PABRIK PENTA SODIUM TRIPHOSPHATE DARI SODA API DAN ASAM PHOSPHATE DENGAN PROSES DUA TAHAP.
PABRIK PENTA SODIUM TRIPHOSPHATE DARI
SODA API DAN ASAM PHOSPHATE DENGAN PROSES
DUA TAHAP
PRA RENCANA PABRIK
oleh :
FIQIH ALQANI
0831010058
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JATIM
SURABAYA
(2)
PRA RENCANA PABRIK
oleh :
FIQIH ALQANI
NPM: 0831010058
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
(3)
PABRIK PENTA SODIUM TRIPHOSPHATE DARI SODA API
DAN ASAM PHOSPHATE DENGAN PROSES
DUA TAHAP
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana
Program Studi Teknik Kimia
oleh : FIQIH ALQANI NPM: 0831010058
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JATIM
SURABAYA
(4)
PABRIK PENTA SODIUM TRIPHOSPHATE DARI SODA API
DAN ASAM PHOSPHATE DENGAN PROSES
DUA TAHAP
oleh :
FIQIH ALQANI NPM: 0831010058
Surabaya, 17 Februari 2012
Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Lisan periode IV tahun 2011/2012
Mengetahui, Dosen Pembimbing
Ir. Suprihatin, MT NIP. 19630508 199203 2 001
(5)
i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya, maka penyusun dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul : “Pabrik Penta Sodium Triphosphate dari Soda Api dan Asam Phosphate dengan proses Dua Tahap“ yang merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Atas tersusunnya Tugas Akhir ini saya sebagai penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ir. Sutiyono , MT , selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Ir. Retno Dewati, MT , selaku Ketua Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Ir. Suprihatin, MT selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir.
4. Seluruh Karyawan dan Staf TU Fakultas Teknologi Industri yang telah membantu dalam proses surat menyurat dan pendaftaran ujian
5. Semua pihak yang telah banyak membantu tersusunnya Tugas Akhir ini yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu .
Penyusun menyadari bahwa isi dari laporan Tugas Akhir ini sangat jauh dari sempurna, maka penyusun mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca.
Akhir kata penyusun berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia .
Surabaya, 27 Januari 2012
(6)
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar
i
Daftar isi
ii
Daftar tabel
iii
Daftar gambar
iv
Daftar grafik
iv
Intisari
v
Bab I Pendahuluan
I - 1
Bab II Pemilihan dan Uraian Proses
II – 1
Bab III Neraca Massa
III – 1
Bab IV Neraca Panas IV -1
Bab V Spesifikasi Peralatan V – 1
Bab VI Perencanaan Alat Utama VI -1
Bab VII Instrumentasi dan Keselamatan Kerja VII-1
Bab VIII Utilitas VIII-1
Bab IX Lokasi dan Tata Letak Pabrik IX -1
Bab X Organisasi Perusahaan X – 1
Bab XI Analisa Ekonomi XI – 1
(7)
iii
DAFTAR TABEL
Tabel I.1 Kebutuhan Penta Sodium Triphosphate (Na5P3O10) di Indonesia
I-2
Tabel I.2 Perkembangan Produksi Penta Sodium Triphosphate (Na5P3O10) di Indonesia
I-2
Tabel II.1 Perbedaan proses satu tahap dan dua tahap II-3 Tabel VII.2 Nama – nama alat dan bagian peralatan yang dikontrol VII-4 Tabel VII.2 Fasilitas – fasilitas yang dapat menunjang keselamatan
kerja para karyawan
VII-6
Tabel VIII.1 Standart Baku Mutu Air Bersih berdasarkan KepMenKes No.492 Tahun 2010
VIII-2
Tabel VIII.2 Kebutuhan air proses untuk pabrik VIII-7 Tabel VIII.3 Kebutuhan air pendingin untuk pabrik VIII-8 Tabel VIII.4 Kebutuhan Listrik untuk Peralatan Proses VIII-57 Tabel VIII.5 Kebutuhan Listrik untuk Peralatan Utilitas VIII-58 Tabel VIII.6 Kebutuhan Listrik untuk Penerangan VIII-59 Tabel VIII.7 Jumlah lampu mercury yang dibutuhkan VIII-60
Tabel IX.1 Perkiraan Luas Pabrik IX-8
Tabel X.1 Jumlah karyawan Pabrik Penta Sodium Triphosphate X-9 Tabel X.2 Perincian Jumlah Tenaga Kerja dan Gaji X-10
Tabel X.3 Jadwal kerja karyawan proses X-12
Tabel XI.1 Biaya Total Produksi dalam Berbagai Kapasitas XI-6 Tabel XI.2 Modal sendiri pada tahun konstruksi XI-7 Tabel XI.3 Modal pinjaman pada tahun konstruksi XI-7
Tabel XI.4 Cash Flow XI-10
Tabel XI.5 Internal Rate of Return (IRR) XI-11
Tabel XI.6 Rate On Equity (ROE) XI-12
Tabel XI.7 Pay Out Periode (POP) XI-13
(8)
Gambar II.1 Plant diagram untuk produksi triphosphate II-2 Gambar II.2 Plant diagram untuk membuat padatan Penta
Sodium Triphosphate
II-3
Gambar IX.1 Peta Wilayah Kabupaten Gresik IX-6
Gambar IX.2 Tata Letak Pabrik IX-9
Gambar IX.3 Tata Letak Peralatan IX-10
Gambar X.1 Bagan Struktur Organisasi Perusahaan X-3
DAFTAR GRAFIK
(9)
v
INTISARI
Bahan baku proses produksi penta sodium triphosphate berupa soda api dan asam phosphate. Soda api dan asam phosphate dari gudang dan tangki penampung dipompa menuju ke tangki netralizer dan dikondisikan pada suhu 60 o
C dan tekanan 1 atm, dengan waktu tinggal sekitar 2 jam. Reaksi yang terjadi menghasilkan garam orthophosphate dan air. Produk keluar dari tangki netralizer kemudian dilakukan pengeringan dengan spray dryer dan dilakukan kalsinasi dengan rotary kiln setelah itu terbentuklah penta sodium triphosphate dan sodium pyrophosphate.
Kebutuhan pendingin di peroleh dari air pendingin. Kebutuhan listrik di peroleh dari PLN, dan untuk air pendingin diperoleh dari sungai terdekat. Pabrik ini menggunakan system organisasi perseroan terbatas atau PT , dengan bentuk organisasi garis dan staf.
Pabrik ini direncanakan bekerja secara kontinyu dengan waktu produksi 330 hari per tahun .
Dari hasil perhitungan dan pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai hal sebagai berikut :
1. Kapasitas Produksi : 60.000 ton / tahun 2. Bentuk organisasi : Perseroan Terbatas 3. Sistem organisasi : Garis dan Staf
4. Lokasi Pabrik : Gresik Jawa Timur 5. Produk Na5P3O10 : 8816,1028 kg / jam
6. Bahan baku
a. Soda api : 4122,0217 kg / jam b. H3PO4 : 6047,2774 kg / jam 7. Kebutuhan utilitas
Bahan bakar : 1642,152442 lt / hari
Air : 5610,5481 m3 / hari
Listrik : 601,0891 kWh 8. Analisa ekonomi
Modal Tetap (FCI) : Rp. 481.443.199.940,65
Modal Kerja (WCI) : Rp. 8.316.931.295,97
Investasi Total (TCI) : Rp. 489.760.131.236,62
IRR : 24,92 %
ROE : 36,68 %
POP : 3 tahun 7 bulan 9 minggu
(10)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penggunaan pupuk buatan, asam phosphate, garam – garam phosphate dan turunannya telah meningkat dengan pesat, terutama karena promosi yang telah dilakukan dengan agresif oleh perusahaan – perusahaan pembuatannya serta oleh badan federal di Amerika Serikat. Namun sebelum konsumsi bahan – bahan itu dapat berkembang sepenuhnya, proses – proses pembuatannya masih harus disempurnakan agar lebih efisien dan lebih murah.
Dalam beberapa dasawarsa terakhir industri phosphate mengalami banyak kemajuan dalam menurunkan biaya produksi. Hal itulah yang menyebabkan phosphor, asam phosphate dan garam – garamnya dipakai dalam bidang yang lebih luas dan banyak dibuat turunan barunya. Diantara kegunaannya adalah sebagai bahan baku deterjen, karena phosphate tidak lagi terbatas pada bahan anorganik sederhana seperti anggapan kita.
Di Indonesia pada tahun 1970, deterjen belum dapat diterima sebagai pengganti sabun cuci, tetapi sekarang pemakaian deterjen semakin banyak dan pemakaian sabun cuci psebaliknya. Hal ini disebabkan karena sabun cuci merupakan bahan pencuci yang dibuat dari minyak atau lemak yang diperoleh dari sumber hewani dan nabati, tetapi bahan baku tersebut tersedia dalam jumlah yang terbatas sedangkan laju pertumbuhan penduduk semakin meningkat. Sedangkan untuk di Indonesia sendiri kebutuhan Penta Sodium Triphosphate dari tahun ke tahun bisa di lihat pada tabel di bawah ini :
(11)
PENDAHULUAN I - 2
Tabel I.1 Kebutuhan Penta Sodium Triphosphate (Na5P3O10)
di Indonesia
Tahun Kebutuhan ( ton )
2005 85000 2006 90000 2007 207500 2008 258717 2009 351564 2010 475124
( Sumber : Sarwani. 9 April 2008. Jangan sampai deterjen tak berbusa (Online), (http:// bisnis.com), diakses 9 Agustus 2011)
PT. Petrocentral adalah produsen tunggal Penta Sodium Triphosphate (Na5P3O10) di Indonesia, sedangkan untuk kapasitas produksi Penta Sodium
Triphosphate (Na5P3O10) di Indonesia ini sendiri bisa di lihat pada tabel di bawah
ini :
Tabel I.2 Perkembangan Produksi Penta Sodium Triphosphate (Na5P3O10)
di Indonesia
Tahun Produksi(Ton)
2006 34.411 2007 38.185 2008 48.442 2009 50.461 2010 51.291
( Sumber : Sarwani. 9 April 2008. Jangan sampai deterjen tak berbusa (Online), (http:// bisnis.com), diakses 9 Agustus 2011)
(12)
Faktor-faktor yang mempengaruhi berdirinya pabrik Penta Sodium Triphosphate adalah:
1. Potensi bahan baku tersedia di Indonesia 2. Adanya cukup permintaan dari dalam negeri
3. Masih di importnya dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan industri dalam negeri
Dengan memandang segala ketentuan tersebut di atas dan berpihak pada prospek, maka dipandang perlu untuk didirikan pabrik Penta Sodium Triphosphate di Indonesia, mengingat fungsi Penta Sodium Triphosphate yang sangat berguna yaitu sebagai kompleks hardness, memperbaiki kualitas air dan juga sebagai pembersih. Maka pendirian pabrik Penta Sodium Triphosphate mempunyai dampak positif yaitu merangsang pertumbuhan industri deterjen di Indonesia sekaligus penghematan devisa dan juga dapat menciptakan lapangan kerja baru.
1.2. Sejarah Singkat Penta Sodium Triphosphate
Penta Sodium Triphosphate (Na5P3O10) atau dengan nama lain Sodium
Tripolyphosphate (STPP) untuk pertama kali ditemukan oleh Schwartz pada tahun 1895 merupakan salah satu bentuk dari phosphate, dimana phosphate merupakan dasar utama dari senyawa – senyawa kimia golongan phosphorus yang mempunyai banyak sekali kegunaan.
1.3. Spesifikasi Bahan Baku
Bahan baku pembuatan Penta Sodium Triphosphate adalah soda api dan asam phosphate. Disini asam phosphate sebagai sumber phosphor, sedangkan soda api sebagai sumber sodium. Sebenarnya bahan baku soda api dapat digantikan oleh soda ash tetapi, soda ash mempunyai sifat kelarutan yang lebih kecil terhadap air dibandingkan soda api, sehingga memerlukan biaya yang lebih besar untuk melarutkan soda ash tersebut sehingga tidak ekonomis.
(13)
PENDAHULUAN I - 4
1.3.1. Asam phosphate
Sifat – sifat kimia
a. Rumus kimia = H3PO4
b. Berat molekul = 98 c. Komposisi = ± 75 %
d. Panas pembentukan = -300,74 Kcal/gmol
e. Panas pelarutan = 2,79 Kcal/gmol (mempunyai bentuk kristal pada konsentrasi diatas 80%)
f. Akan berubah menjadi anhydrate pada suhu 150 °C
g. Akan berubah menjadi pyro phosphoric acid pada suhu 200 °C h. Akan berubah menjadi meta phosphoric acid pada suhu 300 °C i. Kristal pada suhu 30 °C mempunyai komposisi 2H3PO4.H2O yang
merupakan tribasis
o K1 pad suhu 25 °C = 7,52 . 10-3
o
K2 pada suhu 25 °C = 6,23 . 10-8
o
K3 pada suhu 25 °C = 3,00 . 10-13
Sifat – sifat fisika
a. Kristal berbentuk orthorombik
b. Liquida tak berwarna, tak berbau dan jernih
c. Lebih keras dibanding asam asetat, asam silikat, asam borak, akan tetapi lebih lunak dibanding asam sulfat dan asam kromat
d. Korosif terhadap logam dan alloy
e. Dapat disimpan pada kontainer yang terbuat dari stainless steel f. Untuk asam phosphate 75 % berat :
- Specific gravity = 1,572 pada 30 oC
- Freezing point = - 17,5 °C (dan pada keadaan 75 % berat)
- Melting point = 42,35 °C (dan pada keadaan murni 100 % mempunyai melting point = 29,25 °C)
- Boiling point = 135 °C
(14)
1.3.2. Soda api
- Sifat – sifat kimia
a. Rumus kimia = NaOH b. Berat molekul = 40 c. Komposisi = 99 %
d. Tidak larut dalam alkohol
e. Merupakan larutan berbasa kuat (pH = 11,6 (solution)) f. Larut dalam air = 42 gr / 100 gr H2O pada 0 °C
= 174 gr / 100 gr H2O pada 60 °C
- Sifat – sifat fisika
a. Nama lain = sodium hidroksida, soda alkali, kaustik soda b. Berbentuk kristal berwarna putih (granule putih)
c. Tidak mudah terbakar d. Tidak beracun
e. Cp pada 25 °C = 1043,01 joule / kg °K = 249,3 cal / kg °K f. Density pada 20 °C = 2,533 gr / cm3
g. Melting point = 318,4 °C h. Boiling point = 1390 °C
i. Specific gravity = 2,13 (Perry 6th ed.:1984)
1.3.3. Penta Sodium Triphosphate
- Sifat – sifat kimia
a. Rumus molekul = Na5P3O10
b. Berat Molekul = 368
c. Garam Na5P3O10 mempunyai formula yang sama dengan
5Na2O3P2O5 atau dapat dikatakan komposisi Na5P3O10 adalah
5Na2O3P2O5.
(15)
PENDAHULUAN I - 6
- Sifat – sifat fisika
a. Berupa butiran putih agak hygroskopis b. Tidak mengandung air (anhydrous) c. Sedikit beracun
d. pH adalah 9,7 – 9,9 (1 % larutan pada 25 °C)
e. Merupakan sifat diantara tetra sodium pyrophosphate dan metaphosphate
f. Dapat menimbulkan iritasi pada selaput pernapasan g. Larut dalam air
1. Pada 25 °C kelarutan 14,6 gram / 100 ml, panas kelarutan = 16,1 kkal / mol
2. Pada 100 °C kelarutan 86,5 gram / 100 ml, panas kelarutan = 14,0 kkal / mol
3. Hexahydrat, panas kelarutan = 2,6 kkl / mol h. Boiling point = 622 °C
i. Titik transisi = 417 ± 8 °C j. Titik leleh = 625 °C
k. Specifik Gravity = 2,57 – 2,62
l. Larut dalam air = 2,26 gr / 100 gr H2O pada 0 °C
45 gr / 100 gr H2O pada 96 °C
m. Density = 1,5 min; 0,35 – 0,99 g / cm3
n. Kandungan Penta Sodium Triphosphate = 98,92 %
(16)
1.4. Spesifikasi Produk (Penta Sodium Triphosphate)
Garam – garam Triphosphate pada umumnya diproduksi dengan dehidrasi thermal campuran garam – garam phosphate. Walaupun sejumlah garam Triphosphate hanya garam penta sodium yang penting.
Penta Sodium Triphosphate (Na5P3O10) adalah garam penta sodium
dari anion triphosphate. Ada tiga jenis bentuk kristal dari Na5P3O10 yaitu dua jenis
bentuk anhidrat dan yang ketiga adalah hexahidrat.
Penta Sodium Triphosphate ahhydrous Bentuk I (STP-I, STP phase-I, Na5P3O10-I) adalah bentuk pada temperatur tinggi dan secara thermodinamika
merupakan fase yang stabil, Jenis ini bersifat menggumpal. Penta Sodium Triphosphate Bentuk II (STP-II, STP phase-II, Na5P3O10-II) adalah bentuk pada
temperatur rendah, Jenis ini bersifat hablur. STP-II dapat berubah dengan mudah ke STP-I dengan pemanasan di atas 417 ± 8 °C, temperatur transisi. Kebalikan reaksi, STP-I→STP-II, dibawah 417 ± 8 °C merupakan perubahan besar yang lambat, sehingga, kedua bentuk anhydrous dari Penta Sodium Triphosphate dapat berubah stabil dan berdampingan pada temperatur kamar.
Struktur STP-I dan STP-II mempunyai pokok susunan ion dari kationnya. Dalam STP-II seluruh ion sodium berhubungan dengan oksigen secara octahedral dimana pada STP-I beberapa ion sodium dikelilingi oleh hanya 4 atom oksigen. Dua bentuk anhidrat STPP dapat dibedakan dengan di defraksi sinar X atau infra merah dan spektroskop raman.
Selain kedua struktur anhidrat diatas, terdapat jenis struktur yang lain, yaitu hexahidrat. Na5P3O10 terbentuk dengan penambahan bentuk anhidrat STPP
yang lain ke dalam air atau hidrolisa sodium trimetaphosphate (NaPO3)3 dalam
media alkali. Stabil pada temperatur kamar tetapi terdegradasi dengan cepat menjadi pyrophosphate dan phosphate bila dipanaskan mendekati 100 °C.
Penta Sodium Triphosphate diproduksi secara komersial dengan kalsinasi campuran mono dan disodium phosphate dengan rasio Na : P adalah 5 : 3. Proporsi dari dua fase Penta Sodium Triphosphate tersebut dikontrol oleh
(17)
PENDAHULUAN I - 8
sejumlah tetrasodium pyrophosphate dan beberapa trimetaphosphate serta sejumlah kecil orthophosphate yang tidak terkonversi.
Bentuk STP-I dan STP-II dalam Penta Sodium Triphosphate komersial ditentukan dengan mengontrol waktu dan temperatur selama kalsinasi. Dibawah suhu 175°C semua P2O5 yang tertinggal berupa orthophosphate. Pada range suhu
175 – 200°C, sebagian kecil orthophosphate telah berubah menjadi kristal Na4P2O7, ini berarti terdekomposisi membentuk polyphosphate. Disekitar suhu
200°C Na5P3O10 mulai terbentuk secara perlahan-lahan dan pada suhu 300 °C
reaksi pembentukan Na5P3O10 relatif lebih cepat. Menurut deteksi yang telah
dilakukan, suhu terendah dimana Na5P3O10 mulai terbentuk perlahan-lahan pada
suhu 150 °C. Pada range suhu 350 – 400 °C, semua komposisi orthophosphate telah terkonversi menjadi Na5P3O10 bentuk II. Dibawah kondisi normal, pada
temperatur final 450 – 850 °C dan kemudian didinginkan, didapatkan bahwa pada range suhu 400 – 500 °C Na5P3O10 bentuk II berubah dengan cepat menjadi
Na5P3O10 bentuk I. Perubahan ini biasanya tidak sempurna, pada saat suhu lebih
besar atau sama dengan biasanya masih mengandung 3 – 60% Na5P3O10 bentuk II.
Dalam kebanyakan proses, temperatur akhir yang mendekati 450 °C menghasilkan suatu produk yang mengandung 30 % STP-I yang dibutuhkan dalam pembuatan deterjen.
1.5. Kegunaan Penta Sodium Triphosphate
Penta Sodium Triphosphate telah diperkenalkan pada tahun 1940-an sebagai bahan baku utama (builder) deterjen yang berguna sebagai ”water softener” sehingga dapat meningkatkan daya bersih deterjen. Penta Sodium Triphosphate digunakan dalam pembuatan formula pembersih, termasuk didalamnya adalah produk-produk household, formula pencuci piring, pencuci mobil dan sejumlah industri pembersih lainnya.
Untuk meningkatkan kualitas makanan, Penta Sodium Triphosphate digunakan untuk mengawetkan daging, unggas dan pakan ternak. Pengolahan dengan Penta Sodium Triphosphate memperbaiki kualitas dari beberapa jenis produk makanan laut.
(18)
Penta Sodium Triphosphate juga dipergunakan untuk meningkatkan kualitas material secara teknis seperti clay processing, pelunakan air, proses pembuatan tekstil, pengeboran atau penggalian tanah, pulp dan kertas, karet, pembuatan cat manufaktur keramik dan penambangan.
(19)
PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES II - 1
BAB II
PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES
2.1. Macam proses
Pada dasarnya proses PentaSodium Triphosphate hanya ada satu cara proses pengeringan dan polikondensasi (Drying and Polycondensation Process) yang membedakan proses pembuatan Penta Sodium Triphosphate adalah jumlah tahap proses yang dipakai dan peralatan yang dipakai. Pada proses pengeringan dan polikondensasi dalam pembuatan PentaSodium Triphosphate ada dua macam tahap yang membedakan yaitu:
1. Proses pengeringan polikondensasi satu tahap (Single stage drying and polycondensation process).
2. Proses pengeringan polikondensasi dua tahap (Two stage drying and polycondensation process).
2.1.1. Proses Penta Sodium Triphosphate Satu Tahap
Pembuatan Penta Sodium Triphosphate dengan mengkonversi orthophosphate menjadi Penta Sodium Triphosphate yang dilakukan dalam satu langkah bisa terjadi dalam spray dryer atau rotary kiln saja, tetapi biasanya dalam proses ini digunakan spray dryer.
Salah satu proses satu tahap adalah proses Hoechst – Knapsack, yaitu dengan menyemprotkan larutan orthophosphate pada tekanan 1 – 2 Mpa ke dalam stainless steel spray tower secara cocurrent dengan gas panas. Alat pembakar diatur secara konsentrik sekitar nozzle sehingga menghasilkan daerah api yang berbentuk kerucut terhadap puncak menara. Larutan yang disemprot bergerak turun searah dengan gas pembakaran dan dengan cepat terjadi penguapan dan berubah ke triphosphate, PentaSodium Triphosphate yang terbentuk dikumpulkan dalam tower cone dan dikeluarkan. Pemisahan partikel yang terikut dengan gas dilakukan dengan cyclone. Produk Penta Sodium Triphosphate yang dihasilkan dalam proses ini berbentuk powder.
(20)
a
c
b
d
h
j
k
i
l
m e
Exhaust vapors
Soda
H2O
Wash water Air Gas
Steam Gas
Air f
Wash water
cooling water
cooling water
Filling into container wagons Off gas
Wa
s
h
water
g
Gambar II.1. Plant diagram untuk produksi triphosphate. Diagram of plant for Production of triphosphate by the Hoechst-Knapsack process: a) Caustic soda; b)Phosphoric acid; c) Neutralization; d) spray tower; e)Cooling jacket; f) Burner; g) Spray nozzle; h) Cyclone; i) Cooling pipe; j) Wash tower; k) Rotary cooling drum; l) Product silo; m) Bag filling and weighing machine.
2.1.2. Proses Penta Sodium Triphosphate Dua Tahap
Dalam proses pembuatan Penta Sodium Triphosphate dua tahap, larutan orthophosphate tidak langsung diubah menjadi Penta Sodium Triphosphate melainkan menguapkan terlebih dahulu airnya dalam tahap pertama dengan menambahkan monophosphate anhydrous. Seringkali kondensasi parsial dengan pembentukan diphosphate sudah terdapat dalam tahap ini. Kondensasi actual triphosphate terjadi pada tahap kedua.
Spray dryer dapat digunakan untuk menguapkan air yang terkandung dalam larutan orthophosphate dan rotary kiln yang berfungsi untuk mengkonversi
(21)
PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES II - 3
Rotameter
Chilling or tempering unit Mix Tank
Soda Ash
Silo Silo
Silo
Mill Gas-fired
calciner
Dryer Weigh meter
To Bags or Hopper
Cars Phosporic
Acid
Gambar II.2 Plant diagram untuk membuat padatan Penta Sodium Triphosphate
1.3. Pemilihan Proses
Satu tahap dan dua tahap dalam proses pembuatan Penta Sodium Triphosphate mempunyai kelemahan dan kelebihan seperti tampak dalam tabel dibawah ini:
Tabel II.1 Perbedaan proses satu tahap dan dua tahap
PROSES SATU TAHAP DUA TAHAP Alat utama Spray dryer atau Spray dryer dan Rotary kiln
Rotary kiln
Proses Suhu 300 – 550 °C Suhu ± 600 °C
Spesifikasi produk Produk kering Produk akhir lebih kering karena mengalami dua kali pemanasan
Produk samping Tidak ada Memungkinkan
Memproduksi
(22)
Dari tabel diatas dapat dinyatakan bahwa cara pembuatan Penta Sodium Triphosphate dipilih proses dua tahap karena memiliki beberapa keunggulan diantaranya :
Produk lebih kering karena mengalami dua kali pemanasan
Memproduksi penta sodium triphosphate dengan konsentrasi lebih dari 90% dan tetra sodium pyrophosphate.
Penta sodium triphosphate dan tetrasodium pyrophosphate digunakan sebagai bahan baku deterjen, pelunakan air, dan pengawet makanan. Untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri sehingga dapat
mengurangi impor penta sodium triphosphate.
Dapat memberikan keuntungan secara ekonomis karena kapasitas produksi masih berada dalam batas yang menguntungkan.
Sedangkan cara pembuatan Penta Sodium Triphosphate dengan proses satu tahap kualitasnya yaitu :
Produk yang dihasilkan kering mengalami satu kali pemanasan.
Memproduksi penta sodium triphosphate dengan konsentrasi 80 % - 90 %. Penta sodium triphosphate digunakan sebagai bahan baku deterjen,
pelunakan air, dan pengawet makanan.
2.2. Uraian Proses
Pada proses pembuatan Penta Sodium Triphosphate ini terdiri dari beberapa tahapan proses, yaitu antara lain:
1. Tahap netralisasi
2. Tahap pengeringan
3. Tahap polikondensasi (kalsinasi)
4. Tahap akhir
(23)
PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES II - 5
Konsentrasi asam phosphate yang dipergunakan adalah 75% berat. (Shreve 5th ed.:1975)
b. Soda Api
Untuk memudahkan reaksi netralisasi dalam tangki nanti, maka soda api yang berbentuk kristal putih perlu dilarutkan dahulu dalam air dan kelarutan natrium carbonat dalam air dingin sangat kecil tetapi dalam air panas sampai 174 gr / 100 gr H2O (Perry’s 6th ed.:1984) pada 60°C. Soda api yang berbentuk kristal
diangkut dengan menggunakan belt conveyor diumpankan ke dalam tangki pelarutan soda api yang dilengkapi pengaduk dan pemanas. Bersamaan itu pula dipompakan air dari tangki air proses sehingga soda api dapat larut dalam tangki pelarutan soda api.
2.3.1. Tahap Netralisasi
Yang dimaksud netralisasi adalah proses pencampuran atau penetralan asam phosphate oleh soda api dalam tangki netralisasi sehingga diperoleh larutan garam. Proses netralisasi ini merupakan tahap yang menentukan untuk mendapatkan produk akhir PentaSodium Triphosphate yang mempunyai konversi tinggi.
Reaksi antara asam phosphate dengan soda api diatur sedemikian rupa dengan mol ratio Na2O : P2O5 = 5 : 3 dimana Na2O dan P2O5 merupakan basis
perhitungan untuk soda api dan asam phosphate. Proses netralisasi ini nantinya akan menghasilkan garam-garam orthophosphate yang berupa monosodium phosphate dan disodium phosphate dengan perbandingan mol 1 : 2.
Selain larutan garam orthophosphate yaitu monosodium phosphate dan disodium phosphate. Reaksi yang terjadi adalah eksotermis sehingga untuk menjaga agar suhu reaksi tidak tinggi, maka diberikan pendingin air.
Reaksi netralisasi ini adalah sebagai berikut:
H3PO4 + NaOH → NaH2PO4 + H2O …………...(I)
(24)
Proses ini dilakukan dalam tangki netralisasi yang dilengkapi dengan agitator dan coil pemanas pada suhu operasi 60°C.
2.3.2. Tahap Pengeringan
Pada tahap pengeringan ini, pengering yang dipakai adalah spray dryer dan calciner. Larutan orthophosphate yang terdiri dari monosodium phosphate dan disodium phosphate keluar dari tangki netralisasi diumpankan ke spray dryer dengan menggunakan pompa.
Pada proses ini gas pengering yang dihembuskan oleh blower pada suhu 500°C yang dihasilkan dari burner dan suhu produk keluar 170°C, demikian pula gas yang keluar bersama-sama dengan uap air suhunya 200°C, keluar melalui cyclone. Produk yang keluar dari spray dryer berupa garam orthophosphate kering dengan kadar air 2%, langsung diterima screw conveyor untuk diumpankan dalam calciner.
2.2.3. Tahap Polikondensasi (kalsinasi)
Yang dimaksud dengan tahap polikondensasi disini adalah reaksi pembentukan Penta Sodium Triphosphate dari garam orthophosphate kering. Karena reaksi ini selain membentuk PentaSodium Triphosphate juga melepaskan air, maka reaksi ini disebut polikondensasi. Selain terbentuk Penta Sodium Triphosphate juga terbentuk Tetra Sodium Pyrophosphate dari disodium phosphate yang tidak bereaksi dengan PentaSodium Triphosphate.
Reaksi:
NaH2PO4 + 2Na2HPO4→ Na5P3O10 + 2H2O...(I)
2Na2HPO4 → Na4P2O7 + H2O...(II)
Reaksi polikondensasi ini berlangsung dalam calciner, yang dipakai dalam rotary kiln.
Gas pembakar yang dipakai suhunya 800°C dan gas panas yang keluar bersama-sama uap air suhunya 300°C melalui cyclone dan produk keluar dari
(25)
PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES II - 7
2.2.4. Tahap akhir
Disebut tahap akhir karena proses pembuatan Penta Sodium Triphosphate sudah selesai dan pada tahap ini hanya merupakan proses fisik saja yaitu pendinginan, penggilingan dan pengemasan.
a. Pendinginan
Penta Sodium Triphosphate yang keluar dari rotary kiln masih dalam keadaan panas maka perlu dilakukan pendinginan agar dapat dikemas. Peralatan yang dipakai pada proses pendinginan ini adalah rotary cooler dan udara yang dipakai sebagai pendingin masuk ke rotary cooler pada suhu 30°C yang dihembuskan dari blower dan udara keluar pada suhu 400°C melalui cyclone. Pada rotary cooler ini Penta Sodium Triphosphate didinginkan secara perlahan-lahan. Dengan adanya proses pendinginan ini diharapkan akan menstabilkan dan pendinginan bertahap ini untuk mendapatkan kesempurnaan kejernihan produk akhir yang seragam. Penta Sodium Triphosphate kelur dari rotary cooler pada suhu 60°C.
b. Penggilingan
Penta Sodium Triphosphate yang telah didinginkan dengan screw conveyor diumpankan kedalam alat penghalus, ball mill yang bertujuan untuk menghaluskan dengn kehalusan yang diinginkan karena ketika Penta Sodium Triphosphate keluar dari rotary cooler, bentuk dan ukurannya masih belum beraturan.
c. Pengemasan
Setelah dimasukkan kedalam hopper storage, maka Penta Sodium Triphosphate akan mengalir secara fluidisasi ke packing machine.
(26)
BAB III
NERACA MASSA
Kapasitas : 7575,7576 kg/jam
Proses : Kontunue
Basis perhitungan : 1 jam Satuan massa : Kg
1. Neraca massa tangki pelarutan Soda api
Masuk (kg) Keluar (kg)
Soda api padat : Soda api = H2O = H2O pelarut =
4122,0217 41,6366 2327,3414
Larutan Soda api Soda api = H2O =
4122,0217 2368,9780
Total = 6490,9997 Total = 6490,9997
2. Neraca massa tangki netralizer
Masuk (kg) Keluar (kg)
Soda api dengan komposisi :
Soda api = H2O =
H3PO4 dengan komposisi : H3PO4 =
H2O =
4122,0217 2368,9780
6047,2774 2015,7591
Larutan Orthophosphat: NaH2PO4
Na2HPO4 H2O
2443,5937 5870,7956 6239.6469
(27)
NERACA MASSA III - 2
3. Neraca massa Spray Dryer
Masuk (kg) Keluar (kg)
Keluar ke cyclone : NaH2PO4 = Na2HPO4 = H2O uap =
24,4359 58,7080 6076,6849 Total = 6159,8288 Keluar menuju screw :
NaH2PO4 = Na2HPO4 = H2O =
2419,1578 5812,0876 162,9620 Larutan Orthophosphat :
NaH2PO4 = Na2HPO4 = H2O =
2443,5937 5870,7956 6239,6469
Total = 8394,2074 Total = 14554,0362 Total = 14554,0362
Neraca massa cyclone
Masuk (kg) Keluar (kg)
Keluar menuju screw : NaH2PO4 = Na2HPO4 =
24,4359 58,7080 Total = 83,1439 NaH2PO4 =
Na2HPO4 = H2O uap =
24,4359 58,7080 6076,6849
Keluar ke udara :
H2O uap = 6076,6849 Total = 6159,8288 Total = 6159,8288
(28)
4. Neraca massa Rotary Kiln
Masuk (kg) Keluar (kg)
Keluar ke screw : Na5P3O10 = Na4P2O7 =
7418,7505 81,2495 Total = 7500,0000 Keluar ke cyclone :
Na5P3O10 = Na4P2O7 = H2O uap =
74,9369 0,8207 901,5938 NaH2PO4 =
Na2HPO4 = H2O =
2443,5937 5870,7956 162,9620
Total = 977,3513 Total = 8477,3513 Total = 8477,3513
Neraca massa cyclone
Masuk (kg) Keluar (kg)
Keluar ke screw : Na5P3O10 = Na4P2O7 =
74,9369 0,8207 Total = 75,7576 Na5P3O10 =
Na4P2O7 = H2O uap =
74,9369 0,8207 901,5938
Keluar ke udara :
H2O uap = 901,5938 Total = 977,3513 Total = 977,3513
(29)
NERACA MASSA III - 4
5. Neraca massa Rotary Cooler
Masuk (kg) Keluar (kg)
Keluar ke cyclone : Na5P3O10 = Na4P2O7 =
74,9369 0,8207 Total = 75,7576 Keluar ke screw :
Na5P3O10 = Na4P2O7 =
7418,7505 81,2495 Na5P3O10 =
Na4P2O7 =
7493,6874 82,0702
Total = 7500,0000 Total = 7575,7576 Total = 7575,7576
Neraca massa cyclone
Masuk (kg) Keluar (kg)
Na5P3O10 = Na4P2O7 =
74,9369 0,8207
Keluar ke screw : Na5P3O10 = Na4P2O7 =
74,9369 0,8207
(30)
6. Neraca massa Ball Mill
Masuk (kg) Keluar (kg)
Dari Rotary Cooler : Na5P3O10 = Na4P2O7 =
7493,6874 82,0702 Total = 7575,7576 Dari Recycle screen :
Na5P3O10 = Na4P2O7 =
1322,4154 14,4830 Total = 1336,8984
Na5P3O10 = Na4P2O7 =
8816,1028 966,5532
(31)
NERACA PANAS IV - 1
BAB IV
NERACA PANAS
Kapasitas : 7575,7576 kg/jam
Proses : Kontunue
Basis perhitungan : 1 jam Basis suhu : 25 oC
1. Neraca panas tangki pelarutan Soda api
Masuk (kcal) Keluar (kcal)
H Soda api = 7316,5885 H Soda api = 51216,1198
H H2O = 208,1829 H H2O = 82914,2299
H H2O pelarut = 11636,7071 = 134130,3497
= 19161,4785 Q losses = 934085,6552
H pelarutan = 1049054,526
Total = 1068216,0048 Total = 1068216,0048
2. Neraca panas Tangki Netralizer
Masuk (kcal) Keluar (kcal)
H Larutan Soda ap = 134130,3497 H NaH2PO4 = 19884,7438 H H3PO4 = 24840,1997 H Na2HPO4 = 46746,2099
= 158970,5493 H H2O = 218387,6412
H reaksi = 2379773,8310 = 285018,5949
Q losses = 2253725,7854
(32)
3. Neraca panas Spray Dryer
Masuk (kcal) Keluar (kcal)
H larutan orthophosphate = 2851618,3553 H larutan orthophosphate = 299672,0172 Total heating value = 4072269,6174 H gas keluar = 3924891,0955
H udara = 30138,3119 = 4224563,1126
H fuel oil = 985,9348 Q losses = 164449,1067 Total = 4389012,2193 Total = 4389012,2193
4. Neraca panas Rotary Kiln
Masuk (kcal) Keluar (kcal)
H larutan orthophosphate = 299672,0172 H Na5P3O10 = 1438760,5545 Total heating value = 10326864,7927 H gas keluar = 2850220,2619
H udara = 40237,4451 H reaksi = 5965079,3776
H fuel oil = 2500,2311 Q losses = 415214,2921 Total = 10669274,4862 Total = 10669274,3862
5. Neraca panas Rotary Cooler
Masuk (kcal) Keluar (kcal)
H Na5P3O10 = 1430544,921 H Na5P3O10 = 95535,5217 H Na4P2O7 = 15761,5805 H Na4P2O7 = 1052,5995
= 96588,1211
Q losess = 1349718,3803
(33)
SPESIFIKASI ALAT
V - 1
BAB V
SPESIFIKASI ALAT
1. Tangki Penyimpanan H3PO4 75 % (F-115)
a. Fungsi : Untuk menampung sementara larutan H3PO4 sebelum ke tangki neutralizer
b. Tipe : Silinder tegak dengan tutup atas berbentuk
standard dished head dan tutup bawah berbentuk flat
c. Bahan konstruksi : Carbon Steel SA-283 Grade C
d. Kapasitas : 76726,4169 cuft
e. Diameter : 40,2249 ft
f. Tinggi : 60,3373 ft
g. Tebal shell : 1,5 in
h. Tebal tutup atas : 1 in
i. Tinggi tutup atas : 5,4667 ft
j. Tebal tutup bawah : 1,5 in
k. Jumlah : 1 buah
2. Pompa H3PO4 (L-116)
a. Fungsi : Untuk mengalirkan H3PO4 75% dari tangki penampung H3PO4 ke tangki netralizer
b. Tipe : Centrifugal Pump
c. Bahan : Commercial Steel
d. Rate volumetrik : 0,0126 cuft/dt
e. Total Dynamic Head : 33,0769 ft lbf/lbm f. Effisiensi pompa : 30%
g. Effisiensi motor : 80%
h. Power : 1,0 hp
(34)
3. Belt Conveyor (J-112)
a. Fungsi : Untuk mengangkut Soda api dari gudang ke bucket elevator
b. Tipe : Troughed belt on 45o idlers with rolls of equal
length
c. Kapasitas maksimum : 32 ton/jam
d. Belt width : 14 in
e. Belt speed : 100 ft/min
f. Trough width : 9 in
g. Skirt seal : 2 in
h. Panjang belt : 55,9 ft
i. Sudut elevasi : 26,6 o j. Power : 4 hp
k. Jumlah : 1 buah
4. Bucket Elevator (J-113)
a. Fungsi : Untuk mengangkut Soda api dari belt conveyor ke
silo
b. Tipe : Centrifugal discharge bucket elevator
c. Kapasitas : 4,1637 ton/jam
d. Tinggi Elevasi : 25 ft
e. Kecepatan Bucket : 66,9159 ft/menit
f. Bucket Spasing : 12 in
g. Ukuran Bucket : 6" x 4" x 4,25"
h. Power : 1,5 hp
(35)
SPESIFIKASI ALAT
V - 3
5. Silo (F-115)
a. Fungsi : Untuk menampung Soda api
b. Tipe : Silinder tegak dengan tutup atas plat dan tutup
bawah conis
c. Bahan konstruksi : Carbon Steel SA-283 Grade C
d. Kapasitas : 1639,2586 cuft
e. Diameter : 11,1633 ft
f. Tinggi : 16,7449 ft
g. Tebal shell : 1/2 in
h. Tebal tutup atas : 1/2 in
i. Tebal tutup bawah : 1/2 in
j. Tinggi tutup bawah : 9,6668 ft
k. Jumlah : 1 buah
6. Tangki Pelarutan Soda api (M-110)
a. Fungsi : Untuk melarutkan Soda api sebelum direaksikan b. Kapasitas : 82,9234 ft3
Dimensi Tangki :
c, Tipe : silinder tegak dengan tutup atas dan bawah berbentuk standard dished head
d, Bahan konstruksi : Stainless Steel SA-240 Grade S (Tipe 304) e, Diameter : 4,1289 ft
f, Tinggi : 6,1933 ft
g, Tebal shell : 3/16 in
h, Tinggi tutup : 0,6444 ft
i, Tebal tutup atas : 3/16 in j, Tebal tutup bawah : 3/16 in k, Jumlah : 1 buah
(36)
Dimensi pengaduk :
a. Tipe : 6 flate blade turbin with 4 baffle
b. Diameter impeler : 1,3763 ft
c. Lebar blade : 0,2753 ft
d. Panjang balde : 0,3441 ft
e. Lebar baffle : 0,3441 ft
f. Jumlah baffle : 4 buah
g. Power motor : 8 hp
h. Jumlah pengaduk : 2 buah
Dimensi coil :
a. OD : 1,5 in
b. ID : 1,37 in
c. Flow area : 1,47 in2
d. Panjang coil : 86,5024 ft
e. Tinggi coil : 3,0517 ft
f. Jumlah lilitan : 9 buah
7. Pompa Larutan Soda Api (L-117)
a. Fungsi : Untuk mengalirkan larutan soda api dari tangki pelarutan soda api ke tangki penampung larutan
soda api
b. Tipe : Centrifugal Pump
c. Bahan : Commercial Steel
d. Rate volumetrik : 0,0392 cuft/dt
e. Total Dynamic Head : 15,0004 ft lbf/lbm f. Effisiensi pompa : 30%
g. Effisiensi motor : 80%
(37)
SPESIFIKASI ALAT
V - 5
8. Tangki Penyimpanan Larutan Soda Api (F-118)
a. Fungsi : Untuk menampung sementara larutan soda api sebelum ke tangki netralizer.
b. Tipe : silinder tegak dengan tutup atas berbentuk standard dished head dan tutup bawah berbentuk flat
c. Bahan konstruksi : Carbon Steel SA-283 Grade C
d. Kapasitas : 165,8469 cuft
e. Diameter : 5,2020 ft
f. Tinggi : 7,8030 ft
g. Tebal shell : 1/4 in
h. Tebal tutup atas : 1/4 in
i. Tinggi tutup atas : 0,1834 ft
j. Tebal tutup bawah : 1/4 in
k. Jumlah : 1 buah
9. Pompa Larutan Soda Api (L-119)
a. Fungsi : Untuk mengalirkan larutan soda api dari tangki penampung larutan soda api ke tangki netralizer b. Tipe : Centrifugal Pump
c. Bahan : Commercial Steel
d. Rate volumetrik : 0,0098 cuft/dt
e. Total Dynamic Head : 48,2802 ft lbf/lbm f. Effisiensi pompa : 30%
g. Effisiensi motor : 80%
h. Power : 1,0 hp
(38)
10. Tangki Netralizer (R-120)
a. Fungsi : Untuk mereaksikan larutan soda api dengan H3PO4
75%
b. Kapasitas : 94,7439 ft3
Dimensi tangki :
c. Tipe : silinder tegak dengan tutup atas dan bawah berbentuk standard dished head
d. Bahan : Stainless Steel SA 240 Grade S (Tipe 304)
e. Diameter : 4,3164 ft
f. Tinggi : 6,4746 ft
g. Tebal shell : 3/16 in
h. Tinggi tutup : 0,6688 ft
i. Tebal tutup atas : 3/16 in
j. Tebal tutup bawah : 3/16 in
k. Jumlah : 4 buah
Dimensi pengaduk :
a. Tipe : 6 flate blade turbin with 4 baffle
b. Diameter impeler (Da) : 1,4388 ft
c. Lebar blade (W) : 0,2878 ft
d. Panjang balde (J) : 0,3597 ft
e. Lebar baffle (E) : 0,3597 ft f. Jumlah baffle : 4 buah
g. Effisiensi motor : 85 %
h. Power motor : 4 hp
i. Jumlah pengaduk : 2 buah
(39)
SPESIFIKASI ALAT
V - 7
c. Flow area : 1,4700 in2
d. Panjang coil : 179,9573 ft
e. Tinggi coil : 6,2304 ft
f. Jumlah lilitan : 17 buah
11. Pompa Penampung Larutan Orthophosphate (L-121)
a. Fungsi : Untuk mengalirkan larutan orthophosphate dari tangki netralizer ke tangki penampung larutan
orthophosphate b. Tipe : Centrifugal Pump
c. Bahan : Commercial Steel
d. Rate volumetrik : 0,0276 cuft/dt
e. Total Dynamic Head : 17,5199 ft lbf/lbm f. Effisiensi pompa : 27%
g. Effisiensi motor : 80%
h. Power : 1,0 hp
i. Jumlah : 4 buah
12. Tangki Penampung Larutan Orthophosphate (F-122)
a. Fungsi : Untuk menyimpan sementara larutan orthophosphate sebelum ke spray dryer sehingga rate massa masuk spray dryer dapat terkontrol
b. Tipe : silinder tegak dengan tutup atas berbentuk standard dished head dan tutup bawah berbentuk flat datar
c. Bahan konstruksi : Carbon Steel SA 283 Grade C
d. Kapasitas : 466,9412 cuft
e. Diameter : 7,3453 ft
f. Tinggi : 11,0179 ft
(40)
h. Tebal tutup atas : 3/16 in i. Tinggi tutup atas : 0,2509 ft
j. Tebal tutup bawah : 3/16 in
k. Jumlah : 1 buah
13. Pompa Larutan Orthophosphate (L-123)
a. Fungsi : Untuk mengalirkan larutan orthophosphate dari tangki penampung ke spray dryer
b. Tipe : Centrifugal Pump
c. Bahan : Commercial Steel
d. Rate volumetrik : 0,1103 cuft/dt
e. Total Dynamic Head : 140,0012 ft lbf/lbm f. Effisiensi pompa : 40%
g. Effisiensi motor : 84% h. Power : 7 hp
i. Jumlah : 1 buah
14. Spray Dryer (D-210)
a. Fungsi : Mengeringkan sludge orthophosphate dari tangki penampung larutan orthophosphate
b. Tipe : silinder tegak dengan tutup atas berbentuk standard dished head dan tutup bawah berbentuk
konis
c. Bahan : Stainless Steel SA 240 Grade S (Type 304)
d. Diameter : 18,7434 ft
e. Tinggi : 23,7291 ft
f. Tebal shell : 1/2 in
g. Tinggi tutup : 2,5911 ft
(41)
SPESIFIKASI ALAT
V - 9
Dimensi atomizer :
a. Jenis : Centrifugal disk atomizer
b. Diameter nozle : 12 in ; Jumlah nozle : 752.367.762
c. Putaran Spray : 8307,8538 rpm
d. Effisiensi motor : 80% e. Power motor : 120 Hp
f. Kapasitas : 14554,0362 kg/jam
g. Jumlah : 1 buah
15. Burner Spray Dryer (Q-213)
a. Fungsi : Menghasilkan gas panas yang akan dipakai dalam
spray dryer
b. Tipe : Thermal direct fired heater
c. Ukuran :
o Tinggi burner = 0,83 ft o Panjang burner = 4 ft o Exposed burner = 7 ft o Volume burner = 105 cuft o Tebal refractory brick = 30 in o Tebal isolasi = 5 in
d. Kapasitas : 24241,3699 kg/jam
e. Jumlah : 1 buah
16. Blower Burner Spray Dryer(G-212)
a. Fungsi : Untuk menghembuskan udara ke burner b. Tipe : Centrifugal blower
c. Bahan konstruksi : Carbon Steel
d. Kapasitas : 11836,1985 cuft/menit e. Effisiensi blower : 50%
f. HP shaft : 52 hp
(42)
17. Filter Udara Spray Dryer (H-211)
a. Fungsi : Menghilangkan debu dan kotoran dari udara, b. Tipe : Dry Throwaway
c. Kapasitas : 53442,5240 lb / jam
d. Ukuran : 24 x 24 in
e. Jumlah : 1 buah
18. Cyclone Spray Dryer (H-214)
a. Fungsi : Memisahkan padatan dari aliran udara panas b. Tipe : Cyclone Separator
c. Bahan Konstruksi : Carbon Steel SA 283 Grade C
d. Kapasitas : 67620,9066 lb/jam
e. Ukuran :
o Bc = 4,6483 ft o Lc = 37,1862 ft o Dc = 18,5931 ft o Sc = 2,3241 ft o De = 9,2965 ft o Zc = 37,1862 ft o Hc = 9,2965 ft o Jc = 4,6483 ft
f. Tebal shell : 3/8 in
g. Tebal tutup atas : 1/4 in
h. Tebal tutup bawah : 1/4 in
(43)
SPESIFIKASI ALAT
V - 11
19. Screw Conveyor Spray Dryer (J-215)
a. Fungsi : Untuk mengangkut bahan dari Spray Dryer ke
rotary kiln
b. Tipe : Plain sponts or chutes
c. Kapasitas : 178,7130 cuft/jam
d. Panjang : 20 ft e. Diameter : 6 in
f. Kecepatan putaran : 90 rpm
g. Power : 1 hp
h. Jumlah : 1 buah
20. Rotary Kiln (B-310)
a. Fungsi : Untuk kalsinasi orthophosphate serta untuk menghilangkan gas yang terkandung dalam
orthophosphate
b. Tipe : Direct Rotary Kiln
c. Bahan : Carbon Stell SA-515 Grade 55
d. Ukuran :
o Diameter shell = 6 ft o Diameter total = 8,0313 ft o Panjang shell = 90 ft o Tebal shell plate = 1/4 in
e. Effisiensi motor : 75% f. Power : 89 hp
g. Kapasitas : 8477,3513 kg/jam
h. Jumlah : 1 buah
21. Burner Rotary Kiln (Q-313)
a. Fungsi : Menghasilkan gas panas yang akan dipakai dalam rotary kiln
(44)
c. Ukuran :
o Tinggi burner = 0,83 ft o Panjang burner = 4 ft o Exposed burner = 7 ft o Volume burner = 105 cuft o Tebal refractory brick = 20 in o Tebal isolasi = 5 in
d. Kapasitas : 32364,4799 kg/jam
e. Jumlah : 1 buah
22. Blower Burner Rotary Kiln (G-312)
a. Fungsi : Menghembuskan udara ke burner b. Tipe : Centrifugal blower
c. Bahan konstruksi : Carbon steel
d. Kapasitas : 15802,4241 cuft/menit e. Effisiensi blower : 50%
f. HP shaft : 69 hp
g. Bahan konstruksi : Carbon Steel
h. Jumlah : 1 buah
23. Filter Udara Rotary Kiln (H-311)
a. Fungsi : Menghilangkan debu dan kotoran dari udara
b. Tipe : Dry Throwaway
c. Kapasitas : 71350,7325 lb / jam d. Ukuran : 24 x 24 in
e. Jumlah : 1 buah
24. Cyclone Rotary Kiln (H-314)
(45)
SPESIFIKASI ALAT
V - 13
d. Kapasitas : 75359,0765 lb/jam
e. Ukuran :
o Bc = 4,8529 ft o Lc = 38,8234 ft o Dc = 19,4117 ft o Sc = 2,4265 ft o De = 9,7058 ft o Zc = 38,8234 ft o Hc = 9,7058 ft o Jc = 4,8529 ft
f. Tebal shell : 3/8 in g. Tebal tutup atas : 1/4 in
h. Tebal tutup bawah : 1/4 in
i. Jumlah : 1 buah
25. Screw Conveyor Rotary Kiln (J-315)
a. Fungsi : Untuk mengangkut bahan dari Rotary Kiln ke
Rotary Cooler
b. Tipe : Plain sponts or chutes
c. Kapasitas : 105,4865 cuft/jam
d. Panjang : 20 ft e. Diameter : 24 in
f. Kecepatan putaran : 90 rpm
g. Power : 1 hp
h. Jumlah : 1 buah
26. Rotary Cooler (B-320)
a. Fungsi : Mendinginkan Penta Sodium Triphosphate (STPP)
b. Ukuran :
o Diameter = 4 ft
(46)
o Tebal steel plate = 3 in
c. Power :55 Hp
d. Kapasitas : 7575,7576 kg/jam
e. Jumlah : 1 buah
27. Blower Rotary Cooler (G-322)
a. Fungsi : Untuk menghembuskan udara menuju rotary cooler
b. Tipe : Centrifugal blower
c. Bahan konstruksi : Carbon Steel
d. Kapasitas : 7153,1474 cuft/menit e. Effisiensi blower : 50%
f. HP shaft : 32 hp
g. Jumlah : 1 buah
28. Filter Udara Rotary Cooler (H-321)
a. Fungsi : Menghilangkan debu dan kotoran dari udara b. Tipe : Dry Throwaway
c. Kapasitas : 32297,7221 lb / jam d. Ukuran : 24 x 24 in
e. Jumlah : 1 buah
29. Cyclone Rotary Cooler (H-323)
a. Fungsi : Memisahkan padatan dari aliran udara panas b. Tipe : Cyclone Separator
c. Bahan konstruksi : Carbon Steel SA 283 Grade C
d. Kapasitas : 32470,6277 lb/j
e. Ukuran :
(47)
SPESIFIKASI ALAT
V - 15
o Sc = 5,9664 ft o De = 23,8655 ft o Zc = 95,4621 ft o Hc = 23,8655 ft o Jc = 11,9328 ft
f. Tebal shell : 3/4 in
g. Tebal tutup atas : 3/4 in
h. Tebal tutup bawah : 3/4 in
i. Jumlah : 1 buah
30. Screw Conveyor Rotary Cooler (J-324)
a. Fungsi : Untuk mengangkut bahan dari Rotary Cooler ke
Ball Mill
b. Tipe : Plain sponts or chutes
c. Kapasitas : 105,4865 cuft/jam
d. Panjang : 20 ft
e. Diameter : 6 in
f. Kecepatan putaran : 90 rpm g. Power : 1 hp
h. Jumlah : 1 buah
31. Ball Mill (C-330)
a. Fungsi : Untuk memperkecil ukuran dari 150 mesh menjadi
200 mesh
b. Type : Marcy Ball Mill c. Diameter Mill : 7 ft
d. Panjang Mill : 5 ft
e. Bahan Mill : Carbon steel
f. Diameter Ball : 0,4295 in
g. Bahan ball : steel ball
(48)
i. Power : 130 Hp
j. Kapasitas : 214 ton/hari
k. Jumlah : 1 buah
32. Screen (H-331)
a. Fungsi : untuk memisahkan Penta Sodium Triphosphate yang berukuran 200 mesh
b. Tipe : High Speed Vibrating Screen
c. Kecepatan vibrasi : 3600 vibrasi / menit
d. Ukuran : 97 x 120 in
e. Power : 4 Hp
f. Kapasitas : 214 ton/hari
g. Jumlah : 1 buah
33. Bucket Elevator (J-333)
a. Fungsi : Untuk mengangkut produk Penta Sodium Triphosphate dari screen ke ball mill b. Tipe : Centrifugal discharge bucket elevator c. Bahan : Carbon Steel
d. Kapasitas : 1,3369 ton/jam
e. Tinggi Elevasi : 25 ft
f. Kecepatan Bucket : 21,4859 ft/menit
g. Bucket Spasing : 12 in
h. Ukuran Bucket : 6" x 4" x 4,25"
i. Power : 1,5 hp
j. Jumlah : 1 buah
(49)
SPESIFIKASI ALAT
V - 17
b. Tipe : Troughed belt on 45o idlers with rolls of equal
length
c. Kapasitas maksimum : 32 ton/jam
d. Belt width : 14 in
e. Belt speed : 100 ft/min
f. Trough width : 9 in
g. Skirt seal : 2 in
h. Panjang : 55,9 ft
i. Sudut elevasi : 26,6 o j. Power : 4 hp
k. Jumlah : 1 buah
35. Screw Conveyor (J-332)
a. Fungsi : Untuk mengangkut Penta Sodium Triphosphate dari screen ke bucket elevator
b. Tipe : Plain sponts or chutes
c. Kapasitas : 7747,6730 cuft/jam
d. Panjang : 20 ft e. Diameter : 24 in
f. Kecepatan putaran : 45 rpm
g. Power : 12 hp
h. Jumlah : 1 buah
36. Bucket Elevator (J-335)
a. Fungsi : Untuk memindahkan produk Penta Sodium
Triphosphate dari ball mill ke tangki penyimpanan b. Tipe : Centrifugal discharge bucket elevator
c. Bahan : Carbon Steel
d. Kapasitas : 8,9127 ton/jam
e. Tinggi Elevasi : 25 ft
(50)
g. Bucket Spasing : 12 in h. Ukuran Bucket : 6" x 4" x 4,25"
i. Power : 2 hp
j. Jumlah : 1 buah
37. Hopper (F-336)
a. Fungsi : Untuk menampung produk Penta Sodium Triphosphate
b. Tipe : Silinder tegak dengan tutup atas plat dan tutup bawah conis
c. Bahan konstruksi : Carbon Steel SA-283 Grade C
d. Kapasitas : 3504,0498 cuft
e. Diameter : 14,3798 ft
f. Tinggi : 21,5698 ft
g. Tebal shell : 1/2 in
h. Tebal tutup atas : 1/2 in
i. Tebal tutup bawah : 1/2 in
j. Tinggi tutup bawah : 12,4522 ft
k. Jumlah : 1 buah
(51)
PERANCANGAN ALAT UTAMA VI- 1
BAB VI
PERANCANGAN ALAT UTAMA
1. Spray Dryer (D-210)
Fungsi : Mengeringkan sludge orthophosphate dari tangki netrallizer
Tipe : Silinder tegak dengan tutup atas berbentuk standard diskhrad dan tutup bawah berbentuk konis.
Kondisi operasi : P = 1 atm
Suhu gas panas masuk = 500 °C Suhu gas panas keluar = 200 °C
Humidity gas masuk = 0,027 lb H2O / lb gas kering (Perry 6th ed.:1984) Humidity gas keluar = 0,152 lb H2O / lb gas kering (Perry 6th ed.:1984) Perhitungan :
A. Menentukan Volume Spray Dryer : Volume spesifik gas masuk :
V = 0,0405 (460-t) x (0,622 + H)
V = 0,0405 (460 + 932)x(0,622 + 0,027) V = 36,5880 cuft/lb
Gas panas 500 oC
Produk 170 oC Gas panas
keluar 200 oC Feed Masuk
(52)
Volume spesifik gas keluar : V = 0,0405 (460 - t) x (0,622 + H) V = 0,0405 (460 - t) x (0,622 + H)
V = 0,0405 (460 + 392) x (0,622 + 0,027) V = 26,7076 cuft/lb
lb cuft rata
Vrata 31.6478 /
2
7076 , 26 5880 , 36
Rate volumetrik gas rata – rata = 900,4780 x 31,6478 = 28498,1789 cuft/menit Waktu kontak gas dengan liquida tidak lebih dari 30 detik dengan aliran
coentercurent (Perry 6th ed.:1984) Ditetapkan θ = 15 detik = 0,25 detik
Volume drying number 14249,0895 x 0,25 = 3562,2724 cuft = 3562 cuft Volume bagian I :
V1 = (π/4) x D2 x 0,4 D = 0,1 π D3 Volume bagian II :
V2 = (π/4) x (D2) x 1/3 t t = D/(2 x tg 30°) = 0,8660 D V2 = πD2/12 x 0,866 D = 0,0722 πD3 V total = V1 + V2
V total = 0,1πD3 + 0,0722 πD3 = 0,1722 πD3 Volume drying chamber = Vtotal
3562 = 0,172 πD3 D = 18,7434 ft Tinggi bagian I : t1 = 0,4D
t1 = 0,4 x 18,7434 = 7,4973 ft Tinggi bagian II :
t2 = 0,866 D
(53)
PERANCANGAN ALAT UTAMA VI- 3
B. Menentukan Tekanan desain (Pd) :
Karena tekanan operasi adalah tekanan atmosfer, maka tekanan desain hanya di tentukan oleh tekanan hidrostatiknya.
P udara panas = P1/T1 = P2/T2
P udara panas : 1,6700 atm = 24,54522 psi = 24,5422 psi Pd : ((14,7 – 14,7) + 24,5422) x 1,1 = 26,9964 psi
C. Menentukan Tebal Spray dryer :
1. Tebal bagian silinder
Dipergunakan bahan konstruksi yang terbuat dari stainless steel dengan spesifikasi SA 240 Grade S (Tipe 304) (Brownell:1952) f allowable = 18750 ; C = 0,1250 in
Sambungan las dengan tipe double welded butt joint efisiensi las, E = 0,8
C xPd fxE x PdxDi t ) 6 , 0 (
2 (Brownell:1952)
1250 , 0 )) 9964 , 26 6 , 0 ( ) 8 , 0 18750 (( 2 9204 , 224 9964 , 26 x x x x
t = 0,3276 in = ½ in
2. Tebal tutup bawah
Dengan > 30°, maka dipilih α = 60° C xP fxe xCos PxDi t ) 6 , 0 (
2 (Brownell:1952)
1250 , 0 )) 9964 , 26 6 , 0 ( ) 8 , 0 18750 (( 60 2 9204 , 224 9964 , 26 x x xCos x
t = 0,5302 in = 3/4 in
Tinggi dish (hd) : Hd = L – [L2 – (D2/4)]0,5
Dimana L = crown radius = D – 6” =224,9204 – 6 = 218,9204 Hd = 31,0938 in = 2,5911 ft
3. Tebal tutup atas
Diasumsikan tebal tutup atas sama dengan tebal shell untuk memudahkan proses pengelasan
(54)
Hs = Tinggi shell + tinggi standard dished head
Hs = 23,7291 + 2,5911 = 26,3203 ft
D. Atomizer Spray Dryer : Direncanakan menggunakan : - Disk atomizer
- Diameter sentrifugal = 12 in (diameter 12 – 14 in) (Perry 5th ed.:1973) Penentuan kecepatan putar centrifugal disk
Dimana :
Dvs = diameter partikel rata – rata, ft r = jari – jari disk, ft
r = rate massa masuk, lb/menit ft (of wetted disk peryphery)
ρl = density liquida
N = kecepatan putaran disk, rpm
μ = viskositas liquida lb/ft menit
α = surface tension, lb/menit2 Lv = wetted disk peryphery, ft
-Ukuran partikel terbesar tidak lebih dari 35 mesh (Perry 5th ed.:1973) maka ditetapkan D partikel = 150 mesh, maka:
Dvs = 0,0041 in = 0,000342 ft (Foust:1960)
r = ½ x 12 in = 6 in = 0,5 ft Lv = 2Πr = 2Π x 0,5 = 3,1416 ft
Rate massa = 14554,0362 kg/jam = 32091,6498 lb/jam = 534,8608 lb/menit
r = lb/ft menit
ρL = 20,7462 kg/m3 = 1,2951 lb/cuft; µL = 0,28;cp = 0,0113 lb/ft menit
Pers. Macleod & Suclen (Perry 6th ed.:1984)
1 , 0 2 2 , 0 6 , 0
.
.
1
4
,
0
r
Lv
l
r
N
r
x
r
Dvs
2511 , 170 1416 , 3 8608 , 534 739 , 91 Lw(55)
PERANCANGAN ALAT UTAMA VI- 5
P = parachor (Perry 6th ed.,1984)
ρl = density liquda, mol/cm3
ρv = density vapour, mol/cm3
α = Surface tension, dyne/cm P = 15,5 + 19,8 = 35,3
ρl = mol/cm3
ρv diabaikan kecil dibanding ρl
α0,25
= 35,3 x 0,0012
α = 0,0000027 dyne/cm
α= lb/menit2
N = 8307,8538 rpm
Diambil N = 8308 rpm (range kecepatan putar yang diijinkan yaitu 3000-50000 rpm) (Perry 6th ed.:1984)
Power motor penggerak centrifugal disk = 1,04 x 10-8 x (r x N)2 x W Dimana:
P = Power, Hp
r = jari-jari centrifugal disk, ft N = putaran disk, rpm
W = Feed rate, lb/menit r = 0,5 ft
N = 8308 rpm
W = 534, 8608 lb/menit
P = 1,04 x 10-8 x (0,5 x 3644)2 x 355,7653 = 95,9825 Hp Efisiensi motor = 80% (Perry 6th ed.:1984) Power motor 95,9825/80% = 119,9781 Hp
Dipakai motor = 120 Hp
0012 , 0 100 18 7462 , 20 x 0000217 , 0 5924 , 453 60 0000027 , 0 2 x 1 , 0 2 2 , 0 6 , 0 2511 , 170 1416 , 3 2151 , 1 0000217 , 0 2511 , 170 0113 , 0 2151 , 1 2511 , 170 4 , 0 5 , 0 00034 , 0
x x
(56)
Vol. Partikel = (4/3)*3,14*((Dvs/2)3)
= (4/3)*3,14*((0,000342/2)3) = 2 x 10-11 cuft Luas disk nozzle = 3,14*((Diameter sentrifugal disk/2)2)
= 3,14*((12/2)2) = 113 in2
Luas tutup = 3,14*((Diameter drying chamber/2)2) = 3,14*((18,7434/ 2)2) = 39712,5285 in2 Asumsi spasi = luas 1 disk, jadi jumlah disk nozzle
= (ρL/vol.partikel)2 = (1,2951/2x10-11)/2 = 175,7
Berat tiap partikel = L disk nozle * L tutup = 113 * 39712,5285 = 3 x 10-11 Asumsi 1 putaran 1 partike yang dihasilkan jadi,
Berat partikel/menit = berat tiap partikel * N
= 3 x 10-11 x 26297 = 7,10903 x10-7 lb/menit
Luas partikel = 3,14 * ((Dvs/2)2) = 3,14 * ((0,000342/2)2) = 0,000013196 in2 Jumlah nozzle pada spray dryer 1 = rate massa / berat partikel per menit
= 534,8608 / 7,10903 x 10-7 = 752.367.762
Jumlah lubang disk nozle = vol. Partikel / rate massa
= 2x10-11 / 534,8608 = 8566330
Jumlah nozzle pada 1 disk nozle = jumlah lubang + spasi
= 752.367.762/2 = 4283165
Jumlah nozzle pada spray dryer 2 = Jumlah nozzle pada 1 disk nozle *jumlah disk nozle = 4283165 * 175,7 = 752.367.762
Dilakukan trial agar nilai Jumlah nozzle pada spray dryer 1 sama dengan Jumlah nozzle pada spray dryer 2 dan nilai N berubah menjadi 26297 yang awalnya 8308 rpm.
Spesifikasi :
Fungsi : Mnegeringkan sludge orthophosphate dari tangki
penampung larutan orthophosphate
Tipe : Silinder tegak dengan tutup atas berbentuk standard
(57)
PERANCANGAN ALAT UTAMA VI- 7
Tebal shell : ½ in
Tinggi tutup : 2,5911 ft Tinggi tutup atas : ½ in Tinggi tutup bawah : 3/4 in
Bahan : stainless steel SA 240 grade S (tipe 304)
Jumlah : 1 buah
Dimensi atomizer :
Jenis : centrifugal disk atomizer
Diameter nozle : 12 in ; Jumlah nozzle pada spray dryer : 752.367.762 Putaran spray : 8307,8538 rpm
Effisiensi motor : 80%
Power motor : 120 Hp
Kapasitas : 14554,0362 kg/jam
(58)
2. Rotary Kiln (B-310)
Fungsi : Untuk kalsinasi orthophosphate serta untuk menghilangkan gas yang terkandung dalam orthophosphate.
Tipe : Direct Rotary Kiln
Kondisi operasi :
Rate feed : 8477,3513 kg/jam
Rate produk : 7575,7576 kg/jam
Suhu udara masuk = t1 = 800°C = 1472°F Suhu feed masuk = t2 = 170°C = 338°F Suhu udara keluar = t3 = 300°C = 572°F Suhu produk masuk = t4 = 600°C = 1112°F
Perhitungan :
A. Perhitungan diameter dan panjang
D = Feed
Gas panas
Produk H2O uap
G Mc 4
(59)
PERANCANGAN ALAT UTAMA VI- 9
G = rate flue gas, 200-10000 lb/jam ft2. Diambil G = 2900 lb/jam ft2
Mc = 3319,1006 kg/jam = 73204, 0168 lb/jam
Diameter rotary kiln : D = = 5,6692 ft = 6 ft
Dari tabel (Ulrich:1984) diperoleh L/D = 10 - 40
Ditetapkan L/D = 15 maka panjang rotary kilnL = 15 x 6 = 90 ft
B. Penetapan putaran rotary kiln
N =
Dimana : N = putaran rotary kiln , rpm
V = kecepatan pheripheral dari putaran kiln 0,25-0,5 m/dt Diambil V = 0,35 m/dt = 68,897 ft/min (Perry 6th ed.:1984) D = Diameter luar rotary kiln, ft = 5,0313 ft
Maka :
Kecepatan putar (N) = = 4,3589 rpm; dipakai N= 4 rpm
C. Penentuan waktu tinggal
θ = (Perry 6th ed.:1984)
Dimana : θ = waktu tinggal, menit L = panjang rotary kiln, ft D = Diameter rotary kiln, ft S = Slope , 0-8 cm/m
diambil slope = 5 cm/m = 0,05 ft/ft (Perry 6th ed.:1984)
2900 4
0168 , 73204
xD V
0313 , 5 1416 , 3
8976 , 68
x
F xBxLxG xD
SxN
xL 0,6
23 , 0
49 ,
(60)
N = Kecepatan putaran, rpm G = kecepatan flue gas, lb/jam.ft2 B = Konstanta material
F = Feed rate, lb/jam.ft2
B = 5 x (Dρ)-0,5 (Perry 6th ed.,1984) Dimana : B = konstanta material
Dρ = Diameter partikel rata-rata, mikrometer
Diameter partikel 200 mesh = 0,139 min = 139 mikrometer Maka: B = 4 x (139)-0,5 = 0,3393
F = lb/jam ft2
Maka : θ= = 113,9186 menit
Diambil waktu tinggal = 2,5 jam
D. Perhitungan tebal shell drum
Rotary drum memakai shell dari carbon steel SA 515 grade 55 dengan
stress all owable = 13700 psi (Perry 5th ed.:1973). Untuk las dipakai double welded but joint ; dengan efisiensi : 80%, faktor korosi (C) = 1/8
H/D = 1 (Perry 6th ed.:1984)
H = 1x D H = 1x 6 = 6 ft
ρ = 104,5954 lb/cuft
Tekanan vertikal pada tangki:
9993 , 660 6 7854 , 0 3595 , 18689 4 _ 2
2
xD x
Feed Rate 9993 , 660 2900 75 3393 , 0 6 , 0 5 6 05 , 0 75 23 , 0 49 , 0 x x x x x x
(61)
PERANCANGAN ALAT UTAMA VI- 11
PB =
Dimana : PB = tekanan vertikal pada dasar, psi ρB = Bulk density bahan, lb/cuft µ’ = Koefisien gesek 0,35-0,55
diambil 0,45 (Mc. Cabe 5th ed.:1956)
k’ = ratio tekanan normal = 0,35-0,6
diambil 0,4 (Mc. Cabe 5th ed.:1956)
k’ =
0,4 =
α = 25
ZT = tinggi total material dalam tangki, ft asumsi tinggi bahan = 15% dari Tinggi drum = 15% x 6 = 0,9 ft (Ulrich:1984)
r = jari-jari tangki, ft D/2 = 6/2 = 3 ft
Maka :
PB =
= 88,7721 lb/ft2 = 0,6165 psi Tekanan latelar PL = k’ x PB
= 0,4 x 0,6165 = 0,2466 psi P design = PB + PL
P design = 0,6165 + 0,2466 = 0,8631 psi
Untuk faktor keamanan 10% digunakan tekanan = 110% x 0,8631 = 0,9494 psi
Maka: Tebal shell ; ts =
x xZ r
k c B t K
e
x
g
g
r
/ 21
2
sin 1 sin 1 sin 1 sin 1
2 0,45 0,9 /3
1
4
,
0
45
,
0
2
174
,
32
/
32
5954
,
104
3
x xe
x
x
x
x
x
C
Pd e f r Pd
0.,6
. .
(62)
Dipakai double welded but joint, e = 80%
ts = = 0,1281 in ¼ in
E. Perhitungan drum area
ms = ρs x Vs x As
dimana : ms = rate feed = 8477,3513 kg/jam = 18689,3595 lb/jam = 5,1919 lb/s
ρs = Densitas solid, lb/cuft
Vs = kecepatan solid = (5x 10-5) x 90 = 0,00450 ft/s (Ulrich:1984)
As = = 11,0307 ft2
At = ft2
A rata-rata = 19,6525 ft2
F. Isolasi
Batu isolasi dipakai setebal 12 in
Diameter luar rotary = 6 + 2 x /12 = 6,0313 ft
Maka diameter rotary terisolasi = 6,0313 + = 8,0313 ft
G. Perhitungan Power rotary
Hp =
Dimana : N = kecepatan putaran, rpm d = Diameter luar kiln, ft
125 , 0 6 , 0 9494 , 0 8 , 0 13700 12 3 9494 , 0 x x x x 0450 , 0 5954 , 104 1919 , 5 x sxVs ms 2744 , 28 4 6 1416 , 3 4 2 2
D x
16 3 12 12 2x 100000 33 , 0 1925 , 0 75 ,
4 dw Dw W
(63)
PERANCANGAN ALAT UTAMA VI- 13
W = Berat total, lb Perhitungan berat total: Berat Shell
Wc =
Dimana : Do = Diameter luar shell = 0,0313 ft Di = Diameter dalam shell = 6 ft L = panjang drum = 90 ft
ρ = densitas shell = 490 lb/cuft (Perry 6th ed.:1984)
maka Wc = = 13022,3769 lb
Berat isolasi Wc =
Dimana : Do = Diameter luar shell = 8,0313 ft Di = Diameter dalam shell = 6,0313 ft L = panjang drum = 90 ft
ρ = densitas shell = 103 lb/cuft (Perry 6th ed.:1984)
maka Wc = = 204768,5063 lb
Berat bahan dalam drum.
Untuk hold up= 15% (Ulrich:1984)
Rate massa = 18689,3595 lb/jam
Berat bahan = 115% x 18689,3595 = 21492,7634 lb Maka :
Berat total = 13022,3769 + 204768,5063+21492,7634 = 239283,6465 lb
Berat lain diasumsikan 10% = 110% + 239283,6465
.4
2
2 Di L
Do
6,0313 6
90 4904 2 2 x x
8,0313 6,0313
90 1034 2 2 x x
. 4 2 2 L Di Do (64)
= 263212,0112 lb
Hp =
= 66,3800 hp Efisiensi motor = 75%
Power = = 88,5067 = 89 hp
Spesifikasi :
Fungsi : untuk kalsinasi orthophosphate serta untuk menghilangkan gas yang terkandung dalam orthophosphate
Tipe : Direct rotary kiln
Ukuran : diameter shell = 6 ft diameter Total= 8,0313 ft Panjang shell = 90 ft Tebal shell plate = 1/4 ft Efisiensi motor : 75%
Power : 89 hp
Kapasitas : 8477,3513 kg/jam Jumlah : 1 buah
100000
0112 , 263212 33
, 0 0112 , 263212 0313
, 8 1921 , 0 7634 , 21492 6 75 , 4
6 x x x x x
% 75
3800 , 66
(65)
INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA VII - 1
BAB VII
INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA
VII.1. Instrumentasi
Proses kontrol sangat penting dalam operasi suatu pabrik terutama dalam industri-industri kimia. Untuk pabrik yang besar dan modern perlengkapan instrumentasi sangatlah penting artinya. Dengan perlengkapan tersebut maka variasi proses seperti tekanan, suhu, laju alir akan dapat diukur dan dikontrol sehingga sesuai dengan kondisi proses optimum yang dikehendaki.
Harga-harga variabel proses dapat dikendalikan baik secara manual maupun secara otomatis. Pengetahuan secara manual biasanya dilakukan dengan memberi instrumen petunjuk atau pencatat saja, apabila terjadi penyimpangan suatu peubah maka untuk mengembalikan suatu peubah tersebut pada kondisi yang diinginkan harus dilakukan secara manual. Sedangkan untuk pengontrolan secara otomatis merupakan suatu sistem pengendalian yang sudah di set pada kondisi tertentu, apabila terjadi penyimpangan maka secara otomatis instrumen itu akan mengembalikan peubah yang dikendalikan pada kondisi setting. Selain itu untuk peubah-peubah proses yang kritis harus dilengkapi dengan peralatan yang khusus, misalnya alarm otomatis sebagai peringatan kepada operator akan kondisi yang kritis dan berbahaya.
Instrumentasi dalam pabrik juga mempunyai keuntungan antara lain : a. Membantu keselamatan kerja
b. Mengurangi tenaga kerja yang berlebihan sehingga lebih efisien c. Menekan biaya operasi dan perawatan
d. Produk yang dihasilkan lebih dapat diharapkan e. Ketelitian pengaturan proses cukup tinggi
(66)
Oleh karena itu dalam perencanaan pendirian pabrik ini, pengoperasian peralatan proses labih cenderung menggunakan alat kontrol otomatis. Namun demikian tenaga kerja masih sangat diperlukan dalam pengawasan proses.
VII.1.1. Pemilihan Instrumentasi
Untuk dapat menentukan jenis instrumentasi yang perlu digunakan pada suatu peralatan, terlebih dahulu perlu ditinjau kondisi operasi. Jadi harus diketahui input apa saja yang tak dapat dikontrol serta output dari alat kontrol yang diinginkan. Pemakaian instrumentasi harus menguntungkan baik ditinjau dari segi proses maupun segi ekonomi.
Faktor – faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan instrumen adalah :
Level instrumen
Range yang perlu untuk pengukuran
Dibutuhkan ketelitian
Bahan konstruksi sets pengatur pemasangan instrumen pada kondisi proses
Mudah dalam pengawasan dan pengaturan
Mudah dalam perawatan dan perbaikan
Mudah dalam mendapatkan suku cadang
Harga peralatan relatif murah dengan kualitas yang memadai
Beberapa bagian instrumen yang diperlukan di dalam proses secara otomatis adalah :
1. Elemen pengontrol
Adalah elemen yang menunjukkan adanya perubahan harga dari variabel yang dirasa oleh elemen perasa dan diukur oleh elemen pengukur untuk mengatur sumber tenaga sesuai dengan perubahan-perubahan yang
(67)
INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA VII - 3
2. Elemen pengontrol akhir
Adalah elemen yang dapat merubah variabel manipulative sehingga variabel yang diukur tetap berada dalam range yang diinginkan.
3. Primary element
Adalah elemen yang dapat merasakan perubahan dari harga variabel yang diukur.
4. Elemen pengukur
Adalah elemen yang menerima output dari elemen primary dan melakukan pengukuran, termasuk peralatan petunjuk atau indikator serta peralatan pencatat atau recorder.
Tipe – tipe pengontrolan meliputi: 1. Indikator : sebagai alat petunjuk 2. Recorder : sebagai alat pencatat 3. Controller : sebagai alat pengontrol
VII.1.2. Macam-macam Instrumentasi
1. Pengatur suhu
a. T.I. ( Temperatur Indikator) Fungsi : Penunjuk suhu b. T.C. (Temperatur Controller)
Fungsi : Mengendalikan suhu agar dapat dipertahankan pada harga yang telah ditentukan.
2. Pengatur tekanan
a. P.I. ( Pressure Indikator) Fungsi : Penunjuk tekanan b. P.C.( Pressure Controller)
Fungsi : Mengatur tekanan agar dapat dipertahankan pada harga yang diperlukan.
(68)
3. Pengatur aliran
a. F.C. ( Flow Controller )
Fungsi : mengendalikan rate aliran b. F.R.C. ( Flow Recorder & Controller )
Fungsi : mencatat dan mengatur rate aliran. 4. Pengatur tinggi liquida
a. L.I. ( Level Indikator )
Fungsi : penunjuk tinggi bahan dalam aliran. b. L.C. ( Level Controller )
Fungsi : pengatur tinggi bahan dalam peralatan agar bertahan pada ketinggian yang telah ditentukan.
Tabel VII.1. Nama – nama alat dan bagian peralatan yang dikontrol dapat dilihat pada tabel berikut :
Instrumentasi yang dipasang
No. Kode
Alat Nama Alat LI PI TI LC PC FC TC
1. M-110 Tangki pelarutan soda api 1 1 1 1
2. F-115 Tangki H3PO4 1
3. L-116 Pompa H3PO4 1
4. L-117 Pompa ke tangki penampung
larutan soda api 1
5. L-119 Pompa ke tangki netralizer 1
6. R-120 Tangki netralizer 1 1 1 1
7. L- 121 Pompa ke tangki penampung
larutan orthophosphate 1
8. L-123 Pompa ke spray dryer 1
9. D-210 Spray dryer 1
10. G-212 Blower spray dryer 1
11. Q-213 Burner spray dryer 1
12. B-310 Rotary kiln 1
13. G-312 Blower rotary kiln 1
14. Q-313 Burner rotary kiln 1
15. B-320 Rotary cooler 1
(1)
DISKUSI DAN KESIMPULAN
Pra Rencana Pabrik Penta Sodium Triphosphate XII - 1
BAB XII
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
XII.1. Diskusi
Perencanaan Pabrik Penta Sodium Triphosphate diharapkan produksinya dapat mencukupi kebutuhan dalam negeri yang pemakaiannya dari tahun ke tahun meningkat, berhasilnya suatu industri tidak hanya terletak pada proses dan peralatan yang modern atau produk yang berkualitas baik, melainkan terletak pada sistem dan cara penanganan yang tepat. Untuk mengetahui sampai dimana kelayakan Pra Rencana Pabrik Penta Sodium Triphosphate, maka perlu ditinjau beberapa hal, antara lain bahan baku, proses produksi, faktor lokasi, manajemen perusahaan dan ekonomi.
XII.1.1 Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan adalah soda api yang diperoleh dari PT. Petrokimia, Gresik Jawa Timur dan asam phosphate (H3PO4) yang diperoleh dari PT.Petrokimia, Gresik Jawa Timur. Jadi masalah bahan baku dapat dipenuhi dari dalam negeri.
XII.1.2. Proses Produksi
Proses Pembuatan Penta Sodium Triphosphate dari soda api dan H3PO4 dengan proses dua tahap tidak terlalu rumit sehingga pengendalian prosesnya tidak banyak kendala.
XII.1.2. Faktor Lokasi
Faktor lokasi pabrik juga memegang peranan penting terhadap berhasilnya suatu industri. Dengan pertimbangan tersedianya sarana dan prasarana yang memadai, serta letak pabrik yang strategis baik dilihat dari lokasi penyediaan bahan baku, lokasi pelabuhan maupun lokasi
(2)
DISKUSI DAN KESIMPULAN
Pra Rencana Pabrik Penta Sodium Triphosphate XII - 2
pemasarannya, maka kawasan Gresik, Jawa Timur direncanakan sebagai lokasi pendirian pabrik ini.
XII.1.3. Bentuk Perusahaan
Bentuk Perseroan Terbatas dipilih sebagai bentuk perusahaan dengan dasar pertimbangan fleksibilitas pada kelangsungan jangka panjang pabrik ini. Sedangkan struktur organisasi berupa garis dan staff untuk memberi ketegasan tugas dan wewenang masing – masing karyawan.
XII.1.4. Faktor Ekonomi
Untuk mengetahui kelayakan pabrik ini dari segi ekonomi telah dilakukan perhitungan dengan metode Discounted Cash Flow, karena cara ini lebih akurat serta mendekati kebenaran dengan cara memproyeksikan nilai modal dalam nilai sekarang (present value), dengan memperhatikan perubahan variable ekonomi antara lain inflasi dan bunga bank. Dari perhitungan analisa ekonomi yang telah dilakukan didapat nilai Internal Rate of Return (IRR), Rate On Equity (ROE), Pay Out Periode (POP) dan Break Even Point (BEP).
(3)
DISKUSI DAN KESIMPULAN
Pra Rencana Pabrik Penta Sodium Triphosphate XII - 3
XII.2. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian pada bab – bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Perencanaan Operasi : 24 jam / hari 2. Proses yang digunakan : 330 hari per tahun 3. Kapasitas Produksi : 60.000 ton per tahun 4. Bahan Baku
- Soda api : 4122,0217 kg / jam - Asam phosphate : 6047,2774 kg / jam 5. Kebutuhan Utilitas
- Bahan bakar : 1642,152442 liter / hari - Air : 5610,5481 m3 / hari
- Listrik : 605,0891 kWh
6. Bentuk Perusahaan : Perseroan Terbatas 7. Struktur Organisasi : Garis dan Staf 8. Jumlah Tenaga Kerja : 170 Orang
9. Umur Pabrik : 10 tahun
10. Masa Konstruksi : 2 Tahun
11. Lokasi Pabrik : Gresik, Jawa Timur 12. Analisa Ekonomi
- Modal Tetap (FCI) : Rp. 481.443.199.940,65 - Modal Kerja (WCI) : Rp. 8.316.931.295,97 - Modal Total (TCI) : Rp. 489.760.131.236,62 - Internal Rate of Return (IRR) : 24,92 %
- Rate On Equity (ROE) : 36,68 %
- Pay Out Periode (POP) : 3 tahun 7 bulan 9 minggu - Break Event Point (BEP) : 38,92 %
Dari uraian diatas, dapat dilihat bahwa baik dipandang dari segi teknik maupun ekonomis pabrik Penta Sodium Triphosphate ini layak untuk didirikan.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. www.matche.com. Diakses pada tanggal 10 Januari 2012.
Arman Hakim Nasution, 2006, ”Manajemen Industri”, C.V.Andy Offset, Yogyakarta.
Austin G.A., “ Shreve’s Chemical Process Industries “ , 5th ed., 1975, Mc. Graw Hill Book Company, Inc, New York.
Badger , W.L. and Banchero , J.T. , 1955 , ”Introduction to Chemical Engineering” , Int ed , McGraw-Hill Book Company Inc. , N.Y.
Biro Pusat Statistik , 2007, “Statistik Industri Sedang dan Besar Produksi 2007”. CV. Invititama Abadi : Jakarta.
Biro Pusat Statistik , 2009, “Statistik Industri Sedang dan Besar Produksi 2009”. CV. Invititama Abadi : Jakarta.
Brady,G.S. , “Material Handbook ” ; 10 ed, John Wiley & Sons Inc. ; New York. Brownell,L., E. Young, 1959,“Process Equipment Design”, John Wiley & Sons
Inc. ,N.Y.
Dudi. 12 Februari 2008. “Tarif Pajak Penghasilan”. (Online),
(http://dudiwahyudi.com/pajak/pajak-penghasilan/tarif-pajak-penghasilan.html, diakses 17 Januari 2012).
Faith, W.L, Keyes, D.B & Clark, R.L, 1960, “Industrial Chemical”, 4th ed. John Wiley & Sons, Inc, New York.
Foust, A.S.,1960,”Principles of Unit Operations”,2th ed.,John Wiley & Sons, N.Y. Geankoplis, C.J. , 1983 , ”Transport Processes and Unit Operations” , 2th ed.,
Allyn and Bacon Inc. , Boston.
Harriot, P , 1964 , ” Process Control” , TMH ed , McGraw Hill Book Company Inc. , New Delhi
Hesse,H.C. , 1962 , “Proses Equipment Design” , 8th prnt , Van Nostrand Reinhold Company Inc. , New Jersey
(5)
Himmelblau, D.M. , 1989 , “Basic Principles and Calculations in Chemical Engineering” , 5 ed , Prentice-Hall International , Singapore
Hougen, O.A. , Watson, K.M. , 1954, “ Chemical Process Principles “ , part 1 , 2nd ed. , John Wiley & Sons Inc,New York
Joshi,M.V. , 1981 , “Process Equipment Design” , McGraw Hill Indian Ltd
Kern, D.Q. , 1965 , ”Process Heat Transfer” , Int ed , McGraw Hill Book Company Inc. , N.Y.
Ludwig, 1977 , “Applied Process Design for Chemical and Petrochemical Plants”, Vol 1-2 , 2nd ed , Gulf Publishing Co., Houston, Texas.
McCabe,W.L. , 1985, “Unit Operation of Chemical Engineering” ,4th ed., McGraw-Hill Book Company Inc. , Tokyo
McCabe,W.L. , 1993, “Unit Operation of Chemical Engineering” ,5th ed., McGraw-Hill Book Company Inc. , Tokyo
Meyer’s, R.A. , 1986, “Handbook of Chemicals Production Processes”, McGraw-Hill Book Company, USA
M.Sarwani.2008. “Jangan Sampai Detergen Tak Berbusa“. (Online)( www..bisnis.com, diakses pada tanggal 9 Agustus 2011).
Othmer ,Kirk. , “ Encyclopedia of Chemical Technology vol. 23” , 3thed., McGraw-Hill Book Company Inc. , New York
Perry, Chilton , 1949 , ” Perry’s Chemical Engineer’s Handbook” , 3thed., McGraw-Hill Book Company Inc. , Singapore.
Perry, Chilton , 1973 , ” Perry’s Chemical Engineer’s Handbook” , 5th ed., McGraw-Hill Book Company Inc. , Singapore.
Perry, Chilton , 1984 , ” Perry’s Chemical Engineer’s Handbook” , 6th ed., McGraw-Hill Book Company Inc. , Singapore.
Perry, Chilton , 1999 , ”Perry’s Chemical Engineer’s Handbook” , 7th ed., McGraw-Hill Book Company Inc. , N.Y.
Petter ,M.S, Timmerhaus,K.D., 1959 , “Plant Design and Economi for Chemical Engineering” , 4thed., McGraw-Hill Book Company Inc. , N.Y.
Petter ,M.S, Timmerhaus,K.D., 2003 , “Plant Design and Economi for Chemical Engineering” , 5thed., McGraw-Hill Book Company Inc. , N.Y.
(6)
Sugiharto, 1987 , “Dasar-Dasar Pengelolaan Air Limbah” , cetakan pertama Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Treybal, R.E. , 1981 , ”Mass Transfer Operations” , 3th ed, McGraw-Hill Book Company Inc. , N.Y..
Ulrich, G.D. , 1984 , “A Guide to Chemical Engineering Process Design and Economics” , John Wiley & Sons Inc,N.Y.
Wesley W.E., 1989 , “Industrial Water Pollution Control” , 2nd ed, McGraw-Hill Book Company, Singapore.