PERAN THREAT EMOTION KONSUMEN DAN BRAND TRUST PADA MINAT BELI PRODUK SUSU ENTRASOL (Studi di Swalayan Sarikat Jaya Gresik).

PERAN THREAT EMOTION KONSUMEN DAN BRAND
TRUST PADA MINAT BELI PRODUK SUSU ENTRASOL
(Studi di Swalayan Sarikat J aya Gresik)
SKRIPSI

Diajukan Oleh :
Anugrah Tri Laksmana
0912010093 / FE / EM

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI
PENGARUH THREAT EMOTION KONSUMEN DAN BRAND TRUST
PADA MINAT BELI PRODUK SUSU ENTRASOL
(Studi di Swalayan Sarikat Jaya Gresik)


Disusun Oleh :
Anugrah Tri Laksmana
0912010093
Telah Dipertahankan Dihadapan Dan Diterima Oleh
Tim Penguji Skripsi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Pada Tanggal 03 Mei 2013
Pembimbing :
Pembimbing Utama :

Tim Penguji
Ketua :

Dra.Ec. Nuruni Ika KW,MM

Dra.Ec. Suhartuti, MM
Sekertaris:

Dr. Muhadjir Anwar, MM

Anggota:

Dra.Ec. Nuruni Ika KW,MM

Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur

DR. Dhani Ichsanuddin Nur, MM
NIP. 196 3 0924 198903 1001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR
Dengan mengucap rasa syukur kehadirat Allah SWT dan atas segala rahmat
serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
judul “Per an Threat Emotion Konsumen Dan Brand Tr ust Pada Minat Beli
Produk Susu Entr asol (Studi di Swalayan Sarikat Jaya Gresik).”
Skripsi ini disusun guna memenuhi kelengkapan syarat dalam menyelesaikan

pendidikan S1 Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Dalam penyusunan karya tulis ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.
Sehubungan dengan hal tersebut dalam kesempatan ini penulis mengucapkan rasa
terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan, dorongan, bimbingan, saran, serta
petunjuk hingga terselesaikannya skripsi ini. Kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP Selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur. SE,MM, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM,MS. Selaku Ketua Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonom Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur.

i

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4. Ibu Dra. Ec. Nuruni Ika K, MM. Selaku Dosen Pembimbing Utama yang

telah memberikan bimbingan, meluangkan waktu, tenaga serta pikiran
kepada penulis sehingga penulis bias menyelesaikan skripsinya.
5. Kepada seluruh dosen dan staff Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang banyak memberikan
ilmu serta bimbingannya kepada penulis selama selama duduk dibangku
kuliah.
6. Papa dan Mama tercinta yang selalu memberikan kasih sayangnya,
panjatan doa yang tak pernah putus buat ku, nasehat serta dukungan moril
ataupun material.
7. Kakak ku tercinta mas Anjar, mbak Dian, mbak Anggun dan mas Didik
yang selalu memberikan dukungan,pengalaman dan mendoakan ku guna
terselesaikannya skripsi ini.
8. Thanks to special girl Inda Sabirina yang selalu mendampingi ku,
memberi support, mengajarkan kedewasaan, doa-doanya buat ku serta
saling tukar pikiran guna terselesaikannya skripsi ini.
9. Buat sahabat seperjuangan SBFC yang menjadi sebuah saudara kecil di
UPN, trima kasih atas bantuan dan dukungannya dalam menyelesaikan
skripsi ini.
10. Berbagai pihak yang turut membantu dan menyediakan waktunya demi
terselesaikannya skripsi ini.


ii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat, hidayah, karunia dan anugrahnya kepada
semua phak yang telah membantu guna terselesaikannya skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna karena itu dengan
segala kerendahan hati dan merupakan kehormatan bila ada kritik dan sumbangan
saran yang membangun guna memperbaiki ini dari skripsi ini.
Akhir kata dengan kata Alhamdulillah dan semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis, perusahaan selaku objek penelitian dan berbagai pihak
lainnya. Amin.

Surabaya, April 2013

Penulis

iii


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..........................................................................

i

DAFTAR ISI ........................................................................................

iv

DAFTAR TABEL ................................................................................

vii

DAFTAR GAMBAR............................................................................

viii


DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................

ix

ABSTRAK ...........................................................................................

x

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang ...............................................................

1

1.2.


Rumusan masalah ...........................................................

7

1.3.

Tujuan Penelitian ............................................................

8

1.4.

Manfaat Penelitian ..........................................................

8

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA


2.1

Penelitian Terdahulu .......................................................

9

2.2

Landasan Teori ...............................................................

10

2.2.1 Pengertian Pemasaran .....................................................

10

2.2.2 Pengertian Konsep Pemasaran ........................................

11


2.3

Perilaku Konsumen.........................................................

12

2.3.1 Pengertian Perilaku Konsumen .......................................

12

2.4

Merek .............................................................................

13

2.4.1 Pengertian Merek............................................................

13


2.5

Threat Emotion ...............................................................

14

2.5.1 Pengertian Threat Emotions ............................................

14

iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.6

Brand Trust.....................................................................

15

2.6.1 Pengertian Brand Trust ...................................................

15

2.7

Minat Beli ......................................................................

17

2.7.1 Pengaruh Minat Beli .......................................................

17

2.8

Pengaruh Threat Emotion Terhadap Minat Beli ..............

18

2.8.1 Pengaruh Brand Trust Terhadap Minat Beli ....................

19

2.9

Kerangka Konseptual......................................................

20

2.9.1 Hipotesis ........................................................................

21

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1

Definisi Operasiaonal dan Pengukuran Variabel .............

22

3.1.1 Pengukuran Variabel ......................................................

24

3.2

Teknik Pengambilan Sampel...........................................

25

3.3

Teknik Pengumpulan Data ..............................................

26

3.3.1. Jenis Data .......................................................................

26

3.3.2. Sumber Data ...................................................................

26

3.3.3. Pengumpulan Data..........................................................

26

3.4

Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis ..................................

27

3.4.1. Teknik Analisis...............................................................

27

3.4.1.1. Confirmation factor Analysis ...................................

27

3.4.1.2. Asumsi Model (Partial Least Square .......................

31

3.4.1.4. Evaluasi Model........................................................

34

3.4.1.5. Kriteria Penilaian PLS .............................................

35

4.1.

Deskripsi Objek Penelitian..............................................

v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

38

4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan .........................................
4.2.

38

Deskripsi Hasil Penelitian ...............................................

39

4.2.1. Penyebaran Kuesioner ....................................................

39

4.2.2. Karakteristik Responden .................................................

39

4.2.3. Frekuensi Jawaban Responden........................................

41

4.3.

Analisis dan Pengujian Hipotesis ....................................

45

4.3.1. Uji Outlier ......................................................................

45

4.3.2. Convergent Validity ........................................................

46

4.3.3. Outer Weight ..................................................................

49

4.3.4. Uji Validitas atau Discriminant Validity .........................

50

4.3.5. Composite Reability ........................................................

51

4.3.6. PLS (Partial Last Square)................................................

52

4.3.7. Inner Model (Pengujian Model Struktural) ......................

53

4.3.8. Pengujian Hipotesis ........................................................

54

4.4.

Pembahasan Hasil Penelitian ..........................................

55

4.4.1. Pengruh Threat Emotion Terhadap Minat Beli ................

55

4.4.2. Pengaruh Brand Trust Terhadap Minat Beli ....................

56

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.

Kesimpulan ....................................................................

58

5.2.

Saram .............................................................................

58

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR T ABEL
1.

Data Penjualan Susu Entrasol .........................................

4

1.1.

Data TBI.........................................................................

4

3.1.

Kriteria Penilaian PLS ....................................................

36

4.1.

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ......

40

4.2.

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia .....................

41

4.3.

Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Threat Emotion (X1).. 42

4.4.

Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Brand Trust (X2)..... 43

4.5.

Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Minat Beli (Y)......... 44

4.3.2. Residuals Statistic (a) .....................................................

45

4.3.3. Hasil Uji Outher Weight .................................................

50

4.3.4. Average Variance Ekstrated ...........................................

51

4.3.5. Nilai Composite Realibility .............................................

51

4.3.7. R-square .........................................................................

53

4.3.8. Results For Inner Weight ................................................

54

DAFTAR GAMBAR

vii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.9.

Kerangka konseptual ......................................................

20

3.1.

Contoh model pengukuran Threat Emotion .....................

23

3.2.

Analisis full model..........................................................

29

4.3.2.1. Convergent Validity untuk Konstruk Threat Emotion .....

47

4.3.2.2. Convergent Validity untuk konstruk Brand Trust ...........

48

4.3.2.3. Convergent Validity untuk konstruk Minat Beli .............

49

4.3.6. Full Model PLS ..............................................................

52

viii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner
Lampiran 2. Hasil analisis data PLS

ix

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PERAN THREAT EMOTION KONSUMEN DAN BRAND
TRUST PADA MINAT BELI PRODUK SUSU ENTRASOL
(Studi di Swalayan Sarikat Jaya Gresik)
Oleh :
Anugrah Tri Laksmana

ABSTRAK
Susu Entrasol adalah suatu produk yang bermain di bisnis susu berkalsium
tinggi. Entrasol memiliki 2 (dua) jenis produk untuk tingkatan usia yang berbeda,
yang pertama Entrasol Activit untuk usia 19-50 tahun yang memiliki rasa
mochacinno dan vanilla latte. Yang kedua Entrasol Gold untuk usia 50 tahun
keatas yang memiliki rasa coklat, vanilla, dan plain. Entrasol adalah produk susu
yang di produksi oleh PT. Kalbe Farma. Penelitian ini dilakukan di Swalayan
Sarikat Jaya Gresik. Berdasarkan data TBI menunjukkan bahwa Susu Entrasol
berada pada urutan paling akhir. Maka permasalahan dai fenomena tersebut
adalah apa yang menyebabkan Susu Etrasol berjarak sangat jauh dengan
kompetitornya..
Penelitian ini menggunakan Variabel threat emotion (X1), dengan 4
indikator, Perasaan takut (X1.1), Gelisah (X1.2), Apresiasi (X1.3) dan Amarah
(X1.4), lalu menggunakan Variabel brand trust (X2), dengan 4 indikator, nilai
yang di janjikan (X2.1), keyainan terhadap produk (X2.2), mengutamakan
kepentingan bersama (X2.3) dan manfaat yang diberikan (X2.4). dan juga
Variabel minat beli (Y), dengan 3 indikator, intensitas pencarin informasi (Y1),
keinginan segera membeli (Y2), keinginan preferensial (Y3). Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari
menyebarkan kuesioner pada konsumen yang akan membeli dan mengkonsumsi
produk Susu Entrasol di Swalayan Sarikat Jaya Gresik. Data skunder diperoleh
dari data penjualan Susu Entrasol dari Swalayan Sarikat Jaya Gresik dan dri data
TBI. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah PLS (Partial Least
Square).
Berdasarkan dari hasil penelitian yang tlah dilakukan telah didapatkan
bahwa: 1) Threat Emotion berpengaruh positif terhadap Minat Beli. 2) Brand
Trust berpengaruh positif terhadap Minat Beli
Keywords : Threat Emotions, Brand Trust, dan Minat Beli

x

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehidupan manusia senantiasa dihadapkan pada berbagai macam kebutuhan.
Dimulai dari kebutuhan mendasar seperti sandang, pangan dan papan, kebutuhan
akan perlindungan atau rasa aman hingga kebutuhan akan aktualisasi diri. Sejalan
dengan perkembangan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, budaya serta
ekonomi, maka keinginan setiap manusia untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya
juga semakin meningkat. Berbagai kebutuhan tersebut dipenuhi dengan adanya
produk atau jasa, yaitu sesuatu yang dapat ditawarkan kepada seseorang untuk
memuaskan suatu kebutuhan atau keinginan.
Kini mengkonsumsi susu menjadi kebutuhan bagi masyarakat dan bukan lagi

menjadi konsumsi tmabahan, karena masyarakat kini menyadari bahwa susu sapi
merupakan bahan pangan hewani yang bisa dikatakan memiliki kandungan gizi yang
hampir sempurna kelengkapannya. Kandungan gizinya sangat bermanfaat bagi tubuh
kita, karena mengandung protein, karbohidrat, lemak, mineral, enzim-enzim, gas,
serta vitamin A, C, D dalam jumlah yang memadai untuk kebutuhan tubuh. Mineral
utama yang terkandung di dalam susu sapi adalah fosfor dan kalsium susu. Kedua
mineral ini sangat berperan dalam keseimbangan metabolisme tubuh.

1

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

Kalsium pada susu sapi dapat mensuplai 70% dari kebutuhan tubuh. Sekitar
99 % kalsium yang beredar didalm trkonsentrasi pada tulang, dengan fungsi utama
untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tulang. Kurangnya konsumsi kalsium
pada tubuh bisa menjurus pada terjadinya osteoporosis. Osteoporosis adalah penyakit
tulang yang mempunyai sifat yang khas yaitu berupa masa tulang yang rendah,
disertai mikro arsitektur tulang dan penurunan jaringan tulang yang akhirnya dapat
mengakibatkan kerapuhan tulang.
Sekitar 80% penderita osteoporosis adalah wanita, termasuk wanita muda
yang mengalami penghentian siklus menstruasi. Namun karena gejala osteoporosis
baru muncul setelah 50 tahun, penyakit osteoporosis tidak mudah dideteksi secara
dini. Meskipun penyakit osteoporosis lebih bnyak menyerang wanita, pria juga
memiliki resiko terkena penyakit ini, karena laki-laki tidak mengalami menopause
sehingga penyakit tersebut umumnya dating lebih lambat disbanding pada wanita.
Motivasi atau kebutuhan merupakan tekanan yang secara alamiah akan
mendorong konsumen mencari jalan keluar untuk meringankan tekanan tersebut.
Lazarus et.al. (1994,dalam Ferinadewi, 2008). Proses dimulai dengan penilaian kognitif

konsumen apakah tekanan tersebut sebagai hal yang positif atau negatif. Ketika
konsumen menilai tekanan tersebut sebagai hal yang positif atau sesuai dengan
tujuannya, maka yang muncul adalah challenge emotions yang dicirikan dengan
perasaan bersemangat, penuh harapan, dan percaya diri. Semntara ketika konsumen
menilai tekanan tersebut negatif maka yang timbul adalah threat emotions atau

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

perasaan terancam. Perasaan terancam seperti ini menumbuhkan perasaan gelisah,
takut, apprehension.(Lazarus et.al,1994 dalam ika,2011).
Entrasol adalah suatu produk yang bermain di bisnis susu berkalsium tinggi.
Entrasol memiliki 2 (dua) jenis produk untuk tingkatan usia yang berbeda, yang
pertama Entrasol Activit untuk usia 19-50 tahun yang memiliki rasa mochacinno dan
vanilla latte. Yang kedua Entrasol Gold untuk usia 50 tahun keatas yang memiliki
rasa coklat, vanilla, dan plain. Entrasol adalah produk susu yang di produksi oleh PT.
Kalbe Farma.
Brand Entrasol sebenarnya sudah cukup lama berada di pasar Indonesia. Bila
kita perhatikan produk ini telah mengalami beberapa kali repositioning. Pada awal
kemunculannya, produk ini lebih dikenal sebagai minuman susu dengan kandungan
gizi yang yang sangat tinggi, sehingga cocok untuk pasien-pasien yang baru saja
dioperasi. Pada 3 tahun belakangan ini, Entrasol mencoba untuk mereposisi
produknya sebagai susu tinggi kalsium dengan berbagai benefit tambahan. Tentunya
sulit bagi Entrasol untuk dapat mengalahkan Anlene di kategori ini, yang dikutip dari
situs resminya, beverages-solution.blogspot.com. Jumat (27/12/12). Adapun datanya
sebagai berikut :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

Tabel 1. Data Penjualan Susu Entr asol
Entr asol

2008

2009

2010

2011

2012

Actifit

338

484

496

433

560

2088

2023

1985

2264

Gold
1683
Sumber : Swalayan Sarikat Jaya

Tabel 1.1 Data Brand Index Pr oduk Susu Ber kalsium tahun 2009-2012
Pr oduk

2009

2010

2011

2012

TBI (%)

TBI (%)

TBI (%)

TBI (%)

Anlene

67,7

69.6

75.9

70.2

Hi Lo

16.6

17.3

15.8

19.2

Calcimex

4.4

3.9

1.8

1.6

Produgen

3.3

3.6

2.4

2.9

Calciskim Indomilk

3.2

2

1.7

1.4

Entrasol

1.2

1.1

1

0.7

Sumber : TBI
TBI adalah pengukuran rating atau peringkat berdasarkan minat beli
konsumen jadi semakin tinggi minat beli konsumen maka produk tersebut berada
pada urutan tertinggi dapat dilihat pada susu Anlene dia berada pada urutan pertama
dengan prosentase pada tahun 2012 sebesar 70,2%. Sedangkan susu Entrasol pada
tahun 2012 sebesar 0,7%. Berfariasinya nilai total brand index tersebut memberikan
contoh beraneka ragam kelebihan yang dipromosikan oleh berbagai merek susu
berkalsium tinggi, membuat nilai TBI susu berkalsium fluktuatif.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

Dari data diatas menunjukkan bahwa Entrasol berada di peringkat paling
bawah dan terkadang tidak menjadi nominasi di TBI hal ini di sebabkan karena
komposisi Entrasol yang

masih dibilang kurang untuk susu berkalsium tinggi

terutama kalsiumnya yang hanya menyajikan 500mg/saji padahal untuk usia 50
keatas kebutuhan kalsium perharinya adalah 1200mg (depkes 2002). Selain itu
Entrasol juga tidak memiliki kandungan glukosamin yang sangat dibutuhkan untuk
menghilangkan rasa nyeri pada sendi-sendi tulang, sehingga konsumen memiliki
keraguan untuk mengkonsumsi Entrasol.
Kepercayaan terbangun karena adanya harapan bahwa pihak lain akan
bertindak sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Ketika seseorang telah
mempercayai pihak lain maka mereka yakin bahwa harapan akan terpenuhi dan tidak
akan ada lagi kekecewaan (Sanner,1997 dalam Ferinadewi 2008). Delgado (2004)
menyatakan bahwa kepercayaan merk adalah harapan akan kehandalan dan intensi
baik merk, karena itu kepercayaan merek merefleksikan 2 hal yaitu brand realibility
dan brand intentions.
Untuk itulah pada kuartal I tahun 2012 Entrasol mengeluarkan strategi yaitu
memposisikan dirinya sebagai minuman susu tinggi antioksidan. Karena untuk
menunjang tulang kuat saja tidak cukup, agar tetap sehat dan aktif dalam menjalani
banyak aktivitas setiap hari. Kita juga membutuhkan jantung sehat, antioksidan untuk
menangkal radikal bebas, & daya tahan tubuh yang tinggi. Di bulan mei 2012, iklan
entrasol mulai terlihat di beberapa stasiun tv, pesan yang disampaikan juga sngat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

clear, bahwa antioksidan yang dimiliki Entrasol mampu menangkap radikal bebas
yang konon sebagai penyebab terjadinya penimbunan lemak jahat dipembuluh darah
yang dapat menyebabkan serangan jantung kororner. Selain mengandung antioksidan,
Entrasol juga dilengkapai dengan omega 3 dan 6 serta kalsium yang membentuk
profit formula, dikutip dari situs resminya, beverages-solution.blogspot.com. Jumat
(27/12/12).
Dikutip dari http//id.kalbe.co.id . Entrasol dengan 7 fakta gizi Entrasol yang
tidak hanya tinggi kalsium untuk tulang yang kuat tapi juga baik untuk jantung, bebas
kolesterol, & mampu menangkal radikal bebas.

1. Hi Calcium, dengan dosis optimum untuk penyerapan kalsium (500 mg/saji)
untuk membantu mengurangi risiko osteoporosis.
2. Omega 3 & 6, dengan komposisi seimbang merupakan asam lemak tak jenuh
yang dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL),
meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL), serta menurunkan tekanan darah
sehingga baik untuk kesehatan jantung. Selain itu, Omega 3 juga baik untuk
menjaga kesehatan tulang & sendi.
3. Antioxidant (Vit C, Vit E, & Selenium) untuk menangkal radikal bebas
penyebab kerusakan sel sehingga membantu menurunkan risiko penyakit
degeneratif dan meningkatkan daya tahan tubuh.
4. No Added Sugar, sehingga baik untuk orang yang sedang diet & diabetesi.
5. Low Fat, untuk membantu menjaga berat badan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

6. Cholesterol Free, sehingga baik untuk jantung.
7. Vitamins & Minerals, yang baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh,
dengan komposisi yang disesuaikan dengan kebutuhan Anda.

Dorongan emosi semacam ini sebenarnya telah sering digunakan dalam upaya
penjualan dengan menggunakan kepercayaan konsumen semaksimal mungkin.
Produk-produk yang mengusung pesan kesehatan seringkali harus disampaikan
dengan cara yang menakutkan konsumen. Konsumen secara tidak sadar akan
disajikan fakta-fakta tentang gangguan kesehatan yang akan mengancam mereka.
Dan kepercayaan terbangun karena harapan bahwa pihak lain akan bertindak sesuai
dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Dalam riset costabile Ika,(2011) Ketika
seseorang telah mempercayai pihak lain maka mereka yakin bahwa harapan akan
terpenuhi dan tak akan lagi ada kekecewaan ( Sanner, 1997).
Oleh karena itu dari uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Peran Threat Emotion Konsumen dan Brand Trust pada Minat
Beli Pr oduk Susu Entrasol (Studi Kasus di Swalayan Sarikat Jaya Gresik)”.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan sebelumnya, maka
permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana Threat Emotion berpengaruh terhadap minat beli produk susu
Entrasol di Swalayan Sarikat Jaya Gresik?

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

2. Bagaimana Brand Trust berpengaruh terhadap minat beli produk susu
Entrasol di Swalayan Sarikat Jaya Gresik?

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh threat emotion terhadap minat beli produk susu
Entrasol di Swalayan Sarikat Jaya Gresik .
2. Untuk mengetahui pengaruh brand trust terhadap minat beli produk susu
Entrasol di Swalayan Sarikat Jaya Gresik .
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi pihak yang membutuhkan
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak lain yang membutuhkan
informasi tentang masalah yang sejenis, sehingga dapat membantu mengatasi
masalah yang ada.
2. Sebagai referensi penelitian lebih lanjut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang yang berhubungan dengan penelitian ini telah
dilakukan oleh, Nuruni Ika ,(2011) dengan judul “ Pengaruh Threat Emotion
Konsumen Dan Brund Trust Terhadap Minat Beli Produk Notebook IBM di Hi-tech
Mall Surabaya”. Rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah : 1)
Apakah threat emotion berpengaruh terhadap minat beli produk notebook IBM di HiTech Mall Surabaya. 2) Apakah brand trust berpengaruh terhadap minat beli produk
notebook IBM di Hi-Tech Mall Surabaya. Teknik amalisis yang digunakan adalah
Structural Equation Modelling.
Penelitian ini membuktikan bahwa brand trust berpengaruh positif terhadap
factor purchase intention, dapat diterima. Kepercayaan akan suatu produk sangat
diperlukan agar konsumen yakin dengan apa yang dibelinya. Sementara threat
emotion berpengaruh positif terhadap factor purchase intention, tidak dapat diterima.
Perasaan emosional yang ragu-ragu atau negatif terhdap produk IT khususnya
notebook IBM harus dibuktikan terhadap kinerja produknya, jika mutu produk
notebook IBM banyak kekurangan maka konsumen akan merasa khawatir untuk
membeli produk tersebut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh, Ferrinadewi,(2008) dengan judul
penelitian “Pengaruh Threat Emotion Konsumen Dan Brund Trust Pada Keputusan
Pembelian Produk Susu Anlene” Permasalahan yang diajukan adalah 1. Apakah
threat emotion berpengaruh terhadap keputusan pembelian. 2. Apakah brand trust
berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penelitian ini berhasil membuktikan
bahwa memang terdapat pengaruh yang signifikan variabel threat emotion dan brand
trust baik secara parsial maupun secara simultan terhadap keputusan pembelian
produk susu Anlene. Berdasarkan paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa produk
kesehatan memiliki keunikan tersendiri. Konsumen lebih cenderung terdorong untuk
membeli produk kesehatan ketika konsumen merasakan adanya ancaman atas
penyakit tertentu. Besarnya efek threat emotions terhadap keputusan pembelian
konsumen pada susu Anlene bahkan lebih besar daripada efek brand trust.
2.2 Landasan Teor i
2.2.1. Pengertian Pemasaran
Menurut Kotler (1997:8) Pemasaran adalah suatu proses social dan
manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan
produk yang bernilai dengan pihak lain. Definisi tersebut bersandar pada konsep
kebutuhan, keinginan, dan permintaan, produk, nilai biaya, dan kepuasan, pertukaran
dan transaksi, hubungan dan jaringan, pasar serta pemasar dan konsep.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

Menurut Mowen dan Minor (2002:8) pemasaran adalah kegiatan manusia
yang ditujukkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses
pertukaran, dimana didalam proses pertukaran perusahaan menerima sumber moneter
dan sumber daya lainnya dari konsumen, yang sebaliknya, menerima produk, jasa,
dan sumber-sumber nilai lainnya
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya pemasaran
mencakup usaha perusahaan yang dimulai dengan mengidentifikasi keinginan dan
kebutuhan konsumen yang mampu member kepuasan, menentukan cara promosi,
menentukan harga yang sesuai, dan melakukan kegiatan penjualan.
2.2.2. Pengertian Konsep Pemasaran
Menurut Kotler (1997:17) konsep pemasaran menyatakan bahwa kunci
untuk meraih tujuan organisasi adalah menjadi lebih aktif dari pada para pesaing
dalam memadukan kegiatan pemasaran guna menetapkan dan memuaskan kebutuhan
dan keinginan pasar sasaran. Sebagai falsafah bisnis konsep pemasaran bertujuan
memberikan keputusan terhadap keinginan dan kebutuhan konsumen atau
berorientasi kepada konsumen.
Berbeda dengan Angipora (2002:41) yang menyatakan bahwa konsep
pemasaran adalah sebuah falsafah atau gagasan yang lebih baru utnuk mencapai
tujuan organisasi terdiri dari penentu kebutuhan dan keinginan pasar serta

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

memberikan kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan
para pesaing. Ada 3 ketetapan pokok yang melandasi konsep pemasaran ini, yaitu ;
a. Para konsumen harus dikelompokkan dalam bagian-bagian pasar yang
berbeda tergantung kepada kebutuhan dan keinginan mereka.
b. Konsumen dibagian manapun akan memilih tawaran perusahaan yang
paling mampu memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.
c. Tugas organisasi adalah meneliti dan memilih pasar yang menjadi sasarn
dan mengembangkan tawaran dan program pemasaran yang efektif
sebagai kunci untuk menarik dan mempertahankannya.
2.3. Perilaku Konsumen
2.3.1 Penger tian Per ilaku Konsumen
Dalam buku Simamora (2004:01). Terdapat beberapa definisi untuk
memeberikan

penjelasan

mengenai

perilaku

konsumen.

Engel.et.al.,(1995),

menyatakan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan individu yang langsung
terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa
termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut.
Loudon dan bitta (1993). Menyatakan bahwa perilaku konsumen meliputi
proses pengambilan keputusan dan kegiatan individu secara fisik pada saat
mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau mendapatkan barang dan jasa.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

Sementara Kotler dan Amstorng (1997). Menyatakan bahwa prilaku
konsumen sebagai prilaku pembelian konsumen akhir, baik individu maupun rumah
tangga, yang membeli produk untuk konsumsi personal.
Dari beberapa pengertian perilaku konsumen diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa perilaku konsumen merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh
individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan pengambilan
keputusan untuk mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa yang dapat
dipengaruhi oleh lingkungannya. Dengan demikian kegiatan pembelian hanyalah
merupakan salah satu proses untuk mendapatkan barang dan jasa. Bagi pemasar
memahami proses sangat penting. Karena proses tersebut merupakan sebuah
pendekatan penyelesaian masalah pada tindakan manusia untuk membeli suatu
produk dalam memenuhi kebutuhan dan keinginannya.
2.4 Merek
2.4.1. Pengertian Merek
Menurut Angipora (2002:177), Merek adalah nama, istilah, simbol atau
desain, atau gabungan dari keempatnya yang mengidentifikasikan produk penjual dan
membedakannya dari produk pesaing. Merek bagian dari suatu tanda atau symbol
yang memberikan identitas suatu barang atau jasa tertentu yang berupa kata-kata,
gambar, dan kombinasi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

Merek (brand) adalah satu nama, istilah, tanda, lambing, atau desain, atau
gantungan semua yang diharapkan mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang
penjual atau sekelompok penjual dan diharapkan dapat membedakan barang atau jasa
dari produk-produk milik pesaing (Kotler, 1997:63)
Sedangkan menurut Stanton (1985:269), Merek adalah nama, istilah symbol
atau sisain khusus, atau beberapa kombinasi unsur-unsur ini yang dirancang untuk
mengidentifikasikan barang atau jasa yang ditawarkan penjual. Merek membedakan
produk atau jasa sebuah perusahaan dari pesaingnya.
2.5 Threat Emotion
2.5.1. Pengertian Threat Emotion
Alder (2001) menyebutkan bahwa pengelolaan emosi adalah suatu tindakan
yang menyebabkan

seseorang mengatur emosi

atau

mengelolah keadaan.

Kemampuan ini meliputi kecakapan untuk tetap tenang, menghilangkan kegelisahan,
kesedihan atau sesuatu yang menjengkelkan. Orang dengan pengelolaan emosi yang
baik akan mampu mengenali perasaannya dan mengatur penyaluran perasaan
tersebut. dalam Ika (2011)
Rasa takut merupakan bentuk threat emotion yang merespon ancaman dan
Ketidak pastian (Smith & Lazarus, 1993). Rasa takut memicu pemikiran dan tindakan
yang bertujuan untuk keluar dari tekanan tersebut. Tindakan yang diambil umumnya
merupakan tindakan untuk menghindari ancaman dan ketidakpastian.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

Lazarus et. al. (1994, dalam Duhachek & Iacobucci, 2005) menawarkan
proses-proses penilaian kognitif ketika konsumen dalam tekanan tertentu. Proses
dimulai dengan penilaian kognitif konsumen apakah tekanan tersebut sebagai hal
yang positif atau negatif. Ketika konsumen menilai tekanan tersebut sebagai hal yang
positif atau sesuai dengan tujuannya, maka yang muncul adalah challenge emotions
yang dicirikan dengan perasaan bersemangat, penuh harapan, dan percaya diri.
Sementara ketika konsumen menilai tekanan tersebut negative maka yang timbul
adalah threat emotions atau perasaan terancam.dalam Ika,(2011)
(Lazarus,1994 dalam Ika,2011) Memaparkan adapun indikatornya threat
emotions sebagai berikut :
- Amarah
- Rasa takut
- Gelisah
- Apresiasi
2.6 Br and Trust
2.6.1. Pengertian Br and Trust
Kepercayaan terbangun karena adanya harapan bahwa pihak lain akan
bertindak sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Ketika seseorang telah
mempercayai pihak lain maka mereka yakin bahwa harapan akan terpenuhi dan tak
akan ada lagi kekecewaan (Sanner, 1997 dalam Ferrinadewi 2008).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

Dalam riset costabile Ferrinadewi,(2008) kepercayaan atau trust didefinisikan
sebagai persepsi akan kehandalan dari sudut pandang konsumen didasarkan pada
pengalaman atau terpenuhinya harapan akan kinerja produk. Kepercayaan merek
merupakan variabel psikologis yang mencerminkan sejumlah akumulasi awal yang
melibatkan kredibilitas, integritas dan benevolence yang dilekatkan pada merek
tertentu. Kepercayaan konsumen adalah semua pengetahuan yang dimiliki oleh
konsumen dan semua kesimpulan yang dibuat konsumen tentang objek, atribut,
manfaat. Objek dapat berupa produk, orang, perusahaan dan segala sesuatu dimana
seseorang memiliki kepercayaan dan sikap. Atribut adalah karakteristik atau fitur
yang mungkin dimiliki atau tidak dimiliki oleh objek. Atribut interistik adalah segala
sesuatu yang berhubungan dengan sifat actual produk sedangkan atribut ekstrinsik
adalah segala sesuatu yang diperoleh dari aspek eksternal produk, seperti nama,
merek, kemasan produk. Manfaat adalah hasil positif yang diberikan atribut kepada
konsumen. (Mowen,2002)
Menurut Delgado (2004) dalam Ika (2011) kepercayaan merek adalah harapan
akan kehandalan dan intensi baik merek karena itu kepercayaan merek merefleksikan
2 hal yakni brand reliability dan brand intentions yang merupakan dimensi dan
indikator dari brand trust :
a) Brand reliability atau kehandalan merek yang bersumber pada keyakinan
konsumen bahwa produk tersebut mampu memenuhi nilai yang dijanjikan atau

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

dengan kata lain persepsi bahwa merek tersebut mampu memenuhi kebutuhan dan
memberikan kepuasan.
- Nilai yang dijanjikan.
- Keyakinan terhadap produk.
b) Brand intention didasarkan pada keyakinan konsumen bahwa merek tersebut
mampu mengutamakan kepentingan konsumen ketika masalah dalam konsumsi
produk muncul secara tidak terduga.
- Mengutamakan kepentingan bersama
- Manfaat yang diberikan
2.7 Minat Beli
2.7.1. Pengertian Minat Beli
Minat beli adalah selera masing-masing orang yang menjadi dasar pemilihan
sesuatu, minat membeli menunjukkan kecenderungan seseorang untuk lebih
menyukai produk dengan merk tertentu. Sedangkan menurut Kinnear & Taylor
(1995) adalah merupakan bagian dari komponen prilaku konsumen dalam sikap
mengkonsumsi, kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan
memebeli benar-benar dilaksanakan.dalam Ika (2011)
Menurut schiffman dan kanuk (1994) menyatakan bahwa motivasi sebagai
kekuatan dorongan dari dalam diri individu yang memaksa mereka untuk melakukan
tindakan. Jika seseorang mempunyai motivasi yang tinggi terhadap obyek tertentu,
maka dia akan terdorong untuk berprilaku menguasai produk tersebut. Sebaliknya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

jika motivasi rendah, maka dia akan mencoba untuk menghindari obyek yang
bersangkutan. Implikasinya dalam pemasaran adalah untuk kemungkinan orang
tersebut berminat untuk membeli produk atau merk yang ditawarkan pemasaran atau
tidak.
Priyati (2002) dalam Ika (2011) Memaparkan adapun indikator dari minat
beli adalah sebagai berikut :
-

Intensitas pencarian informasi

-

Keinginan segera membeli

-

Keinginan preferensial

2.8 Pengaruh Threat Emotion Terhadap Minat Beli
Ketidak senangan atau ketidak sesuaian muncul ketika seseorang konsumen
memegang pemikiran yang bertentangan mengenai suatu kepercayaan atau suatu
sikap. Contohnya : ketika konsumen telah membuat suatu komitmen member uang
muka atau memesan sebuah produk, terutama sekali untuk produk yang mahal seperti
kendaraan bermotor. Mereka sering mulai merasa threat emotion ketika mereka
berpikir tentang keunikannya, kualitas positif dari merek yang tidak dipilih. Threat
Emotion yang timbul setelah terjadinnya pembelian disebut Postpurchase
Dissonance. Dimana pada postpurchase dissonance, konsumen memiliki perasaan
yang tidak nyaman mengenai kepercayaan mereka, perasaan yang cenderung untuk
memecahkannya dengan merubah sikap agar sesuai dengan perilaku mereka
( Schiffman dan Kanuk,1997).dalam Ika (2011).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

Minat beli ini ditentukan juga tentang bagaimana konsumen menghadapi
suatu pilihan tertentu, sebab ketika mereka sudah memutuskan untuk membeli
mereka khawatir, adanya perasaan takut jika apa yang mereka beli tidak sesuai
dengan harapan yang mereka inginkan, threat emotion inilah yang menjadi
persoaalan yang membungungkan. Setiap tindakan konsumen selalu didahului oleh
adanya motivasi. Salah satu motivasi diantaranya adalah threat emotion. Threat
emotion yang muncul akibat adanya kemungkina minat beli. Menurut Lazarus, untuk
mengurangi tekanan emosi tersebut, konsumen akan melakukan sesuatu baik yang
sifatnya problem focused maupun emotional focused.
2.8.1. Pengaruh Br and Tr ust Ter hadap Minat Beli
Keterlibatan konsumen merupakan dasar dalam membangun kepercayaan dan
minat dalam membeli suatu produk. Walter (2003) Merangkum pendapat para ahli
dan menyimpulkan bahwa terdapat 3 komponen keprcayaan yaitu benevolence,
kejujuran dan kompetensi. Konsumen belum dapat merasakan benevolence,
kejujuran, dan kompetensi produk. Kemampuan konsumen merasakan kejujuran dan
kompetensi serta benevolence merek karena durasi waktu konsumsi yang relative
masih terhitung pendek bila dibandingkan dengan jangka waktu efektif konsumen
dapat merasakan hasil dari produk tersebut. dalam Ika (2011)
Menurut Boon & Holmes (1999) seperti dikutip oleh Lau & Lee (1999)
dalam Ika (2011) menyatakan bahwa jika individu mempercayai pihak lain, maka
kemungkinan terbentuknya positive behavioral intention terhadap pihak lain tersebut

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

akan semakin besar. Dengan demikian ketika konsumen mempercayai suatu merek
tertentu kemungkinan akan membentuk positif minat beli yang semakin besar.
2.9 Kerangka Konseptual
Setiap tindakan konsumen selalu didahului oleh adanya motivasi. Salah satu
bentuk motivasi diantaranya adalah Threat Emotion. Threat Emotion yang muncul
akibat adanya kemungkinan gangguan kesehatan tulang. Menurut Lazarus, untuk
mengurangi tekanan emosi tersebut, konsumen akan melakukan sesuatu baik yang
sifatnya problem focused atau emotional focused.
Di sisi lain, dalam pembelian merek tertentu, dibutuhkan kepercayaan. Produk
kesehatan, dalam hal ini susu berkalsium tinngi akan menawarkan manfaat yang
dapat mengurangi tekanan emosi yang sedang dihadapi oleh konsumen. Minat untuk
membeli produk kesehatan semacam ini akan membuat konsumen secara alamiah
akan mempertanyakan kehandalan dan intensitas merek tersebut sebagai bagian dari
pertimbangannya untuk membeli.
Berdasarkan paparan teori dan temuan terdahulu, maka dapat dibangun
kerangka konseptual sebagai berikut :

Threat Emotion
(X1)
Minat Beli
(Y)

Brand Trust (X2)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

2.9.1 Hipotesis
Maka dapat dirumuskan hipotesis pertama :
H1 : Diduga terdapat pengaruh positif threat emotion terhadap minat beli produk susu
Entrasol di Swalayan Sarikat Jaya Gresik.
H2 : Diduga terdapat pengaruh positif brand trust terhdapa minat beli produk susu
Entrasol di Swalayan Sarikat Jaya Gresik.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional dan pengukuran variabel berisi pernyataan tentang
pengoprasian atau pendefinisian konsep penelitian termasuk penetapan cara dan
satuan pengukuran variabelnya, adalah sebagai berikut :
1. Thr eat Emotion (X1) menawarkan proses-proses penilaian kognitif ketika
konsumen dalam tekanan tertentu . (Lazarus,1994 dalam Ika 2011). Indikatornya
adalah sebagai berikut :
-

Gelisah.
Gelisa ketika membeli Susu Entrasol karena kualitas yang kurang baik

-

Perasaan takut.
Perasaan takut muncul ketika membeli Susu Entrasol karena salah pilih.

-

Apresiasi.
Memberikan penilaian atau ungkapan pendapat mengenai Susu Entrasol.

-

Amarah.
Meluapkan amarah ketika pembelian tidak sesuai dengan keinginan.

2. Brand Trust (X2) adalah harapan akan kehandalan dan intensitas baik merek.
Delgado (2004) dalam Ika (2011). Berikut dimensinya:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

a. Brand Realibility (X21) kehandalan merek yang bersumber pada keyakinan
konsumen bahwa produk tersebut mampu memenuhi nilai yang dijanjikan.
Berikut indikatornya :
- Nilai yang dijanjikan.
Susu Entrasol sesuai dengan apa yang dijanjikan yaitu susu berkalsium
tinggi.
- Keyakinan terhadap Produk.
Yakin pada produk Susu Entrasol.
b. Brand Intention (X22) Keyakinan konsumen bahwa merek tersebut mampu
mengutamakan kepentingan konsumen ketika masalah dalam konsumsi produk
muncul secara tidak terduga. Indikatornya adalah sebagai berikut :
- Mengutamakan kepentingan bersama.
Susu Entrasol sangat penting bagi konsumen.
- Manfaat yang deiberikan.
Khasiat yang diberikan Susu Entrasol bagi kesehatan tubuh.
3. Minat Beli (Y) . merupakan bagian dari komponen prilaku konsumen dalam sikap
mengkonsumsi, kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan
memebeli benar-benar dilaksanakan schiffman dan kanuk (1994). Adapun
indikatornya adalah sebagai berikut: Priyati, (2002) dalam Ika, (2011)
- Intensitas pencarian informasi.
Mencari informasi tentang Susu Entrasol sebelum membeli.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

- Keinginan segera membeli.
Ingin segera membeli Susu Entrasol karena khasiat yang diberikan.
- Keinginan preferensial.
Lebih mengutamakan membeli Susu Entrasol dari pada produk susu lainnya.
3.1.1. Pengukuran Variabel
Skala pengukuran menggunakan skala Likert. Skala Likert adalah pertanyaan
yang mengukur sikap dari keadaan yang sangat negatif kejenjang yang sangat positif.
Skala Likert digunakan untuk mendapatkan data tentang dimensi dari variabelvariabel yang disesuaikan dengan penelitian, karena skala tersebut dipandang sebagai
penilaian yang mudah dipahami dan dilakukan oleh masyarakat khususnya
masyarakat Indonesia. Digunakan jenjang 5 dalam penelitian ini mengikuti pola
sebagai berikut :

3
1

5

Keterangan :
1 = Sangat Tidak Setuju (STS)

3 = Netral (N)

2 = Tidak Setuju (TS)

4 = Setuju (S)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5 = Sangat Setuju (SS)

25

3.2. Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Kumpulan individu atau obyek penelitian yang memiliki kualitas dan ciri
tersebut, sehingga dalam penelitian ini populasinya adalah konsumen yang baru
pertama kali membeli produk susu Entrasol di Swalayan Sarikat Jaya Gresik.
2. Sampel
Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik non probability sampling
tepatnya teknik Accidental sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan
kebetulan yaitu siapa saja yang bertemu dengan peneliti dan dipandang cocok sebagai
sumber data dapat dijadikan sebagai sampel. Sampel dalam penelitian ini adalah
konsumen yang baru pertama kali membeli susu Entrasol di Swalayan Sarikat Jaya
Gresik
Pengambilan sampel ini sesuai dengan apa yang dikatakan Ferdinand (2002:48).
Ukuran sampel berjumlah 100-200 untuk teknik maximum likehood estimation, atau
ukuran sampel minimal tergantung dari jumlah parameter yang diestimasi.
Pedomannya adalah 5-10 kali jumlah parameter yang diestimasi. Bila terdapat 20
parameter yang diestimasi maka besar sampel yang harus diperoleh 100-200
responden. Berdasarkan hal tersebut penelitian mempunyai 11 indikator dikali 10
sama dengan 110, dengan penyebaran kuesioner sebanyak 110 responden.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

3.3. Teknik Pengumpulan Data
3.3.1. J enis Data
a. Data primer
Data primer yang diolah dalam penelitian ini diperoleh dengan menyebarkan
kuesioner pada konsumen yang baru pertama kali membeli produk susu Entrasol di
Swalayan Sarikat Jaya Gresik.
b. Data sekunder
Data pendukung yang diperoleh secara tidak langsung baik berupa keterangan
maupun literature yang ada hubungannya dengan penelitian yang sifatnya melengkapi
atau mendukung data primer. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data TBI
(Top Brand Index) minuman susu berkalsium tinggi. Dan data penjualan susu
Entrasol yang didapat langsung dari Swalayan Sarikat Jaya Gresik.
3.3.2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam analisis ini adalah data yang diambil
langsung pada konsumen yang baru pertama kali membeli produk susu Entrasol di
Swalayan Sarikat Jaya Gresik dengan cara menyebarkan kuesioner.
3.3.3 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam skripsi ini dilakukan dengan menggunakan
beberapa cara berikut:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27

a. Observasi
pengamatan langsung pada lokasi penelitian untuk mendapatkan bukti-bukti yang
berkaitan dengan obyek penelitian.
b. Kuesioner
Yaitu pengumpulan data dilakukan dengan metode survey yang menggunakan
daftar pertanyaan kepada pelanggan yang pada saat itu berada di Swalayan Sarikat
Jaya Gresik. Pengambilan kuesioner dilakukan secara langsung ( kepada peneliti ).
c. Dokumentasi
mengumpulkan data, menggali data dokumen atau arsip-arsip aturan yang
disepakati.
3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis
3.4.1. Teknik Analisis
Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini
adalah Partial Least Square (PLS). PLS dikembangkan pertama k