Teori Belajar dan Pembelajaran: Implementasi dalam Bimbingan Kelompok Belajar di Perguruan Tinggi - Universitas Negeri Padang Repository

Scanned by CamScanner

I

e0nI
e nnb e

e

0*j*
o

0nan

Intplementasi dnlam Bimbingan Kelontpok Belajar
di Perguruan Tinggi

e0nI

a


e

e h0b e

an

c

anCIn

Intplementasi dalam Bimbtngan Kelompok Belojar
di Perguruan Tinggi

Alizamar

ir!

media akademi

Tcort Belaj.t & PeEbelajaraq IePlcEcntasi dalaE BiEbirga! K.lomPoL Belajar di

Pcrguruan Tinggt
Alizamar

oleh

Hak Cipta O 2016 pada penulis

i,!

nredia akadcmi

Ruko Jambusari 7A Yoryakarta 55283
Telp: o274-889398; O274-a82262: Fa : O274-a89O57;
g-mait, irrt@rneaiaataa.mi.com; web: wwr['.mediaakademi-com

Hak Cipta ditindungi undang-undang. Dlarang memperbalyak atau memindahkan sebagian
atau s;luruh isi bulir it i aatam tr..ttiL apa pun-, secara elektronis maupun mekanis, termasuk
memfotokopi, merekam, atau dengan ielanik perekaman lainnya, tanPa izin tertulis dari
penerbit.


Tajuk Entri Utama:

ALj.zamar

Teori Belajar 6 Penibel.ajaran, ImPfemenlasi daLam Bimbingan K€fomPok
Befajar di Perguruan Tinggi/Alizamar
- Edis: Pertana. cet. Ke-1- _ Yogyakarta: Media Akaderd, 2015
xii + 284 hln.; 25 cto.

Bibliografi-: 245 ' 253; lndeLs:
lsBN . 91A-5O2-14442- 4-'7
E-lSBN : 978 -502-14442-7-a
1- Penbelajaran
2. Teori Belajar
I. Judul

277-263

153,1


Semua informasi tentang buku ini, silahkan scan QR Code di cover belakang buku lni

SAMBUTAN
PROE DR. PBAIITNO, M.SC.ED.
Guru Besar llmu Pendidikan Bidang Bimbingan dan Konseling
Universitas Negeri hdang

f

Jndang-undang Rl No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

I I Xlasionat secara tegas menvatakan bahwa penclidikan merupakan
usaha sadar dan terencana unfuk mewujudkan suasana belajar dan
V

proses pembelaiaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Untrk mewujudkan tujuan

pendidikan di maksud perlu bagi guru/calon guru atau siapapun juga
memahami makna belajar. Belajar yang dimaksud sa1.a defenisikan sebagai
sebuah usaha individu untuk menguasai sesuatu yang baru, dengan lima
dimensi yakni tlari tidak tahu meniatli tahu, dari titiak bisa meniadi bisa,
dari tidak mau menjadi mau, dari tidak terbiasa meniadi terbiasa dan dari
tidak ikhlas menjadi ikhlas (disingkan dengan dimensi TBMTbI). Kelima
dimersi ini menjadikan pembelajar (siswa/peserta didik) terdorong oleh
pendidik (guru/konselor) untuk mengoptimalkan segala energi pancadaya
(takwa, cipta, rasa, karsa dan karya) agar mampu menjadikan manusiah
yang sesungguhnva dan memiliki prestasi belajar yang setinggi-tingginya,
yang kita sebut sebagai tujuan pendidikan untuk memuliakan kemanusiaan.

Untuk mencapai tujuan pendidikan dimaksud, guru/calon guru tidak
hanya bisa mengedepankan instrumen pengetahuan berkenaan dengan
bidang studi/ ilmu semata akan tetapi lebihjauhhendaknya dapat memahami

7't

Teoi Belniu & Penfuelnjnrnn


konsep-konsep pendidikan yang menyeluruh, yaitunya ilmu pendidikan.
Dengan memahami ilmu pendidikary guru/calon guru diharapkan mampu
mendidik dengan ilmu pendiclikan (pendidikan dengan ilmu pendidikanPENDIP), menghindari PENTIP (pendidikan tanPa iknu pendidikan) untuk
mewuiudkan kegiatan dan tujuan pembelajaran dan menghindari akan
muncr-Lnya "kecelakaan clalam pendiclikan (KANDIP)". Pemahaman akan
ilmu pendidikan mencakup akan pemahaman menyeluruh trerkenaan
dengan belajar dan climensi-dirnensi pembelajaran.
Oleh karena itu, saya sangat gembira dengan hadirnva buku yang berjudul "Teori Belaiar dan Pembelajaran, Implementasi dalam Bimbingan Kelompok Belaiar di Perguruan Tin ggi" yartg ditulis oleh Bapak Dr. Alizamar,
M. Pd., Kons. Buku ini penting dibaca oleh semua kalangan (telutama guru
dan calon guru, doscn dan calon dosen) karena memuat hakekat belaiar,
ragam moclel pembelajaran, berbagai teori belajar, belaiar clan pembelajaran
di perguruan tinggi, serta pengembangan model bimbingan kelompok belajar mahasisr.r,a di perguruan tinggi. Dengan bahasa yang jelas, lugas dan
mudah dipahami sava merekomendasikan buku ini kepacla semua kalangan
sehingga hrjuan pendidikan nasional vang hendak kita raih dapat kita capai
untuk masa depan Indonesia yang letrih berkarakterm bermartabat, maju
dan sejahtera. Sekali lagi selamat dan sukses untuk kita semua

Prof. Dr. Prayitno, M.ft.Ed.

I{ATA PENGANTAR


J) uku bcrjudul"Teori Belajar dan Pembelajaran. lmplementasi dalam
K Sirr,tittgutt Kelompok Belaiar di PT" dibuat dan disusun untuk
I-l o"-Ur."" yang insn mendalami teori belajar, khususnya tentang
pendekatan kelompok. Buku ini dibuat berdasarkan berbagai bahan
litemtur yang ada dan dari pengalaman mengajar serta hasil riset penulis'
Buku ini membahas tentang model pendekatan kelompok dalam
pengembangan kegiatan belaiar, yaitu tentang Prasyarat penguasaan materi
belajat keterampilan belajar, sarana belaiar, kondisi diri pribadi, serta
lingkungan fisik dan sosio-emosional pebelajar sewaktu belalar.
Dalam perrulisan buku ini penulis membahas berbagai kondisi, mutu
kegiatan belaiar yang; rendah dan mengalami banyak masalah dalam
belajar, serta mutu pelayanan dan pengembangan kegiatan belaiar yang
terlihat sangat rendah. Dari kondisi ini dan kalian terhadap

luga

pendekatan kelompok dalam setting pendidikan, penulis mencoba untuk
menyusun model belaiar kelompok. [nplementasi dari model sePerti ini,
dalam banyak kasus terlihat berhasil meningkatkan mutu kegiatan belaiar

dan menururkan ju-rrlah masalah belajar serta meningkatkan prestasi

(mutu) secara signifikan. Model ini iuga dapat digunaLan untuk
lembaga-lembaga pendidikan; lembaga pelatihan; training; workshop yang

bela,y'ar

memerlukan pendekatan kelompok-

I

v

Teori Belajar & Pembelajaran

t

Dalam buku ini iuga diperlihatkan beberapa model bimbingan
kelompok dan pengembangan kegiatan belajar yang nantinya dapat
dipakai untuk pengembangan mutu kegiatan belaiar dan membantu

mereka dalam mengatasi masalah belajar.

buku ini memerlukan
saran-s.uan perbaikan yang membangun dari semua pihak menerima
dengan serrang hati- Semoga buku ini memenuhi harapan pembaca.
Sebagai penutuP, tentu saia penulis merasa

Penulis

DAFTAK ISI

SAMBUI AN: Prof. Dr. Prayitno, M.Sc-Ed.

KATAPENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 HAKIKAT BELAJAR DAII FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHIT{YA

1.1
7.2

1.3
"1.4
1.5
BAB

2

Pendahuluan
Ptoses Belajar
Faltor-Faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil
Belaiar: BeberaPa KesimPulan
Catatan Seorang Guru/Dosen tentang Pembelajaran
Tanpa Akhir
Model Pembelaiaran: Beberapa Kesimpulan

RAGAM METODE PEMBELAJARAN DI LUAR
PEMBELAJARAN KELOMPOK

2.1.
2.2

2.3
2.4
2.5

Metode
Metode
Metode
Metode
Metode

vrl
ix

1

4

1i

27

31

Ceramah
TanYa Jawab
Diskusi
Pemberian Tugas

36

Demonstrasi

46

39
43
rl5

I

Teori Belnjtr & Penfuelnjnrnn

2.6
2-7
2.8
BAB 3

Metode Eksperimen
Metode Penemuan
Metode Pemecahan Masalah (Problcn Soh,itrg)

l8
IO

51

BEBERAPA DASAR TEORI PEMBELAJARAN

KELOMPOK DAN SOSIAL

3.1
3.2
3.3
3.4
3.5

Teori Belajar Behavioral
Beberapa Tokoh Teori Belajar Behaviorisme, Sosial dan

56

Humanistik
Teori Behaviorial

UJ

Teori Belaiar Sosial
Tokoh Teori Belajar Sosial: Albert Bandura

BAB4 IMPLIKASI TEORI BELAJAR KELOMPOK DAN SOSIAL

4.1
1.2
4.3
4.4
4.5
4.6

55

Pendahuluan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Sosial
Humanisme, Pendidikan, dan Pengembangan diri
Belajar Tindakan (Action lznntirrg)
Implikasi clalam Pembclajaran Koopcratif
Implikasi Kcrja Kelompok (l v"ork Group) dalam bidang
Bimbingan da;r Konseling

94
99
101

109
109
11,1

777

723
725

1f6

BAB 5 BELAIAR DAN PEMBELAJARAN DI PERGURUAN

TINGGI

5.1
5.2
5.3

155

Pebelajar dan Kegiatan Belajar

156

Memperkuat Unsur-Unsur Kegiatan Belajar Pebelajar
Pembelaiaran Kelompok di PT

167
181

BAB 6 RANCANGAN MODEL BIMBINGAN KELOMPOK

MAHASISWA

191

6.1,
6.2
6.3
6.4

791

Latar Belakang Model
Model Bimbingan Kelompok
Implementasi Model
PelaksanaPembelajaran

BAB 7 PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELOMPOK DI PT

T.L

794
198

203
205

Pendekatan Kelompok dan Dinamika Kelompok dalam
212
Pembelajaran

Dtfur lsi

7.2
7.3
7.4
7.5

,u

Pendekatan Kelompok dalam Seffizg Pendidikan
Beberapa Penelitian yang Relevan
Kerangka Pemikiran tentang Belajar Kelompok
Studi tentang Pembelajaran Kelompok di PT

DAFTARPUSTAKA
GLOSARI
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR INDEKS

274
234
236
239
245

E5
259
277

-oo0oo-

Gab 1
TIAI{II{AT BDIITJAK DAN
NAI(TOK-EAIMOK YANG
MEMPENGAKUIIIITYA

1.1 PENDAHULUAN
elajar merupakan kegiatan vang berlangsung dalam interaksi akrif
clengan lingkungan, .Yang menghasilkan perubahan-perubahan
dalam hal pengetahuan, keterampilan dan sikap. Guru atau dosen
(obxn'er) dapat mengenali proses belaiar telah terjadi ketika ia melihat
adanya perubahan perilaku dari seseorang setelah ia berinteraksi dengan
lingkungannya. Hasil belalar yang dimaksud oleh guru atau dosen dapat

dilihat dan diukur.
Hal ini berbeda dengan perubahan yang terladi secara maturasi atau
kematangan vang tumbuh dari dalam diri mahasiswa misalnya, tumbulmya
seorang pebelajar meniadi der,r'asa. Tumbuhnya tubuhnva bukan karena
interaksi dengan lingkungarmYa.
Perubahan lain yang tidak dapat dikategorikan sebagai hasil belaiar
adalah perubahan akibat kelelahan fisik, perubahan akibat penyakit parah,
atau perubahan akibat obat-obatan sePerti doping, serta obat bius dan
sebagainya. Interaksi dalam pembelaiaran dan pendidikan adalah interaksi
yang berlangsung dalam suatu ikatan pembelajaran. Interaksi ini disebut
,uga interaksi pembelajaran. Seseorang atau kelompok orang sebagai
makhluk sosial selalu berinteraksi dengan manusia lain, baik

Teori Belnjnr €t Penfuelajnmn

2

Interaksi pembelajaran mengandung suatu arti adanya kegiatan
interaksi antara tenaga pengajar (guru/dosen) yang melaksanakan tugas
mengajar di satu pihak dengan pebelaiar yang sedang telajar.
Dalam interaksi ini diperlukan suatu proses yaitu saat berlangsung
antara pengaiar yang mampu memberikan rangsangan dan membangkitkan
motivasi serta penguatan (Reinforcenmtt) kepada pebelajar agar dapat
melakukan kegiatan belajar secara optimal. Kegiatan pembelajaran adalah
satu kesatuan interaksi di mana belaiar dan pembelaiaran adalah kegiatan
yarrg teriadi secara bersamaan, namun berbeda. Belajar diartikan sebagai
suatu proses menciptakan pengetahuan baru yang dapat ciilihat dari
perubahan tingkah laku. Seclangkan "pembelajaran" adalah kegiatan
menciptakan suasana dan kondisi yang merangsang serta mengarahkan
kegiatan belaiar pebelajar untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan,
nilai clan sikap vang dapat membawa perubahan tingkah laku mauPun
perubahan kesadaran cliri sebagai pribadi. Kegiatan belaiar yang optimal
dapat dimungkinkan dengan menciptakan suasana dan kondisi di mana
pebelajar dapat bersinergi dengan guru/ closen t'lalam rangka rnencapai
tuluan telajar.

Agar kegiatan pembelaiaran lcbih optimal, sebaiknya

dalam

pembelajaan digunakan metode dan media yang tePat.
Belajar mempunyai beberapa Inaksud, antara lain berikut ini.

1.
2.
3.
4.

Mengetahui dan memahami sesuatu yang sebelurnnya belum pemah
diketahui.
Dapat menge{akan sesuatu yang sebelumnya tidak dapat t{ilakukanMampu mengkombinasikan dua pengetahuan atau lebih ke elalam suatu
pengertian baru.
Dapat memahami dan menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh.
Proses pembelajaran akan berlangsung baik jika pengajar mempunyai

dua kompetensi seperti berikut ini.

a)

Kompetensi substarsi materi pembelaiaran atau Penguasaan materi

b)

pelaiaran.
Kompetensi metodologi pembelajaran

Dalam pembelajaran guru/ dosen di samping menguasai materi
pembelajaran, diharuskan juga menguasai metode pembelaiaran sesuai
kebuhrhan materi aiar yang mengacu pada prinsip paedagogik, yaitu

Hnkikat Belajar

tlrl

Fnktor-faktor yang Mentyngmhinya

memahami karakteristik siswa. Penggunaan metode pembelajaran yang
tidak tepat dapat menimbulkan dampak tidak tercapainya tujuan belajar.
Jika penguasaan guru/dosen dalam menggunakan metode tertentu tidak
baik, maka penyampaian materi ajar tidak maksimal.
Proses pembelajaran terus mengalami perkembangan seialan dengan

kemajuan ilmu pengetahuan clan teknologi. Dalam merespon kemajuan ilmu
dan teknologi tidaklah memadai kalau sumber belajar berasal dari guru/
dosen dan media buku teks belaka. Untuk itu perlu dipersiapkan sumber
belajar oleh pihak guru/tiosen maupun para a}li pendidikan.

Kegiatan pembelaiaran merupakan interaksi yang terjadi dalam
suasana interaksi edukatif, yaitu interaksi yang sadar tujuan, artinya
interaksi l'ang telah direncanakan unfuk suatu tuiuan tertentru untuk
mencapai tujuan ir-rstruksional atau tujuan belajar yang telah dirumuskan
pacla satuan pelajaran.

Agar proses pem bclaiaran berlangsung sesuai dengan tuiuan belajar,

harus clisusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, agar pembelajaran
berlangsung sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Pada dasarnya
mengaial yang efektif harus mengikuti langkah-langkah yang telah
direncanakan yang harus dilakukan dalam proses pembelajaran. Dengan
memahami ini maka pembelajaran dapat berjalan denganbaik sesuai dengan
tujuan yang diinginkan.
Fungsr Guru
I

Guru
Teknik

Perler)gkapar'l

I

Pembelaiar
Kelompok
PenrbelaJar

Pernbelajat
fulateri

Sumber
Pembelajaran

Pembelajaran
Lirrgkuogan

inleraksi
Sumber: Penulis

Gambar 1.1 Kegintan Pentbehjrvan ilan Koiitponen Mininnl di tlalanuyn

l

Teori Belnjnr & Penrbelnjnran

Dari uraian singkat di atas, dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan beberapa komponen yaitu
berikut ini.

1.

Pebelajar, vaitu seseorang yang bertindak sebagai pencari, penerima
dan penyimpan isi pelaiaran yang dibutuhkan untuk mencapai tuiuan'
2. Gurty'dosen (teachers,eilucators), yaitu seseorangyangbertindak sebagai
pengelola kegiatan pembelajaran, katalisator kegiatan pembelaiaran
clan peranan lainnva 1'ang memungkinkan berlangsungnya kegiatan
pembelajaran yang efektif '
3. Tujuan (goal), yaitu sasaran perubahan perilaku yang diinginkan teriadi
pada pebelaiar setelah mengikuti kegiatan pembelajaran' Perubahan
perilaku tersebut mencakup perubahan kognitif, psikomotorik dan
afektif.
l. Isi pelajara n lcontent),yaitu segala informasi berupa fakta, prinsip clan
konsep yang tliperlukan untuk mencapai tuiuan pembelajaran'
5. Metode (rrre thoil, yaltt cara yang teratur untuk memberikan kesemPatan
pada pebelajar mendapat in{ormasi dari orang lain. di mana informasi
tersebut mereka butuhkan untuk mencapai tujuan pembelaiaran'
6. Media, yaitu bahan pembelajaran dengan atau tanPa Peralatan yang
rligunakan untuk menya;ikan informasi kepada pebelaiar agar mereka
dapat mencapai tujuan pembelaiaran.
7. Evaluasi (feeit baclc, lssessemefitl' yaitu cara tertentu yang digunakan
untuk menilai suatu proses dan hasilnya- Evaluasi dilakukan terhadap
seluruh komponen kegiatan pembelajaran dan sekaligus memberikan
balikan bagi setiap komponen kegiatan pembelaiaran.
Komponen-konrponen kegiatan Pembelaiaran tersebut saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan' Komponen-komponen ini membentuk suatu kesatuan dan merupakan suatu sistern
yang disebut sistem pembelaiaran. Tugas Pengajar sebagai penyelenggara
kegiatan pembelaiaran adalah memikirkan dan mengupayakan terjadinya
interaksi pebelaiar dengan komponen-komponen lain secara optimal agar
kegiatan pembelaiaran efektif.

1,2

PROSES BEUTJAR

Selanjutnya dibahas hal-hal yang yang berlangsung saat teriadinya proses
belaiar, baik secara internal mauPun secara ekstemal' Adanya suatu

Hr*iknt Belnjnr dnn Fnktor-faktor ytng Mentpengtmlinya

J

peristiwa di mana keadaan internal pebelajar berubah dari tidak belajar
menjadi belajar yang disebut "kejadian penhng belajar " (eswntu incident\.
Keiadian penting ih: cliawali oleh peristiwa-peristiwa tertentu yang
diikuti oleh peristin a lain vang harus dilakukan sebagai penampilan beLhwa
proses belaiar telah terjadi. Menurut Gagne dalam Es*niinl barning for
. lttstntctiol (1988; a3-57).), rangkaian peristiwa dalam proses pembelajaran
terjadi sembilan fase dan belajar murid terjacli dalam delapan fase. Khusus
untuk pembelalaran dan yang terjadi pada pebelajar delapan fase, adalah
seperti Cambar 1.2.
'r.

\t()t t\ \sl

llnhri..

n.lt.rtlirrr

.!rJ lr.r6-r.r t,)
rh. i!l'

\

\, \l!,.\h \\
11

.--

t !ti'\\

.1.

lr !1

\-].

1,

. ll I !rl; \\ i\

+

I lilkl\

o

I I 1\F.

r

r, l'l li li )li \l \ \( I
tl li.rl l'.rl.r' .rncr,

rrhlrrl

I'l ti .\

l(,.rrtr \tlLhlionl

Il.

lraJrlrl

t crrLrn

1;

%

.t,,!n.'r, (r,'
,'

,l'r,'\

1:.

.c^
a>-

ltil(\t

I tilll\\l

\\

\\ \ \\ \:i \\

l.nt RtK \\ rirvtl l\.

lStinul.l.lle(nll

Oi l"iui l,.rrni

Sl

i. rrr.RrK I \rl rx )\r \\.
(l'rtit idc I calnir*,--_

l.

BI Iit( \\ 1t.\ll.Rt
rl\.\.x: i ir. ( ontrnl,

Keterangan: (diadaptasi oleh penulis dari Gagne).Sumber: http://teachinginthebehavior
alsciences.blogspot.com

Ganbar 1.2 Fns Belnjnr petulnjnr (Ling.dnlant)
Gtnt (ing. Luar)

1.

dnn

fn*

lnstruksi Mengnjnr

Motivasi
Umumnya proses belajar terladi pada seseorang jika dia memiliki motivasi
dalam belaiar. Untuk peningkatan belajar, diantara jenis motivasi ihr adalah
ntotiztnsi insentif, yaitu ienis motivasi yang mendorong seseorang untuk

Teoi Belnjar €t Penrbelnjarnn

6

mencapai tujuan karena mendapa&an hadiah oleh pencapaiannya. Dengan
motivasi itu kegiatan-kegiatarurya diarahkan untuk mencapai suatu tujuanBanyak jenis motivasi, baik motivasi pada awal pembelajaran dan sebagai
pemusat perhatian pebelaiar untuk memotivasinya belajar, dan dapat juga

di akhir proses pernbelajaran sebagai insentif baik untuk mendapatkan nilai
rnaupun kaitannya dengan penguasanan ketrampilan di clunia nvata, atau
lapangan kerja.

Motivasi insentif ini disebut clalarn beberapa istilah seperti "rnotif
ber prestasi", "dorongan untuk menguasal" , dan "efectnncc" . Jadi rrlotivasi
dihubungkan de ngan pangharupan.
Dengan adanva pe glmrnpnt untuk mendapatkan sesuatu, mendorong
seseorang untuk melakukan hal terbaik yang bisa dilakukannya agar
berhasil. Harapan inilah vang menladikan adanya motivasi untuk berbuat.
Adakalanya seseorang tidak termotivasi untuk menarik suatu keuntungan
vaitu keberhasilan.

Untuk itu harus dilakukan usaha untuk membangkitkan motivasittl'a.
ir,,lotivasi bisa ditumbuhkan oleh pebelajar dengan membangun r-lalam diri
pebelajar tersebut suatu proses vang tiisebut pengharapan (exltectucy) vaitu
suatu antisipasi "hadiah" yang ia peroleh bila ia dapat mencapai tujuan
tertentu. Hal ini dapat dilakukan dengan nengkornuniknsiknn hndinh yang
diperolehnya bila ia berhasil mencapai tujuan yang dimaksud.

2.

Pemahaman (Aprehending Phase)

Pebelajar yang sudah termohvasi akan menerima r:rngsangan (stimulus)
yang mernbawanya pada keadaan yang disebut peristir,r,a pentingnya
belajar, 1,aitu melalui perhatian yang diberikan oleh siswa.
Set (perangkat) perhatian mungkin digerakkan oleh rangsangan dalam

waktu relatif sirgkat akan menyiagakan orang untuk menerima bentuk
rangsangan-rangsangan tertentu-

Selanjukrya efek rangsangan terscbut disimpannya dalam ingatan.
Ia harus mengikuti bagian-bagian dari stimulus yang cocok dengan tujuan
belajarnya. Bila ia membaca, ia berusaha untuk memahami bacaarmya,
bila ia mendengar ceramah, ia harus dapat menangkap topik aPa yang

Hnkiknt Belnjar dnu Fnktor-faktor ynng Menryengarulfurla

7

dibicarakan dan sebagainya. Proses perhatian biasanya dipandang sebagai
suatu keadaan internal yang bersifat sementara yang disebut "mental
sets". Begitu terbeniuk, set itu bertindak sebagai salah satu proses kontrol
eksekutif. Pebelajar akan memilih rangsangan yang diterimanya untuk
ditanggapi, tergantung pada hal yang menarik perhatiannya. Tentu tidak
mungkin ia menanggapi hal yang tidak menclapat perhatiannya waktu
diberikan rangsangan.

Mental sets.
Untuk menentukan aspek mana dari rangszrn gan luar itu yang ditanggapi
oleh pebelajar, set itu biasanya adalah pola-pola pikir yang telah ada
setelumnya. Set itu kadang begitu kuat dan tidak dapat dirubah dan tanpa
disadari. Strategi pemecahan masalah vang disebabkan oleh inskuksi atau
pengalaman sebelumnya yang digunakan tanpa kesadaran seseorang, apa
yang kita lihat adalah sebagian fungsi dari apa yang ada eialam pikiran (halhal vang mungkin tir.lak seperti 1'ang kita lihat)

Kendra Cherry Question:/ What ls a Mental Set?
Answer:
When we are sotving problems, we often tend to falt back on sotutions that
have worked in the past. ln many cases, this is a useful approach that attows
us to quickty come up with answers. ln some instances, however, this strategy
can make it difficutt to think of new ways of sotving probtems.
For exampte, let's imagine that your vacuum cleaner has stopped working.
When it has stopped working in the past, a broken bett was the cutprit. Since
past experience has taught you that the bett is a common issue, you reptace
the bett again, but this time the vacuum continues to matfunction. You ask a
friend to come take a look at the vacuum, and he discovers that one of the
hose attachments was not connected, causing the vacuum to lose suction.
Because of your mentat set, you faited to notice a fairty obvious sotution to

the probtem. http: / /psychotogy.about. com/od/mindex/f /mentat-set.htm

8

T'eori Belnjnr €t Penfuelnjarmr

E

/{l3c
14
Keterangan: Anda pasti ntelihat angka dan huruf, pada gambar ini, bagaimana pola vang
Anda lihat, itu adalah diantara nrental set. Sumber: hW:/ / spaz.ca/ aaro
billious/ RCYS/Chapter12.html.

Gambar 1.3 Menlnl

Sets

..iika tidak ada perubahan dalam mental set,

perilaku baru sulil dipertahankan. Pcrubahan itu
ditenlukan kecocokan dan keseimbargan

MENTAL SET
XAT,IU

TIPIKAL PERILAXU

t-->

xAmu

Xecocokan dan
Keseimbangan
PERILAXU BARU
Keterangan: Ntental Set itu kadang begihr kuat dan tidak dapat dirubah. Sumbe.: (diadaptasi
oleh penulis dari: http:./ / spaz.ca)

Gambar 1.4

Pen

funlnn Mental Set

S€tting perhatian yang dipakai oleh petrlajar rnenentukan aspek
mana rlari rangsangan luar itu yang ditanggapi. Misalnya, seorang yang
mendengar ceramah di mana dia hanya tertarik pada bagian tertentu dari
ceramah tersebut- Ia hanya memperhatikan misaLrya cerita penceramah
tentang bagaimana caranya KB untuk perempuan. Dalam menanggapi,
ia hanya merespon terhadap KB perempuan dan tidak memahami dan
memperhatikan bagaimana KB untuk laki-laki.

3.

Perolehan (Acquisition Pl:r:,r-l

Begitu situasi eksternal diperhatikan clan ditanggapi, berlangsunglah proses
belajar. Fase perolehan disebut "peristiwa penting belaiar" yaitu saat di mana

-

Hnkiknt Belajar dnn Fnktor-fiktor ynng Menryengnnlinyn

9

beberapa kesatuan pengetahuan vang baru terbentuk dimasukkan dalam
ingatan jangka paniang (long tern nu:mory). Namun ada juga fase ini yang
masuk pada ingatan jangka pendek (s/rori tenrt nrcnrory). Apa yang disimpan

dalam memory biasanva tidak persis sama dengan apa yang didengar atau
dilihat, bisanya ditambah atau dikurangi, bahkan adakalanya sama sekali
tidak seperti apa yang ciiberikan pada pebelajar yang belaiar.

Rehearsal

Attention
lncoming

lnfo

Enc oding.l

SENSORI

WOORKIN

LONG TERM

MEMORY

MEMORY

MEMORY
I

Retreoval i
r
Forgetting
Lupa

I

lnfo

not

attended

to

(lupa)

Sumber: (diadaptasi oleh penulis dari: lrttp://aaboori.rtshdiau.ac.)

Gambar 1.5 lngatnn jongkr pnnjnng (long tenr nwnory) dnn jnngkn perulek
(shofi term ,nernory).
"Ketika Ando mencoba untuk menguboh periloku Ando, opakoh Ando
menemukan bahwo Anda tergetincir kembali ke kebiosoan [amo yang sering
dilokukon? Apokoh Ando merasa sulit untuk beruboh, meskipun Anda mulai
dengon tekad yang besor? lnilah yong sedang terjodi. Tindokan Anda (periloku)
dan set mentol Ando mencori keseimbongan dan keseloroson (Congruence
& Batonce). lni odoloh dua ospek dari hal yang sama, set mentol Ando itu
adoloh bagion dolom cora melihot dan repertoor periloku yong menjadi
tompilan luor- Untuk menguboh perilaku dopat menyebobkon stres jiko
tidak oda keseimbangon (bolance). Stres dihasilkan soot menguboh perilaku
yong lazim dilakukan. Ada dorongan otomotis untuk mengembolikon sistem
kedalam keseimbongon don keselarosan, dengon kemboli ke perilaku yong
sesuai dengon citro diri, di mentalset Anda."
http:

/ I spaz.ca / aaron / billious/ RCY,/

ChopterlZ.htmt

Teori Belnjtr €t Penfuelnjarnn

10

Dalam hal ini proses penyandian (pengkoelean) adalah proses merubah isi
pesan yang diterima menjadi bentuk koc{e vang mudah untuk disimpanProses penyandian/pengkodean clapat clipengaruhi dari luar clan dari
dalam diri sendiri. Dari luar berdasarkan informasi yang diberikan yang
ada kaitannya dengan hal yang clibicarakan, sedang dari dalam berdasarkan
skt'ma yang telah ada dalam memori sesqorallg-

4.

Pengingatan (Retention Phasel

Sesuatu yang tlipelaiari setelah memasuki fase pengkodean, akan memasuki
gutlang ingatan jangka panjang (long term nenrory). Dalam fase ini kemung-

kinan teriadinya pencampuran koele-kode yang masuk bisa te{adi. Artinya
pengkotlean vang masuk lebih dahulu terpengaruh dengan kode vang masuk belakangan, rlan waktu di rccnII (dipanggil) kembali, kode yang masuk
pertama sudah tidak murni lagi, atau sudah hilang (terlupa) karena banvaknya informasi lain yang masuk atau karena telah terlalu lama tersimpan'
Biasanva hal sepcrti ini bisa timbul kembali karena suatu sebab.
Scbagai contoh: umurnnya ibu-ibu yang hanril, lupa bagaimana
susahnva melahirkan, clan e{ia ticlak cemas saat hamil lagi. Tetapi bagi seseorang ibu yang baru melahirkan dan mengalami Peristiwa yar-rg mengerikan menyebabkan dia sering dilanda ketakutan saat harnil lagi' Demikian
masa kecil, peiuga dengan seorang pebelajar yang mengalami trauma pada
belajar tersebut sering dilanda ketakutan yang tidak dimengerti. Suatu saat
kejadian yang hampir sama atau kejadian mengerikan lain dialami pebelajar
tersebut, akibatnya ia ingat kembali keiadian mengerikan yang pemah dialaminya.

5.

Ingatan (Recall Phase)

yaitu saat yang dipelajari itu dapat ditamptlkan @erfornnnce\'
Fase ini disebut pengungkapan kembali (retriet'd)- Biasanya diperlukan
rangsangan dari luar agar dapat memudahkan terjadinya Proses Pengungkapan kembali hal-hal yang telah dipelaiari. Untuk pebelajar cerdas, biasanya ia tlapat membuat stirnulus sendili tlan tidak dipellukan bantuan dalam
memberikan rangsangan dad luar.

Fase ingatan

-

H&iknt Belnjar dnn Faktor-fnktor ytng Menrpengan inyn

Persistence

11

Memori jangka panjang

6
(!
O)

Memori jangka pendek

I

=

O)
o.,

J

Sensory Memory

ti !illl

Reherseal

Waktu
Ketemngan: dengan kemungkinan teiadinva pencampuran kode.kotie vang rnasuk bisa
teiadi. Artinya pengkodean vang masuk lebih dahulu terpengaruh dengan
kcde yang masuk belakar:gan Sunber: (diadapta:i oleh penulis dari: http://
nextbigfuture,com)

Gambar 1.5

Pen giugntnn dnn lerul

nrtnori

POHON MEMORI MANUSIA
I

Sensori
memori

Memori
jangka panjang

Memori
jangka pendek

r
I

Membri
musik

I

I

lmplisit

Eksplisit
memofl

memori

I

I

Memori
prosedural

Deklaratif
memori
I
I

Episodik

I

Semantik

Keterangan: Pohon ingatan manusia vaitu perubahan yang dipela.iari itu diingat dan dapat
ditampilkan dalam bentuk perfonnansi misalnya penguasaan bahasa. Pebelaiar
dapat mengukur sejauh mala dia telah belajar dengan mencoba nengingat
kembali konsep-konsep yang telah dipelaiarinya. Sunrber: (diadaptasi oleh
penulis dari: =http://wvr-r'. nemorise.org)

Gambar 1-7 Poltot lugntnn Mnrusia

Teoi Bebjnr €t Penfuehjnrnn

12

Dalam mempelajari konsep-konsep, pebelajar dapat mengukur sejauh
mana dia telah belaiar dengan mencoba mengingat kembali konsep-konsep
yang telah clipelaiarinya. Kalau ternvata mereka gagal menampilkan kembali
konsep yang telah clisimpan dalam memory, berarti informasi tersebuttplum
masuk ke lottgterm nennry. Hal ini mungkin tlisebabkan karena kegagalan
e-lalam pengkoc{ean atau perlu proses pengingatan vang lebih baik lagi agar
semua informasi yang telah clidapat melalui fase perolehan daPat terkidm
ke lottgternutl.r ory.

5.

Generalisasi

Apa yang dipelalari ditampilkan kembali tidak selalu dalam situasi yang
sama atau dalam konteks vang sama dengan yang teriadi pada saat kegiatan
belajar teriacli. Karena itu harus teriacli penggeneralisasian. Pebelajar harus
dapat mengaplikasikan hasil belaiar dalam konteks baru yang berbeda' Hal

ini disebut Tmrrsf r of learuing atau disingkat transfer'

7.

Penampilan lPerfornnnrc Plurstl
Dalam fase ini pembangkit resPon nlengorganisasi respon-respon pebelajar
clan mendorongnva untuk memPerlihatkan pcnampilan yang mencerminkan
hasil belajalnya. Walaupun si pebelaiar dalam beberapa hal mungkin

beranggapan bahwa ia belajar.
Penampilan nyata merupakan cara terbaik baginya untuk rneyakinkan
dirinva bahwa proses belaiar telah teriatli. Dengan cara ini ia daPat mengetahui apakah proses belajar telah teriadi sesuai tuiuan atau belum'

8.

Umpan Balik (Eeeilback Phase)
Pada saat pebelajar memperlihatkan penampilan baru sebagai hasil belajar'
'
ia mengetahui bahwa tujuan yang dicanangkan telah ia peroleh' Umpan
balik informasi inilah yang oleh banyak ahli dianggap sebagai inti dari proses
belaiar yang ,Tisebut Reinforcerrrenl. Proses ini sangat penting dalam tingkah
laku manusia karena pengharapan yang dibangun selama fase motivasional
ditutup dengan umpan balik yang mengukuhkan haraPan tersebut'

Hnkikat Belajar dnn Fnktor-fnktor ynng Menryengtnhirnln

13

PETA XONSEP TRANSFER PENGAJARAN (TEACHING)

Perspektif Filsafat
l(onsruktifisme Kogflitivisme Behaviorisme

.t
Desain lntruksional dan Pengembangannya
lsii Task

.

Struktur / Atsitektur

,

Mode Penyampaian

Konteks Sosial. Budaya

Abstraksi
Kemampuan
Motivasi
Gaya Belajar

lmplernentasi

LEARNER

t

Proses
Transfer

A.l Asirxlhsr
Alomodasi

Pengerjaan

lnteraksi

PasifAktif
PernyataaniPenyembunyian

Lo.r:HighlRead

Tipe Transfer
A.l. SedikiLbanyak,khas,umum

I

Hasil/ Pembelajaran I Perilaku
Keterangan: Pebelaiar harus dapat mengaplikasikan hasil belaiar dalam konteks baru 1ang
berbeda. Hal ini disebut Transfer of learning, Model konsep transfer of learning.
Sumber: (diadaptasi oleh penulis dari: dari Gr,|'l neth's PhD -\dventure: http:.//
phdadventure.webs-com)

Gambar 1.8

1.3

Gerr

ernlisnsi: Trnnsfer of lenming

FAKTOR.FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES DAN
HASIT BELAJAR: BEBERAPA KESIMPULAN

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses belaiar, baik faktor yang
berasal dalam diri pebelajar atau faktor lingkungan. Faktor-faktor tersebut
antara lain kemampuan siswa, motivasi, perhatian, persepsi yang merupakan
karakteristik dari siswa. Selain itu dalam memproses informasi faktor yang

Teoi Belnjnr

17

I

Penfuelnjtrnn

mempengaruhi adalah ingatan, lupa, retensi dan kansfer serta faktor tliluar
diri pebelaiar yaitu kondisi belaiar, tuiuan belaiar dan pemberian umpan
bahk (fted back). (Soekamto:192). Semua faktor di atas akan dibahas secara
ringkas.

Deborah A. Mcllrath dan William G. Huitt datam "The Teaching-Learning
Process: Pembahasan Modet"

Duo pertotryoon utamo dibohas dalom psikotogi pendidikan: (1) "l engapo
beberopa siswo mempelojori don memerlukon pengetohuan don keterompilon
yang diojorkan di sekoloh, sementora yang lainnyo tidok?" (PertonYoan

kriterio'perbedaon-evaluasi) don (2) "tAengopo beberapa siswa beloior
lebih dori siswa loin?" (Pertonyoan evaluosi norma-referenced.) Soyongnya,
kemungkinan jowaban atos pertonyoon-Pertonyoan ini songat luos dan
melebar. Serinqkoti temuon penelitian dan teori-teori belojor mengaiar
tompoknyo bertentongan satu soma loin. Apokah yong dimoksud yong horus
ditokukon pendidik?
sumber: http:

1.

//

www.edpsycinteroctive- org/ papers/ modeltch.htmt

Kemampuan Siswa

Kemampuan setiap individu tidak sama. Hal ini perlu diperhatikan
oleh guru, karena keberhasilan suatu Pembelaiaran dipengaruhi oleh
kemarnpuan awal siswa. Jika kemampuan awal pebelaiar rendah, sedang
pengajar memberikan pelajaran yang tingkat kesulitannya tidak sesuai
dengan kemampuan awal siswa, ada kemungkinan pebelajar yang diajar
hanya bingung, tidak memahami aPa yang diberikan pengaiar atau belum.
siap untuk menerima pelaiaran tersebut. Sebaliknya bila kemampuan
awal pebelajar cukup tinggi, sedang pengaiar memberikan pelajaran yang
terlalu rendah tingkat kesulilannya, atau mateli itu telah diketahui siswa,
juga tidak ada artinya. Pebelajar akan bosan karena materi yang diberikan
sudah mereka ketahui atau terlalu muclah bagi siswa. Karena itulah dalam
memberikan pelajaran, pengajar harus mengetahui kemampuan awal siswa.
Hal ini bisa diketahui dengan pemtrerian tes awal, atau dengan melontarkan
pertanyaan-pertanyaan selama pelajaran diberikan.

Hnkiknt Belnjar dan Fnktor-fnktor yang Mentpenganltinyn

15

fuik pebelajar juga
mempengaruhi hasil belajar siswa. Pebelajar yang berada dalam keadaan
lemah misalnya karena sakit atau lelah akan mengalami kesulitan untuk
konsentrasi belajar. Hal ini juga mempengaruhi proses belajar sela.njutnya.
Selain kemampuan ar,r'al siswa, kondisi

Faktor kemampuan awal vang juga trerpengaruh terhadap hasil belajar
adalah bakat yang dirniliki siswa. Misalnya seseor:rng yang berbakat seni
r'lan musik, akan lebih mudah rnemahami dan lebih terampil memainkan
alat musik clibandingkan pebelajar yang tidak berbakat.

2.

Motivasi
Hasil Gaya bela.iat

Seluruh hasil belaiar
Siswa di sekclah

lndividualSiswa

@

Kom'Jnilas Sekolah:

kaitamya dg.siswa.

Variabel yg. Ois.bab
kao keluaqa dan sasw

Faktor kognitif
rneta

kognitif

dan perilaku

Perilalu
Neluarga

Struktur keluarga

ketuarga dan personil
sekolalr

Status sosial

ekonomi
keluarga

Keterangan: Faktor-faktor yang mempengamhi hasil belajar mahasiswa, terutama faktor
keluarga, status ekonomi, studenl cognitif, meta kognitif, faktorsikap, tindakan
keluarga. komunitas sekolah, dan keterkaitan diantara satu dengin lairrya.
Surnber: (diadaptasi olch penulis dari: Kihlstrom, John F. (2011
),,H-ow Studens
I-eam, and How lVe Can Help Them,, http://socrates.berkeleledu/

Gambar 1.9 Fnktor-Fnktor Ymg Menryengan ri Hnsil Belnju Mnlnsistoa
Motivasi merupakan dorongan dasar yang menggerakkan seseorang untuk
bertingkah laku kearah suatu tuiuan tertentu. Motivasi lcbih dekit pacla
"mau" melaksanakan tugas untuk mencapai tuiuan. Motivasi juga meru_

16

Teoi Belnjar

I

Penthelnjnrnn

pakan kekuatan baik dari dalam maupun clari luar diri seseorang yang mendorongnva untuk mencapai suatu tu,uan yang telah ditetapkan. Adanya
motivasi belajar pebelajar dapat diobseruasi dengan melihat tingkah laku
siswa. Pebelajar vang termotivasi akan memperlihatkan minat, mempunvai
perhatian dan ingin lrerpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran. Di samping itu pebelajar yang termotivasi akan bekerja keras serta menyediakan
vvaktu dalam tugas tersebut sampai tugas selesai.

Hamzah (2007:23) mengklasifikasikan indikator motivasi belajar
sebagai berikut: (1) aclanya hasrat clan keinginan berhasil, (2) aclanya
dorongan dan kebutuhan dalam belaiar, (3) ada nya harapan dan cita-cita
masa clepan, (1) adanya penghargaan tlalam belaiar, (5) aclanya kegiatan
vang menarik clalam belajar, (6) adanva lingkungan belaiar vang kondusif.
Peran motivasi dalam kegiatan pembelajaran menurut Hamzah
(2007:27-28) adalah menentukan hal-hal vang clapat dijadikan penguat
belajar, memperjelas tujuan belaiar yaflg hendak dicapai yang cli.liubungkan
clengan kebermaknaan tuiuan belajar, menentukan ragarn kenclali terhadap
rangsangan belaiar ketekunan belajar.
Berdasarkan sumbernya motivasi dibedakan atas motivasi intrinsik
jika sumbernya c{atang dari dalam diri siswa, serta motivasi ekstrinsik bila
sumber adalah lingkungan. Motivasi intrinsik Iebih menguntungkan, sebab
bertahan lebih lama. Pebelaiar atas kesadarannya sendiri ingin belajar karena
adanya sesuatu yang mendorongnya. Hal ini terkait dengan indikator 1, 2
dan 3 dari klasifikasi indikator motivasi belajar yang dikemukakan oleh
Hamzah. Mengenai penyebab dorongan dari dalam ini, ada beberapa teori
motivasi, sebagai berikut ini.

a.

Teori Nfotivasi Berprestasi
Seseorang termotivasi bekerja karena adanya kebutuhan untuk berprestasi. Motivasi ini dapat berupa keinginan agar dapat menyelesaikan
tugas dengan baik, atau adanya persepsi tentang nilai tugas tersebut,
atau adanya kebutuhan untuk berhasil dengan sukses, McClelland
menekankan pentingnya kebutuhan berprestasi. Motivasi berprestasi
ini disebut "Nee d of Achiettentent (N-ach)".

Orang dibedakan atas yang merniliki n-ach tinggi atau n-ach
rendah. Orang yang memiliki N-ach tinggi selalu tertantang untuk
menyelesaikan tugas dengan berhasil. Mereka belpendapat, dengan

-

Hakikat Belnjnr rlnn Fnktor-fnktor yang Mempengtntltintln

1.7

selesainya tugas, maka mereka akan dihargai orang lain- Karena itu
biasanya mereka menolak mengerjakan tugas yang terlalu sulit bila ia
merasa tidak akan d-apatmenyelesaikan tugas tersebut, karena kegagalan
menyelesaikan tugas akan meniatuhkan harga dirinya dihadapan orang
lain.
Sebalikn),a mereka iuga tidak mau mengerjakan tugas yang terlalu
mudah, karena tidak menantang. Bila suatu tugas dapat diselesaikan,
ia terdorong untuk mencoba tugas yang lebih sulit. Sebaliknya orang
dengan N-ach yang rendah tidak memilih tugas. Ia menerima tugas
vang mudah atau sulit. Bila ia gagal menyelesaikan tugas hdak
mempengaruhinya, karcna telah menduganya.

b.

Teorj Motivasi Kornpetensi

N{enurut teori ini setiap manusia mempunyai keinginan untuk
menuniukkan kornpetensi dengan menaklukkan lingk,:ngannya.
I\4otivasi belajar pada pebelajar merupakan dorongan internal ke tingkah
laku vang membawanya kearah kemampuan dan penguas.lan. pengajar

dapat meningkatkan motivasi ini dengan menerapkan penclekatan
internal dengan jalan memberi kesempatan kepada pebelajar untuk
mengenal diri sendiri, apa kelebihan dan kekurangannl,a. Di samping
itu tingkat kesukaran tugas pebelajar juga disesuaikan dengan
kemampuannya- Jur,g- memberikan tugas yang tidak mungkin dapat
diselesaikan siswa. Kalau dapat sesuaikan tugas pebelajar dengan
rninatnya, agar pebelajar lebih tertarik mengerjakannya. Suatu cara yang
beium banyak dilakukan pengajar adalah dengan membuat kontrak
keria antara pebelajar dengan guru.

c.

Teori Motivasi Kebutuhan Maslow
I\4aslow menyuflrn teori kebutuhan manusia yang bersilat hierarkhis.
Hierarkhis itu didasarkan pada anggapan bahwa pada waktu orang
telah memuaskan satu tingkat kebutuhan tertentu, mereka ingin untuk
memenuhi kebutuhan tingkat selanjutnya dari hierarkhis yang lebih
tinggi. Tingkat kebutuhan Maslow ini digambarkan berupa kerucut
yang rnakin meruncing keatas. Kebutuhar-r fisiologis merupakan
kebutuhan yang terkuat dan kebutuhan pertama yang harus dipenuhi
sebelum seseorang dapat memenuhi kebutuhan kedua dan seterusnya.

Teori Belnjtr €s Penfuelnjnrnn

78

tlieraraht oi
Ne€ds
(

199r'5

eight-st ge

modcl basd
on Maslow]

l
Sunrber: (diadaptasi oleh penulis dari: httP://4.bP.blogsPot.cort/)

Ganrbar 1.10 Hle tnrkli Kebut

wr

Mnslott'

ini

harus dipuaskan untuk dapat tetap hidup, yaitu
kebutuhan makanan, udara untuk bernafas, selaniutnya meningkat ke

Kebutuhan

pakaian dan perumahan. Setelah kebutuhan pertama terpenuhi, barulah
seseorang berusaha untuk memenuhi kebutuhan berikutnya, demikian
seterusnya. Pemenuhan kebutuhan pengembangan tergantung pada
diri sendiri. Untuk bergerak naik dari kebutuhan di bawah harus
clilakukan selangkah demi selangkah. Tapi penurunan dapat teriadi
dengan cepat. Misalnya seseorang yang telah mencapai kebutuhan
tingkat tinggi seperti kebutuhan berprestasi, tiba-tiba dapat kehilangan
motifnya untuk melakukan sesuatu bila kebutuhan untuk dicintai atad
diakui kelompoknya tidak terpenuhi- Misalnya karena putus hubungan
dengan kekasihnya. Penurunan iri tidak turun satu jeniang, tapi bisa
beberapa jenjang sekaliSus.

3.

Perhatian

Soekamto (1992) mengutip Worell & Stilwell (1981) mendefinisikan sebagai
intensitas stimulus, keragaman stimulus, warna, gerak dan cara penyaiian
stimulus.

Htrkiktt Belnju dnn Faktor-fnktor ynng Mempengnnlinya

4.

19

Persepsi

Persepsi dapat dikatakan merupakan suatu pendapat/ pemahaman
seseorang terhadap sesuatu setelah mengamati/ mempelajari sesuatu.
Pebelajar harus diajar untuk mempunyai persepsi seakurat mungkin
mengenai apa yang disaiikan guru. Kesalahan persepsi sering terjacii karena
pengajar memberikan materi terlalu banyak pada kunrn waktu tertentu
sedangkan faktor kelelahan mempengaruhi minat belajar. Cara penyajian
perrgajar juga dapat mempengaruhi persepsi pebelajar terhaciap materi
vang dipelajari. Cara pandang yang berbeda menyebabkan skema yang
dibentuk pebelaiar berbeda. Sekali pebelajar mempunyai persepsi vang
salah mengenai apa yang diajarkan akan sulit untuk mengubah p".sepri
tersebut. Persepsi akan semakin mantap dengan adan;ra pengalaman. Untuk
member.rtuk persepsi vang akurat menger-rai stimuli yang diterima, perlunl,a
latihan-latihan dalam situasi vang berbeda.

5.

Ingatan

Ingatat-r adalah suatu sistem aktif yanr menerima, rnisalnva menvimpan rlan
mcngeluarkan kembali informasi vang diterima seseorang. Ingatan terdiri
dari tiga tdhap _vaiLu beriLut ini.

1.

2-

3.

Ingatan sensorik yang menyimpan apa yang dilihat dan didengar.
Penyimpanan informasi daiam ingatan sensorik hanva berlangsun-g
sebentar. Informasi yang penting tliteruskan ke ingatan jangka pendek
(short-term rcnnry), seciang inforn-rasi yang dianggap tidak relevan
langsung dibuang.
Ingatan jangka pendek (slnrt-turn nennry). Apa yang diteruskan oleh
ingatan sensorik ciiteruskan ke ingatan jangka penclek setelah disaring
dairulu. Seleksi ini terganhmg pada perhatian pebelajar terhaclap
stimulus yang datang. lngatan ;'angka pendek ini haaya merupakan
gudang sementara dengan kapasitas yang terbatas. Informasi yang
masuk harus dikelompokkan untuk memudah-kan mengingat,
selanjutnva dilakukan pengulangan agar informasi dapat diteruskan ke
ingatan jangka panjang.
Ingatan ;'angka panjang (iong-term memory) merupakan sesuatu yang
relatif permane4 terdiri dari informasi-informasi yang diteruskan oleh
short-term memory. Informasi ini terlebih dahulu dibandingkan clengan
hformasi yang masuk terdahulu- Bila informasi ini sama dengan yang

Teori Belnjar €t Pentbelnjarnn

20

telah ada, akan mempermudah penyimpanan. Penyimpanan informasi
dalam long term memorv biasanya dalam bentuk "arti"' Hal ini
c{ilakukan dengan memodifikasi infcrmasi agar mudah diingat. Karena
itu yang tersimpan dalam long-term memory biasanva informasi yang
telah di modifikasi ini, bukan in{ormasi yang asli.

6.

Lupa

Dalam ingatan iangka paniang. Lupa biasanya te{adi akibat kegagalan
mengirim informasi dari ingatan jangka pendek ke dalam ingatan jangka
paniang, sebab kurangnya penguiangan atau gagai dalam memberi arti'
Kemungkinan lain adalah karena materi tersebut tidak benar-benar
dikuasai. Adakalanya lupa terjadi karena pengulangan yang kurang, atau
telah terlalu lama tidak cliulang. Kemungkinan lain- adalah karena ingatan
telah aus dimakan waktu, vaitu pada orang tua. Penvebab lain dari lupa
aclalah adanya gangguan yang disebut hambatan proaktif atau hambatan
rehoaktif. Hambatan proaktif adalah bila bahan yang ciipelajari c{i masa
la1u menghambat ingatan terhadap bahan yang dipelaiari sesudahnva, atau
pembelajaran vang lalu lebih bermakna. Sedang hambatan retroaktif adalah
iika bahan vang baru dipelajari menghambat ingatan kembali kepada
apa yang telah dipelaiari cli masa lalu atau pernbelaiaran yang baru iebih
bermakna.

7.

Retensi

Retensi adaiah jumlah inlormasi yang masih dapat diingat kembali setelah
seseorang mempelajari sesuatu. Selang beberapa waktu setelah mempelajari
sesuatu, apa yang dipelaiarinya akan banyak dilupakannya, dan apa yang
ciiingat berkurang jumlahnya. Penurunan apa vang diingat ini banyak pada
awalnya, selaniutnya akan berkurang lebih lambat. Ivlateri-rnateri yang
bermakna iebih mudah diingat dibandingkan dengan materi yang tidak
berarti. Dernikian juga benda yang konkret mudah diingat' Over learning
(belajar melebihi kapasitas) akan meningkatkan retensi- Karena itu untuk
materi-materi yang sulit, pengaiar harus memberikan wakt'l tambahan agar
pemahaman pebelaiar lebih baik. Untuk meningkatkan retensi, penggunaan
organisasi materi yang
,embatan keledai (mnemonic) dapat meningkatkan
dipelaiari.

Hakiknt Belajnr dnn Faktor-fnktor ynng MenryengnnLlinyt

8.

21

Transfer

Transfer merupakan suatu proses di mana sesuatu yang telah dipelajari
dapat mempengaruhi proses mempelaiari yang baru. Transfer dapat berupa
transfer positif yaitu bila pengalaman yang lalu mempermudah mempelajari
yang baru. Sedang Transfer negatif adalah bila pengalaman yang lalu
mempersulit orang dalarn mempelajari yang baru.
Transfer dapat diklassifikasikan dalam berikut ini.

1.
2.

Transfer horizontal, ialah bila pengetahuan,/ keterampilan yang dipelaI'ari dapat dialihkan ke proses mempelajari materi vang setingkat atau se
kategori.
Transfer verhkal jika pemahaman tentang apa yang dipelaiari dapat
dipakai untuk memeca}kan masalah-masalah yang lebih sulit atau yang
berada di jenjang pendidikan lebih tinggi.

9.

Kondisi Belajar

Ini merupakan faktor iuar cliri pebelajar yang mempengaruhi proses telaiar.
Konclisi belajar ini dapat dibeciakan atas kondisi internal yaitu yang berada
r'lalar. iliri pebelajar yaitu kesiapar; kemampuarl. pengetahuan kemampuanawal, tingkat r.-rotivasi dan aspirasi sisr,r,a- Sedang kondisi eksternal adalah
segala sesuatu yang berada di luar diri siswa. Tugas perrgajar adalah
memanipulasi faktor eksternal ini agar proses belaiar pebelajar lebih lancar.
10. Tujuan Belajar
Tujuan belajar sangat pentin& sebab semua komponen lainnya dipersiapkan
seperti pemilihan materi, kegiatan yang harus dilaku_kan oleh pengajar
dan siswa, pemilihan sumber beiajar yang akan dipakai serta penyusunan
tes semuanya tergantung pada tujuan belaiar. Ada dua pendapat yang
kontroversi dalam penyampaian tujuan belajar. Kelompok pertama
menyaraakan agar tujuan belajar dinyatakan secara rinci pada siswa, sedang
vang lain berpendapat tujuan umum saja yang disampaikan pada siswa.
Alasamya adalah bila tujuan khusus diberikan, maka pebelajar hanya
mengarahkan belajar pada indikator tertentu, akibatnya hasil belajar tidak
optimal. Hal lain yang tidak tersurat dalam tujuan belajar tidak dipelajari
siswa.

22

Teoi Behinr

€s

Pentbehjnrnn

Bruner cialam bukunya lJre Process of Educntiort menyatakan pentingnva struktur merupakan kunci dari filsafat pendidikan.
Bahkan menurut peserta tliskusi yang diaclalah oleh Bruner merupakan jantung dari proses pendidikan. Pacla buku T'lu Ptocess of ELlucntiort
diielaskan bahwa bila kita menyorot struktur sebuah mata pelaiaran, akan
memungkinkan kita untuk menghubungkar-r berbagai hal yang kelihatannlra ticlak berkaitan. Misalnya, bila seseorang memahami struktur konsep
tropisme dalam Biologi, maka ia dapat menyadari berbagai fenomena alam
lairurya. Bila kita belaiar sesuatu, maka ini akan memungkinkan kita belajar
suatu yang serupa pada kesempatan (waktu) vang lain dengan mudah. Ahli
psikologi n'renamakarn ini sebagai transfer of trn ing. Bahkan, kita ticlak hanva mudah mempelajari obyek yang sama, tetapi clapat mengembangkann.va
pacla situasi yang berbeda. ienis ini disebut sel.ragai bentuk kedua dari transfer vaitu h'nnsfer ofpinciples. Belajar clengan transfer ini ternvata merupakan
cara yang sangat penting dalam proses belajar, baik clalam mengembailgkan
maupun untuk memperdalam pengctahuan. Para pebelajar belajar clalam
situasi sekolah, tlapat melakukan sesuatu pada situasi Yang nvata.
Ir{empelajari sebuah subyek (mata pelaiaran) dimulai dengan memahami konsep yang umum dan luas dalam bentuk strukhlr vang utuh' Hal
ini dapat disimpulkan dalarn bentuk definisi dan aplikasinya dalam bentuk
yang lebih rinci. Struktur yang lengkap dan rinciannya disusun oleh para
pakar sains yang pada gilirannya digunakan cleh alrli pendidikan dalam
menvusun program pembelajaran. Kesimpulan dari bagran ini adalah, kurikulum untuk sebuah subyek harls memperhitungkan pemahaman mendasar vang dicapai melalui prinsip-prinsip yang menggambarkan strukhrr
dari subyek. Mengajarkan sebuah topik tanpa konteks yang ielas posisinya
dalam bidang keilmuan membuat toPik tersebut suiit dipahami. tidak men'
arik clan mudah dilupakan. Pengorganisasian fakta dalam kaitan dengan ide
& prinsip diprediksi merupakan satu-sat'flya cara untuk mengurangi cepat
hilangnya memcri manusia.

Brunner menulis tentang kurikulum spiral: Jika seseorang peduli
dengan cara berpikir pebelaiar yang sedang berkernbang, seseorang berbaik
hati untuk menteriema}kan materi sesuai dengan pola pikir pebelaiar
serta membantu pebelajar untuk memahami materi, sangat mungkin bagi
pebelajar unhrk mengenal ide-ide sedini mungkin. Bab ini memperkenalkan

Hnkiknt Beltjnr dnn Fnktor-fnktor ynng Menryenganlintln

:)

doktrin kurikulum spiral, bahwa semua topik dalam beberapa format harus
mengenalinya pada usia dini, dan cliberikan kembali untuk ditingkatkan
sesuai dengan perkembangan siswa.

Berpikir intuitif dapat dilakukan pada berbagai bidang studi. lvlempelajari matematika dan fisika sangat membantu seseorang berpikir intuitif
dalam bidang sains. Ketertarikan pacla materi pelaiaran merupakan stimulus
yang paling baik untuk belaiar clibanclingkan dengan faktor-faktor eksternal
lainnya.
Pada tahap awal motivasi pebelaiar sangat bervariasi dan merupakan

gabungan dari clorongan orang tua dan pengajar serta perasaan unfuk
memperoleh capaian hasil belaiar.
Tugas sekolah adalah bagaimana membuat proses belajar meniadi
menarik. pengaiar tidak han1,a memikirkan apa yang akan diajar, tapi
bagaima cara mengaiar dan bagaimana agar pebelaiar tertarik belatar. Iklim
sekolah dibangun agar menvenangkan sisn'a-sisr.r,a. Pada tingkat laniut,
motir.asi belaiar ilitingkatkan melalui program vang kompetitif. Ir{isaln1,a,
materi apa vang menantailg bagi pcbelajar 1'ang pandai tanpa mengurangi
kepercayaannva, dan iuga clapat mcmbelaiarkan pebelaiar vang tidak
pandai.
Referensi dan buku pelajaran harus dikembangkan dalam program
pembelajaran. Jika media belaiar dikembangkan maka pengaiar berperan
sebagai komunikator dan model pembelajaran. Oleh karena itu harus
memahami betul tentang mate(i ilmu, media dan cara penyampaiann,r,a.

Ada tiga kelompok ilmu s