Penelitian Taksonomi Dan Kandungan Dari beberapa jenis Stachytarpheta Repository - UNAIR REPOSITORY

  ^ A.

  r r - tiatj

  PEKgKXTTAK TAITSfiTKWT KAHDUHGAZl DABX EBBBRAPA JEHI& STAGHYTARPHBTA

  D I B I I A T U N T U K lifRMTgHIIHT TUQA3, A Z H XE MKKCA~PAT G E LA R . SA B JA N A . 2 A H M A SI U N X V BE SX T A 3 A TO T.im flflA

  t 9 8 4 a 1 e h.

  E r v s n s w u a . K U SM A N IN G A IX am e m r aM n w n

  057at020t 1 ah pembimb£ng s. Drs> L g ^ ; SANTA.

  KATA PENGANTAR Dengan selesainya tugas menyusun skripsi ini kami tidak lupa mengucap syukur kepada Tuhan Tang Maha Esa , yang telah melimpahkan berkat dan rahmatNYA kepada kami. Akhir-akhir ini penggunaan tumbuh-tumbuhan oleh masyarakat di Indonesia dalam bidang kesehatan, khusus - nya dalam bidang pengobatan dirasakan semakin meningkat* Juga banyaknya mass media yang memuat berita tentang kan­ dungan bahan berkhasiat dari berbagai tumbuh-tumbuhan yang dapat raenyembuhkan penyakit maupun tentang penggu - naan tumbuh—tumbuhan untuk menyembuhkan penyakit dan ada­ nya penelitian-penelitian pendahuluan yang telah dilaku­ kan sebelumnya, merupakan perangsang kami dalam menyele- saikan tugas menyusun skripsi untuk memenuhi kewajiban terakhir sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Skripsi kami yang berjudul : "PaETjSLITIAN TAKSONO- MI DAJ^T KANDUNGAN DARI BEBERAPA JENIS 3TACHXTARPHETA,r masih sangat sederhana dan mungkin masih jauh dari sem - purna, tetapi diharapkan penelitian ini dapat mendorong untuk dilakukannya penelitian lebih lanjut dan lebih sem- purna.

  Pada kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak , terutama kepada kedua pembimbing kami dan para dosen dari bagian Farmakognosi lainnya, atas bantuannya baik berupa moril maupun materiil sehingga kami dapat menyelesaikan tugas menyusun skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Terima kasih juga kami sampaikan kepada Pimpinan Kebun Raya Purwodadi beserta stafnya atas segala bantuan dan informasi yang te­ lah diberikan dalam penelitian ini. Surabaya, Mei 1984 Penyusun.

  D A ET A R I S X H a l a m a n .

K A I A P E N G A N T A R . . . . . . ...................................................... . . . * .............. i i

  

DAE2AR ISX .................... .......... . iv

DAF'EAR TABJ1T. ............................... vi

DAE'CAR GAMBAR. ................................. vii

PENDAHULUAN .................... * * .........

  1 BAB. ;

  I. TINJAUAN PUSJEAKA *......... ........... ..... ..... 4

1. Tinjigtuan tentang taksonomi Stacrhytarpheta ...

  4 1*1*. Klaaifikasi 4 1*2. Habitus dan Morfologi .......... ......

  6 1*2. Anatomi - Histologi — ............ ..... 8

  

2. Tinjauan tentang kandungan ............. -

  9 3* Manfaat Stachjrtarpheta sebagai obat tradisi­

onal .......... *.................... .

  12 XX* BAHAN DAN ME20DA PENBLIMAN **.......... .

  16

1.* Bahan dan raeto&a penelitian taksonomi ...

  16 1.1'.. Bahan penelitian taksonomi .*..*.....

  16 to.2.- Cara penelitian taksonomi -....... .

  16 1*2*1» Pengamatan makrosfcopik ........

  16 1.2.2* Pengamatan mikroskopik .........

  16

2* Bahan dan metoda penelitian kandungan *....

  17 2*1* Bahan penelitian .kandungan ............

  17 2*2. Cara penelitian kandungan .....

  18 2*2*1. Reaksi warna dan pengendapan ..*

  18

  2.2.2. Pemeriksaan dengan kromatografi lapisan tipis. •.»•».*•.•*•••*••.• 19 2.2.3- Pemeriksaan dengan kromatografi kertas ............ ..........

  19 i v

  H a l a m a n

  B£B> :: III. PELAKSAETAAN. HAN HASIL PEUHLXTIAN ...... .......

  20 1. Penelitian taksonomi ..... ................

  20 1. T. Pengamatan makroskopik .... ..........

  20 1.1.1. Habitus .................. .

  20 1.1— 2. Akar ...... ... ......---- ------

  24 1.1.3* Batang ........................

  24 1.1.4. Daun .... ..........

  26 1.1.5. Kuncup ........................

  31

   1.1.7* Buah, dan Biji .................

  35 1.2. Pengamatan mikroskopik ............ .

  39 1.2.1. Irisan melintang akar tunggang..

  39

  1.2.2. Irisan melintang batang ...... *

  42 1.2.3* Irisan melintang daun melalui i- bu tulang- daun ...... ..........

  49 1.2.4-. Irisan melintang daun tidak me - lalui ibu tulang daun .........

  54

  1.2.5. Sayatan membujur epidermis atas daun .... ............ ... ........

  59

  1.2.6. Sayatan membujiur epidermis bawah daun •••••••..»•....... .

  60 2.. Penelitian kandungan 66 2.1. Pembuatan ekstrak ..... .

  66 2.2. Pelaksanaan kromatografi lapisan tipis..

  66 2.3* Pelaksanaan kromatografi kertas ......

  67

  2.4. Penunjukan adanya alkaloid

  68 2.5. Penunjukan adanya flavonoid ..........

  71 2.6.. Penunjukan adanya glikosida antrakinon.

  75 2.7.. Penunjukan adanya glikosida jantung ..

  77 ' 2.8,. Penunjukan adanya glikosida sianhidrin.

  80 2.9. Penunjukan adanya saponin ............

  80

  2.10.Penunjukan.adanya tanin dan senyawa po— li-fenol .......... .......*............

  83 2.11 .'Penunj/ukan adanya minyak atsiri ......

  85 2.12:. Penunjukan adanya iridoid ............

  87 IT. PEMBICAfiAAH ......... .... ..................... 105

  7. KBSIMPULAN ........ ..... .................... 122 VI* SARAN—SAKAN ... ........... _........ ........... .

  124

  RIHGKASAH .................... ... ........... 125

  

DAS1AR PUSIEAKA .............................. ...... 1 28

v

  D A P T A R T A B E L H a l a m a n

  Tabel :

  I. Hasil pengamatan makroskopik. pada S. iamaicen- slfl;, 3:- Indica dan S. mutabilis. *...........

  92 II. Hasil p^igamatan mikroskopik pada irisan me— lintang akar turrggang S.. .iiamai&ensis. S.. indi— ca dan S. mutabilis .............. ........•..

  95 III* Hasil pengamatan mikroskopik pada irisan me?- lintang batang S. jamaicensia. S;. indica dan S>. mutabilis ...................... ...........

  96 IV.. Hasil pengamatan mikroskopik pada irisan me?- lintang daun melalui ibu tulang daun S. jamai- censis. S. indica dan S.. mutabilis .........

  98 V. Hasil pengamatan mikroskopik pada irisan me­ lintang daun tidak melalui ibu tulang daun S. .iamaicensis:. S:» indica dan S., mutabilis. ....

  99 VI. Hasil pengamatan mikroskopik pada sayatan membujur epidermis atas dan bawah daun S. .fa - maicensla;. S. indica dan S. mutabilis ....... 100

  VII. Hasil penunjukan golongan kandungan dalam daun S. .iamaicensis:. S. indica dan S.. mutabilis de­ ngan reaksi warna dan pengendapan .......... 101

  VIII. Hasil pemeriksaan dengan kromatografi lapisan tipis terhadap golongan kandungan dalam daun Si. .iamaicensis;. S. indica dan S. mutabilis .. 10'j

  IX. Hasil pemeriksaan dengan kromatografi kertas terhadap golongan kandungan flavonoid dan iri­ doid dalam daun S. .iamaicensis, S. indica dan S:. mutabilis ................ ................. 104

  v i

  DAFTAR GAMBAR Hal son an Gambar :

  1. Habitus dari S, .iamaicensis ......................... 21 2* Habitus dari S. indica ......................... ..... 22

  3. Habitus dari S. mutabilis ...................... .....23

  4. Daun S. .iamaicensis ............................ .....28

  5. Daun S. indica ................................. .....29

  

6 . Daun S. mutabilis .............................. .....30

  7. Perbungaan S. .iamaicensis ...................... .....'36

  

8 . Perbungaan S . indica ..... ..................... .....31

  9. Perbungaan S. mutabilis .............. ,..............3^

  10. Irisan melintang akar tunggang S» indica ...... .....41 11 . Irisan melintang batang S. .iamaicensis ........ .....46

  12. Irisan melintang batang S. indica ............. .....47

  13. Irisan melintang batang S. mutabilis .......... .....48

  14. Irisan melintang daun melalui ibu tulang daun S. .iamaicensis ................................. .....51

  15. Irisan melintang daun melalui ibu tulang daun S . indica ............................................ 52

  16. Irisan melintang daun melalui ibu tulang daun S. mutabilis ................................... ..... 53

  17. Irisan melintang daun tidak melalui ibu tulang daun S. .iamaicensis ........................ .........56

  18. Irisan melintang daun tidak melalui ibu tulang daun S. indica ................................. ..... 57

  19. Irisan melintang daun tidak melalui ibu tulang daun 3. mutabilis .............................. ..... 58

  20. Sayatan membujur epidermis atas daun S . .1 amai - c ensis ............................................... 63 21. Sayatan membujur epidermis bawah daun S. indica .

  64

  22. Sayatan membujur epidermis atas daun S. mutabi - lis ............................................. ..... 65 vii

  Halaman Gambar : 23a. Kromatogram lapisan tipis golongan kandungan flavonoid dari daun 3. .iamaicensis, S. indica dan S. mutabilis .............................

  74 23b. Kromatogram kertas golongan kandungan flavono­ id dari daun S. .iamaicensis. S. indica. dan o. mutabilis .................................

  74

  24 . Kromatogram lapisan tipis golongan kandungan minyak atsiri dari daun 5» .iamaicensis, S. in­ dica dan S. mutabilis ........................

  86

  2 5a. Kromatogram kertas golongan kandungan iridoid dari daun S. .iamaicensis, S. Indica dan S. mu­ tabilis dengan pereaksi SbGl^ - kloroform ....

  90

  25b. Kromatogram kertas golongan kandungan iridoid dari daun S. .iamaicensis, 3. indica dan 3. mu­ tabilis dengan pereaksi anis - aldehid ......

  90 25c. Kromatogram kertas golongan kandungan iridoid dari daun S. iamaicensis, S. indica dan 3. mu- tabilis dengan pereaksi Trim - Hill .........

  91 viii

  PENDAHULUAN Penggunaan obat. tradisional atau yang lebih. dike­ nal dengan istilah "jjamu" oleh masyarakat Indonesia dalam bidang kesehatan, khusuanya dalam bidang pengobatan pada saat ini semakin meluas* Dengan aemakin banyaknya perusa- haan jjamu serta berkembangnya pabrik-pabrik jamu di nega­ ra kita, maka usaha-usaha untuk mempelajari taksonomi dan kandungan suatu tumbuhan obat perlu ditingkatkan. Hal ini karena tumbuh-tumbuhan merupakan bahan atau bagian yang utama dari obat tradisional. Tumbuh-tumbuhan dari takson yang sama mempunyai hu- bungan. kekerabatan yang sangat erat, terutama pada takson tingkat suku, marga dan jenis. Hubungan kekerabatan yang sangat erat memungkinkan adanya persamaan kandungan. Penelitian taksonomi disini meliputi klasifikasi , tata nama, ciri-ciri mor£ologi dan anatomi tumbuh—tumbuh­ an. Sedang penelitian kandungan dimaksudkan untuk mempe - laj'ari golongan kandungan yang dikaitkan dengan taksonomi tumbuh-tumbuhan yang bersangkutan. Pada penelitian ini kami tertarik untuk mempelaja­ ri tumbuh-tumbuhan dari marga Stachytarpheta. karena dar| beberapa berita dan pengalaraan yang didapatkan, tumbuh - tumbuhan tersebut sudah digunakan oleh sebagian masyara —

  2 kat. kita yaitu sebagai obat batuk, obat sakit tenggorokan dan beberapa penyalcit lainnya, Akan tetapi belum banyak penelitian yang dilakukan terhadap tumbuh-tumbuhan terse­ but, baik mengenai taksonominya, kandungannya maupun kha- siatnya. Tumbuh-tumbuhan ini dikenal dengan nama pecut kuda (Indonesia) atau jarong (Sunda , Jawa). Tumbuh-tumbuhan ini di Indonesia terdiri dari em­ pat jienls (1,29), yang dapat dibedakan dari daun dan war­ na bunganya yaitu ; 1. Stachytarpheta .Iamaicensis (L) Vahl.

  2. Stachytarpheta indica (L) Vahl.

  3. Stachytarpheta mutabilis- (Jacq.) Vahl, 4* Stachytarpheta cayennensis (L.C.Rich) Vahl, Dari keempat jenis tersebut yang paling banyak dijumpai a- dalah yang berbunga ungu kebiruan, yaitu S. .iamaicensis . Tumbuh-tumbuhan. ini umumnya terdapat di tepi—tepi jalan , tepi-tepi sawah dan tepi—tepi sungadl sebagai semak belu - kar atau ditanam di rumah—rumah sebagai tanaman hias ka— rena bentuk perbungaan dan w a m a n y a yang menarik. Penelitian terhadap Stachytarpheta telah dilakukan di luar negeri meskipun belum banyak. Sampai saat ini be— lum banyak diungkapkan mengenai kandungan yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan ini, terutama pada jenis-jenis yang terdapat di Indonesia.. Oleh karena itu penelitian kan - dungan terhadap j.enis-jenis Stachytarpheta yang terdapat

  3 di Indonesia perlu dilakukan dan pada masa-masa yang akan datang diharapkan adanya penelitian tentang khasiatnya. Pada penelitian ini, j.enis-j^enis yang diteliti a- dalah S. .famaicensis, S» indica dan S. mutabilis. Sedang S. cayennensis tidak diteliti karena kesulitan untuk men- dapatkan aampel yang memadai disamping populasinya di In­ donesia yang hampir punah. Metoda yang digunakan untuk mempelajari taksonomi adalah pengamatan makroskopik yaitu dengan cara mempela - jiari habitus dan morfologi tumbuhan segar, serta pengama­ tan mikroakopik (anatomi - histologi) tumbuhan tersebut yang dibandingkan dengan uraian yang terdapat dalam pus - taka* Kemudian dipelaj'ari adanya golongan kandungan, yang dimaksudkan untuk mempelajari kaitannya dengan segi-segi taksonomi tumbuh-tumbuhan yang bersangkutan. Seeara singkat tujuan penelitian ini adalah : 1 - Mempelajari takaonomi S. iamaicensis, S. indica dan S.. mutabilis. yang meliputi klasifikasi, ciri-ciri morfologi dan anatomi tumbuh-tumbuhan tersebut,* . Mempelaj'ari golongan kandungan yang terdapat pada

  3. Mempelaj:ari hubungan antara taksonomi dengan go­ longan kandungan ketiga jenis Stachytarpheta tsb. Diharapkan agar penelitian ini bexmanfaat dalam bidang il- mu pengetahuan pada umumnya dan ilmu pengetahuan kefarma- sian pada khususnya.

  IL. I [C. • ►... t’O.'TAKAAN j AflKLANGGA" I £ a a A £ A, Y A

  BAB X TINJAUAJJ PUaiAKA. 1-* Tijniauan tentang taksonomi Stachytarpheta. • » Klasifikasi,

  1

  buh-tumbuhan dari suku Verbenaceae (1,3,16,17,21 , 2 9 h Suku Verbenaceae merupakan suku yang besar, kurang lebih terdiri dari 100 marga dan 3000 jenis ( 1 .

  6 ,

  31), dan beberapa diantaranya sudah dikenal seba - gai tumbuhan obat misalnya r marga Lantana (tembe— lekan, Jawa), Clerodendron (keji beling, Jawa),dan Vitex flegundi, Indonesia, Jawa, Sunda). Klasifikasi secara terperinci dari. Stachv t aroheta adalah sebagai berikut ( ) t

  30 Divisi r. Sjrermatophyta, (Anthophyta),

  Anak divisi : Angiospexmae (.Magnoliophytina), Kelas ; Dicotyledoneae (Magnoliatae), Anak kelas : Sympetalae tetracyclicae(Asteridae), Induk bangsa : Lamianae, Bangsa : Lamialesr Suku : Verbenaceae,

  4

  5 Marga r. Stachytarpheta. Jenis : . S* jamaiceaasis (L) Vahl.

  1 2* indica (L) Vahl.

  3. S-» mutabilis (Jacq) Vahl.

  4. Si. cayennensia. (L.C.Rich) Vahl. Menurut ENGLER dan DIELS (17), suku Varbenaceae teimasuk anak dari bangsa Tubiflorae yaitu : Ver— beni neae. Suku Verbenaceae dibagi-bagi lagi menjadi bebera­ pa anak suku dan puak (11,15)* Marga S tachyt anrhe— ta disini termasuk anak suku Verbenoideae, puak Lantaneae- Dari pembastaran keempat jtenis Stachytarpheta ter­ sebut. dapat menghasilkan beberapa jenis lain(

  1 , 3 )

  yaitu misalnya : S. debilis Dans. (S. cayennensis- - S-* indica). S. gracilis Dana. (S. cavennensis S. .Iamaicensis). S. speciosa Dans.. (S. .tamaicen - sis * S.. mutabilis) dan S. trimenii Re.ch* (S . in­ dica - S. mutabilis). Tumbuh-t.umbuhan marga Sta - chytarp-heta ini berasal dari benua Amerika (1,3 , 4,13,17,29) dan di luar negeri dikenal bebexapa jenis lagi selain keempat jenis diatas, yaitu : S.. angustiffolia (Mill) Vahl,, S . purpurea Greenm., S . sanguinea Mart..., S. lychnitis Mart, dan S. di-

  6 chotoma Vahl. (15,21-). 1*2* Habitus dan Morfologi. Tumbuh-tumbuhan dari suku Verbenaceae kebanyakan terdapat di daerah tropik dan subtropik* Umumnya berupa terna, perdu, jarang yang merupakan pohon dan beberapa merupakan tumbuhan menjalar. Batang - nya kebanyakan segi empat* Daun tunggal atau maje- muk, tanpa daun penumpu, dengan duduk daun berha - dapan atau dalam satu lingkaran (vertisilata)* Bu- Sganya merupakan bunga maj emuk yang tersusun dalam suatu. bulir, malai, bongkol atau korimbua* Bentuk umum bunga kebanyakan zigomorf, mempunyai lima he- lai tajiuk yang bergabung, berbibir dua, kelopak berjumlah lima dan gabung*- Benang ari empat atau

  3

  lima buah dan putiknya dua buah yang mempunyai ba- kal buah dengan kedudukan menumpang.. Buahnya bisa .berupa buah batu, nuks,. baka dan j arang yang ber — bentuk kapsul (.1,11,16,17,25,29,31,35)* Stachytarpheta tumbuh di dataran rendah sampai ke^- tinggian 1650 m.. diatas pennukaan air laut (1,3). Di Pulau Jawa dan Madura banyak terdapat. di tepi — tepi sawah, padang rumput, hutan belukar, tepi su- ngai, bekas tanah pertanian yang tak terpakai dan di tepi—tepi jalan atau rumah sebagai semak belu - kar atau tanaman hias (1,13,29)*

  7 Tumbuh— tumbuhan ini berupa rumput—rumputan yang te­ gak atau perdu yang rendah, dengan tinggi mencapai 0,5 sampai 3 m. (1,4,8,13,29). Daun letaknya berhadapan, berbentuk bulat, jo-rong atau bulat panjang, tepi daun beringgit—bergerigi , ujung daun meruncing tumpul atau meruncing taj'am pendek. (obtusus-akutus), ukuran panjang cm.,

  2 - 1 5

  lebar cm. , tulang-tulang daun menonjol diper-

  1 . - 8

  mukaan, pangkal daun menyempit sedikit demi sedikit, ada yang berwarna hijau tua dan ada yang hijau te- rang dengan permukaan daun berkerut, rata dan ada yang berrambut. Tangkai daun panjang(1,3,4,8,13,29). Bunga ters.usun dalam suatu bulir panjang meruncing berukuran sampai cm,, daun pelindung persis-

  15

  1.00

  ten (tetap tinggal), kelopak seperti pipa sempit , gabung di bagian bawahnya, tabung berdinding tipis, bergigi 4 — 5, pendek dan runcing. Daun tajuk bunga berjumlah lima, lebar, tabung tajuk sempit dan ber- bulu di bagian dalamnya. Benang sari menempel di sebelah atas dari tabung tajuk, fertil (dua buah ) dan staminodia (dua buah atau tidak ada). Bakal bu­ ah mempunyai dua sel, tiap-tlap sel terdiri dari dua buah bakal biji. Tangkai putik cukup panjang dan kepala putiknya besar. Warna bunga bermacam - macam ada yang merah, ungu kebiruan, ungu terang dan putih..

  8 Dalam satu. bulir bunga mekar dari pangkal ke ujung secara beruntun (rasemosa), beberapa bunga mekar secara bersamaan dan akan rontok setelah mekar se- hari, umumnya mekar pada pagi hari dan gugur pada sore, hari (V,3*4,8,1.3*29). Buahnya berupa buah kotak (kapsul), mempunyai pa — ruh, pada waktu masak pecah menjadi dua kendaga(ru- ang) dan berbiji dua* Buah terbungkus oleh kelopak yang agak menggembung, bentuknya bulat, panjang de­ ngan panjang meneapai 3,5 sampai 6,5 cm. (1,4,29). Tumbuh-tumbuhan marga Stachytarpheta dapat disebar luaskan dengan bij'inya dan dapat juga dengan cara mencangkuk atau setek ( ).

  3 1.3. Anatomi — Histologi.

  Daun S » sanguinea Mart , mempunyai rambut, penutup yang bengkok dan tanpa keienjar. Permukaan daun dan .tangkai daun tumbuh-tumbuhan marga Stachytarpheta mempunyai sisik keienjar ( ).

  2 1

  Stomata terdapat pada kedua belah permukaan daun , yaitu. pada epidermis atas dan bawah, tetapi ada ju­ ga yang terdapat hanya pada epidermis bawah. Tip© stomata kebanyakan diasitik, hanya beberapa jenis yang mempunyai tipe parasitik dan anomositik. Sto­ mata pada epidermis atas dari beberapa jenis Sta - chytarpheta tersusun dalam kelompok-kelompok ( 2 1 ).

  Pada mesofil daun, jaringan tiang (palisade) ada yang terdiri dari satu lapis sel dan ada yang ter­ diri dari beberapa lapis sel. Ikatan pembuluhnya baik yang besar maupun yang kecil ada yang dikeli- lingi oleh sklerenkim dan pada beberapa jenis ti­ dak dijumpai adanya sklerenkim pada ikatan pembu­ luhnya. Pada S. lychnitis Mart, dijumpai adanya kristal bentuk prisma yang besar dan kecil ( 2 1 ). Irisan melintang batang yang masih muda dari tum­ buh-tumbuhan suku Verbenaceae umumnya berbentuk segi empat atau poligonal. Kadang-kadang dijumpai adanya gabus pada lapisan paling luar (

  2 1 ).

Tin.jauan tentang kandungan. Kandungan tumbuh-tumbuhan dari suku Verbenaceae yang sudah diketahui antara lain : minyak atsiri, saponin, tanin, kinon, iridoid, alkaloid, flavonoid dan bahan- bahan mineral seperti SiO^ dan CaCO^ , serta bahan- bahan lainnya seperti amin dan asam amino ( 1

  1 ).

  Dari sebuah penelitian yang dilakukan terhadap tana - man obat. yang terdapat di Karibia dan Amerika Latin , ditemukan bahwa S. .iamaicensis Vahl. mengandung gli­ kosida stachytarphine dan suatu alkaloid (

  23 ).

  GRESHQEF menemukan suatu glukosida didalam S. indica- Vahl. (13). Menurut O.de A. COSTA (tahun 1962), daun S. jamaicen-

  1 0

  si a- (L) Vahl* mengandung banyak sekali asam kat'eat a- tau asam klorogenat (4*1-1)» DUHAKD e.t. al. (tahun 1.962) mengemukakan bahwa daun S, .Iamaicensis. Vahl. yang tumbuh di India mengandung asam ff-amino. butirat dan dopamin ( , ).

  4

  11 E.H.S. FONG et al. (tahun 1972) menemukan adanya alka­

  loid tersier dan kuartemer dalam bentuk basanya pada marga Stachytarpheta dan beberapa marga dari suku Ver- benaceae ( 11 ). Pada daun S.. .iamaicensis yang terdapat di Madagaskar ditemukan adanya kolin,. suatu iridoid, asam-asam feno- lat, suatu asam klorogenat, tanin katekin, flavonoid dari senyawa golongan flavon terutama glikoronida dari -iiidroksi luteolol dan luteolol serta suatu glikuro -

  6

  nida dari apigenol sebagai komponen yang lebih kecil (. 4 ). Sedang pada penelitian pendahuluan yang dilakukan tex- hadap tumbuhan Stachytarpheta. menunjukkan bahwa ma — sing-masing bagian tumbuhan tidak mengandung alkaloid, kinon dan glikosida ECU'. Pada akaraya didapatkan ada - nya jejak saponin. Dalam penunjukan adanya poli-fenol, masing-masing bagian tumbuhan mengandung tanin katekin dan tidak mengandung antosianin, leukoantosianin serta katekol. Iridoid ditemukan pada semua bagian tumbuhan sedang flavonoid hanya ditemukan dalam daun ( ).

  4

  11 J. GrAHNIilR mengemukakan bahwa 3. cayennensis(Rich)Vahl.

  dan S. mutabilis Vahl* mengandung suatu iridoid yang disebut ipolamiid, yang struktumya ditetapkan dengan menggunakan spektrum H M . Ipolamiid juga berhasil dii- solasi dari S. indica Vahl* yang berasal dari Thailand. Ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa marga Sta- chytarpheta tidak mengandung verbenalosid tetapi me - ngandung ipolamiid (8)* Sebuah penelitian yang dilakukan oleh P. KOOHvIAN ter - hadap adanya glikosida iridoid pada suku Verbenaceae , disebutkan bahwa pada bagian—bagian vegetatif dan biji dari beberapa jenis Stachytarpheta mengandung glikosi­ da iridoid yang disebut. ipolamiid (15). *. , . u.

  r a n

  U a ,.V,;. u : . a i i o a n g C v A B A Y A Ruraus struktur ipolamiid

  12 o 9 ° . C H 3

  c h

  5 o — 9 l u k Rumus struktur verbenalosid 3. Manfaat Stachytarpheta sebagai obat tradisional. Beberapa buku dan sumber berita lain menyebutkan bahwa tumbuh—tumbuhan Stachytarpheta bermanfaat' sebagai obat tradisional (4,8,13,2.3,27,3:3). S» .iamaicensis (L) Vahl. dengan nama daerah biron, ka- ■romenal, sekar laru, jarong, ngadi renggo (Jawa) dan jarong (Sunda) adalah jenis yang paling banyak dikenal oleh masyarakat pada saat ini sebagai obat tradisional 03>29). Jenis inilah yang pada umuronya disebut dengan ,!pecut kuda". Dekok tumbuhan ini sudah sangat dikenal di Karibia dan Amerika Latin sebagai emetikum, purgativum, emenagogum,

  13 galaktagogum, anti piretikum, obat cacing dan dapat me- nyembuhkan diare, gangguan hati serta untuk pengobatan penyakit. raja singa dan kencing nanah- Selain itu de - koknya atau air perasannya juga dapat digunakan untuk obat luar pada luka, bisul, erisipelas, biang keringat, eksim dan penyakit kulit. lainnya.. Daunnya yang dike - ringkan di Eropa dikenal sebagai "teh Brasilia" dan juga digunakan untuk memalsukan teh (23). Tumbuhan ini juga sudah terkenal sebagai obat di ba - nyak negara, yaitu untuk tonikum, anti rematik dan o- bat demanu Akaraya digunakan sebagai obat cacing, erne- nagogum dan abortivum. Di negara India digunakan seba­ gai obat luar, anti inflamatori pada borok dan juga untuk pengobatan disentri, sedang di negara Nigeria di­ gunakan sebagai obat cacing dan juga obat disentri . Bahkan di daerah Amerika tropik tumbuhan ini dipakai sebagai anti kangker ( ).

  bagai obat tradisional umumnya digunakan untuk menyem- buhkan penyakit hati dan rematik (27)# Di negara kita sendiri pada saat ini dikenal sebagai obat sakit tenggorokan seperti radang tenggorokan atau dalam bahasa Jawa sering disebut "pancingen1* dan dif - teri (33). Bahkan penulis sendiri pernah menggunakannya sebagai

  H obat batuk yang disertai dengan suara parau, dengan ca- ra merebus. beberapa helai atau segenggam daun pecut ku- da dengan dua gelas air dan ditambah gula batu sebesar kurang lebih. setengah ibu Jari, kemudian air rebusannya diminum tiga kali unt.uk satu hari. S. indica (I») Vahl..,. S.. mutabilis (Jacq.) Vahl. dan S.ca­ yennensis (L.C.Rich) Vahl. juga digunakan sebagai obat tradisional baik di. Indonesia maupun di luar negari te- tapi kurang dikenal dibanding S.. .iamaicensis. Menurut catatan SCHEFF&R, S. indica yang mempunyai nama daerah. ngadi rengga, jarong, gajihan (Jawa), jarong le- laki, jiarong (Sunda) dan rum jarum (Madura) akarnya di- pakai untuk mengobati penyakit kencing nanah, sedangkan seduan daunnya yang dicampur dengan adas pulasari digu­ nakan untuk pengobatan berak yang bercampur darah dan mungkin jiuga berkhasiat terhadap keringat. Kegunaan la­ in sebagai obat tradisional ada kemungkinan sama dengan 3. iamaicensis (13)- KXOFPENBURG-. menyebutkan bahwa rebusan daun S. mutabilis yang dicampur dengan daun sambang colok (Aerva sangui - nolenta) diminum untuk mengobati haid yang tidak tera — tur dan disertai rasa sakit serta dapat juga dipakai se­ bagai penggugur kandungan* Tumbuhan ini mempiinyai nama daeraii laler mengeng, remek getih (Jawa), ki meurit be- ureum CSunda) dan jarongan (Jakarta). Menurut catatan

  15 SCHEFFER, daun ki meurit. beureum ini juga dapat dipa - kai untuk mengobati luka yang bengkak dan bernanahrya- itu dengan eara digerus dengan kapur (13). Jenis; lain yang terdapat di Indonesia adalah. S» cayen- nensis akan tetapi pada saat ini sudah hampir tidak dikenal lagi karena populasinya yang hampir punah dan kegunaannya sebagai obat, tradisional juga hampir tidak diketahui, kecuali. suku Indian Oyampis. di Amerika yang menggunakannya sebagai obat sakit perut dalam bentuk infus (8).

  BAHAN HART METQUA PENELITIAN t •« Bahan. dan metoda •penelitian. taksonomi > t. 1,. Bahan penelitian taksonomi*. Bahan yang digunakan untuk penelitian taksonomi a— dalah seluruh tumbuhan segar yang sedang berbunga dari S„ .iamaicensis (L) Vahl., S. indica (L) Vahl. dan S.. mutabilis (Jacq) Vahl. yang tumbuh di Kebun Raya Purwodadi, Jawa Timur. t»2* Cara penelitian taksonomi. Penelitian taksonomi dilakukan dengan cara : 1.2*1... Pengamatan makroskopik. Pengamatan makroskopik dilakukan dengan cara mempelajari habitus dan morfologi tumbuhan sag­ gar yang meliputi bagian-bagian luar dari tum­ buhan yaitu : alat—alat hara, alat-alat pern- biakan dan alat-alat tambahan. 1*2.2. Pengamatan mikroskopik. Pengamatan mikroskopik dilakukan dengan mem­ pelajari anatomi — histologi tumbuhan segar. Sediaan mikroskopik yang diamati adalah :

  BA B XX

1 6

  17 irisan melintang akar, irisan melintang ba­ tang, irisan melintang daun melalui ibu tu- lang daun, irisan melintang daun tidak mela­ lui ibu tulang, daun, sayatan membujur epi - dermis atas daun dan sayatan membujur epi - dermis bawah daun. Pengamatan makroskopik dan mikroskopik tersebut diban- dingkan dengan uraian yang terdapat dalam pustaka. 2- Bahan dan metoda penelitian kandungan.

  2.1. Bahan penelitian kandungan. Bahan yang digunakan untuk penelitian kandungan a- dalah daun dari ketiga jenis Stachytarpheta terse­ but dimuka yang diambil di Surabaya, Kebun Raya Purwodadi dan sekitarnya (Jawa Timur) pada bulan Februari-Maret 1983- Xdentifikasi (. de.terminasi ) dilakukan dengan kunci determinasi (Backer , Van Steenis) dam demean membandingkan terhadap c.ontoh yang diambil dari Kebun Haya Purwodadi. Daun diam­ bil dari tumbuh—tumbuhan yang sedang berbunga. Pe- ngambilan daun dilakukan secara acak yaitu dari daun yang, muda sampai daun yang tua dari beberapa pohon pada tiap jenisnya* Pengeringan bahan dila - kukan dengan cara diangin-anginkan di udara terbu- ka yang terlindung dari sinar matahari langsung ,

  • * kemudian dilanjutkan dengan pengeringan mengguna —

  18 lean almari pengering yang suhunya diatur tidak le­ bih dari 40° C. Setelah itu dilakukan penyerbukan dengan cara diturabuk dan diayak dengan ayakan 4/18 ( 20 ).

  2.2. Cara penelitian kandungan. Penelitian kandungan dilakukan dengan menyari ser­ buk bahan menggunakan etanol 80$. Penyarian bahan dilakukan dengan cara refluks. Selanjutnya dilaku­ kan penelitian kandungan misalnya dengan reaksi warna, pengendapan dan kromatografi (24,26). 2.2.1* Reaksi warna dan pengendapan. Untuk penunjukan adanya alkaloid dilakukan dengan pereaksi-pereaksi Mayer, Wagner, Bou— chardat dan Hragendorff (7,.20,24,26). Se - dangkan flavonoid dilakukan dengan Mg - MCI (7,20,24,26). Glikosida antrakinon dengan Borntrager dan Modifikasi Borntrager (7 ,20, 24,26). Untuk glikosida jantung dilakukan de­ ngan Keller-Kiliani dan Baljet (24). Sedang­ kan glikosida sianhidrin dengan pereaksi Gu- ignard (7,24,26). Penunjukan adanya saponin dilakukan dengan pembentukan buih dan Lie- bermann—Burchard serta Salkowski ( 7 , 20 , 24 ,.26). Penunjukan adanya tanin dan senyawa poli-fenol dilakukan deftgan pereaksi-pereak-

  19 si Gelatin - gar am gelatin dan Besi(UI)klo- rida (7,24,26)* Sedangkan adanya iridoid di- tunjukkan dengan pereaksi Tjrim-Hill (1.0,14)*

  2.2.2. Pemeriksaan dengan kromatografi lapisan ti - Pemeriksaan dengan kromatografi lapisan ti - pis dilakukan terhadap golongan kandungan alkaloid (24,26), flavonoid (10,19,24,26,28), glikosida antrakinon (24,26), glikosida jan­ tung (24,26), saponin (1.9,24,26) dan minyak atsiri (20,24).

  2.2.3. Pemeriksaan dengan kromatografi kertas. Pemeriksaan dengan kromatografi kertas dila­ kukan terhadap golongan kandungan flavonoid (.4,18,19) dan iridoid (10,1.5).

  B A B I I I

  PISLAffSAKAAN M U HASIL EEJSEILI'EIAN 1.. Penelitian taksonomi. 1.1o Pengamatan makroskopik (tabel 1 1. Pengamatan makroskopik dilakukan untuk mengetahui ciri-ciri mor£ologi tumbuhan S. Iamaicensis.( 1 ) . Vahl., S. indica (1) Vahl. dan S. mutabilis (Jacq.) Vahl. Pengamatan makroskopik ini meliputi : habi­ tus,. alat-alat hara,. alat-alat pembiakan dan alat alat tambahan. Alat-alat hara yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan Stachytarpheta tersebut adalah ; akar, batang, daun dan kuncup, sedang alat - alat pembiakannya terdiri dari : bunga, buah- dan biji. Tumbuh-tumbuhan tersebut tidak memiliki alat-alat tambahan. Data yang didapatkan dari hasil pengamatan makros­ kopik adalah sebagai berikut : 1 „1.1. Habitus. Ketiga jenis Stachytarpheta tersebut merupa - kan semak atau perdu yang tumbuh liar.. Tinggi ketiga tumbuh-tumbuhan tersebut berbeda yaitu:

  2 0

M I LI K

  PERPUiTAKAAN *UNIVERSITAS airlangga*

  S U R A B A Y A

  Perdu, tegak, tinggi 1,5-2 ra., cabang, ranting tumbuh berhadapan, daun tunggal berhadapan.

  Gambar 2 : Habitus dari o» indica. Perdu, rebah, tinggi 0,5 - 1 m. Cabang, ranting tumbuh berhadapan. Daun tunggal berhadapan. Bunga ungu pucat.

  G-ambar 3 : Habitus dari S. mutabilis. Perdu, tegak, tinggi 2,5-3 m. Cabang, ranting turabuh 'berhadapan, Daun tunggal berhadapan.

  24 S.'« .famaicensis merupakan perdu tegak yang tingginya mencapai 2 m. (gambar 1), S . indi­ ca adalah. yang terendah diantara ketiga je­ nis tersebut, merupakan perdu yang rebah se- hingga hampir menyerupai rumput-rumputan a- tau terna dan tingginya hanya mencapai 1 m. (gambar 2). Sedang yang tertinggi adalah S. mutabilis, berupa perdu tegak dengan ting­ gi yang dapat mencapai 3 nw (gambar 3).

  1.1.2. Akar. Akar dari ketiga jenis tumbuh-tumbuhan ter— sebut. merupakan akar tunggang yang bercabang. Batang akar sangat panjang dengan akar ca - bang yang aukup panjang*

  1.1.3. Batang, Secara umum penampang batang ketiga jienis Stachytarpheta tersebut berbentuk segi empat terutama batang yang masih muda, cabang dan ranting. Adapun perbeclaannya adalah sebagai berikut : S. .ilamaicensis. bila dilihat mulai dari ujung sampai ke; pangkal, maka penampang batangnya mengalami perubahan bentuk secara bertahap yaitu dari empat persegi panjang a- tau bujur sangkar sampai menjadi bulat. Ba­ tang tumbuhan ini kaku, permukaannya kasap-

  25 dan ‘berwarna hijau atau hijau kecoklatan pa­ da bagian yang sudah tua. Arah tumbuhnya te- gak sedang cabang dan ranting condong keatas. Cabang atau ranting selalu tumbuh berpasang— an dalam. kedudukan berhadapan. S. indica. penampang batangnya Juga mertgala- mi perubahan bentuk seperti S. .iamaicensis , tetapi tumbuhan ini mempunyai batang yang lebih lunak sehingga tidak dapat berdiri te- gak atau rebah ke tanah. Batangnya yang ma- sih muda berwarna hijau dan yang sudah; tua berwarna kecoklatan. Permukaannya licin dan lunak. Batangnya juga tumbuh tegak sedang ca­ bang dan ranting condong keatas* Karena ba­ tangnya yang lunak dan selalu rebah. ke tanah, maka tumbuhan ini tampak seperti tumbuhan menjalar yang menyebar di atas tanah* S.. mutabilis berbeda dengan kedua jenis di - atas., tumbuhan ini mempunyai batang pangkal yang berbentuk bulat, aukup besar dan kokoh. Cabang dan ranting mempunyai penampang ber­ bentuk segi empat yang t.egas. Berwarna hijiau abu-abu pada bagian yang masih muda sedang yang sudah tua berwarna coklat. Dibandingkan dengan kedua jenis diatas, batang tumbuhan

  26 ini adalah yang paling kaku, sangat keras dan mempunyai permukaan yang kasap berrambut.Arah tumbuh batang tegak sedang cabang dan ranting c.ondong keatas. 1•1.4. Daun. Merupakan daun tunggal yang tidak lengkap ka­ rena hanya terdiri dari tangkai daun dan he­ lai daun* Tangkai daunnya amat pendek, mempu­ nyai tulang daun menyirip dan letak daun pada tiap buku dari batang berhadapan. Perbedaan ketiga jenis Stachytarpheta tersebut terletak pada helai daunnya, yaitu : S. .iamaicensis: mempunyai bangun umum berbentuk bulat telur dengan panjang 3 - 13,5 cm. sedang l e b a m y a 2,5 - 7,5 cm. Tepi daun bergerigi-beringgit , dengan ujung meruncing pendek dan pangkal me*- runcing. Mempunyai permukaan yang berkerut dan agak mengkilap. Tulang—tulang cabang dan urat urat daun tampak menonjol ke. permukaan teru - tama pada permukaan sebelah bawah*. Permukaan sebelah atas berwarna hijau tua sedang sebe­ lah bawahnya berwarna hijau pucat. Daging da­ un agak tebal sehingga daun tampak lebih kaku (gambar 4). S. indica mempunyai bangun umum berbentuk jo-

  27 rong sampai bulat-panjang. Panjang helai da­ un antara 3 - 1 4 cm. sedang l e b a m y a 2 — 6,5 cm. Tepinya kebanyakan beringgit meskipun ka- dang-kadang agak bergerigi. Ujung helai turn- pul-membulat sedang pangkalnya meruncing.Da- ging daun tipis, sangat lunak sehingga tepi helai kadang-kadang menggulung ke atas dan berwarna hijau • Tulang-tulang cabang tampak lebih halus dan tidak begitu menonjol, urat- urat daun sangat halus dan hampir tidak tam­ pak di permukaan sehingga helai daun mempu - nyai permukaan yang lebih halus, agak rata atau sedikit berkerut, licin dan agak meng - kilap (gambar 5)» Bangun umum helai daun S.. mutabilis seperti S. iamaicensis yaitu berbentuk bulat telur tetapi mempunyai ukuran yang lebih besar . Panjangnya 5 — 20 cm. sedang l e b a m y a menca- pai 12 cm. Tepi helai daun pada umumnya ber­ inggit, ujungnya*kebanyakan tumpul, kadang agak runcing dan pangkalnya meruncing* Tu - lang-tulang cabang dan urat-urat daun terli- hat menonjol di permukaan terutama permukaan sebelah bawah sehingga helai daun mempunyai permukaan berkerut. Kedua belah permukaan -

  Pt .^1,1 \K. \AN "UNIV. is:. AS AIRLANGGA*

  V L,' A B A V A Berbentuk bulat telur* P : 3-13,5 cm. , 1 : 2,5-7,5 cm. Permukaan berkerut, agak mengkilap Ujung meruncing pendek. Ttepi bergerigi-beringgit. Pangkal meruncing.

  29 Berbentuk jorong-bulat panjang. p : 3— 13*5 cm. , 1 : 2-6,5 cm. Permukaan agak rata, licin. Ujung tumpul-membulat. Tepi beringgit. Pangkal meruncing.

  30 G-ambar 6 : Daun S. mutabilis. Berbentuk bulat telur. p : 3-20 era. , 1 : 2,5-12 cm. Permukaan berkerut, berrambut halus. Ujung tumpul-agak runcing. Tepi beringgit. Pangkal meruncing.

  31 tersebut tertutup oleh rambut yang halus. Da- ging daun agak tebal dan berwarna hijau te - rang atau kadang-kadang hijau kotor pada per­ mukaan sebelah atas sedang sebelah bawahnya berwarna hijau pucat (gambar 6). S.- indica mempunyai tangkai daun yang lebih panjang dan lebih lunak jika dibandingkan de- ngara kedua jenis lainnya. Tangkai daun S.. mu­ tabilis permukaannya tertutup oleh rambut yang halus. Ibu tulang daun dari daun S. indica sering berwarna ungu. Warna ungu ini terdapat pada permukaan sebelah atas, dari pangkal ibu tu­ lang daun sampai pertengahan* Hal ini dijum - pai terutama pada tumbuhan yang sedang berbu­ nga dan hanya pada daun yang terdapat diseki- tar ujung tanaman yaitu daun-daun yang dekat dengan bunga. Warna ungu ini juga sering dijumpai pada pang­ kal tangkai daun dan ketiak daun dalam keada- an yang sama. 1.1*5. Kuncup, Kuncup yang terdapat pada ketiga jenis Sta - chytarpheta tersebut merupakan kuncup tumbuh yang tertutup oleh daun pelindung. Kuncup ini

  32 bisa terdapat. pada ujung batang, ujung cabang atau ujung ranting yang akan tumbuh menjadi daun-daun dan cabang-cabang atau menjadi bu­ nga, sedang kuncup yang terdapat pada kedua belah: ketiak daun dari dua helai daun yang du- duk berhadapan akan tumbuh menjadi daun— daun dan cabang-cabang saja. Selain itu bisa juga terdapat pada bekas cabang, ranting atau daun yang telah gugur.

  1 . 1 . 6 . Bunga.