PENGARUH MUSEUM EXPERIENCE TERHADAP PERILAKU PASCA BERKUNJUNG: survei terhadap pengunjung non-rombongan museum geologi bandung.
Gitta Parlina Zakaria, 2015
Gitta Parlina Zakaria, 1006629, “Pengaruh Museum Experience terhadap Perilaku Pasca Berkunjung (
Survei terhadap Pengunjung Non-Rombongan
Museum Geologi Bandung
)”. Di bawah bimbinganRini Andari, S.Pd., SE.
Par, MM
dan Yeni Yuniawati, S.Pd, MM.Museum merupakan suatu atraksi wisata dari destinasi. Museum awalnya merupakan tempat penyimpanan benda-benda peninggalan sejarah, namun dengan berkembangnya zaman museum semakin berkembang. Fungsi museum dalam menyajikan koleksinya menuntut museum untuk terus berkembang sehingga museum dapat memberikan nilai pendidikan dan rekreasi. Museum Geologi Bandung salah satu museum yang menjadi daya tarik Kota Bandung terus berkembang dan menarik minat pengunjung dari berbagai kalangan untuk datang. Tingkat kunjungan pengunjung ke Museum Geologi dirasa terus meningkat. Namun selama tiga tahun terakhir ini pengunjung dari kategori non-rombongan atau umum mengalami penurunan. Hal tersebut menunjukkan bahwa perilaku pasca berkunjung untuk berkunjung ke Museum Geologi Bandung masih rendah. Berdasarkan hasil pra penelitian mengenai perilaku pasca berkunjung yang terdiri dari satisfaction, revisit intention, dan word of mouth recommendation menunjukkan bahwa rendahnya perilaku pasca berkunjung pengunjung non-rombongan disebabkan oleh berbagai Program dan fasilitas yang belum begitu lengkap dan memadai. Salah satu strategi untuk meningkatkan perilaku pasca berkunjung adalah menciptakan dan mengelola
museum experience. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dan verifikatif dan metode yang digunakan adalah cross sectional method dengan teknik sampling systematic random sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah pengunjung non-rombongan yang telah melakukan aktivitas di Museum Geologi Bandung, ukuran sampel dihitung dengan rumus Slovin dan menghasilkan sampel sebanyak 100 responden. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi berganda dengan menggunakan SPSS Versi 18. Berdasarkan hasil pengujian statistik diperoleh hasil bahwa museum experience yang terdiri dari
recreation, sociability, learning experience, aesthetic experience, celebrative experience, dan issue-oriented experience berpengaruh secara simultan terhadap perilaku pasca berkunjung. Sedangkan untuk pengujian secara parsial dihasilkan satu sub variabel yaitu issue-oriented experience tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku pasca berkunjung.
Kata Kunci: Museum Experience, Perilaku Pasca Berkunjung, Museum Geologi Bandung
(2)
Gitta Parlina Zakaria, 2015
Gitta Parlina Zakaria, 1006629, “The Influence of Museum Experience towards Post Visit Behavior (Survey to Non – Group Visitor in Geological
Museum Bandung)”. Guided by
Rini Andari, S.Pd., SE. Par, MM
and Yeni Yuniawati, S.Pd, MM.Museum is a tourism attraction in the destination. Formerly, museum is a place for historical objects, but its become different along with the era development. Museum function in present the collection, demand museum to grow until museum can give an educative and recreative value. Geological Museum in
Bandung become one of the city attraction keep growing and attract interest from many people. The level of visitation in Geological museum is increase. But in last three years visitor from non – group category is decrease. Its indicates that post visit behavior in Geological Museum is still low. Based on the result of pre research about post visit behavior that consist of satisfaction, revisit intention, and word of mouth recommendation showing the low level of post visit behavior in non-group visitor caused by various programs and facilities that not comprehensive and adequate. One of the strategy to increase post visit behavior is creating and manage museum experience. The research is descriptive and verificative, this research using cross sectional method with systematic random sampling. Sample in this research is non-group visitor that already visit
Geological Museum Bandung, size of sample is calculated by Slovin formula and result 100 respondents. Data analysis technique is multiple regression with using SPSS Versi 18. Based on outcome of statistic testing museum experience that consist of recreation, sociability, learning experience, aesthetic experience, celebrative experience, and issue-oriented experience is influence simultaneously to post visit behavior. Meanwhile for parsial testing resulting one sub variable that is issue-oriented experience not influence significantly to post visit behavior.
Keyword : Museum Experience, Post Visit Behavior, Geologycal Museum Bandung
(3)
Gitta Parlina Zakaria, 2015 Cover
Lembar Pengesahan
Pernyataan ... i
Abstrak ... ii
Abstract ... iii
Kata Pengantar... iv
Ucapan Terima kasih ... v
Daftar Isi ... vii
Daftar Tabel ... xiii
Daftar Gambar ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 9
1.3 Tujuan Penelitian ... 10
1.4 Kegunaan Penelitian ... 10
1.4.1 Kegunaan secara Teoritis ... 10
1.4.2 Kegunaan secara Praktis ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 12
2.1 Kajian Pustaka ... 12
2.1.1 Konsep Museum Experience dalam Pemasaran Pariwisata ... 12
2.1.1.1 Konsep Pemasaran Pariwisata ... 12
2.1.1.2 Konsep Pemasaran Museum ... 16
2.1.1.3 Definisi Museum Experience ... 19
2.1.1.4 Dimensi Museum Experience ... 22
2.1.2 Konsep Perilaku Konsumen ... 25
2.1.2.1 Konsep Perilaku Pasca Berkunjung ... 29
2.1.2.2 Dimensi Perilaku Pasca Berkunjung ... 30
2.1.3Pengaruh Museum Experience terhadap Perilaku Pasca Berkunjung 32 2.1.4 Orisinalitas Penelitian ... 33
(4)
Gitta Parlina Zakaria, 2015
2.3 Hipotesis ... 40
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 42
3.1 Objek Penelitian ... 42
3.2 Metode Penelitian ... 43
3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan ... 43
3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 44
3.2.3 Sumber dan Cara Penentuan Data ... 50
3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampel ... 52
3.2.4.1 Populasi ... 52
3.2.4.2 Sampel ... 52
3.2.4.3 Teknik Sampling ... 53
3.2.5 Teknik Pengumpulan Data ... 54
3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Realibilitas ... 55
3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas ... 55
3.2.6.2 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 60
3.2.7 Analisis Data ... 62
3.2.7.1 Analisis Data Deskriptif ... 63
3.2.7.2 Analisis Data Verifikatif ... 64
3.2.7.3 Method of successive interval (MSI) ... 64
3.2.7.4 Analisis Regresi Linier Berganda ... 65
3.2.8 Pengujian Hipotesis ... 66
3.2.8.1 Uji Asumsi Regresi ... 66
3.2.8.2 Uji asumsi Normalitas ... 67
3.2.8.3 Uji Asumsi Heterokedastisitas ... 68
3.2.8.4 Uji Asumsi Multikolinearitas ... 68
3.2.8.5 Pengujian Simultan ... 71
3.2.8.6 Pengujian Parsial ... 72
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 74
4.1 Profil Museum Geologi Bandung dan Profil Wisatawan Non-rombongan yang berkunjung ke Museum Geologi Bandung ... 74
(5)
Gitta Parlina Zakaria, 2015
4.1.1.1 Identitas Museum Geologi Bandung ... 74 4.1.1.2 Sejarah Singkat Museum Geologi Bandung ... 75 4.1.1.3 Produk dan Layanan Museum ... 77 4.1.2 Profil Wisatawan Non – Rombongan yang berkunjung ke Museum Geologi Bandung ... 78 4.1.2.1 Profil Pengunjung berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia ... 78 4.1.2.2 Profil Pengunjung berdasarkan Pekerjaan dan Rata-rata Penghasilan per bulan ... 79 4.1.2.3 Profil Pengunjung berdasarkan Asal Tinggal ... 80 4.1.3 Pengalaman Wisatawan Non – Rombongan yang berkunjung ke Museum Geologi Bandung ... 81 4.1.3.1 Rekan Pengunjung Saat Berkunjung ke Museum Geologi Bandung ... 81 4.1.3.2 Intensitas Pengunjung Berkunjung ke Museum Geologi Bandung ... 82 4.1.3.3 Aktivitas Pengunjung di Museum Geologi Bandung ... 83 4.1.3.4 Rata-rata pengeluaran Pengunjung di Museum Geologi Bandung ... 84 4.1.3.5 Sumber Informasi Pengunjung mengenai Museum Geologi Bandung ... 85 4.2 Tanggapan Pengunjung Non-Rombongan terhadap Museum Experience
Museum Geologi Bandung ... 85 4.2.1 Gambaran Museum Experience Museum Geologi Bandung ... 85 4.2.2 Tanggapan Pengunjung mengenai Sub Variabel Museum Experience87 4.2.2.1 Tanggapan Pengunjung mengenai Sub Variabel Recreation .... 87 4.2.2.2 Tanggapan Pengunjung mengenai Sub Variabel Sociability .... 89 4.2.2.3 Tanggapan Pengunjung mengenai Sub Variabel Learning Experience ... 90 4.2.2.4 Tanggapan Pengunjung mengenai Sub Variabel Aesthetic Experience ... 92 4.2.2.5 Tanggapan Pengunjung mengenai Sub Variabel Celebrative Experience ... 93
(6)
Gitta Parlina Zakaria, 2015
Experience ... 94
4.2.3 Rekapitulasi Hasil Tanggapan Pengunjung Non-Rombongan terhadap Museum Experience ... 96
4.3 Tanggapan Pengunjung Non-Rombongan terhadap Perilaku Pasca Berkunjung ke Museum Geologi Bandung ... 97
4.3.1 Gambaran Perilaku Pasca Berkunjung ke Museum Geologi Bandung 97 4.3.2 Tanggapan Pengunjung mengenai Sub Variabel Perilaku Pasca Berkunjung ... 98
4.3.2.1 Tanggapan Pengunjung mengenai Sub Variabel Satisfaction (Kepuasan) ... 98
4.3.2.2 Tanggapan Pengunjung mengenai Sub Variabel Revisit Intention (Keinginan Berkunjung Kembali) ... 99
4.3.2.3 Tanggapan Pengunjung mengenai Sub Variabel Word of Mouth Reccommendation (Rekomendasi kepada Orang Lain) ... 101
4.3.3 Rekapitulasi Hasil Tanggapan Pengunjung Non-Rombongan terhadap Perilaku Pasca Berkunjung ... 102
4.4 Pengaruh Museum Experience terhadap Perilaku Pasca Berkunjung Pengunjung Non-Rombongan ke Museum Geologi Bandung ... 103
4.4.1 Hasil Uji Asumsi Regresi ... 103
4.4.1.1 Hasil Uji Asumsi Normalitas ... 103
4.4.1.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 104
4.4.1.3 Hasil Uji Multikolinearitas ... 105
4.4.1.4 Hasil Uji Korelasi dan Koefisien Determinasi ... 106
4.4.1.5 Pengujian Hipotesis dan Uji Signifikansi secara Simultan (Uji F) ... 107
4.4.1.6 Pengujian Hipotesis dan Uji Signifikansi secara Parsial (Uji t) 108 4.4.1.7 Model Persamaan Regresi Berganda Pengaruh Museum Experience terhadap Perilaku Pasca Berkunjung Pengunjung Non-Rombongan yang Berkunjung ke Museum Geologi Bandung ... 110
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ... 112
4.5.1 Pembahasan Hasil Tanggapan Pengunjung Non-Rombongan terhadap Museum Experience Museum Geologi Bandung ... 112
(7)
Gitta Parlina Zakaria, 2015
Pengunjung Non-Rombongan Museum Geologi Bandung ... 114
4.6 Implikasi Hasil Penelitian ... 115
4.6.1 Temuan Hasil Penelitian yang Bersifat Teoritik ... 115
4.6.2 Temuan Hasil Penelitian yang Bersifat Empirik ... 116
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 118
5.1 Kesimpulan ... 118
5.2 Rekomendasi ... 120
DAFTAR PUSTAKA ... 122
(8)
DAFTAR TABEL
TABEL 1.1 MUSEUM POPULER DI DUNIA ... 2
TABEL 1.2 DATA KUNJUNGAN KE MUSEUM DI KOTA BANDUNG
TAHUN 2012... 3
TABEL 1.3 JUMLAH PENGUNJUNG MUSEUM GEOLOGI BANDUNG
TAHUN 2009-2014 ... 4
TABEL 1.4 STRATEGI PENCIPTAAN PENGALAMAN PENGUNJUNG
MUSEUM GEOLOGI BANDUNG ... 7
TABEL 2.1 DEFINISI PEMASARAN MENURUT BEBERAPA AHLI ... 15
TABEL 2.2 RESUME PENELITIAN TERDAHULU DAN ORISINALITAS
PENELITIAN ... 33
TABEL 3.1 OPERASIONALISASI VARIABEL ... 44
TABEL 3.2 JENIS DAN SUMBER DATA ... 51
TABEL 3.3 INTERPRETASI BESARNYA KOEFISIEN KORELASI ... 56
TABEL 3.4 HASIL PENGUJIAN VALIDITAS INTRUMEN PENELITIAN ... 57
TABEL 3.5 HASIL PENGUJIAN RELIABILITAS INTRUMEN PENELITIAN ... 61
TABEL 4.1 PENGELUARAN PENGUNJUNG BERDASARKAN PEKERJAAN DAN RATA-RATA PENGHASILAN ... 79
TABEL 4.2 PROFIL PARTISIPAN BERDASARKAN ASAL TINGGAL ... 80
TABEL 4.3 AKTIVITAS PENGUNJUNG DI MUSEUM GEOLOGI BANDUNG ... 83
TABEL 4.4 SUMBER INFORMASI MENGENAI MUSEUM GEOLOGI BANDUNG ... 85
TABEL 4.5 TANGGAPAN TERHADAP MUSEUM EXPERIENCE MUSEUM GEOLOGI BANDUNG BERDASARKAN RECREATION ... 88
TABEL 4.6 TANGGAPAN TERHADAP MUSEUM EXPERIENCE MUSEUM GEOLOGI BANDUNG BERDASARKAN SOCIABILITY ... 89
TABEL 4.7 TANGGAPAN TERHADAP MUSEUM EXPERIENCE MUSEUM GEOLOGI BANDUNG BERDASARKAN LEARNING EXPERIENCE ... 91
TABEL 4.8 TANGGAPAN TERHADAP MUSEUM EXPERIENCE MUSEUM GEOLOGI BANDUNG BERDASARKAN AESTHETIC EXPERIENCE ... 92
(9)
TABEL 4.9 TANGGAPAN TERHADAP MUSEUM EXPERIENCE MUSEUM
GEOLOGI BANDUNG BERDASARKAN CELEBRATIVE EXPERIENCE ... 93 TABEL 4.10 TANGGAPAN TERHADAP MUSEUM EXPERIENCE MUSEUM
GEOLOGI BANDUNG BERDASARKAN ISSUE-ORIENTED EXPERIENCE ... 95 TABEL 4.11 REKAPITULASI HASIL TANGGAPAN TERHADAP MUSEUM
EXPERIENCE ... 96 TABEL 4.12 TANGGAPAN TERHADAP PERILAKU PASCA BERKUNJUNG KE MUSEUM GEOLOGI BANDUNG BERDASARKAN SATISFACTION
(KEPUASAN) ... 99 TABEL 4.13 TANGGAPAN TERHADAP PERILAKU PASCA BERKUNJUNG KE MUSEUM GEOLOGI BANDUNG BERDASARKAN REVISIT INTENTION
(KEINGINAN BERKUNJUNG KEMBALI) ... 100 TABEL 4.14 TANGGAPAN TERHADAP PERILAKU PASCA BERKUNJUNG KE MUSEUM GEOLOGI BANDUNG BERDASARKAN WORD OF MOUTH
RECOMMENDATION (REKOMENDASI KEPADA ORANG LAIN)... 101 TABEL 4.15 REKAPITULASI HASIL TANGGAPAN TERHADAP PERILAKU
PASCA BERKUNJUNG ... 102 TABEL 4.16 UJI NORMALITAS DENGAN MENGGUNAKAN RUMUS
KOLMOGOROV – SMIRNOV ... 103 TABEL 4.17 UJI HETEROSKEDASTISITAS ... 105 TABEL 4.18 UJI MULTIKOLINEARITAS ... 106 TABEL 4.19 HASIL ANALISIS MUSEUM EXPERIENCE TERHADAP PERILAKU PASCA BERKUNJUNG ... 106 TABEL 4.20 HASIL OUTPUT ANOVA ... 107 TABEL 4.21 HASIL KOEFISIEN REGRESI ... 108
(10)
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1.1 PERSENTASE PERILAKU PASCA BERKUNJUNG KE
MUSEUM GEOLOGI BANDUNG ... 6
GAMBAR 2.1 UNSUR-UNSUR PENTING DALAM SISTEM PEMASARAN
PARIWISATA ... 13
GAMBAR 2.2 MUSEUM EXCHANGE
TRANSACTIONS AND
RELATIONSHIPS
... 18
GAMBAR 2.3
DEGREE OF DESIGN AND ORCHESTRATION OF
MUSEUM EXPERIENCE
... 21
GAMBAR 2.4
RANGE OF MUSEUM EXPERIENCE
... 22
GAMBAR 2.5 KOMPONEN
MUSEUM EXPERIENCE
... 24
GAMBAR 2.6 MODEL PERILAKU KONSUMEN ... 25
GAMBAR 2.7 MODEL OF CONSUMER BEHAVIOR ... 26
GAMBAR 2.8 BUYER DECISION PROCESS ... 27
GAMBAR 2.9 KERANGKA PEMIKIRAN PENGARUH
MUSEUM
EXPERIENCE
MUSEUM GEOLOGI BANDUNG TERHADAP PERILAKU
PASCA BERKUNJUNG ... 39
GAMBAR 2.10 PARADIGMA PENELITIAN PENGARUH
MUSEUM
EXPERIENCE
MUSEUM GEOLOGI BANDUNG TERHADAP PERILAKU
PASCA BERKUNJUNG ... 40
GAMBAR 3.1 REGRESI BERGANDA ... 70
GAMBAR 4.1 PETA JABATAN UNIT PELAKSANA TEKNIS MUSEUM
GEOLOGI BADAN GEOLOGI ... 76
GAMBAR 4.2 PENGUNJUNG NON-ROMBONGAN BERDASARKAN
JENIS KELAMIN DAN USIA ... 78
GAMBAR 4.3 REKAN PENGUNJUNG SAAT BERKUNJUNG KE
MUSEUM GEOLOGI BANDUNG ... 81
GAMBAR 4.4 INTENSITAS PENGUNJUNG BERKUNJUNG KE
MUSEUM GEOLOGI BANDUNG ... 82
GAMBAR 4.5 RATA-RATA PENGELUARAN PENGUNJUNG DI
MUSEUM GEOLOGI BANDUNG ... 84
(11)
GAMBAR 4.6
MUSEUM EXPERIENCE
MUSEUM GEOLOGI BANDUNG
PADA GARIS KONTINUM ... 87
GAMBAR 4.7 PERILAKU PASCA BERKUNJUNG MUSEUM GEOLOGI
BANDUNG PADA GARIS KONTINUM ... 98
GAMBAR 4.8 NORMAL PROBABILITY PLOT ... 104
GAMBAR 4.9 DIAGRAM STRUKTUR HIPOTESIS ... 112
GAMBAR 4.10 TANGGAPAN PENGUNJUNG NON-ROMBONGAN
TERHADAP
MUSEUM EXPERIENCE
MUSEUM GEOLOGI BANDUNG 113
GAMBAR 4.11 TANGGAPAN PENGUNJUNG NON-ROMBONGAN
TERHADAP PERILAKU PASCA BERKUNJUNG KE MUSEUM GEOLOGI
BANDUNG ... 114
(12)
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Peradaban manusia merupakan proses berkelanjutan yang menghasilkan sebuah kebudayaan. Karakteristik kebudayaan suatu bangsa berbeda bergantung pada tempat dan masa berlangsungnya suatu peradaban. Museum menyimpan benda-benda hasil peninggalan suatu peradaban sebagai upaya pelestarian kebudayaan suatu bangsa dan mempresentasikannya untuk menjadi bahan refleksi bagi bangsa itu sendiri. Hal ini menempatkan museum sebagai salah satu wadah yang memiliki peran penting dalam eksistensi suatu bangsa.
Museum sebagai lembaga non-profit yang mengelola warisan kebudayaan manusia untuk tujuan pendidikan dan kesenangan atau rekreasi menempatkan museum sebagai sarana publik yang dapat dijadikan tujuan wisata dan tempat pembelajaran seperti yang tercantum pada konferensi umum International Council of Museum (ICOM) ke-21 di Wina, Austria, pada tahun 2007.
Museum merupakan sarana penting dalam pertukaran budaya, pelestarian budaya, kerjasama dan perdamaian dunia. Hal ini yang disampaikan oleh ICOM dalam Hari Museum Internasional atau International Museum Day (IMD) yang diselenggarakan pada tanggal 18 Mei setiap tahunnya, pada Tahun 2015 ini akan diselenggarakan dengan tema “Museums for a sustainable society”.
Tema IMD pada Tahun 2015 ini mengutarakan bahwa museum dapat berperan dalam pembangunan masyarakat yang berkelanjutan. IMD Tahun 2015 bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai konsekuensi lingkungan dan perlunya perubahan sistem ekonomi dan sosial. Pentingnya peran museum inilah yang menjadikan museum semakin berkembang di berbagai negara.
(13)
Perkembangan museum di berbagai Negara diikuti oleh meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya museum. Salah satu bentuk apresiasi terhadap museum adalah dengan mengunjunginya. Beberapa museum terkenal dan paling banyak dikunjungi di dunia disajikan dalam Tabel 1.1 berikut.
TABEL 1.1
MUSEUM POPULER DI DUNIA
NO MUSEUM DAN LOKASI JUMLAH KUNJUNGAN
2012 2013
1 LOUVRE, Paris, France 9,720,000 9,334,000 2 NATIONAL MUSEUM OF NATURAL HISTORY, Washington DC 7,600,000 8,000,000 3 NATIONAL MUSEUM OF CHINA, Beijing, China 5,370,000 7,450,000 4 NATIONAL AIR AND SPACE MUSEUM, Washington DC 6,800,000 6,970,000 5 BRITISH MUSEUM, London, U.K. 5,576,000 6,701,000 Sumber : Modifikasi GLOBAL ATTRACTIONS ATTENDANCE REPORT, 2013
Tabel 1.1 menunjukkan bahwa museum banyak dikunjungi dan menjadi salah satu daya tarik dari suatu kawasan wisata. National Museum of China di Beijing berada pada peringkat ketiga sebagai museum dengan pengunjung terbanyak dalam skala dunia pada tahun 2013 versi Themed Entertainment Association, menunjukkan bahwa museum merupakan salah satu daya tarik wisata di kawasan asia pasifik.
Indonesia sebagai salah satu Negara di kawasan Asia Pasifik memiliki daya tarik wisata religi dan heritage sebesar 80% terhadap wisatawan mancanegara (wisman) berdasarkan Passenger exit survey (PES) 2013 dari Pusat Data dan Informasi Kementerian Pariwisata. Wisata heritage di Indonesia didukung dengan adanya berbagai tempat, benda, dan bangunan bersejarah, seperti candi-candi, situs purbakala, monumen bersejarah, dan museum.
Pasal 32 ayat 1 mengutarakan negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya, mencerminkan museum adalah jiwa pembangunan karakter dan rumah peradaban nusantara.
(14)
Museum sebagai rumah peradaban nusantara menjadikan museum menjadi daya tarik suatu kawasan wisata seperti Jawa Barat. Data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat menunjukkan pada tahun 2012 Provinsi Jawa Barat dikunjungi oleh 1.024.434 wisman dan 28.361.263 wisatawan nusantara (wisnus) sehingga total kunjungan wisatawan pada tahun 2012 berjumlah 29.385.697 wisatawan.
Kota Bandung sebagai salah satu tujuan wisata di kawasan Jawa Barat mendapatkan perhatian yang cukup baik dari pemerintah setempat. Perbaikan sarana dan prasarana dilakukan guna menambah kenyamanan wisatawan. Salah satunya perhatian Pemerintah Kota Bandung terhadap museum yang dapat dilihat dari dinamisnya perkembangan museum di Kota Bandung yang memproyeksikan Kota Bandung sebagai Kota Museum. Beberapa museum di Kota Bandung ditunjukkan dalam Tabel 1.2 berikut.
TABEL 1.2
DATA KUNJUNGAN KE MUSEUM DI KOTA BANDUNG TAHUN 2012
No Museum dan Lokasi Jenis
Museum
Jumlah
Pengunjung Total Pengunjung Wisnus Wisman
1 Geologi, Jl. Diponegoro No. 57 Bandung Khusus 259.053 1.448 260.501 2 Sri Baduga, Jl. BKR No. 158 Bandung Umum 156.314 170 150.484 3 Konferensi Asia Afrika, Jl. Asia Afrika No. 5 Bandung Khusus 107.088 2.883 109.971 4 Mandalawangsit, Jl. Lembong No. 38 Bandung Khusus 20.878 - 20.878 5 Pos Indonesia, Jl. Cilaki No.73 Bandung Khusus 17.068 157 17.225
Sumber : Modifikasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, 2014 Tabel 1.2 menunjukkan Museum Geologi Bandung merupakan museum yang paling banyak dikunjungi di Kota Bandung. Museum Geologi Bandung merupakan unit pelaksana teknis dari Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang menyajikan berbagai koleksi dari hasil penyelidikan kegeologian.
Museum Geologi Bandung diresmikan pada 16 Mei 1929 yang disebut sebagai Geologisch Laboratorium dan merupakan unit kerja dari “Dienst van het
(15)
Mijnwezen” yang berganti nama menjadi “Dienst van den Mijnbouw”. Bentuk bangunan berasitektur eropa yang seperti layaknya landmark-landmark Kota Bandung yang dibangun pada masa pemerintahan belanda ini berada di areal 10.857 m2. Museum ini memiliki tugas untuk melaksanakan pengelolaan, penelitian, pengembangan, konservasi, peragaan, dan penyebar-luasan informasi koleksi geologi.
Pengunjung Museum Geologi Bandung dikelompokkan kedalam tiga kategori, pelajar, umum, dan asing. Perkembangan kunjungan secara keseluruhan di Museum Geologi Bandung dirasakan kurang baik, terlihat dari jumlah kunjungan pada tahun 2012 yang mengalami peningkatan sebesar 80,11% dari jumlah pengunjung tahun 2011 namun kemudian menurun 35.48% di tahun 2013 dan pada tahun 2014 terjadi kenaikan jumlah kunjungan sebesar 5,36% seperti digambarkan dalam Tabel 1.3 berikut.
TABEL 1.3
JUMLAH PENGUNJUNG MUSEUM GEOLOGI BANDUNG TAHUN 2009-2014
KLASIFIKASI
PENGUNJUNG/TAHUN 2009 2010 2011 2012 2013 2014
PELAJAR 269,940 339,066 386,069 456,522 463,782 494,293
UMUM 54,003 58,088 52,064 334,526 45,557 42,547
ASING 2,250 3,572 3,211 3,859 3,516 3,517
TOTAL 326,193 400,726 441,344 794,907 512,855 540,357
Sumber : Unit Pelaksana Teknis Museum Geologi Bandung
Tabel 1.3 menunjukkan kunjungan dari kategori pelajar terus bertambah dari tahun ke tahun dan pengunjung asing terbilang cukup stabil. Sedangkan pengunjung umum pada tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 543% dibanding tahun 2011, akan tetapi mengalami penurunan pada tahun-tahun berikutnya dengan presentase penurunan sebesar 86% di tahun 2013 dan 7% di tahun 2014.
Penurunan jumlah kunjungan ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, baik dari internal maupun eksternal museum. Rendahnya motivasi untuk berkunjung dari
(16)
pengunjung kategori umum dapat disebabkan karena banyaknya alternatif kegiatan dan tempat tujuan wisata yang dapat dikunjungi oleh pengunjung umum dan citra museum sebagai tempat penyimpanan benda bersejarah. Selain penurunan jumlah kunjungan pengunjung umum pihak pengelola museum pun mengutarakan kurangnya kunjungan ulang dari pengunjung kategori tersebut. Menurunnya jumlah kunjungan dan kurangnya kunjungan ulang dari pengunjung kategori umum menunjukkan perilaku pasca berkunjung yang kurang baik.
Perilaku pasca berkunjung akan memberikan banyak kontribusi bagi museum sendiri. Museum memerlukan biaya yang lebih besar untuk memperoleh pengunjung baru, sedangkan perilaku pasca berkunjung yang baik akan memberikan promosi yang lebih efektif dengan biaya yang lebih efisien, museum akan memiliki pengunjung setia yang memberikan keuntungan yang stabil, dan museum dapat lebih mengenal pengunjungnya dan memperbaiki layanan yang ada.
Museum yang mengenal pengunjungnya dan dapat menyesuaikan layananannya akan memberikan pengalaman yang memenuhi harapan pengunjungnya sehingga pengunjung merasa puas. Pengunjung yang merasa puas cenderung akan melakukan kunjungan ulang dan rekomendasi positif kepada orang lain.
Perilaku pasca berkunjung dikatakan oleh Neil, et.al (2008:180-182) sebagai
postpurchase assessment and action yang dapat dilihat dari kepuasan setelah mengunjungi museum, kepuasan atau ketidak puasan inilah yang akan menimbulkan keinginan untuk kembali berkunjung, dan rekomendasi untuk berkunjung kepada orang lain.
Berdasarkan pra penelitian yang telah dilakukan kepada 30 orang pengunjung umum yang telah berkunjung ke Museum Geologi Bandung 50% pengunjung merasa puas, 46,67% menyatakan ingin kembali berkunjung, dan
(17)
63,33% akan merekomendasikan museum kepada orang lain. Hasil pra penelitian tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.1 berikut.
Sumber : Hasil Pengolahan Pra Penelitian, 2015
GAMBAR 1.1
PERSENTASE PERILAKU PASCA BERKUNJUNG KE MUSEUM GEOLOGI BANDUNG
Perilaku pasca berkunjung dinilai sangat penting karena dapat mendorong atau mencegah kunjungan kembali, untuk itu museum perlu mengetahui apa yang disukai dan tidak disukai pengunjung umum mengenai museum experience
yang dialaminya. Museum experience sebagai suatu bentuk tawaran museum ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pengunjung. Hal ini akan memberikan pengalaman dan kesan yang tertanam dalam benak pengunjung yang berguna sebagai sumber informasi dan referensi mengenai museum.
Museum Geologi Bandung dalam menciptakan pengalaman yang baik bagi pengunjung mengikuti perkembangan zaman dengan memiliki website khusus untuk promosi didukung dengan akun jejaring sosialnya. Website dan akun jejaring sosial disediakan sebagai salah satu sumber informasi yang dapat dipergunakan pengunjung dan masyarakat. Pada tahun 2010 telah dibentuk komunitas pecinta museum dengan nama Komunitas Sahabat Museum Geologi Bandung agar pemasaran museum lebih bersahabat dan berbasis komunitas.
0,00 50,00 100,00
Kepuasan
Keinginan
berkunjung kembali Merekomendasikan untuk berkunjung 50,00
46,67 63,33
50,00 53,33
36,67
Ya Tidak
(18)
Strategi yang dipergunakan pihak museum memberikan pengalaman kepada pengunjung dan menghadapi persaingan dengan pilihan wisata lainnya yang bersifat lebih atraktif dapat dilihat dalam Tabel 1.4.
TABEL 1.4
STRATEGI PENCIPTAAN PENGALAMAN PENGUNJUNG MUSEUM GEOLOGI BANDUNG
NO
STRATEGI PENCIPTAAN PENGALAMAN PENGUNJUNG
JENIS KEGIATAN
1 Layanan Perpustakaan Penyediaan berbagai literature yang berkaitan dengan studi kegeologian
2 Pengelolaan Koleksi Pengelolaan koleksi
3 Pelestarian Koleksi Pelestarian Koleksi termasuk menjaga keamanannya
4 Penyajian Koleksi
a. Pameran tetap dan khusus
b. Pengembangan koleksi dan ruang peragaan c. Penyajian informasi dalam alat interaktif
seperti alat peraga gempa bumi dan area bermain di lantai 2
5 Bimbingan Edukasi
a. Bimbingan/pemanduan keliling b. Pemutaran slide program dan film c. Metode ceramah
d. Diskusi terhadap koleksi yang dipamerkan
6 Publikasi Museum
a. Penyuluhan ke sekolah-sekolah b. Perlombaan
c. Event
d. Press releases di berbagai media seperti penerbitan (bulletin/ mading, buku panduan, leaflet, brosur, guide map) dan media elektronik
e. Eksursi f. Seminar
g. Sahabat Museum Geologi
h. Media social (website, path twitter, facebook) i. Iklan layanan masyarakat
j. Kerjasama dengan instansi lain baik swasta maupun pemerintah
Sumber : Modifikasi Unit Pelaksana Teknis Museum Geologi Bandung
(19)
menyenangkan dan kesan yang mendalam diharapkan akan memberikan kepuasan kepada pengunjung. Sehingga pengunjung merasa ingin kembali ke museum dan merekomendasikannya kepada orang lain. Museum experience
yang ditawarkan Museum Geologi Bandung dapat berupa recreation, sociability, learning experience, aesthetic experience, dan issue - oriented experience.
Recreation di Museum Geologi Bandung dapat dilakukan dengan cara bersantai menikmati pemandangan kawasan bersejarah; museum buka pada hari Senin – Kamis pada pukul 08.00 – 16.00 WIB, Sabtu – Minggu pada pukul 08.00 – 14.00 WIB, Jumat ditutup untuk pemeliharaan koleksi; beristirahat sambil menikmati taman siklus batuan di udara terbuka; menggunakan alat peraga interaktif seperti peraga getaran, simulator gempa bumi, dan penggalian fosil interaktif; menikmati sajian di kafetaria; berbelanja di toko cinderamata yang menyediakan aneka cinderamata seperti batuan, fosil, buku dan CD pengetahuan geologi; menyaksikan pemutaran film; mempelajari mengenai batuan dalam arena bermain di lantai 2.
Kegiatan sociability di museum diantaranya seperti menghadiri pameran bersama kelompok; memperhatikan pengunjung lain; tempat bertemunya berbagai pengunjung dengan karakteristik yang beragam; menjadikan museum sebagai salah satu pilihan tempat untuk bertemu seseorang seperti makan siang di kafetaria; mengikuti event yang diselenggarakan museum; tanya jawab antara pengunjung dan tour guide mengenai sejarah kegeologian Indonesia; seminar, ceramah, atau sosialisasi di auditorium dan ruang edukasi.
Learning experience di museum Geologi Bandung yang dapat diperoleh diantaranya mengenai pengetahuan sejarah kehidupan di muka bumi di ruang sejarah kehidupan; memperoleh pengetahuan geologi Indonesia; memperoleh pengetahuan mengenai berbagai macam sumber daya geologi; mengenal koleksi dan memahaminya melalui membaca teks dan label.
(20)
Aesthetic experience di museum diantaranya tata letak museum yang rapi dan menarik serta pengunjung dapat menikmati arsitektur bangunan yang klasik. Sedangkan celebrative experience di museum diantaranya menonton pemutaran film mengenai sejarah manusia; mengetahui asal mula pembentukan kehidupan; menghargai proses penciptaan semesta; mengetahui perkembangan Museum Geologi Bandung melalui prasasti yang ada di lantai 2.
Issue - oriented experience di museum yang dapat diperoleh pengunjung mengenai issue kegeologian diantaranya dengan melihat dan mempelajari meletusnya Gunung Merapi di lantai 2 melalui replika sisa-sisa letusan Gunung Merapi dan mengetahui karakteristik gempa bumi melalui simulator gempa bumi.
Neil, et all (2008:302-303) mengatakan, “Museum leaders and staff increasingly recognize the importance of creating a context for experiences that meet visitor needs and expectations.” Dengan adanya interaksi dan pengalaman yang baik yang didapatkan pengunjung diharapkan memberikan kontribusi positif terhadap perilaku pasca berkunjung yang baik.
Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian mengenai,
“PENGARUH MUSEUM EXPERIENCE TERHADAP PERILAKU PASCA BERKUNJUNG (Survei terhadap Pengunjung Non-Rombongan Museum Geologi Bandung)”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran museum experience pada Museum Geologi Bandung melalui dimensi recreation, sociability, learning experience, aesthetic experience, celebrative experience, dan issue - oriented experience
(21)
non-rombongan di Museum Geologi Bandung
3. Bagaimana pengaruh museum experience Museum Geologi Bandung terhadap perilaku pasca berkunjung pengunjung non-rombongan
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka penelitian ini bertujuan memperoleh hasil temuan mengenai :
1. Gambaran Museum experience pada Museum Geologi Bandung melalui dimensi recreation, sociability, learning experience, aesthetic experience, celebrative experience, dan issue - oriented experience
2. Gambaran perilaku pasca berkunjung pengunjung non-rombongan Museum Geologi Bandung
3. Pengaruh museum experience Museum Geologi Bandung terhadap perilaku pasca berkunjung pengunjung non-rombongan
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan secara Teoritis
Penelitian ini dilakukan guna memperoleh pemahaman yang lebih luas mengenai ilmu pemasaran pada umumnya dan konsep museum experience pada khususnya. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan dan masukkan pada pengembangan ilmu manajemen pemasaran pariwisata terutama mengenai museum experience dan perilaku pasca berkunjung.
1.4.2 Kegunaan secara Praktis
Penelitian ini dilakukan guna memberikan rekomendasi bagi pihak pengelola Museum Geologi Bandung agar dapat memperhatikan museum experience dan pengaruhnya pada perilaku pasca berkunjung pengunjung umum agar hakikat
(22)
museum tetap tersampaikan pada masyarakat luas secara terus menerus dan apresiasi masyarakat terhadap museum terus meningkat.
(23)
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Penelitian ini menganalisis mengenai bagaimana pengaruh museum experience terhadap perilaku pasca berkunjung para pengunjung Museum Geologi Bandung. Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini sebagai variabel bebas (independent variable) adalah museum experience dan variabel terikat (dependent variable) adalah perilaku pasca berkunjung. Variabel penelitian pada umumnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013:58).
Menurut Sugiyono (2013:59), variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah museum experience (X) yang terdiri dari enam dimensi yaitu recreation (X1), sociability (X2), learning experience (X3), aesthetic experience (X4), celebrative experience (X5), dan
issue-oriented experience (X6). Sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013:59). Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu perilaku pasca berkunjung (Y) yang terdiri dari kepuasan, keinginan berkunjung kembali, dan rekomendasi untuk berkunjung kepada orang lain.
Unit analisis atau yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah pengunjung dari kalangan pelajar dan umum non-rombongan dengan minimum usia 17 tahun atau pelajar tingkat sekolah menengah atas dan selanjutnya yang telah melakukan kunjungan di Museum Geologi Bandung. Penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian yang membutuhkan waktu kurang dari satu tahun,
(24)
oleh sebab itu metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode
cross-sectional. Data yang dikumpulkan hanya sekali dengan menyebarkan kuesioner kepada pengunjung yang telah mengunjungi Museum Geologi Bandung.
Menurut Malhotra (2009:101), “cross sectional design is a type of research design involving the one-time collection of information from any given sample of population elements.” Dari objek penelitian tersebut, penelitian ini akan
menganalisis mengenai bagaimana pengaruh museum experience terhadap perilaku pasca berkunjung di Museum Geologi Bandung.
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dan verifikatif. Menurut Sugiyono (2013:53) mendefinisikan bahwa:
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berkenaan dengan pernyataan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (variabel mandiri adalah variabel yang berdiri sendiri, bukan variabel independen, karena variabel independen selalu dipasangkan dengan variabel dependen).
Berdasarkan definisi tersebut, maka penelitian deskriptif dapat disimpulkan sebagai penelitian yang dirancang untuk mendeskripsikan karakteristik dari sebuah populasi atau fenomena. Penelitian deskriptif bertujuan untuk memperoleh deskripsi atau gambaran mengenai museum experience dan perilaku pasca berkunjung di Museum Geologi Bandung.
Arikunto (2009:7) mengungkapkan mengenai penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran pengumpulan data di lapangan, melalui penelitian ini data-data dikumpulkan dari sumber data primer dan sekunder, dimana data primer ini diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada pengunjung yang dijadikan sampel agar memperoleh fakta yang relevan dan up
(25)
to date. Sifat verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, dalam hal ini penelitian verifikatif bertujuan untuk mengetahui pengaruh museum experience
terhadap perilaku pasca berkunjungdi Museum Geologi Bandung.
Berdasarkan jenis penelitian, yaitu deskriptif dan verifikatif maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode explanatory survey. Metode
explanatory survey menurut Sugiyono (2011:7) adalah:
Metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut. Sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Menurut Sugiyono (2011:113) yang dimaksud dengan operasionalisasi variabel adalah “bagaimana caranya kita mengukur suatu variabel, untuk mengetahui apa yang menjadi konsep teoritis dan konsep analitis, maka perlu adanya penjabaran konsep melalui operasionalisasi variabel.”
Penelitian ini mengkaji dua variabel inti yaitu museum experience sebagai variabel bebas dan perilaku pasca berkunjung sebagai variabel terikat. Konsep operasionalisasi variabel dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur skor atau nilai dari variabel Y (perilaku pasca berkunjung) dilihat dari segi operasional variabel X (museum experience). Penjabaran operasional dari variabel-variabel yang diteliti dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini:
TABEL 3.1
OPERASIONALISASI VARIABEL
Variabel Sub Variabel
Konsep
Variabel Indikator Ukuran Skala
No. Item
1 2 3 4 5 6 7
Museum Experience (X)
Neil, et.al (2008:302) mengutarakan museum experience sebagai suatu konteks untuk pengalaman yang memenuhi kebutuhan dan ekspektasi pengunjung
Recreation (X1)
Kesenangan akan kebebasan, relaksasi, dan
Kesenangan akan kebebasan
Tingkat kesenangan saat
mengunjungi
Ordinal scale
(26)
Variabel Sub Variabel
Konsep
Variabel Indikator Ukuran Skala
No. Item
1 2 3 4 5 6 7
aktivitas yang dapat menyegarkan kembali jiwa dan raga. Neil, et.al (2008:303) museum secara bebas Tingkat kebebasan menggunakan alat peraga di museum (seperti alat peraga gempa, area bermain, dan taman penggalian fosil) Ordinal scale III.2
Relaksasi Tingkat relaksasi di museum Ordinal scale III.3 Aktivitas yang dapat menyegarka n kembali jiwa dan raga
Tingkat kesegaran kembali jiwa dan raga yang didapatkan dari kegiatan di museum (seperti berkeliling, bermain dan bersantai di taman, dan berbelanja cinderamata) Ordinal scale III.4 Sociability (X2) Interaksi atau bergabung dengan orang lain, memperhatika n dan berbaur dengan orang Interaksi dengan orang lain Tingkat interaksi dengan pengunjung lain Ordinal scale III.5 Tingkat interaksi pengunjung dengan pegawai museum Ordinal scale III.6
(27)
Variabel Sub Variabel
Konsep
Variabel Indikator Ukuran Skala
No. Item
1 2 3 4 5 6 7
lain, berperan dalam aktivitas publik seperti mengunjungi pameran dengan kelompok, bertemu seseorang untuk makan siang, dan memperhatika n pengunjung lainnya. Neil, et.al (2008:303) Keterlibatan pengunjung untuk mengikuti kegiatan pameran, pemutaran film, seminar, dan perlombaan Tingkat kesediaan pengunjung untuk terlibat dalam kegiatan pameran, pemutaran film, seminar, dan perlombaan secara berkelompok (apabila diselenggarakan oleh museum) Ordinal scale III.7 Learning Experience (X3) Mendapatkan dan mengumpulka n informasi baru, melatih keingintahuan dan merasakan hasil penemuan, memahami konsep dan ide, kontemplasi dan refleksi, melatih kemampuan teori seperti melakukan Mendapatka n dan mengumpulk an informasi baru Tingkat perolehan informasi baru mengenai kegeologian (ilmu tentang bumi dan perkembangann ya) Ordinal scale III.8 Memahami konsep dan ide Tingkat pemahaman mengenai perkembangan kegeologian (pembentukan dan pembangunan bumi secara berkelanjutan) Ordinal scale III.9
(28)
Variabel Sub Variabel
Konsep
Variabel Indikator Ukuran Skala
No. Item
1 2 3 4 5 6 7
eksperimen ilmiah. Neil, et.al (2008:303) Melatih keingintahua n dan merasakan hasil penemuan Tingkat kemampuan koleksi untuk melatih keingintahuan dan merasakan hasil penemuan kegeologian Ordinal scale III.10 Pembelajara n dengan alat peraga interaktif Tingkat pembelajaran yang diperoleh dari alat peraga interaktif mengenai kegeologian Ordinal scale III.11 Aesthetic Experience (X4) Terikat pada kualitas pengalaman yang melekat dengan pengalaman itu sendiri yang direspon melalui pikiran, terikat dengan aktivitas yang bersifat intensif seperti respon sensori terhadap warna, bentu, tekstur; kesenangan, euporia. Neil, et.al Tata letak museum Tingkat kemenarikan tata letak museum Ordinal scale III.12 Tata cahaya museum Tingkat kenyamanan tata cahaya museum Ordinal scale III.13 Kebersihan museum Tingkat kebersihan museum Ordinal scale III.14
(29)
Variabel Sub Variabel
Konsep
Variabel Indikator Ukuran Skala
No. Item
1 2 3 4 5 6 7
(2008:303) Celebrative Experience (X5) Berbagi dan menghormati pencapaian yang terhubung dengan masa lampau, catatan historis, dan keberlanjutan sejarah dan waktu, membentuk aspirasi. Neil, et.al (2008:303) Hubungan dengan masa lampau Tingkat keterlibatan pengunjung dengan masa lampau melalui koleksi museum Ordinal scale III.15 Catatan historis Tingkat kekaguman terhadap koleksi museum Ordinal scale III.16 Tingkat penghormatan terhadap koleksi museum Ordinal scale III.17 Issue-orient ed Experience (X6) Bertemu dan terikat dalam isu publik kontemporer dan peduli pada efek terhadap komunitas lokal sebagai komunitas yang lebih besar. Neil, Pameran museum Tingkat keterkinian isu publik kontemporer yang dipamerkan Ordinal scale III.18 Tingkat kemenarikan isu publik kontemporer yang dipamerkan Ordinal scale III.19
(30)
Variabel Sub Variabel
Konsep
Variabel Indikator Ukuran Skala
No. Item
1 2 3 4 5 6 7
et.al (2008:303)
Tingkat kepedulian pengunjung pada isu publik kontemporer yang dipamerkan Ordinal scale III.20 Perilaku Pasca Berkunjung (Y)
Neil, et.al (2008:180-182) mengutarakan perilaku pasca berkunjung sebagai
postpurchase assessment and action yang dapat dilihat dari kepuasan setelah mengunjungi museum, kepuasan atau ketidak puasan inilah yang akan menimbulkan keinginan untuk kembali berkunjung, dan rekomendasi untuk berkunjung kepada orang lain.
Kepuasan Kepuasan adalah evaluasi konsumen terhadap produk atau pelayanan dapat memenuhi kebutuhan dan ekspektasinya . Neil, et.al (2008:181) Keyakinan memilih museum untuk dikunjungi Tingkat keyakinan pengunjung memilih museum untuk dikunjungi Ordinal scale IV.21 Kepuasan mengunjungi museum Tingkat kepuasan mengunjungi museum Ordinal scale IV.22 Kepantasan museum untuk dikunjungi Tingkat kepantasan museum untuk dikunjungi Ordinal scale IV.23 Revisit Intention Keinginan untuk berkunjung kembali adalah keinginan mengulang kembali kunjungannya di masa yang akan datang. Rencana untuk berkunjung kembali Tingkat kesediaan untuk merencanakan berkunjung kembali di masa yang akan datang Ordinal scale IV.24 Mengunjungi museum pada acara atau event Tingkat kesediaan mengunjungi museum pada Ordinal scale IV.25
(31)
Variabel Sub Variabel
Konsep
Variabel Indikator Ukuran Skala
No. Item
1 2 3 4 5 6 7
Neil, et.al (2008:181)
tertentu acara atau event tertentu Word of Mouth Reccomme ndation Konsumen yang puas akan memberikan rekomendasi yang baik kepada orang lain untuk berkunjung ke museum. Neil, et.al (2008:181) Kesediaan memberikan rekomendasi terhadap orang lain Tingkat kesediaan pengunjung memberikan rekomendasi positif mengenai museum terhadap orang lain Ordinal scale IV.26 Keinginan memberikan rekomendasi terhadap orang lain Tingkat memberikan rekomendasi mengenai museum terhadap orang lain Ordinal scale IV.27 Frekuensi memberikan rekomendasi terhadap orang lain Tingkat keseringan memberikan rekomendasi terhadap orang lain Ordinal scale IV.28
Sumber : Pengolahan data 2014
3.2.3 Sumber dan Cara Penentuan Data
Sumber data penelitian adalah sumber data yang diperlukan untuk penelitian. Menurut Arikunto (2009:129), “Sumber data adalah subjek dari mana data diperoleh.” Berdasarkan jenis, data dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Menurut Malhotra (2009:67) yang dimaksud dengan data primer dan data sekunder adalah:
(32)
1. Data primer
Data primer merupakan data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti untuk menjawab masalah atau tujuan penelitian berupa survey ataupun observasi.
2. Data sekunder
Data yang dikumpulkan untuk beberapa tujuan selain masalah yang dihadapi. Sumber data sekunder bisa diperoleh dari dalam suatu perusahaan (sumber internal), berbagai internet, website, perpustakaan umum maupun lembaga pendidikan, membeli dari perusahaan-perusahaan yang memang mengkhususkan diri untuk menyajikan data sekunder.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Sumber data primer diperoleh dari hasil penelitian secara empirik melalui kuesioner yang akan disebarkan kepada para responden, sedangkan data sekunder diantaranya diperoleh dari berbagai sumber. Data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut:
TABEL 3.2
JENIS DAN SUMBER DATA
No Data Jenis
Data Sumber Data
Temuan T1 T2 T3 1 Museum Popular di Dunia Sekunder Internet - - -
2
Produk Wisata yang Menjadi Kontributor Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Indonesia
Sekunder Internet - - -
3 Data Kunjungan ke Museum di
Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Sekunder
Disbudpar Kab./Kota di
Prov. Jabar 2011 - - -
4
Data Kunjungan Museum Geologi Bandung Tahun 2009-2014
Sekunder Unit Pelaksana Teknis
Museum Geologi Bandung - - -
5 Tanggapan Wisatawan Edukasi
Mengenai Museum Experience Primer
Wisatawan Edukasi
(33)
No Data Jenis
Data Sumber Data
Temuan T1 T2 T3 Museum Geologi Bandung
6
Tanggapan Wisatawan Edukasi Mengenai Perilaku pasca berkunjung
Primer Wisatawan Edukasi
Museum Geologi Bandung - √ √ Sumber : Pengolahan Berbagai Sumber, 2014
Keterangan:
T1 digunakan untuk memperoleh gambaran museum experience. T2 digunakan untuk memperoleh gambaran perilaku pasca berkunjung. T3 digunakan untuk memperoleh temuan mengenai pengaruh museum
experience terhadap perilaku pasca berkunjung. 3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampel
3.2.4.1 Populasi
Populasi merupakan sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang memiliki karakteristik tertentu yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Dalam pengumpulan dan menganalisa suatu data, langkah pertama yang sangat penting adalah menentukan populasi terlebih dahulu. Menurut Sugiyono (2013:115), “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Malhotra (2009:371) menyatakan “populasi merupakan kumpulan semua elemen atau objek dimana didalamnya terdapat informasi yang dicari peneliti dan kemudian akan dibuat kesimpulan.”
Berdasarkan definisi populasi di atas maka populasi pada penelitian ini adalah jumlah pengunjung umum Museum Geologi Bandung tahun 2014 yang terus mengalami penurunan dari tahun-tahun sebelumnya yaitu sebanyak 42.547 orang.
3.2.4.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2013:116), “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Bila populasi besar, dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Penarikan sampel ditujukan untuk
(34)
memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian. Sampel merupakan perwakilan dari populasi penelitian. Dengan adanya sampel, maka waktu, tenaga dan biaya yang dikeluarkan oleh peneliti menjadi lebih efisien.
Untuk menjadikan sampel penelitian representatif, maka perlu ditentukan jumlah sampel yang akan digunakan. Dalam menentukan ukuran sampel dilakukan dengan menggunakan rumus dari Slovin dalam (Riduwan dan Akdon, 2013:254) yaitu dengan persamaan berikut ini:
=� +�
Keterangan:
n = jumlah sampel N = jumlah populasi
d = presisi (ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 90%) Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus Slovin, maka ukuran sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
= . 7 × ,. 7 + = 99,77 ≈
Berdasarkan teknik perhitungan tersebut diperoleh hasil sampel sebanyak 100 orang.
3.2.4.3 Teknik sampling
Teknik sampel merupakan suatu teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, untuk mendapatkan sampel representatif, maka harus diupayakan subjek dalam populasi memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel, sehingga peneliti menggunakan teknik probability sampling
yang berarti teknik sampling memberi peluang yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi yang dipilih menjadi anggota sampel, khususnya Systematic Random Sampling.
Teknik ini melakukan pengambilan sampel secara acak sistematis menurut interval tertentu yang dari setiap elemen dalam populasi akan memiliki peluang
(35)
yang sama untuk dijadikan sampel (Sugiyono, 2013:118). Menurut Malhotra (2009:382), “Systematic Random Sampling adalah teknik pemilihan sampel dari populasi yang dilakukan secara acak hanya untuk sampel yang pertama dari sejumlah sampel, sedangkan untuk sampel berikutnya dipilih secara sistematis.”
Cara penggunaan teknik sampling random sistematik adalah dengan menentukan unsur pertama dari sampling yang akan diambil. Selanjutnya ditempuh dengan cara memanfaatkan interval sampel. Interval sampel adalah angka yang menunjukkan jarak antara nomor-nomor urut yang terdapat dalam kerangka sampling yang akan dijadikan patokan dalam menentukan atau memilih unsur-unsur sampling kedua dan seterusnya hingga unsur ke-n. Interval sampel biasanya dilambangkan dengan huruf k.
Dalam penelitian ini ditentukan interval sampel adalah 10 dan unsur sampling pertama yang dipilih adalah 010. Maka penentuan unsur-unsur sampel selanjutnya adalah 020, 030, 040 dan seterusnya hingga mencapai jumlah sampel sebanyak 100. Maka dengan teknik tersebut peneliti melakukan survei yang dilakukan pada pengunjung umum yang mengunjungi Museum geologi Bandung tanpa terlibat dalam suatu rombongan khusus dengan kata lain survei dilakukan pada pengunjung umum yang berkunjung ke museum berdasarkan keinginan sendiri baik secara individu maupun bersama keluarga atau teman.
3.2.5 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data diperlukan untuk menguji anggapan dasar dan hipotesis. Pengumpulan data yang yang tepat dapat diperoleh dengan menggunakan instrument yang tepat (Sugiyono, 2013:193). Untuk mendapatkan data yang diperlukan, maka teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah:
(36)
ahli melalui sumber bacaan yang berhubungan dan menunjang terhadap variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini antara lain mengenai
museum experience dan perilaku pasca berkunjung.
2. Obervasi, Sutrisno Hadi (1986) dalam Sugiyono (2013:203) mengutarakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, tersusun dari pelbagai hal dan yang terpenting adalah pengamatan dan ingatan. Observasi dilakukan dengan mengamati objek yang sedang diteliti yaitu museum experience Museum Geologi Bandung dan pengalaman pengunjungnya.
3. Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2013:199). Angket berisi pertanyaan tertutup mengenai karakteristik responden, pengalaman responden, penilaian responden terhadap museum experience Museum Geologi Bandung yang diantaranya yaitu recreation, sociability, learning experience, aesthetic experience, celebrative experience dan issue-oriented experience; serta terhadap perilaku pasca berkunjungnya yang dilihat dari kepuasan, keinginan untuk berkunjung kembali, dan merekomendasikan museum kepada orang lain.
4. Wawancara yaitu dengan melakukan wawancara secara langsung untuk mendapat informasi yang dibutuhkan terhadap pengunjung dan staff Museum Geologi Bandung. Wawancara dilakukan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dad an untuk mengetahui hal-hal dari responden secara mendalam (Sugiyono, 2013:194).
3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Realibilitas 3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas
(37)
Uji validitas adalah untuk mengetahui tepat tidaknya angket yang tersebar. Hasil penelitian yang valid merupakan hasil penelitian yang terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Menurut Sugiyono (2013:455), “Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dilaporkan oleh peneliti.” Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan dari suatu instrumen.
Malhotra (2009:316) mengungkapkan bahwa, “validity is the extent to which differences in observed scale scores reflect true differences among objects on the characteristics being measured, rather than systematic or random errors.” Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.
Adapun rumus yang dipakai atau digunakan untuk menghitung atau menunjukkan kevalidan suatu instrumen adalah rumus Korelasi Product Moment, yang dikemukakan oleh Pearson dalam Sugiyono (2013:276) sebagai berikut:
= ∑ − ∑ ∑
√ ∑ − ∑ ∑ − ∑
Keterangan:
r = koefisien validitas item yang dicari
X = skor yang diperoleh subjek dari seluruh item Y = skor total
∑ = jumlah skor dalam distribusi X ∑ = jumlah skor dalam distribusi Y
∑ = jumlah kuadrat dalam skor distribusi X ∑ = jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y n = banyaknya responden
Besarnya koefisien korelasi menurut Sugiyono (2013:250) adalah sebagai berikut:
(38)
INTERPRETASI BESARNYA KOEFISIEN KORELASI
Interval Koefisien Interpretasi
Antara 0,80-1,000 Sangat tinggi
Antara 0,60-0,799 Tinggi
Antara 0,40-0,599 Cukup
Antara 0,20-0,399 Rendah
Antara 0,00-0,199 Sangat Rendah
Sumber : Sugiyono (2013:250)
Pengujian keberartian koefisien korelasi (t) dilakukan dengan taraf signifikansi 5%. Rumus uji t yang akan digunakan sebagai berikut:
1. Nilai r dibandingkan dengan nilai r tabel dengan dk = n-2 dan taraf signifikansi α= 0,05.
2. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid, jika ℎ� ��> �� 3. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid, jika ℎ� ��< �� 4. Berdasarkan kuesioner yang diuji terhadap 30 responden
dengan tingkat signifikansi 5% (0,05) dan derajat kebebasan (dk) adalah n-2 (30-2=28) maka didapat nilai �� sebesar 0,361.
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan software komputer SPSS (Statistical Package for the social sciencies) 18 menunjukkan bahwa item-item pertanyaan dalam kuesioner valid. Berikut Tabel 3.4 tentang hasil uji validitas dari instrumen penelitian ini :
TABEL 3.4
HASIL PENGUJIAN VALIDITAS INSTRUMEN PENELITIAN
No. Pernyataan � � � �� Signifikansi Keterangan
Museum Experience Recreation (rekreasi)
1.
Kesenangan saat mengunjungi Museum Geologi Bandung secara bebas
0,762 0,361 0,000 Valid
2.
Kebebasan menggunakan alat peraga saat berada di Museum Geologi Bandung
(39)
No. Pernyataan � � � �� Signifikansi Keterangan 3.
Relaksasi yang dirasakan saat mengunjungi Museum Geologi Bandung
0,865 0,361 0,000 Valid
4.
Kesegaran kembali jiwa dan raga yang didapatkan dari kegiatan di Museum Geologi Bandung
0,834 0,361 0,000 Valid
Sociability
5.
Interaksi pengunjung dengan pengunjung lain di Museum Geologi Bandung
0,683 0,361 0,000 Valid
6.
Interaksi pengunjung dengan pegawai Museum Geologi Bandung
0,724 0,361 0,000 Valid
7.
Kesediaan pengunjung untuk terlibat dalam kegiatan pameran, pemutaran film, seminar, dan perlombaan secara berkelompok di Museum Geologi Bandung
0,802 0,361 0,000 Valid
Learning Experience (Pengalaman belajar)
8.
Perolehan informasi baru mengenai kegeologian di Museum Geologi Bandung
0,778 0,361 0,000 Valid
9.
Pemahaman mengenai perkembangan kegeologian (asal mula bumi hingga pembangunan dan
peradabannya) di Museum Geologi Bandung
0,745 0,361 0,000 Valid
10.
Ketersediaan koleksi museum untuk melatih rasa keingintahuan dan
merasakan hasil penemuan di Museum Geologi
Bandung
0,685 0,361 0,000 Valid
11. Pembelajaran yang
(40)
No. Pernyataan � � � �� Signifikansi Keterangan interaktif di Museum Geologi
Bandung
Aesthetic Experience (Pengalaman estetis) 12. Kemenarikan tata letak
Museum Geologi Bandung 0,762 0,361 0,000 Valid 13. Kenyamanan tata cahaya
Museum Geologi Bandung 0,538 0,361 0,000 Valid 14. Kebersihan Museum
Geologi Bandung 0,677 0,361 0,000 Valid
Celebrative Experience
15.
Keterlibatan pengunjung dengan masa lampau melalui koleksi Museum Geologi Bandung
0,724 0,361 0,000 Valid
16.
Kekaguman terhadap koleksi Museum Geologi Bandung
0,778 0,361 0,000 Valid
17.
Penghormatan yang
dirasakan terhadap koleksi Museum Geologi Bandung
0,658 0,361 0,000 Valid
Issue-oriented Experience
18.
Keterkinian isu publik kontemporer yang dipamerkan di Museum Geologi Bandung
0,755 0,361 0,000 Valid
19.
Kemenarikan isu publik kontemporer yang dipamerkan di Museum Geologi Bandung
0,786 0,361 0,000 Valid
20.
Kepedulian pengunjung pada isu publik kontemporer yang dipamerkan di
Museum Geologi Bandung
0,809 0,361 0,000 Valid
Perilaku Pasca Berkunjung
Satisfaction (kepuasan)
1.
Keyakinan pengunjung untuk mengunjungi Museum Geologi Bandung
(41)
No. Pernyataan � � � �� Signifikansi Keterangan 2. Kepuasan mengunjungi
Museum Geologi Bandung 0,893 0,361 0,000 Valid
3.
Kepantasan Museum Geologi Bandung untuk dikunjungi
0,854 0,361 0,000 Valid
Revisit Intention (keinginan berkunjung kembali)
4.
Kesediaan untuk
merencanakan berkunjung kembali ke Museum Geologi Bandung di masa yang akan datang
0,896 0,361 0,000 Valid
5.
Kesediaan mengunjungi Museum Geologi Bandung pada acara atau event tertentu
0,882 0,361 0,000 Valid
Word of Mouth Reccommendation
6.
Kesediaan pengunjung merekomendasikan
Museum Geologi Bandung terhadap orang lain
0,910 0,361 0,000 Valid
7.
Keinginan pengunjung merekomendasikan
Museum Geologi Bandung terhadap orang lain
0,943 0,361 0,000 Valid
8.
Frekuensi
merekomendasikan
Museum Geologi Bandung terhadap orang lain
0,907 0,361 0,000 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2015
Tabel 3.4 menunjukkan bahwa setiap item pertanyaan dalam kuesioner adalah valid karena memiliki nilai ℎ� �� lebih besar dari �� dengan tingkat signifikansi ≤ 5%.
3.2.6.2 Hasil Pengujian Reliabilitas
(42)
pengukuran ulang pada suatu karakteristik tertentu (Malhotra, 2009:315) Pengujian reliabilitas pada penelitian ini menggunakan reliabilitas internal dengan rumus Cronbach Alpha. Hal ini dikarenakan instrument yang digunakan memiliki skor yang merupakan rentangan antara beberapa nilai (misalnya 0-10 atau 0-100) atau yang terbentuk skala 1-3, 1-5, atau 1-7 dan seterusnya. Rumus Cronbach Alpa menurut Arikunto (2009:196) adalah sebagai berikut:
= ( − ) ∑ �� 22
Keterangan :
= reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan
�2 = varians total
∑ � = jumlah varians butir
Jumlah varians butir dapat dicari dengan cara mencari nilai varians setiap butirterlebih dahulu, kemudian jumlahkan, seperti yang dipaparkan berikut:
� = ∑ ∑
Keterangan :
� = varians total
∑ = jumlah skor n = jumlah responden
Malhotra (2009:316) mengatakan bahwa, “coefficient alpha (alpha cronbach) is a measure of internal-consistency reliability that is the average of all possible split-half coefficients resulting from different splitting of the scale items.
Koefisien alpha cronbach merupakan statistik paling umum yang digunakan untuk menguji reliabilitas suatu instrumen. Instrumen penelitian dinyatakan reliabel atau memiliki tingkat keandalan tinggi jika koefisien alpha cronbach ≥ 0,70.
Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas instrumen dengan menggunakan
software komputer SPSS 18 menunjukkan bahwa item-item pertanyaan dalam kuesioner reliabel. Berikut Tabel 3.5 tentang uji reliabilitas dari instrumen
(43)
penelitian ini.
TABEL 3.5
HASIL PENGUJIAN RELIABILITAS INSTRUMEN PENELITIAN
No. Variabel �� � Cσ Keterangan
1. Museum Experience 0,953 0,70 Reliabel
2. Perilaku Pasca Berkunjung 0,964 0,70 Reliabel Sumber: Hasil Pengolahan Data 2015
Tabel 3.5 menunjukkan bahwa kedua variabel, yakni museum experience
dan perilaku pasca berkunjung memiliki nilai �ℎ� �� masing-masing adalah 0,952 dan 0,965. Angka tersebut lebih besar dibandingkan dengan nilai koefisien
alpha cronbach yaitu 0,70. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa instrumen penelitian yang digunakan memiliki tingkat keterandalan tinggi (reliabel).
3.2.7 Analisis Data
Analisis data merupakan suatu cara untuk mengukur, mengelola dan menganalisis data tersebut. Tujuan pengelolaan data adalah untuk memberikan keterangan yang berguna, serta untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam penelitian ini. Dengan demikian, teknik analisis data diarahkan pada pengujian hipotesis serta jawaban masalah yang diajukan. Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. Kuesioner atau angket ini disusun oleh penulis berdasarkan variabel yang terdapat dalam penelitian. Dalam penelitian kuantitatif analisis data dilakukan setelah data seluruh responden terkumpul.
Kegiatan analisis data dalam penelitian dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Menyusun data
Kegiatan seleksi data ditujukan untuk mengecek kelengkapan identitas responden, kelengkapan data serta isian data yang sesuai dengan tujuan penelitian.
(44)
a. Memberi skor pada setiap item b. Menjumlahkan skor pada setiap item
c. Menyusun rangking pada setiap variable penelitian 3. Menganalisis data
Menganalisis data yaitu proses pengolahan data dengan menggunakan rumus-rumus statistik, menginterpretasi data agar diperoleh suatu kesimpulan.
4. Pengujian
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi. Analisis regresi digunakan untuk memprediksi pengaruh variable bebas (X) terhadap variable terikat (Y). Bila skor variable bebas diketahui maka skor variable terikatnya dapat diprediksi besarnya.
3.2.7.1 Analisis Data Deskriptif
Pada penelitian ini, digunakan dua jenis analisis yaitu analisis deskriptif khususnya bagi variabel yang bersifat kualitatif dan analisis kuantitatif berupa pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistik. Analisis deskriptif digunakan untuk melihat faktor penyebab, sedangkan analisis kuantitatif menitikberatkan dalam pengungkapan perilaku variabel penelitian. Dengan menggunakan kombinasi metode analisis tersebut dapat diperoleh generalisasi yang bersifat komperhensif. Analisis deskriptif dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fakta-fakta mengenai populasi secara sistematis dan akurat. Dalam penelitian deskriptif fakta-fakta hasil penelitian disajikan apa adanya.
Menurut Sugiyono (2013:48) rancangan analisis data adalah “Diarahkan untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang diajukan dalam proposal.” Analisis deskriptif digunakan untuk melihat faktor penyebab dimana
(45)
dalam penelitian ini analisis deskriptif menggunakan rumus persentase untuk mendeskripsikan variabel-variabel penelitian, antara lain:
1. Analisis deskriptif tentang museum experience yang terdiri dari
recreation, sociability, learning experience, aesthetic experience, celebrative experience, dan issue-oriented experience Museum Geologi Bandung. 2. Analisis deskriptif tentang perilaku pasca berkunjung yang terdiri dari kepuasan, keinginan untuk kembali berkunjung, dan rekomendasi untuk berkunjung kepada orang lain
Tujuan pengolahan data adalah untuk memberikan keterangan yang berguna serta untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam penelitian ini. Dengan demikian, teknik analisis data diarahkan pada pengujian hipotesis serta menjawab masalah yang diajukan.
3.2.7.2 Analisis Data Verifikatif
Analisis verifikatif dipergunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan uji statistik dan menitik beratkan pada pengungkapan perilaku variabel penelitian. Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket kuesioner. Angket ini disusun oleh penulis berdasarkan variable yang terdapat dalam penelitian, yaitu memberikan keterangan dan data mengenai
museum experience Museum Geologi Bandung terhadap perilaku pasca berkunjungpengunjung museum.
Data mentah yang terkumpul dari kuesioner diolah agar memperoleh makna yang berguna. Data yang diperoleh diolah dengan kriteria sebagai berikut:
1. Setiap variabel yang dinilai diklasifikasikan ke dalam lima alternatif jawaban, dimana setiap option terdiri dari lima kriteria skor.
2. Pembobotan setiap jawaban menggunakan skala ordinal yang menggambarkan peringkat jawaban. Peringkat diberikan skor antara 1
(46)
sampai dengan 5.
3. Setiap peringkat jawaban mencerminkan penilaian pengunjung Museum Geologi Bandung terhadap museum experience yang terdiri dari recreation, sociability, learning experience, aesthetic experience, celebrative experience,
dan issue-oriented experience.
3.2.7.3 Method of successive interval (MSI)
Penelitian ini menggunakan data ordinal. Oleh karena itu, semua data ordinal terkumpul terlebih dahulu ditransformasikan menjadi skala interval dengan menggunakan Method of successive Interval (Riduwan dan Akdon, 2013:53-54). Langkah – langkah untuk melakukan transformasi data tersebut sebagai berikut :
1. Menghitung frekuensi (f) pada setiap pilihan jawaban, berdasarkan hasil jawaban responden pada setiap pertanyaan.
2. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pertanyaan, dilakukan perhitungan proporsi (p) setiap pilihan jawaban dengan cara membagi frekuensi dengan jumlah responden.
3. Berdasarkan proporsi tersebut, selanjutnya dilakukan perhitungan proporsi kumulatif untuk setiap pilihan jawaban.
4. Menentukan nilai batas Z untuk setiap pertanyaan dan setiap pilihan jawaban.
5. Menentukan nilai interval rata-rata untuk setiap pilihan jawaban melalui persamaan sebagai berikut :
= � � � � �� � − �� � − � � � � �� � �� �
Data penelitian yang telah berskala interval selanjutnya akan ditentukan pasangan data variabel independen dengan variabel dependen serta akan ditentukan persamaan yang berlaku untuk pasangan-pasangan tersebut.
(47)
3.2.7.4 Analisis Regresi Linier Berganda
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda. Regresi linear berganda adalah suatu alat analisis peramalan nilai pengaruh dua atau lebih variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan kasual antara dua variabel bebas atau lebih. Adapun untuk pengolahan data dilakukan bantuan program SPSS 18 for windows, yang menurut Malhotra (2009:576) dilakukan sebagai berikut:
1. Masukan data dalam SPSS pada data view, dan pada variabel view
dalam kolom label berilah nama masing-masing variabel
2. Klik analyzes, regression, linear. Lalu pindahkan variabel Y bergantung ke kolom dependent serta variabel X1 dan X2 sebagai variabel bebas ke kolom independent. Klik method pilih enter. Abaikan yang lain kemudian klik ok.
Sebelum mengolah data dengan menggunakan program SPSS 18 for windows. Peneliti harus menentukan terlebih dahulu teknik analisis yang digunakan.Teknik analisis regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda. Menurut Malhotra (2009:566) regresi linear berganda merupakan teknik statistik yang mengembangkan hubungan matematis antara dua atau lebih variabel bebas dan atu variabel terikat yang berskala interval.
Analisis regresi digunakan bila penelitian bermaksud ingin mengetahui kondisi diwaktu yang akan datang dengan suatu dasar keadaan sekarang atau ingin melihat kondisi waktu lalu dengan dasar keadaan dimana sifat ini merupakan prediksi atau perkiraan Malhotra (2009:566). Arti kata prediksi bukanlah merupakan hal yang pasti tetapi merupakan suatu keadaan yang mendekati kebenaran. Dampak dari penggunaan analisis regresi dapat digunakan untuk memutuskan apakah naik dan menurunnya variabel dependen dapat dilakukan melalui menaikan dan menurunkan keadaan variabel independen
(1)
Gitta Parlina Zakaria, 2015
PENGARUH MUSEUM EXPERIENCE TERHADAP PERILAKU PASCA BERKUNJUNG
5.2 Rekomendasi
Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, penulis merekomendasikan hal-hal sebagai berikut guna pengembangan dan pemasaran Museum Geologi Bandung sebagai tujuan wisata:
1. Secara keseluruhan, Museum Experience Museum Geologi Bandung sudah dinilai baik oleh pengunjung non-rombongan. Dimensi sociability mendapatkan penilaian yang paling rendah. Sociability merupakan pertemuan atau bergabung dengan orang lain, memperhatikan dan berbaur dengan orang lain, berperan dalam aktivitas publik seperti mengunjungi pameran dengan kelompok, bertemu seseorang untuk makan siang, dan memperhatikan pengunjung lainnya. Dimensi ini adalah tentang sejauh mana museum dapat dijadikan sebagai salah satau sarana untuk bersosialisasi dengan orang lain. Sebaiknya museum lebih sering mengadakan kegiatan yang melibatkan pengunjung untuk saling berinteraksi seperti seminar, diskusi, dan lainnya. Museum perlu menambahkan kenyamanan ruang-ruang yang dapat digunakan untuk umum seperti perpustakaan, menambah tempat duduk, dan meningkatkan produk dan layanan kafetaria sehingga pengunjung yang datang ke museum tidak hanya berfokus pada koleksi museum. Pengunjung yang datang bisa menjadikan museum tempat untuk bertemu, berbincang, dan bahkan berdiskusi seperti layaknya restoran pada umumnya. 2. Pihak pengelola Museum Geologi Bandung harus memperbaiki kualitas dari berbagai aspek secara keseluruhan, baik dari kemudahan akses, ketersediaan koleksi, kejelasan dalam pemberian informasi koleksi, fasilitas pendukung serta pelayanan yang diberikan oleh staff museum yang ada guna memberikan kepuasan kepada pengunjung yang berkunjung ke Museum Geologi Bandung. Mengingat perilaku paska berkunjung dapat memprediksikan perilaku wisatawan dimasa yang akan datang. Sehingga diharapkan pengelola museum dapat memajukan Museum Geologi Bandung agar nantinya pengunjung bersedia untuk melakukan kunjungan ulang dan merekomendasikan Museum Geologi Bandung kepada orang lain.
3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa museum experience secara keseluruhan dapat mempengaruhi perilaku pasca berkunjung pengunjung non-rombongan di Museum Geologi Bandung. Penerapan museum experience harus lebih ditingkatkan lagi guna memaksimalkan pemasaran Museum Geologi Bandung
(2)
121
Gitta Parlina Zakaria, 2015
agar mencapai tujuan yang diharapkan. Pihak-pihak terkait sebaiknya memperhatikan indikator-indikator yang menjadi penilaian dalam sociability dari museum experience Museum Geologi Bandung sehingga pengalaman berkunjung ke museum dapat terbentuk lebih kuat.
4. Sebagai bahan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya, para peneliti selanjutnya dapat meneliti mengenai persepsi dan karakteristik pengunjung dalam membentuk museum experience dan pengalaman yang dirasakan pengunjung selama berkunjung agar pemasar museum dapat menyusun strategi pemasaran. Selanjutnya unit analisis yang digunakan yaitu kepada masyarakat Indonesia dan pengunjung asing untuk mengetahui perilaku pasca berkunjung ke Museum Geologi Bandung.
(3)
Gitta Parlina Zakaria, 2015
PENGARUH MUSEUM EXPERIENCE TERHADAP PERILAKU PASCA BERKUNJUNG
DAFTAR PUSTAKA Buku dan Jurnal
Cooper & Schindler. 2011. Business Research Methods 11thed. New York: McGraw-Hill Companies Inc.
Del I. Hawkins dan David L. Mothersbaugh. 2010. Consumer Behavior: Building Marketing Strategy. 11st Editions. New York : The McGraw-Hill Companies, Inc (ebook)
Dirsehan, Taşkın. 2012. Analyzing Museum Visitor Experiences and Post Experience Dimensions Using SEM. Boğaziçi Journal Review of Social, Economic and Administrative Studies, Vol. 26, no. 1 (2012), pp. 103-125. ______________ dan Azize Müge Yalçın. 2011. Comparison between Holistic
Museum Visitors and Utilitarian Museum Visitors. International Journal of Marketing Studies Vol. 3, No. 4, November 2011. p.78 – 94
Gaffar. Vanessa, Prateep Wetprasit, dan HP. Diyah Setiyorini. 2011. Comparative Study of Tourist Characteristics on Cultural Heritage Tourism Sites: Survey on Tourist in Indonesia and Thailand Heritage Sites. Journal of Tourism, Hospitality & Culinary Arts: Volume 3: Issue 3. p.53-68
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS. Semarang : Badan penerbit Universitas Dipenegoro
Ginanjar, Irlandia, M. Si. Dkk. STUDI KEPUASAN PENGUNJUNG MUSEUM KEGEOLOGIAN DALAM MENDUKUNG ASPEK PELAYANAN PUBLIK BADAN GEOLOGI TAHUN 2013
Gopal. Raja. 2008. Brand Management : Strategy, Measurement, and Yield Analysis.1st Edition. New York : Nova Science Publishers, Inc. (ebook) Harun Al Rasyid. 1994. Dasar-Dasar Statistika Terapan. Bandung. Unpad
Hollensen, Svend. 2010. Marketing Management a Relationship Approach. London: Prentice Hall (e-book)
Jankingthong. Wiwat dan Pattanij Gonejanart. 2012. The Relationships of Factors Affecting Post-purchase Behavioral Intentions in Tourism Sector. Silpakorn University Journal of Social Sciences, Humanities, and Arts Vol.12 (1) : 72-90
Kotler. Neil G.; Philip Kotler, Wendy I. Kotler. 2008. Museum Marketing and Strategy : Designing Missions, Building Audiences, Generating Revenue and Resources. 2nd Editions. San Francisco : John Wiley & Sons, Inc. (ebook)
Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2012. Principles of Marketing. 14th Editions. New Jersey: Prentice Hall (e-book)
__________ dan Kevin Lane Keller. 2012. Marketing Management.14th Editions. New Jersey: Prentice Hall (e-book)
(4)
123
Gitta Parlina Zakaria, 2015
Li. Ye. Research on Difference of First-time and Repeat Visitors’ Behavior. Eastern Academic Forum. p.267-272
Malhotra. K. Naresh. 2009. Basic Marketing Research : A Decision Making Approach. 3rd Edition. New Jersey : Prentice Hall
McLean. Fiona. 1997. Marketing the Museum. 1st Edition. New Fetter Land : Routledge (ebook)
Meng, et.al. 2011. The relationships of cruise image, perceived value, satisfaction, and post-purchase behavioral intention on Taiwanese tourists.African Journal of Business Management Vol. 5(1), p. 19-29 Middleton. Victor. T.C. et all. 2009. Marketing in Travel and Tourism. 4th Editions.
Slovenia : Butterworth Heinemann. (ebook)
Raju. D. R. GP. 2009. Tourism Marketing and Management. 1st Edition. Delhi : Manglam Publications. (ebook)
Rashid. Basri. 2013. Post Visit Assessment: The Influence of Consumption Emotion on Tourist Future Intention. IOSR Journal of Business and Management (IOSR-JBM). Volume 9, Issue 3 (Mar. - Apr. 2013), p.39-45. Riduwan dan Akdon. 2013. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Cetakan
Kelima. Bandung: Alfabeta
Sandell. Richard dan Robert R. Janes. 2007. Museum Management and Marketing.1st Edition. New York : Routledge. (ebook)
Slåtten, Terje. Christian Krogh dan Steven Connolley. 2011. Make it memorable: customer experiences in winter amusement parks. International Journal of Culture, Tourism and Hospitality Research, Vol. 5 Iss 1 pp. 80 – 91 Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
________. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
________. 2013. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta
Suharsimi Arikunto. 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Yogyakarta: BinaAksara
Suliyanto. 2005. Analisis Data dalam aplikasi pemasaran. Bogor : Ghalia Indonesia
Swarbrooke. John dan Susan Horner. 2007. Consumer Behavior in Tourism. 2nd Editions. Netherland : Elsevier. (ebook)
Triantafillidou. Amalia dan George Siomkos. 2014. Consumption experience outcomes:satisfaction, nostalgia intensity,word-of-mouth communication and behavioural intentions. Journal of Consumer Marketing Volume 31 · Number 6/7 · 2014 · 526–540.
Uma Sekaran. 2006. Metodologi Penelitian untuk bisnis. Jilid 2. Edisi 4. Jakarta : SalembaEmpat
(5)
Gitta Parlina Zakaria, 2015
PENGARUH MUSEUM EXPERIENCE TERHADAP PERILAKU PASCA BERKUNJUNG
Michael Tsiros; Leonard A. Schlesinger. Customer Experience Creation: Determinants, Dynamics and Management Strategies. Journal of Retailing 85 (1, 2009) 31–41.
Wahid Sulaiman. 2004. Analisis-analisis regresi menggunakan SPSS. Yogyakarta : ANDI
Website dan Sumber Lain
American Marketing Associations 2007 BPS
Dinas Pariwisata dan Budaya Jawa Barat. 2012.
http://disparbud.jabarprov.go.id/applications/frontend/index.php?mod=statistik-wisatawan&act=showdetail&catid=8&id=74 diakses 17 November 2014, pukul 11:37 WIB
IMD 2015. http://icom.museum/activities/international-museum-day/imd-2015/ diakses 14 Januari 2015, pukul 10:37 WIB
International Museum Day, Museums for a sustainable society. 2015. http://network.icom.museum/international-museum-day diakses 22 Februari 2015, pukul 11:00 WIB
Ketua Umum AMI : Tingkatkan Program Apresiasi dan Wujudkan Regulasi untuk
Mengawal Warisan Budaya Bangsa
http://www.asosiasimuseumindonesia.org/artikel/44-anjangsana/518- ketua-umum-ami-tingkatkan-program-apresiasi-dan-wujudkan-regulasi-untuk-mengawal-warisan-budaya-bangsa.html diakses 14 Januari 2015, pukul 11:50 WIB
MELUHURKAN MUSEUM, MEMULIAKAN KEBUDAYAAN, DAN PANCASILA KUAT. http://amidajabar.blogspot.com/2014/05/meluhurkan-museum-memuliakan-kebudayaan.html diakses 14 Januari 2015, pukul 11:33 WIB
Menteri Pariwisata Kembali Meninjau Potensi Pariwisata Bali.
http://indonesiatravelmagz.com/mobile/signreport/32.html diakses 22 Februari 2015, pukul 08:23 WIB
Museum Definition. http://icom.museum/the-vision/museum-definition/ diakses 26 Oktober 2014, pukul 10:37 WIB
Perihal Langkah Baru Kementerian Pariwisata Kabinet Kerja, Passenger exit survey (PES) 2013. http://traveltourismindonesia.com/perihal-langkah-baru-kementerian-pariwisata-kabinet-kerja.html diakses 15 November 2014, pukul 16:35 WIB
Pusdatin Kemenparekraf. http://www.parekraf.go.id/asp/detil.asp?id=2583 diakses 17 November 2014, pukul 10:07 WIB
(6)
125
Gitta Parlina Zakaria, 2015
http://news.detik.com/bandung/read/2014/05/26/182201/2592895/486/ri dwan-kamil-bandung-harus-jadi-kota-museum diakses 14 Januari 2015, pukul 11:35 WIB
Sambutan Inagurasi Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia Terpilih Masa Bakti 2014 – 2019; Tanjungpinang, 23 Mei 2014. http:// www.asosiasimuseumindonesia.org/ diakses 14 Januari 2015, pukul 11:00 WIB
Sambutan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata. 2010
http://cinta-museum.blogspot.com/ diakses 26 Oktober 2014, pukul 21:57 WIB Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan
Wamenparekraf: Pertumbuhan Pariwisata di Luar Perkiraan. 2014 http://finance.detik.com/read/2014/06/05/215221/2601334/4/wamenparekr af-pertumbuhan-pariwisata-di-luar-perkiraan diakses 17 November 2014, pukul 07:07 WIB