangan vacationscape.

Menurut Gunn dalam Tomas (2007:35) bahwa Vacationscape terdiri dari

built and constructed, crowding, vegetation, water elements, urban stressors, maintenance and upkeep, signage, and comfort amenities. Berikut adalah data

mengenai pengembangan Vacationscape yang dilakukan oleh pemerintah Kota Bandung:

1. Built and constructed , yaitu jenis bahan bangunan yang berkualitas

atau tingkatan elemen yang dibangun berdampak pada preferensi serta kualitas keindahan. Pembangunan infrastruktur bangunan yang dilakukan oleh pemerintah Kota Bandung dalam upaya untuk meningkatkan kenyamanan wisatawan, salah satunya yaitu pemerintah Kota Bandung melakukan revitalisasi semua bangunan di Kota Bandung secara bertahap. Adapun revitalisasi yang dilakukan oleh pemerintah Kota Bandung diantaranya yaitu memperbaiki semua bangunan yang menjadi landmark Kota Bandung seperti bangunan bersejarah, bangunan pemerintahan, museum, bangunan pusat pebelanjaan, bangunan pertunjukan dan bangunan yang ada disetiap


(25)

objek wisata. Sedangkan target pada tahun 2013 yaitu percepatan pembangunan infrastruktur bangunan di setiap wilayah di Kota Bandung (Sumber: Pemerintah Kota Bandung 2012).

2. Level of crowding, merupakan tingkat kepadatan suatu kawasan baik

dilihat dari aspek kepadatan lalu lintas dan pengunjung. Program yang dilakukan pemerintah Kota Bandung dalam mengatasi kemacetan di Kota Bandung yaitu dengan memberlakukan sistem 4 in 1 yang meliputi pintu keluar Tol Pasteur, mulai dari persimpangan JL. Surya Sumantri sampai jembatan layang Pasoepati, target utama dari program tersebut adalah untuk mengurangi kemacetan di Kota Bandung, terutama saat weekend dan long weekend. Melaksanakan “Car Free

Night” yang dilakukan selama enam jam di jalur Dago Kota Bandung.

Tujuan utamanya untuk mencegah terjadinya kemacetan total di kawasan Kota Bandung. (Sumber: Pemerintah Kota Bandung 2012).

3. Vegetation, merupakan unsur-unsur alam serta karakteristik umum dari

manusia untuk memperhatikan serta menjaga dan merespon positif ke alam dan lingkungan, vegetasi alam perkotaan diantaranya pohon-pohon dan keindahan taman. Program yang dilaksanakan pemerintah Kota Bandung dalam upaya menjaga keindahan dan kesejukan Alam di Kota Bandung salah satunya yaitu melakukan penghijauan, adapun program penghijaun yang dilaksanakan oleh pemeritah Kota Bandung yaitu melalui program “Bandung Green and Clean” dan “Bandung


(26)

masyarakat Kota Bandung yang sadar akan lingkungan dan dapat menjaga kesetabilan alam dengan mengelola lingkungan menjadi hijau, bersih dan sehat serta dapat menimbulkan nilai ekonomis bagi masyarakat. Program tersebut menitik beratkan permasalahan penghijauan dan kebersihan terutama lingkungan sekitar di Kota Bandung. Manfaat dengan adanya program tersebut maka akan menciptakan kembali Kota Bandung sebagai kota yang sejuk, indah dan bersih. Sehingga akhirnya wisatawan yang berkunjung akan merasa nyaman (Sumber: Pemerintah Kota Bandung 2012).

4. Urban stressors, merupakan penyebab stress seseorang yang timbul

diperkotaan sebagai dampak dari turunya kwalitas keindahan alam. Dalam upaya mengurangi penyebab stress wisatawan ketika berkunjung ke Kota Bandung yang disebabkan oleh adanya indikator visual seperti mobil, kabel, lampu, bangunan dan segala aspek yang berada disekitar kawasan wisata. Salah satu caranya yaitu dengan melakukan penataan ruang terbuka hijau perkotaan, seperti pengembangan taman kota yang berfungsi sebagai ruang terbuka hijau Kota Bandung yang memberikan pemandangan alam yang indah dan sejuk serta berguna sebagai paru-paru kota dan menjadi tempat rekreasi bagi masyarakat dan wisatawan serta menjaga dan memelihara keadaan sekitar taman kota seperti menata kembali fasilitas dari taman kota diantaranya lampu taman, mennyediakan area bermain bagi anak-anak, serta menyediakan lahan parkir (Sumber: Pemerintah Kota Bandung 2012).


(27)

5. Maintenance and upkeep, merupakan pemeliharaan dan perawatan yang

menjadi indikator dalam memberikan kualitas keindahan dan tingkat perwatan suatu kawasan. Program yang dilaksanakan pemerintah Kota Bandung dalam upaya memelihara dan menjaga lingkungan Kota Bandung dan utamanya kawasan wisata yaitu bekerjasama dengan semua intansi dan lembaga swadaya masyarakat dalam menjaga dan memelihara keindahan dan kebersihan lingkungan di Kota Bandung. Adapun kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah Kota Bandung dalam menjaga dan memelihara lingkungan yaitu dengan melakukan penataan dan pemeliharaan ruang terbuka hijau dan lingkungan disekitar kawasan wisata serta bekerjasama dengan masyarakat setempat dalam upaya menjaga dan memelihara segala fasilitas yang tersedia di sekitar kawasan wisata, selain bekerjasama dengan masyarakat pemerintah Kota Bandung pula bekerjasama dengan biro perjalanan wisata dan agen perjalanan wisata dalam menjaga dan memlihara kebersihan lingkungan di sekitar kawasan wisata yang kemudian diinformasikan kepada wisatawan yang berkunjung (Sumber: Pemerintah Kota Bandung 2012).

6. Signage, merupakan informasi yang diberikan seperti tanda-tanda dan

sifat fisik. Dalam memberikan kemudahan kepada wisatawan terutama informasi mengenai lokasi wisata yang ada di Kota Bandung, maka pemerintah Kota Bandung membuat papan petunjuk arah disetiap titik jalan di Kota Bandung dan ditempatkan mulai dari pintu masuk Kota


(28)

Bandung seperti pintu keluar Tol Pasteur, Buah Batu dan Pasir Koja. Adapun informasi yang diberikan kepada wisatawan yaitu mengenai daya tarik wisata yang dimiliki oleh Kota Bandung dan peta wisata yang menjelaskan mengenai lokasi dari daya tarik wisata yang ada di Kota Bandung (Sumber: Pemerintah Kota Bandung 2012).

7. Comfort amenities, merupakan fasilitas atau tempat istirahat disiapkan

untuk mendukung wisatawan ketika berwisata disuatu kawasan wisata. Pemerintah Kota Bandung bekerjasama dengan pengelola kawasan wisata dengan tujuan untuk meningkatkan fasilitas pendukung, salah satunya yaitu dengan menyediakan tempat untuk beristirahat, makan dan minum, peningkatan fasilitas tersebut bertujuan untuk memberikan kenyamanan bagi wisatawan yang sedang berkunjung ke Kota Bandung (Sumber: Pemerintah Kota Bandung 2012).

Berdasarkan strategi dan program yang dilaksanakan pemerintah Kota Bandung yaitu melalui pengembangan vacationscape yang terdiri dari built and

constructed elements, crowding, vegetation, urban stressors, maintenance and upkeep, signage, and comfort amenities diharapkan dapat mempengaruhi

keputusan wisatawan terutama wisnus untuk berkunjung ke Kota Bandung. Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu diadakan suatu penelitian tentang “Pengaruh Vacationscape terhadap Keputusan Berkunjung ke Kota


(29)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana Vacationscape yang dilaksanakan pariwisata Kota Bandung. 2. Bagaimana Keputusan Berkunjung ke Kota Bandung

3. Bagaimana pengaruh Vacationscape terhadap Keputusan Berkunjung ke Kota Bandung

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian maka tujuan penelitian yaitu untuk memperoleh hasil temuan mengenai :

1. Vacationscape yang dilaksanakan pariwisata Kota Bandung

2. Keputusan Berkunjung ke Kota Bandung

3. Pengaruh pengaruh Vacationscape terhadap keputusan berkunjung ke Kota Bandung

1.4 Kegunaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas maka kegunaan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Secara Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah perluasan kajian ilmu mengenai kepariwisataan tentang pemasaran destinasi wisata, khususnya yang memiliki keidentikan mengenai vacationscape terhadap keputusan berkunjung ke Kota Bandung. Selanjutnya hasil penelitian dapat memberi


(30)

kontribusi untuk mengembangkan ilmu manajemen pemasaran pariwisata khususnya pada manajemen pemasaran destinasi.

2. Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan informasi bagi pihak yang bersangkutan yaitu Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bandung dalam merespon wisatawan untuk membuat keputusan berkunjung ke Kota Bandung melalui pelaksanaan vacationscape, sehingga dapat menjadikan bahan masukan dalam upaya meningkatkan dan mengembangkan serta mempertahankan eksistensi di dalam kepariwisataan Kota Bandung.


(31)

BAB III

OBJEK DAN METODELOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini menganalisa tentang pengaruh vacationscape terhadap keputusan berkunjung ke Kota Bandung, dan pada penelitian ini terdiri dari

vacationscape sebagai variabel bebas dan keputusan berkunjung sebagai variabel

terikat. Keputusan berkunjung sebagai variabel terikat terdiri dari pemilihan produk dan jasa, pemilihan brand (merek), pilihan distribusi, waktu kunjungan, jumlah kunjungan dan metode pembayaran, tetapi pada penelitian ini metode pembayaran tidak diteliti. Penelitian ini dilakukan pada Kawasan wisata Kota Bandung dan dalam penelitian ini pengunjung yaitu wisatawan nusantara (wisnus), yang akan dijadikan sebagai salah satu sasaran penelitian karena merupakan pihak yang menentukan serta mengambil keputusan untuk berkunjung ke Kota Bandung.

Dipilihnya Kota Bandung sebagai tempat penelitian karena berdasarkan data kunjungan yang diperoleh dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung (Disbudpar Kota Bandung). Menunjukan jumlah kunjungan wisnus dari tahun ketahun mengalami kenaikan dan penurunan selama tiga periode yaitu pada tahun 2010 sebesar 4.951.439 orang, tahun 2011 sebesar 6.487.239 orang dan tahun 2012 sebesar 5.080.584 orang. Yang menjadikan alas an mendasar dijadikanya Kota Bandung sebagai objek penilitan adalah belum tercapainya target kunjungan wisnus sampai dengan 8% bahkan 15% (Sumber: Disbudpar Kota Bandung 2012).


(32)

Maka penelitian ini akan menganalisis mengenai pengaruh vacationscape terhadap keputusan berkunjung ke Kota Bandung. Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu kurang dari satu tahun yaitu selama Sembilan bulan, tepatnya pada bulan September 2012 sampai Mei 2013, maka metode pengumpulan data yang digunakan adalah cross sectional method. Menurut M.Aziz Firdaus (2012:32) mengungkapkan bahwa “Metode penelitian dengan cara memperbaiki objek dalam kurun waktu tertentu atau tidak berkesinambungan dalam jangka panjang. 3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Jenis Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan ilmu-ilmu manajemen pemasaran, khususnya pemasaran dibidang jasa. Pemasaran jasa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keberadaan vacationscape, yang mempunyai pengaruh terhadap keputusan berkunjung ke Kota Bandung. Survey yang dilakukan yaitu terhadap wisnus yang berkunjung ke Kota Bandung.

Setiap penelitian yang dilakukan sebelumnya harus ditentukan dahulu jenis dan metode penelitian yang akan digunakan, hal ini bertujuan untuk mencapai tujuan dari penelitian tersebut. Berdasarkan variabel-variabel yang diteliti, maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif, karena dalam penelitian ini terdapat variabel-variabel yang dapat menggambarkan variabel suatu penelitian dan menguji suatu kebenaran teori yang digunakan sesuai dengan fenomena yang terjadi dilapangan.


(33)

Penelitian deskriptif disini bertujuan untuk memperoleh gambaran keseluruhan mengenai vacationscape meliputi built and constructed elements,

crowding, vegetation, maintenenace and upkeep, signage dan comfort amenities

serta implikasi terhadap keputusan berkunjung yang terdiri dari pemilihan produk dan jasa, pemilihan merek (brand), pilihan distribusi, waktu kunjungan dan jumlah kunjungan.

Menurut M.Aziz Firdaus (2012:24) mengemukakan bahwa “Penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran pengumpulan data dilapangan”. Dalam penelitian ini diuji mengenai pengaruh vacationscape terhadap keputusan berkunjung ke Kota Bandung.

Berdasarkan jenis penelitian diatas yaitu peneltian deskriptif dan verifikatif yang dilakukan melalui pengumpulan data dilapangan, maka metode penelitian yang dilakukan adalah descriptive survey dan explanatory survey. Menurut Sugiono (2012:39) yang dimaksud metode survey yaitu:

Metode penelitian yang dilakukan populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah dari sampel yang diambil dari polpulasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis. Penelitian ini menggunakan metode informasi dari sebagian populasi dikumpulkan langsung ditempat kejadian secara empirik dan mengetahui pendapat sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti. Metode penelitian

Cross Sectional disebut penelitian sekali bidik (one snapshot), merupakan


(34)

3.2.2 Operasional Variabel

Operasional variabel pada penelitian ini dilakuakan untuk mengetahui pengaruh variabel yang diteliti serta mengukur skor atau nilai dari masng-masing variabel baik variabel bebas maupun variabel terikat. Operasional variabel menurut M.Aziz Firdaus (2012:24) mengungkapkan bahwa “Mengukur suatu variabel yang telah dijelaskan secara rinci pada Sub-Bab sebelumnya (pengukuran variabel)”. Dalam suatu penelitian agar dapat membedakan konsep teoritis dengan konsep analisis, maka perlu adanya penjabaran konsep melalui operasional variabel.

Sugiono (2012:52) mengungkapkan bahwa “Operasional variabel merupakan batasan suatu konstruk atau variabel dengan merinci hal-hal yang harus dikerjakan oleh peneliti untuk mengukur variabel tersebut”. Variabel yang dikaji dalam penelitian ini terdiri dari aspek vacationscape sebagai variabel X dan keputusan berkunjung sebagai variabel Y. Konsep operasionalisasi variabel digunakan untuk mengukur skor atau nilai dari variabel Y (keputusan berkunjung) serta dapat dilihat dari segi operasionalisasi variabel X (vacationscape).

Skala pengukuran yang dipakai yaitu gabungan skala interval – ordinal (Hybrid Ordinally – Interval Scales). M.Aziz Firdaus (2012:43) mengungkapkan

bahwa “Gabungan skala interval – ordinal digunakan pada penelitian pemasaran dan bisnis serta pada dasarnya adalah skala ordinal, tetapi memiliki karaktersistik jarak yang diasumsikan (assumed distance property)”. Sehingga peneliti melakukan beberapa jenis analisis statistik yang tingkatanya lebih tinggi. Berikut Tabel 3.1 Operasional Variabel.


(35)

TABEL 3.1

OPERASIONAL VARIABEL Variabel/Sub

Variabel

Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala No.Ite m

Vacation scape (X)

“Vacationscape to describe the environment which tourist experience a destination”(Gunn dalam Tomas : 2007:45)

Built and

Constructed Merupakan karakteristik lingkungan yang berkenaan dengan bangunan serta kualitas material yang digunakan pada bangunan tersebut

(Gunn dalam Tomas, 2007:35-41 Bangunan Bersejarah Hybrid Ordinally Interval Scales B.1.1 Keaslian bangunan bersejarah di Kota Bandung Tingkat Keaslian bangunan bersejarah di Kota Bandung Kepedulian masyarakat dan wisatawan terhadap bangunan bersejarah di Kota Bandung Tingkat Kepedulian masyarakat dan wisatawan terhadap bangunan bersejarah di Kota Bandung B.1.2 Kesadaran masyarakat dan wisatawan terhadap bangunan bersejarah di Kota Bandung Tingkat Kesadaran masyarakat dan wisatawan terhadap bangunan bersejarah di Kota Bandung B.1.3 Pemeliharaan bangunan bersejarah di Kota Bandung Tingkat Pemeliharaan bangunan bersejarah di Kota Bandung B.1.4 Perawatan bangunan bersejarah di Kota Bandung Tingkat Perawatan bangunan bersejarah di Kota Bandung B.1.5 Kualitas material bangunan bersejarah di Kota Bandung Tingkat Kualitas material bangunan bersejarah di Kota Bandung B.1.6


(36)

Lanjutan Tabel 3.1 Bangunan Pemerintahan Hybrid Ordinally Interval Scales B.1.7 Pemeliharaan bangunan pemerintahan Kota Bandung Tingkat Pemeliharaan

bangunan pemerintahan Kota Bandung

Perawatan bangunan pemerintahan Kota Bandung

Tingkat Perawatan bangunan pemerintahan Kota Bandung

B.1.8

Keasadaran masyarakat dan wisatawan terhadap bangunan pemerintahan Kota Bandung

Tingkat Keasadaran masyarakat dan wisatawan terhadap bangunan

pemerintahan Kota Bandung

B.1.9

Kepedulian masyarakat dan wisatawan terhadap bangunan pemerintahan Kota Bandung

Tingkat Kepedulian masyarakat dan wisatawan terhadap bangunan

pemerintahan Kota Bandung

B.1.10

Kualitas material bangunan pemerintahan Kota Bandung

Tingkat Kualitas material bangunan pemerintahan Kota Bandung

B.1.11

Bangunan Pusat Perbelanjaan B.1.12

Keberadaan bangunan pusat perbelanjaan bagi masyarakat dan wisatawan di Kota Bandung

Tingkat Keberadaan

bangunan pusat perbelanjaan bagi masyarakat dan

wisatawan di Kota Bandung Kualitas material

bangunan pusat

perbelanjaan yang dilihat oleh masyarakat dan wisatawan di Kota Bandung

Tingkat Kualitas material bangunan pusat perbelanjaan yang dilihat oleh masyarakat dan wisatawan di Kota Bandung

B.1.13

Perawatan bangunan pusat perbelanjaan di Kota Bandung

Tingkat Perawatan bangunan pusat perbelanjaan di Kota Bandung

B.1.14

Pemeliharaan bangunan pusat perbelanjaan di Kota Bandung

Tingkat Pemeliharaan bangunan pusat perbelanjaan di Kota Bandung

B.1.15

Kelengkapan pusat perbelanjaan di Kota Bandung

Tingkat Kelengkapan pusat perbelanjaan di Kota Bandung

B.1.16

Kepedulian masyarakat dan wisatawan terhadap pusat perbelanjaan di Kota Bandung

Tingkat Kepedulian masyarakat dan wisatawan terhadap pusat perbelanjaan di Kota Bandung


(37)

Lanjutan Tabel 3.1 Museum Hybrid Ordinally Interval Scales B.1.18 Keaslian bangunan dan

benda yang ada di dalam museum di Kota Bandung

Tingkat Keaslian bangunan dan benda yang ada di dalam museum di Kota Bandung Kepedulian masyarakat

dan wisatawan terhadap bangunan museum di Kota Bandung

Tingkat Kepedulian

masyarakat dan wisatawan terhadap bangunan museum di Kota Bandung

B.1.19

Kesadaran masyarakat dan wisatawan terhadap bangunan museum di Kota Bandung

Tingkat Kesadaran

masyarakat dan wisatawan terhadap bangunan museum di Kota Bandung

B.1.20

Pemeliharaan bangunan museum di Kota

Bandung

Tingkat Pemeliharaan bangunan museum di Kota Bandung

B.1.21

Perawatan bangunan museum di Kota Bandung

Tingkat Perawatan bangunan museum di Kota Bandung

B.1.22

Kualitas material bangunan museum di Kota Bandung

Tingkat Kualitas material bangunan museum di Kota Bandung

B.1.23

Bangunan Pertunjukan B.1.24

Kepedulian masyarakat dan wisatawan

terhadap bangunan pertunjukan di Kota Bandung

Tingkat Kepedulian

masyarakat dan wisatawan terhadap bangunan

pertunjukan di Kota Bandung Kesadaran masyarakat

dan wisatawan terhadap bangunan pertunjukan di Kota Bandung

Tingkat Kesadaran

masyarakat dan wisatawan terhadap bangunan

pertunjukan di Kota Bandung

B.1.25

Pemeliharaan bangunan pertunjukan di Kota Bandung

Tingkat Pemeliharaan bangunan pertunjukan di Kota Bandung

B.1.26

Perawatan bangunan pertunjukan di Kota Bandung

Tingkat Perawatan bangunan pertunjukan di Kota Bandung

B.1.27

Kualitas material bangunan pertunjukan di Kota Bandung

Tingkat Kualitas material bangunan pertunjukan di Kota Bandung


(38)

Lanjutan Tabel 3.1

Daya Tarik Wisata (DTW)

Hybrid Ordinally Interval Scales B.1.29 Kepedulian masyarakat dan wisatawan terhadap bangunan di DTW Kota Bandung

Tingkat kepedulian masyarakat dan wisatawan terhadap bangunan di DTW Kota Bandung Kesadaran masyarakat

dan wisatawan

terhadap bangunan di DTW Kota Bandung

Tingkat Kesadaran masyarakat dan wisatawan terhadap bangunan di DTW Kota Bandung

B.1.30

Pemeliharaan bangunan di DTW Kota Kota Bandung

Tingkat pemeliharaan bangunan di DTW Kota Bandung

B.1.31

Perawatan bangunan di DTW Kota Bandung

Tingkat perawatan bangunan di DTW Kota Bandung

B.1.32

Kualitas material bangunan di DTW Kota Bandung

Tingkat kualitas material bangunan di DTW Kota Bandung

B.1.33

Keberadaan bangunan di di DTW Kota Bandung bagi pengunjung yaitu wisatawan

Tingkat keberadan bangunan di DTW Kota Bandung bagi pengunjung yaitu wisatawan

B.1.34

Crowding Merupakan

tingkat kepadatan suatu kawasan baik dilihat dari aspek kepadatan lalu lintas serta lingkungan (Gunn dalam Tomas, 2007:35-41

Lalu Lintas B.1.35

kepadatan lalu lintas di Kota Bandung pada saat libur sekolah / nasional

Tingkat kepadatan lalu lintas di Kota Bandung pada saat libur sekolah / nasional kepadatan lalu lintas

Kota Bandung pada saat weak and

Tingkat kepadatan lalu lintas Kota Bandung pada saat

weak and

B.1.36

kepadatan lalu lintas pada saat waktu luang

Tingkat kepadatan lalu lintas pada saat waktu luang


(39)

Lanjutan Tabel 3.1 Penduduk Hybrid Ordinally Interval Scales B.1.38 Kepadatan penduduk

Kota Bandung pada saat dikunjungi wisatawan pada libur sekolah /nasioanal

Tingkat kepadatan penduduk Kota Bandung pada saat dikunjungi wisatawan pada libur sekolah /nasioanal Kepadatan penduduk

pada saat dikunjungi wisatawan pada weak

end

Tingkat kepadatan penduduk pada saat dikunjungi

wisatawan pada weak end

B.1.39

Kepadatan penduduk pada saat dikunjungi wisatawan pada waktu luang

Tingkat kepadatan penduduk pada saat dikunjungi

wisatawan pada waktu luang

B.1.40

Lingkungan Sekitar DTW B.1.41

Kepadatan lingkungan sekitar DTW di Kota Bandung pada saat libur sekolah /nasional

Tingkat kepadatan

lingkungan sekitar DTW di Kota Bandung pada saat libur sekolah /nasional

Kepadatan lingkungan sekitar DTW di Kota Bandung pada saat

weak end

Tingkat kepadatan

lingkungan sekitar DTW di Kota Bandung pada saat weak

end

B.1.42

Kepadatan lingkungan DTW wisata di Kota Bandung pada saat waktu luang

Tingkat kepadatan

lingkungan DTW di Kota Bandung pada saat waktu luang

B.1.43

Pengunjung B.1.44

Kepadatan pengunjung yaitu wisatawan ke suatu DTW di Kota Bandung pada saat libur sekolah / nasional

Tingkat kepadatan

pengunjung yaitu wisatawan ke suatu DTW di Kota Bandung pada saat libur sekolah / nasional Kepadatan pengunjung

yaitu wisatawan ke suatu DTW pada saat

weak end

Tingkat kepadatan

pengunjung yaitu wisatawan ke suatu DTW pada saat weak

end

B.1.45

Kepadatan pengunjung yaitu wisatawan kesuatu DTW di Kota Bandung pada saat waktu luang

Tingkat kepadatan

pengunjung yaitu wisatawan kesuatu DTW di Kota Bandung pada saat waktu luang


(40)

Lanjutan Tabel 3.1

Vegetation Merupakan

unsur-unsur alam serta karakteristik umum dari manusia untuk memperhatik an serta menjaga dan merespon positif ke alam, vegetasi alam perkotaan diantaranya pohon-pohon dan keindahan taman (Gunn dalam Tomas, 2007:35-41) Taman Kota Hybrid Ordinally Interval Scales B.1.47 Pemeliharaan

taman kota di Kota Bandung

Tingkat pemeliharaan taman kota di Kota Bandung

Perawatan taman kota di Kota Bandung

Tingkat perawatan taman kota di Kota Bandung

B.1.48

Tingkat

Keindahan taman kota di Kota Bandung

Tingkat Keindahan taman kota di Kota Bandung

B.1.49

Kesejukan taman kota di Kota Bandung

Tingkat kesejukan taman kota di Kota Bandung B.1.50 Kesadaran masyarakat dan wisatawan terhadap taman kota di Kota Bandung

Tingkat kesadaran masyarakat dan wisatawan terhadap taman kota di Kota Bandung

B.1.51

Hutan Kota B.1.52

Pemeliharaan hutan kota di Kota Bandung

Tingkat

pemeliharaan hutan kota di Kota

Bandung Perawatan hutan

kota di Kota Bandung

Tingkat perawatan hutan kota di Kota Bandung

B.1.53

Keindahan hutan kota di Kota Bandung

Tingkat Keindahan hutan kota di Kota Bandung

B.1.54

Kesejukan hutan kota di Kota Bandung

Tingkat kesejukan hutan kota di Kota Bandung B.1.55 Kesadaran masyarakat dan wisatawan terhadap hutan kota di Kota Bandung

Tingkat kesadaran masyarakat dan wisatawan terhadap hutan kota di Kota Bandung


(41)

Lanjutan Tabel 3.1 Pohon-Pohon Hybrid Ordinally Interval Scales B.1.57 Pemeliharaan pohon-pohon di Kota Bandung Tingkat pemeliharaan pohon-pohon di Kota Bandung Perawatan pohon-pohon di Kota Bandung Tingkat perawatan pohon-pohon di Kota Bandung B.1.58 Keindahan pohon-pohon di Kota Bandung Tingkat keindahan pohon-pohon di Kota Bandung B.1.59 Kesejukan pohon-pohon di Kota Bandung Tingkat kesejukan pohon-pohon di Kota Bandung B.1.60 Kesadaran masyarakat dan wisatawan terhadap pohon-pohon di Kota Bandung Tingkat kesadaran masyarakat dan wisatawan terhadap pohon-pohon di Kota Bandung B.1.61 Urban Stresors Penyebab seseorang stress, yang timbul di daerah perkotaan sebagai dampak dari turunya kualitas keindahan alam (Gunn dalam Tomas, 2007:35-41)

Kenyamanan B.1.62

Kenyamanan wisatawan selama berkunjung ke Kota Bandung Tingkat kenyamanan wisatawan selama berkunjung ke Kota Bandung

Kenyamanan wisatawan selama berada di DTW Kota Bandung

Tingkat kenyamanan wisatawan selama berada di DTW Kota Bandung

B.1.63

Ketenangan B.1.64

Ketenangan wisatawan Selama berkunjung ke kota bandung Tingkat ketenangan wisatawan selama berkunjung ke Kota Bandung Ketenangan

wisatawan selama berada di DTW Kota Bandung

Tingkat ketenangan wisatawan selama berada di DTW Kota Bandung


(42)

Lanjutan Tabel 3.1 Maintanance and Upkeep Merupakan pemelihara an dan perawatan yang menjadi indikator dalam memberika n kualitas keindahan dan tingkat perawatan (Gunn dalam Tomas, 2007:35-41) Pemeliharaan Hybrid Ordinally Interval Scales B.1.66 Kesadaran masyarakat dan wisatawan terhadap pemeliharaan kebersihan

lingkungan di Kota Bandung Tingkat kesadaran masyarakat dan wisatawan terhadap pemeliharaan kebersihan

lingkungan di Kota Bandung

Kesadaran masyarakat dan wisatawan terhadap pemeliharaan taman dan alam Kota Bandung

Tingkat kesadaran masyarakat dan wisatawan terhadap pemeliharaan taman dan alam Kota Bandung B.1.67 Kesadaran masyarakat dan wisatawan terhadap pemeliharaan infrastruktur jalan dan bangunan Kota Bandung

Tingkat kesadaran masyarakat dan wisatawan terhadap pemeliharaan

infrastruktur jalan dan bangunan Kota Bandung

B.1.68

Perawatan B.1.69

Kesadaran masyarakat dan wisatawan terhadap perawatan

kebersihan

lingkungan di Kota Bandung

Tingkat kesadaran masyarakat dan wisatawan terhadap perawatan kebersihan lingkungan di Kota Bandung

Kesadaran masyarakat dan wisatawan terhadap perawatan taman dan alam Kota Bandung

Tingkat kesadaran masyarakat dan wisatawan terhadap perawatan taman dan alam Kota Bandung

B.1,70 Kesadaran masyarakat dan wisatawan terhadap perawatan infrastruktur jalan dan bangunan kota Bandung

Tingkat kesadaran masyarakat dan wisatawan terhadap perawatan

infrastruktur jalan dan bangunan kota

Bandung


(43)

Lanjutan Tabel 3.1

Signage Merupakan

informasi yang diberikan tanda-tanda atau simbol yang telah ditunjukan untuk mempengar uhi kualitas keindahan lingkungan. (Gunn dalam Tomas, 2007:35-41) Petunjuk Arah Hybrid Ordinally Interval Scales B.1.72 Kejelasan informasi

melalui petunjuk arah di Kota Bandung

Tingkat kejelasan

informasi melalui petunjuk arah di Kota Bandung Kelengkapan informasi

melalui petunjuk arah di Kota Bandung

Tingkat kelengkapan informasi melalui petunjuk arah di Kota Bandung

B.1.73

Ketepatan letak informasi melalui petunjuk arah di Kota Bandung

Tingkat ketepatan letak informasi melalui petunjuk arah di Kota Bandung

B.1.74

Peta Wisata B.1.75

Kejelasan informasi melalui peta wisata Kota Bandung

Tingkat kejelasan informasi melalui peta wisata Kota Bandung

Kelengkapan informasi melalui peta wisata Kota Bandung

Tingkat kelengkapan informasi melalui peta wisata Kota Bandung

B.1.76

Ketepatan letak informasi melaui peta wisata Kota Bandung

Tingkat ketepatan letak informasi melaui peta wisata Kota Bandung

B.1.77 Comfort Ameniti es Merupakan ketersedian fasilitas yaitu tempat istirahat yang diinginkan bagi orang-orang untuk beristirahat saat bertamasya (Gunn dalam Tomas, 2007:35-41)

Restoran B.1.78

Ketersedian tempat makan dan minum yaitu restoran di Kota Bandung

Tingkat Ketersedian tempat makan dan minum yaitu restoran di Kota Bandung Kenyamanan tempat

makan dan minum yaitu restoran yang diinginkan wisatawan di Kota Bandung

Tingkat Kenyamanan tempat makan dan minum yaitu restoran yang

diinginkan wisatawan di Kota Bandung

B.1.79

Hotel B.1.80

Ketersedian tempat menginap yaitu hotel di Kota Bandung

Tingkat Ketersedian tempat menginap yaitu hotel di Kota Bandung

Kenyamanan tempat menginap yaitu hotel yang diinginkan wisatawan di Kota Bandung

Tingkat Kenyamanan tempat menginap yaitu hotel yang diinginkan wisatawan di Kota Bandung

B.1.81

Rest Area B.1.82

Ketersedian rest area di Kota Bandung

Tingkat Ketersedian rest

area di Kota Bandung

Kenyamanan rest area di Kota Bandung

Tingkat Kenyamanan rest

area di Kota Bandung


(44)

Lanjutan Tabel 3.1

Variabel/ Sub variabel

Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala No.

Item Keputusan Berkunjung (Y)

Proses keputusan berkunjung yang sebenarnya merupakan bagian dari proses berkunjung yang lebih besar, dimulai dengan pengakuan melalui bagaimana wisatawan rasakan setelah melakukan kunjungan dan pemasar ingin terlibat selama proses keputusan berkunjung. ( Kotler dan Keller, 2012:152)

Pilihan Produk dan jasa

Perusahaan harus

memutuskan perhatianya kepada orang-orang yang berminat untuk

mengunjungi objek wisata yang mereka kelola, sehingga wisatawan dapat mengambil keputusan untuk mengunjungi objek wisata tersebut (Kotler dan Keller, 2012:161)

Keberagaman produk wisata di Kota Bandung

Tingkat keberagaman produk wisata di Kota Bandung Hybrid Ordinally Interval Scales C.1.84

Daya tarik produk wisata di Kota Bandung

Tingkat daya tarik produk wisata di Kota Bandung

C.1.85

Keunggulan produk wisata di Kota Bandung

Tingkat

keunggulan produk wisata di Kota Bandung

C.1.86

Keunikan produk wisata di Kota Bandung

Tingkat keunikan produk wisata di Kota Bandung C.1.87 Pemilihan Brand (Merek) Wisatawan harus memutuskan objek wisata apa yang akan dikunjungi dan setiap objek wisata memiliki perbedaaan sesuai dengan karakteristiknya masing-masing

(Kotler dan Keller, 2012:161) Pemilihan berdasarkan citra wisata Kota Bandung Tingkat pemilihan berdasarkan citra wisata Kota Bandung C.1.88 Pemilihan berdasarkan kepopuleran wisata Kota Bandung Tingkat pemilihan bersasarkan kepopuleran wisata Kota Bandung C.1.89 Pilihan Distribusi Wisatawan harus memutuskan objek wisata apa yang akan dikunjungi serta didasari oleh faktor lokasi, harga yang murah persedian barang yang lengkap, kenyamanan dalam berbelanja, keleluasaan tempat dan sebagainya (Kotler dan Keller, 2012:161) Pembelian berdasarkan lokasi yang strategis Tingkat pembelian berdasarkan lokasi yang strategis C.1.90 Kemudahan akomodasi dalam menjangkau lokasi

Tingkat kemudahan akomodasi dalam menjangkau lokasi


(45)

Lanjutan Tabel 3.1

Sumber: Pengolahan Data, 2013 Waktu Kunjungan Keputusan wisatawan untuk datang berkunjung berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan wisatawan. Waktu kunjungan menentukan masa puncak dan sepi selama satu tahun kedatangan dan keberangkatan wisatawan sangat membantu dalam berbagai hal (Kotler dan Keller, 2012:161) Waktu kunjungan pada saat waktu luang Waktu Kunjungan pada saat waktu luang Hybrid Ordinally Interval Scales C.1.92 Waktu kunjungan pada saat liburan sekolah/nasi oanal Waktu kunjungan pada saat liburan sekolah/nasi oanal C.1.93 Waktu kunjungan pada saat Weekend Waktu kunjungan pada saat Weekend C.1.94 Jumlah Kunjungan Wisatawan dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk /jasa pada objek wisata yang akan dikunjungi dan kunjungan mungkin dilakukan lebih dari satu objek wisata. Objek wisata harus mempersiapkan banyaknya produk jasa atau atraksi wisata yang sesuai dengan keinginan yang berbeda-beda dari

masing-masing wisatawan (Kotler dan Keller, 2012:161) Frekuensi berkunjung ke Kota Bandung Tingkat Frekuensi berkunjung ke Kota Bandung C.1.95


(46)

3.2.3 Jenis dan Simber Data

Informasi yang dihasilkan dalam penelitian pemasaran merupakan hasil akhir proses pengolahan selama berlangsungnya penelitian. Informasi pada dasarnya berawal dari bahan mentah yang disebut data. Sumber data penelitian merupakan sumber data yang diperlukan untuk penelitian. Sumber data dapat dikategorikan menjadi dua kategori besar, yaitu data primer dan sekunder.

1. Data Primer

M. Azis Firdaus (2012:42) mengungkapkan bahwa “Data Primer merupakan data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti untuk menjawab masalah atau tujuan peneliti yang dilakukan dalam penelitian eksploratif, deskriptif maupun kasual sengan menggunakan metode pengumpulan data berupa survey”. Dalam riset pemasaran data primer diperoleh secara langsung dari sumbenya, sehingga peneliti merupakan “tangan pertama” yang memperoleh data tersebut. Dalam hal ini, peneliti melakukan penyebaran kuisioner kepada sejumlah pengunjung yang sesuai dengan target sasaran yang dianggap mewakili seluruh penelitian, yaitu wisnus yang berkunjung ke Kota Bandung.

2. Data Sekunder

M. Azis Firdaus (2012:53) mengungkapkan bahwa “Data sekunder merupakan data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain, bukan oleh periset sendiri, untuk tujuan yang lain”. Artinya peneliti sekedar mencatat, mengakses atau meminta data tersebut ke pihak lain yang


(47)

telah mengumpulkannya di lapangan. Data tersebut berupa data yang diterbitkan dalam jurnal statistik dan lainnya serta informasi yang tersedia dari sumber publikasi atau non publikasi entah di dalam atau di luar organisasi, semua yang dapat berguna bagi peneliti. Dalam penelitian ini yang menjadi data sekunder adalah artikel, serta situs internet yang berkenaan dengan penelitian. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder yang selanjutnya diterangkan pada Tabel 3.2 dibawah ini.

TABEL 3.2

JENIS DAN SUMBER DATA

No Data Sumber Data Jenis Data

1. Data Statitika

Kunjungan wisatawan di Indonesia 2010-2012

Budpar.qo.id 2012

Sekunder

2. Data Kunjungan

wisatawan ke Provinsi Jawa Barat 2010-2012

Budpar.qo.id 2012

Sekunder

3 Data Kunjungan

wisatawan ke Kota Bandung 2010-2012

Bandung Tourism2012

Sekunder

4 Data Kunjungan

wisatawan Macanegara ke Kota Bandung melalui Bandar Udara Husein Sastranegara

Bandung Tourism

2012

Sekunder

5. Data perkembangan pariwisata Kota Bandung

Bandung Tourism

2012

Sekunder

6 Tanggapan wisatawan mengenai Vacation Scape Disbudpar Kota Bandung 2012 Primer

7 Tanggapan wisatawan mengenai keputusan berkunjung ke Kota Bandung Disbudpar Kota Bandung 2012 Primer


(48)

3.2.3 Populasi dan Sampel 3.2.3.1Populasi

Sugiono (2012:61) berpendapat bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi jumlah populasi bukan hanya satu orang, tetapi juga objek dan benda alam lainnya. Berdasarkan pengertian populasi pada penelitian ini adalah wisatawan nusantara (wisnus) yang berkunjung ke Kota Bandung. Adapun wisnus yang berkunjung ke Kota Bandung berjumlah 5.080.584 pada tahun 2012.

Jumlah popualsi tersebut merupakan hasil dari laporan data pengunjung yang diterima oleh Disbudpar Kota Bandung dari setiap Daya Tarik Wisata (DTW) yang ada di Kota Bandung, berikut Tabel 3.3 yaitu penyebaran populasi wisnus di DTW Kota Bandung:

TABEL 3.3

PENYEBARAN POPULASI YAITU WISNUS DI DAYA TARIK WISATA KOTA BANDUNG

No Daya Tarik Wisata Di Kota Bandung 1 Kebun Binatan Bandung

2 Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani 3 Karang Setra

4 Museum Geologi 5 Museum Pos Indonesia 6 Museum KAA

7 Museum Mandalawangsit 8 Museum Sribaduga 9 Saung Angklung Udjo

10 Wisata Rohani Masjid Raya Jabar 11 Wisata Rohani Darut Tauhid 12 Wisata Alam THR. Ir. Djuanda Sumber: Disbudpar Kota Bandung, 2013


(49)

3.2.3.2Sampel

M. Azis Firdaus (2012:30) mengungkapkan bahwa “Sampel adalah sebagian anggota populasi yang memiliki karakteristik populasi”. Kesimpulan hasil penelitian sampel anggota populasi, dapat diberlakukan untuk semua anggota populasi, dengan sebuah asumsi bahwa karakteristik dimiliki populasi benar-benar homogeny. Pengambilan sampel pada populasi agar diperoleh sampel yang presentatif atau mewakili, maka diupayakan setiap subyek dan populasi mempunyai peluang untuk menjadi sampel. Sampel merupakan himpunan bagian atau sebagian dari elemen populasi yang diteliti, yang ditarik menurut teknik tertentu.

Berkaitan dengan hal tersebut maka untuk menentukan besarnya sampel yang dapat mewakili dari populasi penelitian atau sumber data, dapat ditentukan berdasarkan aturan yang dikemukakan Sugiono (2012:52) bahwa:

Beberapa jumlah anggota sampel yang akan digunakan sebagai sumber tergantung pada tingkat kepercayaan yang dikehendaki. Bila dikehendaki sampel dipercaya 100% mewakili populasi, maka jumlah anggota sampel sama dengan jumlah anggota populasi. Bila kepercayaan 95% maka jumlah anggota sampel akan lebih kecil dari jumlah populasi.

Berdasarkan pengertian tersebut, sampel dari penelitian ini adalah sebagian dari populasi penelitian, yaitu sebagian dari pengunjung atau wisatawan ke Kota Bandung. Data yang dimiliki dalam penelitian ini berupa populasi homogeny sebanyak 5.080.584 orang. Dalam menentukan ukuran sampel dalam penelitian ini, teknik yang dipergunakan untuk menentukan ukuran sampel yaitu dengan mempertimbangkan jenis teknik analisis dan jumlah populasi yang relative banyak dan tak terhingga.


(50)

Pada penelitian ini penulis menggunakan teknik analisis jalur baik korelasional maupun kausal antar berbagai variabel yang diidentifikasi, maka penulis menggunakan Freund’s Iterative Method. Adapun langkah kerja dalam menetukan sampel minimal menurut Matchin dan Campbel dalam Sardin (2010:13) sebagai berikut:

1. Tentukan berdasarkan perkiraan besarnya pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel sndogen terhadap variabel eksogen. Sebagai contoh bahwa variabel eksogen dipengaruhi oleh variabel endogen paling tidak sebesar 10% atau ( 2 = 0,10, sehingga = 30)

2. Tentukan besarnya a (Kekeliruan tipe I) dan b (Kekeliruan tipe II). Kekeliruan tipe I merupakan kekeliruan untuk menolak H0 yang seharusnya diterima dan kekeliruan tipe II adalah kekeliruan untuk menolak H1 yang seharusnya diterima. Besarnya peluang untuk menolak H0 dinyatakan oleh (alfa), sedangkan besarnya peluang untuk menolak H1 dinyatakan oleh (beta)

3. Lakukan Iterasi minimal 2 kali dengan ketentuan bahwa; jika besarnya nilai numeric satuan n-aksen dan n-dua sudah sama, iterasi berhenti dan menentukan besarnya sampel dengan membulatkan angka ke atas. Sedangkan jika n-aksen dan n-dua tidak sama, maka iterasi dilanjutkan.

4. Adapun rumus yang dipergunakan adalah:

[ ]

a)

[ ] Keterangan:

= Koefisien korelasi yang diharpkan

= Konstanta yang diperoleh dari table distribusi normal

= Kostanta yang diperoleh dari table distribusi

= Kekeliruan tipe 1

= Kekeliruan tipe 2

b) Untuk melakukan interasi kedua terlebih dahulu dihitung:

[ ] [ ]

c) Interasi Kedua

[ ]

5. Untuk menentukan besarannya ukuran sampel, ditentukan berdasarkan menggunakan rumus yang dikemukakan diatas, dengan ketentuan:


(51)

a) Peneliti menduga bahwa variabel eksogen paling tidak sebesar 10%,oleh jarena itu diketahui besarnya b) Besarnya tingkat kepercayaan adalah 95%, sehingga = 0,5 dan

power sebesar 95% = 1-0,95 = 0,05. Oleh karena itu, besarnya (untuk = 0,005) adalah 1,645 (Hasil interpolasi liniear), dan besarnya (untuk = 0,005) adalah 1,645 (hasil interpolasi linear).

6. Langkah kerja dalam mentukan sampel adalah sebagai berikut:

[

]

a) Interasi Pertama

[ ][ ]

b) Untuk menghitung interasi kedua, terlebih dahulu dicari [

] c) Interasi kedua

[ ][ ]

7. Oleh karena hasil iterasi pertama dan kedua belum menunjukan satuan yang sama, maka iterasi dilanjutkan ke iterasi ketiga.

a) Sebelum menghitung interasi ketiga terlebih dahulu dicari:

[

]

[ ]

b) Interasi ketiga

[ ][ ]

Hasil iterasi kedua dan ketiga menunjukan satuan angka yang sama yaitu 115 (hasil pembulatan ke atas), sehingga ditentukan batas minimal ukuran sampel yang diambil adalah 115. Menurut Sugiono (2011:67) bahwa untuk jaminan ada baiknya sampel selalu ditambah, hal ini lebih aman daripada kurang. Kemudian agar sampel yang digunakan representative, maka pada penelitian ini ditentukan sampel yang berjumlah 120 orang.

3.2.4.3Teknik Sampling

Sugiono (2012:62) mengungkapkan bahwa “Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel, untuk menetukan sampel dalam penelitian, terdapat


(52)

teknik sampling yang digunakan, pada dasarnya dapat dikelompokan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Nonprobability Sampling”. Secara skematis, macam-macam teknik sampling ditunjukan pada gambar 3.1.

Sumber: Sugiono (2012:63)

GAMBAR 3.1

MACAM-MACAM TEKNIK SAMPLING

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel atau sebagian elemen populasi untuk memahami karakteristik dari keseluruhan populasi. Teknik pengambilan sampling dalam penelitian ini adalah teknik Cluster Sampling. Menurut M. Azis Firdaus (2012:31) bahwa “Cluster Sampling digunakan untuk menetukan sampel bila objek yang diteliti atau sumber data sangat luas”.

Sugiono (2012:65) mengemukakan bahwa “Cluster Sampling digunakan

untuk menetukan sampel bila objek yang diteliti atau sumber data sangat luas, teknik ini dilakukan dengan dua tahap yaitu menentukan sampel daerah dan

TEKNIK SAMPLING

Nonprobability Sampling 1.Sampling Sistematis

2. Sampling Kuota 3. Sampling Insidental 4. Purposive Sampling

5. Sampling Jenuh 6. Snowbal Sampling Probability Sampling

1.Simple Random Sampling

2. Proportionate Stratified RandomSampling 3. Disproportionate Stratified

Random Sampling

4.Cluster (Area) Sampling (Daerah)


(53)

selanjutnya menentukan subyek sampel oada daerah tersebut”. Berikut teknik penarikan cluster sampling pada gambar 3.2:

Tahap 1

Terpilih Secara Random

Tahap 2

Tahap 3 Terpilih Secara Random

Sumber: Hasi Pengolahan Data, 2013

GAMBAR 3.2

TEKNIK PENARIKAN CLUSTER SAMPLING Pariwisata Kota Bandung

Wisata Minat Khusus Wisata Budaya

Wisata Alam

Wisata Minat Khusus

Kawasan Terpadu Wisata Kuliner

Wisata Belanja

Wisata Kuliner Wisata Belanja


(1)

rumah makan dan hotel akan memberikan kenyamanan bagi wisatawan kettika berkunjung ke Kota Bandung.

Secara keseluruhan vacationscape yang memiliki pengaruh paling tinggi terhadap keputusan berkunjung yaitu dari dimensi urban stressor (X2) dengan total pengaruh langsung sebesar 1,343 atau 134,3%. Sementara built and

constructed (X1) memberikan total pengaruh terhadap keputusan berkunjung

dengan nilai terendah sebesar 1,182 atau 118,2%. Pengujian hipotesis melalui signifikasi dan uji-t menghasilkan penolakan terhadap Ho, karena ada nilai signifikasi lebih kecil dibandingkan dengan 0,05 diantaranya yang terdapat pengaruh signifikan terhadap keputusan berkunjung yaitu comfort amenities, built

and constructed dan urban stressors.

Berdasarkan hasi perhitungan di atas dapat diketahui bahwa pengaruh

vacationscape terhadap keputusan berkunjung adalah sebesar 0,117,sedangkan

koefisien jalur variabel lain di luar variabel built and constructed, urban stressors

dan comfort amenities ditentukan melalui:

) 3 , 2 , 1 ( 2

1 Y X X X

Z R

P  

= 10,117

= 0,883

Hal tersebut berarti bahwa X.1 sampai X.3 bersama-sama mempengaruhi keputusan berkunjung sebesar 11,7% dan sisanya sebesar (0,883)2 = 0,7997 x 100% = 77,97 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk yaitu, crowding

vegetation, maintanance and upkeep, signage dan water element.


(2)

136

4.5.1 Temuan Penelitian Bersifat Teoritik

1. Berdasarkan hasil temuan dimensi vacationscape yang memiliki nilai tertinggi sampai terendah yaitu built and constructed dengan indikator yaitu kualitas bangunan yang dipakai pada bangunan pemerintahan Kota Bandung, vegetation dengan indikator kesejukan taman kota di Kota Bandung, comport amenities dengan indikator kenyamanan tempat makan dan minum yang ada di Kota Bandung, signage dengan indikator ketepatan letak informasi pariwisata Kota Bandung, crowding dengan indikator kepadatan lalu lintas pada saat week end, maintanace and upkeep dengan indikator kesadaran masyarakat dan wisatawan terhadap perawatan vegetasi alam Kota Bandung, dan urban stressors dengan indikator kenyamanan wisatawan selama berkunjung ke Kota Bandung

2. Berdasarkan hasil temuan indikator dari keputusan berkunjung yang memiliki nilai tertinggi sampai terendah yaitu pemilihan distribusi dengan indikatornya kemudahan untuk menjangkau lokasi serta akomodasi, pemilihan produk deng indikatornya keunikan produk wisata Kota Bandung, pemilihan merek dengan indikator kepopuleran wisata Kota Bandung,waktu berkunjung dengan indikator berkunjung ke Kota Bandung pada saat week end, dan jumlah kunjungan dengan indikator frekuensi berkunjung.

3. Vacationscape memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan


(3)

dikemukakan oleh Sudarmatin dala Ari Indra (2009:157), Gunn dalam Tomas (2007:12) dan I Made Suradnya (2011:46).

4.5.2 Temuan Penelitian Bersifat Empirik

1. Pelaksanaan vacationscape meliputi built and constructed, crowding,

vegetation, urban stressors, maintanace and upkeep, signage dan comport amenities. Berdasarkan faktor pembentuk tersebut urban stressors menjadi

faktor paling tinggi yang didapat menciptakan keputusan berkunjung wisatawan ke Kota Bandung. faktor-faktor selanjutnya yang dapat menciptkan keputusan berkunjung ke Kota Bandung secara berurutan dari faktor yang memiliki pengaruh paling tinggi hingga faktor yang memiliki pengaruh paling rendah yaitu urban stressors, built adn constructed,

comport amenities sedangkan maintanace and upkeep, vegetation, signage dan crowding tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap

keputusan wisatawan berkunjung ke Kota Bandung. Crowding merupakan kemacetan Kepadatan yang terjadi di Kota Bandung seperti kepadatan lalu lintas, kepadatan lingkungan sekiar kawasan wisata, kepadatan penduduk ketika musim libur dan kepadatan pengunjung wisatawan, sehingga mengurangi keinginan wisatawan untuk berkunjung ke Kota Bandung, selain itu kurangnya pelaksanaan dalam perawatan dan pemeliharaan vegetasi alam, kebersihan lingkungan serta kurangnya kesdaran masyarakat sekitar akan kebersihan taman kota, hutan kota serta kebersihan lingkungan di kawasan wisata, hal tersebut mengakibatkan kurangnya keinginan wisatawan untuk berkunjung. Kurangnya informasi


(4)

138

yang diberikan oleh pemerintah terhadap wisatawan ketika berkunjung ke suatu kawasan di Kota Bandung salah satunya papan petunjuk arah yang tidak sesuai dengan letak kawasan wisata, menjadikan kesulitan tersendiri bagi wisatawan ketika berkunjung ke Kota Bandung.

2. Faktor yang mempengaruhi keputusan berkunjung wisatawan ke wisata di Kota Bandung yang terdiri dari pemilihan produk, pemilihan merek, pemilihan distribusi, waktu kunjungan dan jumlah kunjungan. Kontribusi yang paling tinggi diantara variabel keputusan berkunjung adalah pemeilihan distribusi hal ini di sebabkan karena Kota Bandung merupakan Kota yang terkenal dengan kota wisata dan banyak dikunjungi wisatawan sehingga hal tersebut dijadikan acuanwisatawan untuk berkunjung ke Kota Bandung.

Berdasarkan temuan-temuan tersebut, maka diyakini hasil penelitian mampu memberikan sumbangan ilmiah bagi penegmbang ilmu manajemen pemasaran pariwisata dan juga sebagai masukan yang konstruktif dan inspiratif bagi perkembangan pariwisata Kota Bandung.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Albert Kurniawan, 2009. Belajar Mudah SPSS Untuk Pemula. Yogyakarta. Penerbit: Mediakom.

M.Aziz Firdaus, 2012. Metode Peneitian. Tanggerang Selatan. Penerbit: Jelajah Nusa.

Arief Eka Setiawan, 2012. Pengaruh Media Advertaising terhadap Keputusan

Berkunjung Wisatawan Nusantara Di Daya Tarik Wisata Alam Situ Cileunca. Skripsi Sarjana FPIPS UPI, Upi Bandung: Tidak Diterbitkan

Anggitya Anggakusuma, 2008. Analisis Pengaruh Visual Environment Terhadap

Persepsi Kualitas Pelayanan Dalam Servqual pada suatu kawasan wisata di Kota Denpasar.

Anand Liani, 2008. Pengaruh Lingkungan Visual, Emosi, Perilaku dan Niat untuk Mengunjungi Kembali Kawasan Wisata di Mumbai.

Ayunda Purwanti Putri, 2010. Pengaruh Promotion Mix terhadap Keputusan berkunjung ke Taman Imajinasi Taman Buga Nusantara.

Budi Waryanto, dan Yuan Astiak 2006. Tranformasi Data Skala Ordinal ke

Interval dengan Menggunakan Makro Minitab.

Buchori Alma, 2008. Pengantar Bisnis. Bandung, Penerbit: Alfabeta.

Chandrasekar, K.S. 2008. Marketing Management Text and Cases. New Delhi. Tata McGraw Hill

Fandy Tjiftono, dan Gregoreous Chandra 2007. Sevices Quality and Sataisfaction. Edisi 2. Yogyakarta. Penerbit: Andi.

Fandy Tjiftono, Greorious Chandra dan Dedi Adriana, 2008. Marketing Strategic. Yogyakarta. Penerbit: Andi

Fredy Rangkuti, 2009, Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis Kasus

Integreted Marketing Communication, Jakarta, Penerbit: Gramedia

Pustaka Utama.

Griffin, Ricky W dan Ebbert, Ronald J, 2007, Bisnsi Edisi ke delapan Jilid 1. Jakarta, Penerbit: Erlangga.

Hoffman, K Douglas, and John E.G Bateson. 2011 . Service Marketing

Concept.Strategies, and Case. Boulevard Mason. South-Western Cangage

Learning.

I Gde Pitana, dan I Ketut Surya Diarta. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata.

Yogyakarta, penerbit: Andi.

I Made Suradnya 2011. Pengaruh Sustainabel Tourism Marketing Terhadap

Keputusan Untuk Mengunjungi Kota Denpasar

Kotler, Philip and Kevin Lenne Keller. 2012. Marketing Management. New Jearsy: Pearson Education, Inc

Kotler, Philip and Gary Amstrong. 2012. Principle of Marketing. New Jearsy:

Pearson Education, Inc

Middelton, Victor T.C, Allan Fyall, dan Michael Morgan. 2009. Marketing in

Tourism and Travel. Burlington: Butterworth-Hainemman

Nyoman S Pendit, 2006. Ilmu Pariwistaa Sebuah Oengantar Perdana. Jakarta: Pardnya Paramita


(6)

Nurwulan. 2011. Pengaruh Produk Wisata terhadap Keputusan Berkunjung ke Taman wisata Alam Telaga Patengan.

Oka A Yoeti, 2004. Strategi Pemasaran Hotel. Jakarta. Penerbit: Rhineka Cipta Pike, Steve. 2008, Destination Marketing. Hungary Burlington:

Butterworth-Heineman

Pandji Anoraga, 2009. Manajemen Bisnis. Jakarta. Penerbit: Rhineka Cipta

Tomas, Renee Stacy (2007). The Effectts Of Selected Visual Cues On Tourists

Perceptions Of Quality And Satisfaction and On Their BehavioralIntentions. Disertation Doctor of Philosopy. Texas A&M

University.

Sugiono, 2012. Statistik Untuk Penelitian. Bandung. Penerbit: CV Alfabeta. Suharsimi Arikunto, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis,

Yogyakarta: Bina Aksara.

Schiffman, Leon.G. dan Kanuk, Leslie, 2008. Customer Behaviour. Pretince Hall Internasional.Inc.

Spillance, James Joseph S.Y, 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktis, Yogyakarta: Bina Aksara.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 Tahun 1995 tentang Pemeliharaan dana Pemanfaatan Bangunan Cagar Budaya (BCB).

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan.

Veller, Franquis and Leonel Bacheler. 2008. Pemasaran Pariwisata

Internasioanal. Jakarta, Penerbit: Yayasan Obor Indonesia.

Vellas Francois, Becherel Lionel. 2008. The Internasional Marketing of Travel

and Tourism: A Strategic Approuch, St. Martin Press.

Yazid. 2008. Pemasaran Jasa dan Konsep Implementasi. Ekonisia FE VIII. Yogyakarta.

Internet:

http//:www.budpar.qo.id http//:www.maharani.com http//:www.kompas.online.com http//:www.pemkot.bandung.qo.id http//:www.tribunjabar.online.com http//:www.budpar.qo.id