2015 Kejelasan Nilai Nilai

(1)

1

KEJELASAN NILAI-NILAI (Value Clarification) MELALUI

PENGAMATAN FENOMENA PERILAKU HEWAN PADA PERKULIAHAN ETOLOGI

CLARITY VALUES (Value Clarification) THROUGH OBSERVATIONS PHENOMENON OF ANIMAL BEHAVIOR

LECTURES ON ETHOLOGY

Oleh: Sukarni Hidayati, Surachman, Atik Kurniawati Jurusan Pendidikan Biologi, FMIPA,UNY

E mail sukarni saleh@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) ragam ekpesi perasaan mahasiswa setelah mengamati fenomena perilaku hewan melalui video dan (2) ragam nilai – nilai yang muncul setelah mengamati fenomena perilaku hewan melalui video.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang berupaya mengungkap dan menganalisis suatu gejala secara alamiah, yaitu ragam respon dan potensi nilai-nilai yang muncul pada mahasiswa peserta perkuliahan Etologi setelah melihat fenomena perilaku hewan melalui prorgam video. Subyek pada penelitian ini adalah semua mahasiswa peserta perkuliahan etologi semester 4 tahun 2014. Instrumen yang digunakan meliputi Value Clarification Sheet dan program video Perilaku Hewan. Teknik analisis data menggunakan analisis secara deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) ragam ekspresi perasaan mahasiswa yang muncul setelah mengamati fenomena perilaku hewan melalui video bervariasi. Ekspresi perasaan mahasiswa yang paling banyak muncul adalah takjub akan kebesaran Tuhan 19,3 %. (2) Ragam nilai–nilai (values) yang muncul setelah mengamati fenomena perilaku hewan melalui video bervariasi. Nilai (value) yang paling banyak muncul adalah kebersamaan dengan persentase 11,0 %. . Ragam dan urutan kemunculan pilihan Value terkait dengan topik yang dilihat.


(2)

2

Abstract

Clarity Values (Value Clarification) Through Observations Phenomenon Of Animal Behavior Lectures On Ethology

This study aims to determine: (1) Kind of feelings expresion of students after observing the phenomenon of animal behavior through video and (2) a variety of value appears after observing the phenomenon of animal behavior via video.

This research is descriptive research that seeks to uncover and analyze a natural phenomenon, namely the variety of responses and potential values that appear on the students participating in the course Ethology after seeing the phenomenon of animal behavior through prorgam video. Subjects in this study were all students participating in lectures ethology 4th semester of 2014. The instruments used include Value Clarification Sheet and Animal Behaviour video program. Data were analyzed using descriptive analysis.

The results showed that (1) a wide expression of the feelings of students who came after observing the phenomenon of animal behavior through video varies. Expression feeling appears most students are amazed at the greatness of God's 19.3%. (2) Variety values

(values) that appear after observing the phenomenon of animal behavior through video varies. Value (value) is the most widely appeared together with the percentage of 11.0%. , Variety and the order of appearance of Value option related to the topic being viewed.

Keywords: Value clarification, ethology

A. PENDAHULUAN

Proses pembelajaran merupakan suatu upaya sadar dan sistematis untuk mengembangkan potensi peserta didik. Potensi yang dikembangkan menyangkut potensi kognitif, afektif, dan psikimotor melalui ilmu yang dipersoalkan Pengembangan aspek afektif dalam hal ini meliputi.pengembangan sikap dan nilai- nilai tersebut dapat melalui berbagai cara, termasuk didalamnya mengamatan intensif terhadap fenomen alam (Raths,Harmin and Simon). Mengetahui sikap dan nilai-nilai yang berkembang pada peserta didik merupakan suatu hal yang penting, karena

sikap dan nilai – nilai yang selanjutnya akan mencerminkan karakter orang tersebut (Raths, Harmin and Simon, 1978 : 38).Bagi guru Biologi Pengembangan nilai- nilai terutama kejujuran, obyektifitas, dan selalu ingin tahu perlu dikembangkanmelalui kegiatan pembelajaran yang profesional dan mengacu pada proses ilmiah (Nichols, J,1995:2)

Etologi merupakan cabang biologi yang mengkaji perilaku hewan kaitannya dengan interaksi hewan- hewan tersebut pada lingkungan alaminya Pengkajian fenomena perilaku hewan ini menurut Tinbergen (Barnard, 2004: 12) dilakukan


(3)

2 baik secara proksimat maupun secara ultimat, Pengkajian proksimat dimaksudkan untuk menafsirkan fenomena perilaku hewan yang bersifat mekanistik, fisiologis, dan ontogenetis. Sedangkan pengkajian ultimat menafsirkan fenomena perilaku dalam sekala waktu evolusi.

Fenomena perilaku hewan merupakan ekpresi respon hewan terhadap lingkungan yang bersifat komplek. dan menakjubkan. Perilaku yang diekpresikan hewan sebagai suatu upaya bagi kelangsungan hidup hewan tersebut (Barnard, 2004: 14 ). Menurut Dethir & Stlellar (2006:56) terdapat berbagai pola adaptasi perilaku hewan terhadap lingkungannya mulai dari perilaku taksis pada protozoa, instingtif pada insekta dan pola learning dan reasoning pada Primata.pola perilaku tersebut selanjutnya dikatagorisasikan sebagai perilaku bawaan (Innate Behavior) dan Perlaku belajar (Learning Behavior).

Ekpresi perilaku yang bersifat bawaan ditandai dengan adanya pola yg ajek dan spesifik untuk species. Pola ini sangat komplek karena melibatkan stimilus yang spesifik dan menghasilkan respon yang spesifik pula. Pola innate sepenuhnya diatur oleh gen dan diturunkan secara herediter. Hewan dengan pola perilaku belajar mempunyai unggun gen yang potensial untu belajar. Perilaku ini sangat

adaptif dan diperoleh melalui pengalaman dan latihan.

Pengamatan fenomena perilaku hewan jika dilakukan secara langsung sangat sulit dan memerlukan waktu lama serta peluang yang khusus (Dawkins, 2007: 5). Agar fenomena perilaku dapat diamati dengan jelas diperlukan alat bantu pengamatan terutama alat perekam baik perekam suara maupun perekam gambar. Gambar yang diperoleh selanjutnya akan diolah dan dikatagorisasikan sehingnya tata urutan perilaku yang diekpresikan hewan nampak dengan jelas. Proses ini tentu saja dilakukan melalui penelitian yang sistematis oleh peneliti perilaku hewan.

Penggunaan media audio visual yang berisi rekaman tentang fenomena perilaku hewan, telah lama dipergunakan dalam perkuliahan etologi. Program yang diproduksi BBC dipergunakan untuk memperjelas fenomena pola-pola perilaku, modal dasar perilaku hewan, bioritme hewan, orientasi hewan, pola komunikasi hewan, pola migrasi hewan dan perilaku altruistik pada hewan- hewan sosial. Secara sepintas nampak bahwa penggunaan media ini sangat membantu mahasiswa dalam memahami konsep keilmuan perilaku hewan. Tidak jarang selama perkuliahan sering terungkap ekpresi kekaguman mahasiswa terhadap fenomena tersebut. Namun demikian apakah ekpresi kekaguman terhadap fenomena perilaku


(4)

3 hewan dilandasi oleh nilai- nilai tertentu, dan nilai- nilai apa saja yang potensial dapat terungkap setelah memperhatikan fenomena perilaku hewan, belum pernah diteliti. Informasi ini sangat diperlukan dalam rangka pengembangan pendidikan karakter.

B. RUMUSAN MASALAH

Permasalahan yang akan diteliti adalah:

a. Apakah pengamatan fenomena perilaku hewan lewat program Video dapat menumbuhkan ekpresi positif pada mahasiswa peserta perkuliahan etologi ? b. Ragam nilai- nilai apa saja yang

terungkap dari mahasiswa setelah mengamati fenomena perilaku hewan lewat program video ?

c. Apakah ragam ekpresi perasaan dan ragam pilihan nilai- nilai berkaitan dengan fenomena pada topik perilaku hewan yangberbeda?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui:

a. Ragam ekpesi perasaan mahasiswa setelah mengamati fenomena perilaku hewan melalui video.

b. Ragam nilai – nilai yang muncul setelah mengamati fenomena perilaku hewan melalui video. c. Kaitan antara ragam pilihan nilai-

nilai dengan topik yang dilihat.

D. MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi:

1. Pengelola program studi di jurusan Pendidikan Biologi untuk membuat suatu kebijakan dalam mengelola mahasiswa.

2. Dosen jurdik biologi dalam mengelola perkuliahan.

3. D osen etologi untuk revisi sistem perkuliahan.

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskripstif yang berupaya mengungkap dan menganalisis suatu gejala secara alamiah, yaitu ragam respon dan potensi nilai-nilai yang muncul pada mahasiswa peserta perkuliahan Etologi setelah melihat fenomena perilaku hewan melalui prorgam video

B. Subyek Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian sensus karena melibatkan semua sebanyak mahasiswa peserta perkuliahan etologi semester 4 tahun


(5)

4 2014. Jumlah responden sebanyak 135 mahasiswa.

C. Variabel Penelitian

Variabel Penelitian meliputi:

1. Pokok Bahasan yaitu perilaku komunikasi dan perilaku migrasi 2. Ragam respon mahasiswa dalam

bentuk ungkapan perasaan secara tertulis

3. Ragam pilihan Nilai – nilai (Values)

D. Instrumen Penelitian

1. Untuk mengungkap ragam perasaailaan digunakan instrumen yang memuat identits mahasiswa dan lembar ekpresi perasaan. Mahasiswa bebas menuliskan perasaannya setelah melihat fenomena perilaku hewan. Waktu yang dialokasikan untuk menuliskan perasaan ini selama 10 menit.

2. Untuk mengungkap ragam pilihan nilai –nilai ( Values) menggunakan Value Clarification Sheet yang dimodifikasi dari Value Activities yang dikembangkan oleh Louis E. Raths, 1978. Instrumen ini berisi tentang identitas mahasiswa dan 40 pilihan nilai- nilai. Mahasiswa diminta memilih 5

macam nilai- nilai dalam waktu 10 menit.

2. Program Video Perilaku Hewan : Untuk pokok bahasan perilaku komunikasi ditayangkan video karya David Atten borough produksi BBC/ Animal Planet Production tahun 2008. Judul tayangannya adalah. “Taking to The Air”. Fenomena yang di tayangkan adalah komunikasi capung, komunikasi lebah dan komunikasi Cicada. Durasi tayangan 20 menit.

Untuk pokok bahasan Perilaku migrasi hewan ditayangkan video berjudul “Greatest Wildlife” Karya David Attenborough produksi BBC- Discovery Channels tahun 2004. Fenomena yang ditayangkan adalah perilaku migrasi kepiting merah, migrasi kupu – kupu, dan migrasi salmon. Durasi tayangan 22 menit.

E. Prosedur Penelitian

1. Persiapan perkuliahan meliputi perbanyakan instrumen, penelaahan silabus, dan pembuatan Lembar Kegiatan Mahasiswa.

2. Sesuai dengan silabus dua pokok bahasan yang dipilih dalam penelitian ini perkuliahannya menggunakan model pembelajaran


(6)

5 induktif Umum. Secara umum sintaknya meliputi:

a. P resenting Example (Menyajikan fenomena) dalam tahap ini mahasiswa dihadapkan pada tayangan video yang telah disiapkan untuk perkuliahan. Mereka diminta untuk melihat fenomena perilaku yang nampak sesuai dengan pokok bahasan.

b. Closure : Mahasiswa melakukan analisis fenomena yang telah diamati secara berkelompok untuk melakukan katagorisasi dan menemukan pola- pola umum perilaku. Kegiatan ini dibantu dengan LKM (Lembar Kegiatan Mahasiswa).

c. Additional Example: pada fase ini dosen memberikan klarifikasi dan menambahkan dengan fenomena yang lain. 3. Khusus untu keperluam penelitian

pokok bahasan yang dipilih adalah Perilaku komunikasi hewan dan perilaku Migrasi hewan. Kedua pokok bahasan ini dipilih karena fenomenanya unik dan sangat spesifik. Waktu yang dialokasikan untuk kedua pokok bahasan ini

masing-masing 2 kali pertemuan (2 x 100 menit).

4. Pada pertemuan pertama, setelah apersepsi mahasiswa ditugasi untuk mengamati (melihat) fenomena perilaku melalui video. Untuk pokok bahasan Perilaku komunikasi ditayangkan video “Talking to The Air” yang antara lain memuat perilaku komnikasi capung, perilaku komunikasi lebah dan perilaku komunikasi Cicada. Durasi tayangan ini selama 20 menit.

5. Selama 30 menit berikutnya mahasiswa secara individu diminta untuk mengisi instrumen Value

Clarification dan

mengumpulkankan hasilnya.

6. Selanjutnya secara berkelompok mahasiswa melakukan analisis fenomena perilaku komunikasi dengan menggunakan LKM untuk melakukan katagorisasi dan menemukan pola umum perilaku komunikasi hewan.

7. Pada pertemuan berikutnya selama 100 menit mahasiswa menampilkan hasil kerja kelompok dan dosen melakukan klarifikasi.

8. Langkah-langkah tersebut di atas selanjutnya diulangi untuk pokok bahasan perilaku migrasi hewan. Fenomena yang ditayangkan adalah


(7)

6 “Greatest Wildlife” karya David Attenborough yang memuat fenomena perilaku migrasi hewan antara lainan perilaku migrasi kepiting merah, perilaku migrasi kupu- kupu dan perilaku migrasi salmon

F. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara deskriptif

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Data yang masuk dan dianalisis dalam penelitian ini sebanyak 113 orang untuk topik perilaku komunikasi dan121 untuk topik migrasi.

1. Ragam ekpresi Perasaan mahasiswa

Data yang dianalisis untuk mengetahui ragam ekpresi perasaan mahasiswabersumber dari 2 topik yaitu dari topik komunikasi senbanyak 113 datadan dari topik migrasi sebanyak 121 data. Jumlah data yang dianalisis untuk mengetahui ragam ekpresi perasaan sebanyak 234 data. Setelah mengamati fenomena perilaku hewan, baik fenomena perilaku komunikasi maupun fenomena perilaku migrasi, berbagai ragam perasaan

di ekpresikan secara tertulis, sebagai respon mahasiswa terhadap fenomena yang dilihatnya. Jumlah ekpresi perasaan yang di ungkapkan mahasiswa bervariasi antara 0-7 macam per individu. Ragam perasaan yang muncul sebanyak 711 macam, dan dikatagorikan menjadi 103 katagori mulai dari ungkapan Allah Maha Besar, terharu, lucu, unik, merasa kecil,termotivasi, dan lain-lain. Jika

di urutkan ragam perasaan yang muncul mulai dari kemunculan terbanyak secara berturut –turut disajikan pada Tabel 1

Tabel 1. Uratan 10 besar Ragam Perasaan yang Muncul setelah melihat fenomena perilaku hewan melalui video

No. Ragam Perasaan yang muncul

Jumlah

kemunculan

Persentase Kemun culan %)

1

Kagum akan

kebesaran Tuhan 137 19,30

2 Senang/bahagia 48 6,75

3

Kebersamaan/kasih

sayang/kekeluargaan 46 6,47

4 Penasaran/ingin tahu 42 5,91

5

Terharu/terenyuh/

kasihan/tersentuh 41 5,77


(8)

2 /mempesona

/mengesankan

7 Kerja keras 25 3,52

8

Semua yang diciptakan apapun itu

memiliki makna 25 3,52

9 Bersyukur 23 3,23

10 Tanggung jawab 19 2,67

11* Perasaan lain 278 39,1

Total 711 100

Catatan :Perasaan lain adalah ekpresi perasaan yang jumlah

kemunculannya kecil

2. Ragam pilihan Nilai – Nilai (Value)

Dalam penelitian ini diungkap pula potensi nilai- nilai yang muncul pada mahasiswa setelah mengamati fenomena perilaku hewan lewat video. Pilihan nilai – nilai yang tersedia sebanyak 40 butir, mulai dari Nilai nilai ketuhanan sampai nilai- nilai kepedulian . Pilihan nilai – nilai yang muncul sebanyak 1159 macam. Urutan pilihan nilai nilai yang muncul mulai dari pilaihan nilai terbanyak sampai urutan kesepuluh disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Urutan kemunculan pilahan nilai

–nilai pada mahasiswa setelah melihat tayangan fenomena perilaku hewan melalui video

No. Ragam Nilai- nilai ( Value)

Jumlah kemunculan

Persentase Kemunculan (%)

1 Kebersamaan 127 11

2 Ketuhanan 108 9,3

3 Kasih sayang 107 9,2

4 Tanggung jawab 97 8,4

5 Kerja keras 72 6,2

6 Rasa ingin tahu 69 6

7 Keteraturan 56 4,8

8 Kegigihan 49 4,2

9 Kreatif 48 4,1

10 Kepedulian 48 4,1

*11 Lain- lain 378 33

Total 1159 100

Catatan: Lain- lain adalah pilihan nilai- nilai yang kemunculannya kecil

Apakah potensi munculnya ragam nilai nilai pada mahasiswa terkait dengan pokok bahasan, datanya disajikan pada Tabel 3 dan Tabel 4.

Tabel 3. Ragam nilai – nilai yang muncul pada topik Perilaku komunikasi

No.

Ragam Nilai- nilai ( Value) Jumlah kemunculan Persentase Kemunculan (%)

1 Rasa ingin tahu 51 9,1

2 Kebersamaan 39 7

3 Keteraturan 37 6.6

4 Kerja keras 29 5.2

5 Kegigihan 29 5,2

6 Tanggung jawab 29 5,2

7 Ketelitian 26 4,7

8 Berja strategis 24 4,3

9 Estetika 24 4,3

10 Kreatif 24 4.3

11 Nilai- nilai lain 247 44

Total 559 100

Catatan: Lain- lain adalah pilihan nilai- nilai yang kemunculannya kecil

Tabel 4. Ragam Pilihan Nilai – nilai pada topik Perilaku M igrasi

No. Ragam Nilai- nilai ( Value) Jumlah kemunculan Persentase Kemunculan (%)

1 Kebersamaan 88 15

2 Kasih sayang 87 15

3 Tanggung Jawab 68 11

4 Kepdulian 41 6,8

5 Ketuhanan 38 6,3

6 Kerja keras 35 5,8

7 Egoistis 29 4,8


(9)

2

9 Kegigihan 20 3,3

10 Keteraturan 19 3,2

11 Nilai- nilai lain 151 25

Total 600 100

Catatan: Lain- lain adalah pilihan nilai- nilai yang kemunculannya kecil

B. Pembahasan

Memperhatikan data pada Tabel 1, nambak ragam perasaan yang muncul sebagai respon mahasiswa terhadap fenomena perilaku hewan yang dilihatnya. Kemampuan merespon (respond) termasuk dalam domain afektif pada jenjang kedua. Bambang Subali (2012: 36) menyebutkan bahwa kemampuan merespon (responding) terdiri atas dua jenis kemampuan, yaitu persetujuan pada dirinya untuk sepenuhnya merespon dan kepuasan dalam respon. Jika seseorang telah mampu menunjukkan perasaannya terhadap sesuatu berarti orang tersebut dapat dikatakan mempunyai kemampuan merespon (responding).

Fenomena perilaku hewan yang dilihat dalam penelitian ini meliputi berbagai fenomena komunikasi hewan dan berbagai fenomena migrasi hewan. Kedua fenomena ini menunjukkan suatu yang spesifik pada setiap species serta adanya pola yang stereotype, namun tetap dapat ditemukan pola- pola yng sama (Barnard, 2004 :224).Munculnya ekpresi perasaan kagum akan kebesaran Tuhan sebagai frekuensi kemunculan terbanyak nampaknya dipicu oleh adanya pola- pola yang bersifat bawaan yang sangat

komplek yang sebelumnya belum pernah dilihat. Kesadaran akan adanya fenomena yang mengagumkan tersebut akan terekpresikan sebagai kekaguman terhadap Sang Pencipta. Namun demikian adanya kenyatan bahwa tidak semua mahasiswa merespon dengan ekpresi yang sama, hal ini membuktikan adanya variasi dalam karakteristik subyek belajar. Perasan yang terekpresi mulai dari kagum akan kebesaran Tuhan, terharu, tanggung jawab, kerja keras dan lain-lain merupakan ekpresi positif yang diungkapkan mahasiswa. Mengemukan sesuatu yang positif ini sejalan dengan 18 nilai- nilai dalam pendidikan karakter.

Berdasarkan informasi pada tabel 2 nampak bahwa nilai- nilai yang muncul dari hasil pilihan mahasiswa bervariasi. Dari 40 pilihan nilai-nilai kebersamaan, ketuhanan, kasih sayang dan tanggung jawab merupakan pilihan nilai–nilai terbanyak.. Kemampuan menilai (value) berdasarkan domain afektif pada jenjang ketiga. Bambang Subali (2012: 36-37) menyebutkan bahwa kemampuan menilai atau memaknakan (valuing) terdiri atas tiga jenis kemampuan, yaitu kemampuan menerima secara baik suatu nilai, menentukan pilihan terhadap suatu nilai, dan tanggung jawab. Jika seseorang telah mampu memberi penilaian terhadap sesuatu berarti orang tersebut dapat dikatakan mempunyai kemampuan menilai


(10)

3 (value). Memperhatikan pendapat ini berarti pilihan nilai- nilai kebersamaan, ketuhanan dan kasih sayang setelah mahasiswa mengamati fenomena perilaku komunikasi dan perilaku migrasi berarti mereka menyadari adanya suatu “pesan moral”dari fenomena tersebut. Pesan moral yang dimaksud adalah adanya fenomena komunikasi menggunakan gerak

pada lebah pemandu untuk

memberitahukan arah, jumlah dan jenis

nektar yang diperolehnya

(Barnard,2004:240 ). Fenomena ini dapat diterjemahkan sebagai kebersamaan dan tanggung jawab.Fenomena lain yang dapat dimaknakan sebagai kebersamaan, ketuhanan,kasih sayang dan tanggung jawab pada peristiwa migrasi adalah fenomena pulang dan perginya sekelompok hewan dari suatu wiiayah ke wilayah yang lain secara bersama- sama. Pada peristiwa migrasi waktu, tujuan,arah perjalanan harus tepat dan harus diikuti oleh semua anggota kelompok. Individu yangmenyimpang dari ketentuan ini akan

dimangsa oleh pemangsanya

(Barnard,2004:350). Fenomena ini ditunjukkan dalam video pada perilaku migrasi kepiting merah, Kupu-kupu Monarch dan migrasi salmon.

Nilai- nilia merupakan suatu yang dipilih secara bebas dari berbagai alternatif pilihan (Raths, Harmin and Simon (1966 :

42), oleh karenanya variasi ragam pilihan nilai- nilai bersifat individual.

Satu nilai yang tidak dipilih oleh satu pun responden,dalam penelitian ini. nilai tersebut adalah nilai nasionalisme. Karena video yang ditayangkan adalah perilaku hewan, bisa dikatakan tidak satu pun mahasiswa yang menganggap tayangan tersebut memunculkan atau berhubungan dengan peristiwa yang menuntut rasa nasionalisme. Jika nasionalisme diartikan sebagai cinta tanah air, sebenarnya fenomena migrasi Salmon dan Kupu- kupu Monarch memberikan pesan tersebut. Selanjutnya ( Louis, 1978 :23) menyatakan bahwa nilai – nilai yang dimiliki seseorang dapat di dekati melalui pendekatan kejelasan nilai – nilai (Value Clarification).Pendekatan klarifikasi nilai (value clarification approach) menekankan pada usaha membantu siswa dalam mengkaji perasaan dan perbuatannya sendiri. Tugas pendidik menurut pendekatan ini ada tiga, yaitu: (1) membantu siswa untuk menyadari dan mengidentifikasi nilai-nilai, (2) membantu siswa supaya berkomunikasi secara terbuka dan jujur, baik dalam berhubungan dengan orang lain maupun dengan nilainya sendiri, dan (3) membantu siswa supaya dapat menggunakan kemampuan rasional dan kesadaran emosional, untuk memahami perasaan, nilai, dan pola tingkah lakunya sendiri. Dengan demikian,


(11)

4 jika nilai nasionalisme tidak muncul melalui cara pembelajaran ini berarti harus ada variasi cara mengajar agar semua nilai- nilai mahasiswa dapat teridentifikasi.

Memperhatikan data pada Tabel 3 dan Tabel 4 nampak danya pebedaan urutan kemunculan nilai- nilai pada mahasiswa. Nilai- nilai Kebersamaan,kerja keras, kegigihan, tanggung jawab dan kreatif muncul pada kedua topik walaupun urutannya berbeda. Untuk membahas mengapa pilihan nilai tersebut muncul nampaknya perlu dirinci tata urutan perilaku komunikasi dan perilaku migrasi yang telah dilihat dalam tayangan. Dalam hal ini contoh yang diambil adalah perilaku komunikasi perkawinan capung dan perilaku migrasi kepiting merah.

Perilaku komunikasimerupakan suatu perilaku yang spesific untuk species. Perilaku ini ditunjukkan dengan adanya pesan yang disampaikan oleh individu atau kelompok individu dan direspon oleh penerimanya dengan respon yang khas (Matthews &Matthews 2010 : 175) Banyak cara komunikasi pada hewan, salah satunya menggunakan gerakan (Matthews &Matthews 2010 : 182)

. Ritual perkawinan capung dimulai saat capung jantan dan betina menuju perairan sungai untuk menemukan teritori. Capung mengelilingi wilayah tersebut dengan cara terbang. Capung betina akan memberikan sign stimuli

berupa kepakan sayap untuk menarik capung jantan. Kepakan sayap tersebut direspon dengan terbang mendekati betina yang hinggap di ranting. Selanjutnya jantan akan mengepakkan sayapnya pelan- pelan dihadapan betina. Jika abdomen betina diangkat tegak lurus berarti betina belum terkesan pada jantan.Jantan akan terbang meninggalkan betina. Jika betina merespon kepakan sayap jantan dengan membengkokkan abdomennya ke bawah, berarti betina sedia kawin dengan jantan. Selanjutnya jantan akan mempertemukan ujung abdomennya dengan ujung abdomen betina. Gerakan pertama kali yang dilakukan jantan sebelum kopulasi, ia akan menggosok kelamin betina untuk menghilangkan sperma terdahulu, selanjutnya mereka akan melakukan kopulasi. Jantan akan mencarikan tempat untuk meletakkan telur dedaunan atau ranting yang ada dipermukaan air. Jantan akan terbang dengan ekor melingkar di atas tempat yang dipilih untuk mengkomunikasikannya dengan betinanya. Selanjutnya betina akan datang dan mulai meletakkan telurnya. Selama betina meletakkan telunnya jantan akan menjaga, bahkan memegangi betinanya agar tidak ada jantan lain yang mendekat.( Attenborgh, 2004: Video). Dengan melihat ini maka nilai kebersamaan, kasih sayang, yanggung jawab menjadi pilihan utama para mahasiswa.


(12)

5 Tata urutan perilaku migrasi kepiting merah dimulai pada bulan November saat turun pertama kali di kawasan pulau Krismas.Kepiting jantan yang pertama kali keluar, berjalan bersama- sama menuju pantai dengan jarak puluhan Km. Jumlah kepiting jantan yang melakukan perjalanan ribuan ekor. Lintasan yang dilaluinya cukup berbahaya karena harus melewati jalan raya.Setelah tiba di pantai semua kepiting jantan akan menuju kelaut untuk minum. Selanjutnya ia akan menggali lobang di tepi pantai menanti betina.

Betina yang masak kelamun akan melalukan migrasi pula seperti kepiting jantan. Dalam jumlah ribuan ekor mereka harus berjalan menuju pantai dengan lintasan yang sama dengan kepiting jantan, Setibanya di tepi pantai, mereka akan memasuki lobang yang dibuat oleh kepiting jantan karena adanya stimulus yang berupa tarian.Setelah kopulasi kepiting jantan akan kembali ke perairan darat, sedang betina akan tetap di lobang yang dibuat kepiting jantan.

Kepiting betina akan bersama- sama keluar ke pantai saat tengah malam ketika terjadi pasang tertinggi. Gelombang pasang akan membantu kepiting untuk melepaskan telur yang sudah dibuahi.Setelah semua telur dilepaskan, induk kepiting akan kembali ke perairan darat, dengan jarak dan jalur yang sama.

Anak yang telah lahir selanjutnya akan melakukan migrasi pula ke perairan darat (attenborgh, tanpa tahun : Video )

Fenomena migrasi, salmon, kepiting merah dan kupu-kupu mengikuti alur dan arah perjalanan yang jauh dan berbahaya. Agar peristiwa migrasi ini terjadi menurut Barnard (2004 :203) harus memiliki irama biologi (bioritme yang selaras dengan perubahan lingkungan, serta memiliki indera khusus yang mampu mendeteksi tanda tanda lingkungan dan perubahannya. Fenomena yang tampak sangat nyata pada peristiwa migrasi adalah kebersamaan, kedisiplinan dan tanggung jawab. Nampaknya pilihan nilai- nilai kebersamaan dan tanggung jawab lebih mudah untuk diterima, direspon dan diambil nilai- nilai moralnya.

Nilai- nilai yang fenomenanya tidak nampak, seperti nilai ketuhanan tidak muncul di topik komunikasi,namun muncul di topik migrasi. Nilai ketuhanan muncul dalam urutan ke lima. Hal ini barangkali terkait dengan kompleksitas fenomena migrasi. Pada peristiwa migrasi Bioritme hewan harus selaras dengan perubahan atau kejadian di lingkungan. Banyak faktor yang dihadapi hewan migran, seperti penentu arah, jalur dan kondisi lingkungan habitat yang dituju, semuanya harus ada dalam satu kontrol fisiologis, tidak hanya pada satu individu hewan namun satu kelompok hewan yang


(13)

6 jumlahnya ribuan ekor. Kepiting merah harus sampai ke tepi pantai tempat melepaskan telurnya pada malam hari disaat terjadi pasang tertinggi, sebabj ika tidak maka hewan tersebut akan kehilangan kesempatan untuk menetaskan telurnya. Fenomena ini tidak dapat dijelaskan hanya dengan mekanisme fisiologis saja, tetapi melibatkan sistem pengaturan yang lebih rumit. Inilah yang barangkali menimbulkan nilai- nilai ketuhanan pada topk migrasi.

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Ragam ekspresi perasaan mahasiswa yang muncul setelah mengamati fenomena perilaku hewan melalui video bermacam macam, mulai dari kagum terhadap kebesaran Tuhan, terharu, senang, merasa kecil, heran Dan lain- lain Ekspresi perasaan mahasiswa yang paling banyak muncul adalah takjub akan kebesaran Tuhan 19,3 %.

2. Ragam nilai–nilai (values) yang muncul setelah mengamati fenomena perilaku hewan melalui video bervariasi. Nilai (value) yang paling banyak muncul adalah kebersamaan dengan persentase 11,0 %.

3. Ragam pilihan nilai- nilai (value)

terkait dengan fenomena perilaku yang dilihat.

B. SARAN

1. Memperlihatkan fenomena perilaku hewan melalui program video harus tetap menjadi salah satu strategi perkuliahan etologi, karena potensial untuk mengembangkan sikap dan nilai- nilai.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih intensif untuk menemukan fenomena perilaku apa saja yang memberi peluang munculnya sikap dan nilai- nilai pada mahasiswa.

DAFTAR PUSTAKA

Atten borough ,David 2008 Taking to The Air”. VideoAnimal Planet. BBC

_______________ 2004“Greatest Wildlife Video Discovery Channels, BBC

Bambang Subali. 2012. P rinsip Asesmen dan Evaluasi P embelajaran. Yogyakarta: UNY Press.

Barnard, Chris. 2004. Animal Behaviour; Mechanism, Development, F unction and Evolution. London: Peardon Education Limited.

Carin, Arthur A & Sund Robert,B 1989. Teaching Science Through Discovery

(Sixth edition),Merrill Publishing Company Columbus


(14)

7 Dawkins, Marian S. 2007. Observing

Animal Behaviour; Design and Analysis of Quantitative Data. New York: Oxford University Press. Dethir, V.G, E. Stellar. 2006. Animal Behavior. New Jersey: Pritice-Hall.INC. Dettmer, P. (2006). New Blooms in

Established Fields: Four Domains of Learning and Doing [Versi elektronik]. Roeper Review, 28, 2, 70-78.

Louis E. Raths, Merrill Harmin, & Sidney B. Simon. 1977. Values and Teaching. Columbus, Ohio: Charles E. Merrill Publishing Co. Matthews, Robert W &Matthews Janice R

.2010 Insect Behavior . (2nd ed) Springer, London

Nichols,James.R,(2005)Values & Biology Education. The American Biology Teachers Journals Vol 57 May 2005

Raths, L.E.,. Harmin, M., & Simon, S.B. 1978. Values and Teaching (2nd ed.). Columbus: Charles E. Merrill.

Scott, Graham. 2005. Essential Animal Behavior. Oxford: Blakwell Publishing.

Tinbergen, Niko. 1970. Animal Behaviour. Nederland: Time Life International. Wilsdon, Christina. 2009. Animal

Behavior: Animal Defenses. New York: Chelsea House Publ.

Puskur Depdiknas. 2010. Bahan P elatihan P enguatan Metodologi P embelajaran Berdasarkan Nilai-nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa. Diunduh pada tanggal 5 Nopember

2014 dari

http://rumahinspirasi.com/18-nilai-dalam-pendidikan-karakter-bangsa/


(15)

(16)

(1)

4 jika nilai nasionalisme tidak muncul melalui cara pembelajaran ini berarti harus ada variasi cara mengajar agar semua nilai- nilai mahasiswa dapat teridentifikasi.

Memperhatikan data pada Tabel 3 dan Tabel 4 nampak danya pebedaan urutan kemunculan nilai- nilai pada mahasiswa. Nilai- nilai Kebersamaan,kerja keras, kegigihan, tanggung jawab dan kreatif muncul pada kedua topik walaupun urutannya berbeda. Untuk membahas mengapa pilihan nilai tersebut muncul nampaknya perlu dirinci tata urutan perilaku komunikasi dan perilaku migrasi yang telah dilihat dalam tayangan. Dalam hal ini contoh yang diambil adalah perilaku komunikasi perkawinan capung dan perilaku migrasi kepiting merah.

Perilaku komunikasimerupakan suatu perilaku yang spesific untuk species. Perilaku ini ditunjukkan dengan adanya pesan yang disampaikan oleh individu atau kelompok individu dan direspon oleh penerimanya dengan respon yang khas (Matthews &Matthews 2010 : 175) Banyak cara komunikasi pada hewan, salah satunya menggunakan gerakan (Matthews &Matthews 2010 : 182)

. Ritual perkawinan capung dimulai saat capung jantan dan betina menuju perairan sungai untuk menemukan teritori. Capung mengelilingi wilayah tersebut dengan cara terbang. Capung betina akan memberikan sign stimuli

berupa kepakan sayap untuk menarik capung jantan. Kepakan sayap tersebut direspon dengan terbang mendekati betina yang hinggap di ranting. Selanjutnya jantan akan mengepakkan sayapnya pelan- pelan dihadapan betina. Jika abdomen betina diangkat tegak lurus berarti betina belum terkesan pada jantan.Jantan akan terbang meninggalkan betina. Jika betina merespon kepakan sayap jantan dengan membengkokkan abdomennya ke bawah, berarti betina sedia kawin dengan jantan. Selanjutnya jantan akan mempertemukan ujung abdomennya dengan ujung abdomen betina. Gerakan pertama kali yang dilakukan jantan sebelum kopulasi, ia akan menggosok kelamin betina untuk menghilangkan sperma terdahulu, selanjutnya mereka akan melakukan kopulasi. Jantan akan mencarikan tempat untuk meletakkan telur dedaunan atau ranting yang ada dipermukaan air. Jantan akan terbang dengan ekor melingkar di atas tempat yang dipilih untuk mengkomunikasikannya dengan betinanya. Selanjutnya betina akan datang dan mulai meletakkan telurnya. Selama betina meletakkan telunnya jantan akan menjaga, bahkan memegangi betinanya agar tidak ada jantan lain yang mendekat.( Attenborgh, 2004: Video). Dengan melihat ini maka nilai kebersamaan, kasih sayang, yanggung jawab menjadi pilihan utama para mahasiswa.


(2)

5 Tata urutan perilaku migrasi kepiting merah dimulai pada bulan November saat turun pertama kali di kawasan pulau Krismas.Kepiting jantan yang pertama kali keluar, berjalan bersama- sama menuju pantai dengan jarak puluhan Km. Jumlah kepiting jantan yang melakukan perjalanan ribuan ekor. Lintasan yang dilaluinya cukup berbahaya karena harus melewati jalan raya.Setelah tiba di pantai semua kepiting jantan akan menuju kelaut untuk minum. Selanjutnya ia akan menggali lobang di tepi pantai menanti betina.

Betina yang masak kelamun akan melalukan migrasi pula seperti kepiting jantan. Dalam jumlah ribuan ekor mereka harus berjalan menuju pantai dengan lintasan yang sama dengan kepiting jantan, Setibanya di tepi pantai, mereka akan memasuki lobang yang dibuat oleh kepiting jantan karena adanya stimulus yang berupa tarian.Setelah kopulasi kepiting jantan akan kembali ke perairan darat, sedang betina akan tetap di lobang yang dibuat kepiting jantan.

Kepiting betina akan bersama- sama keluar ke pantai saat tengah malam ketika terjadi pasang tertinggi. Gelombang pasang akan membantu kepiting untuk melepaskan telur yang sudah dibuahi.Setelah semua telur dilepaskan, induk kepiting akan kembali ke perairan darat, dengan jarak dan jalur yang sama.

Anak yang telah lahir selanjutnya akan melakukan migrasi pula ke perairan darat (attenborgh, tanpa tahun : Video )

Fenomena migrasi, salmon, kepiting merah dan kupu-kupu mengikuti alur dan arah perjalanan yang jauh dan berbahaya. Agar peristiwa migrasi ini terjadi menurut Barnard (2004 :203) harus memiliki irama biologi (bioritme yang selaras dengan perubahan lingkungan, serta memiliki indera khusus yang mampu mendeteksi tanda tanda lingkungan dan perubahannya. Fenomena yang tampak sangat nyata pada peristiwa migrasi adalah kebersamaan, kedisiplinan dan tanggung jawab. Nampaknya pilihan nilai- nilai kebersamaan dan tanggung jawab lebih mudah untuk diterima, direspon dan diambil nilai- nilai moralnya.

Nilai- nilai yang fenomenanya tidak nampak, seperti nilai ketuhanan tidak muncul di topik komunikasi,namun muncul di topik migrasi. Nilai ketuhanan muncul dalam urutan ke lima. Hal ini barangkali terkait dengan kompleksitas fenomena migrasi. Pada peristiwa migrasi Bioritme hewan harus selaras dengan perubahan atau kejadian di lingkungan. Banyak faktor yang dihadapi hewan migran, seperti penentu arah, jalur dan kondisi lingkungan habitat yang dituju, semuanya harus ada dalam satu kontrol fisiologis, tidak hanya pada satu individu hewan namun satu kelompok hewan yang


(3)

6 jumlahnya ribuan ekor. Kepiting merah harus sampai ke tepi pantai tempat melepaskan telurnya pada malam hari disaat terjadi pasang tertinggi, sebabj ika tidak maka hewan tersebut akan kehilangan kesempatan untuk menetaskan telurnya. Fenomena ini tidak dapat dijelaskan hanya dengan mekanisme fisiologis saja, tetapi melibatkan sistem pengaturan yang lebih rumit. Inilah yang barangkali menimbulkan nilai- nilai ketuhanan pada topk migrasi.

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Ragam ekspresi perasaan mahasiswa yang muncul setelah mengamati fenomena perilaku hewan melalui video bermacam macam, mulai dari kagum terhadap kebesaran Tuhan, terharu, senang, merasa kecil, heran Dan lain- lain Ekspresi perasaan mahasiswa yang paling banyak muncul adalah takjub akan kebesaran Tuhan 19,3 %.

2. Ragam nilai–nilai (values) yang muncul setelah mengamati fenomena perilaku hewan melalui video bervariasi. Nilai (value) yang paling banyak muncul adalah kebersamaan dengan persentase 11,0 %.

3. Ragam pilihan nilai- nilai (value)

terkait dengan fenomena perilaku yang dilihat.

B. SARAN

1. Memperlihatkan fenomena perilaku hewan melalui program video harus tetap menjadi salah satu strategi perkuliahan etologi, karena potensial untuk mengembangkan sikap dan nilai- nilai.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih intensif untuk menemukan fenomena perilaku apa saja yang memberi peluang munculnya sikap dan nilai- nilai pada mahasiswa.

DAFTAR PUSTAKA

Atten borough ,David 2008 Taking to The Air”. VideoAnimal Planet. BBC

_______________ 2004“Greatest Wildlife Video Discovery Channels, BBC

Bambang Subali. 2012. P rinsip Asesmen dan Evaluasi P embelajaran. Yogyakarta: UNY Press.

Barnard, Chris. 2004. Animal Behaviour; Mechanism, Development, F unction and Evolution. London: Peardon Education Limited.

Carin, Arthur A & Sund Robert,B 1989. Teaching Science Through Discovery

(Sixth edition),Merrill Publishing Company Columbus


(4)

7 Dawkins, Marian S. 2007. Observing

Animal Behaviour; Design and Analysis of Quantitative Data. New York: Oxford University Press. Dethir, V.G, E. Stellar. 2006. Animal Behavior. New Jersey: Pritice-Hall.INC. Dettmer, P. (2006). New Blooms in

Established Fields: Four Domains of Learning and Doing [Versi elektronik]. Roeper Review, 28, 2, 70-78.

Louis E. Raths, Merrill Harmin, & Sidney B. Simon. 1977. Values and Teaching. Columbus, Ohio: Charles E. Merrill Publishing Co. Matthews, Robert W &Matthews Janice R

.2010 Insect Behavior . (2nd ed)

Springer, London

Nichols,James.R,(2005)Values & Biology Education. The American Biology Teachers Journals Vol 57 May 2005

Raths, L.E.,. Harmin, M., & Simon, S.B. 1978. Values and Teaching (2nd

ed.). Columbus: Charles E. Merrill.

Scott, Graham. 2005. Essential Animal Behavior. Oxford: Blakwell Publishing.

Tinbergen, Niko. 1970. Animal Behaviour. Nederland: Time Life International. Wilsdon, Christina. 2009. Animal

Behavior: Animal Defenses. New York: Chelsea House Publ.

Puskur Depdiknas. 2010. Bahan P elatihan P enguatan Metodologi P embelajaran Berdasarkan Nilai-nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa. Diunduh pada tanggal 5 Nopember

2014 dari

http://rumahinspirasi.com/18-nilai-dalam-pendidikan-karakter-bangsa/


(5)

(6)