PENGARUH THREAT EMOTION KONSUMEN BRAND T

PENGARUH THREAT EMOTION KONSUMEN, BRAND TRUST
DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELAN
PRODUK ONLINE DI TULUNGAGUNG
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
“Seminar Proposal Skripsi”
DosenPengampu
Rokhmat Subagiyo, SE., MEI

Di susun oleh :
Elis Candra Setyaningrum (17402153353)

JURUSAN EKONOMI SYARIAH/VI-I
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
TULUNGAGUNG
MEI 2018

1

A. Latar Belakang
Pada masa modern saat ini masyarakat lebih cenderung

dihadapkan pada berbagai lifestyle atau gaya hidup. Gaya hidup
atau lifestyle ini akan berpengaruh pada pola pikir, pola
konsumsi hingga pola fashion sehari-hari. Masyarakat modern
cenderung mengubah gaya berpenampilan mereka dengan
menyesuaikan trend saat ini, baik itu trend rambut, trend
pakaian, atau trend-trend yang lain. Dengan tuntutan seperti ini
maka strategi pemasaran produk untuk memenuhi kebutuhan
konsumen sangat dibutuhkan salah satunya sekarang dengan
cara jual beli online. Hal ini menyebabkan para konsumen
cenderung memilah produk yang akan merek beli berdasarkan
merek, harga, sampai produk terbaru yang diluncurkan atau
yang sedang "booming". Oleh karena itu sekarang trend jual beli
produk secara online sangat digemari oleh konsumen karena
dirasa efektif dan efisien tanpa kita harus datang membeli secara
langsung.
Saat ini pangsa pasar di Indonesia dibajiri dengan berbagai
jenis barang dan jasa baik dari dalam negeri maupun dari luar
negeri yang terdiri dari berbagai macam merek, kualitas dan
harga. Hal ini cukup menguntungkan bagi konsumen karena
dengan semakim banyaknya pilihan, maka semakin banyak pula

alternatif produk yang dapat dipilih oleh konsumen. Begitu pula
yang terjadi pada pasar online seperti baju, tas, sepatu, dan
masih banyak produk yang dapat dijual di online. Bahkan
hampir semua barang sekarang dapat dijual belikan secara
online. Seiring dengan berjalannya zaman, produk-produk
online menjadi kebutuhan yang sangat dibutuhkan bagi banyak
orang dan tidak mengenal usia ataupun jenis kelamin. Semua

2

kalangan bisa menikmati semua produk yang dipasarkan secara
online sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan.
Produk online yang ditawarkan yang menjadi trend saat ini
yaitu berkaitan dengan fashion entah itu untuk pria maupun
wanita. Trend fashion ini juga merupakan gaya hidup yang
sangat digandrungi saat ini. Konsumen akan merasa tertinggal
jika tidak update terus menerus barang terbaru apalagi untuk
masalah fashion. Hal ini menyebabkan

sifat konsumtif


masyarakat malah semakin menjadi-jadi. Apalagi untuk produk
online, terkadang reseller sekali upload langsung beberapa
menit barang habis terjual atau dalam bahasa pasar online
barang sudah "sold out". Ini bisa menjadi bukti bahwa produkproduk diminati oleh masyarakat. Akan tetapi dengan
banyaknya manfaat belanja online konsumen atau masyarakat
juga dituntut lebih selektif mememilih barang saat berbelanja
online karena belanja online sangat rawan kasus penipuan.
Perkembangan serta kemajuan teknologi sering kali
membuat konsumen berperilaku konsumtif karena ingin
mengikuti perkembangan trend yang ada. Dengan banyaknya
pilihan dan varian produk yang menarik menuntut konsumen
lebih sigap dalam berperilaku. Menurut Engel "perilaku
konsumen merupakan suatu fenomena yang tidak ada habisnya,
karena perilaku konsumen berkembang seiring dengan budaya
manusia itu sendiri, yang meliputi nilai, norma, kebiasaan,
larangan, konvensi, mitos dan simbol yang akan mempengaruhi
sikap dan perilaku seseorang pada : kesadaran diri dan ruang,
komunikasi dan bahasa, pakaian dan penampilan, makanan dan
kebiasaan makan, waktu dan kesadaran akan waktu, hubungan

keluarga, organisasi dan pemerintahan, nilai dan norma,

3

kepercayaan dan sikap, proses mental dan belajar, serta
kebiasaan kerja."1
Minat membeli dalam masyarakat bukan disebabkan karena
pertimbangan kualitas dari produk atau jasa tersebut, tetapi ada
dorongan-dorongan lain yang menimbulkan keputusan dalam
pembelian suati barang atau jasa seperti kebudayaan, kelas
sosial, keluarga, pengalaman, kepribadian, sikap, kepercayaan
diri, konsep diri dan sebagianya. 2Keputusan konsumen untuk
membeli barang atau jasa inilah didasarkan pada pertimbangan
yang irrational, dalam artian karena barang tersebut akan dapat
meningkatkan harga dirinya supaya tidak ketinggalan zaman,
dikagumi, dianggap sebagai kelas tertentu dan sebagianya.
Proses pengambilan keputusan konsumen tidak akan lepas dari
kondisi emosinya bahkan dimasa mendatang emosi konsumen
akan memberikan dampak tersendiri pada hasil evaluasi atribut
produk dan lebih penting lagi adalah adanya peran kepercayaan

yang diletakkan oleh konsumen untuk menentukan apakah
sebuah

produk

dapat

membantu

konsumen

memenuhi

kebutuhannya.
Treath emotion konsumen atau perasaan terancam adalah
proses penilaian kognitif ketika konsumen merasakan tekanan
terentu dan menilai tekanan tersebut sebagai suatu hal yang
negatif. Treath emotions adalah dorongan dari dalam diri
seseorang atau konsumen dan ia akan terdorong untuk membeli
sebuah produk jika ia merasa terancam atau ada hal-hal yang

tidak

diinginkan

bersangkutan.

jika

ia

Perasaan

tidak
terancam

membeli

produk

semacam


ini

yang
akan

1 Setiadi, Perilaku Konsumen (Perpektif Kontemporer Pada Motif, Tujuan
dan Keinginan Konsumen), (Jakarta:Prenada Media Grup,2008) hlm 10
2 Erna Ferrinadewi, Pengaruh Treath Emotion Konsumen dan Brand Trust
pada Keputusan Pembelian Produk Susu Anlene, Universitas Widya Kartika,
2008

4

menumbuhkan perasaan gelisah, takut,

dan apprehension.

Sebuah perasaan yang membuat konsumen merasa terancam
dan tertekan jika tidak mengonsumsi atau menggunakan merek

tersebut, misalnya saja jika tidak menggunakan produk online
terbaru maka konsumen akan merasa terbelakang atau
ketinggalan jaman. Sekarang tuntutan gaya hidup sangat
berpengaruh dalam masyarakat. Banyak masyarakat yang sangat
konsumtif apalagi dengan dunia sekarang yang mulai canggih
banyak produk-produk online yang dijual dengan berbagai
barang bisa menjadi pilihan konsumen. Dengan canggihnya
teknologi yang ada saat ini sangat memudahkan konsumen
dalam hal apapun salah satunya dengan berbelanja produk
online.
Kepercayaan terbangun karena adanya harapan bahwa
pihak lain akan bertindak sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan konsumen. Ketika seseorang telah mempercayai
pihak lain maka mereka yakin bahwa ada yang terpenuhi dan
tidak ada lagi kekecewaan. Menurut Delgado kepercayaan
merek adalah harapan akan kehandalan dan intensi baik merek
karena itu kepercayaan merek merefleksikan 2 hal yakni brand
reliability atau

brand intention3.


Brand realbility

atau

kehandalan merek yanh bersumber pada keyakinan konsumen
bahwa produk tersebut memenuhi nilai yang dijanjikan atau
dengan kata lain persepsi konsumen bahwa merek tersebut
mampu memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasan pada
konsumen. Sedangkan brand intention didasarkan pada
keyakinan

konsumen

bahwa

merek

tersebut


mampu

mengutamakan kepentingan konsumen ketima masalah dalam
konsumsi produk muncul secara tidak terduga. Hal ini
3 Philip Kotler dan Kevin L Keller, Manajemen Pemasaran,
(Jakarta:Prehallindo,2009) hlm 245

5

mengakibatkan pelanggan akan memilih merek tersebut dan
tidak berpindah ke merek lain.
Selain treath emotions konsumen dan brand trust ada
faktor lain yang juga mempengaruhi keputusan pembelian
konsumen yaitu harga. Menurut Kotler harga adalah sejumlah
uang yang dibebankan atas suatu produk, atau jumlah dari nilai
yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki
atau menggunakan produk tersebut. 4Semakin terjangkau harga
suatu produk maka konsumen akan semakin tertarik dan
melakukan


keputusan

pembelian

terhadap

produk

yang

bersangkutan.
B. Fokus Penelitian
1. Apakah faktor threat emotion konsumen berpengaruh terhadap
keputusan pembelian produk online di Tulungagung?
2. Apakah faktor brand trust berpengaruh terhadap keputusan
pembelian produk online di Tulungagung?
3. Apakah

faktor

harga

berpengaruh

terhadap

keputusan

pembelian produk online di Tulungagung?
C. Tujuan
1. Mengkaji pengaruh faktor threat emotion konsumen terhadap
keputusan pembelian produk online di Tulungagung.
2. Mengkaji pengaruh faktor brand trust terhadap keputusan
pembelian produk online di Tulungagung.
3.

Mengkaji pengaruh faktor harga terhadap keputusan pembelian
produk online di Tulungagung.

4 Ibid, hlm 266….

6

D. Hipotesis
1. H1 : Treath Emotion Konsumen berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian produk online di Tulungagung
2. H2 : Brand Trust berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian produk online di Tulungagung
3. H3 : Harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
produk online di Tulungagung.

E. Batasan Masalah
Dalam penelitian yang berjudul " Pengaruh Treath Emotion
Konsumen, Brand Trust dan Harga Terhadap Keputusan
Pembelian Produk Online di Tulungagung" ini saya hanya
meneliti toko online "Jesse Factory"yang berlokasi di Campur
Darat, Ngunut dan dekat stasiun Tulungagung. Toko online yang
sudah mempunyai 3 toko ini menjual berbagai barang seperti tas,
baju, celana, alat-alat komestik, sepatu, sandal dan masih banyak
lagi. Selain itu toko ini juga menjual barang dari berbagai merek
yang dijual secara online maupun offline. Dalam penelitian ini
lebih berfokus pada penjualan barang yang dijual secara online
dengan berbagai harga dan dengan konsumen dari berbagai
kalangan.
F. Manfaat penelitian
Adapun manfaaat pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Produsen
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak
produsen produk online yang ada di Tulungagung
mempengaruhi faktor

dalam

yang mempengaruhi kredidibilitas
7

kualitas produknya sehingga dapat digunakan sebagai strategi
pemasaran dimasa mendatang.
2. Bagi Kalangan Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan tambahan
informasi bagi penelitian dengan topik yang serupa di masa
mendatang
G. Penegasan Istilah
1. Penegasan Konseptual
Brand Trust atau kepercayaan merek yaitu harapan
akan kehandalan dan intensi baik merek karena itu
kepercayaan merek merefleksikan 2 hal yakni brand
reability dan brand intentions. Brand reliability atau
kehandalan merek bersumber pada keyakinan konsumen
bahwa produk tersebut memenuhi nilai yang dijanjikan atau
dengan kata lain persepsi konsumen bahwa merek tersebut
mampu memenuhi kebutuhan dan kata lain persepsi
konsumen bahwa merek teesebut bisa memenuhi kebutuhan
dan memberikan kepuasan kepada konsumen. Sedangkam
brand intentions didasarkan pada keyakinan konsumen
bahwa merek tersebut mampu mengutamakan kepentingan
konsumen ketika masalah dalam konsumsi produk muncul
secara tidak terduga. Hal ini mengakibatkan pelanggan akan
memilih merek tersebut dan tidak berpindah ke merek lain.
2. Penegasan Operasional
Brand

Trust

atau

kepercayaan

merek

dalam

penelitian ini dimaksudkan untuk mengukur sebagaimana
kepercayaan konsumen terhadap merek yang di perjual
belikan

khususnya

dalam
8

ranah

jual

beli

online.

Kepercayaan merek ini sangat berperan penting dalam dunia
pemasaran karena merek merupakan suatu nama atau simbol
yang bersifat membedakan barang atau jasa dari penjual.
Selain itu merek juga dimaksudkan untuk mengidentifikasi
barang atau jasa dari seseorang atau sekelompok penjual dan
untuk membedakan dari produk pesaing. Jika suatu merek
sudah terkenal atau sudah diminati oleh masyarakat maka
penjualan produk dengan merek tersebut akan laku di
pasaran.
H. Kajian Teori
1. Threat Emotion
Threat emotion merupakan proses penilaian kognitif
ketika konsumen merasakan tekanan tertentu dan menilai
tekanan tersebut

sebagai suatu hal yang negatif. Threat

emotion merupakan dorongan dari dalam diri seseorang untuk
membeli sebuah produk jika ia merasa terancam atau ada halhal yang tidak diinginkan jika ia tidak membeli produk yang
bersangkutan. Hal ini dapat diukur dengan perasaan takut,
gelisah dan perasaan khawatir. Jika seorang konsumen merasa
takut menjadi gemuk maka tidak mengomsumsi suplemem,
gelisah badannya menjadi jelek, dan bahkan merasa khawatir
jika ia menjadi tidak berotot seperti umumnya kawula muda,
maka ia akan kemudian menjadi terdorong untuk membeli
produk suplemen tersebut.
Treath emotion

atau perasaan terancam terbukti

mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, perasaan
terancam dapat menjadi bentuk motivasi yang mendorong
konsumen

melakukan

pembelian.

Bentuk

motivasi

ini

dirasakan konsumen sebagai tekanan dalam bentuk ancaman
9

yang

menyebabkan

mereka

akan

jika

mereka

tidak

memperbaiki gaya hidupnya. Salah satu cata yang dipilih
konsumen

untuk

menghindari

ancaman

tersebut

lebih

merupakan problem focused. Artinya konsumen melalui
keputusan pembelian suatu produk tertentu akan merasakan
terlepas dari ketidaknyamanan atau kekhawatiran. Termasuk
kekhawatiranvakan merasa ketinggalan zaman apabila tidak
mengonsumsi produk tertentu yang berhubungan dengan gaya
hidup. Threat emotion konsumen dapat dilihat dari tiga hal
yaitu kualitas produk, kebutuhan isi dan iklan, dan kepercayaan
terhadap manfaat.
Threat emotion atau perasaan terancam ini akan hilang
apabila konsumen tersebut dapat memenuhi keinginannya akan
suatu barang yang lebih baik dari barang milik orang lain.
Lazarus et.al dalam Duhacheck, menawarkan proses penilaian
kognitif ketikam konsumen dalam tekanan tertentu. Proses
dimulai dengan penilaian kognitif konsumen apakah tekanan
tersebut sebagai hal yang positif atau negatif. Ketika konsumen
menilai sebuah tekanan sebagai hal yang positif atau sesuai
dengan tujuan, maka yang muncul adalah challenge emotions
yang dicirikan dengan perasaan bersemangat, harapan, dan
percaya diri. Ketika konsumen menilai sebuah tekanan negatif
maka yang timbul threat emotion atau perasaan terancam.
Perasaan terancam semacam ini akan menumbuhkam perasaan
gelisah, takut, dan apprehension.
Selanjutnya secara alamiah konsumen akan mengukur
kemampuannya untuk mengatasi tekanan tersebut dengan salah
satu cara yaitu social support coping dan activecoping. Social
support coping adalah jalan keluar yang dilakukan konsumen
dengan meminta bantuan teman yang memiliki keahlian
10

relevan. Active coping adalah usaha konsumen untuk
mengurangi perasaan terancam . Misal mengembalikan produk
yang rusak, memanfaatkan garansi produk atau melakukan
keluhan. Rasa takut merupakan bentuk threat emotion yang
merespom ancamam dam ketidakpastian5 Rasa takut memicu
pemikiran dan tindakan yang bertujuan untuk keluar dari
tekanan tersebut. Tindakan yanh diambil umumnya merupakan
tindakan untuk menghindari ancaman dan ketidakpastian.
2. Brand Trust
Kepercayaan terbangun karena adanya harapan bahwa
pihak lain akan bertindak sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan konsumen. Ketika seseorang telah mempercayai
pihak lain maka mereka yakin bahwa ada yang terpenuhi dan
tidak ada lagi kekecewaan. Menurut Delgado kepercayaan
merek adalah harapan akan kehandalan dan intensi baik mereke
akan kehandalan dan intensi baik merek karena kepercayaan
merek merefleksikan 2 hal yakni brand credibility dan brand
intentions.6
Brand reliability atau kehandalan merek bersumber
pada keyakinan konsumen bahwa produk tersebut memenuhi
nilai yang dijanjikan atau dengan kata lain persepsi konsumen
bahwa merek tersebut mampu memenuhi kebutuhan dan kata
lain persepsi konsumen bahwa merek teesebut bisa memenuhi
kebutuhan dan memberikan kepuasan kepada konsumen.
Sedangkam brand intentions didasarkan pada keyakinan
konsumen bahwa merek tersebut mampu mengutamakan
kepentingan konsumen ketika masalah dalam konsumsi produk
5 Smith dan Lazarus, Emotion Marketing.International Journal of Research
in Marketing, 1993
6 Philip Kotler dan Kevin L Keller, Manajemen Pemasaran,
(Jakarta:Prehallindo,2009) hlm 245

11

muncul secara tidak terduga. Hal ini mengakibatkan pelanggan
akan memilih merek tersebut dan tidak berpindah ke merek
3. Harga
Menurut Kotler harga adalah sejumlah uang yang
dibebankan atas suatu produk, atau jumlah dari nilai yang
ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau
menggunakan produk tersebut. 7Harga adalah sejumlah uang
yang diserahkan dalam pertukaran untuk mendapatkan suatu
barang atau jasa.8Harga merupakan satu-satunya unsur
marketing mix yang menghasilkan penerimaan penjualan.
Dalam penentuan baik untuk harga jual atau harga beli
seseorang

harus

berhati-hati.

Sebab,

kesalahan

dalam

penentuan

harga

akan

menyebabkan

kerugian.

Dalam

menentukan harga harus dipertimbangkan berbagai hal,
misalnya tujuan penentuan harga tersebut, hal ini disebabkan
dengan diketahuinya tujuan penentuan harga tersebut menjadi
mudah
Metode

penentuan

harga

harus

dimulai

dengan

pertimbangan atas tujuan penentuan harga itu sendiri. Adapun
tujuan-tujuan tersebut menurut Adrian Payne9, diantaranya
yaitu

bertahan,

memaksimalkan

laba,

memaksimalkan

penjualan, prestise, dan pencapaian tingkat pengembalian
investasi.
Tujuan penentuan harga, yaitu10 :
1) Orientasi keuntungan
2) Orientasi pangsa pasar
7 ,Philip Kotler, Manajemen Pemasaran,(Jakarta:Prehallindo,2008) hlm 266
8 Kasmir dan Jakfar, Study Kelayakan Bisnis (Jakarta:PRENADA MEDIA GROUP,2008), 52
9 Ibid, 138-139
10 M. Manullang, Pengantar Bisnis, Gadjah, (Mada University Press, Yogyakarta : 2008),
hal 222-223

12

3)
4)
5)
6)
7)

Orientasi pesaing
Orientasi pembeli
Orientasi pemerintah
Orientasi produk
Orientasi saluran dan promosi

Variabel-variabel yang terdapat pada bauran harga:
1) Daftar harga
2) Diskon
3) Potongan harga khusus
4) Syarat kredit
5) Periode pembayaran lain
4. Keputusan pembelian
Pembelian

menurut

Sumarwan adalah keputusan

konsumen mengenai apa yang dibeli, apakah membeli atau
tidak, kapan membeli, dimana membeli, dan bagaimana cara
pembayarannya.11

Dengan

demikian

dapat

disimpulkan

pembelian adalah suatu keputusan konsumen mengenai proses,
cara, perbuatan membeli, dengan mempertimbangkan faktor
lain tentang apa yang dibeli, waktu membeli, dimana
membelinya serta cara pembayaraanya. Mengambil keputusan
pembelian

barang

Kepercayaan
berpengaruh

merupakan

konsumem
terhadap

hal

terhadap

keputusan

yang

tidak

suatu
pembeliam

mudah.

merek

bisa

konsumen.

Kepercayaan ini dapat membangun keyakinan diri konsumen
dalam memenuhi kebutuhannya, tetapi dalam penelitian ini hal
tersebut tidak terjadi.

I. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian
diantaranya:
11 Sumarwan, Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam
Pemasaran, (Jakarta: Erlangga,2003) hlm 33

13

1.

Dhio Panji Pratama, Hari Susanta N, dn Sri Suryoko (2013)
dengan judul “ Pengaruh Treath Emotion, Kepercayaan
Merek dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Produk
Susu Anlene Actifit”(Studi kasus penelitian ini dilakukan
di

Lotte Mart Jl. Majapahit Semarang ). Penelitian ini

menunjukkan seberapa besar

penjualan produk Susu

Anlene

aspek

Actifit

berdasarkan

kepercayaan merek

treath

emotion,

dan harga. Permasalahan yang ada

pada Susu Anlene Actifit adalah tingkat persaingan yang
kompetitif. Dimana saat menjadi market leader Anlene
harus menghadapi ketatnya persaingan dalam pasar karena
banyak bermunculan produk susu berkalsium sejenis
dengan Anlene Actifit seperti Hi Lo, Calcimex, Produgen
dan merk lain.
Penelitian ini menunjukkan bahwa threat emotion yang
dimiliki Susu Anlene Actifit tergolong dalam kategori
tinggi. Kepercayaan merek yang dimiliki oleh Susu Anlene
Actift termasuk dalam kategori tinggi pula. Hal ini berarti
bahwa PT Fonterra Brands Indonesia telah berhasil
membuat kepercayaan konsumen terhadap SusuAnlene
Actift tinggi. Sedangkan untuk harga sendiri Susu Anlene
Actifit mempunyai harga yang tergolong terjangkau.
Dengan indikator diatas maka dapat disimpulkan bahwa
keputusan pembelian dari Susu Anlene Actifit ini sendiri
tergolong tinggi. Hal ini dibuktikan konsumen selalu
membeli

ulang

Susu

mempertimbangkan

ulang

Anlene
untuk

dan

konsumen

membeli

dengan

alternative fan menjadi pilihan prioritas utama dari
konsumen itu sendiri, adanya kebutuhan perlindungan yang
dirasakan setelah mengonsumsi Susu Anlene Actifit,

14

adanya pencarian informasi serta ketertarikan untuk
membeli Susu Anlene Actifit.
2. Audry Veronica Haryanto (2012) dengan judul “ Pengaruh

Percived Quality dan Treath Emotions Terhadap Brand
Credibility Produk Susu Hilo di Semarang”. Penelitian ini
menunjukkan bahwa dalam aspek perceived quality Susu
Hilo memiliki berbagai varian rasa, awet dan tahan lama,
serta susu yang mudah larut dalam air. Oleh karena itu Susu
Hilo disarankan untuk lebih mengembangkan lagi varian
rasa yang lain yang lebih banyak dimasa yang akan datang.
Selain itu sering mengadakan seminar mengenai kesehatan,
khususnya untuk penyakit osteoporosis dikota maupun
didesa serta mengadakan uji coba dimall atau tempattempat

perkuliahan

yang

selanjutnya

mendapatkan

testimoni dari konsumen langsung. Treath emotions dari
produk Susu Hilo ini menimbulkan perasaan takut, gelisah,
khawatir,

cemas

serta

kurang

lengkap

bila

tidak

mengonsumsi produk ini.
3. Krishna Santosa Yusati (2011) dengan judul “ Penerapan

Variable Trust In A Brand dan Treath Emotions dalam
Mempengaruhi

Costumer

Buying

Motive

Decision”.

Penelitian ini menunjukkan bahwa variable trust in a brand
atau kepercayaan merek produk tertentu masih lebih rendah
pengaruhnya sebagai motivasi dalam mempengaruhi
keputusan pembelian konsumen terhadap suatu merek
tertentu disbanding dengan variable Treath Emotions.
Variable

Treath

Emotions

sebagai

motivasi

dalam

mempengaruhi keputusan pembelian konsumen memiliki
jangka waktu yang lebih efektif dalam mempengaruhi
keputusan pembelian konsumen. Kepercayaan terbangun
karena adanya harapan pihak lain yang sesuai dengan
15

kebutuhan dan keinginan konsumen. Ketika seseorang telah
mempercayai pihak lain maka orang tersebut harapannya
akan terpenuhi dan tak akan ada lagi kekecewaan.
J. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Metode merupakan asmpek yang sangat penting dan
besar pengaruhnya dalam sebuah penelitian. Metode
inisangat berpengaruh terhadap berhasil atau tidaknya suatu
penelitian, terutama untuk mengumpulkan sebuah data.
Data yang diperoleh dalam suatu penelitian

merupakan

gambaran dari obyek penelitian.
Dalam penelitian ini menggunakan metode dengan
pendekatan kuantitatif yang menghasilkan penemuanpenemuan yang dapat dicapai atau diperoleh dengan
menggunakan prosedur-prosedur statistikatau cara-cara lain
dari

kuantifikasi

(pengukuran).

Bambang

Prasetyo

mendefinisikan penelitian kuantitatif adalah sebuah usaha
pemeriksaan secara teliti dan menyeluruh

dari sebuah

fenomena atau masalah dengan menggunakan ukuran yang
objektif dengan tujuan mendapatkan teori-teoriyang muncul
atas munculnya suatu fenomena atau masalah.12
2. Lokasi Penelitian
Lokasi merupakan tempat dimakan penelitian ini akan
dilakukan oleh peneliti. Dalam penelitian ini, peneliti
mengambil lokasi di took online “Jesse Store” yang
mempunyai dua cabang toko yaitu toko utama di
Tulungagung dan cabang di Campur Darat dan Ngunut Kab.
Tulungagung. Hal ini dikarenakan produk online yang
semakin beragam membuat masyarakat menggandrungi
fenomena ini dengan belanja online dan lebih menyukai
12Rokhmat, Subagiyo, Metode Penelitian Ekonomi Islam Konsep dan
Penerapan, (Jakarta: Alim’s Publishing,2017) hlm 19

16

barang-barang yang dipasarkan secara online karena dirasa
lebih mudah dan barang yang ditawarkan pun mempunyai
harga yang terjangkau
3. Kehadiran Penelitian
Penelitian ini sangat memerlukan kehadiran dari penelti
itu sendiri, dikarenakan dengan kehadiran peneliti bisa
mengamati subjek yang diteliti secara langsung. Peneliti
dalam hal ini akan menyebarkan angket secara langsung dan
dapat mengamati bagaimana keadaan yang sebenarnya.
Dengan begitu peneliti akan memperoleh data yang benarbenar lengkap dan valid.
4. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang meliputi
objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan ciri khas
dan

ditarik

kesimpulan.

Sedangkan

sampel

sendiri

merupakan suatu bagian dari populasi yang akan diteliti da
yang dianggap dapat menggambarkan populasinya. Populasi
dalam penelitian ini adalah semua konsumen

yang

berbelanja di Jesse Store Factory di Tulungagung. Teknik
pengambilan sampelnya menggunakan judgment sampling
atau pengambilan sampel keputusan terjadi ketika peneliti
memilih anggota-anggota sampel untuk menyesuaikan diri
dengan beberapa kriteria.
5. Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data
primer. Data primer adalah data yang diperoleh secara
langsung dari ara responden melalui penyebaran kuesioner.
Sedangkan data sekunder merupakan data yang sudah
tersedia,

sehingga

dapat

penelitian ini.
6. Metode Analisis Data
17

langsung

digunakan

untuk

Metode analisis data yang digunakan merupakan
analisis data kauntitatif dengan menggunakan data-data
kuantitatif

yang

sudah

tersusun

dalam

tabel

dan

perhitungannya menggunakan uji satistik SPSS (Statistical
Program for Social Science). Skala pegukuran merupakan
kesempatan yang digunakan dalam acuan untuk menentukan
panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur,
sehingga

alat

ukur

tersebut

bila

digunakan

dalam

pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. 13
7. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah
menggunakan kuesioner, dan wawancara. Kuesioner dalam
bentuknya

mendasarkan

diri

pada

laporan

tentang

pengalaman diri pada laporan tentang pengalaman sendiri
atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan
atau keyakinan pribadi.
a. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
kuesioner

dan

serangkaian

daftar

pertanyaan

pertanyaan
yang

terbuka

digunakan

atas
untuk

mendapatkan data mengenai beberapa faktor yang
membentuk variable harga, promosi dan minat beli
ulang. Penelitian ini menggunakan Numerical Scale
dengan alasan-alasan sebagai berikut:
1) Untuk mendapatkan data yang bersifat universal
2) Agar data pada kategori “netral” tidak dipakai
dalam

analisa

selam

responden

memberikan alasannya
3) Untuk menghindari kategori tidak tahu
b. Wawancara

13 Sugiyono, Metode Penelitian, (Bandung:CV Alfabeta, 2010) hlm 131

18

tidak

Menurut Cholid Narbuko dan Abu Achmadi
mendefinisikan wawancara merupakan proses Tanya
jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan
dalam

mana

dua

atau

lebih

bertatap

muka

mendengarkan secara langsung informasi-informasi
atau

keterangan-keterangan.14

Sedangkan

menurut

Rokhmat Subagiyo dalam bukunya Metode Penelitian,
jadi yang dimaksud dengan wawancara adalah teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan tatap muka
secara

langsung

narasumber

antara

dimana

pewawancara

pewawancara

dengan

mengajukan

sejumlah pertanyaan yang harus dijawab secara lisan
oleh narasumber.15
8. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan usaha atau upaya data yang
tersedia yang selanjutnya diolah dengan bantuan instrument
statistik dalam menjawab rumusan masalah yang ada dalam
penelitian.

Jadi

teknik

analisis

data

adalah

cara

melaksanakan analisis terhadap data yang bertujuan
mengolah data yang tersedia untuk menjawab rumusan
masalah. 16
Teknik analisis yang akan dipakai dalam penelitian ini
adalah analisis regresi linier berganda yang digunakan untuk
menguji variable-variabel bebas atau independen terhadap
variable terikat atau dependen. Analisis regresi ini akan
dilakukan dengan menggunakan bantuan program aplikasi
statistik SPSS.
K. Daftar Pustaka
14 Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian,(Jakarta: PT
Bumi Aksara,2010) hlm 83
15 Rokhmat Subagiyo, Metode Penelitian Ekonomi Islam Konsep dan
Penerapan,(Jakarta:Alim’s Publishing,2017) hlm 83
16 Ibid, hlm 100

19

Ferrinadewi ,Erna, 2008, Pengaruh Treath Emotion Konsumen
dan Brand Trust pada Keputusan Pembelian Produk
Susu Anlene, Universitas Widya Kartika
Kasmir

dan

Jakfar,

2008,

Study

Kelayakan

Bisnis

Jakarta:PRENADA MEDIA GROUP
Kotler ,Philip dan Kevin L Keller ,2009 Manajemen
Pemasaran,Jakarta:Prehallindo
Lazarus, dan Smith, 1993, Emotion Marketing.International
Journal of Research in Marketing
Manullang, 2008 Pengantar Bisnis, Yogyakarta : GadjahMada
University Press
Narbuko

Cholid

dan

Abu

Achmadi,

2010,Metodologi

Penelitian,Jakarta: PT Bumi Aksara
Setiadi, 2008 , Perilaku Konsumen (Perpektif Kontemporer
Pada

Motif,

Tujuan

dan

Keinginan

Konsumen),

Jakarta:Prenada Media Grup
Subagiyo, Rokhmat, 2017, Metode Penelitian Ekonomi Islam
Konsep dan Penerapan,Jakarta:Alim’s Publishing
Sugiyono,2010, Metode Penelitian, Bandung:CV Alfabeta
Sumarwan, 2003, Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya
dalam Pemasaran, Jakarta: Erlangga

20

21