BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. TINJAUAN TEORI A. Kehamilan 1. Pengertian Kehamilan - Nurlianti BAB II
BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. TINJAUAN TEORI A. Kehamilan
1. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah
fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan
ovum dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Dihitung dari
fertilisasi
hingga lahirnya bayi kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu (10 bulan atau 9 bulan) menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu (minggu ke-0 hingga minggu ke- 12), trimester kedua 15 minggu (minggu ke-1 3 hingga minggu ke- 27) dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga minggu ke-40) (Prawirohardjo, 2010 : 213). Kalau menurut (Manuaba, 2012 : h.75) Kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari : Ovulasi, migrasi, spermatozoa dan ovum. Konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi ( implantassi) pada uterus, pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterem.
Kehamilan normal berlangsung dalam waktu 40 minggu (10 bulan) dihitung saat hari pertama haid terakhir sampai lahirnya bayi. Da pat disimpulkan bahwa kehamilan adalah suatu proses penyatuan sel telur dan sperma yang berlangsung 40 minggu (Moctar R. 2012; H. 35)
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lama hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Dibagi menjadi 3 bagian ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan triwulan pertama (sebelum 14 minggu),
13 kehamilan triwulan kedua (antara 14-28 minggu), kehamilan triwulan ketiga (antara 28-36 minggu atau sesudah 36 minggu) (Mangkuji, 2012).
Dari pengertian diata s dapat disimpulkan sebagai suatu masa antara kehidupan sebelum memiliki anak yang didalamnya terjadi proses penyatuan sel telur dan sperma yang kemudian bernidasi pada uterus, normalnya berlangsung dalam waktu 40 minggu. Dibagi menjadi 3 trimester yaitu trimester pertama 1-14 minggu, trimester ke dua 18-28 minggu, trimester ke tiga 28-40 minggu.
2. Penyebab terjadi kehamilan
Menurut Manuaba (2012; h. 75-85) Peristiwa terjadi kehamilan yaitu :
a. Ovulasi Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem hormonal. Dengan pengaruh,
FSH, folikel primer mengalami
perubahan menjadi folikel de Graaf yang menuju kepermukaan ovum disertai pembentukan cairan
folikel. Selama pertumbuhan menjadi folikel de graaf, ovarium mengeluarkan hormon estrogen yang dapat
mempengaruhi gerak dari tuba yang makin mendekati ovarium, gerak sel rambut lumen tuba makin tinggi, sehingga
peristaltic tuba semakin
aktif, yang mengalir menuju uterus. Dengan pengaruh LH yang semakin besar dari fluktusi yang mendadak, terjadi proses pelapasan ovum yang disebut ovulasi. Ovum yang di akan dilepaskan ditangkap oleh fimbriae, dan ovum dan terus berjalan mengikuti tuba menuju uterus dalam bentuk pematangan yang siap untuk dibuahi. b. Konsepsi merupakan pertemuan antara inti ovum dengan inti spermatozoa yang nantinya akan membentuk zigot.
c. Nidasi atau Implantasi setelah terbentuknya zigot yang dalam beberapa jam telah mampu membelah dirinya mejadi dua dan seterusnya serta berjalan terus menuju uterus, hasil pembelahan sel memenuhi seluruh ruang dalam ovum, maka terjadilah proses penanaman
blastula yang di namakan
nidasi atau implantasi yang berlangsung pada hari ke 6 sampai 7 setelah konsepsi (Manuaba, 2012; h. 79) d. pembentukan plasenta terjadinya nidasi mendorong sel blastula mengadakan diferensisi. Sel yang dekat dengan ruangan
eksoselom membentuk kantung kuning
telur tersebut. Ruang amnion dengan cepat mendekati karionsehingga jaringan yang terdapat diantara amnion dan embrio padat dan berkembang menajadi talipusat. Vii korealis menghancurkan desidua samapi pembuluh darah vena mulai pada hari ke -10 sampai 11 setelah konsepsi sedangan arteri pada hari ke 14 sampai 15. Bagian desidua yang tidak di hancurkan akan membentuk plasta 15-20 kotiledon maternal, pada janin plasenta akan di bagi menjadi sekitar 200 kotiledon fetus dan setiap kotiledon fetus terus bercabnag dan mengembang ditengah aliran darah yang nantinya berfungsi untuk memberikan nutrisi dan pertumbuhan (Manuaba. 2012; h. 82-85).
3. Perubahan fisiologis selama kehamilan
merupakan kontraksi Rahim yang disebakan oleh perubahan konsentrasi hormonal yang menyebabkan progesterone mengalami penurunan (Manuaba. 2012; h. 85-88)
40 minggu Sumber: Manuaba, 2010, hal.100
Setinggi proseus xifoidus 36 minggu 2 jari (4 cm) dibawah prosesus xifoidus
½ pusat prosesus xifoidus 34 minggu
Setinggi pusat 22 minggu 1/3 diatas pusat 28 minggu
2/3 diatas simfisis 20 minggu
1/3 diatas simfisis 12 minggu ½ diatas simfisis pusat 16 minggu
Tabel 2.1 Perubahan TFU Sesuai Umur Kehamilan Tinggi fundus uterus Usia kehamilanMenurut Manuaba (2012; h. 85-88) Dengan terjadinya kehamilan, maka seluruh sistem genetalia wanita mengalami perubahan sedangkan plasenta dalam perkembangannya mengeluarkan
hormone
somatomamotropin, estrogen, dan progesterone yang menyebabkan
bentuk Rahim yang berbeda yang disebabkan oleh pertumbuhan yang cepat didaerah implantasi plasenta sedangkan
piskasex merupakan
pada isthmus uteri yang menyebabkan isthmus semakin lebih panjang dan lunak sehingga pada pemeriksaan dalam seolah-olah kedua jari dapat saling menyentuh. Tanda
ishmus ( tanda hegar) merupakan perubahan
lunak dan mengikuti pembesaran Rahim menjadi 1000 gram akhir kehamilan perlunakan
hipertrofi dan hyperplasia, sehingga otot Rahim menjadi lebih besar
a. Uterus Uterus yang semula beratnya 30 gram akan mengalami
perubahan pada:
Braxton hick b. Vagina Dalam vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena pengaruh estrogen sehingga tampak semakin merah dan kebiru biruan yang disebut dengan tanda
chadwicks (Manuaba, 2012; h. 92).
c. Ovarium (indung telur) Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada umur kehamilan 16 minggu (Manuaba. 2012; h. 92).
d. Payudara Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan memberikan ASI pada saat laktasi. Hormone yang mempengaruhi dalam laktasi yaitu hormone estrogen, progesterone, somatomammotropin (Manuaba. 2012; h. 92).
e. Sirkulasi Darah Ibu Pendarahanpada ibu hamil di pengeruhi oleh beberapa factor antara lain:
1) Meningkatnya kebutuhan sirkukasi darah sehingga dapat memenuhi kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan janin dalam Rahim. 2) Terjadinya hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi retro-plasenter 3) Pengaruh hormone estrogen dan progesterone makin meningkat
(Manuaba,2012; h. 92-93)
e. Perubahan psikologis dalam kehamilan
Secara umum, semua emosi yang dirasakan oleh wanita hamil cukup labil. Seorang wanita hamil sangat sensitif dan cenderung bereaksi berlebihan. mereka sangat takut akan kematian baik pada dirinya sendiri maupun pada bayinya. Cemas akan hal-hal yang tidak dipahami karena mereka merasa tidak dapat mengendalikan tubuhnya dan kehidupan yang mereka jalani sedang berada dalam suatu proses yang tidak dapat berubah kembali. Hal ini membuat sebagian besar wanita menjadi tergantung, dan selebihnya menjadi menuntut. selama kehamilan berlangsung, terdapat rangkaian proses psikologis khusus yang jelas, terkadang berkaitan erat dengan perubahan bilologis yang sedang terjadi. (Varney, 2007;hal.501) 1) Trimester pertama
Sering disebut sebagai periode penyesuaian. Penyesuaian yang dilakukan seorang wanita terhadap kenyataan bahwa ia sedang megandung. Fokus wanita adalah pada dirinya sendiri. tanggung jawab yang baru atau tambahan tanggungannya, kecemasan yang berhubungan dengan kemampuanya untuk menjadi seorang ibu. 2) Trimester kedua
Dikenal sebagai periode kesehatan yang baik, yakni ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala ketidaknyamanan yang normal dialami saat hamil. Lebih banyak bersosialisasi dengan wanita hamil lainnya, aktifitasnya berfokus pada kehamilan, mulai belajar cara merawat anak, mempersiapkan peran baru, mengalami kemajuan dalam hubungan seksual , telah mengalami perubahan dari seorang yang menuntut menjadi seorang yang mencari kasih sayang, dan semua faktor ini turut mempengaruhi peningkatan
libido (Varney,
2007;hal.503) 3) Trimester ketiga
Disebut periode penantian dengan penuh kewaspadaan . Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayi sebagai makhluk yang terpisah sehingga wanita menjadi tidak sabar menanti kehadiran sang bayi.Perhatian utama wanita hanya terfokus pada bayi yang akan segera dilahirkan. Wanita kembali merasakan ketidaknyamanan fisik menjelang akhir kehamilan. (Varney, 2007;hal 503-304)
Tabel 2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan JaninUsia Panjang Janin Ciri Khas Kehamilan 4 minggu 7,5-10 cm
Rudi Menter : hidung, telinga dan mata
8 Minggu 2,5 cm Kepala Fleksi ke dada Hidung, kuping dan jari terbentuk
12 MInggu 9 cm Kuping lebih jelas Kelopak mata terbentuk Genetalia eksterna terbentuk
16 Minggu 16-18 cm Genetalia jelas terbentuk Kulit merah tipis Uterus telah penuh, desidus parietalis dan kapsularis
20 Minggu 25 cm Kulit tebal dengan rambut lanugo
24 Minggu 30-32 cm Kelopak mata jelas, alis dan bulu tampak
28 Minggu 35 cm Berat badan 1000 gram Menyempurnakan janin
40 Minggu 50-55 cm Bayi cukup bulan Kulit berambut dengan baik Kulit kepala tumbuh baik Pusat penulangan pada fibia proksimal Sumber :Manuaba, 2010, hal. 89.
f. Ketidaknyamanan pada kehamilan
Menurut varney, (2007; h. 536-539) ketidaknyamanan umum selama kehamilan yaitu: 1) Trimester pertama
a) Nausea
Dengan atau tanpa disertai muntah-muntah,
Nausea lebih kerap
terjadi pada saat perut kosong sehingga biasanya lebih kerap terjadi dipagi hari. Penyebab morning sickness masih belum diketahui dengan pasti , tetapi sejumlah ide telah dikembangkan. Ide ini mencakup perubahan hormone selama kehamilan. Kadar gula darah yang rendah disebabkan oleh tidak makan sehingga mengakibatkan siklus yang tidak berujung pangkal. Lambung yang terlalu penuh paristaltik yang lambat dan factor lain emosi lainnya.
b) Plialisme Merupakan kondisi yang tidak lazim, yang dapat disebabkan oleh peningkatan keasaman didalam mulut atau peningkatan asupan zat peti, yang menstimulasi kelenjar saliva pada wanita yang rentan mengalami sekresi berlebihan.
c) Keletihan Salah satu dugaan adalah bahwa keletihan diakibatkan oleh penurunan drastis laju metabolisme dasar pada awal kehamilan, tetapi hal tersebut masih belum jelas dugaan lain yaitu bahwa peningkatan progesterone memiliki efek sehingga menyebabkan tidur.
d) Nyeuri punggung bagian atas Nyeri punggung bagian atas terjadi selama trimester pertama akibat peningkatan ukuran payudara yang membuat payudara semakin membesar dan terasa berat. e) Leukorea Leukoria adalah sekresi vagina dalam jumlah besar dengan konsistensi kental atau cair yang dimulai pada trimester pertama.
f) Peningkatan Frekuensi Berkemih Frekuensi berkemih selama trimester pertama terjadi akibat peningkatan berat pada fundus uterus. Peningkatan barat pada fundus uterus ini membuat istmus menjadi lunak (tanda hegar) menyebabkan antefleksi pada uterus yang membesar.
2) Trimester ke dua
a) Nyeuri uluh hati yaitu ketidaknyaman yang mulai tibul menjelang akhir trimester ke 2 dan bertahan pada trimester ke 3.
b) Konstipasi Konstipasi diduga terjadi akibat penurunan paristaltik yang disebabkan relaksi otot polos pada usus besar ketika terjadi peningkatan jumlah progesteron.
c) Hemoroid Hemoroid sering didahului oleh konstipasi. Oleh karena itu, semua penyebab konstipasi berpotensial menyebabkan hemoid.
d) Varises Varises vena lebih muda muncul pada wanita yang memiliki kecenderungan tersebut dalam keluarga atau juga memiliki factor predisposisi kongenital. 3) Trimester ketiga
a) Nokturia Peningkatan frekuensi berkemih pada trimester ketiga b) Insomnia Penyebabnya seperti kekhawatiran, kecemasan, terlalu gembira menyambut suatu acara untuk keesokan harinya.
c) Kram tungkai Kram kaki diperkirakan disebabkan oleh gangguan asupan kalsium yang tidak adekuat atau ketidakseimabangan resiko kalsium dan fosfor dalam tubuh.
g. Tanda gejala kehamilan
1) Menurut Manuaba (2014 h. 107) tanda mungkin hamil adalah :
a) Amenore (terlambat datang bulan). Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentukan folikel de Graff dan ovulasi. Dengan mengetahui hari pertama haid terakhir dengan perhitungan rumus Naegle, dapat ditentukan perkirakan persalinan.
b) Mual dan muntah Mual (nausea) dan muntah (emesis). Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran asam lambung yang berlebihan. Mual dan muntah terutama pada pagi hari disebut
morning sickness. Dalam batas yang fisiologis, keadaan ini dapat dibatasi. Akibat mual dan muntah, nafsu makan berkurang.
c) Ngidam Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang demikian disebut ngidam.
d) Syncope atau pingsan
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan syaraf pusat dan menimbulkan
syncope atau pingsan. Keadaan ini menghilang setelah usia kehamilan 16 minggu.
e) Payudara tegang Pengaruh estrogen, progesteron dan somatotropin menimbulkan deposit lemak, air dan garam pada payudara. Payudara membesar dan tegang. Ujung syaraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama.
f) Sering miksi atau Buang Air Kecil (BAK) Desakan rahim ke depan menyebabkan kendung kemih cepat terasa penuh dan sering BAK. Pada trimester kedua, gejala ini sudah menghilang.
g) Konstipasi atau obstipasi Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus, menyebabkan kesulitan untuk Buang Air Besar (BAB).
h) Pigmentasi kulit Keluarnya
Melanophore Stimulating Hormone (MSH) hipofisis
anterior menyebabkan pigmentasi kulit di sekitar pipi (kloasma gravidarum), pada dinding perut (strie livid, strie albikan, linea alba dan linea nigra) dan sekitar payudara (hiperpigmentasi areola payudara, puting susu makin menonjol) di sekitar pipi (kloasma garvidarum). i) Epulis Hipertrofi gusi yang disebut epulis, dapat terjadi bila hamil. j) Varises atau penampakkan pembuluh darah vena.
Karena pengaruh dari estrogen dan progesteron terjadi penampakkan pembuluh darah vena, terutama bagi mereka yang mempunyai bakat. Penampakkan pembuluh darah itu terjadi di sekitar genitalia eksterna, kaki dan betis dan payudara.
Penampakkan pembuluh darah ini dapat menghilang setelah persalinan 2) Tanda pasti hamil
Menurut Manuaba (2013; h. 127 ) tanda pasti hamil adalah :
a) Gerakan janin dalam Rahim Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh pemeriksa.
Gerakan janin baru dapat dirasakan pada usia kehamilan 20 minggu b) Denyut jantung janin
Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunakan alat
fetal electrocardiograf (misalnyadopler). Dengan stetoskop laenec, DJJ baru dapat usia kehamilan 18-20 minggu.
c) Bagian-bagian janin Bagian-bagian janin yaitu besar janin (kepala dan bokong) serta bagian kecil janin (lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada usia kehamilan lebih tua (trimester akhir) bagian janin ini dapat dilihat lebih sempurana lagi menggunakan USG d) Kerangka janin
Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG
h. Tanda Dan Bahaya dalam kehamilan
Merupakan abortus yang sedang mengancam yang ditandai serviks telah mendatar dab astium uteri telah membuka, akan tetapi hasil konsepsi masih dalam kavum uteri dan dalam proses pengeluaran.
Merupakan abortus yang sebagian hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri dan masih ada yang tertinggal.
(4) Abortus Inkompletus
kavum uteri pada kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.
abortus yang seluruh hasil konsepsi telah keluar dari
Merupakan
(3) Abortus Kompletus
1)
Abortus (Keguguran) Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi
Merupakan abortus tingkat permulaan dan merupakan ancaman terjadinya abortus, ditandai perdarahan pervaginam, ostium uteri masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik dalam kandungan.
(1) Abortus Iminens
Jenis-jenis abortus menurut Prawirohardjo (2010. Hal 467) yaitu :
mengeluarkan hasil pembuahan secara paksa sebelum janin mampu bertahan hidup, jika dilahirkan (Varney, 2007. Hal. 604).
Aborsi adalah suatu usaha mengahiri kehamilan dengan
sebelum janin dapat hidup di luar kandungan (Prawirohardjo, 2010. Hal 460).
(2) Abortus Insipiens
(5) Missed abortus.
Merupakan abortus yang ditandai dengan embrio atau fetus telah meninggal dalam kadungan sebelum kehamilan 20 minggu dan hasil konsepsi seluruhnya masih tertahan dalam kandungan.
(6) Abortus habitualis
Merupakan abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih berturut- turut 2) Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik merupakan suatu kehamilan yang pertumbuhan sel telur yang telah dibuahi tidak menempel pada dinding endometrium kavum uteri (Prawiohardjo, 2010. Hal 485). 3)
Anemia pada kehamilan
Merupakan
anemia karena kekurangan zat besi, dan merupakan jenis anemia yang pengobatannya relative mudah, bahkan murah.
Pada kehamilan relative terjadi anemia karena darah ibu hamil mengalami
hemodilusi (pengenceran) dengan peningkatan volume
30% sampai 40% yang puncaknya pada kehamilan 32 sampai 34 minggu. Pemeriksaan dan pengawasan Hb dilakukan dengan alat sahli yang dilakukan minimal dua kali selama kehamilan yaitu pda trimester I dan trimester III. Klasifikasi
anemia (Manuaba, 2010. Hal.
237) yaitu:
a) Tidak anemia : Hb 11 g%
b) Anemia ringan : Hb 9-10 g%
c) Anemia sedang : Hb 7-8 g%
d) Anemia berat : Hb <7 g%
4) Perdarahan Perdarahan pada kehamilan muda atau usia kehamilan dibawah 20 minggu, umumnya disebabkan oleh keguguran.
Penyebab lainnya antara lain karena kelainan kromosom yang ditemui pada spermatozoa ataupun ovum, pembesaran uterus yang diatas normal (
molahidatidosa), pembesaran uterus yang tidak sesuai
(lebih kecil) dari usia kehamilan, adanya massa di adneksa (KET) (Prawirohardjo, 2010; h. 282).
Perdarahan kehamilan lanjut atau di atas usia 20 minggu pada umumnya disebabkan oleh
plasenta previa. Perdarahan yang
terjadi sangat terkait dengan luasnya plasenta dan kondisi segmen bawah rahim yang menjadi tempat implasntasi plasenta tersebut (Prawirohardjo, 2010; h.282). Jenis perdarahan antepartum (Manuaba, 2010. Hal 248) yaitu :
a) Plasenta Previa Plasenta previa adalah plasenta dengan implantasi di sekitar
segmen bawah rahim, sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh ostrium uteri internum. Plasenta previa terjadi tanpa rasa sakit pada saat tidur atau sedang melakukan aktivitas. Jenis plasenta previa menurut Prawirohardjo (2010. Hal 495) :
(1) Plasenta previa totalis atau komplit adalah plasenta yang menutupi seluruh ostrium uteri internum.
(2)
Placenta previa parsialis adalah plasenta yang menutupi sebagian ostium uteri internum.
(3) Plasenta previa marginalis adalah plasenta yang tepinya berada pada pinggir ostium uteri internum.
(4) Plasenta letak rendah adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim demikian rupa sehingga tepi bawahnya berada pada jarak lebih kurang 2cm dari ostrium uteri internum.
b) Solusio Plasenta Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta sebelum waktunya
dengan implantasi normal pada kehamilan trimester tiga. Penyebab
solusio plasenta antara lain :
(1) Trauma langsung terhadaputerus hamil seperti, terjatuh terutama telungkup, tendangan) (2) Trauma kebidanan artinya solusio placenta terjadi karena tindakan kebidanan yang dilakukan seperti, setelah versi luar, setelah memecahkan ketuban, persalinan anak kedua hamil kembar.
5) Preeklamsia
Pada umumnya Ibu hamil dengan usia kehamilan di atas 20 minggu disertai dengan peningkatan tekanan darah di atas normal sering diasosiasikan dengan
preeclampsia. Data atau informasi awal
terkait dengan tekanan darah sebelum hamil akan sangat membantu petugas kesehatan untuk membedakan hipertensi kronis (yang sudah ada sebelumnya) dengan preeklampsia (Prawirohardjo, 2010; h.283). jenis-jenis preeklamsia :
a)
Preklamsia ringan
Tanda-tanda nya adalah : (1) Hipertensi sistolik/diastolic >140/90 mmHg. Kenaikan sistolik >30 mmHg dan kenaikan diastoliknya >15 mmHg.
(2) Proteinuria> 300 mg/24 jam atau> 1+ dipstick (3)
kualitatif (3) Oliguria, yaotu produksi urine kurang dari 500 cc/24 jam. (4) Kenaikan kadar keratinin plasma (5) Gangguan virus dan serebral : penurunan kesadaran, nyeri kepala, skotoma dan pandangan kabur.
(9) Perumbuhan janin intra uterine terhambat (10) Sindrom HELLP
(8) Gangguan fungsi hepar (kerusakan hepatoselular) : peningkatan kadar alanin dan aspartate aminotransferase.
Edema paru-paru dan sianosis
abdomen (7)
epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas
(6) Nyeri
Protein uria lebih 5 g/24jam atau 4+ dalam pemeriksaan
Edema local tidak dimasukan dalam criteria preeklamsia,
(2)
(1) Tekanan darah sistolik > 160 mmHg dan diastoliknya > 110 mmHg.
preeklamsi berat adalah :
Tanda
Preeklamsia berat
b)
kecuali edema pada lengan, muka dan perut, edema generalisata.
6) Ketuban Pecah Dini (KPD) Merupakan keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan. Ketuban pecah dini secara umum disebabkan oleh kontraksi uterus dan peregangan berulang. Selaput ketuban pecah karena pada daerah tertentu terjadi perubahan biokimia yang menyebabkan selaput ketuban inferior rapuh, bukan karena seluruh selaput ketuban rapuh (Prawirohardjo, 2010. Hal. 677).
7) Nyeri Hebat di daerah Abdominalpelvikum Bila hal tersebut diatas terjadi pada kehamilan trimester kedua atau ketiga dan disertai dengan riwayat diatas, maka diagnosisnya mengarah pada solusio plasenta, baik dari jenis yang disertai perdarahan maupun yang tersembunyi (Prawirohardjo, 2010; h.
283). Tanda-tanda nya :
a) Trauma Abdomen
b) Preeklamsia
c) Tinggi Fundus Uteri lebih besar dari usia kehamilan
d) Bagian-bagian janin sulit diraba
e) Uterus tegang dan nyeriJanin mati dalam rahim
i. Asuhan Antenatal Care
Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantuan rutin selama kehamilan (Prawirohardjo, 2010 : 278). Kalau menurut (Rukiyah, 2009: 2) antenatal care merupakan pelayanan yang diberikan pada ibu hamil untuk memantau, mendukung kesehatan ibu dan cara mendeteksi ibu apakah ibu hamil normal atau bermasalah.
1) Tujuan Antenatal Care Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang ibu dan tumbuh kembang bayi.
Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi. Mengenali secara dini ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan, termasuk riwayat secara umum, kebidanan dan perdarahan. Mempersiapkan persalinan yang cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin. Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
2) Kunjungan Antenatal Menurut Francichandra (2010), kebijakan program pelayanan asuhan antenatal harus sesua i standar yaitu “14 T” meliputi :
a) Tinggi badan dan timbang berat badan Bandingkan berat badan sebelum hamil, catat jumlah kg berat badan beberapa minggu sejak kunjungan terakhir, catat pola perkembangan berat badan. Pada pemeriksaan kehamilan pertama, perhatikan apakah berat badan ibu sesuai dengan tinggi badan ibu dan usia kehamilan. Berat badan ibu hamil bertambah 0,5 kg perminggu atau 6,5 kg sampai 16,5 kg selama kehamilan teori ini menurut Manuaba (2010 : 95). Bila peningkatan berat badan kurang dari 0,5 kg perminggu, perhatikan apakah ada malnutrisi. Awasi adanya pertumbuhan janin terhambat, insufis iensi plasenta, kemungkinan kelahiran prematur. Bila peningkatan berat badan lebih dari 0,5 kg perminggu, perhatikan adanya diabetes melitus, kehamilan ganda, hidramion dan makrosomia (Kusmiyati, 2010 : 32).
b) Tekanan darah Mengukur tekanan darah dilakukan pada saat pertama kali mencatat riwayat klien, sebagai data dasar. Pada saat setiap pemeriksaan antenatal. Selama persalinan. Pada kondisi klinis yang telah ditetapkan, misalnya syok dan perdarahan, serta gejala-gejala seperti sakit kepala, penglihatankabur dan proteinuria. Hipertensi akibat kehamilan. Bayi preterm atau bayi sakit. Transfusi darah. Selama dan setelah pembedahan.
c) Tinggi Fundus Uteri (TFU)
d) Pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan Dimulai dengan memberikan 1 tablet sehari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang. Setiap ibu hamil minimal mendapat 90 tablet selama kehamilannya. Setiap tablet besi mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat 0,5 mg (Kusmiyati, 2009 : 169).
e) Tetanus Toksoid (TT) Menurut Rukiyah (2009 : 7) bahwa imunisasi TT pertama diberikan pada usia kehamilan 16 minggu dan imunisasi TT kedua diberikan 4 minggu setelah TT pertama.
Tabel 2.3 Jadwal Pemberian Imunisasi TT Antigen Interval (selang waktu Lama % perlindungan minimal) perlindunganPada kunjungan - - TT1 antenatal pertama
TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun 80% 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95%
TT3 TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 95%
1 tahun setelah TT4 25 tahun/ seumur 99% TT 5
hidup Sumber : Kusmiyati (2009 : 169) f) Tes atau pemeriksaan hemoglobin (hb) Menurut teori Prawirohardjo (2011 : 281), kadar hb normal menurut WHO 11 gr% dan menurut Depkes 10 gr%.
g) Pemeriksaan
Veneral Diseases Research Laboratory (VDRL)
Tes laboratorium untuk mendeteksi penyakit menular seksual dan HIV/AIDS, sifilis.
h) Perawatan payudara (tekan pijat payudara) i) Pemeliharaan tingkat kebugaran (senam hamil) j) Temu wicara atau konseling
Mencakup tentang komunikasi, informasi dan edukasi yang dilakukan oleh bidan kepada ibu hamil yang bertujuan untuk memberikan pelayanan antenatal berkualitas untuk mendeteksi dini komplikasi kehamilan. k) Tes atau pemeriksaan urin protein l) Tes atau pemeriksaan urin reduksi m) Terapi iodium kapsul (khusus daerah endemik gondok) n) Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria
Table 2.4 Kunjungan Antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan (Kusmiyati,2009; h. 168-169)Kunjungan Waktu Kegiatan Trimester pertama Sebelum minggu ke-14 a. Membina hubungan saling percaya antara bidan dan ibu hamil
b. Mendeteksi masalah dan mengatasinya c. Memberitahukan hasil pemeriksaan dan usia kehamilan
d. Mengajari ibu cara mengatasi ketidaknyamanan e. Mengajarkan dan mendorong cara hidup sehat (gizi, latihan dan kebersihan dan istirahat
f. Mengenali tanda-tanda bahaya kehamilan g. Memberikan imunisasi tt tablet besi
h. Mendiskusikan mengenai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi kegawatdaruratan i. Menjadwalkan kujungan berikutnya j. Mendokumentasikan pemeriksaan dan asuhan
Trimester ke dua Sebelum minggu ke 28 Sama seperti diatas, di tambah
kewaspadaan khusus terhadap preeklamsia (tanda gejala, pantau tekanan darah, evaluasi edema, periksa untuk mengetahui proteinuriaTrimester ketiga Setelah 36 minggu Apabila ibu mengalami komplikasi diberikan pertolongan awal sesuai dengan masalah yang timbul rujuk serta konsultasikan kepada SpOG untuk tindakan lebih lanjut . j. Refokus Antenatal Care (ARBIE, 2013)
Membantu setiap ibu hamil dan keluarganya membuat perencanaan persalinan. Membantu setiap ibu hamil dan keluarganya mempersiapkan diri menghadapi komplikasi (deteksi dini, menentukan orang yang akan membuat keputusan dana kegawatdaruratan, komunikasi, transportasi, donor darah) pada setiap kunjungan. Melakukan skrining/penapisan kondisi-kondisi yang memerlukan persalinan rumah sakit (riwayat bedah sesar,
Intra Uterine Fetal Death (IUFD) dan sebagainya). Mendeteksi dan menangani
komplikasi (pre-eklampsia, perdarahan pervaginam, anemia berat, penyakit menular seksual, tuberkulosis, malaria dan sebagainnya). Mendeteksi kehamilan ganda setelah usia kehamilan 28 minggu dan letak/presentasi abnormal setelah 36 minggu. Memberikan imunisasi TT untuk mencegah kematian BBL karena tetanus.\ Memberikan suplementasi zat besi dan asam folat.
k. Standar Pelayanan Kehamilan
Menurut Soepardan (2008 : 119) standar pelayanan kehamilan meliputi : 1) Standar 3 : Identifikasi Ibu Hamil
Melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakaat secara berkala untuk penyuluhan dan motivasi ibu, suami, serta anggota keluarga lainnya agar mendorong dan membantu ibu untuk memeriksa kehamilannya sejak dini dan teratur.
2) Standar 4 : Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal, pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan janin berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal adanya kelainan pada kehamilan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, Penyakit Menular Seksual (PMS)/infeksi HIV memberikan pelayanan imunisasi, nasihat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas. Mereka harus mencatat data yang tepat yang pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuk untuk tindakan selanjutnya. 3) Standar 5 : Palpasi Abdominal
Bidan melakukan pemeriksaan abdomen secara seksama dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan, serta bila umur kehamilan bertambah memeriksa posisi, bagian terrendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.
4) Standar 6 : Pengelolaan Anemia pada Kehamilan Bidan melakukan tindakan pencegahan, identifikasi, penanganan dan atau rujukan untuk semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 5) Standar 7 : Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali tanda serta gejala pre-eklampsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya. 6) Standar 8 : Persiapan PersalinanMemberikan saran pada ibu hamil, suami dan keluarga untuk memastikan persiapan persalinan bersih dan aman, persiapan transportasi, biaya.Bidan sebaiknya melakukan kunjungan rumah
2. PERSALINAN
a. Pengetian Persalinan
Menurut Manuaba (2010; h. 164) persalianan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang telah cukup bulan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain dengan bantuan atau dengan kekuatan sendiri. Persaliana adalah suau proses membuka dan menipisnya serviks sehingga janin turun kedalam jalan lahir. (Saefudin, A 2009; h. 100).
Persalinan adalah rangkaian proses pengeluaran hasil konsepsi cukup bulan yang dimulai dari membuka dan menipisnya serviks melalui jalan lain dengan bantuan maupun tenagaibu sendiri .
Dari pengertia diatas dapat disimpulkan bahwa persalinan merupakan proses keluarnya hasil konsepsi dari jalan lahir atau jalan lain yang akan diakhiri dengan lahirnya plasenta.
b. Macam-macam Persalinan
Beberapa istilah yang berhubungan dngan persalinan menurut (Mochtar, 2012; h.69) 1) Menurut cara persalinan
a) Persalinan spontan Bila persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri melalui jalan lahir ibu.
b) Persalinan Buatan Bila persalinan dibantu tenaga dari luar, contohnya persalinan dengan ekstraksi vakum, forceps, atau dilakukan operasi section caesaria
c) Persalinan anjuran Persalianan yang tidak dimulai dengan sendirinya tetapi berlangsung setelah pemecahan ketuban (amniotomi) pembarian Pitocin atau zprostaglandin. 2) Menurut umur kehamilan
a)
Abortus( keguguran) yaitu terhentinya kehamilan sebelum janin
dapat hidup (
viable) dan berat badan janin dibawah 1000 gram atau kehamilan dibawah 28 minggu.
b)
Partus prematurus adalah persalinan (pengeluaran) hasil konsepsi
pada kehamilan 28-36 minggu, janin dapat hidup tetapi premature, berat badan janin antara 1000-2500 garam c)
Partus maturus atau aterm (cukup bulan) adalah partus pada
kehamilan 37-40 minggu, janin matur, berat badan diatas 2500 gram d) Partus postmaturus (serotinus) adalah persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih setelah waktu partus yang ditaksir, janin disebut
posrmatur.
e)
Partus presipitatus adalah partus yang berlangsung sangat cepat mungkin dkamar mandi, diatas bacak, dan sebagainya.
f)
Partus percobaan adalah suatu penilaian kemajuan persalinan
untuk memperoleh bukti tentang ada atau tidaknya
disporsisefalopelvik
c. Tanda Mulainya Persalinan
Terdapat beberapa teori yang berkaitan dengan mulai terjadinya kekuatan his sehingga menjadi awal mula terjadinya proses persalinan, walaupun hingga kini belum dapat diketahui dengan pasti penyebab terjadinya persalinan. (jenny J. S. Sondakh, M.Clin.Mid. halm:2)
1) tahap penurunan progesteron Kadar hormon progesteron akan mulai menurun pada kira-kira 1-2 minggu sebelum persalinan dimulai. (Prawiroharjo 2007:181) a) Teori keregangan
Ukuran uterus yang makin membesar dan mengalami penegangan akan mengakibatkan otot-otot uterus mengalami iskemia sehingga mungkin dapat menjadi faktor yang dapat mengganggu sirkulasi uteroplasenta yang pada akhirnya membuat plasenta mengalami degenerasi.
b) Teori oksitosin interna Hipofisis posterior menghasilkan hormon oksitosin. Adanya perubahan keseimbangan antara estrogen dan progesteron dapat mengubah tingkat sensiviitas otot rahim dan akan mengakibatkan terjadinya kontraksi uterus yang disebut
braxton hicks.
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi jalanya proses persalinan adalah penumpang (passenger), jalan lahir (passage), kekuatan (power), posisi ibu (positioning), dan respons psikologis (psychology response). (Jenny J. S. Sondakh,M.Clin.mid. halm:4) 1) penumpang (passengger)
Penumpang dalam persalinan adalah janin dan plasenta. Hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai janin adalah ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap, dan posisi janin, sedangkan yang perlu diperhatikan pada plasenta adalah letak, besar, dan luasnya.
2) jalan lahir (passage) Jalan lahir terbagi atas dua, yaitu jalan lahir keras dan jalan lahir lunak. Hal-hal yang perlu diperhatikan dari jalan lahir keras adalah ukuran dan bentuk tulang panggul, sedangkan yang perlu diperhatikan pada jalan lahir lunak adalah segmen bawah uterus yang dapat meregang, serviks, otot dasar panggul, vagina, dan introitus vagina. 3) kekuatan (power)
Faktor kekuatan dalam persalinan dibagi atas dua yaitu:
a) Kekuatan primer (kontraksi involunter) Kontraksi berasal dari segmen atas uterus yang menebal dan dihantarkan ke uterus bawah dalam bentuk gelombang.
b) Kekuatan sekunder (kontraksi volunter) Pada kekuatan ini,otot-otot diafragma dan abdomen ibu berkontraksi dan mendorong keluar isi ke jalan lahir sehingga menimbulkan tekanan inraabdomen.
4) posisi ibu (positioning) Posisi ini dapat mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi persalinan.
Perubahan posisi yang diberikan pada ibu bertujuan untuk menghilangkan rasa letih, memberi rasa nyaman, dan memperbaiki sirkulasi. 5) respon psikologi (psychology response)
Respons psikologi ibu dapat dipengaruhi oleh:
a) Dukungan ayah bayi/pasangan selama proses persalinan
b) Dukungan kakek-nenek (saudara dekat) selama persalinan c) Saudara kandung bayi selama persalinan.
d. Tanda-tanda Persalinan
1) Tanda tanda permulaan persalinan yaitu : Menurut Mochtar, R (2012; h. 70) tanda-tanda permulaan persalinan:
a)
Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu
atas panggul
b) Perut kelihatan lebih melebar,
fundus uteri turun
c) Sering buang air kecil atau sulit berkemih (
polaksuria) karena kandung
kemih tertekan oleh bagian terbawah janin
d) Perasaa nyeri diperut dan di pinggang karena adanya kontraksi- kontraksi lemah
uterus, kadang-
kadang disebut “false labor pains”
e)
Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, sekresinya bertambah dan
kadang bercampur darah (
boody show)
e. Tanda-tanda inpartu
Menurut (Mochtar R, 2012; h. 70) 1) Rasa nyeri oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering,dan teratur
2) Keluar lender bercampur darah yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks 3) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya 4) Pada pemeriksaan dalam. Serviks mendatar dan telah terdapat pembukaan.
f. Mekanisme Persalianan
Menurut Holmes, D dan Baker. (2011; h. 244) terdapat tiga factor penting dalam persalinan yaitu: kekuatan yang ada pada ibu seperti kekuatan His dan kekuatan mengejan, keadaan jalan lahir, dan factor janin. Sedangkan mekanisme persalinan dimulai dari masuknya kepala melintasi pintu atas panggul, jika kepala janin masih dapat dipalpasi lebih dari dua perlimaan diabdoment maka belum terjadinya
engagement. Selama kala satu
persalinan, kontraksi dan reaksi otot uterus memberikan tekanan pada janin untuk turun, proses ini dipercepat dengan pecahnya ketuban dan upaya ibu untuk mengenjan sehingga menyebabkan kepala mengadakan
fleksi didalam rongga panggul.
Kepala yang sedang turun menemui
diagfragma pelvis yang berjalan
dari belakang atas dan dibawah depan. Akibat kombinasi elastisitas diagfragma
pelvis dan tekanan intra uterin disebabka oleh his yang berulang-
ulang, maka kepala mengadakan
rotasi yang disebut putaran paksi dalam
dengan suboksiput sebagai
hipomoklion, kepala mengadakan gerakan
defleksi untuk dapat dilahirkan. Pada setiap His vulva lebih membuka dan
kepala janin semakin terlihat, perineum menjadi semakin lebar dan tipis, anus membuka dinding
rectum. Dengan kekuatan His bersama dengan kekuatan mengejan ibu, berturut-turut tampak bregma, dahi, muka, dan akhirnya dagu terlahir. Setelah kepa la lahir makan kepala melakukan
rotasi yang disebut
putaran
paksi luar untuk menyesuaikan kedudukan kepala dan punggung bayi
(Prawiroharjdo,2010; h. 310)
g. Tahapan Persalinan
Tahapan dari persalinan terdiri atas kala 1 (kala pembukaan), kala II (kala pengeluaran janin), kala III (pelepasan plasenta), dan kala IV (kala pengawasan/ observasi/ pemulihan). (Jenny J.S.Sondakh, M.Clin.Mid:halm:5) 1) kala I (Kala pembukaan) kala I dimulai dari saat persalinan mulai(pembukaan nol) sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini terbagi dalam 2 fase, yaitu:
a) Fase laten
: berlangsung selama 8 jam, serviks membuka sampai 3 cm.
b) Fase aktif
: berlangsung selama 7 jam, serviks membuka dari 4 cm
sampai 10 cm, kontraksi lebih kuat dan sering, dibagi menjadi 3 fase: (1) Fase akselerasi: dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.
(2) Fase dilatasi maksimal: dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat dari 4 cm menjadi 9 cm.
(3) Fase deselerasi: pembukaan menjadi lambat sekali, dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap.
Rencana asuhana persalinan pada kala I menurut (Jenny J. S. Sondakh,M.Clin.Mid:2013.halm:114) ada beberapa rencana tindakan dalam asuhan kala I dapat dilihat pada penjelasan dibawah ini a) Mempersiapkan ruangan untuk persalinan dan kelahiran bayi b) Persiapan perlengkapan, bahan-bahan, dan obat-obatan yang diperlukan c) Persiapan rujukan
d) Memberikan asuhan sayang ibu
e) Pengurangan rasa sakit Menurut varney, pendekatan untuk mengurangi rasa sakit dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut: a) Menghadirkan seseorang yang dapat memberikan dukungan selama persalinan (suami, orangtua).
b) Pengaturan posisi: duduk atau setengah duduk, merangkak, berjongkok, berdiri, atau berbaring miring kekiri.
c) Relaksasi pernafasan
d) Istirahat dan privasi
e) Penjelasan mengenai proses/kemajuan persalinan/prosedur yang akan dilakukan.
f) Asuhan diri.
g) Sentuhan.
(1) Dukungan emosional (2) Mengatur posisi (3) Pemberian cairan dan nutrisi (4) Kebutuhan psikologis (5) Kamar mandi
Sebelum proses perssalinan dimulai, sebaiknya anjurkan ibu untuk mengkosongkan kandung kemihna secara rutin secara persalinan.
a) Pencegahan infeksi b) Persiapan persalinan. 2) kala II (Kala pengeluaran janin) gejala utama kala II adalah sebagai berikut: a) His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit, dengan durasi 50 sampai 100 detik b) Menjelang akhir kala I, ketuban pecah yang ditandai dengan pengeluaran cairan secara mendadak.
c) Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti keinginan mengejan akibat tertekanya pleksus frankenhauser.
d) kedua kekuatan his dan mengejan lebih mendorong kepala bayi sehingga terjadi: (1) Kepala membuka pintu (2) Subocciput bertindak sebagai hipomoglion, kemudian secara berturut turut lahir ubun-ubun besar, dahi, hidung dan muka, serta kepala seliruhnya.
e) Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putar paksi luar, yaitu penyesuaian kepala dan punggung.