PENGARUH VARIASI METODE EKSTRAKSI SECARA MASERASI DAN DENGAN ALAT SOXHLET TERHADAP KANDUNGAN KURKUMINOID DAN MINYAK ATSIRI DALAM EKSTRAK ETANOLIK KUNYIT (Curcuma domestica Val.)

  

PENGARUH VARIASI METODE EKSTRAKSI SECARA

MASERASI DAN DENGAN ALAT SOXHLET TERHADAP

KANDUNGAN KURKUMINOID DAN MINYAK ATSIRI

DALAM EKSTRAK ETANOLIK KUNYIT

( Curcuma domestica Val.)

  

SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

  Program Studi Farmasi

  

Oleh :

Joice Sola Gratia Sitepu

NIM : 068114103

FAKULTAS FARMASI

  

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

PENGARUH VARIASI METODE EKSTRAKSI SECARA

MASERASI DAN DENGAN ALAT SOXHLET TERHADAP

KANDUNGAN KURKUMINOID DAN MINYAK ATSIRI

DALAM EKSTRAK ETANOLIK KUNYIT

( Curcuma domestica Val.)

  

SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

  Program Studi Farmasi

  

Oleh :

Joice Sola Gratia Sitepu

NIM : 068114103

FAKULTAS FARMASI

  

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

HALAMAN PERSEMBAHAN

  Karya ini hanya kupersembahkan untuk: Yesus Kristus, Tuhan, dan Juruselamatku.

  Papa dan Mama Bang Icho dan kak Ikka Daveed Teman – temanku

  Dan teristimewa Almamaterku, Sanata Dharma Yogyakarta “

  

Tuhan, ajari aku untuk selalu berserah kepada-

MU untuk langkah apapun yang kuambil demi

masa depanku, aku percaya ada rencana Tuhan

yang indah bagiku, aku percaya janji-Mu

Tuhan.” Tetapi buah Roh ialah….

  Kasih, Sukacita,

  Tidak ada

  Damai Sejahtera,

  hukum yang

  Kesabaran,

  menentang hal-

  Kemurahan, hal itu.

  Kebaikan,

  ( Galatia 5 : 22)

  Kesetiaan, Kelemahlembutan, Penguasaan diri.

  

PRAKATA

  Terpujilah nama Tuhan kita Yesus Kristus, karena begitu besar Kasih- Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Pengaruh Variasi Metode Ekstraksi Secara Maserasi dan Dengan Alat Soxhlet Terhadap Kandungan Kurkuminoid dan Minyak Atsiri Dalam Ekstrak Etanolik Kunyit”.

  Pada kesempatan kali ini, penulis mengucapkan terimakasih yang amat sangat dalam atas bantuan yang diberikan kepada penulis baik bantuan secara moril maupun materiil kepada :

  1. Erna Tri Wulandari M.Si., Apt. selaku Dosen Pembimbing yang dengan sabar membimbing, memberikan waktu luangnya untuk memberi saran dan kritik sejak awal penelitian, penyusunan proposal hingga selesainya skripsi ini.

  2. Dr. C. J. Soegihardjo, Apt. selaku Dosen Penguji yang telah meluangkan waktu untuk menguji serta memberi kritik dan saran yang membangun.

  3. Lucia Wiwid Wijayanti, M. Si., selaku Dosen Penguji yang telah meluangkan waktu untuk menguji serta memberi kritik dan saran yang membangun.

  4. Prof. Dr. Sudibyo Martono, M. S., Apt yang amat sangat membantu penulis dalam menggoreskan buah pikiran ke dalam naskah ini, yang telah dengan sabar menjawab semua pertanyaan penulis mengenai kurkuminoid, dan yang telah mau mengorbankan waktu di sela –sela kesibukan mengajar. Saya sungguh berterimakasih untuk kebaikan Bapak.

  

INTISARI

  Rimpang tanaman kunyit (Curcuma domestica Val.) telah digunakan secara turun temurun oleh masyarakat Indonesia sebagai obat tradisional. Senyawa aktif dalam rimpang kunyit yang sering digunakan sebagai obat tradisional adalah kurkuminoid sebagai antiinflamasi dan minyak atsiri berkhasiat mencegah keluarnya asam lambung yang berlebihan.

  Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimental yaitu untuk membandingkan kadar kurkuminoid dan minyak atsiri dalam kunyit yang diperoleh secara maserasi dan dengan alat Soxhlet sehingga penelitian ini dapat membantu produsen obat tradisional yang menggunakan kunyit sebagai bahannya untuk memperoleh senyawa kurkuminoid dan minyak atsiri secara maksimal.

  Ekstrak rimpang kunyit diekstraksi dengan dua jenis metode yaitu maserasi dan dengan alat Soxhlet menggunakan penyari etanol, kemudian dikentalkan dengan rotary vacuum evaporator. Kadar kurkuminoid kemudian ditetapkan dengan spektrofotometer visible sedangkan kadar minyak atsiri ditetapkan dengan destilasi Stahl dalam % v/b.

  Hasil dari penelitian ini diperoleh kadar kurkuminoid 46,2636% dari metode maserasi, dan 54,7162% dari metode dengan alat Soxhlet, kemudian diperoleh juga kadar minyak atsiri 17,2210% dari metode maserasi, dan 19,3105% dari metode dengan alat Soxhlet. Sehingga diperoleh kesimpulan dari uji T bahwa metode ekstraksi dengan alat Soxhlet adalah metode yang terbaik untuk memperoleh kadar kurkuminoid karena berbeda signifikan dengan metode maserasi, dan untuk minyak atsiri dapat digunakan kedua metode ekstraksi karena tidak berbeda signifikan.

  Kata kunci : maserasi, alat Soxhlet, kurkuminoid, minyak atsiri, kunyit

  

ABSTRACT

  Rhizome turmeric plant (Curcuma domestica Val.) have been used from generation to generation by Indonesian society as a traditional medicine. Active compounds in the rhizome of turmeric, which is often used as traditional medicine is curcuminoid as anti-inflammatory and essential oils efficacious to prevent the release of excessive stomach acid.

  This is a quasi-experimental research to compare the content of curcuminoid in turmeric and essential oils obtained by maceration and with tool of Soxhlet. The aim is to help the producers of traditional medicines to obtain the maximum curcuminoid and essential oils.

  The rhizome of turmeric was extracted with two kinds of methods such as maceration and with tool of Soxhlet using ethanol then thickened with a rotary vacuum evaporator. Curcuminoid then determined by visible spectrophotometer and essential oils levels set by distillation Stahl in % v/b.

  The results are curcuminoid obtained from the maceration method 46.2636%, and with Soxhlet tool method 54.7162%. The essential oils content obtained from the maceration method is 17.2210% and with Soxhlet tool method is 19.3105%. The t-test result shows that the with Soxhlet tool extraction method is the best method to obtained curcuminoid from turmeric. The essential oils can use both extraction methods.

  Key words : maceration, tool of Soxhlet, curcuminoid, essential oil, turmeric

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN SAMPUL .…...………………………………………………...... i HALAMAN JUDUL ………………………………………………………..... ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………………… iii HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………... iv HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI...................................................... v HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………… vi PRAKATA ……………………………………………………………………. vii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA....…………………………………..... ix

  INTISARI………………………………………………………....................... x

  ABSTRACT ………………………………………………………..................... xi

  DAFTAR ISI ……………………………………………………….................. xii DAFTAR TABEL ……………………………………………………….......... xvii DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………. xx DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………….. xxii DAFTAR SINGKATAN……………………………………………………… xxiv

  BAB I. PENDAHULUAN ……………………………………………………. 1 A. Latar Belakang ……………………………………………………....... 1

  1. Rumusan masalah ………………………………………………... 6

  2. Keaslian penelitian..………………………………………………. 6

  3. Manfaat penelitian ….…………………………………………...... 7

  B. Tujuan Penelitian .…………………………………………………....... 7

  BAB II. TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………….. 8 A. Uraian Kunyit ……………………………………………………......... 8 1. Keterangan botani............................................................................. 8

2. Uraian rimpang kunyit......................................................................

   9

  3. Kandungan kimia.............................................................................. 10

  4. Khasiat dan kegunaan........................................................................ 10

  B. Uraian Kurkuminoid ………………………………………………….. 11

  D. Penyulingan Minyak Atsiri ……………………………………………. 15 1.

  Penyulingan dengan air…………………………………………… 15

  2. Penyulingan dengan air dan uap………………………………….. 16

  3. Penyulingan dengan uap………………………………………….. 16

  E. Uraian Metode Ekstraksi ……………………………………………… 17

  1. Tujuan ekstraksi …………………………………………………. 17

  2. Jenis – jenis ekstraksi ……………………………………………. 17

  a. Cara dingin…………………………………………………….. 17

  b. Cara panas……………………………………………………... 18

  3. Uraian maserasi…………………………………………………... 19

  4. Uraian dengan alat Soxhlet……………………………………….. 20

  5. Cairan penyari……………………………………………………. 22

  a. Kriteria cairan penyari………………………………………… 22

  b. Etanol………………………………………………………….. 22

  F. Uraian Ekstrak ……………………………………………………....... 23

  1. Definisi ekstrak …………………………………………………... 23

  2. Pengelompokan ekstrak ………………………………………….. 23

  3. Ekstrak kunyit…………………………………………………….. 24

  G. Penguapan Ekstrak Cair……………………………………………….. 24

  H. Uraian Spektrofotometri …..………………………………………….. 25

  I. Validasi Metode .……………………………………………………… 26 1.

  Akurasi…………………………………………………………… 26

  2. Presisi…………………………………………………………….. 26

  3. Linieritas dan rentang……………………………………………. 27

  4. Spesifisitas………………………………………………………... 27 5.

  Limit of Detection dan Limit of Quantitation..……………….…… 28

  J. Keterangan Empiris………………………………………………….... 28

  BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ……………………..……………... 30 A. Jenis dan Rancangan Penelitian .....………………………………........ 30

  1. Jenis penelitian.. …………………………………………...…….. 30

  B. Variabel dan Definisi Operasional ……………………………………. 31

  1. Klasifikasi variabel…………………………………..……………. 31

  a. Variabel bebas…………………………………………………. 31

  b. Variabel tergantung……………………………………………. 31

  c. Variabel pengacau tidak terkendali.............................................. 31

  d. Variabel pengacau terkendali....................................................... 31

  2. Definisi operasional………………………………………………. 31

  a. Maserasi………………………………………………..………. 31

  b. Dengan alat Soxhlet…………………………………………..... 32

  c. Ekstrak kunyit maserasi………………………………………... 32

  d. Ekstrak kunyit dengan alat Soxhlet..………..…………………. 32

  e. Penetapan minyak atsiri……………………………………….. 32

  f. Penetapan kadar kurkuminoid dalam ekstrak rimpang kunyit… 32

  g. Pengaruh variasi metode ekstraksi……………………..……… 33

  C. Bahan atau Materi Penelitian .………………………………………... 33

  D. Alat atau Materi Penelitian…………………………………………… 33

  E. Jalannya Penelitian ……….…..……………………………………….. 33

  1. Identifikasi rimpang kunyit.......…………..……………………… 34

  2. Pembuatan simplisia ..............................………………………….. 34

  a. Pengumpulan bahan…………………………………………… 34 1) Sortasi basah………………………………………………. 34 2) Pencucian…………………………………………………. 34 3) Perajangan………………………………………………… 35 4) Pengeringan………………………………………………. 35 5) Sortasi kering……………………………………………… 35 6) Pembuatan serbuk simplisia……………………………….. 35

  b. Pembuatan ekstrak rimpang kunyit..................……………….. 36 1) Metode maserasi………………………………………….... 36 2) Metode dengan alat Soxhlet……………………………….. 36

  c. Pengentalan ekstrak rimpang kunyit.......................................... 37

  e. Penetapan kadar kurkuminoid yang dihitung dalam persen kurkumin………………………………………………………..

  3. Mikroskopis……………………………………………………….. 44

  D. Cara Dengan Alat Soxhlet…..…………………………………………. 51

  C. Cara Maserasi ……...…..……………………………………………... 49

  7. Pembuatan serbuk ……….…..…………………………………… 48

  6. Sortasi kering ……….…..………………………………………... 48

  5. Pengeringan rimpang kunyit .……………………………............. 47

  4. Perajangan rimpang kunyit ………………………………………. 46

  3. Pencucian rimpang kunyit.……………………………….............. 46

  2. Sortasi basah ……….…..………………………………………… 45

  1. Pengumpulan rimpang kunyit…………………………………….. 45

  B. Pembuatan Simplisia ……….…..……………………………………... 45

  2. Makroskopis………………………………………………………. 43

  37 1) Pembuatan larutan stok…………………………………….. 37 2) Pembuatan larutan intermediet…………………………….. 37 3) Penetapan panjang gelombang maksimum

  1. Organoleptik………………………………………………………. 42

  BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ……….…..………………………… 42 A. Identifikasi Rimpang Kunyit………................……….…..………….... 42

  f. Analisa data……………………..……………………………... 41

  e) Limit of Detection dan Limit of Quantitation..………… 40 5) Pembuatan kurva baku…………………………………….. 40 6) Penetapan kadar kurkuminoid dalam sampel……………… 41

  d) Spesifisitas……………………………..………………. 39

  c) Linieritas dan rentang………………………………….. 39

  b) Presisi………………………………………………….. 39

  a) Akurasi………………………………………………… 38

  37 4) Validasi metode…………………………………………… 38

  (λ maks)………

  E. Pengentalan Ekstrak Rimpang Kunyit.………………………….......... 52

  G. Penetapan Kadar Kurkuminoid dengan Spektrofotometri Visible…….. 55 1.

  Penetapan panjang gelombang maksimum (λ maks)……………… 56

  2. Validasi metode…………………………………………………… 56

  a. Akurasi……………………………………………...………. 57

  b. Presisi……………………………………………….………. 57

  c. Linearitas……………………………………………………. 58

  d. Spesifisitas………………………………………….……….. 59

  e. Limit of Detection dan Limit of Quantitation..……………… 59

  3. Pembuatan kurva baku……………………………………………. 60

  4. Penetapan kadar kurkuminoid dalam sampel…………………….. 61

  BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN…..…………………………………. 68 A. Kesimpulan .…..………………………………………………………. 68 B. Saran .…..…………………………………………………………....... 68 DAFTAR PUSTAKA .…..……………………………………………………. 69 LAMPIRAN .…..……………………………………………………………… 75 BIOGRAFI PENULIS .…..…………………………………………………… 101

  

DAFTAR TABEL

  Tabel I. Data perbandingan organoleptik rimpang kunyit dan Materia Medika Indonesia……………................................. 42

  Tabel II. Data perbandingan makroskopik rimpang kunyit dan Materia Medika Indonesia..................................................... 43

  Tabel III. Data hasil penetapan kadar minyak atsiri metode ekstraksi maserasi................................................................................. 55 Tabel IV. Data hasil penetapan kadar minyak atsiri metode ekstraksi dengan alat Soxhlet............................................................... 55 Tabel V. Hasil rata–rata recovery tiga konsentrasi kurkumin penentuan akurasi………………………………..................

  57 Tabel VI. Hasil rata – rata tiga konsentrasi kurkumin penentuan koefisien variasi....................................................................

  58 Tabel VII. Data penentuan persamaan kurva baku……….....................

  60 Tabel VIII. Data penetapan kadar kurkuminoid ekstrak hasil maserasi.

  65 Tabel IX. Data penetapan kadar kurkuminoid ekstrak hasil dengan alat Soxhlet...........................................................................

  66 Tabel X. Data penimbangan ekstrak rimpang kunyit metode ekstraksi maserasi.................................................................

  76 Tabel XI. Data penimbangan ekstrak rimpang kunyit metode ekstraksi dengan alat Soxhlet...............................................

  76 Tabel XII. Data penimbangan bobot serbuk kurkumin standar.............. 78

  tiga replikasi kurkumin.......................................................... Data Limit of Detection dan Limit Of Quantification Tabel XIV. kurkumin…………………………………………………... 81 Tabel XV. Data bobot ekstrak orientasi metode ekstraksi maserasi.......

  81 Tabel XVI. Data bobot ekstrak orientasi metode ekstraksi dengan alat Soxhlet................................................................................... 82 Tabel XVII. Data bobot ekstrak replikasi I metode ekstraksi maserasi...

  83 Tabel XVIII. Data bobot ekstrak replikasi II metode ekstraksi maserasi..

  83 Tabel XIX. Data bobot ekstrak replikasi III metode ekstraksi maserasi.. 84 Tabel XX. Data bobot ekstrak replikasi IV metode ekstraksi maserasi.. 84 Tabel XXI. Data bobot ekstrak replikasi V metode ekstraksi maserasi... 85

  Tabel XXII. Data bobot ekstrak replikasi I metode ekstraksi dengan lat Soxhlet..................................................................................

  86 Tabel XXIII. Data bobot ekstrak replikasi II metode ekstraksi dengan alat Soxhlet............................................................................

  86 Tabel XXIV. Data bobot ekstrak replikasi III metode ekstraksi dengan alat Soxhlet............................................................................ 87

  Tabel XXV. Data bobot ekstrak replikasi IV metode ekstraksi dengan

  Alat Soxhlet........................................................................... 87

  Tabel XXVI. Data bobot ekstrak replikasi V metode ekstraksi dengan

  Alat Soxhlet........................................................................... 88 Tabel XXVII.

  Analisis hasil minyak atsiri menggunakan statistik t–test.…

  89

  Tabel XXVIII.

  Analisis hasil kurkuminoid menggunakan statistik t–test….

  90

  

DAFTAR GAMBAR

  Gambar 1. Struktur molekul kurkuminoid………………………….. 12 Gambar 2. Penampang rimpang kunyit dan irisannya……………… 43 Gambar 3. Penampang melintang sampel rimpang kunyit................. 44 Gambar 4. Penampang melintang rimpang kunyit Materia Medika

  44 Gambar 5. Grafik kurva baku kurkumin…...…………...................... 61 Gambar 6. Gugus kromofor dan auksokrom senyawa kurkumin…... 62 Gambar 7. Surat jaminan keaslian kurkumin…………………….....

  91 Gambar 8. Alat maserasi……………………………………............. 92 Gambar 9. Alat Soxhlet……………………………………………

  92 Gambar 10. Ekstrak hasil maserasi (kanan) dan ekstraksi hasil sokletasi (kiri)…………………………………………... 92 Gambar 11. Destilasi Stahl…………………………………………... 92 Gambar 12. Larutan standar kurkumin................................................. 93 Gambar 13. Panjang gelombang maksimum kurkumin ( )

  93

  max λ replikasi 1 kadar 0,1632 mg%..........................................

  Gambar 14. Panjang gelombang maksimum kurkumin ( max )

  λ replikasi 1 kadar 0,2856 mg%.........................................

  94 Gambar 15. Panjang gelombang maksimum kurkumin (

  λ max.) replikasi 1 kadar 0,4080 mg% ..........................................

  94 Gambar 16. Panjang gelombang maksimum kurkumin ( max )

  λ replikasi 2 kadar 0,1632 mg%..........................................

  95

  replikasi 2 kadar 0,2856 mg%..........................................

  95 Gambar 18. Panjang gelombang maksimum (

  λ max.) replikasi 2 kadar 0,4080 mg%............................................................

  96 Gambar 19. Panjang gelombang maksimum ( max ) replikasi 3 kadar

  λ 0,1632 mg%......................................................................

  96 Gambar 20. Panjang gelombang maksimum kurkumin ( max )

  λ replikasi 3 kadar 0,2856 mg%..........................................

  97 Gambar 21. Panjang gelombang maksimum kurkumin (

  λ max.) replikasi 3 kadar 0,4080 mg%..........................................

  97 Gambar 22. Absorbansi kurva baku larutan standar kurkumin replikasi I..…....................................................................

  98 Gambar 23. Kurva baku kurkumin replikasi I……………………….. 98 Gambar 24. Absorbansi kurva baku larutan standar kurkumin replikasi II……………………………………………….

  99 Gambar 25. Kurva baku kurkumin replikasi II………………………. 99 Gambar 26. Absorbansi kurva baku larutan standar kurkumin replikasi III……………………………………………… 100 Gambar 27. Kurva baku replikasi kurkumin

  III……………………... 100

  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data pengentalan ekstrak rimpang kunyit....................

  76 Lampiran 2. Data bobot ekstrak hasil maserasi dan ekstrak hasil dengan alat Soxhlet.......................................................

  76 Lampiran 3 Penetapan kadar minyak atsiri......................................

  77 Lampiran 4. Perhitungan konsentrasi larutan stok, intermediet, dan kurva baku kurkumin....................................................

  78 Lampiran 5. Validasi metode dengan menggunakan kurkumin standar……………………………………………….

  79 Lampiran 6. Orientasi sampel ..........................................................

  81 Lampiran 7. Penetapan kadar kurkuminoid dihitung sebagai persen kurkumin dalam sampel ekstrak rimpang kunyit...........................................................................

  83 Lampiran 8. Analisis hasil kadar minyak atsiri dan kurkuminoid pada sampel ………………………………………….

  89 Lampiran 9. Surat pernyataan jaminan keaslian bahan kurkumin standar hasil sintesis……………………….. ...............

  91 Lampiran 10. Alat maserasi dan ekstrak hasil maserasi.....................

  92 Lampiran 11 Alat dengan alat Soxhlet dan ekstrak hasil dengan Alat Soxhlet..................................................................

  92 Lampiran 12. Alat pengental ekstrak hasil maserasi dan ekstrak hasil dengan Alat Soxhlet.............................................

  93

  Stahl …………………………………………………..

  Lampiran 14. Penetapan panjang gelombang maksimum ( max )

  λ

  pada larutan kurva baku ………………………...…………

  93 Lampiran 15. Penetapan absorbansi larutan kurva baku dan grafik kurva baku tiga replikasi …..………………………...

  98

DAFTAR SINGKATAN

  EHM = Ekstrak Hasil Maserasi EHS = Ekstrak Hasil dengan alat Soxhlet EK = Ekstrak Kental EKM = Ekstrak Kental Maserasi EKS = Ekstrak Kental Sokletasi KV = Koefisien Variansi LOD = Limit of Detection LOQ = Limit of Quantitation MA = Minyak Atsiri MEM = Metode Ekstraksi Maserasi MES = Metode Ekstaksi Sokletasi MMI = Materia MEdika Indonesia RK = Rimpang Kunyit SD = Simpangan Deviasi

  VRE = Vacuum Rotary Evaporator

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara yang kaya akan sumber daya alam,

  terutama tanaman obat. Tanaman obat penggunaannya dapat dalam bentuk segar, tunggal maupun campuran, serta dapat berupa ramuan yang lebih dikenal sebagai obat tradisional. Berdasarkan pengalaman nenek moyang obat tradisional relatif aman dikonsumsi manusia. Meskipun demikian pembuktian ilmiah tetap diperlukan (Suharmiati dan Handayani, 2006).

  Undang-undang nomor 23 tahun 1992 menyebutkan bahwa obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun- temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman (Anonim, 1992).

  Perkembangan teknologi mengakibatkan industri obat-obatan dan obat tradisional berkembang pesat. Bahan baku berupa simplisia banyak sekali diminati oleh industri, salah satunya rimpang kunyit (RK) (Rukmana, 1994). Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan (Anonim, 2005). Kebutuhan industri terhadap kunyit tinggi yaitu 1.355 ton/tahun berat segar (Kemala et al ,2000).

  Berdasarkan hasil survei tahun 2003, kebutuhan RK berdasarkan jumlahnya yang diserap oleh industri obat tradisional di Jawa Timur menduduki peringkat pertama dan di Jawa Tengah termasuk lima besar bersama-sama dengan bahan baku obat lainnya (Kemala et al, 2000).

  Kunyit (Curcuma domestica Val.) termasuk salah satu tanaman rempah dan obat yang sering dimanfaatkan untuk menyembuhkan berbagai penyakit.

  Sebagian besar jamu yang beredar di Indonesia, Malaysia, dan beberapa Negara lain selalu menggunakan kunyit sebagai salah satu bahan baku (Nugroho, 1998).

  Kunyit sudah digunakan dalam pengobatan tradisional bagi beberapa penyakit misalnya antiinflamasi, alergi dan antibakteri. Bagian tanaman kunyit yang paling banyak digunakan adalah rimpang (Nurfina, 1998). RK juga berkhasiat untuk mengobati sakit perut, diare, asma, sakit kepala, keputihan, haid tidak lancar, dan sebagai ekspektoran (Duke, 2008).

  RK mengandung senyawa aktif yang berkhasiat sebagai obat yaitu kurkuminoid (Oomah, 2000) dan minyak atsiri (MA) (Rukmana, 1994). Warna kuning dari kunyit disebabkan adanya senyawa kurkuminoid yang merupakan komponen utama tumbuhan kunyit dan memiliki peran penting dalam aktivitas antiinflamasi (Chattopadhyay, Biswas, Bandyopadhyay Banerjee, 2004; Sumiati dan Adnyana, 2004). Zat warna kuning tersebut larut dalam alkohol dan asam asetat glasial, tetapi tidak dapat larut dalam air dan eter (Tarujaya, 1992; Windholz, 1981). Senyawa ini terdiri dari campuran senyawa-senyawa kurkumin, desmetoksikurkumin, dan bidesmetoksi kurkumin. Dari ketiga senyawa

  60% dari total kurkuminoid. Kadar total kurkuminoid sering dihitung sebagai presentase kurkumin (Sumiati et al, 2004).

  Kurkuminoid tergolong senyawa fenol yang memiliki dua cincin fenol simetris dan dihubungkan dengan satu rantai heptadiena (Suwanto, 1983 yang diacu dalam Sihombing, 2007) sehingga sering dikatakan juga bahwa kurkuminoid termasuk golongan polifenol (Oomah, 2000).

  Kunyit mengandung senyawa minyak atsiri (MA) (6%) yang terdiri dari sejumlah monoterpen dan keton seskuiterpen, termasuk zingibe ren, kurkumen, α- dan β-turmeron, tumeon, zingiberen, felandren, sabinen, borneol, sineol

  (Wikipedia, 2007; Anonim, 1999). MA dari RK berkhasiat untuk mencegah keluarnya asam lambung yang berlebihan dan mengurangi peristaltik usus yang terlalu kuat (Tampubolon, 1981). Selain mengandung kurkuminoid seperti yang telah disebutkan (Sumiati et al, 2004), kunyit juga mengandung protein, fosfor, kalium, besi dan vitamin C (Soedibjo, 1998).

  Sesuai dengan perkembangan zaman, industri obat –obatan dan obat tradisional maju pesat, sehingga obat tradisional pun telah berhasil membuat sediaan galenik atau pembuatan ekstrak. Pembuatan sediaan ekstrak dimaksudkan agar zat berkhasiat yang terdapat di simplisia terdapat dalam bentuk yang mempunyai kadar yang tinggi dan hal ini memudahkan zat berkhasiat dapat diatur dosisnya. (Anief, 1997).

  Dalam membuat suatu sediaan galenik, diperlukan peningkatan kualitas ekstrak. Bila kualitas ekstrak meningkat, maka kualitas sediaan obat tradisional yang digunakan untuk dapat menghasilkan ekstrak dengan kandungan senyawa aktif yang maksimal.

  Ekstraksi merupakan kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair (Anonim, 1986). Metode ekstraksi dibagi menjadi dua jenis, antara lain cara dingin dan cara panas. Metode ekstraksi yang tergolong cara dingin adalah maserasi dan perkolasi sedangkan metode ekstraksi yang tergolong cara panas adalah refluks, dengan alat Soxhlet, digesti, dan infus (Anonim, 2000).

  Untuk menunjang peningkatan kualitas ekstrak yang menghasilkan ekstrak dengan kandungan senyawa aktif secara maksimal, maka pada penelitian ini dilakukan ekstraksi RK dengan menggunakan metode pembuatan ekstrak RK secara maserasi dan sokletasi yang akan memberikan hasil yang berbeda, sehingga dari perbedaan tersebut dapat diketahui metode pembuatan ekstrak yang paling baik. Senyawa aktif yang diekstraksi dengan kedua metode ekstraksi tersebut adalah kurkuminoid dan MA sebagai kandungan utama kunyit (Rukmana, 1994).

  Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana (Anonim, 1986) bila dibandingkan dengan metode ekstraksi lainnya. Hal ini dikarenakan cara pengerjaannya sederhana dan peralatannya mudah diusahakan, sederhana, dan tidak memerlukan alat khusus (Indraswari, 2008; Runadi, 2007).

  Pembuatan ekstrak secara maserasi merupakan proses paling cepat dimana digunakan untuk simplisia yang sudah halus dan memungkinkan direndam hingga meresap dan melunakkan susunan sel, sehingga zat –zatnya akan mengandung zat aktif yang mudah larut dalam cairan penyari (Anonim, 1986). Remaserasi merupakan bagian dari maserasi. Remaserasi merupakan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama, dan seterusnya (Anonim, 2000).

  Pembuatan ekstrak dengan alat Soxhlet digunakan untuk simplisia yang bertekstur lunak dan tidak tahan pemanasan secara langsung karena suhu pemanasan dapat diatur (Utami, 2009).