PENGARUH THREAT EMOTION DAN BRAND TRUST TERHADAP MINAT BELI PRODUK NOTEBOOK IBM (Studi di Hi-Tech Mall Surabaya).

(1)

PENGARUH THREAT EMOTION DAN BRAND

TRUST TERHADAP MINAT BELI PRODUK

NOTEBOOK IBM

(Studi di Hi-Tech Mall Surabaya)

SKRIPSI

Oleh:

Dedi Setyawan

0612010202 /FE / EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR


(2)

SKRIPSI

PENGARUH THREAT EMOTION DAN BRAND

TRUST TERHADAP MINAT BELI PRODUK

NOTEBOOK ACER

(Studi di Hi-Tech Mall Surabaya)

Yang diajukan

Dedi Setyawan

0612010202 /FE / EM

Disetujui untuk Ujian Lisan oleh

Pembimbing Utama

Dra.Ec.Mei Retno,Msi Tanggal : ………..

Mengetahui

Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Drs. Ec. H. R. A. Suwaedi, MS


(3)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan berkat-Nya yang diberikan kepada penyusun sehingga skripsi yang berjudul “Pengaruh Threat Emotion Konsumen Dan Brand Trust Pada Minat Beli Produk Notebook Ibm (Studi Kasus di Hi-Tech Mall Surabaya)

.

Penyusunan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat penyelesaian Studi Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi jurusan Manajemen, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi bimbingan, petunjuk serta bantuan baik spirituil maupun materiil, khususnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP selaku Rektor Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur. SE, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar,MM, MS. Selaku Ketua Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Ibu Dra.Ec.Mei Retno,Msi selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah

memberikan bimbingan skripsi sehingga peneliti bisa merampungkan tugas skripsinya


(4)

5. Para Dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama menjadi mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran“ Jawa Timur.

6. Kepada kedua orangtuaku dan Adikku tercinta yang telah memberikan

dukungan baik moril ataupun material.

7. Berbagai pihak yang turut membantu dan menyediakan waktunya demi

terselesainya skripsi ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa apa yang telah disusun dalam skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat berharap saran dan kritik membangun dari pembaca dan pihak lain.

Akhir kata, Peneliti berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Salam hormat, Surabaya, Mei 2011


(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

ABSTRAKSI ... vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ... 9

2.2 Landasan Teori... 11

2.2.1 Pengertian Pemasaran ... 11

2.2.1.1. Konsep Pemasaran ... 11

2.3 Perilaku Konsumen ... 14

2.3.1. Pengertian Perilaku Konsumen ... 14

2.3.1.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen 16 2.4. Threat Emotion... 23

2.4.1. Pengertian Threat Emotion... 23

2.5. Brand Trust ... 25

2.5.1. Pengertian Brand Trust... 25

2.6. Minat beli ... 27

2.6.1. Pengertian Minat Beli... 27


(6)

2.8. Kerangka Konseptual ... 31

2.9. Hipotesis... 31

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 32

3.1.1. Pengukuran Variabel ... 33

3.2 Teknik Penentuan Sampel ... 34

3.3 Teknik Pengumpulan data... 34

3.3.1. Jenis data ... 34

3.3.2. Sumber Data ... 35

3.3.3. Pengumpulan data ... 35

3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 36

3.4.1 Teknik Analisis ... 36

3.4.2. Outliers... 37

3.4.3. Evaluasi atas Outlier ... 38

3.4.4. Uji Validitas ... 38

3.4.5. Uji Reliabilitas ... 38

3.4.6. Uji Normalitas... 39

3.4.7. Multicollinearity dan Singularity ... 39

3.4.8. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal ... 39

3.4.9. Evaluasi Model ... 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 44

4.1.1 Gambaran Perusahaan ... 44

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 45

4.2.1. Penyebaran Kuisioner ... 45

4.2.2. Keadaan Responden ... 45

4.2.3. Frekuensi Jawaban Responden... 47

4.3. Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 51


(7)

4.3.2. Uji Reliabilitas... 52

4.3.3. Uji Validitas ... 53

4.3.4 Uji Construct Reliability dan Variance Extracted ... 54

4.3.5. Uji Normalitas ... 55

4.4. Structural Equation Modelling ... 56

4.4.1. Evaluasi Model One Step Approach to SEM ... 56

4.4.2. Uji Hipotesis Kausalitas ... 58

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ... 59

4.5.1. Pembahasan Pengaruh Threat Emotion terhadap Minat Beli... 59

4.5.2. Pembahasan Pengaruh Brand Trust Terhadap Minat Beli .. 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 62

5.2. Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data Penjualan Notebook Acer 2005-2009... 4

Tabel 3.1. Goodness Of Fit Index ... 40

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 45

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 46

Tabel 4.2.1.Pernyataan Mengenai threat Emotion... 47

Tabel 4.2.2.Pernyataan Mengenai Kepercayaan... 48

Tabel 4.2.3. Pernyataan Mengenai Brand Intention... 49

Tabel 4.2.3. Pernyataan Mengenai Minat Beli... 50

Tabel 4.3. Hasil Uji Outlier... 51

Tabel 4.4. Uji Reliabilitas... 52

Tabel 4.5. Uji Validitas ... 53

Tabel 4.6. Perhitungan Construct Reliability Dan Variance Extracted... 54

Tabel 4.7. Uji Normalitas ... 55

Tabel 4.8. Evaluasi Kriteria Goodness Of Fit Indices :Model One Step Approach ... 57

Tabel 4.9. Evaluasi Kriteria Goodness Of Fit Indices : Modification Model 58 Tabel 4.10. Pengujian hipotesis ... 58

iii DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen... 17


(9)

Gambar 4.1. Model Pengukuran & Struktural Brand trust, Threat emotion & purchase intention One Step

Approach-Base Model ... 56

Gambar 4.2. Model Pengukuran & Struktural Brand trust, Threat emotion & purchase intention :Modification

Model ... 57

iv


(10)

Lampiran 2 : Tabulasi Jawaban Responden Lampiran 3 : Hasil Uji Outlier

Lampiran 4 : Hasil Uji Validitas, Reliabilitas dan Normalitas Lampiran 5 : Hasil Uji Structural Equation Modelling


(11)

PENGARUH THREAT EMOTION DAN BRAND

TRUST TERHADAP MINAT BELI PRODUK

NOTEBOOK IBM

(Studi di Hi-Tech Mall Surabaya)

Dedi Setyawan

Abstrak

IBM merupakan salah satu merek notebook yang banyak digunakan oleh konsumen termasuk para pelajar dan mahasiswa. Pada tahun 2008, Ibm memperoleh ICSA (Indonesian Customer Satisjcation Award) yang diselenggarkan oleh majalah SWA dan Frontier sebagai peringkat pertama untuk kategori notebookl laptop. IBM juga menjadi vendor yang mampu menempati penjualan tertinggi selama tiga tahun berturut-turut. Konsumen bebas memilih dan membeli notebook dengan merek yang diinginkannya. Keputusan konsumen menggunakan berbagai macam merek notebook adalah kriteria mereka dalam melakukan pembelian. Kusmayanto,(2008). Penelitian ini dilakukan di Hi-Tech Mall pusatnya perbelanjaan komputer, meskipun beberapa gerai menjual kebutuhan sehari-hari pada umumnya plaza atau toserba lainnya. Berdasarkan Data Pangsa Pasar yang dipublikasikan IDC, sementara di pasar notebook dimana IBM meraih posisi sebagai Vendor Notebook ke-3 terbesar di dunia mencatat pangsa pasar 17 persen. Dari gambaran data diatas, dapat disimpulkan bahwa tingkat penjualan notebook Ibm selalu mengalami peningkatan di tiap tahunnya serta terus beusaha untuk dapat memenuhi target di tahun 2009 sebesar 600.000 unit. Tetapi karena produk notebook ini merupakan produk jangka panjang, maka permasalahan dari fenomena tersebut adalah bagaimana Acer dapat menjadi market leader melampaui kompetitornya. Tujuan penelitian ini Untuk membuktikan pengaruh threat emotion terhadap minat beli produk notebook Ibm di Hi-Tech Mall Surabaya. 2. Untuk membuktikan pengaruh brand trust terhadap minat beli produk notebook Ibm di Hi-Tech Mall Surabaya

Populasi dalam penelitian ini konsumen yang membeli produk notebook di Hi-Tech Mall Surabaya.. Sampel yang diambil adalah sebesar 110 responden. Data yang dipergunakan adalah data primer yaitu data yang berdasarkan kuisioner hasil jawaban responden. Sedangkan analisis yang dipergunakan adalah Structural Equation Modelling.

IBM

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan telah didapatkan bahwa : 1).Brand Trust berpengaruh positif terhadap..Faktor Purcahse Intention


(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dunia IT semakin berkembang, yang ditandai semakin bermunculannya terobosan-terobosan baru dibidang perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware). Sebagai contoh, komputer pertama kali ditemukan berukuran sangat besar, dan hanya untuk keperluan tertentu sehingga tidak tersebar luas dalam masyarakat. Dalam perkembangannya, terciptalah PC (personal computer) yang menjadi angin segar bagi masyarakat dunia pada saat itu. PC mulai hadir dalam kehidupan masyarakat, dan digunakan dalam kehidupan yang lebih luas lagi dari sebelumnya, dalam keperluan perkantoran, instansi pendidikan, dan keperluan lainnya. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan teknologi informasi, masyarakat mulai memerlukan mobilitas dalam pemakaian komputer. Menanggapi kebutuhan tersebut, komputer mulai didesain dengan ukuran yang lebih kecil, dan terciptalah komputer jinjing yang kita kenal sebagai notebook atau laptop.

Saat ini pasar di Indonesia dibanjiri dengan berbagai jenis barang dan jasa baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang terdiri dari berbagai macam merek. Hal ini cukup menguntungkan bagi konsumen karena dengan semakin banyaknya pilihan, maka semakin banyak pula alternatif produk yang dapat dipilih konsumen. Begitu pula yang terjadi pada pasar barang-barang elektronik seperti antara lain notebook, atau sering disebut juga dengan laptop.Seiring dengan semakin berkembangnya jaman, notebook menjadi barang yang sangat


(13)

dibutuhkan bagi banyak orang terutama mahasiswa, dosen, pekerja kantor ataupun para eksekutif yang mempunyai mobilitas tinggi. Dengan bentuk yang simpel, ringan dan mudah di bawa kemana-mana serta mempunyai fungsi yang tidak jauh berbeda, notebook mulai dianggap sebagai pengganti komputer desktop atau sering juga disebut dengan PC (personal computer).

Kepraktisan dan kemudahan inilah yang menjadikan permintaan akan notebook yang semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat dengan semakin seringnya diadakannya berbagai expo atau pameran khusus yang menawarkan berbagai tipe dan merek notebook serta berlomba-lombanya berbagai vendor atau produsen konputer untuk mengeluarkan notebook dengan tipe terbaru, dan IBM adalah salah satunya.

Lazarus et. al. (1994, dalam Duhachek & Iacobucci, 2005) menawarkan proses proses penilaian kognitif ketika konsumen dalam tekanan tertentu. Proses dimulai dengan penilaian kognitif konsumen apakah tekanan tersebut sebagai hal yang positif atau negative. Ketika konsumen menilai tekanan tersebut sebagai hal yang positif atau sesuai dengan tujuannya, maka yang muncul adalah challenge emotions yang dicirikan dengan perasaan bersemangat, penuh harapan, dan percaya diri. Sementara ketika konsumen menilai tekanan tersebut negative maka yang timbul adalah threat emotions atau perasaan terancam. Perasaan terancam semacam ini akan menumbuhkan perasaan gelisah, takut dan apprehension.

Kepercayaan terbangun karena adanya harapan bahwa pihak lain akan bertindak sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Ketika seseorang telah mempercayai pihak lain maka mereka yakin bahwa harapan akan terpenuhi


(14)

dan tak akan ada lagi kekecewaan (Sanner, 1997 dalam Ryan, 2002). Menurut Delgado (2004) kepercayaan merek adalah harapan akan kehandalan dan intensi

baik merek karena itu kepercayaan merek merefleksikan 2 hal yakni brand

reliability dan brand intentions.

IBM merupakan salah satu merek notebook yang banyak digunakan oleh konsumen termasuk para pelajar dan mahasiswa. Pada tahun 2008, IBM memperoleh ICSA (Indonesian Customer Satisjcation Award) yang diselenggarkan oleh majalah SWA dan Frontier sebagai peringkat pertama untuk kategori notebookl laptop. IBM juga menjadi vendor yang mampu menempati penjualan tertinggi selama tiga tahun berturut-turut. Konsumen bebas memilih dan membeli notebook dengan merek yang diinginkannya. Keputusan konsumen menggunakan berbagai macam merek notebook adalah kriteria mereka dalam melakukan pembelian. Kusmayanto,(2008).

Faktor psikologis merupakan salah satu kebutuhan, selera dan juga daya beli yang timbul dari dalam diri konsumen. Hal tersebut merupakan salah satu dari segmen yang mempengaruhi keputusan sekian banyak perilaku pembelian konsumen. Kotler (2001:212) menyebutkan, konsumen memberikan dasar, wawasan dan pilihan-pilihan seseorang dalam membeli tentang apa yang menjadi kebutuhannya..

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan pembelian konsumen. seperti yang dikemukakan, Simamora (2001:85) bahwa proses pengambilan keputusan dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu: faktor


(15)

kebudayaan, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis. Sedangkan proses pengambilan keputusan pembelian memiliki 5 tahapan sebagaimana dikemukakan oleh Kotler, (2001: 222) yaitu: tahap pengenaian kebutuhan, tahap pencarian informasi, tahap evaluasi alternatif, tahap keputusan pembelian dan tahap perilaku pasca pembelian

Penelitian ini dilakukan di Hi-Tech Mall pusatnya perbelanjaan komputer, meskipun beberapa gerai menjual kebutuhan sehari-hari pada umumnya plaza atau toserba lainnya. Berbagai merek komputer berikut spare partnya tersedia diantaranya : HP, IBM, LG, Acer, Axioo, Toshiba dll. Bahkan software berbagai program juga dijual disini, umumnya toko (gerai) komputer dipusatkan di lantai II dan III. Hi-Tech Mall terletak di Jl. Kusuma Bangsa 116 – 118 Surabaya yang dikelola oleh PT. SASANA BOGA Surabaya bekerja sama dengan Pemerintah Kota Surabaya. Obyek penelitian ini dilakukan di Hi-Tech Mall pusatnya perbelanjaan komputer Surabaya khususnya mengenai bagaimana threat emotion

konsumen dan kepercayaan merek terhadap keputusannya membeli suatu produk IT, sebab notebook IBM adalah piranti teknologi yang cukup maju dan canggih memiliki desain yang modern harganya pun juga mudah terjangkau oleh konsumennya.

IBM merupakan produsen komputer terbesar ketiga di dunia di balik HP dan di depan Dell. Perusahaan ini juga memiliki waralaba terbesar jaringan ritel komputer di Taipei, Taiwan, tetapi IBM menempati posisi puncak atau pertama di Indonesia. Namun akhir-akhir ini IBM sendiri bahkan mengalami komplain baik dari konsumen atau pelanggannya, sebagai contoh IBM terpaksa menarik


(16)

beberapa seri notebook IBMnya dari pasar, terkait keluhan dari para pelanggan yang merasa notebook miliknya mengalami overheat (panas berlebihan). Sudah

menjadi perhatian kami kalau beberapa notebook IBM tertentu mengalami masalah overheat. Oleh karena itu, secara sukarela kami akan menarik

produk-produk Acer demi keamanan bersama," tulis pernyataan IBM, yang dikutip dari situs resminya, Okezone.com. Senin (12/10/2009).

Total penjualan notebook IBM mencapai 116.085 unit pada kuartal pertama 2009 atau mencatat pertumbuhan 30,5% dari periode yang sama tahun lalu. Menurut data yang dikeluarkan Lembaga Riset Gartner Inc., pada kuartal 1 tahun 2009, pangsa pasar IBM di Indonesia melesat hingga 43,2% dengan total penjualan 134.386 unit, saat ini penjualan ditargetkan mencapai 600.000 unit hingga akhir tahun, dengan pertumbuhan Year on Year mencapai 23,6% dari periode yang sama pada tahun 2008. Sementara tahun 2008 lalu tercatat total penjualan IBM mencapai 491.657 unit atau meningkat 20,1% dari tahun 2007 atau sekitar 489.204 unit. Dikutip dari situs resminya, http://www.beritabaru.com. Minggu (14/06/09).

IBM Group Indonesia juga kembali mempertahankan posisi sebagai vendor PC No. 4 di Indonesia yang berarti mencakup notebook, desktop dan server. Posisi ini telah diraih IBM Group Indonesia sejak tahun 2007, sedangkan khusus untuk kategori produk notebook, tahun ini merupakan tahun keempat bagi brand IBM sendiri menguasai pangsa pasar di Indonesia. “Melihat perkembangan yang positif pasar IBM Group Indonesia, IBM bertekad mempertahankan posisi sebagai PC dan Notebook Vendor No. 1 di Indonesia. Dengan strategi


(17)

multi-brand, IBM memberi lebih banyak pilihan kepada pengguna dalam memilih merek dan produk yang sesuai dengan kesukaan dan kebutuhan masing-masing,” kata Helmy Anam, Head of Marketing Communications Department, IBM Group Indonesia.

Berdasarkan Data Pangsa Pasar yang dipublikasikan IDC, sementara di pasar notebook dimana IBM meraih posisi sebagai Vendor Notebook ke-4 terbesar di dunia mencatat pangsa pasar 17 persen. Dari gambaran data diatas, dapat disimpulkan bahwa tingkat penjualan notebook IBM selalu mengalami peningkatan di tiap tahunnya serta terus beusaha untuk dapat memenuhi target di tahun 2009 sebesar 600.000 unit. Tetapi karena produk notebook ini merupakan produk jangka panjang, maka permasalahan dari fenomena penelitian ini adalah

bagaimana IBM dapat memberikan brand trust dan ketertarikan bagi

konsumennya untuk membeli. Berikut data-data yang mendukung:.

Tabel 1. Data Brand Index Produk Notebook Tahun 2007-2009

Produk 2008 2009 2010

BV TBI(%) BV TBI(%) BV TBI(%)

Toshiba 239.6 45.6 62.8 14.2 44.3 33.8

Acer 57.9 33.8 42.1 21.4 36.8 20.4

Hp 39.8 21.4 42.5 12.8 28.6 9.6

IBM lenovo 82.2 11.8 43.6 5.6 26 5.7

DELL 11.8 10.9 12.9 2.2 25.4 4.5

Sumber :

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa dari peringkat notebook di pasaran notebook Toshiba pada tahun 2010 sebesar 33,8% kemudian disusul oleh Acer sebesar 20,4%, sedang diperingkat ketiga Hp sebesar 9,6%, kemudian IBM sebesar 5,7% dan di tempat terakhir adalah dell sebanyak 4,5%, bervariasinya nilai total brand index tersebut memberikan contoh beraneka ragam fasilitas yang


(18)

dipromosikan oleh berbagai merek notebook, membuat nilai TBI notebook mengalami fluktuatif, tergantung dari fasilitas atau keunggulan yang berupa kualitas, resiko dan merek yang dipromosikan. Penurunan notebook IBM tersebut dialami pula, oleh karena itu di dalam membeli notebook, terdapat pertimbangan konsumen yaitu kualitas, resiko dan merek.

Konsumen atau pelanggan biasanya mempunyai kebiasaan untuk berbagi informasi dengan teman-teman mereka tentang produk-produk yang menurut persepsi mereka mempunyai nilai yang tinggi, data diatas menunjukkan bahwa produk yang dibeli tidak memenuhi harapan pelanggannya, sehingga sering terjadi referensi negatif yang muncul, hal ini perlu diperhatikan oleh perusahaan sebab konsumen lebih berminat untuk menceritakan pengalaman negatif dari pada pengalaman positif mereka. Psikologi konsumen seperti persepsi terhadap kualitas produk, persepsi pada kualitas layanan, persepsi pada harga terbukti mempengaruhi keputusan pembelian hingga kesetiaan konsumen (Bei & Chiao, 2001). Kepercayaan terbangun karena adanya harapan bahwa pihak lain akan bertindak sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Ketika seseorang telah mempercayai pihak lain maka mereka yakin bahwa harapan akan terpenuhi dan tak akan ada lagi kekecewaan (Sanner, 1997 dalam Ryan, 2002).

Oleh karena itu dari uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Threat Emotion Konsumen Dan Brand

Trust Pada Minat Beli Produk Notebook IBM (Studi Kasus di Hi-Tech Mall Surabaya)“.


(19)

8

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan sebelumnya, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah threat emotion berpengaruh terhadap minat beli produk notebook

IBM di Hi-Tech Mall Surabaya?

2. Apakah brand trust berpengaruh terhadap minat beli produk notebook IBM di

Hi-Tech Mall Surabaya?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk membuktikan pengaruh threat emotion terhadap minat beli produk

notebook IBM di Hi-Tech Mall Surabaya.

2. Untuk membuktikan pengaruh brand trust terhadap minat beli produk

notebook IBM di Hi-Tech Mall Surabaya

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi pihak lain yang membutuhkan

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak lain yang membutuhkan informasi tentang masalah yang sejenis, sehingga bisa membantu mengatasi masalah yang ada.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian ini telah dilakukan oleh, Setyowati,Rini, (2008) dengan judul penelitian ”Pengaruh Threat

Emotion Dan Atrribut Produk Terhadap Minat Beli Mobil Toyota”. Rumusan

masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah )Apakah threat emotion berpengaruh terhadap minat beli Konsumen Pemilik Mobil Toyota Avanza ? 2.)apakah atribut produk berpengaruh terhadap minat beli Konsumen Pemilik Mobil Toyota Avanza. Teknik analisis yang digunakan adalah structural equation modelling.

Hasil penelitian ini sebagian besar konsumen dari sisi emosional menyatakan telah melakukan langkah yang tepat dan membuat pilihan yang tepat dalam membeli mobil Toyota Avanza, dari analisa wisdom of purchase konsumen

merasa membutuhkan, dan melakukan keputusan yang tepat dalam memberikan minat beli mobil merek Toyota Avanza Dari analisa Concern Over the Deal diperoleh hasil bahwa konsumen setelah membeli Toyota Avanza, tidak merasa telah melakukan suatu ketololan Tenaga Penjual tidak membuat mereka bingung, Merasa nyaman dengan persetujuan yang telah di buat. Dari analisa diatas dapat dilihat bahwa secara keseluruhan threat emotion konsumen berpengaruh terhadap minat beli mobil Avanza rendah sedangkan atrribut produk tidak berpengaruh terhadap minat.


(21)

Penelitian selanjutnya dilakukan Rafig,Muhhammad,(2008).”Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Kepercayaan terhadap intenttion to buy (minat beli pada produk superbrand (Studi pada produk Indosat di Kabupaten Sleman)” .Rumusan masalah yang di ajukan dalam penelitian ini apakah terdapat hubungan yang signifikan antara brand reputation, brand predictability, brand competence, brand liking, dan brand satisfaction terhadap pembentukan kepercayaan konsumen pada merek Indosat. Serta hubungan yang signifikan antara brand trust terhadap intention to stay konsumen pada merek Indosat. teknik analisis dalam penelitian ini menggunaka structural equation modelling.

Hasil peneltian ini menunjukkan bahwa 1)reputasi merek Indosat tidak terbukti berpengaruh langsung dan mempunyai hubungan yang positif (meningkatkan) terhadap kepercayaan pada merek tersebut (p > 0,05).2. Bahwa merek yang dapat diprediksikan tidak terbukti berpengaruh langsung dan mempunyai hubungan yang positif dengan kepercayaan pada merek Indosat (p > 0,05).3.Bahwa merek yang memiliki kompetensi bagus terbukti berpengaruh langsung dan mempunyai hubungan yang positif dengan kepercayaan pada merek Indosat (p< 0,01). 4. Bahwa kesukaan konsumen pada suatu merek terbukti berpengaruh langsung dan mempunyai hubungan yang positif dengan kepercayaan pada merek Indosat (p< 0,01). 5. Bahwa kepuasan konsumen pada sebuah merek terbukti berpengaruh langsung dan mempunyai hubungan yang positif dengan kepercayaan pada merek Indosat (p< 0,01). 6. Bahwa kepercayaan pada merek Indosat terbukti berpengaruh langsung dan mempunyai hubungan yang positif dengan intention to buy (p < 0,01)


(22)

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Ferrinadewi,(2008), dengan Judul Penelitian ” Pengaruh threat emotion konsumen dan brand Trust pada keputusan

pembelian produk susu anlene Di surabaya”. Permasalahan yang di ajukan adalah 1.apakah threat emotion brpengaruh terhadap keputusan pembelian.2) apakah brand trust berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penelitian ini berhsail membuktikan bahwa memang terdapat pengaruh yang signifikan variabel threat emotions dan brand trust baik secara parsial maupun secara simultan terhadap keputusan pembelian produk susu Anlene. Berdasarkan paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa produk kesehatan memiliki keunikan tersendiri. Konsumen lebih terdorong untuk membeli produk kesehatan ketika konsumen merasakan adanya ancaman atas penyakit tertentu. Besarnya efek threat emotions terhadap keputusan pembelian konsumen pada susu Anlene bahkan lebih besar daripada efek brand trust.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Pengertian Pemasaran

Menurut Kotler (1997:8) Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

Menurut Stanton pada buku Swastha dan Irawan (1983 : 5) pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan


(23)

barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

Dari beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan seluruh kegiatan usaha yang dibuat untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa dalam menciptakan hubungan pertukaran yang dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan konsumen.

2.2.1.1. Konsep Pemasaran

Menurut Kotler (1997: 17), konsep pemasaran menyatakan bahwa kunci untuk meraih tujuan organisasi adalah lebih efektif daripada para pesaing dalam memadukan kegiatan pemasaran guna menetapkan dan memuaskan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran. Sebagai falsafah bisnis konsep pemasaran bertujuan memberikan keputusan terhadap keinginan dan kebutuhan konsumen atau berorientasi kepada konsumen. Definisi konsep pemasaran ini menurut Swastha dan Irawan (1983:10) adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan. Menurut Kotler (1992:30), konsep pemasaran berpendapat bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penelitian kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan penyerahan produk yang memuaskan secara lebih efisien dan lebih efektif dibanding para pesaing.

Berdasarkan kedua pengertian konsep pemasaran di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep pemasaran suatu perusahaan yang harus dimulai dengan usaha mengenali dan merumuskan keinginan dan kebutuhan konsumen.


(24)

Dasar pemikiran yang terkandung di dalam konsep pemasaran dapat digolongkan menjadi tiga elemen pokok, yaitu :

a. Orientasi konsumen atau pasar atau pembeli.

Dalam upaya memasarkan hasil produksinya, produsen hendaknya memperhatikan selera konsumen, karena produk yang dihasilkan akan lebih banyak berhubungan dengan konsumen sebagai penikmat dan sebagai penggunanya. Beberapa komponen yang harus ada untuk perusahaan yang benar-benar ingin memperhatikan konsumen, anatar lain :

 Menentukan kebutuhan pokok (basic needs) dari pembeli yang

akan dilayani dan dipenuhi.

 Memilih kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran dalam penjualannya.

 Menentukan produk dan program permasalahannya.

 Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai

dan menafsirkan keinginan sikap serta tingkah laku mereka.

 Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah menitik beratkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah atau model yang menarik.

b. Volume penjualan yang menguntungkan

Merupakan tujuan dari konsep pemasaran, artinya laba itu dapat diperoleh dengan melalui pemuasan konsumen. Dengan laba ini, perusahaan dapat tumbuh berkembang, dapat menggunakan kemampuan yang lebih besar, dapat memberikan tingkat kepuasan yang lebih besar pada konsumen, serta dapat rnemperkuat kondisi perekonomian secara keseluruhan.


(25)

Dapat pula dikatakan bahwa sebenarnya laba itu sendiri merupakan pencerminan dari usaha-usaha perusahaan yang berhasil memberikan kepuasan pada konsumen.

c. Koordinasi dan integrasi seluruh kegiatan pemasaran.

Penyusunan kegiatan pemasaran berarti setiap orang dan setiap bagian dalam pemasaran turut berkecimpung dalam usaha yang konsisten, sehingga tujuan perusahaan dapat terealisir, terkoordinir untuk memberikan kepuasan yang menjadi keputusan.

2.3. Perilaku Konsumen

2.3.1. Pengertian Perilaku Konsumen

Terdapat beberapa definisi untuk memberikan penjelasan mengenai perilaku konsumen.Engel, Blackwell dan Miniard (1994), menyatakan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan individu yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut.

Loudon dan Bitta (1993). Menyatakan bahwa perilaku konsumen meliputi proses pengambilan keputusan dan kegiatan individu secara secara fisik pada saat mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau mendapatkan barang dan jasa. Dari pendapat tersebut diperoleh dua hal penting yaitu:


(26)

a. Sebagai proses pengambilan keputusan

b. Kegiatan fisik dalam upaya menilai, memperoleh dan menggunakan barang

dan jasa.

Perilaku konsumen disebutkan sebagai interaksi yang dinamis antara kesadaran atau pengertian, perilaku dan peristiwa lingkungan dimana manusia melakukan aspek dengan mana pertukaran tentang kehidupan mereka.

Dari definisi diatas terdapat tiga hal penting yaitu : 1. Perilaku konsumen bersifat dinamis.

2. Perilaku konsumen melibatkan interaksi antara perasaan dan kesadaran perilaku serta peristiwa lingkungan

3. Perilaku melibatkan pertukaran

Definisi perilaku konsumen yang dikemukakan Swastha dan Handoko (1987: 9) adalah kegiatan – kegiatan individu secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan – kegiatan tersebut. Dari definisi tersebut terdapat dua elemen terpenting yaitu ;

a. Proses pengambilan keputusan b. Kegiatan fisik.

Kedua elemen ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan dan menggunakan barang atau jasa ekonomi

Dari beberapa pengertian perilaku konsumen tersebut diatas dapat diambil kesimpulan bahwa perilaku konsumen merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan


(27)

proses pengambilan keputusan untuk mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa yang dapat dipengaruhi oleh lingkungannya. Dengan demikian kegiatan pembelian hanyalah merupakan salah satu tahap dari proses untuk mendapatkan barang dan jasa. Bagi pemasar memahami proses pembelian sangat penting. Karena proses tersebut merupakan sebuah pendekatan penyelesaian masalah pada tindakan manusia untuk membeli suatu produk dalam memenuhi kebutuhan dan keinginannya.

2.3.1.1. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Faktor yang mempengaruhi konsumen anatara lain adalah sebagai berikut : 1. Pengaruh lingkungan

2. Perbedaan dan pengaruh individu

3. Proses psikologis (Engel,J.F,Blackwell,R.D,Miniard,P.W, 1994)

Dalam tujuan pemasaran pihak pemasar berusaha keras untuk memenuhi dan melayani kebutuhan dan belanja sasaran dengan maksimal sesuai dengan keinginan dan harapan konsumennya, Yaitu memperoleh kepuasan sehingga perusahaan harus mampu mengembangkan bauran pemasaran untuk mempengaruhi konsumen agar mau mengambil keputusan untuk melakukan pembelian atas produk atau jasa yang ditawarkan.

Menurut Amstrong dan Kotler (1994), faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen meliputi budaya, sosial, pribadi dan psikologis. Rangkaian dan unsur masing-masing faktor dapat digambarkan sebagai berikut:


(28)

Gambar 2.1. : Faktor – faktor yang mempengaruhi konsumen.

Budaya

- Budaya

- Sub budaya - Kelas Sosial

Sosial

- Kelompok acuan - Keluarga - Peran &

status

Kepribadian

- Umur & tahap daur hidup - Situasi ekonomi - Gaya hidup - Kepribadian &

konsep diri

Psikologis - Motivasi - Persepsi - Pengetahuan - Keyakinan &

sikap

Pembelian

Sumber : Kotler and Amstrong, (1992), Dasar-Dasar Pemasaran, Penerbit : Intermedia Jakarta.

1. Faktor Budaya

Budaya, sub-budaya, dan kelas sosial merupakan hal yang sangat penting dalam perilaku pembelian

a. Budaya

Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar. Anak-anak mendapatkan kumpulan nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku dari keluarganya serta lembaga-lembaga penting lain. Anak-anak yang dibesarkan di amerika serikat mendapatkan nilai-nilai berikut: prestasi dan keberhasilan, aktifitas, efisiensi dan kepraktisan, kemajuan, kenikmatan materi, individualisme, kebebasan, kenikmatan eksternal, humanisme, dan berjiwa muda,

b. Sub-Budaya

Masing-masing budaya terdiri dari sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan lebih banyak ciri-ciri dan sosialisasi yang khusus bagi


(29)

anggota-anggotanya. Sub-budaya terdiri dari kebangsaan, agama, kelompok ras, dan daerah geografis. Banyak sub-budaya yang membentuk segmen pasar penting, dan pemasar sering merancang produk dan progam pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.

c. Kelas Sosial

Pada dasarnya semua masyarakat memiliki strata social. Stratifikasi tersebut kadang-kadang berbentuk sistim kasta yang berbeda dibesarkan dengan peran tertentu dan tidak dapat mengubah keanggotaan kasta mereka. Stratifikasi lebih sering ditemukan dalam bentuk kelas sosial. 2. Faktor Sosial

Selain faktor budaya, perilaku seorang konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga serta peran dan status sosial.

a. Kelompok Acuan

Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang mempunyai pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. Kelompok yang memiliki pengaruh langsung terhadap seseoarang dinamakan kelompokkeanggotaan.

Beberapa kelompok keanggotaan adalah kelompok primer, seperti keluarga, teman, tetangga,dan rekan kerja, yang berinteraksi dengan seseorang secara terus-menerus dan informal. Orang yang menjadi kelompok anggota sekunder, seperti kelompok keagamaan, profesional, dan asosiasi perdagangan, yang cendrung lebih formal dan membutuhkan interaksi yang tidak rutin.


(30)

Orang sangat dipengaruhi oleh kelompok acuan mereka sekurang-kurang oleh tiga jalur. Kelompok acuan manghadapkan seseorang pada perilaku dan gaya hidup baru. Kelompok acuan juga memepengarui perilaku dan konsep pribadi seseorang. Dan kelompok acuan menciptakan tekanan untuk mengikuti kebiasaan kelompok yang mungkin mempengarui pilihan produk dan merek aktual seseorang.

Orang juga dipengarui oleh kelompok diluar kelompok mereka. Kelompok

yang ingin dimasuki seseorang dinamakan kelompok aprirasional.

Kelompok dissosiatif adalah kelompok yang nilai atau perilakunya ditolak

oleh seseorang. b. Keluarga

Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan ia telah menjadi obyek penelitian yang luas. Anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling berpengaruh .Kita dapat membedakan antar dua keluarga dalam kehidupan pembeli. Keluarga orientasi terdiri dari orang tua dan saudara kandung

seseorang. Dari orang tua seseorang mendapatkan orientasi atas agama, politik, dan ekonomi serta ambisi pribadi, harga diri dan cinta. Bahkan jika pembeli tidak lagi berinteraksi secara mendalam dengan keluarganya, pengaruh keluarga terhadap perilaku pembeli dapat tetap signifikan. Di negara-negara dimana orang tua tinggal dengan anak-anak mereka yang sudah dewasa, pengaruh mereka dapat menjadi sangat besar. Pengaruh


(31)

yang lebih langsung terhadap perilaku pembelian sehari-hari adalah

keluarga prokreasi yaitu, pasangan dan anak-anak seseorang.

c. Peran dan Status

Seseorang berpartisipasi dalam banyak kelompok sepanjang hidupnya keluarga, club, organisasi. Kedudukan orang itu masing-masing kelompok dapat ditentukan berdasarkan peran dan status. Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Masing-masing peran menghasilakan status. Orang-orang memilih produk yang dapat mengkomunikasikan peran dan status mereka di masyarakat. Pemasar menyadari potensi simbol status dari produk dan merek.

3. Faktor Pribadi

Keputusan pembeli juga dipengarui oleh karakteristik pribadi, Karakteristik tersebut meliputi usia, dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep didik pembeli.

a. Usia Dan Tahap siklus Hidup

Orang yang memebeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang hidupnya. Mereka makan makanan bayi selama tahun-tahun awal hidupnya,banyak ragam makanan selama tahun-tahun pertumbuhan dan kedewasaan, serta diet khusus selama tahun-tahun berikutnya. Selera orang terhadap perabot, pakaian, dan rekreasi juga juga berhubungan dengan usia.

Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga. Beberapa karya terbaru telah mengidentifakasikan tahap siklus hidup psikologis. Orang dewasa mengalami perjalanan dan perubahan situasi hidup bercerai,


(32)

menduda/menjanda, kawin lagi dan dampak situasi itu terhadap perilaku konsumsi.

b. Pekerjaan dan Lingkungan Ekonomi

Pekerjaan seseorang juga mempengarui pola konsumsinya. Pilihan produk sangat dipengarui oleh keadaan ekonomi seseorang, penghasilan yang dapat di belanjakan (level, kesetabilan, pola waktu), tabungan dan aktiva (termasuk presentase aktiva yang lancar/likuid), utang, kemampuan untuk meminjam, dan sikap terus-menerus memperlihatkan kecendrungan penghasilan pribadi, tabungan dan tingkat suku bunga. Jika indikator ekonomi menandakan resesi, pemasar dapat mengambil langkah-langkah untuk merancang ulang, melakukan penempatan ulang, dan menempatkan kembali harga produk mereka sehingga mereka dapat terus menawarkan nilai ke pelanggan sasaran.

c. Gaya Hidup

Orang-orang yang berasal dari sub-budaya, kelas sosial, dan pekerja yang sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda.Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opininya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan dari seseorang yang berinteraksi dengan lingkunganya.

d. Kepribadian dan Konsep Diri

Masing-masing orang memiliki kepribadian yang berbeda yang mempengarui perilaku pembelianya. Yang dimaksud kepribadian adalah karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang


(33)

menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkunganya.

4. Faktor Psikologis

Pilihan pembelian seseorang dipengarui oleh empat faktor psikologis utama motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan pendirian.

a. Motivasi

Seseorang mempunyai banyak kebutuhan pada waktu tertentu. Beberapa kebutuhan bersifat biogenis, kebutuhan tersebut muncul dari tekanan biologis seperti lapar, haus, tidak nyaman. Kebutuhan yang bersifat Psikogenis, kebutuhan itu muncul dari tekanan psikologis seperti kebutuhan dan pengakuan, penghargaan, atau rasa keanggotaan kelompok. Suatu kebutuhan akan menjadi motif jika ia didorong hingga ia mencapai tingkat intensitas yang memadai. Motif adalah kebutuhan yang cukup mendorong seseorang untuk bertindak.

b. Persepsi

Seseorang yang termotivasi siap untuk bertidak. Bagaimana seseorang yang termotivasi bertindak akan dipengarui oleh perspsinya terhadap situasi tertentu. Persepsi adalah proses yang digunakan oleh seorang individu memilih, mengorganisasi, dan mengintepretasi masukan-masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti.

Persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik tetapi juga pada rangsangan yang behubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan.


(34)

c. Keyakinan dan sikap

Melalui bertindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan sikap. Keduanya kemudian mempengarui perilaku pembelian mereka.

Keyakinan mungkin berdasarkan pengetahuan. Pendapat, atau kepercayaan.

2.4. Threat Emotion

2.4.1. Pengertian Threat Emotion

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995), pengelolaan adalah suatu proses, cara, dan perbuatan untuk mengendalikan, menyelenggarakan, mengurus dan mengatur. Sedangkan emosi dalam Oxford English Dictionary didefinisikan sebagai “setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, dan nafsu, atau setiap keadaan mental yang hebat atau meluap-luap”. Goleman 1997) mengemukakan emosi sebagai dorongan untuk bertindak, rencana seketika untuk mengatasi masalah yang ada. Akar kata emosi adalah movere, kata kerja Bahasa Latin yang berarti “menggerakkan, bergerak”, ditambah awalan “e-“ untuk memberi arti “bergerak menjauh”, menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi.

Sejumlah teoritikus mengelompokkan emosi dalam beberapa golongan besar (Goleman, 1997). Golongan-golongan emosi tersebut adalah amarah, kesedihan, rasa takut, kenikmatan, cinta, terkejut, dan malu. Yang tergolong dalam kelompok emosi marah adalah beringas, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, kesal hati, terganggu, rasa pahit, berang, tersinggung, bermusuhan, dan yang paling hebat adalah tindak kekerasan dan kebencian patologis. Menurut Tice


(35)

(dalam Goleman 1997) amarah merupakan emosi negatif yang paling sulit dikendalikan. Amarahlah yang paling menggoda diantara emosi- emosi negatif yang lain. Berbeda dengan kesedihan, amarah menimbulkan semangat, bahkan menggairahkan. Menurut Goleman (1997) pengelolaan emosi adalah kemampuan untuk mengatur perasaan, menenangkan diri, melepaskan diri dari kecemasan, emurungan, atau ketersinggungan, dengan tujuan untuk keseimbangan emosi (keseimbangan antara perasaan dan lingkungan).

Alder (2001) menyebutkan bahwa pengelolaan emosi adalah suatu tindakan yang menyebabkan seseorang mengatur emosi atau mengelola keadaan. Kemampuan ini meliputi kecakapan untuk tetap tenang, menghilangkan kegelisahan, kesedihan atau sesuatu yang menjengkelkan. Orang dengan pengelolaan emosi yang baik akan mampu mengenali perasaannya dan mengatur penyaluran perasaan tersebut. Pengelolaan emosi menurut teori yang dikembangkan oleh Freud (dalam Shapiro, 1999) adalah pengelolaan terhadap dorongan-dorongan id. Pengelolaan dorongan-dorongan ini dilakukan melalui pengembangan ego sebagai penengah antara id dan super ego. Ego akan berperan sebagi manajer emosi dengan cara “membisikkan” alasan-alasan dan suatu gaya adaptif yang memungkinkan seseorang mendapatkan apa yang diinginkannya dengan cara yang bisa diterima oleh orang lain, yang tidak akan merugikan, baik dunia luar maupun aturan-aturan dan sanksi-sanksi yang ada dalam dunianya sendiri.

Lazarus et. al. (1994, dalam Duhachek & Iacobucci, 2005) menawarkan proses proses penilaian kognitif ketika konsumen dalam tekanan tertentu. Proses


(36)

dimulai dengan penilaian kognitif konsumen apakah tekanan tersebut sebagai hal yang positif atau negative. Ketika konsumen menilai tekanan tersebut sebagai hal yang positif atau sesuai dengan tujuannya, maka yang muncul adalah challenge emotions yang dicirikan dengan perasaan bersemangat, penuh harapan, dan percaya diri. Sementara ketika konsumen menilai tekanan tersebut negative maka yang timbul adalah threat emotions atau perasaan terancam. Perasaan terancam semacam ini akan menumbuhkan perasaan amarah, takut, gelisah dan apresiasi. dalam Ferrinadewei, (2008).

2.5. Brand Trust

2.5.1. Pengertian Brand Trust

Kepercayaan adalah sejumlah spesifik terhadap integritas (kejujuran pihak yang dipercaya dan kemampuan menepati janji), benevolence (perhatian dan

motivasi yang dipercaya untuk bertindak sesuai dengan kepentingan yang

mempercayai mereka), competency (kemampuan pihak yang dipercaya untuk

melaksanakan kebutuhan yang mempercayai) dan konsistensi perilaku pihak yang dipercaya (Luarndan Lin dalam Ferrinadewi,2008).

Dalam riset Costabile Ferrinadewi,(2008) kepercayaan atau trust disefinisikan sebagai persepsi akan kehandalan dari sudut pandang konsumen didasarkan pada pengalaman atau terpenuhinya harapan akan kinerja produk. Kepercayaan merek merupakan variabel psikologis yang mencerminkan sejumlah akumulasi awal yang melibatkan kredibilitas, integritas dan benevolence yang

dilekatkan pada merek tertentu. Kepercayaan konsumen adalah semua pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen dan semua kesimpulan yang dibuat


(37)

konsumen tentang objek,atribut dan manfaatnya. Objek dapat berupa produk, orang, perusahaan dan segala sesuatu dimana saeseorang memiliki kepercayaan dan sikap. Atribut adalah karakteristik atau fitur yang mungkin dimiliki atau tidak dimiliki oleh objek. Atribut instrisik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan sifat actual produk sedangkan atribut ekstrinsik adalah segala sesuatu yang diperoleh dari aspek eksternal produk, seperti nama, merek, kemasan produk. Manfaat adalah hasil positif yang diberikan atribut kepada konsumen. (Mowen, 2002: 312)

Kesukaan terhadap merek menunjukkan kesukaan yang dimiliki oleh suatu kelompok terhadap kelompok lain karena kesamaan visi dan daya tarik. Untuk mengawali hubungan suatu kelompok harus disukai atau mendapat simpati dari kelompok yang lain. Bagi konsumen, untuk membuka hubungan dengan suatu merek, maka konsumen harus menyukai dahulu merek tersebut.

Kepercayaan terbangun karena adanya harapan bahwa pihak lain akan bertindak sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Ketika seseorang telah mempercayai pihak lain maka mereka yakin bahwa harapan akan terpenuhi dan tak akan ada lagi kekecewaan (Sanner, 1997 dalam Ryan, 2002).

Kepercayaan merek adalah harapan akan kehandalan dan intensi baik merek, berikut adalah dimensi dan indikator dari brand trust. Delgado (2004)

a. Brand reliability merupakan kehandalan merek yang bersumber pada

keyakinan konsumen bahwa produk tersebut mampu memenuhi nilai yang dijanjikan .


(38)

- Keyakinan terhadap produk

b. Brand intentions merupakan keyakinan konsumen bahwa merek tersebut mampu mengutamakan kepentingan konsumen ketika masalah dalam konsumsi produk muncul secara tidak terduga.

- Mengutamakan kepentingan bersama - Manfaat yang diberikan

2.6. Minat Beli

2.6.1. Pengertian Minat Beli

Minat adalah selera masing-masing orang yang menjadi dasar pemilihan sesuatu, minat membeli menunjukkan pada kecenderungan seseorang untuk lebih menyukai produk dengan merek tertentu.

Menurut Sukardi (1994) minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari kombinasi perpaduan dan campuran dari perasaan, harapan, prasangka, cemas, takut dan kecenderungan-kecenderungan lain yang bisa mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.

Menurut Aiken (1983) pada umumnya minat beli sebagai salah satu aspek tingkah laku afektif memiliki ciri-ciri antara lain bersosialisasi dengan aktivitas, bersifat tetap dan terus menerus, mempunyai intensitas dan kecenderungannya untuk menerima atau menolak untuk melakukan suatu aktivitas.

Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian (Assael, 2001). Mehta (1994: 66) mendefinisikan minat beli sebagai kecenderungan


(39)

konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian. Pengertian minat beli menurut Howard (1994) (Durianto dan Liana, 2004: 44) adalah minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Dapat dikatakan bahwa minat beli merupakan pernyataan mental dari dari konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu. Hal ini sangat diperlukan oleh para pemesar untuk mengetahui minat beli konsumen terhadap suatu produk, baik para pemasar maupun ahli ekonomi menggunakan variabel minat untuk memprediksi perilaku konsumen dimasa yang akan datang.

Sedangkan definisi minat beli menurut Kinnear dan Taylor (1995) (Thamrin, 2003: 142) adalah merupakan bagian dari komponen perilaku konsumen dalam sikap mengkonsumsi, kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan. Rossiter dan Percy (1998: 126) mengemukakan bahwa minat beli merupakan instruksi diri konsumen untuk melakukan pembelian atas suatu produk, melakukan perencanaan, mengambil tindakan-tindakan yang relevan seperti mengusulkan (pemrakarsa) merekomendasikan (influencer), memilih, dan akhirnya mengambil keputusan untuk melakukan pembelian. Menurut Schiffman dan Kanuk (1994) dalam Albari (2002) menyatakan bahwa motivasi sebagai kekuatan dorongan dari dalam diri individu yang memaksa mereka untuk melakukan tindakan. Jika seseorang


(40)

mempunyai motivasi yang tinggi terhadap obyek tertentu, maka dia akan terdorong untuk berperilaku menguasai produk tersebut. Sebaliknya jika motivasinya rendah, maka dia akan mencoba untuk menghindari obyek yang bersangkutan. Implikasinya dalam pemasaran adalah untuk kemungkinan orang tersebut berminat untuk membeli produk atau merek yang ditawarkan pemasaran atau tidak.

Adapun indikator dari minat membeli adalah sebagai berikut: Priyati, (2002: 65-84).

1. Intensitas pencarian informasi 2. Keinginan segera membeli 3. Keinginan preferensial

2.7. Pengaruh Threat Emotion Terhadap Minat Beli

Ketidaksenangan atau ketidaksesuaian muncul ketika seseorang konsumen memegang pemikiran yang bertentangan mengenai suatu kepercayaan atau suatu sikap. Contohnya: ketika konsumen telah membuat suatu komitmen memberi uang muka atau memesan sebuah produk, terutama sekali untuk produk yang mahal seperti kendaraan bermotor atau komputer. Mereka sering mulai merasa threat emotion ketika mereka berpikir tentang keunikannya, kualitas positif dari

merek yang tidak dipilih. Threat Emotion yang timbul setelah terjadinya

pembelian disebut Postpurchase Dissonance. Dimana pada postpurchase

dissonance, konsumen memiliki perasaan yang tidak nyaman mengenai


(41)

merubah sikap mereka agar sesuai dengan perilaku mereka (Schiffman dan Kanuk, 1997:219-220).

Minat beli ini ditentukan juga tentang bagaimana konsumen menghadapai suatu pilihan tertentu, sebab ketika mereka sudah memutuskan untuk membembeli mereka kahawatir, adanya perasaan takut jikalau apa yang mereka beli tidak sesuai dengan harapan yang mereka inginkan, threat emotion inilah yang menjadi persoalan yang membingungkan. Setiap tindakan konsumen selalu didahului oleh adanya motivasi. Salah satu bentuk motivasi diantaranya adalah threat emotion.

Threat emotion yang muncul akibat adanya kemungkinan minat beli. Menurut

Lazarus, untuk mengurangi tekanan emosi tersebut, konsumen akan melakukan sesuatu baik yang sifatnya problem focused maupun emotional focused.

2.7.1. Pengaruh Brand Trust Terhadap Minat Beli

Menurut Boon & Holmes (1999) seperti dikutip oleh Lau & Lee (1999) menyatakan bahwa jika individu mempercayai pihak lain, maka kemungkinan terbentuknya positive behavioral intetion terhadap pihak lain tersebut akan semakin besar. Dengan demikian ketika konsumen mempercayai suatu merek tertentu kemungkinan akan membentuk positive buying intention yang semakin besar. Intention (niat) merupakan salah satu komponen dari sikap yang berada dalam tahap konatif. Sikap terdiri dari tiga komponen yaitu kognitif, afektif, dan konatif. Kognitif berkaitan dengan proses pembelajaran konsumen, kemudian afektif berkaitan dengan sikap itu sendiri, dan konatif berkaitan dengan perilaku. Pada tahap konatif konsumen mempunyai tendensi untuk bertindak demi suatu


(42)

31

tujuan tertentu, atau lebih dekat lagi konsumen mempunyai intetion to buy (Assael, 1998).

Struktur kognitif sama dengan struktur keyakinan, yang berarti bahwa informasi merek yang dipegang oleh konsumen harus menunjukkan merek yang dianggap superior dalam persaingan. Struktur afektif berarti tingkat kesukaan konsumen harus lebih tinggi dari pada merek pesaing, sehingga terdapat preferensi afektif yang jelas pada merek. Struktur konatif atau struktur niat konsumen mempunyai niat untuk membeli..

2.8. Kerangka Konseptual

2.9. Hipotesis

Threat Emotion

(X1)

Minat Beli (Y)

Brand Trust (X2)

1. Bahwa threat emotion berpengaruh positif terhadap minat beli produk

notebook Acer di Hi-Tech Mall Surabaya.

2. Bahwa brand trust berpengaruh positif terhadap minat beli produk notebook


(43)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional dan pengukuran variabel berisi pernyataan tentang pengoperasiaan atau pendefinisian konsep penelitian termasuk penetapan cara dan satuan pengukuran variabelnya, adalah sebagai berikut:

1. Threat Emotion (X1) merupakan setiap kegiatan atau pergolakan pikiran,

perasaan, dan nafsu, atau setiap keadaan mental yang hebat atau meluap-luap”. Goleman, (1997). indikatornya adalah sebagai berikut:

- Amarah (X11) - rasa takut (X12) - gelisah (X13) - Apresiasi (X14)

2. Brand Trust (X2) adalah harapan akan kehandalan dan intensi baik merek.

Delgado (2004).

Adapun dimensi dan indikatornya adalah sebagai berikut Delgado (2004). a. Brand reliability (X21) kehandalan merek yang bersumber pada keyakinan

konsumen bahwa produk tersebut mampu memenuhi nilai yang dijanjikan - Nilai yang dijanjikan (X211)

- Keyakinan Terhadap Produk (X212)

b. Brand intentions (X22) keyakinan konsumen bahwa merek tersebut mampu mengutamakan kepentingan konsumen ketika masalah dalam konsumsi produk muncul secara tidak terduga.


(44)

- Mengutamakan kepentingan bersama (X221) - Manfaat yang diberikan (X222)

3. Minat beli (Y) adalah Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian (Assael, 2001). Adapun indikatornya adalah sebagai berikut: Priyati, (2002: 65-84).

1. Intensitas pencarian informasi (Y1) 2. Keinginan segera membeli (Y2) 3. Keinginan preferensial (Y3) 3.1.1. Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala interval dengan menggunakan teknik pembobotan skala (semantic differential

scale). Analisis ini dilakukan dengan meminta responden untuk menyatakan

pendapatnya tentang serangkaian pernyataan yang berkaitan dengan obyek yang diteliti dalam bentuk nilai yang berada dalam rentang dua sisi. Dalam penelitian ini, setiap pernyataan masing-masing diukur dalam 7 skala dan ujung-ujung ditetapkan dengan kata sifat yang tidak secara kontras berlawanan. sebagai berikut:

1 7


(45)

3.2.Teknik Pengambilan Sampel

a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang membeli produk notebook IBM di Hi-Tech Mall Surabaya.

b. Sampel

Untuk penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Non

Probability sampling yaitu dengan purposive Sampling yaitu penarikan

sampel berdasarkan criteria dan karakteristik yang ditentukan oleh peneliti, dengan kriteria antara lain : konsumen yang akan membeli dan menggunakan produk notebook IBM di Hi-Tech Mall Surabaya.

Menurut Ferdinand (2002: 48).

- Ukuran sampel yang harus terpenuhi dalam model ini adalah 100 -200 sampel untuk teknik (Maximum Likelihood Estimation).

- Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi pedomannya adalah 5-10 kali jumlah parameter yang diestimasi

- Karena terdapat 11 indikator (11X10 =110) maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah minimal sebesar 110 responden. 3.3.Teknik Pengumpulan Data

3.3.1. Jenis Data

a. Data Primer

Data primer yang diolah dalam penelitian ini diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada konsumen yang membeli produk notebook IBM di


(46)

Hi-b. Data Sekunder

Adalah data pendukung yang diperoleh dari perusahaan yang bersangkutan. Data ini antara lain berupa data perusahaan dan gambaran umum tentang perusahaan.

3.3.2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam analisis ini adalah data yang diambil langsung pelanggan yang membeli produk notebook IBM di Hi-Tech Mall Surabaya dengan cara menyebarkan kuesioner.

3.3.3. Tehnik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam skripsi ini dilakukan dengan menggunakan beberapa cara berikut:

a. Observasi

Merupakan pengamatan langsung pada perusahaan untuk mendapatkan bukti - bukti yang berkaitan dengan obyek penelitian.

b. Kuisioner

Yaitu pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan kepada konsumen produk notebook IBM di Hi-Tech Mall Surabaya.

c. Dokumentasi

Yaitu dengan mengumpulkan data, menggali data dokumen atau arsip-arsip aturan yang disepakati, misalnya keberadaan perusahaan dan struktur manajemen perusahaan.


(47)

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.4.1. Teknik Analisis

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah Structural Equation

Modelling [SEM]. Merupakan teknik statistik yang memungkinkan pengujian

sebuah rangkaian hubungan yang relatif rumit. Model pengukuran threat emotion

dan brand trust terhadap minat beli menggunakan confirmatory factor analyses.

Langkah-langkah dalam analisis SEM model pengukuran dengan contoh faktor variabel minat beli dilakukan sebagai Berikut : Persamaan Dimensi variabel keputusan membeli

Y1 = 1 Minat beli + er_1 Y2 = 2 Minat beli + er_2 Y3 = 2 Minat beli + er_3

Maka model pengukuran dengan contoh variabel minat beli akan nampak sebagai berikut:

Gambar 3.1 : Contoh Model PengukuranMinat Beli

Keterangan :

Y1 = pertanyaan tentang intensitas pencarian informasi Y2 = pertanyaan tentang keinginan segera membeli Y3 = pertanyaan tentang keinginan preferensial er_j = error term Xij

Minat Beli

(Y)

(Y1) (Y2)

Er 1 Er 2


(48)

3.4.2. Outliers

Outlier adalah obsevasi yang muncul dengan nilai-nilai eksterim baik secara univariat maupun multivariate yang muncul karena kombinasi karakteristik unik yang dimilikinya dan terlihat sangat jauh berbeda dari observasi-observasi lainya. Dapat diadakan treatment khusus pada outliers ini asal diketahui

munculnya outlier itu. Outliers pada dasarnya dapat muncul dalam empat kategori.

 Pertama, Outlier muncul karena kesalahan prosedur seperti kesalahan dalam memasukkan data atau kesalahan dalam mengkoding data. Misalnya 8 diketik 80 sehingga jauh berbeda dengan nilai-nilai lainnya dalam rentang jawaban responden antara 1-10 jika hal semacam ini lolos maka akan menjadi sebuah nilai ekstrim.

 Kedua, outlier dapat muncul karena keadaan yang benar-benar khusus yang memungkinkan profil datanya lain daripada yang lain daripada tetapi peneliti mempunyai penjelasan mengenai penyebab munculnya nilai ekstrim itu.

 Ketiga, outlier dapat muncul karena adanya sesuatu alasan tetapi peneliti tidak dapat mengetahui apa penyebabnya atau tidak ada penjelasan mengenai nilai ekstrim itu.

 Keempat, outlier dapat muncul dalam range nilai yang ada, tetapi bila dikombinasi dengan varibel lainnya, kombinasinya menjadi tidak lazim atau sangat ekstrim. Inilah yang disebut multivariate outlier.


(49)

3.4.3. Evaluasi atas outliers

Menagamati atas z-score variabel: ketentuan diantara +_ 3,0 non outlier

Multivariate outlier diukur dengan kriteria jarak mahalanobis pada tingkat p <

0,001.Jarak diuji dengan Chi-Square (X ) pada df (degrees of Freedom) sebesar

jumlah variabel bebasnya. Ketentuan : Mahalanobis > dari nilai X adalah multivariate outlier.

2

2

3.4.4. Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang isi sebenarnya yang diukur. Analisis validitas item bertujuan untuk menguji apakah tiap butir pertanyaan benar-benar sudah sahih, paling tidak kita dapat menetapkan derajat yang tinggi dari kedekatan data yang diperoleh dengan apa yang diyakini dalam pengukuran. Sebagai alat ukur yang digunakan, analisis ini dilakukan dengan cara mengkorelasiakn antar skor item denga skor total item. Dalam hal ini koefisien korelasi yang nilai signifikasinya lebih kecil dari 5 % (level of significance) menunjukkan bahwa item-item tersebut sudah sahih sebagai pembentukan indikator.

3.4.5. Uji Reliabilitas

Yang dimaksud dengan reabilitas ukuran mengenai konsistensi internal dari indikator-indikator sebuah konstruk yang menunjukan derajat sampai dimana masing-masing indicator itu menghasilakan sebuah konstruk/faktor laten yang umum. Secara umum, nilai construct reliability yang dapat diterima adalah ≥ 0,70 dan variance extracted≥ 0,5 Hair et. al., (1998).


(50)

3.4.6. Uji Normalitas

Untuk menguji normalitas distribusi data-data yang digunakan dalam analisis, peneliti dapat menggunakan uji-uji statistik. Uji yang paling mudah adalah dengan mengamati skewness value dari data yang digunakan, yang biasanya disajikan dalam statistik diskriptif dari hampir semua program statistik. Nilai statistik untuk menguji normalitas itu disebut z-value yang dihasilkan melalui rumus berikut ini :

Bila nilai z lebih besar dari nilai kritis, maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal. Nilai kritis dapat ditentukan berdasarkan tingkat signifiukasi yag dikehendaki. Misalnya, bila nilai yang dihitung lebih besar dari

2,58 berarti kita dapat menolak asumsi mengenai normalitas dari distribusi pada tingkat 0,01 (1%). Nilai kritis lainnya yang umum digunakan adalah nilai kritis sebesar 1,96 yang berarti bahwa asumsi normalitas ditolak pada tingkat signifikasi 0.05 (5%) Sumber Augusty (2002 : 95 )

3.4.7. Multicollinearity dan Singularity

Untuk melihat apakah pada data penelitian terdapat multikolinieritas dan singularitas dalam kombinasi-komninasi variabel, maka perlu mengamati determinan dari variable kovarian sampelnya. Determinan yang benar-benar kecil mengindikasikan adanya multikolinieritas dan singularitas, sehingga data tidak dapat digunakan untuk analisis yang sedang dilakukan. Augusty (2002 : 108). 3.4.8. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal

Pengaruh langsung [koefisien jalur] diamati dari bobot regresi terstandar, dengan pengujian signifikansi pembanding nilai CR [Critical Ratio] atau p


(51)

[probability] yang sama dengan nilai t hitung. Apabila t hitung lebih besar

daripada t table berarti pengujian hipotesis kausal berarti signifikan.

3.4.9. Evaluasi Model

Hair et.al., 1998 menjelaskan bahwa pola “confirmatory” menunjukkan

prosedur yang dirancang untuk mengevaluasi utilitas hipotesis-hipotesis dengan pengujian fit antara model teoritis dan data empiris. Jika model teoritis menggambarkan “good fit” dengan data, maka model dianggap sebagai yang

diperkuat. Sebaliknya, suatu model teotitis tidak diperkuat jika teori tersebut mempunyai suatu “poor fit” dengan data. Amos dapat menguji apakah model

“good fit” atau “poor fit”. Jadi, “good fit” model yang diuji sangat penting dalam

penggunaan structural equation modelling.

Tabel 3.1. Goodness of Fit Indices

GOODNESS OF

FIT INDEX KETERANGAN CUT-OFF VALUE

X2 - Chi-square Menguji apakah covariance populasi yang destimasi sama dengan cova-riance sample [apakah model sesuai dengan data].

Diharapkan Kecil, 1 s.d 5. atau paling baik diantara 1 dan 2.

Probability Uji signifikansi terhadap perbedaan matriks covariace data dan matriks covariance yang diestimasi.

Minimum 0,1 atau 0,2, atau  0,05

RMSEA Mengkompensasi kelemahan Chi-Square pada sample besar.  0,08 GFI

Menghitung proporsi tertimbang varians dalam matrtiks sample yang dijelaskan oleh matriks covariance populasi yang diestimasi [analog dengan R2 dalam regresi berganda].

 0,90 AGFI GFI yang disesuaikan terhadap DF.  0,90 CMIND/DF Kesesuaian antara data dan model  2,00 TLI Pembandingan antara model yang diuji terhadap baseline model.  0,95 CFI Uji kelayakan model yang tidak sensitive terhadap besarnya

sample dan kerumitan model.  0,95 Sumber : Hair et.al., [1998]

1. CHI SQUARE STATISTIK

Alat uji paling fundamental untuk mengukur overall fit adalah likelihood


(52)

digunakan. Karenanya bila jumlah sampel cukup besar (lebih dari 200), statistik chi-square ini harus didampingi oleh alat uji lain. Model yang diuji akan dipandang baik atau memuaskan bila nilai chi-squarenya rendah. Semakin kecil nilai X² semakin baik model itu. Karena tujuan analisis adalah mengembangkan dan menguji sebuah model yang sesuai dengan data atau yang fit terhadap data, maka yang dibutuhkan justru sebuah nilai X² yang kecil dan signifikan. X² bersifat sangat sensitif terhadap besarnya sampel yaitu terhadap sampel yang terlalu kecil maupun yang terlalu besar.

2. RMSEA-THE ROOT MEAN SQUARE ERROR Of APPROXIMATION

RMSEA adalah sebuah indeks yang dapat digunakan mengkompensasi chi-square statistik dalam sampel yang besar. Nilai RMSEA menunjukkan goodness-of-fit yang dapat diharapkan bila model diestimasi alam populasi. Nilai RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0,08 merupakan indeks untuk dapat diterimanya degress of freedom.

3. GFI – GOODNES of FIT INDEKS

GFI adalah analog dari R dalam regresi berganda. Indeks kesesuaian ini akan menghitung proporsi tertimbang dari varians dalam matriks kovarians sampel yang dijelaskan oleh kovarians matriks populasi yang terestimasi. GFI adalah sebuah ukuran non- statistika yang mempunyai rentang nilai antara 0 (poor

fit) sampai dengan 1,0 (perfect fit). Nilai yang tinggi dalam indeks ini


(53)

4. AGFI – ADJUST GOODNES of FIT INDEX

AGFI = GFI/df Tingkat penerimaan yang direkomendasikan adalah bila AGFI mempunyai niali yang sama dengan atau lebih besar dari 0.90. GFI maupun AGFI adalah kriteria yang memperhitungkan proporsi tertimbang dari varians alam sebuah matriks kovarians sampel. Nilai sebesar 0,95 dapat diinterprestasikan sebagai tingkatan yang baik (good overall model fit) sedangkan besaran nilai antara 0,90-0,95 menunjukkan tingkatan cukup (adequate fit).

5. CMIN/DF

Sebagai salah satu indikator untuk mengukur tingkat fitnya sebuah model. Dalam hal ini CMNI/DF tidak lain adalah statistik chi-square, X² dibagi Dfnya sehingga disebut X² relatif. Nilai X² relatif kurang dari 2,0 atau bahkan kurang dari 3,0 adalah indikasi dari acceptable fit antara model dan data. Nilai X² relatif

yang tinggi menandakan adanya perbedaan yang signifikan antara matriks kovarians yang diobservasikan dan diestimasi.

6. TLI – TUCKER LEWIS INDEKS

TLI adalah sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model. Nilai yang direkomendasikan sebagai acuan untuk diterimanya sebuah model adalah penerimaan ≥0,95 nilai yang sangat mendekati 1 menunjukkan a verry good fit.

7. CFI – COMPERATIF FIT INDEX

Besaran indeks ini adalah pada rentang nilai sebesar 0-1, dimana semakin mendekati 1, mendidentifikasikan tingkat fit yang paling tinggi ( a very good fit).

Nilai yang direkomendasikan adalah CFI > 0.95. Keunggulan dari indeks ini besarnya tidak dipengaruhi oleh ukuran sampel karena itu sangat baik untuk


(54)

43

mengukur tingkat penerimaan sebuah model. Indeks CFI adalah identik dengan


(55)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan

Hi-Tech Mall pusatnya perbelanjaan komputer, meskipun beberapa gerai menjual kebutuhan sehari-hari pada umumnya plaza atau toserba lainnya. Berbagai merek komputer berikut spare partnya tersedia diantaranya : HP, IBM, LG, Acer, Axioo, Toshiba dll. Bahkan software berbagai program juga dijual disini, umumnya toko (gerai) komputer dipusatkan di lantai II dan III. Hi-Tech Mall terletak di Jl. Kusuma Bangsa 116 – 118 Surabaya yang dikelola oleh PT. SASANA BOGA.

Sebagai pelopor atau pendahulu yang berdiri sejak tahun 1948, Hi-Tech Mall telah terbukti berpengalaman dan mampu bertahan selama puluhan tahun di bidang office solution. Mulai dari perkakas kantor biasa sampai mesin-mesin perkantoran berteknologi terkini, telah kami tekuni.Ditunjang dengan kerjasama international menandakan bahwa Hi-Tech Mall telah mampu berkecimpung di dunia internasional. Dari Trodat Stempel (Austria), Artline (Jepang), Pelikan (Malaysia), HSM (Jerman) adalah branded - branded internasional yang kami pegang. Dari satu Kota yaitu Surabaya hingga kini telah tersebar di beberapa daerah dari barat (Jakarta s/d Nusa Tenggara) mengindikasikan perkembangan serta perluasan usaha kami. Untuk semua kebutuhan office solution mulai office


(56)

Bulan Juni tahun 1962, merupakan awal beredarnya Notebook Merek IBM di pasaran. Pemasaran notebook IBM untuk wllayah Jawa Timur saat ini dilakukan oleh di Hi tech Mall Surabaya, yang lokasinya terletak di jalan Kusuma Bangsa. Dipilihnya jalan Tunjungan, karena alasan :

- Lokasi tersebut merupakan pusat perdagangan.

- letaknya sangat strategis, yaitu di Jantung kota Surabaya, sehingga dapat dengan mudah dicapai di segala penjuru kota.

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian 4.2.1. Penyebaran Kuisioner

Kuisioner disebarkan untuk mendapatkan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik penarikan sampel non probabilitas yang

menyeleksi responden dengan pertimbangan tertentu dan data yang ada, diolah dengan menggunakan structural equation modelling.

4.2.2. Keadaan Responden

Data mengenai keadaan responden dapat diketahui melalui jawaban responden dari pertanyaan–pertanyaan yang diajukan didalam pertanyaan umum kuisener yang telah diberikan. Dari jawaban–jawaban tersebut diketahui hal–hal seperti dibawah ini.

a. Jenis Kelamin

Dari 110 responden yang menjawab kuisioner yang telah diberikan dapat diketahui jenis kelamin dari responden yakni pada tabel dibawah ini.


(57)

Tabel 4.1 : Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

65 59.1 59.1 59.1

45 40.9 40.9 100.0

110 100.0 100.0

laki-laki perempuan Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Sumber : data diolah

Berdasarkan data di atas bahwa dari komposisi jumlah laki-laki dan perempuan bahwa mayoritas yang suka beraktifitas dalam bidang IT terlihat dari tabel bahwa kaum laki-laki lebih dominan yaitu sebesar 65 responden atau sekitar 59,1%, sedangkan perempuan sebanyak 45 responden atau sekitar 40,9%

b. Usia

Dari 110 responden yang menjawab kuisioner yang telah diberikan dapat diketahui usia para responden pada tabel dibawah ini

Table 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

17 15.5 15.5 15.5

42 38.2 38.2 53.6

33 30.0 30.0 83.6

18 16.4 16.4 100.0

110 100.0 100.0

21-30 31-40 41-50 >=51 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Sumber: Data Diolah

Tabel karakteristik responden berdasarkan tingkat usia menunjukkan bahwa konsumen di Hi-Tech Mall Surabaya adalah kalangan yang berusia dewasa berkisar 31-40 tahun sebanyak 42 responden atau sekitar 30%, hal ini lebih dikarenakan keberadaan Hi-Tech Mall Surabaya sebagai sarana pusat perbelanjaan produk IT lebih banyak dikunjungi oleh responden yang berusia tersebut.


(58)

4.2.3. Frekuensi Jawaban Responden

I. Pernyataan mengenai Threat Emotion (X1)”.

Berdasarkan dari hasil jawaban kuisioner mengenai threat emotion, dapat dilihat pada tabel 4.2.1, yaitu sebagai berikut:

Jawaban Kuesioner

1 2 3 4 5 6 7 Item

Σresp Σresp Σresp Σresp Σresp Σresp Σresp

Prosent ase

Meluap-luapkan amarah ketika salah membeli atau tidak sesuai dengan notebook yang anda dibeli

- - 3 35 36 21 15 100%

Rasa takut ketika membeli produk notebook IBM, dikarenakan salah pilih

- - 2 39 39 24 6 100%

Anda gelisah jika membeli

notebook IBM dikarenakan kualitasnya yang kurang baik

- - 5 37 35 20 13 100%

Membeli notebook atau produk IT adalah kenikmatan sendiri bagi anda

- - 1 36 37 22 14 100%

Sumber: data diolah

Untuk pernyataan pertama yaitu “Meluap-luapkan amarah ketika salah membeli atau tidak sesuai dengan notebook yang anda dibeli”, dari 110 responden terdapat 3 orang menjawab kurang setuju, sebanyak 35 orang menjawab netral, dan 36, 21, 15 orang yang menjawab pada jawaban setuju. Untuk pernyataan kedua yaitu “Rasa takut ketika membeli produk notebook IBM, dikarenakan salah pilih”, dari 110 responden terdapat 2 orang menjawab kurang setuju dan sebanyak 39 orang menjawab netral dan 39, 24 dan 6 orang responden yang menjawab setuju. Untuk pernyataan ketiga yaitu “Anda gelisah jika membeli notebook IBM


(59)

dikarenakan kualitasnya yang kurang baik”, dari 110 responden terdapat 5 orang menjawab kurang setuju dan 37 responden menjawab netral dan 35, 20 dan 13 orang yang menjawab setuju. Untuk pernyataan keempat yaitu “Membeli notebook atau produk IT adalah kenikmatan sendiri bagi anda”, dari 110 responden terdapat 1 orang menjawab kurang setuju dan 36 orang menjawab cukup dan sebanyak 37, 22 dan 14 orang yang menjawab setuju.

II. Pernyataan mengenai Kepercayaan(X21)”.

Berdasarkan dari hasil jawaban kuisioner mengenai Brand reliability, dapat

dilihat pada tabel 4.2.2, yaitu sebagai berikut:

Jawaban Kuesioner

1 2 3 4 5 6 7 Item

Σresp Σresp Σresp Σresp Σresp Σresp Σresp

Prosen tase

Anda masih belum dapat merasakan benevolence, kejujuran dan kompetensi merek notebook IBM dari yang dijanjikan produk tersebut

- - - 26 38 26 14 100%

Anda yakin akan membeli produk notebook IBM

- - 2 32 36 31 10 100%

Sumber: data diolah

Untuk pernyataan pertama yaitu “Anda masih belum dapat merasakan benevolence, kejujuran dan kompetensi merek notebook IBM dari yang dijanjikan produk tersebut”, dari 110 responden terdapat 26 orang menjawab netral, kemudian sebanyak 44, 26 dan 14 orang yang menjawab pada jawaban setuju. Untuk pernyataan kedua yaitu “Anda yakin akan membeli produk notebook IBM”


(60)

terdapat 2 orang menjawab cukup setuju, kemudian sebanyak 32 orang menjawab netral dan 36, 31 dan 10 orang yang menjawab pada jawaban setuju.

III. Pernyataan mengenai Brand Intention (X22)”.

Berdasarkan dari hasil jawaban kuisioner mengenai brand intention, dapat

dilihat pada tabel 4.2.3, yaitu sebagai berikut

Jawaban Kuesioner

1 2 3 4 5 6 7 Item

Σresp Σresp Σresp Σresp Σresp Σresp Σresp

Prosentase

Anda membeli notebook IBM karena sangat penting sekali bagi

anda

- - 1 14 38 41 16 100%

Banyak sekali manfaat yang di berikan produk notebook IBM bagi

anda

- - 1 16 36 41 16 100%

Sumber: data diolah

Untuk pernyataan pertama yaitu “Anda membeli notebook IBM karena sangat penting sekali bagi anda”, dari 110 responden terdapat 1 orang menjawab kurang setuju, kemudian sebanyak 14 orang menjawab netral dan 38, 41 dan 16 orang yang menjawab pada jawaban setuju. Untuk pernyataan kedua yaitu “Banyak sekali manfaat yang di berikan produk notebook IBM bagi anda” terdapat 1 orang menjawab kurang setuju, kemudian sebanyak 16 orang menjawab netral kemudian 36, 41 dan 16 orang yang menjawab pada jawaban setuju.


(61)

IV. Pernyataan mengenai Minat Beli (Y)”.

Berdasarkan dari hasil jawaban kuisioner mengenai minat beli, dapat dilihat pada tabel 4.2.4, yaitu sebagai berikut

Jawaban Kuesioner

1 2 3 4 5 6 7

Item

Σresp Σresp Σresp Σresp Σresp Σresp Σresp

Prosentase Anda akan melakukan pencarian informasi mengenai produk Notebook IBM sebelum anda membelinya

- - 1 19 46 33 11 100%

Anda memiliki keinginan yang kurang untuk membeli produk

Notebook

- - 1 22 47 30 10 100%

Anda lebih suka membeli produk Notebook IBM

- - 1 21 43 33 12 100%

Sumber: data diolah

Untuk pernyataan pertama yaitu “Anda akan melakukan pencarian informasi mengenai produk Notebook IBM sebelum anda membelinya”, dari 110 responden terdapat 1 orang menjawab kurang setuju, sebanyak 19 orang menjawab netral dan 46, 33 dan 11 orang menjawab pada jawaban setuju. Untuk pernyataan kedua yaitu “Anda memiliki keinginan yang kurang untuk membeli produk Notebook”, dari 110 responden terdapat 1 orang menjawab kurang setuju, sebanyak 22 orang menjawab netral dan 47, 30 dan 10 orang menjawab pada jawaban setuju. Untuk pernyataan ketiga yaitu “Anda lebih suka membeli produk Notebook IBM”, dari 110 responden terdapat 1 orang menjawab kurang setuju dan 21 orang menjawab cukup dan sebanyak 46, 33 dan 12 orang yang menjawab setuju.


(1)

63

sehingga konsumen yang membelinya pun juga mudah dalam pengoperasian, informasi dan petunjukknya.

2. Dengan konsumen juga dperlukan melalui peningkatan dalam menanamkan kepercayaan kepada konsumen. Profesionalisme ini bukan saja mencakup kemampuan teknis dari tugasnya tetapi juga non-teknis yang bersifat perasaan agar konsumen dengan apa yang telah di belinya


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, J.C. and D.W. Gerbing, 1988. Structural Equation Modeling in Practice

: A Review and Recommended Two-Step Approach, Psycological

Bulletin. 103 (3) : 411-23.

Albari (1998), Perilaku Konsumen Dalam membeli Ayam Goreng, Laporan

Penelitian, Yogyakarta: Pusat Pengembangan Manajemen FE UII.

Aaker, David A., 1991., “Managing Brand Equity: Capitalizing On The Value Of A Brand Name”., Free Press., New York.

Assael, H. (1992), “Consumer Behavior and Marketing Action”, 4th ed Boston:

PWS-KENT Publishing Company.

Bentler, P.M. and C.P. Chou, 1987. Practical Issue in Structural Modeling, Sociological Methods and Research. 16 (1) : 78-117Dharmmesta, B.S.

(1992), "Riset Tentang Minat dan Perilaku Konsumen," Jurnal Ekonomi

dan Bisnis, 7 (1): 39-53.

Dwiyanto, Santoso dan Kurniawan, (2006). “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Beliulang Produk Serta Dampaknya Terhadap Loyalitas Pelanggan “. (Studi Kasus Pada Produk Sakatonik Liver di Kota Semarang)

Engel, James F., Roger D. Blackwell, & Paul W.Miniard, (1995), Consumer

Behavior, 8th ed., The Dryden Press: Orlando.

Ferinnadewi,Erna. 2006.”Pengaruh threat emotion konsumen dan brand Trust pada keputusan pembelian produk susu anlene Di Surabaya”. UNDIP. Hartline, Michael D. and O.C. Ferrell [1996], “The Management of

Customer-Contact Service Employees: An Empirical Investigation”, Journal of

Marketing. 60 (4) : 52-70.

Hair, Jr, Joseph F, Multivariate Data Analyses, Prentice Hall International, New

Jersey, 1995,p.94 & 101

Ferdinand, Augusty [2002], Structural Equation Modeling Dalam Penelitian

Manajemen, Penerbit BP Undip, Semarang.

Kotler, P. (2003), Marketing Management, 11th ed., New Jersey: Prentice Hall.

Loudon, D.L. and A.J. Della Bitta (1993), Consumer Behavior: Concept and


(3)

Purwanto, BM, 2003. Does Gender Moderate the Effect of Role Stress on Salesperson's Internal States and Performance ? An Application of

Multigroup Structural Equation Modeling [MSEM], Jurnal Manajemen,

Akuntansi dan Ekonomi Pembangunan, Buletin Ekonomi FE UPN "Veteran" Yogyakarta. 6 (8) : 1-20.

Riana, Gede.(2008). “Pengaruh Trust in Brand Terhadap Brand Loyalty pada

Konsumen Air Minum AQUA di Kota Denpasar”. Buletin Studi Ekonomi.

Vol.13.No.2.

Sigit, Muewanto, 2006. “Pengaruh Sikap Dan Norma Subyektif Terhadap niat Beli Mahasiswa Sebagai Konsumen Potensial Produk Pasta Gigi Close

up”. JSB Vol. 11 No. 1, APRIL 2006

Schiffman, L.G. and L.L. Kanuk (1997), Consumer Behavior, 6th ed., New

Jersey: Prentice Hall International, Inc.

Stanton, W.J. (1993), Prinsip Pemasaran (Jilid 1), Edisi Ketujuh, Jakarta:

Erlangga.

Swastha, B.D. dan T.H. Handoko (1987), Manajemen Pemasaran: Analisa

Perilaku Konsumen, Yogyakarta: Liberty.

Swasta, Basu, 1979. Azaz-azaz Marketing. Edisi kedua. Penerbit , Akademi

Keuangan ( AKB ). Yogyakarta.

Swastha, Basu dan Irawan, 1983, Manajemen Pemasaran Modern, Penerbit:

Liberty, Yogyakarta.

Tjiptono, Fandi, 2008. Strategi Pemasaran. Andi Offset, yogyakarta.

Tabachnick B.G. and Fidel, L.S., 1996, Using Multivariate Statistics, Third

Edition, Harper Collins College Publisher, New York.


(4)

Kuesioner

Responden yang terhormat,

Sehubungan dengan diadakannya penelitian tentang Pengaruh Threat Emotion Dan Brand Trust Terhadap Minat Beli Notebook IBM Di Hi-Tech Mall Surabaya“. Perkenankanlah kami memohon kesediaan Bapak / Ibu untuk meluangkan waktu mengisi kuisioner ini, yang mana data penelitian ini akan digunakan peneliti untuk menyelesaikan skripsi. Daftar pertanyaan ini mohon diisi dengan jujur, teliti, dan merupakan pendapat pribadi.

Peneliti mengucapkan terima kasih atas partisipasi dan kesediaannya dalam mengisi kuisioner ini.

Petunjuk Pengisian :

1. Isilah identitas Bapak / Ibu pada tempat yang telah ditentukan.

2. Daftar pertanyaan yang ada dibawah ini mohon diisi dengan teliti, jujur, dan merupakan pendapat pribadi.

3. Daftar pertanyaan ini dibuat untuk mengetahui penilaian Bapak / Ibu mengenai hal-hal yang di tayangkan.

4. Semua pertanyaan tidak ada yang benar atau salah semua tergantung pendapat Bapak / Ibu.

5. Jawaban yang anda berikan hanya akan digunakan oleh peneliti sebagai data penelitian untuk penyelesaian skripsi.

6. Berilah jawaban yang paling tepat menurut anda dengan mencontreng atau dengan tanda (√) tersebut kedalam kotak yang tersedia.

7. Peneliti mengucapkan terima kasih atas partisipasi dan bantuan Bapak / Ibu.

I. Identitas Responden :

1. Nama :………...

2. Umur : ……….

3. Jenis Kelamin : ……….

 Apakah anda berminat membeli notebook merek IBM?

5

1 7


(5)

KUESIONER

I. Threat Emotion (X1)

1. Meluap-luapkan amarah ketika salah membeli atau tidak sesuai dengan notebook yang anda dibeli.

1 7

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

2. Rasa takut ketika membeli produk notebook IBM r, dikarenakan salah pilih

1 7

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

3. Anda gelisah jika membeli notebook IBM dikarenakan kualitasnya yang kurang baik

1 7

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju 4. Memberikan apresiasi terhadap notebook IBM.

1 7

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju B. Brand Trust (X2)

Brand Reliability (X2.1)

1. Anda masih belum dapat merasakan benevolence, kejujuran dan kompetensi merek notebook IBM dari yang dijanjikan produk tersebut

1 7 Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju 2. Anda yakin akan membeli produk notebook IBM

1 7 Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju


(6)

Brand Intention (X2.2)

1. Anda membeli notebook IBM karena sangat penting sekali bagi anda

1 7

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

2. Banyak sekali manfaat yang di berikan produk notebook IBM bagi anda.

1 7

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju C. Minat Beli (Y)

1. Anda akan melakukan pencarian informasi mengenai produk Notebook IBM sebelum anda membelinya.

.

1 7 Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

2. Anda memiliki keinginan sesegera mungkin untuk membeli produk Notebook.

1 7 Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

3. Anda lebih mengutamakan membeli produk Notebook IBM daripada produk lain

1 7

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju