BAB II TINJAUAN TEORI A. Kehamilan - Sabilla Latifa BAB II
BAB II TINJAUAN TEORI A. Kehamilan
1. Definisi kehamilan Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari sprematozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung selama 40 minggu atau 10 bulan. Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester, dimana trimester pertama berlangsung dalam 12 minggu. Trimester kedua 15 minggu (dari minggu ke 13 hingga 27), dan trimester ketiga 13 minggu (dari minggu ke 28 hingga ke 40) (Prawiroharjo, 2014. h; 213).
2. Tanda
- – Tanda Kehamilan Untuk memastikan diagnosa suatu kehamilan, dibawah ini penilaian terhadap beberapa tanda dan gejala kehamilan:
a. Tanda dugaan kehamilan 1) Amenorea (terlambat datang bulan)
Kontrasepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de graff dan ovalui. Dengan mengetahui hari pertama haid terakhir dengan perhitungan rumus naegle, dapat ditentukan perkiraan persalinan (Manuaba, 2010.h;107).
10
2) Mual muntah (emesis) Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran asam lambung yang berlebihan.Mual dan muntah terutama pada pagi hari disebut morning sicknesa(SICKNESS), Dalam batas yang fisiologis, keadaan ini dapat diatasi. Akibat mual dan muntah, nafsu makan berkurang (Manuaba,2010; h.107)
3) Ngidam Wanita hamil sering mengiginkan makanan tertentu, keinginan yang demikian disebut ngidam (Manuaba,2010; h.107).
4) Sinkope atau pingsan Terjadinya gangguan sirkulasi kedaerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan sinkop atau pingsan. Keadaan ini menghilang setelah usia kehamilan 16 minggu (Manuaba,2010; h.107).
5) Payudara tegang Pengaruh Estrogen-progesteron dan somatomamotrofin, menimbulkan deposit lemak, air, dan garam pada payudara.
Payudara membesar dan tegang.Ujung saraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama (Manuaba, 2010; h.107). 6) Sering miksi
Desakan rahim ke dalam menyebabkan kadung kemih cepat penuh dan sering miksi. Pada triwulan kedua gejala ini sudah menghilang (Manuaba, 2010; h.107).
7) Kontsipasi atau obstipasi, pengaruh progesteron dapat menghambat peristatik usus, menyebabkan kesulitan untuk buang air besar (Manuaba, 2010; h.107). 8) Pigmentasi kulit, terdapat pembesaran payudara, disertai dengan hyperpigmentasi puting susu dan aerora. Mamae menjadi tegang dan membesar , keadaan ini disebabkan pengaruh etrogen dan progesteron yang merangsang duktuli dan alveoli di mammae, glandula montrgomeri tampak lebih jelas, pada wajah adanya melanophore stimulating harmore hipofisis anterior menyebabkan pigmentasi kulit dinding perut terdapat striae lipid atau albican dan alba menjadi nigra. Pada pipi, hidung, dan dahi kadang tampak pigmen yang berlebihan dikenal sebagai kloasma gravidarum (Manuaba,2010 ;h.107 - 108).
9) Epulis, hipertrofi gusi disebut epulis,dapat terjadi bila hamil (Manuaba,2010. h;108).
10) Varises atau penampakan pembuluh darah vena karena pengaruh dari estrogen dan progesteron terjadi penampakan pembuluh darah vena. Terutama bagi mereka yang mempunyai bakat, penampakan pembuluh darah itu terjadi disekitar genitalia eksterna, kaki dan betis, dan payudara. Penampakan pembuluh darah ini dapat menghilang setelah persalinan (Manuaba, 2010; h.108).
b. Tanda Tidak Pasti Kehamilan 1) Pembesaran perut terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan keempat kehamilan (Manuaba,2010; h.108).
2) Tanda hegar, adalah pelunakan dan dapat ditekanya isthimus uteri (Manuaba,2010; h.108).
3) Tanda goodel, adalah pelunakan serviks, pada wanita yang tidak hamil serviks seperti ujung hidung, sedangkan pada wanita hamil melunak seperti bibir (Manuaba,2010; h.108). 4) Tanda chadwick, adalah perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa vagina termasuk juga porsio dan serviks
(Manuaba,2010; h.108). 5) Tanda piscaseck, merupakan pembesaran uterus yang tidak simetris, terjadi karena ovum berimplamantasi pada daerah dekat dengan komu sehingga daerah tersebut berkembang lebih dulu(Manuaba,2010;h.108).
6) Kontraksi braxton hicks, merupakan peregangan sel-sel otot uterus, akibat meningkatnya actomycin didalam otot uterus. Kontraksi ini tidak menimbulkan nyeri, biasanya timbul pada kehamilan delapan minggu tetapi baru dapat diamati dari pemeriksaan abdomen pada trimester ketiga, kontraksi ini akan terus meningkat frekuensinya, lamanya dan kekuatannya mendekati persalinan (Manuaba,2010; h.107). 7) Teraba ballotement, ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa. Hal ini haru ada pada pemeriksaan kehamilan karena terabaan bagian seperti bantuk janin saja tidak cukup karena bisa saja itu merupakan nyoma uteri (Manuaba,2010; h.108).
8) Pemeriksaan tes biologis kehamilan, pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi adanya HCG yang diproduksi oleh sinsiotropoblastik sel selama kehamilan. Hormon ini dapat mulai dideteksi pada 26 hari setelah konsepsi dan meningkat dengan cepat pada hari ke 30-60 (Manuaba,2010; h.108).
c. Tanda Pasti Kehamilan 1) Gerakan janin dalam rahim 2) Terlihat/teraba gerakan janin dan teraba bagian-bagian janin.
3) Denyut jantung janin, didengar dengan stetoskop laenec, alat kardio tokografi, alat doppler, dilihat dengan ultrasonografi. Pemeriksaan dengan alat canggih, yaitu rontgen untuk melihat kerangka janin, ultrasonografi (Manuaba,2010; h.109).
3. Ketidaknyamanan Pada Kehamilan Dijelaskan oleh Mandang (2016;h.156-176) dalam buku asuhan kebidanan kehamilan a. Trimester I
1) Mual pada pagi hari 2) Pembesaran payudara pada masa kehamilan
Payudara akan membesar dan mengencang saat kehamilan, karena terjadi peningkatan hormone kehamilan yang menimbulkan pelebaran pembuluh darah dan untuk mempersiapkan pemberian nutrisi pada jaringan payidara sebagai persiapan menyusui setelah msa kehamilan.
3) Konstipasi (susah buang air besar) 4) Pusing-pusing atau pingsan 5) Rasa lelah yang luar biasa
Untuk membawa oksigen dan nutrisi ke janin, tubuh memproduksi lebih banyak sel darah dan jantung bekerja lebih keras dan lebih cepat. Terjadinya perbuhan ini pada masa awal kehamilan menyebabkan terjadinya peningkatan kebutuhan dalam system sirkulasi tubuh.Pada saat ini, juga memproduksilebih banyak progesterone, yang cenderung membuat mengantuk.Hal ini mungkin yang memicu terjadinya rasa lelah yang luar biasa pada masa awal kehamilan.
6) Perih di ulu hati Konstipasi, banyaknya gas dan panas di uluhati, semuanya adalah efek dari lambannya proses pencernaan, yang disebabkan oleh hormone kehamilan. Saat kehamilan berlanjut, factor kedua membesarnya rahim, yang dapat mendorong usus keluar dari posisi normal,bias menjadi penyebab terjadinya rasa perih di ulu hati. 7) Pusing saat kehamilan
Pusing akan sering dialami pada awal kehamilankarena adanya peningkatan tuntutan darahke tubuh sehinggaketika berubah posisi dari tidur atau duduk ke posisi berdiri secara tiba-tiba system sirkulasi darah merasa sulit untuk beradaptasi.
8) Meludah saat kehamilan 9) Kram perut waktu hamil
Hal ini sering tejadi karena adanya perubahan hormonal hamil/kehamilan dan juga karena adanya perumbuhan dan pembesaran dari rahim di mana otot dan ligament merenggang untuk menyokong rahim.
10) Peningkatan cairan vagina waktu hamil Peningkatan caira vagina Selama hamil/ kehamilan adalah normal karena adanya perubahan hormonal selama kehamilan.Cairan vagina selama hamil berwarna putih atau kuning muda, cair, kadang agak lengket dan tidak berbau. Cairan ini akan meningkat bertambahnya usia hamil/kehamilan dan mendekati persalinan akan lebih cair.
11) Perubahan emosional waktu hamil Kehamilan akan memengaruhi emosi ibu hamil sehingga menyebabkanemosi tak stabil saat hamil dapat merasa tiba-tiba sangat sedih, bahkan menangis, dan mudah marah,karena adanya perubahan hormone dan juga rasa tanggung jawab baru sebagai calon ibu. 12) Peningkatan berat badan saat hamil
b. Trimester II 1) Perut semakin membesar waktu hamil 2) Sendawa dan buang angin waktu kehamilan
Sendawa dan buang angina ini sering terjadi karena adanya peregangan usus selama hamil sehingga ibu merasa kembung dan tak nyaman. 3) Rasa panas di perut saat hamil
Rasa panas di perut saat hamiladalah keluhan yang paling sering selama hamil, karena meningkatnya tekanan akibat rahim yang membesar, dan juga perngaruh hormonal yang menyebabkan rileksasi otot saluran cerna sehingga mendorong asam lambung kearah atas. 4) Pelupa waktu hamil 5) Pertumbuhan rambut dan kuku waktu
Perubahan hormonal saat kehamilan juga menyebabkan kuku bertumbuh lebih cepat dan rambut tumbuh lebih banyak dan kadang di tempat yang tidak diingkan, seperti di wajah atau perut. 6) Sakit di perut bagian bawah saat hamil 7) Pusing saat kehamilan
Pusing menjadi keluhan yang sering terjadi selama kehamilan trimester kedua ini, karena ketika rahim membesar akan menekan pembuluh darah besar sehingga menyebakan tekanan darah menurun. Apabila berlebihan aatau pusing yang berlanjut maka segara ke fasilitas kesehatan terdekat.
8) Mendengkur saat kehamilan Perubahan hormonal juga menyebabkan pembengkakan membran mukosa yang menyebabkan hidung terasa tersumbat dan mendengkur saat tertidur. 9) Hidung dan gusi berdarah saat kehamilan
Perbuhan hormonal dan peningkatan aliran darah keseluruh tubuh termasuk ke daerah hidung dan gusi selama hamil akan menyebabkan jaringan disekitarnya menjadi lebih lembut dan luinak akibatnya, hidung dan gusi biosa berdarah ketika menyikat gigi.
Keluhan ini akan hilang setelah melahirkan. 10) Perubahan kulit saat hamil 11) Payudara semakin membesar 12) Sedikit pembengkakan saat kehamilan 13) Merasakan gerakan bayi saat kehamilan 14) Perubahan suasana hati 15) Infeksi vagina dan keluarnya cairan dari vagina 16) Sakit kepala 17) Rasa sakit pada daerah punggung 18) Infeksi saluran kemih 19) Sesak nafas
c. Trimester III 1) Sakit bagian belakang 2) Konstipasi 3) Pernafasan
4) Sering buang air kecil 5) Masalah tidur 6) Varises 7) Kontraksi perut 8) bengkak 9) kram pada kaki 10) gatal-gatal 11) suhu badan meningkat 12) sulit tidur 13) gusi berdarah
4. Perubahan Fisiologis Pada Kehamilan Dengan terjadinya kehamilan maka seluruh sistem genitalia wanita mengalami perubahan yang mendasar sehingga dapat menunjang perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim. Plasenta dalam perkembangannya mengeluarkan hormon somatomamotropin, estrogen, dan progestron yang menyebabkan perubahan pada bagian-bagian tubuh seperti: a. Uterus
Selama kehamilan uterus akan beradaptasiuntuk menerima dan melindungi hasil kontrasepsi (janin, plasenta, amnion) sampai peralinan.
Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar dengan cepat selama kehamilan dan pulih kembali seperti keadaan semula dalam beberapa minggu setelah persalinan(Prawirohardjo,2009;h.175). Perubahan pada isthmus uteri
hegar. Hubungan antara besarnya rahim dan usia
menyebab isthmus menjadi lebih panjang dan lunak sehingga pada pemeriksaan dalam seolah-olah kedua jari dapat saling sentuh.Perlunaka isthmus disebut tanda
kehamilan penting untuk diketahui karena kemungkinan penyimpangan kehamilan seperti hamil kembar, hamil mola hidatidosa, hamil dengan hidramnion yang akan teraba lebih besar. Sebagai gambaran dapat ditemukakan sebagai berikut: 1) pada usia kehamilan 16 minggu, kavum uteri seluruhnya diisi oleh amnion, di mana desidua kapsularis dan desidua parientalis telah menjadi satu. Tinggi rahim adalah setengah darak jarak simfisisdan pusat. Plasenta telah terbentuk seluruhnya.
2) Pada usia kehamilan 10 minggu, fundus rahim terletak dua jari dibawah pusat sedangkan pada usia 24 minggu tepat di tepi atas pusat. 3) Pada usia kehamilan 28 minggu, tinggi fundus uteri sekitar 3 jari di atas pusat pusat atau sepertiga jarak antara pusat dan prosesus xifoideus. 4) Pada usia kehamilan 32 minggu,tinggi fundus uteriadalah setengah jarak prosesus xifoideus dan pusat (Manuaba, 2010; h.87
- – 88). 5) Pada usia kehamilan 36 minggu tinggi fundus uteri sekitar satu jari di bawah prosesus xifoideus, dan kepala bayi belum masuk pintu atas pinggul.
6) Pada usia kehamilan 40 minggu fundus uteri turun setinggi tiga jari di bawah prosesus xifiodeus, oleh karena saat ini kepala janin telah masuk pintu panggul (Manuaba, 2010; h.87-88).
b. Vagina Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena pengaruh estrogen sehingga tampak makin berwarna merah kebiru- biruan (tanda chadwicks). (Manuaba,2010; hal.92).
c. Kulit Pada kulit perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan, kusam, dan kadang-kadang juga mengenai daerah payudara dan paha dikenal dengan nam striae gravidarum. Kulit digaris pertengahan perutnya (linea alba) akan berubah menjadi hitam kecoklatan yang disebut dengan linea nigra. Kadang-kadang akan muncul dalam ukuran bervariasi pada wajah dan leher yang disebut chloasma gravidarum. Selain itu, pada aerola dan daerah genetalia juga terlihat pigmentasi berlebihan (Prawirohardjo, 2010; h.179).
d. Ovarium Proses ovalasi selama kehamilan akan berhenti dan pematangan folkel baru juga ditunda. Hanya sau kospus luteum yang dapat ditemukan di ovarium. Folkel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan dan setelah itu akan berperan sebagai progesteron dalam jumlah yang relatif minimal (Prawirohardjo,2009; h.178). e. Payudara Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan memberi ASI ada saat laktasi. Perkembangan payudara tidak dapat dilepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan, yaitu esterogen,progesteron, dan somatomamotrofin (Manuaba,2010; h.92).
f. Perubahan Metabolik Sebagian besar penambahan berat badan selama kehamilan berasal dari uterus dan isinya.Kemudian payudara, volume darah, dan cairan ekstraseluler. Diperkirakan selama kehamilanberat badan akan bertambah 12,5 kg. peningkatan jumlah cairan selama kehamilan adalah suatu hal yang fisiologis. Hal ini disebabkan oleh turunnya osmolaritas dari 10 mgm/kg yang diinduksi oleh makin rendahnya ambang rasa haus dan sekresi vasopressin. Pada saat aterm ±3,5 l cairan berasal dari janin, plasenta, dan cairan amnion, sedangkan 3 l lainnya berasal dari akumulasi peningkatan volume darah ibu, uterus, dan payudara sehingga minimal tambahyan cairan selama kehamilan adalah 6,5 (Prawirohardjo, 2010; h.180).
g. Sistem kardiovaskular Sejak pertengahan kehamilan pembesaran uterus akan menekan vena kava inferior dan aorta bawah ketika berada dalam posisi terlentang. Penekanan vena kava inferior ini akan mengurangi darah balik ke vena jantung. Akibatnya, terjadinya penurunan
preload dan
cardiac output sehingga akan menyebabkan terjadinya hipotensi
arterial yang dikenal dengan sindrom hipotensi supine san pada keadaan yang cukup beratakan mengakibatkan ibu kehilangan kesadaran. Penekanan pada aorta ini juga akan mangurangi aliran darah uteroplasenta ke ginjal. Selama trimester terakhir posisi terlentang akan membuat fungsi ginjal menurun jika dibandingkan posisi miring (Prawirohardjo, 2010; h.183).
5. Perubahan Psikologis Dalam Masa Kehamilan
a. Pada kehamilan trimester 1 Trimester pertama sering dikenal sebagai periode penyesuaian yakni ibu merasa tidak sehat dan kadang merasa benci dengan kehamilannya, kadang muncul penolakan, kekecewaan,kecemasan,dan kesedihan,bahkan kadang ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja, ibu akan selalu mencari tanda
- – tanda apakah ia bener
- – bener hamil untuk sekedar meyakinkan dirinya (Sulistyawati,2011; h.76).
b. Pada trimester II Trimester kedua sering dikenal sebagai periode kesehatan yang baik, yakni ketika ibu merasa sehat,tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang tinggi, sudah bisa menerima kehamilannya,merasakan gerakan anak,merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran,libido meningkat,ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan,kelahiran,dan persiapan untuk peran baru(Sulistyawati,2011; h.76 - 77). c. Pada trimester III Trimester III biasanya disebut periode penantian dengan penuh kewaspadaanyakni rasa tidak nyaman timbul kembali,merasa dirinya elek,aneh,dan tidak menarik,merasa kehilangan perhatian,takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan,khawatir akan keselamatannya,libido menurun (Sulistyawati,2011; h.77).
6. Standar Asuhan Kehamilan
a. Kunjungan
Ante-natal Care (ANC) minimal :
1) Satu kali pada trimester I (usia kehamilan 0 – 13 minggu). 2) Satu kali pada trimester II ( usia kehamilan 14 – 27 minggu ). 3) Dua kali pada trimester III ( usia kehamilan 28
- – 40 minggu ) (Sulistyawati,2011; h.4).
Pelayanan standar, yaitu
7 TSesuai dengan kebijakan Departemen Kesehatan, standar minimal pelayanan pada ibu adalah tujuh bentuk yang disingkat dengan 7 T, antara lain sebagai berikut.
1) Timbang berat badan. 2) Ukur Tekanan Darah. 3) Ukur Tinggi fundus uteri. 4) Pemberian imunisasi TT lengkap. 5) Pemberian Tablet besi (Fe) minimal 90 tablet selama kehamilan dengan dosis satu tablet setiap harinya.
6) Lakukan Tes penyakit menular seksual (PMS). 7) Temuwicara dalam rangka persiapan rujukan (Sulistyawati,2011; h.4 - 5).
7. Tujuan Asuhan Kehamilan 1) Memantau kemajuan kehamilan, memastikan kesejateraan ibu dan tumbuh kembang janin.
2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, serta sosial ibu dan bayi.
3) Menemukan secara dini adanya masalah/gangguan dan kemungkinan komplikasi yang terjadi selama masa kehamilan.
4) Mempersiapkan kehamilan dan persalinan dengan selamat, baik ibu maupun bayi, dengan trauma seminimal mungkin.
5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas dan pemberian ASI ekslusif berjalan normal.
6) Mempersiapkan ibu dan keluarga dapat berperan dengan baik dalam memelihara bayi agar dapat tumbuh dan berkembang secara normal(Sulistyawati,2011; h.4 - 5).
8. Tanda bahaya dalam kehamilan a) Perdarahan per vagina.
b) Sakit kepala hebat.
c) Masalah penglihatan.
d) Bengkak pada muka atau tangan.
e) Nyeri abdomen yang hebat.
f) Bayi kurang bergerak seperti biasa. (Sulistyawati,2011; h.4 - 5).
9. Letak Sungsang
1) Definisi Presentasi bokong adalah janin letak memanjang dengan bagian terendahnya bokong, kaki atau koombinasi keduanya.
(Prawirodhardjo,2014;h.588) Presentasi bokong adalah letak memanjang dengan kelainan dalam polaritas. Panggul janin merupakan kutub bawah. Penunjuknya adalah asakrum. Sacrum kanan depan adalah presentasi bokong dengan sakrumjanin ada di kuadaran kanan depan panggul ibu, dan diameter bitrochanterica janin berada pada diameter oblique dextra panggul ibu. (Oxorn, Forte, 2010;h.195)
2) Jenis
- – jenis presentasi letak sungsang
a) Letak bokong murni (Frank Breech) Letak bokong murni adalah letak bokong dengan kedua tunkai tarangkat ke atas.
b) Letak bokong sempurna (Complete Breech) Letak bokong sempurna adalah letak bokong dimana kaki ada di samping bokong.
c) Letak bokong tidak sempurna (Incomplete Breech) Letak bokong tidak sempurna adalah dimana selain bokong bagian terendah juga kaki atau lutut, terdiri dari : (1) Kedua kaki : letak kaki sempurna (24%)
Satu kaki : letak kaki tidak sempurna (2) Kedua lutut : letak lutut sempurna (1%)
Satu lutut : letak lutut tidak sempurna 3) Etiologi
Setiap keadaan yang mempengaruhi masuknya janin ke dalam panggul mempunyai peranan dalam etiologi presentasi bokong.
Banyak yang tidak diketahui sebabnya, dan etelah mengesampingkan kemungkinan-kemungkinan yang lain maka sebab malposisi tersebut baru dinyatakan hanya karena kebetulan saja. Sebaliknya, ada presentasi bokong yang membakat. Beberapa ibu melahirkan bayinya semuanya dengan presentasi bokong, memnunjukan bahwa bentuk panggulnya adalah sedemikian rupa sehingga lebih cocok untuk presentasi bokong dari pada presentasi kepala. Implementasi plasenta di fundus atau cornu uteri cenderung untuk mempermudah terjadinya presentasi bokong. (Oxorn, Forte, 2010;h. 195)
4) Faktor predisposisi Faktor-faktor predisposisi presentasi bokong meliputi prematuritas, airketuban yang berlebihan, kehamilan ganda, plasenta previa, panggul sempit, hydrosefalus, dan janin besar (Oxorn, Forte, 2010;h. 195)
Penyebab terjadinya presentasi bokong tidak diketahui, tetapi terdapat factor risiko selain prematuritas, yaitu abnormalitas structurall uterus, polihidramnion, plasenta previa, multiparitas, mioma uteri, kehamilan multiple, anormaly janin (anensefali, hidrosefalus) dan riwayat presentasi bokong sebelumnya. (Prawirohardjo, 2014;h. 588)
5) Patofisiologi Letak janin pada uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lbeih
38 minggu, jumlah air ketuban relative lebih banyak, sehingga memungkinkanjanin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin dapat menempatkan diri dalam prsentasi kepala, presentasi bokong atau letak lintang. Pada kehamilan triwulan terahir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban relative berkurang.karena bonong dengan kedua tungkai yag terlipat lebih besar dari kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebig luas di fundus uteri, sdengkan kepala berada dalam ruangan lebih kecil di segmen bawah uterus. Dengan demikian fapat dimngerti mengapa pada kehamilan cukup nulan, janin sebagian besar dalam presentasi kepala (Wiknjosastro, 2007;h.611)
6) Tanda dan gejala Menurut Aspiani (2016;h.326)
a) Pergerakan anak teraba oleh ibu dibagian perut bawah, dibawah pusat dan ibu sering merasa benda keras (kepala) menusuk iga.
b) Pada palpasi akan teraba keras, bundar dan melenting pada fundus uteri. Punggung anak dapat diraba pada salah satu sisi perut dan bagian-bagian kecil pada pihak yang berlawanan. Diatas simfisis teraba bagian bundar dan lunak
7) Penatalaksanaan medis Pertolongan pertama persalinan letak sungsang memerlukan perhatian karena dapat menimbulkan komplikasi kesakitan, cacat permanen sampai dengan kematian bayi. Persalinan diselesaikan dengan pertolongan pervaginam perftolongan fisiologis secara brach, ekstrasi parsial ( secara klasik, muller, lovset) persalinan kepala secara mauriceu veit smelli, menggunakan forcep ekstrasi) ekstrasi bokong totalis (ekstrasi bokong, ekstrasi kaki) atau pertolongan dengan section caesaria (manuaba,2010;h.149)
Pertolongan persalinansungsang per abdominam yaitu pertolongan persalinan letak sungsang dengan section caesarea sudah tentu merupakan cara terbaik ditinjau dari janin. Banyak ahli melaporkan bahwa pesalinan letak sungsang pervaginam memberi trauma sangat berarti bagi janin, yang gejala-gejalanya akan tampak, baik pada waktu persalinan maupun pada kemudian hari. Namun hal ini tidak berarti bahwa semua letak sungsang harus dilahirkan perabdominam. Untuk melakukan penilaian apakah letak sungsang dapat melahirkan pervaginam atau harus perabdominam, kadang- kadang sukar.Beberapa kriteria yang dapat dipakai pegangan bahwa letak sungsang harus dilahirkan per abdominal, misalnya primigravida tua, nilai sosial janin, riwayat persalinan buruk, janin besar lebih dari 3,5 kg- 4 kg, dicurigai adanya kesempitan panggul, prematuritas (Prawirohardjo.2007;h.121)
B. Persalinan
1. Definisi Persalinan Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi
(Janin dan plasenta) yang dapat hidup di dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain (Mochtar, 2011;h.69).Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, serta janin sudah turun kejalan lahir (Sarwono Prawirohardjo,2009; h.100).
Proses persalinan dengan hasil kontrasepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri)(Manuaba, 2010; h.164).
2. Ada 3 Jenis Persalinan yaitu :
a) persalinan spontan. Jika persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir ibu tersebut.
b) Persalinan buatan. Jika persalinan dibantu dengan tenaga dari luar, misalnya ekstraksi forsep atau operasi seksio sesaria.
c) Persalinan anjuran. Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya, tetapi baru berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian
pitosin atau prospagladin (Erawati, 2011h.3)
3. Penyebab Mulai Persalinan yaitu sebagai berikut :
a) Penurunan kadar progesteron. Progesteron menimbulkan relaksasi otot uterus, sedangkan estrogen meningkat karena otot uterus.
Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesterone dan estogren di dalam darah, namun pada akhir kehamilan kadar estogren menurun sehingga timbul his (Erawati,2011; h.4).
b) Teori oksitosin.pada akhir kehamilan, kadar oksitosin meningkat.
Oleh sebab itu ,timbul kontraksi otot uterus.
c) Keregangan otot. Uterus seperti halnya kandung kemih dan lambung. Jika dindingnya teregang karena isinya bertambah, timbul ontraksi untuk mengeluarkan isinya. Dengan bertambahnya usia kehamilan, semakin teregang otot-otot uterus dan semakin rentan (Erawati, 2011; h.4).
d) Pengaruh janin. Hipofisi dan kelenjar suprarenal janin tampaknya juga memegang peranan karena pada anenseksufalus, kehamilannya sering lebih lama dari biasanya.
e) Teori prostaglandin. Prostaglandin yang dihasilkan oelh desidua, diduga menjadi salah satu penyebab permulaan persalinan. Hasil percobaan menunjukan bahwa prostaglandin F2 atau E2 yang diberikan melalui intravena, intraamnial, dan ekstraamnial menimbulkan kontraksi miometrium pada setiap usia kehamilan. Hal ini juga disokong dengan adanya kadar prostaglandin yang tinggi, baik dalam air ketuban maupun darah parifer pada ibu bhamil sebelum melahirkan atau selama persalinan (Erawati, 2011; h.4).
4. Perubahan Fisiologis Pada Persalinan Sejumlah perubahan fisiologis yang normal akan terjadi selama
- – persalinan, hal ini bertujuan untuk mengetahui perubahan Perubahan perubahan yang dapat dilihat secara klinis bertujuan untuk dapat
- – tanda, gejala tertentu dan penemuan perubahan fisik dan laboratorium apakah normal apa tidak persalinan kala 1 (Walyani, 2015; h.29).
a) Perubahan darah meningkat selama kontraksi uterus dengan kenaikan sistolik rata
- – rata sebesar 10 – 20mmHg dan kenaikan diastolik rata
- – rata 5 – 10 mmHg diantara kontraksi – kontraksi uterus, tekanan darah akan turun seperti sebelum masuk persalinan dan akan naik lagi bila terjadi kontraksi (Walyani, 2015; h.30).
b) Perubahan Metabolisme Selama persalinan baik metabolisme karbohidrat aerobik maupun anaerobik akan naik secara perlahan. Kenaikan ini sebagian besar diakibatkan karena kecemasan serta kegiatan otot Perubahan tekanan darah rangka tubuh. Kegiatan metabolisme yang meningkat tercemin dengan kenaikan suhu badan, denyut nadi,pernafasan, kardiak ouput dan kehilangan cairan (Walyani,2015; h.30).
c) Perubahan Suhu Badan Suhu badan akan sedikit meningkat selama persalinan suhu mencapai tertinggi selama persalinan dan segera setelah persalinan. Kenaikan ini dianggap normal asal tidak melebihi 0,5
- – 1 derajat C (Walyani,2015; h.30).
d) Denyut Jantung Penurunan yang menyolok selama kontraksi uterus tidakterjadi jika ibu berada dalam posisi miring bukan posisi terlentang. Denyut jantung diantara kontraksi sedikit lebih tingggi dibanding selama periode persalinan atau belum masuk persalinan (Walyani,2015; h.30).
e) Pernafasan Kenaikan pernafasan dapat disebabkan karena adanya rasa nyeri,kekhwatiran serta penggunaan teknik pernafasan yang tidak benar (Walyani,2015; h.31).
f) Perubahan Gastrointestinal Kemampuan pergerakan gastrik serta penyerapan makanan padat berkurang akan menyebabkan percernaan hampir berhenti selama persalinan dan akan menyebabkan kontipasi (Walyani,2015; h.33 - 35).
5. Tanda
- – tanda Persalinan
a) Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang semakin pendek.
b) Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda, yaitu : 1) Pengeluaran lender.
2) Lendir bercampur darah. 3) Dapat disertai ketuban pecah dini.
c) Pada pemeriksaan dalam,dijumpai perubahan servix : 1) Pelunakan servix 2) Perdarahan servix 3) Terjadi pembukaan servix (Walyani,2015; hal.17 - 18)
6. Faktor
- – Faktor Yang Memperngaruhi Persalinan
a) Passage (jalan lahir) Jalan lahir dibagi atas :
1) Bagian keras tulang – tulang panggul.
2) Bagian lunak : otot
- – otot, jaringan – jaringan, ligamen – ligamen (Walyani,2015; h.19).
b) Power (His dan Mengejan) Kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan adalah his, kontrasi otot
- – otot perut, kontraksi diafragma, dan aksi dari ligament (Walyani,2015; h.20)
c) Passengger Passengger terdiri dari : 1) Janin.
2) Plasenta. 3) Air ketuban (Walyani,2015; h.23 - 25).
7. Tahapan Persalinan
a) Kala I Kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol sampai pembukaan lengkap.Pada pembukaan His, kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga parteurien masih dapat berjakan-jalan.Lamanya kala 1 untuk primigravida berlangsung 12 jam sedangkan multigravida sekitar 8 jam. Berdasarkan kurva friedman, diperhitungkan pembukaan primigravida 1 cm/jam dan pembukaan multigravida 2 cm/jam (Manuaba, 2010: h173-174)
Tahapan dari persalinan terdiri atas kala I (kala pembukaan), kala II (kala pengeluaran), kala III (pelepasan plasenta), dan kala IV (kala pengawasan atau observasi atau kala pemulihan).
Kala I dimulai pada saat persalinan mulai (pembukaan nol) sampai pembukaan lengkap (10cm). Proses ini terbagi dalam 2 fase, yaitu: 1) Fase laten: berlangsung selama 8 jam, serviks membuka sampai 3 cm.
2) Fase aktif: berlangsung selama 7 jam, serviks membuka dari 4 cm sampai 10 cm, kontraksi lebih kuat dan sering, dalam fase ini dibagi dalam 3 fase yaitu: (a) Fase akselerasi: dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.
(b) Fase diatasi maksimal: dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat dari 4 cm menjadi 9 cm.
(c) Fase deselari: pembukaan menjadi lambat sekali, dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap atau 10 cm.
Pada primigravida kala I berlangsung kurang lebih 12 jam, sedangkan pada multigravida kurang lebih 8 jam (Sondakh, 2013;h.5).
3) Asuhan pada kala I (a) Pemeriksaan fisik, seperti pemeriksaan abdomen untuk menentukan Tinggi Fundus Uteri (TFU), memantau kontraksi uterus, memantau DJJ, menentukan presentasi, menentukan penurunan bagian terbawah janin.
(b) Pemeriksaan dalam (c) Kemajuan persalinan (d) Kemajuan pada kondisi janin (e) Kemajuan kondisi ibu (Sondakh, 2013; h.106-113).
4) Kala II (kala pengeluaran janin) Yang dimaksud dengan kala II persalinan adalah proses pengeluaran buah kehamilan sebagai hasil pengenalan proses dan penatalaksanaan kala pembukaan, batasan kala II di mulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10cm) dan berakhir kelahiran bayi, kala I juga disebut sebagai kala pengeluaran bayi. Durasi kala II pada persalinan spontan tanpa komplikasi adalah sekitar 40 menit pada primigravida dan 15 menit pada multipara.Kontraksi selama kala II adalah sering, kuat dan sedikit lebih lama yaitu kira-kira 2 menit berlangsung 60-90 detik dengan interaksi tinggi dan semakin ekspulsif sifatnya (Walyani, 2015; h.52).
(a) Tanda dan gejala kala II, yaitu: (1) Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi.
(2) Ibu merasakan makin menigkatnya tekanan pada rectum atau pada vagina.
(3) Perineum menonjol. (4) Vulva vagina dan sfingter ani terlihat membuka. (5) Peningkatan pengeluaran lendir dan darah. (b) Tindakan yang dilakukan untuk mengevaluasi kesejahteraan ibu adalah sebagai berikut:
(1) Tanda-tanda vital: tekanan darah setiap 30 menit sekali, suhu, nadi setiap 30 menit sekali, pernafasan.
(2) Kandung kemih. (3) Urin: protein dan keton. (4) Hidrasi: cairan, mual, muntah. (5) Kondisi umum: kelemahan dan keletihan fisik, tingkah laku, dan respons terhadap persalinan, serta nyeri dan kemampuan koping. (6) Upaya ibu meneran. (7) Kontraksi setiap 30 menit (Sondakh, 2013;h.133).
(c) Gejala utama kala II: (1) His semakin kuat, dengan interval antara 2 sampai 3 menit, dengan durasi 50 detik sampai 100 detik.
(2) Menjelang akhir kala I, ketuban pecah dan ditandai dengan pengeluaran cairan semakin mendadak.
(3) Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti dengan keinginan mengejan, karena tertekannya
pleksus frankenhauser (Manuaba,2010; h.173
- – 174). (4) Kedua kekuatan, his dan mengejan lebih mendorong kepala bayi sehingga terjadi kepala membuka pintu, subsoksiput bertindak sebagai hipomoglion berturut-turut lahir ubun-ubun besar, dahi, hidung dan muka, dan kepala seluruhnya.
(5) Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putar paksi luar, yaitu penyesuaian kepala terhadap punggung.
(6) Setelah putar paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi ditolong dengan jalan: kepala dipegang pada os oksiput dan dibawah dagu, ditarik curam ke bawah untuk melahirkan bahu depan, dan curam ke atas untuk melahirkan bahu belakang, setelah kedua bahu lahir, ketika dikait untuk melahirkan sisa badan bayi, bayi lahir diikuti oleh sisa air ketuban. (7) Lamanya kala II untuk primigravida 50 menit dan multigravida 30 menit (Manuaba, 2010;h173-174).
5) Kala III (Pelepasan Uri) Setelah kala II, kontraksi uterus berhenti sekitar 5 sampai 10 menit.Dengan lahirnya bayi, mulai berlangsung pelepasan plasenta pada lapisan Nitabusch, karena sifat retraksi otot rahim.Lepasnya plasenta sudah dapat diperkirakan dengan memerhatikan tanda-tanda uterus menjadi bundar, uterus terdorong ke atas karena plasenta dilepas ke segmen bawah rahim, tali pusat bertambah panjang, terjadi perdarahan.Melahirkan plasenta dilakukan dengan dorongan ringan secara
Crede pada fundus uteri (Manuaba 2010; h.173-
174).Kala III persalinan adalah periode waktu yang dimulai ketika bayi lahir dan berakhir pada saat plasenta sudah dilahirkanj seluruhnya.Managemen kala III terdiri dari tiga langka yaitu suntik oksitosin, penjegangan tali pusat terkendali (PTT), dan masase uterus.Setelah plasenta lahir dilakukan pemeriksaan plasenta dan tali pusat.
Kala III dimulai segera setelah bayi lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Proses lepasnya plasenta dapat diperkirakan dengan mempertahankan tanda-tanda dibawah ini: 1) Uterus menjadi bundar atau globuler. 2) Uterus terdorong ke atas karena plasenta dilepas ke segmen bawah rahim.
3) Tali pusat bertambah panjang. 4) Terjadi semburan darah secara tiba-tiba (Manuaba,2010; h.173 – 174).
Cara melahirkan plasenta adalah menggunakan teknik dorsokranial.Pengeluaran selaput ketuban selaput ketuban biasanya lahir dengan mudah, namun kadang-kadang masih ada bagian plasenta yang tertinggal. Bagian tertinggal tersebut dapat dikeluarkan dengan cara: 1) Menarik pelan-pelan. 2) Memutar atau memilinnya seperti tali. 3) Memutar pada klem. 4) Manual atau digital.
Plasenta dan selaput ketuban harus diperiksa secara teliti setelah dilahirkan, apakah ada setiap bagian plasenta yang lengkap atau tidak.Bagian plasenta yang diperiksa yaitu permukaan maternal yang pada normalnya memiliki 6-20 kotiledon, permukaan fetal, dan apakah terdapat tanda-tanda plasenta suksenturia.Jika plasenta tidak lengkap, maka disebut ada sisa plasenta. Keadaan ini dapat menyebabkan perdarahan yang banyak dan infeksi(Manuaba 2010; h.173-174).
1) Pada kala III tanda-tanda vital yang harus diperiksa adalah: (a) Tinggi Fundus Uteri (TFU), yang diantaranya bertujuan untuk mengetahui masih adakah janin di dalam uterus.
(b) Kontraksi uterus, untuk memastikan tidak terjadi inersia uteri.
(c) Kandung kemih, karena kandung kemih yang penuh mengganggu kontraksi uterus (Sondakh, 2013;h.140 -141).
2) Asuhan pada kala III (a) Pemeriksaan plasenta (b) Pemeriksaan selaput ketuban
(c) Pemeriksaan tali pusat (d) Pemantauan kontraksi (e) Pemantauan tanda vital (f) Pemantauan robekan jalan lahir dan perineum (g) Pemantauan hygiene (Sondakh, 2013;h. 135).
6) Kala IV (kala pengawasan atau observasi atau masa pemulihan) Kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam postpartum. Kala ini terutama bertujuan untuk melakukan observasi karena perdarahan postpartum paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Darah yang keluar selama perdarahan harus ditakar diukur sebaik-baiknya.Kehilangan darah pada persalinan biasanya disebabkan oleh luka pada saat pelepasan plasenta dan robekan pada serviks dan perineum. Rata-rata jumlah perdarahan yang dikatakan normal adalah 250cc dan biasanya 100-300cc. Jika perdarahan melebihi dari 500cc maka sudah dianggap abnormal, dengan demikian harus dicari penyebab dari perdarahan tersebut (Sondakh, 2013;h.7). Kala IV (observasi).
Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan postpartum paling seringterjadi pada 2 jam pertama.
Observasi yang dilakukan meliputi tingkat kesadaran penderita, pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi dan pernafasan, kontraksi uterus, terjadinya perdarahan. Perdarahan dianggap masih normal bila jumlahnya tidak melebihi 400 sampai 500 cc (Manuaba, 2010; h.173-174).
(1) Asuhan pada kala IV (a) Mencegah perdarahan (b) Mencegah distensi kandung kemih (c) Menjaga keamanan (d) Mempertahankan kenyamanan (e) Menjaga kebersihan (f) Mempertahankan keseimbangan cairan dan nutrisi (g) Pemantauan keadaan ibu (h) Pencegahan infeksi (Sondakh, 2013; h.143).
8. Perubahan Fisiologis Pada Persalinan 1) Perubahan fisiologis pada kala I persalinan :
a) Uterus Kontraksi uterus terjadi mulai dari fundus dan menyebar ke depan dan ke bawah abdomen, kemudian berakhir depan masa yang paling kuat pada fundus uterus. Kontraksi mencapai puncak secara bersamaan pada seluruh bagian uterus dan berkurang bersamaan dengan pembukaan serviks dan pengeluaran janin (Erawati,2011; h.18).
b) Serviks Pada kala I persalinan, serviks mengalami effacement
(penapisan), yaitu penjang serviks berkurang secara teratur sampai menjadi sanngat pendek.serviks juga mengalami dilatasi (pembukaan) yang progresif. Pada tahap persalinan ini, umumnya ibu akan mengeluarkan lendir darah (bloody show) sedikit atau sedang dari serviks (Erawati,2011; h.18).
c) Penipisan serviks Serat otot yang mengililingi lubang serviks akan tertarik ke atas oleh SAU yang beretraksi. Serviks menyatu dalam
SBU.Saluran serviks melebar kea rah lubang serviks.Pada primigravida, lubang luar serviksakan tertutup sehingga menjadi ratadi atas bagian janin mengalami penurunan.Pada multigravida, lubang luar serviks mulai membuka sebelum penapisan selesai. Pada multiparitas, serviks tidak akan menipis sepenuhnya (Erawati,2011; h.18).
d) Pembukaan serviks Pembukaan serviks terjadi akibat kerja uterus dan tekanan yang berlawanan oleh kantong ketuban dan bagian janin yang turun. Kepala janin menekanserviks akan membantu pembukaan secara efisien. Tekanan pada serviks menyebabkan fundus uterus berkontraksi (Erawati,2011; h.19).
e) Janin Janin dengan lambat melakukan maneuver panggul ibu.
f) Kontraksi dan retraksi kontraksi tidak seluruhnya terjadi pada serat otot uterus, tetapi sebagian serat otot yang menahan bagian dari pemendekan otot uterus dan juga relaksasi tidak jelas sepenuhnya yang disebut retraksi (Erawati,2011; h.20).
g) Perdarahan Akibat pembukaan serviks, sumbatan pada serviks akan menghilang dan keluar lendir bercampur darah. Darah berasal dari pembuluh-pembuluh halus yang pecah pada pelepasan korion (Erawati, 2011; h.21).
2) Perubahan Pada Kala II Persalinan
a) Kontraksi (his) His pada kala II menjadi lebih terkoordinasi, lebih lama (25 menit), lebih cepat kira-kira 2-3 menit sekali. Sifat kontraksi uterus simetris, fundus dominan, diikuti relaksasi (Erawati,2011; h.22)
b) Uterus Pada saat kontraksi, otot uterus menguncup sehingga menjadi tebal dan lebih pendek, kavum uterus lebih kecil serta mendorong janin dan kantong amnion ke asrah segmen bawah uterus dan serviks.
c) Pergeseran organ dasar panggul Pada saat persalinan, peningkatan hormone relaksin menyebabkan peningkatan mobilitas sendi, dan kolagen menjadi lunak sehingga terjadi relaksasi penggul.karena adanya kontraksi, kepala janin yang suddah masuk ruang panggul menekan otot-otot dasar panggul sehingga terjadi tekanan pada rectum dan sacara reflek menimbulkan rasa ingin mengejan, anus membuka, labia membuka, perenium menonjol, dam tidak lama kemudian kepala tampak didepan vulva pada saat his (Erawati,2011; h.22).
d) Ekspulsi janin.
9. Mekanisme Persalinan Mekanisme persalinan terdiri dari penurunan, fleksi, putar paksi dalam (rotasi internal),
ekstensi, putar paksi luar (rotasi eksternal) dan ekspulsi (johariyati,2012;h.).
a.
Engagement
Merupakan masuknya kepala di pintu atas panggul (PAP).Pada primipara terjadi sebelum persalinan aktif dimulai, karena otot- otot abdomen masih tegang, sehinnga presentasi terdorong ke dalam panggul.Pada multipara yang otot- otot abdomennya lebih kendur, kepala seringkali digerakkan di atas permukaan panggul sampai persalinan dimulai. (Erawati,2011; h.22).
b. Penurunan Penurunan adalah gerakan bagian presentasi melewati panggul., terjadi akibat tiga kekuatan yaitu tekanan dari cairan amnion, tekanan langsung kontraksi fundus pada janin dan kontraksi diafragma dan otot abdomen ibu pada tahap kedua persalinan. Efek ketiga kekuatan itu dimodifikasi oleh ukuran dan bentuk bidang panggul ibu dan kapasitas kepala janin untuk molague (Erawati,2011; h.22). c. Fleksi Segera setelah kepala yang turun tertahan oleh serviks, dinding panggul, atau dasar panggul, dalaam keadaan normal fleksi terjadi dan dagu didekatkan kearah dada janin. Dengan fleksi, suboksipitobregmantika yang diameter lebih kecil (9,5 cm) dapat masuk ke dalam pintu bawah panggul (PBP) (Erawati,2011; h.23).
d. Putar Paksi Dalam Putar paksi dalam dimulai pada bidang setinggi bspina isciadika, tetapi putaran ini belum selesai sampai bagian presentasi mencapai panggul bagian bawah.Ketika oksiput berputar ke arah anterior, wajah berputar ke posterior.Setiap terjadi kontraksi, kepala janin diarahkan oleh tulang panggul dan otot- otot dasar panggul. Akhirnya, oksiput berada di garis tengah di bawah lengkung pubis (Erawati,2011; h.23) e.
Ekstensi
Saat kepala janin mencapai perinium, kepala akan defleksi ke arah anterior oleh promontorium. Mula- mula oksiput melewati permukaan bawah simfisis pubis, kemudian kepala keluar akibat ekstensi: pertama- tama oksiput, kemudian wajah, dan akhirnya dagu (Erawati,2011; h.23).
f. Restittusi dan Putar Paksi Luar Setelah kepala keluar, bayi berputar hingga mencapai posisi yang sama dengan saat kepala memasuki PAP. Gerakan ini dikenal dengan restitusi dan putaran 45 derajat membuat kepala janin kembali sejajar dengan punggung dan bahunya. Dengan demikian, kepala dapat terlihat berputar lebih lanjut. Putaran paksi luar terjadi saat bahu
engaged dan turun dengan herakan mirip dengan gerakkan kepala (Erawati,2011; h.23).
g.
Ekspulsi
Setelah bahu keluar, kepala dan bahu diangkat ke atas tulang pubis ibu dan badan bayi dikeluarkan dengan gerakan fleksi lateral ke arah simfisis pubis. Ketika seluruh tubuh bayi keluar, persalinan bayi selesai (Erawati,2011; h.23).
10. Asuhan Persalinan Normal 58 Langkah