STUDI KOMPARASI GAYA BELAJAR MAHASISWA DI DEPARTEMEN PENDIDIKAN.

(1)

STUDI KOMPARASI GAYA BELAJAR MAHASISWA

DI DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL

FPTK UPI

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan

Oleh :

Faizal Saeful Rachman

1002483

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNIK DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

STUDI KOMPARASI GAYA BELAJAR

MAHASISWA DI DEPARTEMEN PENDIDIKAN

TEKNIK SIPIL FPTK UPI

Oleh

Faizal Saeful Rachman

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologidankejuruan

© Faizal Saeful Rachman2015 Universitas Pendidikan Indonesia

September 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

STUDI KOMPARASI GAYA BELAJAR MAHASISWA DI DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FPTK UPI

FAIZAL SAEFUL RACHMAN NIM : 1002483

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing 1

Dr. Rina Marina Masri, MP. NIP: 196505301991012001

Pembimbing 2

Dr. Sudjani., M.Pd. NIP:196306281988031002

Mengetahui:

Ketua Departemen Pendidikan Teknik Sipil

Drs. Sukadi, M.Pd., MT. NIP: 19640910 199101 1 002


(4)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ...iii

UCAPAN TERIMAKASIH... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 4

1.3. Batasan Masalah ... 5

1.4. Rumusan Masalah... 5

1.5. Tujuan Penelitian ... 5

1.6. Manfaat Penelitian ... 6

1.7. Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II KAJIAN TEORI ... 8

2.1. Pengertian Belajar... 8

2.2. Tujuan Belajar ... 9

2.3. Pengertian Gaya Belajar ... 13

2.4. Tahapan Proses Belajar ... 15

2.5. Model-Model Gaya Belajar ... 18

2.5.1. Model Gaya Belajar David Kolb... 18

2.5.2. Model Gaya Belajar Gregorc ... 20

2.5.3. Model Gaya Belajar VAK ... 23

2.6. Indikator Gaya Belajar VAK ... 25


(5)

2.8. Macam-macam Kombinasi Gaya Belajar ... 28

2.9. Manfaat Pemahaman Gaya Belajar ... 29

2.10.Penelitian Yang Relevan ... 30

2.11.Asumsi ... 31

2.12.Hipotesis ... 32

BAB III METODE PENELITIAN... 33

3.1. Metode Penelitian ... 33

3.2. Variabel dan Paradigma Penelitian... 33

3.2.1. Variabel Penelitian ... 33

3.2.2. Paradigma Penelitian ... 34

3.3. Data dan Sumber Data ... 35

3.3.1. Data ... 35

3.3.2. Sumber Data ... 35

3.4. Populasi dan Sampel ... 36

3.4.1. Populasi Penelitian ... 36

3.4.2. Sampel ... 36

3.5. Definisi Oprasional ... 38

3.6. Instrumen Penelitian ... 39

3.7. Langkah-Langkah Analisis Data ... 44

3.8. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 45

3.8.1. Uji Validitas Angket ... 45

3.8.2. Uji Relibilitas Angket ... 47

3.9. Teknik Analisis Data ... 49

3.9.1. Perhitungan Persentase ... 50

3.9.2. Uji Homogenitas ... 51

3.9.3. Analisis Variansi (ANOVA) ... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54


(6)

4.3. Deskripsi Gaya Belajar Auditorial Per Indikator ... 63

4.4. Deskripsi Gaya Belajar Kinestetik Per Indikator ... 68

4.5. Deskripsi Gaya Belajar Pada Masing-Masing Prodi ... 75

4.6. Uji Hipotesis ... 78

4.7. Pembahasan Hasil Penelitian ... 79

4.7.1. Gambaran Gaya Belajar Mahasiswa DPTS ... 80

4.7.2. Gambaran Gaya Belajar Pada Masing-masing Prodi ... 82

4.7.3. Perbedaan Gaya Belajar Mahasiswa DPTS ... 84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 86

5.1. Kesimpulan ... 86

5.2. Saran ... 86

DAFTAR PUSTAKA ... 88


(7)

ABSTRAK

Studi Komparasi Gaya Belajar Mahasiswa Di Departemen Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI

Faizal Saeful Rachman (1002483)

Gaya belajar merupakan suatu cara untuk mengembangkan kinerja yang ada pada diri mahasiswa dalam hal pekerjaan, pembelajaran, perubahan tingkah laku, dan dalam setiap situasi yang dihadapi mahasiswa. Setiap mahasiswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan dan kecenderungan gaya belajar yang dimiliki oleh mahasiswa pada masing-masing Program Studi di Departemen Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI yang terdiri dari gaya belajar visual, gaya belajar auditorial, dan gaya belajar kinestetik. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa DPTS FPTK UPI mulai dari angkatan 2008 sampai dengan 2014. Sampel dalam penelitian ini diambil secara random sampling dan terpilih sebanyak 121 mahasiswa. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode angket. Analisis data hasil penelitian meliputi perhitungan persentase, uji homogenitas dan uji hipotesis. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa: (1) Gaya belajar mahasiswa DPTS memiliki kecenderung gaya belajar visual, dengan nilai visual sebesar 69,00%, auditorial 66,67% dan kinestetik 68,62%. (2) Gaya belajar mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan S1 dan Teknik Sipil S1 termasuk dalam kombinasi gaya belajar VKA (visual, kinestetik, auditorial) mahasiswa pada pola ini akan mudah mengingat akan hal yang dilihat dan dibacanya sendiri, sedangkan mahasiswa Teknik Sipil D3 memiliki kombinasi gaya belajar KVA (kinestetik, visual, auditorial), mahasiswa pada pola ini memiliki banyak energi dan suka bergerak, mudah dalam melakukan kegiatan olahraga, serta suka mengamati. (3) ketiga Program Studi yang terdapat di Departemen Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI memiliki perbedaan yaitu mahasiswa Prodi PTB- S1 berbeda signifikan dengan mahasiswa Prodi TS-S1, mahasiswa Prodi PTB-S1 tidak berbeda signifikan dengan mahasiswa Prodi TS-D3, dan mahasiswa Prodi TS-S1 berbeda signifikan dengan mahasiswa Prodi TS-D3.

Kata Kunci : gaya belajar visual, gaya belajar auditorial, gaya belajar kinestetik, perbedaan gaya belajar.


(8)

ABSTRACT

Comparative Study Of Learning Styles Of Students In The Department Of Civil Engineering Education FPTK UPI

Faizal Saeful Rachman (1002483)

Learning styles is away to develop a performance that is in the student in terms of work, learning, changes in behavior, and in every situation faced by students.every student thinking about the learning styles of different. This study aims to determine the differences in learning styles and trends that are owned by the students in each course in the Department of Civil Engineering Education FPTK UPI which consists of a visual learning style, auditorial learning style, and kinesthetic learning styles. The population in this study were students DPTS FPTK UPI start from 2008 through 2014. The sample in this study were drawn by random sampling and elect as many as 121 students. Data collection method used is the questionnaire method . Analysis of the research data includes the calculation of the percentage , homogeneity test and test hypotheses. Results from this study showed that : (1) Student learning style Education Departemen of Civil Engineering has a tendency visual learning style, the visual value of 69,00%, 66,67% auditory, and kinesthetic 68,62%. (2) students' learning styles S1 Technical Education Building and Civil Engineering S1 included in the VKA combination of learning styles ( visual , kinesthetic , auditory ) students in this pattern will easily remember the things seen and read their own , while the students of Civil Engineering D3 has a combination of style KVA learning ( kinesthetic , visual , auditory ) , students in this pattern have lots of energy and likes to move , easy to carry out sports activities , as well like observing. ( 3 ) The third study program contained in the Department of Civil Engineering Education FPTK UPI has the distinction that students Prodi S1 PTB- differ significantly from the TS - S1 students Prodi , Prodi PTB - S1 students did not differ significantly by students Prodi TS - D3 , and students Prodi TS - S1 differ significantly by students Prodi TS - D3

Keywords: visual learning styles , learning styles auditory , kinesthetic learning style , learning style differences


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Pembangunan Nasional merupakan usaha nyata yang dilakukan oleh pemerintah dalam mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia. Salah satu usaha yang dilaksanakan pemerintah yang keberadaanya sangat penting bagi perkembangan bangsa adalah pada bidang pendidikan.

Melalui bidang pendidikan tersebut yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan cara memberikan pengetahuan, sikap dan keterampilan melalui pendidik guru atau dosen kepada peserta didik. Pada hakekatnya pendidikan merupakan suatu proses yang dapat menimbulkan perubahan kinerja individu baik dalam bentuk tingkah laku, kecakapan sikap maupun keterampilan dalam melakukan suatu kegiatan.

Belajar juga merupakan salah satu hal yang sangat berperan penting dalam dunia pendidikan. Belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa seperti mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan mengikuti petunjuk/arahan.

Proses belajar tersebut mencakup tiga komponen yaitu input-proses-output. Artinya proses belajar mahasiswa terdiri dari input yaitu berupa masukan yang biasanya terdiri dari mahasiswa, materi perkuliahan, sarana dan fasilitas pembelajaran, dosen pengajar dan kurikulum yang berlaku di perguruan tinggi tersebut. Sedangkan proses terdiri dari strategi pembelajaran, media intruksional, cara mengajar dosen dan cara mahasiswa tersebut dalam memproses informasi baru. Output yaitu merupakan hasil dari proses pembelajaran tersebut baik berupa nilai, sikap, atau pengetahuan. Dengan gaya belajar mahasiswa yang berbeda-beda tersebut maka hasil outpun akan menghasilkan hasil belajar yang berbeda pula.


(10)

Gaya belajar sendiri merupakan suatu cara termudah yang dimiliki oleh individu dalam menyerap, mengatur, dan mengolah informasi yang ia terima. Gaya belajar yang sesuai merupakan kunci keberhasilan seseorang dalam belajar. Oleh karena itu, dalam kegiatan belajar mahasiswa sangat perlu dibantu dan diarahkan untuk mengenali gaya belajar yang sesuai dengan dirinya

Pada awal pembelajaran hal yang harus diketahui adalah mengenali modalitas yang dimiliki mahasiswa, berdasarkan prefensi sensori atau kemampuan yang dimiliki oleh otak dalam menyerap, mengelola, dan menyampaikan informasi, maka modalitas gaya belajar seorang mahasiswa dapat dikelompokan menjadi 3 kategori. Ketiga kategori tersebut adalah indra penglihatan (visual), indra pendengaran (auditorial), dan indra peraba/sentuhan (kinestetik).baik modalitas visual, auditorial, atau kinestetik (VAK). Walaupun setiap mahasiswa belajar menggunakan ketiga gaya belajar tersebut, namun kebanyakan mahasiswa hanya cenderung pada salah satu dari ketiga gaya belajar tersebut.

Gaya belajar merupakan suatu kunci untuk mengembangkan kinerja mahasiswa dalam pekerjaan, pembelajaran, perubahan tingkah laku, dan dalam kondisi atau situasi-situasi yang dihadapi diri pribadi mahasiswa. Secara umum terdapat dua kategori utama tentang bagaimana mahasiswa itu belajar. Pertama, bagaimana cara mahasiswa tersebut dalam menyerap informasi baru yang ia dapatkan dengan mudah dan kedua, cara yang dilakukan mahasiswa dalam mengatur dan mengolah informasi tersebut. Jika kita dapat mengetahui gaya belajar yang kita miliki bahkan yang dimiliki orang lain maka kita akan mudah untuk memberikan pembelajaran ataupun sebagai penerima informasi pembelajaran.

Mengingat, di Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK) pada Departemen Pendidikan Teknik Sipil (DPTS) terdapat tiga program studi yaitu Pendidikan Teknik Bangunan S1 (PTB-S1) yang nanti lulusannya akan menghasilkan guru di bidang teknik sipil, program studi Teknik Sipil S1 (TS-S1) yang nanti lulusannya akan menghasilkan sarjana teknik di bidang teknik sipil,


(11)

dan program studi Teknik Sipil D3 (TS-D3) yang lulusannya akan menghasilkan ahli madya di bidang teknik sipil. Dari ketiga program studi tersebut akan menghasilkan lulusan dengan karakteristik yang berbeda, meskipun masih dalam satu disiplin ilmu teknik sipil. Dari perbedaan tersebut tentunya dapat menentukan perbedaan gaya belajar yang dimiliki mahasiswa pada masing-masing program studi.

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, mahasiswa pada masing-masing program studi masih banyak yang belum mengetahui akan pentingnya dalam mengetahui gaya belajar yang ia miliki. Seperti halnya pada saat proses pembelajaran di dalam kelas pada perkuliahan teori, ada mahasiswa yang benar-benar menyimak materi perkuliahan dengan serius dan walaupun kondisi kelas saat pembelajaran tidak gaduh/ribut tetapi sebagian mahasiswa memiliki kegiatan tersendiri seperti mengobrol, malas-malasan, mencoret-coret tanpa arti di buku catatannya dan kegiatan-kegiatan lainnya yang tidak ada kaitannya dengan materi perkuliahan. Begitu sama halnya dengan mata kuliah praktek yang yang dilakukan di ruangan lab/praktek di kampus pun mahasiswa memiliki kesamaan dengan mata kuliah teori.

David Kolb mengemukakan bahwa “tidak ada individu yang secara mutlak hanya didominasi oleh satu gaya belajar saja, namun gaya belajar individu hanya cenderung pada salah satu gaya belajar”. Sama halnya dengan pendapat tersebut bahwa pada dasarnya setiap mahasiswa teknik sipil masih menggunakan ketiga gaya belajar yang ada pada dirinya yaitu gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik. Dalam proses pembelajaran walaupun gaya belajar mahasiswa terbentuk berdasarkan ketiga gaya belajar (VAK) namun semestinya mahasiswa bisa lebih memfokuskan gaya belajarnya pada salah satu dari ketiga gaya belajar tersebut. Hal tersebut bertujuan untuk menggali potensi yang dimiliki oleh setiap individu mahasiswa guna meningkatkan kinerja pada dirinya, baik dalam hal pelajaran, kerja ataupun situasi-situasi lainnya yang dialami oleh mahasiswa tersendiri.


(12)

Berdasarkan uraian penelitian di atas, dalam penelitian ini bermaksud untuk mengetahui preferensi gaya belajar mahasiswa Departemen Pendidikan Tenkin Sipil (DPTS) yang paling dominan di antara mahasiswa pada masing-masing Program Studi. Maka atas dasar itulah penulis melakukan sebuah penelitian yang berjudul “Studi Komparasi Gaya Belajar Mahasiswa di

Departemen Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI

1.2. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan usaha untuk mengungkap suatu sumber masalah yang akan dijadikan fokus penelitian. Identifikasi masalah dapat berupa tentang gejala-gejala, peristiwa dan kenyataan yang dipermasalahkan dalam suatu penelitian sehingga mampu menemukan pokok-pokok permasalahan dengan segala faktor penyebab yang mempengaruhinya.

Berdasarkan penjelasan dan uraian latar belakang yang dibahas sebelumnya, maka identifikasi masalah perlu ditetapkan terlebih dahulu untuk memudahkan penelitian yang akan dilakukan. Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pada saat pembelajaran berlangsung masih kedapatan mahasiswa yang malas-malasan dalam menyimak materi perkuliahan.

2. Mahasiswa masih belum mengetahui akan pentingnya mengetahui gaya belajar yang ia miliki.

3. Mahasiswa masih cenderung menggunakan ketiga gaya belajar (visual, auditorial dan kinestetik).

4. Masih banyaknya mahasiswa yang kesulitan dalam proses penyerapan informasi pada saat pembelajaran.


(13)

1.3. Batasan Masalah

Dengan banyaknya pembahasan mengenai gaya belajar pada penelitian ini, maka peneliti membatasi penelitian pada ketiga gaya belajar saja yaitu gaya belajar visual, gaya belajar auditorial, dan gaya belajar kinestetik.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah, dan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas, maka pada penelitian ini merumuskan beberapa masalah dalam bentuk pertanyaan, yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran gaya belajar mahasiswa Departemen Pendidikan Teknik Sipil dalam menerapkan gaya belajar pada proses belajarannya? 2. Adakah perbedaan gaya belajar mahasiswa Departemen Pendidikan

Teknik Sipil yang signifikan berdasarkan Program Studi PTB-S1, TS-S1dan TS-D3?

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian sangat berkaitan erat dengan rumusan masalah yang diajukan. Berdasarkan rumusan masalah diuraikan sebelumnya maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Dapat mengetahui gambaran gaya belajar mahasiswa Departemen Pendidikan Teknik Sipil dalam menerapkan gaya belajar pada proses belajarnya.

2. Dapat memperoleh gambaran tentang perbedaan gaya belajar mahasiswa Departemen Pendidikan Teknik Sipil yang signifikan berdasarkan Program Studi PTB-S1, TS-S1 dan TS-D3.


(14)

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi, antara lain:

1. Peneliti

a. Menambah pengetahuan dan wawasan untuk lebih mendalami teori-teori mengenai gaya belajar mahasiswa.

b. Dapat mengetahui lebih dalam mengenai keanekaragaman karakteristik gaya belajar mahasiswa.

c. Memberikan informasi mengenai kecenderungan gaya belajar yang dimiliki oleh mahasiswa pada masing-masing Program Studi di Departemen Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI.

2. Mahasiswa

Dapat memberikan informasi mengenai pentingnya mengetahui gaya belajar yang kita miliki sehingga kita dapat menyesuaikan proses pembelajaran yang diberikan dosen pengajar dengan gaya belajar yang kita miliki guna meningkatkan kinerja yang ada pada diri kita masing-masing.

3. Dosen

Dapat dijadikan sebagai masukan atau pertimbangan yang positif terutama dalam menentukan metode pembelajaran yang akan diterapkan pada mahasiswa.

1.7. Struktur Organisasi Skripsi

Adapun struktur organisasi penulisan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisi uraian tentang latar belakang penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian , manfaat penelitian dan struktur organisasi penulisan skripsi.


(15)

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini berisi uraian tentang konsep-konsep, teori-teori, dalil-dalil, penelitian terdahulu yang relevan yang sesuai dengan Setudi Komparasi gaya belajar mahasiswa teknik sipil.

BAB III : METODE PENELITIAN

Berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian, lokasi, populasi/sampel penelitian, definisi oprasional, instrument penelitian dan teknik pengumpulan data.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini memuat dua hal utama yaitu pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan dan pembahasan.

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini menyajikan penafsiran dan pemaknaan penelitian terhadap hasil analisis temuan penelitian, yang disajikan dalam bentuk simpulan penelitian


(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Dalam melaksanakan suatu penelitian, seorang peneliti terlebih dahulu harus menentukan metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitiannya. Metode penelitian ini akan sangat berguna bagi peneliti dalam menentukan keberhasilan dari tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Sebagai mana dikemukakan oleh Zuriah (2005, hlm. 47) bahwa :

Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Dalam penelitian deskriptif peneliti cenderung tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan dan menguji hipotesis.

Diungkapkan oleh Sukmadinata (2006, hlm. 53) pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang didasari oleh filsafat positif yang menekankan fenomena-fenomena objektif yang dikaji secara kuantitatif, penelitian ini dilakukan dengan menggunakan angka-angka.

3.2. Variabel dan Paradigma Penelitian

3.2.1. Variabel Penelitian

“Variable penelitian adalah segala sesuatu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2013, hlm. 38). Sedangkan Suprian (2006, hlm. 4) mengemukakan bahwa “variabel adalah ciri atau karakteristik dari suatu individu, objek, peristiwa dan nilainya bisa berubah ubah”.


(17)

Dalam penelitian ini terdapat satu jenis variabel tunggal (variabel X) yaitu Gaya belajar Visual, Gaya belajar auditorial, Gaya belajar kinestetik. Dengan sub variabel yaitu Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan S1 (X1), Teknik Sipil

S1 (X2), Teknik Sipil D3 (X3).

3.2.2. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian merupakan pola pikir yang dikembangkan oleh peneliti antara pariabel yang satu dengan yang lainnya yang digambarkan dalam bentuk diagram/model. Sugiyono, (2013, hlm. 42) bahwa:

“Paradigma penelitian dapat diartikan sebagai pandangan, model atau pola pikir yang dapat menjabarkan berbagai variabel yang akan diteliti yang kemudian membuat hubungan antara satu veriabel dengan variabel lain, sehingga akan mudah merumuskan masalah penelitiannya, pemilihan teori yang relevan, rumusan hipotesis yang diajukan, metode atau strategi penelitian, instrument penelitian, teknik analisis yang akan digunakan serta kesimpulan yang diharapkan”

Gambar 3.1. Paradigma Penelitian

Keterangan :

= Ruang lingkup penelitian = Hubungan variabel


(18)

3.3. Data dan Sumber Data 3.3.1. Data

“Data yaitu segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan menyusun suatu informasi, sedangkan informasi yaitu hasil pengolahan data yang di pakai untuk

suatu keperluan” (Arikunto, 2002, hlm. 96).

Berdasarkan definisi tersebut, data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data langsung yang berupa jawaban yang diperoleh melalui angket yang diberikan kepada responden

3.3.2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah dari mana data tersebut dapat diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuisioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber disebut dengan responden yaitu orang-orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis atau lisan. Apabila peneliti menggunakan dokumentasi, maka dokumen atau catatan yang menjadi sumber data, sedang isi catatan adalah obyek penelitian atau variabel penelitian. (Arikunto, 2002, hlm.107). Data yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi:

a. Sumber data primer yaitu diperoleh secara langsung dari subjek penelitian yaitu melalui angket yang disebarkan kepada mahasiswa DPTS yang masih terdaftar sebagai mahasiswa.

b. Sumber data sekunder diperoleh dari buku-buku, laporan karya ilmiah, dokumentasi, dan hal-hal lain yang memiliki keterkaitan serta mendukung dalam penelitian ini.


(19)

3.4. Populasi dan Sampel 3.4.1. Populasi Penelitian

Dalam suatu penelitian, kegiatan pengumpulan data merupakan tahap yang paling penting dalam mengetahui karakteristik dari elemen-elemen yang menjadi objek penelitian yang dikenal dengan subutan populasi. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013, hlm. 80).

Sedangkan Arikunto (2002, hlm. 108) mengatakan bahwa, “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian atau totalitas kelompok subjek, baik manusia, gejala, peristiwa, nilai dan benda-benda yang menjadi sumber data suatu penelitian.

Berdasarkan pengertian di atas, yang termasuk populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa DPTS yang yang masih terdaftar sebagai mahasiswa di kampus UPI. Populasi yang diambil dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1. Populasi Penelitian Mahasiswa DPTS.

Mahasiswa PTB TS TS-D3

JUMLAH 222 207 56

TOTAL POPULASI 485

(Sumber: Dokumentasi Direktorat Akademik UPI)

3.4.2. Sampel

Sampel sering didefinisikan sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh (master) yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu” (Zuriah, 2005, hlm. 119).


(20)

Menurut Surakhmad (dalam Riduwan, 2009, hlm. 93) „Sampel adalah cuplikan dari populasi yang dipandang memiliki segala sifat utama populasi dan mewakili seluruh populasi untuk diteliti secara nyata dalam jumlah tertentu‟.

Penentuan sampel penelitian yaitu apabila ukuran populasi sebanyak kurang atau sama dengan 100, pengambilan sampel sekurang-kurangnya 50% dari ukuran populasi. Apabila ukuran populasi sebanyak kurang atau sama dengan 1000, pengambilan sampel sekurang-kurangnya 15% dari ukuran populasi (Surakhmad, dalam Riduwan, 2009, hlm. 94).

Sementara pendapat yang dikemukakan oleh Arikunto (2002, hlm. 112) menyatakan bahwa:

“Apabila subjek atau populasi penelitian kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjek lebih besar dari 100, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih tergantung setidaknya dari:

a. Kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan dana.

b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data.

c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti”.

Berpijak dari beberapa pendapat di atas maka jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini sekurang-kurangnya 20-25% dari ukuran populasi, populasi yang diambil adalah populasi mahasiswa DPTS yang masih terdaftar sebagai mahasiswa di UPI pada tahun 2014/2015. Sebaran sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.2. Sebaran Sampel Penelitian.

Mahasiswa PTB TS TS-D3

JUMLAH 55 52 14


(21)

Teknik penentuan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel secara acak yang semua individu dalam populasi deberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel (Narbuko, C. & Achmadi, A. 2007, hlm.111).

3.5. Definisi Oprasional

Berdasarkan judul penelitian dapat diketahui sebagai berikut: 1. Gaya Belajar Visual

Gaya belajar visual adalah gaya belajar yang menitik beratkan pada indra mata/penglihatan. Mahasiswa yang memiliki gaya belajar visual akan lebih mudah mengingat dari apa yang mereka lihat, seperti gambar-gambar, ekspresi muka dosen, diagram, buku-buku, dan video.

Mahasiswa yang memiliki gaya belajar visual cenderung rapih dan teratur, teliti dalam segala hal, tidak terganggu oleh keributan namun mahasiswa visual akan merasa kesulitan bila ia menerima intruksi verbal.

2. Gaya Belajar Auditorial

Gaya belajar auditorial lebih mengandalkan kesuksesan belajarnya dengan menggunakan indra pendengaran atau telinga. Mahasiswa yang memiliki gaya belajar auditorial dapat belajar lebih cepat dengan cara berdiskusi verbal dan mendengarkan apa yang dosen katakan. Mahasiswa auditorial memiliki kepekaan terhadap suara atau musik dalam aktivitas lisan.

Mahasiswa dengan gaya belajar auditorial biasanya merupakan pembicara yang fasih dan suka berdiskusi dan menjelaskan segala sesuatu dengan panjang lebar. Mahasiswa auditorial akan mudah terganggu oleh keributan dan lemah dalam aktivitas visual.


(22)

3. Gaya Belajar Kinestetik

Gaya belajar kinestetik adalah belajar dengan aktivitas fisik melalui gerak, menyentuh, dan melakukan secara langsung. Mahasiswa dengan gaya belajar kinestetik tidak akan bisa duduk untuk waktu yang lama untuk mendengarkan materi kuliah. Mahasiswa kinestetik memiliki kepekaan terhadap ekpresi dan bahasa tubuh pengajarnya dan mahasiswa kinestetik akan suka melakukan percobaan namun memiliki kelemahan dalam aktivitas verbal.

3.6. Instrumen Penelitian

Data merupakan suatu bahan yang sangat diperlukan untuk dianalisis, maka diperlukan suatu teknik pangumpulan data yang relevan dengan tujuan penelitian.

Seperti pendapat Suprian (2006, hlm. 37) mengemukakan bahwa “untuk

melaksanakan penelitian dan memperoleh data yang dibutuhkan, maka pengumpulan data perlu dilakukan”.

Menurut Sugiyono (2013, hlm. 148), instrument penelitian adalah “suatu alat

yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Pada

penelitian ini, peneliti perlu menggunakan instrument atau alat yang dapat digunakan sebagai pengumpul data agar data yang diperoleh lebih akurat. Pengumpulan data merupakan suatu prosedur penelitian dan merupakan syarat bagi peneliti dalam memecahkan masalah penelitian.

Arikunto (2002, hlm. 136) menyatakan bahwa “instrument penelitian adalah suatu alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.”


(23)

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, untuk alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik angket. Teknik angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2013, hlm. 142).

Dalam penelitian ini menggunkan angket sebagai berikut:

a. Angket langsung yaitu angket yang diberikan kepada responden dan dijwab langsung oleh responden.

b. Angket tertutup yaitu pada setiap item pernyataan telah disediakan jawaban sehingga responden tinggal memilih mana yang paling tepat dan sesuai dengan kondisi yang ada.

c. Angket Chek list yaitu responden tinggal membubuhkan tanda check list pada setiap item pernyataan.


(24)

Tabel 3.3. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Konsep Variabel Sub

Variabel

Indikator Item Instrumen Responden

Gaya Belajar Mahasiswa Departemen Pendidikan Teknik Sipil UPI Gaya Belajar

Visual Rapih dan teratur 10,11 Angket Mahasiswa

DPTS FPTK UPI

Detail dan teliti 9

Mementingkan penampilan dan prestasi

2

Mengingat melalui penglihatan 1,3,4 Tidak terganggu oleh keributan 12 Lebih suka musik dari pada seni 6 Menjawab pertanyaan dengan singkat 13

Suka mencoret-coret tanpa arti saat berbicara di telpon dan dalam rapat

7

Suka membaca sendiri dari pada dibacakan

8

Lebih suka melakukan demontrasi daripada berpidato

5

Auditorial Belajar dengan pendengaran 14,15 Angket Mahasiswa

DPTS Berbicara dengan diri sendiri saat 16


(25)

bekerja FPTK UPI Mudah terganggu oleh keributan 17,21

Kesulitan dalam hal menulis tetapi hebat dalam hal bercerita

24

Lebih pandai mengeja dari pada melukiskan

18

Menggerakan bibir saat membaca 22 Lebih suka gurauan lisan dari pada

membaca komik

19

Menjawab pertanyaan dengan panjang lebar

20,23

Kinestetik Belajar melalui manipulasi dan praktek

25,28 Angket Mahasiswa

DPTS FPTK UPI Menyentuh orang untuk dapat

perhatian mereka

26

Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang

29

Menghapal dengan cara berjalan dan melihat


(26)

Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca

33

Banyak menggunakan isyarat tubuh 34 Ingin melakukan atau mencoba suatu

hal

35

Memiliki perkembangan otot yang besar

27

Menyukai permainan yang menyibukan

31

Tidak dapat duduk diam untuk waktu yang lama


(27)

e. Sekala pengukuran menggunakan sekala likert dengan rentang skor 1-5. Tabel 3.4. Rentang Skor Opsi Alternatif Respon Model Likert

Skor Lima Alternatif Respon

Pernyataan SL S KD HTP TP

Skor 5 4 3 2 1

Keterangan : Selalu (SL), Sering (S), Kadang-kadang (KD), Hampir Tidak Pernah (HTP), Tidak Pernah (TP).

(Sugiyono, 2013, hlm 135)

f. Angket yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada (lampiran 1.1).

3.7. Langkah-langkah Analisis Data

Tahapan penelitian yang dilakukan pada penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu tahapan persiapan, pelaksanaan dan tahap akhir. Pada setiap tahapan terdapat kegiatan sebagai berikut:

a. Tahapan Persiapan. 1) Mengkaji literatur

2) Menyusun proposan penelitian 3) Menentukan instrumen penelitian 4) Merevisi instrumen

5) Menentukan lokasi penelitian b. Tahapan Pelaksanaan.

1) Menyebarkan angket gaya belajar kepada mahasiswa DPTS UPI 2) Mengecek nama dan kelengkapan identitas pengisi

3) Mengecek kembali jumlah angket yang telah diisi dan dikembalikan oleh responden


(28)

4) Mengecek kelengkapan jawaban responden 5) Memberikan skor terhadap instrumen penelitian

6) Memberiakan kode terhadap item-item instrument penelitian

7) Mengubah jenis data, disesuaikan dengan teknik analisis data yang digunakan.

c. Tahap Akhir Penelitian 1) Menganalisis data 2) Menarik kesimpulan 3) Menyusun laporan

3.8. Uji Coba Instrumen Penelitian

Instrument yang digunakan dalam suatu penelitian, perlu dilakukan ujicoba terlebih dahulu, karena instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. Hasil penelitian sangat tergantung dari data yang diperoleh dan cara pengolahan datanya. Sehingga dibutuhkan analisis instrument penelitian terutama untuk teknik angket supaya data yang diperoleh dari hasil angket dapat dipercaya dan dapat dipertanggung jawabkan.

3.8.1. Uji Validitas Angket

“Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument. Suatu instrument yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah” (Arikunto, 2002, hlm. 168).

Rumus yang digunakan untuk menguji validitas adalah Pearson Product Moment seperti berikut :


(29)

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi butir

∑X = Jumlah skor tiap item yang diperoleh responden uji coba ∑Y = Jumlah skor total item yang diperoleh responden uji coba N = Jumlah Responden

(Sugiyono, 2013, hlm. 228)

Dalam hal ini nilai rxy diartikan sebagai koefisien korelasi dengan kriterianya

adalah:

Rxy≤ 0,20 : validitas sangat rendah

0,20 ≤ rxy≤ 0,40 : validitas rendah

0,40 ≤ rxy≤ 0,70 : validitas sedang/cukup

0,70 ≤ rxy≤ 0,90 : validitas tinggi

0,90 ≤ rxy≤ 1,00 : validitas sangat tinggi (Sugiyono, 2013, hlm. 216)

Pengujian validitas instrument dilakukan dengan cara analisis butir soal sehingga perhitungannya merupakan perhitungan setiap item soal, hasil perhitungan tersebut kemudian dikonsultasikan ke dalam tabel harga product momen dengan taraf signifikansi atau pada tingkat kepercayaan 95% dan 99%.

Pengujian validitas instrumen pada penelitian ini menggunakan program

Microsoft Excel. Hasil uji coba angket yang diujikan kepada 20 mahasiswa yang terdiri dari 10 mahasiswa PTB dan 10 mahasiswa TS. Dari 45 item soal gaya belajar yang masing-masing gaya belajar berjumlah 15 item, terdapat 10 item soal yang tidak valid yaitu no.4 dan no 14 sebagai angket penelitian gaya belajar visual, no.21, no. 24, no. 27 dan no. 30 sebagai angket penelitian gaya belajar auditorial, sedangkan angket penelitian gaya belajar kinestetik terdapat pada no. 34, no. 37, no. 38 dan no.


(30)

Kriteria pengujian pada penelitian ini dilakukan pada taraf signifikansi 95% dan dk = n – 2 yang sesuai dengan standar untuk penelitian pendidikan. Maka dalam hal ini ditentukan nilai rkritis = 0,468. Item soal dapat dikatakan valid dan signifikan jika

rhitung > rkritis. Untuk langkah-langkah perhitungan validitas pada penelitian ini dapat

dilihat pada (Lampiran 1.2). Sedangkan untuk tabel perhitungan validitas dapat dilihat pada (Lampiran 1.3).

Dari hasil perhitungan tersebut selanjutnya item soal yang tidak valid dihilangkan dan item yang telah valid kemudian disebarkan kembali kepada responden sebanyak 121 orang mahasiswa.

3.8.2. Uji Reliabilitas Angket

“Reliabilitas merupakan konsistensi pengamatan yang diperoleh dari pencatatan

berulang, baik pada suatu objek maupun sejumlah objek” (Purwanto, 2009, hlm.

154).

a. Menghitung jumlah varians dari setiap item dengan rumus :

Keterangan:

= Harga varians tiap itemnya

X2 = Jumlah kuadrat jawaban responden dari setiap itemnya X2) = Kuadrat skor seluruh responden dari setiap itemnya

= Jumlah responden


(31)

b. Mencari Jumlah varians butir yaitu dengan menjumlahkan varians dari setiap butirnya .

c. Mencari harga varians total dengan rumus:

Keterangan:

= Varians total

Y2 = Jumlah kuadrat jawaban total tiap responden Y2) = Jumlah kuadrat skor total tiap responden = Jumlah responden

d. Menghitung reliabilitas instrument dengan menggunakan rumus Alpa:

( )

Keterangan:

r11 = reliabilitas angket

k = banyaknya item/butir angket ∑ = harga varian item

= harga varian total

(Arikunto, 2002, hlm. 193)

Kriteria rhitung > rtabel sebagai pedoman untuk penafsiran, yaitu:

r11 < 0,199 : Reliabilitas sangat rendah

0,20 – 0,399 : Reliabilitas rendah 0,40 – 0,599 : Reliabilitas sedang


(32)

0,60 – 0,799 : Reliabilitas tinggi

0,80 – 1,00 : Reliabilitas sangat tinggi (Sugiyono, 2013, hlm. 216) Kriteria pengujian reliabilitas adalah jika rhitung > rtabel dengan tingkat kepercayaan

95%, maka tes tersebut dikatakan reliabel dan dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya. Tetapi sebaliknya jika rhitung < rtabel maka instrumen tersebut tidak

reliabel.

Pengujian reliabilitas instrumen angket dalam penelitian ini menggunakan program Microsoft Excel. Untuk uji reabilitas menggunakan rumus alpha yang sekornya bukan terdiri dari 0 dan 1 (Arikunto, 2002, hlm. 171).

Untuk harga r11 yang diperoleh dibandingkan dengan nilai rtabel. Jika harga r11 >

rtabel maka instrument penelitian tersebut reliabel dan dapat digunakan untuk

dilakukan penelitian selanjutnya, sebaliknya jika r11 < rtabel maka instrument tersebut

tidak reliabel dan tidak dapat digunakan untuk penelitian, pada taraf kepercayaan 95% dan dk = n. dari hasil perhitungan didapat nilai koefisien reliabilitas sebesar r11 =

0,798 > rtabel (0.444) untuk gaya belajar Visual, r11 = 0,726 > rtabel (0.444) untuk gaya

belajar Auditorial dan r11 = 0,744 > rtabel (0.444) untuk gaya belajar Kinestetik. Ini

berarti instrument angket uji coba ini reliabel pada taraf kepercayaan 95% dengan interprestasi tinggi. Untuk langkah-langkah perhitungan reliabilitas pada penelitian ini dapat dilihat pada (Lampiran 1.4). Sedangkan untuk tabel perhitungan reliabilitas dapat dilihat pada (Lampiran 1.5).

3.9. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil sampel melalui instrumen yang dipilih dalam menemukan jawaban penelitian atau untuk menguji hipotesis. Oleh sebab itu data hasil penelitian perlu diolah dan di analisis agar mempunyai makna guna pemecahan masalah.


(33)

Dalam menganalisis data dan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini telah ditentukan beberapa cara pengolahan data, diantaranya:

3.9.1. Perhitungan Persentase

Perhitungan persentase bertujuan untuk melihat gambaran umum tentang gaya belajar yang dominan dimiliki oleh mahasiswa DPTS. Perhitungan persentase digunakan rumus sebagai berikut:

(Sudjana. & Ibrahim, 2012, hlm. 129)

Keterangan:

P = persentase jawaban

fo = frekuensi jawaban responden N = jumlah jawaban responden

Data yang telah dipersentasekan kemudian ditafsirkan. Penafsiran data dilakukan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang jawaban dari pertanyaan yang diajukan. Kriteria penafsiran jawaban sebagai berikut:

Tabel 3.5. Kriteria Pedoman Penafsiran Persentase

(Sumber: Riduwan, 2009)

No Persentase Kriteria

1 81 % - 100 % Sangat Tinggi

2 61 % - 80 % Tinggi

3 41 % - 60 % Sedang

4 21 % - 40 % Rendah


(34)

Tabel 3.6. Kriteria Pedoman Penafsiran Persentase Kecenderungan

(Sumber: Effendi & Tukiran, 2012)

3.9.2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui dan menguji bahwa sampel yang diambil dalam penelitian ini benar-benar berasal dari populasi yang sama. Pengujian homogenitas variansi dilakukan dengan menggunakan uji Bartlett.

Langkah-langkah menghitung uji homogenitas adalah sebagai berikut:

a. Membuat tabel skor variabel dari kelompok sampel n1 ∑X1 ∑X12 (∑X1)2

b. Menghitung varians (si2) tiap kelompok sampel

c. Membuat tabel harga-harga yang diperlukan untuk uji Bartlett.

Tabel 3.7. Pengujian Homogenitas Varians

No Kelompok dk Si2 Log Si2 dk Log si2

No Persentase Kriteria

1 100% Seluruhnya

2 76% - 99% Sebagian Besar

3 51% - 75% Lebih Dari Setengahnya

4 50% Setengahnya

5 26% - 49% Kurang Dari Setengahnya

6 1% - 25% Sebagian Kecil


(35)

d. Menghitung nilai Barlett

Harga satuan B

B = (log S2).∑(ni-1)

e. Hitung harga chi-kuadrat X2

X2 = in 10 [B‟-∑{(ni-1).log Si2}] = in 10[B‟-∑{dk.log Si2}]

Hasil perhitungan tersebut dokonsultasikan ke dalam tabel chi-kuadrat dengan taraf kebebasan (dk), jika X2hitung < X2tabel maka hal ini menunjukan bahwa sampel

penelitian homogeny.

Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji bartlet, dengan membandingkan hasil X2hitung dengan X2tabel dari tabel chi kuadrat. Dari hasil analisis

diperoleh nilai X2hitung sebesar 5,755 dan X2tabel sebesar 5,990. Maka dapat dijelaskan

bahwa X2hitung < dari X2tabel, artinya bahwa data pada penelitian ini homogen dan benar

diambil dari populasi yang sama. Maka data dalam penelitian ini telah memenuhi syarat untuk dapat dilakukan uji analisis variansi. Untuk langkah-langkah perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada (Lampiran 1.7)

3.9.3. Analisis Variansi (ANOVA)

Uji analisis varians (ANOVA) digunakan untuk menguji hipotesis yang berkenaan dengan perbedaan dua mean atau lebih.

Pengujian hipotesis dilakukan untuk dapat mengetahui penerimaan atau penolakan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Hipotesis terdapat dua macam yaitu hipotesis kerja dan hipotesis nol. Hipotesis kerja disebut dengan Ha yang dinyatakan sebagai kalimat positif sedangkan hipotesis nol disebut dengan Ho


(36)

Hipotesis yang akan diujikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ha : µ1 ≠ µ2 ≠ µ3

“Terdapat perbedaan gaya belajar yang signifikan antara mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan S1, Teknik Sipil S1, dan Teknik Sipil D3 di Departemen Pendidikan Teknik Sipil UPI“

Ho : µ1 = µ2 = µ3

“Tidak terdapat perbedaan gaya belajar yang signifikan antara

mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan S1, Teknik Sipil S1, dan Teknik Sipil D3 di Departemen Pendidikan Teknik Sipil UPI“

Cara yang digunakan adalah dengan melihat nilai F. jika nilai Frasio > Ftabel


(37)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan merupakan jawaban dari rumusan masalah dan tujuan penelitian. Setelah melakukan penelitian dan menganalisis data maka dapat disimpulkan hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kecenderungan gaya belajar yang dimiliki oleh mahasiswa di Departemen Pendidikan Teknik Sipil Universitas Pendidikan Indonesia adalah gaya belajar visual yaitu mahasiswa akan lebih cepat menangkap informasi dengan cara melihat, artinya untuk mempermudah proses pembelajaran dan penyerapan informasi maka bukti-bukti konkret harus diperlihatkan seperti gambar-gambar, video, diagram, dan buku-buku.

2. Departemen Pendidikan Teknik Sipil memiliki tiga Program Studi yaitu: Pendidikan Teknik Bangunan S1, Teknik Sipil S1, dan Teknik Sipil D3. Dari ketiga Program Studi tersebut terdapat perbedaan pada gaya belajarnya yaitu mahasiswa Prodi PTB- S1 berbeda signifikan dengan mahasiswa Prodi TS-S1, mahasiswa Prodi PTB-S1 tidak berbeda signifikan dengan mahasiswa Prodi TS-D3, dan mahasiswa Prodi TS-S1 berbeda signifikan dengan mahasiswa Prodi TS-D3

5.2. Saran

Selaras dengan maksud dan tujuan dari penelitian ini berikut adalah saran penelitian yang diajukan:

1. Mahasiswa dapat mengembangkan dan menggunakan ketiga gaya belajar yaitu gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik dalam menyelesaikan masalah, tetapi lebih diutamakan adalah gaya belajar


(38)

mahasiswa/individu akan lebih cepat dan dapat direspon dengan baik. Beberapa cirri dari gaya belajar visual adalah suka membaca buku dan teliti terhadap detail.

2. Dosen sebagai tenaga pendidik diharapkan hasil dari penelitian ini papat dijadikan sebagai masukan atau pertimbangan yang positif terutama dalam menentukan metode pembelajaran yang akan diterapkan pada mahasiswa.


(39)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad. (2003). Rekintruksi Metodologi Ilmu-ilmu Keislaman. Yogyakarta:SUKA Press.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta: Bumi Aksara. Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Depe, Y. (2009). Gaya Belajar. [Online]. Tersedia di :

http://www.bintangbangsaku.com. Diakses 14 April 2014.

DePorter & Hernacki. (2004). Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung : Kaifa.

Effendi, S. & Tukiran. (2012). Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.

Gordon, Dryden, dkk. (2001). Belajar Akan Efektif Kalau Anda Dalam Keadaan Fun. Bandung : Kaifa

Gufron, M. & Risnawati Rini. (2012). Gaya Belajar Kajian Teoritik. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Hamzah, B. Uno. (2008). Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Hasrul. (2009). Pemahaman Tentang Gaya Belajar. Dalam Jurnal Media Edukasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (Medtek). 1, (2), 1-9.

Husen, M. (2007). Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Perhitungan Kekuatan Kontruksi Bangunan sederhana di SMKN 5 Bandung. Skripsi Jurusan Pendidikan Teknik Sipil UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Iska, Zikri Neni. (2006). Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan.

Jakarta: Kizi Brother’s.

Joko, Susilo. (2006). Gaya Belajar Menjadikan Makin Pintar. Yogyakarta: Pinus. Kolb. D.A. (1995). Learning Style Inventory Self Scoring Inventory And

InterPretation Buuklt. Boston, NA : MCBER and Company.

Narbuko, Cholid, & Achmadi, Abu. (2007). Metodologi Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara.


(40)

Nasution. (2009). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Neftie. (2010). Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar Dan Gaya Belajar (Learning Style) Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Pendidikan Teknik Sipil Universitas Pendidikan Indonesia. Skripsi Jurusan Pendidikan Teknik Sipil UPI Bandung: tidak diterbitkan

Pakpahan, S. P. (2011). Gaya Belajar dan Strategi Belajar Mahasiswa Universitas Terbuka Unit Program Belajar Jarak Jauh Medan. Dalam Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh. 1, (12), 51-65.

Purwanto, Ngalim. (2002). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya. Purwanto. (2009). Evaluasi HasilBelajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Riduwan.(2009). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru – Karyawan dan Peneliti Pemula.Bandung : Alfabeta.

Sabri, A. (2001). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.

Siahan, P. (2006). Analisis Kemampuan Komunikasi Siswa SMP Dikaitkan

dengan Gaya Belajarnya (Penelitian ini dalam rangka Implementasi Program Kemitraan Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI dengan SMP Miftahul Iman Bandung dan SMP Laboratorium Percontohan UPI, tahun 2006)”. Dalam Jurnal Teori dan Hasil Penelitian Pembelajaran MIPA No. 2. 2006.

Sudjana, N. & Ibrahim, M. A. (2012). Penelitian dan Penilaian Pendidikan.

Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N. S. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda karya.

Suyono & Hariyanto. (2012) Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar.

Bandung : Rosda Karya

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.

Bandung : UPI

Zuriah, Nurul. (2005). Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.


(1)

Faizal Saeful Rachman, 2015

STUDI KOMPARASI GAYA BELAJAR MAHASISWA DI DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FPTK UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu d. Menghitung nilai Barlett

Harga satuan B

B = (log S2).∑(ni-1)

e. Hitung harga chi-kuadrat X2

X2 = in 10 [B‟-∑{(ni-1).log Si2}] = in 10[B‟-∑{dk.log Si2}]

Hasil perhitungan tersebut dokonsultasikan ke dalam tabel chi-kuadrat dengan taraf kebebasan (dk), jika X2hitung < X2tabel maka hal ini menunjukan bahwa sampel

penelitian homogeny.

Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji bartlet, dengan membandingkan hasil X2hitung dengan X2tabel dari tabel chi kuadrat. Dari hasil analisis

diperoleh nilai X2hitung sebesar 5,755 dan X2tabel sebesar 5,990. Maka dapat dijelaskan

bahwa X2hitung < dari X2tabel, artinya bahwa data pada penelitian ini homogen dan benar

diambil dari populasi yang sama. Maka data dalam penelitian ini telah memenuhi syarat untuk dapat dilakukan uji analisis variansi. Untuk langkah-langkah perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada (Lampiran 1.7)

3.9.3. Analisis Variansi (ANOVA)

Uji analisis varians (ANOVA) digunakan untuk menguji hipotesis yang berkenaan dengan perbedaan dua mean atau lebih.

Pengujian hipotesis dilakukan untuk dapat mengetahui penerimaan atau penolakan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Hipotesis terdapat dua macam yaitu hipotesis kerja dan hipotesis nol. Hipotesis kerja disebut dengan Ha yang dinyatakan sebagai kalimat positif sedangkan hipotesis nol disebut dengan Ho yang dinyatakan dengan kalimat negatif.


(2)

53

Hipotesis yang akan diujikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ha : µ1 ≠ µ2 ≠ µ3

“Terdapat perbedaan gaya belajar yang signifikan antara mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan S1, Teknik Sipil S1, dan Teknik Sipil D3 di Departemen Pendidikan Teknik Sipil UPI“

Ho : µ1 = µ2 = µ3

“Tidak terdapat perbedaan gaya belajar yang signifikan antara mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan S1, Teknik Sipil S1, dan Teknik Sipil D3 di Departemen Pendidikan Teknik Sipil UPI“

Cara yang digunakan adalah dengan melihat nilai F. jika nilai Frasio > Ftabel


(3)

Faizal Saeful Rachman, 2015

STUDI KOMPARASI GAYA BELAJAR MAHASISWA DI DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FPTK UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan merupakan jawaban dari rumusan masalah dan tujuan penelitian. Setelah melakukan penelitian dan menganalisis data maka dapat disimpulkan hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kecenderungan gaya belajar yang dimiliki oleh mahasiswa di Departemen Pendidikan Teknik Sipil Universitas Pendidikan Indonesia adalah gaya belajar visual yaitu mahasiswa akan lebih cepat menangkap informasi dengan cara melihat, artinya untuk mempermudah proses pembelajaran dan penyerapan informasi maka bukti-bukti konkret harus diperlihatkan seperti gambar-gambar, video, diagram, dan buku-buku.

2. Departemen Pendidikan Teknik Sipil memiliki tiga Program Studi yaitu: Pendidikan Teknik Bangunan S1, Teknik Sipil S1, dan Teknik Sipil D3. Dari ketiga Program Studi tersebut terdapat perbedaan pada gaya belajarnya yaitu mahasiswa Prodi PTB- S1 berbeda signifikan dengan mahasiswa Prodi TS-S1, mahasiswa Prodi PTB-S1 tidak berbeda signifikan dengan mahasiswa Prodi TS-D3, dan mahasiswa Prodi TS-S1 berbeda signifikan dengan mahasiswa Prodi TS-D3

5.2. Saran

Selaras dengan maksud dan tujuan dari penelitian ini berikut adalah saran penelitian yang diajukan:

1. Mahasiswa dapat mengembangkan dan menggunakan ketiga gaya belajar yaitu gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik dalam menyelesaikan masalah, tetapi lebih diutamakan adalah gaya belajar visual, karena dengan meningkatkan gaya belajar visual daya ingat


(4)

87

mahasiswa/individu akan lebih cepat dan dapat direspon dengan baik. Beberapa cirri dari gaya belajar visual adalah suka membaca buku dan teliti terhadap detail.

2. Dosen sebagai tenaga pendidik diharapkan hasil dari penelitian ini papat dijadikan sebagai masukan atau pertimbangan yang positif terutama dalam menentukan metode pembelajaran yang akan diterapkan pada mahasiswa.


(5)

Faizal Saeful Rachman, 2015

STUDI KOMPARASI GAYA BELAJAR MAHASISWA DI DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FPTK UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad. (2003). Rekintruksi Metodologi Ilmu-ilmu Keislaman. Yogyakarta:SUKA Press.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta: Bumi Aksara. Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Depe, Y. (2009). Gaya Belajar. [Online]. Tersedia di : http://www.bintangbangsaku.com. Diakses 14 April 2014.

DePorter & Hernacki. (2004). Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung : Kaifa.

Effendi, S. & Tukiran. (2012). Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.

Gordon, Dryden, dkk. (2001). Belajar Akan Efektif Kalau Anda Dalam Keadaan Fun. Bandung : Kaifa

Gufron, M. & Risnawati Rini. (2012). Gaya Belajar Kajian Teoritik. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Hamzah, B. Uno. (2008). Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Hasrul. (2009). Pemahaman Tentang Gaya Belajar. Dalam Jurnal Media Edukasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (Medtek). 1, (2), 1-9.

Husen, M. (2007). Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Perhitungan Kekuatan Kontruksi Bangunan sederhana di SMKN 5 Bandung. Skripsi Jurusan Pendidikan Teknik Sipil UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Iska, Zikri Neni. (2006). Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan.

Jakarta: Kizi Brother’s.

Joko, Susilo. (2006). Gaya Belajar Menjadikan Makin Pintar. Yogyakarta: Pinus.

Kolb. D.A. (1995). Learning Style Inventory Self Scoring Inventory And InterPretation Buuklt. Boston, NA : MCBER and Company.

Narbuko, Cholid, & Achmadi, Abu. (2007). Metodologi Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara.


(6)

89

Nasution. (2009). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Neftie. (2010). Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar Dan Gaya Belajar (Learning Style) Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Pendidikan Teknik Sipil Universitas Pendidikan Indonesia. Skripsi Jurusan Pendidikan Teknik Sipil UPI Bandung: tidak diterbitkan

Pakpahan, S. P. (2011). Gaya Belajar dan Strategi Belajar Mahasiswa Universitas Terbuka Unit Program Belajar Jarak Jauh Medan. Dalam Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh. 1, (12), 51-65.

Purwanto, Ngalim. (2002). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Purwanto. (2009). Evaluasi HasilBelajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Riduwan.(2009). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru – Karyawan dan Peneliti Pemula.Bandung : Alfabeta.

Sabri, A. (2001). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.

Siahan, P. (2006). Analisis Kemampuan Komunikasi Siswa SMP Dikaitkan

dengan Gaya Belajarnya (Penelitian ini dalam rangka Implementasi Program Kemitraan Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI dengan SMP Miftahul Iman Bandung dan SMP Laboratorium Percontohan UPI, tahun 2006)”. Dalam Jurnal Teori dan Hasil Penelitian Pembelajaran MIPA No. 2. 2006.

Sudjana, N. & Ibrahim, M. A. (2012). Penelitian dan Penilaian Pendidikan.

Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N. S. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda karya.

Suyono & Hariyanto. (2012) Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar.

Bandung : Rosda Karya

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.

Bandung : UPI

Zuriah, Nurul. (2005). Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.