STUDI DESKRIPTIF TINGKAT MOTIF REMAJA MELAKUKAN KEKERASAN DALAM PACARAN
STUDI DESKRIPTIF
TINGKAT MOTIF REMAJA MELAKUKAN KEKERASAN
DALAM PACARAN
Skripsi
Ditujukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh:
Krisna Novian Prabandaru
NIM: 049114020
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
HALAMAN PERSEMBAHAN
Ku Persembahkan karya ini untuk Tuhanku Yesus Kristus Keluargaku: Bapak, Ibu, Kakak, Adik, Keponakkanku
Untukmu Rani Teman-teman Psikologi 2004 Dan Almamaterku
HALAMAN MOTTO
aku iki apa? aku dudu apa-apa
aku iki sapa? aku dudu sapa-sapa
aku sing endi? aku sing tansah ditresnani Gusti
“Amarga Panjenegane mirsa kadadean kita iku apa,
sarta enget yen kita iki lebu”
(Jabur 103 : 14)
(“sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat bahwa kita ini debu”)
(Mazmur 103:14)
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.Yogyakarta, 20 September 2009 Penulis Krisna Novian Prabandaru
ABSTRAK
Studi Deskriptif
Tingkat Motif Remaja Melakukan Kekerasan Dalam Pacaran
Krisna Novian Prabandaru
049114020
Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
Penelitiaan ini bertujuan untuk menggambarkan seberapa tinggi tingkatmotif remaja melakukan kekerasan dalam pacaran. Suatu tindakan tentunya
dilatarbelakangi karena ada suatu dorongan/motif. Begitu pula dengan tindakan
kekerasan dalam pacaran.Jenis penelitian ini deskriptif kuantitatif. Kriteria subjek dalam penelitian
ini adalah (1) remaja yang berusia 12 – 22 tahun, (2) laki-laki dan perempuan, (3)
sedang atau pernah menjalin hubungan pacaran, dan (4) pernah melakukan
kekerasan terhadap pacarnya. Subjek sebanyak 98 orang yang terdiri dari 50 laki-
laki dan 48 perempuan. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebar skala
motif remaja melakukan kekerasan dalam pacaran. Estimasi realiabilitas
menggunakan teknik Alpha Cronbach menghasilkan Koefisian Reliabilitas
sebesar 0,878.Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa secara umum tingkat
motif remaja melakukan kekerasan dalam pacaran cenderung rendah. Hal itu
terlihat dari perbandingan mean empirik yang lebih kecil daripada mean teoritik
(85,68 < 90). Aspek motif yang dominan remaja melakukan kekerasan dalam
pacaran adalah aspek kecemburuan. Hal itu terlihat dari mean empirik sebesar
16,68 lebih besar dari mean teoritik 15 (16,68>15).Kata kunci: Motif, remaja, kekerasan dalam pacaran
ABSTRACT
Adolescent’s Motives Level in Doing Dating Violence: A Descriptive Study
Krisna Novian Prabandaru
049114020
Faculty of Psychology
Sanata Dharma University
Yogyakarta
This research’s purpose was to describe adolescent motives in doing
dating violence. Actions always are based on the motive. This includes dating
violence.This research is a quantitative-descriptive research. The subject criteria in
this research are (1) adolescent between the age of 12 – 22 year old, (2) male and
female, (3) in a dating relationship or were involved in a dating relationship, and
(4) have done dating violence. The total subjects was 98 adolescents, consisted of
50 males and 48 females. The data were collected by using “Adolescent Motives
in Doing Dating Violence” Scale. Reliability coefficient of Alpha Cronbach
technique is 0,878.Based on the data analysis, it was concluded that generally adolescent’s
motives in doing dating violence is low. The empirical mean was lower than the
theoretical mean (85.68 < 90). The most dominant aspect of the dating violence
motive is the aspect of jealousy, with empirical mean of 16,68 that is higher than
theoretical mean 15 (16.68 > 15).Keywords: Motive, adolescence, dating violence
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Krisna Novian PrabandaruNomor Mahasiswa : 049114020
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
"Studi Deskriptif
Tingkat Motif Remaja Melakukan Kekerasan dalam Pacaran "
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media
cetak lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 20 September 2009 Yang menyatakan,KATA PENGANTAR
Puji dan syukur bagi Tuhan Yesus Kristus. Berkat bimbinganNya dan
kerja keras, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang berjudul “Studi
Deskriptif Motif Remaja Melakukan Kekerasan Dalam Pacaran” ini disusun
sebagai tugas akhir yang harus ditempuh penulis untuk mendapatkan gelar sarjana
strata satu (S1) di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.Terima kasih atas dukungan semua pihak yang telah mendukung penulis
selama ini dengan kritik, saran, semangat, motivasi, doa, dan perhatian. Dengan
penuh kerendahan hati, penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini terwujud
karena bantuan dan dukungan banyak pihak. Maka, pada kesempatan ini
perkenankanlah penulis dengan tulus menyampaikan terima kasih kepada:1. Tuhan Yesus Kristus, sang Juru Selamat. Terima kasih atas uluran tanganMu yang senantiasa mengangkatku ketika ku terjatuh.
2. Bp. P. Eddy Suhartanto, S. Psi., M. Si. , selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
3. Sylvia Carolina, S. Psi., M.Si., selaku Wakaprodi bidang kurikulum Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah sangat membantu khususnya dalam bidang administratif.
4. Dra. Lusia Pratidarmanastiti, M. S., selaku dosen pembimbing skripsi dan dosen pembimbing akademik yang telah dengan sabar membimbing dan membantu penulis dengan memberi dorongan dan saran selama proses
5. Dosen-dosen penguji yang sudah memberikan saran dan kritikan.
6. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi, terima kasih atas ilmu, bimbingan, dan
pendidikan selama penulis menjalankan studi di kampus.
7. Seluruh karyawan di Fakultas Psikologi USD Mbak Nanik, Mas Gandung,
Pak Gik (Sekretariat) , Mas Muji (Laboratorium) dan mas Doni (Ruang baca) atas segala bantuan dan kesabaran dalam membantu kelancaran penulis selama proses administrasi, kuliah dan skripsi.8. Kedua Orangtuaku, Bapakku Dulkaeni dan Ibuku Retno Windarti juga kepada Kakakku Wedha, Kakak Iparku Ruth, Adikku Yesi dan
keponakanku Petra. Terimakasih atas semua dukungan dan doanya.
9. Rani Tyas Utami yang telah dengan sabar mendukung segala apa yang kulakukan, terimakasih atas saran, dorongan dan semangatnya..
Terimakasih telah berbagi kasih denganku. Juga kepada Ibu Esti, Bpk Rajin, Mas Enade (Noke) dan Mba Emi atas dukungannya.
10. Teman-teman Pemuda-Remaja Gereja Kristen Jawa Tanjungtirto, Oka, Wahyu, Mas Atonk, Ardi, Nitis, Ari, Yuyun, Herdi, dll yang telah memberi dukungannya kepadaku dan waktu berbagi denganku.
11. Teman-teman guru sekolah minggu GKJ Tanjungtirto, Mba Tatik, Mba Titik, Mba Novi, Indri, Mba Anik, dll yang telah mau berbagi pengalaman dan mendukungku dalam mengerjakan skripsi ini.
12. Teman-teman di fakultas psikologi yang begitu banyak, Anggit/sronggot,
terimakasih atas bantuannya selama pengerjaan skripsi ini, Pak Penk,Wisnu, Kike, Mita (Laksmi), Dito, Blegux, Erol, Baka, Paimun, dan
teman-teman lainnya yang belum disebutkan...Terima Kasih Banyak.
13. Teman-teman penelitian di Psychology Beyond Borders (PBB), terimakasih atas kesempatan yang telah diberikan kepadaku untuk bergabung bersama kalian, P’Siswo, Devi, Haksi, Baka, Manto, Pace, Krisna, Anis, Eca, Nines, Puji, Tina, Via, mb’ Yayi, Iaz, Yandu, Yudhy anduk, Corry, Ditia, Kike, Dodi, dan Beni.
14. Teman-teman YMCA (Young Men’s Christian Association) yang telah menyemarakkan hidupku dengan segala dinamika dan aktivitasnya, Bu Judith Liem, Pak Bono, Mba Padma, Mba Kristi, Cik Ming, Putra Simanjuntak, Joe Marbun, Agnes P, Kike, Lintang, Koko Sun (Hendrik), Bang Ronald Nababan, Kang Andreas, dan Christian.
15. Teman-teman pendampingan anak di Miliran, Brama, Nuki, dan Eka, terimakasih telah memberi kesempatan untuk bergabung bersama kalian.
Yogyakarta, 20 September 2009 Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………….. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………… ii HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………… iii HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………… iv HALAMAN MOTTO ……………………………………………………… v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …………………….. vi ABSTRAK …………………………………………………………………. vii
ABSTRACT ……………………………………………………………….. viii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ……………. ix KATA PENGANTAR ……………………………………………………... x DAFTAR ISI ……………………………………………………………… xiii DAFTAR TABEL …………………………………………………………. xvi DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………….BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………….
1 A. Latar Belakang …………………………………………………….
1 B. Rumusan Masalah …………………………………………………
7 C. Tujuan Penulisan …………………………………………………..
7 D. Manfaat Penulisan …………………………………………………
7 BAB II LANDASAN TEORI ………………………………………………
9 A. Motif .................................................................................................
9 B. Remaja ..............................................................................................
11
2. Ciri-ciri Perkembangan Remaja......…………………………….
12
a. Perkembangan Fisik Remaja..………………………………
12 b. Perkembangan Sosial Remaja..……………………………..
13
3. Pacaran pada Masa Remaja......…………………………….
16 C. Kekerasan dalam Pacaran…..…………………………………….
19
1. Pengertian Kekerasan……………………………………………
19
2. Kekerasan dalam Pacaran …………………………………..……
20
3. Betuk-bentuk Kekerasan dalam Pacaran …………………..……
21
4. Faktor yang mempengaruhi Kekerasan dalam Pacaran ……….....
24
5. Dampak Kekerasan dalam Pacaran …………………..……
25 D. Motif Remaja Melakukan Kekerasan dalam Pacaran…..……….....
26 BAB III METODE PENELITIAN …………………………………………
30 A. Jenis Penelitian …………………………………………………….
30 B. Variabel Penelitian ………………………………………………...
31 C. Definisi Operasional ……………………………………………….
31 D. Subjek Penelitian ………………………………………………….
32 E. Metode dan Alat Pengumpul Data ………………………………..
33 F. Validitas dan Reliabilitas ………………………………………….
37
1. Validitas ………………………………………………………….
37
2. Seleksi Item ………………………………………………………
37
3. Reliabilitas ………………………………………………………
41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………….
43 A. Persiapan Uji Coba Alat Penelitian ……………………………….
43 B. Pelaksanaan Penelitian …………………………………………….
44
1. Uji Normalitas ……………………………………………………
44
2. Deskripsi Data Penelitian ……………………………………….
45
3. Analisis Tambahan ………………………………………………
47
a. Deskripsi Data Berdasarkan Jenis Kelamin …………………..
47
b. Deskripsi Data Motif Remaja Melakukan Kekerasan dalam Pacaran yang Dominan pada Laki-laki ………………………
48
c. Deskripsi Data Motif Remaja Melakukan Kekerasan dalam Pacaran yang Dominan pada Perempuan ……………………
49 C. Pembahasan ……………………………………………………….
50 BAB V PENUTUP ………………………………………………………….
56 A. Kesimpulan ………………………………………………………..
56 B. Saran ………………………………………………………………
57 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………
59 LAMPIRAN ………………………………………………………………..
63
DAFTAR TABEL
Tabel. 1 Distribusi Item Skala Motif Remaja Melakukan Kekerasan dalamPacaran Sebelum Uji Coba....................................................
36 Tabel. 2 Distribusi Item Skala Motif Remaja Melakukan Kekerasan dalam
Pacaran Sesudah Uji Coba.....................................................
40 Tabel. 3 Koefisien Reliabilitas Motif Remaja Melakukan Kekerasan dalam
Pacaran Setelah Seleksi..........................................................
42 Tabel 4 Data Statistik Deskriptif.................................................................... 45
Tabel. 5 Uji t Mean Empirik dan Mean Teoritik............................................. 46
Tabel 6 Deskripsi Hasil Uji-t Motif Remaja Melakukan Kekerasan DalamPacaran Berdasarkan Jenis Kelamin......................................
48 Tabel 7 Deskripsi Data Deskriptif Motif Remaja Melakukan Kekerasan Dalam Pacaran Secara Kelamin Laki-laki........................................
49 Tabel 8 Deskripsi Data Deskriptif Motif Remaja Melakukan Kekerasan Dalam Pacaran Jenis Kelamin Perempuan........................................
50
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 01 Skala Motif Remaja Melakukan Kekerasan dalam Pacaran sebelum Penelitian……………………………………………..
63 Lampiran 02 Data Uji Coba Skala Motif Remaja Melakukan Kekerasan dalam Pacaran………………………………………………….
71 Lampiran 03 Uji Relibilitas…………………………………………………..
72 Lampiran
04 Skala Motif Remaja Melakukan Kekerasan dalam Pacaran…………………………………………………………
76 Lampiran 05 Data Penelitian…………………………………………………
83 Lampiran 06 Uji Normalitas………………………………………………… 84 Lampiran 07 Data Deskriptif Motif Remaja Melakukan Kekerasan dalam Pacaran………………………………………………….
85 Lampiran 08 Uji t Mean teoritik dan Empiris……………………………….
86 Lampiran 09 Data Deskriptif Motif yang Dominan………………………
87 Lampiran 10 Uji t laki-laki dan Perempuan…………………………………
88
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa. Masa remaja berlangsung dari umur 13 tahun sampai 16 atau 17
tahun. Garis pemisah antara awal dan akhir masa remaja terletak kira-kira di
kisaran umur 17 tahun, di mana masa itu rata-rata remaja memasuki usia
sekolah menengah atas. Masa remaja juga periode perkembangan transisi dari
masa anak-anak hingga masa dewasa awal, yang dimasuki pada usia 10 tahun
dan berakhir pada usia 18 hingga 22 tahun (Hurlock, 1997 dan Santrock,
2002a). Pada masa ini, remaja mengalami perubahan yang cukup besar, baik
perubahan fisik, perubahan psikologis, dan perkembangan psikososial
(Dariyo, 2002).Perubahan fisik yang dialami remaja dikarenakan pengaruh hormon
sehingga alat-alat reproduksi mulai berfungsi. Perubahan itu seperti bentuk
tubuh yang semakin berkembang, tumbuh payudara, tumbuh bulu-bulu halus
di sekitar alat kelamin dan terjadinya menstrusasi yang pertama bagi
perempuan. Bagi remaja laki-laki, terjadi perubahan bentuk badan, muncul
jakun, tumbuh bulu-bulu halus di sekitar alat kelamin, dan terjadinya mimpi
basah (Sarwono, 1994).
Perubahan psikologis yang terjadi pada remaja erat hubungannya dengan
keadaan emosi remaja itu sendiri. Perubahan itu tidak lain juga dikarenakan perubahan fisik yang terjadi karena pengaruh hormon-hormon yang bekerja (Dariyo, 2002). Perkembangan psikososial remaja berhubungan dengan tugas perkembangan pada masa remaja. Pada masa remaja, remaja memiliki tugasperkembangan yang harus dikuasai dalam rangkaian proses
perkembangannya. Salah satu tugas perkembangan remaja yang harus dikuasai adalah pembentukan hubungan-hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya, baik yang berjenis kelamin sama atau dengan lawan jenisnya, mencapai peran sosialnya sebagai individu pria atau sebagai perempuan(Hurlock, 1997). Oleh karena itu, remaja diharapkan menguasai dan
memperoleh pola perilaku yang sesuai dengan usia dan jenis kelaminnya.
Tugas perkembangan tersebut haruslah dikuasai oleh remaja karena sangat
penting dalam kaitannya menjalin relasi remaja dengan orang lain. Meskipun demikian, tugas ini tidaklah mudah, baik untuk remaja laki-laki maupun remaja perempuan karena dalam waktu yang singkat remaja mengadakan perubahan yang cukup radikal. Perubahan radikal yang dimaksud itu adalah kondisi remaja dari tidak menyukai lawan jenis sebagai teman menjadi lebih menyukai teman lawan jenis dari pada teman sejenis (Santrock, 2002b). Selain perubahan itu, remaja juga dihadapkan pada suatu kondisi ideal dalam berelasi yakni adanya sikap saling menghormati sehingga tidak menimbulkan efekSeiring dengan tugas perkembangan remaja dalam menjalin relasi dengan
orang lain, baik yang berjenis kelamin sama maupun dengan berbeda jenis
kelamin. Remaja mengembangkan hubungan tersebut menjadi dua hubungan
yang berbeda pula, yaitu hubungan persahabatan (untuk sejenis dan lawan
jenis) dan hubungan pacaran (lawan jenis). Hubungan persahabatan
merupakan hubungan antar individu yang ditandai dengan keakraban, saling
percaya, mau berbagi perasaan, pemikiran, pengalaman, dan terkadang
melakukan aktifitas bersama (Santrock, 2002b). Hubungan lain yang
dilakukan dengan lawan jenis dan lebih bersifat khusus adalah hubungan
pacaran.Hubungan pacaran ditinjau dari tugas perkembangan remaja merupakan
sebuah dampak dari pergaulan yang melibatkan dua individu yang berbeda
jenis kelamin. Ditinjau dari segi aktivitas, hubungan pacaran adalah suatu
proses dua orang yang berjenis kelamin berbeda untuk saling menjajaki
kemungkinan adanya kesepadanan yang nantinya akan mereka lanjutkan ke
tahapan selanjutnya. Berkaitan dengan pacaran, ada beberapa alasan remaja
berpacaran. Pada remaja awal alasan mereka melakukan hubungan pacaran
adalah sebagai sebuah hubungan untuk bersenang-senang dan untuk status
semata. Groark dkk (2000) pada remaja akhir alasan melakukan hubungan
pacaran adalah untuk menjalin hubungan yang serius, untuk aktifitas seksual,
dan untuk seleksi pasangan.
tindakan kekerasan, dan kemudian tindakan ini lebih dikenal sebagai
kekerasan dalam pacaran (KDP). Ada beberapa lembaga yang mengambil
data tindak kekerasan, yakni LSM Rifka Annisa dan PKBI Yogyakarta,
adapun datanya sebagai berikut. Rifka Annisa, sebuah Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang kesehatan reproduksi dan gender
menemukan bahwa sejak tahun 1994-2001, dari 1683 kasus kekerasan yang
ditangani, 385 di antaranya adalah KDP (Komnas Komnas Anti Kekerasan
terhadap Perempuan , 2002). Data sekunder Rifka Annisa (2005) menyebutkan
bahwa pada tahun 2004 terjadi kasus kekerasan sebanyak 349 kasus, 8 kasus
adalah kasus kekerasan dalam keluarga, 48 adalah kasus kekerasan dalam
pacaran, 238 adalah kekerasan terhadap istri, 19 kasus pelecehan seksual, 33
kasus perkosaan, dan 2 lain-lain. Hal ini membuktikan bahwa terjadi kasus
kekerasan dalam pacaran cukup tinggi.PKBI Yogyakarta mendapatkan bahwa dari bulan Januari hingga Juni
tahun 2001 saja, terdapat 47 kasus kekerasan dalam pacaran, 57% di antaranya
adalah kekerasan emosional, 20% mengaku mengalami kekerasan seksual,
15% mengalami kekerasan fisik, dan 8% lainnya merupakan kasus kekerasan
ekonomi (Kompas, 20 Juli 2002 dalamFollingstad dkk (1991) mengutarakan kekerasan dalam pacaran
mempunyai efek yang negatif. Efeknya adalah sebagai berikut: korban merasa
takut dan cemas, merasa sakit hati karena dilukai secara fisik oleh orang lain
tidak dicintai. Pendapat serupa juga diungkapkan oleh Callahan dkk (2003)
bahwa kekerasan dalam pacaran memiliki efek buruk baik bagi korban
maupun pelaku.Data di atas memperlihatkan bahwa fenomena kekerasan dalam pacaran perlu mendapatkan perhatian khusus. Hal ini penting karena penelitian-
penelitan yang bertemakan kekerasan cenderung berfokus pada kekerasan
terhadap rumah tangga, kekerasan pada anak, sedangkan kekerasan dalam
pacaran sering diabaikan (Follingstad, 1991).Seseorang melakukan tindakan atau perilaku dikarenakan adanya suatu
dorongan yang mendorongnya. Sesuatu yang mendorong ini sering disebut
sebagai dorongan/motif. Beberapa ahli (Handoko, 1992; Knotz, 1989;
Purwanto, 2002; Sardiman, 2001) mengartikan motif sebagai dorongan/alasan
yang timbul dari dalam diri dan menggerakkan seseorang untuk melakukan
sesuatu tindakan/perilaku. Dari pengertian di atas diketahui bahwa
seseseorang melakukan tindakan/perilaku karena adanya dorongan/motif yang
menggerakkannya, demikian juga dengan tindakan kekerasan dalam pacaran.
Tindakan kekerasan dalam pacaran sebagai suatu perilaku menyakiti orang
lain (pacar) tentunya juga ada dorongan/motif yang menggerakkan/mendorong
seseorang sampai melakukan tindakan kekerasan tersebut. Dorongan
seseorang melakukan tindakan kekerasan dalam pacaran disebut sebagi motif
melakukan kekerasan dalam pacaran.Jacson & Seymour (2000) menyatakan motif/dorongan remaja melakukan
kekerasan dalam pacaran dikarenakan motif mengungkapkan kemarahan,
motif kecemburuan dan motif membela diri. Follingstad (1991) menemukan
ada tujuh motif remaja melakukan kekerasan dalam pacaran. Ketujuh motif
yang yang diketemukan itu, dilakukan baik oleh laki-laki dan perempuan.
Ketujuh motif itu adalah sebagai berikut: ketidakmampuan mengungkapkan
diri secara verbal, membela diri, kecemburuan, mengendalikan pasangan,
menunjukan kemarahan, membalas dendam karena disakiti secara fisik, dan
membalas dendam karena disakiti secara emosional.Berdasarkan temuan-temuan Rifka Annisa (2005), Laporan Anti
Kekerasan terhadap Perempuan, dan PKBI tentang banyaknya tindak
kekerasan yang terjadi dalam pacaran menggugah ketertarikan penulis untuk
mengetahui tingkat motif remaja melakukan KDP. Selain itu, penelitian ini
juga berusaha mengungkap motif yang paling dominan dari aspek-aspek motif
melakukan kekerasan dalam pacaran. Penelitian mengenai tingkat motif dan
motif yang dominan remaja melakukan kekerasan dalam pacaran penting
untuk dikaji lebih lanjut. Pengetahuan mengenai motif melakukan kekerasan
dalam pacaran akan membantu remaja untuk semakin memahami dinamika
dalam masanya sebagai remaja.Penelitian yang berjudul Studi Deskriptif : Tingkat Motif Remaja
Melakukan Kekerasan Dalam Pacaran ini masih relevan untuk dilakukan
sejauh ini berkisar pada topik kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan
terhadap anak, dan kekerasan terhadap teman sebaya (bullying).B. Rumusan Masalah Berdasarkan paparan latar belakang penelitian yang berjudul Studi Tingkat Motif Remaja Melakukan Kekerasan Dalam Pacaran,
Deskriptif :
maka rumusan masalah dari penelitian itu adalah: seberapa tinggi tingkat
motif remaja melakukan kekerasan dalam pacaran? motif kekerasan apakah
yang paling dominan?C. Tujuan Penulisan Tujuan penelitian ini adalah mengetahui seberapa tinggi tingkat motif
remaja melakukan kekerasan dalam pacaran dan untuk mengetahui aspek
motif yang paling dominan.D. Manfaat Penulisan
a. Manfaat Praktis Penelitian ini dapat dijadikan sebagai suatu media penyampaian informasi dan pengetahuan baru bagi remaja, orang tua remaja, dan pengajar/pendidik (guru) mengenai aspek motif kekerasan dalam pacaran.
Dengan demikian pihak yang terkait (orang tua dan pengajar) bersama dengan remaja dapat melakukan tindakan pencegahan sebelum tindak b. Manfaat Teoritis Penyajian fakta-fakta tentang studi ini diharapkan menambah
pengetahuan di bidang pendidikan psikologi klinis, konseling, maupun
psikologi perkembangan. Di samping itu, penelitian ini dapat dijadikan
referensi untuk penelitian selanjutnya dalam bidang kekerasan dalam
pacaran, karena dirasakan masih kurangnya penelitian-penelitian dalam
topik kekerasan dalam pacaran.BAB II LANDASAN TEORI A. Motif Motif dan motivasi memiliki ikatan yang sangat erat. Menurut Kamus Psikologi (Chaplin, 2005) motif adalah suatu keadaan ketegangan di dalam
individu, yang membangkitkan, memelihara, dan mengarahkan tingkah laku
menuju pada suatu tujuan / sasaran. Motif juga disebutkan sebagai alasan yang
disadari, yang diberikan individu bagi tingkah lakunya. Kamus Psikologi
(Chaplin, 2005) motivasi adalah suatu variabel penyelang yang ikut campur untuk
menimbulkan faktor-faktor tertentu di dalam diri yang membangkitkan,
mengelola, mempertahankan, dan menyalurkan tingkah laku menjadi suatu
tujuan/sasaran.Purwanto (2004) Istilah ”motif” dan ”motivasi” keduanya sukar dibedakan
secara tegas. Dijelaskan bahwa motif menunjukan suatu dorongan yang timbul
dari dalam diri seseorang yang menyebabkan seseorang mau bertindak untuk
melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi adalah ” pendorongan” suatu usaha yang
disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya
untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu..Menurut Handoko (1992), motivasi merupakan suatu tenaga atau faktor yang
terdapat di dalam diri manusia, yang menimbulkan, mengarahkan, dan
taraf inteligensi, kemampuan fisik, situasi lingkungan, dan cita-cita hidup konkrit,
sedangkan motif adalah suatu alasan/dorongan yang menyebabkan seseorang
berbuat sesuatu/melakukan tindakan/bersikap tertentu. Koontz dkk (1989) Motif
berarti suatu keadaan di dalam diri seseorang (inner state) yang mendorong,
mengaktifkan, menggerakkan, mengarahkan dan menyalurkan perilaku ke arah
tujuan.Menurut Sardiman (2001), menyebutkan motif dapat diartikan sebagai daya
upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat
dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk
melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif
dapat dikatakan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Motif sebagai
sebuah dorongan dapat dipelajari dan dapat berasal dari pengalaman-pengalaman
masa lalu, sehingga berbeda untuk tiap orang (Hasibuan, 2005).Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa motif (motive) adalah suatu
alasan/dorongan yang disadari dari dalam diri seseorang yang menyebabkan
seseorang mau bertindak/bersikap untuk melakukan sesuatu. Motif sebagai
dorongan yang membangkitkan, memelihara, dan mengarahkan tingkah laku
menuju pada suatu tujuan / sasaran. Dapat dikatakan dirasakan sebagai hasrat atau
keinginan yang mendorong seseorang untuk bergerak, dan yang membuatnya
bergerak secara aktif.B. Remaja
1. Pengertian Remaja
Aristoteles (dalam Rifai, 1984) menyatakan bahwa masa remaja merupakan masa perkembangan “early adolescence” yang dimulai dengan terjadinya kematangan fisik dan diikuti “second adolescence”. “Second andolescence” ditandai dengan dimulainya kematangan sosial dan diakhiri
dengan perkembangan intelektual. Masa remaja adalah periode perkembangan
transisi dari masa anak-anak hingga masa dewasa awal, yang dimasuki pada usia 10 tahun dan berakhir pada usia 18 hingga 22 tahun (Santrock, 2002).Hurlock (1997) memberikan rentang usia remaja antara 13-21 tahun dan rentang usia itu dibagi menjadi dua (2) periode; yaitu periode remaja awal berkisar usia 13-17 tahun dan periode remaja akhir 17-21 tahun. Santrock (2002) memberikan rentang usia remaja pada kisaran 10-22 tahun, sedangkan Chaplin (2005) memberikan kisaran usia pada remaja 12-21 tahun untuk perempuan dan 13-22 tahun untuk laki-laki.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa remaja adalah orang
yang ada pada rentang masa anak-anak menuju dewasa dengan kisaran usia 12
tahun sampai dengan usia 22-23 tahun, dengan adanya pembagian duaperiode, yaitu periode remaja awal 12-17 tahun dan periode remaja akhir 17-
23 tahun. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian terhadap periode
2. Ciri-ciri Perkembangan Remaja
a. Perkembangan Fisik Remaja
Remaja merupakan suatu periode dimana terjadi pematangan dalam hal organ seks oleh karena mulai aktifnya hormon-hormon kelamin.
Periode ini disebut sebagai pubertas karena alat-alat kelamin sekunder juga mulai tampak melalui perubahan dari segi fisik akibat mulai berfungsinya hormon-hormon seks (Dariyo, 2002).
Muss (dalam Sarwono, 1994) menyatakan bahwa perubahan fisik yang
terjadi pada remaja perempuan ditandai dengan pertumbuhan tulang-
tulang, badan menjadi tinggi, anggota badan menjadi panjang, tumbuh payudara, tumbuh bulu pada sekitaran alat kelamin dan terjadinya menarche (menstruasi pertama kali pada perempuan). Untuk laki-laki, perubahan fisik yang terjadi ditandai dengan mulai tumbuhnya jakun, suara berubah, tumbuh kumis dan bulu-bulu halus di sekitar alat kelaminlaki-laki, serta mengalami pollutio (mimpi basah pertama pada laki-laki).
Perubahan fisik yang dialami remaja dengan mulai nampaknya ciri-ciri seksual sekunder, tidak berhubungan langsung dengan fungsi reproduksi tetapi perannya lebih ke sex appeal (sebagai sebuah daya tarik seskual). Perubahan itulah yang memunculkan adanya ketertarikan antara remaja satu dengan yang lain, ketertarikan remaja laki-laki terhadap remaja
b. Perkembangan Sosial
Masa remaja merupakan masa yang mengalami banyak perubahan
dalam hal kehidupan sosial. Ketika masa anak-anak, mereka tergantung
dengan orang tuanya tetapi pada masa remaja mereka berusaha
melepaskan diri dari orang tuanya dan berusaha menemukan jati dirinya,
mencapai otonomi diri, mendapat pengakuan, serta ingin bersikap mandiri
(Dariyo, 2002). Hal itu dikarenakan pada masa itu remaja harus lebih
mandiri dan lebih banyak berinteraksi dengan teman sebaya. Remaja harus
bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan harus menguasai peran sesuai
dengan jenis kelaminnya. Usaha remaja untuk mencari otonomi, lepas dari
orang tuanya, mendorong remaja mendapatkan rasa aman dengan
melakukan gerakan ke arah pergaulan dengan teman sebaya (Hurlock,
1997).Hall (1904) masa remaja dianggap sebagai masa strom and stress.
Masa dimana peningkatan dan perubahan emosional terjadi secara cepat.
Ditinjau dari segi kondisi sosial, peningkatan emosi ini merupakan tanda
bahwa remaja berada dalam kondisi baru yang berbeda dari masa
sebelumnya. Pada masa ini banyak tuntutan dan tekanan yang ditujukan
pada remaja, dimana remaja diharapkan untuk tidak lagi bertingkah seperti
anak-anak, mereka harus lebih mandiri dan bertanggung jawab.
mengemukakan tugas perkembangan remaja. Havighurst menyebutkan ada
delapan tugas perkembangan remaja yang harus dijalani oleh remaja pada
umumnya. Tugas perkembangan itu sebagai berikut.1. Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik dengan laki-laki dan perempuan.
2. Mencapai peran sosialnya sebagai laki-laki atau perempuan.
3. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuh secara efektif.
4. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab.
5. Mencapai kemandirian emosional dari orang tuanya dan orang dewasa lainnya.
6. Menyiapkan karier ekonomi.
7. Menyiapkan perkawinan dan keluarga.
8. Memperoleh perangkat dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku atau menggembangkan ideologi Pergaulan dengan teman sebaya yang dilakukan oleh remaja dimulai
dengan pergaulan berdasarkan jenis kelamin masing-masing, yaitu dengan
adanya kelompok remaja laki-laki dan kelompok remaja perempuan.
kelompok mengadakan interaksi untuk mencari pasangan yang cocok
dengan dirinya, sehingga terjalin hubungan lain di luar kelompok tadi