Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Kota Bandar Lampung
BAB 6
Kerangka Kelembagaan
dan Regulasi
Kota Bandar Lampung
Dalam
pembangunan
prasarana
bidang
Cipta
Karya,
untuk
mencapai hasil yang optimal diperlukan kelembagaan yang dapat
berfungsi sebagai motor penggerak RPIJM agar dapat dikelola dengan
baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kelembagaan dibagi dalam 3 komponen utama, yaitu organisasi,
tata laksana dan sumber daya manusia. Organisasi sebagai wadah untuk
melakukan tugas dan fungsi yang ditetapkan kepada lembaga; tata
laksana
merupakan
motor
yang
menggerakkan
organisasi
melalui
mekanisme kerja yang diciptakan; dan sumber daya manusia sebagai
operator dari kedua komponen tersebut. Dengan demikian untuk
meningkatkan
kinerja
suatu
lembaga,
penataan
terhadap
ketiga
komponen harus dilaksanakan secara bersamaan dan sebagai satu
kesatuan.
190
6.1 Kerangka Kelembagaan Bidang Cipta Karya
Bagian ini menguraikan secara sistematis tentang kondisi eksisting
kelembagaan Pemerintah kabupaten/kota yang menangani bidang Cipta
Karya.
6.1.1
Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya
Penataan dan penguatan organisasi merupakan Program ke-3 dari
Sembilan Program Reformasi Birokrasi. Keorganisasian yang dimaksud
dalam pedoman ini adalah struktur, tugas, dan fungsi pemerintah daerah
yang menangani bidang Cipta Karya.
Penanganan prasarana dan sarana bidang keciptakaryaan di Kota
Bandar Lampung dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung yang ditetapkan
dengan Surat Keputusan Walikota Bandar Lampung Nomor: 130.2/31 tahun
2004 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar
Lampung sesuai dengan kewenangan desentralisasi daerah.
Sesuai dengan Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 7 Tahun
2008 tentang Rincian Tugas Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum
kota Bnadar Lampung dan Surat Keputusan Walikota Bandar Lampung
Lampung
Nomor: 04 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bandar
Lampung,
Oleh karenanya pola kebijaksanaan program Dinas Pekerjaan Umum
Kota Bandar Lampung pada tahun 2011 lebih diarahkan pada upayaupaya
mengoptimalkan
fungsi
pelayanan
dan
perencanaan,
191
pelaksanaan
serta
pengendalian
pembangunan
dibidang
kebina
margaan, perumahan pemukiman dan penyehatan lingkungan sesuai
dengan perangkat peraturan dan perundang-undangan yang berlaku
guna
mengarahkan
dan
mengendalikan
agar
pelaksanaan
pembangunan terkendali serta terarah sesuai dengan apa yang dicitacitakan.
Tugas Pokok dan Fungsi
Lampung yang tertuang
Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar
didalam Surat Keputusan Walikota Bandar
Lampung Nomor : 4 Tahun 2008, tentang Organisasi dan Tata Kerja
Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bandar
Lampung, Dinas Pekerjaan Umum Kota
Tugas menyelenggarakan
Bandar Lampung
mempunyai
sebagian urusan Rumah Tangga Daerah di
Bidang Bina Marga dan Pemukiman
berdasarkan kebijaksanaan yang
telah ditetapkan oleh Kepala Daerah dan mengacu kepada perundangundangan yang berlaku.
Untuk mendukung dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas
Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung maka dilakukan distribusi tugas,
wewenang dan tanggung jawab Sekretaris, Kepada Bidang dan Kepala
Seksi serta Unit Pelaksana Teknis.
6.1.2 Kondisi Kelembagaan Pemerintah
A. Kondisi Kelembagaan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(BAPPEDA) Kota Bandar Lampung
Perencanaan
pembangunan
daerah
Kota
Bandar
Lampung
dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)
Kota Bandar Lampung.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(BAPPEDA) Kota Bandar Lampung merupakan unsur pendukung tugas
192
kepala daerah yang melaksanakan urusan pemerintah daerah. Dalam
pelaksanaan Tugas dan Fungsi, BAPPEDA dipimpin oleh seorang Kepala
Badan yang bertanggung jawab kepada Walikota Bandar Lampung
melalui Sekretaris Daerah.
Bappeda
melaksanakan
Kota
Bandar
sebagian
Lampung
urusan
mempunyai
pemerintah
tugas
daerah
pokok
dalam
hal
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang Perencanaan
Daerah Sedangkan Kepala Bappeda mempunyai tugas memimpin,
mengoordinasikan dan melaksanakan sebagian urusan Pemerintahan
daerah dibidang Perencanaan Pembangunan Daerah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan kebijakan yang
diberikan oleh Walikota.
Bappeda Kota Bandar Lampung merupakan lembaga perencana
atau pemikir bukan lembaga teknis atau pelaksana, sehingga perlu
kemampuan untuk terus berinovasi agar dapat merumuskan kebijakan
perencanaan yang semakin berkualitas, dinamis, inovatif, dan aspiratif
sesuai dengan tujuan organisasi serta ketentuan yang berlaku.
Bappeda Kota Bandar Lampung berdasarkan Peraturan Daerah
(perda) Nomor 21 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan dan Tata
Kerja Organisasi Perangkat Daerah Kota Bandar Lampung mempunyai
tugas
pokok
membantu
kepala
daerah
dalam
menyusun
dan
menentukan kebijakasanaan perencanaan pembangunan serta menilai
hasil pelaksanaannya.
Sedangkan fungsi Bappeda sebagai perangkat
daerah adalah sebagai berikut:
1. Menyusun Dokumen Induk Perencanaan Daerah seperti RPJP, RPJM,
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandar Lampung.
2. Menyusun Rencana Pembangunan Daerah baik yang akan dibiayai
oleh APBD Kota Bandar Lampung, maupun yang akan diusulkan pada
193
APBD Propinsi Lampung dan Pusat.
3. Melakukan
koordinasi
perencanaan
di
atara
Badan/Dinas/Kantor/Bagian sekretariat Daerah Kota Bandar Lampung.
4. Menyusun RAPBD bersama instansi terkait di bawah koordinasi
sekretaríat Kota Bandar Lampung.
5. Menyusun laporan
pertanggungjawaban Tahunan dan Akhir Masa
Jabatan Kepala Daerah bersama instansi-instansi lanilla dibawah
koordinasi Sekretariat Kota Bandar Lampung.
6. Melakukan
koordinasi
dan
atau
mengadakan
penelitian
untuk
kepentingan perencanaan pembangunan daerah.
7. Memonitor dan mengendalikan serta mengevaluasi pelaksanaan
pembangunan daerah.
Dalam
melaksanakan
perencanaan
tugas
pembangunan
pokok
daerah,
dan
fungsinya
Badan
dibidang
Perencanaan
Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Bandar Lampung memliki visi dan
misi. Visi Bappeda yaitu “menjadi Institusi Perencana yang Menghasilkan
Perencanaan Pembangunan Daerah yang Berkualitas”. Sedang misi yang
diemban adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan
kebijakan
makro
untuk
mendukung
program
pembangunan daerah;
2. Mengembangkan sistem perencanaan pembangunan berdasarkan
aspirasi masyarakat;
3. Menciptakan koordinasi yang harmonis antar dinas/ instansi dalam
perencanaan dan evaluasi pelaksanaan pembangunan daerah
4. Meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia Perencana agar
semakin profesional.
Dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya, Kepala Bappeda
194
dibantu oleh seorang sekretaris dan empat orang kepala bidang (Kabid)
beserta staf.
Sekretaris membawahi tiga orang Kepala Sub Bagian
(Kasubag) yaitu Kasubag Perencanaan Kegiatan, Kasubag Keuangana
dan Kasubag Umum.
Sedangkan masing – masing kepala bidang
bertanggung jawab kepada Kepala Badan dan membawahi beberapa
Kepala Sub Bidang (Kasubid) sebagai berikut:
1. Kepala Bidang (Kabid) Statistik dan Penelitian, terdiri atas 2 Sub Bidang:
•
Kepala Sub Bidang (Kasubid) Statistik
•
Kepala Sub Bidang (Kasubid) Penelitian
2. Kepala Bidang (Kabid) Ekonomi, terdiri atas 2 Sub Bidang:
•
Kepala Sub Bidang (Kasubid) Pengembangan Dunia Usaha
•
Kepala Sub Bidang (Kasubid) Produksi dan Pertanian
3. Kepala Bidang (Kabid) Pemerintahan dan Kesejahteraan, terdiri atas 2
Sub Bidang:
•
Kepala Sub Bidang (Kasubid) Pemerintahan
•
Kepala Sub Bidang (Kasubid) Kesejahteraan
4. Kepala Bidang (Kabid) Fisik dan Prasarana, terdiri atas 2 Sub Bidang:
•
Kepala Sub Bidang (Kasubid) Sarana dan Prasarana
•
Kepala
Sub
Bidang
(Kasubid)
Tata
Ruang,
Lingkungan
dan
Pertamanan
Unsur Bappeda yang melaksanakan tugas dibidang Ke-PU-an /
Kecipta Karyaan adalah Bidang Fisik dan Prasarana.
Bidang Fisik dan
Prasarana mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Badan Bidang
Perencanaan Pembangunan Fisik dan Prasarana meliputi penyusunan
rencana serta pengendalian atas pelaksanaan pembangunan fisik dan
prasarana.
Sedangkan untuk melaksanakan tugasnya, Bidang Fisik dan Prasarana
195
Bappeda Kota Bandar Lampung mempunyai fungsi :
1.
Pengoordinasian an Penyusunan perencanaan pembangunan di
bidang Fisik dan Prasarana
2.
Penetapan petunjuk pelaksanaan perencanaan dan pengendalian
pembangunan di bidang Fisk dan Prasarana
3.
Pelaksanaan
kerjasama
pembangunan
antar
daerah
kabupaten/kota dan antar daerah kabupaten/kota dengan swasta,
dalam dan luar negeri dibidang Fisik dan Prasarana.
4.
Bimbingan
supervisi
dan
konsultasi
penyusunan
rencana
pembangunan dibidang Fisik dan Perencana.
5.
Pengendalian pembangunan dibidang fisik dan Prasarana.
Dalam menyelenggarakan tugas dan fungsinya Bidang Fisik dan
Parasarana dibantu oleh Sub Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup
dan Sub Bidang Sarana dan Prasarana.
Masing-masing Sub Bidang
dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang dalam melaksanakan
tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Bidang.
196
Adapun secara rinci Struktur organisasi Bappeda Kota Bandar Lampung berdasarkan jabatan struktural dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 6.1 Struktur Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ( BAPPEDA) Kota Bandar Lampung
197
Sumber : Sekretariat Bappeda Kota Bandar Lampung, 2015
198
Bappeda Kota Bandar Lampung didukung oleh Sumber daya
Manusia / Aparatur yang Handal. Sebagian besar aparatur / Pegawai
Bappeda Kota Bandar Lampung adalah lulusan Stara-1 yaitu sekitar 61
persen, Magistes S2 sebesar 31 persen dan hanya sebagian kecil yang lulus
SLTA dan SMP. Adapun Tingkat Pendidikan Aparatur / Pegawai Bappeda
Kota Bandar Lampung dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.
Tabel 6.1 Sumber Daya Manusia (SDM) BAPPEDA Kota Bandar
LampungBerdasarkan Tingkat Pendidikan
N
o.
1
Uraian
S-2
Pendidikan
SMA/
S-1 D III
STM
2
Kepala Badan
Bagian Sekretariat / Tata
Usaha
5
9
-
3
16
3
Bidang Statistik dan Penelitian
1
8
-
2
10
4
Bidang Ekonomi
Bidang Sosial dan
Kesejahteraan
3
5
-
-
8
3
2
1
1
7
Bidang Fisik dan Prasarana
Jumlah
5
16
8
33
1
1
7
14
58
5
6
1
%
Jumla
h
1
1,6666
6
28,333
33
18,333
33
13,333
33
11,666
66
23,333
33
100,00
Sumber: BAPAPEDA Kota Bandar Lampung September 2015
Tabel 6.2 Tingkat Pendidikan Pegawai BAPPEDA Kota Bandar Lampung
No.
1.
2.
3.
4.
Tingkat Pendidikan
SLTA
Diploma 3
Strata 1 (S.1)
Strata 2 (S.2)
Total
Jumlah
5
30
23
58
Persentase
Sumber: BAPAPEDA Kota Bandar Lampung September 2015
199
Selain Sumber Daya Manusia Bappeda didukung oleh tersedianya
sarana dan prasarana yang cukup memadai antara lain gedung
perkantoran, ruang kerja, ruang rapat, komputer, Internet, Telepon, LCD
dan peralatan kantor lainnya.
B. Kondisi Kelembagaan Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung
Penanganan prasarana dan sarana bidang keciptakaryaan di Kota
Bandar Lampung dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung yang ditetapkan
dengan Surat Keputusan Walikota Bandar Lampung Nomor: 130.2/31 tahun
2004 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar
Lampung sesuai dengan kewenangan desentralisasi daerah.
Sebagai
unsur pelaksana, maka Dinas Pekerjaan Umum selalu
melakukan upaya penyesuaian (Adjusment) sejalan dengan besaran
pada tingkat kebutuhan pelayanan yang menjadi tuntutan masyarakat
Kota Bandar Lampung. Berdasarkan hal tersebut maka pola kebijaksanaan
pelayanan organisasi
yang akan dilaksanakan adalah kebijaksanaan
pelayanan terhadap masyarakat secara lebih profesional sesuai dengan
tingkat kebutahan pelayanan yang dibutuhkan masyarakat kota Bandar
Lampung, dalam kontek ini pola kebijaksanaan yang ditempuh adalah
mewujutkan konsep “ Pola Pelayanan Prima “ hal tersebut sejalan dengan
Visi Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung.
Visi dan misi Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung adalah sebagai
berikut:
200
Visi :
“
Tersedianya
Infrastruktur
kota
yang
handal,
bermanfaat
dan
berkelanjutan untuk mendukung terwujudnya Kota bandar Lampung yang
aman, maju dan modern”
Misi :
Untuk mewujudkan Visi
tersebut
Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar
Lampung telah merumuskan menjadi 4 (empat) Misi sebagai berikut :
1.
Meningkatkan
kualitas
pengelolaan
lingkungan
hidup
yang
berkelanjutan dalam bidang lingkungan hidup.
2.
Memenuhi kebutuhan infrastruktur di bidang jalan dan jembatan,
dalam rangka mendukung pengembangan kota dan kelancaran
distribusi barang dan jasa
3.
Mengembangkan infrastruktur di permukiman untuk mewujudkan
perumahan dan permukiman yang layak huni, sehat dan produktif
4.
Memenuhi kebutuhn infrastruktur di bidang sumber daya air, termasuk
mendukung ketahan pagan melalui pengembangan jaringan irigasi,
serta mengamankan pusat pusat produksi dan permukiman dari
bahaya daya rusak air
5.
Melaksanakan pembinaan bangunan gedung yang memenuhi
standar keselamatan dan keamanan bangunan
6.
Mendorong berkembangnya industri konstruksi yang kompetitif
Sesuai dengan Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 7 Tahun
2008 tentang Rincian Tugas Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum
kota Bnadar Lampung dan Surat Keputusan Walikota Bandar Lampung
Lampung
Nomor: 04 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bandar
Lampung, Fungsi Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung sebagai
berikut :
201
1. Perumusan kebijakan teknis dibidang Bina Marga, Cipta Karya, dan
Pengairan/Irigasi
2. Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan dan Pelayanan Umum sesuai
dengan lingkup pekerjaanya.
3. Pembinaan dan Pelaksanaan Tugas sesuai dengnan lingkup tugasnya
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan
tugas dan fungsinya
Oleh karenanya pola kebijaksanaan program Dinas Pekerjaan Umum
Kota Bandar Lampung pada tahun 2011 lebih diarahkan pada upayaupaya
mengoptimalkan
pelaksanaan
serta
fungsi
pengendalian
pelayanan
dan
pembangunan
perencanaan,
dibidang
kebina
margaan, perumahan pemukiman dan penyehatan lingkungan sesuai
dengan perangkat peraturan dan perundang-undangan yang berlaku
guna
mengarahkan
dan
mengendalikan
agar
pelaksanaan
pembangunan terkendali serta terarah sesuai dengan apa yang dicitacitakan.
Tugas Pokok dan Fungsi
Lampung yang tertuang
Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar
didalam Surat Keputusan Walikota Bandar
Lampung Nomor : 4 Tahun 2008, tentang Organisasi dan Tata Kerja
Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bandar
Lampung, Dinas Pekerjaan Umum Kota
Tugas menyelenggarakan
Bandar Lampung
mempunyai
sebagian urusan Rumah Tangga Daerah di
Bidang Bina Marga dan Pemukiman
berdasarkan kebijaksanaan yang
telah ditetapkan oleh Kepala Daerah dan mengacu kepada perundangundangan yang berlaku.
Untuk mendukung dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas
Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung maka dilakukan distribusi tugas,
202
wewenang dan tanggung jawab Sekretaris, Kepada Bidang dan Kepala
Seksi serta Unit Pelaksana Teknis.
Susunan Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung
sebagaimana diatur dalam Surat Keputusan Walikota Nomor 4 Tahun 2008
Tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum Kota
Bandar Lampung adalah sebagai berikut:
•
Sekretariat
•
Bidang Perencanaan dan Pengendalian
•
Bidang Bina Marga
•
Bidang Cipta Karya
•
Bidang Sumber Daya Air
•
Unit Pelaksana Teknis
•
Kelompok Jabatan Fungsional
Setiap Bidang di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar
Lampung memiliki bidang tugas tertentu dalam menjunjang Tugas Pokok
dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung.
Masing –
masing Bidang terdiri atas beberapa seksi yang membidangi bidang tugas
tertentu.
Bidang yang ada di lingkungan Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Kota Bandar Lampung adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
Sekretariat :
a.
Sub Bagian Penyusunan Program, Monitoring dan Evaluasi
b.
Sub Bagian Umum Kepegawaian
c.
Sub Bagian Keuangan
Bidang Bina Mrga :
a.
Seksi Jalan Perkotaan
b.
Seksi Jembatan Perkotaan
c.
Seksi Sarana dan Prasarana Jalan
Bidang Sumber Daya Air :
203
4.
5.
a.
Seksi Kelembagaan
b.
Seksi Bina Teknik
c.
Seksi Operasi dan Pemeliharaan
Bidang Cipta Karya :
a.
Seksi Tata Bangunan
b.
Seksi Penyehatan Lingkungan
c.
Seksi Perumahan
Bidang Perencanaan dan Penngendalian
a.
Seksi Survey dan Perencanaan
b.
Seksi Pemetaan
c.
Seksi Pengendalian dan Pengawasan
Kondisi Sumber Daya Manusia ( SDM ) Dinas Pekerjaan Umum Kota
Bandar Lampung dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 6.3 Tingkat Pendidikan Pegawai Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar
Lampung
No.
Tingkat Pendidikan
Jumlah
Persentase
1.
SD
1
0,94
2.
SMP
2
1,87
3.
SLTA
39
36,45
4.
Diploma 3
2
1,87
5.
Strata 1 (S.1)
49
45,79
6.
Strata 2 (S.2)
14
13,08
Total
117
100
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung Tahun 2015
204
Tabel 6.4 Jumlah Pegawai Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung
Pegawai Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar
Lampung Berdasarkan
No.
Jenis
Golongan Jumlah
Jumlah
Kelamin
1. Gol. IV
6
Laki – Laki
69
2. Gol. III
68
Perempuan
48
3. Gol. II
19
4. Gol. I
4
5. PLH
6. TKS
10
Total
117
117
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung Tahun 2015
Selain hal penting dalam menunjang pelaksanaan tugas Dinas
Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung adalah ketersediaan sarana dan
prasarana dan peralatan peralatan penunjang.
Kondisi sarana dan
prasarana dan peralatan peralatan penunjang yang dimiliki oleh Dinas
Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 6.5 Kondisi Sarana dan Prasarana Dinas Pekerjaan Umum Kota
Bandar Lampung
No.
1.
2.
3.
4.
Jenis
Kantor
Workshop
Kendaraan Roda 4
Dump Truck
5.
Truck Bak Kayu
2 unit
6.
7.
8.
Kendaraan Roda 2
Mesin Daur Ulang Aspal
Kendaraan Alat Berat
6 unit
1 unit
8 unit
Sumber:
Dinas
Jumlah
1 unit
1 unit
4 unit
5 unit
Pekerjaan
Umum
Kondisi
Baik
Baik
Baik
4 unit baik, 1 unit rusak
berat
1 unit baik, 1 unit rusak
berat
Baik
Baik
2 unit baik, 6 unit rusak
berat
Kota
Bandar
Lampung
205
Gambar 6.2 Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung
206
C. Dinas Lingkungan Hidup
1. Kedudukan Dinas Lingkungan Hidup
Dinas Lingkungan Hidup Daerah Kota Bandar Lampung merupakan
instansi yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar
Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 07 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Bandar Lampung
Lampung. Berdasarkan Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 47
Tahun 2016, telah ditetapkan Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Dinas
Lingkungan Hidup Kota Bandar Lampung. Dinas Lingkungan Hidup
Daerah Kota Bandar Lampung merupakan suatu lembaga teknis
pelaksana tugas Pemerintah Kota Bandar Lampung yang dipimpin oleh
kepala yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
Walikota.
2. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Lingkungan Hidup
Tugas pokok Dinas Lingkungan Hidup Daerah Kota Bandar Lampung
adalah tugas pokok melaksanakan sebagian urusan pemerintah
daerah dalam hal penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah
dibidang lingkungan hidup. Dalam melaksanakan tugas pokok, Dinas
Lingkungan Hidup Daerah Kota Bandar Lampung menyelenggarakan
fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis dibidang lingkungan hidup;
b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan
daerah sesuai dengan lingkup tugasnya;
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup
tugasnya; dan
d. Pengkoordinasian dalam penyusunan program, pengawasan,
pembinaan, pemantauan, dan evaluasi dibidang lingkungan
hidup;
e. Melaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota.
207
3. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandar Lampung
terdiri atas :
1. Kepala Dinas
Kepala Dinas Lingkungan Hidup mempunyai tugas memimpin,
mengkoordinasikan,
dan
melaksanakan
sebagian
urusan
pemerintahan daerah dibidang lingkungan hidup, sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan kebijakan
yang diberikan walikota.
2. Sekretariat
Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang mempunyai
tugas
melaksanakan
kesekretariatan.
sebagian
Sekretaris
dalam
tugas
Dinas
melaksanakan
di
bidang
tugasnya
bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. Untuk melaksanakan
tugas, sekretariat mempunyai fungsi:
a. Pengelolaan urusan penyusunan program dan informasi;
b. Pengelolaan urusan administrasi umum dan kepegawaian;
c. Pengelolaan urusan keuangan dan aset.
Sub bagian-sub bagian yang ada di sekretariat yaitu:
1) Sub Bagian Penyusunan Program dan Informasi
2) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
3) Sub Bagian Keuangan dan Aset
3. Bidang Tata Lingkungan
Bidang ini mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan
kebijakan serta kewenangan dibidang inventarisasi sumber daya
alam, menyusun RPPLH dan KLHS, kajian dampak lingkungan dan
konservasi lingkungan hidup. Bidang Tata Lingkungan dipimpin
208
oleh
seorang
kepala
bidang
yang
dalam
melaksanakan
tugasnya bertanggung jawab kepada kepala dinas.
Bidang
Tata
Lingkungan
dalam
melaksanakan
tugasnya
mempunyai fungsi :
• Pelaksanaan inventarisasi data dan informasi sumberdaya
alam;
• Penyusunan
Rencana
Perlindungan
dan
Pengelolaan
Lingkungan Hidup (RPPLH), Kajian Lingkungan Hidup Strategis
(KLHS), Neraca Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
(NSD dan LH), Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD), dan
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH);
• Pelaksanaan inventarisasi, penyusunan profil emisi Gas Rumah
Kaca (GRK), upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim;
• Penyusunan
perencanaan
keanekaragaman
dan
hayati,
kebijakan
pelaksanaan
konservasi
konservasi,
pemanfaatan berkelanjutan, dan pengendalian kerusakan
keanekaragaman hayati;
• Pelaksanaan
pembinaan,
monitoring,
pengawasan,
dan
pelaporan dalam rangka konservasi keanekaragaman hayati;
• Pelaksanaan
pengembangan
sistem
informasi
dan
pengelolaan database keanekaragaman hayati;
• Pelaksanaan
sosialisasi
kepada
pemangku
kepentingan
tentang RPPLH;
• Pemantauan dan evaluasi KLHS;
• Pengoordinasian penyusunan tata ruang yang berbasis daya
dukung dan daya tampung lingkungan, penyusunan instrumen
pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan
hidup (Amdal, UKL-UPL, izin lingkungan, audit lingkungan hidup,
analisis resiko lingkungan hidup);
• Pelaksanaan
penilaian
terhadap
dokumen
lingkungan
(AMDAL dan UKL-UPL, audit lingkungan hidup, dan analisa
resiko lingkungan hidup);
209
• Penyusunan tim kajian dokumen lingkungan hidup (komisi
penilai, tim teknis, dan tim pakar);
• Pelaksanaan proses penerbitan izin lingkungan;
• Penyiapan bahan kebijakan teknis, koordinasi, dan pembinaan
dalam rangka pemeliharaan lingkungan hidup;
• Penyiapan bahan dalam rangka perumusan kebijakan izin
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
• Pelaksanaan
proses
penerbitan
izin
Perlindungan
dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
• Pelaksanaan
koordinasi
dalam
rangka
pemantauan,
pengawasan, dan pembinaan terkait izin Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup; dan
• Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan.
210
Bidang Tata Lingkungan terdiri dari:
1) Seksi Inventarisasi RPPLH dan KLHS
2) Seksi Kajian Dampak Lingkungan
3) Seksi Pemeliharaan Lingkungan Hidup
4. Bidang Pengelolaan Sampah
Bidang ini mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan
kebijakan serta kewenangan dibidang pengelolaan sampah.
Bidang Pengelolaan Sampah dipimpin oleh seorang kepala
bidang yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung
jawab kepada kepala dinas.
Dalam melaksanakan tugasnya bidang pengelolaan sampah
mempunyai fungsi :
• Pelaksanaan kebijakan dan program bidang pengelolaan
persampahan,
sarana
dan
prasarana
persampahan,
pengembangan teknologi dan inovasi persampahan;
• Perencanaan dan evaluasi tugas dalam bidang pengelolaan
persampahan,
sarana
dan
prasarana
persampahan,
pengembangan teknologi dan inovasi persampahan;
• Pelaksanaan
pemeliharaan
kebersihan
jalan,
pertokoan,
pantai, sungai dan tempat keramaian umum dan tinja;
• Penggerakan
partisipasi
masyarakat
dalam
usaha
tanggap
darurat
pemeliharaan kebersihan melalui SOKLI;
• Penyusunan
dan
pelaksanaan
sistem
pengelolaan sampah;
• Pemberian kompensasi dampak negatif kegiatan pemrosesan
akhir sampah;
• Penyusunan
kebijakan
dan
pelaksanaan
perizinan
pengolahan sampah, pengangkutan dan pemrosesan akhir
sampah yang diselenggarakan oleh swasta;
211
• Perumusan kebijakan dan pelaksanaan pembinaan dan
pengawasan kinerja pengelolaan sampah yang dilaksanakan
oleh pihak lain (badan usaha);
• Perumuskan kebijakan dan melaksanakan pembinaan dan
pengawasan dalam pengurangan, penggunaan ulang, dan
pendaurulangan sampah;
• Penyusunan informasi pengelolaan sampah dan penetapan
target pengurangan sampah;
• Pelaksanaan
pemeliharaan
sarana
dan
prasarana
persampahan meliputi kendaraan dinas, alat berat, mesin dan
peralatan kerja lainnya;
• Penyiapan pengadaan suku cadang sarana dan prasarana
persampahan;
• Penyiapan
bahan
kebijakan
teknis
pelaksanaan
pengembangan teknologi dan inovasi persampahan;
• Penyiapan bahan pembinaan dalam upaya pengembangan
teknologi dan inovasi persampahan;
• Pengoordinasian kerjasama dengan pihak ketiga (pemerintah,
swasta, maupun masyarakat) dalam rangka pengembangan
teknologi dan inovasi persampahan;
• Penyiapan
sarana
dan
prasarana
dalam
rangka
pengembangan teknologi dan inovasi persampahan; dan
• Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
Bidang Pengelolaan Sampah terdiri atas :
1) Seksi Pengelolaan Persampahan
2) Seksi Sarana dan Prasarana Persampahan
3) Seksi Pengembangan Teknologi dan Inovasi Persampahan
Masing-masing seksi dipimpin oleh seorang kepala seksi yang
dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada kepala
bidang.
212
5. Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
Hidup
Bidang ini mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan
kebijakan
serta
kewenangan
dibidang
pengendalaian
pencemaran lingkungan dan kerusakan lingkungan meliputi
pemantauan,
penanggulangan
dan
pemulihan.
Bidang
Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup
dipimpin
oleh
seorang
kepala
bidang
yang
dalam
melaksanakan tugasnya bertanggungjawab kepada kepala
dinas.
Dalam
melaksanakan
tugasnya
Bidang
Pengendalian
Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup mempunyai
fungsi :
• Perumusan program dan kebijakan teknis dalam bidang
pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan;
• Pelaksanaan pemantauan kualitas air, udara, tanah, pesisir
dan laut;
• Pengoordinasian pelaksanaan pengendalian pencemaran
dan kerusakan lingkungan hidup;
• Penetapan
baku
mutu
lingkungan,
baku
mutu
sumber
pencemar, dan kriteria baku kerusakan lingkungan;
• Penyiapan sarana prasarana pemantauan lingkungan;
• Pelaksanaan penanggulangan pencemaran dan kerusakan
lingkungan
(pemberian
informasi,
pengisolasian,
dan
penghentian) dan pemulihan pencemaran dan kerusakan
(pembersihan, remediasi, rehabilitasi, dan restorasi);
• Pengembangan sistem informasi kondisi, potensi dampak dan
pemberian peringatan akan pencemaran atau kerusakan
lingkungan hidup kepada masyarakat; dan
• Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
213
Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
Hidup terdiri atas :
1) Seksi Pemantauan Lingkungan
2) Seksi Pencemaran Lingkungan
3) Seksi Kerusakan Lingkungan
Masing-masing seksi dipimpin oleh seorang kepala seksi yang
dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada kepala
bidang.
6. Bidang Penaatan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup
Bidang ini mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dinas
dibidang
penaatan
dan
peningkatan
kapasitas
meliputi
penanganan pengaduan, penegakan hukum, dan peningkatan
kapasitas lingkungan hidup. Bidang Penaatan dan Peningkatan
Kapasitas Lingkungan Hidup dipimpin oleh seorang kepala
bidang yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung
jawab kepada kepala dinas.
Dalam melaksanakan tugasnya Penaatan dan Peningkatan
Kapasitas Lingkungan Hidup mempunyai fungsi :
• Perumusan kebijakan tentang tata cara pelayanan dan
penyelesaian pengaduan masyarakat;
• Pengoordinasian
dalam
rangka
sosialisasi
dan
fasilitasi
penerimaan dan tindak lanjut pengaduan masyarakat, serta
penyelesaian sengketa lingkungan;
• Pelaksanaan monitoring dan pelaporan atas hasil tindaklanjut
pengaduan dan penyelesaian sengketa lingkungan;
• Pelaksanaan sosialisasi
dalam rangka pemahaman dan
kepatuhan kepada masyarakat dan pelaku usaha;
• Penyusunan
pedoman
sistem
informasi
penerimaan
pengaduan masyarakat;
214
• Penyusunan kebijakan pengawasan terhadap usaha dan atau
kegiatan yang berpotensi menimbulkan pencemaran dan
kerusakan lingkungan;
• Pelaksanaan
pengawasan,
terhadap
dan
usaha
atau
pembinaan,
kegiatan
dan
yang
evaluasi
berpotensi
menimbulkan pencemaran dan kerusakan lingkungan;
• Pelaksanaan
koordinasi
dalam
rangka
pelaksanaan
monitoring dan penegakan hukum lingkungan;
• Pelaksanaan penyidikan dalam perkara pelanggaran hukum
lingkungan;
• Penyusunan kebijakan, pelaksanaan identifikasi, verifikasi, dan
validasi serta penetapan pengakuan keberadaan masyarakat
hukum adat, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan
hak kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak
masyarakat hukum adat (MHA) terkait dengan perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup;
• Penyusunan kebijakan peningkatan kapasitas MHA, kearifan
lokal
atau
pengetahuan
tradisional
terkait
dengan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;
• Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, pengembangan
dan pendampingan terhadap MHA, kearifan lokal atau
pengetahuan tradisional terkait dengan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup;
• Pengembangan kelembagaan kelompok masyarakat peduli
lingkungan hidup;
• Pengoordinasian dalam rangka pelaksanaan penilaian dan
pemberian penghargaan lingkungan hidup;
• Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
Bidang Penaatan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup
terdiri atas :
215
1) Seksi Penanganan Pengaduan dan penyelesaian Sengketa
Lingkungan
2) Seksi Pengawasan dan Penegakan Hukum Lingkungan
3) Seksi Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup
Masing-masing seksi dipimpin oleh seorang kepala seksi yang
dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada kepala
bidang
7. Unit Pelaksana Teknis
Unit Pelasana Teknis Dinas merupakan unsur pelaksana teknis
Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandar Lampung. Pembentukan,
Nomenklatur, Tugas Pokok dan Fungsi Unit Teknis pada Dinas
Lingkungan Hidup Kota Bandar Lampung ditentukan dan
ditetapkan dengan Peraturan Walikota.
1) Unit Pelaksana Teknis Laboratorium
Unit Pelaksana Tenis Laboratorium Dinas Lingkungan Hidup Kota
Bandar Lampung ditetapkan berdasarkan Peraturan Walikota
Bandar Lampung Nomor 82 Tahun 2016 Tentang Tugas, Fungsi,
dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Lingkungan
Hidup Pada Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandar Lampung
2) Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Sampah
Unit Pelaksana Tenis Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan
Hidup Kota Bandar Lampung ditetapkan berdasarkan Peraturan
Walikota Bandar Lampung Nomor 81 Tahun 2016 Tentang Tugas,
Fungsi, dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Sampah
Pada Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandar Lampung
Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Sampah terdiri dari 20 (dua
puluh) Unit Pelaksana Teknis, yang berkedudukan disetiap
kecamatan di Kota Bandar Lampung
216
3) Unit Pelaksana Teknis TPA Bakung
Unit Pelaksana Tenis TPA Bakung Dinas Lingkungan Hidup Kota
Bandar Lampung ditetapkan berdasarkan Peraturan Walikota
Bandar Lampung Nomor 88 Tahun 2016 Tentang Tugas, Fungsi,
dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis TPA Bakung Pada Dinas
Lingkungan Hidup Kota Bandar Lampung
Struktur organisasi DLH Kota Bandar Lampung dapat dilihat pada gambar
di bawah ini :
217
Gambar 6.3 Struktur DLH Kota Bandar Lampung
Dalam pelaksanaan tugas Dinas Lingkungan Hidup perlu ditunjang
dengan sumber daya manusia yang berkualitas. Jumlah pegawai DLH
Kota Bandar Lampung saat ini berjumlah 921 orang dengan status 227
218
orang dan TKS 694 orang. Kondisi sumberdaya manusia di lingkungan DLH
Kota Bandar Lampung secara rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 6.6 Pegawai DLH Kota Bandar Lampung Berdasarkan Pangkat
Golongan
Golongan
TKS
I
II
III
IV
TOTAL
1.
2.
3.
4.
5.
Jumlah
694
36
98
79
14
921
Sumber: DLH Kota Bandar Lampung Tahun 2018
Tabel 6.7 Pegawai DLH Kota Bandar Lampung BerdasarkanJabatan
No.
1.
Esselon II
2.
Esselon III
3.
Esselon IV
Jabatan
Jumlah
1 Jabatan
5 Jabatan
59 Jabatan
65 Jabatan
Total
Sumber: DLH Kota Bandar Lampung Tahun 2018
Tabel 6.8 Pegawai DLH Kota Bandar Lampung Berdasarkan Tingkat
Pendidikan
No
Tingkat Pendidikan
Jumlah (Orang)
Tenaga
PNS
Kontrak
1.
Pasca Sarjana (S2)
19
-
2.
Sarjana (S1)
52
76
3.
D3
1
17
.4.
D1
-
2
5.
SMA
74
300
6.
SMP
73
120
7.
SD
8
98
8.
Tidak Sekolah
-
81
227
694
Jumlah
Jumlah PNS+Tenaga Kontrak
921
Sumber: DLH Kota Bandar Lampung Tahun 2018
219
6.1.2 Kondisi Kelembagaan Non Pemerintah
Dalam
upaya
mengatasi
permasalahan
dibidang
PU-
Keciptakaryaan di Kota Bandar Lampung tentunya tidak hanya dilakukan
oleh Pemerintah Kota Bandar Lampung melainkan juga dilakukan dengan
membangun komunikasi dan kerjasama dengan berbagai pihak antara
lain dengan pihak Swasta dan BUMN / BUMD, Perguruan Tinggi, Dewan Air
Kota
Bandar
Lampung,
Lembaga
Swadaya
Masyarakat
dan
Tim
Perencanaan Pembangunan Kecamatan se Kota Bandar Lampung. Hal ini
mengingat keterbatasan dana dan kemampuan Pemerintah Kota Bandar
Lampung.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan akan sarana dan prasarana
kota, berbagai terobosan dilakukan oleh pemerintah Kota Bandar
Lampung
dengan
pihak
swasta
dan
BUMN
/
BUMD
dengan
memanfaatkan pola Cost Social Responsibity (CSR) yang dimiliki serta
berupaya untuk menarik investor yang berkualitas sebanyak mungkin untuk
menanamkan modalnya di Kota Bandar Lampung khususnya menyangkut
penyediaan infrastruktur kota, dengan mengacu pada kebijakaan
Pemerintah
Kota
Bandar
Lampung
sebagaimana
tertuang
dalam
dokumen perencanaan yang ada seperti Revisi Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kota Bandar Lampung, Master Plan Penataan Pesisir dan
studi – studi lain yang telah dilakukan.
Sebagai contoh dalam upaya mewujudkan program pemerintah
Kota Bandar Lampung, pemerintah Kota Bandar Lampung mendapat
bantuan dari Pelindo untuk membangun pintu gerbang (Main Gate)
menuju jalan masuk ke Pesisir. Demikian pula beberapa pihak investor
yangingin menanamkan modalnya di Kota Bandar Lampung baik yang
bergerak
dibidang
jasa
dan
perdagangan
(kepelabuhan
dan
perumahan).
220
Dalam upaya penyediaan dan pengelolaan air minum perpipaan
bagi masyarakat Kota Bandar Lampung sepenuhnya diselenggarakan
oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Way Rilau.
Sedangkan
pengelolaan SPAM non perpipaan dikelola secara swadaya oleh
masyarakat. Dengan demikian, dalam penyelenggaraannya belum ada
lembaga / instansi yang secara khusus membidangi dan mengatur
pengelolaan SPAM non perpipaan bagi pemenuhan kebutuhan air bersih
dan air minum masyarakat kota Bandar Lampung. Peraturan-peraturan
daerah (Perda) yang mengatur penggunaan sumber-sumber air dalam
penyediaan air bagi masyarakat kota antara lain: Surat Keputusan
Walikota Nomor 26 Tahun 2004 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan
Kualitas Air dan Peraturan Gubernur Lampung Nomor 17 Tahun 2006
tentang Baku Mutu Air.
Dalam menetapkan struktur organisasi PDAM berpedoman kepada
Surat Keputusan Walikota Bandar Lampung No. 14 Tahun 2002. Jumah
karyawan PDAM Way Rilau pada tahun 2006 sebanyak 287 orang yang
terdiri dari 237 orang pengawai tetap dan 50 orang pegawai kontrak,
dengan jenjang pendidikan terdiri dari SLTP, SLTA, Sarjana Muda dan
Sarjana. Dari tenaga tetap yang ada komposisi pendidikannya adalah
sebagai berikut:
•
SD
: 46 orang
•
SLTP
: 21 orang
•
SMU/SLTA
: 170 orang
•
D3
: 7 orang
•
S1
: 59 orang
Rasio karyawan PDAM Way Rilau pada tahun 2006 berdasarkan
komposisi karyawan tersebut di atas adalah 9 : 1000.
Kondisi ini masih
terlalu besar, sebaiknya PDAM Way Rilau memiliki rasio 5 – 7 karyawan per
1000 sambungan, untuk mencapai target ini maka PDAM Way Rilau harus
menambah jumlah sambungan sekitar 2.000 SR.
221
Pemerintah Kota Bandar Lampung juga telah membentuk Dewan Air
Kota
Bandar
Lampung
dalam
rangka
menjaga
ketersediaan Air di Kota Bandar Lampung.
kelestarian
dan
Dewan Air Kota Bandar
Lampung beranggotakan orang-orang dari berbagai unsur dinas instansi
terkait maupun unsur LSM, perguruan tinggi, dan pengusaha.
Komponen lain yang penting dalam pelaksanaan pembangunan di
Kota
Bandar
Lampung
adalah
keberadaan
Tim
Perencanaan
Pembangunan Kecamatan (TPPK) se-Kota Bandar Lampung.
Tim
Perencanaan Pembangunan Kecamatan se-Kota Bandar Lampung yang
membantu pemerintah Kota Bandar Lampung dalam menjaring aspirasi
masyarakat akan kebutuhan sarana dan prasarana Kota di wilayahnya
masing-masing. Dimana TPPK ini yang menyusun perencanaan khususnya
dibidang fisik dan prasarana yang kemudian untuk diteruskan dalam
mekanisme penyusunan Rencana Anggaran Pembangunan dan Belanja
Daerah (RAPBD) Kota Bandar Lampung sebagai pedoman dalam
pelaksanaan pembangunan di Kota Bandar Lampung.
6.1.3
Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya
Sebagaimana ditetapkan dalam Program RB, penataan tata laksana
merupakan salah satu prioritas program untuk peningkatan kapasitas
kelembagaan. Tata laksana organisasi yang perlu dikembangkan adalah
menciptakan
hubungan
menumbuhkembangkan
kerja
rasa
antar
perangkat
kebersamaan
dan
daerah
kemitraan
dengan
dalam
melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi peningkatan
produktifitas dan kinerja.
Secara internal, Cipta Karyakeorganisasian urusan pemerintah bidang
Cipta Karya, perlu mengembangkan hubungan fungsional sesuai dengan
kompetensi dan kemandirian dalam melaksanakan tugas, fungsi dan
wewenang untuk masing-masing bidang/seksi. Selanjutnya
222
juga perlu dikembangkan hubungan kerja yang koordinatif baik antar
bidang/seksi di dalam keorganisasian urusan Cipta Karya, maupun untuk
hubungan kerja lintas dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang
tindih atau duplikasi program dan kegiatan secara substansial
dan menjamin keselarasan program dan kegiatan antar perangkat
daerah.
Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan di atas perlu dituangkan
di
dalam
Peraturan
Daerah
tentang
keorganisasian
Pemerintah
Kabupaten/kota, khususnya menyangkut tupoksi dari masing-masing
instansi pemerintah bidang Cipta Karya. Selain itu, guna memperjelas
pelaksanaan tugas pada setiap satuan kerja, perlu dilengkapi dengan
tatalaksana dan tata hubungan kerja antar satuan kerja, serta Standar
Operasional Prosedur (SOP) untuk setiap pelaksanaan tugas, yang dapat
dijadikan pedoman bagi pegawai dalam melakukan tugasnya.
No.
1
Tabel 6.9 Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya
Unit / Bagian yang
Peran Instansi dalam
Menangani
Instansi
Pembangunan Bidang
Pembangunan
CK
Bidang CK
Bappeda
1. Pengoordinasian an Penyusunan Bidang Fisik dan
perencanaan pembangunan di Prasarana
bidang Fisik dan Prasarana
2. Penetapan petunjuk
pelaksanaan perencanaan dan
pengendalian pembangunan di
bidang Fisik dan Prasarana
3. Pelaksanaan kerjasama
pembangunan antar daerah
kabupaten/kota dan antar
daerah kabupaten/kota
dengan swasta, dalam dan luar
negeri dibidang Fisik dan
Prasarana.
4. Bimbingan supervisi dan
konsultasi penyusunan rencana
pembangunan dibidang Fisik
dan Perencana.
223
No.
Peran Instansi dalam
Pembangunan Bidang
CK
Instansi
5.
2
3
4
Dinas PU
Unit / Bagian yang
Menangani
Pembangunan
Bidang CK
Pengendalian pembangunan
dibidang fisik dan Prasarana.
1. Perumusan kebijakan teknis
dibidang Bina Marga, Cipta
Karya, dan Pengairan/Irigasi
2. Penyelenggaraan Urusan
Pemerintahan dan Pelayanan
Umum sesuai dengan lingkup
pekerjaanya.
Bidang Cipta
Karya
3. Pembinaan dan Pelaksanaan
Tugas sesuai dengnan lingkup
tugasnya
4. Pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Walikota sesuai
dengan tugas dan fungsinya
Dinas
a. Perumusan kebijakan teknis di
Kebersihan
bidang kebersihan, Pertamanan,
dan
Penghijauan, Penerangan Jalan,
Pertamanan
Dekorasi Kota dan Pemakaman
Umum berdasarkan azas
otonomi dan tugas
pembantuan
b. Penyelenggaraan urusan
pemerintahan dan pelayanan
umum sesuai dengan lingkup
tugasnya
c. Pembinaan dan pelaksanaan
tugas sesuai dengan lingku
tugasnya Pelaksanaan tugas lain
yang diberikan oleh Walikota
sesuai dengan tugas fungsinya.
BPLH
a. Perumusan kebijakan Teknis
dibidang Pegelolaan dan
224
No.
5
Peran Instansi dalam
Pembangunan Bidang
CK
Instansi
PDAM
Unit / Bagian yang
Menangani
Pembangunan
Bidang CK
Pengendalian Lingkungan Hidup
b. Pemberian dukunngan atas
penyelenggaraan
pemerintahan daerah sesuai
dengan lingkungan tugasnya
c. Pembinaan dan pelaksanaan
tugas sesuai dengan lingkup
tugasnya.
d. Pengkoordinasian dalam
penyusunan program,
penngawasan, pemantauan
dan evaluasi dibidang
pengelolaan lingkungan hidup
dan pengendalian dampak
lingkungan hidup lintas sektoral
Membidangi dan mengatur
pengelolaan SPAM non perpipaan
bagi pemenuhan kebutuhan air
bersih dan air minum masyarakat
kota Bandar Lampung
Sumber : Analisis RPIJM Kota Bandar Lampung, 2015
Tabel 6.10 Inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya
No.
Nama SOP
Pengembangan Permukiman
1
Penanganan Kawasan
Permukiman Perkotaan dan
Perdesaan
Penataan Bangunan dan Lingkungan
1
Revitalisasi Kawasan
2
Penyediaan PSD RTH
Pengembangan Air Minum
1
Pengembangan Jaringan
Perpipaan
2
Pengembangan Jaringan Non
Perpipaan
Pengembangan PLP
1
Pengelolaan Air Limbah
Instansi yang
Terlibat
Instansi yang
Terlibat
Bappeda
Dinas PU Bidang
Cipta Karya
Bappeda, Dinas
Tata Ruang
Bappeda, Dinas
Tata Ruang
Dinas PU Bidang
Cipta Karya
Dinas PU Bidang
Cipta Karya
PDAM
Dinas PU Bidang
Cipta Karya
Dinas PU Bidang
Cipta Karya
Masyarakat,
Swasta
Dinas PU Bidang
Masyarakat,
225
No.
2
Nama SOP
Pengelolaan Persampahan
3
Penanganan Drainase
Perkotaan
SOP Non-Teknis
1
-
Instansi yang
Terlibat
Cipta Karya, BPLH
Dinas PU Bidang
Cipta Karya,
Disbertam
Dinas PU Bidang
Cipta Karya
Instansi yang
Terlibat
Swasta
Masyarakat,
Swasta
-
-
Masyarakat,
Swasta
Sumber : Analisis RPIJM Kota Bandar Lampung, 2015
6.1.4 Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya
Dalam kaitannya dengan Reformasi Birokrasi, penataan system
manajemen SDM aparatur merupakan program ke-5 dari Sembilan
Program Reformasi Birokrasi, yang perlu ditingkatkan tidak hanya dari segi
kuantitas tetapi juga kualitas. Bagian ini menguraikan kondisi SDM di
keorganisasian instansi yang menangani bidang Cipta Karya, yang dapat
dilakukan dengan mengisi tabel berikut mengenai komposisi pegawai
dalam unit kerja bidang Cipta Karya.
Tabel 6.11 Komposisi Pegawai dalam Unit Kerja Bidang Cipta Karya
Unit
Kerja
Golongan
Jenis
Kelamin
Dinas PU
Gol I/II : 23
orang
Gol III: 68
orang
Gol IV: 6
orang
Pria : 69
orang
Wanita : 48
orang
Bappeda
Gol I/II : 23
orang
Gol III: 68
orang
Gol IV: 6
orang
Pria : 69
orang
Wanita : 48
orang
Latar
Belakang
Pendidikan
< SMA : 3
orang
SMA : 39
orang
D3 : 2 orang
S1 : 49 orang
S2/S3 : 14
orang
< SMA : 3
orang
SMA : 39
orang
D3 : 2 orang
S1 : 49 orang
Jabatan
Fungsional
Jafung TBP:
... orang
Jafung TPL:
… orang
dst.
Jafung TBP:
... orang
Jafung TPL:
… orang
dst.
226
Unit
Kerja
Golongan
Jenis
Kelamin
Dinas
Kebersihan
dan
Pertamanan
Gol I/II : 23
orang
Gol III: 68
orang
Gol IV: 6
orang
Pria : 69
orang
Wanita : 48
orang
BPLH
Gol I/II : 23
orang
Gol III: 68
orang
Gol IV: 6
orang
Pria : 69
orang
Wanita : 48
orang
PDAM
Gol I/II : 23
orang
Gol III: 68
orang
Gol IV: 6
orang
Pria : 69
orang
Wanita : 48
orang
Latar
Belakang
Pendidikan
S2/S3 : 14
orang
< SMA : 3
orang
SMA : 39
orang
D3 : 2 orang
S1 : 49 orang
S2/S3 : 14
orang
< SMA : 3
orang
SMA : 39
orang
D3 : 2 orang
S1 : 49 orang
S2/S3 : 14
orang
< SMA : 3
orang
SMA : 39
orang
D3 : 2 orang
S1 : 49 orang
S2/S3 : 14
orang
Jabatan
Fungsional
Jafung TBP:
... orang
Jafung TPL:
… orang
dst.
Jafung TBP:
... orang
Jafung TPL:
… orang
dst.
Jafung TBP:
... orang
Jafung TPL:
… orang
dst.
Sumber : Analisis RPIJM Kota Bandar Lampung, 2015
6.2 Kerangka regulasi
Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam
pengembangan dan peningkatan kapasitas kelembagaan bidang Cipta
Karya pada pemerintahan kabupaten/kota.
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
227
Dalam UU 32/2004 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah mengatur
dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan menjalankan otonomi
seluas-luasnya,
dengan
tujuan
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Untuk
membantu
Kepala
Daerah
dalam
melaksanakanotonomi,
maka
dibentuklah organisasi perangkat daerah yangditetapkan melalui
Pemerintah Daerah.
Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu
organisasi adalah adanya urusan pemerintahan harus dibentuk ke
dalam organisasi tersendiri. Besaran organisasi perangkat daerah
sekurang-kurangnya
mempertimbangkan
faktor
kemampuan
keuangan, kebutuhan daerah, cakupan tugas yang meliputi sasaran
tugas yang harus diwujudkan, jenis dan banyaknya tugas, luas wilayah
kerja dan kondisi geografis, jumlah dan kepadatan penduduk, potensi
daerah yang bertalian dengan urusan yang akan ditangani, dan
sarana dan prasarana penunjang tugas. Oleh karena itu, kebutuhan
akan organisasi perangkat daerah bagi masing-masing daerah tidak
senantiasa sama atau seragam.
2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan
PP
tersebut
mencantumkan
bahwa
bidang
pekerjaan
umum
merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah,
dan pemerintah berkewajiban untuk melakukan pembinaan terhadap
pemerintah kabupaten/kota.
PP 38/2007 ini juga memberikan kewenangan yang lebih besarkepada
Pemerintah Kabupaten/Kota untuk melaksanakan pembangunan di
Bidang Cipta Karya. Hal ini dapat dilihat dari Pasal 7 Bab III, yang
berbunyi: “(1) Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat
(2) adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh
228
pemerintahan
daerah
provinsidan
pemerintahan
daerah
kabupaten/kota, berkaitan dengan pelayanan dasar. (2) Urusan wajib
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: antara lainnya adalah
bidang pekerjaan umum”.
Dari
pasal
tersebut,
ditetapkan
bahwa
bidang
pekerjaan
umummerupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah
daerah,sehingga penyusunan RPIJM bidang Cipta Karya sebagai salah
satu perangkat pembangunan daerah perlu melibatkan Pemerintah,
pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.
3.
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi
Daerah
Berdasarkan PP 41 tahun 2007, bidang PU meliputi bidang Bina Marga,
Pengairan, Cipta Karya dan Penataan Ruang. Bidang PU merupakan
perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk dinas. Dinas
ditetapkan terdiri dari 1 sekretariat dan paling banyak 4 bidang,
dengan sekretariat terdiri dari 3 sub-bagian dan masingmasingbidang
terdiri dari paling banyak 3 seksi.
Gambar 6.4 Keorganisasian Pemerintah Kabupaten/Kota
229
4. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010- 2014
Dalam Buku II Bab VIII Perpres ini dijabarkan tentang upaya untuk
meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi diperlukan
adanya upaya penataan kelembagaan dan
ketalalaksanaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur,
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, penyempurnaan
sistem perencanaan dan penganggaran, serta pengembangan sistem
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan aparaturnya.
Untuk mendukung penataan kelembagaan, secara beriringan telah
ditempuh
upaya
untuk
memperkuat
aspek
ketatalaksanaan
di
lingkungan instansi pemerintah, seperti perbaikan standar operasi dan
prosedur (SOP) dan penerapan e-government di berbagai instansi.
Sejalan dengan pengembangan manajemen kinerja di lingkungan
instansi pemerintah, seluruh instansi pusat dan daerah diharapkan
secara bertahap dalam memperbaiki sistem
ketatalaksanaan dengan menyiapkan perangkat SOP, mekanisme
kerja
yang
lebih
efisien
dan
efektif,
dan
mendukung
upaya
peningkatan akuntabilitas kinerja.
5. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design
Reformasi Birokrasi 2010-2025
Tindak lanjut dari Peraturan Presiden ini, Menteri Pendayagunaan
Aparatur
Negara
telah
mengeluarkan
Peraturan
Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 30 Tahun 2012 tentang
Pedoman Pengusulan, Penetapan, dan Pembinaan Reformasi Birokrasi
pada Pemerintah Daerah. Berdasarkan peraturan menteri ini, reformasi
birokrasi pada pemerintah daerah dilaksanakan mulai tahun 2012,
dengan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan sesuai dengan
230
kemampuan pemerintah daerah.Permen ini memberikan panduan dan
kejelasan
mengenai
mekanisme
serta
prosedur
dalam
rangka
pengusulan, penetapan, dan pembinaan pelaksanaan reformasi
birokrasi pemerintah daerah.
Upaya pembenahan birokrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta
Karya telah dimulai sejak tahun 2005.Pembenahan yang dilakukan
adalah menyangkut 3 (tiga) pilar birokrasi, yaitu kelembagaan,
ketatalaksanaan, dan Sumber Daya Manusia (SDM).
Untuk
mendukung
tercapainya
good
governance,
maka
perlu
dilanjutkan dan disesuaikan dengan program reformasi birokrasi
pemerintah, yang terdiri dari sembilan program, yaitu :
1. Program Manajemen Perubahan, meliputi: penyusunan strategi
manajemen perubahan dan strategi komunikasi K/L dan Pemda,
sosialisasi dan internalisasi manajemen perubahan dalam rangka
reformasi birokrasi;
2. Program
Penataan
penataan
Peraturan
berbagai
Perundang-undangan,
peraturan
meliputi:
perundang-undangan
yang
dikeluarkan/diterbitkan oleh K/L dan Pemda;
3. Program Penguatan dan Penataan Organisasi, meliput
Kerangka Kelembagaan
dan Regulasi
Kota Bandar Lampung
Dalam
pembangunan
prasarana
bidang
Cipta
Karya,
untuk
mencapai hasil yang optimal diperlukan kelembagaan yang dapat
berfungsi sebagai motor penggerak RPIJM agar dapat dikelola dengan
baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kelembagaan dibagi dalam 3 komponen utama, yaitu organisasi,
tata laksana dan sumber daya manusia. Organisasi sebagai wadah untuk
melakukan tugas dan fungsi yang ditetapkan kepada lembaga; tata
laksana
merupakan
motor
yang
menggerakkan
organisasi
melalui
mekanisme kerja yang diciptakan; dan sumber daya manusia sebagai
operator dari kedua komponen tersebut. Dengan demikian untuk
meningkatkan
kinerja
suatu
lembaga,
penataan
terhadap
ketiga
komponen harus dilaksanakan secara bersamaan dan sebagai satu
kesatuan.
190
6.1 Kerangka Kelembagaan Bidang Cipta Karya
Bagian ini menguraikan secara sistematis tentang kondisi eksisting
kelembagaan Pemerintah kabupaten/kota yang menangani bidang Cipta
Karya.
6.1.1
Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya
Penataan dan penguatan organisasi merupakan Program ke-3 dari
Sembilan Program Reformasi Birokrasi. Keorganisasian yang dimaksud
dalam pedoman ini adalah struktur, tugas, dan fungsi pemerintah daerah
yang menangani bidang Cipta Karya.
Penanganan prasarana dan sarana bidang keciptakaryaan di Kota
Bandar Lampung dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung yang ditetapkan
dengan Surat Keputusan Walikota Bandar Lampung Nomor: 130.2/31 tahun
2004 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar
Lampung sesuai dengan kewenangan desentralisasi daerah.
Sesuai dengan Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 7 Tahun
2008 tentang Rincian Tugas Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum
kota Bnadar Lampung dan Surat Keputusan Walikota Bandar Lampung
Lampung
Nomor: 04 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bandar
Lampung,
Oleh karenanya pola kebijaksanaan program Dinas Pekerjaan Umum
Kota Bandar Lampung pada tahun 2011 lebih diarahkan pada upayaupaya
mengoptimalkan
fungsi
pelayanan
dan
perencanaan,
191
pelaksanaan
serta
pengendalian
pembangunan
dibidang
kebina
margaan, perumahan pemukiman dan penyehatan lingkungan sesuai
dengan perangkat peraturan dan perundang-undangan yang berlaku
guna
mengarahkan
dan
mengendalikan
agar
pelaksanaan
pembangunan terkendali serta terarah sesuai dengan apa yang dicitacitakan.
Tugas Pokok dan Fungsi
Lampung yang tertuang
Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar
didalam Surat Keputusan Walikota Bandar
Lampung Nomor : 4 Tahun 2008, tentang Organisasi dan Tata Kerja
Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bandar
Lampung, Dinas Pekerjaan Umum Kota
Tugas menyelenggarakan
Bandar Lampung
mempunyai
sebagian urusan Rumah Tangga Daerah di
Bidang Bina Marga dan Pemukiman
berdasarkan kebijaksanaan yang
telah ditetapkan oleh Kepala Daerah dan mengacu kepada perundangundangan yang berlaku.
Untuk mendukung dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas
Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung maka dilakukan distribusi tugas,
wewenang dan tanggung jawab Sekretaris, Kepada Bidang dan Kepala
Seksi serta Unit Pelaksana Teknis.
6.1.2 Kondisi Kelembagaan Pemerintah
A. Kondisi Kelembagaan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(BAPPEDA) Kota Bandar Lampung
Perencanaan
pembangunan
daerah
Kota
Bandar
Lampung
dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)
Kota Bandar Lampung.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(BAPPEDA) Kota Bandar Lampung merupakan unsur pendukung tugas
192
kepala daerah yang melaksanakan urusan pemerintah daerah. Dalam
pelaksanaan Tugas dan Fungsi, BAPPEDA dipimpin oleh seorang Kepala
Badan yang bertanggung jawab kepada Walikota Bandar Lampung
melalui Sekretaris Daerah.
Bappeda
melaksanakan
Kota
Bandar
sebagian
Lampung
urusan
mempunyai
pemerintah
tugas
daerah
pokok
dalam
hal
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang Perencanaan
Daerah Sedangkan Kepala Bappeda mempunyai tugas memimpin,
mengoordinasikan dan melaksanakan sebagian urusan Pemerintahan
daerah dibidang Perencanaan Pembangunan Daerah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan kebijakan yang
diberikan oleh Walikota.
Bappeda Kota Bandar Lampung merupakan lembaga perencana
atau pemikir bukan lembaga teknis atau pelaksana, sehingga perlu
kemampuan untuk terus berinovasi agar dapat merumuskan kebijakan
perencanaan yang semakin berkualitas, dinamis, inovatif, dan aspiratif
sesuai dengan tujuan organisasi serta ketentuan yang berlaku.
Bappeda Kota Bandar Lampung berdasarkan Peraturan Daerah
(perda) Nomor 21 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan dan Tata
Kerja Organisasi Perangkat Daerah Kota Bandar Lampung mempunyai
tugas
pokok
membantu
kepala
daerah
dalam
menyusun
dan
menentukan kebijakasanaan perencanaan pembangunan serta menilai
hasil pelaksanaannya.
Sedangkan fungsi Bappeda sebagai perangkat
daerah adalah sebagai berikut:
1. Menyusun Dokumen Induk Perencanaan Daerah seperti RPJP, RPJM,
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandar Lampung.
2. Menyusun Rencana Pembangunan Daerah baik yang akan dibiayai
oleh APBD Kota Bandar Lampung, maupun yang akan diusulkan pada
193
APBD Propinsi Lampung dan Pusat.
3. Melakukan
koordinasi
perencanaan
di
atara
Badan/Dinas/Kantor/Bagian sekretariat Daerah Kota Bandar Lampung.
4. Menyusun RAPBD bersama instansi terkait di bawah koordinasi
sekretaríat Kota Bandar Lampung.
5. Menyusun laporan
pertanggungjawaban Tahunan dan Akhir Masa
Jabatan Kepala Daerah bersama instansi-instansi lanilla dibawah
koordinasi Sekretariat Kota Bandar Lampung.
6. Melakukan
koordinasi
dan
atau
mengadakan
penelitian
untuk
kepentingan perencanaan pembangunan daerah.
7. Memonitor dan mengendalikan serta mengevaluasi pelaksanaan
pembangunan daerah.
Dalam
melaksanakan
perencanaan
tugas
pembangunan
pokok
daerah,
dan
fungsinya
Badan
dibidang
Perencanaan
Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Bandar Lampung memliki visi dan
misi. Visi Bappeda yaitu “menjadi Institusi Perencana yang Menghasilkan
Perencanaan Pembangunan Daerah yang Berkualitas”. Sedang misi yang
diemban adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan
kebijakan
makro
untuk
mendukung
program
pembangunan daerah;
2. Mengembangkan sistem perencanaan pembangunan berdasarkan
aspirasi masyarakat;
3. Menciptakan koordinasi yang harmonis antar dinas/ instansi dalam
perencanaan dan evaluasi pelaksanaan pembangunan daerah
4. Meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia Perencana agar
semakin profesional.
Dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya, Kepala Bappeda
194
dibantu oleh seorang sekretaris dan empat orang kepala bidang (Kabid)
beserta staf.
Sekretaris membawahi tiga orang Kepala Sub Bagian
(Kasubag) yaitu Kasubag Perencanaan Kegiatan, Kasubag Keuangana
dan Kasubag Umum.
Sedangkan masing – masing kepala bidang
bertanggung jawab kepada Kepala Badan dan membawahi beberapa
Kepala Sub Bidang (Kasubid) sebagai berikut:
1. Kepala Bidang (Kabid) Statistik dan Penelitian, terdiri atas 2 Sub Bidang:
•
Kepala Sub Bidang (Kasubid) Statistik
•
Kepala Sub Bidang (Kasubid) Penelitian
2. Kepala Bidang (Kabid) Ekonomi, terdiri atas 2 Sub Bidang:
•
Kepala Sub Bidang (Kasubid) Pengembangan Dunia Usaha
•
Kepala Sub Bidang (Kasubid) Produksi dan Pertanian
3. Kepala Bidang (Kabid) Pemerintahan dan Kesejahteraan, terdiri atas 2
Sub Bidang:
•
Kepala Sub Bidang (Kasubid) Pemerintahan
•
Kepala Sub Bidang (Kasubid) Kesejahteraan
4. Kepala Bidang (Kabid) Fisik dan Prasarana, terdiri atas 2 Sub Bidang:
•
Kepala Sub Bidang (Kasubid) Sarana dan Prasarana
•
Kepala
Sub
Bidang
(Kasubid)
Tata
Ruang,
Lingkungan
dan
Pertamanan
Unsur Bappeda yang melaksanakan tugas dibidang Ke-PU-an /
Kecipta Karyaan adalah Bidang Fisik dan Prasarana.
Bidang Fisik dan
Prasarana mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Badan Bidang
Perencanaan Pembangunan Fisik dan Prasarana meliputi penyusunan
rencana serta pengendalian atas pelaksanaan pembangunan fisik dan
prasarana.
Sedangkan untuk melaksanakan tugasnya, Bidang Fisik dan Prasarana
195
Bappeda Kota Bandar Lampung mempunyai fungsi :
1.
Pengoordinasian an Penyusunan perencanaan pembangunan di
bidang Fisik dan Prasarana
2.
Penetapan petunjuk pelaksanaan perencanaan dan pengendalian
pembangunan di bidang Fisk dan Prasarana
3.
Pelaksanaan
kerjasama
pembangunan
antar
daerah
kabupaten/kota dan antar daerah kabupaten/kota dengan swasta,
dalam dan luar negeri dibidang Fisik dan Prasarana.
4.
Bimbingan
supervisi
dan
konsultasi
penyusunan
rencana
pembangunan dibidang Fisik dan Perencana.
5.
Pengendalian pembangunan dibidang fisik dan Prasarana.
Dalam menyelenggarakan tugas dan fungsinya Bidang Fisik dan
Parasarana dibantu oleh Sub Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup
dan Sub Bidang Sarana dan Prasarana.
Masing-masing Sub Bidang
dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang dalam melaksanakan
tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Bidang.
196
Adapun secara rinci Struktur organisasi Bappeda Kota Bandar Lampung berdasarkan jabatan struktural dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 6.1 Struktur Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ( BAPPEDA) Kota Bandar Lampung
197
Sumber : Sekretariat Bappeda Kota Bandar Lampung, 2015
198
Bappeda Kota Bandar Lampung didukung oleh Sumber daya
Manusia / Aparatur yang Handal. Sebagian besar aparatur / Pegawai
Bappeda Kota Bandar Lampung adalah lulusan Stara-1 yaitu sekitar 61
persen, Magistes S2 sebesar 31 persen dan hanya sebagian kecil yang lulus
SLTA dan SMP. Adapun Tingkat Pendidikan Aparatur / Pegawai Bappeda
Kota Bandar Lampung dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.
Tabel 6.1 Sumber Daya Manusia (SDM) BAPPEDA Kota Bandar
LampungBerdasarkan Tingkat Pendidikan
N
o.
1
Uraian
S-2
Pendidikan
SMA/
S-1 D III
STM
2
Kepala Badan
Bagian Sekretariat / Tata
Usaha
5
9
-
3
16
3
Bidang Statistik dan Penelitian
1
8
-
2
10
4
Bidang Ekonomi
Bidang Sosial dan
Kesejahteraan
3
5
-
-
8
3
2
1
1
7
Bidang Fisik dan Prasarana
Jumlah
5
16
8
33
1
1
7
14
58
5
6
1
%
Jumla
h
1
1,6666
6
28,333
33
18,333
33
13,333
33
11,666
66
23,333
33
100,00
Sumber: BAPAPEDA Kota Bandar Lampung September 2015
Tabel 6.2 Tingkat Pendidikan Pegawai BAPPEDA Kota Bandar Lampung
No.
1.
2.
3.
4.
Tingkat Pendidikan
SLTA
Diploma 3
Strata 1 (S.1)
Strata 2 (S.2)
Total
Jumlah
5
30
23
58
Persentase
Sumber: BAPAPEDA Kota Bandar Lampung September 2015
199
Selain Sumber Daya Manusia Bappeda didukung oleh tersedianya
sarana dan prasarana yang cukup memadai antara lain gedung
perkantoran, ruang kerja, ruang rapat, komputer, Internet, Telepon, LCD
dan peralatan kantor lainnya.
B. Kondisi Kelembagaan Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung
Penanganan prasarana dan sarana bidang keciptakaryaan di Kota
Bandar Lampung dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung yang ditetapkan
dengan Surat Keputusan Walikota Bandar Lampung Nomor: 130.2/31 tahun
2004 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar
Lampung sesuai dengan kewenangan desentralisasi daerah.
Sebagai
unsur pelaksana, maka Dinas Pekerjaan Umum selalu
melakukan upaya penyesuaian (Adjusment) sejalan dengan besaran
pada tingkat kebutuhan pelayanan yang menjadi tuntutan masyarakat
Kota Bandar Lampung. Berdasarkan hal tersebut maka pola kebijaksanaan
pelayanan organisasi
yang akan dilaksanakan adalah kebijaksanaan
pelayanan terhadap masyarakat secara lebih profesional sesuai dengan
tingkat kebutahan pelayanan yang dibutuhkan masyarakat kota Bandar
Lampung, dalam kontek ini pola kebijaksanaan yang ditempuh adalah
mewujutkan konsep “ Pola Pelayanan Prima “ hal tersebut sejalan dengan
Visi Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung.
Visi dan misi Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung adalah sebagai
berikut:
200
Visi :
“
Tersedianya
Infrastruktur
kota
yang
handal,
bermanfaat
dan
berkelanjutan untuk mendukung terwujudnya Kota bandar Lampung yang
aman, maju dan modern”
Misi :
Untuk mewujudkan Visi
tersebut
Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar
Lampung telah merumuskan menjadi 4 (empat) Misi sebagai berikut :
1.
Meningkatkan
kualitas
pengelolaan
lingkungan
hidup
yang
berkelanjutan dalam bidang lingkungan hidup.
2.
Memenuhi kebutuhan infrastruktur di bidang jalan dan jembatan,
dalam rangka mendukung pengembangan kota dan kelancaran
distribusi barang dan jasa
3.
Mengembangkan infrastruktur di permukiman untuk mewujudkan
perumahan dan permukiman yang layak huni, sehat dan produktif
4.
Memenuhi kebutuhn infrastruktur di bidang sumber daya air, termasuk
mendukung ketahan pagan melalui pengembangan jaringan irigasi,
serta mengamankan pusat pusat produksi dan permukiman dari
bahaya daya rusak air
5.
Melaksanakan pembinaan bangunan gedung yang memenuhi
standar keselamatan dan keamanan bangunan
6.
Mendorong berkembangnya industri konstruksi yang kompetitif
Sesuai dengan Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 7 Tahun
2008 tentang Rincian Tugas Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum
kota Bnadar Lampung dan Surat Keputusan Walikota Bandar Lampung
Lampung
Nomor: 04 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bandar
Lampung, Fungsi Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung sebagai
berikut :
201
1. Perumusan kebijakan teknis dibidang Bina Marga, Cipta Karya, dan
Pengairan/Irigasi
2. Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan dan Pelayanan Umum sesuai
dengan lingkup pekerjaanya.
3. Pembinaan dan Pelaksanaan Tugas sesuai dengnan lingkup tugasnya
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan
tugas dan fungsinya
Oleh karenanya pola kebijaksanaan program Dinas Pekerjaan Umum
Kota Bandar Lampung pada tahun 2011 lebih diarahkan pada upayaupaya
mengoptimalkan
pelaksanaan
serta
fungsi
pengendalian
pelayanan
dan
pembangunan
perencanaan,
dibidang
kebina
margaan, perumahan pemukiman dan penyehatan lingkungan sesuai
dengan perangkat peraturan dan perundang-undangan yang berlaku
guna
mengarahkan
dan
mengendalikan
agar
pelaksanaan
pembangunan terkendali serta terarah sesuai dengan apa yang dicitacitakan.
Tugas Pokok dan Fungsi
Lampung yang tertuang
Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar
didalam Surat Keputusan Walikota Bandar
Lampung Nomor : 4 Tahun 2008, tentang Organisasi dan Tata Kerja
Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bandar
Lampung, Dinas Pekerjaan Umum Kota
Tugas menyelenggarakan
Bandar Lampung
mempunyai
sebagian urusan Rumah Tangga Daerah di
Bidang Bina Marga dan Pemukiman
berdasarkan kebijaksanaan yang
telah ditetapkan oleh Kepala Daerah dan mengacu kepada perundangundangan yang berlaku.
Untuk mendukung dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas
Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung maka dilakukan distribusi tugas,
202
wewenang dan tanggung jawab Sekretaris, Kepada Bidang dan Kepala
Seksi serta Unit Pelaksana Teknis.
Susunan Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung
sebagaimana diatur dalam Surat Keputusan Walikota Nomor 4 Tahun 2008
Tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum Kota
Bandar Lampung adalah sebagai berikut:
•
Sekretariat
•
Bidang Perencanaan dan Pengendalian
•
Bidang Bina Marga
•
Bidang Cipta Karya
•
Bidang Sumber Daya Air
•
Unit Pelaksana Teknis
•
Kelompok Jabatan Fungsional
Setiap Bidang di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar
Lampung memiliki bidang tugas tertentu dalam menjunjang Tugas Pokok
dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung.
Masing –
masing Bidang terdiri atas beberapa seksi yang membidangi bidang tugas
tertentu.
Bidang yang ada di lingkungan Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Kota Bandar Lampung adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
Sekretariat :
a.
Sub Bagian Penyusunan Program, Monitoring dan Evaluasi
b.
Sub Bagian Umum Kepegawaian
c.
Sub Bagian Keuangan
Bidang Bina Mrga :
a.
Seksi Jalan Perkotaan
b.
Seksi Jembatan Perkotaan
c.
Seksi Sarana dan Prasarana Jalan
Bidang Sumber Daya Air :
203
4.
5.
a.
Seksi Kelembagaan
b.
Seksi Bina Teknik
c.
Seksi Operasi dan Pemeliharaan
Bidang Cipta Karya :
a.
Seksi Tata Bangunan
b.
Seksi Penyehatan Lingkungan
c.
Seksi Perumahan
Bidang Perencanaan dan Penngendalian
a.
Seksi Survey dan Perencanaan
b.
Seksi Pemetaan
c.
Seksi Pengendalian dan Pengawasan
Kondisi Sumber Daya Manusia ( SDM ) Dinas Pekerjaan Umum Kota
Bandar Lampung dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 6.3 Tingkat Pendidikan Pegawai Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar
Lampung
No.
Tingkat Pendidikan
Jumlah
Persentase
1.
SD
1
0,94
2.
SMP
2
1,87
3.
SLTA
39
36,45
4.
Diploma 3
2
1,87
5.
Strata 1 (S.1)
49
45,79
6.
Strata 2 (S.2)
14
13,08
Total
117
100
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung Tahun 2015
204
Tabel 6.4 Jumlah Pegawai Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung
Pegawai Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar
Lampung Berdasarkan
No.
Jenis
Golongan Jumlah
Jumlah
Kelamin
1. Gol. IV
6
Laki – Laki
69
2. Gol. III
68
Perempuan
48
3. Gol. II
19
4. Gol. I
4
5. PLH
6. TKS
10
Total
117
117
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung Tahun 2015
Selain hal penting dalam menunjang pelaksanaan tugas Dinas
Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung adalah ketersediaan sarana dan
prasarana dan peralatan peralatan penunjang.
Kondisi sarana dan
prasarana dan peralatan peralatan penunjang yang dimiliki oleh Dinas
Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 6.5 Kondisi Sarana dan Prasarana Dinas Pekerjaan Umum Kota
Bandar Lampung
No.
1.
2.
3.
4.
Jenis
Kantor
Workshop
Kendaraan Roda 4
Dump Truck
5.
Truck Bak Kayu
2 unit
6.
7.
8.
Kendaraan Roda 2
Mesin Daur Ulang Aspal
Kendaraan Alat Berat
6 unit
1 unit
8 unit
Sumber:
Dinas
Jumlah
1 unit
1 unit
4 unit
5 unit
Pekerjaan
Umum
Kondisi
Baik
Baik
Baik
4 unit baik, 1 unit rusak
berat
1 unit baik, 1 unit rusak
berat
Baik
Baik
2 unit baik, 6 unit rusak
berat
Kota
Bandar
Lampung
205
Gambar 6.2 Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung
206
C. Dinas Lingkungan Hidup
1. Kedudukan Dinas Lingkungan Hidup
Dinas Lingkungan Hidup Daerah Kota Bandar Lampung merupakan
instansi yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar
Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 07 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Bandar Lampung
Lampung. Berdasarkan Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 47
Tahun 2016, telah ditetapkan Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Dinas
Lingkungan Hidup Kota Bandar Lampung. Dinas Lingkungan Hidup
Daerah Kota Bandar Lampung merupakan suatu lembaga teknis
pelaksana tugas Pemerintah Kota Bandar Lampung yang dipimpin oleh
kepala yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
Walikota.
2. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Lingkungan Hidup
Tugas pokok Dinas Lingkungan Hidup Daerah Kota Bandar Lampung
adalah tugas pokok melaksanakan sebagian urusan pemerintah
daerah dalam hal penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah
dibidang lingkungan hidup. Dalam melaksanakan tugas pokok, Dinas
Lingkungan Hidup Daerah Kota Bandar Lampung menyelenggarakan
fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis dibidang lingkungan hidup;
b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan
daerah sesuai dengan lingkup tugasnya;
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup
tugasnya; dan
d. Pengkoordinasian dalam penyusunan program, pengawasan,
pembinaan, pemantauan, dan evaluasi dibidang lingkungan
hidup;
e. Melaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota.
207
3. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandar Lampung
terdiri atas :
1. Kepala Dinas
Kepala Dinas Lingkungan Hidup mempunyai tugas memimpin,
mengkoordinasikan,
dan
melaksanakan
sebagian
urusan
pemerintahan daerah dibidang lingkungan hidup, sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan kebijakan
yang diberikan walikota.
2. Sekretariat
Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang mempunyai
tugas
melaksanakan
kesekretariatan.
sebagian
Sekretaris
dalam
tugas
Dinas
melaksanakan
di
bidang
tugasnya
bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. Untuk melaksanakan
tugas, sekretariat mempunyai fungsi:
a. Pengelolaan urusan penyusunan program dan informasi;
b. Pengelolaan urusan administrasi umum dan kepegawaian;
c. Pengelolaan urusan keuangan dan aset.
Sub bagian-sub bagian yang ada di sekretariat yaitu:
1) Sub Bagian Penyusunan Program dan Informasi
2) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
3) Sub Bagian Keuangan dan Aset
3. Bidang Tata Lingkungan
Bidang ini mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan
kebijakan serta kewenangan dibidang inventarisasi sumber daya
alam, menyusun RPPLH dan KLHS, kajian dampak lingkungan dan
konservasi lingkungan hidup. Bidang Tata Lingkungan dipimpin
208
oleh
seorang
kepala
bidang
yang
dalam
melaksanakan
tugasnya bertanggung jawab kepada kepala dinas.
Bidang
Tata
Lingkungan
dalam
melaksanakan
tugasnya
mempunyai fungsi :
• Pelaksanaan inventarisasi data dan informasi sumberdaya
alam;
• Penyusunan
Rencana
Perlindungan
dan
Pengelolaan
Lingkungan Hidup (RPPLH), Kajian Lingkungan Hidup Strategis
(KLHS), Neraca Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
(NSD dan LH), Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD), dan
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH);
• Pelaksanaan inventarisasi, penyusunan profil emisi Gas Rumah
Kaca (GRK), upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim;
• Penyusunan
perencanaan
keanekaragaman
dan
hayati,
kebijakan
pelaksanaan
konservasi
konservasi,
pemanfaatan berkelanjutan, dan pengendalian kerusakan
keanekaragaman hayati;
• Pelaksanaan
pembinaan,
monitoring,
pengawasan,
dan
pelaporan dalam rangka konservasi keanekaragaman hayati;
• Pelaksanaan
pengembangan
sistem
informasi
dan
pengelolaan database keanekaragaman hayati;
• Pelaksanaan
sosialisasi
kepada
pemangku
kepentingan
tentang RPPLH;
• Pemantauan dan evaluasi KLHS;
• Pengoordinasian penyusunan tata ruang yang berbasis daya
dukung dan daya tampung lingkungan, penyusunan instrumen
pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan
hidup (Amdal, UKL-UPL, izin lingkungan, audit lingkungan hidup,
analisis resiko lingkungan hidup);
• Pelaksanaan
penilaian
terhadap
dokumen
lingkungan
(AMDAL dan UKL-UPL, audit lingkungan hidup, dan analisa
resiko lingkungan hidup);
209
• Penyusunan tim kajian dokumen lingkungan hidup (komisi
penilai, tim teknis, dan tim pakar);
• Pelaksanaan proses penerbitan izin lingkungan;
• Penyiapan bahan kebijakan teknis, koordinasi, dan pembinaan
dalam rangka pemeliharaan lingkungan hidup;
• Penyiapan bahan dalam rangka perumusan kebijakan izin
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
• Pelaksanaan
proses
penerbitan
izin
Perlindungan
dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
• Pelaksanaan
koordinasi
dalam
rangka
pemantauan,
pengawasan, dan pembinaan terkait izin Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup; dan
• Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan.
210
Bidang Tata Lingkungan terdiri dari:
1) Seksi Inventarisasi RPPLH dan KLHS
2) Seksi Kajian Dampak Lingkungan
3) Seksi Pemeliharaan Lingkungan Hidup
4. Bidang Pengelolaan Sampah
Bidang ini mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan
kebijakan serta kewenangan dibidang pengelolaan sampah.
Bidang Pengelolaan Sampah dipimpin oleh seorang kepala
bidang yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung
jawab kepada kepala dinas.
Dalam melaksanakan tugasnya bidang pengelolaan sampah
mempunyai fungsi :
• Pelaksanaan kebijakan dan program bidang pengelolaan
persampahan,
sarana
dan
prasarana
persampahan,
pengembangan teknologi dan inovasi persampahan;
• Perencanaan dan evaluasi tugas dalam bidang pengelolaan
persampahan,
sarana
dan
prasarana
persampahan,
pengembangan teknologi dan inovasi persampahan;
• Pelaksanaan
pemeliharaan
kebersihan
jalan,
pertokoan,
pantai, sungai dan tempat keramaian umum dan tinja;
• Penggerakan
partisipasi
masyarakat
dalam
usaha
tanggap
darurat
pemeliharaan kebersihan melalui SOKLI;
• Penyusunan
dan
pelaksanaan
sistem
pengelolaan sampah;
• Pemberian kompensasi dampak negatif kegiatan pemrosesan
akhir sampah;
• Penyusunan
kebijakan
dan
pelaksanaan
perizinan
pengolahan sampah, pengangkutan dan pemrosesan akhir
sampah yang diselenggarakan oleh swasta;
211
• Perumusan kebijakan dan pelaksanaan pembinaan dan
pengawasan kinerja pengelolaan sampah yang dilaksanakan
oleh pihak lain (badan usaha);
• Perumuskan kebijakan dan melaksanakan pembinaan dan
pengawasan dalam pengurangan, penggunaan ulang, dan
pendaurulangan sampah;
• Penyusunan informasi pengelolaan sampah dan penetapan
target pengurangan sampah;
• Pelaksanaan
pemeliharaan
sarana
dan
prasarana
persampahan meliputi kendaraan dinas, alat berat, mesin dan
peralatan kerja lainnya;
• Penyiapan pengadaan suku cadang sarana dan prasarana
persampahan;
• Penyiapan
bahan
kebijakan
teknis
pelaksanaan
pengembangan teknologi dan inovasi persampahan;
• Penyiapan bahan pembinaan dalam upaya pengembangan
teknologi dan inovasi persampahan;
• Pengoordinasian kerjasama dengan pihak ketiga (pemerintah,
swasta, maupun masyarakat) dalam rangka pengembangan
teknologi dan inovasi persampahan;
• Penyiapan
sarana
dan
prasarana
dalam
rangka
pengembangan teknologi dan inovasi persampahan; dan
• Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
Bidang Pengelolaan Sampah terdiri atas :
1) Seksi Pengelolaan Persampahan
2) Seksi Sarana dan Prasarana Persampahan
3) Seksi Pengembangan Teknologi dan Inovasi Persampahan
Masing-masing seksi dipimpin oleh seorang kepala seksi yang
dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada kepala
bidang.
212
5. Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
Hidup
Bidang ini mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan
kebijakan
serta
kewenangan
dibidang
pengendalaian
pencemaran lingkungan dan kerusakan lingkungan meliputi
pemantauan,
penanggulangan
dan
pemulihan.
Bidang
Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup
dipimpin
oleh
seorang
kepala
bidang
yang
dalam
melaksanakan tugasnya bertanggungjawab kepada kepala
dinas.
Dalam
melaksanakan
tugasnya
Bidang
Pengendalian
Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup mempunyai
fungsi :
• Perumusan program dan kebijakan teknis dalam bidang
pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan;
• Pelaksanaan pemantauan kualitas air, udara, tanah, pesisir
dan laut;
• Pengoordinasian pelaksanaan pengendalian pencemaran
dan kerusakan lingkungan hidup;
• Penetapan
baku
mutu
lingkungan,
baku
mutu
sumber
pencemar, dan kriteria baku kerusakan lingkungan;
• Penyiapan sarana prasarana pemantauan lingkungan;
• Pelaksanaan penanggulangan pencemaran dan kerusakan
lingkungan
(pemberian
informasi,
pengisolasian,
dan
penghentian) dan pemulihan pencemaran dan kerusakan
(pembersihan, remediasi, rehabilitasi, dan restorasi);
• Pengembangan sistem informasi kondisi, potensi dampak dan
pemberian peringatan akan pencemaran atau kerusakan
lingkungan hidup kepada masyarakat; dan
• Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
213
Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
Hidup terdiri atas :
1) Seksi Pemantauan Lingkungan
2) Seksi Pencemaran Lingkungan
3) Seksi Kerusakan Lingkungan
Masing-masing seksi dipimpin oleh seorang kepala seksi yang
dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada kepala
bidang.
6. Bidang Penaatan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup
Bidang ini mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dinas
dibidang
penaatan
dan
peningkatan
kapasitas
meliputi
penanganan pengaduan, penegakan hukum, dan peningkatan
kapasitas lingkungan hidup. Bidang Penaatan dan Peningkatan
Kapasitas Lingkungan Hidup dipimpin oleh seorang kepala
bidang yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung
jawab kepada kepala dinas.
Dalam melaksanakan tugasnya Penaatan dan Peningkatan
Kapasitas Lingkungan Hidup mempunyai fungsi :
• Perumusan kebijakan tentang tata cara pelayanan dan
penyelesaian pengaduan masyarakat;
• Pengoordinasian
dalam
rangka
sosialisasi
dan
fasilitasi
penerimaan dan tindak lanjut pengaduan masyarakat, serta
penyelesaian sengketa lingkungan;
• Pelaksanaan monitoring dan pelaporan atas hasil tindaklanjut
pengaduan dan penyelesaian sengketa lingkungan;
• Pelaksanaan sosialisasi
dalam rangka pemahaman dan
kepatuhan kepada masyarakat dan pelaku usaha;
• Penyusunan
pedoman
sistem
informasi
penerimaan
pengaduan masyarakat;
214
• Penyusunan kebijakan pengawasan terhadap usaha dan atau
kegiatan yang berpotensi menimbulkan pencemaran dan
kerusakan lingkungan;
• Pelaksanaan
pengawasan,
terhadap
dan
usaha
atau
pembinaan,
kegiatan
dan
yang
evaluasi
berpotensi
menimbulkan pencemaran dan kerusakan lingkungan;
• Pelaksanaan
koordinasi
dalam
rangka
pelaksanaan
monitoring dan penegakan hukum lingkungan;
• Pelaksanaan penyidikan dalam perkara pelanggaran hukum
lingkungan;
• Penyusunan kebijakan, pelaksanaan identifikasi, verifikasi, dan
validasi serta penetapan pengakuan keberadaan masyarakat
hukum adat, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan
hak kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak
masyarakat hukum adat (MHA) terkait dengan perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup;
• Penyusunan kebijakan peningkatan kapasitas MHA, kearifan
lokal
atau
pengetahuan
tradisional
terkait
dengan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;
• Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, pengembangan
dan pendampingan terhadap MHA, kearifan lokal atau
pengetahuan tradisional terkait dengan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup;
• Pengembangan kelembagaan kelompok masyarakat peduli
lingkungan hidup;
• Pengoordinasian dalam rangka pelaksanaan penilaian dan
pemberian penghargaan lingkungan hidup;
• Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
Bidang Penaatan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup
terdiri atas :
215
1) Seksi Penanganan Pengaduan dan penyelesaian Sengketa
Lingkungan
2) Seksi Pengawasan dan Penegakan Hukum Lingkungan
3) Seksi Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup
Masing-masing seksi dipimpin oleh seorang kepala seksi yang
dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada kepala
bidang
7. Unit Pelaksana Teknis
Unit Pelasana Teknis Dinas merupakan unsur pelaksana teknis
Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandar Lampung. Pembentukan,
Nomenklatur, Tugas Pokok dan Fungsi Unit Teknis pada Dinas
Lingkungan Hidup Kota Bandar Lampung ditentukan dan
ditetapkan dengan Peraturan Walikota.
1) Unit Pelaksana Teknis Laboratorium
Unit Pelaksana Tenis Laboratorium Dinas Lingkungan Hidup Kota
Bandar Lampung ditetapkan berdasarkan Peraturan Walikota
Bandar Lampung Nomor 82 Tahun 2016 Tentang Tugas, Fungsi,
dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Lingkungan
Hidup Pada Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandar Lampung
2) Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Sampah
Unit Pelaksana Tenis Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan
Hidup Kota Bandar Lampung ditetapkan berdasarkan Peraturan
Walikota Bandar Lampung Nomor 81 Tahun 2016 Tentang Tugas,
Fungsi, dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Sampah
Pada Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandar Lampung
Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Sampah terdiri dari 20 (dua
puluh) Unit Pelaksana Teknis, yang berkedudukan disetiap
kecamatan di Kota Bandar Lampung
216
3) Unit Pelaksana Teknis TPA Bakung
Unit Pelaksana Tenis TPA Bakung Dinas Lingkungan Hidup Kota
Bandar Lampung ditetapkan berdasarkan Peraturan Walikota
Bandar Lampung Nomor 88 Tahun 2016 Tentang Tugas, Fungsi,
dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis TPA Bakung Pada Dinas
Lingkungan Hidup Kota Bandar Lampung
Struktur organisasi DLH Kota Bandar Lampung dapat dilihat pada gambar
di bawah ini :
217
Gambar 6.3 Struktur DLH Kota Bandar Lampung
Dalam pelaksanaan tugas Dinas Lingkungan Hidup perlu ditunjang
dengan sumber daya manusia yang berkualitas. Jumlah pegawai DLH
Kota Bandar Lampung saat ini berjumlah 921 orang dengan status 227
218
orang dan TKS 694 orang. Kondisi sumberdaya manusia di lingkungan DLH
Kota Bandar Lampung secara rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 6.6 Pegawai DLH Kota Bandar Lampung Berdasarkan Pangkat
Golongan
Golongan
TKS
I
II
III
IV
TOTAL
1.
2.
3.
4.
5.
Jumlah
694
36
98
79
14
921
Sumber: DLH Kota Bandar Lampung Tahun 2018
Tabel 6.7 Pegawai DLH Kota Bandar Lampung BerdasarkanJabatan
No.
1.
Esselon II
2.
Esselon III
3.
Esselon IV
Jabatan
Jumlah
1 Jabatan
5 Jabatan
59 Jabatan
65 Jabatan
Total
Sumber: DLH Kota Bandar Lampung Tahun 2018
Tabel 6.8 Pegawai DLH Kota Bandar Lampung Berdasarkan Tingkat
Pendidikan
No
Tingkat Pendidikan
Jumlah (Orang)
Tenaga
PNS
Kontrak
1.
Pasca Sarjana (S2)
19
-
2.
Sarjana (S1)
52
76
3.
D3
1
17
.4.
D1
-
2
5.
SMA
74
300
6.
SMP
73
120
7.
SD
8
98
8.
Tidak Sekolah
-
81
227
694
Jumlah
Jumlah PNS+Tenaga Kontrak
921
Sumber: DLH Kota Bandar Lampung Tahun 2018
219
6.1.2 Kondisi Kelembagaan Non Pemerintah
Dalam
upaya
mengatasi
permasalahan
dibidang
PU-
Keciptakaryaan di Kota Bandar Lampung tentunya tidak hanya dilakukan
oleh Pemerintah Kota Bandar Lampung melainkan juga dilakukan dengan
membangun komunikasi dan kerjasama dengan berbagai pihak antara
lain dengan pihak Swasta dan BUMN / BUMD, Perguruan Tinggi, Dewan Air
Kota
Bandar
Lampung,
Lembaga
Swadaya
Masyarakat
dan
Tim
Perencanaan Pembangunan Kecamatan se Kota Bandar Lampung. Hal ini
mengingat keterbatasan dana dan kemampuan Pemerintah Kota Bandar
Lampung.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan akan sarana dan prasarana
kota, berbagai terobosan dilakukan oleh pemerintah Kota Bandar
Lampung
dengan
pihak
swasta
dan
BUMN
/
BUMD
dengan
memanfaatkan pola Cost Social Responsibity (CSR) yang dimiliki serta
berupaya untuk menarik investor yang berkualitas sebanyak mungkin untuk
menanamkan modalnya di Kota Bandar Lampung khususnya menyangkut
penyediaan infrastruktur kota, dengan mengacu pada kebijakaan
Pemerintah
Kota
Bandar
Lampung
sebagaimana
tertuang
dalam
dokumen perencanaan yang ada seperti Revisi Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kota Bandar Lampung, Master Plan Penataan Pesisir dan
studi – studi lain yang telah dilakukan.
Sebagai contoh dalam upaya mewujudkan program pemerintah
Kota Bandar Lampung, pemerintah Kota Bandar Lampung mendapat
bantuan dari Pelindo untuk membangun pintu gerbang (Main Gate)
menuju jalan masuk ke Pesisir. Demikian pula beberapa pihak investor
yangingin menanamkan modalnya di Kota Bandar Lampung baik yang
bergerak
dibidang
jasa
dan
perdagangan
(kepelabuhan
dan
perumahan).
220
Dalam upaya penyediaan dan pengelolaan air minum perpipaan
bagi masyarakat Kota Bandar Lampung sepenuhnya diselenggarakan
oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Way Rilau.
Sedangkan
pengelolaan SPAM non perpipaan dikelola secara swadaya oleh
masyarakat. Dengan demikian, dalam penyelenggaraannya belum ada
lembaga / instansi yang secara khusus membidangi dan mengatur
pengelolaan SPAM non perpipaan bagi pemenuhan kebutuhan air bersih
dan air minum masyarakat kota Bandar Lampung. Peraturan-peraturan
daerah (Perda) yang mengatur penggunaan sumber-sumber air dalam
penyediaan air bagi masyarakat kota antara lain: Surat Keputusan
Walikota Nomor 26 Tahun 2004 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan
Kualitas Air dan Peraturan Gubernur Lampung Nomor 17 Tahun 2006
tentang Baku Mutu Air.
Dalam menetapkan struktur organisasi PDAM berpedoman kepada
Surat Keputusan Walikota Bandar Lampung No. 14 Tahun 2002. Jumah
karyawan PDAM Way Rilau pada tahun 2006 sebanyak 287 orang yang
terdiri dari 237 orang pengawai tetap dan 50 orang pegawai kontrak,
dengan jenjang pendidikan terdiri dari SLTP, SLTA, Sarjana Muda dan
Sarjana. Dari tenaga tetap yang ada komposisi pendidikannya adalah
sebagai berikut:
•
SD
: 46 orang
•
SLTP
: 21 orang
•
SMU/SLTA
: 170 orang
•
D3
: 7 orang
•
S1
: 59 orang
Rasio karyawan PDAM Way Rilau pada tahun 2006 berdasarkan
komposisi karyawan tersebut di atas adalah 9 : 1000.
Kondisi ini masih
terlalu besar, sebaiknya PDAM Way Rilau memiliki rasio 5 – 7 karyawan per
1000 sambungan, untuk mencapai target ini maka PDAM Way Rilau harus
menambah jumlah sambungan sekitar 2.000 SR.
221
Pemerintah Kota Bandar Lampung juga telah membentuk Dewan Air
Kota
Bandar
Lampung
dalam
rangka
menjaga
ketersediaan Air di Kota Bandar Lampung.
kelestarian
dan
Dewan Air Kota Bandar
Lampung beranggotakan orang-orang dari berbagai unsur dinas instansi
terkait maupun unsur LSM, perguruan tinggi, dan pengusaha.
Komponen lain yang penting dalam pelaksanaan pembangunan di
Kota
Bandar
Lampung
adalah
keberadaan
Tim
Perencanaan
Pembangunan Kecamatan (TPPK) se-Kota Bandar Lampung.
Tim
Perencanaan Pembangunan Kecamatan se-Kota Bandar Lampung yang
membantu pemerintah Kota Bandar Lampung dalam menjaring aspirasi
masyarakat akan kebutuhan sarana dan prasarana Kota di wilayahnya
masing-masing. Dimana TPPK ini yang menyusun perencanaan khususnya
dibidang fisik dan prasarana yang kemudian untuk diteruskan dalam
mekanisme penyusunan Rencana Anggaran Pembangunan dan Belanja
Daerah (RAPBD) Kota Bandar Lampung sebagai pedoman dalam
pelaksanaan pembangunan di Kota Bandar Lampung.
6.1.3
Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya
Sebagaimana ditetapkan dalam Program RB, penataan tata laksana
merupakan salah satu prioritas program untuk peningkatan kapasitas
kelembagaan. Tata laksana organisasi yang perlu dikembangkan adalah
menciptakan
hubungan
menumbuhkembangkan
kerja
rasa
antar
perangkat
kebersamaan
dan
daerah
kemitraan
dengan
dalam
melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi peningkatan
produktifitas dan kinerja.
Secara internal, Cipta Karyakeorganisasian urusan pemerintah bidang
Cipta Karya, perlu mengembangkan hubungan fungsional sesuai dengan
kompetensi dan kemandirian dalam melaksanakan tugas, fungsi dan
wewenang untuk masing-masing bidang/seksi. Selanjutnya
222
juga perlu dikembangkan hubungan kerja yang koordinatif baik antar
bidang/seksi di dalam keorganisasian urusan Cipta Karya, maupun untuk
hubungan kerja lintas dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang
tindih atau duplikasi program dan kegiatan secara substansial
dan menjamin keselarasan program dan kegiatan antar perangkat
daerah.
Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan di atas perlu dituangkan
di
dalam
Peraturan
Daerah
tentang
keorganisasian
Pemerintah
Kabupaten/kota, khususnya menyangkut tupoksi dari masing-masing
instansi pemerintah bidang Cipta Karya. Selain itu, guna memperjelas
pelaksanaan tugas pada setiap satuan kerja, perlu dilengkapi dengan
tatalaksana dan tata hubungan kerja antar satuan kerja, serta Standar
Operasional Prosedur (SOP) untuk setiap pelaksanaan tugas, yang dapat
dijadikan pedoman bagi pegawai dalam melakukan tugasnya.
No.
1
Tabel 6.9 Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya
Unit / Bagian yang
Peran Instansi dalam
Menangani
Instansi
Pembangunan Bidang
Pembangunan
CK
Bidang CK
Bappeda
1. Pengoordinasian an Penyusunan Bidang Fisik dan
perencanaan pembangunan di Prasarana
bidang Fisik dan Prasarana
2. Penetapan petunjuk
pelaksanaan perencanaan dan
pengendalian pembangunan di
bidang Fisik dan Prasarana
3. Pelaksanaan kerjasama
pembangunan antar daerah
kabupaten/kota dan antar
daerah kabupaten/kota
dengan swasta, dalam dan luar
negeri dibidang Fisik dan
Prasarana.
4. Bimbingan supervisi dan
konsultasi penyusunan rencana
pembangunan dibidang Fisik
dan Perencana.
223
No.
Peran Instansi dalam
Pembangunan Bidang
CK
Instansi
5.
2
3
4
Dinas PU
Unit / Bagian yang
Menangani
Pembangunan
Bidang CK
Pengendalian pembangunan
dibidang fisik dan Prasarana.
1. Perumusan kebijakan teknis
dibidang Bina Marga, Cipta
Karya, dan Pengairan/Irigasi
2. Penyelenggaraan Urusan
Pemerintahan dan Pelayanan
Umum sesuai dengan lingkup
pekerjaanya.
Bidang Cipta
Karya
3. Pembinaan dan Pelaksanaan
Tugas sesuai dengnan lingkup
tugasnya
4. Pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh Walikota sesuai
dengan tugas dan fungsinya
Dinas
a. Perumusan kebijakan teknis di
Kebersihan
bidang kebersihan, Pertamanan,
dan
Penghijauan, Penerangan Jalan,
Pertamanan
Dekorasi Kota dan Pemakaman
Umum berdasarkan azas
otonomi dan tugas
pembantuan
b. Penyelenggaraan urusan
pemerintahan dan pelayanan
umum sesuai dengan lingkup
tugasnya
c. Pembinaan dan pelaksanaan
tugas sesuai dengan lingku
tugasnya Pelaksanaan tugas lain
yang diberikan oleh Walikota
sesuai dengan tugas fungsinya.
BPLH
a. Perumusan kebijakan Teknis
dibidang Pegelolaan dan
224
No.
5
Peran Instansi dalam
Pembangunan Bidang
CK
Instansi
PDAM
Unit / Bagian yang
Menangani
Pembangunan
Bidang CK
Pengendalian Lingkungan Hidup
b. Pemberian dukunngan atas
penyelenggaraan
pemerintahan daerah sesuai
dengan lingkungan tugasnya
c. Pembinaan dan pelaksanaan
tugas sesuai dengan lingkup
tugasnya.
d. Pengkoordinasian dalam
penyusunan program,
penngawasan, pemantauan
dan evaluasi dibidang
pengelolaan lingkungan hidup
dan pengendalian dampak
lingkungan hidup lintas sektoral
Membidangi dan mengatur
pengelolaan SPAM non perpipaan
bagi pemenuhan kebutuhan air
bersih dan air minum masyarakat
kota Bandar Lampung
Sumber : Analisis RPIJM Kota Bandar Lampung, 2015
Tabel 6.10 Inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya
No.
Nama SOP
Pengembangan Permukiman
1
Penanganan Kawasan
Permukiman Perkotaan dan
Perdesaan
Penataan Bangunan dan Lingkungan
1
Revitalisasi Kawasan
2
Penyediaan PSD RTH
Pengembangan Air Minum
1
Pengembangan Jaringan
Perpipaan
2
Pengembangan Jaringan Non
Perpipaan
Pengembangan PLP
1
Pengelolaan Air Limbah
Instansi yang
Terlibat
Instansi yang
Terlibat
Bappeda
Dinas PU Bidang
Cipta Karya
Bappeda, Dinas
Tata Ruang
Bappeda, Dinas
Tata Ruang
Dinas PU Bidang
Cipta Karya
Dinas PU Bidang
Cipta Karya
PDAM
Dinas PU Bidang
Cipta Karya
Dinas PU Bidang
Cipta Karya
Masyarakat,
Swasta
Dinas PU Bidang
Masyarakat,
225
No.
2
Nama SOP
Pengelolaan Persampahan
3
Penanganan Drainase
Perkotaan
SOP Non-Teknis
1
-
Instansi yang
Terlibat
Cipta Karya, BPLH
Dinas PU Bidang
Cipta Karya,
Disbertam
Dinas PU Bidang
Cipta Karya
Instansi yang
Terlibat
Swasta
Masyarakat,
Swasta
-
-
Masyarakat,
Swasta
Sumber : Analisis RPIJM Kota Bandar Lampung, 2015
6.1.4 Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya
Dalam kaitannya dengan Reformasi Birokrasi, penataan system
manajemen SDM aparatur merupakan program ke-5 dari Sembilan
Program Reformasi Birokrasi, yang perlu ditingkatkan tidak hanya dari segi
kuantitas tetapi juga kualitas. Bagian ini menguraikan kondisi SDM di
keorganisasian instansi yang menangani bidang Cipta Karya, yang dapat
dilakukan dengan mengisi tabel berikut mengenai komposisi pegawai
dalam unit kerja bidang Cipta Karya.
Tabel 6.11 Komposisi Pegawai dalam Unit Kerja Bidang Cipta Karya
Unit
Kerja
Golongan
Jenis
Kelamin
Dinas PU
Gol I/II : 23
orang
Gol III: 68
orang
Gol IV: 6
orang
Pria : 69
orang
Wanita : 48
orang
Bappeda
Gol I/II : 23
orang
Gol III: 68
orang
Gol IV: 6
orang
Pria : 69
orang
Wanita : 48
orang
Latar
Belakang
Pendidikan
< SMA : 3
orang
SMA : 39
orang
D3 : 2 orang
S1 : 49 orang
S2/S3 : 14
orang
< SMA : 3
orang
SMA : 39
orang
D3 : 2 orang
S1 : 49 orang
Jabatan
Fungsional
Jafung TBP:
... orang
Jafung TPL:
… orang
dst.
Jafung TBP:
... orang
Jafung TPL:
… orang
dst.
226
Unit
Kerja
Golongan
Jenis
Kelamin
Dinas
Kebersihan
dan
Pertamanan
Gol I/II : 23
orang
Gol III: 68
orang
Gol IV: 6
orang
Pria : 69
orang
Wanita : 48
orang
BPLH
Gol I/II : 23
orang
Gol III: 68
orang
Gol IV: 6
orang
Pria : 69
orang
Wanita : 48
orang
PDAM
Gol I/II : 23
orang
Gol III: 68
orang
Gol IV: 6
orang
Pria : 69
orang
Wanita : 48
orang
Latar
Belakang
Pendidikan
S2/S3 : 14
orang
< SMA : 3
orang
SMA : 39
orang
D3 : 2 orang
S1 : 49 orang
S2/S3 : 14
orang
< SMA : 3
orang
SMA : 39
orang
D3 : 2 orang
S1 : 49 orang
S2/S3 : 14
orang
< SMA : 3
orang
SMA : 39
orang
D3 : 2 orang
S1 : 49 orang
S2/S3 : 14
orang
Jabatan
Fungsional
Jafung TBP:
... orang
Jafung TPL:
… orang
dst.
Jafung TBP:
... orang
Jafung TPL:
… orang
dst.
Jafung TBP:
... orang
Jafung TPL:
… orang
dst.
Sumber : Analisis RPIJM Kota Bandar Lampung, 2015
6.2 Kerangka regulasi
Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam
pengembangan dan peningkatan kapasitas kelembagaan bidang Cipta
Karya pada pemerintahan kabupaten/kota.
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
227
Dalam UU 32/2004 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah mengatur
dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan menjalankan otonomi
seluas-luasnya,
dengan
tujuan
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Untuk
membantu
Kepala
Daerah
dalam
melaksanakanotonomi,
maka
dibentuklah organisasi perangkat daerah yangditetapkan melalui
Pemerintah Daerah.
Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu
organisasi adalah adanya urusan pemerintahan harus dibentuk ke
dalam organisasi tersendiri. Besaran organisasi perangkat daerah
sekurang-kurangnya
mempertimbangkan
faktor
kemampuan
keuangan, kebutuhan daerah, cakupan tugas yang meliputi sasaran
tugas yang harus diwujudkan, jenis dan banyaknya tugas, luas wilayah
kerja dan kondisi geografis, jumlah dan kepadatan penduduk, potensi
daerah yang bertalian dengan urusan yang akan ditangani, dan
sarana dan prasarana penunjang tugas. Oleh karena itu, kebutuhan
akan organisasi perangkat daerah bagi masing-masing daerah tidak
senantiasa sama atau seragam.
2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan
PP
tersebut
mencantumkan
bahwa
bidang
pekerjaan
umum
merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah,
dan pemerintah berkewajiban untuk melakukan pembinaan terhadap
pemerintah kabupaten/kota.
PP 38/2007 ini juga memberikan kewenangan yang lebih besarkepada
Pemerintah Kabupaten/Kota untuk melaksanakan pembangunan di
Bidang Cipta Karya. Hal ini dapat dilihat dari Pasal 7 Bab III, yang
berbunyi: “(1) Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat
(2) adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh
228
pemerintahan
daerah
provinsidan
pemerintahan
daerah
kabupaten/kota, berkaitan dengan pelayanan dasar. (2) Urusan wajib
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: antara lainnya adalah
bidang pekerjaan umum”.
Dari
pasal
tersebut,
ditetapkan
bahwa
bidang
pekerjaan
umummerupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah
daerah,sehingga penyusunan RPIJM bidang Cipta Karya sebagai salah
satu perangkat pembangunan daerah perlu melibatkan Pemerintah,
pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.
3.
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi
Daerah
Berdasarkan PP 41 tahun 2007, bidang PU meliputi bidang Bina Marga,
Pengairan, Cipta Karya dan Penataan Ruang. Bidang PU merupakan
perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk dinas. Dinas
ditetapkan terdiri dari 1 sekretariat dan paling banyak 4 bidang,
dengan sekretariat terdiri dari 3 sub-bagian dan masingmasingbidang
terdiri dari paling banyak 3 seksi.
Gambar 6.4 Keorganisasian Pemerintah Kabupaten/Kota
229
4. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010- 2014
Dalam Buku II Bab VIII Perpres ini dijabarkan tentang upaya untuk
meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi diperlukan
adanya upaya penataan kelembagaan dan
ketalalaksanaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur,
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, penyempurnaan
sistem perencanaan dan penganggaran, serta pengembangan sistem
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan aparaturnya.
Untuk mendukung penataan kelembagaan, secara beriringan telah
ditempuh
upaya
untuk
memperkuat
aspek
ketatalaksanaan
di
lingkungan instansi pemerintah, seperti perbaikan standar operasi dan
prosedur (SOP) dan penerapan e-government di berbagai instansi.
Sejalan dengan pengembangan manajemen kinerja di lingkungan
instansi pemerintah, seluruh instansi pusat dan daerah diharapkan
secara bertahap dalam memperbaiki sistem
ketatalaksanaan dengan menyiapkan perangkat SOP, mekanisme
kerja
yang
lebih
efisien
dan
efektif,
dan
mendukung
upaya
peningkatan akuntabilitas kinerja.
5. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design
Reformasi Birokrasi 2010-2025
Tindak lanjut dari Peraturan Presiden ini, Menteri Pendayagunaan
Aparatur
Negara
telah
mengeluarkan
Peraturan
Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 30 Tahun 2012 tentang
Pedoman Pengusulan, Penetapan, dan Pembinaan Reformasi Birokrasi
pada Pemerintah Daerah. Berdasarkan peraturan menteri ini, reformasi
birokrasi pada pemerintah daerah dilaksanakan mulai tahun 2012,
dengan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan sesuai dengan
230
kemampuan pemerintah daerah.Permen ini memberikan panduan dan
kejelasan
mengenai
mekanisme
serta
prosedur
dalam
rangka
pengusulan, penetapan, dan pembinaan pelaksanaan reformasi
birokrasi pemerintah daerah.
Upaya pembenahan birokrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta
Karya telah dimulai sejak tahun 2005.Pembenahan yang dilakukan
adalah menyangkut 3 (tiga) pilar birokrasi, yaitu kelembagaan,
ketatalaksanaan, dan Sumber Daya Manusia (SDM).
Untuk
mendukung
tercapainya
good
governance,
maka
perlu
dilanjutkan dan disesuaikan dengan program reformasi birokrasi
pemerintah, yang terdiri dari sembilan program, yaitu :
1. Program Manajemen Perubahan, meliputi: penyusunan strategi
manajemen perubahan dan strategi komunikasi K/L dan Pemda,
sosialisasi dan internalisasi manajemen perubahan dalam rangka
reformasi birokrasi;
2. Program
Penataan
penataan
Peraturan
berbagai
Perundang-undangan,
peraturan
meliputi:
perundang-undangan
yang
dikeluarkan/diterbitkan oleh K/L dan Pemda;
3. Program Penguatan dan Penataan Organisasi, meliput