Gambar 9.1 Keorganisasian Pemerintah KabupatenKota

BAB IX - ASPEK KELEMBAGAAN KABUPATEN BANGKA TENGAH Dalam pembangunan prasarana bidang Cipta Karya, untuk mencapai hasil yang optimal diperlukan kelembagaan yang dapat berfu Karya agar dapat dikelola dengan baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kelembagaan dibagi dalam 3 komponen utama, yaitu organisasi, tata laksana dan sumber daya manusia. Organisasi sebagai wad

  kepada lembaga; tata laksana merupakan motor yang menggerakkan organisasi melalui mekanisme kerja yang diciptakan; dan sumber tersebut. Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga, penataan terhadap ketiga komponen harus dilaksanakan secara bersa

9.1. Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya

  Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas kelembagaan bidang Cipta

  1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Dalam UU 32/2004 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Untuk membantu Kepala Daerah dalam melaksa daerah yang ditetapkan melalui Pemerintah Daerah.

  Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah adanya urusan pemerintahan harus diben perangkat daerah sekurang-kurangnya mempertimbangkan faktor kemampuan keuangan, kebutuhan daerah, cakupan tugas yang me banyaknya tugas, luas wilayah kerja dan kondisi geografis, jumlah dan kepadatan penduduk, potensi daerah yang bertalian dengan u penunjang tugas. Oleh karena itu, kebutuhan akan organisasi perangkat daerah bagi masing-masing daerah tidak senantiasa atau se

  2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan PP tersebut mencantumkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah da pembinaan terhadap pemerintah kabupaten/kota.

  PP 38/2007 ini juga memberikan kewenangan yang lebih besar kepada Pemerintah Kabupaten/Kota untuk melaksanakan pe

  3. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Daerah Berdasarkan PP 41 tahun 2007, bidang PU meliputi bidang Bina Marga, Pengairan, Cipta Karya dan Penataan Ruang. Bida dalam bentuk dinas. Dinas ditetapkan terdiri dari 1 sekretariat dan paling banyak 4 bidang, dengan sekretariat terdiri dari 3 sub-bagia seksi.

Gambar 9.1 Keorganisasian Pemerintah Kabupaten/Kota

  4. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014

  5. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025 Tindak lanjut dari Peraturan Presiden ini, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pe tentang Pedoman Pengusulan, Penetapan, dan Pembinaan Reformasi Birokrasi pada Pemerintah Daerah. Berdasarkan peraturan m dilaksanakan mulai tahun 2012, dengan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan sesuai dengan kemampuan pemerintah da mengenai mekanisme serta prosedur dalam rangka pengusulan, penetapan, dan pembinaan pelaksanaan reformasi birokrasi pe governance, maka perlu dilanjutkan dan disesuaikan dengan program reformasi birokrasi pemerintah, yang terdiri dari sembilan progra

  1. Program Manajemen Perubahan, meliputi: penyusunan strategi manajemen perubahan dan strategi komunikasi K/L dan Pemda, so rangka reformasi birokrasi;

  2. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, meliputi: penataan berbagai peraturan perundang-undangan yang dikelua

  3. Program Penguatan dan Penataan Organisasi, meliputi: restrukturisasi tugas dan fungsi unit kerja, serta penguatan unit kerja yang me kepagawaian dan diklat;

  4. Penataan Tatalaksana, meliputi: penyusunan SOP penyelenggaraan tugas dan fungsi, serta pembangunan dan e-government;

  5. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, meliputi: penataan sistem rekrutmen pegawai, analisis dan evaluasi jabatan, penyusun berdasarkan kompetensi;

  6. Penguatan Pengawasan, meliputi: penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan Peningkatan peran Aparat Penga

  7. Penguatan Akuntabilitas, meliputi: penguatan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, pengembangan system manajemen kinerja o Utama (IKU);

  8. Penguatan Pelayanan Publik, meliputi: penerapan standar pelayanan pada unit kerja masing-masing, penerapan SPM pada Kab/Ko 9. Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan. Pola pikir Reformasi Birokrasi di Kementerian Pekerjaan Umum dapat dilihat pada gambar 10.2 berikut ini.

Gambar 9.2 Pola Pikir Penyusunan Reformasi Birokrasi PU 2010 – 2014 Cipta Ka

  7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimum Peraturan Menteri PU ini menekankan tentang target pelayanan dasar bidang PU yang menjadi tanggungjawab pemerintah kabup dalam Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai bagian dari beban dan tanggungjawab kelembagaan yang menanga Cipta Karya yang dituangkan di dalam dokumen RPI2-JM. Dalam Permen ini juga disebutkan bahwa Gubernur bertanggung jawab dal bidang PU, sedangkan Bupati/Walikota bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU. Koordinasi dan Umum dan Penataan Ruang dilaksanakan oleh instansi yang bertanggung jawab di Bidang PU dan Penataan Ruang baik provinsi mau

  8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah Peraturan menteri ini menjadi landasan petunjuk teknis dalam penataan perangkat daerah. Berdasarkan Permen ini dasar hoku Daerah (Perda). Penjabaran tupoksi masing-masing SKPD Provinsi ditetapkan dengan Pergub, dan SKPD Kab/Kota dengan Perbup

  9. Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar Pelayanan Perkotaan Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pemerintah daerah sebagai dasar untuk memberikan pelayanan perkotaan bagi m kawasan perkotaan, yang sesuai dengan fungsi kawasan perkotaan merupakan tempat permukiman perkotaan, termasuk di dalamnya seperti perumahan, air minum, drainase, prasarana jalan lingkungan, persampahan, dan air limbah.

  10. Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Pe Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap instansi pemerintah dalam menghitung kebutuhan pegawai berdasarkan be Dalam perhitungan kebutuhan pegawai, aspek pokok yang harus diperhatikan adalah: beban kerja, standar kemampuan rata-rata, melakukan pembinaan dan pengendalian pelayanan perkotaan, sedangkan Bupati/Walikota melaksanakan dan memfasilitasi penyed

  Berdasarkan peraturan-peraturan di atas, maka dimungkinkan untuk mengeluarkan peraturan daerah untuk pemantapan da

  9.2.1. Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya

  Penataan dan penguatan organisasi merupakan Program ke-3 dari Sembilan Program Reformasi Birokrasi. Keorganisasian yang di fungsi pemerintah daerah yang menangani bidang Cipta Karya. Dinas Pekerjaan Umum melalui Bidang Cipta Karya dibentuk untuk me fisik di wilayaha kewenangannnya. Bidang Cipta Karya melaksanakan urusan wajib pemerintahan pada pemenuhan kabutuhan dasa perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian tata ruang dan pembinaan serta pengawasan pelaksanaan jasa konstruksi.

  9.2.2. Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya

  Sebagaimana ditetapkan dalam Program RB, penataan tata laksana merupakan salah satu prioritas program untuk peningkatan kapa dikembangkan adalah menciptakan hubungan kerja antar perangkat daerah dengan menumbuhkembangkan rasa kebersamaan d tanggung jawab bagi peningkatan produktifitas dan kinerja. Secara internal, Cipta Karya keorganisasian urusan pemerintah bidang Cipta Karya, perlu mengembangkan hubungan fungsion melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang untuk masing-masing bidang/seksi. Selanjutnya juga perlu dikembangkan hubungan k keorganisasian urusan Cipta Karya, maupun untuk hubungan kerja lintas dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang tindih atau menjamin keselarasan program dan kegiatan antar perangkat daerah.

  Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan di atas perlu dituangkan di dalam Peraturan Daerah tentang keorganisasian Pemerinta masing-masing instansi pemerintah bidang Cipta Karya. Selain itu, guna memperjelas pelaksanaan tugas pada setiap satuan kerja, p kerja antar satuan kerja, serta Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk setiap pelaksanaan tugas, yang dapat dijadikan pedoman bag

Tabel 9.1 Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya No Instansi Peran Instansi dalam Pembangunan Bidang CK Unit/Bagian

  (1) (2) (3)

Tabel 9.2 Inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya No Nama SOP Instansi yang terlibat

  Tugas dan fungsi Ins

  (1) (2) (3)

  (4) Bangkim

  BAPPEDA - Menyusun program tahunan -

  • KPTSP - Penerbitan perizinan Bangunan permukiman

  DPU

  • Pelaksana pemberian rekomendasi teknis perizinan -
  • PBL

  BAPPEDA - Menyusun program tahunan DPU

  • Pelaksana Program Penataan Bangunan Lingkungan -
  • PLP

  BAPPEDA - Menyusun program tahunan DPU

  • Pelaksana Program Penyehatan Lingkungan Permukima - BLH

  1. Membantu Bupati melaksanakan penyusunan dan pelak -

  2. Perumusan kebijakan teknis di bidang lingkungan hidup

  3. Penyelenggaraan urusan pemerintah dan pelayanan um

  4. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang lingkungan

  • AM

  BAPPEDA - Perencanaan, penyusunan program tahunan dan Kebijak

  • DPU
  • Pelaksana Teknis Daerah Pelayanan Air Minum DINKES - Pelaksana tes laboratorium Uji Kelayakan Air Bersih -
  • Pendataan Penggunaan Sumber Air Bersih Masyarakat DPPKAD - Monitoring Penerimaan Pendapatan UPTD Air Minum -

9.2.3. Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya

  Dalam kaitannya dengan Reformasi Birokrasi, penataan system manajemen SDM aparatur merupakan program ke-5 dari Sembilan tidak hanya dari segi kuantitas tetapi juga kualitas. Bagian ini menguraikan kondisi SDM di keorganisasian instansi yang menangani bid tabel berikut mengenai komposisi pegawai dalam unit kerja bidang Cipta Karya.

Tabel 9.3 Komposisi Pegawai dalam Unit Kerja Bidang Cipta Karya

9.3. Analisis Kelembagaan

  Kelembagaan merupakan unit kerja yang sangat menentukan dalam keberhasilan pengelolaan prasarana dan sarana instansi/badan, person/tenaga kerja dan kelengkapan kerja. Instansi/badan tersusun dalam struktur organisasi dimana tiap ba melaksanakan programnya. Person/tenaga kerja dinyatakan dalam bentuk jumlah pegawai, profesi, pendidikan dan ketrampila kelengkapan kerja adalah berupa sarana dan fasilitas yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan investasi infrastruktur program p

  Dalam rangka mewujudkan terlaksananya kegiatan investasi infratsruktur program pembangunan jangka menengah di Kabu maka diperlukan kesamaan dan keseragaman koordinasi, integrasi, kesamaan visi dalam pembangunan dan keterpaduan dalam pe yang terkait. Dengan demikian akan tercapai hasil sesuai dengan target yang diharapkan

  Kelembagaan yang terkait dalam pengelolaan sektor-sektor prasarana dan sarana dasar di bidang air bersih, persampahan, dra pengembangan permukiman antara lain: A. Bappeda Kabupaten Bangka Tengah

  B. Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya Kabupaten Bangka Tengah

  C. Bagian Kepegawaian Setda Kabupaten Bangka Tengah

  D. Bagian Hukum Setda Kabupaten Bangka Tengah

  E. Bagian Pemerintahan Setda Kabupaten Bangka Tengah

  F. Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Bangka Tengah

  G. PDAM Kabupaten Bangka Tengah Dengan mengacu pada kondisi eksisting kelembagaan perangkat daerah, bagian ini menguraikan analisis permasalahan kelembagaa Kelembagaan kondisi saat ini pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bangka Tengah dalam pelaksanaan tugas, pokok dan fungsi seksi bangunan, permukiman dan perumahan, seksi air minum dan penyehatan lingkungan permukiman dan seksi penataan ruan permasalahan yang berbeda diantaranya sebagai berikut :

  1. Seksi Bangunan, Permukiman dan Perumahan a. Belum tersosialisasikan peraturan yang berkaitan dengan perizinan bangunan, permukiman dan perumahan.

  b. Kemampuan dan keahlian sumber daya manusia bidang kecipta karyaan yang masih belum optimal.

  c. Perlengkapan prasarana dalam menjalankan tugas pada seksi bangunan, permukiman dan perumahan yang belum optimal.

  d. Jumlah sumber daya manusia yang terbatas dalam menjalankan tugas pada seksi bangunan, permukiman dan perumahan.

  2. Seksi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Permukiman

  a. Belum ada Peraturan Daerah (Perda) air limbah, persampahan, dan drainase

  b. Belum ada ijin pembuangan air limbah

  c. Kemampuan dan keahlian sumber daya manusia tentang teknik pengelolaan dan operasional air minum sesuai standar yang belum

  d. Perlengkapan sarana dan prasarana yang belum memadai dalam pelaksanaan tugas air minum dan penyehatan lingkungan dan pe e. Terbatasnya sumber daya manusia dalam menjalankan tugas pada seksi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Permukiman.

  3. Seksi Penataan Ruang dan Jasa Konstruksi a. Belum ada perda tentang Ijin Usaha Jasa Konstruksi.

  b. Masih rendahnya koordinasi dan kerjasama antar instansi untuk mewujudkan pelaksanaan pembangunan berdasar pada rencana belum optimal.

  c. Sumber daya manusia yang terbatas dalam menjalankan tugas.

  d. Kemampuan dan keahlian sumber daya manusia dalam pelaksanaan tugas dan fungsi pelaksanaan perencanaan dan pengendalia

  e. Sarana dan prasarana kelengkapan pelaksanaan tugas dan fungsi penataan ruang dan perijinan jasa konstruksi masih belum optim

  • – Faktor yang mempengaruhi hal tersebut terdiri dari faktor internal pada lingkungan organisasi bidang cipta karya dan ekstern
Lembaga atau organisasi dalam mewujudkan tujuan bersama akan menghadapi permasalahan. Permasalahan yang ditemui dalam karya diantaranya yaitu ;

  1. Belum fokusnya sasaran masing-masing tugas, pokok dan fungsi bidang cipta karya dalam pembangunan cipta karya.

  2. Belum sinergisnya program pembangunan cipta karya

  3. Belum efektifnya sistem penganggaran pembangunan bidang cipta karya

9.3.2. Analisis Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya

  Tujuan analisis Sumber Daya Manusia adalah untuk mengetahui permasalahan SDM bidang cipta karya yang berpengaruh terhada Bidang Cipta Karya. Sumber daya manusia yang terdapat pada Bidang Cipta Karya yaitu 9 (sembilan) orang dimana 7 (tujuh) orang me orang STM. Jumlah personil tersebut jika dibandingkan dengan tugas dan fungsi kecipta karyaan masih belum ideal ditambah dengan w Permasalahan yang dihadapi dalam manajemen SDM perangkat daerah yang terkait dengan bidang cipta karya:

  1. Belum terbentuknya visi dan misi yang sama dalam pembangunan kecipta karyaan

  2. Jumlah sumber daya manusia yang terbatas sehingga tidak fokus dan kemampuan dalam menyelesaikan tugas mengalami hambata Faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas SDM yang terkait dengan bidang Cipta Karya diantara

  A. Faktor Internal

  1. Performance dari SDM untuk meningkatkan kemampuan kompetensi di bidang kecipta karyaan

  2. Terbatasnya anggaran untuk penambahan jumlah personil pada bidang cipta karya

  3. Belum adanya pembagian tugas yang terstruktur sehingga beban kerja pada bidang cipta karya tidak terukur

Tabel 9.4 Matriks Kebutuhan Sumber Daya Manusia No Instansi Tingkat Pendidikan Jumlah Pegawai yang Ada

  (1) (2) (3)

  (4)

  1 Bappeda SMA/Sederajat 0 orang

  Diploma

  • D3 Teknik Arsitektur/Sipil
  • D3 Ekonomi - D3 Teknik Gambar/Perpetaan 1 orang 0 orang 0 orang

  S1/Sederajat

  • S1 Teknik Sipil - S1 Ilmu Pemerintahan - S1 Geodesi/Pertanahan
  • S1 Planologi/Landscape Pertanian 1 orang 1 orang 0 orang 0 orang

  S2/S3 1 orang

  Dinas PU SMA/Sederajat 1 orang

  Diploma

  • D3 Teknik Arsitektur - D3 Teknik Sipil - D3 Teknik Gambar/Perpetaan 1 orang 0 orang 0 orang

  S1/Sederajat

  • S1 Teknik Sipil - S1 Teknik Arsitektur - S1 Teknik Planologi - S1 Teknik Geodesi - S1 Ilmu Pemerintahan - S1 Teknik Lanscape Pertanian 2 orang 2 orang 1 orang 1 orang 1 orang 0 orang
Strategi yang digunakan adalah bagaimana kekuatan mampu mengambil keuntungan dari peluang yang ada (strategi S-O); bag keuntungan dari peluang yang ada (strategi W-O); bagaimana kekuatan mampu menghadapi ancaman yang ada (strategi S-T); dan terak mampu membuat ancaman menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru (strategi W-T).

  Berdasarkan informasi yang disusun dari pertanyaan serta analisis tentang keorganisasian, tata laksana dan SDM bidang Cipta dirumuskan Matriks Analisis SWOT Kelembagaan. Perumusan strategi bidang kelembagaan berdasarkan Analisis SWOT diharapkan dapa kelembagaan.

PELUANG (O)

ANCAMAN (T)

a. Terdapat 9 orang personil bidang Cipta Karya.

  a. Kemampuan dan keahlian sumber daya manusia bidang Cipta Karya belum optimal b. Belum tersusunnya Perda yang berkaitan dengan kecipta karyaan c. Sarana dan prasarana untuk mendukung kecipta karyaan belum optimal

  b. Pemberian peng daerah yang men c. Peningkatan dan program pembangunan k

  a. Pelaksanaan wor

  Strategi WT (Kuadr

  b. Percepatan penyusunan Perda untuk mendukung peningkatan anggaran kecipta karyaan c. Pengadaan kelengkapan sarana dan prasarana berbasis informasi teknologi (IT)

  a. Peningkatan profesionalisme personil bidang cipta karya

  

Strategi WO (Kuadran 3)

  b. Penyusunan pela teknis kecipta kar c. Koordinasi, komu karyaan

  FAKTOR EXTERNAL FAKTOR

  a. Sosialisasi dan m

  c. Pelaksanaan bimbingan teknis dan pelatihan pada 3 seksi bidang cipta karya Strategi ST (Kuadra

  b. Koordinasi dan kerjasama antar personil pada bidang Cipta Karya c. Terbentuknya 3 seksi pada bidang Cipta Karya

Strategi SO (Kuadran 1)

a. Penyusunan Peraturan Daerah untuk pemanfaatn kebijakan global dan nasional b. Penyusunan program dan kegiatan kecipta karyaan yang optimal

  c. Belum sinergisnya KEKUATAN (S)

  b. Partisipasi lemba

  a. Kondisi demogra

  b. Tersedianya Anggaran Pemerintah Pusat dan Dana Bantuan Asing

untuk kecipta karyaan

c. Penerapan teknologi kecipta karyaan yang berbasis informasi teknologi (IT)

  a. Pemanfaatan kebijakan global dan nasional

  INTERNAL

KELEMAHAN (W)

  9.4.1. Rencana Pengembangan Keorganisasian

  Untuk merumuskan rencana pengembangan keorganisasian, dengan mengacu pada analisis SWOT, dilandaskan pada efektifitas d organisasi dan tupoksinya.

  Rencana pengembangan keorganisasian dilakukan dengan mengacu pada analisis dan evaluasi tugas dan fungsi satuan organisasi term dan fungsional di lingkungan Pemda, serta menyusun analisis jabatan dan beban kerja dalam rangka mendayagunakan dan meningkatka masing unit kerja di lingkungan Pemerintah Daerah, khususnya bidang Cipta Karya.

  9.4.2. Rencana Pengembangan Ketatalaksanaan

  Untuk merumuskan rencana pengembangan tata laksana, dengan mengacu pada analisis SWOT sebelumnya, antara lain diperlukan eva prosedur, serta pembagian kerja dan program yang jelas antar unit dalam instansi ataupun lintas instansi di lingkungan Pemerintah Daerah, k

  9.4.3. Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)

  Untuk merumuskan rencana pengembangan Sumber Daya Manusia, dengan mengacu pada analisis SWOT, antara lain diperluka kompetensi individu dan kebutuhan organisasi. Guna meningkatkan pelayanan kepegawaian, maka perencanaan pegawai hendaknya m dengan kebutuhan organisasi. Selain itu, rencana pengembangan SDM dapat dilakukan dengan peningkatan jenjang pendidikan serta mend Sesuai dengan lingkup kegiatan Bidang Cipta Karya, dalam rangka peningkatan kualitas SDM terdapat beberapa pelatihan yang diadakan yang dapat menjadi referensi dipaparkan pada tabel 9.6

Tabel 9.5 Pelatihan Bidang Cipta Karya No

  Instansi

  

1 Bimbingan Teknis Pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara Pusat, Barat dan Timur serta sertifikasi Pengelola Teknis

  2 Bimbingan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Gedung Negara

  3 Bimbingan Teknis Pengelolaan Rumah Negara Golongan III

  4 Training of Trainers (TOT) Bidang Penyelenggaraan Penataan Bangunan dan Lingkungan

  5 Training of Trainers (TOT) Sosialisasi Peraturan Perundangan-undangan Bangunan Gedung dan Lingkungan

  6 Pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa Dit. PBL

  7 Peningkatan Kapasitas SDM Dit. PBL bekerjasama dengan Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi

  8 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Keprotokolan

  9 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Tata Persuratan

  10 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Pemeliharaan dan Pengamanan Infrastruktur Publik Bidang Cipta Karya

  11 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Aparatur Negara dalam Tanggap Darurat Bencana

  12 Pembinaan Teknis Percepatan Proses Hibah/Alih Status Barang Milik Negara

  13 Pembinaan Teknis Penerapan Aplikasi SIMAK BMN

  14 Pembinaan Teknis Pengembangan Kompetensi Pegawai

  15 Pembinaan Teknis Pemetaan Kompetensi Pegawai

  16 Diklat Pejabat Inti Satker (PIS)

  17 Diklat Jabatan Fungsional