Gambaran Gaya Belajar Mahasiswa PSIK Angkatan 2009-2013 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun Ajaran 2014

(1)

GAMBARAN GAYA BELAJAR MAHASISWA

KEPERAWATAN ANGKATAN 2009-2013 UIN

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2014

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana Keperawatan (S. Kep)

DISUSUN OLEH: PENTARTI GALUH UTAMI

1110104000034

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

TAHUN 2014


(2)

(3)

PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Jakarta, 16 Juli 2014

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Ns. Waras Budi Utomo S. Kep, MKM

Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Prof. Dr. (hc). dr. M. K. Tadjudin, Sp. And


(4)

LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Juni 2014

Penulis


(5)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Pentarti Galuh Utami

Tempat/Tgl Lahir : Semarang, 26 September 1991 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Cerme Raya 29 RT 7 RW 2 Kel. Lamper Tengah Kec. Semarang Selatan Kab. Semarang

Telp/email : 087731752433/ pentartigaluh@gmail.com Riwayat Pendidikan :

1. TK Lamper Kidul Semarang (1996-1997) 2. SDN Jomblang Semarang (1997-2003) 3. SMPN 8 Semarang (2003-2006) 4. Takhasusiyyah PPMI Assalaam Sukoharjo (2006-2007) 5. SMA PPMI Assalaam Sukoharjo (2007-2010) 6. S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2010Sekarang) Riwayat Organisasi :


(6)

Persembahan Ku

Teruntuk ibuku tersayang “Rusminah Sri Hardiyati”………. Alm. Ayah yang sangat aku rindukan “Eko Priyo Hutomo”……..

Terimakasih yang tak terhingga aku ucapkan kepada kedua orang tuaku, atas kasih saying yang berlimpah, yang telah diberikan, atas doa yang terus menerus untuk ku, atas pengorbanan , kesabaran, dan motivasi serta dukungan yang diberikan selama ini, yang semua itu tak ternilai

harganya dan tak akan mampu aku membalasnya.

Teruntuk kakak pertamaku “Dewi Eko Utami dan suaminya”……….

Terimakasih untuk dukungan baik moril dan materil, nasehat, serta kasih sayang yang telah diberikan.

Teruntuk keluargaku “Mbak Gita, Mas Nunung, Mbak Pon, Mas Gendut”…………..

Terimakasih untuk dukunga, nasehatnya dan kebahagiaan bersama yang telah dihadirkan.

Untuk Sahabatku “Rosi Pratiwi”………

Terimakasih untuk selalu menemani dalam suka dan duka pembuatan skripsi ini, memberikan banyak inspirasi serta mengajarkan beberapa kemampuan yang belum saya miliki sebelumnya.


(7)

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi, 30 Juni 2014

Pentarti Galuh Utami, NIM: 1110104000034

Gambaran Gaya Belajar Mahasiswa PSIK Angkatan 2009-2013 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun Ajaran 2014

ABSTRAK

Studi pendahuluan peneliti menyimpulkan bahwa mahasiswa kesulitan mempelajari materi pelajaran yang diberikan oleh para dosen. Asumsi terkait masalah ini: dosen belum menggunakan penyesuaian metode ajar dengan kecenderungan gaya belajar mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran gaya belajar mahasiswa PSIK Angatan 2009-2013 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun Ajaran 2014.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif untuk menggambarkan kecenderungan gaya belajar mahasiswa. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) angkatan 2009 – 2013 Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun Ajaran 2014 yang masih aktif menjadi mahasiswa yang berjumlah 235 mahasiswa. Sejumlah 148 mahasiswa terpilih berdasarkan teknik accidental sampling. Data penelitian kemudian dianalisis menggunakan statistik kuantitatif deskriptif termasuk di dalamnya presentasi.

Gaya belajar yang dibicarakan dalam penelitian ini adalah gaya belajar VARK yang dibagi menjadi 2 tipe, sebagai berikut gaya belajar unimodal bertipe visual, auditorial, read dan kinestetik; serta gaya belajar multimodal bertipe bimodal, trimodal dan quadmodal


(8)

FACULTY OF MEDICINE AND SCIENCE OF HEALTH NURSING SCIENCE PROGRAM

Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta Undergraduate Thesis, Juni 30, 2014

Pentarti Galuh Utami, NIM: 1110104000034

Learning Style of College Student of Nursing Science Program in Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta 2014

ABSTRACT

Preliminary study of researcher concluded that students learn subject matter provided by the lecturers difficulty. Assumptions related to this issue: faculty teaching methods not using the adjustment with the propensity of students' learning styles. This study aims to describe students' learning styles of nursing science program academic year 2009-2013 of Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta in 2014.

This study is a quantitative descriptive design to describe the tendency of student learning styles. The study population was all students of Nursing Science academic year from 2009 to 2013 of State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta in 2014 which is still active as a student, amounting to 235 students. Some 148 students selected by accidental sampling technique. The dataof this study were then analyzed using quantitative descriptive statistics involving the presentation.

Learning styles are discussed in this study is the VARK learning styles are divided into 2 types, the following type of learning style unimodal is visual, auditory, and kinesthetic read; with multimodal learning styles of type bimodal, trimodal and quadmodal


(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga skripsi yang disusun guna mendapatkan gelar Sarjana keperawatan ini dapat diselesaikan dengan baik. Penyusunan laporan penelitian ini banyak mendapatkan bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak. Hanya sekedar ucapan terima kasih yang dapat dihaturkan kepada:

1. Prof. Dr. (hc). dr. M. K. Tadjudin, Sp. And selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) beserta staf yang telah memberikan ijin penelitian dalam memperlancar penyelesaian skripsi ini. 2. Ns. Waras Budi Utomo, S. Kep, MKM selaku Kaprodi Program Studi Ilmu

Keperawatan (PSIK), yang telah memberikan kemudahan administrasi kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

3. Ns. Waras Budi Utomo S. Kep, MKM selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan waktu dan bimbingan.

4. Karyadi PhD selaku Dosen Pembimbing 1 yang telah memberikan waktu, bimbingan, dan petunjuk dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Puspita Palupi, M. Kep, Ns. Sp. Kep. Mat selaku Dosen Pembimbing 2 yang telah memberikan waktu, bimbingan, dan petunjuk dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak/Ibu Dosen PSIK yang tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan tetapi juga telah mentransfer nilai-nilai yang berharga selama kuliah.


(10)

7. Seluruh staf dan karyawan jurusan PSIK yang telah membantu administrasi penulis.

8. Kedua orangtua saya, terimakasih yang luar biasa atas keringat perjuangan demi terwujudnya sebuah harapan.

9. Semua pihak yang telah membantu sehingga terselesaikannya skripsi ini. Semoga laporan penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Ciputat, 30 Juni 2014


(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

PERNYATAAN PERSETUJUAN………..ii

LEMBAR PENGESAHAN………....iii

LEMBAR PERNYATAAN………iv

RIWAYAT HIDUP………..…………v

LEMBAR PERSEMBAHAN………..vi

ABSTRAK……….………….vii

ABSTRACT………...………viii

KATA PENGANTAR……….………ix

DAFTAR ISI………...……….xi

DAFTAR BAGAN……….………….xv

DAFTAR TABEL……….……….xvi

DAFTAR SINGKATAN………...…xvii

BAB I. PENDAHULUAN A. LatarBelakang………..1

B. Rumusan Masalah………3

C. Batasan Penelitian………...….……4

D. Tujuan penelitian 1. Tujuan Umum………..…….………..….4

2. Tujuan Khusus………..…………..…….5

E. Manfaat Penelitian……….…………..5

F. Ruang Lingkup Penelitian………..….……….5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Belajar………..…………..7

B. Gaya Belajar 1. Definisi Gaya Belajar………….……….……8

2. Penelitian Terkait Gaya Belajar……….…10


(12)

4. Instrument Pengkajian Gaya Belajar……….12

5. Jenis Gaya Belajar……….13

C. Hasil Belajar………..………22

D. Gaya Belajar dan Hasil Belajar……….…………...…….23

E. Kerangka Teori………..…..……..24

BAB III. KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep……….….….25

B. Definisi Operasional………...…….…..26

BAB IV. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian……….……….…..27

B. Populasi dan Teknik Penentuan Sampel………....…28

C. Kriteria Sampel………..…29

D. Tekhnik Pengumpulan Data………...………...29

E. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen………...…………...30

F. Prosedur Pengumpulan Data………..………...30

G. Pengolahan Data………..……….….31

BAB V. HASIL PENELITIAN A. Gambaran Tempat Penelitian………..…..33

B. Gambaran Umum Responden………..………….…35

C. Gambaran Distribusi Gaya Belajar Responden…….…………...…37

BAB VI. PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden……….……….….39

B. Analisis Univariat……….……….39


(13)

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan………..43

B. Saran ………...43

DAFTAR BAGAN

No Bagan Halaman

II.1. Kerangka

Teori……….……….24

III. Kerangka

Konsep………25


(14)

DAFTAR TABEL

No Tabel Halaman

III. Definisi Operasional……….……….26 V.1. Distribusi Statistik Deskriptif Usia Responden di Program Studi Ilmu

Keperawatan (PSIK) Angkatan 2009-2013 UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Tahun 2014……….………36 V.2. Distribusi Statistik Deskriptif Jenis Kelamin Responden di Program Studi

Ilmu Keperawatan (PSIK) Angkatan 2009-2013 UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Tahun 2014………36 V.3. Distribusi Gaya Belajar VARK di PSIK Angkatan 2009-2013 UIN


(15)

DAFTAR SINGKATAN

VARK : Visual, Auditory Read and Kinesthetic

LSI : Learning Style Inventory

PEPS : Productivity Environmental Preverence Survey


(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Gaya belajar merupakan suatu kombinasi dari bagaimana seseorang menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah informasi. Gaya belajar bukan hanya berupa aspek ketika menghadapi informasi, melihat, mendengar, menulis dan berkata tetapi juga aspek pemrosesan informasi sekuensial, analitik, global atau otak kiri dan otak kanan. Aspek lain adalah ketika merespon sesuatu atas lingkungan belajar yang diserap secara abstrak dan konkret (Hasrul, 2009).

Gaya belajar adalah cara dimana mahasiswa merasa lebih efisien dan efektif dalam proses, mengingat, dan mengulang kembali materi yang sudah dipelajari. Hal ini sudah menjadi perhatian dalam berbagai macam literatur, termasuk juga pada mahasiswa kesehatan. Mahasiswa kesehatan mempunyai pilihan gaya belajar yang unik. Penelitian gaya belajar pada profesi kesehatan terutama di dunia barat, dan paling banyak berfokus pada keperawatan menunjukkan bahwa gaya belajar di kalangan perawat meliputi semua 4 gaya belajar yang ada, yaitu akomodator, assimilator, konvergen dan divergen (Manee et al, 2012).

Gaya belajar penting diketahui baik bagi dosen dan juga mahasiswa. Mahasiswa dengan pengetahuan tentang gaya belajarnya dapat diberdayakan untuk mengidentifikasi dan menggunakan tekhnik belajar terbaik sesuai gaya mereka masing-masing sehingga menghasilkan kepuasan pemahaman belajar yang lebih


(17)

efektif, sedangkan bagi dosen dengan mengetahui gaya belajar mahasiswa, beliau dapat menyesuaikan strategi penyampaian pesan pembelajarannya untuk mengkorelasikan dengan gaya belajar mahasiswa (Samarakoon et al, 2013).

Strategi penyampaian pesan pembelajaran mempunyai peranan yang cukup penting dalam menentukan keberhasilan dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Kualitas proses pembelajaran di perkuliahan akan semakin meningkat jika strategi penyampaian pesan pembelajaran yang diterapkan dosen sesuai dengan karakteristik gaya belajar mahasiswa. Terjadinya kesesuaian antara strategi penyampaian pesan pembelajaran yang diterapkan dosen dengan karakteristik gaya belajar mahasiswa akan berpengaruh terhadap meningkatnya kemampuan mahasiswa dalam menangkap dan memahami pesan pembelajaran yang disampaikan. Meningkatnya kemampuan mahasiswa dalam memahami dan menangkap pesan materi yang diterimanya tercermin pada kemampuan mahasiswa dalam merespon setiap stimulus pesan yang diterimanya. Kemampuan merespon stimulus pembelajaran tersebut ditandai oleh peningkatan rasa keingintahuan (curiousity), tingginya motivasi untuk bertanya, kerajinan dalam mengikuti perkuliahan, dan kemampuan mahasiswa dalam menjawab setiap pertanyaan yang diberikan kepadanya (Muhtadi, 2010).

Fakta yang didasarkan pada studi pendahuluan peneliti dengan metode wawancara pada 5 mahasiswa, peneliti menarik kesimpulan: bahwa mahasiswa kesulitan mempelajari materi pelajaran yang diberikan oleh para dosen. Asumsi terkait masalah ini: mahasiwa mengalami kesulitan dalam memahami materi


(18)

pembelajaran yang diberikan dosen, karena dosen belum menggunakan penyesuaian metode ajar dengan kecenderungan gaya belajar mahasiswa. Kondisi ini terjadi karena dosen belum mengetahui kecenderungan gaya belajar mahasiswa.

Berangkat dari fakta tersebut kiranya peneliti ingin memulai penelitian tentang gambaran gaya belajar mahasiswa PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melalui beberapa aktivitas penelitian, yang nantinya peneliti berharap hasil dari penelitian ini dapat menjadi masukan baik bagi mahasiswa maupun dosen dalam perbaikan efektifitas hasil pembelajaran. Urgensi masalah ini menjadi semakin terasa, mengingat kualitas pembelajaran di perguruan tinggi sangat penting bagi upaya meningkatkan kualitas output perguruan tinggi, sementara peningkatan kualitas pembelajaran tersebut bisa didapatkan dari penyesuaian metode ajar dosen dengan gaya belajar mahasiswa. Lebih dari itu, berbagai persoalan di seputar rendahnya mutu sumber daya manusia (SDM) Indonesia dalam percaturan internasional dapat d dari situasi internal, yaitu dari proses pembelajaran yang merupakan aktivitas utama dalam dunia perguruan tinggi.

B.Rumusan Masalah

Studi pendahuluan peneliti menarik sebuah kesimpulan bahwa mahasiswa kesulitan mempelajari materi pelajaran yang diberikan oleh para dosen. Asumsi terkait masalah ini: dosen belum menggunakan penyesuaian metode ajar dengan kecenderungan gaya belajar mahasiswa. Kondisi tersebut terjadi karena dosen belum mengetahui kecenderungan gaya belajar mahasiswa.


(19)

Berangkat dari fakta tersebut kiranya peneliti ingin memulai penelitian tentang gambaran gaya belajar mahasiswa PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melalui beberapa aktivitas penelitian, yang nantinya peneliti berharap hasil dari penelitian ini dapat menjadi masukan baik bagi mahasiswa maupun dosen dalam perbaikan efektifitas pembelajaran. Urgensi masalah ini menjadi semakin terasa, mengingat kualitas pembelajaran di perguruan tinggi sangat penting bagi upaya meningkatkan kualitas output perguruan tinggi, sementara peningkatan kualitas pembelajaran tersebut, bisa didapatkan dari penyesuaian metode ajar dosen dengan gaya belajar mahasiswa.

C. Batasan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, agar permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini dapat lebih terarah dan tidak terlalu luas jangkauannya, maka perlu adanya pembatasan masalah, yaitu gaya belajar dalam penelitian ini yang dibicarakan adalah gaya belajar VARK yang dibagi menjadi 2 tipe, sebagai berikut gaya belajar unimodal bertipe visual, auditorial, read dan kinestetik; serta gaya belajar multimodal bertipe bimodal, trimodal dan quadmodal.

D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran gaya belajar mahasiswa PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


(20)

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran gaya belajar mahasiswa PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang memiliki gaya belajar unimodal, yaitu visual, auditori, read dan kinestetik.

b. Mengetahui gambaran gaya belajar mahasiswa PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang memiliki gaya belajar multimodal, yaitu bimodal, trimodal dan quadmodal.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi Pendidikan Kesehatan

Hasil penelitian dapat memberikan masukan dalam perbaikan mutu metode pengajaran di institusi pendidikan di bidang kesehatan sehingga melahirkan tenaga kesehatan yang terdidik dan terampil.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi atau gambaran untuk pengembangan penelitian selanjutnya.

3. Bagi Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) UIN Jakarta

Manfaat bagi PSIK UIN Jakarta sebagai acuan untuk pelaksanaan praktik pendidikan keperawatan.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tentang gaya belajar mahasiswa. Adapun tempat Penelitian dilaksanakan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa PSIK angkatan 2009-2013, sedangkan


(21)

sampel diambil dengan tekhnik total sampling. Penelitian dilakukan segera setelah proposal penelitian ini mendapat persetujuan dari dosen pembimbing skripsi. Penulis memilih melakukan penelitian di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta karena UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah tempat dimana penulis menutut ilmu, dan diharapkan hasil dari penelitian ini akan dapat menjadi masukan bagi para dosen dan staff yang bekerja di institusi tersebut diatas. Data dari penelitian ini diperoleh dari kuisioner Visual, Auditori, Read (membaca) dan Kinestetik (VARK) test edisi 7.0 yang diadaptasi dari teori Fleming (2002), dan diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Merupakan kuisioner baku yang sudah digunakan secara internasional, terdiri dari 16 pertanyaan yang bersifat tertutup, masing- masing kuisioner memiliki 4 pilihan jawaban, dan peserta boleh memilih lebih dari 1 pilihan jawaban yang tersedia. Masing – masing pilihan jawaban tersebut mewakili 1 dari 4 pilihan gaya belajar VARK.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Belajar

1. Definisi Belajar

Berikut ini beberapa pendapat para ahli mengenai belajar:

a. Slamento dalam Andriansyah (2010) berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

b. Hilgard dan Bower dalam Andriansyah (2010) mengemukakan bahwa belajar berhubungan dengan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya). c. Gagne dalam Andriansyah (2010) mengemukakan bahwa belajar terjadi

apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya (performa-nya) berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.


(23)

Dari ketiga pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan perilaku dalam diri seseorang yang terjadi dalam jangka waktu tertentu disebabkan oleh pengalaman-pengalaman yang ia dapatkan. Ada 4 fase belajar, diantarnya: pengalaman yang kongkrit, cerminan dari masing-masing individu, menghubungkan dengan pengetahuan selanjutnya dan terakhir mencoba mempraktekkannya di dunia nyata. Berdasar pada tahap belajar tersebut, Masing-masing orang memiliki gaya belajar spesifik yang berlainan satu dengan yang lainnya (French et al, 2007).

2. Proses Belajar Mengajar

Mengajar adalah penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar (JJ. Hasibuan dan Moedjiono, 2002: 3). Menurut Suryosubroto (2002: 19), mengajar pada hakekatnya adalah melakukan kegiatan belajar, sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Suryosubroto (2005) melanjutkan proses belajar mengajar yaitu meliputi kegiatan yang dilakukan guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu yaitu pengajaran. Menurut Martinis Yamin (2007: 59), proses belajar mengajar merupakan proses yang sistematik, artinya proses yang dilakukan oleh guru dan siswa di tempat belajar dengan melibatkan sub-sub, bagian, komponen-komponen atau unsur-unsur yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Hamzah (2009:54) sesuai dengan 4 Pilar UNESCO bahwa dalam proses pembelajaran diperlukan :


(24)

a. Learning to know, yaitu peserta didik akan dapat memahami dan menghayati bagaimana suatu pengetahuan dapat diperoleh dari fenomena yang terdapat dalam lingkungannya.

b. Learning to do, yaitu menerapkan suatu upaya agar peserta didik menghayati proses belajar dengan melakukan sesuatu yang bermakna.

c. Learning to be, yaitu proses pembelajaran yang memungkinkan lahirnya manusia terdidik yang mandiri.

d. Learning to life together, yaitu pendekatan melalui penerapan paradigma ilmu pengetahuan, seperti pendekatan menemukan dan pendekatan menyelidik akan memungkinkan peserta didik menemukan kebahagiaan dalam belajar.

Pengajaran adalah suatu sistem, artinya suatu keseluruhan yang terdiri dari komponen-komponen yang berinterelasi dan berinteraksi antara satu dengan yang lainnya dan dengan keseluruhan itu sendiri untuk mencapai tujuan pengajaran yang ditetapkan sebelumnya (Oemar Hamalik, 2003: 77). Adapun komponen – komponen pembelajaran tersebut meliputi: Tujuan pendidikan dan pengajaran Tujuan pengajaran menurut Oemar Hamalik (2005, 108) adalah sejumlah hasil pengajaran yang dinyatakan dalam artian siswa belajar, yang secara umum mencakup pengetahuan baru, keterampilan dan kecakapan, serta sikap-sikap yang baru yang diharapkan oleh guru dicapai oleh siswa sebagai hasil pengajaran. Oemar Hamalik melanjutkan bahwa tujuan pengajaran adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsung pengajaran. Menurut Martinis Yamin (2007: 147), tujuan


(25)

pembelajaran merupakan sasaran yang hendak dicapai pada akhir pengajaran, serta kemampuan yang harus dimiliki siswa. Tujuan pembelajaran menurut Hamzah, Nina Lamatenggo, dan Satria Koni (2010: 64) adalah arah yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan belajar dan juga mengefisienkan cara yang dilakukan untuk memperoleh hasil pembelajaran yang maksimal. Tujuan pembelajaran biasanya diarahkan pada salah satu kawasan dari taksonomi yang dikenal dengan Taksonomi Bloom. Taksonomi Bloom terdiri dari tiga wilayah yakni wilayah kognitif, afektif, dan psikomotorik (Hamzah, Nina Lamatenggo, dan Satria Koni, 2010: 66).

B. Gaya Belajar

1. Definisi gaya belajar

Menurut James dalam Manee et al (2013) Gaya belajar mengacu pada cara belajar yang paling efisien dan efektif dari seseorang baik dalam segi penerimaan, proses, menyimpan memori dan mengingatnya kembali. Gaya belajar adalah suatu ke-konsistenan dalam hal merespon metode pengajaran atau berinteraksi dengan stimulus di dalam konteks pembelajaran (Loo, 2004). Cavanagh dalam Manee et al mengungkapkan bahwa tidak ada strategi tunggal pembelajaran yang menghasilkan kualitas pembelajaran yang tinggi untuk setiap orang, keterpaduan diantaranya mengefektifkan penerimaan hasil belajar.

Gaya belajar atau learning style adalah suatu cara khusus dan biasa dilakukan seseorang dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap


(26)

melalui belajar atau pengalaman (Sadler-Smith, 2006). Gaya belajar adalah cara seseorang mulai berkonsentrasi, menyerap, memproses, dan menampung informasi yang baru dan sulit (Dunn & Dunn, 2007). Sementara Keefe dalam

Baykan & Nacar (2007) mendefinisikan gaya belajar sebagai, „composite of characteristic cognitive, affective and physiological character that serve as relatively stable indicators of how a learner perceives, interacts with, and

responds to the learning environment’ atau komposisi dari karakteristik kognitif, affektif, karakter psikologi yang menyajikan indikator yang relatif stabil dari bagaimana penerimaan hasil belajar seseorang, berinteraksi dan berespon terhadap lingkungan belajar. Sementara DePorter dalam Muhtadi (2010) mengungkapkan bahwa Gaya belajar merupakan cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang siswa dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, berpikir dan memecahkan soal.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa gaya belajar merupakan cara yang konsisten yang lebih disukai seseorang dalam melakukan kegiatan berpikir, menyerap informasi, memproses atau mengolah dan memahami suatu informasi serta mengingatnya dalam memori. Dengan demikian efektif tidaknya suatu proses pembelajaran akan sangat terkait antara metode dan media pembelajaran yang digunakan guru dengan kecenderungan gaya belajar siswanya.

Teori gaya belajar sering dikaitkan dengan grup professional (Sims and Sims, 2006). Teori yang paling sering diaplikasikan dalam gaya belajar profesi kesehatan adalah siklus belajar eksperiental Kolb yang berdasar pada


(27)

siklus Lewin. Kolb mengusulkan bahwa masing-masing individu memiliki pilihan gaya belajar spesifik pada 4 fase belajar Lewin dan dipengaruhi oleh sifat individu masing-masing (Titiloye and Scott, 2004).

2. Penelitian Terkait Gaya Belajar

Gaya belajar telah diuji secara luas di area pengajaran dan pembelajaran. Adapun beberapa contoh penelitian terkait gaya belajar: Manee et al (2013) melakukan studi tentang Gaya belajar pada mahasiswa kesehatan

menggunakan Kolb‟s Learning Style Inventory menyatakan bahwa kecenderungan gaya belajar mahasiswa kesehatan di Arab adalah Asimilator yang merupakan kombinasi dari Concrete Experience (CE) dan Abstract Conzeptualization (AC); Mohr (2010) meneliti tentang Gaya belajar pada mahasiswa dengan perbedaan budaya menggunakan Kolb’s Learning Style Inventory, menyimpulkan bahwa ada hubungan antara budaya seseorang dengan gaya belajar mereka. AlGhasham (2012) meneliti tentang pengaruh gaya belajar terhadap performa seseorang dalam problem based learning (PBL) menggunakan Felder’s Learning Style Inventory, menyimpulkan bahwa pelajar aktif lebih sering mengemukakan pendapat dan berpartisipasi aktif dalam PBL sementara pelajar reflektif lebih berhati-hati dan aktif mendengarkan pendapat dari peserta PBL lain; Sugahara (2010) melakukan studi penelitian perbandingan antara gaya belajar di Jepang dan Australia menggunakan Kolb’s Learning Style Inventory menyimpulkan bahwa gaya belajar mahasiswa di Australia memiliki kecenderungan Assimilator


(28)

sedangkan gaya belajar mahasiswa di Jepang memiliki kecenderungan gaya belajar Divergen.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gaya Belajar

Menurut Rita Dunn dalam Muhtadi (2010) ada banyak variable yang mempengaruhi cara belajar seseorang diantaranya mencakup faktor-faktor fisik, emosional, sosiologis, dan lingkungan. Sesuai dengan pendapat tersebut, Adi W. Gunawan (2004) menyatakan bahwa pada dasarnya gaya belajar setiap orang merupakan kombinasi dari semua lima gaya belajar berikut ini:

1) Lingkungan : suara, cahaya, temperatur, dan kebiasaan belajar; 2) Emosi : motivasi, keuletan, tanggung jawab, dan struktur; 3) Sosiologi : sendiri, berpasangan, kelompok, tim, dan dewasa; 4) Fisik : cara pandang, pemasukan, waktu, dan mobilitas; 5) Psikologis : global/analitik, otak kiri-kanan, dan implusif/reflektif.

Menurut Erika (2006) gaya belajar seseorang dipengaruhi oleh gender, wanita lebih cenderung memiliki gaya belajar unimodal, sedangkan laki-laki cenderung memiliki gaya belajar multimodal. Nurhayati (2010) menyatakan bahwa perempuan mempunyai kemampuan verbal lebih baik daripada laki-laki baik lisan maupun tertulis. Menurut Dicarlo (2007) wanita cenderung memilih gaya belajar unimodal, dan yang paling dominan diantara gaya belajar yang dipilih tersebut adalah gaya belajar kinestetik. Physlol (2011)

meneliti tentang “Gender Differences in Learning Style Preferences of First


(29)

paling besar di kalangan responden wanita adalah kinestetik yaitu 40% sedangkan gaya belajar visual paling kecil yaitu 0% atau tidak ada peminat. Prajapati dkk (2011) menyatakan bahwa mahasiswa perempuan mempunyai gaya belajar terbanyak adalah auditori.

4. Instrumen Pengkajian pada Gaya Belajar

Ada beberapa instrument untuk mengkaji gaya belajar. :

1) Learning Style Inventory (LSI)

LSI digunakan untuk pelajar pada tingkat 3 sampai 12. Merupakan instrumen yang paling sering digunakan di dalam institusi pembelajaran kesehatan (Fahad et al, 2013). Terdiri dari 23 unsur terkait pilihan lingkungan, emosional, fisik dan sosiologi seperti dijabarkan pada tabel dibawah. Didasarkan pada 104 item pertanyaan kuisioner yang dikembangkan melalui konten dan analisis factor. LSI menggunakan 5 poin skala Likert. Berisi beberapa kunci konsistensi untuk menyatakan keakuratan masing-masing responden yang telah menjawab pertanyaan tersebut. Instrument ini memiliki reliabilitas yang sangat impresif dan validitas yang terprediksi. Data normatif pada LSI diperoleh dengan melakukan uji pada 1.700 pelajar pada tingkat 3 sampai 12 mencakup beberapa daerah dan setting (Kirby, 2009).


(30)

2) Productivity Environmental Preverence Survey (PEPS)

Menurut Dunn, Dunn & Price dalam Manee et al (2013) PEPS adalah LSI versi dewasa. Format dan konstruknya mirip dengan LSI. Data PEPS berasal dari hasil uji 800 orang dewasa yang mencakup beberapa range pekerjaan. Untuk memudahkan interpretasi, rata-rata kelompok dan standar deviasi dirubah ke T score.

3) Visual, Auditori, Read write and Kinestetik (VARK)

Penjelasan tentang kuisioner VARK akan dijelaskan di sub bab selanjutnya.

5. Jenis gaya belajar

Berikut beberapa teori tentang jenis gaya belajar:

1) Teori Reid dalam Muhtadi (2010)

a. Pelajar visual: mereka memilih melihat dalam menulis. b. Pelajar auditori: mereka memilih mendengarkan.

c. Pelajar kinestetik: mereka memilih partisipasi yang aktif dan pengalaman.

d. Pelajar taktil: mereka memilih bekerja dengan tangan mereka sendiri.

e. Pelajar kelompok: mereka memilih belajar atau bekerja bersama yang lainnya.


(31)

2) Teori Felder & Soloman dalam Donald (2004) a. Sensing versus Intuitive.

Membandingkan antara seseorang yang memilih suatu metode pembelajaran yang bersifat kongkrit, praktek nyata dan prosedur, dengan yang memilih belajar dari konsep dan teoritis.

b. Visual versus Verbal:

Membandingkan individu yang menggunakan metode belajar dengan gambar, diagram, atau chart, dengan individu yang memilih menulis dan penjelasan lisan.

c. Active versus Reflektive:

Membandingkan seseorang yang mengggunakan gaya belajar dengan mencoba sesuatu secara langsung dan bekerja secara kelompok dengan seseorang yang memilih untuk berfikir dan bekerja sendiri.

d. Sequential versus Global

Membandingkan antara individu yang memilih gaya belajar secara linear atau bertahap dengan individu yang lebih nyaman belajar semua materi atau keseluruhan secara langsung.


(32)

3) Teori DePorter & Hernacki dalam Muhtadi (2010)

Banyak ciri-ciri yang dapat digunakan untuk mengenali gaya belajar seseorang ditinjau dari modalitas belajar atau preferensi sensori ini. Salah satu pedoman yang dapat digunakan untuk mengenali gaya belajar seseorang dari tinjauan preferensi sensori yaitu ciri-ciri perilaku belajar yang dikemukakan oleh DePorter & Hernacki dalam Muhtadi (2010). Menurut DePorter & Hernacki, beberapa karakteristik juga berdasarkan gaya belajar:

a. Gaya Visual.

a) Rapi dan teratur dalam segala hal; b) Biasa berbicara dengan cepat;

c) Memiliki kemampuan sebagai perencana yang baik; d) Teliti dan detail dalam mengerjakan sesuat;

e) Mementingkan penampilan, pakaian danpresentasi; f) Pengeja yang baik;

g) Dapat melihat kata-kata dalam pikiran mereka; h) Lebih banyak mengingat dari apa yang dilihat;

i) Biasa mengingat dengan menggunakan cara asosiasi visual; j) Saat belajar biasanya tidak terganggu oleh adanya keributan; k) Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal; l) Mudah mengingat sesuatu yang ditulis;


(33)

n) Pembaca yang cepat dan tekun;

o) Lebih suka membaca sendiri dari pada dibacakan; p) Waspada sebelum secara mental merasa pasti;

q) Mencoret-coret tanpa arti selama berbicara di telepon; r) Mudah lupa jika disuruh menyampaikan pesan verbal; s) Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat; t) Lebih suka melakukan demonstrasi daripada berpidato; u) Lebih suka seni daripada music;

v) Sering kali mengetahui apa yang harus dikatakan, w) Tidak pandai memilih kata-kata.

b. Gaya Auditorial

a) Sering membunyikan atau mengucapkan tulisan di buku dengan keras saat Membaca;

b) Mudah terganggu oleh keributan saat belajar; c) Berbicara dengan diri sendiri saat bekerja;

d) Senang membaca dengan keras dan mendengarkan;

e) Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama, dan warna suara;

f) Merasa kesulitan dalam menulis tetapi hebat dalam bercerita; g) Berbicara dengan irama yang terpola;

h) Biasanya pembicara yang fasih; i) Lebih suka musik daripada seni;


(34)

j) Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat;

k) Suka berbicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu secara panjang lebar;

l) Mempunyai masalah dalam hal pekerjaan yang melibatkan visualisasi;

m)Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya; n) Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik.

c. Gaya Kinestetik

a) Berbicara dengan perlahan; b) Menanggapi perhatian fisik;

c) Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka; d) Berdiri dengan dekat saat berbicara dengan orang; e) Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak; f) Mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar; g) Belajar melalui memanipulasi dan praktik;

h) Menghapal dengan cara berjalan dan melihat;

i) Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca; j) Banyak menggunakan isyarat tubuh;

k) Tidak dapat diam untuk waktu lama; l) Sulit mengingat geografi;


(35)

4) Teori Jester dalam Donald (2004)

Konsep Jester memuat 4 pilihan gaya belajar yang saling terkait:

a. Visual verbal: seseorang yang meyukai gambar, diagram dan chart tetapi lebih efektif apabila mereka belajar dengan menulis semua penjelasan yang mereka pelajari.

b. Visual nonverbal: adalah seseorang seseorang yang hanya efektif belajar dengan gambar dan diagram serta tidak memilih atau meyukai pembelajaran verbal.

c. The Tactile kinesthetic: adalah seseorang yang apabila mereka menyukai metode pembelajaran bekerja dengan tangan, mereka menyukai pembelajaran yang aktif.

d. Auditory Verbal: adalah seseorang yang dapat menyerap materi dengan metode pembelajaran verbal namun lebih efektif ketika mereka mendengarkan penjelasan materi tersebut daripada hanya membacanya saja.

5) Teori Fleming dalam Manee et al (2013)

Salah satu kategori gaya belajar yang berdasarkan modalitas sensorik, adalah gaya belajar Visual, Auditori, Read (membaca) dan Kinestetik (VARK) yang dikembangkan oleh Neil D Fleming (1992). Model VARK Neil Fleming adalah salah satu representasi paling populer pada tahun 1987. Fleming mengembangkan suatu


(36)

inventarisasi yang dirancang untuk membantu siswa dan yang lainnya belajar lebih lanjut tentang pilihan gaya belajar individual mereka. Dalam model Fleming, yang disebut gaya belajar VARK, peserta didik diidentifikasi apakah mereka memiliki gaya belajar visual (gambar, film , diagram), belajar auditori (musik, diskusi, ceramah), membaca dan menulis (membuat daftar, membaca buku, mencatat), atau belajar kinestetik (gerakan, eksperimen, kegiatan tangan). Adapun penjelasan masing-masing gaya belajar:

a. Pelajar Visual

Siswa yang gaya belajarnya visual menyukai penggunaan gambar, simbol, grafik, diagram alir, poster, slide dan peta konsep. Mereka menyukai apabila diberi soal yang meminta mereka menggambar, membuat diagram atau mendeskripsikan penampakan sesuatu. Pelajar visual belajar terbaik dengan melihat tampilan seperti, handout dan video. Orang-orang yang lebih memilih jenis pembelajaran ini, lebih suka melihat informasi yang disajikan dalam visual daripada dalam bentuk tertulis.

b. Pelajar Auditori

Pelajar ini belajar terbaik dengan mendengar informasi. Mereka cenderung untuk mendapatkan banyak materi perkuliahan dan pandai mengingat hal-hal lewat suara.


(37)

c. Pelajar Membaca dan Menulis

Pelajar ini lebih memilih untuk menerima informasi yang ditampilkan sebagai kata-kata. Materi pembelajaran terutama berbasis teks yang sangat disukai oleh pelajar ini.

d. Pelajar Kinestetik

Kinestetik (atau taktil). Peserta didik ini belajar terbaik dengan menyentuh dan melakukan. Pengalaman Hands-on penting untuk pelajar kinestetik.

Gaya belajar VARK yang dikembangkan oleh Fleming ini pada dasarnya merupakan pengembangan dari gaya belajar visual, audiotri dan kinesthetic (VAK) yang diciptakan pada tahun 1970 an oleh Bandler dan Ginder (Prashnig, 2007). Hasil penelitian Fleming (2006) menunjukan terdapat perbedaan yang nyata ketika siswa yang gaya belajarnya visual menggunakan teks tertulis dan diagram atau peta. Dua kecenderungan gaya belajar ini tidak selalu ditemukan pada orang yang sama. Oleh karena itu Fleming kemudian mengembangkan gaya belajar VAK dengan menambahkan satu gaya belajar lagi, yaitu read write, sehingga namanya berubah menjadi visual, auditori, read write, (membaca menulis) dan kinestetik atau yang disingkat dengan VARK.


(38)

Gaya belajar ini, dibagi menjadi dua sub besar yaitu unimodal dan multimodal. Gaya belajar unimodal dibagi menjadi tiga sub kelompok, yaitu mild, strong dan very strong. Demikian pula gaya belajar multimodal dibagi tiga sub kelompok, yaitu bimodal, untuk yang memiliki dua preferensi, trirmodal untuk yang memiliki tiga preferensi, dan quadmodal untuk yang memiliki empat preferensi. Gaya balajar bimodal misalnya kombinasi visual kinestetik. Gaya belajar trimodal misalnya kombinasi read/write-audiotori-kinestetik. Gaya belajar quadmodal merupakan kombinasi keempat gaya belajar misalnya read/write-viasual-kinetsteti-auditori.

Untuk mengidentifikasi gaya belajar Fleming mengembangkan instrument VARK yang disebut the VARK Questionnaire. Kuesioner ini terus menerus dikembangkan dan sekarang versi terbaru adalah The VARK Questionnaire Version 7.0 (Fleming, 2008). Menurut Fleming dan Baume (2006), kuesiner VARK bukan untuk mendiagnosis, mengukur atau mengkotak kotakan inidvidu ke dalam gaya belajar tertentu, melainkan sebagai suatu katalis untuk metakognisi, refeleksi dan bahan diskusi untuk memperbaiki proses pembelajaran.

Kuesioner VARK berisi 16 item penyataan yang merefleksikan situasi dalam kehidupan sehari hari. Kuesioner ini sengaja dibuat pendek untuk menghindari kelelahan reponden dalam mengisi kuesioner. Pada setiap nomor disediakan empat pilihan jawaban,


(39)

dimana setiap jawaban berkaitan dengan satu macam gaya belajar (V, A, R, atau K). Dalam mengisi kuesioner VARK responden diperbolehkan memilih lebih dari satu jawaban untuk setiap pertanyaan atau mengabaikan pertanyaan yang sama sekali tidak sesuai. Jumlah pertanyaan yang diabikan sebaiknya tidak lebih dari dua karena akan membuat hasil menjadi bias.

C. Hasil belajar

Bloom dalam Sardiman (2004) merumuskan tiga domain hasil belajar atau yang dikenal dengan istilah taksonomi Bloom, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Masing-masing domain ini dirinci lagi menjadi beberapa tingkat kemampuan (level of competence). Domain kognitif terbagi menjadi: pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application), menguraikan (analysis), menyusun kembali (synthesis), dan menilai (evaluation). Domain afektif menurut Bloom dalam Sadirman (2004) terdiri dari penerimaan (receiving), merespon (responding), menghargai (valuing), mengorganisasi (organizing), dan karakterisasi (characterization). Domain psikomotor terdiri dari tingkat permulaan (initiatory level), tingkat prarutin (preroutine level), dan tingkat rutin (routinized level).

Kemudian Anderson dan Krathwohl dalam Pickard (2007) merevisi pendapat Bloom dengan memisahkan dimensi pengetahuan (knowledge), dan dimensi proses kognitif (cognitive process). Dimensi pengetahuan dikelompokkan ke dalam empat kelompok yaitu faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif.


(40)

Dimensi proses kognitif terdiri dari: mengingat (remember), memahami (understand), menerapkan (applying), menganalisis (analyze), menilai (evaluate) dan mencipta (create).

D. Gaya Belajar dan Hasil Belajar

Pengetahuan tentang gaya belajar dapat membantu para dosen untuk menciptakan lingkungan belajar yang bersifat multi-indrawi, yang melayani sebaik mungkin kebutuhan individual setiap mahasiswa. Dengan memanfaatkan konsep keberagaman dan menerima gaya yang berbeda, para guru menjadi lebih efektif dalam menentukan strategi-strategi pengajaran dan siswa akan menjadi pelajar yang lebih percaya diri dan lebih puas dengan kemajuan belajar mereka (Prashing, 2007).

Miller (2007) menemukan bahwa skor ujian (kognitif) dan skor sikap (afektif) akan lebih tinggi secara signifikan ketika penyampaian bahan pelajaran disesuaikan dengan gaya belajar siswa. Hayes dan Allison dalam Brown et, al (2008) berpendapat bahwa hal ini hanya terjadi pada sekolah-sekolah kejuruan. Sementara itu, Baykan dan Nacar (2007) membandingkan prestasi belajar siswa yang gaya belajarnya unimodal dan multimodal. Hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan hasil belajar yang signifikan diantara keduannya.

Untuk lebih memudahkan dalam memahami hubungan antara hasil belajar dengan gaya belajar, berikut ini penulis sajikan skema hubungan tersebut dalam bentuk kerangka teori.


(41)

E. Kerangka Teori

Gaya belajar adalah cara belajar yang paling efisien dan efektif dari seseorang baik dalam segi penerimaan, proses, menyimpan memori dan mengingatnya kembali. Dengan memanfaatkan konsep keberagaman gaya belajar yang berbeda dari murid, para guru menjadi lebih efektif dalam menentukan strategi-strategi pengajaran dan siswa akan menjadi pelajar yang lebih efektif dan efisien dalam penerimaan hasil pembelajaran. Adapun kerangka teori dari penelitian ini mengadopsi dari penelitian Duman (2010).

Bagan 2.1. Kerangka Teori

(Hasrul, 2009); (Loo, 2004); (Sadler-Smith, 2006); (Samarakoon, 2012); Slamento dalam Andriansyah (2010); (Suryosubroto, 2005); Gagne dalam Andriansyah (2010)


(42)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Penelitian ini didasarkan pada teori Fleming (2002), gaya belajar seseorang terbagi menjadi empat area yaitu Visual, Auditori, Read atau Write dan Kinestetik (VARK) yang secara mutlak dipengaruhi oleh stimulus fisik yang disebut otak. Fleming mengungkapkan bahwa penyesuaian metode pembelajaran dengan gaya belajar murid akan menghasilkan pemahaman belajar yang lebih baik, efektif dan efisien. Berikut di bawah ini kerangka konsep dari penelitian ini:

Bagan 2.2. Kerangka Konsep

Gambaran Gaya Belajar 1. Visual

2. Auditori 3. Read 4. Kinestetik


(43)

B. Definisi Operasional

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda maka diperlukan penjelasan mengenai beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian melalui definisi operasional.

Tabel 3. Definisi Operasional

No Variable Definisi operasional

Alat ukur Kategori Hasil ukur Skala 1 Gaya

belajar

Gaya belajar: adalah cara dimana mahasiswa merasa lebih efisien dan efektif dalam proses, mengingat dan mengulang kembali materi yang sudah dipelajari. Mengguna-kan Kuisioner VARK test edisi 7.0. Terdiri dari 16 pertanyaan. Unimodal terdiri dari: visual, auditori, read (membaca) dan kinestetik. multimodal terdiri dari: bimodal,

trimodal dan quadmodal.

Gaya belajar VARK dibagi menjadi 2 kelompok besar. Yaitu unimodal: hanya

menggunakan satu gaya. Multimodal: menggunakan lebih dari 1 gaya.

Unimodal: bila hanya ada pilihan 1 gaya belajar (visual, auditori, read atau kinestetik) yang skornya paling dominan

Multimodal: bimodal= bila ada 2 gaya belajar yang skornya paling dominan; trimodal= bila ada 3 gaya belajar yang paling dominan,

quadmodal= bila 4 gaya belajar yang skornya dominan (Vark test edisi 7.0)

Nomi-nal


(44)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Penelitian ini memaparkan fenomena yang terdapat pada subyek penelitian tanpa meneliti justifikasi bagaimana atau mengapa fenomena itu terjadi serta tidak ada analisis hubungan antar variabel, tidak ada variabel bebas dan terikat. Hanya memiliki satu variabel, bersifat umum dan yang membutuhkan jawaban kapan, dimana, berapa banyak, siapa, serta analisis yang digunakan adalah tekhnik analisis deskriptif (Aziz, 2007; Dharma, 2011).

Penelitian deskriptif ini merupakan penelitian survei. Penelitian yang digunakan untuk mengukur gejala-gejala yang ada tanpa menyelidiki mengapa gejala-gejala tersebut terjadi, dan menggunakan data hasil penelitian untuk pemecahan masalah (Umar, 2011). Penelitian survei dapat dilakukan pada seluruh populasi, dinamakan penelitian sensus dan sebagian dari populasi, dinamakan survei sampel. Penelitain survei dapat dilakukan untuk meneliti hal-hal yang dapat diamati oleh mata secara langsung (survey of tangibles), dan sebaliknya (survey of in tangibles). Berdasarkan jenis data yang diambil, penelitian ini merupakan penelitian census of in tangibles, yaitu penelitian yang datanya didapat dari keseluruhan populasi berupa persepsi dan tidak bisa dilihat dengan kasat mata (Arikunto, 2010).


(45)

B. Populasi dan Teknik Penentuan Sampel a. Populasi

Menurut Sugiyono (2004), populasi adalah objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa program studi ilmu keperawatan (PSIK) Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta yang masih aktif menjadi mahasiswa angkatan 2009 – 2013 yang berjumlah 235 mahasiswa.

b. Sampel

Sampel merupakan bagian dari polulasi. Adapun pengambilan sampel minimum dalam penelitian ini digunakan rumus Slovin dalam Setiadi (2007) dan menggunakan tekhnik simple random sampling. Tehknik simple random sampling ini adalah pengambilan sampling yang dilakukan secara acak. Caranya adalah dimasukkan semua nama orang yang termasuk dalam populasi diletakkan dikotak, setelah semuanya terkumpul, baru kita ambil beberapa jumlah bagian untuk dijadikan sampel. Adapun penghitungan sampel adalah sebagai berikut:

Keterangan: N = Besar Populasi


(46)

n = Jumlah sampel minimum

d = Tingkat kepercayaan yang digunakan (Solvin dalam Setiadi 2007)

= 148 C. Kriteria Sampel

Kriteria sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mahasiswa PSIK angkatan 2009-2013 yang masih aktif menjadi

mahasiswa.

2. Bersedia menjadi responden. D. Teknik Pengumpulan Data

Data dari penelitian ini diperoleh dari kuisioner Visual, Auditori, Read (membaca) dan Kinestetik (VARK) test edisi 7.0 yang diadaptasi dari teori Fleming (2002). Merupakan kuisioner baku yang sudah digunakan secara internasional, diberikan kepada mahasiswa yang berkuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terdiri dari 16 pertanyaan yang bersifat tertutup, masing- masing kuisioner memiliki 4 pilihan jawaban, dan peserta boleh memilih lebih dari 1 pilihan jawaban yang tersedia. Masing – masing pilihan jawaban tersebut mewakili 1 dari 4 pilihan gaya belajar VARK. Penelitian berfokus pada mahasiswa pendidikan S1 Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Adapun pelaksanaannya adalah segera setelah proposal penelitian disetujui oleh dosen pembimbing skripsi.


(47)

E. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Kuisioner ini belum divalidasi secara statistic. Peneliti di bidang pendidikan telah mencoba menemukan cara untuk memvalidasi VARK. Sayangnya, mereka belum mampu menemukan metode statistik yang memuaskan yang memvalidasi model empat faktor yang merupakan dasar dari VARK. Untuk mengatasi masalah ini, pencetus kuesioner meminta setiap orang yang menyelesaikan kuesioner di situs web mereka (http://www.vark-learn.com/english/index.asp) untuk memberikan informasi tentang diri mereka sendiri. Kebanyakan dilakukan. Satu pertanyaan menanyakan apakah profil VARK mereka sesuai persepsi mereka tentang preferensi mereka untuk belajar. Pilihan tersebut adalah ”cocok”, “tidak tahu” dan “tidak cocok”. Persentase untuk mereka yang berusia 19 atau lebih tua adalah sebagai berikut: cocok = 58%, tidak tahu = 38%, dan tidak cocok = 4%. Meskipun persepsi diri ini tidak selalu dapat diandalkan, hasil ini mendukung nilai kuesioner VARK. Kuisioner VARK ini diterjemahkan oleh pusat bahasa, uji validitas konten telah dilakukan oleh pusat bahasa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

F. Prosedur Pengumpulan Data

Proses-proses dalam pengumpulan data pada penelitian melalui beberapa tahap yaitu:

1. Membuat surat perizinan untuk mengadakan penelitian di kampus 2. Meminta perizinan untuk mengadakan penelitian di kampus


(48)

3. Setelah mendapat perizinan, mencari hari dan waktu yang tepat untuk melakukan penelitian.

4. Memasuki kelas calon responden dan menjelaskan mengenai tujuan dan manfaat penelitian.

5. Memberikan lembar persetujuan (inform consent), memberikan kuisioner gaya belajar visual, auditori, read, dan kinestetik (VARK) test untuk ditanda tangani oleh calon responden apabila setuju menjadi responden penelitian. 6. Memberikan penjelasan kepada responden tentang cara pengisian kuisioner. 7. Memberikan kesempatan kepada responden untuk bertanya kepada peneliti

apabila ada yang tidak jelas dengan kuisioner.

8. Memberikan waktu kepada responden untuk mengisi kuisioner. 9. Responden menyerahkan kembali.

G. Pengolahan Data

Kuisioner yang memenuhi syarat pengisian kemudian dilakukan identifikasi selanjutnya melalui pengolahan data agar data tersebut tidak hanya dapat dipahami oleh peneliti namun juga oleh pembaca. Dalam proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh, diantaranya:

1. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.


(49)

2. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan computer. Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variable.

3. Scoring

Tahap ini meliputi masing-masing pertanyaan dan penjumlahan hasil scoring dari semua pertanyaan.

4. Entry Data

Data entri adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel kontingensi.

5. Cleaning Data

Cleaning data merupakan kegiatan memeriksa kembali data yang sudah di entry, apakah ada kesalahan atau tidak. Kesalahan mungkin terjadi pada saat meng-entry data ke komputer.

6. Melakukan Tekhnik Analisis

Dalam melakukan tekhnik analisis, khususnya terhadap data penelitian akan menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak dianalisis. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dimana


(50)

akan menggunakan analisis deskriptif. Tekhnik analisis deskriptif berfungsi untuk meringkas, mengklasifikasikan dan menyajikan data. Analisis ini merupakan langkah awal untuk melakukan analisis dan uji statistik lebih lanjut.

H. Analisis Data

Data dari penelitian ini dianalisa dan ditampilkan dengan presentasi dalam bentuk tampilan tabel, dan diagram batang yang menggambarkan frekuensi gaya belajar mahasiswa PSIK. Adapun variable yang akan ditampilkan adalah gaya belajar mahasiswa, yang terbagi menjadi 2 aspek yaitu unimodal (visual, auditori, read atau kinestetik) dan multi modal (bimodal, trimodal atau quadmodal).


(51)

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Tempat Penelitian

a. Sejarah PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dalam upaya memenuhi kebutuhan terhadap pendidikan tinggi yang sesuai dengan tuntutan masyarakat, Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta mulai membuka program studi baruuntuk mendukung perkembangan UIN dalam mengintegrasikan ilmu keislaman dengan ilmu-ilmu umum. Untuk mempercepat pengintegrasian tersebut, siding senat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 30 Desember 2002 mempertimbangkan pentingnya pembukaan program studi baru dalam bidang kedokteran dan kesehatan. Pendirian Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) dimaksudkan untuk menjawab tantangan dalam mewujudkan konsep Indonesia sehat 2010 yang dicanangkan pemerintah yang membutuhkan banyak tenaga dokter, apoteker, perawat dan tenaga kesehatan masyarakat.

FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun akademik 2005-2006 memiliki empat program studi, yaitu Program Studi Kesehatan Masyarakat (PSKM), Program Studi Farmasi (PSF), Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD), Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK). Proses pendirian PSIK dipimpin oleh dekan FKIK dengan anggota ibu Tien Gartinah MN.


(52)

b. Tujuan PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 1. Tujuan Umum

Menghasilkan profesi Ners (Ns) dengan kualifikasi akademik Sarjana Keperawatan yang beriman dan bertaqwa, berintegritas tinggi, mempunyai keunggulan yang kompetitif dalam persaingan global serta mampu mengintergasikan ilmu keperawatan dengan ilmu pengetahuan islam sehingga mampu berkontribusi dalam peningkatan kualitas derajat kesehatan bangsa Indonesia.

2. Tujuan Khusus

1) Memiliki sikap professional dan Islami; 2) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan;

3) Mampu mengelola pelayanan keperawatan ruang rawat inap;

4) Mampu melaksanakan penelitian sederhana;

5) Mampu berperan sebagai pendidik tenaga keperawatan yang berada di ruang lingkup tanggung jawabnya.

c. Kurikulum PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menggunakan kurikulum nasional yang berbasis kepada kompetensi, yaitu kompetensi dasar, utama dan pendukung


(53)

d. Tahap Akademik PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pada tahap akademik mempunyai beban studi sebanyak 151 SKS yang diselesaikan dalam 8 semester.

e. Tahap Profesi PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pendidikan profesi keperawatan dilaksanakan setelah menempuh tahap akademik, bobot 25 SKS yang ditempuh dalam 2 semester.

B. Gambaran Umum Responden

Penelitian ini menyajikan hasil penelitian data tentang gaya belajar mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Jumlah sampel minimal adalah 148 mahasiswa. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2009-2013. Responden dalam penelitian ini berusia rata-rata 17-23 tahun yang dominan adalah perempuan. Berikut tabel karakteristik responden:


(54)

Tabel 5.1.

Distribusi Statistik Deskriptif Usia Responden di Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) Angkatan 2009-2013 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014

Berdasarkan data tabel diatas didapatkan bahwa rentang usia mahasiswa PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2009-2013 adalah berkisar antara 17-23 tahun. Dimana usia 19 tahun merupakan populasi terbanyak sebesar 36,8%

Tabel 5. 2.

Distribusi Statistik Deskriptif Jenis Kelamin Responden di PSIK Angkatan 2009-2013 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar mahasiswa PSIK adalah perempuan, yaitu sebesar 94,3% dari 106 mahasiswa.

Usia N %

17 1 .9

18 21 19.8

19 39 36.8

20 20 18.9

21 17 16.0

22 7 6.6

23 1 .9

Total 106 100.0

Jenis Kelamin N % Laki-laki 6 5.7 Perempuan 100 94.3 Total 106 100.0


(55)

C. Gambaran Distribusi Gaya Belajar Responden

Dari 148 kuisioner yang dibagikan, terdapat 42 kuisioner yang tidak dapat dianalisis karena berbagai alasan, sebagian besar karena tidak valid dalam pengisian. Sejumlah 106 kuisioner lainnya dianalisis dan diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 5.3.

Distribusi Gaya Belajar VARK di PSIK Angkatan 2009-2013 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014

Gaya Belajar Jumlah Persen(%) Unimodal (V, A, R,

ATAU K) 95 89.6

Multimodal (Bimodal) 11 10.4

Total 106 100.0

Gaya Belajar Jumlah Persen (%)

Unimodal

V 15 14.2

A 28 26.4

R 24 22.6

K 29 27.4

Multimodal

VA 1 .9

VR 1 .9

VK 1 .9

AR 2 1.9

AK 3 2.8

RK 2 1.9


(56)

Berdasarkan tabel 5.2, didapatkan bahwa sebagian besar mahasiswa menunjukkan gaya belajar unimodal, yaitu sebanyak 89,6% atau 95 orang, sedangkan sisanya sebanyak 14,2% menunjukkan gaya belajar multimodal.


(57)

BAB VI PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran gaya belajar mahasiswa PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Melibatkan 148 responden dengan media kuisioner gaya belajar VARK test edisi 7.0 yang telah dipergunakan secara internasional dan teruji baik validitas maupun reliabilitasnya. Sejumlah 106 kuisioner diantaranya dinyatakan valid dalam pengisian serta dapat dianalisis.

Kararteristik 106 responden yang diteliti didapatkan bahwa umur mahasiswa PSIK Angkatan 2009-2013 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah 17-23 tahun. Responden wanita berjumlah 100 mahasiswa (94,6%), dan responden berjenis kelamin laki-laki 6 mahasiswa (5,8%). Responden berjenis kelamin wanita lebih dominan dibandingkan responden berjenis kelamin laki-laki.

Mahasiswa angkatan 2009-2011 belajar menggunakan sistem Satuan Kredit Semester (SKS) sedangkan angkatan 2012 dan 2013 belajar menggunakan sistem modul. Menurut Suryo dalam Tanta (2010) sistem SKS adalah suatu sistem pembelajaran memungkinkan mahasiswa untuk memilih sendiri mata kuliah yang akan ia ambil dalam satu semester. Seorang pelajar dikatakan lulus apabila telah menyelesaikan jumlah sks tertentu. Sistem modul adalah bahan ajar cetak yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta belajar. Di dalamnya terdapat petunjuk untuk belajar sendiri. Artinya pembelajar dapat melakukan kegiatan belajar mandiri tanpa mengalami banyak kesulitan.


(58)

B. Gaya Belajar Responden

Hasil pengolahan data melalui perangkat lunak computer Statistic Package for the Social Science (SPSS edisi 20) menunjukkan bahwa responden memiliki variasi gaya belajar meliputi 4 gaya belajar visual, auditory, read, dan kinesthetic (VARK) baik unimodal maupun multimodal (bimodal). Gaya belajar unimodal terdapat 95 mahasiswa (89,4%). 11 mahasiswa (10,6%) memiliki gaya belajar multimodal. gaya belajar unimodal lebih dominan repndennya dari gaya belajar multimodal.

Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian Rika (2012). Penelitian tersebut adalah tentang hubugan gaya belajar dan prestasi belajar mahasiswa di Universitas Lampung Fakultas Kedokteran. Jumlah responden 51 laki- laki dan 111 lainnya adalah perempuan. Menyatakan bahwa gaya belajar terbanyak dalam kalangan mahasiswa tersebut adalah unimodal yaitu berjumlah 140 atau 86,2%, sedangkan sisanya sebanyak 22 atau 13,8% responden memiliki gaya belajar multimodal.

Hasil penelitian ini hampir menunjukkan kesamaan karena adanya kesamaan karakteristik responden. Kesamaan ini terdapat pada jenis kelamin responden yang dominan adalah perempuan. Adapun teori yang mendukung hasil penelitian ini adalah pernyataan Erika (2007) yang menyatakan bahwa mahasiswa perempuan akan secara dominan memiliki gaya belajar unimodal karena mereka cenderung sulit untuk beradaptasi dengan metode pembelajaran yang


(59)

berganti-ganti atau bervariasi dan cenderung menyukai penyampaian materi pembelajaran dengan hanya satu metode.

Hasil penelitian ini mengidentifikasi pula, bahwa gaya belajar unimodal yang paling dominan adalah kinestetik. Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian Lena (2012) di Mid Sweden University tentang perbandingan antara gaya belajar mahasiswa keperawatan dan mahasiswa keguruan menyatakan bahwa mahasiswa keperawatan cenderung memiliki gaya belajar kinestetik. Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda karena adanya kesamaan karakteristik respondennya: berasal dari jurusan atau bidang yang sama, yaitu keperawatan.

Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Prajapati dkk (2011) di Universitas Negri Yogyakarta (UNY) yang menyatakan bahwa mahasiswa perempuan mempunyai gaya belajar terbanyak adalah auditori. Perbedaan ini bisa terjadi kemungkinan karena adanya perubahan kebiasaan belajar pada mahasiswa keperawatan, karena pada dasarnya gaya belajar juga dapat terbentuk karena perubahan kebiasaan belajar dalam waktu yang lama. Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan lebih banyak belajar berupa praktek keperawatan. Praktek keperawatan ini yang membiasakan mereka untuk mencoba mempraktekkan semua ketrampilan baru yang diajarkan oleh dosen. Ini sesuai dengan gaya belajar kinestetik yaitu belajar melalui praktek.

C. Keterbatasan Penelitian

Kuisioner dari penelitian ini belum divalidasi secara statistik dan ini merupakan keterbatasan penelitian ini. Peneliti di bidang pendidikan telah


(60)

mencoba untuk menemukan cara untuk memvalidasi VARK. Sayangnya, mereka belum mampu menemukan metode statistik yang memuaskan yang memvalidasi model empat faktor yang merupakan dasar dari VARK.


(61)

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

a. Karakteristik responden mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah: responden berusia 17-23 tahun. Responden perempuan lebih dominan yaitu 100 responden, sedangkan responden laki-lakinya lebih kecil yaitu 6 responden.

b. Gambaran gaya belajar mahasiswa PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah bevariasi meliputi semua gaya belajar visual, auditori, read dan kinestetik baik unimodal maupun multimodal. Gaya belajar paling dominan adalah gaya belajar unimodal sebesar 89,4%, dari gaya belajar unimodal yang paling dominan adalah gaya belajar kinestetik sebesar 27,4%.

B. Saran

Setelah melakukan penelitian merekomendasi beberapa hal yaitu: a. Bagi Mahasiswa PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Bagi mahasiswa PSIK disarankan untuk belajar sesuai gaya belajarnya masing-masing agar hasil belajar yang diperoleh lebih maksimal.

b. Bagi Dosen PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Bagi dosen PSIK disarankan untuk membuat suatu inovasi metode pengajaran yang mampu menampung variasi gaya belajar mahasiswa, sehingga hasil belajar yang didapatkan lebih optimal.


(62)

c. Bagi Peneliti lain

Peneliti selanjutnya diharapkan menggunakan desain penelitian yang lebih mendalam misalnya case control yang membahas tentang hubungan antara gaya belajar, metode pengajaran tertentu dan prestasi belajar mahasiswa.


(63)

DAFTAR PUSTAKA

AlGhasham A. (2012). Effect of student‟s learning style on classroom performance in problem-based learning, Medical Teacher.

Adriansyah. (2010). Hubungan antara gaya belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ips SMP islam YKS Depok.

Alimul A. (2008). Metode Penelitian Keperawatan dan Tekhnik Analisis Data, Cetakan 3, Salemba Medika, Jakarta; h. 107-110.

Arikunto S. (2010). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Cetakan 11, h. 234-236. Baykan Z, Nacar M. (2007). Learning style of first-year medical students attending Erclyes

University in Kayseri Turkey. Adv Physial Educ, 31(2):158-160.

Cole, M, et al. (2005). The Development of Children. Worth Publishers. New York:

DePorter et al. (2005). Hernacki terjemah Alwiyah Abdurrahman. Quantum Learning membiasakan nyaman dan menyenangkan (Bandung: Kaifa).

DiCarlo. (2007). Advanced in Physiology Education. Vol. 31 no. 153-157

Effendy, Sofyan. (2006). Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES. Cetakan 18, h. 140-143. Erika A. 2006. Advanced in Physiology Education. Vol. 31 no. 153-157.

Fleming N. (2008). Teaching and Learning Style: VARK strategies. N. D. felming. Christchurch (NZ).

French G et al. (2007). Learning style preferences of Australian occupational therapy student.

Austral Occup Ther J54(SI): S58-S65.

Gunawan, Adi. (2004). Genius Learning Strategy: Petunjuk Praktis Untuk Menerapkan Accelerated Learning. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Cet. 2.

Hasrul. (2009). Pemahaman Tentang Gaya Belajar. Jurnal Medtek. Vol 1, no 2. Kirby, P. (2009). Cognitive Styles, Learning Style and Transfer Skill. Columbus. Lena. (2012). Learning Style Differences between Nursing and Teaching Students in

Sweden: A Comparative Study. International Journal of Higher Education. Mid Sweden University.

Loo, R. (2004). A meta-analytic examination of Kolb‟s learning style preferences among business major. Journal of Education for Business 77(5), 252-256.

Manee et al. (2012). Learning style of alliaed health sciences student at Kuwait University.


(64)

Margiono, S. (2007). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Cetakan 6, h. 121

Mohr T. (2010). Cultural determinants of learning style preferences. Academy of Management Learning & Education 9(4): 622-637.

Physlol. (2011). Gender Differences in Learning Style Preferences of First Year Medical Students.

Prashnig, Barbara. (2006). Learning Style in Action. MPG books.

Rika L. (2012). Hubungan Gaya Belajar dan Prestasi Belajar Mahasiswa. Department of Medical Education. Lampung University Faculty of Medicine.

Richard J. (2010). Learning style instrument: reason why research evidence might have a weak influence on practicioner choice. No 15: 119-129.

Romi. (2013). Internet. Gaya Belajar. Yogyakarta:

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/GAYA%20BELAJAR.pdf

Samarakoon et al. (2013). learning style and approaches to learning among medical undergraduates and postgraduates. BMC medical student, 13:42.

Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Surabaya.

Sims R, Sims S. (2006). Learning Style and learning: A key to meeting the accountability demands in education. Nova Science Pub Inc, Hauppauge NY.

Sugahara, Satoshi. (2010). the role of cultural factors in the learning style preferences of accounting students: a comparative study between Japan and Australia. Accounting Education: an international journal 19, no.3, 235-255.

Sugiyono. (2007). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sujarwo, Delnitawati. (2012). Internet. Pengaruh Metode Pembelajaran dan Gaya Belajar

terhadap Prestasi Mahasiswa. Medan:

http://www.umnaw.ac.id/wp-content/uploads/2013/01/LAPORAN-SUJARWO.pdf

Tanta. (2010). Pengaruh gaya belajar terhadap hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah biologi umum program studi pendidikan biologi universitas cendrawasih, Jurnal Kependidikan Dasar vol.1 no.1.

Titiloye VM, Scott AH. (2004). Occupational therapy students‟ learning styles and application to professional academic training. Occup Ther Health Care 15(1-2): 145-155.

Umar H. (2011). Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Rajawali Pers. Cetakan 11. h. 22-23.


(1)

ganti atau bervariasi dan cenderung menyukai penyampaian materi pembelajaran

dengan hanya satu metode.

Hasil penelitian ini mengidentifikasi pula, bahwa gaya belajar unimodal yang

paling dominan adalah kinestetik. Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dengan

hasil penelitian Lena (2012) di Mid Sweden University tentang perbandingan

antara gaya belajar mahasiswa keperawatan dan mahasiswa keguruan menyatakan

bahwa mahasiswa keperawatan cenderung memiliki gaya belajar kinestetik. Hasil

penelitian ini tidak jauh berbeda karena adanya kesamaan karakteristik

respondennya: berasal dari jurusan atau bidang yang sama, yaitu keperawatan.

Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Prajapati dkk (2011) di

Universitas Negri Yogyakarta (UNY) yang menyatakan bahwa mahasiswa

perempuan mempunyai gaya belajar terbanyak adalah auditori. Perbedaan ini bisa

terjadi kemungkinan karena adanya perubahan kebiasaan belajar pada mahasiswa

keperawatan, karena pada dasarnya gaya belajar juga dapat terbentuk karena

perubahan kebiasaan belajar dalam waktu yang lama. Mahasiswa Program Studi

Ilmu Keperawatan lebih banyak belajar berupa praktek keperawatan. Praktek

keperawatan ini yang membiasakan mereka untuk mencoba mempraktekkan

semua ketrampilan baru yang diajarkan oleh dosen. Ini sesuai dengan gaya belajar

kinestetik yaitu belajar melalui praktek.

C. Keterbatasan Penelitian

Kuisioner dari penelitian ini belum divalidasi secara statistik dan ini


(2)

mencoba untuk menemukan cara untuk memvalidasi VARK. Sayangnya, mereka

belum mampu menemukan metode statistik yang memuaskan yang memvalidasi


(3)

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

a. Karakteristik responden mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan

(PSIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah: responden berusia 17-23

tahun. Responden perempuan lebih dominan yaitu 100 responden,

sedangkan responden laki-lakinya lebih kecil yaitu 6 responden.

b. Gambaran gaya belajar mahasiswa PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

adalah bevariasi meliputi semua gaya belajar visual, auditori, read dan kinestetik baik unimodal maupun multimodal. Gaya belajar paling dominan

adalah gaya belajar unimodal sebesar 89,4%, dari gaya belajar unimodal

yang paling dominan adalah gaya belajar kinestetik sebesar 27,4%.

B. Saran

Setelah melakukan penelitian merekomendasi beberapa hal yaitu:

a. Bagi Mahasiswa PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Bagi mahasiswa PSIK disarankan untuk belajar sesuai gaya belajarnya

masing-masing agar hasil belajar yang diperoleh lebih maksimal.

b. Bagi Dosen PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Bagi dosen PSIK disarankan untuk membuat suatu inovasi metode

pengajaran yang mampu menampung variasi gaya belajar mahasiswa,


(4)

c. Bagi Peneliti lain

Peneliti selanjutnya diharapkan menggunakan desain penelitian yang

lebih mendalam misalnya case control yang membahas tentang hubungan

antara gaya belajar, metode pengajaran tertentu dan prestasi belajar


(5)

DAFTAR PUSTAKA

AlGhasham A. (2012). Effect of student‟s learning style on classroom performance in problem-based learning, Medical Teacher.

Adriansyah. (2010). Hubungan antara gaya belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ips SMP islam YKS Depok.

Alimul A. (2008). Metode Penelitian Keperawatan dan Tekhnik Analisis Data, Cetakan 3, Salemba Medika, Jakarta; h. 107-110.

Arikunto S. (2010). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Cetakan 11, h. 234-236. Baykan Z, Nacar M. (2007). Learning style of first-year medical students attending Erclyes

University in Kayseri Turkey. Adv Physial Educ, 31(2):158-160.

Cole, M, et al. (2005). The Development of Children. Worth Publishers. New York:

DePorter et al. (2005). Hernacki terjemah Alwiyah Abdurrahman. Quantum Learning membiasakan nyaman dan menyenangkan (Bandung: Kaifa).

DiCarlo. (2007). Advanced in Physiology Education. Vol. 31 no. 153-157

Effendy, Sofyan. (2006). Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES. Cetakan 18, h. 140-143. Erika A. 2006. Advanced in Physiology Education. Vol. 31 no. 153-157.

Fleming N. (2008). Teaching and Learning Style: VARK strategies. N. D. felming. Christchurch (NZ).

French G et al. (2007). Learning style preferences of Australian occupational therapy student. Austral Occup Ther J54(SI): S58-S65.

Gunawan, Adi. (2004). Genius Learning Strategy: Petunjuk Praktis Untuk Menerapkan Accelerated Learning. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Cet. 2.

Hasrul. (2009). Pemahaman Tentang Gaya Belajar. Jurnal Medtek. Vol 1, no 2. Kirby, P. (2009). Cognitive Styles, Learning Style and Transfer Skill. Columbus. Lena. (2012). Learning Style Differences between Nursing and Teaching Students in

Sweden: A Comparative Study. International Journal of Higher Education. Mid Sweden University.

Loo, R. (2004). A meta-analytic examination of Kolb‟s learning style preferences among business major. Journal of Education for Business 77(5), 252-256.

Manee et al. (2012). Learning style of alliaed health sciences student at Kuwait University. International journal of therapy and reahabilitation.


(6)

Margiono, S. (2007). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Cetakan 6, h. 121

Mohr T. (2010). Cultural determinants of learning style preferences. Academy of Management Learning & Education 9(4): 622-637.

Physlol. (2011). Gender Differences in Learning Style Preferences of First Year Medical Students.

Prashnig, Barbara. (2006). Learning Style in Action. MPG books.

Rika L. (2012). Hubungan Gaya Belajar dan Prestasi Belajar Mahasiswa. Department of Medical Education. Lampung University Faculty of Medicine.

Richard J. (2010). Learning style instrument: reason why research evidence might have a weak influence on practicioner choice. No 15: 119-129.

Romi. (2013). Internet. Gaya Belajar. Yogyakarta:

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/GAYA%20BELAJAR.pdf

Samarakoon et al. (2013). learning style and approaches to learning among medical undergraduates and postgraduates. BMC medical student, 13:42.

Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Surabaya.

Sims R, Sims S. (2006). Learning Style and learning: A key to meeting the accountability demands in education. Nova Science Pub Inc, Hauppauge NY.

Sugahara, Satoshi. (2010). the role of cultural factors in the learning style preferences of accounting students: a comparative study between Japan and Australia. Accounting Education: an international journal 19, no.3, 235-255.

Sugiyono. (2007). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sujarwo, Delnitawati. (2012). Internet. Pengaruh Metode Pembelajaran dan Gaya Belajar terhadap Prestasi Mahasiswa. Medan: http://www.umnaw.ac.id/wp-content/uploads/2013/01/LAPORAN-SUJARWO.pdf

Tanta. (2010). Pengaruh gaya belajar terhadap hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah biologi umum program studi pendidikan biologi universitas cendrawasih, Jurnal Kependidikan Dasar vol.1 no.1.

Titiloye VM, Scott AH. (2004). Occupational therapy students‟ learning styles and application to professional academic training. Occup Ther Health Care 15(1-2): 145-155.

Umar H. (2011). Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Rajawali Pers. Cetakan 11. h. 22-23.