S PGSD 1100440 Chapter1

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan yang harus
dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan seseorang tidak akan bisa hidup
berkembang. Dengan adanya pendidikan maka manusia dapat mempunyai
pengetahuan, kemampuan dan sumber daya manusia yang tinggi untuk
menyesuaikan diri pada zaman yang sedang berlangsung. Peningkatan teknologi
menjadi semakin canggih oleh adanya pendidikan serta cara menyesuaikan diri
dengan teknologi yang canggih pun dengan pendidikan pula. Pendidikan dapat
penting dalam berbagai hal, diantaranya dapat membuat manusia menjadi lebih
baik dan berkarakter, membantu dalam kemajuan suatu bangsa, memberikan
pengetahuan, serta dengan adanya pendidikan dapat memberikan pencerahan bagi
kehidupan manusia.
Sekolah Dasar menjadi tempat awal bagi setiap orang untuk mendapatakan
pendidikan setelah pendidikan primer yang diberikan di dalam keluarga. Berbagai
mata pelajaran menjadi penunjang agar siswa dapat hidup dengan baik,
berkarakter


dan

berpengetahuan

tinggi.

Mata

pelajaran

Pendidikan

Kewarganegaraan atau citizenship education secara substantif dan pedagogis
didesain untuk mengembangkan warga negara yang cerdas dan baik untuk seluruh
jalur dan jenjang pendidikan. Selain itu, Pendidikan Kewarganegaraan merupakan
bidang

kajian


yang

mempunyai

objek

telaah

kebajikan

dan

budaya

kewarganegaraan, menggunakan disiplin ilmu politik sebagai kerangka kerja
keilmuan pokok serta disiplin kurikuler kewarganegaraan, aktivitas social cultural
dan kajian ilmiah kewarganegaraan.
Dalam kurikulum 2006, ruang lingkup Pendidikan Kewarganegaaraan adalah
sebagai berikut. (1) persatuan dan kesatuan, (2) norma hukum dan peraturan, (3)
Hak Asasi Manusia, (4) kebutuhan warga Negara, (5) konstitusi negara, (6)

kekuasaan politik, (7) kedudukan pancasila, dan (8) Globalisasi. Pembelajaran
tersebut di sampaikan menggunakan cara yang sesuai dengan karakter siswa
sekolah dasar.
Silmi Pitriani, 2015
Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pemerintahan Pusat Di Sd
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

Pendidikan yang dari waktu ke waktu harus meningkat kualitasnya. Begitupun
mata pelajaran Pendidikan kewarganegaraan di sekolah dasar yang mengalami
berabagai perubahan pada setiap masanya. Misalnya dalam kurikulum pendidikan
tahun 2004, pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segiagama, social kultur,
bahasa, usia dan suku bangsa untuk menjadi warga Negara yang cerda, terampil,
dan berkarakter sesuai dengan amanat pancasila dan UUD 1945. Sedangkan
dalam kurikulum 2006 yang saat ini digunakan, Siswa Sekolah Dasar pun sudah
diperkenalkan dengan lembaga-lembaga Negara beserta tugas dan wewenangnya.
Negara Indonesia merupakan Negara republik yang dipimpin oleh seorang

presiden dengan UUD 1945 sebagai konstitusi hukum dasarnya. Pada pelaksanaan
pemerintahan Indonesia terdapat beberapa lembaga yang berperan, diantaranya
badan eksekutif, badan legislatif dan yudikatif. Badan eksekutif yaitu seorang
presiden dan wakil presiden yang berperan sebagai pemegang kekuasaan dengan
dibantu oleh para menteri, yang termasuk ke dalam badan legislatif yaitu MPR,
DPR dan DPD.
Peran pemerintahan dalam sebuah Negara sangat penting sehingga setiap
orang dituntut untuk mengetahui atau mengenali wewenang yang mereka miliki.
dalam penyampaian konsep pemerintahan pusat kepada siswa guru sering kali
mengalami kesulitan. Mengingat pemikiran siswa yang masih konkret dan sulit
memahami hal yang abstrak atau terbilang jauh dari kehidupan siswa dan
cenderung tidak diajarkan oleh setiap orangtua dalam sebuah keluarga.
Berdasarkan hasil observasi awal, penulis menemukan beberapa permasalahan
yang menyebabkan rendahnya tingkat pemahaman siswa mengenai konsep
pemerintahan pusat. Permasalahan yang di alami dapat diuraikan sebagai berikut.
Permasalahan pertama adalah

sebagian siswa terkesan bosan dengan

pembelajaran yang sulit dipahami karena materi tersebut terbilang abstrak.

Permasalahan yang kedua yaitu penggunaan metode yang belum tepat.
Berbagai cara dapat dilakukan untuk menciptakan pembelajaran yang
menyenangkan serta dapat mempermudah siswa untuk memahami materi yang
disampaikan. Banyak model pembelajaran, strategi, teknik atau media
pembelajaran yang dapat digunakan. Salah satu cara untuk mengatasi
Silmi Pitriani, 2015
Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pemerintahan Pusat Di Sd
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

permasalahan yang diuraikan di atas, maka dapat digunakan sebuah metode yang
dapat membuat proses pembelajaran menjadi menyenangkan yaitu metode
cooperative learning

tipe make a match. Tipe make a match adalah bentuk

pasangan dengan dipasangkan oleh materi yang cocok. Selain mendapatkan
pelajaran, siswa dapat bermain dan belajar bekerja sama dengan teman yang

lainnya. Berbagai aspek pada bagian afektif pun dapat diperoleh. Johnson &
Smith (dalam Anita Lie, 2007, hlm.5) mengemukakan bahwa “… belajar adalah
suatu proses pribadi, tetapi juga proses sosial yang terjadi ketika masing-masing
orang berhubungan dengan yang lain dan membangun pengertian dan
pengetahuan bersama.” Merujuk pula pada penelitian terdahulu yang relevan yang
di susun oleh Rita Dwi Anggraini (2011) dengan judul “penerapan model
pembelajaran make a match untuk meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas III
SDN Bareng 5 kota Malang” dengan hasil yang menyatakan bahwa penerapan
model pembelajaran make a match dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa
kelas III SDN Bareng kota Malang dengan peningkatan hasil yang signifikan dari
setiap siklusnya. Peningkatan yang dicapai yaitu sebesar 31% dengan ketuntasan
belajar siswa 89%.
Berdasarkan kondisi diatas, penelitian ini bertujuan untuk meneliti tentang
penerapan metode cooperative learning tipe make a match untuk meningkatkan
hasil belajar siswa pada materi sistem pemerintahan pusat di sd kelas IV di salah
satu sekolah dasar di kecamatan Sukasari.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah penelitian, maka rumusan umum masalah
penelitian ini adalah mengetahui “bagaimana bentuk penerapan metode

pembelajaran cooperative learning tipe make a match untuk meningkatkan hasil
belajar pemerintahan pusat pada mata pelajaran PKn di kelas IV SD?”
Kemudian untuk memperoleh jawaban dari rumusan tersebut, maka secara
khusus dibuat beberapa rumusan khusus sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pelaksanaan penerapan metode pembelajaran make a match
untuk meningkatkan hasil pembelajaran pemerintahan pusat dalam mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas IV Sekolah Dasar?
Silmi Pitriani, 2015
Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pemerintahan Pusat Di Sd
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

2. Bagaimana perkembangan hasil belajar pemerintahan pusat pada mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang menerapkan metode cooperative
learning tipe make a match?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumumusan masalah, secara umum penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui bentuk penerapan metode pembelajaran cooperative learning tipe
make a match untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sistem
pemerintahan pusat pada mata pelajaran PKn di kelas IV SD.
Secara khusus penelitian ini berupaya untuk :
1. Mengetahui proses pelaksanaan penerapan metode pembelajaran make a
match untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pemerintahan pusat
dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas IV Sekolah Dasar.
2. Mengetahui perkembangan pemahaman konsep pemerintahan pusat pada mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang menerapkan metode cooperative
learning tipe make a match.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretik
Penelitian ini diharapkan akan mendapatkan teori baru tentang metode
pembelajaran cooperative learning tipe make a match yang dapat meningkatkan
hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn di kelas IV SD pada materi sistem
pemerintahan pusat. Sehingga dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengembangan
penelitian tindakan kelas dan dapat dijadikan upaya bersama antara sekolah, guru
dan peneliti yang lain untuk memperbaiki proses pembelajaran secara menyeluruh
khususnya yang diarahkan untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa, serta

sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praksis
a. Siswa
Manfaat dari hasil penelitian bagi siswa yaitu :

Silmi Pitriani, 2015
Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pemerintahan Pusat Di Sd
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

1) Diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi sistem
pemerintahan pusat setelah belajar dengan mengikuti langkah-langkah metode
cooperative learning tipe make a match.
2) Siswa diharapkan dapat bekerjasama dengan baik bersama temannya serta
dapat berbagi pengetahuan dengan berdiskusi.
3) Siswa diharapkan memiliki rasa percaya diri dalam menyampaikan
pendapatnya.
b. Guru

1) Diharapkan menjadi bahan masukan dalam memilih metode pembelajaran
yang sesuai dengan karakteristik peserta didik serta lingkungan sekitar
khususnya dalam pembelajaran PKn pada materi sistem pemerintahan pusat
dapat digunakan metode pembelajaran cooperative learning tipe make a
match.
2) Diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru dalam pentingnya memilih dan
menggunakan strategi pembelajran di kelas agar lebih aktif, menarik dan
efisien sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
c. Sekolah
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas didalam
Sekolah, dapat mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang menarik,
efisien dan menyenangkan karena strategi, metode, teknik, dan media yang
digunakan khususnya dengan model pembelajaran yang digunakan ketika
penelitian berlangsung.
d. Peneliti
Dari hasil penelitian ini bermanfaat juga bagi Peneliti dan teman sejawat yaitu,
mereka menjadi tahu metode yang dapat dilaksanakan dalam pembelajaran supaya
pembelajaran dapat berhasil dengan baik.
e. LPTK
1) Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ini dapat meningkatkan hubungan yang

erat antara penyelenggara yaitu Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar dengan Sekolah Dasar terkait.

Silmi Pitriani, 2015
Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pemerintahan Pusat Di Sd
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

2) Meningkatkan kualitas dari lulusan PGSD yang akan terjun langsung menjadi
seorang pendidik karena telah memiliki pengalaman mengajar yang baik
terutama setelah melaksanakan penelitian ini.
3) Dengan dilakukan penelitian akan menambahkan pengetahuan untuk
mahasiswa selanjutnya, hasil dari penelitian akan membuka peluang
mahasiswa selanjutnya untuk melihat kekurangan dan kelebihan dari
penelitian ini.

Silmi Pitriani, 2015
Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pemerintahan Pusat Di Sd
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu