EFEKTIVITAS PROGRAM PEMBINAAN DINAS SOSIAL PADA WANITA PEKERJA SEKS DI KOTA CILEGON

  SKRIPSI

  Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Pada Konsentrasi Manajemen Publik

  Program Studi Ilmu Administrasi Negara

  Oleh : ARI HARDIAWAN 6661091650 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG - SEPTEMBER 2015

  SKRIPSI

  Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Pada Konsentrasi Manajemen Publik

  Program Studi Ilmu Administrasi Negara

  Oleh: ARI HARDIAWAN 6661091650 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG – BANTEN 2015

  

”Pergunakalah nafas serta waktu yang telah Tuhan berikan dengan sebaik –

baiknya sebelum kita berpulang kembali ke pangkuan Nya”

”Tuhan tidak akan memberikan cobaan melebihi batas kemampuan

umatnya”

  Skripsi ini kupersembahkan untuk kedua orang tuaku, yang telah membesarkan, mendidik, dan membuatku sanggup untuk menyelesaikan skripsi ini

  

ABSTRAK

  Ari Hardiawan. NIM 6661091650. Efektivitas Program Pembinaan Dinas Sosial Pada Wanita Pekerja Seks Di Kota Cilegon. Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Sultan Ageng Tirtayasa.Dosen Pembimbing Pertama: Drs. Oman Supriyadi, M.Si.,dan Dosen Pembimbing Kedua Rina Yulianti, S.IP. M.Si.

  Latar belakang masalah penelitian yaitu belum adanya tempat rehabilitasi untuk melakukan program pembinaan, tidak adanya pengawasan kembali oleh Dinas Sosial Kota Cilegon kepada para wanita pekerja seks yang telah mengikuti program pembinaan, sosialisasi program pembinaan yang tidak efektif, terbatasnya anggaran Dinas Sosial untuk melakukan Program Pembinaan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana efektivitas program pembinaan wanita pekerja seks di Kota Cilegon. Penelitian ini menggunakan teori Efektivitas Duncan terdiri dari Pencapaian Tujuan, Integrasi dan Adaptasi.Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dari Prasetya Irawan yang meliputi pengumpulan data mentah, transkrip data, pembuatan koding, kategorisasi data, penyimpulan sementara, triangulasi, dan kesimpulan akhir. Hasil penelitian menunjukan bahwa efektivitas program pembinaan Dinas Sosial pada wanita pekerja seks di Kota Cilegon belum berjalan secara efektif. Kesimpulan penelitian ini adalah tujuan dari program inibelumtercapai, sosialisasi yang belum optimal, serta tidak adanya fasilitas yang dibutuhkan untuk mengurangi jumlah wanita pekerja seks di Kota Cilegon. Saran peneliti Dinas Sosial perlu mengadakan pengawasan kembali, memperbaiki cara sosialisasi, mempercepat proses pembangunan gedung rehabilitasi sosial.

  Kata kunci: Efektifitas, Program Pembinaan.

  

ABSTRACT

  Ari Hardiawan. NIM 6661091650. Effectiveness of Department of Social

  

Development Program in Female Sex Workers InCilegon. Faculty of Social Science

and Political Science. Sultan Ageng Tirtayasa. The First Supervisor: Drs. Oman

Supriyadi, M.Si., and Second Supervisor: RinaYulianti, S.IP. M.Si.

  

The background of the problem of research that is the absence of rehabilitation

facility to do training programs , the absence of supervision back by the department

of social Cilegon City to the women sex workers who have followed training

programs , socialization guidance program is not effective , the limited budget of the

social to do training programs. T he purpose of this study to determine the extent to

which the effectiveness of the guidance program of female sex workers in the city of

Cilegon. This study uses the theory of Duncan Effectiveness consists of Achievement,

Integration and Adaptation. The method used is descriptive method with qualitative

approach. Analysis of the data used in this studyis PrasetyaIrawan which includes

raw data collection, a transcript of that data, making coding, data categorization,

temporary conclusion, triangulation, and ultimate conclusion.The results showed that

the effectiveness of development programs of Social Service in female sex workers in

the city of Cilegon not running optimally. Conclusion of the study the effectiveness of

program development of female sex workers by the Department of Social Cilegon still

not running effectively.The conclusion of this study is the objectives of the program

has not been obtained, for the socialization that is not ideal, coupled with the lack of

facilities that are needed to reduce the number of women sex workers in Cilegon

City.Researchers advice of the social supervision should hold back, fix way

socialization, speed up the construction of social rehabilitation building.

  Keywords: Effectiveness, Development Program.

  

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.

  Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillahirobbil’alamin penulis panjatkankehadirat ALLAH SWT karena ridho, rahmat, karunia dan kasih sayang-Nya yang melimpah sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Efektivitas Program Pembinaan Dinas Sosial Pada Wanita Pekerja Seks di Kota Cilegon. Penulisan Skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan tanpa adanya bimbingan, bantuan, nasehat, saran, dan perhatian berbagai pihak. Pada kesempatan ini merupakan suatu kebanggaan bagi penulis untuk menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya kepada :

  1. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd., Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  2. Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  3. Bapak Kandung Sapto Nugroho, M.Si., Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  4. Ibu Mia Dwiana, M.Ikom., Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  5. Bapak Gandung Ismanto, MM., Wakil Dekan Bidang III Fakultas Ilmu

  6. Ibu Rahmawati,M.Si., Ketua Prodi Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  7. Ibu Ipah Ema Jumiati,M.Si. Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Sultan Ageng Tirtayasa.

  8. Bapak Oman Supriyadi, M.Si., Pembimbing I atas kebaikannya dan waktu yang telah diberikan kepada penulis dalam memberikan arahan dan bimbingan untuk menyelesaikan skripsi ini.

  9. Ibu Rina Yulianti, M.Si., Pembimbing II atas kebaikannya dan waktu yang telah diberikan kepada penulis dalam memberikan arahan dan bimbingan untuk menyelesaikan skripi ini.

  10. Ayahanda Hikmat Budiman dan Ibunda Yoke Heni Hardiani, atas cinta kasih yang tulus tak terhingga dan sekaligus merupakan motivator tebesar dalam menyelesaikan skripsi kepada penulis.

  11. Adikku Riana Yuniar, terima kasih atas doa dan motivasinya kepada penulis.

  12. Dinas Sosial Kota Cilegon yang telah membantu serta memberikan data untuk pengerjaan dan kelengkapan skripsi ini.

  13. Teman-teman satu kelas ANE C 2009, Ratih Permitasari, Rikhnawati, Elisa Tanini, Rizki Panji Prakoso, Lutfi Hardiansyah, Doni Winarno, Bagus Pratama, M. Irsyad Mahdi dan Yan Adi Seprian. Terima kasih atas kebersamaan dan motivasi yang begitubesar.

  14. Teman-teman Civil Society, Bublicious, Kost Asep, Kost Fauzi, yang selalu memberikan masukan terhadap penulis, terima kasih atas kebersamaan, kebaikan dan motivasi yang telah kalian berikan.

  15. Teman-teman Warjok Community yang selalu memberikan motivasi dan nasihat agar segera lulus kepada penulis.

  Penulis menyadari masih banyak terjadi kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, untuk itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun guna untuk lebih baik lagi di masa depan.

  Serang, September 2015 Penulis

  Ari Hardiawan

  DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR MOTTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRAK KATA PENGANTAR .................................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................................ iv

DAFTAR TABEL ........................................................................................................ vii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ ix

  BAB I PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

  1.2 Identifikasi Masalah .................................................................................. 13

  1.3 Batasan dan Rumusan Masalah ................................................................ 13

  1.3.1 Batasan Masalah ............................................................................. 13

  1.3.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 14

  1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian.................................................................. 14

  1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................... 14

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN ASUMSI DASAR

  2.1 Tinjauan Pustaka ..................................................................................... 16

  2.1.1 Teori Efektivitas ........................................................................... 16

  2.1.2 Teori Kesejahteraan Sosial ........................................................... 19

  2.3 Kerangka Berfikir ..................................................................................... 26

  2.4 Asumsi Dasar ............................................................................................ 29

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN

  3.1 Metode Penelitian ..................................................................................... 30

  3.2 Ruang Lingkup Penelitian......................................................................... 32

  3.3 Variabel Penelitian .................................................................................... 32

  3.2.1 Definisi Konsep .............................................................................. 32

  3.2.2 Definisi Operasional ....................................................................... 34

  3.4 Instrumen Penelitian.................................................................................. 34

  3.5 Informan Penelitian ................................................................................... 37

  3.6 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 40

  3.6.1 Sumber Data Primer ..................................................................... 40

  3.6.2 Sumber Data Sekunder ................................................................. 45

  3.7 Teknik Analisis Data ................................................................................. 46

  3.8 Pemeriksaan Keabsahan Data ................................................................... 50

  BAB IV HASIL PENELITIAN

  4.1 Deskripsi Objek Penelitian ....................................................................... 56

  4.1.1 Gambaran Umum Kota Cilegon ................................................... 56

  4.1.2 Gambaran Umum Dinas Sosial Kota Cilegon .............................. 58

  4.1.3 Sumber Daya Dinas Sosial Kota Cilegon ..................................... 59

  4.1.4 Tugas Pokok Bidang – Bidang Pada Dinas Sosial ....................... 61

  4.1.5 Visi dan Misi Dinas Sosial Kota Cilegon ..................................... 65

  4.2 Deskripsi Data ........................................................................................... 66

  4.2.1 Deskripsi Data Penelitian ............................................................. 66

  4.2.2 Daftar Informan Penelitian ........................................................... 68

  4.3 Pembahasan dan Analisis Penelitian ......................................................... 70

  5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 100

  5.2 Saran ....................................................................................................... 101

  DAFTAR TABEL

  Halaman

Tabel 1.1 Program Pembinaan Wanita Pekerja Seks Kota Cilegon Menurut

  Tahun dan Jenis Program .......................................................................... 8

Tabel 1.2 Program Pembinaan Wanita Pekerja Seks Tahun 2014 Keterampilan

  Menjahit .................................................................................................... 10

Tabel 3.1 Daftar Informan Penelitian ....................................................................... 40Tabel 3.2 Jadwal Penelitian ...................................................................................... 56Tabel 4.1 Keterangan Informan ................................................................................ 69Tabel 4.2 Temuan Lapangan ..................................................................................... 97

  DAFTAR GAMBAR

  Halaman

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berfikir ......................................................................... 28Gambar 3.1 Proses Analisis Data ................................................................................. 49Gambar 4.1 Peta Kota Cilegon ..................................................................................... 59Gambar 4.2 Struktur Organisasi Dinas Sosial .............................................................. 61

  Lampiran 1 Pedoman Wawancara Lampiran 2 Dokumentasi Foto Hasil Penelitian Lampiran 3 Transkip Data dan Koding Lampiran 4 Member Check Lampiran 5 Surat Izin Penelitian

  Negara merupakan suatu bentuk organisasi yang memiliki ruang lingkup sangat besar dan rumit. Seperti organisasi pada umumnya, negara pun memiliki tujuan bersama yaitu untuk tumbuh, berkembang serta memajukan kesejahteraan rakyat yang menjadi anggota organisasi di dalamnya. Negara Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang melakukan pembangunan nasional untuk mencapai tujuan negara. Penduduk merupakan sasaran utama pembangunan nasional, yaitu dalam bentuk peningkatan kesejahteraan baik material maupun spiritual. Dengan kata lain, penduduk khususnya angkatan kerja seharusnya menjadi modal utama dalam pembangunan nasional. Namun dapat menjadi suatu kenyataan bahwa jumlah angkatan kerja yang berlimpah dengan laju pertumbuhan yang cepat, justru mengakibatkan timbulnya masalah sosial.

  Pembangunan nasional yang dilakukan oleh pemerintah harus ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat. Pembangunan tersebut hendaknya tidak hanya terfokus pada ekonomi saja, tetapi harus memberikan perhatian kepada masalah sosial yang terjadi di lingkungan masyarakat. Masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur – unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi

  2 Menurut Soerjono Soekanto (2003:362) masalah sosial muncul akibat

  terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Hal yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat dan lain sebagainya. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya masalah sosial, antara lain: (1). Faktor Ekonomi, (2) Faktor Budaya, (3) Faktor Biologi, (4) Faktor Psikologis.

  Masalah sosial tersebut terjadi karena adanya pembangunan pada sektor sosial dan ekonomi yang tidak merata. Rendahnya tingkat ekonomi dapat menimbulkan semakin tingginya jumlah masyarakat miskin serta Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang ada di Indonesia. Kesejahteraan sosial merupakan suatu keadaan terpenuhinya kebutuhan hidup yang layak bagi masyarakat sehingga mampu mengembangkan diri dan dapat melaksanakan fungsi sosialnya yang dapat dilakukan pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial yang meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan perlindungan sosial (Undang – undang Nomor 11 Tahun 2009 pasal 1 dan 2).

  Sedangkan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) adalah seseorang atau kelompok masyarakat yang karena suatu hambatan, kesulitan, atau

  3

  dapat dipenuhi kebutuhan hidupnya (jasmani, rohani, dan sosial) secara memadai dan wajar. Hambatan, kesulitan, dan gangguan tersebut dapat berupa kemiskinan, ketelantaran, kecacatan, ketunaan sosial. keterbelakangan, ketertinggalan, dan bencana alam maupun bencana sosial (Kementrian Sosial RI). Keterlibatan pemerintah dalam pengentasan masalah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) sangatlah diperlukan guna mengurangi jumlah penyandang masalah tersebut.

  Kota Cilegon adalah salah satu kota di Provinsi Banten yang sebelumnya merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Serang yang ditingkatkan statusnya menjadi Kota Administratif. Kota Cilegon terdiri atas 8 kecamatan, yaitu Kecamatan Cibeber, Cilegon, Citangkil, Ciwandan, Grogol, Jombang, Pulomerak, serta Purwakarta. Secara geografis Kota Cilegon memiliki luas wilayah 175,5 Km². Sebagian besar penduduk Kota Cilegon menjadikan sektor industri sebagai sumber utama mata pencaharian.

  Dalam perkembangannya, Kota Cilegon mengalami kemajuan yang pesat dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya. Hal ini ditunjukkan dengan semakin banyaknya bangunan kantor - kantor, pabrik - pabrik, sarana perhubungan, sarana hiburan dan lain sebagainya. Akan tetapi, kemajuan tersebut tidak dirasakan oleh seluruh masyarakat yang termasuk dalam kategori Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).

  Dinas Sosial Kota Cilegon merupakan unsur pelaksana otonomi daerah

  4

  mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang sosial berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan. Salah satu tugas pokok Dinas Sosial Kota Cilegon terdapat pada Perda No. 38 Tahun 2008 pasal 13 ayat 1 tentang Penyelenggaraan Program, Kegiatan, dan Pengendalian Anggaran pada Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial yaitu menyelenggarakan pemberdayaan sosial di masyarakat yang meliputi bidang pemberdayaan sosial PSKS (Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial).

  Berdasarkan pasal tersebut Dinas Sosial Kota Cilegon mengadakan program pengentasan masalah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di Kota Cilegon. Program untuk pengentasan masalah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di Kota Cilegon tersebut antara lain Usaha Ekonomi Produktif, Kelompok Usaha Bersama Masyarakat Miskin, serta Program Pembinaan Wanita Pekerja Seks (sumber : Kepala Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Kota Cilegon)

  Program pembinaan Wanita Pekerja Seks merupakan realisasi dari Perda No. 38 Tahun 2008 pasal 13 ayat 1 tentang Penyelenggaraan Program, Kegiatan dan Pengendalian Anggaran pada Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial.

  Program pembinaan tersebut dimulai sejak tahun 2011 dan masih berjalan sampai tahun 2014. Program tersebut memiliki tujuan untuk meningkatkan kemampuan wanita pekerja seks sehingga dapat mempunyai usaha mandiri agar memperbaiki keadaan ekonominya serta supaya wanita pekerja seks tersebut tidak kembali lagi

  5 Dalam pelaksanaannya, program pembinaan ini memprioritaskan

  pemberian kegiatan pembinaan kepada Wanita Pekerja Seks (WPS) yang sudah terdata sebelumnya di Dinas Sosial. Jadi, peserta program pembinaan ini adalah wanita pekerja seks yang sudah pernah terjaring razia, lalu kembali terjaring razia untuk yang kedua kalinya. Proses pendataan wanita pekerja seks dilakukan setelah mereka terjaring razia yang dilakukan oleh Satpol PP Kota Cilegon. Setelah terjaring razia, para wanita pekerja seks tersebut diserahkan kepada pihak Dinas Sosial Kota Cilegon untuk di wawancara guna dilakukan pendataan. Hal tersebut diungkapkan oleh Bapak Ujang Sukirman selaku Kepala Satpol PP Kota Cilegon, menyatakan bahwa Satpol PP Kota Cilegon hanya bertindak sebagai eksekutor atau pelaksana razia, selanjutnya wanita pekerja seks yang terjaring razia akan diserahkan kepada Dinas Sosial Kota Cilegon untuk dilakukan pendataan (Ujang Sukirman, SH. 24 September, 2014).

  Program pembinaan ini terdiri dari beberapa kegiatan yang diberikan secara khusus untuk wanita pekerja seks supaya tidak kembali lagi ke dunia prostitusi. Akan tetapi, menurut peneliti kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh Dinas Sosial ini tidak berjalan dengan optimal karena program pembinaan tersebut hanya diberikan kepada 25 orang Wanita Pekerja Seks saja per tahun disebabkan terbatasnya anggaran. Selain itu, ternyata masih ada Wanita Pekerja Seks yang kembali lagi ke dunia prostitusi. Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa program pembinaan yang diberikan oleh Dinas Sosial Kota Cilegon tidak

  6 Rp 90.000.000 per tahun sedangkan Dinas Sosial Kota Cilegon memiliki 26 PMKS salah satunya adalah wanita pekerja seks.

  Dalam menjalankan kegiatan program pembinaan ini, Dinas Sosial bekerja sama dengan pihak swasta untuk dijadikan narasumber untuk memberikan pelatihan keterampilan kepada peserta program pembinaan. Narasumber yang memberikan pelatihan tersebut berasal dari orang – orang yang memiliki pekerjaan yang sesuai dengan tema program pelatihan yang diadakan oleh Dinas Sosial Kota Cilegon.

  Permasalahan yang terjadi di Kota Cilegon dalam menangani wanita pekerja seks adalah belum adanya gedung rehabilitasi sosial bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) terutama wanita pekerja seks. Seperti yang dikatakan oleh Bapak Sudaryo selaku Kepala Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial bahwasanya anggaran Dinas Sosial Kota Cilegon yang terbatas serta ketiadaan gedung rehabilitasi sebagai tempat untuk memberikan pelatihan secara terus menerus menjadikan program pembinaaan hanya diberikan kepada 25 orang wanita pekerja seks saja. Rencana kedepan nya Dinas Sosial Kota Cilegon ingin membangun fasilitas panti sosial, akan tetapi Pemerintah Kota Cilegon belum memberikan anggaran yang diperlukan. Anggaran untuk membuat panti rehabilitasi sosial diperkirakan mencapai 49 miliar, anggaran yang disiapkan untuk pembangunan tahap pertama senilai Rp 4 miliar yang terbagi dalam dua tahun anggaran yakni Rp 2 miliar tahun 2014 dan Rp 2 miliar tahun 2015

  7 Selama ini pembinaan yang dilakukan Dinas Sosial Kota Cilegon sangat

  terbatas, dikarenakan belum adanya tempat rehabilitasi sehingga wanita pekerja seks yang tertangkap ada yang dilepaskan begitu saja dan ada yang dikirimkan ke tempat rehabilitasi di Pasar Rebo Jakarta. Hal ini membuat Dinas Sosial tidak dapat memantau dan membina langsung wanita pekerja seks.

  Selain itu program-program Dinas Sosial Kota Cilegon dalam penanganan wanita pekerja seks masih belum terintegrasi dengan jelas. Dalam melaksanakan program-program pembinaan dan pelatihan terhadap wanita pekerja seks seperti salon dan tata boga. Pada tahun 2011, Dinas Sosial memberikan pelatihan salon terhadap wanita pekerja seks yang ada di daerah Merak. Sedangkan tahun 2012 hanya memberikan pelatihan tata boga saja. Dalam pelatihan salon dan tata boga hanya dilakukan sekali dalam setahun, sehingga pelatihan yang diberikan hanya sekedar pelatihan begitu saja, tanpa ada keberlanjutan untuk mengasah lagi. Hal ini dapat membuat wanita pekerja seks kembali pada profesinya lagi.

  Contoh dari kegiatan program pembinaan yang dilaksanakan oleh Dinas Sosial adalah kegiatan pelatihan salon yang diadakan pada tahun 2011, kegiatan pelatihan tata boga pada tahun 2012, kegiatan pelatihan pembuatan hantaran pernikahan pada tahun 2013, serta kegiatan pelatihan menjahit pada tahun 2014. Berikut adalah data mengenai program pembinaan wanita pekerja seks di Kota Cilegon.

  8 Tabel 1.1

Program Pembinaan Wanita Pekerja Seks Kota Cilegon

Menurut Tahun dan Jenis Program

  

Nomor Nama Program Tahun Lokasi Peserta

  1 Pelatihan Salon 2011 Terminal Terpadu Merak

  25

  2 Pelatihan Tata Boga 2012 Kantor Dinas Sosial Kota

  25 Cilegon

  3 Pelatihan Pembuatan 2013 Sekolah Tinggi Analis

  25 Hantaran Pernikahan Kimia Cilegon

  4 Pelatihan Menjahit 2014 Gedung Yayasan

  25 Pembangunan Cilegon Mandiri

  (Sumber: Dinas Sosial Kota Cilegon)

  Berdasarkan tabel 1.1 di atas, terdapat beberapa kegiatan dalam program pembinaan wanita pekerja seks. Kegiatan program pembinaan tersebut antara lain:

  1. Pelatihan Salon diadakan pada tahun 2011 berlokasi di Terminal Terpadu Merak. Program ini berjalan selama 10 hari dan dipusatkan pada keterampilan untuk mengelola sebuah salon. Dalam pelatihan tersebut wanita pekerja seks diberikan keterampilan merias pengantin, tata cara menggunting rambut, serta

  9 Sosial juga bekerja sama dengan salon untuk memberikan pelatihan keterampilan mengelola sebuah salon.

  2. Pelatihan Tata Boga pada tahun 2012 berlokasi di Kantor Dinas Sosial Kota Cilegon. Program ini berjalan selama 5 hari dan dipusatkan pada program pelatihan tata cara pengolahan makanan, teori hygiene dalam pengolahan makanan, serta bimbingan kewirausahaan. Jadi setelah diberikan materi, peserta program pembinaan diberikan kesempatan untuk praktek tata cara pengolahan makanan secara higienis. Pada program ini Dinas Sosial bekerja sama dengan pemilik usaha pembuatan kue.

  3. Pelatihan Pembuatan Hantaran Lamaran Pernikahan pada tahun 2013 berlokasi di Sekolah Tinggi Analis Kimia Cilegon. Pada program ini peserta program pembinaan diberikan materi tentang tata cara pembuatan hantaran lamaran pernikahan. Pada program ini Dinas Sosial bekerja sama dengan pemilik usaha tata rias pengantin.

  4. Pelatihan Menjahit pada tahun 2014 berlokasi di Gedung Yayasan Pembangunan Cilegon Mandiri. Program ini dipusatkan pada pelatihan menjahit dan pembuatan pakaian. Pada program ini peserta program pembinaan diberikan materi dan praktek tentang tata cara menjahit mulai dari cara pengukuran badan, pemotongan bahan, pembuatan pola, lalu menjahit bahan hingga menjadi sebuah pakaian. Pada program ini Dinas Sosial bekerja sama dengan pemilik usaha Lembaga Kursus dan Keterampilan.

  10 Tabel 1.2

Program Pembinaan Wanita Pekerja Seks Tahun 2014

Keterampilan Menjahit

  No NAMA ALAMAT

  1 Murniati Merak (Rosalia)

  2 Niki Merak (Rosalia)

  3 Ida Kp. Baru Jombang

  4 Amel Merak (Rosalia)

  5 Tina Merak (Rosalia)

  6 Mela Pulo Merak

  7 Lina Pulo Merak

  8 Lusi Pulo Merak

  9 Eva Pulo Merak

  10 Risna Pulo Merak

  11 Hayati Pulo Merak

  12 Ela Citangkil

  13 Reza Citangkil

  14 Resti Citangkil

  15 Euis Perumnas Cibeber

  16 Siti Perumnas Cibeber

  17 Neng Perumnas Cibeber

  11

  20 Fitri Jombang Wetan

  21 Eneng Jombang Wetan

  22 Susi Jombang Wetan

  23 Eha Jombang Wetan

  24 Ai Jombang Wetan

  25 Encun Jombang Wetan (Sumber : Dinas Sosial Kota Cilegon)

  Kegiatan program pembinaan tahun 2014 diadakan di Gedung Serba Guna Yayasan Pembangunan Cilegon Mandiri. Kegiatan tersebut dihadiri oleh 25 peserta. Materi yang diberikan pada pelatihan ini antara lain :

  1. Mengenal nama atau alat – alat menjahit beserta fungsinya.

  2. Pengetahuan dasar tentang keterampilan menjahit.

  3. Tata cara membuat pola dasar membuat pakaian.

  4. Membuat beberapa jenis/model pakaian.

  Upaya Dinas Sosial Kota Cilegon dalam mengadakan program pembinaan seharusnya bisa mencegah Wanita Pekerja Seks agar tidak kembali ke dunia prostitusi, akan tetapi peneliti menemukan seorang Wanita Pekerja Seks yang kembali ke pekerjaannya terdahulu di daerah Merak, Cilegon. Wanita Pekerja Seks tersebut pernah mengikuti program pembinaan salon pada tahun 2011. Dia mengatakan pendapatan dari menjadi Wanita Pekerja Seks lebih besar daripada pendapatan salon yang dia miliki.

  12

  program pelatihan saja tanpa adanya kelanjutan untuk mengawasi kegiatan wanita pekerja seks supaya tidak kembali ke pekerjaan tersebut. Karena tidak adanya pengawasan kembali dari Dinas Sosial, maka mereka bisa kembali ke pekerjaan lamanya yaitu sebagai wanita pekerja seks.

  Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti, terdapat beberapa permasalahan dalam efektivitas program pembinaan tersebut, diantaranya :

  Pertama, Kota Cilegon belum memiliki fasilitas panti rehabilitasi untuk

  memberikan program pembinaan kepada wanita pekerja seks. Padahal panti rehabilitasi merupakan tempat yang penting untuk memberikan program pembinaan kepada para wanita pekerja seks secara berkesinambungan supaya tidak kembali lagi ke pekerjaannya terdahulu.

  Kedua, tidak adanya pengawasan kembali oleh Dinas Sosial Kota Cilegon.

  Hal ini mengakibatkan adanya wanita pekerja seks yang kembali menjajakan dirinya.

  Ketiga, sosialisasi program pembinaan yang dilakukan oleh Dinas Sosial

  masih kurang efektif karena hanya diberikan kepada wanita pekerja seks yang terjaring razia saja sedangkan wanita pekerja seks yang masih belum terjaring razia tidak mengetahui adanya program pembinaan tersebut.

  Keempat, terbatasnya anggaran Dinas Sosial Kota Cilegon untuk

  melakukan program pembinaan sedangkan Dinas Sosial Kota Cilegon mempunyai kategori 26 PMKS, sehingga dalam waktu 1 tahun hanya ada 1 program

  13 Berdasarkan masalah di atas dapat diketahui bahwa efektivitas program

  pembinaan wanita pekerja seks Dinas Sosial Kota Cilegon masih belum berjalan dengan optimal karena terkendala oleh dana anggaran serta tidak adanya fasilitas yang dibutuhkan untuk mengurangi jumlah wanita pekerja seks di Kota Cilegon. Hal ini menjadi kendala bagi Pemerintah Kota Cilegon khususnya Dinas Sosial Kota Cilegon dalam menangani masalah wanita pekerja seks di Kota Cilegon.

  Hal inilah yang membuat peneliti tertarik dan menjadikan hal tersebut sebagai latar belakang penelitian tentang “Efektivitas Program Pembinaan

  Dinas Sosial Pada Wanita Pekerja Seks di Kota Cilegon”.

  Identifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu:

  1. Belum adanya tempat rehabilitasi untuk melakukan program pembinaan secara terus menerus bagi wanita pekerja seks di Cilegon.

  2. Tidak adanya pengawasan kembali oleh Dinas Sosial Kota Cilegon kepada para wanita pekerja seks yang telah mengikuti program pembinaan.

  3. Sosialisasi program pembinaan yang dilakukan oleh Dinas Sosial masih kurang efektif.

  4. Terbatasnya anggaran Dinas Sosial Kota Cilegon untuk melakukan program pembinaan.

  14 Dari uraian – uraian yang terdapat pada latar belakang dan identifikasi

  masalah diatas peneliti membatasi masalah penelitian yaitu tentang Efektivitas Program Pembinaan Dinas Sosial Pada Wanita Pekerja Seks di Kota Cilegon Tahun 2014.

  Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Efektivitas Program Pembinaan Wanita Pekerja Seks di Kota Cilegon?

  1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian

  Tujuan merupakan suatu tolak ukur dan merupakan target dari suatu kegiatan penelitian. Maksud dan tujuan penelitian ini antara lain adalah untuk mengetahui bagaimana efektivitas program pembinaan wanita pekerja seks di Kota Cilegon.

  1.5 Manfaat Penelitian

  Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut :

  1. Manfaat Teoritik:

  a. Menambah ilmu pengetahuan berdasarkan hasil dai penelitian serta memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu

  15

  b. Sebagai bahan pemahaman dan pembelajaran bagi penelti maupun mahasiswa lainnya untuk melakukan penelitian – penelitian secara lebih mendalam mengenai Efektivitas Program Pembinaan Wanita Pekerja Seks di Kota Cilegon.

  2. Manfaat Praktis:

  a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti.

  b. Penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian bagi pemerintah untuk mengambil langkah yang tepat dalam rangka penanggulangan masalah wanita pekerja seks di Kota Cilegon. Pengertian tinjauan pustaka menurut Black dan Champion (2009:296) merupakan gambaran yang menyeluruh dari setiap proyek penelitian. Tinjauan pustaka digunakan sebagai peninjauan kembali pustaka (laporan penelitian, dan sebagainya) mengenai masalah yang berkaitan dengan penelitian. Berikut adalah beberapa teori yang relevan dalam penelitian Efektivitas Program Pembinaan Dinas Sosial Pada Wanita Pekerja Seks di Kota Cilegon.

  Setiap organisasi baik organisasi publik maupun non publik pasti memiliki suatu visi dan misi dimana visi dan misi tersebut digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan organisasi. Tujuan dari organisasi adalah untuk mencapai hasil yang efektif dan efisien. Dengan kata lain pencapaian tujuan dengan hasil yang berhasil guna (efektif) dan yang berdaya guna (efisien).

  Menurut Robbins (2003:142), efektivitas kerja merupakan kemampuan suatu organisasi dalam pencapaian tujuan secara efisien dengan sumber daya yang tersedia. Organisasi yang efektif merupakan organisasi yang mendesain struktur

  17

  Menurut pendapat Mahmudi (2005:92) mendefinisikan efektivitas merupakan hubungan antara output dengan tujuan, semakin besar kontribusi (sumbangan) output terhadap pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi, program atau kegiatan.

  The Liang Gie (2004:166) mendefinisikan efektivitas merupakan suatu keadaan yang terjadi sebagai akibat yang dikehendaki kalau seseorang melakukan sesuatu perbuatan dengan maksud tertentu dan menghendakinya, maka orang itu dikatakan efektif bila menimbulkan akibat atau mempunyai maksud sebagaimana yang dikehendakinya”.

  Menurut Gibson (1996:34) efektivitas memiliki berbagai kriteria, antara lain:

  1. Produksi Merupakan kemampuan organisasi untuk memproduksi jumlah dan mutu output sesuai dengan permintaan lingkungan. Ukuran ini berhubungan secara langsung dengan output yang dikonsumsi oleh pelanggan organisasi.

  2. Efisiensi Merupakan perbandingan (ratio) antara output dengan input, perbandingan antara keuntungan dan biaya atau dengan output atau dengan waktu merupakan bentuk umum dari ukuran ini.

  3. Kepuasan Merupakan ukuran untuk menunjukan tingkat dimana organisasi dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

  4. Keunggulan Tingkat dimana sampai seberapa jauh organisasi dapat dan benar- benar tanggap terhadap perubahan internal dan eksternal. Kriteria ini dihubungkan dengan kemampuan manajemen untuk menduga adanya perubahan dalam lingkungan maupun dalam organisasi itu sendiri.

  5. Pengembangan

  18

  Tangkilisan (2005:138) mengemukakan bahwa suatu organisasi yang berhasil dapat diukur dengan melihat pada sejauh mana organisasi tersebut dapat mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Menurut Hasibuan (2005:77), efektivitas adalah tercapainya sasaran eksplisit atau implisit. Efektivitas yang dimaksud adalah tercapainya sasaran baik secara tertulis maupun dalam implementasinya.

  Ukuran efektivitas merupakan suatu standar akan terpenuhinya mengenai sasaran dan tujuan yang akan dicapai. Selain itu menunjukan tingkat sejauh mana organisasi, program atau kegiatan melaksanakan fungsinya secara optimal.

  Menurut Duncan dalam Richard M. Steers (1985:83), terdapat 3 indikator yang mempengaruhi efektivitas, antara lain:

  1. Pencapaian Tujuan Pencapaian adalah suatu proses yang merupakan bagian puncak dari usaha keseluruhan suatu program. Upaya pencapaian tujuan harus dipandang sebagai suatu proses karena dari pencapaian tujuan tersebut dapat diketahui apakah tujuan dari program yang dijalankan berjalan dengan optimal atau tidak. Indikator dari pencapaian tujuan ini yaitu: (1) Kurun Waktu (2) Sasaran dan (3) Dasar Hukum.

  2. Integrasi Integrasi yaitu pengukuran terhadap tingkat kemampuan suatu organisasi untuk mengadakan sosialisasi, pengembangan konsensus, dan komunikasi dengan berbagai macam organisasi lainnya. Integrasi terdiri dari beberapa indikator yaitu: (1) Prosedur dan (2) Proses sosialisasi.

  3. Adaptasi Adaptasi adalah proses penyesuaian diri yang dilakukan untuk menyelaraskan suatu individu terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya. Adaptasi terdiri dari beberapa indikator yaitu: (1) Peningkatan Kemampuan dan (2) Sarana dan Prasarana.

  Menurut Tampubolon (2008: 173) pandangan dari segi efektivitas

  19

  ini menekankan pada kinerja individu- individu yang ada di dalam organisasi. Pada pandangan efektivitas kelompok, penekanannya adalah pada kinerja yang dapat diberikan kelompok pekerja, sebab di samping bekerja sendiri, pada kenyataannya individu bekerja bersama-sama di dalam kelompok. Efektivitas organisasi adalah lebih banyak dari jumlah efektivitas individu dan kelompok lewat pengaruh sinergitas (kerja sama) (Tampubolon, 2008: 174) Dengan kerjasama organisasi akan mampu mendapatkan kinerja yang lebih baik dan tinggi tingkatannya daripada kinerja tiap- tiap bagiannya.

  Berdasarkan beberapa definisi di atas, dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori Duncan dalam Richard M. Steers karena teori tersebut lebih relevan untuk digunakan dalam mengukur efektivitas program pembinaan Dinas Sosial kepada wanita tuna susila di Kota Cilegon.

  Kondisi sejahtera adalah kondisi dimana kebutuhan dasar manusia sudah terpenuhi. Kebutuhan dasar manusia tersebut terdiri atas pemenuhan gizi, kesehatan, tempat tinggal, serta pendapatan. Menurut Suud (2006) kesejahteraan sosial dibagi menjadi tiga kelompok, antara lain :

  1. Kesejahteraan sosial sebagai suatu keadaan.

  2. Kesejahteraan sosial sebagai suatu kegiatan atau pelayanan.

  3. Kesejahteraan sosial sebagai ilmu.

  20

  kualitas kehidupan melalui pemberian pelayanan sosial dan tunjangan sosial. Jadi dapat disimpulkan bahwa tugas organisasi sosial adalah untuk memberikan pelayanan maupun tunjangan sosial kepada penderita masalah kesejahteraan sosial (PMKS).

  Dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 Pasal 1 tentang Kesejahteraan Sosial, Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga Negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Pasal tersebut menjelaskan bahwa untuk terpenuhinya kebutuhan hidup, baik secara materil maupun spiritual mereka harus mempunyai kemampuan untuk bekerja dan mengembangkan diri supaya mereka mampu hidup layak dan dapat diterima di tengah masyarakat.

  Dalam undang - undang tersebut, pasal 6 menjelaskan bahwa penyelenggaraan kesejahteraan sosial meliputi:

  1. Rehabilitasi Sosial

  2. Jaminan Sosial

  3. Pemberdayaan Sosial 4. Perlindungan Sosial.

  Penjelasan mengenai program penyelenggaraan kesejahteraan sosial terdapat pada undang - undang nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial pasal 7, yaitu :

  21

  1. Rehabilitasi Sosial dimaksud untuk memulihkan dan mengembangkan kemampuan seseorang yang mengalami disfungsi sosial agar melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar.

  2. Rehabilitasi Sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan secara persuasif, motivatif, koersif, baik dalam keluarga, masyarakat maupun panti sosial.

  3. Rehabilitasi Sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam bentuk : a. Motivasi dan diagnosis psikososial

  b. Perawatan dan pengasuhan

  c. Pelatihan vokasional dan pembinaan kewirausahaan

  d. Bimbingan mental dan spiritual

  e. Bimbingan fisik

  f. Bimbingan sosial dan konseling psikososial

  g. Bantuan dan asistensi sosial

  h. Bimbingan resosialisasi Menurut Sumarmonugroho, kesejahteraan sosial mempunyai fungsi sebagai berikut :

  1. Fungsi Penyembuhan dan Pemulihan Fungsi penyembuhan dapat bersifat represif artinya bersifat menekan agar masalah sosial yang timbul tidak makin parah dan tidak menjalar. Fungsi pemulihan (rehabilitatif) terutama untuk

  22

  Dalam hal ini meliputi langkah-langkah untuk mencegah agar jangan sampai timbul masalah sosial baru, juga langkah-langkah untuk memelihara fungsionalitas seseorang maupun masyarakat.

  3. Fungsi Pengembangan Untuk mengembangkan kemampuan orang maupun masyarakat agar dapat lebih meningkatkan fungsionalitas mereka sehingga dapat hidup secra produktif.

  4. Fungsi Penunjang Fungsi ini menopang usaha-usaha lain agar dapat lebih berkembang. Meliputi kegiatan-kegiatan yang dapat memperlancar keberhasilan program-program lainnya seperti bidang kesehatan, kependudukan dan keluarga berencana, pendidikan, pertanian dan sebagainya.

  Berdasarkan pengertian di atas, peneliti menarik kesimpulan bahwa kesejahteraan sosial adalah kondisi dimana terpenuhinya kebutuhan dasar seseorang sehingga orang tersebut mampu untuk hidup secara layak.

  Program adalah suatu rencana yang harus ada dalam suatu kegiatan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya sebab dalam program tersebut telah dijelaskan mengenai tujuan kegiatan, aturan yang dipegang, serta perkiraan anggaran yang dibutuhkan. Menurut Charles O jones (1991:296) pengertian program adalah cara yang disahkan untuk pencapaian suatu tujuan. Terdapat beberapa karakteristik yang dapat membantu seseorang untuk mengidentifikasi suatu aktivitas sebagai suatu program atau tidak, antara lain:

  1. Program membutuhkan staf, misalnya untuk melaksanakan atau sebagai suatu program.

  23

  3. Program memiliki identitas sendiri, yang bila berjalan secara efektif dapat diakui oleh publik.