Studi Kandungan Stereoid Buah Solanum Mammosum L Repository - UNAIR REPOSITORY

  v a . K i / v S o r 4 M '

  SUOTI KAiJDUilGMT S X E f e l B BOAH SOLAliUM MAMMDSUH L S»IPSI m m diuuat unauK nrai tucas akhir MENCAP/I CIXAJI SAfiJANA FAfiMASI

  PAPA FAKULfiS FARI

  IASI a i r l a u g g a uxxvLksmff

  1 9 ______

  6

  6 M L K.

  1

  1 PERPUSTAKAAN

  • universipas

   AIRLANOOA*

  S U r | a B A Y A

  oliH

X..DrfA*Al*X fACARXA’

  4

  05?aifll77 Dlaetujul p*ablmblng

  0^*1

  v a . K i / v S o r 4 M '

  SUOTI KAiJDUilGMT S X E f e l B BOAH SOLAliUM MAMMDSUH L S»IPSI m m diuuat unauK nrai tucas akhir MENCAP/I CIXAJI SAfiJANA FAfiMASI

  PAPA FAKULfiS FARI

  IASI a i r l a u g g a uxxvLksmff

  1 9 ______

  6

  6 M L K.

  1

  1 PERPUSTAKAAN

  • universipas

   AIRLANOOA*

  S U r | a B A Y A

  oliH

X..DrfA*Al*X fACARXA’

  4

  05?aifll77 Dlaetujul p*ablmblng

  0^*1

  PRAiCAIA Ata6 terselesaikannya tugas menyueun ekripei , yang merupakan kewajiban terakhir eebagai syarat untuk mendapaj. kan gelar Sarjana Faraasi d± Fakultas Farmasl Unlvereitas Airlangga , saya menanjatkan puji eyukur kehadirat Tuhan Yang Maha Eca , Skripsi Ini bcrjudul ; STUDI KANDUHGAU STEROID BUAH

  S D M S m MftBHQfflM L .

  Pada kesempa can ini saya mengucapkan terlraa kasih yang sebo car-be earnya kepada : 1* Bapak Prof.DrPSutarjadi , yang telah memberikan biobin£ an dan pengarahan dalam penyelesaian ekripci ini • 2, Bapak Dr^Gimawan Indrayanto » yang Juga telah nenbori- kan bimbingan t pengarahan 9 ssran-caran canpai sclesai nya ekripci ini * 3* Ketua Jurusan Biologi Farmaei Fakultas Farmasi Univer- aitas Airlangga yang telah menberikan bantuan , sorta fasilitae yang oangat raenunjang dalara penyelesaian ekrijj si ini ♦

  4. Para Staf Pengajar Jurusan Biologi Farnaci Fakultas Fax raasi Universitas Airlangga yang telah mcraberikan bantu­ an dan saran-scr&n yang aaat berguna dslam penyelesaian skripei ini -

  5. Para karyavron Jurusan Biologi Farnaci Fakultas Farnaci Univeroitas Airlangga , rokan-rekan mahasisvra dan juga sonua pihak yang telah meinbantu dalan penyelesaian

  iii skripsi ini . Kepada ayah , ibu dan saudara - eaudaraku seraua * eaya ucapkan terima kasih atae doa rostunya , bantuan ser- ta dorongan noril yang diberikan eelama eaya raenyeleeai*- kan ekripsi ini * Semoga skripsi ini berguna untuk ilmu pengetahuan dan semoga Tuhan Yang Maha Eea melimpahkan rahmat dan ba- lasanNya atas segala kebaikan dan bantuan yang telah di- berikan Surabaya, Oktober 1986 saya

  BAFTAR ISI halamn PRAKATA.................. ...... ........ ...... .11 DAFTAR IS! . . . * . * * * * * * * * ............ .IV » DAFTAR TABEL .... ........ vi DAFTAR GAHBAR .... *..... ..... ..... ........ vlli D O T R LAMPIRAH ............ ***********.......... .ix PEHDAHULUAN ..... X BAB

  1.1. Bahan penolitian ............ .......17 1.2* Bahan klaia

  2 .

  18 2.3* Pelakasanaan ekatraksl ••••••••••**. 19

  2.2. Cara ekotraksl

  2.X. Penylapan bahan peneXltlan •«,..»,** 18

  18

  2. Cara ker,1a

  17

  17 1^3* Alct - alat

  17

  I. TIHJAUAII PUSTAKA ....... ............... .3 1« Tin jauan nengextai tanunan Solanua ... 3 2. Morfologi taneman Solanua ajsianogma L .

  1. Bahan pcnelitlan , b h a n klaia dan air.t - olat

  II. BAR- IT DAW METOPE PENELITIAN ..... ........17

  . Tinjauan oengenai etercid *,«..•«...** 10

  6

  9

  3 . Kronatografi koloa .... ......

  7

  3. Sictoaatika tanaaan golrnum m sm z a a m L 7 if. Kromatografl laplsan tlpli? «*...•*•**•

  6

  4 . Ujl kromatografi lapiann tlpio .....

  V

  haloaan untuk okstrak boasin

  £1

  • * * Rekrictalioaal sat haeil kroaatocra-
  • * Pcmicahan akotral; bensln ... *

  2

  5

  22

  • * fl koloa ....... .................. .

  2

  6

  23 Krcmatografi lapciean tlple z n t h a s U krictallcasi 2 k

  2,7*1*2* IJeakci warna rcit ho oil kristeli-

  Z k

  eaoi * * . Kron&togr&fl laplsan tipio sat

  2

  7

  2

  ekotrak asoton ........ ••...*••*•*

  24

  • * . * Kromatografi lo^ican tipio ©ks-

  2

  7

  3

  trak klorofora ••**»..»«».»••«.*•»* 25

  III* BASIL PEIJELITIAtf I!?

  XV. HBKBML'.SAH ......... ....... 43

  V. KESIHPULfiN ....... ...... ............... k ?

  S h i m

  VI. SARAH - ....... ............... .4B

  VII. SXSGKASAH ....... ............ *....... . 49 PAJ?TAR PUSTAK/..... ........... ........ ...... 50

  33

   Hasil K.L.T* ekstrak klorofora dengan fasa gerak kloroform : etil asetat a

  dengan fasa'gerak kloroform i metanol = 95

  33 IX t Hsail E*L#T* ekstrak kloroform

  dengan fasa gerak kloroform ; metanol = 95 s 5 #*#**•**«••**«•»

  32 VIII : Hasil K.L#T. ekstrak klorofora

  9 s .

  dengan fasa gerai; klorofora s etil asetat =

  32 VII : Hasil KtL«T* ekstrak kloroform

  1

   5

  9

  x

  Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel

  VI

  fasa gerak kloroform : etil asetat;: 9 : 1 ......... .............. . 30

  29 V : Hasil K*L*T* ekstrak aseton dengan

  2 ....... .... .... ....... .

  :

  8

  IV i Hasil K*L*T« ekstrak aseton dengan fasa gerak n-heksana s etil asctat=

  caoi ekstrak bensin ..*«*..****** 28

  27 III : Hasil K.L.T. zat hasil rekristali

  12 II : Hasil kromatografi lapisan tipis ekstrak bensin •*•**«*««,,.... . .

  DAFTAR TABEL halaman I : Penggolongan steroid berdasarkan kerangka molekul induknya .... .

  • •****»*«•••••
    • * 5

  ,

  10

  • * ^bbol X : n^iail rnkel tjornr; clicfcsv^ fcloroforn porcDlrol Liobcrcrnn - n&rcliara

  Sslfcorcfet fen Drr^cMorff ••••••••»* 3 k Vii

  D.AFTAR GAMB/iR halaman

  I t

   Gambar 1 : struktur molekul Inti stcr&lti

  11

  2. Gambar 2 : fitruktur molekul kolestcrol * orgosterol dan sitosterol .**»»**•

  13

  3* Gambar 3 Penggolongan steroid menurut

  • * cabangnya ....... ...... ***•*•*•• 15

  4* Gaiabar 4 : BioGintecic eolasodin • ........16

  % Gambar 5 Skema cara ekstraksi .... . 19 *

  6* Gambar 6

  2 Kroaatograra ekstrak bensin sebelum dilakukan kromatografi k o l o m ..... *..,,.......... .

  35 7* Gambar 7 : Kromatogram basil rekristalisaei ekstrak bonsin ........... ...... 37 8* Gambar 3 : Kromatogram ekstrak asoton yang tidak dihidrolisa dan yang di - hidrolisa .......38 9, Gambar 9 = Kroniatogram ekstrak kloroform *. * * 39

  10. Qombar 10 ; Kromatogram ekstrak klorofora . * * *

  40

  11. Gambar 11 : Kromatogram ekstrak kloroform **** 12* Gambar 12 : Kronatogram ekstrak kloroform ,*+*

  42

  viil

  DAFTAR LAMPIRAN halaman Lampiran 1 : Biosintesis steroid..........

  .53

  PENDAHULUAN Steroid aorupakan suatu eenyawa yang terdapat di alam yaitu dalam tanaaan dan hewan * Pada dewaea Ini pe- makaian obat - obat steroid di seluruh dunia meningkat f termasuk pomakaian golongan horraOn steroid sebagai kon- trasepsl oral * Hal ini berkaitan dengan bertambahnya jumlah penduduk di seluruh dunia ( > if ) .

  9

  2 Pemakaian obat - obat steroid ada beberapa macam

  sesuai dengan tujuannya antara lain golongan kortikoste- roid berguna untuk anti inflamasi , anti reraatik » dan anti alorgi , progeeteron dan estradiol berguna untuk kontrasopsi , testosteron untuk pengobatan kanker payu- dara dan untuk hipotensi < ) # sodangkan golongan ste­

  5

  rol misalnya sitosterol dapat digunakcn untuk menurunkan kadar kolesterol ( ) *

23 Memperhatikan kebutuhan obat - obat golongan ste­

  roid yang terus meningkat ini , terutana kebutuhan obat yang mengandung hormon steroid untuk kontrasepsi t maka porlu didapat bahan baku untuk mensintesis obat - obat golongan cteroid untuk masa yang akan datang • Selama ini

  2 k

  bahan baku didapat dari suober nabati dan hewani ( ) * \ Tuabuh - tumbuhan yang tuabuh subur di Indonesia , yang mompunyai iklim troplk antara lain beberapa jenis Sola nun • Di Indonesia diketahui beberapa jenis Solatia

  2

  beracun , tetapi cebagion dapat berguna untuk obat di daerah tertentu * Sodangkan beberapa Xiteratur nonunjukkan bahwa k t ndungan jonis Solonun adulah oolaoodin •

  Z o lc jiu m mnmmamim L norupakan eclch satu jcnio £fl>-

  liilUia yang tuabuh eubur dl Indonesia , biosanya tuznbuh secara liar di ltdang * Ind-ng f di tepi jclr n atau di- tanaa dihalunan eebagai tanaor=n hiaa ( 16 ) * Buchnya serins dloxabiX dan digunokm eebagal hiaean yang dirang - kai dengan bunga - bunga » Heakipun tanars n ftolanua aaranoaufl I# banyak tuo- .buh dl Indonesia , tetapl penelitian toengenal &-ndungan steroid lain maeih belum dll&porkcn * Kandungan yang Be­ ring dltelltl adalth solasodinnya v kandungan eoXasodln paling banyak borada dl buab • Pada oaat tertentu kadar eolaeodin Ini akan mencapal o^kslmusi , Ueaudian akan mo- nurun kcmbali • Juga bolua cde yang taolaporknn mongenai nokoniamo terjadlnya perubahr.n tadi ( ) •

  25 Scbagai Icngk&h aval untuk nengetahui jrlur bio -

  sinteslsnya , oaka porlu dilakukan studi kandungan ate *

  W J M O m

  roid I*, in yang terdapat p-dc buah galfiflM Dalcn penelitian ini untuk lacndotekei kindungan steroid digunakan aetode kronetografi Ic.plson tipis dan renkoi ^ m a »

  TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan aengenai tanaman Solanum .

  Tanaman jenis Solanum raerupakan tanaman yang mempunyai marga yang besar , kira - klra

  • - spesies yang tersebar di daerah tropik dan subtroplk , dari pantai eampai dataran tlnggl ( dengan ketingglan meter diatas permukaan laut ) ( 1,17 ) •

  1200 1500

  2000

  Beberapa jenis tanaiaan Solanum ada yang menpu - nyai arti pentlng dan mempunyai nilal ekonomi , yaitu dapat digunakan sebagai tanaman pengan , oleh karena itu tanaman jenis Solanum tersebut sudah sejak lama di- budidayakan » antara lain Solanum tuberosum dan Sola- .

  WBL malongena

  Diaamping jenis tanaman Solanum tersebut di - atas banyak juga jenis tanaman Solanum yang tumbuh sfi bagai tanaman liar serta biasanya mengandung racun , selain itu ada juga jenis tanaman Solanum yang dapat digunakan sebagai tanaman hias ( 16 ) • Tanaman jenis Solanum mempunyai zat kandungan yang bermacam - macam , antara lain yaitu alkaloid . Alkaloid dalam tanaman jenis Solanum biasanya dalam bentuk glikoalkaloid , yang aglikonnya mempunyai inti steroid • Beberapa tyacam zat kandungan dari tanaman

  k

  jenis Solanum yang sudah diketahui ( 20 ) f misalnya - klorogenin • - demisidin * diosgenin . * heliogenin * - leptinidina * - jurubidina • - neoklorogenin * - panikulidina « ✓ - eolasodina * - eolamargina •

  g o

  • - lamarina • - sitosterol « - Golaaodulsidina . - sisalaganin .>- solanokapsina *>- aolasodamina «
  • - tomatidina «

  Kandungan solasodin ini t sudah pernah diteli- ti oleh Indrayanto ( 12 ) dari tanaman Splfinum gran - dlflorura Auct non R & P . Sodangkan Ko Kaneko dkk ( 15 ) mengisolasi dan menentukan struktur solanaviol • Kusano , G • dkk ( 1^ ) meapelajari kandungan steroid dari Solanum . xanthocarpura * Domikian juga In­ drayanto neneliti kultur jaringan dari Solanum laci - niatum dan Solsimia yang ternyata masing -

  5 masing mengandung senyawa golongan steroid dan golon£

  4 an senyawa trlterpena ( 11 ) .

  Solanum mammosnm L adalah aalah satu jenis ta­ naman Solanum yang merupakan tanaman hias , biasanya tanaman ini ditenukan di kobun - kebun atau sering ga diteraukan tumbuh sebagai tanaman liar di ladang a- tau di pinggir jalan ( 16* 19 ) . Tanaman Solanum ini dapat tumbuh di daerah tro- pik dan eubtropik , dan ternyata tanaman ini berasal- dari Amerika * Tumbuh balk di daerah dataran rendah atau di daerah dengan ketinggian 10 - 1000 meter , Tanaman Solanum mammosum L dapat Juga tumbuh pada segala jenis tanah , terraasuk juga tanah liat yang keras - Selain itu tanaman Solanum ^ammoBmq L dapat bertahan pada musim kering , hujan atau pada d& erah tergenang ( ) *

19 Napa daerah dari tqnaman Solanum aattfflosum L

  ini dikenal antara lain : dl daerah Sunda dengan nama terong eueu atau terong tete , didaerah Nuea Tengga- ra dengan nama tepel terong ( 19 ) . Zat kandungan dari tanaman £alanura maomofmm I*

  • * yang sudah diketahui adalah solasodin . Sayekti Palupi telah mengisolasi solaeodin dari Buah Solanum mafnmoBum L Sedang Telek dkk ( 1977 ) pernah melaporkan bahwa kan­

  %

  dungan solasodin dari tanaman ini antara 5*6 - 0 $7 ( 25 ) .

  6 . Morfologl tanaman figlanUB J-

2 Solanum mammoauo I* berupa herba tegak , mempu­

  nyai umur satu tahun , dengan pangkal berkayu tinggi

  9

  nya mencapal 0,7 - 1,5 meter * Bagian tanaman yang bejfc tvarnu hijau penuh dengan rambut blase dan rambut kelea jar * Daunnya penuh dengan rambut yang berbentuk bln- tang , berupa daun tunggal » helaian daunnya lebar b©£ bentuk lingkaran atau mendekati berlekuk menjarl • Pangkol daunnya lebar , bergigi kasar • Pada peraukaan daun penuh dongan duri tempel yang tercobor dan ber- warna hijau * Lebar daun cm , panjang daun - -

  

8

  21

  8

   cm | panjang tangkai daun ** I* cn ,

  23 1,5

  Tanaman Solmma namaaaum L berbunga eepanjang tahun , bunganya duduk pada cabang bereeling • Warna bunganya ungu cerah dan jumlah bunga pada cetlap ka- rangan bunga adalah lima kuntum * Panjang tangkai bu­ nga mm , berduri tempel atau tldak berduri *

  • - Kelopak bunga tlngglnya — cua sampai jauh meleblht

  9

  15

  5

  7

  tengah - tengah bunga dan terbagl lima , toju eempit dan runcing • Mahkota bunga mempunyai tlnggi cu »

  1,5

  aial luurnya berambut » terbagl sampai dekat pangkal, berwama pucat dan bergaris ditengahnya • Bunga bagi- an atae biaaanya bunga jantan , kepala eari bervi&rna kunlng belerang • Buahnya merupakan buah buni , duduk pada kelo-

  7 pak yang membeaar , panjang

  6

   cm dengan tonjolan ben- tuk putlng pada pangkalnya a atau berbentuk bulat to- Xur atau kadang - kadang berbentuk buah pir yang ter- balik * Y/arna buahnya tuning sedang bijinya berbentuk piplh dan berwarna coklat ( 19 ) *

  • * ^ifitftnatlto_tnnnnaiL-fiQlamBiL.aaiBaoBi»tt L

  3

  Divisi Speraatophyta * Anak kelae 9 * Angiospermae

  • Kolas

  Picotyledonae * Bangsa 4 » Tubiflorae * Suku

  • a Solanaceae Marga

      fialaaiia

    .

      Jenis Eeaiafifinn l k * Kromatografi...lapiaan. tiftis •

      Kroraatografi adalah suatu cara yang daprt digu- nakan untuk meaisahkan komponon zat dari canpurannya * Mekanisme proses pemisahan pada krooatografi

      1

      & pisan tipis ada beberapa macam , yaitu ; - eecara adsorbs! . - secara partial • - secara pertukaran ion « - secara filtrasi « Dari berbagai macam mekanisme tersebut , yang paling sering digunakan adalch mekanisme proses pemicafaan s& cara adsorbs! * Secara sederhana terjadinya pomisahan

      8 pada kroaatografi adsorbs! mekanieaonya dapat dljelas- kan cobogai borlkut ; Afcabila campuran zat diteteskan pada leapeng faca diaa t ttaka aula - inula oenua zat akan diadeorb- si seluruhnya oloh faoa diaa • Oleh karena kokuatan adeorbei antara molekul - molekul zat berbeda - boda naka apabila dilakukan eluaei dengan faoa gerak akan torjadl peoloahan dari ca&puran toroobut * Molekul - oolokul zat yang diadsorboi paling loaah oloh fasa dl- am t akan terbawa oloh faoa gerak koata©. schingga mem- berikan noda paling ataa * Sedang molekul * oolekul

      z a t

       yang diadoorbai paling kuat oloh faca diaa akan memborikan nOtia yang paling bavah • Sebagal faea dicn yang digunakan bornacan - m& ca» • Balaa pcrcobaan ini digunakan ailika gel G do* ngoa tebal

      0,25

      > Adapun salah satu cara pesbuatan faoa diazs lalah aula - aula faoa diao dibuat eueponoi , kemudian dira- takan diatae lenpong kaca , plsstik ataupun aluminium * Selanjutnya faoa diaa dlaktlfkan daloa oven dengan cu~ hu 100 - 200° C colama JO »enit atau 60 menit » Sebagal faaa gorak dapat digunakan polarut tun& gal atau caapuran , beberapa raacam pelarut dlsesualkan dengan caapuran zat yang dipicahkan * Facta gorak mem- punyai fungsl aoabawa molekul - nolokul zat cohingga dapat terjadi penlsahan yang compurna *

      9 tJntufc menunjukkan komponen zat yang dipisahkan tersebut , dapat digunakan lampu ultra violet atau menggunakan pereaksi penocpak noda yang sesuai . Dari kromatogram hasil penisahan yang diperoleh , dapat di­ ke tahui warna noda yang terjadi , kemudian dapat dihi- tung harga Rf nya * Harga Rf yaitu : perbandingan ja- rak yang dltempuh oleh noda dan jarak yang dltempuh oleh fasa gerak , Jarak yang dltempuh oleh noda Rf « _________________________________ Jarak yang dltempuh oleh fasa gerak Setiap zat dengan fasa gerak dan fasa diam tertentu mem punyal harga Rf yang tertentu pula ( 8,18,21 ) *

      %

       Kromatografi kolom , Kromatografi kolom biasanya digunakan untuk me- mlsahkan suatu cappuran zat menjadi komponen - kompo- nenya * Pemisahan dalam kromatografi kolos pada umura- nya berdaaarkan perbedaan adsorbsl fasa diam torhadap zat yang akan dipisahkan . Kromatografi kolom adsorbsl banyak digunakan karena pelaksanaannya mudah , alat - nya sederhana dan hasllaya cukup balk • Zat - sat yang dladsorbsl lemah oleh fasa diaa akan mengallr lebih dahulu kemudian dilkuti oleh zat yang dladsorbsl lebih kuat oleh fasa diam * Macam fil y biasa digunakan antara

      ®*1 an6

      lain silika gel dan aluminium oksida yang telah diak- tifkan * Beberapa cara penyiapan fasa diam pada kro-

      10 matografi kolom yaltu :

      9

    • * Mula - raula kolom kromatografi diisi dengan fasa

      1

      gerak yang akan digunakan • Kemudian fasa diam da- lam keadaan kering dimasukkan sedikit deml sedikit kedalam kolom kromatografi melalui corong * Setelah itu kolom kromatografi digoyang - goyang agar tidak terbentuk gelembung udara .

      

    Z • Cara kedua yaltu dengan membuat suspensi dari fasa

      diam dengan menggunakan pelarut dari fasa gerak * Kemudian suspensi tadl dituangkan dengan hati - hati kedalam kolom kromatografi sambil digoyang - goyang. Dan dijaga agar tidak terbentuk gelembuhg udara • Fasa gerak yang digunakan tergantung dari zat ~ r s , zat yang dipisahkan * apabila telab dldapatkan fasa rak yang sesuai maka fasa gerak tersebut dialirkan ke­ dalam melalui corong pisah sedikit deml sedikit . Zat yang akan dipisahkan akan keluar bersama dengan fasa gerak * Eluat yang keluar pada proses kromatografi ko­ lom ini ditampung dalam bentuk fraksi - fraksl dengan volume tefctentu * Kemudian dilakukan deteksl terhadap zat yang dipisahkan dengan menggunakan kromatografi lapisan tipis , serta disemprot dengan pereaksi penam; pak noda ( 4*8 A 3 ) * . Tln-lauan mengenal steroid .

    6 Steroid banyak ditemukan dl alam , terdapat di-

      dalam tanaman dan binatang ( ) •

      6

      11 Steroid cuatu sonyawa yang ooopunyai inti por- hldrosklopentanofenantren * Molekul jenuh steroid di- oebut gonan ( 6,2i* ) *

      i

      Gaabar 1 Struktur molekul inti steroid Steroid dapet digolongkan j I* Berdae&rfcan struktur f secara gario bocar steroid digolongjsan mcnjadi dus yaitu

      3

      steroid dengan atom karbon tldak lebih dari 21 yang dlsebut steroid sederhana dan ste­ roid yang mempunyai atom karbon lobih dari 21 » mlsalnya sterol , sapogenln steroid t alkaloid steroid dan lain - lain ( 7jl0 ) *

    2. Bcrdasarkan kerangfca molekul induknya , so-

      nyawa storold daprt dlbagi menjadi enam go­ longan , lifaat tabel 1 ( 7 ) .

      TABEL I PENGGOLONGAH STEROID BEKDASARKAN KERANGKA MOJuEKUL INDUKHYA

      IB

      M I L 1 ft

      PERPUSTAKAAN "UNIVERSJTAS A1RLANGGA'

      S U R A B A Y A

      13 Penggunaen steroid eangat luaa , mlsalnya seba« gai kardiotonik ( riigitkein. ) , prekuoor vitamin D (©£ gosterol ) , kontracepol oral ( eotrogen ) , anti in- fl&maoi ( kortikosterold )

    • * Derlvat hldrokei dari eteroid dikenal eebagai sterol ( 6 ) * Senyawa Ini di alca tordapat pada tana­ man dan blnatang , biaea diteraukan dalam faea tak ter- sabunkan ( 5 ) * Sterol pertaoa k?li ditemukan borbe& - tuk padat dengan junlah atom C , Confcoh otcrol dengan atom (koXesterol ) » atom (orgosterol ) dan atom C^Ceitoetorol ) *. kolosterol Ergosterol Sitosterol ( Stigmaetan 5-en-3ol ) Gambar 2 struktur aolokul kolootorol » ergosterol f

      (23)

      5

      dan aitoaterol

      14 Sterol yang ada dldalam tanaman pada umumnya lalah sitosterol * yang mempunyai atom C ( ) *

      23 Sitosterol berguna juga untuk monurunkan kadar kolest&

      rol dldalam darah • Selain ltu sitosterol dapat jug* cebagai bahan baku hormon steroid tertentu * £lQ£iatesia..j3^roil-. Biosintesis steroid dan doriliatnya dapat dikct& hui dengan mempelajnri produkci koleoterol » Pembentufc kan kolesterol dianggap oebagai mekanisme umum dari biosintesis steroid ( ) *

    23 Pada ion karbonlum , mempunyai nuatan posltlp , q

      pada atom C2 dan hal ini stabll oleh karena hllangnya

      ...y

      dua hidrida ( 17 . ; 13 ^ 17 ) dan hllangnya

      20

      metil { 15 ; .14 ) # Sebagai haeil migrant

      14

      8

      muatan posltlp ke atom Cg dan lepasnya oebuah proton dari atom oungkin terbentuk salah satu cincin si- klopropan » dari sikloartenol atau terbentuk

    • - kotan rangkap (1*9 dari lanosterol • Perubahan pada se~ nyawa lanosterol y.ritu dari atom C ke . steroid de­ ngan atom C g y (kolectcr?! ) mellbatkan lepasnya tlga gugus metil dan hllangnya ikaton rangkap * Serangkalan reakel ini dapat berlangsung sa - ngat tergantung pada organisms , akibatnya sejumlah hasil antara termasuk zymosterol telsh dlisolasl so­ la ingga dapat mewakili bermacam - macam tingkat trans- formasl • Adapun jalur biosintosie steroid sebagal berlkut lihat lamplran X ( ) •

      9 10f19

      1

      23

      15 Saoonln steroid . Saponin aerupakan golongan glikoaida yang te£ cobar dalam tanaman , aglikonnya berupa capogenln , aorta oaponln jsempunyai alfat yang tokoik karona cda- nya daya hetaolisa * Salah eatu capogenln ialah dioogenin , yang dapat digunakan aebagal bahan baku ointecis progeote- ron ( 13 ) * Contoh eapogenin yang lain ialah eolaco- dln yang juga berupa alkaloid steroid dan aempunyai struktur alrip dengan diocgenin , aehingga dapat juga cebagal bah^n baku progeateron (22 ) • Secara garls be&ar sapogenln ateroid dlgolong- kan aenurut ctruktur cabangnya eebagai berlkut llhat gambar 3 ( ) *

    24 Sapogenin steroid

      (alaa ) *

      1 Cabsng tanpa w Cobang ^dengan H

      ^---------- --- q, 3/

    1 Spiroetan Bukab opirdctan Spirosolon Qukan cpl

      rocolon

      sP-----

      colaoodan Tomatidan Gaabar 3 • Penggolongan ateroid nenurut atruktur cabangnya

      Siosinteeis .Bolaso&in**

      Biosintesa eolasodin didajam tanaman berasal dari fcolesterol mva HO

    • *58 HCK,
    • Hit

        — -^tomatldtn ■v A v

        1

        1

        1'

        

      v < s r

      • 5 ^ k •

        eola*odin Qambar Biosintesis solasodin

        16

        B A B j

        II BAHAN DAN METODE PENELITIAN 1* Bahan penelitian . bahan kimia dan alat -alat .

        1.1. Bahan penelitian .

        B&han penelitian yang digunakan adalah buah dari tanaman Solanum mammosum L ( terong susu ) yang diperoleh dari pasar bunga di Surabaya .

        Buah yang digunakan adalah buah yang berwarna hijau kekuningan .

        1.2. Bahan Kimia .

        Bensin super . Aseton . Asara klorida 2N . Ammonium hidroksida .

        Kloroform . n heksana . i

        Etil asetat ,p.a Metanol .p.a.

        Silika gel 60 * 254 * Pereaksi anisaldehid asam sulfat . Pereaksi Bragendorff . Pereaksi Liebermann- Burcha^d. Pereaksi Salkowski • 1«3* Alat - alat . Pendingin balik .

        18 Labu alas bulat *

        C o m g Buchnor • BeJana kronatografi . Kolom kronatografi * Gelac piala * Gelas ukur • Labu hieap * Cavan poreelin * Ponangoo air *

        . Sara fcttrJa *

        2

        . * eaminpsui.-bahan. penelitian »

        2

      1 Buah Solpnua nw^mmocua L , dicuci dari kotor-

        an - kotoran yang melekat , kenudian dipotong kocil- kecil dan dikeringkan dlbawah oinar aatahari * Lalu dlhaluakan dengan cara ditusbuk dan diayak de­ ngan ayakan \ o , 2.2, Cara eketrakni . Cara ekctrakal buah Solanum mrmmonua L ncng- gunokan pelcrut bcnoin ouper , kenmdian diaaring » fi.Xtrat dipekatkan dan dilakukan pemisahan dengan earn krooetografi kolom * Keaidu diekstraksi dengan aseton , kemudian dioaring filtrat didetokoi dengan kroaatografi lopiaaa ^ E io • Heoidu dihicirolioa do- ngan IlCl 2N t kemudian dinetralkan^ dengan HaOh 1 fl ,

        ,

        oelanjutnya diekstraksi dengan kloroform lihat cara okstrakei pada gambar

        5

      • *

        19 Serbuk

        ( buah Solanum asamogum L ) Sterol

        HC1 2N CHC1, K.L.T. Filtrat Sterol gklkosida K*L*T* Sapogenin ( Solasodin ) Gambar 5 i Skeraa cara eketraksi • , . Eelaksanaai^ekstgaksi *

        2

      3 Mula * raula ditlmbang serbuk buah Solanum pamaQ

        L seberat gram t lalu dimasukkan kedalam labu

        250

        alas bulat , ditambahkan ml bensin super dan kemudian

        750

        

      dipasang pendingin balik • Ekstraksi ini dilakukan

      pada suhu 50 - 60° C , selama 2 jam dihitung pada s&

      at pelarut mulai mendidih • Sesudah 2 jam disaring

      dengan corong Buchner , filtratnya dikumpulkan , s& dang residunya dimasukkan kembali kedalam labu alas

        

      750

      bulat dan ditambah lagi ml bensin dan diekstraksi

      lagi selama 2 jam • Proses yang sama ini dilakukan

      sebanyak lima kali • Filtrat yang didapat dari seti

      ap kali ekstraksi dikumpulkan kemudian dipekatkan

      dengan alat rotatory vaccum evaporator , sedang re­

      sidunya dikeringkan pada suhu kamar .

        Setelah kering residu dimasukkan kedalam labu

      alas bulat , tambahkan aseton 500 ml sampai residu

      tercelup semua , kemudian dipasang pendingin balik .

      Ekstraksi dilakukan pada suhu 80 - 85° C , selama 2

      jam . Setelah dua jam disaring dengan corong Buchner, residu dimasukkan kembali kedalam labu alas bulat dan

      ditambahkan lagi aseton dan diekstraksi lagi selama

      2 jam'.

        Proses yang sama ini dilakukan sebanyak lima kali . Filtrat yang didapat dari setiap kali ekstrat: si dikumpulkan kemudian dipekatkan , Filtrat ini di-

      bagi dua bagian , salah satu bagian dihidrolisa de­

      ngan HC1 Z N • Lalu masiag - masing filtrat tersebut dideteksi kandungannya dengan menggunakan kromatogrg, fi lapisan tipis • Sedang residunya dikeringkan pada suhu kamar .

        21 Kesidu yang didapat setclah diekotrokoi dengan

        ecoton , apabila eudah koring dimaoukkan kombali koda- lam labu alas bulat t selanjutnya ditambahkan ml

        200

        HC1 21? « Dipasang pondingin balik dan mulai dipanas- kon dongan penangac air pada cuhu 100°C oeXama 2 jam # Kemudian disaring , eedang residunya dicuci dengan air dan dinetralkan dengan NaOH 1 N » selanjutnya re- cidu tercobut dicuci kombali dengan air • Akhirnya rocidu yang didapat dikeringkan didaXam lemari penge- ring pado ouhu 50° G * Besidu yang telah kerlng di okstrakci dengan kloroform pada euhu 80° C dan oelanjutnya dioaring » filtratnya didotokei kandungannya dengan cara krona- ■ t tografi lapican tipis « 2.tf. U.1i krona tografi lwnlBan tloia untuk okstrnk bonsln , Uji kronatografi lapican tipis dilakukan de­ ngan beberapa tahap : Dioiapkan be Jana kroraa tografi , diridingnya 'fii- lapisi^dengan kertas earing t kemudian faoa gorak di- tuangken ke dalamnya dan bejana ddtup rapat * Bejana kromatografi yang telah jenuh dengan faea gerak di- tandai dengan kertao earing yang telah baoah eoluruhnya oleh faoa gerak tersebut * Untuk aenjenuhkan bejana kroma tografi ini dengan uap faoa gorak diperlukan wofc

        JO

        tu menit sampai oatu jam •

        22 Pelcksnnaan kromatografi lapisan tiplfi f

        Ekstrak bonsin diteteskan pada fasa diam oili- ka gol 60 kemudian dimasukkan ke dalam bejana

        9

        kromatografi yang telah jenuh dongan fasa gerak * Fasa gerak yang digunakan adalah campuran dari n hekeona d£ * ngan ©til acotat dengan perbandingan konccntrcei :

        6

        2 Eluaci dihontikan setelah fasa gerak mencapai batao

        yang toleh ditentukan . Laapong kromatografi dlkeluar kan dan dikeringkan diuriare terbuka • Kemudian dicemprot dengan penampsk noda anisal- dehid - acam culfat dan dlpanaskan dldalam oven pada suhu ° C selama eopuluh taenia , lalu amatl noda

        110

        yang terjadi ,

        2.5. Pemisahcn ekstrak benain Untuk pemisahan ekstrak benain dilakukan dengan cara kromatografi kolom * Bfiiuiapaa. lfi«Ljjtjto . Dlolapkan kolom kromatografi yang berslh , ke­ mudian dimasukkan gelac wol ke dalamnya • Dltlmbang sllika gel seberat gram dimasukkan ke dalam gelas

        66,5

        piala dan dlsuspenslkan dengan fasa gerak » lalu eua pens! tersebut dituangkan sedikit deml sedikit keda­ lam kolom kromatografi sambll digoyang - goyang • Setelah semua alllka gel masuk Kedalam kolom kroaatfli grafi maka fasa diam tersebut dibiarkcn selama 2 k jam sebolum digunak: n *

        23 gfiifitoaflaiUtEfinBto/sra t l , fcoloja .

        Ekstrak yang akan dipisahkan dicampur dengan sedikit eilika gel t kemudian dimasukkan ko dalam ka lom kronatografi sedikit demi sedikit *‘Diatas eks- trak tersobut dimasukkan gelas wo! , kemudian diali- ri dengan fasa gerak. Ekotrak yang dipisahkan tersebut ditampung da

        3

        lam bentuk fraksi - fraksi dengan volume al • Dari fraksi - frakei tersebut t untuk aengetahui adanya senyaisa steroid dilakukan test dengan kromatografi lapisan tipis , kemudian dieemprot dengan pereaksi penaiapak noda anisaldehld - asam sulfat dengan pem- banding kolesterol * Fraksi - fraksi yang memberikan harga Hf dan wam a yang sama dengan pembandlng kolesterol dlkum- pulkan oenjadi satu kemudian diuapkan , setelah itu dilakukan rekristalisasi dengan menggunakan pelarut metanol dan kloroform * . . Rskriatalisasl _za.t haeil kromatoreafl .

        2

      6 Semua fraksi yang mempunyai harga Hf yang sa­

        ma dikuopulkan menjadi eatu , kemudian dllarutkan dfi, ngan kloroform t selanjutnya ditambahkan metanol ma- ka akan terbentuk kristal '*

      2.7. Peafiratoaaa..3a.t-.jaagil. taas!-.*-stotoh.„aag.-

        ton dnn ekstrak kloroform , PemerikSaan ter ®but dilakukan dengan cara

        6

        kromatografi lapisan tlpls dan reaksl warna *

        2 U P^lokGanQaanva cetm rai^tejrlkut :

        2

      • ?a.i, KxanfitQfgalLl&pimn ,-UbIb teas-

        ballsm l

      • 3

        Pa da fasa dlao silika gel 60 ^ ^ > ditetea kan zat hasil krlstalicasl t XaXu dimasuk- kan ke daXao bejana kromatografl yang teXah dljenuhkan dengan tana gorak « KLuaci dila- kukan dengan dua toacam pelarut campuran ,

        3 yaltu

        8

        2

      • n hekoana dan etil acotat = :
        • - kloroforra dan metanoX = 9 : 1 ,

          SeteXah mencapal batas yang toXah ditontu- kan % faoa dlast dikoluctrkcn dan dikoringkan dludara terbuka * Keaudlan disenprot dengan pereakci ponampak noda anloaXdohid - a can eulfat dan dlpanaskan didalcn oven pada cu~ hu 1X0° C colooa 10 aenlt * 2.?»1»2* Pada zat haoil kriatallsnsi colaIn dldotokel dengan cara kromatografl Xaplcan tipio » juga dilrkukan rockei «arna dengan peroakei Salkowakl dan Lioberoam- Burchoi'd,

          2*7.2* Krfigatoicrafl InniBan tlttlB ekatrnk aaeton *

          Pada faea diam dltetcakan elcctrak ase-

        ton t balk yang dihidroXlca , naupun yang ti~ dak dlhidroXlsa . Juga diteteskan koXeateroX eebagai pembandlng * SeteXah kering dinaoukkan kodalara bejana kromatografl yang telafa Jenuh

        25

        oleh fasa gerak • Eluasl dilakukan dengan dua oacam fasa gerak yaitu ; n heksana : etil aaetat =

        8 : 2

         dan kloroform ; metanol *=

        9

        :

        1 .

        Setelah eluasl mencapai batas yang ditentu- kan maka fasa diaa dikeluarkan dan dikering- kan di udara terbuka • Kemudian disomprot dengan pereaksi penampak noda anisaldehld - aearn sulfat dan dipanaskan didalam oven pada suhu 100° C selama 10 menit » Pada ekstrak aseton yang dihidrolisa maupun yang tidak di- hidrolisa dilakukan juga reaksi w a m a dengan Llebermann - Burchard dan Salkowski •

        2.7.3. Kronatografi. lapisan tiuie ekstrak klorofora , Pada fasa diam diteteskan ekstrak klo­ roform | juga diteteskan dua macam pembandlng* Setelah kerlng fasa dlam tersebut dimasukkan ke dalam bejana kromatografi yang telah jenufc oleh fasa gerak • Eluasl dilakukan dengan dua macam fasa gerak yiltu i - kloroform i etil asetat = 9 : 1 * « kloroform s metanol

        = 9 5 *5

         # Untuk masing - mssing fasa gerak dilakukan dua kali $ masing - masing disemprot dengan pereaksi penampak noda anisaldehld - asam sulfat dan Dragendorff a Ekstrak kloroform ini selaln dideteksl dengan cara kromatografi lapisan tipis juga

        <l±<k>tclici ticngnn rcriicl cnron Liclrcri : UurchrrU , Salkouoki &:n Brag&adorff

        2 6

        sna -

      • * BAB XIX HASH. PENELITIAH i* BcuaiIl,.teQBaAofa:all IflPlcaft ,.tApla., gkstroK bgaoto * Fnca goralt yang digunakan n hekoana t otll asetat e 8:2. Fasa dlam silika gel 60 E Merck * Fereakol penanpak noda anlsaldehid - asam sulfat * Pada kromatografi lapioan tlple ini nongahaeilkan empat buah noda , lihat tabel II • TABEL IX HASIL KROMATOGRAFI LAPISAN TIPIS EKSTRAK BE5ISI3I Fasa gerak Bahan Karna noda Rf n hekoana : Ekstrak hljau biru , ? etil acotat « bensin ungu

        0,21 i

        aerah kecoklatan

        8

        2

        0,31 ungu 0,69

        2

        Frokci *- frakci yang mempunyai harga Rf dan vrarna noda yang Sana dengan pembanding kolestrrol ialoh frokoi ke* * 90 m Setelah reksrlotallsasl aaka didapat kriotal

        55

        yang berwarna putih kotor dan hlgrockoplc * 3* Kronatografi lm>innn tinln haall rfikyjotalisani dari

        ffiatokfrgttala •

        Digunakan dua macam faca gerak yaltu campuran n hekoana

        27

        28

        otll asetat - dan kloroform : e t U asetat =

        8 : 2 9 s l .

        Dengan pereakei penampak noda anisaldehld - asara eul - fgt serta pembanding kolesterol * > c Maka dihasilkan satu noda yang berwarna ungu untuk masing - masing fasa gerak , lihat tabel III • TABEL III HASIL KROMATOGRAFI LAPISAK TIPIS ZAT HASIL REKRISTALISASI EKSTRAK BENSIN Fasa gerak Warna noda Rf S Rf P n heksana ; etil ungu 0,21 0,21 asetat =

        8 : 2

        kloroform : etil ungu

        0,66 0,66

        asetat *

        9 : 1

        Keterangan : - Rf S = harga Rf eampel # - Rf P “ harga Rf pembanding •

        km

         Ha.sU- reatesl. warna zat hasll rekrlstallsasi dari eke- . trak. bencln . Dengan pereaksi Llebermann - Burchard * Sapel s terjadi warna hi jau biru ,

        L

        Pembanding kolesterol terjadi warna hljau biru • Dengan pereaksi Salkowskl Sampel : i terjadi warna merah

      • * Pembanding f terjadi warna raerah *