T PKKH 1302960 Chapter5

BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab IV,
maka pada bab ini akan ditarik sebuah kesimpulan hasil dari penelitian dan
pembahasan yang sudah dilakukan, serta akan dibahas mengenai rekomedasi dari
hasil penelitian ini.
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Kondisi objektif instrumen perkembangan bahasa reseptif dan bahasa
ekspresif anak tunarungu usia sekolah.
Kondisi objektif pengembangan instrumen asesmen bahasa reseptif
dan bahasa ekspresif pada anak tunarungu usia sekolah menunjukkan
bahwa belum tersedianya instrumen asesmen yang secara mendalam untuk
membahas perkembangan bahasa reseptif dan bahasa ekspresif anak
tunarungu sehingga perkembangan bahasa reseptif dan bahasa ekspresif
belum tergambarkan dengan jelas. Kemampuan bahasa reseptif dan bahasa
ekspresif anak tunarungu berbeda-beda dari anak tunarungu yang satu
dengan anak tunarungu lainnya, hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan
pada anak tunarungu dalam aspek bahasa reseptif dan bahasa ekspresifnya
pun juga berbeda-beda, perkembangan bahasa reseptif dan bahasa

ekspresif dipengaruhi oleh lingkungan sekitar anak tunarungu yang
memberikan dampak, baik positif maupun negatif terhadap perkembangan
bahasa reseptif dan bahasa ekspresif anak tunarungu.
Meskipun bahasa reseptif dan bahasa ekspresif anak tunarungu sudah
mulai terbentuk saat anak berada di usia sekolah, tetapi ada beberapa anak
tunarungu yang menunjukkan keterlambatannya dalam perkembangan
bahasanya, hal ini dapat terlihat ketika proses pembelajaran sedang
berlangsung,

saat

anak

tunarungu

tersebut

bersikap

pasif


jika

Annisa Nugraha Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN BAHASA RESEPTIF DAN BAHASA EKSPRESIF PADA ANAK
TUNARUNGU USIA SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

103

dibandingkan dengan temannya yang lain, memalingkan muka saat diajak
berkomunikasi,dan sebagainya.
2. Analisis hasil kondisi objektif dan literatur teori Myklebust dan teori
Lewis
Penelitian yang dilakukan di tiga sekolah menunjukkan bahwa
terdapat satu sekolah yang tidak memiliki instrumen asesmen, dan dua
sekolah lainnya yang memiliki instrumen asesmen tetapi seluruh aspek
perkembangan dikemas dalam satu instrumen asesmen termasuk aspek
bahasa sehingga perkembangan anak tidak tergambar dengan jelas atau
masih belum dapat tergali. Pada sekolah yang kedua terdapat kolom aspek

bahasa pada instrumen asesmennya, namun hal yang diasesmen pada
aspek bahasa ini hanyalah komponen mendengar, berbicara, dan
penggunaan alat si saja tanpa adanya pengembangan dari komponen
tersebut. Jika dilihat dari sudut pandang teori Myklebust maka hanya dua
aspek saja sesuai dengan teori perkembangan bahasa reseptif dan bahasa
ekspresif.. Dan di sekolah ketiga terdapat instrumen penelitian pada aspek
bahasa namun hanya terdapat aspek bahasa verbal dan bahasa non verbal
yang dikembangkan menjadi beberapa item instrumen sehingga aspek
perkembangan bahasa belum cukup tergali dengan menggunakan asesmen
tersebut.
Setelah

mengetahui

kondisi

objektif

instrumen


asesmen

perkembangan bahasa reseptif dan bahasa ekspresif yang belum tersedia
disetiap sekolah, maka langkah selanjutnya peneliti melakukan studi
literatur mengenai teori perkembangan bahasa reseptif dan bahasa
ekspresif pada anak tunarungu yang dikemukakan oleh Myklebust dan
Lewis.
Dalam teori Myklebust terdapat tujuh tahapan perkembangan
bahsa reseptif dan bahasa ekspresif, sedangkan pada teori Lewis terdapat
tugas perkembangan untuk anak tunarungu. Berdasarkan pada kondisi
objektif, teori Myklebust, dan teori Lewis, peneliti merumuskan beberapa
Annisa Nugraha Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN BAHASA RESEPTIF DAN BAHASA EKSPRESIF PADA ANAK
TUNARUNGU USIA SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

104

aspek dalam perkembangan bahasa reseptif dan bahasa ekspresif anak
tunarungu usia sekolah yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan anak

tunarungu dalam perkembangan bahasa reseptif dan bahasa ekspresifnya.
3. Fungsionalitas Instrumen Asesmen Bahasa Reseptif dan Bahasa Ekspresif
Pada Anak Tunarungu Usia Sekolah
a. Bentuk Draf Instrumen Asesmen Bahasa Reseptif dan Bahasa
Ekspresif Pada Anak Tunarungu Usia Sekolah
Berdasarkan pengembangan instrumen asesmen bahasa reseptif
dan ekspresif pada anak tunarungu usia sekolah yang peneliti amati,
terlihat pentingnya kebutuhan akan adanya instrumen yang bisa
menggali dan menemukan kebutuhan anak tunarungu usia sekolah
dalam perkembangan bahsa reseptif dan bahasa ekspresif. Maka pada
penelitian ini terumuskan draf pengembangan instrumen asesmen
bahasa reseptif dan ekspresif pada anak tunarungu usia sekolah.
Bentuk draf pengembangan instrumen asesmen bahasa reseptif dan
ekspresif pada anak tunarungu usia sekolah, yaitu berbentuk angket
dan dikemas menjadi buku panduan pelaksanaan asesmen yang diisi
oleh guru, dan buku kerja anak yang diisi oleh anak daaat proses
asesmen sedang dilakasanakan.
Terdapat tiga belas aspek perkembangan bahasa dalam instrumen,
yaitu aspek fungsi simbol, penguasaan kosakata, menyelesaikan tugas,
ketepatan bentuk, ketepatan tulisan, kesadaran bunyi, ketepatan

pengucapan bunyi, komunikasi, kemampuan bertanya, kemampuan
bercerita, artikulasi, membaca ujaran, dan berisyarat atau memberi
tanda. Asperkembangan bahsa tersebut selanjutnya akan dijadikan
indikator yang harus dicapai dalam instrumen asesmen bahasa reseptif
dan bahsa ekspresif anak tunarungu usia sekolah.
b. Produk Akhir (pengembangan instrumen asesmen bahasa reseptif dan
ekspresif pada anak tunarungu usia sekolah)

Annisa Nugraha Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN BAHASA RESEPTIF DAN BAHASA EKSPRESIF PADA ANAK
TUNARUNGU USIA SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

105

Produk

akhir

penelitian


ini

adalah

tersusunnya

sebuah

pengembangan instrumen asesmen bahasa reseptif dan ekspresif pada
anak tunarungu usia sekolah yang dikemas menjadi sebuah buku
panduan yang didalamnya terdapat cara melakukan asesmen dan
instrumen asesmen perkembangan bahasa reseptif dan bahsa ekspresif,
dan buku kerja siswa yang diisi oleh siswa dan didalamya terdapat
soal daributir-butir instrumen siswa yang harus dikerjakan oleh siswa
pada saat asesmen sedang berlangsung.

B. REKOMENDASI
Berdasarkan dari hasil uji keterlaksanaan yang telah peneliti lakukan,
terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan dalam instrumen asesmen

perkembangan bahasa reseptif dan bahasa ekspresif ini, maka berdasarkan
pengalaman yang peneliti temui saat melakukan penelitian, peneliti
memberikan beberapa rekomendasi pada beberapa pihak agar pengembangan
instrumen asesmen bahasa reseptif dan bahasa ekspresif yang serupa dapat
dirumuskan menjadi lebih baik lagi. Adapun rekomendasi yang diberikan
kepada :
1. Pihak Sekolah
Pada pihak sekolah diharapkan dapat mensosialisasikan hasil
penelitian mengenai pengembangan instrumen asesmen bahasa reseptif
dan bahasa ekspresif yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
perkembangan bahasa resepti dan bahasa ekspresif anak tunarungu usia
sekolah yang akan berdampak pula pada hasil belajarnya di kelas, dengan
cara memberikan printout hasil penelitian kepada setiap guru. Bagi
lembaga-lembaga yang menyelenggarakan layanan Pendidikan khusus
diharapkan untuk mengujicobakan dan menggunakan pengembangan
instrumen asesmen bahasa reseptif dan ekspresif pada anak tunarungu
usia sekolah ini dalam menggali kemampuan, kebutuhan dalam

Annisa Nugraha Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN BAHASA RESEPTIF DAN BAHASA EKSPRESIF PADA ANAK

TUNARUNGU USIA SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

106

perkembangan bahasa reseptif dan bahasa ekspresif pada anak tunarungu
usia sekolah.
2. Bagi Guru
Pada pihak guru khususnya, perlu menyadari pentingnya asesmen dan
hasil asesmen, sehingga asesmen dilakukan pada setiap anak dan hasil
asesmen akan dijadikan sebagai acuan dalam menyusun program
pembelajaran selanjutnya agar kebutuhan anak tunarungu dalam bahasa
reseptif dan bahasa ekspresif dapat terpenuhi. Hasil asesemen juga perlu
untuk disampaikan pada guru selanjutnya yang akan mengajar ank
tunarungu usia sekolah tersebut, agar guru selanjutnya mengetahui sejauh
mana perkembangan bahasa reseptif dan bahasa ekspresif pada anak
tunarungu usia sekolah yang akan menjadi peserta didiknya. Dalam
menggunakan asesmen ini, hendaknya asesor berkolaborasi dengan
orangtua. Asesmen sebaiknya digunakan diawal kali masuk sekolah,
sehingga kelebihan dan hambatan dalam perkembangan bahasa reseptif

dan bahasa ekspresif anak dapat segera diketahui dan intervensi segera
diberikan.
3. Orang Tua
Bagi orang tua anak tunarungu usia sekolah dapat memberikan
stimulus yang positif pada saat anak berada di rumah dengan
mengajaknya ia berkomunikasi dan mengenal banyak hal yang ada di
lingkungan sekitarnya, agar anak dapat lebih aktif dalam bersosialisasi.
Dan sebaiknya orangtua menjalin komunikasi dengan guru di sekolah
untuk mengetahui perkembangan pada anaknya.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Berdasarkan hasil penelitian serta pengalaman peneliti selama
penelitian berlangsung, peneliti menyadari keterbatasan informasi yang
diperoleh dari hasil penelitian. Oleh karena itu perlu diadakan penelitian
lebih lanjut mengenai perkembangan bahasa reseptif dan bahasa ekspresif
anak tunarungu usia sekolah dengan mempertimbangkan subjek
Annisa Nugraha Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN BAHASA RESEPTIF DAN BAHASA EKSPRESIF PADA ANAK
TUNARUNGU USIA SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


107

penelitian yang berbeda, kelas yang berbeda serta lokasi penelitian yang
berbeda pula, karena diharapkan hasil penelitian ini berlaku bagi seluruh
anak tunarungu usia sekolah. Peneliti berikutnya dapat melakukan
pengembangan terhadap instrumen asesmen bahasa reseptif dan bahasa
ekspresif dengan jangka waktu pelaksanaan yang lebih lama. Sehingga
dapat memberikan gambaran yang lebih baik dan dapat menemukan
penemuan baru yang dapat melengkapi kekurangan pada penelitian yang
peneliti lakukan.

Annisa Nugraha Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN BAHASA RESEPTIF DAN BAHASA EKSPRESIF PADA ANAK
TUNARUNGU USIA SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu