BAB II TINJUAN TEORI A. Kehamilan - Witri Puji Rahayu BAB II

BAB II TINJUAN TEORI A. Kehamilan Menurut Faderasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan di

  definisikan sebagai fertilisasi ataupun penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidai atau implantasi. Bila dihitung saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, di mana trimester ke satu berlangsung dalam 12 minggu, trimester ke dua 15 minggu (minggu ke -13 hingga minggu ke 27), dan trimester ke tiga 13 minggu ( minggu ke -28 hingga ke-40) (Saifudin, 2010, hal;213).

  Kehamilan adalah periode yang dihitung dari hari pertama haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati, ini yang menandai awal periode antepartum. Peroide antepartum dibagi menjadi tiga trimester yang masing- masing terdiri dari 13 minggu atau tiga bulan menurut hitungan kalender. Pembagian waktu ini diambil dari ketentuan yang mempertimbangkan bahwa lama kehamilan diperkirakan kurang lebih 280 hari, 40 minggu, 10 bulan, atau 9 bulan sejak hari pertama haid terakhir (HPHT) (Varney, 2006,hal ;492).

  Jadi, kehamilan merupakan periode bertemunya spermatozoa, ovum, pembuahan ovum dan nidasi di tuba falopi sampai perkiraan lahir atau aterm.

1. Etiologi

  Peristiwa kehamilan ini tidak lepas dari kejadian yang meliputi : pembuahan gamet (sperma dan ovum), fertilisasi (pembuahan), nidasi, dan pembentukan plasentasi.

  a. Pembuahan gamet 1) Sperma

  Sperma dibentuk ditubulus seminiferus dengan jumlah 100 juta/ml setiap ejakulasi. Pematangan sperma berlangsung diepidimis bagian kepala, badan dan ekor. Sperma yang sudah matur berada diepidimis bagian ekor dan siap untuk ejakulasi.

  8

  2) Ovum Ovulasi atau pelepasan sel telur merupakan bagian dari siklus menstruasi normal, yang terjadi sekitar 14 hari sebelum menstruasi yang akan datang, ovum keluar dari robekan folikel degraf menuju tuba.

  3) Fertilisasi ( pembuahan) Fertilisasi adalah penyatuan ovum (oosit sekunder) dan spermatozoa yang biasanya berlangsung di ampula tuba.

  4) Nidasi Nidasi ( implantasi) merupakan penanaman sel telur yang sudah dibuahi ke dalam dinding uterus pada awal kehamilan.

  5) Plasentasi Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta.

  Setelah nidasi embrio ke dalam endometrium, plasentasi dimulai. Pada manusia plasentasi berlangsung sampai 12-18 minggu setelah fertilisasi (Prawiroharjo, 2009, hal;139).

2. Tanda-tanda kehamilan

  a. Tanda tidak pasti (presumtive sign) Tanda tidak pasti adalah perubahan-perubahan fisiologis yang dapat di kenali dari pengakuan atau yang dirasakan oleh wanita hamil.

  Tanda tidak pasti ini terdiri atas hal hal berikut ini: 1) Amenorea (berhentinya menstruasi)

  Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel degraaf dan ovulasi sehingga menstruasi tidak terjadi. Lamanya amenorea dapat dikonfirmasi dengan memastikan HPHT(hari pertama haid terakhir) amenorea juga dapat disebabkan oleh penyakit kronik tertentu, tumor patuitari, perubahan dan faktor lingkungan, malnutisi, dan biasanya gangguan emosional seperti ketakutan akan kehamilan.

  2) Mual (nausea) dan muntah (emesis) Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam lambung yang berlebihan dan menimbulkan mual muntah yang terjadi terutama pada pagi hari yang di sebut morning sickness. 3) Ngidam (memingini makanan tertentu)

  Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang demikian disebut ngidam. 4) Syncope (pingsan)

  Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf pusat yang menimbulakan syncope atau pingsan. 5) Kelelahan

  Sering terjadi pada trimester pertama, akibat dari penurunan kecepatan basal metabolisme (basal metabolisme rate-BMR) pada kehamilan, yang akan meningkat seiring pertambahan usia kehamilan akibat aktivitas metabolisme hasil konsepsi. 6) Payudara tegang

  Estrogen meningkat perkembangan sistem duktus pada payudara, sedangkan progesteron menstimulasi perkembangan sistem alveoral payudara. 7) Sering miksi (sering kencing)

  Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan sering miksi. 8) Konstipasi atau obstipasi

  Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus (tonus otot menurun) sehingga kesulitan untuk BAB 9) Pigmentasi kulit Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu.

  Terjadi akibat pengaruh hormon kortikosteroid plasenta yang merangsang melanofor dan kulit.

  10) Epulis Hipertropi papilla ginggivae/gusi, sering terjadi pada triwulan pertama.

  11) Varises atau penampakan pembuluh darah vena pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pelebaran pembuluh darah terutama bagi wanita yang mempunyai bakat (Yulifah, dkk, 2011, hal 72).

  b. Tanda Kemungkinan (Probability Sigh) 1) Pembesaran perut

  Terjdi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan ke empat kehamilan 2) Tanda hegar

  Tanda hegar adalah pelunakan dan dapat di tekannya isthmus uteri 3) Tanda goodel

  Adalah pelunakan servis. Pada wanita yand tidak hamil servik seperti ujung hidung, sedangkan pada wanita hamil malunak seperti bibir

  4) Tanda chadwicks Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa vagina termasuk juga portio dan serviks

  5) Tanda piscaseck Merupakan pembasaran uterus yang tidak simetris. Terjadi karena ovum berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah tersebut berkembang lebih dulu

  6) Kontraksi braxton hicks Merupakan peregangan sel-sel otot uterus, akibat meningkatnya actomysin di dalam otot uterus.

  7) Teraba ballotement Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan periksa.

  8) Pemeriksaan tes biologis kehamilan (planotest) positif Pemeriksaan ini adalah untuk menditeksi adanya human Chorionik Gonadotropin (HCG) yang di produksi oleh sinsiotropoblastik sel selama kehamilan (Hani, dkk, 2011, hal ;74) c. Tanda Pasti (positive sign) tanda pasti adalah tanda yang menunjukan langsung keberadaan janin, yang dapt dilihat langsung oleh pemeriksa. Tanda pasti kehamilan terdiri atas hal hal berikut ini. 1) Gerakan janin dalam rahim

  Kerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh pemeriksa. Gerakan janin baru dapat dirasakan pada usia kehamilan sekitar 20 minggu

  2) Denyut jantung janin Dapat di dengar pada usia 12 minggu dengan menggunakan alat fetal electrocardiograf (misalnya dopler). Dengan stetoskop laenec. Djj baru dapat di sengar pada usia kehamilan 18-20 minggu.

  3) Bagian bagian janin Bagian bagian janin yaitu bagian besar janin (kepala dan bokong) serta bagian kecil janin (lengan dan kaki) dapat di raba dengan jelas pada usia kehamilan lebih tua (trimester terakhir). Bgian janin ini dapat di lihat lebih sempurna lagi menggunakan USG.

  4) Kerangka janin Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rongen maupun USG (Marjati, dkk, 2011, hal; 75).

3. Perubahan, ketidaknyamanan, dan kebutuhan psikologis ibu hamil

  a. Trimester pertama Segera setelah terjadi peningkatan hormon esterogen dan progesteron dalam tubuh maka akan muncul berbagai macam ketidaknyamanan secara fisiologis pada ibu misalnya mual muntah, keletihan, dan pembesaran pada payudara. Hal ini akan memicu perubahan psikologi seperti berikut ini. 1) Ibu untuk membenci kehamilannya, merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan, kesedihan 2) Mencari tahu secara aktif apakah memang benar-benar hamil dengan memperhatikan perubahan pada tubuhnya dan sering kali memberitahukan orang lain apa yang di rahasiakkannya

  3) Hasrat melakukan sex berbeda beda pada setiap wanita. Ada yang meningkat libidonya, tetapi ada juga yang mengalami penurunan.

  Pada wanita yang mengalami penurunann libido, akan menciptakan suatu kebutuhan untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan suami. Sedangkan libido yang sangat besar yang dipengaruhi oleh kelelahan rasa mual, pembesaran payudara, keprihatinan, dan kekuwatiran. 4) Sedangkan bagi suami sebagai calon ayah akan timbul kebanggan, tetapi bercampur dengan keprihatinan akan kesiapan untuk mencari nafkah bagi keluarga (Ummi dkk,2011, hal;78)

  b. Trimester Kedua Trimester kedua biasanya ibu merasa sudah sehat dan sudah terbiasa dengan kadar hormon yang tinggi, serta rasa tidak nyaman akibat kehamilan sudah mulai berkurang. Perut ibupun belum terlalu besar sehingga belum dirasakan ibu sebagai beban. Ibu sudah menerima kehamilannya dan dapat mulai menggunakan energi dan pikirannya secara lebih konstruktif. Pada trimester ini pula ibu dapat merasakan gerakan janinnya dan bu mulai merasakan kelahiran bayinya sebagai seseorang di luar dirinya dan dirinya sendiri. Banyak ibu yang merasa terlepas dari rasa kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang dirasakan pada trimester pertama dan merasakan meningkatnya libido (Marjati dkk, 2011, hal; 68). c. Trimester Ketiga Trimester ketiga biasanya disebut periode menunggu dan wapada sebab pada saat itu ibu tidak sabar menunggu kehadiran bayinya.

  Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan 2 hal yang mengingatkan ibu pada bayinya. Sering kali ibu merasa khawatir atau takut kalau kalau bayi yang di lahirkan tidak normal. Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari orang yang di anggap membahayakan. Keluarga mulai menduga duga apakah bayi mereka laki-laki atau perempuan dan akan mirip siapa, bahkan sudah memilih nama untuk bayinya (Hani dkk, 2011,hal;69).

Tabel 2.1 Pertumbuhan janin dalam uterus Bulan Panjang Berat Tinggi Rahim Keterangan

  • 1 8-10 mm Kepala 1/3 mudigah, saluran jantung - terbentuk dan sudah berdenyut, permukaan kaki dan tangan berbentuk tonjolan.

  2 250 mm Muka berbentuk muka manusia, - - mempunyai lengan dan tungkai dengan jari tangan dan kaki, kelamin tampak 3 - 7-9 cm Atas simfisis (tulang Sudah ada pusat tulang, kaku, ginjal, kemaluan) janin mulai bergerak 4 10-17 cm 100 gr ½ atas simfisis Kelamin luar sudah dapat ditentukan pusat jenisnya, kulit ditumbuhi rambut halus atau lanugo, gerak mungkin dirasakan ibu. 5 18-27 cm 300 gr Setinggi pusat Bunyi jantung terdengar, kalau lahir sudah berusaha bernafas. 6 28-34 cm 600 gr Di atas pusat Kulit keriput lemak mulai ada di bawah kulit, dan tertutup verniks kaseosa. 7 35-38 cm 1.000 gr 2/3 atas pusat Kalau lahir dapat hidup didunia luar, Kalau menangis mengeluarkan suara tangis lemah.

  Bulan Panjang Berat Tinggi Rahim Keterangan 8 42,5 cm 1.700 gr Setinggi prosesus Kulit merah, gerak aktif. xifoideus 9 46 cm 2.500 gr Dua jari bawah Kulit penuh lemak, gerak aktif.

  Px

10 50 cm 3.000 gr Kepala janin masuk PAP, buku

panjang, testis telah turun. Kulit halus hampir tidak ada lanugo. Sumber : Hani,Ummi,dkk.2011. asuhan kebidanan pada kehamilan fisiologis.Jakarta:Salemba Medika

4. Identifikasi dan riwayat kesehatan

  a. Data umum pribadi 1) Nama 2) Usia 3) Alamat 4) Pekerjaan ibu/suami 5) Lama menikah 6) Kebiasaan yang dapat merugikan kesehatan

  b. Keluhan saat ini 1) Jenis dan sifat gangguan yang di rasakan ibu 2) Lamanya mengalami gangguan tersebut

  c. Riwayat haid 1) Hari pertama haid terakhir (HPHT) 2) Usia kehamilan, taksiran persalinan (rumus neagle: tanggal HPHT di tambah 7 dan bulan di kurangi 3) d. Riwayat kehamilan dan persalinan

  1) Asuhan antenatal, peralinan, dan nifas sebelumnya 2) Cara persalinan 3) Jumlah dan jenis kelamin anak hidup 4) Berat badan lahir 5) Cara pemberian asupan bagi bayi yang di lahirkan 6) Informasi dan saat persalinan atau keguguran terakhir

  e. Riwayat kehamilan saat ini

  1) dentifikasi kehamilan 2) Identifikasi penyulit (preklamsia atau hipertensi dalam kehamilan) 3) Penyakit lain yang diderita 4) Gerakan bayi dalam kandungan

  f. Riwayat penyakit dalam keluarga 1) Diabetes Millitus, Hipertensi atau hamil kembar 2) Kelainan bawaan

  g. Riwayat penyakit ibu 1) Penyakit yang pernah di derita 2) DM, HDK, Infeksi, Saluran, Kemih 3) Penyakit jantung 4) Infeksi firus berbahaya 5) Alergi obat atau makanan tertentu 6) Pernah mendapat transfusi darah dan indikasi tindakan tersebut 7) Inkompatibilitas Rhesus 8) Paparan sinar-X/Rontgen

  h. Riwayat penyakit yang memerlukan tindakan pembedahan (Saefudin, 2010, hal;279).

  1) Dilatasi dan kuretase 2) Reparasi vagina 3) Seksio sesaria 4) Serviks inkompeten 5) Operasi non-ginekologi i. Riwayat mengikuti program keluarga berencana j. Riwayat imunisasi k. Riwayat menyusui l. Pemeriksaan

  1) Keadaan umum

  a) Tanda vital

  b) Pemeriksaan jantung dan paru

  c) Pemeriksaan payudara d) Kelainan otot dan rangka serta neurologik 2) Pemeriksaan abdomen

  a) Inspeksi

  b) Bentuk dan ukuran abdomen

  c) Parut bekas oprasi

  d) Tanda-tanda kehamilan

  e) Ferakan janin

  f) Farises atau pelebaran vena

  g) Hernia

  h) Edema 3) Palpasi

  a) Tinggi fundus

  b) Punggung bayi

  c) Presentasi

  d) Sejauh mana bagian terbawah bayi masuk pintu atas panggul 4) auskultasi

  a) 10 minggu dengan Doppler

  b) 20 minggu dengan feteskop pinard 5) Inspekulo vagina untuk identifikasi vaginitis pada trimester I/II 6) Laboratorium

  a) Pemeriksaan

  b) Analisis urin rutin

  c) Analisis tinja rutin

  d) Hb, MCV

  e) Golongan darah

  f) Hitung jenis sel darah

  g) Gula darah

  h) Antigen hepatitis B Virus i) Antibodi rubela j) HIV/VDRL k) Ultrasonografi

  • – Rutin pada kehamilan 18 – 22 minggu untuk identifikasi kelainan janin (Saefudin, 2010, hal;281).

5. Kunjungan Berkala Asuhan Antenatal

  Seperti yang telah di jelaskan sebelumnya, kunjungan antenatal sebaiknya di lakukan secara berkara dan teratur. Bila kehamilan normal, jumlah kunjungan sukup empat kali : atu kali pada trimester 1, satu kali pada trimester 2, dua kali pada trimester 3.

  a. Menilai kesejahteraan janin 1) Untuk menilai kesejahteraan janin pada kehamilan resiko tinggi dapat dilakukan berbagai jenis pemeriksaan atau pengumpulan informasi, baik yang di peroleh dari ibu hamil maupun pemeriksaan oleh petugas kesahatan. Pemerisaan yang memerlukan peralatan canggih umumnya di lakukan dengan pencatatan peralatan pencatat denyut jantung janin (kardiotografi) dan peralatan ultrasonografi yang di sebut dengan pemeriksaan profil biofisik janin (biophysic profile). Berbagai jenis pemeriksaan tersebut adalah:

  a) Pengukuran tinggi fundus uteri terutama > 20 minggu yang akan di sesuaikan dengan usia kehamilan saat pemeriksaan di lakukan. Tinggu fundus yang normal sama dengan usia kehamilan b) Gerakan menendang atau tendangan janin (10 gerakan/12 jam) c) Gerakan janin

  d) Gerakan janin yang menghilang dalam waktu 48 jam dikaitkan dengan hipoksia berat atau janin meninggal e) Denyut jantung janin

  f) Ultrasonografi b. Bila usia kehamilan memasuki 34 minggu, selain pemeriksaan di atas, juga di lakukan pula pemeriksaan tentang: 1) Penilaian besar janin, letak dan presentasi 2) Penilaian luas panggul

6. Edukasi Kesehatan Bagi Ibu Hamil

  Tidak semua ibu hamil dan keluarganya mendapat pendidikan dan konseling kesehatan yang memadai tentang kesehatan reproduksi, terutama tentang kehamilan dan upaya untuk menjaga agar kehamilan tetap sehat dan berkualitas. Kunjungan antenatal memberi kesempatan bagi petugas kesehatan untuk memberikan informasi kesehatan esensial bagi ibu hamil dan keluarganya termasuk rencana persalinan (di mana, penolong, dana, pendamping, dan sebagainya) dan cara merawat bayi. Beberapa informasi enting tersebut adalah sebagai berikut.

  a. Nutrisi yang edukat 1) Kalori

  Jumlah kalori yang di perlukan ibu hamil untuk setiap harinya adalah 2.500 kalori. Pengetahuan tentang berbagai jenis makanan yang dapat memberikan kecukupan kalori tersebut sebaiknya dapat di jelaskan secara rinci dan bahas dan bahasa yang di mengerti oleh para ibu hamil dan keluarganya. Jumlah kalori yang berlebihan dapat menyebabkan obesitat dan hal ini merupakan faktor predisposisi untuk terjadinya preeklamsia. Jumlah pertambahan berat badan sebaiknyatidak melebihi 10 -12 kg selama hamil. 2) Protein

  Jumlah protein yang diperlukan oleh ibu hamil adalah 85 kg per hari. Sumber protein tersebut dapat di peroleh dari tumbuh

  • – tumbuhan (kacang-kcangan) atau hewani (ikan, ayam, keju, susu, telur). Defisiensi protein dapat menyebabkan kelahiran prematur, anemia, dan edema.

  3) Kalsium Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5 gram per hari.

  Kalsium diburtuhkan untuk pertumbuhan janin, terutama bagi pengembangan otot dan rangka. Sumber kalsium yang mudah di peroleh adalah susu, keju, yugurt, dan kalsium karbonat. Defisiensi kalsium dapat menyebabkan riketsia pada bayi atau osteomalasia pada ibu. 4) Zat besi

  Metabolisme yang tinggi pada ibu hamil memerlukan kecukupan oksigenasi jaringan yang di peroleh dari pengikatan dan pengantaran oksigen melalui hemoglobin di dalam sesl sel darah merah. Untuk menjaga konsentrasi hemoglobin yang normal, diperlukan asupan zat besi bagi ibu hamil dengan jumlah 30 mg/hari terutama setelah trimester kedua. Bila tidak di temukan anemia pemberian zat besi perminggu cukup edukat. Zat besi yang di berikan dapat diberikan dapat berupa ferrous gluconate, ferrous fumarate, atau ferrous sulphate. Kekurangan zat besi pada ibu hamil dapat menyebabkan anemia defisiensi zat besi. 5) Asam folat

  Selain zat besi, sel-sel drah merah juga memerlukan asam folat bagi pematangan sel. Jumlah asam folat yang di butuhkan oleh ibu hamil adalah 400 mikrogram per hari. Kekurangan aam folat dapat menyebabkan anemia megaloblastik pada ibu hamil. 6) Perawatan payudara

  Payudara perlu di persiapkan sejak sebelum bayi lahir sehingga dapat segera berfungsi dengan baik pada saat di perlukan. Pengurutan payudara untuk mengeluarkan sekresi dan membuka duktus dn sinus laktiferus, sebaiknya di lakukan secara hati-hati dan benar karena pengurutan yang salah dapat menimbulkan kontraksi pada rahim sehingga terjadi kondisi seperti pada uji kesejahteraan janin menggunakanuterotonika. Basuhan lembut setiap hari pada aerola dan putting susu akan dapat mengurangi retak dan lecet pada area tersebut. Untuk sekresi yang mengering pada putting susu, lakukan pembersihan dengan menggnakan campuran gliserin dan alkohol. Karena payudara menegang, sensitif, dan menjadi lebih berat, maka sebaiknya gunakan penopang payudara yang sesuai (brassiere). (Saefudin, 2010, hal;208)

  7) Perawatan gigi Paling tidak dilakukan pemeriksaan gigi selama kehamilan, yaitu pada trimester pertama dan ketiga. Penjadulan untuk trimester pertama terkait dengan hiperemesis dan ptialisme (produksi liur yang berlebihan) sehingga kebersihan rongga mulut harus selalu terjaga. Sementara itu, pada trimester ketiga, terkait dengan adanya kebutuhankalsium untuk pertumbuha janin sehingga perlu diketahui apakah dapat berpengaruh yang merugikan pada gigi ibu hamil. Dianjurkan untuk menyikat gigi setelah makan karena ibu hamil sangat rentan terhadap terjadinya carries dan gingivitis. 8) Kebersihan tubuh dan pakaian

  Kebersihan tubuh harus terjaga selama kehamila. Perubahan anatomik pada perut, area genetalia/lipat paha, dan payudara menyebabkan lipatan-lipatan kulit menjadi lebih lembab dan mudah terinvestasi oleh mikroorganisme. Sebaiknya gunakan pancuran / gayung pada saat mandi, tidak dianjurkan berndam dalam bathtub dan melakukan vaginal dauche. Gunakan pakaian yang longgar, bersih dan nyaman hindarkan sepatu bertongkat tinggi (high heels) dan alas kaki yang keras (tidak elastis) serta korset penahan perut. Lakukan gerak tubuh ringan, mesalnya berjalan kaki terutama pada pagi hari. Jangan melakukan pekerjaan rumah tangga yang berat dan hindarkan kerja fisik yang dapat meimbulkan keelahan yang berlebihan. Beristirahan cukup, minimal 8 jam pada malam hari dan 2 jam di siang hari. Ibu tidak dianjurkan melakukan kebiasaan merokok selama ghamil karena dapat menimbulkan vasospasme yang berakopat anoksia janin, berat badan lahir rendah (BBLR), prematuritas kelainan kongenetal dan solusio plasenta (Saefudin, 2010, hal ; 286). 9) Gejala dan tanda lain yang harus di waspadai

  Beberapa gejala dan tanda lain yang terkait dengan gangguan serius selama kehamilan adalah sebagai berikut.

  a) Muntah yang berlebihan yang berlangsung selama kehamilan

  b) Disuria

  c) Menggigil atau demam

  d) Ketuban pecah dini ataupun sebelum waktunya

  e) Uterus lebih besar atau lebih kecil dari usia kehamilan yang sesungguhnya (Saefudin, 2010, hal; 287).

B. PERSALINAN NORMAL

  Definisi persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan seniri). Bentuk persalinan berdasarkan definisi sebagai berikut : Persalinan spontan. bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri, persalinan buatan. Bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar, persalinan anjuran (partus presipitatus)

1. Tanda dan gejala in partu termasuk :

  a. Penipisan dan pembukaan serviks

  b. Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan servik (frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit c. Cairan lendir bercampur darah

  (“show”) melalui vagina

2. Tahap persalinan

  a. Kala I persalinan Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. (Azrul, 2008, hal;37)

  Kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol sampai pembukaan lengkap. Pada permulaan his, kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga parturien masih dapat berjalan jalan. Lama kala 1 untuk primigravida berlangsung 12 jam sedangkan multigravida sekitar 8 jam. Berdasarkan kurva friedman, diperhitungkan pembukaan primigravida 1 cm/jam dan pembukaan lengkap dapat di perkirakan (Ida Ayu, 2010, hal;173).

  Dalam kala satu ini dimulai dari saat persalinan yaitu pembukaan 1cm sampai dengan pembukaan lengkap (10cm), proses ini terbagi menjadi 2 fase yaitu: 1) Fase laten

  Adala periode waktu dari awal persalinna hingga ke titik ketika pembukaan mulai berjalan secara progresif, yang umumnya dimulai berjalan mulai muncul hingga pembukaan 3 sampai 4 cm atau permulaan fase aktif yaitu berlangsung selama 8 jam. 2) Fase aktif

  Periode dari waktu awal kemajuan aktif pembukaan hingga pembukaan menjadi komplit. Pembukaan umumnya dimuli dari 3 sampai 4 cm hingga pembukaan 10 cm yaitu berlangsung selama 7 jam (Azrul,2008, hal;38).

  Pemeriksaan dalam sebaiknya di lakukan setiap 4 jam selama kala 1 persalinan dan selaput ketuban pecah. Beberapa hal yang harus menjadi perhatian pada pemeriksaan dalam adalah :

  a) Tentukan keadaan vulva dan uretra

  b) Nilai kondisi dinding vagina c) Tentukan kosistensi dan pendataran servik (termasuk kondisi jalan lahir) d) Mengukur besarnya pembukaan

  e) Menilai selaput ketuban, warna cairan amnion

  f) Menentukan presentasi dan seberapa jauh bagian terbawa telah melalui jalan lahir g) Menentukan denominator (petunjuk) (Sujiyatini dkk, 2011, hal;41) b. Kala II

  Kala II dimulai dari pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir sampai bayi lahir. Tanda dan gejala kala II yaitu sebagai berikut: 1) Ibu merasakan ingin meneran bersama terjadinya kontraksi. 2) Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan padarektum dan atau vagina. 3) Perineum menonjol. 4) Vulva-vagina dan sfingter ani membuka. 5) Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah kemajuan persalinan dalam kala II temuan berikut menunjukan kemajuan yang cukup baik pada persalinan kala II: 1) Penurunan yang teratur dari janin di jalan lahir 2) Dimulainya fase pengeluaran, 3) Temuan berikut menunjukan kemajuan yang kurang baik pada persalinan tahap kedua: a) Tidak turunnya janin di jalan lahir

  b) Gagalnya pengeluaran pada fase akhir Riwayat yang harus diperhatikan 1) Pernah bedah sesar (sectio cesarea) 2) Riwayat perdarahan berulang 3) Prematuritas atau tidak cukup bulan

  4) Ketuban pecah dini (ketuban pecah sebelum waktunya). 5) Pewarnaan mekonium cairan ketuban 6) Infeksi ante atau intrapartum 7) Hipertensi 8) Tinggi badan di bawag 140 (resiko panggul sempit) 9) Adanya gawat janin 10) Primipara dengan bagian terbawah masih tinggi 11) Malpresentasi atau malposisi 12) Tali pusat menumbung 13) Keadaan umum jelek atau syok 14) Inersia uteri atau fase laten memanjang 15) Partus lama

  c. Kala III Kala III persalinan disebut juga sebagai kala uri atau kala pengeluaran plasenta.

  1) Lahirnya placenta Lahirnya plasenta terjadi dalam dua tahap; pelepasan dari dinding uterus ke dalam segmen bawah rahim dan vagina, dan pengeluaran placenta yang sesungguhnya dari jalan lahir.

  Pelepasan placenta. Umumnya pelepasan placenta terjadi dalam 5 menit terakhir kala dua. Gejala-gejala yang menunjukan terjadinya pelepasan placenta meliputi :

  a) Keluarnya darah dari vagina

  b) Tali pusat di luar vagina bertambah panjang

  c) Fundus uteri di dalam abdomen meninggi pada saat placenta keluar dari uterus masuk kedalam vagina d) Uterus menjadi keras dan bulat. (Hakimi, 2010, hal; 121)

  2) Manajemen aktif kala tiga terdiri dari tiga langkah utama:

  a) Pemberian suntikan oksitosin dalam satu menit pertama setelah bayi lahir b) Melakukan penegangan tali pusat terkendali c) Massase fundus uteri 3) Keuntungan manajemen aktif kala tiga:

  a) Persalinan kala tiga yang lebih singkat

  b) Mengurangi jumlah kehilangan darah

  c) Mengurangi kejadian retensio plasenta (Azrul Azwar, 2008, hal;99) d. Kala IV

  Pada kala IV ini dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama postpartum. : (Sumarah,dkk.2008,hal:8) 1) Asuhan dan pemantauan kala IV setelah plasenta lahir:

  Lakukan rangsal taktil (massse) uterus untuk merangsang uterus agar berkontraksi dengan kuat 2) Evaluasi tingigi fundus dengan meletakan jari tangan anda secara melintang dengan pusat sebagai patokan 3) Memperkirakan kehilangan darah secara keseluruhan 4) Pemeriksa kemungkinan perdarahan dan robekan 5) Evaluasi keadaan umum ibu 6) Dokumenasi semua asuhan dan temuan selama persalinan kala empat di bagian belakang patograf segera setelah asuhan di berikan (Azrul,2008, hal;111).

3. Tiga faktor yang menentukan prognosis persalinan :

  a. Passage (jalan lahir) Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang padat, dasar panggul, vagina, dan introitus (lubang luar vagina).Meskipun jaringan lunak, khususnya lapisan-lapisan otot dasar panggul yang ikut menunjang keluarnya bayi, tetapi panggul ibu jauh lebih berpern dalam proses persalinan. Janin harus berhasil menyesuaikan dirinya terhadap jalan lahir yang relatif kaku. Oleh karena itu ukuran dan bentuk panggul harus di tentukan sebelum persalinan di mulai (Sumarah,2008, hal;23). b. Passenger (janin dan plasenta) Passanger atau janin bergerak sepanjang jalan lahir merupakan akibat interaksi beberapa factor, yakni ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap, dan posisi janin. Karena plasentajuga harus melewati jalan lahir, maka ia dianggap juga sebagai bagian dari passenger yang menyertai janin. Namun plasenta jarang menghambat proses persalinan pada kehamilan normal (Sumarah dkk, 2008, hal; 35).

  e. Power (kekuatan) Kekuatan terdiri dari kemampuan ibu melakukan kontraksi involuter secara bersamaan untuk mengeluarkan janin dan plasenta dari uterus.

  Kontraksi involunter disebut juga kekuatan primer, menandai di mulainya persalinan. Apabila serviks berdilatasi, usaha volunteer di mulai untuk mendorong yang disebut kekuatan sekunder, dimana kekuatan ini memperbesar kekuatan kontraksi involunter, persalinan kala II di tegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan lengkap atau kepala janin sudah tampak di vulva dengan diameter 5-6 cm (Sumarah dkk,2008, hal; 42-43).

4. Perubahan Fisiologis Ibu Bersalin

  a. Sifat kontraksi otot rahim Perubahan : Setelah kontraksi, otot rahim tidak berelaksasi kembali seperti keadaan sebelum kontraksi, tetapi menjadi sedikit lebih pendek walaupun tonusnya seperti sebelum kontraksi, yang disebut retraksi. Dengan retraksi, ukuran rongga rahim akan mengecil dan janin secara berlahan akan berangsur didorong kebawah dan tidak naik lagi ke atas setelah his hilang. Retraksi ini mengakibatkan makin tebal dengan majunya persalinan terutama setelah bayi lahir.

  b. Perubahan bentuk rahim Adanya kontrasi mengakibatkan sumbu panjang rahim bertambah panjang, sedangkan ukuran melintang maupun ukuran muka belakang berkurang. Pengaruh perubahan bentuk rahim yaitu ukuran melintang berkurang, rahim bertambah panjang. Hal ini merupakan salah satu sebab dari pembukaan serviks.Ligamentum rotundum Mengandung otot-otot polos dan jika uterus berkontraksi, otot-otot ini ikut berkontraksi sehingga ligamentum rotundum menjadi pendek.

  c. Perubahan pada serviks Agar janin dapat keluar dari rahim, maka perlu terjadi pembukaan dari serviks. Pembukaan serviks biasanya didahului oleh pendataran dari serviks. Pendataran dari serviks, Pemendekan dari canalis servicalis, yang semula berupa saluran yang panjang 1-2 cm menjadi suatu lubang dengan pinggir yang tipis. Pembukaan dari serviks. Pembesaran dari ostium externum yang pada awalnya hanya berupa suatu lubang dengan diameter beberapa milimeter menjadi lubang yang berdiameter kira-kira 10 cm, sehingga dapat dilalui janin (Endang, 2015, hal ; 125).

  Faktor yang menyebabkan pembukaan serviks: 1) Otot-otot serviks menarik pada pinggir ostium. 2) Waktu kontraksi semen bawah rahim dan serviks teregang oleh isi rahim terutama oleh air ketuban dan ini menyebabkan tarikan pada serviks. 3) Waktu kontraksi, bagian dari selaput yang terdapat diatas canalis ialah yang disebut ketuban. Perubahan pada vagina dan dasar panggul 4) Pada kala I, ketuban ikut meregangkan bagian atas vagina. 5) Setelah ketuban pecah, segala perubahan terutama pada dasar panggul ditimbulkan oleh bagian depan anak. Oleh bagian depan yang maju tersebut, dasar panggul teregang menjadi saluran dengan dinding-dinding yang tipis. Pada saat kepala sampai di vulva, lubang vulva menghadap ke depan atas. 6) Dari luar, peregangan oleh bagian depan tampak pada perineum yang menonjol dan menjadi tipis, sedangkan anus menjadi terbuka.

5. Teori kemungkinan terjadinya proses persalinan

  a. Teori keregangan Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertantu.

  Setelah melewati bata tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat di mulai. Contohnya, pada hamil ganda sering terjadi kontraksi setelah keregangan tertentu, sehingga menimbulkan proses persalinan.

  b. Teori penurunan progesteron Proses penuaan plasenta terjadi saat usia kehamilan 28 minggu, karena terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu. Produksi progesteron mengalami penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitif terhadap oksitosin. Akibat otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesteron tertentu.

  c. Teori oksitosin internal Oksitosin di keluarkan oleh kelenjar hipofisis pars posterior. Perubahan keeimbangan estrogen dan progesteron dapat mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi Braxton Hicks. Dengan menurunnya konsentrasi progesteron akibat tuanya kehamilan maka oksitosin dapat meningkatkan aktivitas, sehingga persalinan dapat mulai.

  d. Teori prostaglandin Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak usia kehamilan 15 minggu, yang di keluarkan oleh desidua. Pemberiaan prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi di keluarkan.Prostaglandin dianggap dapat merupakan pemicu terjadinya persalinan.

  e. Teori hipotalamus

  • – hipofisis dan glandula suprarenalis Teori ini menunjukan pada kehamilan dengan anensefalus sering terjadi kelambatan persalinan karna tidak terbentuk hipotalamus. Teori ini di kemukakan oleh linggin 1973.
Pemberian kartikosteroid dapat menyebabkan maturitas janin,induksi (mulainya) persalianan. Dari percobaan tersebut dapat di simpulkan ada hubungan antara hipotalamus-hipofisis dengan mulainya persalinan. Dari percobaan tersebut disimpulkan ada hubungan antara hipotalamus-hipofisis dengan mulainya persalinan. Glandula suprarenal merupakan pemicu terjadinya persalinan (Ida Ayu dkk, 2010, hal ; 168).

C. Nifas

  masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Pelayanan pascapersalinan harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, diteksi dini dan pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi, serta penyediaan pelayanan pemberian ASI, cara menjarangkan kehamilan, imunisasi, dan nutrisi bagi ibu. (Saifudin, 2010, hal; 356). Masa nifas di sebut juga masa post partum atau puerperium adalah masa atau waktu sejak bayi di lahirkan dan plasenta lepas keluar dari rahim, sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya kembali organ - organ yang berkaitan dengan kandungan, yang mengalami perubahan seperti perlukaan dan lain sebagainya berkaitan saat melahirkan. (Suherni, 2009, hal; 1) Dari pengertian diatas dapat di simpulkan bahwa nifas adalah masa dimana setelah ibu melahirkan sampai plaenta lahir, disertai dengan pulihnya organ- organ seperti sebelum hamil.

1. Perubahan fisiologis masa nifas :

  a. Perubahan Sistem Reproduksi Involusi adalah perubahan yang merupakan proses kembalinya alat kandungan atau uterus dan jalan lahir setelah bayi dilahirkan hingga mencapai keadaan sebelum hamil. b. Perubahan Sistem Pencernaan Pengosongan usus spontan terhambat 2-3 hari karena penurunan kontraksi otot, pembengkakan perineal yang disebabkan oleh epiotomi, luka dan hemoroid. Kerapkali diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal usus kembali normal. Meskipun kadar progesteron menurun setelah melahirkan, namun asupan makanan juga mengalami penurunan selama satu atau dua hari, gerak tubuh berkurang dan usus bagian bawah sering kosong jika sebelum melahirkan diberikan enema. Rasa sakit didaerah perineum dapat menghalangi keinginan ke belakang.

  c. Perubahan Sistem Perkemihan Fungsi ginjal normal dalam beberapa bulan setelah persalinan, diaforesis terjadi berlebihan pada malam hari pada hari ke 2-3 persalinan sebagai mekanisme untuk mengurangi tahan cairan pada kehamilan. Kontraksi kandung kemih sering kali pulih 5-7 hari persalinan dengan pengosongan kandung kemih yang adekuat.

  d. Perubahan Sistem Musculoskelatal/diastasis rectie abdominies Stabilitas secara sempurna terjadi pada 6-8 mg setelah persalinan sebagai upaya relaksasi yang disebabkan pembesaran uterus selama kehamilan (Lusiana, 2009, hal; 59).

  e. Perubahan Sistem Endoktrin Kadar estrogen menurun 10% dalam sekitar 3 jam post partum.

  Progesteron turun pada hari ke 3 post partum. Kadar prolaktin dalam darah berangsur-angsur hilang.

  f. Perubahan Tanda-tanda Vital 1) Tekanan Darah: Pada proses persalinan akan terjadi peningkatan sekitar 15 mmHg untuk sistole dan 10 mmHg untuk diastolr.

  Kemudian pasca salin akan kembali stabil dan normal. 2) Suhu: Setelah 12 pertama kelahiran umumnya suhu badan kembali normal 3) Nadi: 60

  • – 80 x menit < 100 x / menit abnormal,Terjadinya mobilisasi air ekstravaskuler yang disimpan selama wanita hamil.
Oleh karena itu syok hipovolemik tidak terjadi pada kehilangan darah normal. 4) Perubahan Sistem Hematologi: Selama minggu-minggu terakhir kehamilan kadar fibrinogen dan plasma serta faktor-faktor pembekuan darah meningkat. Pada hari pertama post partum kadar fibrinogen dan plasma akan sedikit menurun tetapi darah lebih mengental dengan peningkatan viskositas sehingga meningkatkan faktor pembeku darah. 5) Perubahan Peritonium dan Dinding Abdomen: Selama beberapa hari peritonium yang membungkus dibentuk menjadi lipatan dan kerutan. Ligamentum latum dan rotundum jauh lebih kendor sebagai akibat putusnya serat elastis kulit dan distensi rahim waktu hamil, dinding rahim lunak dan kendor untuk beberapa waktu, pemulihan dapat dilakukan dengan latihan kecuali striae. Tidak jarang uterus menjadi retrofleksi (Nova, 2009, hal; 71).

2. Kunjungan Masa Nifas

  Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir, dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi.

  a. Kunjungan I (6-8 jam setelah persalinan), tujuannya: 1) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri 2) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, dan rujuk bila perdarahan berlanjut 3) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri 4) Pemberian ASI awal 5) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir 6) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia b. Kunjungan II (6 hari setelah persalinan), tujannya: 1) Memastikan involusi uterus berjalan normal (uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau)

  2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal 3) Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat 4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memprlihatkan tanda-tanda penyulit 5) Memberikan konseling pda ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.

  c. Kunjungan III (2 minggu setelah persalinan), tujuannya sama dengan 6 hari setelah persalinan.

  d. Kunjungan IV (6 minggu setelah persalinan), tujuannya : 1) Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau bayi alami 2) Memberikan konseling untuk KB secara dini.

  (Saifuddin, 2009, hal ; 122-123)

D. Perawatan Bayi Baru Lahir

  Masa neonatal adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28 hari) sesudah kelahiran, neonatus dini adalah bayi berusia 0-7 hari, neonatus lanjut adalah bayi berusia 7-28 hari (Muslihatun, 2010). Jadi masa neonatus adalah bayi berumur 0 (baru lahir) sampai dengan usia 1 bulan sesudah lahir. Segera setelah bayi lahir ia harus di pegang dengan kepala dibawah untuk beberapa saat agar memudahkan drainage lendir. Cara terbaik memegang bayi adalah dengan meletakkan pada punggungnya di lengan bawah penolong ; satu kaku diapit diantara lengan atas dan badan penolonguntuk mencegah supaya bayi tidak terguling ; leher diantara jari ketiga dan ke empat ; bahu terletak pada telapak tangan ; dan kepala bayi di bawah tangan operator

1. Keuntungan cara ini adalah:

  a. bayi di pegang dengan aman dan tidak akan tergelincir di atas jari-jari

  b. kepala di pertahankan dalam keadaan extensi ringan, dengan demikian meluruskan tracea dan membantu drainage c. bayi dipegang dalam posisi yang mantap sehingga tracea dapat diurut kebawah, lendir dihisap dari mulut dan tenggorokan, dan prosedur lain yang diperlukan dapat di kerjakan tanpa bayinya bergoyang-goyang seperti kalau bayinya di pegang pada kedua mata kakinya (Oxorn, 2010, hal; 120)

  d. Penanganan bayi baru lahir

  2. Tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir, adalah:

  a. Membersihkan jalan nafas

  b. Memotong dan merawat tali pusat

  c. Mempertahankan suhu tubuh bayi

  d. Identifikasi

  e. Pencegahan infeksi (Saifuddin, 2009, h.133)

  3. Pemantauan bayi baru lahir

  Tujuannya untuk mengetahui aktifitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan.

  a. Hal-hal yang dinilai waktu pemantauan bayi pada jam pertama sesudah lahir: 1) Kemampuan menghisap kuat atau lemah. 2) Bayi tampak aktif atau lunglai. 3) Bayi kemerahan atau biru.

  b. Yang perlu dipantau pada bayi baru lahir: 1) Suhu badan dan lingkungan 2) Tanda-tanda vital 3) Berat badan 4) Mandi dan perawatan kulit 5) Pakaian

  6) Perawatan tali pusat

  c. Pemantauan tanda-tanda vital: 1) Suhu tubuh bayi diukur melalui dubur atau ketiak 2) Pada pernafasan normal, perut dan dada bergerak hampir bersamaan tanpa adanya retraksi, tanpa terdrngar suara waktu inspirasi maupun ekspirasi, gerak pernafasan 30-50 kali per menit

  3) Nadi dapat dipantau disemua titik-titik nadi perifer 4) Tekanan darah dipantau hanya ada indikasi

  (Saifuddin 2009, hh. 136-138)

4. Kunjungan ulang

  Menurut APN.2008.hal:137, mengatakan terdapat minimal tiga kali kunjungan ulang bayi baru lahir: a. Kunjungan I : pada usia 6-48 jam

  b. Kunjungan II : pada usia 3-7 hari

  c. Kunjungan III : pada usia 8-28 hari

5. Tanda-tanda bayi baru lahir normal

  Semua bayi baru lahir harus dinilai adanya tanda-tanda kegawatan atau kelainan menunjukan suatu penyakit. Tanda-tanda bayi baru lahir normal : 1) Berat badan : 2500-4000 gram 2) Panjang badan : 48-52 cm 3) Lingkar kepala : 33-35 cm 4) Llingkar dada : 30-38 cm 5) Denyut Jantung : 120-160 x/menit 6) Pernapasan : 40-60 x/menit 7) Kulit kemerahan dan licin karena jaringan dan adanya vernik caeosa 8) Rambut lanugo terlihat, rambut kepala biasanya sudah sempurna 9) Kuku agak panjang dan lepas 10) Genetalia : jika perempuan labia mayora telah menutupi labia minora, jika laki-laki testis sudah turun (Sondakh, 2013, h: 78).

Tabel 2.2 Reflek pada Bayi Baru Lahir Refleks Respons Normal Respons Abnormal

  Rooting dan mengisap Bayi baru lahir menolehkan kepala ke arah stimulus, membuka mulut, dan mulai mengisap bila pipi, bibir, atau sudut mulut bayi disentuh dengan jari atau puting.

  Respons yang lemah atau tidak ada respons terjadi pada prematuritas, penurunan atau cedera neurologis, atau depresi sistem saraf pusat (SSP)

  Menelan Bayi baru lahir menelan berkoordinasi dengan mengisap bila cairan ditaruh di belakang lidah Muntah, batuk, atau regurgitasi cairan dapat terjadi; kemungkinan berhubungan dengan sianosis sekunder karena prematuritas, defisit neurologis, atau cedera; terutama terlihat setelah laringoskopi. Ekstrusi Bayi baru lahir menjulur lidah keluar bila ujung lidah disentuh dengan jari atau puting.

  Ekstrusi lidah secara kontinu atau menjulur lidah yang berulang-ulang terjadi pada kelainan SSP dan kejang. Moro Ekstensi simetris bilateral dan abduksi seluruh ekstremitas, dengan ibu jari dan jari telunjuk membentuk huruf „c‟, diikuti dengan abduksi ekstremitas dan kembali ke fleksi relaks jika posisi bayi berubah tiba-tiba atau jika bayi diletakkan telentang pada permukaan yang datar.

  Respons asimetris terlihat pada cedera saraf perifer (pleksus brakialis) atau fraktur klavikula atau fraktur tulang panjang lengan atau kaki.

  Melangkah Bayi akan melangkah dengan satu kaki dan kemudian kaki lainnya dengan gerakan berjalan bila satu kaki disentuh pada permukaan rata

  Respons asimetris terlihat pada cedera saraf SSP atau perifer atau fraktur tulang panjang kaki. Merangkak Bayi akan berusaha untuk merangkak ke depan dengan kedua tangan dan kakibila diletakkan telungkup pada permukaan datar

  Respons asimetris terlihat pada cedera saraf SSP dan gangguan neurologis.

  Refleks Respons Normal Respons Abnormal Merangkak Bayi akan berusaha untuk merangkak ke depan dengan kedua tangan dan kakibila diletakkan telungkup pada permukaan datar

  Respons asimetris terlihat pada cedera saraf SSP dan gangguan neurologis.

  Tonik leher atau fencing Ekstremitas pada satu sisi di mana saat kepala ditolehkan akan ekstensi, dan ekstremitas yang berlawanan akan fleksi bila kepala bayi ditolehkan ke satu sisi selagi beristirahat.

  Respons persisten setelah bulan keempat dapat menandakan cedera neurologis. Respons menetap tampak pada cedera SSP dan gangguan neurologis. Terkejut Bayi melakukan abduksi dan fleksi seluruh ekstremitas dan dapat mulai menangis bila mendapat gerakan mendadak atau suara keras.

  Tidak adanya respons dapat menandakan defisit nauroogis atau cedera. Tidak adanya respons secara lengkap dan konsisten terhadpa bunyi keras dapat menandakan ketulian. Respons dapat menjadi tidak ada atau berkurang selama tidur malam. Ekstensi silang