KREDIBILITAS PRESENTER BERITA TV LOKAL (Studi Deskriptif Kuantitatif Mengenai Kredibilitas Presenter Berita pada TV Lokal JTV Surabaya).

KREDIBILITAS PRESENTER BERITA TV LOKAL
(Studi Deskriptif Kuantitatif Mengenai Kredibilitas Presenter Berita
pada TV Lokal J TV Surabaya)

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
J urusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awaTimur
Padatanggal 24 Desember 2013

SKRIPSI

Oleh :
MELIANA BOUTY
NPM. 0943010253

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
2013


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KREDIBILITAS PRESENTER BERITA TV LOKAL
(Studi Deskriptif Mengenai Kredibilitas Presenter Berita
pada TV Lokal Surabaya)

Disusun Oleh :

MELIANA BOUTY
NPM. 0943010253

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi

Menyetujui,
PembimbingUtama

Dr s. Saifuddin Zuhri, M.Si
NPT. 3 7006 94 00351


Mengetahui
DEKAN

Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si
NPT. 195507181983022001

ii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KREDIBILITAS PRESENTER BERITA TV LOKAL
(Studi Deskriptif Kuantitatif Mengenai Kredibilitas Presenter Berita
pada TV LokalSurabaya)
Oleh :
MELIANA BOUTY
NPM. 0943010253

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi

J urusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan IlmuPolitik
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awaTimur
Pada tanggal 24 Desember 2013
Pembimbing Utama

Tim Penguji :
1. Ketua

Ir. DidiekTranggono, M. Si
NIP. 195812251990011001

Dr s. SaifuddinZuhri, M.Si
NPT. 3 7006 94 00351

2.Sekr etaris

Dr s. SaifuddinZuhri, M.Si
NPT. 3 7006 94 00351
3. Anggota


Dra. Diana Amelia, M. Si
NIP 19630907 199103 2001
Mengetahui,
DEKAN

Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si
NPT. 195507181983022001
iii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT atas
karunia dan

hidayahnya

kepada


penulis,

sehingga

skripsi dengan

judul

“KREDIBILITAS PRESENTER BERITA TV LOKAL” (Analisis Deskriptif
Mengenai Kredibilitas Presenter Berita pada TV Lokal J TV Surabaya) dapat
terselesaikan dengan baik.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Drs. Saifuddin Zuhri, M.Si
selaku Dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan
bimbingan, nasehat serta motivasi kepada penulis. Dan penulis juga banyak
menerima bantuan dari berbagai pihak, baik itu berupa moril, spiritual maupun
materiil.Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan rasa hormat dan terimakasih
yang sebesar-sebesarnya kepada :

1. Allah SWT, pemilik roh dan seluruh kehidupan lahir dan batin, atas ijinnya

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, serta Nabi Muhammad SAW, sosok idola
yang member inspirasi, panutan dan makna dalam kehidupan.
2. Prof. DR. Ir. TeguhSoedarto, MP, selaku Rektor UPN “Veteran” Jawa Timur.
3. Dra. Ec. Hj. Suparwati, M. Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik UPN “Veteran” JawaTimur.
4. Bapak Juwito, M.Si.,Ketua Program Studi IlmuKomunikasi FISIP UPN “Veteran”
Jawa Timur.

iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5. Drs. Saifuddin Zuhri, M.Si., selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi
FISIP UPN “Veteran” Jatim, sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
banyak membantu penulis dalam proses menyelesaikan Skripsi, baik petunjuk,
bimbingan, dorongan dan doa-nya.
6. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi maupun Staf Karyawan FISIP
hingga UPN “Veteran” Jatim.
7. Abbiy, Ummy dan kakak, adik serta keluarga besar Bouty yang telah member

doa, dorongan, semangat dan selalu membantu menyajikan kopi saat penulis
mengerjakan penelitian ini.
8. Wanita – wanita Superku, Ries Damayanti, Nita Setiabudi, Ajeng Retna, Jennifer
Zefanya, Dyah Anjarsari, Harlin Oktavianti, Andi Afdilla, Adisty Machmudah,
Elshacha, Fenny, Fiyna, Rara, dan kawan – kawanlainnya.
9. Lelaki hebatku ,Mirza, Awalu, Fawji, Evan, Erick, Kak Jilly, dan lainnya.

Penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan skripsi ini banyak terdapat
kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat
diharapkan demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Akhirnya, dengan segala
keterbatasan yang penulis miliki semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak umumnya dan penulis pada khususnya.

Surabaya, 09 Desember 2013
Penulis

v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN J UDUL ……………………………………………………………... i
HALAMAN PERSETUJ UAN …………………………………………………... ii
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………… iii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………….…… iv
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….…... vi
DAFTAR TABEL ………………………………………………………………... x
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………….….. xii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………… xiii
ABSTRAK ………………………………………………………………………… xiv
ABSTRACT ……………………………………………………………………… xiv

BAB I. PENDAHULUAN ……………………………………..………….…....... 1
1.1.

Latar Belakang Masalah ………………..….………………….…… 10

1.2.


Perumusan Masalah ………………………….……..........……...… 11

1.3.

Tujuan Penelitian …………………….……….…………......…...... 11

1.4.

Manfaat Penelitian ………………………………..…….…….….... 11

BAB II. KAJ IAN PUSTAKA ……………………………………..………….….. 12
2.1. PenelitianTerdahulu ………………………………….….………… 12
14
2.2.

Landasan Teori ………………………….………………………….
14

2.2.1. Pengertian Komunikasi ………………………………….....

vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.2. Unsur – Unsur dalam Proses Komunikasi ………………..… 16
2.2.3. Faktor Penunjang Komunikasi Efektif …………………..… 16
2.2.4. Komunikasi Non Verbal ……………………….………….…18
2.2.5. Tujuan Komunikasi ……………………………………..…. 18
2.2.6. Gangguan Komunikasi …………………………………..… 19
2.3.Komunikasi Massa …………………………………….……..…..…

20

2.3.1. Ciri – cirri Komunikasi Massa …………………………....…..21
2.3.2. Media Massa ………………………………………….....…. 23
2.3.3. Televisi ………………………………………..…………..… 23
2.4.

Program Berita …………………………………………………..… 24

2.4.1. Acara Langsung ………………………………...………..…. 24

2.5.

Presenter ………………………………………………………........ 25
2.5.1. Presenter Berita …………………………………….…….... 27
2.5.2. Komunikasi NonVerbal Presenter Berita ……..…..............

29

2.5.3 Vokal Presenter Berita …………….……………….….…… 32
2.6.

Komunikator ………………………………………………………. 33
2.6.1. Model Aristoteles ……………………………………….…. 35
2.6.2. Kredibilitas………….…………………………….………. 38

2.7.

Kerangka Berpikir …………………………………..……….…..… 41

BAB III. METODE PENELITIAN …………………………………..………… 44
3.1.

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ….…..…...…

44

3.1.1. Definisi Operasional …………….……………………..….. 44
vii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.1.2. Pengukuran Variabel ……………….……………………...50
53
3.2.

Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel …………………53
53
3.2.1. Populasi…………...…………….…………………………......
54
3.2.2. Sampel …………………………………………………..…...
55
3.2.3. Teknik Penarikan Sampel ……………………………………

3.3.

56
Teknik Pengumpulan Data …………………………………………..

3.4.

Metode Analisis Data …………………………………………..... 57

BAB IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………….….. 59
4.1.

Gambaran Obyek Penelitian dan Penyajian Data ………………. 59
4.1.1. Deskripsi JTV Surabaya …………………………………. 59
4.1.1.2. Visi dan Misi JTV Surabaya ……………………. 65
4.1.2. Penyajian Data …………………………………………… 66
4.1.2.1. Identitas Responden …………………………… 66
4.1.2.2. Deskripsi Variabel Kredibilitas Presenter Berita JJ74

4.2. Analisis Data ………………………………………………….…. 111
4.2.1. Analisis Indikator Kemampuan Presenter ………….…… 111
4.2.2. Analisis Indikator KepercayaanPemirsa ……..….……...

114

4.2.3. Analisis Indikator Dinamisme Presenter ……….….……. 117
4.2.4. Analisis Variabel Kredibilitas Presenter ………………… 119

viii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………………. 131
5.1. Kesimpulan ………………………………………………….…… . 131
5.2. Saran ……………………………………………………………… 133
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….…...…… 134
LAMPIRAN ………………………………………………………...….……….. 136

ix

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAKSI
MELIANA BOUTY, KREDIBILITAS PRESENTER BERITA TV LOKAL
(Studi Deskriptif Kuantitatif mengenai kredibilitas presenter berita pada TV
Lokal J TV Surabaya)
Pada tahun 80-an, penyajian program berita televisi sekedar membacakan
berita. Namun, saat memasuki era 90-an Presenter berita memiliki tuntutan
kemampuan yang lebih dalam membawakan program berita. Diantaranya, memiliki
keahlian dalam menggunakan berbagai bahasa, menterjemahkan gambar, skill
wawancara narasumber, manajemen durasi, tidak terikat pada teks namun tidak
mengubah informasi. Kredibilitas yang tinggi dapat meyakinkan penonton mengenai
informasi yang disampaikan.
Penelitian ini menggunakan variabel kredibilitas menggunakan model
aristoteles yang terdiri daritiga indikator : kemampuan presenter berita, kepercayaan
pemirsadan dinamisme presenter berita. Pengukuran variabel menggunakan skala
pengukuran rating-scale. Metode analisis data yang digunakan adalah editing atau
seleksi angket, coding, dan tabulating.
Berdasarkan hasil analisis yang dapat diketahui Variabel kredibilitas
diperoleh 67% menyatakan presenter berita JTV Surabaya memiliki kredibilitas yang
sangat tinggi bagi khalayak.
Kata Kunci :Model Aristoteles, Kredibilitas, Presenter Berita

ABSTRACT
MELIANABOUTY, CREDIBILITY LOCAL TV NEWS PRESENTER
(Quantitative Descriptive Study about Credibility of the Local TV News
Presenter J TV Surabaya).
In the 80s, the presentation of television news programs just read the news.
However, upon entering the era of the 90s have news presenter demands a greater
ability to bring news program. Among them, have expertise in using different
languages, translate drawings, skill informant interviews, duration management, not
tied to the text but does not change the information. High credibility to convince the
audience of the information submitted .
This study uses a model variable using Aristotle credibility consisting of three
indicators : news presenter ability, confidence and dynamism viewers news
presenter. Measurement variables using rating- scale measurement scale. Data
analysis methods used are editing or selection questionnaire, coding and tabulating.
Based on the results of the analysis can be known variable credibility gained
67 % said the news presenter JTV Surabaya has very high credibility to the audience.
Key Words:ModelsAristoteles, Credibility, NewsPresenter

xiv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Masalah
Media televisi kini menjadi kebutuhan pokok bagi kehidupan
manusia. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Wirodono (2005), bahwa
penetrasi media televisi mencapai 90,7%, sedangkan jenis media lain
seperti radio mencapai 39%, surat kabar 29,8%, majalah 22,4%, internet
8,8% dan orang menonton bioskop 15%.
Televisi pertama di Indonesia adalah Televisi Republik Indonesia
yang mulai beroperasi pada tanggal 17 Agustus 1962. Pada saat itu, sistem
pengembangan televisi di Indonesia berdasarkan 3 pilar utama, yaitu :
TVRI (pemerintah), Televisi Swasta, dan TV Pendidikan. Namun
dominasi tersebut pudar seiring dengan dikeluarkannya ijin pendirian
televisi swasta.
Televisi lokal mulai mempunyai harapan saat Undang - Undang
No. 32 Tahun 2002 Penyiaran diluncurkan pada 28 November 2002.
Peraturan ini memberi pengakuan hukum atas eksistensi lembaga
penyiaran lokal, baik swasta, komunitas, maupun publik. Bahkan, ada satu
klausul yang membatasi siaran televisi nasional dengan mengharuskannya
berjaringan dengan televisi - televisi lokal (Sudibyo, 2004: 102). Seiring
lahirnya Undang - Undang tersebut, TV lokal mulai mengudara.

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

Tujuan UU ini adalah mengatur tentang Sistem Siaran Berjaringan untuk
meletakkan pondasi bagi sistem desentralisasi penyiaran, yaitu memberikan
keleluasaan untuk pembangunan ekonomi, kesejahteraan masyarakat di daerah,
juga agar tidak terkonsentrasi dipusat (Setiakarya, 2008).
Kota Surabaya adalah ibu kota Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Suku Jawa
adalah suku mayoritas (83,68%), tetapi Surabaya juga menjadi tempat tinggal
berbagai suku bangsa di Indonesia, termasuk suku Madura (7,5%), Tionghoa
(7,25%), Arab (2,04%), dan sisanya merupakan suku bangsa lain seperti Bali,
Batak, Bugis, Manado, Minangkabau, Dayak, Toraja, Ambon, dan Aceh atau
warga asing. Sebagai kota metropolitan, Surabaya menjadi pusat kegiatan
perekonomian di daerah Jawa Timur dan sekitarnya. Banyak perusahaan besar
yang berkantor pusat di Surabaya, seperti PT Sampoerna Tbk, Maspion, Wing's
Group, Unilever, Pakuwon Group, Jawa Pos Group dan PT PAL.
Menurut Morissan (2008), segmentasi khalayak atau audien adalah suatu
strategi untuk memahami struktur audiens. Dengan adanya segmentasi ini, maka
khalayak yang dituju akan lebih spesifik. Program yang disajikanpun bisa tepat
sasaran, sehingga masyarakat merasakan adanya proximity atau kedekatan dan
rasa memiliki terhadap program yang disajikan. Pemetaan khalayak TV lokal
termasuk dalam geodemografis, yang merupakan gabungan dari demografis dan
geografis maka dalam masyarakat terdapat adanya kebutuhan yang sama dalam
hal informasi mengenai daerahnya sendiri, baik itu berupa berita, kebudayaan,
hiburan, dan sebagainya. Hal ini senada dengan Shrimp (2003 : 149), bahwa dasar
dari geodemografis adalah orang-orang yang menetap di area yang sama,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

misalnya tetangga atau dalam zona kode area, juga memiliki persamaan dalam
demografi dan gaya hidup.
Sebagai lembaga penyiaran publik maka dalam penyiarannya, TV Lokal
Surabaya harus menggunakan empat prinsip dasar penyiaran yang berdasar pada
UU Penyiaran No.32 / 2002 yaitu bersifat independen, netral, tidak komersil, dan
berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan masyarakat. Independen berarti
tidak tergantung pada pemerintah atau pihak lain dan tidak dipengaruhi oleh pihak
lain. Sedangkan netral bisa berarti dalam menjalankan fungsi penyiarannya lepas
dari keberpihakan pihak manapun (berfungsi sebagai fasilitator / mediator). Tidak
komersial bisa dipahami TV lokal Surabaya beroperasi tidak semata - mata
mencari keuntungan

namun

lebih

menguntungkan peningkatan layanan

masyarakat.
Dalam fungsinya sebagai lembaga penyiaran publik, TV lokal Surabaya
mempunyai tugas memberikan pelayanan informasi, pendidikan, hiburan yang
sehat, kontrol dan perekat sosial. Selain itu juga melestarikan budaya bangsa
untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat yang menjangkau seluruh wilayah
NKRI. Target TV lokal Surabaya ingin membuka ruang publik dengan
memberikan hak memperoleh informasi yang benar dan menyampaikan pendapat
umum atau aspirasi bagi masyarakat sehingga menempatkan masyarakat sebagai
pemilik TV lokal. Sebagai media penyiaran, produk yang dijual oleh TV lokal
adalah program acara yang mengusung nilai - nilai lokalitas Jawa Timur.
Kota Surabaya juga memiliki beberapa stasiun TV siaran lokal (Sumber :
id.wikipedia.org/wiki/kota_surabaya), yaitu : TVRI Jawa Timur, Arek TV,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

Kompas TV, Jawa Pos TV (JTV), SBO TV, Surabaya TV, TV Edukasi, MN TV
(B-Channel), BBS TV, MH TV (Medical & Health TV), TV 9, dan TV Anak
Spacetoon
Dari beberapa TV Lokal Di Surabaya, JTV Surabaya merupakan salah
satu stasiun televisi yang penyiarannya sesuai dengan Undang - Undang No. 32
Tahun 2002 yang ditetapkan pada tanggal 28 November 2002. Stasiun Televisi
Jawapos (JTV) merupakan sebuah stasiun TV swasta lokal dengan moto “Seratus
Persen Jawa Timur”, berdiri sejak tanggal 8 November 2001 di Kota Surabaya,
Jawa Timur. JTV membuat stasiun-stasiun TV lokal JTV langsung di kesembilan
pemancar relaynya plus satu TV lokal. JTV melangkah bahkan sudah melampaui
Televisi dari Jakarta yang sebenarnya mampu melakukan hal yang sama. Bahkan,
ada beberapa TV Nasional yang hanya memiliki satu TV lokal di Surabaya tanpa
menjadikannya se - provinsi, dan tidak punya TV lokal di kota lain.
JTV adalah televisi swasta regional pertama di Indonesia sekaligus yang
terbesar hingga saat ini. Jangkauan JTV meliputi hampir seluruh provinsi Jawa
Timur secara terestrial, juga bisa diterima diseluruh Indonesia, Malaysia, Brunei
Darussalam, Filipina dan sebagian Australia melalui parabola Satelit Telkom 1
freq 4096 symbol rate 3125 horizontal, TV cable TelkomVision dan Kabelvision
Surabaya CH 30. Jaringan Lokal JTV Surabaya adalah JTV Malang (awalnya
bernama JBTV), JTV Madiun, JTV Jember, JTV Madura, JTV Situbondo, JTV
Banyuwangi, JTV Bojonegoro, JTV Kediri, JTV Pacitan, Citra TV (TV lokal asli
Lamongan). Hampir semua TV lokal milik JTV sudah memiliki standar produksi
yang cukup tinggi untuk peraturan yang baru dibuat oleh pemerintah itu.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

Di Jawa Timur sendiri, JTV merupakan media yang banyak ditonton oleh
masyarakat. Menurut Fatekhul Mujib, M.Si, peneliti Republik Institut, JTV
termasuk televisi lokal yang fenomenal karena ditonton oleh lebih dari 57%
masyarakat Jawa Timur. Beragam Program acara dikemas secara menarik dengan
mengusung nilai lokal. Program berita Pojok Kampung memperoleh penghargaan
dari Surabaya Heritage pada Senin (7/7) di JTV. ''Penghargaan itu bisa dikatakan
salah satu pembuktian bahwa Pojok Kampung adalah aset Jawa Timur dan JTV
Surabaya sangat mengedepankan konten budaya kelokalan. Kehadiran stasiun
televisi lokal diharapkan dapat mengangkat budaya dan kearifan lokal (local
genius) yang hidup dan berkembang di masyarakat, sehingga akan terjadi proses
pembelajaran dan penanaman nilai-nilai (positif) budaya setempat untuk
mempertahankan eksistensinya serta mengembangkan reputasi sebagai salah satu
stasiun televise lokal yang terkemuka.
Komunikasi yang tepat bukan hanya komunikasi yang melibatkan
komunikator dan komunikan sebagai pemberi dan penerima pesan, namun juga
bagaimana seorang komunikan dapat menafsirkan pesan yang disampaikan oleh
komunikator serta bagaimana seorang komunikator dapat menympaikan pesan
yang dimengerti oleh komunikan. Seperti dikemukakan oleh Thomas M. Scheidel,
bahwa berkomunikasi adalah untuk menyatakan dan mendukung identitas diri
untuk membangun kontak sosial dengan orang di sekitar dan untuk mempengaruhi
orang lain untuk merasa, berfikir atau berperilaku seperti yang kita inginkan
(Mulyana, 2007:4).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

Di era tahun 80-an, program berita mempunyai banyak peminat karena
berbagai informasi berita dapat disaksikan oleh masyarakat di seluruh dunia
secara langsung melalui siaran berita televisi. Pada masa dimana masyarakat
dunia saat ini semakin global maka program berita pun memegang peranan
penting dalam kehidupan masyarakat. Baik stasiun televisi lokal maupun
internasional, menyajikan berbagai peristiwa-peristiwa penting yang menarik bagi
pemirsanya. Berita adalah laporan tentang peristiwa atau pendapat yang memiliki
nilai penting, menarik bagi sebagian khalayak, masih baru dan dipublikasikan
melalui media massa.
Dalam industri pertelevisian, bukan hanya isi berita yang menentukan
tingkat ketertarikan pemirsa untuk menyaksikan program berita suatu stasiun
televisi. Diantaranya adalah diperlukan tampilnya seorang penyiar berita dengan
daya tarik yang tinggi untuk menyampaikan berita pada pemirsa. Oleh karena itu,
berbagai stasiun televisi dalam usaha menarik perhatian pemirsa untuk
menyaksikan siaran berita tidak cukup hanya dengan pengemasan paket berita
yang baik, tetapi juga harus menampilkan penyiar yang memiliki kredibilitas
tinggi.
Hal tersebut dikarenakan, presenter berita merupakan salah satu tenaga
profesional di industri penyiaran televisi yang menempati peran sangat vital dan
menjadi tolok ukur menilai citra televisi di mata masyarakat. Sehingga untuk
menjadi presenter berita harus memperhatikan banyak hal, modal utamanya
adalah kredibilitas. Menurut presenter talkshow Tina Talisa, dalam acara
workshop How to be a Great News Anchor yang diselenggarakan di gedung UC

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

UGM. Pengetahuan yang luas sangat penting karena kita tidak bisa
menyampaikan informasi kepada pemirsa televisi, jika wawasan sempit atau
terbatas. Dalam hal ini, yang dibutuhkan tidak hanya keterampilan seorang
reporter yang ahli dalam menggali sebuah berita, tetapi juga kemampuan seorang
penyiar berita dalam menyampaikan berita itu.
Kredibilitas presenter berita dapat dinilai dari kepribadiannya. Setelah hal
itu dipenuhi barulah komposisi wajah yang dipertimbangkan. Tentunya bentuk
wajah yang good looking (camera face) baik in - frame maupun out - frame.
Wajah tampan dan cantik para presenter berita menjadi nilai plus yang membuat
pemirsa menantikan kehadiran mereka di depan televisi. Tidak dipungkiri, hal itu
pula yang membuat para pembawa berita menjadi selebriti baru di layar kaca dan
bahkan bisa disandingkan dengan selebriti dunia hiburan. Keduanya memiliki
penggemar fanatik yang jumlahnya bisa puluhan ribu bahkan ada juga yang
memberikan perhatian khusus kepada pembawa berita dengan membuat blog
khusus yang berhubungan dengan aktivitas dan penampilan news presenter
http://newsanchoradmirer.wordpress.com, dengan tag mereka : blog komunitas
fans news person. Sebagian besar pembawa berita dari semua televisi swasta
mendapat tempat di sini. Tidak hanya mengomentari penampilan, bahkan pemilik
blog juga tahu jika ada baju yang dipakai oleh presenter A dan B sama dalam satu
hari, selain itu juga memasukkan artikel – artikel yang berhubungan dengan profil
news presenter tersebut. Ada juga blog http://presentercantik.blogspot.com yang
lebih fokus pada presenter berita yang dianggap cantik dan berprestasi bagi
pemilik blog tersebut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

Selain itu, kredibilitas berhubungan dengan gaya penyajian berita oleh
presenter berita yang juga memainkan peranan penting menyampaikan berita.
Setiap stasiun televisi memiliki karakteristik masing-masing yang diharapkan
dapat meningkatkan kredibilitas dan kepercayaan masyarakat akan berita yang
disampaikan. Presenter berita televisi, kini telah memasuki era komunikator dan
meninggalkan zaman announcer (Hausman, 2003:13). Menurut Carl Hausman,
Lewis N. O’Donnel dan Philipe Benoit dalam bukunya Announcing – Broadcast
Communicating Today, On-air performer tidak hanya sekedar mengumumkan
sesuatu melainkan menghibur, bertutur, memberi informasi sekaligus menjadi
teman dan tidak lagi mengumumkan sesuatu dengan cara yang terlalu resmi dan
bergaya seperti masa lalu.
J.B. Wahyudi (1996) dalam bukunya Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi
mengatakan, seiring dengan gelombang perubahan yang terjadi di Indonesia
membawa nuansa lain bagi pertelevisian di Indonesia. Sebelum terjadi reformasi
(gelombang perubahan) berbagai informasi yang disajikan terkesan kaku dan
berjarak dengan penonton. Namun saat ini, news atau program berita seringkali
disajikan dengan cara yang menghibur namun tetap terpercaya. Dengan gaya
penyajian yang seperti itu, program news diharapkan membawa nuansa baru yang
bisa lebih diterima masyarakat.
Sesuai dengan Dosen Jurusan Komunikasi UGM, Nyarwi Ahmad yang
mengatakan bahwa industri pertelevisian adalah panggung pertunjukan, karena itu
siapapun yang tampil haruslah menarik, atraktif dan mampu memikat masyarakat.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

Untuk itu, siapa saja dan apapun materi yang ditampilkan di dalam dunia televisi,
haruslah dipersiapkan dengan maksimal.
Menurut pengamat media dan komunikasi, Tomy Satryatomo, Peralatan
dan teknologi bisa mudah dibeli dengan cepat. Tetapi sumber daya manusia
(SDM) berkualitas, baik di balik layar maupun di depan layar bukan perkara
mudah. Ironisnya, banyak stasiun televisi baru bermunculan. Meski tak semua
stasiun televisi baru mengkhususkan diri sebagai televisi berita, tetapi tetap butuh
presenter berita yang memiliki jam terbang. Sebab, stasiun televisi tersebut ingin
memperlihatkan diri memiliki SDM berkualitas saat menyampaikan berita.

Remaja ditahun 80-an tidak memiliki banyak pilihan, berita merupakan
konsumsi orang tua yang mau tidak mau tetap ditonton oleh kalangan remaja.
Dulu rasanya mereka biasa saja, baca berita ya memang harusnya seperti itu.
Tetapi setelah masuk ke era 90-an, mulai ada stasiun televisi swasta. Acara berita
mulai beragam dan presenter pun mulai banyak. Acara berita dikemas sedemikian
rupa sehingga menjadi menarik dan karena persaingan segala aspek benar benar
dibenahi. Banyak muka baru dan segar, gaya membawakan berita juga banyak
inovasi. Presenter berita masa kini dituntut untuk dapat tampil cantik, cerdas,
berani dan tangkas.

Bagi pemirsa, yang menarik dalam program berita saat ini adalah
bagaimana para presenter itu tampil membawakan berita dengan sebaik mungkin
dengan tetap mengindahkan kaidah kaidah jurnalistik. Banyak orang berpendapat,
bahwa anda cantik maka jadilah artis, kalau anda cerdas jadilah manajer tetapi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

kalau anda cantik dan cerdas maka jadilah presenter. Hal tersebut dikarenakan
saat ini memiliki skill dan kemampuan yang unik dan tidak biasa yakni adanya
penyajian program berita yang lebih bervariasi yakni tidak hanya membaca berita
yang telah dikemas oleh scriptwriter tetapi juga memberikan informasi kepada
pemirsa dengan segmen dialog. Pada segmen tersebut, produser mengundang
narasumber untuk ber-interaksi dengan presenter secara langsung (tatap muka)
dimana perbincangan keduanya sangat berguna dan bermanfaat bagi pemirsa. Ini
adalah salah satu format penyajian yang dapat menarik perhatian pemirsa untuk
mengikuti program berita tersebut. Stasiun TV Lokal juga mulai menggunakan
format penyajian program berita dengan memberi segmen dialog dengan berbagai
macam konsep sesuai dengan topik yang akan dibahas dan pemilihan
narasumbernya pun harus sesuai dengan topik dialog tatap muka maupun dialog
interaktif. Hal ini sangat penting untuk meyakinkan pemirsa agar menerima
informasi tersebut dengan baik. Oleh karena itu, presenter berita masa kini harus
memiliki tuntutan kemampuan yang lebih dalam membawakan program berita.
Diantaranya,

memiliki

keahlian

dalam

menggunakan

berbagai

bahasa,

menterjemahkan gambar, skill wawancara narasumber, manajemen durasi, juga
skill wawancara commoner (wawancara dengan warga biasa, bukan narasumber
ahli), tidak terikat pada teks namun tidak mengubah informasi, go with the flow
(seolah-olah

tahu

kemana

pembicaraan

seseorang

dan

mengimbanginya), memiliki mimik wajah yang menyenangkan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

selalu

bisa

11

Hal inilah yang melatar belakangi penulis sehingga tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai kredibilitas presenter berita TV Lokal JTV
Surabaya.
1.2.

Perumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, maka permasalahannya dapat dirumuskan
sebagai berikut :
“Bagaimana kredibilitas presenter berita pada TV Lokal JTV Surabaya” ?

1.3.

Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan di atas, tujuan penelitian ini adalah :
“Untuk mengetahui bagaimana kredibilitas presenter berita pada TV Lokal
JTV Surabaya”.

1.4.

Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Secara

akademis,

penelitian

ini

dapat

menambah

khasanah

pengetahuan dunia pertelevisian, khususnya tentang kredibilitas
presenter berita TV Lokal JTV Surabaya.
2. Secara praktis, peneliti berharap dapat mendorong para peneliti lain
untuk lebih meningkatkan inovasi baru dan mengembangkan
kreativitas penelitian lebih lanjut agar mendapat manfaat yang lebih.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA
2.1

Penelitian Terdahulu
Dari penelitian terdahulu yang berjudul Kredibilitas, Daya Tarik,
dan Kewenangan Pimpinan sebagai Komunikator terhadap Etos Kerja
Karyawan, oleh Rusmadi Awza Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP
Universitas Riau. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
pengaruh

kredibilitas,

daya

tarik,

wewenang

pimpinan

sebagai

komunikator terhadap etos kerja karyawan pada Hotel Mutiara Merdeka
Pekanbaru. Penelitian tersebut menggunakan metode penelitian kuantitatif
dengan tipe penelitian yang digunakan adalah survey (explanatory survey),
yakni penelitian yang mendasarkan pada pengamatan terhadap akibat yang
terjadi dan mencari faktor-faktor yang mugkin menjadi penyebabnya
melalui data tertentu. Data diperoleh dari hasil angket dari responden yang
terpilih melalui random dan juga melalui wawancara sebagai data
pendukung. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik sampling acak
distatifikasi

(stratified

random

sampling).

Pengumpulan

data

menggunakan kuesioner yang diberikan kepada semua anggota sampel
terdiri dari 51 pertanyaan dan pernyataan dengan skala pengukuran
ordinal. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial
kredibilitas, daya tarik dan kewenangan berhubungan dengan etos kerja
karyawan hotel.

11
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

Setelah diuji ternyata kredibilitas sangat berhubungan dengan etos kerja,
daya tarik termasuk kategori yang tidak bermakna, berarti daya tarik tidak ada
hubungannya dengan etos kerja. Sementara kewenangan pimpinan setelah diuji
ternyata paling berpengaruh positif terhadap etos kerja, berarti kewenangan
mempunyai hubungan sangat berpengaruh terhadap etos kerja karyawan hotel.
Secara simultan ternyata kredibilitas dan kewenangan berpengaruh positif
terhadap etos kerja karyawan hotel. Kedua variabel tersebut sangat berhubungan
dengan etos kerja karyawan hotel, sedangkan daya tarik baik secara parsial
maupun secara simultan tidak ada hubungannya dengan etos kerja karyawan
hotel. Melihat kewenangan pimpinan pengaruhnya besar terhadap etos kerja
karyawan, maka disarankan kepada pimpinan untuk menggunakan kewenangan
tersebut dengan sebaik-baiknya dengan berpatokan kepada aturan yang telah
berlaku, namun tidak bertindak semena-mena atau bahkan otoriter. Kalau sifat
otoriter terjadi dikhawatirkan justru kewenangan ini akan menjadi counter
productive bagi etos kerja karyawan.
Penelitian kedua yang berjudul Pengaruh Kredibilitas Endorser dan
Kreatifitas Iklan terhadap Efektivitas Iklan yang Mempengaruhi Sikap Terhadap
Merek, yang dilakukan oleh Rudolph Setiaji Handoko, 2006. Metode Penelitian
yang digunakan adalah Metode Penelitian Kuantitatif. Dalam penelitian ini,
peneliti menerapkan metode penelitian non parametric dengan data yang berasal
dari observasi dan wawancara. Variabel yang digunakan berupa kredibilitas,
kreatifitas, efektifitas iklan dan sikap terhadap merek.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa endorser yang memiliki
kredibilitas tinggi dan dipergunakan untuk membintangi sebuah iklan
merupakan salah satu sarana pencapaian iklan yang efektif, kreatifitas
dalam iklan merupakan atribut yang penting untuk mencapai efektifitas
iklan yang tinggi, sehingga agar sikap konsumen positif terhadap merek
maka efektifitas yang tiggi perlu dicapai. Dari kedua penelitian diatas
memiliki persamaan dengan penelitian yang sedang dilakukan oleh
peneliti saat ini yaitu menggunakan metode penelitian kuantitatif dan
sama-sama mendeskripsikan kredibilitas komunikator.
2.2.

Landasan Teori
2.2.1. Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah ilmu

yang

mempelajari tentang

hubungan antar manusia atau individu maupun kelompok. Setiap
komunikasi yang dilakukan selalu mempunyai proses. Komunikasi
dapat berjalan efektif dengan menyatukan tujuan dan menciptakan
suatu pengertian.
Secara

terminologis,

komunikasi

berarti

proses

penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.
Dari pengertian ini jelas bahwa komunikasi melibatkan sejumlah
orang, dimana seseorang menyatakan sesuatu kepada orang lain.
(Djamarah, 2004:12).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

Komunikasi didefinisikan secara luas sebagai “Berbagi Pengalaman”
sampai batas tertentu, setiap makhluk dapat dikatakan melakukan komunikasi
dalam pengertian berbagi pengalaman (Mulyana, 2001:42). Agar komunikasi
berlangsung dengan baik, pesan yang merupakan perangsang bagi seorang
penerima, harus dikirim dan diterima secara baik pula. Pesan-pesan tersebut dapat
berupa hal yang dapat didengar, dilihat, dirasakan, dibaui, atau gabungan dari halhal tersebut. Komunikasi tidak harus menggunakan mulut, melainkan juga dapat
menggunakan gerak isyarat, sentuhan, bau-bauan, sama halnya dengan
menggunakan suara (Winarso, 2005:9).
Shannon & Weaver (dikutip dari Arifin, 2003: 21) mendefinisikan
komunikasi adalah “Bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu
sama lainya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi
menggunakan verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan seni, dan
teknologi ( non verbal ).”
Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia. Yang
dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya. Dalam bahasa komunikasi
pernyataan dinamakan pesan, orang yang menyampaikan pesan disebut
Komunikator, sedangkan orang yang menerima pernyataan diberi nama
Komunikan. Untuk tegasnya komunikasi berarti proses penyampaian pesan oleh
Komunikator kepada Komunikan (Effendy, 2003:28).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

2.2.2.

Unsur – Unsur dalam Proses Komunikasi
Komunikasi dinyatakan sebagai suatu proses dimana di dalamnya
terdapat unsur - unsur yang menjadi prasyarat terjadinya komunikasi.
Secara linear, proses komunikasi setidaknya melibatkan empat unsur
(Deddy Mulyana, 2004: 15) dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu
Pengantar, diantaranya :
1.

Komunikator, yaitu pihak pengirim pesan.

2.

Pesan, yaitu pernyataan yang ingin disampaikan dalam bentuk
lambang atau tanda seperti kata-kata tertulis atau lisan, gambar,
angka dan gesture.

3.

Saluran (media) yaitu sesuatu yang digunakan sebagai alat
penyampaian pesan, misalnya seperti televisi, radio, telepon.

4.

Komunikan, yaitu pihak yang menjadi sasaran komunikasi, disebut
juga sebagai pihak penerima pesan.

2.2.3. Faktor-Faktor Penunjang Komunikasi Efektif
Faktor-faktor penunjang komunikasi efektif, terletak pada pelaku
komunikasi itu sendiri yakni Komunikan dan Komunikator adalah :
1. Faktor pada komponen Komunikan
Komunikator harus mengenal dan mengetahui tujuan Komunikan,
sebabnya adalah karena sangat penting mengetahui hal-hal sebagai
berikut :
a. Waktu (timing) yang tepat untuk suatu pesan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

b. Bahasa yang dipergunakan agar pesan dapat dimengerti.
c. Sikap dan nilai yang harus ditampilkan agar efektif.
d. Jenis kelompok dimana komunikasi akan dilaksanakan.
2. Faktor pada komponen Komunikator
Pada komponen Komunikator, untuk melaksanakan komunikasi efektif
terdapat dua faktor penting pada diri Komunikator, yaitu :
a. Kepercayaan kepada Komunikator (Source Credibility)
Kepercayaan kepada Komunikator ditentukan oleh keahliannya
dan dapat tidaknya Komunikator untuk dipercaya. Kepercayaan
yang besar dapat meningkatkan daya perubahan sikap, sedangkan
kepercayaan yang rendah akan mengurangi daya perubahan yang
menyenangkan. Kepercayaan kepada Komunikator mencerminkan
bahwa pesan yang diterima Komunikan dianggap benar dan sesuai
dengan kenyataan empiris.
b. Daya tarik Komunikator (Source Tractiveness)
Seorang Komunikator akan mempunyai kemampuan untuk
melakukan perubahan sikap melalui mekanisme daya tarik, jika
pihak Komunikan
merasakan

apa

merasa bahwa Komunikator ikut
yang

dirasakan

Komunikan.

serta

Misalnya,

Komunikator dianggap memiliki kesamaan tertentu dengan
Komunikan, sehingga Komunikan bersedia untuk tunduk kepada
pesan yang disampaikan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

2.2.4. Komunikasi Non Verbal
Bahasa non verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang
sering digunakan dalam presentasi, dimana penyampaiannya bukan
dengan kata-kata ataupun suara tetapi melalui gerakan - gerakan anggota
tubuh yang sering dikenal dengan istilah bahasa isyarat atau body
language. Selain itu juga, penggunaan bahasa non verbal dapat melalui
kontak mata, ekspresi wajah, penggunaan objek seperti pakaian, potongan
rambut dan sebagainya, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan,
kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara.
Menurut Atep Adya Barata mengemukakan bahwa: “Komunikasi
non verbal yaitu komunikasi yang diungkapkan melalui pakaian dan setiap
kategori benda lainnya (the object language), komunikasi dengan gerak
(gesture) sebagai sinyal (sign language), dan komunikasi dengan tindakan
atau gerakan tubuh (action language).
2.2.5. Tujuan Komunikasi
Menurut Effendy di dalam bukunya berjudul “Ilmu Komunikasi dan
Filsafat Komunikasi” (2003:55), Komunikasi memiliki beberapa tujuan
utama yakni :
1. Mengubah sikap (to change the attitude)
2. Mengubah opini atau pendapat atau pandangan (to change the opinion)
3. Mengubah perilaku (to change the behaviour)
4. Mengubah masyarakat (to change the society)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

2.2.6. Hambatan Komunikasi
Di dalam penyampaian suatu pesan pasti terdapat suatu hambatan
yang dapat mengganggu berjalannya proses komunikasi, diantaranya
adalah (Napitupulu,2011) :
1. Gangguan
Terdapat dua jenis gangguan, yaitu :
a. Gangguan mekanik atau mechanical noise ialah gangguan yang
disebabkan saluran komunikasi atau kegaduhan yang bersifat
fisik. Sebagai contoh, bunyi menggaung pada pengeras suara,
riuh hadirin, atau bunyi kendaraan yang lewat ketika seseorang
sedang berpidato dalam suatu pertemuan.
b. Gangguan semantik atau semantic noise berkaitan dengan pesan
komunikasi yang pengertiannya menjadi rusak atau tidak sesuai
dengan apa yang dimaksudkan oleh Komunikator.
2. Kepentingan
Kepentingan (interest) akan membuat seseorang selektif dalam
menanggapi suatu pesan. Orang akan hanya memperhatikan
perangsang

yang

ada

hubungannya

dengan

kepentingannya.

Kepentingan bukan hanya mempengaruhi perhatian komunikan saja
tetapi juga menentukan daya tanggap, perasaan, pikiran, dan tingkah
laku komunikan juga merupakan sifat reaktif terhadap segala
perangsang yang tidak bersesuaian atau bertentangan dengan suatu
kepentingan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

3. Motivasi terpendam
Keinginan, kebutuhan, dan kekurangan seseorang berbeda satu sama
lain dari waktu ke waktu, karenanya motivasi yang muncul dari
dalam diri seseorang pun berbeda-beda dalam intensitasnya.
4. Prasangka
Prasangka (prejudice) merupakan salah satu rintangan berat bagi
kegiatan komunikasi. Alasannya, orang yang mempunyai prasangka
sudah terlebih dahulu akan menempatkan penilaian negatif misalnya
seperti

kecurigaan

terhadap

komunikator

yang

sedang

menyampaikan pesan.
2.3. Komunikasi Massa
Menurut Defleur dan Dennis, komunikasi massa adalah suatu proses
dimana komunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan
secara luas dan secara terus-menerus menciptakan makna-makna yang
diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan berbeda-beda.
Definisi tersebut menonjolkan pada segi pengemasan dan penyajian isi
pesan di dalam media massa. Dengan cara dan gaya tertentu dapat
menciptakan makna terhadap peristiwa sehingga memepengaruhi khalayak.
Komunikasi yang bersifat informatif mengharapkan adanya penambahan
pengetahuan dan pemahaman dari komunikannya.
Umpan balik yang terjadi dalam proses komunikasi massa dapat
diuraikan sebagai berikut :
1. Internal Feedback

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

Umpan balik yang diterima oleh komunikator datang dari pesan itu atau
dari komunikator itu sendiri. Ketika menyampaikan pesan, komunikator
menyadari telah melakukan kesalahan (salah ucap, salah baca, salah
menyebut nama, dan sebagainya), kemudian ia meminta maaf dan
memperbaiki kesalahan tersebut.
2. External feedback
Audiens komunikasi massa berjumlah sangat banyak, maka

untuk

mengukur feedback dapat diambil sampel dari sekian persen audiens
yang mewakili. Selain itu, respon yang didapatkan biasanya melalui
pihak ketiga, misalnya perusahaan rating seperti AC Nielsen. Apabila
mereka mendapatkan respon secara langsung, misalnya melalui telepon
atau surat.
2.3.1. Ciri – ciri komunikasi massa
Ciri-ciri komunikasi massa menurut Joseph A. Devito dalam
bukunya Komunikasi Antar Manusia adalah : komunikasi massa
merupakan komunikasi yang ditujukan kepada khalayak luar yang luar
biasa banyaknya, yang dimaksud adalah semua orang yang membaca atau
semua orang yang menonton televisi. Ciri – ciri lain komunikasi massa
yang dikutip dalam buku Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek dan
dijelaskan oleh Werner I. Severin dan James Tankard dalam bukunya yang
berjudul “Communication Theories, Origins, Methods, Uses adalah :
komunikasi massa adalah sebagian keterampilan, sebagian seni dan
sebagian ilmu pengetahuan. Keterampilan dalam pengertian meliputi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

teknik-teknik fundamental tertentu yang dapat dipelajari. Jadi, ciri – cirri
komunikasi massa adalah :
1. Komunikasi massa berlangsung satu arah
Dalam komunikasi massa tidak terdapat umpan balik dari komunikan
kepada komunikator. Dengan kata lain, presenter tidak mengetahui
tanggapan khalayak yang dijadikan sasarannya pada saat terjadinya proses
komunikasi.
2. Pesan pada komunikasi massa bersifat umum
Pesan yang disebarkan melalui media massa bersifat umum, yakni
ditujukan kepada umum dan untuk kepentingan umum.
3. Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen
Khalayak yang terlibat dalam proses komunikasi massa sebagai sasaran
yang dituju komunikator bersifat heterogen. Heterogen yang dimaksud,
yakni komunikator dan khalayak yang tidak saling mengenal dan tidak
memiliki kontak pribadi.
4. Umpan balik tertunda
Umpan balik tertunda atau lebih sering disebut dengan feedback
merupakan faktor penting dalam membentuk komunikasi apapun. Ini
berguna agar mengetahui apakah khalayak mengerti apa pesan yang
disampaikan. Akan tetapi, dalam hal ini umpan balik tidak dapat diterima
secara langsung atau tertunda.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

2.3.2. Media Massa
Istilah media massa merujuk pada alat atau cara terorganisasi untuk
berkomunikasi secara terbuka dan dalam jarak jauh kepada banyak orang,
dalam jangka waktu yang singkat. Media massa merupakan sarana
penyampaian informasi dan komunikasi secara masal dan dapat diakses
oleh masyarakat secara luas. Dengan demikian, maka informasi massa
adalah milik publik, bukan ditujukan kepada individu masing-masing.
(Apriadi Tambukara,2012: 13).
2.3.3. Televisi
Televisi sebagai media massa dengan kekuatan paling besar karena
menghadirkan kualitas penyampaian pesan secara sempurna yakni
menggunakan audio dan visual bersamaan. Isi pesan audiovisual gerak
memiliki kekuatan yang sangat tinggi untuk mempengaruhi mental, pola
pikir, dan perilaku individu” (Baksin, 2006:

16). Media elektronik

memiliki ciri sebagaimana percakapan lisan atau penerimaan informasi
yang bersifat segera dan singkat.
Penyiaran televisi adalah

media

komunikasi

massa

yang

menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara dan gambar
secara umum, baik terbuka maupun tertutup, berupa program yang teratur
dan berkesinambungan. Televisi memiliki beragam program yang variatif,
informatif dan edukatif sebagai sarana media menyampaikan pesan.
Program televisi terdiri dari dua jenis, yaitu program berita dan program
non berita.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

2.4. Program Berita
Dalam penyelenggaraan siaran televisi, program berita merupakan
salah satu jenis “produk” siaran. Menurut Baksin (2006: 79), dalam hal
penyelenggaraan siaran program berita digolongkan ke dalam jenis karya
jurnalistik. Yang dimaksud dengan karya jurnalistik, yaitu produksi acara
televisi dengan pendekatan jurnalistik yang mengutamakan kecepatan
penyampaian informasi, realitas atau peristiwa yang terjadi.
Menurut Wibowo, Fred dalam bukunya “Tehnik Produksi Program
Televisi” (2007), dalam program berita televisi penonton dapat melihat
peristiwa yang sedang terjadi dengan ditampilkannya gambar nyata dan
mendengarkan informasi berupa narasi dari berita atau gambar yang
disajikan. Berita yang disajikan haruslah memenuhi kriteria layak berita,
yaitu hangat, aktual, fakta, mengandung unsur human interest, memiliki
kedekatan dengan pemirsa, dan memiliki dampak yang luas. Secara garis
besar program berita dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu hard news dan
soft news (Wibowo, 2007: 53-225). Tujuan utama penyiaran berita adalah
menginformasikan berita penting sebagai upaya untuk memberikan daya
tarik agar orang mau menonton sajian berita tersebut.
2.4.1.

Acara Langsung (Live Show)
Acara

langsung

merupakan

program

acara

yang

ditayangkan secara langsung baik itu dilakukan di dalam studio
maupun di luar studio. Di dalam acara langsun